laporan uji boraks.doc

19
“Uji Boraks Pada Beberapa Produk di Palembang” DosenPengasuh : Drs. Made Sukaryawan, M.Si Desi, S.Pd., M.T. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sriwijaya ULFA ZUAIMAH B (06101381320010) Laporan Praktikum Biokimia II

Upload: ulfa-zuaimah-baroro

Post on 13-Jul-2016

81 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Laporan Uji Boraks

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Uji Boraks.doc

“Uji Boraks Pada Beberapa Produk di Palembang”

DosenPengasuh :

Drs. Made Sukaryawan, M.Si

Desi, S.Pd., M.T.

Fakultas Keguruan dan Ilmu PendidikanProgram Studi Pendidikan Kimia Universitas SriwijayaULFA ZUAIMAH B (06101381320010)

Laporan Praktikum Biokimia II

Page 2: Laporan Uji Boraks.doc

I. Percobaan ke : VII (Tujuh)

II. Tanggal Praktikum : 02 Maret 2016

III. Judul Praktikum : Uji Boraks Pada Beberapa Produk di Palembang

IV. Tujuan Praktikum : Mengidentifikasi kandungan formalin dan boraks

V. Dasar Teori

a. Boraks

Bahan kimia berbahaya lain yang sering digunakan pada produk olahan

pangan adalah boraks. Boraks merupakan garam natrium Na2B4O7.10H2O serta asam

borat yang tidak merupakan kategori bahan tambahan pangan food grade, biasanya

digunakan dalam industri nonpangan seperti industri kertas, gelas, keramik, kayu, dan

produk antiseptik toilet (Didinkaem, 2007). Di industri farmasi, boraks digunakan

sebagai ramuan bahan baku obat seperti bedak, larutan kompres, obat oles mulut,

semprot hidung, salep dan pencuci mata. Bahan industri tersebut tidak boleh diminum

karena beracun (Winarno, 1997).

Asam boraks merupakan asam lemah dengan garam alkalinya bersifat basa,

mempunyai bobot molekul 61,83 berbentuk serbuk halus kristal transparan atau

granul putih tak berwarna dan tak berbau serta agak manis.Baik boraks ataupun asam

borat memiliki khasiat antiseptika (zat yang menghambat pertumbuhan dan

perkembangan mikroorganisme). Pemakaiannya dalam obat biasanya dalam salep,

bedak, larutan kompres, obat oles mulut, bahkan juga untuk pencuci mata. Boraks

juga digunakan sebagai bahan solder, bahan pembersih, pengawet kayu dan antiseptik

kayu (Khamid, 2006).

Asam borat dapat dibuat dengan menambahkan asam sulfat atau klorida pada

boraks. Larutannya dalam air (3%) digunakan sebagai obat cuci mata yang dikenal

sebagai boorwater. Asam borat juga digunakan sebagai obat kumur, semprot hidung

dan salep luka kecil. Tetapi bahan ini tidak boleh diminum atau digunakan pada bekas

luka luas, karena beracun bila terserap oleh tubuh (Winarno dan Rahayu, 1994).

Meskipun bukan pengawet makanan, boraks sering pula digunakan sebagai

pengawet makanan. Boraks sering disalahgunakan untuk mengawetkan berbagai

makanan seperti bakso, mie basah, pisang molen, siomay, lontong, ketupat dan

pangsit. Selain bertujuan untuk mengawetkan, boraks juga dapat membuat tekstur

makanan menjadi lebih kenyal dan memperbaiki penampilan makanan (Vepriati,

2007).

Page 3: Laporan Uji Boraks.doc

Uji nyala adalah salah satu metode pengujian untuk mengetahui apakah dalam

makanan terdapat boraks atau tidak. Disebut uji nyala karena sampel yang digunakan

dibakar uapnya, kemudian warna nyala dibandingkan dengan warna nyala boraks asli.

Tentu sebelumnya telah diketahui bahwa serbuk boraks murni dibakar menghasilkan

nyala api berwarna hijau. Jika sampel yang dibakan menghsilkan warna nyala hijau

maka sampel dinyatakan positif mengandung boraks(Yellashakti, 2008).

b. Formalin

Formaldehid (HCOH) merupakan suatu bahan kimia dengan berat molekul

30,03 yang pada suhu kamar dan tekanan atmosfer berbentuk gas tidak

berwarna, berbau pedas (menusuk) dan sangat reaktif (mudah terbakar). Bahan ini

larut dalam air dan sangat mudah larut dalam etanol dan eter (Moffat, 1986).

