darah 3 laporan fisiologi

Upload: shoby0210

Post on 17-Oct-2015

274 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

laporan fisiologi

TRANSCRIPT

Tanggal Praktikum: Selasa, 4 Mac 2014 Jam Praktikum: 14.30 17.00 WIBDosen Pembimbing: drh.Koekoeh SantosoKelompok Praktikum: 3C7

DARAH III

Anggota Kelompok :

1. Lee Shinh Nian B04128008 ..2. Grace Victoria Mani B04128013 ..3. Shobha Rajantiran* B04128017 ..4. Tay Pik Mun B04128015 ..

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWANINSTITUT PERTANIAN BOGOR2014

PendahuluanJenis utama lainnya dari sel darah adalah sel darah putih ( BDP ) , yang juga disebut sebagai leukosit . Ada banyak BDM daripada ada BDP . Untuk setiap leukosit hadir dalam sampel ada biasanya akan 600 sampai 700 BDM . Peran utama dari sel darah putih adalah untuk mempertahankan tubuh terhadap invasi organisme seperti bakteri , virus , dan jamur . Ada berbagai jenis leukosit , dan jumlah darah putih ( BDP ) adalah total dari semua berbagai jenis . Kisaran normal untuk BDP hitung pada anjing akan menjadi antara 6.000 dan 17.000 per mikroliter , dan di cat , 4,900-20,000 / l . Jumlah BDP biasanya meningkat ketika tubuh memerangi infeksi berat atau stres oleh racun metabolik ( pasien yang gagal ginjal akut dengan produk limbah membangun dalam tubuhnya biasanya akan memiliki BDP tinggi ) . Selain itu, ketika sangat senang (jika kita terlalu menggairahkan atau menakut-nakuti hewan ketika menggambar sampel darah ) sel darah putih akan dilepaskan ke dalam darah dan tingkat akan naik . Hitung BDP akan lebih rendah dari normal, jika hewan telah melemah dari berkepanjangan, penyakit yang melemahkan dan dalam beberapa infeksi virus. ( Race Foster 2012)WBC dibagi menjadi dua kelompok tergantung pada bagaimana mereka bereaksi terhadap noda yang digunakan untuk lebih mengamati mereka di bawah mikroskop . Ada granulosit ( mereka BDP dengan butiran yang menyerap noda ) dan agranulosit ( orang-orang yang tidak menyerap noda ) . Granulosit meliputi neutrofil , eosinofil , dan basofil , sedangkan agranulosit adalah limfosit dan monosit .( Race Foster 2012)Neutrofil merupakan jenis sel darah putih dengan plasmabergranula yang paling aktif dan bermobilitas tinggi. Plasmanyabersifat netral dan terdapat bintik-bintik. Selain itu, neutrofilbersifat fagosit (pemakan bakteri).Dari total keseluruhan sel darah putih, jumlah neutrofilsekitar 50% hingga 70%. Nukleusnya terdiri atas dua sampai limalobus, sehingga seringkali disebut leukosit polimorfonuklear.Diameter neutrofi l sekitar 12 m. Sebagian besar granula neutrofiladalah lisosom, yang berisi beberapa macam enzim dan bakterizidal untuk menghancurkan bakteri. Pada setiap milimeter kubikdarah putih, neutrofi l mengandung 3.000 sampai 7.000 butir. (Rochmah, S. N et al 2009)Eosinofil adalah jenis sel darah putih dengan plasma bergranulayang berukuran hampir sama dengan neutrofil. Plasmayang dipunyai bersifat asam dan terdapat bintik-bintik biruyang bersifat fagosit. Volume eosinofil berkisar 2% sampai 4%dari total keseluruhan sel-sel darah putih, atau setiap mm3 darahmengandung 20 hingga 50 butir. Nukleus yang dimiliki eosinofiltersusun atas dua lobi atau bilobus. Eosinofil ini berperan dalam sistem pertahanan tubuh, terutama terhadap parasit multiseluler, semisal cacing parasit.(Rochmah, S. N et al 2009)Jenis sel darah putih yang memiliki plasma bergranula adalahbasofil. Ukuran basofil lebih kecil daripada eosinofil maupunneutrofil, yakni berdiameter sekitar 8 sampai 10 m. Walaubegitu, eosinofil memiliki inti sel yang relatif besar. Setiap 1milimeter kubik darah mengandung 20 hingga 50 butir basofil,atau kurang dari 1% dari jumlah keseluruhan sel darah putih.(Rochmah, S. N et al 2009)Sementara itu, jenis sel darah putih yang tak bergranula padamembrannya terdiri atas monosit dan limfosit. Monosit berjumlahsekitar 2 hingga 8% dari total keseluruhan sel darah putih, atautiap mm3 darah mengandung 1 butir. Mudahmengenali monosit, sebab ukurannya cukup besar dan inti selnyajuga besar. Bentuknya oval atau seperti bentuk ginjal. Monositkira-kira berdiameter dua kali diameter sel darah merah, yaitusekitar 15 m. Sebelum keluar menuju jaringan dan menjadi makrofaga,monosit akan berada dalam peredaran darah selama 24 jam.Makrofaga merupakan fagosit yang aktif terhadap senyawa-senyawaasing yang berukuran lebih besar dari monosit.Di dalam darah, monosit termasuk jenis sel darah putih yangmampu berumur panjang. Selain itu, monosit juga dapat bergerakcepat dalam peredaran darah. (Rochmah, S. N et al 2009)Sedangkan limfosit, memiliki jumlah sekitar 20 hingga 30%dari jumlah sel darah putih, atau tiap mm darah mengandung1.500 sampai 3.000 butir. Limfosit dapat bergerak bebas dan jugabisa membentuk zat antibodi. Pada smear darah, tampak bahwalimfosit memiliki satu inti besar, berbentuk bundar, dan hampirmenempati seluruh isi sel. Limfosit berdiameter 8 hingga 12m. Limfosit biasanya aktif keluar dari pembuluh darah menujujaringan, terutama jaringan ikat dan sistem limfatikus. (Rochmah, S. N et al 2009)Di dalam peredaran darah, limfosit terbagi atas tiga jenis,yakni sel T, sel B, dan sel pembunuh (natural killer cell). Berbagaijenis limfosit ini memiliki peran yang berbeda. Sel limfosit Tberperan dalam mekanisme pertahanan terhadap masuknya sel-selasing ke dalam jaringan tubuh. Sedangkan sel limfosit B berperan dalam mekanisme pertahanantubuh yang melibatkan produksi dan distribusi antibody. Sel pembunuh (natural killer cells)berfungsi untuk mendeteksi dan menghancurkan sel-sel jaringanyang abnormal. (Rochmah, S. N et al 2009)Golongan darah adalah merupakan pengklasifikasian darah dari suatu individu berdasarkan ada atau tidaknya zat antigen warisan yang terdapat pada permukaan membran sel darah merah. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah tersebut. Dua jenis penggolongan darah yang paling penting adalah penggolongan ABO dan Rhesus (faktor Rh). Di dunia ini sebenarnya dikenal sekitar 46 jenis antigen selain antigen ABO dan Rh, hanya saja lebih jarang dijumpai. Transfusi darah dari golongan yang tidak kompatibel dapat menyebabkan reaksi transfusi imunologis yang berakibat anemia hemolisis, gagal ginjal, syok, dan kematian. Jenis jenis golongon darah adalah A, B, AB, dan O. (Restu Ayomsari. 2013) H. MENGHITUNG JUMALAH BUTIR DARAH PUTIHTujuan Menghitung jumlah butir darah putih (BDP, lekosit per mm3 )Bahan dan alat Hemositometer Neubauer atau merk lainnya, terdiri atas beberapa alat yang antaranya kamar hitung dan kaca penutupnya. Pipet(pengencer) lekosit, dengan ciri di dalamnya terdapat butiran berwarna merah dan skala pada tersebut :0.5-1.0-1.1. Kedua pipet tersebut dilengkapi dengan aspirator. Alat yang seterusnya adalah mikroskop biasa, dengan objektif pembesaran 10x dan 45x, okuler dengan pembesaran 10x. Larutan pengencer adalah larutan Turk. Mempersiapkan juga alat pengambilan darah yaitu lanset atau jarum Franke, alkohol 70% kertas atau kain penyerap yang halus sama gunting kalau perlu. Seterusnya, cawan kecil untuk tempat larutan pengencer dan alat untuk menghitung.PrinsipDalam praktikum ini kita akan menghitung jumlah butir darah putih (BDP, lekosit per mm3 9cmm) ). Dengan menggunkan pipet lekosit, darah dicampur dengan larutan pengencer. Kemudian dengan menggunakan Hemositometer yaitu kamar hitung, banyaknya butir darah per mm3 dihitung di bawah mikroskop dan setelah dikoreksikan terhadap faktor pengenceran, jumlah BDP per mm3 darah dapat ditentukan.Metode Percobaan Kamar hitung disiapkandan dengan hati-hati kain yang bersih dan lunak dibersihkan, juga siapan mikroskop. Kamar hitung dilihati di bawah mikroskop dengan pembesaran 100x (objektif 10x dan okuler 10x), makan akan terlihat gambar kotak-kotak. Ukuran-ukuran kamar hitung sebagai berikut yaitu penjang seluruh kamar hitung sebanyak 3mm, lebar seluruh kamar hitung 3mm. Kamar hitung dibagi dalam 9 butir sangkar besar, yang masing-masing mempunyai luas 1mm2. Empat bujur sangkar yang terletak di keempat sudut kamar hitung, masing-masing terdirit atas 16 buah bujur sangkar yang luasnya 1/12mm2. Satu dari 9 bujur sangkar yang besar, yang terletak ditengah-tengah, terdiri atas 25 buah bujur sangkar yang lebih kecil lagi, dengan ukuran luas (1/20 x 1/20) mm2 = 1/400mm2. Kedalaman kamar hitung ialah jarak antara dasar kamar hitung dan kaca penutupnya = 1/10 mm. Butir darah dihitung menggunakan 5 kotak kecil (R) yang terletak di bagian tengah kamar hitung, ialah 4 buah yang terletak di sudut, dan sebuah terletak di tengah-tengah, Masing-masing kotak kecil ini tediri atas 16 kotak dengan ukuran terkecil yang berukuran 1/20mm x 1/20 mm = 1/400 mm2 luasnya, dan kedalamannya 1/10 mm. Ukuran ini yang biasanya tercantum pada alat Hemositometer. Satu kotak kecil mempunyai luas (16 x 1/400) mm2 dan dalamnya 1/10 mm, sehingga jumlah isi ruangan yang dihitung eritrositnya = 2x (16x1/400x1/10)mm3 = 80/4000 mm3 = 1/50 mm3. Semua butir darah yang terletak di dalam kotak yang telah ditentukan dihitung jumlahnya.Bila ada butir-butir darah yang terletak pada garis-garis tepi bujur sangkar, maka yang dimasukkan dalam perhitungan ialah yang terletak pada dua buah garis (sisi) yang membentuk sebuah sudut, misalnya garis (sisi) atas dan samping kiri, dan ini harus konsisten. Teknik mengisi kamar hitung untuk butir darah putih(lekosit) adalah dengan memasang aspirator pada ujung pipet lekosit. Setelah dibersihkan daerah tempat pengambilan darah, tusuk pembukuh darahnya.Darah yang pertama keluar dihapus dulu, dengna menggukan aspirator pada pipet, kemudian isaplah darah yang keluar berikutnya, sampai batas angka 0.5 atau 1.0 pada pipet eritrosit.Bersihkankah ujung pipet dengan kertas atau kain yang halus.vDengan cepat dan hati-hati, isaplah larutan pengencer, tidak boleh ada gelembung udara, Bila hal ini terjadi, haris diulang, juga bila terdapat bekuan. Bila kelebihan sedikit larutan yang diisap, dengan hati-hati singgungkanlah ujung pipet pada kertas tissue, Jangan ditiup. Langkah yang seterusnya adalah lepaskan aspirator dengan hati-hati dari pipetnya. Harus dijaga agar tidak ada cairan yang keluar dari pipet. Dengan menutup kedua ujung pipet dengan ibu jari dan jari telunjuuk tangan kanan, kocoklah isi pipet dengab cara membuat gerakan angka atau gerakan, agar yang tercampur hanyakah yang terdapat dibagian pipet yang membesar saja. Buang cairan pada ujung pipet yang tidak ikut terkocok. Kemudian masukkan dengan hati-hati setetes cairan kedalam kamar hitung dengan cara menempelkan ujung pipet pada tempat pertemuan antara dasar kamar hitung dan kaca penutup, Jangan ditutup! Selepas itu, biarkan butir-butir darah yang ada di dalam kamar hitung mengendap.Dan akhirnya hitung jumlah butir darah putih dengan menggunakan teknik yang telah dikemukakan tadi. Teknik untuk perhitungan jumlah butir darah putih (leukosit) sama dengan perhitungan butir darah merah, perbedaanya terdapat pada macam pipet, larutan pengencer, dan ruang hitungnya. Perhitungan untuk BDP adalah sebagai berikut, Volume ruangan kamar hitung yang digunakan 4 kotak R = 4 x 1mm x 1/10mm3= 4/10mm. Bila jumlah BDP dalam tersebut = b butir, maka 1mm310/4x butir. Faktor koreksi pengenceran. Darah 0.5, larutan pengencer sampai 11 dikurangi 1 bagian yang tidak ikut dicampur, sehingga penenceranya 20x. Konklusinya adalah jumlah butir darah Putih per mm3 darah = 20 x 10/4x b butir = b x 50 butir,I. SEDIAAN APUS DARAH TEPI DAN DIFRENSIASI BDP.Tujuan1. Mempelajari membuat sediaan apus darah2. Mengamati berbagai macam bentuk butir-butir darah yang terdapat pada preparat darah perifer.3. Menghitung % jenis-jenis BDP (Leukosit) pada sediaan ulas darah perifer.

