laporan uji kekerasan

43
1 LAPORAN PRAKTIKUM UJI KEKERASAN DISUSUN OLEH: NAMA :GEGE JULIANTONO NIM :3201102083 KELAS :III C KELOMPOK :I LAPORAN PENGUJIAN METROLOGI JURUSAN TEKNIK MESIN POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK 2013

Upload: dicky-ceperist-pontianak

Post on 09-Feb-2016

535 views

Category:

Documents


52 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Uji Kekerasan

1

LAPORAN PRAKTIKUM

UJI KEKERASAN

DISUSUN OLEH:

NAMA :GEGE JULIANTONO

NIM :3201102083

KELAS :III C

KELOMPOK :I

LAPORAN PENGUJIAN METROLOGI

JURUSAN TEKNIK MESIN

POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

2013

Page 2: Laporan Uji Kekerasan

2

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah kehadiran Allah SWT dan atas

berkat rahmat serta hidayah-nya, sehingga mahasiswa dapat menyelesaikan tugas laporan uji

kekerasan ini dengan tepat pada waktunya meskipun masih banyak terdapat kekurangannya.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Agus Suhermanto S.T.,M.Eng

sebagai pengajar karena beliau telah mengajarkan dan bersedia membagikan ilmunya

kepada saya sehingga saya dapat menyusun laporan praktek ini. Terima kasih juga saya

ucapkan kepada teman-teman sekelompok, dan pihak-pihak lain yang turut membantu

penyusunan laporan penelitian ini sehingga dapat dinikmati oleh pembaca.

Tugas ini ditujukan khususnya bagi sipenulis sendiri maupun pembaca

dilingkungan teknik mesin yang ingin mempelajari materi mengenai uji kekerasan. Tugas ini

membahas secara sederhana tentang dasar-dasar ilmu dan praktikum mengenai uji kekerasan.

Sasaran dari pembahas materi ini dikupas secara praktis dan jelas yang disesuaikan dengan

konsumsi keteknik mesinan dengan dilengkapi dengan contoh contoh gambar serta

penjelasan disetiap gambar, guna melatih pembaca untuk mengenali dan mengingat bagian

dari pengujian kekerasan.

Pada akhirrnya penulis berharap agar tugas ini dapat di manfaatkan sebagai

referensi atau materi pegangan mengenai uji kekerasan, namun sebagai mahasiswa penulis

mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi pengembangan, modifikasi dan lain

lain untuk perbaikan dikemudian hari.

Mudah-mudahan tugas ini bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya.

Penulis,

GEGE JULIANTONO

Mahasiswa Politeknik Negeri Pontianak

Jurusan Teknik Mesin

Page 3: Laporan Uji Kekerasan

3

DAFTAR ISI

Halaman

COVER.......................................................................................................... i

PRAKATA .................................................................................................. ii

DAFTAR ISI ............................................................................................... iii

TUJUAN ..................................................................................................... 1

LANDASAN TEORI.................................................................................... 1

PERALATAN YANG DI PAKAI ............................................................... 7

KESELAMATAN KERJA ........................................................................... 7

LANGKAH KERJA DAN PROSEDUR PERAKTEK ............................... 7

GAMBAR PENGUJIAN KEKERASAN ............................................................. 8

ANALISA .................................................................................................... 10

KESIMPULAN ............................................................................................ 10

Page 4: Laporan Uji Kekerasan

4

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Dalam dunia teknik, khususnya teknik mesin kita sering berkecimpung dengan

yang namanya baja. Terkadang kita juga belum mengerti tmengenai unsur unsur

yang terkandung didalam baja tersebut, kekuatannya dan struktur baja tersebut.

Mungkin kita sering tertipu dengan barang dari pasaran yang terkadang ada yang

bilang kalau baja yang akan kita beli memiliki kakuatan yang cukup bagus akan

tetapi baja tersebut sifatnya tidak sesuai dengan kriteria yang kita harapkan.

Oleh sebab itu dalam pemilihan bahan-bahan tersebut haruslah diketahui

bagaimana kekuatannya dan strukturnya serta sifat-sifat dari suatu bahan yang

digunakan. Untuk mengetahui hal tersebut dapat dilakukan beberapa percobaan

yang biasa kita kenal dengan hardness test, spark test dan profiloum test.

Berdasarkan pada persyaratan tersebut maka ketiga metode tersebut pengujian

kekerasan yang dibakukan pemakaiannya adalah :

a) Pengujian kekerasan dengan cara penekanan (Indentation Test)

b) Pengujian kekerasan dengan cara goresan (Scratch Test)

c) Pengujian kekerasan dengan cara Dinamik (Dynamic Tes)

Percobaam yang sifatnya distruktive (merusak) yaitu dengan jalan menggerinda

bahan. Yang perlu diperhatikan pada saat terjadinya percikan bunga api adalah:

a) Warna Percikan,

b) Jangkauan percikan,

c) Kembang api, dan

d) Jenis percikan.

Setelah mendapat data-data tersebut, kemudian kita dapat menganalisa dari

jenis apa bahan tersebut di buat serta dapat membandingkan data hasil

pengamatan dengan data yang ada pada literatur.

1.2 Tujuan

Tujuan pengujian bahan adalah :

a) Dapat menunjukkan mikro struktur dari logam dan paduannya

b) Dapat mengetahui perubahan struktur mikro yang mempengaruhi sifat-

sifat mekanis logam pada struktur las.

Page 5: Laporan Uji Kekerasan

5

c) Dapat membedakan macam-macam bahan dengan melihat mikro

strukturnya

d) Membedakan jenis logam yang akan diuji.

e) Mengetahui kelompok karbon logam dengan mengamati percikan.

f) Membedakan kekerasan logam melalui pengamatan loncatan bunga api

pada setiap bahan yang di uji.

g) Mengetahui karakteristik logam dengan mengamati loncatan bunga api

pada setiap bahan yang diuji.

h) Menganalisa data dari hasil pengamatan yang kita peroleh.

1.3 Manfaat

Manfaat pengujian bahan adalah :

a) Mahasiswa dapat mengetahui tingkat kekerasan bahan material berupa besi

melalui pengujian ini.

b) Mahasiswa mampu menyelesaikan job sheet praktek pengujian kekerasan.

BAB II. TEORI DASAR

Kekerasan adalah ketahanan suatu bahan terhadap deformasi permanen oleh penetrasi

dari benda lain yang lebih keras. Kekerasan adalah suatu sifat bahan yang sebagian besar

dipengaruhi oleh unsur – unsur paduannya. Kekerasan suatu bahan merupakan sifat yang

penting, karena kekerasan bahanlah yang menentukan kemudahan penggarapannya dan

menentukan ketahanan ausnya.

Karbon didalam besi secara pasti mempengaruhi kualitas baja, dan kekerasan yang

dibutuhkan dapat dicapai dengan perlakuan panas. Dari beberapa riset yang dilakukan,

bahwa bahan akan berubah kekerasannya bila dikerjakan dengan Cold Worked.

