laporan tutorial ske 1 gtl
DESCRIPTION
Gigi tiruan lepasanTRANSCRIPT
LAPORAN TUTORIAL
SKENARIO 1
Penyusun :
Duati Mayangsari (131610101039)
Pungky Anggraini (131610101042)
Arini Al Haq (131610101040)
Jerry Daniel (131610101018)
Hesti Rasdi Setiawati (131610101020)
Vita Lukitasari (131610101024)
Rachel P W (131610101049)
Fatimatuz Zahroh (131610101051)
Cholida Rachmatia (131610101056)
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS JEMBER
2015
DAFTAR ANGGOTA KELOMPOK
Tutor : drg. Dyah Setyorini, M.Kes.
Ketua : Duati Mayangsari (131610101039)
Scriber Meja : Pungky Anggraini (131610101042)
Scriber Papan : Arini Al Haq (131610101040)
Anggota :
1. Jerry Daniel (131610101018)
2. Hesti Rasdi Setiawati (131610101020)
3. Vita Lukitasari (131610101024)
4. Rachel P W (131610101049)
5. Fatimatuz Zahroh (131610101051)
6. Cholida Rachmatia (131610101056)
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas laporan skenario 1.
Penulisan makalah ini semuanya tidak lepas dari bantuan berbagai pihak,
oleh karena itu penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada:
1. drg. Dyah Setyorini, M.Kes., selaku tutor yang telah membimbing
jalannya diskusi tutorial kelompok VI Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Jember dan memberi masukan yang membantu bagi
pengembangan ilmu yang telah didapatkan.
2. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini.
Dalam penyusunan laporan ini tidak lepas dari kekurangan dan kesalahan.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis
harapkan demi perbaikan-perbaikan di masa yang akan datang demi
kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini dapat berguna bagi kita
semua.
Jember, 11 Oktober 2015
Tim Penyusun
3
DAFTAR ISI
Daftar Anggota Kelompok .................................................................................. 2
Kata Pengantar ..................................................................................................... 3
Daftar Isi ............................................................................................................... 4
Skenario ................................................................................................................ 5
BAB I Pendahuluan................................................................................................6
BAB II Tinjauan Pustaka...................................................................................... 13
BAB III Diskusi.....................................................................................................17
BAB IV Kesimpulan............................................................................................. 27
Daftar Pustaka ...................................................................................................... 28
Lampiran................................................................................................................29
4
SKENARIO I
Seorang ibu usia 56 tahun yang berprofesi sebagai guru, ingin dibuatkan
gigi tiruan baru. Sebelumnya pernah memakai gigi tiruan sebagian lepasan di
rahang atas dan rahang bawah. Tetapi sekarang sudah tidak enak untuk dipakai
terutama saat makan. Kesehatan umum baik. Pemeriksaan intra oral didapatkan
gigi 11, 12, 13, 21, 22, 31, 32, 41, 42, resesi gingiva, goyang 03, kalkulus di
daerah lingual, gigi 35 patah tinggal sisa akar, gigi 36 karies media, gigi 37 dan 47
karies profunda perforasi, gigi 45 46 terdapat kalkulus. Dokter gigi melakukan
rencana perawatan : ekstraksi semua gigi dengan pertimbangan estetik, membuat
GTL RA dan RB bahan akrilik anasir akrilik. Setelah melakukan anamnesis
dokter gigi juga membuat galengan gigit sendiri dan melakukan penetapan gigit.
Setelah GTL diinsersikan, menghasilkan GTL yang retentive, stabil. Dokter gigi
meginstruksikan untuk control di hari berikutnya. GTL baru bias untuk berbicara
dan untuk makan.
5
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kehilangan gigi merupakan salah satu masalah yang banyak di jumpai
masyarakat, baik karena penyakit periodontal, maupun masalah-masalah yang
lainnya. Kehilangan gigi menimbulkan banyak masalah, baik masalah estetik,
fonetik, maupun mastikasi seseorang. Hal ini yang menyebabkan penggunaan
gigitiruan merupakan hal yang sangat penting. Dalam makalah ini, akan
dibawakan modul tiga tentang Gigi Tiruan Penuh dan reparasi gigi tiruan.
Kehilangan gigi bukan tidak mungkin terjadi pada semua gigi dalam satu
rahang. Hal ini menunjukkan bahwa, Gigi Tiruan Sebagian Lepasan tidak lagi di
indikasikan untuk pasien dengan keluhan seperti itu. Untuk itulah, dalam makalah
ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai penggunaan Gigi Tiruan Penuh.
Selain itu, pada skenario di modul ini, dijelaskan mengenai pasien yang memiliki
keluhan bahwa gigi-gigi nya mengalami resesi gingiva dan goyang 03. Hal ini
menunjukkan indikasi eksodonsi dan pembuatan gigi tiruan penuh. Pada makalah
ini dijelaskan bahwa seorang dokter gigi tidak hanya dituntut untuk mengerti
mengenai pemasangan gigi tiruan, tetapi juga harus mengerti tentang instruksi
pada pasien pasca insersi GT, reparasi apabila terjadi masalah pada gigi tiruan,
dan sebagainya.
Di makalah ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai hal-hal yang lebih lanjut
tentang gigi tiruan, khususnya gigi tiruan penuh.
1.2 Rumusan Masalah
(STEP 2 dan 3)
1. Apa yang menyebabkan gigi tiruan sebagian jadi tidak enak dipakai ?
- GTSL mengalami perubahan dimensi bisa karena suhu atau
tekanan.
6
- Perubahan pada intra oral pasien karena seiring bertambahnya usia
mengalami resorbsi tulang alveolar, psikologis, rongga mulut yag
mengalami perubahan patologis
- Pemasangan yang kurang tepat oleh operator karena kurang
memperhatikan anatomis rongga mulut
- Otot-otot sudah berubah jadi ketika dilakukan fungsi pengunyahan
protesa lepas.