PrinsipSediaan ulas darah diwarnai dengan zat warna campuran asam dan basa (Giemsa, Wright, Hematoksilin eosin dan sebagainya) akan menyebabakan komponen-kompoenen asam dari sel darah berwarna biru atau biru keungu-unguan, dan komponen basa dari sel berwarna merah. Dengan menggunakan mikroskop, berbagai bentuk butir-butir darah dapat diamati dan dipelajari, juga % jenis-jenis butir darah putih dapat dihitung.Bahan dan AlatGela sobjek 2 buah, bak pewarna, pipet tetes, mikroskop (obj; 10x ;ok. 10x), zat warna Giemsa atau Wright, metil alcohol (jika memakai zat warna Giemsa), minyak imersi, xylol, alkohol 70%, kapas, jarum tusuk, buffer fosfatPh 6.4-6.7Tata kerjaA. TEKNIK MEMBUAT SEDIAAN APUS DARAHDua buah gelas objek disiapkan dalam keadaan bersih. Kemudian setelah darah ditempatkan 2 cm dari ujung sebuah gelas objek (sebelah kanan). Dan pegang bagian ujung lain gelas objek pada kedua sudutnya (sebelah kiri) dengan ibu jari dan telunjuk tangan kiri (atau letakan saja gelas objek diatas meja yang rata). Dengan tangan kanan, pegang gelas objek lainnya (ibu jari dan keempat jari kanan memegang pinggir-pinggir gelas objek) dan letakan bagian ujung depan gelas objek ini pada gelas objek yang tadi( (pertama), sehingga membentuk sudut 30 di depan setetes darah tadi. Gerakan gelas objek yang ditangan kanan ke belakang (suduttetap 30) sampai menyinggung tetesan darah tadi, sehingga darah menyebar sepanjang sudut antara kedua gelas objek. Segera setelah darah menyebar, dengan hati-hati, tanpa mengangkat gelas objek, dan tetap sudut 30, dorong ke depan gelas objek ditangan kanan, maka terbentuk sediaan apus yang tipis. Besarnya sudut antara kedua gelas objek menentukan ketebalan sediaan apus. Makin besar sudut, makin tebal sediaaan apusnya. Sediaan apus diwarnai setelah dikeringkan.B. TEKNIK MEWARNAI SEDIAAN APUS DARAHPewanaaan dengan zat warna GIEMSA :Sediaan apus darah yang telah dikeringkan di udara dimasukkan ke dalam metil alcohol (carian fiksasi) selama 5 menit. Kemudian, angkat dan keringkan dan memasukkan ke dalam zat warna larutan Giemsa dan biarkan selama 30 menit. Angkat preparat dan cuci kelebihan warna dengan menggunakan air keran yang mengalir. Seterusnya keringkan di udara lagi atau menggunakan kertas isap (preparat diletakkan diantara dua lembar kertas isap dan perlahan-lahan ditekan-tekan).Pewarnaan dengan zat warnaWright :Letakkan horizontal sediaan apus darah (yang sudah dikeringkan) pada bak pewarna. Kemudian ditetesi seluruh permukaan apusan darah dengan larutan zat warna Wright sebanyak 10-15 tetes, dan dibiarkan selama 1 menit. Ditambah larutan buffer fosfat sebanyak zat warna yang dipakai tadi pada seluruh permukaan preparat (tanpa membuang zat warna).Usahakan agar larutan buffer bercampur dengan larutan zat warna. Dibiarkan sampai terbentuk lapisan hijau metalik (mengkilat) pada permukaan preparat selama 4 menit. Cairan telah dibuang dan dicuci preparat dengan aquadest, atau di bawah air keran yang mengalir. Dikeringkan di udara atau dengan kertas isap. Seterusnya, diperiksa di bawah mikroskop untuk melihat apakah cukup baik pewarnaanya. Bila tidak cukup, dapat diwarnai lagi. C.CARA MEMERIKSA SEDIAAN APUS, IDENTIFIKASI MACAM BUTIR-BUTIR DARAH DAN HITUNG % JENIS-JENIS LEUKOKSIT.Pengamatan ini adalah cara memeriksa sediaan apus, identifikasi macam-macam butir darah yaitu retikulosit, eritrosit, trombosit, leukosit, granulosit dan agranulosit.BAHAN DAN ALATMinyak emersi, mikroskop dengan objektif 100x dan okuler 10x.

