kata pengantar las

41
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Perkembangan zaman yang disertai oleh perkembangan ilmu pengetahuandan teknologi (IPTEK) yang pesat dewasa ini menciptakan era globalisasi dan keterbukaan yang menuntut setiap individu untuk ikut serta didalamnya, sehingga sumber daya manusia harus menguasai IPTEK serta mampu mengaplikasikannya dalam setiap kehidupan. Pengelasan merupakan bagian tak terpisahkan dari pertumbuhan peningkatan industri karena memegang peranan utama dalam rekayasa dan reparasi produksi logam. Hampir tidak mungkin pembangunan suatu pabrik tanpa melibatkan unsur pengelasan. Pada era industrialisasi dewasa ini teknik pengelasan telah banyak dipergunakan secara luas pada penyambungan batang-batang pada konstruksi bangunan baja dan konstruksi mesin. Luasnya penggunaan teknologi ini disebabkan karena bangunan dan mesin yang dibuat dengan teknik penyambungan menjadi ringan dan lebih sederhana dalam proses pembuatanya.Lingkup penggunaan teknik pengelasan dalam bidang konstruksi sangat luas,meliputi perkapalan, jembatan, rangka baja, pipa saluran dan lain sebagainya. POLITEKNIK TERPIKAT SAMBAS

Upload: eko-bellick

Post on 22-Oct-2015

258 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kata Pengantar Las

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Perkembangan zaman yang disertai oleh perkembangan ilmu

pengetahuandan teknologi (IPTEK) yang pesat dewasa ini menciptakan era

globalisasi dan keterbukaan yang menuntut setiap individu untuk ikut serta

didalamnya, sehingga sumber daya manusia harus menguasai IPTEK serta

mampu mengaplikasikannya dalam setiap kehidupan.

Pengelasan merupakan bagian tak terpisahkan dari

pertumbuhan peningkatan industri karena memegang peranan utama dalam

rekayasa dan reparasi produksi logam. Hampir tidak mungkin pembangunan

suatu pabrik tanpa melibatkan unsur pengelasan.

Pada era industrialisasi dewasa ini teknik pengelasan telah

banyak dipergunakan secara luas pada penyambungan batang-batang pada

konstruksi bangunan baja dan konstruksi mesin. Luasnya penggunaan teknologi

ini disebabkan karena bangunan dan mesin yang dibuat dengan

teknik  penyambungan menjadi ringan dan lebih sederhana dalam proses

pembuatanya.Lingkup penggunaan teknik pengelasan dalam bidang konstruksi

sangat luas,meliputi perkapalan, jembatan, rangka baja, pipa saluran dan lain

sebagainya.

Di samping itu proses las dapat juga dipergunakan untuk reparasi

misalnyauntuk mengisi lubang-lubang pada coran, membuat lapisan keras pada

perkakas,mempertebal bagian-bagian yang sudah aus dan lain-lain. Pengelasan

bukantujuan utama dari konstruksi, tetapi merupakan sarana untuk mencapai

pembuatanyang lebih baik. Karena itu rancangan las harus betul-betul

memperhatikankesesuaian antara sifat-sifat las yaitu kekuatan dari sambungan

danmemperhatikan sambungan yang akan dilas, sehingga hasil dari pengelasan

sesuaidengan yang diharapkan. Dalam memilih proses pengelasan harus dititik

beratkan pada proses yang paling sesuai untuk tiap-tiap sambungan las yang ada

padakonstruksi. Dalam hal ini dasarnya adalah efisiensi yang tinggi, biaya yang

murah, penghematan tenaga dan penghematan energi sejauh mungkin.

POLITEKNIK TERPIKAT SAMBAS

Page 2: Kata Pengantar Las

1

Mutu dari hasil pengelasan di samping tergantung dari pengerjaan lasnya

sendiri dan juga sangat tergantung dari persiapan sebelum

pelaksanaan pengelasan, karena pengelasan adalah proses penyambungan antara

dua bagian logam atau lebih dengan menggunakan energi panas.

1.2 Tujuan

1.3 Manfaat

BAB 2

DASAR TEORI

2.1.alat-alat.

Alat-alat dan bahan yang digunakan dalam praktek pengelasan dengan

menggunakan las listrik antara lain :

a.Alat Utama:

Mesin las.

Elektroda.

Tang massa dan palu massa.

Pemegang elektroda. 

POLITEKNIK TERPIKAT SAMBAS

Page 3: Kata Pengantar Las

1

b. Alat Tambahan:

Palu.

Tang penjepit.

c.Keselamatan Kerja:

Kamar las.

