tegangan permukaan makalah

17
Tegangan Muka Air Murni, Aseton, dan Zat X (Asam Asetat Glasial) dengan Menggunakan Metode Tetes Disusun oleh Muhammad Sofyan Saleh (0661 12 088) Muhammad Fakhruddin Hafizh (0661 12 097) Nurhalimah Tusadiyah (0661 12 105) Chaerunnisa (0661 12 130) Desi Purnamasari (0661 12 125) Yesi Restina (0661 12 134) Wantia Ade Putri (0661 12 144) Dea Yuniar A P (0661 12 152) Nadia Rani (0661 12 161) Agustinus Ratu Baon (0661 12 169) Farmasi Fisika | 1

Upload: muhammad-fakhruddin-hafizh

Post on 28-Sep-2015

177 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

tegangan permukaan

TRANSCRIPT

Tegangan Muka Air Murni, Aseton, dan Zat X (Asam Asetat Glasial) dengan Menggunakan Metode Tetes

Disusun olehMuhammad Sofyan Saleh(0661 12 088)Muhammad Fakhruddin Hafizh(0661 12 097)Nurhalimah Tusadiyah(0661 12 105)Chaerunnisa(0661 12 130)Desi Purnamasari(0661 12 125)Yesi Restina(0661 12 134)Wantia Ade Putri(0661 12 144)Dea Yuniar A P(0661 12 152)Nadia Rani(0661 12 161)Agustinus Ratu Baon(0661 12 169)

PROGRAM STUDI FARMASIFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR2014KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah yang berjudul Tegangan Muka Air Murni, Aseton, dan Zat X (Asam Asetat Glasial) dengan Menggunakan Metode Tetes ini berhasil diselesaikan. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Rasulullah SAW dan para sahabat.Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan. Semoga makalah ini bermanfaat.

Bogor, Januari 2014

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....2DAFTAR ISI.........3PENDAHULUANLATAR BELAKANG4TUJUAN MAKALAH........4MANFAAT MAKALAH..4TINJAUAN PUSTAKA..5PEMBAHASAN.9KESIMPULAN..12DAFTAR PUSTAKA13

BAB IPENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANGBanyak fenomena-fenomena alam yang kurang kita perhatikan akan tetapi fenomena-fenomena tersebut mempunyai hubungan dengan adanya tegangan permukaan. Sering terlihat peristiwa-peristiwa alam yang tidak diperhatikan dengan teliti misalnya tetes-tetes zat cair pada pipa keran yang bukan suatu aliran, laba-laba air yang berada di atas permukaan air, mainan gelembung-gelembung sabun, pisau silet yang diletakkan perlahan-lahan di atas permukaan zat cair yang terapung, dan naiknya air pada pipa kapiler. Hal tersebut dapat terjadi karena adanya gaya-gaya yang bekerja pada permukaan zat cair atau pada batas antara zat cair dengan bahan lain.Tegangan permukaan merupakan fenomena menarik yang terjadi pada zat cair (fluida) yang berada pada keadaan diam (statis). Contoh yang menarik, tetes air cenderung berbentuk seperti balon (yang merupakan gambaran luas minimum sebuah volume) dengan zat cair berada di tengahnya.

B. TUJUAN Menentukan tegangan muka air murni, aseton, dan zat x (asam asetat glasial) dengan menggunakan metode tetes

C. MANFAATDapat mengukur tegangan muka cairan sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa senyawa yang memiliki kepolaran tinggi akan memiliki tegangan permukaan yang tinggi pula.

BAB IITINJAUAN PUSTAKASuatu molekul dalam fasa cair dapat dianggap secara sempurna dikelilingi oleh molekul lainnya yang secara rata-rata mengalami daya tarik yang sama ke semua arah. Bila terdapat molekul-molekul yang terletak di permukaan cair maka gaya tarik molekul lain pada fasa uapnya. Gejala ini menyebabkan permukaan cairan cenderung berubah menuju ke luas permukaan yang sekecil mungkin, sehingga nampak dalam keadaan tegang. Pada percobaan kali ini kita akan menganalisa tegangan permukaan pada cairan dengan menggunakan metode berat tetes. Dengan menganalisa tegangan permukaan menggunakan metode berat tetes, kita dapat mengetahui nilai tegangan permukaan dari suatu larutanTegangan permukaan adalah suatu kemampuan atau kecenderungan zat cair menuju keadaan yang luas pemukaannya lebih kecil, seperti contoh yaitu permukaan datar, atau bulat seperti bola. Dengan sifat tersebut zat cair mampu untuk menahan benda-benda kecil di permukaannya. Seperti silet, berat dari silet menyebabkan permukaan zait cair sedikit melengkung kebawah dimana silet itu berada. Lengkungan itu memperluas permukaan zat cair namun zat cair dengan tegangan permukaannya berusaha mempertahankan luas permukaannya sekecil mungkin. Tegangan permukaan merupakan fenomena menarik yang terjadi pada zat cair (fluida) yang berada dalam keadaan diam (statis). Tegangan permukaan didefinisikan sebagai gaya F persatuan panjang L yang bekerja tegak lurus pada setiap garis di permukaan fluida.