TATA KERJASiapkan mikroskop dengan objeytif 100x dan okuler 10x. Periksa seluruh permukaan preparat, preparat yang baik menunjukkan warna kontras merah, biru keunguan, dan biru tua, misalnya eritrosit berwarna merah, inti leukosit berwarna ungu tua atau biru tua.Misalnya juga granula di dalam sitoplasma granulosit ada yang berwarna merah, biru atau netral (antara merah dan biru), dan trombosit berwarna kebiru-biruan. Seterusnya adalah pengamatan butir-butir darah pada sediaan dapus. Tetes minyak emersi pada preparat dengan menggunakan mikroskop (obk : 100x; ok :10x). Mengamati bentuk, besar dan warna eritrosit bahwa sama atau tidak. Mengamati juga retikulosit, trombosit dan leukosit.A) GRANULOSIT Mengamati granula merah, besar-besar dalam eosinophil, mengamati granula biru tua, besar besar dalam basophil. Bentuk muda yang diamati dalam neutrophil mempunyai inti berbentuk batang dan bentuk tua yang tersebati dalam neutrophil intinya berbentuk segmen.

B) AGRANULOSIT Intibulat, biru tua, sitoplasma sedikit, biru muda diamati dalam limfosit dan inti berlekuk, biru tua, sitoplasma banyak dan biru muda diamati oleh monosit.