Kacamata kas

Sepatu dan baju.

 

2.2.Bahan.

Bahan yang dipakai dalam proses pengelasan adalah Plat Besi dengan rincian

ukuran sebagai berikut :

Panjang bahan : 200 mm.

Lebar bahan :100 mm.

Tebal bahan : 3 mm.

2.3.Dasar Teori Las Busur Listrik

Pengertian mengelas secara umum adalah suatu cara menyambung logam

denganmenggunakan panas, tenaga panas pada proses pengelasan diperlukan

untuk memanaskan bahan lasan sampai cair/leleh sehingga bahan las tersambung

dengan atau tanpa kawat las sebagai bahan pengisi. Pengelasan busur listrik

adalah cara pengelasan menggunakan busur listrik atau percikan bunga api listrik

akibat hubungan singkat antara dua kutub listrik yang teionisasi dengan udara

melalui penghantar batang elektroda yang sekaligus dapat digunakan pula sebagai

bahan tambah atau bahan pengisi dalam pengelasan.

Ada beberapa macam proses las busur listrik berdasarkan elektroda

yangdigunakannya, antara lain:

1. Las busur dengan elektroda karbon, misalnya:

a.Las busur dengan elektroda karbon tunggal 

b.Las busur dengan elektroda karbon ganda

2. Las busur dengan elektroda logam, misalnya:

a. Las busur dengan elektroda berselaput 

b. Las TIG (Tungsten Inert Gas)/GTAW

POLITEKNIK TERPIKAT SAMBAS

Page 4: Kata Pengantar Las

1

c. Las MIG/GMAW

d. Las Submerged.

Laporan ini secara khusus akan membahas Las busur listik dengan

elektroda berselaput/ terbungkus atau SMAW (Shielded Metal Arc

Welding). Proses las busur ini menggunakan elektroda berselaput sebagai bahan

tambah, busur listrik yang terjadi diantara ujung elektroda dan bahan dasar akan

mencairkan ujung elektroda dan sebagian bahan dasar, selaput elektroda yang

turut terbakar akan mencair dan menghasilkan gas yang melindungi ujung

elektroda, kawah las, busur listrik dan daerah las sekitar busur listrik

terhadap pengaruh udara luar. Bungkus/ selaput (coating electrode) yang

berfungsi sebagai fluks akan terbakar pada waktu proses berlangsung, dan gas

yang terjadi akan melindungi proses terhadap pangaruh udara luar. Cairan

pembungkus akan terapung dan membeku pada permukaan las yang disebut slag,

yang kemudian dapat dibersihkan dengan mudah.

Mesin Las Listrik 

Persyaratan dari proses SMAW adalah persediaan yang kontinyu pada electric

current (arus listrik), dengan jumlah ampere dan voltage yang cukup

baik kestabilan api las

( Arc) akan tetap terjaga.

Gambar 3. Skema proses SMAW

Dimana electric power (tenaga listrik) yang diperoleh dari welding machine

menurut jenis arus yang dikeluarkannya terdapat 3 (tiga) jenis machine yaitu :

Mesin dengan arus searah (DC)

Pada mesin arus searah (DC ) dilengkapi dengan komponen yang merubah sifat

arus bolak- balik (AC) menjadi arus searah (DC) yaitu generator, karena

arus listrik yang dipakai disini bukan berasal dari baterei, melainkan dari

generator listrik.

POLITEKNIK TERPIKAT SAMBAS

Page 5: Kata Pengantar Las

1

Mesin dengan arus bolak balik (AC)

Mesin arus bolak balik  tidak perlu dilengkapi dengan generator, tetapi

cukup dengan transformator. Karakteristik electric efficiencynya 80-85%

Mesin dengan kombinasi arus yaitu searah dan bolak balik 

Untuk mesin kombinasi AC  dan  DC dilengkapi dengan transformator

dan rectifier,dimana rectifier ini mempunyai fungsi untuk meratakan arus. 

Parameter Pengelasan

Panjang busur ( Arc Length) yang dianggap baik lebih kurang sama\

dengan elektrode yang dipakai. Untuk besarnya tegangan yang dipakai setiap

posisi pengelasan tidak sama. Misalnya elektrode 3 mm ± 6 mm, mempunyai

tegangan 20 ± 30 volt pada posisi datar, dan tegangan ini akan dikurangi antara 2

± 5 volt pada posisi diatas kepala. Kestabilan tegangan ini sangat menentukan

mutu pengelasan dan kestabilan juga dapat didengar melalui suara selama

pengelasan.