Penyimpanan dilakukan pada wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya dan

sebaiknya pada suhu diatas 20°C (Ditjen POM, 1979). Formalin sudah sangat umum

digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Apabila digunakan secara benar, formalin

akan banyak kita rasakan manfaatnya, misalnya sebagai antibakteri atau pembunuh

kuman dalam berbagai jenis keperluan industri, yakni pembersih lantai, kapal, gudang

dan pakaian, pembasmi lalat maupun berbagai serangga lainnya. Dalam dunia

fotografi biasanya digunakan sebagai pengeras lapisan gelatin dan kertas. Formalin

juga sering digunakan sebagai bahan pembuatan pupuk urea, bahan pembuat produk

parfum, pengawet bahan kosmetika, pengeras kuku. Formalin boleh juga dipakai

sebagai bahan pencegah korosi untuk sumur minyak. Di bidang industri kayu,

formalin digunakan sebagai bahan perekat untuk produk kayu lapis (polywood).

Dalam kosentrasi yang sangat kecil (<1%) digunakan sebagai pengawet untuk

berbagai barang konsumen seperti pembersih rumah tangga, cairan pencuci piring,

pelembut, perawat sepatu, shampoo mobil, lilin dan karpet (Yuliarti, 2007).

Produsen sering kali tidak tahu kalau penggunaan formalin sebagai bahan

pengawet makanan tidaklah tepat karena bisa menimbulkan berbagai gangguan

kesehatan bagi konsumen yang memakannya.  Beberapa penelitian terhadap tikus dan

anjing menunjukkan bahwa pemberian formalin dalam dosis tertentu pada jangka

panjang bisa mengakibatkan kanker saluran cerna. Penelitian lainnya menyebutkan

peningkatan risiko kanker faring (tenggorokan), sinus dan cavum nasal (hidung) pada

pekerja tekstil akibat paparan formalin melalui hirupan (Yuliarti, 2007).

Page 4: Laporan Uji Boraks.doc

Uap formalin sangat iritatif, dapat menyebabkan rasa yang menyengat dan

rasa menusuk dalam hidung dan menyebabkan keluarnya air mata. Formalin sangat

cepat diabsorbsi dari saluran pencernaan dan juga paru-paru. Formalin yang masuk

melalui saluran pernafasan menyebabkan bronkitis, pneumonitis, kerusakan ginjal,

dan penekanan susunan saraf pusat (Groliman, 1962).

Efek formalin jika tertelan menyebabkan gangguan pencernaan, asidosis yang

kuat, karena formalin dalam tubuh mengalami metabolisme menjadi asam formiat,

karbondioksida, metanol, dan dalam bentuk metabolit HO-CH2 alkilasi (Theines dan

Halley, 1955). Formalin juga dapat menyebabkan sakit perut, mual, muntah, diare,

bahkan kematian jika dikonsumsi pada jumlah yang melewati ambang batas aman

(Gazette, 2003).

Efek jangka pendek dari mengkonsumsi formalin antara lain terjadinya iritas

pada saluran pernafasan, muntah-muntah, pusing, dan rasa terbakar pada tenggorokan.

Efek jangka panjangnya adalah terjadinya kerusakan organ penting seperti hati,

jantung, otak, limpa, pankreas, sistem susunan saraf pusat, dan ginjal (Lee, et all

1978).

Batas normal tubuh dapat menetralisir formalin dalam tubuh melalui konsumsi

makanan adalah 1,5 sampai 14 mg setiap harinya. Mengkonsumsi secara terus

menerus dan dalam skala cukup tinggi dapat menyebabkan mutasi genetik yang

berakibat pada meningkatnya kemungkinan terkena kanker (Anonim, 2006). The

United States Environmental Protection Agency (USEPA) yang merupakan salah satu

badan perlindungan makanan dunia menetapkan nilai ADI (Acceptable Daily Intake)

formalin sebesar 0,2 mg/kg berat badan.

Page 5: Laporan Uji Boraks.doc

VI. Alat dan bahan

Alat yang digunakan :

1. Cawan Petri

2. Mortar dan Pestle

3. Pipet Tetes

4. Plat Tetes

5. Gelas Kimia

6. Labu Ukur

7. Gelas Ukur

Bahan yang digunakan :

1. Larutan KMnO4

2. Ekstrak Kunyit

3. Ekstrak Ubi Ungu

4. Ekstrak Buah Naga Merah

5. Ektrak Buah Bit

6. Bakso

7. Mie Kuning

8. Tempe

9. Tahu Putih

10. Pempek

11. Beras

Page 6: Laporan Uji Boraks.doc

VII. Prosedur Percobaan

Uji boraks 1. Sebelum menguji boraks pada makanan kita lakukan dahulu uji boraks.