- Oklusi yang tidak seimbang pada pasien, sehingga ketika gigi
kontak, gigi tiruan terasa longgar
2. Apa indikasi dan kontraindikasi gigi tiruan lengkap ?
Indikasi
Individu yang seluruh giginya tanggal atau dicabut (edentulous)
Individu yang masih punya beberapa gigi yang harus dicabut
karena kerusakan gigi yang masih ada tidak mungkin diperbaiki
Bila dibuatkan Gigi tiruan Sebagian, gigi yang masih ada akan
mengganggu keberhasilannya
Keadaan umum dan kondisi mulut pasien sehat
Pasien menolak rekomendasi perawatan alternative
Ada persetujuan mengenai waktu, biaya, dan prognosis
Kontraindikasi
Tidak ada perawatan alternative
Pasien belum siap secara fisik dan mental, misalnya tidak mau
memakai gigitiruan penuh
Pasien alergi terhadap material gigitiruan penuh
Pasien tidak tertarik mengganti gigi yang hilang
Adanya penyakit sistemik
OH buruk
7
3. Apa syarat GTL ?
Syarat gigi tiruan yang baik adalah (1) material tidak berbau, berasa,
halus, bersih, dan tidak mengiritasi, ukuran dan bentuk harus sesuai,
serta mempunyai retensi dan stabilisasi waktu dipakai dan berfungsi
sehingga enak dipakai, (2) dapat berfungsi untuk mengunyah makanan,
mengucapkan kata dengan jelas, gerakan seperti tertawa, menguap,
batuk, minum dan lain-lain, (3) estetis dalam ukuran, bentuk, warna
gigi dan gusi, (4) tidak menimbulkan gangguan atau kelainan dan rasa
sakit, dan juga (5) cukup kuat terhadap tekanan pengunyahan dan
pengaruh zat dalam makanan, minuman, cairan ludah dan obat.
Gigi tiruan lengkap yang baik harus memiliki retensi dan stabilitasasi
yang baik. Retensi adalah ketahanan dari suatu gigi tiruan terhadap
daya lepas pada saat gigi tiruan tersebut dalam keadaan diam.
Stabilisasi adalah ketahanan suatu gigi tiruan terhadap daya lepas pada
saat gigi tiruan berfungsi (adanya tekanan fungsional). Menurut
Soelarko dan Wahchijati (1980), retensi didapat dari gravitasi, adhesi,
tekanan atmosfer, dan surface tension, sedangkan faktor stabilisasi
GTL didapat dari pemasangan gigi-gigi pada processus alveolaris,
tekanan yang merata, balanced occlution, relief area, sliding, over jet
dan over bite. Faktor retensi dan stabilisasi adalah faktor yang penting
dalam keberhasilan gigi tiruan lengkap.
4. Mengapa pada pasien digunakan pemilihan bahan akrilik ?
No akrilik logam
1 Proses pembuatan mudah Sukar
2 Kekuatan Kurang Kuat
3 Penghantar panas Kurang Baik
4 Menyerap air Dapat Tidak dapat
5 Perubahan warna Dapat Tidak dapat
8
6 Luas basis Luas/lebar Tak luas
7 Biaya murah mahal
5. Apa yang perlu diperhatikan dokter gigi agar gigi tiruan lengkap
retentive dan stabil ?
Menurut Basker dkk. (1996), kekuatan retentif mencegah
pengungkitan gigi tiruan dari mukosa pendukung dan bekerja melalui
3 permukaan gigi tiruan, yaitu:
a. Permukaan oklusal (occlusal surface), yaitu bagian permukaan
gigi tiruan yang berkontak atau hampir berkontak dengan
permukaan yang sesuai pada gigi tiruan lawan atau gigi asli.
b. Permukaan poles (polishing surface), yaitu bagian permukaan
gigi tiruan yang terbentang dari tepi gigi tiruan ke permukaan
oklusal, termasuk permukaan palatal. Bagian basis gigi tiruan
inilah yang biasanya dipoles, termasuk permukaan bukal dan
lingual gigi-geligi, dan permukaan ini berkontak dengan bibir,
pipi, dan lidah.
c. Permukaan cetakan (finishing surface), yaitu bagian
permukaaan gigi tiruan yang konturnya ditentukan oleh
cetakan.
Faktor fisis
a. Peripheral seal
Efektifitas peripherial seal sangat mempengaruhi efek retensi dari
tekanan atmosfer. Posisi terbaik peripherial seal adalah
disekeliling tepi gigi tiruan yaitu pada permukaan bukal gigi tiruan
atas, pada permukaan bukal gigi tiruan bawah. Peripherial seal
bersambung dengan postdam pada rahang atas menjadi sirkular
seal. Sirkular seal ini berfungsi membendung agar udara dari luar
9
tidak dapat masuk ke dalam basis gigi tiruan (fitting surface) dan
mukosa sehingga tekanan atmosfer di dalamnya tetap terjaga.
Apabila pada sirkular seal terdapat kebocoran (seal tidak
utuh/terputus) maka protesa akan mudah terlepas. Hal inilah yang
harus dihindari dan menjadi penyebab utama terjadi kegagalan
dalam pembuatan protesa gigi tiruan lengkap.
b. Postdam
Postdam atau posterior palatal seal (khusus pada rahang atas),
diletakkan tepat disebelah anterior vibrating line dari palatum
molle dekat fovea palatina.
Adaptasi yang baik antara gigi tiruan dengan mukosa mulut. Ketepatan
kontak antara basis gigi tiruan dengan mukosa mulut tergantung pada
efektivitas gaya-gaya fisik dari adhesi dan kohesi, yang bersama-sama
dikenal sebagai adhesi selektif.
