uji kekerasan 6

Upload: mufti-muzayyin

Post on 07-Aug-2018

278 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 8/20/2019 Uji Kekerasan 6

    1/27

    1

    BAB II

    UJI KEKERASAN (HARDNESS TEST 

    2.1  PENDAHULUAN

    2.1.1 Latar Belakang

    Kekerasan ( Hardnes s)adalah salah satu sifat mekanik dari suatu

    material.Kekerasan suatu material harus diketahui khususnya untuk material yang

    dalam penggunaanya akan mengalami pergesekan dan deformasi plastis. Maka

    dapat didefinisikan bahwa kekerasam sebagai kemampuan suatu material untuk

    menahan beban identasi atau penetrasi (penekanan) sebelum terjadi deformasi

     plastis pada material tersebut.

    Didalam pengaplikasiannya, pengujian kekerasan ada berbagai macam

    menurut metode yang dipakai, diantaranya:

    a.  Metode Goresan ( scratch test) 

    Pengujian kekerasan dengan cara menggores material dan dicocokkan bekas

    goresannya dengan skala Mohs.

     b.  Metode Pantulan

    Pengujian kekerasan dengan mengukur tinggi pantulan pemukul melalui berat

    dari suatu ketinggian terhadap permukaan benda uji.

    c.  Metode Lekukan

    Pengujian kekerasan dengan pengidentasian sejumlah beban terhadap permukaan

    material dengan penetrator.

    Salah satu pengujian kekerasan yang sering digunakan dan tidak

    menghendaki keahlian khusus adalah pengujian kekerasan  Rockwell ,

    menggunakan mesin Rockwell hardness tester. 

    Pengujian dengan metode Rockwell  menggunakan penetrator yang ditekan

    dalam benda uji.Harga kekerasan didapat dari perbedaan kedalaman dari beban

    mayor dan minor. Jadi pengujian kekerasan Rockwell didasarkan pada kedalaman

    masuknya penekan benda uji.Makin keras benda uji, makin dangkal masuknya

     penekan benda uji. [1]

    http://www.alatuji.com/article/detail/3/what-is-hardness-test-uji-kekerasan-http://www.alatuji.com/article/detail/3/what-is-hardness-test-uji-kekerasan-http://www.alatuji.com/article/detail/3/what-is-hardness-test-uji-kekerasan-http://www.alatuji.com/article/detail/3/what-is-hardness-test-uji-kekerasan-http://www.alatuji.com/article/detail/3/what-is-hardness-test-uji-kekerasan-

  • 8/20/2019 Uji Kekerasan 6

    2/27

    2

    2.1.2 Tujuan Praktikum

    Tujuan yang didapatkan dalam melakukan praktikum pengujian tarik

    ialah:

    1.  Melakukan pengujian kekerasan material.

    2.  Menentukan, membedakan kekerasan material : alumunium, kuningan,

     baja, besi cor, tembaga.

    3.  Mengetahui kekerasan material dengan menggunakan metode

    kekerasan Rockwell.[ 2 ]

    2.2  DASAR TEORI

    2.2.1 Pengertian Kekerasan

    Kekerasan ( Hardness) adalah salah satu sifat mekanik ( Mechanical

     properties) dari suatu material yang menunjukan ketahanan suatu material

    terhadap deformasi plastis. Kekerasan suatu material harus diketahui khususnya

    untuk material yang dalam penggunaanya akan mangalami pergesekan ( frictional

     force).

    Ada 3 metode yang sering dipakai untuk mendapatkan nilai kekerasan

    suatu material yaitu Metode Goresan (contohnya : metode skala Mohs, metode

     jarum penggores dari intan), Metode Pantulan (contohnya : metode Scleroscope), 

    dan Metode Lekukan (contohnya: metode Brinell, metode Rockwell, metode

    Vickers, metode Meyer). [2]

    2.2.2  Metoda Uji Kekerasan

    Ada 3 metode yang dipakai untuk mendapatkan kekerasan suatu materialdiantaranya adalah :

    A. 

