laporan praktek uji beton

66
Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta PERCOBAAN I PEMERIKSAAN BERAT ISI AGREGAT I. TUJUAN PERCOBAAN Percobaan ini bertujuan untuk menentukan berat isi agregat halus, kasar, atau campuran yang didefinisikan sebagai perbandingan antara berat material kering dengan volumenya. II. PERALATAN a. Timbangan dengan ketelitian 0,1% berat contoh. b. Talam berkapasitas cukup besar untuk mengeringkan contoh agregat. c. Tongkat pemadat berdiameter 15cm, panjang 60cm yang ujungnya bulat, terbuat dari baja tahan karat. d. Mistar perata. e. Sekop. f. Wadah baja yang cukup kaku berbentuk silinder dengan alat pemegang (bohler). ilmusipil.com Laporan Praktikum Konstruksi Beton 1

Upload: ahadi

Post on 24-Jun-2015

3.450 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

laporan praktek uji beton meliputi tes slump beton, tes kadar organik, tes agregat, tes beton

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Praktek uji Beton

Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

PERCOBAAN I

PEMERIKSAAN BERAT ISI AGREGAT

I. TUJUAN PERCOBAAN

Percobaan ini bertujuan untuk menentukan berat isi agregat halus, kasar,

atau campuran yang didefinisikan sebagai perbandingan antara berat

material kering dengan volumenya.

II. PERALATAN

a. Timbangan dengan ketelitian 0,1% berat contoh.

b. Talam berkapasitas cukup besar untuk mengeringkan contoh agregat.

c. Tongkat pemadat berdiameter 15cm, panjang 60cm yang ujungnya bulat,

terbuat dari baja tahan karat.

d. Mistar perata.

e. Sekop.

f. Wadah baja yang cukup kaku berbentuk silinder dengan alat pemegang

(bohler).

III. BAHAN – BAHAN

a. Agregat halus (pasir).

b. Agregat kasar (batu pecah dan kerikil).

IV. PROSEDUR PRAKTIKUM

ilmusipil.com Laporan Praktikum Konstruksi Beton 1

Page 2: Laporan Praktek uji Beton

Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

Masukkan agregat ke dalam talam, sekurang – kurangnya sebanyak

kapasitas wadah. Keringkan dengan oven pada suhu 110º sampai berat

menjadi tetap untuk digunakan sebagai benda uji.

1. Berat isi lepas

a. Timbang dan catat berat wadah (W1).

b. Masukkan benda uji dengan hati – hati agar tidak terjadi

pemisahan butir – butir dari ketinggian 5cm diatas wadah dengan

menggunakan sendok atau sekop sampai penuh.

c. Ratakan permukaan benda uji dengan menggunakan mistar perata.

d. Timbang dan catat berat wadah beserta benda uji (W2).

e. Hitung berat benda uji (W3 = W2 – W1).

2. Berat isi agregat ukuran butir maksimum 38.19mm (1.5in) dengan cara

penusukan :

a. Timbang dan catat wadah (W1).

b. Isi wadah dengan benda uji dalam tiga lapis yang sama tebal.

Setiap lapis dipadatkan dengan tongkat pemadat yang ditusuk –

tusuk sebanyak 25 kali secara merata.

c. Ratakan permukaan benda uji dengan menggunakan mistar perata.

d. Timbang dan catat berat wadah beserta benda uji (W2).

e. Hitung berat benda uji (W3 = W2 – W1).

3. Berat isi untuk agregat ukuran butir 38,10 – 101,10mm (1,5 – 4in)

dengan cara penggoyangan :

a. Hitung dan catat berat wadah (W1).

b. Isi wadah dengan benda uji dalam tiga lapis yang sama tebal.

c. Padatkan setiap lapis dengan cara menggoyang – goyangkan

wadah dengan prosedur sebagai berikut :

- Letakkan wadah diatas tempat yang kokoh dan datar,

angkatlah salah satu sisinya kira – jira setinggi 5cm

ilmusipil.com Laporan Praktikum Konstruksi Beton 2

Page 3: Laporan Praktek uji Beton

Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

kemudian lepaskan. Ulangi hal ini pada sisi yang

berlawanan.

- Padatkan lapisan sebanyak 25 kali untuk setiap sisi.

d. Ratakan permukaan benda uji dengan menggunakan mistar perata.

e. Timbang dan catat berat wadah beserta benda uji (W2).

f. Hitung berat benda uji (W3 = W2 – W1).

PENENTUAN BERAT ISI DENGAN CARA PENUSUKAN

ilmusipil.com Laporan Praktikum Konstruksi Beton 3

Page 4: Laporan Praktek uji Beton

Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

ANALISA PERCOBAAN

Dari pemeriksaan berat volume agregat halus didapatkan :

Keadaan gembur dengan cara lepas : 1361,972 kg/m3

Keadaan padat dengan cara penusukan : 1484,013 kg/m3

Rata – rata : 1422,992 kg/m3

Dari pemeriksaan berat volume agregat kasar didapatkan :

Keadaan gembur dengan cara lepas : 1257,017 kg/m3

Keadaan padat dengan cara penusukan : 1422,519 kg/m3

Rata – rata : 1349,768 kg/m3

V. DATA HASIL PERCOBAAN

1) PEMERIKSAAN VOLUME AGRAGAT HALUS.

