laporan prakytikum kimia anorganik

17
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK I PERCOBAAN I “PEMBUATAN GARAM MOHR” OLEH : NAMA : NURSAN STAMBUK : F1C1 13 O28 KELOMPOK : IX (SEMBILAN) ASISTEN : ANDI TENRI NURWAHIDAH JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2014

Upload: nur-annisa

Post on 15-Apr-2017

291 views

Category:

Science


16 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan prakytikum kimia anorganik

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK I

PERCOBAAN I

“PEMBUATAN GARAM MOHR”

OLEH :

NAMA : NURSAN

STAMBUK : F1C1 13 O28

KELOMPOK : IX (SEMBILAN)

ASISTEN : ANDI TENRI NURWAHIDAH

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2014

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Page 2: Laporan prakytikum kimia anorganik

Logam merupakan benda padat yang tidak bisa dipisahkan dengan kehidupan manusia

sehari-hari. Beberapa logam bahkan telah dikenal dan digunakan sejak zaman yang sangat lama.

Salah satu logam yang sudah sejak lama dikenal oleh manusia adalah besi. Logam besi atau disebut

ferum, telah digunakan dalam berbagai macam hal, seperti dalam berperang (sebagai baju atau

senjata) sampai fungsinya dalam kehidupan sehari-hari (perkakas dan alat rumah tangga).

Seiring dengan berkembangnya zaman, penggunaan logam besi semakin dikembangkan

lagi. Salah satunya adalah fungsinya dalam volumetri, yaitu sebagai garam Mohr yang dapat

digunakan untuk membuat larutan baku Fe2+. Bersama dengan Kristal ammonium sulfat dan besi

yang berada dalam bentuk besi (II) sulfat saling direaksikan untuk membentuk garam Mohr. Proses

ini disebut kristalisasi dan rekristalisasi.

Kristal adalah suatu padatan yang atom, molekul, atau ion penyusunnya terkemas secara

teratur dan polanya berulang melebar secara tiga dimensi. Secara umum, zat cair membentuk kristal

ketika mengalami proses pemadatan. Pada kondisi ideal, hasilnya bisa berupa kristal tunggal, yang

semua atom-atom dalam padatannya “terpasang” pada kisi atau struktur kristal yang sama, tapi

secara umum, kebanyakan kristal terbentuk secara simultan sehingga menghasilkan padatan

polikristalin. Misalnya, kebanyakan logam yang kita temui sehari-hari merupakan polikristal.

Struktur kristal mana yang akan terbentuk dari suatu cairan tergantung pada kimia cairannya

sendiri, kondisi ketika terjadi pemadatan, dan tekanan ambien. Proses terbentuknya struktur

kristalin dikenal sebagai kristalisasi.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dilakukan percobaan garam Mohr yang bertujuan

untuk mengetahui proses pembuatan garam Mohr.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam percobaan Garam Mohr adalah bagaimana cara dan tehnik

pembuatan garam mohr?

C. Tujuan

Page 3: Laporan prakytikum kimia anorganik

Tujuan dalam percobaan Garam Mohr adalah unuk mengetahui cara dan tehnik pembuatan

garam mohr.

D. Manfaat

Manfaat yang diperoleh dalam percobaan Garam Mohr adalah dapat mengetahui cara dan

tehnik pembuatan Garam Mohr.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Besi merupakan logam dengan kelimpahan terbanyak kedua setelah aluminium pada kulit

bumi dan ditemukan dalam bentuk divalen dan trivalen dimana dalam bentuk divalen berperan

sebagai mikronutrisi esensial. Penentuan besi dapat menggunakan berbagai metode, seperti

spektrofotometri serapan atom, metode flow injection, dan fluorometri, namun yang banyak

digunakan pada penentuan besi adalah spektrofotometri UV-tampak karena akurasi yang baik,

cepat, dan mudah (Dinararum dan Sugiarso, 2013).

Besi murni cukup relatif dalam udara lembab cepat teroksidasi memberikan besi (III) oksida

hidrat (karat) yang tidak sanggup melindungi karena zat ini hancur dan membiarkan permukaan

logam yang baru terbuka. Besi yang sangat halus bersifat pirofor logamnya mudah larut dalam

asam mineral . Dengan asam bukan pengoksidasi tanpa udara diperoleh Fe(II). Dengan adanya

udara atau bila digunakanHNO3 encer panas. Sejumlah besi Fe (III). Media pengoksidasi yang

Page 4: Laporan prakytikum kimia anorganik

sangat kuat seperti HNO3 pekat atau asam-asam yang mengandung dikromat membuat besi pasif.