Perluasan basis gigi tiruan yang menempel pada mukosa (fitting
surface). Retensi gigi tiruan berbanding langsung dengan luas daerah
yang ditutupi oleh basis gigi tiruan.
Residual ridge, karena tidak ada lagi gigi yang dapat dipakai sebagai
pegangan terutama pada rahang atas.
Faktor kompresibilitas jaringan lunak dan tulang dibawahnya untuk
menghindari rasa sakit dan terlepasnya gigi tiruan saat berfungsi.
6. Apakah ekstraksi dilakukan sekaligus ? bagaimana pengaru ekstraksi
pada pembuatan GTL dan berapa jangka waktunya ?
Ekstraksi gigi apat dilakukan secara bertahap dan dapat juga digunakan
immediate denture post ekstraksi sebagai pelindung jaringan bekas
pencabutan dan sebagai estetik.
PR durasi pergantian immediate denture dengan full denture /
pemasangan full denture post ekstraksi
7. Apakah tujuan pembuatan galengan gigit dan penetapan gigit ?
10
- Untuk menggantikan processus alveolaris setelah pencabutan
- Untuk merealisasikan dimensi vertical sehingga tidak hilang
- Gigitan sementara vertical rahang atas dan rahang bawah
- Perkiraan jarak inter oklusal
- Memperkirakan panjang gigi
8. Mengapa pasien harus control dan berapa hari lamanya ?
Kontrol dilakukan 3-4 hari untuk pasien biasa dan 1-2 hari lamanya
untuk pasien dengan mukosa rentn atau menua.
a) Untuk mengetahui protesa tersebut cocok atau tidak
b) Memastikan protesa tidak menimbulkan toksik, iritasi.
c) Pasien nyaman atau tidak
d) Mengecek bahwa tidak menyebabkan kerusakan jaringan,
9. Bagaimana instruksi pasien setelah perawatan ?
A. Pemeliharaan gigi tiruan yang kurang tepat juga memberi efek
perubahan bentuk fisik dan kekenyalan gigi tiruan. Kestabilan
gigi palsu berkurang dan membuat luka pada jaringan atau gusi
yang menyangganya. Sebaiknya gigi tiruan dilepas pada saat
tidur dan direndam air bersih dalam tempat khusus (gelas).
Atau, direndam obat pembersih gigi tiruan yang banyak dijual
di toko peralatan gigi.
Sebelum direndam, sebaiknya gigi tiruan dicuci dengan sabun
mandi (bukan pasta gigi). Sebab, pasta gigi biasanya
mengandung kristal batu apung yang menggores gigi tiruan.
B. Instruksi untuk pemeliharaan protesa :
- Protesa direndam dalam air sewaktu dilepas
- Protesa dijaga kebersihanny11
- Protesa dijaga agar tidak mudah lepas
C. Instruksi Pasien:
- Cara Pemakaian : pasien diinstruksikan untuk beradaptasi
dengan protesa GTL yaitu dengan memakai protesa
tersebut secara terus menerus selama 2 x 24 jam kecuali
pada waktu dibersihkan
- Malam hari ketika tidur, protesa dilepas agar jaringan otot-
otot di bawahnya dapat istirahat.
- Pasien membersihkan protesanya setiap kali habis makan.
- Apabila ada rasa sakit, gangguan bicara, protesa tidak
stabil, pasien dianjurkan segera kembali ke klinik.
- Kontrol sesuai dengan waktu yang telah ditentukan guna
pengecekan lebih lanjut dan bila nantinya tidak ada
gangguan, pasien bisa terus memakainya.
- Pasien tidak diperbolehkan mereparasi gigi tiruan tersebut
sendiri
1.3 Learning Objective
1. Mahasiswa diharapkan mampu mengetahui, memahami dan menjelaskan
indikasi dan kontraindikasi GTL
2. Mahasiswa diharapkan mampu mengetahui, memahami dan menjelaskan
faktor-faktor yang mempengaruhi retensi dan stabilisasi GTL
3. Mahasiswa diharapkan mampu mengetahui, memahami dan menjelaskan
tahap pembuatan GTL dan galengan gigit serta penetapan gigit
4. Mahasiswa diharapkan mampu mengetahui, memahami dan menjelaskan
instruksi kepada pasien setelah pemasangan GTL
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Gigi Tiruan
Gigi tiruan lengkap dapat didefinisikan sebagai protesa gigi lepasan yang
dimaksudkan untuk menggantikan permukaan pengunyahan dan struktur-struktur
yang menyertainya dari suatu lengkung gigi rahang atas dan rahang bawah.
Protesa tersebut terdiri dari gigi-gigi tiruan yang dilekatkan pada basis protesa.
Basis protesa memperoleh dukungan melalui kontak yang erat dengan jaringan
mulut dibawahnya. Meskipun basis protesa individual dapat dibuat dari logam
atau campuran logam, kebanyakan basis protesa dibuat menggunakan polimer.
Polimer tersebut dipilih berdasarkan keberadaannya, kestabilan dimensi,
karakteristik penanganan, warna, dan kekompakan dengan jaringan mulut. Selain
itu harus dapat juga memperbaiki ketepatan dan kestabilan dimensi dari protesa
gigi lengkap. (Kenneth, 2003)
2.1.1Pengertian GTL
Gigi tiruan lengkap (GTL) / Full denture adalah gigi
tiruan yang mengantikan kehilangan seluruh gigi pada
rahang atas dan rahang bawah (edentolus) serta jaringan
pendukung/mukosa serta memperbaiki system
stomatognatik.