2. Tetesi boraks (garam bleng) dengan kunyit, buah naga dan larutan ubi ungu masing-

masing pada tempat yang berbeda. Boraks akan berwarna merah kecoklatan jika

ditetesi kunyit, akan berwarna ungu kemerah mudaan jika ditetesi buah naga,

berwarna coklat muda ditetesi larutan ubi ungu dan berwarna kehijauan bila ditetesi

dengan larutan beet.

3. Bakso tarjok kita lumatkan di dalam krus porselen lalu angin-anginkan.

4. Tetesi bakso tersebut dengan air kunyit, air buah naga, air ubi ungu dan air beet.

Biarkan selama kurang lebih lima menit.

5. Amati warna yang nampak pada bakso tarjok yang ditetesi air kunyit, air buah naga

dan air ubi ungu, lalu bandingkan dengan warna larutan boraks yang ditetesi dengan

air kunyit, air buah naga, air ubi ungu dan air beet.

6. Lakukan dengan cara yang sama pada sampel tahu putih lunjuk, pempek kulit

mancek, mie kuning bakso tarjok, bakso mang eman, ikan asin lunjuk, roti boy dan

mie kuning lunjuk.

7. Catat hasil pengamatan dan simpulkan

Uji formalin

1. Mengambil larutan KmnO4 yang ada pada wadah dengan menggunakan pipet tetes.

2. Meneteskan larutan KmnO4 tersebut pada bakso tarjok, tahu putih lunjuk, pempek

kulit mancek, mie kuning bakso tarjok, bakso mang eman, ikan asin lunjuk, sroti boy

dan mie kuning lunjuk yang ada di dalam wadah.

3. Menunggu beberapa saat sambil mengamati perubahan yang terjadi baik perubahan

pada bakso tarjok, tahu putih lunjuk, pempek kulit mancek, mie kuning bakso tarjok,

bakso mang eman, ikan asin lunjuk, roti boy dan mie kuning lunjuk maupun pada

larutan tersebut.

4. Larutan atau sampel yang berubah menjadi warna coklat mengindikasikan formalin.

5. Mencatat hasil pengamatan berdasarkan pengamatan yang dilakukan.

Page 7: Laporan Uji Boraks.doc

VIII. Hasil Pengamatan

Nama Makanan

BORAKS FORMALIN

Kunyit Buah Naga UbiUngu bet KMNO4

+ - + - + - + - + -

Bakso (BaksoTarjo)

√ √ √ √ √

Tempe Goreng 26 ilir

√ √ √ √ √

Bakwan 26 ilir

√ √ √ √ √

Pempek Kulit

√ √ √ √ √

Pempek Dos 26 ilir

√ √ √ √ √

Pempek lenjer 26 ilir

√ √ √ √ √

Pempek Panggang

depan srijek

√ √ √ √ √

Tahu Putih Lunjuk

√ √ √ √ √

Cilok mang

√ √ √ √ √

Page 8: Laporan Uji Boraks.doc

eman

Ikan asin lunjuk

√ √ √ √ √

Mie Kuning lunjuk

√ √ √ √ √

Pempek Keriting

Pempek Telor √

Pangsit √ √

Batagor √

Risoles √ √ √ √ √

Bakso goreng √ √ √ √ √

Ikan teri √ √ √ √ √

Roti √ √ √ √ √

Pempek Ikan √ √ √ √ √

Beras √ √ √ √ √

Pempek adaan √ √ √ √ √

Mie telor √ √ √ √ √

IX. Persamaan Reaksi

Page 9: Laporan Uji Boraks.doc

Na2B4O7·10H2O + 2 HCl → 4 B(OH)3 [atau H3BO3] + 2 NaCl + 5 H2O

X. Analisa Data

Page 10: Laporan Uji Boraks.doc

gram KMnO4 ( kalium permanganat) yang diperlukan untuk melarutkan 1 M dalam volume 25 ml yaitu:Diket : Volume pelarut = 25 ml

Konsentrasi KMnO4= 1 MBM. (KMnO4) = 158 g/molDitanya : gram KMnO4 yang diperlukan ?Jawab :

Molaritas = mol x

1 M = mol x

1 M = mol x 40

= mol

= mol

Jadi, mencari massa KMnO4 adalah :Massa = mol x Mr KMnO4

= 0,025mol x 158 mol/gram = 3,95 gram

Larutan kunyit, larutan buah naga, larutan ubi ungu dan larutan beet dibuat secara kulitatif, tanpa proses perhitungan yang pasti.