Catatan :

V mould = 3,14 (1/4) . (15,3)2 . (22,3) = 4097,86 cm3

= 4,098.10-3 m3

2) PEMERIKSAAN VOLUME AGREGAT KASAR

ilmusipil.com Laporan Praktikum Konstruksi Beton 4

Page 5: Laporan Praktek uji Beton

Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

PERCOBAAN II

ANALISA SARINGAN AGREGAT KASAR DAN HALUS

ilmusipil.com Laporan Praktikum Konstruksi Beton 5

Page 6: Laporan Praktek uji Beton

Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

I. TUJUAN PERCOBAAN

Percobaan ini bertujuan untuk menentukan pembagian butir (gradasi)

agregat. Data distribusi butiran pada agregat diperlukan dalam perencanaan

adukan beton. Pelaksanaan penentuan gradasi ini dilakukan pada agregat

halus dan kasar. Alat yang digunakan adalah seperangkat saringan dengan

ukuran jaring- jaring tertentu.

II. PERALATAN

a. Timbangan dan neraca dengan ketelitian 0,2% dari berat benda uji.

b. Satu set sarungan untuk agregat kasar ukuran #67 (diameter agregat

antara 50,00 – 4,76mm) dengan berat minimum contoh 20kg.

c. Satu set saringan agregat halus dengan berat minimum contoh 500kg.

d. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu ubtuk pemanasan sampai

110ºC.

e. Alat pemisah contoh (sample splinter).

f. Talam – talam.

g. Kuas, sikat kuningan, sendok, dan alat bantu lainya.

III.BAHAN - BAHAN

Benda uji diperoleh dari alat pemisah contoh, berat dari contoh disesuaikan

dengan ukuran maksimum diameter agregat kasar yang digunakan. Dalam

praktikum ini tidak ada agregat kasar berdiameter lebih dari 50mm, sehingga

digunakan saringan ukuran #467.

IV. PROSEDUR PRAKTIKUM

a. Benda uji dikeringkan didalam oven dengan suhu 110ºC sampai berat

contoh tetap.

b. Contoh dicurahkan pada perangkat saringan. Susunan saringan dimulai

dari saringan yang paling besar diletakkan paling atas. Perangkat saringan

diguncang dengan tangan atau mesin pengguncang dengan tangan atau

mesin pengguncang selama 15 menit.

ilmusipil.com Laporan Praktikum Konstruksi Beton 6

Page 7: Laporan Praktek uji Beton

Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

V. PERHITUNGAN

Analisa ayakan bagi butiran antara 50,0 – 4,76mm berat contoh 5kg dan

kategori ayakan No. 467.

VI. DATA PERHITUNGAN HASIL PERCOBAAN II

ilmusipil.com Laporan Praktikum Konstruksi Beton 7

Page 8: Laporan Praktek uji Beton

Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

ilmusipil.com Laporan Praktikum Konstruksi Beton 8

Page 9: Laporan Praktek uji Beton

Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

ilmusipil.com Laporan Praktikum Konstruksi Beton 9

Page 10: Laporan Praktek uji Beton

Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

ANALISA PERCOBAAN

- Modulus kehalusan (FM) = fineness modulus diperoleh dengan

menjumlahkan prosentase komulatif pada masing – masing ayakan

dibagi 100.

AGREGAT HALUS

AGREGAT HALUS

- Agregat grafik susunan butir untuk agregat campuran.

Grafik butiran halus menempati daerah 1 dan 2.

a) Daerah tidak baik, diperlukan terlalu banyak semen dan air.

b) Daerah baiktetapi diperlukan terlalu banyak semen dan air

disbanding daerah 3.

Grafik butiran kasar menempati butir diskontinu.

c) Daerah banyak untuk susunan butir diskontinu.

d) Daerah tidak baik terlalu sulit dikerjakan.

Catatan :

untuk mencapi suatu kekuatan beton tertentu pada suatu nilai

slump tertentu, pada umumnya diperoleh penghematan semen

sebanyak 25kg/m3 beton pada daerah 3 dibandigkan daerah 2.

ilmusipil.com Laporan Praktikum Konstruksi Beton 10

Page 11: Laporan Praktek uji Beton

Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

PERCOBAAN III

PEMERIKSAAN ORGANIK DALAM AGREGAT HALUS

I. TUJUAN PERCOBAAN

Percobaan ini bertujuan untuk menentukan adanya bahan organic dalam

agregat halus. Kandungan bahan organic yang berlebihan pada unsure bahan

beton dapat mempengaruhi kualitas beton. Kadar oeganik adalah bahan-

bahan yang terdapat didalam pasir dan menimbulkan efek kerugian terhadap

suatu mortar atau beton.

II. PERALATAN

a. Botol gelas tembus pandang dengan penutup karet atau gelas atau bahan

penutup lainnya yang tidak beraksi terhadap NaOH volume gelas =

350ml.

b. Standard warna (organic plate).

c. Larutan NaOH 3%.

III.BAHAN – BAHAN

Contoh pasir dengan volume 115ml (sepertiga volume botol).