Gigi tiruan penuh merupakan gigi tiruan lepasan
yang menggantikan semua gigi asli dan struktur
pendukungnya yang telah hilang pada rahang atas ( upper
full denture ) dan rahang bawah ( lower full denture )
(Bakar, 2012).
2.1.2 Fungsi Gigi Tiruan Lengkap
13
Fungsi gigi tiruan penuh antara lain (Basker ;dkk,
1996):
1) Memperbaiki fungsi bicara
2) Memperbaiki fungsi pengunyahan
3) Memperbaiki estetis
4) Memperbaiki fungsi stomatognatik
5) Mempertahankan jaringan pendukung
2.1.3 Indikasi pembuatan GTL
Indikasi pembuatan gigi tiruan lengkap (Bakar, 2012):
1) Seluruh giginya telah tanggal atau dicabut.
2) Ada beberapa gigi yang harus dicabut karena kerusakan
gigi yang masih ada tidak mungkin diperbaiki.
3) Bila dibuatkan GTS gigi yang masih ada akan mengganggu
keberhasilannya.
4) Keadaan umum dan kondisi mulut pasien sehat.
5) Ada persetujuan mengenai waktu, biaya dan prognosis
yang akan diperoleh.
2.1.4 Kontra indikasi pembuatan GTL
Kontra indikasi pembuatan GTL antara lain (Bakar,
2012):
1) Tidak ada perawatan alternatif
2) Pasien belum siap secara fisik dan mental
3) Pasien alergi terhadap material gigi tiruan penuh
4) Pasien tidak tertarik mengganti gigi yang hilang
2.2 Elemen Gigi Resin Akrilik
Lebih dari 60% elemen gigi tiruan yang sudah jadi yang dijual di Amerika
Serikat dibuat dari resin akrilik atau resin vinil akrilik. Seperti diduga,
kebanyakan elemen gigi tiruan resin memiliki basis dengan susunan linier
14
poli(metal metakrilat). Resin akrilik merupakan salah satu bahan kedokteran gigi
yang telah banyak diaplikasikan untuk pembuatan anasir dan basis gigi tiruan,
pelat ortodonsi, sendok cetak khusus, serta restorasi mahkota dan jembatan
dengan hasil memuaskan, baik dalam hal estetik maupun dalam hal fungsinya.
Resin akrilik adalah jenis resin termoplastik, di mana merupakan senyawa
kompon non metalik yang dibuat secara sintesis dari bahan-bahan organik. Resin
akrilik dapat dibentuk selama masih dalam keadaan plastis, dan mengeras apabila
dipanaskan. Pengerasan terjadi oleh karena adanya reaksi polimerisasi adisi antara
polimer dan monomer. Akrilik berasal dari bahasa latin yaitu acrolain yang berarti
bau yang tajam. Bahan ini berasal dari Asam Acrolain atau gliserin aldehida.
Secara kimia dinamakan polymetil metakrilat yang terbuat dari minyak bumi, gas
bumi atau arang batu. Bahan ini disediakan untuk kedokteran gigi berupa cairan
(monomer) monometil metakrilat dan biasanya bahan ini di kemas dalam bentuk
bubuk (polimer) polimetil metakrilat. Penggunaan resin akrilik ini biasa dipakai
sebagai bahan denture base, landasan pesawat orthodontik (orthodontik base),
basis gigi tiruan, pembuatan anasir gigi tiruan (artificial teeth) dan sebagai bahan
restorasi untuk mengganti gigi yang rusak. Resin akrilik adalah resin termoplastis,
merupakan persenyawaan kompon non metalik yang dibuat secara sintetis dari
bahan-bahan organik. Resin ini dapat dibentuk selama masih dalam keadaan
plastis dan mengeras apabila dipanaskan karena tejadi reaksi polimerisasi adisi
antara polimer dan monomer. Berdasarkan polimerisasinya, resin akrilik
dibedakan menjadi tiga, yaitu Heat Cured Acrylic, Self Cured Acrylic dan Light
Cured Acrylic Resin, yang akan dipakai dalam penelitian ini adalah Heat Cured
Acrylic atau Resin Akrilik Polimerisasi panas.
2.3 Retensi dan stabilisasi gigi tiruan
Retensi dan stabilisasi suatu gigi tiruan saling berkaitan. Retensi
berkenaan dengan perlekatan yang merupakan hubungan antara mukosa dan gigi
tiruan, sedangkan stabilisasi berkenaan pada saat berfungsi, yaitu gigi tidak
terlepas selama digunakan (Botega dkk, 2004). Menurut Soelarko dan Wahchijati
(1980), retensi didapat dari gravitasi, adhesi, tekanan atmosfer dan surface
tension. Stabilisasi adalah kemampuan gigi tiruan untuk bertahan pada tempatnya
15
sewaktu gigi tiruan mendapat stres, tekanan atau karena pengaruh fungsional
(Devlin,2002). Gunadi dkk (1991) menyebutkan retensi adalah kemampuan untuk
menahan gaya-gaya yang cenderung mengubah hubungan antara gigi tiruan
dengan jaringan lunak mulut waktu istirahat.
Menurut Zarb dan Bolender (2004), faktor yang mempengaruhi retensi
gigi tiruan lengkap dikelompokan menjadi dua yaitu faktor fisik dan faktor
muskular. Faktor fisik yang berperan dalam retensi gigi tiruan adalah : 1)
perluasan maksimal dari basis gigi tiruan; 2) kontak seluas mungkin dari
membran mukosa dan basis gigi tiruan; 3) kontak yang rapat antara basis gigi
tiruan dan daerah pendukungnya. Faktor muskular dapat digunakan untuk
meningkatkan retensi dan kestabilan gigi tiruan, otot-otot buccinator, orbikularis
oris, serta otototot lidah merupakan kunci dalam aktivitas retensi, sehingga perlu
latihan khusus bagi otot-otot mulut untuk meningkatkan retensi gigi tiruan di
dalam rongga mulut.