    Metode Goresan

    Pengujian dengan cara goresan (scratch test) ialah pengujian kekerasan

    terhadap bahan (logam), dimana dalam penentuan kekerasannya dilakukan

    dengan mencari kesebandingan dari bahan yang dijadikan standar pengujian,

    yakni bahan-bahan yang teruji dan memenuhi syarat pengujian sebagaimana

    disebutkan di atas, yang disusun pada skala kekerasan yang disebut Skala  Mohsyakni susunan dari 10 macam bahan mineral disusun dari skala 1 sampai skala 10

  • 8/20/2019 Uji Kekerasan 6

    3/27

    3

    dari yang terlunak sampai yang terkeras. Pada skala mana dari 10 jenis bahan ini

    yang dianggap sebanding bekas goresannya, maka inilah angka kekerasan logam

    tersebut, misalnya angka kekerasannya 7 pada skala Mohs, artinya kekerasannya

    sebanding dengan bahan ke 7 yang digoreskan pada permukaan bahan tersebut.

    Gambar 2.1 Scratch Tester. [3]

    B. Metode Pantulan

    Metode pantulan adalah metode yang menentukan kekerasan suatu

    material dengan alat Scleroscope yang mengukur tinggi pantulan suatu pemukul

    (hammer ) melalui berat tertentu yang dijatuhkan dari suatu ketinggian terhadap

     permukaan benda uji. Tinggi pantulan (rebound ) yang dihasilkan mewakili

    kekerasan benda uji. Semakin tinggi pantulan tersebut, yang ditunjukkan oleh dial

     pada alat pengukur, maka kekerasan benda uji dinilai semakin tinggi. (contohnya

    :metode Scleroscope).

    Gambar 2.2 Scleroscope Type SH-D. [3]

  • 8/20/2019 Uji Kekerasan 6

    4/27

    4

    C. Metode Lekukan

    Metode ini adalah metode yang sering digunakan, yang terbagi menjadi 3

    metode yaitu :

    a.  Metode Brinell

    Metode ini berupa pengidentasian sejumlah beban terhadap permukaan

    material dengan penetrator yang digunakan berupa bola baja yang dikeraskan

    dengan diameter 10 mm  0,0045 mm dan standar bebannya antara 500 s.d 3000

    kgf. Lama penekanan antara 10 s/d 30 detik. Bola harus berupa baja yang

    dikeraskan, ditemper, dan dengan kekerasan minimum 850 VPN.

    Gambar 2.3 Metode Brinell. [3]

    HB =22(2/   d  D D D

     P 

     =

     Dt 

     P 

       

    Dimana : HB = nilai kekerasan brinell

    P = beban yang diterapkan (kg)

    D = diameter bola (mm)

    d = diameter lekukan (mm)

    t = kedalaman jejak

    Diameter lekukan diukur menggunakan mikroskop khusus. Dalam penulisan

    simbol HB, dilengkapi dengan indeks: diameter bola, beban, dan waktu

     pembebanan.

    Contoh: 315/50//250/20, artinya:

    315 adalah kekerasan menurut brinell

    50 adalah diameter bola

    250 adalah beban

    20 adalah waktu

  • 8/20/2019 Uji Kekerasan 6

    5/27

    5

     b. 

    Metode Rockwell

    Dalam metode ini penetrator ditekan dalam benda uji. Harga kekerasan

    didapat dari perbedaan kedalaman dari beban mayor dan minor. Jadi nilai

    kekerasan didasarkan pada kedalaman bekas penekanan. Pengujian kekerasan

    rockwell didasarkan pada kedalaman masuknya penekan benda uji. Makin keras

     benda yang akan diuji, makin dangkal masuknya penekan tersebut. Metode ini

    sangat cepat dan cocok untuk pengujian massal. Karena hasilnya dapat secara

    langsung dibaca pada jarum penunjuk, maka metode ini sangat efektif untuk

     pengetesan massal. [2]

    Gambar 2.4 Rockwell Hardness Tester HR-150A. [4]

    Tabel 2.1 Skala Kekerasan Rockwell [5]