Besarnya arus juga mempengaruhi pengelasan, dimana besarnya aruslistrik pada

pengelasan tergantung dari bahan dan ukuran lasan, geometrisambungan

pengelasan, macam elektrode dan inti elektrode. Untuk pengelasan pada daerah las yang

mempunyai daya serap kapasitas panas yang tinggidiperlukan arus listrik yang

besar dan mungkin juga diperlukan tambahan panas.Sedang untuk pengelasan baja

paduan, yang daerah HAZ-nya dapat mengeras dengan mudah akibat pendinginan

yang terlalu cepat, maka untuk menahan pendinginan ini diberikan masukan

panas yang tinggi yaitu dengan arus pengelasan yang besar.

Pengelasan logam paduan, agar untuk menghindariterbakarnya unsur-

unsur paduan sebaiknya digunakan arus las yang sekecil mungkin. Juga pada

pengelasan yang kemungkinan dapat terjadi retak panas,misalnya pada

pengelasan baja tahan karat austenitik maka penggunaan panasdi usahakan

sekecil mungkin sehingga arus pengelasan harus kecil.

Kecepatan pengelasan tergantung dari bahan induk, jenis elektrode,

intielektrode, geometri sambungan, ketelitian sambungan, agar dapat mengelas

lebihcepat diperlukan arus yang lebih tinggi.

Polaritas listrik mempengaruhi hasil dari busur listrik. Sifat busur

listrik  pada arus searah (DC) akan lebih stabil daripada arus bolak-balik (AC).

POLITEKNIK TERPIKAT SAMBAS

Page 6: Kata Pengantar Las

1

Terdapat dua jenis polaritas yaitu polaritas lurus, dimana benda kerja positif dan

electrode negatip (DCEN).  Polaritas balik adalah sebaliknya. Karakteristik dari

polaritas balik  yaitu pemindahan logam terjadi dengan cara pen yemburan, maka

polaritasini mempunyai hasil pengelasan yang lebih dalam dibanding dengan polaritas

lurus(DCEN). Dari keterangan diatas dapat disimpulkan seperti pada tabel dan

gambar dibawah ini.

Teknik PengelasanAda dua cara penyalaan busur las yaitu:

Cara goresan

Caranya yaitu dengan menggoreskan ujung elektroda pada permukaan benda

kerja las, kemudian elektroda diangkat sampai ada jarak sebesar

diameter elektroda antara ujung elektroda dan permukaan benda kerja sehingga

terbentuk nyala busur yang stabil.

Cara sentuhan

Caranya yaitu ujung elektroda disentuhkan ke permukaan benda kerja sehingga

menimbulkan busur las, kemudian diangkat sampai jarak sebesar diameter

elektroda.Setelah terjadi penyalaan, maka selanjutnya dilakukan

penarikan.Penarikan dilakukan dengan menjaga kekonstanan lebar rigi las

sebesar 2xdiameter elektroda. Dengan sudut elektroda terhadap sumbu mendatar

adalah70-80º. Posisi pengelasan dalam las busur ada 4 yaitu:

  Dibawah Tangan

POLITEKNIK TERPIKAT SAMBAS

Page 7: Kata Pengantar Las

1

Posisi bawah tangan merupakan posisi pengelasan yang paling mudah

dilakukan. Oleh sebab itu untuk menyelesaikan setiap pekerjaan

pengelasansedapat meungkin di usahakan pada posisi dibawah tangan.

Kemiringan elektroda10 derajat ± 20 derajat terhadap garis vertical kearah jalan

elektroda dan 70derajat-80 derajat terhadap benda kerja.

  Tegak (vertical)

Mengelas posisi tegak adalah apabila dilakukan arah pengelasannya

keatasatau ke bawah. Pengelasan ini termasuk pengelasan yang paling sulit

karena bahan cair yang mengalir atau menumpuk diarah bawah dapat diperkecil

dengankemiringan elektroda sekitar 10 derajat-15 derajat terhadapvertikal dan 70

derajat-85 derajat terhadap benda kerja.

 Datar (horizontal)

Mengelas dengan horizontal biasa disebut juga mengelas merata

dimanakedudukan benda kerja dibuat tegak dan arah elektroda mengikuti

horizontal.Sewaktu mengelas elektroda dibuat miring sekitar 5 derajat ± 10

derajat terhadapgaris vertical dan 70 derajat ± 80 derajat kearah benda kerja.

 Di atas kepala

Posisi pengelasan ini sangat sulit dan berbahaya karena bahan cair

banyak  berjatuhan dapat mengenai juru las, oleh karena itu diperlukan

perlengkapan yangserba lengkap. Mengelas dengan posisi ini benda kerja terletak

pada bagian atas juru las dan kedudukan elektroda sekitar 5 derajat ± 20 derajat

terhadap garisvertical dan 75 derajat-85 derajat terhadap benda kerja.

