tegangan permukaan

18
TEGANGAN PERMUKAAN I. Tujuan Setelah melakukan percobaan ini mahasiswa diharapkan mampu untuk : 1. Menerangkan faktor-faktor yang mempengaruhi tegangan permukaan suatu zat cair. 2. Menggunakan alat-alat penentuan tegangan permukaan suatu zat cair. 3. Menentukan tegangan permukaan zat cair. 4. Menentukan tegangan antar permukaan dua zat cair yang tidak bercampur. II. Dasar Teori Bila dua fase dicampurkan maka batas antara fase – fase tersebut dinamakan antar permukaan. Batas antara zat cair atau zat padat dengan udara lazimnya disebut permukaan. Sedangkan batas antara zat cair dengan zat cair lain yang tidak bercampur atau antara zat padat dengan zat cair disebut antar permukaan (Astuti dkk., 2008). Bila fase - fase berada bersama - sama, batas antara keduanya disebut suatu antarmuka. Beberapa jenis antarmuka dapat terjadi, bergantung pada apakah kedua fase yang berdekatan adalah dalam keadaan padat, cair, atau gas. Secara umum, antarmuka dapat dapat dibagi dalam dua kelompok, yakni antarmuka cairan dan antarmuka padatan. Antarmuka cair membicarakan tentang penggabungan dari suatu fase air dengan suatu fase gas atau fase cair lain. Bagian antarmuka padat membicarakan tentang sistem yang mengandung

Upload: oggix

Post on 26-Jun-2015

3.233 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

farmasi

TRANSCRIPT

Page 1: Tegangan Permukaan

TEGANGAN PERMUKAAN

I. Tujuan

Setelah melakukan percobaan ini mahasiswa diharapkan mampu untuk :

1. Menerangkan faktor-faktor yang mempengaruhi tegangan permukaan suatu zat cair.

2. Menggunakan alat-alat penentuan tegangan permukaan suatu zat cair.

3. Menentukan tegangan permukaan zat cair.

4. Menentukan tegangan antar permukaan dua zat cair yang tidak bercampur.

II. Dasar Teori

Bila dua fase dicampurkan maka batas antara fase – fase tersebut dinamakan antar

permukaan. Batas antara zat cair atau zat padat dengan udara lazimnya disebut

permukaan. Sedangkan batas antara zat cair dengan zat cair lain yang tidak bercampur

atau antara zat padat dengan zat cair disebut antar permukaan (Astuti dkk., 2008).

Bila fase - fase berada bersama - sama, batas antara keduanya disebut suatu

antarmuka. Beberapa jenis antarmuka dapat terjadi, bergantung pada apakah kedua fase

yang berdekatan adalah dalam keadaan padat, cair, atau gas. Secara umum, antarmuka

dapat dapat dibagi dalam dua kelompok, yakni antarmuka cairan dan antarmuka padatan.

Antarmuka cair membicarakan tentang penggabungan dari suatu fase air dengan suatu

fase gas atau fase cair lain. Bagian antarmuka padat membicarakan tentang sistem yang

mengandung antarmuka padat/gas dan antarmuka padat/cair (Astuti dkk., 2008).

Istilah permukaan biasanya dipakai bila membicarakan suatu antarmuka gas/padat

atau suatu antar muka gas/cair. Setiap permukaan adalah suatu antarmuka. Jadi, suatu

permukaan meja membentuk suatu antarmuka gas/padat dengan udara di atasnya, dan

permukaan dari suatu tetes air membentuk suatu antarmuka gas/cair. Setiap partikel dari

zat, apakah itu sel, bakteri, koloid, granul, atau manusia, mempunyai suatu antarmuka

pada batas sekelilingnya (Astuti dkk., 2008).

Di dalam zat cair, satu molekul dikelilingi oleh molekul-molekul lainnya yang

sejenis dari segala arah sehingga gaya tarik menarik sesama molekulnya (gaya kohesi),

sama besar. Pada permukaan zat cair terjadi gaya tarik menarik antara molekul cairan

dengan molekul udara (adhesi). Gaya adhesi lebih kecil bila dibandingkan dengan gaya

kohesi sehingga molekul di permukaan zat cair cenderung tertarik ke arah dalam. Tetapi

hal ini tidak terjadi karena adanya gaya yang bekerja sejajar dengan permukaan zat cair

yang mengimbangi besarnya gaya kohesi antar molekul di dalam zat cair terhadap

molekul sejenisnya di permukaan. Akibatnya, molekul tersebut tetap berada di

Page 2: Tegangan Permukaan

permukaan. Gaya ini disebut tegangan permukaan. Atau dengan kata lain tergangan

permukaan adalah gaya per satuan panjang yang harus diberikan sejajar pada permukaan

untuk mengimbangi tarikan dalam.Sedangkan tegangan antar permukaan adalah tegangan

pada antar permukaan dua cairan yang tidak bercampur atau antara permukaan zat padat

dengan cairan. Tegangan antar permukaan selalu lebih kecil daripada tegangan

permukaan karena gaya adhesi antara dua zat cair yang tidak bercampur selalu lebih besar

daripada gaya adhesi antara zat cair dengan udara. Bila dua zat cair dapat bercampur

dengan sempurna, maka tegangan antar permukaan tidak eksis. Tegangan permukaan

dinyatakan sebagai gaya per satuan panjang yang diperlukan untuk memperluas

permukaan suatu zat. Simbol yang digunakan untuk tegangan permukaan adalah γ dan

satuannya adalah dyne cm-1 (Astuti dkk., 2007).