    Skala Beban Mayor (Kgf) Tipe Indentor Tipe Material Uji

    A 601/16” bola intan

    kerucut

    Sangat keras, tungsten,

    karbida

    B 100 1/16” bola 

    Kekerasan sedang, baja

    karbon rendah dan sedang,

    kuningan, perunggu

    C 150 Intan kerucut

    Baja keras, paduan yang

    dikeraskan, baja hasil

    tempering  

    D 100 1/8” bola  Besi cor, paduan

    alumunium, magnesium yg

  • 8/20/2019 Uji Kekerasan 6

    6/27

    6

    dianealing

    E 100 Intan Kerucut Baja kawakan

    F 60 1/16” bola Kuningan yang dianealing

    dan tembaga

    G 150 1/8” bola Tembaga, berilium, fosfor,

     perunggu

    H 60 1/8” bola  Pelat alumunium, timah

    K 150 ¼” bola Besi cor, paduan

    alumunium, timah

    L 60 ¼” bola  Plastik, logam lunak

    M 100 ¼” bola  Plastik, logam lunak

    R 60 ¼” bola  Plastik, logam lunak

    S 100 ½” bola  Plastik, logam lunak

    V 150 ½” bola  Plastik, logam lunak

    c.  Metode Vickers

    Metode ini mirip dengan metode Brinell, tetapi penetrator yang digunakan

     berupa intan berbentuk piramida dengan dasar bujur sangkar dan sudut puncak

    1360. Beban yang digunakan biasanya antara 1 s/d 120 kg.[2]

    HV = 1,854

    ² 

    Dimana :HV = Nilai kekerasan Vickers

    P = Beban yang diterapkan

    D = Diagonal rata-rata

  • 8/20/2019 Uji Kekerasan 6

    7/27

    7

    Gambar 2.5 Metode vickers. [2]

    2.2.3  Nilai Konversi Kekerasan

    Data konversi kekerasan telah ditentukan secara eksperimen dan

    ditemukan bergantung pada tipe dan karakteristik material. Data konversi yang

     paling dapat dipercaya ada pada gambar di bawah ini.

    Gambar 2.6 Perbandingan dari beberapa skala kekerasan [3] 

  • 8/20/2019 Uji Kekerasan 6

    8/27

    8

    Tabel konversi yang detail untuk bermacam-macam logam dan campuran

    dimuat dalam ASTM Standard E 140, “Standard Hardness Conversion Tables for

     Metals.”  ASTM digunakan untuk mengonversi nilai kekerasan dari satu nilai

    kekerasan ke nilai kekerasan lainnya. ASTM E 140 berisi tabel konversi seperti

     berikut:

    Tabel 2.2 konversi nilai kekerasan ASTM E 140 [5]

    ROCKWELL STANDARD Vickers Krop

    C A B 10 kg ≥500 g 

    150kg HRC 60kg HRA 100 HRB HV HK

    70.0 86.5 78.5 1076 972

    69.0 86.0 78.0 1004 946

    68.0 85.6 76.1 940 920

    67.0 85.0 75.4 900 895

    66.0 84.5 74.1 865 870

    65.0 83.9 74.5 822 866

    64.0 83.4 73.8 800 822

    63.0 82.8 73.0 772 799

    .62.0 82.3 72.2 746 776

    61.0 81.8 71.5 720 754

    60.0 81.2 70.7 697 732

    59.0 80.7 69.9 674 710

    58.0 80.1 69.2 653 690

    57.0 79.6 68.5 633 670

    56.0 79.0 67.7 613 650

  • 8/20/2019 Uji Kekerasan 6

    9/27

    9

    Tabel 2.3 HV, HRA, HB, HRF dan ∂ [5]