Ion fero Fe(H2O)6 memberikan garam berkeristal. Garam mohr (NH4)2Fe(SO4)2.H2O cukup stabil

dalam terhadap udara dan terhadap hilangnya air dan umumnya dipakai untuk membuatlaruttan

beku Fe2+ bagi analisis volumetrik dan sebagai zat pengkalibrasi dalam pengukuran magnetik.

Sebaliknya FeSO4.7H2O secara lambat melapuk dan berubah menjadi kuning kecoklatan bila

dibiarkan dalam udara. (Cotton dan Wilkinson,1989).

Kristalisasi atau penghabluran adalah peristiwa pembentukan partikel-partikel zat padat

didalam suatu fase homogen. Kristalisasi dapat terjadi sebagai pembentukan partikel padat didalam

uap, seperti dalam pembentukan salju, sebagai pembekuan (solidification) didalam lelehan cair.

Kristalisasi juga merupakan proses pemisahan solid-liquid, karena pada kristalisasi terjadi

perpindahan massa solute dari larutan liquid ke padatan murni pada fasa Kristal (Pinalia, 2011).

Di bidang teknik kimia seringkali bahan padat harus dipisahkan dari larutan atau lelehan,

tanpa mengikat kotoran-kotoran yang terkandung dalam fasa cair tersebut. Seringkali juga bahan

padat kristalin yang mengandung pengotor harus dibersihkan atau harus dihasilkan bentuk-bentuk

kristal tertentu, untuk maksud tersebut proses kristalisasi dapat digunakan. Kristal adalah bahan

padat dengan susunan atom atau molekul yang teratur. Yang dimaksud kristalisasi adalah

pemisahan bahan padat berbentuk kristal dari suatu larutan atau lelehan. Hasil kristalisasi dari

lelehan sering harus didinginkan lagi atau dikecilkan ukurannya (Bernaseoni, 1995).

Garam mohr atau besi ammonium sulfat, merupakan senyawa berbentuk kristal garam

rangkap dari besi sulfat dan ammonium sulfat dengan rumus molekul [NH4]2[Fe][SO4]2.6H2O.

Garam mohr lebih disukai daripada besi (II) sulfat untuk proses titrasi karena garam mohr tidak

mudah terpengaruh oleh oksigen bebas di udara atau tidak mudah teroksidasi oleh udara bebas

dibandingkan besi (II) (Vogel, 1979). 

 

Page 5: Laporan prakytikum kimia anorganik

III. METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Praktikum “Pembuatan Garam Mohr” dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 30 Oktober

2014, pukul 07:30-10:00 WITA dan bertempat di Laboratorium Kimia Anorganik, Jurusan Kimia,

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Halu Oleo, Kendari.

B. Alat dan Bahan

1. Alat

Alat yang digunakan pada percobaan pembuatan Garam Mohr adalah pipet tetes, gelas

kimia 1000 mL dan 50 mL, batang pengaduk, corong, gelas ukur 50 mL, spatulla, dan Hot

Plate.

2. Bahan

Bahan yang digunakan pada percobaan pembuatan Garam Mohr adalah serbuk besi,

asam sulfat 10 %, amonia, aluminium foil, dan es batu.

Page 6: Laporan prakytikum kimia anorganik

C. Prosedur Kerja

v

Serbuk Besi

- ditimbang 2,5 gram- dimasukkan dalam gelas

kimia- dilarutkan dengan 37 mL

H2SO4 10 %- dipanaskan

Larutan A

H2SO4 10 %

- diukur 37 mL- dimasukkan dalam

gelas kimia- ditambahkan

ammonia 10 mL- dipanaskan

- Dicampurkan- Ditutup dengan aluminium foil- Dimasukkan kedalam gelas

kimia yang berisi bongkahan es- Diamati pembentukan kristalnya- Ditimbang kristalnya- Dihitung rendamennya

Tidak terbentuk kristal% rendamen = 0 %

Larutan B

Page 7: Laporan prakytikum kimia anorganik

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A.Hasil Pengamatan

1. Tabel pengamatan

No PerlakuanHasil Pengamatan

Sebelum Sesudah

1.