D.CARA MENGHITUNG % JENIS-JENIS BDP (DIFFERENTIAL LEUCOYTE COUNT)ALAT DAN BAHANAlat dan bahan yang digunakan adalah Mikroskop, lap, xylol, minyakimersiTATA KERJA Setelah bentuk jenis-jenis BDP diamati, hitunglah% masing-masing jenis pada preparat ulas darah tersebut. Cara menghitung dilakukan seperti ini agar butir darah yang telah dihitung tidak terulang lagi. Bila telah selesai bekerja, membersihkan mikroskop sebelum dikembalikan dengan lap yang bersih dan halus.Bersihkan dengan xylol jika minyak imersi digunakan.K.GOLONGAN DARAHTUJUANMempelajari cara menentukan golongan darah (system ABO)PRINSIP Dalam system ABO terdapat Golongan darah A, pada eritrositnya terdapat aglutinogen A. Golongan darah B, pada eritrositnya terdapat aglutinogen B.Golongan darah AB, pada eritrositnya terdapat aglutinogen A dan B. Golongan darah 0, pada eritrositnya tidak terdapat aglutinogen A atau B.Penentuan golongan darah berdasarkan atas reaksi aglutinasi Antara aglutinogen yang terdapat pada eritrosit dengan anti-aglutinogen tersebut (agglutinin) yang terdapat di dalam serum/plasma.Contoh: -Aglutinogen A + anti-aglutinogen A (anti-A) = Aglutinasi-Aglutinogen A + anti-aglutinogen B (anti-B)= tidak terjadi aglutinasiALAT DAN BAHANSerum yang mengandung anti-A,serum yang mengandung anti-B,larutan fisiologis (control ),alkohol 70%,kapas,lanset,gelas obyek,tusuk gigi /lidiTATA KERJA Ujung jari dibersihkan dengan kapas beralkohol dan keringkan.Ujung jari ditusuk dengan lanset, dan teteskan atau tempelkan darah yang keluar pada gelas obyek di tiga tempat.Ditambahkan :a.Serum yang mengandung anti-A pada tetesan darah di sebelah kanan.b.Serum yang mengandung anti-B pada tetesan darah di sebelah kiri.c.Larutan fisiologis pada tetesan darah di tengahCampurkan perlahan lahan dengan menggunakan tusuk gigi yang bersih atau dengan cara menggoyang-goyangkan gelas obyek ke depan dank e belakang, jaga agar ketiga tetesan tidak saling bercampur.Biarkan beberapa saat.Periksa apakah ada reaksi aglutinasi pada tetesan darah tersebut yang ditandai oleh adanya titik-titik di dalam larutan.Tetesan darah yang di tengah sebagai control tidak terjadi aglutinasi .Apabila ;a. Darah + anti-A terjadi aglutinasi dan darah +anti B tidak terjadi aglutinasi , maka golongan darah adalah :AB.Darah + anti-A tidak terjadi aglutinasi , dan darah + anti-B terjadi aglutinasi , maka golongan darah adalah :B.c. Darah +anti-A terjadi aglutinasi dan darah + anti-B juga terjadu aglutinasi , maka golongan darah adalah :AB. d.Darah + anti-A tidak terjadi aglutinasi , dan darah + anti-B juga tidak terjadi aglutinasi , maka golongan darah adalah :0

HasilC.Cara memeriksa sediaan apus, identifikasi macam butir-butir darah dan hitung% jenis-jenis leukosit. Gambar 1 Eritrosit Gambar 2 Retikulosit Literatur (sumber :https://ahdc.vet.cornell.edu/)

Gambar 3 Thrombosit Gambar 4 Limfosit BesarLiteratur (sumber:https://ahdc.vet.cornell.edu/) Gamber 5 Limfosit Kecil Gambar 6 Monosit Gambar 7 Eosinofil Gambar 8 Basofil

Gambar 9 Neutrofil (i) Gambar 10 Neutrofil (ii)

ERITROSITBentuk :Bentuknya samaBesar :Hampir samaWarna :Sama

LEUKOSIT :AGRANULOSITLimfosit besarDeskripsi : Inti bulat dan hampir memenuhi limfosit. Rasio dengan eritrosit 4Limfosit kecilDeskripsi : Init limofist bulat dan hampir memenuhi seluruh limfosit. Ukuran kecil dan hampir sama dengan eritrosit dengan rasio 2:1 Monosit Deskripsi : Inti berlekuk seperti ginjal/tapal kuda. Tidak bergranul dan ukurannya lebh besar dari eritrosit dengan rasio 5:1GRANULOSITNeutrophilDeskripsi : Bentuk muda karena init sel berbatang.Bergranul dengan initinya bergelambir 4.Deskripsi : Bentuk tua karena inti sel berbentuk segmen. Eosinofil Deskripsi : Initinya bergelambir 2, granula berwarna merah dan besar-besar.BasofilDeskripsi : Granul besar menutupi init basofil, warna initnya ungu.D.CARA MENGHTIUNG % JENIS-JENIS BDP % jenis-jenis BDP : 85Neutrofil : berinti batang : 2Neutrofil : berinit segmen :13Eosinfil : 30Basofil :8Limfosit besar : 9Limfosit kecil : 13Monosit : 10Jumlah butir 85 %

H.Menghitung jumlah butir darah putih (BDP)Kotak W , Jumlah-jumlah butir darah putih =33Jumlah BDP per mm3 darah = 20 x 10/4 x 33 = 33 x 50 =1650 per mm 2 daraHK.Golongan DarahPerlakuanPengamatanGolongon Darah