Posisi datar (1G)

Pada posisi ini sebaiknya menggunakan metode weaving yaitu zigzag

dansetengah bulan Untuk jenis sambungan ini dapat dilakukan penetrasi pada

keduasisi, tetapi dapat juga dilakukan penetrasi pada satu sisi saja. Type posisi

datar (1G) didalam pelaksanaannya sangat mudah. Dapat diapplikasikan pada

material pipa dengan jalan pipa diputar.

  Posisi horizontal (2G)

Pengelasan pipa 2G adalah pengelasan posisi horizontal, yaitu pipa

pada posisi tegak dan pengelasan dilakukan secara horizontal mengelilingi

pipa.Kesukaran pengelasan posisi horizontal adalah karena beratnya sendiri

POLITEKNIK TERPIKAT SAMBAS

Page 8: Kata Pengantar Las

1

makacairan las akan selalu kebawah. Adapun posisi sudut elektrode pengelasan

pipa2G yaitu 90º. Panjang busur di usahakan sependek mungkin yaitu ½ kali

diameter elektrode las. Untuk pengelasan pengisian dilakukan dengan gerakan

melingkar dan diusahakan dapat membakar dengan baik pada kedua sisi kampuh

agar tidak terjadi cacat.

Pengelasan Vertikal (3G)

Pengelasan posisi 3G dilakukan pada material plate. Posisi 3G

inidilaksanakan pada plate dan elektrode vertikal. Kesulitan pengelasan ini

hampir sama dengan posisi 2G akibat gaya gravitasi cairan elektrode las akan

selalukebawah

Posisis horizontal pipa (5G)

Pengelasan naik Posisi pengelasan 5G pipa diletakkan pada posisi

horizontal tetap dan pengelasan dilakukan mengelilingi pipa tersebut. Supaya

hasil pengelasan baik,maka diperlukan las kancing (tack weld) pada posisi jam 5-8-11

dan 2. Mulai pengelasan pada jam 5.30 ke jam 12.00 melalui jam 6 dan kemudian

dilanjutkandengan posisi jam 5.30 ke jam 12.00 melalui jam 3.Pengelaan

turunBiasanya dilakukan pada pipa yang tipis dan pipa saluran minyak serta

gas bumi. Alasan penggunaan las turun lebih menguntungkan dikarenakan

lebih cepat dan lebih ekonomis.

2.5. Perlengkapan Keselamatan Kerja

Helm Las

Helm las maupun tabir las digunakan untuk melindungi kulit muka dan mata dari

sinar las (sinar ultra violet dan ultra merah) yang dapat merusak kulit maupun

mata, Sinar las yang sangat terang/kuat itu tidak boleh dilihat dangan mata

langsung sampai jarak 16 meter. Helm las ini dilengkapi dengan kaca khusus

yang dapat mengurangi sinar ultra violet dan ultra merah tersebut. Ukuran kaca las yang

dipakai tergantung pada pelaksanaan pengelasan. Umumnya penggunaan kaca las

adalah sebagai berikut:

1.No. 6. dipakai untuk Ias titik 

2.No. 6 dan 7 untuk pengelasan sampai 30 amper.

3. No. 6 untuk pengelasan dari 30 sampai 75 amper.

POLITEKNIK TERPIKAT SAMBAS

Page 9: Kata Pengantar Las

1

4. No. 10 untuk pengelasan dari 75 sampai 200 amper.

5. No. 12. untuk pengelasan dari 200 sampai 400 amper.

6. No. 14 untuk pangelasan diatas 400 amper.

Untuk melindungi kaca penyaring ini biasanya pada bagian luar maupun dalam

dilapisi dengan kaca putih.

Gambar. Helm las

Sarung Tangan

Sarung tangan dibuat dari kulit atau asbes lunak untuk memudahkan memegang

pemegang elektroda. Pada waktu mengelas harus selalu di pakai sepasang sarung

tangan.

Baju Las/apron

Bajulas/apron dibuat dari kulit atau dari asbes. Baju las yang lengkap dapat

melindungi badan dan sebagian kaki. Bila mengelas pada pos isi diatas kepala,

harus memakai baju las yang lengkap. Pada pengelasan posisi lainnya dapat

dipakai apron.

Gambar . baju las & sarung tangan

2.5.4 Sepatu Las

Sepatu las berguna untuk melindungi kaki dari semburan bunga api, Bila tidak

ada sepatu las, sepatu biasa yang tertutup seluruhnya dapat juga dipakai.