Sebelum melakukan pengujian, benda kerja harus terlebih dahulu dihaluskan

permukaannya sehingga licin dan mengkilat, dan dalam pengerjaannya tidak boleh

menimbulkan perubahan struktur logam yang akan diuji.

Bentuk yang paling umum dalam pengujian kekerasan bahan adalah menggunakan

pembuat lekukan (Indentor) standar yang ditekan pada permukaan benda uji. Hasil

lekukan yang terjadi memberikan harga kekerasan.

Page 6: Laporan Uji Kekerasan

6

Harga Kekerasan tidak mempunyai standar atau skala yang mutlak, oleh karena harga

kekerasan dari suatu jenis pengujian memiliki skala tersendiri, walaupun terdapat

beberapa hubungan dari skala yang satu dengan skala yang lainnya.

Untuk mengetahui kekerasan suatu bahan dapatlah dilakukan dengan beberapa metode

yaitu :

Pengujian Brinnell.

Pengujian Vickers.

Pengujian Rockwell.

Pengujian Pukul Takik.

Pengujian Rockwell adalah pengujian yang paling sering digunakan karena dengan

metode ini harga kekerasan dapat langsung dibaca.

1. Metode Brinell.

Dasar pengujian ini adalah pengujian terdiri dari pemberian beban dari sebuah bola baja

yang berdiameter D, dengan beban F terhadap benda kerja dan dengan mengukur

diameter rata-rata dari beban indentasi pada permukaan benda setelah beban dilepaskan

atau dihilangkan. Kekerasan Brinell (HB) merupakan hasil bagi yang di dapat dari

pembagian beban F (Kg) dengan kurva luas permukaan indentasi (mm2), di mana kurva

permukaan tersebut dianggap sebagai suatu bagian dari bola yang berdiameter tadi.

Dari pernyataan diatas maka dapatlah dirumuskan beberapa simbol seperti tersebut di

bawah ini.

Tabel 1. Rumusan simbol pengujian Kekerasan dengan metode Brinell.

NO SIMBOL KETERANGAN SATUAN

1

2

3

4

D

F

D

HB

Diameter bola baja (Indentor)

Beban Pengujian

Diameter rata-rata indentasi

Kekerasan Brinell

= indentasipermukaanLuas

pengujianBeban

=)((

222 dDDD

F

mm

Kgf

mm

HB

Page 7: Laporan Uji Kekerasan

7

5 H Kedalaman indentasi mm

2

1

5

h

3 d

Gambar 1. Penekanan penetrator pada benda kerja.

Rumus di dalam tabel dapat di buktikan sebagai berikut:

Dalam segitiga AOZ

R2 = AZ2 + X2

X2 = R2 – AZ2

X = 22 AZR

AZ = 0,5 d. A d B t

R = 0,5 D. D

Gambar 2. Indentor bola baja.

Maka X= 22 )5,0()5,0( dD

X= 22 75,075,0 dD

X= )22(2

1dD

Dapat di lihat bahwa R = t + X

t = R – X

t = 0,5.D – 0,5 )( 22 dD

dimana:

FD

0

Page 8: Laporan Uji Kekerasan

8

A = Luas tembereng (mm2)

A = 2 R t

A = 2 0,5 D (0,5 D – 0,5 )( 22 dD

A = 0,5 D (D - 22 dD

Untuk kekerasan Brinell ditemukan dengan membagi gaya pada luasa tembereng bola.

Kekerasan Brinell = bolatemberengluas

gayaatau HB =

A

F

Sehingga HB = A

F

HB = 22

2

1dDDD

F

HB = 22

2

dDDD

F

Jadi rumus untuk mencari kekerasan Brinell telah terbukti.

Tabel 2. Spesifikasi pengujian dengan metode Brinell.

Load ratio

D

Ball DiameterBrinell

Hardness Range

Application10

N (KP)

5

N (KP)

2,5

N (KP)

1,25

N (KP)

1

N (KP)

30

10

5

2,5

1,25

292,2

(3000)

9807

(1000)

4903

(500)

2452

(250)

1226

(125)

7355

(750)

2450

(250)

1225

(125)

612,9

(62,5)

386

(31,2)

18,39

(187,5)

612,4

(62,5)

306

(31,2)

152,98

(15,6)

78,49

(7,8)

459,92

(469)

152,98

(15,6)

76,49

(7,8)

38,25

(3,9)

19,81

(2,0)

294,2

(300)

96,07

(420)

49,03

(5)

2452

(2,5)

11,77

(1,2)

143 – 945

48 – 315

23,8 – 315

119 – 79

8,0 – 39

Steel, grey cast iron.

Non-metals, grey cast iron.

Aluminium, heat treated

Aluminium, annealed

Bearing Metals.

Lead.

Page 9: Laporan Uji Kekerasan

9

0,5 490,3

(50)

1225,5

(12,5)

3040

(3,1)

7,85

(0,8)

4,90

(0,5)

2,4 – 15,8 Very salt materials.

Keterangan:

Kekerasan Brinell di notasikan dengan simbol HB yang didahului dengan harga

standard kekerasan untuk kondisi – kondisi pengujian yaitu:

Diameter bola = 10 mm

Beban = 3000 Kgf

Lama pembebanan = ( 10 – 15 ) detik

Untuk kondisi – kondisi yang lain, simbol HB di lengkapi dengan index yang

menunjukkan kondisi-kondisi pengujian dengan urutan sebagai berikut:

Diameter bola

Beban

Lama pembebanan

Contoh :

350 HB 5 / 750 / 20 berarti:

Kekerasan Brinell = 350 HB

Diameter bola yang di ukur = 5 mm

Beban yang di kenakan = 750 Kgf

Lama pembebanan = 20 detik

2. Metode Rockwell

Dasar pengujian ini adalah dimana penetrator di tekankan kedalam benda kerja dengan

pembebanan.

Kedalaman indentasi memberikan harga kekerasan. Lebih tepatnya adalah perbedaan

kedalaman-kedalaman indentasi yang di dapatkan dari beban-beban mayor terpakai dan

minornya menunjukkan kekerasan Rockwell.

Cara-cara pengujian kekerasan Rockwell bervariasi, yaitu yang ditunjukkan dengan huruf

C atau B, yang juga menunjukkan skala Rockwell yang digunakan.

a. Rockwell C

Page 10: Laporan Uji Kekerasan

10

Pengujian Rockwell C adalah pengujian dengan penetrator permata berbentuk kerucut.

Dasar perhitungannya dapat dilihat pada tabel 3 di bawah ini :

Tabel 3. Rumusan simbol pengujian Kekerasan dengan metode Rockwell C.

NO SIMBOL KETERANGAN BESARAN

1

2

3

4

5

6

7

8

9

-

-

F0

F1

F

-

-

e

HRC

Sudut puncak dari permata

Jari-jari kurva puncak kerucut

Beban awal

Beban tambahan

Beban total = F0 + F1

Kedalaman indentasi dengan beban awal sebelum beban tambahan diberikan.

