laporan praktikum tegangan permukaan fix
TRANSCRIPT
-
8/10/2019 Laporan Praktikum Tegangan Permukaan Fix
1/11
LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI FISIKA
TEGANGAN PERMUKAAN
Tanggal Praktikum : 17 November 2014
Tanggal Pengumpulan : 24 November 2014
Disusun oleh
Grup F - Kelompok 5
1.
Hilwa Lutfia (1143050023) (Hasil dan Pengolahan Data)
2.
Munuarty Muhawia (1143050062) (Pendahuluan)
3. Seftia Rizky Martakusuma (1143050077) (Metode Kerja)
4.
Ni Made Indri Widanti (1143050078) (Pembahasan)
5. Enitris Nani (1143050092) (Tujuan Percobaan dan Kesimpulan)
LABORATORIUM FARMASI FISIKA
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945
2014
-
8/10/2019 Laporan Praktikum Tegangan Permukaan Fix
2/11
TEGANGAN PERMUKAAN
I. TUJUAN PERCOBAAN
a. Menentukan tegangan permukaan zat cair.
b. Membandingkan tegangan permukaan air berdasarkan pengaruh suhu.
c. Membandingkan pengaruh surfaktan pada tegangan permukaan dengan berbagai
konsentrasi.
d. Menentukan konsentrasi misel kritik dari suatu surfaktan.
II. PENDAHULUAN
Tegangan permukaan didefinisikan sebagai kerja yang dilakukan dalam memperluas
permukaan cairan dengan satu satuan luas. Satuan untuk tegangan permukaan ( adalah
j/m2atau dyne/cm atau N/m. Metode yang paling umum untuk mengukur tegangan
permukaan adalah kenaikan atau penurunan cairan dalam pipa kapiler.
Tegangan antar muka adalah gaya persatuan panjang yang terdapat pada antarmuka
dua fase cair yang tidak bercampur. Tegangan antar muka selalu lebih kecil dari pada
tegangan permukaan karena gaya adhesi antara dua cairan yang tidak bercampur lebih besar
daripada adhesi antara cairan dan udara.
Ada beberapa metode dalam melakukan tegangan permukaan yaitu :
Metode kenaikan kapiler
Tegangan permukaan diukur dengan melihat ketinggian air atau cairan yang
naik melalui suatu kapiler. Metode kenaikan kapiler hanya dapat digunakan untuk
menentukan tegangan permukaan suatu zat cair dan tidak dapat untuk menentukan
tegangan antar permukaan dua zat cair yang tidak bercampur.
Metode tersiometer Du-Nouy
Metode cincin Du-Nouy bisa digunakan utnuk mengukur tegangan permukaan
ataupun tegangan antar muka. Prinsip dari alat ini adalah gaya yang diperlukan untuk
melepaskan suatu cincin platina iridium yang dicelupkan pada permukaan sebanding
dengan tegangan permukaan atau tegangan antar muka dari cairan tersebut.
Faktor-faktor yang menpengaruhi tegangan permukaan yaitu :
Suhu
-
8/10/2019 Laporan Praktikum Tegangan Permukaan Fix
3/11
Tegangan permukaan menurun dengan meningkatnya suhu, karena
meningkatnya energi kinetik molekul.
Zat terlarut (solute)
Keberadaan zat terlarut dalam suatu cairan akan mempengaruhi tegangan
permukaan. Penambahan zat terlarut akan meningkatkan viskositas larutan, sehingga
tegangan permukaan akan bertambah besar. Tetapi apabila zat yang berada
dipermukaan cairan membentuk lapisan monomolekular, maka akan menurunkan
tegangan permukaan, zat tersebut biasa disebut dengan surfaktan.
Surfaktan
Surfaktan (surface active agents), zat yang dapat mengaktifkan permukaan,
karena cenderung untuk terkonsentrasi pada permukaan atau antar muka. Surfaktan
mempunyai orientasi yang jelas sehingga cenderung pada rantai lurus. Sabun
merupakan salah satu contoh dari surfaktan.
III. METODE PERCOBAAN
A. Penentuan Tegangan Permukaan Zat Cair
Bobot jenis zat cair diukur dengan piknometer. Masukkan zat tersebut
kedalam gelas kimia. Pipa kapiler kering dicelupkan kedalam gelas kimia dan ukur
kenaikan cairan dalam pipa kapiler tersebut. Percobaan dilakukan sebanyak 2x.
B. Pengaruh Suhu pada Tegangan Permukaan
Pipa kapiler kering dimasukkan kedalam gelas kimia yang berisi cairan
dengan volume tertentu pada suhu 40C, 60C, dan 80C. Percobaan dilakukan
sebanyak 2x dibandingkan dengan suhu kamar.
C. Pengaruh Surfaktan pada Tegangan Permukaan
Masukkan masing-masing larutan tween 80 dengan berbagai konsentrasi
kedalam gelas kimia. Celupkan pipa kapiler kedalam gelas kimia. Tentukan
konsentrasi misel kritik dari larutan tween 80. Percobaan dilakukan sebanyak 2x.