POLITEKNIK TERPIKAT SAMBAS

Page 10: Kata Pengantar Las

1

Gambar. Sepatu las & kamar las

 Kamar Las

Kamar Ias dibuat dari bahan tahan.api. Kamar las penting agar orang yangada

disekitarnya tidak terganggu oleh cahaya las.Untuk mengeluarkan gas, sebaiknya

kamar las dilengkapi dengan sistimventilasi: Didalam kamar las ditempatkan

meja Ias. Meja las harus bersih dari bahan-bahan yang mudah terbakar agar

terhindar dari kemungkinan terjadinya kebakaran oleh percikan terak las dan

bunga api.

Masker Las

Jika tidak memungkinkan adanya kamar las dan ventilasi yang baik, maka

gunakanlah masker las, agar terhindar dari asap dan debu las yang beracun.

Gambar. Maskel las

POLITEKNIK TERPIKAT SAMBAS

Page 11: Kata Pengantar Las

1

Temuan dan pembahasan :

1. Elektroda sering menempel, hal ini dapat dihindari dengan cara tidak

menempatkan elektroda terlalu dekat dengan benda kerja.

2. Benda kerja berlubang, hal ini terjadi karena terlalu lambat menjalankan

elektroda.

3. Pada praktek pengelasan menimbulkan cahaya yang sangat terang, karena

itu gunakanlah kaca mata las/ topeng supaya mata tidak terasa pedih di

kemudian hari.

4. Sulit untuk membuat alur las lurus, hal ini dapat diperbaiki dengan

memperbanyak latihan mengelas.

5. Bila selesai mengelas sebaiknya jangan di masukkan dalam air, karena hal

ini menyebabkan susah untuk membersihkan teraknya.

6. Dalam praktek pengelasan listrik yang paling penting diperhatikan adalah

keselamatan dan kesehatan kerja (k3).

Kesimpulan dan saran :

Dari hasil praktik las yang telah saya lakukan, saya mengambil

kesimpulan bahwa praktik las ini sangat membantu bagi saya, terutama

menambah skill , pengetahuan dan tentunya menambah pengalaman yang belum

tentu dapat saya temukan di tempat lain. Disamping itu pula keselamatan dan

kesehatan kerja merupakan hal yang sangat penting yang harus diperhatikan,

mulai dari helm, kaca mat alas, sepatu, apron dan lain-lain. Karena ketika sedang

praktik las listrik ini kita menggunakan listrik sebagai alat untuk bantu untuk

mengelas.

Dalam pengelasan las listrik yang harus diperhatikan adalah kecepatan

elekroda. Usahakan elektroda tidak berjalan dengan cepat atau terlalu lambat,

karena jika terlalu lambat akan menyebabkan lelehan elektroda menggumpal

atau akan menyebabkan benda kerja berlubang, sebaliknya jika terlalu cepat

lelehan elektroda akan kemana – mana atau tidak rapi. Sebaiknya cara

pengelasan yang baik adalah dengan mengikuti cara yang di anjurkan seperti

yang telah dibahas di atas. Aturlah jarak antara elektroda dengan benda kerja,

sehingga elektroda tidak akan menempel pada benda kerja yang lain, serta janagn

POLITEKNIK TERPIKAT SAMBAS

Page 12: Kata Pengantar Las

1

lupa untuk pengaturan amperenya. Arusnya jangan terlalu tinggi dan jangan

terlalu rendah, harus sesuai dengan angka yang tertera di bungkus elektroda. Hal-

hal semacam ini sangat perlu diperhatikan untuk mendapatkan hasil pengelesan

yang baik

RINGKASAN BENDA KERJA

JOB SHEET 1 JOB SHEET 2

Alur Las dibawah tangan

(Flat)

Sambungan Las dibawah

tangan

JOB SHEET 3 JOB SHEET 4

Alur Las Horizontal Sambungan Las Horizontal

POLITEKNIK TERPIKAT SAMBAS

Page 13: Kata Pengantar Las

1

JOB SHEET 5 JOB SHEET 6

Alur Las Vertikal Sambungan Las Vertikal

JOB SHEET 1. Membuat alur las dengan posisi dibawah tangan (flat)

a. Alat dan bahan

Alat :

1. Mesin las listrik dan perlengkapannya

2. Meja Las

3. Topeng las listrik

4. Sarung tangan

5. Apron kulit

6. Tang penjepit

7. Palu

8. Palu Terak

9. Sikat Baja

10. Penggores

11. Penitik

Bahan :

1. 1 buah besi pelat ST 37 ukuran 3 x 200 x 100 mm

2. Elektroda las ø 2,6 mm

POLITEKNIK TERPIKAT SAMBAS

Page 14: Kata Pengantar Las

1

b. Gambar kerja

c. Langkah kerja

1. Potong benda kerja dengan ukuran 200 x 100 mm.

2. Buatlah garis sebanyak 5 buah, sebagai tanda alur pengelasan dengan

menggunakan penggores atau kapur dan penitik.