    HRC HRA 15N 30N 45N HV HRC HRA 15N 30N 45N HV

    68 85.6 93.2 84.4 75.4 940 43 72. 0 82.0 62.0 46.7 423

    67 85.5 92.9 83.6 74.2 900 42 71.5 81.5 61.3 45.5 421

    66 84.5 92.5 82.8 73.3 865 41 70.9 80.9 60.4 44.3 402

    65 83.9 92.2 81.9 72.0 832 40 70.4 80.4 59.5 43.1 392

    64 83.4 91.8 81.1 71.0 800 39 69.9 79.9 58.6 41.9 382

    63 82.8 91.4 80.1 69.9 722 38 69.4 79.4 57.7 40.8 372

    62 82.3 91.1 79.3 68.8 746 37 68.8 78.8 56.8 39.6 363

    61 81.8 90.7 78.4 67.7 720 36 68.4 78.3 55.9 38.4 354

    60 81.2 90.2 77.5 66.6 697 35 67.9 77.7 55.0 37.2 345

    59 80.7 89.8 76.6 65.5 674 34 67.4 77.2 54.2 36.1 336

    58 80.1 89.3 75.7 64.3 653 33 66.8 76.6 53.3 34.9 327

    57 79.6 88.9 74.8 63.2 633 32 66.3 76.1 52.1 33.7 318

    56 79.50 88.3 73.9 62.0 613 31 65.8 75.6 51.3 32.5 310

    55 78.5 87.9 73.0 60.9 595 30 65.3 75,0 50.4 31.3 302

    54 78. 0 87.4 72.0 59.3 577 29 64.6 74.5 49.5 30.1 294

    53 77.4 86.9 71.2 58.6 560 28 64.3 73.9 48.8 28.9 286

    52 76.8 86.4 70.2 57.4 544 27 63.8 73.3 47.7 27.8 279

  • 8/20/2019 Uji Kekerasan 6

    10/27

    10

    2.3  METODOLOGI PENGUJIAN

    2.3.1 Alat dan Bahan percobaan

    A. Peralatan yang digunakan antara lain :

    1. 

    Vernier Caliper

    Gambar 2.6 Vernier Caliper [6] 

    2.   Precision HardnessTester Rockwell  

    Gambar 2.7 Precision HardnessTester Rockwell secara keseluruhan

    [6]

    1

    2

  • 8/20/2019 Uji Kekerasan 6

    11/27

    11

    Gambar 2.7.a Indicator[6]

    Gambar 2.7.b. proper weight, reset monitor, crack handle,

    handwhell, [6]

    3

    4

    5

    6

    7

  • 8/20/2019 Uji Kekerasan 6

    12/27

    12

    Gambar 2.6.c. Anvil [6]

    Gambar 2.7.d. Penetrator [6]

    7

    8

  • 8/20/2019 Uji Kekerasan 6

    13/27

    13

    3. 

    Mesin Polis

    Gambar 2.8 Mesin Polis [6]

    4.  Amplas

    Amplas yang digunakan bernomor 120 dan 600

    Gambar 2.9. Amplas[6]

    A. Bahan-bahan yang digunakan dalam pengujian adalah sebagai berikut:

    a. 

    Material tanpa perlakuan :

    Baja ST-40, baja ST-60, besi cor, kuningan, tembaga, dan alumunium

     b.  Material perlakuan panas dengan pendinginan udara :

    Baja ST-40, baja ST-60, dan besi cor

    c.  Material perlakuan panas dengan pendinginan air :

    Baja ST-40, baja ST-60, dan besi cor

    9

    10

  • 8/20/2019 Uji Kekerasan 6

    14/27

    14

    Berikut gambar dari spesimen uji kekerasan :

    Gambar 2.10 Spesimen Uji Kekerasan [6]

    Keterangan Gambar

    1.  Vernier Caliper

    2.   Precision HardnessTester Rockwell secara keseluruhan 

    3.  Indicator  

    4.  Proper weight 

    5. 

    Reset monitor  

    6.  Crack handle, 

    7.  Handwhell 

    8. 

    Penetrator  

    9.  Mesin Polis 

    10. .Amplas 

    11. 

    Spesimen Uji Kekerasan 

    11

  • 8/20/2019 Uji Kekerasan 6

    15/27

    15

    2.3.2  Langkah Percobaan

    Berikut ini ialah langkah-langkah dari praktikum pengujian kekerasan

    dengan menggunakan metode rockwel :

    A. 