16
BAB III
DISKUSI
A. Indikasi dan kontraindikasi GTL
Indikasi pembuatan GTL adalah sebagai berikut :
1. Individu yang seluruh giginya telah tanggal atau dicabut.
17
Edontulus Ridge
Instruksi
Gigi Tiruan Lengkap
Syarat GTL ideal
Desain, Tahapan
Estetis Retentive Stabil
Bahan dasar
Keberhasilan Perawatan
Indikasi & Kontraindikasi
2. Individu yang masih punya beberapa gigi yang harus dicabut karena
kerusakan gigi yang masih ada tidak mungkin diperbaiki.
3. Bila dibuatkan GTS gigi yang masih ada akan mengganggu
keberhasilannya.
4. Keadaan umum dan kondisi mulut pasien sehat.
5. Ada persetujuan mengenai waktu, biaya dan prognosis yang akan
diperoleh.
6. Dental implant yang diragukan karena finansial, tidak bias dibedah
(medical), resiko rusaknya struktur vital seperti : sinus maxilla, nerve
7. Kanker rongga mulut yang menyebabkan kehilangan banyak jaringan
intraoral dan membuat edontulus sehingga perlu dibuatkan GTL + filler
the missing tissue
8. Pasien bersedia dibuatkan gigi tiruan lengkap.9. Keadaaan processus alveolaris masih baik.
Kontraindikasi pembuatan GTL adalah sebagai berikut :
1. Tumor, abses, kista, ulser
2. Pasien tidak kooperatif
3. Pasien handicap
4. Infeksi soket setelah pencabutan
5. Lansia karena pertimbangan sifat dan kondisi pasien
6. OH jelek
7. Alergi bahan
8. Penyakit sistemik
B. Faktor-faktor yang mempengaruhi retensi dan stabilisasi GTL
Retensi dan stabilitas gigi tiruan juga dipengaruhi oleh kondisi anatomi landmark rongga mulut yang bersifat baik mendukung dan ada yang mempersulit. Pada GTL rahang bawah, batas posterior bagian sayap lingual dapat diperluas
18
kearah posteroinferior ke ruang retromylohyoid sehingga menghasilkan retensi dan stabilitas gigi tiruan. Apabila kedalaman ruang ini lebih dari setengah kaca mulut nomor 3, menunjukkan bahwa daerah tersebut dalam dan dapat memberikan retensi yang efektif. Akan tetapi apabila daerah tersebut dangkal, akan mempersulit retensi yang efektif.
1. Faktor fisis: Peripherial seal, efektifitas peripherial seal sangat
mempengaruhi efek retensi dari tekanan atmosfer. Posisi terbaik
peripherial seal adalah di sekeliling tepi gigi tiruan yaitu pada permukaan
bukal gigi tiruan atas, pada permukaan bukal gigi tiruan bawah.Peripherial
seal bersambung dengan Postdam pada rahang atas menjadi sirkular seal.
Sirkular seal ini berfungsi membendung agar udara dari luar tidak dapat
masuk ke dalam basis gigi tiruan (fitting surface) dan mukosa sehingga
tekanan atmosfer di dalamnya tetap terjaga. Apabila pada sirkular seal
terdapat kebocoran (seal tidak utuh/terputus) maka protesa akan mudah
lepas. Hal inilah yang harus dihindari dan menjadi penyebab utama
terjadinya kegagalan dalam pembuatan protesa gigi tiruan
lengkap.Postdam, diletakkan tepat disebelah anterior garis getar dari
palatum molle dekat fovea palatina.
2. Adaptasi yang baik antara gigi tiruan dengan mukosa mulut. Ketepatan
kontak antara basis gigi tiruan dengan mukosa mulut, tergantung dari
efektivitas gaya-gaya fisik dari adhesi dan kohesi, yang bersama-sama
dikenal sebagai adhesi selektif.
3. Perluasan basis gigi tiruan yang menempel pada mukosa (fitting surface).
Retensi gigi tiruan berbanding langsung dengan luas daerah yang ditutupi
oleh basis gigi tiruan.
4. Residual Ridge, karena disini tidak ada lagi gigi yang dapat dipakai
sebagai pegangan terutama pada rahang atas.
5. Faktor kompresibilitas jaringan lunak dan tulang di bawahnya untuk
menghindari rasa sakit dan terlepasnya gigi tiruan saat berfungsi
6. Gaya-gaya dalam cairan
19
Gaya-gaya dalam cairan ini yang dimaksud adalah gaya dalam saliva,
seperti tegangan permukaan saliva, gaya-gaya kohesi, dan viskositas
saliva. Saliva yang volumenya banyak dan mempunyai viskositas yang
tinggi dapat meningkatkan retensi dan stabilitas GTL dalam rongga mulut,
karena tegangan permukaan yang tinggi. Sebaliknya, saliva yang
volumenya sedikit dan viskositasnya rendah akan menyebabkan GTL
mudah lepas karena tegangan permukaannya rendah.