3. Letakkan benda kerja diatas meja las.

POLITEKNIK TERPIKAT SAMBAS

Politeknik Negeri Pontianak

MENGELAS DATAR

D3 ME 02 0000 01 A4

KeteranganUkuranBahanNo. BagNama BagianJumlah

Skala Digambar

Diperiksa

Hadimi

Supandi

III II I Perubahan

ST 37 120x120x3

Page 15: Kata Pengantar Las

1

4. Hidupkan mesin las listrik dan atur amper/arus sesuai dengan diameter

elektroda dan ketebalan plat yang digunakan.

5. Perhatikan posisi kemiringan elektroda terhadap benda kerja pada saat

pengelasan berlangsung (60o s/d 80o terhadap arah pengelasan).

6. Lakukan proses pengelasan dengan baik dan benar

7. Jika telah selesai melakukan pengelasan angkat benda kerja dengan

menggunakan. tang dan bersihkan daerah pengelasan dengan palu terak

dan sikat baja untuk melihat hasilnya.

8. Tanyakan pada dosen jika terdapat hal-hal yang kurang dipahami.

d. Penilaian

No Uraian yang diberi nilaiNilai

Max Ses

1. Aktifitas 10

2. Rigi-rigi las 25

3. Jarak antara alur las 15

4. Kelurusan alur las 15

5. Kerapian benda kerja 10

6. Ketepatan waktu pengumpulan 10

Jumlah Point 85

POLITEKNIK TERPIKAT SAMBAS

Page 16: Kata Pengantar Las

1

JOB SHEET 2. Membuat sambungan las dengan posisi dibawah

tangan (flat)

a. Alat dan baha

Alat :

1. Mesin las listrik dan perlengkapannya

2. Meja las

3. Topeng las listrik

4. Sarung tangan

5. Apron kulit

6. Tang penjepit

7. Palu Terak

8. Palu

9. Sikat Kawat

10. Penggores

11. Penitik

Bahan :

1. 2 buah besi Pelat ST 37 ukuran 3 x 200 x 50 mm

2. Elektroda las ø 2,6 mm

POLITEKNIK TERPIKAT SAMBAS

Page 17: Kata Pengantar Las

1

b. Gambar Kerja

c. Langkah Kerja

1. Potong benda kerja dengan ukuran 200 x 50 mm sebanyak 2 buah

2. Letakkan kedua benda kerja diatas meja las sesuai gambar secara

berdampingan pada bagian sisi panjangnya dengan jarak ± 1-2 mm

3. Hidupkan mesin las listrik dan atur amper/arus sesuai dengan diameter

elektroda dan ketebalan plat yang digunakan.

4. Perhatikan posisi kemiringan elektroda terhadap benda kerja pada saat

pengelasan berlangsung (60o s/d 80o terhadap arah pengelasan).

POLITEKNIK TERPIKAT SAMBAS

Politeknik Negeri Pontianak

BUTT- JOINT

D3 ME 02 0000 02 A4

KeteranganUkuranBahanNo. BagNama BagianJumlah

Skala Digambar

Diperiksa

Hadimi

Supandi

III II I Perubahan

ST 37 120x35x3

Page 18: Kata Pengantar Las

1

5. Lakukan pengelasan titik pada kedua ujungnya. Jika tampak sudah rapi,

lakukan pengelasan penyambungan seperti gambar.

6. Jika telah selesai melakukan pengelasan angkat benda kerja dengan

menggunakan tang dan bersihkan daerah pengelasan dengan palu terak

dan sikat baja untuk melihat hasilnya.