IV. PROSEDUR PRAKTIKUM

a. Contoh benda uji dimasukkan kedalam botol.

b. Tambahkan larutan NaOH 3% setelah dikocok, total volume menjadi kira

– kira ¾ volume botol.

c. Botol ditutup erat – erat dengan penutup dan botol dikocok kembali.

Diamkan botol selama 24 jam.

d. Setelah 24 jam, bandingkan warna cairan yang terlihat dengan warna

standard No. 3 (apakah lebih tua / muda). Bila terlihat nyata warnanya

lebih muda (misalnya sesuai No.1) berarti kadar organiknya rendah.

ilmusipil.com Laporan Praktikum Konstruksi Beton 11

Page 12: Laporan Praktek uji Beton

Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

V. DATA PERCOBAAN III

Tanggal percobaan 10~11 Oktober 2009

1. Pasir + NaOH 3% (kuning muda).

Pasir + NaOh 3% (kuning tua).

Di kocok.

2. Setelah 24 jam -------warna kuning muda, ke abu – abuan.

Benda uji pasir 1/3 dari tinggi botol (350ml) ditambah, NaOH 3% menjadi

berisi ¾ dari tinggi botol (350ml).

ilmusipil.com Laporan Praktikum Konstruksi Beton 12

Page 13: Laporan Praktek uji Beton

Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

Analisa Percobaan :

Warna lebih rendah dari warna standard.

Standard warna No.3 dari standard warna colour chart warna tersebut masih

sesuai untuk menentukan rendahnya kadar organic, maka agregat halus

tersebut dapat digunakan untuk pembuatan beton.

ilmusipil.com Laporan Praktikum Konstruksi Beton 13

Page 14: Laporan Praktek uji Beton

Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

PERCOBAAN IV

PEMERIKSAAN KADAR LUMPUR DALAM AGREGAT HALUS

I. TUJUAN PERCOBAAN

Percobaan ini bertujuan untuk menentukan prosentase kadar lumpur yang

terkandung dalm agregat halus. Kandungan lumpur kurang dari 5%

merupakan ketentuan dalam peraturan bagi penggunaan agregat halus untuk

pembuatan beton.

VI. PERALATAN

a. Gelas ukur

b. Alat pengaduk

VII. BAHAN – BAHAN

Contoh pasir biasa dalam kondisi lapangan dengan pelarut air biasa.

VIII. PROSEDUR PRAKTIKUM

a. Contoh benda uji dimasukkan kedalam benda ukur.

b. Tambahkan air pada gelas ukur guna melarutkan lumpur.

c. Gelas dikocok untuk mencuci pasir dari lumpur.

d. Simpan gelas pada tempat yang datar dan biarkan lumpur mengendap

setelah 24 jam.

e. Ukut tinggi pasir (V1) dan tinggi lumpur (V3).

IX. PERHITUNGAN

Kadar lumpur =

ilmusipil.com Laporan Praktikum Konstruksi Beton 14

Page 15: Laporan Praktek uji Beton

Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

II. DATA PERCOBAAN IV

Berat agregat halus dalam keadaan alam (gr)

Tinggi pasir mula – mula (ml) = 300

Tinggi air + pasir (ml) = 360

Tinggi pasir (V1) (ml) = 270

Tinggi lumpur (V2) (ml) = 7

Kadar lumpur =

ilmusipil.com Laporan Praktikum Konstruksi Beton 15

Page 16: Laporan Praktek uji Beton

Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

Kadar lumpur =

ANALISA PERCOBAAN :

Bahwa kadar agregat yang kita teliti mengandung lumpur kurang dari 5%,

maka agregat halus tersebut dapat digunakan untuk pembuatan campuran

beton.

ilmusipil.com Laporan Praktikum Konstruksi Beton 16

Page 17: Laporan Praktek uji Beton

Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

PERCOBAAN V

PEMERIKSAAN KADAR AIR AGREGAT

I. TUJUAN PERCOBAAN

Percobaan ini bertujuan untuk menentukan kadar air dengan cara

pengeringan. Kadar air agregat adalah perbandingan antara berat air yang

terkandung dalam agregat dengan berat agregat dalam keadaan kering. Nilai

kadar air ini digunakan untuk korelsi tekanan air untuk adukan beton yang

disesuaikan dengan kondisi agregat lapangan.

X. PERALATAN

a. Timbangan dengan ketelitian 0,1% dari berat contoh.

b. Oven yang suhunya dapat diatur sampai 110±5°C

c. Talam logam tahan karat berkapasitas cukup besar bagi tempat

pengeringan contoh benda uji.