37 mL H2SO4 10 % + 2,5 gram

Fe + dipanaskan 145°C + diaduk

+ disaring

Terdapat

endapan

berwarna

coklat

Berwarna bening

2. 37 mL H2SO4 10 % + 10 mL

ammonia + dipanaskanBening Bening

3.

Larutan I dan larutan II

dicampurkan + dimasukkan

kedalam gelas kimia yang berisi

bongkahan es + ditutup dengan

aluminium foil

Bening Kristal bening

2. Analisis Data

Dik : massa besi = 2,5 gram

Volume asam sulfat = 37 mL

Mr besi = 56 g/mol

BM garam Mohr = 392 g/mol

Dit : % rendamen =….?

Penye :

Mol besi= gram

Mr

= 2,5 gram56 g /mol

= 0,044 mol

Page 8: Laporan prakytikum kimia anorganik

Massa garam Mohr = mol garam Mohr x BM garam Mohr

= 0,044 mol x 392 g/mol

= 17,248 gram

Berat teori = 17,248 gram

% rendamen =

berat praktekberat teori

x 100 %

=

017 , 248 gram

x 100 %

= 0 %

B. Pembahasan

Garam mohr [(NH4)2Fe(SO4)2. 6H2O] merupakan garam rangkap yang terbentuk dari

reaksi besi dengan asam sulfat dan larutan amoniak.

.

Garam Mohr (NH4)2SO4.[Fe(H2O)6]SO4 cukup stabil terhadap udara dan terhadap hilangnya

air, dan umumnya dipakai untuk membuat larutan baku Fe2+ bagi analisis volumetrik dan sebagai

zat pengkalibrasi dalam pengukuran magnetik. Sebaiknya FeSO4.7H2O secara lambat melapuk dan

berubah menjadi kuning coklat bila dibiarkan dalam udara. Penambahan HCO3- atau SH- kepada

larutan akua Fe2+ berturut-turut mengendapkan FeCO3 dan FeS. Ion Fe2+ teroksidasi dalam larutan

asam oleh udara menjadi Fe3+. Dengan ligan-ligan selain air yang ada, perubahan nyata dalam

potensial bias terjadi, dan system FeII – FeIII merupakan contoh yang baik sekali mengenai efek

ligan kepada kestabilan relatif dari tingkat oksidasi .

Pada percobaan ini, pertama–tama dibuat larutan A dengan cara dilarutkan 2,5 gram besi ke

dalam 37 ml H2SO4 10%, larutan berwarna abu-abu kehitaman dan endapan yang berupa besi akan

melarut, dimana H2SO4 merupakan pelarut yang mengandung proton yang dapat diionkan dan

Page 9: Laporan prakytikum kimia anorganik

bersifat asam kuat atau lemah. Dipanaskan larutan sampai hampir semua besi larut, sehingga larutan

berubah menjadi bening, kemudian larutan disaring dengan menggunakan kartas saring ketika

masih panas, ke dalam larutan tersebut ditambahkan sedikit asam sulfat pada filtrat dan

menguapkan larutan sampai terbentuk kristal dipermukaan larutan.

Adapun tujuan dari penyaringan adalah untuk menghindari terbentuknya kristal pada suhu

yang rendah dan tujuan dari pemanasan adalah adalah sebagai katalis yaitu untuk mempercepat

terjadinya reaksi sehingga hampir semua besi dapat melarut. Larutan ini terus diuapkan dengan

tujuan untuk mengurangi molekul air yang ada pada larutan. Larutan ini digunakan untuk

menstabilkan kristal vitrol yang terbentuk. Percobaan ini manghasilkan garam besi (II) sulfat yang

merupakan garam besi (II) yang terpenting. Garam-garam besi (II) atau fero diturunkan dari besi

(II) oksida, FeO. Dalam larutan, garam-garam ini mengandung kation Fe2+ sehingga berwarna hijau

dan Pembentukan FeSO4 dari logam Fe merupakan reaksi elektron berdasarkan prinsip termokimia.

Ada beberapa hal yang mempengaruhi sehingga tidak terbentuknya kristal garam. Salah

satunya adalah pada proses pembuatan garam ammonium sulfat yang sejak awal tidak terbentuk

dua fase dalam larutannya. Hal ini dapat disebabkan oleh pencampuran komposisi larutan yang

kurang sempurna atau kualitas bahan yang kurang baik. Jika terbentuk garam Mohr, maka rumus

kimianya adalah [NH4]2[Fe][SO4]2. 6H2O.