Pertambahan kedalaman indentasi dengan beban tambahan.

Pertambahan kedalaman indentasi permanen dengan beban awal kerja setelah beban tambahan di singkirkan, dan pertambahan dinyatakan dengan satuan 0,002 mm.

Kekerasan Rockwell, C=100 – e

120

0,2 mm

10 Kg

140 Kg

150 Kg

-

-

-

-

Dari tabel 3 di atas dapatlah dijelaskan pada gambar 3 dan gambar 4 di bawah ini :

F 4 5

3 3

2

100 6 7 8

9

0

1

Fo

F1

Fo Fo

Page 11: Laporan Uji Kekerasan

11

Skala kekerasan

Gambar 3. Penekanan penetrator pada benda kerja.

Hardness Scale

Surface of Test Piece

6 Octum Line

8 = e

7

0,2 mm 9 = HRC

Gambar 4. Indentor permata

b. Rockwell B.

Pengujian Rockwell B adalah pengujian dengan penetrator yang terbuat dari bola

baja. Dasar perhitungannya dapat dilihat pada tabel .4 berikut ini:

Tabel 4. Rumusan simbol pengujian Kekerasan dengan metode Rockwell B.

NO SIMBOL KETERANGAN BESARAN

1

2

3

4

5

6

7

8

D

F0

F1

F

-

-

e

HRB

Diameter bola baja.

Beban awal

Beban tambahan

Beban total = F0 + F1

Kedalaman indentasi dengan beban awal sebelum

beban tambahan diberikan.

Pertambahan kedalaman indentasi dengan beban

tambahan.

Pertambahan kedalaman indentasi permanen

dengan beban awal kerja setelah beban tambahan

di singkirkan, dan pertambahan dinyatakan dengan

satuan 0,02 mm.

Kekerasan Rockwell, B=130 – e

1/16ii

10 Kg

90 Kg

100 Kg

-

-

-

-

Page 12: Laporan Uji Kekerasan

12

Dari tabel 4 di atas dapatlah dijelaskan pada gambar 5 dan gambar 6 di bawah ini:

1 2 4

F 5 3

3

6 7 8 9

130

30

0

0,2 mm

Gambar 5. Penekanan penetrator pada benda kerja.

Surface of Test Piece

6 8 = e

130 Datum

Line

30 7

9 = HRB

D

FoF1

FoFo

Page 13: Laporan Uji Kekerasan

13

0

Gambar 6. Indentor bola baja.

Untuk mengetahui kedua metode Rockwell tersebut maka dapatlah digunakan tabel 5 di bawah

ini, dimana didalam tabel 5 ini dapat kita ketahui jenis metode yang kita gunakan, penetrator,

dan besarnya beban yang digunakan.

Tabel 5. Daftar jenis metode, penetrator dan beban untuk pengujian kekerasan.

Group Method PenetratorMayor Load Minor Load

N (Kp) N (Kp)

1

2

3

4

5

HRBHRC

HRAHRDHREHRFHRGHRHHRK

HRLHRMHRPHRRHRSHRV

15N30N45N

15T30T45T

1/16” ball1200 diamond

1200 diamond1200 diamond1/8” ball1/16” ball1/16” ball1/8” ball1/8” ball

1/4” ball1/4” ball1/4” ball1/2” ball1/2” ball1/2” ball

1200 diamond1200 diamond1200 diamond

1/16” ball1/16” ball1/16” ball

980.7 (100)1471 (150)

588.4 (60)980.7 (100)980.7 (100)588.4 (60)1471 (150)588.4 (60)1471 (150)

588.4 (60)980.7 (100)1471 (150)588.4 (60)980.7 (100)1471 (150)

147.1 (15)294.2 (30)441.3 (45)

147.1 (15)294.2 (30)442.3 (45)

98.07 (10)98.07 (10)

98.07 (10)98.07 (10)98.07 (10)98.07 (10)98.07 (10)98.07 (10)98.07 (10)

98.07 (10)98.07 (10)98.07 (10)98.07 (10)98.07 (10)98.07 (10)

29.42 (3)29.42 (3)29.42 (3)

29.42 (3)29.42 (3)29.42 (3)

Keterangan :

Page 14: Laporan Uji Kekerasan

14

Kekerasan Rockwell dinotasikan dengan simbol HR yang didahului dengan harga

kekerasannya dan dilengkapi dengan huruf yang menunjukkan skalanya/satuan.

Contoh :

60 HRC berarti : - kekerasan Rockwell = 60

- dengan skala = C

3. Metode Vickers.

Pada metode Vickers ini dasar pengujiannya adalah digunakan indentor dari permata

yang berbentuk piramida dengan bidang alas bujur sangkar dan sudut puncaknya yang

khusus. Dengan memberikan beban pada logam (benda kerja) beban F dan diagonal

bekas penekanan diukur setelah beban diangkat. Kekerasan vickers adalah suatu hasil

bagi yang didapatkan dengan membagi beban yang dikenakan F dengan luasan

bentangan pada permukaan indentasi dari benda kerja, dengan memperhatikan bentuk

piramid dengan alas bujur sangkar dengan diagonal D danmempunyai sudut puncak yang

sama dengan indentor dari permata. Dasar perhitungan kekerasan vickers dapat diketahui

melalui keterangan-keterangan pada tabel di bawah ini:

Tabel 6. Rumusan simbol pengujian Kekerasan dengan metode Vickers.

No. Simbol Keterangan Satuan

1.

2.

3.

4.

-

F

d

HV

Sudut puncak indenter yang berbentuk

piramid = 136o

Beban yang dikenakan

Diameter rat-rata yang didapat dari

diagonal d1 dan d2

Kekerasan vickers

=indentasiLuasan

dikenakanyangBeban

0

Kgf

mm

Page 15: Laporan Uji Kekerasan

15

=2

2

136sin2

d

F

= 1,854 2d

F

Rumus tabel 6 di atas dapat dibuktikan sebagai berikut :

Diketahui beban yang diberikan = F (Kg)

Sedangkan untuk luas penampang bekas penekanan dapat dihitung sebagai berikut:

F

G H E

Y 1360

D

A O B

C

d

Gambar 7. Penekanan penetrator pada benda kerja

Dalam segitiga () OBC

Panjang X =

2

136sin

2/1o

d

Pada segitiga () HED

Panjang Y= 045

2/1

tg

d

Jadi bekas luas penampang penekanan adalah :

A = 4 x 2

1x XxY.

A = 4 x 2

1x

2

136sin

2/10

dx

045

2/1

tg

d

A =

2

136sin.2

0

2d

Page 16: Laporan Uji Kekerasan

16

HV = A

F=

2

136sin.2

0

2d

F

HV = 2

0

2

136sin..2

d

F=

2

854,1

d

F

Maka rumus di tabel 6 tadi terbukti.

2

di 3 dii

1 136°

between opposite

faces

Gambar 8. Indentor diamond.