Darah + Larutan FisiologisTidak ada aglutinasiB

Darah + Serum anti- ATidak ada aglutinasi

Darah + Serum anti- BAda aglutinasi

Pertanyaan 1. Sebutkan perbedaan bentuk BDM antara manusia,kambing, katak , dan ikan. Perbedaan BDM antara katak dengan manusia adalah pada sel darah katak dan ikan berbentuk lonjong, bulat dan mempunyai inti di tengah sedangkan untuk darah manusia bentuknya bulat, bikonkaf dan tidak mempunyai inti di tengah.BDM manusia dan kambing tidak mempunyai perbedaan.2. Di antara jenis-jenis BDP, terdapt perbedaan bentuk BDP ,kelinci dan ayam yang nyata . jelasakan perbedaan tersebut.3. Dalam keadaan apa% eosinofil di dalam darah meningkat ?Eosinofil di dalam darah akan meningkat apabila terdapat allergi infeksi di dalam badan.PembahasanPemeriksaan preparat apus darah tepi merupakan pemeriksaan darah rutin dan pemeriksaan penyaring. Pemeriksaan darah rutin terdiri dari hemoglobin, jumlah lekosit, hitung jenis lekosit, dan laju endapan darah. Pemeriksaan penyaring terdiri dari gambaran darah tepi, jumlah eritrosit, hematokrit, indeks eritrosit, jumlah retikolosit, dan trombosit. (Budiwiyono I ,1995) Eritrosit merupakan sel darah yang tidak mempunyai inti dan granula. Morfologi eritrosit sangat penting dalam pembacaan preparat darah apus, selain dari segi penyebaran eritrosit yang berfungsi sebagai zona hitung jenis sel, pembacaan morfologi eritrosit juga dapat membantu mendirikan diagnosa beberapa penyakit, seperti anemia. (R. Gandasoebrata, 2007) Warna eritrosit dalam sediaan darah apus dapat menghasilkan warna yang berbeda-beda sesuai dengan jenis pengecatannyaDalam pengujian ini terdapat 2 jenis pewarnaan apus darah yaitu pewarnaan Giemsa dan pewarnaan Wright. Satu tetes darah diletakkan di atas gelas objek dan disebarkan menjadi apus tipis sebaik mungkin. Pewarnaan Wright merupakan suatu campuran yang menggunakan campuran Eosin Y dan Biru metilen yang teroksidasi namun dengan metil alkohol sebagai cairan fiksasi pewarnaan sehingga tidak perlu mengadakan fiksasi tersendiri. (R. Gandasoebrata, 2007)Sedangkan pewarnaan Giemsa adalah pulasan yang terdiri dari eosin, metilin azur dan biru metilen berguna untuk mewarnai sel darah dan melakukan fiksasi sendiri dengan metil alkohol. Prinsip pewarnaan Giemsa menggunakan prinsip Romanovsky yaitu menggunakan 2 zat warna yang bebeda yaitu Azur B atau trimetiltionin yang bersifat basa dan Eosin Y atau tetrabromflouresein yang bersifat asam. Azur B akan mewarnai komponen sel yang bersifat asam seperti kromatin, DNA, RNA. Eosin Y akan mewarnai komponen yang bersifat basa seperti sitoplasma, granula eosinofil, hemoglobin. (Dylan, 2005) Cara memeriksa sediaan apus, cara identifikasi macam butir-butir darah dan hitung % jenis-jenis leukosit sudah dilakukan. Tujuan pemeriksaan sediaan apus darah tepi antara lain menilai berbagai unsur sel darah yang diamati dalam praktikum ini seperti eritrosit, leukosit dan trombosit dan mencari adanya penyakit anemia, malaria, infeksi dan parasit. Sediaan apus yang dibuat dan dipulas dengan baik merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan hasil pemeriksaan yang baik. Prinsip sediaan apus juga di dasarkan pada sifat kimia dalam sel zat warna yang bersifat asam akan bereaksi dengan komponen sel yang sifatnya alkalis,demikian pula sebaliknya. Oleh sebab itu,sitoplasma dan hemoglobin yang sifatnya alkalis akan menarik zat warna yang asam(eosin) sedang DNA di dalam inti,dan RNA di sitoplasma yang akan mengikat zat warna yang alkalis.(Roger S. Riley 2013) Darah kelinci yang diuji dan diamati dalam praktikum ini mempunyai eritrosit yang berukuran, berbentuk dan berwarna sama. Eritrosit mamalia yang berbentuk biokonkaf dan tidak berinti sehingga tida memiliki DNA berfungsi untuk mengoptimalkan pertukaran oksigen dalam bentuk oxyhemoglobin. Retikulosit tidak dapat diamati dan sel ini dibahas secara literatur. Retikulosit merupakan eritrosit yang tidak mempunyai nukleas. Sel-sel retikulosit yang dilepaskan dari sumsum tulang ke dalam darah dalam jumlah yang meningkat menunjukkan bahwa hewan itu terdapat anemia. Penyakit anemia disebabkan oleh hemolisis atau kerugian eritrosit pada sebagian besar species.(University of Cornell 2012) Trombosit yang didapatkan adalah secara litertur.Trombosit (juga disebut Platelet atau keping darah) adalah sel-sel berbentuk oval kecil yang dibuat di sumsum tulang. Trombosit penting dalam proses pembekuan darah. Trombosit berkumpul di daerah dan membantu menutup kebocoran ketika pembuluh darah pecah dalam luka. Leukosit terdapat dua jenis yaitu granulosit yang termasuk sel limfosit dan monosit dan agrunulosit yang terdiri atas sel basofil, eosinofil dan neutrofil. Neutrofil adalah sel yang paling umum dari leukosit dan berfungsi sebagai pertahanan utama terhadap infeksi. Respon yang khas untuk infeksi atau cedera serius adalah peningkatan produksi neutrofil. Inti neutrofil yang berbatang merupakan sel yang mudah sedangkan ini yang bersegmen merupakan sel yang tua. Pada esinofil, sel-sel ini berperan dalam gangguan alergi dan dalam memerangi infeksi parasit. Ketinggian dalam jumlah eosinofil berhubungan dengan reaksi alergi, infeksi parasi, infeksi kulit kronis dan beberapa kanker.Penurunan jumlah eosinofil berhubungan dengan tekanan dan kedapatan steroid. Basofil dapat mencerna bakteri dan benda asing lainnya (fagositosis) dan juga memiliki beberapa peran dalam reaksi alergi. Ketinggian dalam jumlah basofil yang terkait dengan kanker, infeksi dan paparan radiasi sedangkan jumlah basofil berkurang terkait dengan reaksi stres dan beberapa reaksi alergi. Monosit menanggapi peradangan, infeksi dan benda asing dengan menelan dan mencerna bahan asing.Limfosit memainkan peran baik langsung dan tertunda sebagai respon terhadap infeksi atau peradangan. (Medical Education Division, Brookside Associates, 2011)