-
8/10/2019 Laporan Praktikum Tegangan Permukaan Fix
4/11
IV. HASIL DAN PENGOLAHAN DATA
A. Penentuan Tegangan Permukaan Zat Cair
Zat Cair Bobot Jenis (g/ml) h (cm)
1 2 Rata-rata
Air 0,988 2 2 2
Etanol 96% 0,7796 1,1 1,1 1,1
Propilen glikol 1,0712 1,1 1,3 1,2
B. Pengaruh Suhu pada Tegangan Permukaan
Suhu Air (C) h (cm)
1 2 Rata-rata
Suhu Kamar 2 2 2
40 1,8 1,7 1,75
60 1,7 1,5 1,6
80 1,5 1,3 1,4
C. Pengaruh Surfaktan pada Tegangan Permukaan
Konsentrasi Bobot Jenis (g/ml) h (cm)
1 2 Rata-rata
0,1 0,9856 1,7 1,7 1,7
0,5 0,9856 1,2 1,2 1,2
1 0,9852 1,2 1,2 1,2
5 0,9844 1,2 1,2 1,2
10 0,9852 1 0,8 0,9
Perhitungan :
A. Penentuan Tegangan Permukaan Zat Cair
Air
Bobot piknometer kosong = 16,50 g
Bobot piknometer + isi = 41,20 g
Bobot jenis =
=
= 0,988 g/ml
=
g
-
8/10/2019 Laporan Praktikum Tegangan Permukaan Fix
5/11
=
. 0,05 cm. 2 cm. 0,988 g/ml. 9,8 m/
= 0,4841 g/ml m/
Etanol 96%
Bobot piknometer kosong = 15,45 g
Bobot piknometer + isi = 34,94 g
Bobot jenis =
=
= 0,7796 g/ml
=
g
=
. 0,05 cm. 1,1 cm. 0,7796 g/ml. 9,8 m/
= 0,2101 g/ml m/
Propilen glikol
Bobot piknometer kosong = 15,45 g
Bobot piknometer + isi = 42,23 g
Bobot jenis =
=
= 1,0712 g/ml
=
g
=
. 0,05 cm. 1,2 cm. 1,0712 g/ml. 9,8 m/
= 0,3149 g/ml m/
B. Pengaruh Suhu pada Tegangan Permukaan
Suhu Kamar
Bobot piknometer kosong = 16,50 g
Bobot piknometer + isi = 41,20 g
Bobot jenis =
=
= 0,988 g/ml
=
g
=
. 0,05 cm. 2 cm. 0,988 g/ml. 9,8 m/
= 0,4841 g/ml m/
Suhu 40C
Bobot piknometer kosong = 16,50 g
Bobot piknometer + isi = 41,20 g
Bobot jenis =
=
= 0,988 g/ml
=
g
-
8/10/2019 Laporan Praktikum Tegangan Permukaan Fix
6/11
=
. 0,05 cm. 1,75 cm. 0,988 g/ml. 9,8 m/
= 0,4236 g/ml m/
Suhu 60C
Bobot piknometer kosong = 16,50 g
Bobot piknometer + isi = 41,20 g
Bobot jenis =
=
= 0,988 g/ml
=
g
=
. 0,05 cm. 1,6 cm. 0,988 g/ml. 9,8 m/
= 0,3872 g/ml m/
Suhu 80C
Bobot piknometer kosong = 16,50 g
Bobot piknometer + isi = 41,20 g
Bobot jenis =
=
= 0,988 g/ml
=
g
=
. 0,05 cm. 1,4 cm. 0,988 g/ml. 9,8 m/
= 0,3388 g/ml m/
C. Pengaruh Surfaktan pada Tegangan Permukaan
Konsentrasi
0,1 mg/ml
Bobot piknometer kosong = 15,45 g
Bobot piknometer + isi = 40,09 g
Bobot jenis =
=
= 0,9856 g/ml
=
g
=
. 0,05 cm. 1,7 cm. 0,9856 g/ml. 9,8 m/
= 0,4105 g/ml m/
0,5 mg/ml
Bobot piknometer kosong = 15,45 g
Bobot piknometer + isi = 40,09 g
Bobot jenis =
=
= 0,9856 g/ml
=
g
-
8/10/2019 Laporan Praktikum Tegangan Permukaan Fix
7/11
=
. 0,05 cm. 1,2 cm. 0,9856 g/ml. 9,8 m/
= 0,2897 g/ml m/
1 mg/ml
Bobot piknometer kosong = 15,45 g Bobot piknometer + isi = 40,08 g
Bobot jenis =
=
= 0,9852 g/ml
=
g
=
. 0,05 cm. 1,2 cm. 0,9852 g/ml. 9,8 m/
= 0,2896 g/ml m/
5 mg/ml
Bobot piknometer kosong = 15,45 g Bobot piknometer + isi = 40,06 g
Bobot jenis =
=
= 0,9844 g/ml
=
g
=
. 0,05 cm. 1,2 cm. 0,9844 g/ml. 9,8 m/
= 0,2894 g/ml m/
10 mg/ml
Bobot piknometer kosong = 15,45 g Bobot piknometer + isi = 40,08 g
Bobot jenis =
=
= 0,9852 g/ml
=
g
=
. 0,05 cm. 0,9 cm. 0,9852 g/ml. 9,8 m/
= 0,2172 g/ml m/
-
8/10/2019 Laporan Praktikum Tegangan Permukaan Fix
8/11
Ket =
Sumbu x = konsentrasi Tween 80 (mg/ml)
Sumbu y = Tegangan Permukaan (dyne/cm)
V. PEMBAHASAN
Tegangan permukaanadalah besar gaya yang terdapat pada permukaan zat cair tiap
satuan panjang. Pada zat cair, jarak antar partikelnya renggang dan gaya tarik-menariknya
tidak begitu kuat, sehingga partikel- partikelnya dapat bergerak bebas. Tetapi gerakannya
tidak dapat meninggalkan kelompoknya. Itulah sebabnya bentuk zat cair selalu berubah- ubah
sesuai dengan tempatnya.