Page 11: Laporan Uji Boraks.doc

XI. Pembahasan

Percobaan kali ini yaitu uji borak dan formalin pada makanan dengan

menggunakan indikator alami. Adapun indikator yang digunakan yakni ekstrak dari

kunyit, buah naga merah, buah bit dan ubi ungu. Pada percobaan ini tiap kelompok

menggunakan sampel makanan yang berbeda-beda dan di tempat yang tidak sama.

Percobaan kali ini dapat dikatakan tidak terlalu sulit.

Dari hasil pengamatan, semua sampel mengandung formalin kecuali tempe,

sedangkan pada uji boraks semua sampel negatif mengandung boraks. Untuk uji

boraks, sampel yang positif mengandung boraks akan ditandai dengan perubahan

warna pada sampel yang telah ditetesi indikator kunyit akan menjadi warna merah

kecoklatan, untuk indikator ubi ungu yang positif akan berwarna biru pekat, untuk

indicator buah bit yang positif akan berwarna ungu, untuk indikator buah naga merah

setelah kertas saring dicelupkan dan ditempelkan pada sampel yang positif

mengandung formalin ditandai dengan warna merah pada tissue tidak memudar.

Sedangkan uji formalin dengan menggunakan indikator KMnO4 yang positif akan

berwarna coklat tua.

Untuk sampel bakso, bakso negatif mengandung boraks saat menggunakan

indikator ekstrak dari kunyit , ubi ungu, buah bit dan buah naga merah, sedangkan

pada uji formalin menunjukkan hasil positif dengan menggunakan indikator KMnO4.

Selanjutnya pada sampel tahu putih, tahu putih negatif mengandung borak dan positif

mengandung formalin, mie kuning negatif mengandung boraks dan positif

mengandung formalin, pada sampel pempek negatif mengandung boraks dan positif

mengandung formalin, pada sampel beras negatif mengandung borak dan positif

mengandung formalin, pada sampel tempe negatif mengandung boraks dan formalin.

Makanan yang menggunakan formalin sebagai pengawet bila dikonsumsi oleh

manusia akan menyebabkan beberapa gejala diantaranya adalah tenggorokan terasa

panas dan kanker yang pada akhirnya akan mempengaruhi organ tubuh lainnya, serta

gejala lainnya.

Page 12: Laporan Uji Boraks.doc

XII. Kesimpulan

1. Pada uji boraks, sampel yang positif mengandung boraks akan ditandai dengan

perubahan warna pada sampel yang telah ditetesi indikator kunyit akan menjadi warna

merah kecoklatan, untuk indikator ubi ungu yang positif akan berwarna biru pekat,

untuk indikator buah bit yang positif akan berwarna ungu, untuk indikator buah naga

merah setelah kertas saring dicelupkan dan ditempelkan pada sampel yang positif

mengandung formalin ditandai dengan warna merah pada tissue tidak memudar.

Sedangkan uji formalin dengan menggunakan indikator KMnO4 yang positif akan

berwarna coklat tua.

2. Makanan yang menggunakan formalin sebagai pengawet bila dikonsumsi oleh

manusia akan menyebabkan beberapa gejala diantaranya adalah tenggorokan terasa

panas dan kanker yang pada akhirnya akan mempengaruhi organ tubuh lainnya, serta

gejala lainnya.

Page 13: Laporan Uji Boraks.doc

XIII. Daftar Pustaka

Anonim.2013. Uji Boraks. (Online).

http://rachmitadewii.blogspot.com/2013/12/-behaviorurl

defaultvmlo_7617.html. (Diakses pada tanggal 22 Maret 2016).

Anonim. 2011. Uji Formalin. (Online).

http://yoza-fitriadi.blogspot.com/2011/01/laporan-penelitian-praktikum-

kimia_24.html. (Diakses pada tanggal 22 Maret 2016).

Bahri, Syamsul. 2015. Laporan Kimia : Uji Formalin dan Boraks. (Online).

http://bahrye.mywapblog.com/laporan-kimia-formalin-dan-boraks.xhtml.

(Diakses pada tanggal 22 Maret 2016).

Page 14: Laporan Uji Boraks.doc

Lampiran

Sampel yang diuji menggunakan indikator ekstrak buah bit

Sampel yang diuji menggunakan indikator ekstrak buah naga merah

Sampel yang diuji menggunakan indikator ekstrak ubi ungu

Sampel yang diuji menggunakan indikatorekstrak kunyit

Sampel yang diuji menggunakan indikatorekstrak kunyit