7. Tekanan atmosfer
Tekanan atmosfer ini menahan gaya-gaya yang akan melepaskan gigi
tiruan asalkan ada pheriperal seal yang baik. Hubungan antara pheriperal
seal dengan gaya-gaya di dalam lapisan saliva serta GTL bisa diibaratkan
dengan dua buah bak yang diisi air dengan balok yang mempunyai berat
sama dalam dua bak tersebut, akan tetapi bentuk baloknya berbeda. Balok
pertama mempunyai ukuran yang sangat pas dengan bak, sedangkan balok
yang kedua lebih kecil. Maka apabila balok pertama diambil, maka terasa
akan sangat susah sekali. Berbeda dengan balok kedua yang apabila
diambil maka kita bisa lebih mudah mengambilnya. Bak dengan balok
yang pertama ini diibaratkan dengan GTL yang mempunyai pheriperal
seal yang baik, sehingga tekanan yang ada pada GTL dengan saliva tinggi
sehingga GTL lebih retentif, sedangkan bak dengan balok kedua ini seperti
GTL dengan pheriperal seal yang kurang baik atau bahkan tidak
mempunyai pheriperal seal. Tidak ada gaya-gaya yang menahan GTL agar
retentif, sehingga GTL lebih mudah lepas.
C. Tahap pembuatan GTL dan galengan gigit serta penetapan gigit
Tahapan dalam pembuatan GTL dapat dibagi menjadi tahap klinis dan tahap laboratoris.
Tahap Klinis :
Tahap awal setelah pasien dianamnesa dan diindikasikan adalah pencetakan (impression), yaitu suatu bentuk negatif dari jaringan mulut yang akan
20
dipakai sebagai basal seal prothesa (Swenson, 1964). Soelarko dan Herman (1980), membagi dua macam cetakan, yaitu:
1. Cetakan anatomis (dalam keadaan tidak berfungsi), yaitu pencetakan tidak menghiraukan tertekan atau tidaknya mukosa. Cetakan dilakukan dengan sendok cetak biasa (stock tray), bahan yang dipakai adalah compound, alginat.
2. Cetakan fisiologis (dalam keadaan berfungsi), yaitu dalam pencetakan ini memperhatikan jaringan bergerak dan tidak bergerak juga memperhatikan tertekannya mukosa. Digunakan sendok cetak individual yang dibuat dari bahan shellac atau self curing acrilic resin.
Hasil cetakannya digunakan sebagai model kerja. Kedua jenis cetakan tersebut dilakukan untuk mendapatkan hasil cetakan seakurat mungkin, dikenal sebagai double impression.
Langkah-langkah pencetakan
Bahan cetak diaduk kemudian dimasukkan ke dalam sendok atas Masukkan sendok cetak ke dalam mulut dengan posisi operator disamping
kanan belakang. Pasien mengucapkan “ah” untuk mencetak vibrating line. Pasien mengucapkan “oh” untuk mencetak frenulum buccalis, frenulum
labialis superior. Posisi dipertahankan sampai bahan cetak setting Cetakan dilepas dan dicuci Rahang Bawah Bahan cetak diaduk kemudian dimasukkan ke dalam sendok bawah Masukkan sendok cetak ke dalam mulut dengan posisi operator disamping
kanan depan. Pasien diminta menjulurkan lidah untuk mencetak frenulum lingualis. Pasien mengucapkan “oh” untuk mencetak frenulum buccalis, frenulum
labialis inferior. Posisi dipertahankan sampai bahan cetak setting Cetakan dilepas, dicuci
Cara membuat sendok cetak individual menurut Itjiningsih (1993),
shellac dipanaskan pada model studi sambil ditekan. Lakukan pemotongan sesuai dengan batas jaringan bergerak dan tidak
bergerak. Bila dikehendaki dapat 1-2 mm lebih rendah untuk memberi tempat pada bahan cetak asal jangan mudah lepas dari rahang pasien.
Buatlah pegangan sendok individual dan buat pula lubang dengan bur bulat no. 3 pada daerah palatum, berjarak 4-5 mm. Kegunaan lubang ini adalah untuk mengalirkan bahan cetak yang berlebih karena bila tertahan
21
akan menyebabkan tekanan yang berlebih dari geligi tiruan pada jaringan pendukungnya. Di Fakultas Kedokteran Gigi UGM individual tray dibuat dari shellac base material.
Tahap Laboratoris :
Pembuatan gigi tiruan di dalam mulut perlu memperhatikan keadaan jaringan disekitarnya, yaitu jaringan yang bergerak dan tidak bergerak. Jaringan yang tidak bergerak dijadikan sebagai landasan gigi tiruan penuh, dengan membuat batas antara jaringan mulut bergerak dan jaringan mulut tidak bergerak yang serapi-rapinya dan seakurat mungkin akan mempengaruhi hasil dan suksesnya pembuatan gigi tiruan lengkap. Selain itu pembuatan GTL perlu memperhatikan pendukung utama, yaitu residual ridge karena tidak adanya gigi asli yang dapat digunakan sebagai pegangan. Agar tercapai hasil yang baik juga diperlukan artikulator sebagai alat yang berguna untuk mendapatkan bentuk tiruan rahang manusia yang menirukan gerakan rahang pada saat artikulasi.
Pembuatan Base plate dan Bite rim (galengan gigit)
Pembuatan base plate diklasifikasikan dalam 2 golongan (Jehl, 1959), yaitu:
1. Temporer base, bila digunakan untuk perlekatan oklusal rim guna merestorasi facial dari rahang atas dan rahang bawah.
2. Permanent base, berguna untuk mencatat posisi relasi rahang dan menempatkan gigi-gigi.
Base plate adalah suatu bentuk sementara yang mewakili dasar gigi tiruan dan digunakan untuk membuat Maxillo-Mandibular Record, menempatkan gigi – gigi dan untuk insersi ke dalam mulut. Sedangkan bite rim dibuat di atas base plate yang telah dihaluskan dengan menggunakan modeling wax (Swenson, 1964). Base plate yang telah bergabung dengan bite rim disebut occlusal bite rim atau tanggul gigitan.
Kegunaan bite rim adalah:
1. Untuk melekatan gigi sebelum diganti dengan akrilik.
2. Untuk mencatat maxilo-mandibula relationship pada pasien Bite rim atas harus sejajar dengan garis pupil dan bite rim harus kelihatan kira-kira 2 mm di bawah garis bibir atas dan lehernya harus mengikuti general out line processus alveolaris (Soelarko dan Wachijati, 1980).