B. PERLENGKAPAN PRAKTEK

Perlengkapan yang digunakan dalam praktek ini adalah :

1. Precision Hardness Tester – GNEHM OM – 150 dan perlengkapannya.

2. Test pieces (benda uji)

C. KESELAMATAN KERJA :

1. Pelajari Job sheet sebelum praktek

2. Gunakan pakaian praktikum dan sepatu kulit.

3. Jangan merokok dan makan waktu praktek

4. Tanyakan pada pembimbing praktikum hal-hal yang belum jelas

D. PROSEDUR PERCOBAAN

1. Percobaan Dengan Metode Brinell.

a. Landasan benda uji dipasangkan pada dudukannya.

F

Page 17: Laporan Uji Kekerasan

17

b. Mengamati hendel pada posisi 1.

c. Penetrator dipasang pada dudukan dengan menggunakan kunci L.

d. Menentukan beban yang sesuai dengan diameter penetrator dan bahan yang

terdapat pada tabel 2.

e. Memasang lensa pembesar yang kita kehendaki dengan cara membuka tutup

atasnya.

f. Meratakan benda uji pada landasan dan mengencangkan sedikit dengan cara

memutar hand wheel.

g. Memberikan beban awal dengan cara menggerakkan tuasdari posisi 1 ke posisi 2

selanjutnya ke posisi 3 secara perlahan-lahan.

h. Memberikan beban penuh dengan cara menggerakkan handel pada posisi 4,

tunggu beberapa menit sampai jarum penunjuk diam.

i. Mengamati waktu pembebanan dengan stop watch selama 15 detik.

j. Setelah waktu selama 15 detik, tuas digerakkan kembali ke posisi 1.

k. Lampu dinyalakan.

l. Mengukur bekas penekanan yang terlihat pada kaca pembesar dengan mistar yang

pembesarannya sesuai dengan lensa.

m. Menghitung besarnya kekerasan dari bahan.

2. Percobaan Dengan Metode Rockwell.

a. Memasang landasan benda uji pada dudukannya.

b. Mengamati bahwa tuas pada posisi 1.

c. Memasang penetrator untuk metode Rockwell C diamond 1200 (kerucut intan

denga sudut puncak 1200) dan utntuk metode Rocwell B ball 16

1inc (bola baja

diameter 1/16 inc) pada dudukannya dengan menggunakan kunci L yang sesuai.

d. Memilih beban uji yang diberikan dengan melihat tabel 5.

e. Meletakkan benda uji pada landasan dan mengencangkannya sedikit dengan

memutar hand wheel.

f. Memberikan beban pada benda uji dengan menggerakkan tuas dari posisi 1 ke

posisi 2 dan 3 secara perlahan-lahan, yang merupakan beban awal.

g. Mengatur “dial” (jarum penunjuk) pada posisi nol, dengan memutar “ring” (skala

untuk HRB dan skala dalam untuk HRC).

h. Gerakkan tuas pada posisi 4, tunggu beberapa detik hingga jarum menunjukkan

diam, berikan pembebanan yang sesuai dengan tabel 5.

Page 18: Laporan Uji Kekerasan

18

i. Gerakkan kembali ke posisi 3.

j. Baca kekerasan bahan uji pada dial sesuai dengan penunjukkan jarum.

k. Kembalikan tuas ke posisi semula.

3. Percobaan Dengan Metode Vickers.

Secara umum langkah-langkah kerjanya sama dengan langkah-langkah kerja

percobaan Brinell. Hanya hal-hal yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut:

a. Penetratornya diamond piramide (piramida intan) dengan sudut puncak 136º.

b. Beban yang digunakan: 1,3,5 kg denga tambahan bandul pada bagian belakang

mesin, sedangkan untuk 10,30,100 kg tanpa tambahan bandul.

c. Untuk beban 1 sampai 10 kg mula-mula tuas diputar dari posisi 1 ke posisi 2

selanjutnya ke posisi 3 secara perlahan-lahan (tidak sampai ke posisi 4).

d. Untuk beban 30 sampai 100 kg tuas diputar sampai ke posisi 4.

BAB III. DATA PENGAMATAN

- Metode Brinell

No

Nama Bahan

Diameter Indentor/diamo

n(mm)

Diameter Jejak

Beban (F)

Waktud1 d2 d3

d1x d1y d2x d2y d3x d3y

1 Kuningan 51.44

1.46

1.45

1.47

1.45

1.39

250 15 “

2Aluminiu

m5

1.84

1.83

1.8 1.84

1.79

1.85

250 15 “

3 ST 37 51.41

1.34

1.4 1.43

1.6 1.3 250 15 “

4ST 37

yang dilas

a) Jauh dari

kampuh5

1.35 1.3

1.32

1.31

1.29 1.3 250 15 “

Page 19: Laporan Uji Kekerasan

19

b) Dekat dari

kampuh5

1.36

1.33

1.37

1.35

1.34

1.33

250 15 “

c) Pada Kampuh

51.23

1.11

1.11

1.09 1.1

1.05

250 15 “

5ST 60

dibubut5

1.08

1.09

1.05

0.95

1.01

1.93

250 15 “

6ST 60

yang telah diuji tarik

51.02

0.83

1.04

0.91

1.63

0.85

250 15 “

7 Kuningan 2.50.61

0.62

0.61

0.59

0.6 0.55

62.5 15 “

8Aluminiu

m2.5

1.02

1.04

1.05

1.03

1.02

1.03

31.2 15 “

9 ST 37 2.5 1.2 1.31.27

1.19

1.23

1.01

187.5 15 “

10ST 37

yang dilas

a) Jauh dari

kampuh2.5

1.17

1.11

1.16

1.01

1.16

1.15

187.5 15 “

b) Dekat dari

kampuh2.5

1.16

1.16

1.16

1.15

1.12

1.11

187.5 15 “

c) Pada kampuh

2.5 1.4 1.1 1.41.05

1.14

1.13

187.5 15 “

11ST 60

dibubut2.5

0.93

0.84

0.94

0.85

0.91 0.9 187.5 15 “

12ST 60

yang telah diuji tarik

2.5 0.8 0.81

0.87

0.83

0.74

0.82

187.5 15 “

- Metode Vickers

NoJenis

Bahan

Sudut Indentor

(°)

Diagonal Jejak Beban (F)