    Membersihkan permukaan benda uji dan mengamplasnya sehingga kedua

     permukaan tersebut benar-benar rata dan sejajar.

    B. Memasang penetrator diamond   atau  steel ball   sesuai dengan jenis material

    yang akan diuji.

    C. Memasang benda uji pada kedudukannya (anvil ) lalu kencangkan dengan

    memutar handwheel  searah jarum jam hingga spesimen menyentuh penetrator

    dan jarum kecil pada dial indikator menuju titik merah

    D. Mengatur dial indicator  sehingga jarum besar pada garis indicator  C atau B

    E. Mengatur handle skala beban mayor

    F. 

    Menekan handle pembebanan ke depan untuk pengetesan pembebanan utama.

    Pada saat itu jarum panjang akan berputar anticlockwise dan handle  pelepas

     beban kedepan secara perlahan.

    G. Setelah jarum panjang berhenti tekan handle  pelepas beban untuk

    menghilangkan pengetesan pembebanan utama.

    H. Melakukan pembacaan pada indikator. Untuk pengujian dengan

    diamond  penetratorbaca pada garis bagian luar indikator(garis warna hitam).

    Untuk pengujian dengan steel ball  penetratorbaca pada bagian dalam indicator  

    (garis warna merah)

    I. 

    Memutar handwheel  berlawanan jarum jam untuk menurunkan spesimen.

    J.  Melakukan pengujian di 3 titik/3 kali pengukuran untuk masing-masing benda

    uji

    K. Membersihkan dan rapikan alat uji bila tidak digunakan lagi

  • 8/20/2019 Uji Kekerasan 6

    16/27

    16

    2.3.3 Diagram Alir Pengujian

    Mulai

    Mengamplas spesimen

    Memasang penetrator  HRA

    atau HRB

    Memasan s esimen ada anvil  

    Memutar handwheel hingga spesimen

    menyentuh penetraor

    Mengatur jarum besar dial indikator  

     pada B/C

    Memberi beban minor hingga jarum

    menunjukkan skala merah

    Mengatur handel skala beban

    mayor

    Tarik handel pemberi beban

    Setelah 30 detik tekan handle pelepas beban

    Setelah 30 detik tekan handle pelepas beban

    A

  • 8/20/2019 Uji Kekerasan 6

    17/27

    17

    Melepas spesimen dengan cara memutar handwheel

     berlawanan jarum jam

    Membersihkan dan merapikan alat

    Selesai

    Mencatat hasil pada dial indikator

    HRA (angka hitam), HRB (angka merah)

    A

  • 8/20/2019 Uji Kekerasan 6

    18/27

    18

    2.4 HASIL DAN PEMBAHASAN

    2.4.1 Data Hasil Pengujian

    Tabel 2.4 Hasil pengujian material nonperlakuan:

     No Spesimen Nilai Kekerasan

    Rata-rata Diamond  (60 kgf) Steel Ball  (100 kgf)

    1 Baja ST 40

    55.5 -

    55.3355 -

    55.5 -

    2 Baja ST 60

    57.5 -

    57.3357 -

    57.5 -

    3 Besi Cor

    52.5 -

    51.6751 -

    51.5 -

    4 Kuningan

    - 74

    71.33- 70

    - 70

    5 Tembaga

    - 40

    39.67- 38

    - 41

    6 Aluminium

    - 106.5

    103.67- 102

    - 102.5

  • 8/20/2019 Uji Kekerasan 6

    19/27

    19

    Tabel 2.5  Hasil pengujian material dengan perlakuan panas dengan pendingin

    udara:

     No Spesimen Nilai Kekerasan

    Rata –  rata Diamond  (60 kgf) Steel Ball  (100 kgf)

    1 Baja ST 40

    50 -

    50.551 -

    50.5 -

    2 Baja ST 60

    53.5 -

    54.1654.5 -

    54.5 -

    3 Besi Cor

    52 -

    5252.5 -

    51.5 -

    Tabel 2.6 Hasil pengujian material dengan perlakuan panas dengan pendingin air:

     No Spesimen Nilai Kekerasan

    Rata –  rata Diamond  (60 kgf) Steel Ball  (100 kgf)

    1 Baja ST 40

    72.5 -

    72.6773 -

    72.5 -

    2 Baja ST 60

    59.5 -

    60.1660.5 -

    60.5 -

    3 Besi Cor

    52.5 -

    52.8354 -

    52. -

  • 8/20/2019 Uji Kekerasan 6

    20/27

    20

    2.4.2 Pengolahan Data dan Perhitungan

    1.  Rumus Perhitungan Keseksamaan Kekerasan Rockwell :

      HR =)1(

    )(  2

    nn

     HR HRn 

    HR sesungguhnya =  HR     HR

    Rumus Perhitungan Keseksamaan Nilai Kekerasan:

    Keseksamaan = ( 1 - HR

     HR  )  100%

    Galat Pengukuran Rockwell :

    Ralat Nisbi = %100 

      

     

     HR

     HR 

     

    2.  Perhitungan data untuk material ferrous 

    a.  Contoh perhitungan skala HRA ( ferrous) pada spesimen no. 1

    δ  HR  =6

    0.17= 0.08

    HR = )(   HR HR     = ( 55.330.08) HR

    Ralat Nisbi = %100 

      

     

     HR

     HR  =  

     

      

     

    83.50

    028.0×100%= 0.15%

    Keseksamaan = %1001    

      

      HR

     HR  =  

     

      

     

    83.50

    028.01 ×100%= 99,85%

     b.  Contoh perhitungan skala HRA (ferrous) pada spesimen no. 4

    δ HR

     = 6

    0.05

    = 0.09

    HR = )(   HR HR     = (71.330.09) HR

    Ralat Nisbi = %100 

      

      HR

     HR  =  

     

      

     

    33.71

    04.0×100%= 0.16%

    Keseksamaan = %1001    

      

      HR

     HR  =

     

      

     

    33.71

    04.01 ×100% = 99.84%

  • 8/20/2019 Uji Kekerasan 6

    21/27

    1

    Tabel 2.7 Pengolahan Data Material HRA ( Ferrous)

     No Spesimen HRn  HR   (HRn -  HR )² ∑(HRn -  HR )² δHR   HR =(  HR  ± δHR)  Keseksamaan (%) Ralat Nisbi (%)

    1.Baja ST 40 Non

    Perlakuan

    55.5

    55.33

    0.03

    0.040.08

    55.33±0.0899.85 0.15

    55 0.11

    55.5 0.03

    2.Baja ST 40

    Perlakuan Udara

    50

    50.5

    0.25

    00.00

    50.5±0100.00 0.00

    51 0.25

    50.5 0.00

    3.Baja ST 40

    Perlakuan Air

    72.5

    72.67

    0.03

    0.050.09

    72.67±0.0999.87 0.13

    73 0.11

    72.5 0.03

    4.Baja ST 60 Non

    Perlakuan

    57.5

    57.330.03

    0.050.09

    57.33±0.999.84 0.16

    57 0.11

    57.5 0.03

    5.Baja ST 60

    Perlakuan Udara

    53.5

    54.16

    0.44

    0.440.27

    54.16±0.2799.50 0.50

    !54.5 0.12

    54.5 0.12

    6.Baja ST 60

    Perlakuan Air

    59.5

    60.16

    0.44

    0.440.27

    60.16±0.2799.55 0.45

    60.5 0.12

    60.5 0.12

    7.Besi Cor Non

    Perlakuan

    52.5

    51.67

    0.69

    0.210.19

    51.67±0.1999.64 0.36

    51 0.45

    51.5 0.03

    8. Besi Cor PerlakuanUdara

    52

    52

    0.00

    0 0.00 52±0 100.00 0.0052.5 0.25

    51.5 0.25

    9.Besi Cor Perlakuan

    Air

    52.552.83

    0.11

    0.57 0.31 52.83±0.31 99.42 0.5854 1.37

    52. 0.69

  • 8/20/2019 Uji Kekerasan 6

    22/27

    1

    3. 