Different leucocyte countdiamati dengan menggunakan darah kelinci. Persentse jenis-jenis butir darah putih adalah 85% dalam preparat sediaan apus darah. Jumlah butir darah yang tertinggi adalah eosinophil, yaitu 30 butir. Eosinofil terutama berhubungan dengan infeksi parasit, sehingga meningkatkan jumlah eosinofil menunjukkan parasit. Jenis butir darah putih yang mempunyai jumlah tertinggi setelah Eosinofil adalah neutrophil tua yang beriniti segmen dan limfosit kecil. Neutrofil muda yang berinti batang adalah 2. Tus batang atau Neutrofil terkait dengan pertahanan tubuh terhadap infeksi bakteri dan proses peradangan kecil lainnya , dan biasanya juga memberikan tanggapan pertama terhadap infeksi bakteri , aktivitas dan kematian neutrofil dalam jumlah besar menyebabkan nanah .(University of Cornell 2014)Limfosit besar yang berjumlah 9 dan limfosit kecil yang berjumlah 13 terdiri atas 3 jenis tipe sel limfosit. Yang pertama adalah Limfosit B sel yang membuat antibodi yang mengikat patogen dan kemudian menghancurkannya . Setersnya tipe sel yang mengkoordinir tanggapan ketahanan ( yang bertahan dalam infeksi HIV ) serta penting untuk menahan bakteri intraseluler . Tipe ketiga adalah pembunuh alami sel. Sel pembunuh alami dapat membunuh sel tubuh yang tidak menunjukkan sinyal bahwa dia tidak boleh dibunuh karena telah terinfeksi virus atau telah menjadi kanker . Monosit yang berjumlah 10 berperan dalam fagositosis. Monosit derdiferensiasi dari neutrofil , ia berfungsi untuk memberikan potongan patogen untuk sel T sehingga patogen dapat hafal dan dibunuh , atau dapat membuat respon antibodi untuk mempertahankan .Basofil berjumlah 9 dan bertanggung jawab untuk memberikan reaksi alergi dan antigen oleh bahan kimia pelepasan histamin yang menyebabkan peradangan . ( Antonio Zamora 2014) Darah manusia diketik oleh tanda-tanda tertentu (disebut antigen) pada permukaan sel darah merah. Golongan darah juga dapat dilakukan untuk melihat apakah dua orang yang mungkin saudara sedarah. Antigen yang paling penting adalah antigen golongan darah (ABO) dan antigen Rh, yang baik hadir (positif, +) atau tidak ada (negatif, -). Jadi dua jenis uji darah yang paling umum adalah uji ABO dan Rh. The ABO uji menunjukkan bahwa orang memiliki satu dari empat golongan darah: A, B, AB, atau O. Jika sel-sel darah merah memiliki antigen A, memiliki tipe darah A. Bagian cair darah (plasma) memiliki antibodi yang menyerang tipe B darah. Bagi antigen B memiliki golongan darah B, dan plasma memiliki antibodi yang menyerang darah tipe A. Baik A maupun B antigen, memiliki tipe darah O. Plasma memiliki antibodi yang menyerang kedua tipe A dan tipe B darah baik A dan antigen B, memiliki tipe AB darah, plasma tidak memiliki antibodi terhadap tipe A atau tipe darah B. Type O-negatif darah tidak memiliki antigen apapun. Hal ini disebut "donor universal" tipe karena kompatibel dengan semua jenis darah. Golongan darah AB-positif disebut "penerima universal" karena tipe orang yang memilikinya dapat menerima darah dari jenis apa pun. Meskipun "donor universal" dan "universal penerima" jenis dapat digunakan untuk mengklasifikasikan darah dalam keadaan darurat, jenis uji darah selalu dilakukan untuk mencegah reaksi transfusi. (Healthwise Staff 2012)Hasil dari pengamatan ini adalah perlakuan darah + larutan fisiologis dan darah + serum anti A tidak terjadi aglutinasi, tetapi bagi darah + serum anti B terjadi aglutinasi. Hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa golongon darah adalah B.Pengujian tipe darah dilakukan sebelum seseorang mendapat transfusi darah dan untuk memeriksa golongan darah ibu hamil. Darah yang diterima dalam transfusi harus memiliki antigen yang sama seperti milik Anda (darah yang kompatibel). Jika Anda mendapatkan transfusi yang memiliki antigen yang berbeda (darah yang tidak cocok), antibodi dalam plasma Anda akan menghancurkan sel-sel darah donor. Hal ini disebut reaksi transfusi, dan segera terjadi ketika darah tidak kompatibel ditransfusikan. Reaksi transfusi dapat ringan atau menyebabkan penyakit serius dan bahkan kematian. Selain pemeriksaan uji ABO, terdapat uji Rh, dimana pemeriksaan untuk antigen Rh (juga disebut faktor Rh) pada sel darah merah. Jika sel-sel darah merah memiliki antigen Rh, darah Rh-positif jika tidak memiliki antigen Rh, darah Rh-negatif. Rh golongan darah sangat penting bagi wanita hamil. Masalah dapat terjadi ketika seorang wanita yang memiliki darah Rh - negatif menjadi hamil dengan bayi ( janin ) yang memiliki darah Rh - positif . Ini disebut Rh ketidakcocokan. Jika darah bayi Rh - positif bercampur dengan darah ibu Rh - negatif selama kehamilan atau persalinan , sistem kekebalan tubuh ibu membuat antibodi . Respon antibodi ini disebut Rh sensitisasi tergantung pada ketika itu terjadi , bisa menghancurkan sel-sel darah merah bayi .Rh sensitisasi umumnya tidak mempengaruhi kesehatan bayi selama kehamilan di mana sensitisasi terjadi . Tapi kesehatan bayi dengan darah Rh - positif selama kehamilan berikutnya lebih mungkin akan terpengaruh . Setelah sensitisasi telah terjadi , bayi dapat mengembangkan ringan sampai masalah berat ( disebut penyakit Rh atau eritroblastosis fetalis) . Dalam kasus yang jarang terjadi , jika penyakit Rh tidak diobati , bayi bisa mati .Uji Rh dilakukan pada awal kehamilan untuk memeriksa golongan darah wanita. Jika dia adalah Rh - negatif , dia bisa mendapatkan suntikan imunoglobulin Rh yang hampir selalu mencegah sensitisasi dari terjadi.