Waktu

I II III

Page 20: Laporan Uji Kekerasan

20

d1x d1y d2x d2y d3x d3y

1 Aluminium 136 0.37 0.38 0.35 0.36 0.32 0.37 10 15 “

2 Kuningan 136 0.6 0.68 0.61 0.7 0.62 0.65 10 15 “

3 ST 37 136 0.37 0.35 0.36 0.34 0.33 0.35 10 15 “

4ST 37 yang dilas

a) Jauh dari kampuh

136 0.35 0.34 0.35 0.36 0.33 0.36 10 15 “

b) Dekat dari kampuh

136 0.3 0.3 0.3 0.29 0.24 0.25 10 15 “

c) Pada Kampuh

136 0.25 0.25 0.25 0.26 0.24 0.26 10 15 “

5ST 60 dibubut

136 0.27 0.25 0.26 0.24 0.27 0.26 10 15 “

6ST 60 yang telah diuji tarik

136 0.27 0.3 0.27 0.27 0.28 0.26 10 15 “

7 Kuningan 136 0.67 0.68 0.67 0.65 0.67 0.64 30 30 “

8 ST 37 136 0.63 0.62 0.6 0.62 0.61 0.63 30 30 “

9ST 37 yang dilas

a) Jauh dari kampuh

136 0.63 0.62 0.63 0.64 0.62 0.61 30 30 “

Page 21: Laporan Uji Kekerasan

21

b) Dekat dari kampuh

136 0.66 0.65 0.67 0.64 0.66 0.65 30 30 “

c) Pada kampuh

136 0.54 0.33 0.54 0.52 0.53 0.52 30 30 “

10ST 60 dibubut

136 0.48 0.49 0.48 0.48 0.49 0.49 30 30 “

11ST 60 yang telah diuji tarik

136 0.45 0.45 0.46 0.45 0.45 0.43 30 30 “

o Metode rockwell.

NoNama Bahan

HRA HRB HRC HRDgaya 62 gaya 100 gaya 150 gaya 100

mata indentor limas mata indentor bola mata indentor limas mata indentor limas

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 31 ST-60 30.1 28.3 19 45 48.3 41.2 76.6 54.4 75.75 8.1 5.2 4.42 ST-37 10.8 25.75 19.4 29.3 31.4 33.5 60.6 67.75 63.2 90.75 94.4 95.53 Kuningan 15.5 18.75 21.8 38.9 32.5 28.8 67.2 68.75 54.3 1.75 93.75 854 Aluminium 18.8 20.5 10.8 22.35 28.75 26.75 55.75 63.75 55.4 78.4 79.2 92.755 Las 1

Jauh Las 91.3 3.5 16.5 19.2 19.1 17.5 57.75 93.1 53.75 82.75 78 70.3Dekat Las 35.8 22.8 26.8 27.75 28.75 40.1 53.75 53.5 53.4 83.3 80.3 68Tengah Las 25.8 27.5 25.5 13 35.75 55.3 72.5 76.3 66.8 92.8 2.2 92.5

6 Las 2Jauh Las 6.3 10.2 16 23.3 18.4 21.2 52.9 59.9 53 60.5 78.8 85Dekat Las 22.1 26.75 16.8 32.1 33.2 4.3 58.5 59.5 52.9 70.1 67.75 53.3Tengah Las 27.1 20.75 25 33.3 29.8 9.5 52.9 53 53.1 0.5 89.5 90.3

Page 22: Laporan Uji Kekerasan

22

4 PENGOLAHAN DATA (Perhitungan)

o Perhitungan Metode Brinell

d1 d2

akar d2 akar d2 d1.45 1.45 4.782 2.92 2.1316 1.46 1.46 4.794 2.0164 1.42 1.42 2.84 2.9 2

1.835 1.835 4.657 3.64 3.3124 1.82 1.82 4.657 3.3124 1.82 1.82 3.64 3.67 21.375 1.375 4.795 2.83 2.002225 1.415 1.415 4.785 2.1025 1.45 1.45 2.9 2.75 21.325 1.325 4.824 2.63 1.729225 1.315 1.315 4.829 1.677025 1.295 1.295 2.59 2.65 21.345 1.345 4.811 2.72 1.8496 1.36 1.36 4.818 1.782225 1.335 1.335 2.67 2.69 2

1.17 1.17 4.877 2.2 1.21 1.1 1.1 4.883 1.155625 1.075 1.075 2.15 2.34 21.085 1.085 4.898 2 1 1 1 4.779 2.1609 1.47 1.47 2.94 2.17 20.925 0.925 4.904 1.95 0.950625 0.975 0.975 4.843 1.5376 1.24 1.24 2.48 1.85 2

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 20.615 0.615 2.426 1.2 0.36 0.6 0.6 2.432 0.330625 0.575 0.575 1.15 1.23 2

1.03 1.03 2.273 2.08 1.0816 1.04 1.04 2.28 1.050625 1.025 1.025 2.05 2.06 21.25 1.25 2.176 2.46 1.5129 1.23 1.23 2.235 1.2544 1.12 1.12 2.24 2.5 21.14 1.14 2.252 2.17 1.177225 1.085 1.085 2.218 1.334025 1.155 1.155 2.31 2.28 21.16 1.16 2.217 2.31 1.334025 1.155 1.155 2.237 1.243225 1.115 1.115 2.23 2.32 21.25 1.25 2.179 2.45 1.500625 1.225 1.225 2.227 1.288225 1.135 1.135 2.27 2.5 2

0.885 0.885 2.334 1.79 0.801025 0.895 0.895 2.33 0.819025 0.905 0.905 1.81 1.77 20.805 0.805 2.351 1.7 0.7225 0.85 0.85 2.375 0.6084 0.78 0.78 1.56 1.61 2

I/d1 I/d2 I/d3rms atas VIE DXVIE D-AKAR1

D-AKAR2

D-AKAR3

1.44 1.46 1.45 1.47 1.45 1.39 500 3.14 15.7 0.214815 0.218 0.2061.84 1.83 1.8 1.84 1.79 1.85 500 3.14 15.7 0.348872 0.343 0.3431.41 1.34 1.4 1.43 1.6 1.3 500 3.14 15.7 0.593 0.205 0.2151.35 1.3 1.32 1.31 1.29 1.3 500 3.14 15.7 0.179 0.176 0.1711.36 1.33 1.37 1.35 1.34 1.33 500 3.14 15.7 0.185 0.189 0.1821.23 1.11 1.11 1.09 1.1 1.05 500 3.14 15.7 0.139 0.123 0.1171.08 1.09 1.05 0.95 1.01 1.93 500 3.14 15.7 0.12 0.102 0.2211.02 0.83 1.04 0.91 1.63 0.85 500 3.14 15.7 0.087 0.096 0.157

3.14 0 0 0 00.61 0.62 0.61 0.59 0.6 0.55 62.5 3.14 7.85 0.077 0.074 0.0681.02 1.04 1.05 1.03 1.02 1.03 31.2 3.14 7.85 0.222 0.227 0.22

1.2 1.3 1.27 1.19 1.23 1.01 188 3.14 7.85 0.335 0.324 0.2651.17 1.11 1.16 1.01 1.16 1.15 188 3.14 7.85 0.275 0.248 0.2821.16 1.16 1.16 1.15 1.12 1.11 188 3.14 7.85 0.286 0.283 0.263

1.4 1.1 1.4 1.05 1.14 1.13 188 3.14 7.85 0.335 0.321 0.2730.93 0.84 0.94 0.85 0.91 0.9 188 3.14 7.85 0.162 0.166 0.17