Dalam prosesnya, garam besi (II) sulfat dan garam ammonium sulfat dicampur dalam

keadaan panas agar garam rangkap atau garam Mohr dapat terbentuk dengan cepat. Ketika larutan

yang dipanaskan telah dingin, maka akan terbentuk kristal garam berbentuk monoklin berwarna

hijau muda. Warna hijau muda ini terbentuk karena adanya ion Fe2+ pada kristal. Kristal yang

terbentuk kemudian melalui tahap rekristalisasi, yaitu suatu proses pemurnian kristal dari zat-zat

pengotor.

Ion ferro [Fe(H2O)6]2+ memberikan garam berkristal. Garam mohr (NH4)2SO4. Fe(H2O)6 SO4

cukup stabil terhadap udara dan terhadap hilangnya air, dan umumnya dipakai untuk membuat

larutan baku Fe2+ bagi analisis volumetri, dan sebagai zat pengkalibrasi dalam pengukuran

Page 10: Laporan prakytikum kimia anorganik

magnetik. Sebaliknya FeSO4.7H2O secara lambat melapuk dan berubah menjadi kuning cokelat bila

dibiarkan dalam udara.

Dalam pemanfaatannya garam Mohr banyak digunakan untuk keperluan laboratorium

seperti standarisasi kalium permanganat atau kalium bikromat dalam analisis volumetric. Hal ini

karena garam Mohr lebih stabil di udara dan larutannya tidak mudah mengalami oksidasi oleh

oksigen atmosfer.

Page 11: Laporan prakytikum kimia anorganik

III. KESIMPULAN

Berdasarkan percobaan ini, dapat diambil kesimpulan bahwa pembuatan garam mohr

dilakukan dengan cara kristalisasi dan larutannya berwarna bening, tetapi tidak terbentuk kristal.

DAFTAR PUSTAKA

Bernaseoni,G., 1995. Teknologi Kimia. Jakarta : PT Padya Pranita.

Cotton dan Wilkinson. 1989. Kimia Anorganik Dasar. Universitas Indonesia Press. Jakarta.

Page 12: Laporan prakytikum kimia anorganik

Dinararum Rahayu Retno dan Sugiarso Djarot R. 2013. “Studi Gangguan Krom (III) pada Analisa Besi dengan Pengompleks 1,10-fenantrolin pada pH 4,5 secara Spektrofotometri UV-Tampak”. Jurnal Sains Seni Pomits. Vol. 2(2).

Pinalia, Anita. 2011. “Kristalisasi Ammonium Perklorat (AP) dengan Sistem Pendingin Terkontrol Untuk Menghasilkan Kristal Berbentuk Bulat”. Jurnal Teknologi Dirgantara. Vol. 9, No. 2

Vogel. 1979. Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro. PT Kalman Media Pustaka. Jakarta.

Page 13: Laporan prakytikum kimia anorganik

KEMENTERIAN PENDIDIKAN TINGGI DAN RISET TEKNOLOGIUNIVERSITAS HALU OLEO

FAKULTAS TEKNIKPROGRAM STUDI S-1 TEKNIK ARSITEKTUR

Kampus Bumi Tridharma Anduonohu, Kendari 93232Telp. (0401) 3190105, 3192149 Fax (0401) 3190006, 3191650

Kendari, Desember 2015

Nomor : /UN29.6.12/PP/2015Lampiran :Perihal : Pengambilan Data

Kepada Yth:

Pimpinan ……………………..

Di –

Tempat

Dengan Hormat,

Dalam rangka pelaksanan penelitian Tugas Akhir Mahasiswa Program Studi S-1 Teknik Arsitektur

Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Halu Oleo, kami mengharapkan kiranya instansi

terkait berkenan memberikan izin untuk mengadakan pengambilan data/ peminjaman alat/ survey/

penelitian pada lokasi tersebut kepada mahasiswa :

Nama : Marlina NuhudinStambuk : E1B1 14 069Jurusan : ArsitekturJudul : PERENCANAAN GEDUNG AUTO MOBIL TRADE CENTER KENDARI

Atas perkenaan dan kerjasamanya, kami ucapkan terima kasih.

Ketua Program Studi S-1 ArsitekturFakultas TeknikUniversitas Halu Oleo

SANTY, ST., MT