KESIMPULAN Kesimpulan dari cara memeriksa sediaan apus, cara identifikasi macam butir-butir darah dan hitung % jenis-jenis leukosit adalah tujuan sediaan apus penting dalam mendapatkan hasil yang paling tepat dalam percobaan. Ulas darah diwarnai dengan zat warna campuran asam dan basa seperti pewarnaan Giemsa, Wright, Hematoksilin eosin adalah penyebab sel darah berwarna biru pada komponen sel asam dan warna merah pada komponen sel basa. Eritrosit dan leukosit yang bergranul dan tida bergranul diamati dalam menggunakan preparat ulas darah kelinci. Hewan yang digunakan dalam praktikum tidak mempunyai anemia, infeksi dan penyakit lain karena jumlah hasil butir darah merah dan butir putih yang umum. Penentuan golongon darah adalah penting bagi tranfusi dan mencegah penyakit Rh. Selain itu uji darah boleh digunakan untuk menentukan menilai keadaan umum kesehatan, mengkonfirmasi adanya infeksi bakteri atau virus, melihat seberapa baik organ-organ tertentu, seperti hati dan ginjal berfungsi dan screening untuk kondisi genetik tertentu seperti cystic fibrosis.

Daftar PustakaBudiwiyono, Imam. 1995. Prinsip Pemeriksaan Preparat Hapusan Darah Tepi.FK UNDIP: Semarang.Dylan, 2005. Prinsip kerja pewarnaan Wright. http://repository.maranatha.edu/1988/2/0510149_Appendices.pdfRochmah, S. N., Sri Widayati, M. Miah. 2009. Biologi : SMA dan MA Kelas XI. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 346.Restu Ayomsari. 2013. Golongan darahhttp://punto-dewo.blogspot.com/2013/06/golongan-darah-jenis-dan-sifat.html Race Foster, DVM .2012 Blood Cells & Complete Blood Counts (CBC) in Animals. Drs. Foster & Smith, Inc. http://www.peteducation.com/article.cfm?c=2+2116&aid=987 R.Gandasoebrata. 2007. Penuntun Laboratorium Klinik. Dian Rakyat: jakarta.