7. Tanyakan pada dosen jika terdapat hal-hal yang kurang dipahami.

d. Penilaian

No Uraian yang diberi nilaiNilai

Max Ses

1. Aktifitas 10

2. Rigi-rigi las 25

3. Sambungan benda kerja 15

4. Kelurusan alur las 15

5. Kerapian benda kerja 10

6. Ketepatan waktu pengumpulan 10

Jumlah Point 85

POLITEKNIK TERPIKAT SAMBAS

Page 19: Kata Pengantar Las

1

JOB SHEET 3. Membuat alur las dengan posisi horizontal

a. Alat dan baha

Alat :

1. Mesin las listrik dan perlengkapannya

2. Meja las

3. Topeng las listrik

4. Sarung tangan

5. Apron kulit

6. Helm las

7. Tang penjepit

8. Palu

9. Palu Terak

10. Sikat Baja

11. Penggores

12. Penitik

Bahan :

1. 1 buah besi Pelat ST 37 ukuran 3 x 200 x 100 mm

2. Elektroda las ø 2,6 mm

POLITEKNIK TERPIKAT SAMBAS

Page 20: Kata Pengantar Las

1

b. Gambar Kerja

c. Langkah Kerja

1. Potong benda kerja dengan ukuran 200 x 100 mm

2. Buatlah garis sebanyak 5 buah, sebagai tanda alur pengelasan dengan

menggunakan penggores atau kapur dan penitik.

3. Jepit benda kerja pada dudukan yang terdapat dimeja las sehingga

memungkinkan untuk melakukan pengelasan dengan posisi horizontal.

4. Hidupkan mesin las listrik dan atur amper/arus sesuai dengan diameter

elektroda dan ketebalan plat yang digunakan.

5. Perhatikan posisi kemiringan elektroda terhadap benda kerja pada saat

pengelasan berlangsung (seperti terlihat pada gambar).

6. Lakukan pengelasan dengan baik dan benar.

POLITEKNIK TERPIKAT SAMBAS

Page 21: Kata Pengantar Las

1

7. Jika telah selesai melakukan pengelasan, lepas benda kerja dari jepitannya

dengan menggunakan tang dan bersihkan daerah pengelasan dengan palu

terak dan sikat baja untuk melihat hasilnya.

8. Tanyakan pada dosen jika terdapat hal-hal yang kurang dipahami.

e. Penilaian

No Uraian yang diberi nilaiNilai

Max Ses

1. Aktifitas 10

2. Rigi-rigi las 25

3. Jarak antara alur las 15

4. Kelurusan alur las 15

5. Kerapian benda kerja 10

6. Ketepatan waktu pengumpulan 10

Jumlah Point 85

POLITEKNIK TERPIKAT SAMBAS

Page 22: Kata Pengantar Las

1

JOB SHEET 4. Membuat Sambungan Las Horizontal

a. Alat dan bahan

Alat :

1. Mesin las listrik dan perlengkapannya

2. Meja las

3. Topeng las listrik

4. Sarung tangan

5. Apron kulit

6. Helm las

7. Tang penjepit

8. Palu Terak

9. Palu

10. Sikat Baja

11. Penggores

12. Penitik

Bahan :

1. 2 buah besi Pelat ST 37 ukuran 3 x 200 x 50 mm

2. Elektroda las ø 2,6 mm

POLITEKNIK TERPIKAT SAMBAS

Page 23: Kata Pengantar Las

1

b. Gambar Kerja

c. Langkah kerja

1. Potong benda kerja dengan ukuran 200 x 50 mm sebanyak 2 buah

2. Letakkan kedua benda kerja diatas meja las, lakukan pengelasan titik

pada kedua ujungnya dengan posisi dibawah tangan dengan jarak ± 1-2

mm.

3. Jepit benda kerja pada dudukan yang terdapat dimeja las sehingga

memungkinkan untuk melakukan pengelasan sambungan dengan posisi

horizontal.

4. Hidupkan mesin las listrik dan atur amper/arus sesuai dengan diameter

elektroda dan ketebalan plat yang digunakan.

5. Perhatikan posisi kemiringan elektroda terhadap benda kerja pada saat

pengelasan berlangsung (seperti terlihat pada gambar).

6. Lakukan pengelasan dengan baik dan benar.

7. Jika telah selesai melakukan pengelasan, lepas benda kerja dari

jepitannya dengan menggunakan tang dan bersihkan daerah pengelasan

dengan palu terak dan sikat baja untuk melihat hasilnya.

POLITEKNIK TERPIKAT SAMBAS

Page 24: Kata Pengantar Las

1

8. Tanyakan pada dosen jika terdapat hal-hal yang kurang dipahami.

d. Penilaian

No Uraian yang diberi nilaiNilai

Max Ses

1. Aktifitas 10

2. Rigi-rigi las 25

3. Sambungan benda kerja 15

4. Kelurusan alur las 15

5. Kerapian benda kerja 10

6. Ketepatan waktu pengumpulan 10

Jumlah Point 85

POLITEKNIK TERPIKAT SAMBAS

Page 25: Kata Pengantar Las

1

JOB SHEET 5. Membuat alur las dengan posisi vertikal naik

a. Alat dan baha

Alat :