Prosedur Penentuan Gigitan/ bite rim (galengan gigit)
Pembuatan oklusi jika oklusi tidak ada
22
Dengan basis dan galangan gigit pada rahang atas dan rahang bawah:
1. Tentukan DV istirahat
2. Dapatkan VD oklusal
3. Tentukan relasi sentris
4. Fixasi galangan gigit rahang atas dan bawah
Penjelasan:
- Sebelum menentukan VD, perlu diperhatikan terlebih dahulu kedudukan basis dan galangan gigit di dalam mulut;
- Untuk rahang atas, basis menutupi semua mukosa palatum durum sampai batas fibrating line di bagian posterior. Untuk bagian bukal, sampai batas mukosa gerak dan tidak bergerak;
- Untuk rahang bawah, basis sampai menutupi ruang molar pad dan sampai batas mukosagerak dan tidak bergerak dibagian bukal dan lingual;
- Galangan gigit anterior dibuat tingginya sebatas bibir atas, tebalnya ke bukal cukup untuk mendukung bibir, sehingga estetis terlihat baik. Bagian palatum dibuat agak melengkung,sesuai lengkung rahang dan bagian insisal tidak terlalu tebal. Bidang oklusal galangangigit atas diatur sedemikian rupa hingga sejajar dengan garis ala trachus (untuk bagian posterior). Galangan gigit rahang bawah dibuat berkontak bidang dengan galangan gigitrahang atas bila dioklusikan.
Pembuatan Galengan Gigit
Fungsinya untuk menggantikan prosesus alveolar yang telah hilang setelah mengalami resorpsi karena hilangnya gigi.
- Memperhatikan 3 daerah kontak yang berbeda antara kedua rahang, yaitu 2 daerahposterior dan 1 daerah anterior
- Galengan gigit dibuat di atas lempeng gigit
- Bahan terbuat dari malam model atau wax
23
- Galengan gigit dibuat dengan membentuk wax menjadi suatu gulungan memanjang yangkemudian diletakkan di atas lempeng gigit, kira-kira di pros. Alveolaris
- Bentuk segi empat atau trapesium
- Guna galengan gigit untuk menentukan dukungan yang wajar bagi bibir dan pipi,menetapkan hubungan antar rahang, dan untuk tempat menyusun gigi-geligi
Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Proses Penentuan Gigit
a. Pastikan bahwa tidak ada gigi asli yang kontak prematur dan blocking
b. Bila ada gigi yang tidak sesuai dengan curve of spee:
- Gigi yang Tipping atau Malposisi
Gigi posterior cenderung tipping ke anterior ketika terdapat ruang di mesial.Perawatan ortodontik untuk pergerakan gigi minor dapat digunakan untuk uprighting gigi tersebut.
- Berkurangnya Dimensi Vertikal
Pada saat menggigit galangan gigit, tidak boleh dengan tekanan yang besar karena dapat menyebabkan displacement (pergerakan) mukosa dibawah basis, terutama pada kasus free end sehingga dapat mengakibatkan oklusi modeh rahang atas dan rahang bawah tidak tepat.
Pencegahan : Sebelum pasien menggigit (beroklusi), lunakkan terlebih dahulu permukaan galengan gigit sedemikianrupa sehingga tidak menimbulkan tekanan waktu beroklusi. Dapat juga dengan mengurangi galangan gigit ± 1mm, kemudian diganti dengan bahan cetak Zinc OxideEugenol Pasta atau gips cetak. Bila beroklusi, akan terlihat gambaran oklusal gigi antagonis pada galangan gigit dan tekanan yang diterima mukosa tidak besar.
D. Instruksi keapada pasien setelah pemasangan GTL
Instruksi untuk pemeliharaan protesa :
a. Protesa direndam dalam air sewaktu dilepas
b. Protesa dijaga kebersihannya
c. Protesa dijaga agar tidak mudah lepas
Instruksi untuk pasien :
24
a. Pasien dianjurkan untuk beradaptasi dengan protesa tersebut sampai biasa.
b. Malam hari ketika tidur, protesa dilepas agar jaringan otot-otot dibawahnya
dapat beristirahat.
c. Apabila ada rasa sakit, gangguan bicara, protesa tidak stabil, pasien
dianjurkan untuk segera kembali ke klinik.
d. Kontrol sesuai dengan waktu yang telah ditentukan guna pengecekan lebih
lanjut dan bila nantinya tidak ada gangguan, pasien bisa terus
memakainya.
Yang perlu diperhatikan pada saat kontrol :
- Pemeriksaan subyektif: Ditanyakan apakah ada keluhan atau tidak, ditanyakan apakah ada gangguan atau tidak, dan ditanyakan apakah ada rasa sakit.
- Pemeriksaan obyektif: Dilihat keadaan mukosa apakah ada peradangan atau perlukaan dan diperiksa retensi dan stabilisasi
e. Removal : by break the seal by memasukkan dan menggerakkan ½ jari
sepanjang pinggir denture atau menggembungkan pipi (bunyi P)
f. Cleaning : setelah makan atau paling sedikit minimal 1 hari sekali
kemudian di rendam dan disikat.