    Perhitungan data untuk material non ferrous 

    a.  Contoh perhitungan skala HRB (non ferrous) pada spesimen no. 1

    δ  HR  =6

    3.59= 0.77

    HR = )(   HR HR     = (73.670.77) HR

    Ralat Nisbi = %100 

      

      HR

     HR  =  

     

      

     

    67.73

    11.0×100%= 0.15%

    Keseksamaan = %1001    

     

     

     

     HR

     HR  

    =    

     

     

     

    67.73

    11.0

    1 ×100%= 99.85%

     b. 

    Contoh perhitungan skala HRB (non ferrous) padaspesimen no. 3

    δ  HR  =6

    3.85= 0.80

    HR = )(   HR HR     = (6.670.80) HR

    Ralat Nisbi = %100

     

     

     

     

     HR

     HR  =  

     

     

     

     

    67.6

    03.0×100%= 0.77%

    Keseksamaan = %1001    

      

      HR

     HR  =  

     

      

     

    67.6

    03.01 ×100%= 99.55%

  • 8/20/2019 Uji Kekerasan 6

    23/27

    2

    Tabel 2.8 Pengolahan Data Material HRB ( Non Ferrous)

     No. Spesimen HRn  HR  (HRn -  HR

    )²∑(HRn -  HR )² δHR   HR =(  HR±δHR ) Keseksamaan Ralat Nisbi

    1. Kuningan

    74

    71.33

    7.13

    3.590.77

    73.67±3.59 99.851.0870 1.77

    70 1.77

    2. Tembaga

    40

    39.67

    0.11

    0.910.39

    40.33±0.39 99.820.9838 2.79

    41 1.77

    3. Alumunium

    106.5

    103.67

    8.01

    3.85 0.80 6.67±0.80 99.55 0.77102 2.79

    102.5 1.37

  • 8/20/2019 Uji Kekerasan 6

    24/27

    1

    2.5 ANALISA DATA

    2.5.1 Grafik dan Analisa Grafik

    A. Material Non Perlakuan

    Gambar 2.11 Grafik Nilai Kekerasan Material Non Perlakuan

    Analisa:

    Berdasarkan data pada gambar 2.11, terjadi penyimpangan pada data hasil

     pengujian kekerasan. Seharusnya sesuai referensi nilai kekerasan besi cor lebih

     besar daripada baja ST-40 dan ST-60 karena besi cor memiliki kandungan karbon

     paling besar. Sedangkan untuk nilai kekerasan kuningan, tembaga dan aluminium

    terjadi, seharusnya kuningan memiliki nilai kekerasan yang lebih tinggi daripada

    aluminium, karena tembaga mempunyai kekuatan tarik yang lebih tinggi daripada

    aluminium. Hal ini dapat saja terjadi disebabkan waktu penetrasi kurang lama

    B. Material Perlakuan Panas dengan Pendinginan Air

    Gambar 2.12 Grafik Nilai Kekerasan Material Perlakuan Panas denganPendinginan Air

    0

    20

    40

    60

    80

    100

    120

    0

    10

    20

    30

    40

    50

    6070

    80

    Baja ST-40 Baja ST-60 Besi Cor

  • 8/20/2019 Uji Kekerasan 6

    25/27

    2

    Analisa:

    Berdasarkan data pada gambar 2.12, terjadi penyimpangan pada data hasil

     pengujian kekerasan. Seharusnya nilai kekerasan besi cor lebih besar daripada

     baja ST 40 dan ST-60 karena besi cor memiliki kandungan karbon paling besar

    dibanding baja ST 60 dan baja ST 40. Hal ini dapat saja terjadi disebabkan oleh

    ketidaktelitian praktikan dalam membaca dial indicator  pada alat uji kekerasan.

    C. 