1. Mesin las listrik dan perlengkapannya

2. Meja las

3. Topeng las listrik

4. Sarung tangan

5. Apron kulit

6. Helm las

7. Tang penjepit

8. Palu

9. Palu Terak

10. Sikat Baja

11. Penggores

12. Penitik

Bahan :

1. 1 buah besi Pelat ST 37 ukuran 3 x 200 x 100 mm

2. Elektroda las ø 2,6 mm

POLITEKNIK TERPIKAT SAMBAS

Page 26: Kata Pengantar Las

1

b. Gambar Kerja

c. Langkah Kerja

1. Potong benda kerja dengan ukuran 200 x 100 mm

2. Buatlah garis sebanyak 5 buah, sebagai tanda alur pengelasan dengan

menggunakan penggores atau kapur dan penitik.

3. Jepit benda kerja pada dudukan yang terdapat dimeja las sehingga

memungkinkan untuk melakukan pengelasan dengan posisi vertikal

naik.

4. Hidupkan mesin las listrik dan atur amper/arus sesuai dengan diameter

elektroda dan ketebalan plat yang digunakan.

POLITEKNIK TERPIKAT SAMBAS

Page 27: Kata Pengantar Las

1

5. Perhatikan posisi kemiringan elektroda terhadap benda kerja pada saat

pengelasan berlangsung (seperti terlihat pada gambar).

6. Lakukan pengelasan dengan baik dan benar.

7. Jika telah selesai melakukan pengelasan, lepas benda kerja dari

jepitannya dengan menggunakan tang dan bersihkan daerah pengelasan

dengan palu terak dan sikat baja untuk melihat hasilnya.

8. Tanyakan pada dosen jika terdapat hal-hal yang kurang dipahami.

f. Penilaian

No Uraian yang diberi nilaiNilai

Max Ses

1. Aktifitas 10

2. Rigi-rigi las 25

3. Jarak antara alur las 15

4. Kelurusan alur las 15

5. Kerapian benda kerja 10

6. Ketepatan waktu pengumpulan 10

Jumlah Point 85

POLITEKNIK TERPIKAT SAMBAS

Page 28: Kata Pengantar Las

1

JOB SHEET 6. Membuat sambungan las dengan posisi vertikal naik

a. Alat dan bahan

Alat :

1. Mesin las listrik dan perlengkapannya

2. Meja las

3. Topeng las listrik

4. Sarung tangan

5. Apron kulit

6. Helm las

7. Tang penjepit

8. Palu Terak

9. Palu

10. Sikat Baja

11. Penggores

12. Penitik

Bahan :

1. 2 buah besi Pelat ST 37 ukuran 3 x 200 x 50 mm

2. Elektroda las ø 2,6 mm

POLITEKNIK TERPIKAT SAMBAS

Page 29: Kata Pengantar Las

1

b. Gambar Kerja

c. Langkah kerja

1. Potong benda kerja dengan ukuran 200 x 50 mm sebanyak 2 buah

2. Letakkan kedua benda kerja diatas meja las, lakukan pengelasan titik

pada kedua ujungnya dengan posisi dibawah tangan dengan jarak ± 1-2

mm.

3. Jepit benda kerja pada dudukan yang terdapat dimeja las sehingga

memungkinkan untuk melakukan pengelasan sambungan dengan posisi

horizontal.

4. Hidupkan mesin las listrik dan atur amper/arus sesuai dengan diameter

elektroda dan ketebalan plat yang digunakan.

POLITEKNIK TERPIKAT SAMBAS

90o100o-110o

Page 30: Kata Pengantar Las

1

5. Perhatikan posisi kemiringan elektroda terhadap benda kerja pada saat

pengelasan berlangsung (seperti terlihat pada gambar).

6. Lakukan pengelasan dengan baik dan benar.

7. Jika telah selesai melakukan pengelasan, lepas benda kerja dari

jepitannya dengan menggunakan tang dan bersihkan daerah pengelasan

dengan palu terak dan sikat baja untuk melihat hasilnya.

8. Tanyakan pada dosen jika terdapat hal-hal yang kurang dipahami.

d. Penilaian

No Uraian yang diberi nilaiNilai

Max Ses

1. Aktifitas 10

2. Rigi-rigi las 25

3. Sambungan benda kerja 15

4. Kelurusan alur las 15

5. Kerapian benda kerja 10

6. Ketepatan waktu pengumpulan 10

Jumlah Point 85

POLITEKNIK TERPIKAT SAMBAS

Page 31: Kata Pengantar Las

1

POLITEKNIK TERPIKAT SAMBAS