XI. BAHAN – BAHAN

Berat minimum contoh agregat tergantung pada ukuran maksimum dengan

batasan sebagai berikut :

Ukuran maksimum : 6,30mm (1/4”) = 0,50 kg

9,50mm (3/8”) = 1,50 kg

12,70mm (0,5”) = 2,00 kg

19,10mm (3/4”) = 3,00 kg

25,40mm (1,0”) = 4,00 kg

38,10mm (1,5”) = 6,00 kg

50,80mm (2,0”) = 8,00 kg

63,50mm (2,5”) = 10,00 kg

76,20mm (3,0”) = 13,00 kg

88,90mm (3,5”) = 16,00 kg

101,60mm (4,0”) = 25,00 kg

152,40mm (6,0”) = 50,00 kg

ilmusipil.com Laporan Praktikum Konstruksi Beton 17

Page 18: Laporan Praktek uji Beton

Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

XII. PROSEDUR PRAKTIKUM

a. Timbang dan catat berat dalam talam (W1).

b. Masukkan benda uji kedalam talam, kemudian berat talambenda uji

ditimbang. Catat beratnya (W2).

c. Hitung berat uji benda uji : W3 = W2 – W1.

d. Keringkan contoh benda uji bersama talam dalam oven pada suhu

(110±5)°C sampai mencapai bobot tetap.

e. Setelah kering, contoh ditimbang dan dicatat berat benda uji beserta talam

(W4).

f. Hitunglah berat benda uji kering : W5 = W4 – W1

XIII. PERHITUNGAN

Kadar air agregat =

Dimana : W3 = Berat contoh semula (gr).

W5 = Berat contoh kering (gr).

ilmusipil.com Laporan Praktikum Konstruksi Beton 18

Page 19: Laporan Praktek uji Beton

Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

APARATUS UNTUK ANALISIS GRAVITY DAN PENYERAPAN AGREGAT HALUS

ilmusipil.com Laporan Praktikum Konstruksi Beton 19

Page 20: Laporan Praktek uji Beton

Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

XIV. DATA PERCOBAAN V

PEMERIKSAAN KADAR AIR AGREGAT HALUS

A. Berat wadah = 180 gr

B. Berat wadah dan benda uji = 3.000 gr

C. Berat benda uji (B-A) = 2.820 gr

D. Berat benda uji kering = 2.770 gr

Kadar air =

PEMERIKSAAN KADAR AIR AGREGAT KASAR

A. Berat wadah = 180 gr

B. Berat wadah dan benda uji = 5.000 gr

C. Berat benda uji (B-A) = 4.820 gr

D. Berat benda uji kering = 4.804,5 gr

Kadar air =

ilmusipil.com Laporan Praktikum Konstruksi Beton 20

Page 21: Laporan Praktek uji Beton

Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

PERCOBAAN VI

ANALISIS SPECIFIC GRAVITY

DAN PENYERAPAN AGREGAT KASAR

I. TUJUAN PERCOBAAN

Percobaan ini bertujuan untuk menentukan bulk dan apparent specific

gravity dan penyerapan (absobsion) dari agregat kasar menurut prosedur

ASTM C127. Nilai ini diperlukan untuk menetapkan besarnya komposisi

volume agregat dalam beton.

XV. PERALATAN

a. Timbangan dengan ketelitian 0,5gr yang mempunyai kapasitas 5kg.

b. Keranjang besi diameter 203.2 (b”) dan tinggi 63,5mm (2,5”).

c. Alat penggantung keranjang.

d. Oven.

e. Handuk.

XVI. BAHAN – BAHAN

Bahan contoh agregat disiapkan sebanyak 11 liter dalam keadaan kering

muka (SSD = Surface Saturated Dry). Contoh diperoleh dari bahan yang

diproses melalui alat pemisah atau dengan cara perempatan. Butiran agregat

lolos saringan no. 4 tidak dapat.

XVII. PROSEDUR PRAKTIKUM

a. Benda uji direndam selama 24 jam.

b. Benda uji dikering mukakan (kondisi SSD) dengan menggulungkan

handuk pada butiran agregat.

c. Timbang contoh. Hitung berat contoh kondisi SSD = A.

d. Contoh benda uji dimasukkan kekeranjang dan direndam kembali didalam

air. Temperature air dijaga (73.4± 3)°F,dan kemudian ditimbang, setelah

ditimbang keranjang digoyang – goyangkan dalam air untuk melepaskan

udara yang terperangkap. Hitung berat contoh kondisi jenuh = B.

ilmusipil.com Laporan Praktikum Konstruksi Beton 21

Page 22: Laporan Praktek uji Beton

Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

e. Contoh dikeringkan pada temperatur (212 – 230)°F. Setelah didinginkan

kemudian ditimbang. Hitung berat contoh kondisi kering = C.

APARATUS UNTUK ANALISIS SPESIFIC GRAVITY

DAN PENYERAPAN AGREGAT KASAR

ilmusipil.com Laporan Praktikum Konstruksi Beton 22

Page 23: Laporan Praktek uji Beton

Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

XVIII. DATA DAN PERHITUNGAN

A. Berat contoh SSD = 6.928gr

B. Berat keranjang dalam air = 779gr

C. Berat contoh + keranjang dalam air = 4.962gr

D. Berat contoh dalam air = 4.183gr

E. Berat contoh kering sesudah di oven = 6.666,4gr

Apparent Spesific Grafity =

Bulk SG kondisi kering =

Bulk SG kondisi SSG =

Prosentase Absorpsi Air =

Berat tali = 29,5gr

Berat keranjang = 804gr

Agregat + keranjang = 7.769gr

Besi + rafia = 912gr

ANALISA PERCOBAAN

Dari analisa specific gravity agregat kasar dapat diketahui nilai :

APPARENT S.G = 2,6844

BULK S.G KONDISI KERING = 2,4286

BULK S.G KONDISI SSD = 2,524

ABSORPSI AIR = 3,924%

ilmusipil.com Laporan Praktikum Konstruksi Beton 23

Page 24: Laporan Praktek uji Beton

Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

PERCOBAAN VII

ANALISIS SPECIFIC GRAVITY

DAN PENYERAPAN AGREGAT HALUS

I. TUJUAN PERCOBAAN

Percobaan ini bertujuan untuk menentukan bulk dan apparent specific

gravity dan penyerapan (absobsion) dari agregat halus menurut prosedur

ASTM C128. Nilai ini diperlukan untuk menetapkan besarnya komposisi

volume agregat dalam adukan beton.