0.8 0.81 0.87 0.83 0.74 0.82 188 3.14 7.85 0.134 0.149 0.125

Page 23: Laporan Uji Kekerasan

23

d1 d2 d3D.VIE(D-akar)

D.VIE(D-akar)

D.VIE(D-akar) HB HB HB

3.372588121 3.4226 3.2342 148.2541 146.0878 154.59775.4772904 5.3851 5.3851 91.28601 92.84879 92.84879

9.3101 3.2185 3.3755 53.70512 155.3519 148.12622.8103 2.7632 2.6847 177.9169 180.9496 186.24052.9045 2.9673 2.8574 172.1467 168.5034 174.98432.1823 1.9311 1.8369 229.1161 258.9198 272.1977

1.884 1.6014 3.4697 265.3928 312.2268 144.10471.3659 1.5072 2.4649 366.059 331.741 202.848

0 0 00.60445 0.5809 0.5338 103.3998 107.5917 117.0851

1.7427 1.78195 1.727 17.90325 17.50891 18.066012.62975 2.5434 2.08025 71.29955 73.72022 90.13342.15875 1.9468 2.2137 86.85582 96.3119 84.69982

2.2451 2.22155 2.06455 83.51521 84.40053 90.818822.62975 2.51985 2.14305 71.29955 74.40919 87.49213

1.2717 1.3031 1.3345 147.4404 143.8877 140.50211.0519 1.16965 0.98125 178.2489 160.3044 191.0828

hasil data perhitungan kekerasan bahan dengan metode brinell:

1. Kuningan

d 1= 2.17

HB = 2( −√ − ) = 2 250

5(5− 5 −2.17 ) = 148.2541

d 2= 2.185

HB = 2( −√ − ) = 2 250

5(5− 5 −2.185 ) = 146.0878

d 3= 2.145

HB = 2( −√ − ) = 2 250

5(5− 5 −2.145) = 154.5977

2. Aluminium

d1= 2.755

Page 24: Laporan Uji Kekerasan

24

HB = 2( − − ) = 2 250

5(5− 5 −2.755 ) = 91.28601

d2= 2.72

HB = 2( −√ − ) = 2 250

5(5− 5 −2.72 ) = 92.84879

d3 = 2.715

HB = 2( −√ − ) = 2 250

5(5− 5 −2.715 ) = 92.84879

3. ST 37

d1 = 2.08

HB = 2( − − ) = 2 250

5(5−√5 −2.08 ) = 53.70512

d2 = 2.115

HB = 2( − − ) = 2 250

5(5−√5 −2.115 ) = 155.3519

d3 = 2.25

HB = 2( − − ) = 2 250

5(5−√5 −2.25 ) = 148.1262

4. ST 37 yang dilasa) Jauh dari kampuh

d 1= 2

HB = 2( − − ) = 2 250

5(5−√5 −2 ) = 177.9169

d2 = 1.975

HB = 2( − − ) = 2 250

5(5−√5 −1.975 ) = 180.9496

d3 = 1.94

HB = 2( − − ) = 2 250

5(5−√5 −1.94) = 186.2405

Page 25: Laporan Uji Kekerasan

25

b) Dekat dari kampuh

d 1= 2,025

HB = 2( − − ) = 2 250

5(5− 5 −2,025 ) = 172,1467

d2 = 2,045

HB = 2( − − ) = 2 250

5(5− 5 −2,045 ) = 168,5034

d3 = 2,005

HB = 2( − − ) = 2 250

5(5− 5 −2,005 ) = 174,9843

c) Pada kampuh

d 1= 2,34

HB = 2( − − ) = 2 250

5(5− 5 −2,34 ) = 229,1161

d2 = 1,655

HB = 2( − − ) = 2 250

5(5− 5 −1,655 ) = 258,9198

d3 = 1,625

HB = 2( − − ) = 2 250

5(5− 5 −1,625 ) = 258,9198

5 . ST 60 dibubut

d1=1,625

HB = 2( − − ) = 2 250

5(5− 5 −1,625 ) =265,3928

d2= 1,525

HB = 2( − − ) = 2 250

5(5− 5 −1,525 ) = 312,2268

d3 = 1,975

Page 26: Laporan Uji Kekerasan

26

HB = 2( − − ) = 2 250

5(5− 5 −1,975 ) = 144,1047

6 . ST 60 yang telah diuji tarik

d 1= 1,435

HB = 2( − − ) = 2 250

5(5− 5 −1,435 ) = 366,059

d2= 1,495

HB = 2( − − ) = 2 250

5(5−√5 −1495 ) = 331,741

d3= 2,055

HB = 2( − − ) = 2 250

5(5− 5 −2,055 ) = 202,848

7.Kuningan

d 1= 0,92

HB = 2( − − ) = 2 62.5

2.5(2.5− 2.5 −0,92 ) = 103,3998

d2= 0,905

HB = 2( − − ) = 2 62.5

2.5(2.5− 2.5 −0,905 ) = 107,5917

d3= 0,875

HB = 2( − − ) = 2 62.5

2.5(2.5− 2.5 −0,875 ) = 117,0851

8. Aluminium

d 1= 1,54

HB = 2( − − ) = 2 31.2

2.5(2.5− 2.5 −1,54 ) = 17,90325

Page 27: Laporan Uji Kekerasan

27

d2= 1,565

HB = 2( − − ) = 2 31.2

2.5(2.5− 2.5 −1,565 ) = 17,50891

d3= 1,535

HB = 2( − − ) = 2 31.2

2.5(2.5− 2.5 −1,535 ) = 18,06601

9. ST 37

d1 = 1,85

HB = 2( − − ) = 2 187.5

2.5(2.5− 2.5 −1,85 ) = 71,29955

d2= 1,865

HB = 2( − − ) = 2 187.5

2.5(2.5− 2.5 −1,865 ) = 73,72022

d3= 1,735

HB = 2( − − ) = 2 187.5

2.5(2.5− 2.5 −1,735 ) = 90,1334

10 .ST 37 yang dilasa) Jauh dari kampuh

d 1= 1,725

HB = 2( − − ) = 2 187.5

2.5(2.5− 2.5 −1,725 ) = 86,85582

d2= 1,665

HB = 2( − − ) = 2 187.5

2.5(2.5− 2.5 −1,655 ) = 96,3119

d3= 1,735

HB = 2( − − ) = 2 187.5

2.5(2.5−√2.5 −1.735 ) = 84,69982

b. Dekat dari kampuh

d 1= 1,74

Page 28: Laporan Uji Kekerasan

28

HB = 2( − − ) = 2 187.5

2.5(2.5− 2.5 −1,74 ) =

d2= 1,735

HB = 2( − − ) = 2 187.5

2.5(2.5− 2.5 −1,735 ) =

d3= 1,675

HB = 2( − − ) = 2 187.5

2.5(2.5− 2.5 −1,675 ) =

c. Pada kampuh

d 1= 1,95

HB = 2( − − ) = 2 187.5

2.5(2.5− 2.5 −1,95 ) = 71,29955

d2= 1,925

HB = 2( − − ) = 2 187.5

2.5 2.5− 2.5 −1,925 = 74,40919

d3= 1,705

HB = 2( − − ) = 2 187.5

2.5 2.5− 2.5 −1,705 = 87,49213

11.ST 60 dibubut

d 1= 1,35

HB = 2( − − ) = 2 187.5

2.5(2.5− 2.5 −1,35 ) = 147,4404

d2= 1,365

HB = 2( − − ) = 2 187.5

2.5(2.5− 2.5 −1,365 ) = 143,8877

d3= 1,36

HB = 2( − − ) = 2 187.5

2.5(2.5− 2.5 −1,36 ) = 140,5021

12.ST 60 yang telah diuji tarik

d 1= 1,205

Page 29: Laporan Uji Kekerasan

29

HB = 2( − − ) = 2 187.5

2.5(2.5− 2.5 −1,205 ) = 178,2489

d2= 1,285

HB = 2( − − ) = 2 187.5

2.5(2.5−√2.5 −1.285 ) = 160,3044

d3= 1,15

HB = 2( − − ) = 2 187.5

2.5(2.5−√2.5 −1.15 ) = 191,0828

o Perhitungan Metode Vickers

I II IIIF. PMBGI d1 d2 d3

0.4 0.38 0.35 0.4 0.3 0.37 2 0.75 0.71 0.69 0.38 0.375 0.355 0.355 0.345 0.3450.6 0.68 0.61 0.7 0.6 0.65 2 1.28 1.31 1.27 0.64 0.64 0.655 0.655 0.635 0.6350.4 0.35 0.36 0.3 0.3 0.35 2 0.72 0.7 0.68 0.36 0.36 0.35 0.35 0.34 0.340.4 0.34 0.35 0.4 0.3 0.36 2 0.69 0.71 0.69 0.35 0.345 0.355 0.355 0.345 0.3450.3 0.3 0.3 0.3 0.2 0.25 2 0.6 0.59 0.49 0.3 0.3 0.295 0.295 0.245 0.2450.3 0.25 0.25 0.3 0.2 0.26 2 0.5 0.51 0.5 0.25 0.25 0.255 0.255 0.25 0.250.3 0.25 0.26 0.2 0.3 0.26 2 0.52 0.5 0.53 0.26 0.26 0.25 0.25 0.265 0.2650.3 0.3 0.27 0.3 0.3 0.26 2 0.57 0.54 0.54 0.29 0.285 0.27 0.27 0.27 0.27

0 0 00.7 0.68 0.67 0.7 0.7 0.64 2 1.35 1.32 1.31 0.68 0.675 0.66 0.66 0.655 0.6550.6 0.62 0.6 0.6 0.6 0.63 2 1.25 1.22 1.24 0.63 0.625 0.61 0.61 0.62 0.620.6 0.62 0.63 0.6 0.6 0.61 2 1.25 1.27 1.23 0.63 0.625 0.635 0.635 0.615 0.6150.7 0.65 0.67 0.6 0.7 0.65 2 1.31 1.31 1.31 0.66 0.655 0.655 0.655 0.655 0.6550.5 0.33 0.54 0.5 0.5 0.52 2 0.87 1.06 1.05 0.44 0.435 0.53 0.53 0.525 0.5250.5 0.49 0.48 0.5 0.5 0.49 2 0.97 0.96 0.98 0.49 0.485 0.48 0.48 0.49 0.490.5 0.45 0.46 0.5 0.5 0.43 2 0.9 0.91 0.88 0.45 0.45 0.455 0.455 0.44 0.44

RMUS ATAS d2 d2 d2 HV HV HV6.9465837 0.140625 0.126025 0.119025 49.39793 55.12068 58.362396.9465837 0.4096 0.429025 0.403225 16.95943 16.19156 17.227566.9465837 0.1296 0.1225 0.1156 53.60018 56.70681 60.091556.9465837 0.119025 0.126025 0.119025 58.36239 55.12068 58.362396.9465837 0.09 0.087025 0.060025 77.18426 79.82285 115.72826.9465837 0.0625 0.065025 0.0625 111.1453 106.8294 111.14536.9465837 0.0676 0.0625 0.070225 102.7601 111.1453 98.918966.9465837 0.081225 0.0729 0.0729 85.52273 95.28921 95.28921

0 0 020.83975111 0.455625 0.4356 0.429025 45.73882 47.84149 48.57468

Page 30: Laporan Uji Kekerasan

30

20.83975111 0.390625 0.3721 0.3844 53.34976 56.00578 54.2137120.83975111 0.390625 0.403225 0.378225 53.34976 51.68269 55.0988220.83975111 0.429025 0.429025 0.429025 48.57468 48.57468 48.5746820.83975111 0.189225 0.2809 0.275625 110.1321 74.18922 75.6090720.83975111 0.235225 0.2304 0.2401 88.59497 90.45031 86.7961320.83975111 0.2025 0.207025 0.1936 102.9124 100.663 107.6433

hasil data perhitungan kekerasan bahan dengan metode vickers:

1 Kuningan

d 1=0.56

HV = 2F sin

2 = 49.39793

d2 =0.555

HV =2F sin

2 =55.12068

d3 =0.52

HV= 2F sin2 =58.36239

2 Alumunium

D1 = 0.64

HV =2F sin

2 = 16.95943

D2 = 0.985

HV = 2F sin

2 = 16.19156

D3 = 1.01

HV = 2F sin

2 = 17.22756

3 ST 37

D1 = 0.36

HV = 2F sin

2 = 53.60018

Page 31: Laporan Uji Kekerasan

31

D2 = 0.53

HV = 2F sin

2 = 56.70681

D3 = 0.505

HV = 2F sin

2 = 60.09155

4 ST 37 yang dilasa) Jauh dari kampuh

D1 = 0.345

HV = 2F sin

2 = 58.36239

D2 = 0.515

HV = 2F sin

2 = 55.12068

D3 = 0.525

HV = 2F sin

2 = 58.36239

b) Dekat dari kampuh

D1 = 0.3

HV = 2F sin

2 = 77.18426

D2 = 0.45

HV = 2F sin

2 = 79.82285

D3 = 0.41

HV = 2F sin

2 = 115.7282

Page 32: Laporan Uji Kekerasan

32

c) Pada kampuh

d 1= 0.25

HV = 2F sin

2 = 111.1453

D2 = 0.375

HV = 2F sin

2 = 106.8294

D3 = 0.38

HV = 2F sin

2 = 111.1453

5 ST 60 yang dibubut

d 1= 0.26

HV = 2F sin

2 = 102.7601

D2 = 0.38

HV = 2F sin

2 = 111.1453

D3 = 0.375

HV = 2F sin

2 = 98.91896

6 ST 60 yang telah diuji tarik

d 1= 0.285

HV = 2F sin

2 = 85.52273

D2 = 0.435

HV = 2F sin

2 = 95.28921

Page 33: Laporan Uji Kekerasan

33

D3 = 0.41

HV = 2F sin

2 = 95.28921

7 Kuningan

D1 = 0.675

HV = 2F sin

2 = 45.73882

D2 = 1.015

HV = 2F sin

2 = 47.84149

D3 = 0.985

HV = 2F sin

2 = 48.57468

8 ST 37

d 1= 0.625

HV = 2F sin

2 = 53.34976

D2 = 0.92

HV = 2F sin

2 = 56.00578

D3 = 0.925

HV = 2F sin

2 = 54.21371

9 ST 37 yang dilasa) Jauh dari kampuh

d 1= 0.625

Page 34: Laporan Uji Kekerasan

34

HV = 2F sin

2 = 53.34976

D2 = 0.935

HV = 2F sin

2 = 51.68269

D3 = 0.95

HV = 2F sin

2 = 55.09882

b) Dekat dari kampuh

d 1= 0.655

HV = 2F sin

2 = 48.57468

D2 = 0.985

HV = 2F sin

2 = 48.57468

D3 = 0.97

HV = 2F sin

2 = 48.57468

c) Pada kampuh

d 1= 0.435

HV = 2F sin

2 = 110.1321

D2 = 0.6

HV = 2F sin

2 = 74.18922

D3 = 0.785

HV = 2F sin

2 = 75.60907

Page 35: Laporan Uji Kekerasan

35

10 ST 60 yang dibubut

d 1= 0.485

HV = 2F sin

2 = 88.59497

D2 = 0.73

HV = 2F sin

2 = 90.45031

D3 = 0.725

HV = 2F sin

2 = 86.79613

11 ST 60 yang telah dilas

d 1= 0.45

HV = 2F sin

2 = 102.9124

D2 = 0.68

HV = 2F sin

2 = 100.663

D3 = 0.675

HV = 2F sin

2 = 107.6433

Perhitungan metode vickers dengan rumus yang berbeda:

1 Kuningan

d 1=0.56

HV = . = . 100.56 =131.84

d2 =0.555

HV = . = . 100.555 =60.18991965

Page 36: Laporan Uji Kekerasan

36

d3 =0.52

HV = . = . 100.52 =68.56508876

2 Alumunium

D1 = 0.64

HV = . = . 100.64 =45.26367188

D2 = 0.985

HV = . = . 100.64 =19.10896957

D3 = 1.01

HV = . = . 101.01 =18.17468876

3 ST 37

D1 = 0.36

HV = . = . 100.36 =143.0555556

D2 = 0.53

HV = . = . 100.53 =66.00213599

D3 = 0.505

HV = . = . 100.505 =72.69875502

Page 37: Laporan Uji Kekerasan

37

4 ST 37 yang dilasa) Jauh dari kampuh

D1 = 0.345

HV = . = . 100.345 =155.7655955

D2 = 0.515

HV = . = . 100.515 =69.90291262

D3 = 0.525

HV = . = . 100.525 =67.26530612

b) Dekat dari kampuh

D1 = 0.3

HV = . = . 100.3 =206

D2 = 0.45

HV = . = . 100.45 =91.55555556

D3 = 0.41

HV = . = . 100.41 =110.2914932

c) Pada kampuh

d 1= 0.25

HV = . = . 100.25 =296.64

Page 38: Laporan Uji Kekerasan

38

D2 = 0.375

HV = . = . 100.375 =131.84

D3 = 0.38

HV = . = . 100.38 =128.3933518

5 ST 60 yang dibubut

d 1= 0.26

HV = . = . 100.26 =274.260355

D2 = 0.38

HV = . = . 100.38 =128.3933518

D3 = 0.375

HV = . = . 100.375 =131.84

6 ST 60 yang telah diuji tarik

d 1= 0.285

HV = . = . 100.285 =228.2548476

D2 = 0.435

HV = . = . 100.435 =97.97859691

Page 39: Laporan Uji Kekerasan

39

D3 = 0.41

HV = . = . 100.41 =110.2914932

7 Kuningan

D1 = 0.675

HV = . = . 300.675 =122.0740741

D2 = 1.015

HV = . = . 301.015 =53.98820646

D3 = 0.985

HV = . = . 300.985 =57.32690871

8 ST 37

d 1= 0.625

HV = . = . 300.625 =142.3872

D2 = 0.92

HV = . = . 300.92 =65.71361059

D3 = 0.925

Page 40: Laporan Uji Kekerasan

40

HV = . = . 300.925 =65.00511322

9 ST 37 yang dilasa) Jauh dari kampuh

d 1= 0.625

HV = . = . 300.625 =142.3872

D2 = 0.935

HV = . = . 300.935 =63.62206526

D3 = 0.95

HV = . = . 300.95 =61.62880886

b) Dekat dari kampuh

d 1= 0.655

HV = . = . 300.655 =129.6427947

D2 = 0.985

HV = . = . 300.985 =57.32690871

D3 = 0.97

HV = . = . 300.97 =59.11361462

Page 41: Laporan Uji Kekerasan

41

c) Pada kampuh

d 1= 0.435

HV = . = . 300.435 =293.9357907

D2 = 0.6

HV = . = . 300.6 =154.5

D3 = 0.785

HV = . = . 300.785 =90.25923973

10 ST 60 yang dibubut

d 1= 0.485

HV = . = . 300.485 =236.4544585

D2 = 0.73

HV = . = . 300.73 =104.3723025

D3 = 0.725

HV = . = . 300.725 =105.8168847

11 ST 60 yang telah dilas

d 1= 0.45

Page 42: Laporan Uji Kekerasan

42

HV = . = . 300.45 =274.6666667

D2 = 0.68

HV = . = . 300.68 =120.2854671

D3 = 0.675

HV = . = . 300.675 =122.0740741

Page 43: Laporan Uji Kekerasan

43

BAB IV. ANALISA

Dari analisa uji kekerasan di ketahui bahwa ketahanan suatu bahan terhadap deformasi permanen oleh penetrasi dari benda lain yang lebih keras, dan dalam uji kekerasan kami dapat mengetahui kekerasan suatu bahan atau benda uji jika dipengaruhi unsur-unsur paduannya, dan di antara bahan st 37, kuningan, dan almunium memiliki tingkat kekerasan yang berbeda-beda, . Dari beberapa riset yang dilakukan, bahwa bahan akan berubah kekerasannya bila dikerjakan dengan Cold Worked.

BAB V. PENUTUP

- KESIMPULAN

Dari hasil uji praktikum kekerasan kami dapat menyimpulkan bahwa dalam melakukan pengujian kekerasan kami dapat melihat perubahan mikro strukturnya dari logam dan paduannya, membedakan macam” bahan dari mikro strukturnya, mengetahui sifat mekanis logam dari struktur las.

- SARAN

Sebelum melakukan pengujian, benda kerja harus terlebih dahulu

dihaluskan permukaannya sehingga licin dan mengkilat, dan dalam

pengerjaannya tidak boleh menimbulkan perubahan struktur logam yang

akan diuji.