- Sikat dan pasta gigi yang digunakan khusus tidak boleh sembarangan
karena bias timbul goresan sehingga anatomicalnya berubah dan estetiknya
menurun
- Merendam dengan bahan yang spesifik lalu harus di rinse lagi agar bahan
tadi tidak tercerna
- Bahan untuk merendam yang efektif yaitu larutan desinfektan ada 2
larutan yang efektif mengendalikan plak yaitu :
1. Alkalin hipoklorit : efektif dalam pembersihan plak gigi tiruan
2. Cairan klorheksidin glukonat : efektif dalam menghambat
pembentukannya
Bila digunakan larutan hipoklorit yang mengandung 0,08% klorin atau
cairan klorheksida glukonat 0,1% gigi tiruan harus direndam selama satu
malam
25
g. Diet : makan seperti biasa namun pada awal awal pemakain diusahakan
memakan makanan yang lunak – lunak terlebih dahulu. Menggigit kecil
atau dengan hati-hati. Mengunyah dengan dua sisi dalam waktu
bersamaan, karena dapat membantu GTL stabil. Hindari makanan dan
minuman panas untuk mencegah rasa terbakar di GTL.
PR: Berapa lama harus menunggu di insersikan GTL setelah pencabutan?
Pasca eksodonsi, akan terjadi tahap penyembuhan yang meliputi:
pembentukan gumpalan darah, pengaturan gumpalan darah dengan pembentukan
jaringan ikat longgar berserat, perubahan bentuk dari jaringan ikat berserat
menjadi jaringan ikat yang padat dan kalsifikasi dari gumpalan darah. Aktivitas
penyembuhan ini kurang efektif sampai hari ke 10 pasca pencabutan, akan tetapi
pada minggu kedua aktivitas penyembuhan berjalan sangat cepat yang ditandai
dengan pembentukan tulang berupa trabekula baru. Proses penyembuhan pasca
ekstraksi ini akan berjalan stabil setelah 30 hari, oleh karena itu pada hari ke 30
pasca ekstraksi pasien sudah dapat dibuatkan GTL, karena jaringan-jaringan
sudah cukup kuat untuk mendukung beban kunyah pada GTL, walaupun secara
morfologik selama beberapa waktu setelah ini tulang alveolar tidak dapat
dianggap stabil. Selama menunggu proses penyembuhan, pasien dapat dibuatkan
immediate denture. (Watt, M David and A Roy MacGregor. 1986. Designing
Complete Dentures Ed 2, diterjemahkan oleh Soelistijani. Jakarta: Hipokrates.)
26
KESIMPULAN
Kehilangan gigi merupakan salah satu masalah yang banyak di jumpai
masyarakat. Kehilangan gigi menimbulkan banyak masalah, baik masalah estetik,
fonetik, maupun mastikasi seseorang Kehilangan gigi bukan tidak mungkin
terjadi pada semua gigi dalam satu rahang. Untuk kasus seperti itu diindikasikan
penggunaan GTL. Selaim itu banyak hal yang menjadi indikasi dan kontraindikasi
penggunaan GTL yang harus diperhatikan oleh dokter gigi. Selain itu seorang
dokter gigi juga harus mengetahui faktor yang dapat mempengaruhi retensi dan
stabilitas GTL, tahap pembuatan GTL termasuk pembuatan galengan gigit dan
penetapan gigit, serta instruksi kepada pasien seteah pemasangan GTL.
27
DAFTAR PUSTAKA
Watt, david M dan MacGregor, A. Roy. 1992. Membuat Desain gigi Tiruan
Lengkap. Jakarta: Hipokrates
Fadriyanti,O.2010. Perawatan pasien edentulous dengan gigi tiruan lengkap.
Padang : Universitas Baiturrahama
Zarb GA, Bolender CL. Boucher’s Prosthodontic Treatment for Edentulous
Patients. CV Mosby Co., St. Louis, 12ed, 2004
Heartwell CM, Rahn AO. Syllabus of Complete Dentures. Lea and Febiger,
Philadelphia, 1984.
Basker RM, Davenport JC, Tomlin HR. 1996. Perawatan Prostodontik bagi
Pasien Tak Bergigi (terj.). Ed III. EGC: Jakarta.
Devlin H. 2002. Complete Dentures: A Clinical Manual for the General Dental
Practicioner. Springer-Verlag: Berlin.
Gehl DH, Dressen, OM. 1959. Complete Denture Prothesis. 4th ed. W. B.
Saunders Co.: London.
Harshanur IW. 1993. Gigi Tiruan Lengkap Lepasan. EGC: Jakarta.
Itjiningsih WH. 1996. Geligi Tiruan Lengkap Lepas. EGC: Jakarta.
Itjiningsih WH. 1993. Dental Teknologi. FKG Universitas Trisakti: Jakarta.
Soelarko dan Herman W. 1980. Diktat Prostodonsia Full Denture. FKG Unpad:
Bandung.
28
LAMPIRAN
1. Anasir akrilik : gigi tiruan yang berbahan dasar akrilik. Akrilik
berasal dari asam acrolain atau gliserin aldehid. Secara kimia dinamakan
polymethyl methacrylate yang terbuat dari minyak bumi, gas bumi atau
arang batu. Bahan ini disediakan dalam kedokteran gigi berupa ciaran
(monomer) mono methyl methacrylate dan dalam bentuk bubuk (polymer)
polymthtyl methacrylate.
2. Galengan gigit : atau Tanggul gigit (= occlusion rims atau bite
rims) yaitu galengan atau tanggul yang terbuat dari malam dan diletakkan
di atas basis untuk menentukan hubungan oklusi gigi atas dan gigi bawah.
3. Penetapan gigit : penetapan oklusi rahang atas dan rahang baawah
4. Goyang 03 : Kegoyangan gigi lebih besar dari 1mm pada segala
arah dan atau gigi dapat ditekan kearah apikal
5. Retentive dan stabil : retentive : dapat menahan gigi tiruan terhadap daya
lepas pada saat keadaan diam
Stabil : dapat menahan gigi tiruan terhadap daya
lepas pada saat gigi tiruan tersebut
berfungsi/digunakan
29