XIX. PERALATAN

a. Timbangan dengan ketelitian 0,5gr yang mempunyai kapasitas minimum

1kg.

b. Piknometer dengan kapasitas 500gr.

c. Cetakan kerucut pasir.

d. Tongkat pemadat dari logam untuk cetakan kerucut pasir.

XX. BAHAN – BAHAN

Bahan contoh agregat halus disiapkan sebanyak 1000gr. Contoh diperoleh

dari bahan yang diproses melalui alat pemisah atau cara perempatan.

XXI. PROSEDUR PRAKTIKUM

a. Agregat halus yang jenuh air dikeringkan sampai diperoleh kondisi kering

dengan indikasi contoh tercurah dengan baik.

b. Sebagian dari contoh dimasukkan pada metal sand cone mold. Benda uji

dipadatkan dengan tongkat pemadat (tamper). Jumlah tumbukan adalah

25 kali. Kondisi SSD diperoleh, jika cetakan diangkat butiran – butiran

pasir longsor / runtuh.

c. Contoh agregat halus seberat 500gr dimasukkan kedalam piknometer

dengan air sampai 90% penuh. Bebaskan gelembung – gelembung udara

dengan cara menggoyang – goyangkan piknometer. Rendamlah

ilmusipil.com Laporan Praktikum Konstruksi Beton 24

Page 25: Laporan Praktek uji Beton

Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

piknometer dengan suhu (73,4 ± 3)ºF selama 24 jam. Timbang berat

piknometer yang berisi contoh dan air.

d. Pisahkan contoh benda uji dari piknometer dan keringkan pada suhu (213

– 230)ºF. Langkah ini harus diselesaikan dalam waktu 24 jam (1 hari).

e. Timbanglah berat piknometer yang berisi air sesuai dengan kalibrasi pada

temperatur (73,4 ± 3)ºF dengan ketelitian 0,1 gram.

XXII. DATA DAN PERHITUNGAN PERCOBAAN VII

A. Berat piknometer = 140,55gr

B. Berat contoh kondisi SSD = 500gr

C. Berat piknometer + air = 653,25gr

D. Berat piknometer + contoh SSD + air = 939,6gr

E. Berat contoh kering sesudah di oven = 480,4gr

Apparent S.G =

Bulk S.G kondisi kering =

Bulk S.G kondisi SSD =

Prosentase Absorpsi air =

Volume air 400 ml --- sisa 95 ml --- yang terpakai 400 – 95 = 305 ml, berat

contoh 500 gram, berat contoh oven + cawan = 544,6 dan berat cawan 64,2

gram.

Jadi, berat contoh setelah di oven : 544,6 – 64,2 = 480,4gr.

ilmusipil.com Laporan Praktikum Konstruksi Beton 25

Page 26: Laporan Praktek uji Beton

Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

ANALISA PERCOBAAN

Dari analisa specific gravity agregat halus dapat diketahui nilai :

APPARENT S.G = 2,475

BULK S.G KONDISI KERING = 2,248

BULK S.G KONDISI SSD = 2,340

ABSORPSI AIR = 4,08%

APARATUS UNTUK ANALISIS SPESIFIC GRAVITY

DAN PENYERAPAN AGREGAT KASAR

ilmusipil.com Laporan Praktikum Konstruksi Beton 26

Page 27: Laporan Praktek uji Beton

Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

PERCOBAAN VIII

PERENCANAAN CAMPURAN BETON

I. TUJUAN PERCOBAAN

Percobaan ini bertujuan untuk menentukan komposisi atau unsure beton

basah dengan ketentuan kekuatan tekan karakteristik dan SLUMP rencana.

XXIII. PERALATAN

a. Timbangan.

b. Peralatan membuat adukan :

Wadah

Sendok semen

Peralatan pengukur SLUMP

Peralatan pengukur berat volume

XXIV. BAHAN – BAHAN

Unsur beton :

Air

Semen

Agregat halus

Agregat kasar

Yang mempunyai syarat atau ketentuan

ilmusipil.com Laporan Praktikum Konstruksi Beton 27

Page 28: Laporan Praktek uji Beton

Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

XXV. PERENCANAAN CAMPURAN BETON (CONCRETE MIX

DESIGN)

ilmusipil.com Laporan Praktikum Konstruksi Beton 28

Page 29: Laporan Praktek uji Beton

Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

ilmusipil.com Laporan Praktikum Konstruksi Beton 29

Page 30: Laporan Praktek uji Beton

Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

TABEL I

ilmusipil.com Laporan Praktikum Konstruksi Beton 30

Page 31: Laporan Praktek uji Beton

Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

W/C RATIO BERDASARKAN JENIS KONSTRUKSI DAN KONDISI

LINGKUNGAN

W/C ratio ditentukan berdasarkan persyaratan kekuatan tekan rencana

Tabel II atau grafik 2.