Permukaan fluida yang berada dalam keadaan tegang meliputi permukaan luar dan dalam (selaput cairan sangat tipis tapi masing jauh lebih besar dari ukururan satu molekul pembentuknya), sehingga untuk cincin dengan keliling L yang diangkat perlahan dari permukaan fluida, besarnya gaya F yang dibutuhkan untuk mengimbangi gaya-gaya permukaan fluida 2L dapat ditentukan dari pertambahan panjang pegas halus penggantung cincin (Dinamometer). Sehingga tegangan permukaan fluida memiliki nilai sebesar :

dimana, = tegangan permukaan (N/m)F = gaya (Newton)L = panjang permukaan selaput fluida (m)

Metode Pengukuran Tegangan PermukaanAda beberapa model peralatan yang sering digunakan untuk mengukur tegangan permukaan suatu zat cair yaitu :

1. Metode pipa kapiler yaitu mengukur tegangan permukaan zat cair dan sudut kelengkungannya dengan memakai pipa berdiameter. Salah satu ujung pipa tersebut dicelupkan kedalam permukaan zat cair maka zat cair tersebut permukaannya akan naik sampai ketinggian tertentu. Pada percobaan ini salah satu aspek yang mudah diamati adalah tentang sifat zat cair yaitu apakah zat cair itu adhesive atau non-adhesive. Untuk itu perhatikan gambar berikut ini :

Pada zat cair yang adhesive berlaku bahwa besar gaya kohesinya lebih kecil daripada gaya adhesinya dan pada zat yang non-adhesive berlaku sebaliknya. Salah satu besaran yang berlaku pada sebuah pipa kapiler adalah sudut kontak () yaitu sudut yang dibentuk oleh permukaan zat cair yang dekat dengan dinding (lihat gambar 2.1). Sudut kontak ini timbul akibat gaya tarik-menarik antara zat yang sama (gaya kohesi) dan gaya tarik-menarik antara molekul zat yang berbeda (adhesi). Harga dari sudut kontak ini berubah-ubah dari 0 sampai 180 derajat dan dibagi menjadi dua bagian yaitu : pada zat cair yang adhesive besarnya sudut kontak ( ) : 0 aseton, karena air dan zat X (asam asetat glasial) merupakan senyawa polar sedangkan aseton merupakan senyawa nonpolar. Perbedaan kepolaran suatu senyawa dipengaruhi oleh perbedaan momen dipole antara unsur - unsur penyusunnya. Dengan semakin polarnya suatu senyawa maka jumlah tetesan yang diperoleh akan semakin sedikit. Sedangkan jika senyawa tersebut bersifat non polar maka tetesan yang diperoleh akan semakin banyak dalam volume yang sama.Jika ditinjau dari bentuk tetesannya, berdasarkan teori maka bentuk tetesan akan berbanding lurus dengan nilai tegangan permukaannya. Bila semakin besar bentuk tetesannya maka nilai tegangan mukanya juga semakin besar. Faktor suhu juga mempengaruhi besarnya suatu tegangan permukaan dimana jika suhunya semakin tinggi maka nilai tegangan permukaannya semakin kecil. Hal ini karena pergerakan partikel semakin cepat sehingga gerak antar partikel semakin besar dan gaya tarik menarik berkurang akibatnya nilai tegangan permukaannya semakin kecil.Kemudian dilakukan percobaan dan perhitungan terhadap densitas aquades, aseton dan asam asetat glasial. Percobaan dilakukan dengan menimbang piknometer 50 mL kosong, kemudian ditambah masing masing zat dan kemudian ditimbang kembali menggunakan neraca analitik. Massa zat didapatkan setelah mengurangi dengan massa piknometer kosong. Setelah dilakukan percobaan didapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel 4. Data percobaanperhitungandensitasberbagaizat

BAB IVKESIMPULANa. Berdasarkan banyaknya tetesan pada percobaan tegangan muka dengan menggunakan metode tetes, asam asetat memiliki jumlah tetesan yang paling banyak dikarenakan asam asetat memiliki densitas yang paling besar dibandingkan zat X (asam asetat glasial) dan air dikarenakan selain bersifat polar, senyawa tersebut juga memiliki densitas rendahb. Hubungan jumlah tetesan dengan tegangan permukaan sesuai dengan teori yaitu semakin banyak jumlah tetesan maka tegangan permukaan semakin kecil, namun jumlah tetesan tak mutlak menunjukan nilai tegangan pemukaan, sebab nilainya juga dipengaruhi oleh densitas zat cair.c. Semakin polar suatu zat maka tegangan muka juga semakin besard. Dari percobaan ini didapatkan tegangan muka aseton pada n1 33 tetes sebesar 25,65 dyne/cm, pada n2 34 tetes sebesar 24,90 dyne/cm, dan pada n3 34 tetes adalah sebesar 24,90 dyne/cm. Tegangan muka zat X (asam asetat glasial) pada n1 40 tetes sebesar 27,92 dyne/cm, pada n2 40 tetes sebesar 27,92 dyne/cm dan pada n3 adalah sebesar 27,23 dyne/cm. Sedangkan tegangan muka air sudah diketahui yaitu sebesar 72,8 dyne/cm pada suhu30oC(suhu ruangan laboratorium Kimia Fisika). Dengan kata lain tegangan muka air > zat X > aseton.e. Faktor yang mempengaruhi nilai tegangan permukaan dalam metode tetes adalah jumlah tetesan, bentuk tetesan, kepolaran, temperatur dan momen dipole.f. Berdasarkan percobaan densitas, setelah dilakukan perhitungan, didapat bahwa densitas asam asetat glasial > aquades > aseton

DAFTAR PUSTAKARizkia Widyawati, Yudith.2012.Laporan Praktikum Tegangan Muka.Bukit Jimbaran: Jurusan Kimia FMIPA Universitas Udayana.Tim LaboratoriumKimia Fisika. 2013.Penuntun Praktikum KimiaFisika II. Bukit Jimbaran : Jurusan Kimia FMIPA Universitas UdayanaChang, Raymond. 2003. Kimia Dasar Konsep Kosep Inti Edisi Ketiga Jilid I. Jakarta : Erlangga.

Farmasi Fisika | 13