    Material Perlakuan Panas dengan Pendinginan Udara

    Gambar 2.13 Grafik Nilai Kekerasan Material Perlakuan Panas dengan

    Pendinginan Udara

    Analisa:

    Berdasarkan data pengujian, terjadi penyimpangan terhadap nilai kekerasan

    ketiga spesimen. Seharusnya nilai kekerasan besi cor lebih besar daripada ST-60

    karena besi cor memiliki kandungan karbon paling besar dibanding baja ST 60

    dan baja ST 40. Hal ini dapat saja terjadi disebabkan oleh Spesimen tertukar

    dengan specimen yang lain

    48

    49

    50

    51

    52

    53

    54

    55

    Baja ST 40 Baja ST 60 Besi Cor

  • 8/20/2019 Uji Kekerasan 6

    26/27

    3

    2.2  PENUTUP

    2.6.1 Kesimpulan

    1.  Uji kekerasan adalah suatu proses percobaan untuk mengetahui nilai kekerasan

    dari suatu material. Kekerasan adalah ketahanan suatu material terhadap

    deformasi plastis.

    2.  Ada 3 metode yang dipakai untuk mendapatkan kekerasan suatu material yaitu

    Metode Goresan, Metode pantulan, dan metode Lekukan

    3.  Dari percobaan yang telah dilakukan didapatkan hasil kekerasan sebagai

     berikuta.

     

    Untuk material ferrous non perlakuan: Baja ST 40 dengan kekerasan 55.33Kgf.

    Baja ST 60 dengan kekerasan 57.33 Kgf. Besi cor dengan kekerasan 51.67 Kgf

    dengan skala HRa.

     b. 

    Untuk material ferrous dengan perlakuan panas dengan pendingin udara: Baja

    ST 40 dengan kekerasan 50.5 Kgf. Baja St 60 dengan kekersan 54.16 Kgf. Besi

    cor dengan kekerasan 52 Kgf dengan skala HRa.

    c. 

    Untuk material ferrous dengan perlakuan panas dengan pendingin air: Baja ST

    40 dengan kekerasan 72.67 kgf. Baja St 60 dengan kekersan 60.16 Kgf. Besi

    cor dengan kekerasan 52.83Kgf dengan skala Hra.

    d. 

    Untuk material non ferrous : Kuningan dengan kekerasan 71.33 Kgf, Tembaga

    dengan kekerasan 39.67 Kgf, aluminium dengan kekerasan 103.67 Kgf dengan

    skala HRb.

    4.  Kekerasan material akan berbeda tergantung dari perlakuan panas yang

    didapatkan.

    2.6.2 Saran

    Untuk mendapatkan hasil pengujian yang akurat maka sebaiknya

    1.  Polishing dilakukan sesempurna mungkin, sehingga didapat permukaan yang

     benar –  benar rata dan halus

    2.  Memasang penetrator dengan tepat, jangan menekan di tempat yang sama

    3. 

    Tetap memperhatikan lama waktu penekanan setiap percobaan4.  Membaca skala dengan tepat

  • 8/20/2019 Uji Kekerasan 6

    27/27

    DAFTAR PUSTAKA

    [1] Dieter, Goerge . Mechanical Metallurgy 

    [2]  Job Sheet Praktikum Struktur dan Sifat Material , 2014

    [3] Vander Voort,George. Metallography 

    [4] Laboratorium Metalurgi Fisik Jurusan Teknik Mesin Universitas

    Diponegoro

    [5] William D. Callister, Jr .2007. Fundamentals of Material Science and

     Engineering 7th edition. New York: John Wiley & Sons, Inc.

    [6] Ilmu Pengetahuan Bahan, BJM Bemer

    [7] www.shu.ac.uk/research/meri.instr./hard.htm

    [8]

    http://www.leco.com/products/metallography/gudes/HARDSCALESBOO

    KLET

    200-971.pdf

    http://www.leco.com/products/metallography/gudes/HARDSCALESBOOKLEThttp://www.leco.com/products/metallography/gudes/HARDSCALESBOOKLEThttp://www.leco.com/products/metallography/gudes/HARDSCALESBOOKLEThttp://www.leco.com/products/metallography/gudes/HARDSCALESBOOKLEThttp://www.leco.com/products/metallography/gudes/HARDSCALESBOOKLET