Disamping factor semen berdasarkan Tabel I, unsure lain penentu factor

air semen ditetapkan atas kekuatan rencana tekan beton, yang dinyatakan

sbb :

TABEL II

ilmusipil.com Laporan Praktikum Konstruksi Beton 31

Page 32: Laporan Praktek uji Beton

Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

HUBUNGAN ANTARA W/C RASIO DENGAN KEKUATAN TEKAN

BETON

Nilai pada Tabel II berdasarkan atas ukuran terbesar agregat kasar diameter

2,5 cm. Bagi W/C ratio yang sama dengan ukuran agregat lebih besar,

kekuatan tekan beton akan lebih rendah.

TABEL III

UKURAN SLUMP YANG DIANJURKAN BAGI BERBAGAI KONSTRUKSI

Catatan :

ilmusipil.com Laporan Praktikum Konstruksi Beton 32

Page 33: Laporan Praktek uji Beton

Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

Nilai pada Tabel III ini berlaku untuk pemadatan menggunakan alat

penggetar. Untuk cara yang lain , nilai slump dapat dinaikkan 2,50cm lebih

besar.

TABEL IV

UKURAN MAKSIMUM AGREGAT

Ukuran maksimum agregat yang digunakan harus memenuhi ketentuan :

1. 1/5 lebih kecil atau sama dari ukuran terkecil dimensi struktur.

2. 1/3 lebih kecil atau sama dari tebal plat lantai.

3. ¾ lebih kecil atau sama dari jarak bersih tulangan, berkas tulangan atau

berkas kabel pratekan.

TABEL A

JUMLAH BERAT AIR PERLU UNTUK SETIAP M3 BETON DAN UDARA

YANG TERPERANGKAP UNTUK BERBAGAI SLUMP DAN UKURAN

MAKSIMUM AGREGAT

TABEL B

PROSENTASE VOLUME AGREGAT KASAR / SATUAN VOLUME BETON

ilmusipil.com Laporan Praktikum Konstruksi Beton 33

Page 34: Laporan Praktek uji Beton

Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

CATATAN :

Volume pada Tabel B berdasarkan kondisi agregat kering muka atau dry

rodded. Nilai dalam table dipilih dari hubungan empiris untuk bisa

mendapatkan beton dengan tingkat kekenyalan umum. Untuk beton yang

kurang kenyal bagi pekerjaan jalan, harga didalam table bisa dinaikkan

sebanyak 10% untuk lebih kenyal, seperti beton yang ditempatkan melalui

sistem pompa, nilai pada table dikurangi sampai 10%.

ilmusipil.com Laporan Praktikum Konstruksi Beton 34

Page 35: Laporan Praktek uji Beton

Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

ilmusipil.com Laporan Praktikum Konstruksi Beton 35

Page 36: Laporan Praktek uji Beton

Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

PERCOBAAN IX

PELAKSANAAN CAMPURAN

Setelah ditetapkan unsure – unsur campuran, prosedur praktikum untuk

pelaksanaan campuran beton adalah sebagai berikut :

1. Mempersiapkan bahan campuran sesuai dengan rencana berat pada

wadah yang terpisah.

2. Mempersiapkan wadah yang cukup menampung volume beton basah

rencana.

3. Memasukkan agregat kasar dan halus dalam wadah.

4. Mencampurkan agregat dengan menggunakan sekop atau alat pengaduk.

5. Menambahkan pada agregat campuran dan mengulangi proses

pencampuran sehingga diperoleh adukan kering agregat dan semen

merata.

6. Menambahkan 1/3 jumlah air total kedalam wadah, dan lakukan

pencampuran sampai terlihat konsistensi adukan merata.

7. Menambahkan kembali 1/3 jumlah air kedalam wadah dan mengulangi

proses untuk mendapatkan konsistensi adukan.

8. Melakukan pemeriksaan SLUMP.

9. Apabila nilai SLUMP sudah mencapai nilai rencana, lakukan perbuatan

benda uji silender beton dan kubus. Jika belum tercapai SLUMP yang

diinginkan, tambahkan sisa air dan lakukan pengadukan kembali.

10. Menghitung berat jenis beton.

11. Membuat empat benda uji silinder dan empat benda uji kubus sesuai

petunjuk.

12. Mencatat hal – hal yang menyimpang dari perencanaan, terutama jumlah

air dan nilai SLUMP.

ilmusipil.com Laporan Praktikum Konstruksi Beton 36

Page 37: Laporan Praktek uji Beton

Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

PERCOBAAN X

MENENTUKAN SLUMP BETON

I. TUJUAN PERCOBAAN

Percobaan ini bertujuan untuk menentukan konsistensi suatu campuran beton

berdasarkan satuan SLUMP. Suatu campuran beton memiliki konsistensi

yang berbeda – beda sesuai kebutuhan suatu bangunanyang akan di beton.

Konsistensi itu dapat sangat kering, kering, plastis, plastis cair, cair, dan

sebagainya.