Percobaan ini bertujuan untuk mengukur tegangan permukaan larutan dengan metode
pipa kapiler. Pipa kapiler digunakan untuk mengetahui tinggi kenaikan kapiler suatu zat.
Dalam percobaan yang kita lakukan, untuk menentukan tegangan permukaan dilakukan
beberapa percobaan diantaranya yaitu, penentuan tegangan zat cair, pengaruh suhu pada
tegangan permukaan dan pengaruh surfaktan pada tegangan permukaan .
0
0.05
0.1
0.15
0.2
0.25
0.3
0.35
0.4
0.45
0,1 mg/ml 0,5 mg/ml 1 mg/ml 5 mg/ml 10 mg/ml
Konsentrasi Vs Tegangan Permukaan
KMK
-
8/10/2019 Laporan Praktikum Tegangan Permukaan Fix
9/11
-
8/10/2019 Laporan Praktikum Tegangan Permukaan Fix
10/11
g/ml m/, Air pada suhu 40 (0,4236 g/ml m/Air pada suhu 60 (0,3872 g/ml
m/ dan Air pada suhu 80 (0,3388 g/ml m/ dari data tersebut dimana semakin
tinggi suhu semakin turun tegangan permukaan ini sesuia dengan teoriyang enyatakan bahwa
Tegangan permukaan cairan akan turun dengan naiknya suhu, karena suhu yang meningkat
akan meningkatkan energi kinetika molekul panas bergerak sehingga gaya tarik menariknya
lebih kecil dan tegangan permukaan turun.
Pada percobaan ketigayaitu Pengaruh surfaktan padategangan permukaan dimana
surfaktan yang digunakan yaitu lautan Tween dengan beberapa macam konsentrasi
diantaranya 0; 0,1; 0,5; 1; 5; dan 10 mg/ 100 ml . Dari data yang diperoleh menunjukan
bahwa kenaikan pipa kapiler mengalami penuruna dengan kenaikan konsentrasi. Ini terjadi
karena surfaktan menurunkan tegangan permukaan air dengan mematahkan ikatan hidrogen
pada permukaan. Pada konsentrasi tween 0,5 5 terjadi perubahan mendadak mungkin ini
disebabkan karena terjadinya pembentukan agregat atau penggumpalan dari beberapa
molekul surfaktan menjadi satu yang disebut dengan konsentrasi misel kritikal (KMK)
dimana tegangan permukaan sudah tidak turun lagi.
VI. KESIMPULAN
1.
Tegangan permukaan zat cair adalah kecendrungan permukaan zat cair untuk
menegang, sehingga permukaannya seperti ditutup oleh suatu lapisan elastis.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi tegangan permukaan adalah suhu: tegangan
suatu permukaan menurun dengan meningkatnya suhu, karena meningkatnya
energy kinetic molekul; zat terlarut (solute): keberadaan zat terlarut
mempengaruhi tegangan permukaan, penambahan zat terlarut akan meningkatkan
viskositas larutan, sehingga tegangan permukaan akan bertambah besar; surfaktan:
zat yang dapat mengaktifkan permukaan, karena cenderung untuk terkonsentrasi
pada permukaan atau antar muka.
3.
Besarnya tegangan permuakaan zat cair dipengaruhi oleh: massa, volume, luas
penampang pipa kapiler dan kenaikan zat cair. Semakin kecil luas penampang
pipa kapiler nya, semakin tinggi kenaikan zat cair nya.
4.
Rumus untuk mencari Koefisien Tegangan permukaan zat cair adalah
-
8/10/2019 Laporan Praktikum Tegangan Permukaan Fix
11/11
DAFTAR PUSTAKA
Ansel, Howard C., (1985), Pengantar Bentuk SediaanFarmasi,UI Press, Jakarta
Martin, A., et.all., (1993), Farmasi Fisika ,Edisi III, Bagian II, UI Press. Jakarta.
Ditjen POM, (1995), Farmakope Indonesia,Edisi III, Departemen Kesehatan RI,
Jakarta.
Atkins, P. W. 1994.Kimia Fisik edisi ke-4 jilid 1.Erlangga: Jakarta.
Giancoli, Douglas C. 2001.Fisika jilid 1. Erlangga: Jakarta.