XXVI. PERALATAN

1. Apparatus bagi pemeriksaan SLUMP yang terdiri dari :

Cetakan

Timbangan

Alat ukur

2. Tongkat pemadat dengan diameter 10mm, panjang Ø)cm.

Ujung dibulatkan dan sebaiknya dari bahan baja anti karat.

3. Pelat logam dengan permukaan rata dan kedap air.

4. Sendok cekung.

XXVII. BAHAN - BAHAN

Contoh beton segar sesuai dengan isi cetakan.

XXVIII. PROSEDUR PERCOBAAN

1. Cetakan dan pelat dibasahi dengan kain basah.

2. Letakkan cetakan diatas pelat.

3. Isi cetakan dengan beton segar sampai penuh dalam tiga lapis. Tiap kira-

kira 1/3 isi cetakan. Setiap lapis dipadatkan dengan tongkat pemadat

sebanyak 25 kali tusukan secara merata. Tongkat pemadat harus masuk

tepat sampai lapisan bagian bawah tiap – tiap lapisan. Pada bagian

bawah atau lapisan pertama, penusukan bagian tepi dilakukan dengan

tongkat dimiringkan sesuai dengan kemiringan dinding cetakan.

ilmusipil.com Laporan Praktikum Konstruksi Beton 37

Page 38: Laporan Praktek uji Beton

Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

4. Setelah selesai pemadatan, ratakan permukaan benda uji dengan tongkat,

tunggu selama ½ menit dan dalam jangka waktu ini, semua lapisan

kelebihan beton segar disekitar cetakan harus dibersihkan.

5. Cetakan diangkat perlahan – lahan tegak lurus keatas.

6. Balikkan cetakan dan letakkan disamping benda uji.

7. Ukur SLUMP yang terjadi dengan menggunakan perbedaan tinggi

cetakan dengan tinggi rata – rata dari benda uji.

XXIX. PERHITUNGAN

Nilai SLUMP = Tinggi cetakan – Tinggi rata rata benda uji

ilmusipil.com Laporan Praktikum Konstruksi Beton 38

Page 39: Laporan Praktek uji Beton

Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

APARATUS UNTUK PEMERIKSAAN SLUMP

ilmusipil.com Laporan Praktikum Konstruksi Beton 39

Page 40: Laporan Praktek uji Beton

Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

APARATUS UNTUK ANALISIS SPESIFIC GRAVITY

DAN PENYERAPAN AGREGAT HALUS

ilmusipil.com Laporan Praktikum Konstruksi Beton 40

Page 41: Laporan Praktek uji Beton

Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

APARATUS UNTUK ANALISIS SPESIFIC GRAVITY

DAN PENYERAPAN AGREGAT HALUS

Jenis adukan dengan ekivalen yang berbeda. Contoh ini merupakan contoh

adukan dengan bahan – bahan yang tepat komposisinya, tidak terjadi

segregasi walaupun nilai SLUMPnya tinggi.

ilmusipil.com Laporan Praktikum Konstruksi Beton 41

Page 42: Laporan Praktek uji Beton

Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

PERCOBAAN XI

PEMBUATAN DAN PERSIAPAN BENDA UJI

I. TUJUAN PERCOBAAN

Percobaan ini bertujuan untuk mendapatkan beton yang keras dalam bentuk

kubus dan silinder ( masing – masing empat buah ), yang akan digunakan

sebagai benda uji dalam pemeriksaan kekuatan tekan beton.

XXX. PERALATAN

1. Cetakan dari baja berbentuk kubus dan silinder masing – masing 4 buah.

2. Meja penggetar.

3. Pisau perata.

4. Sendok.

5. Bak perendam atau karung basah.

XXXI. PROSEDUR PERCOBAAN

1. Cetakan dibersihkan dan dilumasi dengan minyak.

2. Adukan dimasuukan kedalm cetakan dengan menggunakan sendok

semen, dan dipadatkan dengan meletakkan cetakan diatas meja

penggetar sampai permukaan adukan beton terlihat basah dan tidak ada

gelembung udara yang naik kepermukaan.

3. Permukaan adukan diratakan dengan menggunakan pisau perata.

4. Setelah itu setiap cetakan diberi tanda ( nomor kelompok dan group )

serta dicatat tanggal percobaannya.

ilmusipil.com Laporan Praktikum Konstruksi Beton 42

Page 43: Laporan Praktek uji Beton

Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

ilmusipil.com Laporan Praktikum Konstruksi Beton 43

Page 44: Laporan Praktek uji Beton

Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

PERCOBAAN XII

PEMERIKSAAN KEKUATAN TEKAN BETON

I. TUJUAN PERCOBAAN

Percobaan ini bertujuan untuk menentukan kekuatan tekan beton berbentuk

kubus dan silinder dibuat dan dirawat (cured) di laboratorium. Kekuatan

tekan beton adalah beban persatuan luas yang menyebabkan beton hancur.

XXXII. PERALATAN

Mesin penguji tekanan beton.

XXXIII. PROSEDUR PENGUJIAN

1. Ambil benda uji yang akan ditentukan kekutan tekanan dari bak

perendam, kemudian bersihkan dari kotoran yang menempel dengan kain

pelembab.

2. Tentukan berat dan ukuran benda uji.

3. Letakkan benda uji pada mesin secara sentries.

4. Jalankan benda uji atau mesin tekan dengan penambahan beban konstan

berdasar 2 sampai 4 kg/cm2 per detik.

5. Lakukan pembebanan sampai benda uji menjadi hancur dan catatlah

beban maksimum yang terjadi selama pemeriksaan benda uji.

XXXIV. PERHITUNGAN

Kekuatan tekan beton = P/A (kg/cm2)

Dimana :

P = Beban maksimum (kg)

A = Luas penampang benda uji (cm2)

ilmusipil.com Laporan Praktikum Konstruksi Beton 44

Page 45: Laporan Praktek uji Beton

Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

PERCOBAAN UJI TEKAN BETON

ilmusipil.com Laporan Praktikum Konstruksi Beton 45

Page 46: Laporan Praktek uji Beton

Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

XXXV. DATA – DATA PERCOBAAN XII

1 pound ( Lb ) = 0,4536 kg

Kubus = σb = 28 hari

Silinder = σb = 28 hari

PERCOBAAN XIII

ANALISIS KEKUATAN TEKAN BETON KARAKTERISTIK

ilmusipil.com Laporan Praktikum Konstruksi Beton 46

Page 47: Laporan Praktek uji Beton

Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

I. TUJUAN PERCOBAAN

Dari hasil pengumpulan data kekuatan hancur tekan beton, dilakukan

penentuan tegangan tekanan karakteristik beton. Tegangan tekan

karakteristik beton ini diperoleh dengan menggunakan rumusan statistik

sebagai berikut :

a. Menentukan deviasi standar benda uji :

s =

Dimana :

s = deviasi standar

σb = kekuatan tekan beton yang didapat dari masing

masing – masing benda uji ( kg/cm2 )

σbm = kekuatan tekan beton rata – rata ( kg/cm2 )

σbm =

N = jumlah seluruh nilai hasil pemeriksaan

b. Menghitung nilai kekuatan beton karakteristik dengan 5% kemungkinan

adanya kekuatan yang tidak memenuhi syarat

c. Nilai kekuatan tekan beton karakteristik yang diperoleh pada langkah (b)

dibandingkan dengan nilai rencana. Disebut benda uji mempunyai /

memenuhi persyaratan mutu kekuatan, bila nilai ada lebih besar dari

rencana. Benda uji tidak memenuhi rencana atau syarat, bila mutu

kekuatan yang ada kurangdari nilai rencana.

II. PERHITUNGAN

Kekuatan tekan rata – rata :

ilmusipil.com Laporan Praktikum Konstruksi Beton 47

Page 48: Laporan Praktek uji Beton

Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

Jadi nilai :

Standard deviasi :

Dari hasil percobaan diatas didapatkan nilai kekuatan beton karakteristik

lebih rendah dari yang direncanakan :

2649 < 350 hal ini disebabkan :

Pengadukan tidak merata (manual).

ilmusipil.com Laporan Praktikum Konstruksi Beton 48

Page 49: Laporan Praktek uji Beton

Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

Penambahan air yang berlebihan sehingga mempengaruhi mutu

kekuatan beton.

Susunan butiran agregat kurang bagus, hal ini dapat diketahui dari

grafik sieve analis.

Mutu semen rendah (menggumpal).

Di adakan mix design ulang karena kekuatan beton karakteristik

kurang dari kekuatan beton rencana.

KESIMPULAN AKHIR

ilmusipil.com Laporan Praktikum Konstruksi Beton 49

Page 50: Laporan Praktek uji Beton

Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta

Setelah diadakan beberapa kali percobaan dalam suatu proses untuk pembuatan

campuran beton yang dimulai dari pemeriksaan bahan / agregat sampai dengan

pembuatan mix design, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

Modulus agregat halus diambil antara 2,56.

Modulus agregat kasar diambil antara 3,8 cm.

Untuk agregat halus, kadar lumpur yang terkandung maximum 5%.

Untuk agregat kasar, kadar lumpur yang terkandung maximum 1%.

Kemudian setelah dihitung seluruh kebutuhan material yang akan dipergunakan

dalam pembuatan campuran beton dan adanya koreksi tentang kebutuhan jumlah

air yang dibutuhkan untuk mendapatkan perencanaan beton dengan

αbk = 550 kg/cm2 dengan slump test = 0,2 cm.

Dari hasil test kekuatan beton pada umur 28 hari didapatkan :

αbm = 521,6 kg/cm2 αbm = kekuatan beton rata – rata

Karena didalam pelaksanaan pembuatan beton memungkinkan terdapat

kekuatan yang tidak memenuhi syarat, yang besarnya diperhitungkan sebesar

5%, maka kekuatan beton karakteristik menjadi :

αbk = αbm – 1,64 s

= 521,6 – 1,64 (69,03)

= 408,391 kg/cm2

αbk = nilai kekuatan beton karakteristik dengan 5% kemungkinan tidak

memenuhi syarat.

αbm = kekuatan beton rata – rata (kg/cm2)

s = standar deviasi.

ilmusipil.com Laporan Praktikum Konstruksi Beton 50