Tegangan permukaan juga dapat digambarkan dengan suatu kerangka kawat tiga

sisi dimana suatu batang yang dapat bergerak diletakkan. Suatu film (lapisan tipis) sabun

dibentuk di daerah ABCD dan dapat direntangkan dengan menggunakan gaya f (seperti

suatu massa yang menggantung) pada batang yang dapat bergerak dengan panjang L,

yang bekerja melawan tegangan permukaan dari film sabun tersebut. Bila massa

diangkat, film akan mengkerut karena tegangan permukaannya. Tegangan permukaan (γ)

dari larutan yang membentuk film tersebut merupakan suatu fungsi dari gaya yang harus

dipakai untuk memecah film dari fungsi dari panjang batang yang dapat bergerak yang

berhubungan dengan film tersebut. Karena film sabun tersebut mempunyai dua

antarmuka gas (satu di atas dan satu di bawah bidang kertas), panjang total bidang yang

berhubungan sama dengan dua kali panjang batang tersebut. Jadi didapatkan suatu rumus:

Dimana :

fb = gaya yang dibutuhkan untuk memecah film

L = panjang dari batang yang dapat bergerak (Astuti dkk., 2008).

Dari beberapa metode (cara) yang ada untuk mendapatkan tegangan permukaan

dan tegangan antarmuka, hanya metode kenaikan kapiler, dan Du Nouy ring yang akan

diuraikan. Keterangan yang terperinci untuk metode-metode lain, seperti berat tetesan,

tekanan gelembung, tetesan sessile, dan lempeng Wilhelmy, lihat risalah dari Harkins dan

Alexander, Drost - Hansen, dan Hiemenz. Tetapi, perlu dicatat bahwa pemilihan suatu

metode tertentu sering bergantung pada apakah tegangan permukaan atau tegangan

antarmuka yang akan ditentukan, ketepatan dan kemudahan yang diinginkan, ukuran

sampel yang tersedia, dan apakah efek waktu pada tegangan permukaan akan diteliti atau

Page 3: Tegangan Permukaan

tidak. Dalam kenyataan, tidak ada satu pun metode yang terbaik untuk semua sistem

(Martin dkk., 1990).

1. Metode Kenaikan Kapiler

Bila suatu tabung kapiler diletakan dalam cairan di sebuah beaker (gelas piala),

biasanya cairan itu naik ke pipa sampai ketinggian tertentu. Hal ini disebabkan

bilamana kekuatan adhesi antara molekul-molekul cairan dan dinding kapiler lebih

besar daripada kohesi antara molekul-molekul cairan, sehingga cairn itu membasahi

dinding kapiler, menyebar dan meninggi dalam pipa. Dengan mengukur kenaikan ini

dalam kapiler, memungkinkan kita dapat menentukan metode kenaikan kapiler tidak

dapat diketahui tekanan-tekanan antarmuka (Martin dkk., 1990).

Bayangkan suatu tabung kapiler yang mempunyai jari-jari dalam r dicelupkan

dalam suatu cairan yang membasahi permukaannya. Cairan tersebut terus naik dalam

tabung karena adanya tegangan permukaan, sampai pergerakan ke atas persis

diimbangi oleh gaya gravitasi ke bawah karena bobot dari cairan tersebut (Martin

dkk., 1990).

Komposisi gaya vertikal ke atas yang dihasilkan dari tegangan permukaan

ciran tersebut pada setiap titik pada keliling lingkaran permukaan batas adalah :

α = γ cos θ

Total gaya ke atas sekeliling lingkaran dalam tabung tersebut adalah :

2πrγ cos θ

Dimana:

θ = sudut kontak antara permukaan cairan dan dinding kapiler

2πr = keliling lingkaran dalam dari kapiler tersebut. Untuk air dan

cairan - cairan yang umum dipakai lainnya, sudut θ tidak berarti, yakni,

cairan tersebut membasahi dinding kapiler sehingga cos θ dianggap sama

dengan satu untuk tujuan-tujuan praktis (Martin dkk., 1990).

Gaya gravitasi yang bekerja melawan (massa < percepatan) adalah luas

penampang - melintang kolom πr2, kali tinggi kolam cairan sampai titik terendah dari

meniskus h, dikalikan dengan perbedaan bobot jenis cairan ρ dan uapnya ρo kali

percepatan gravitasi, yaitu : πr2h (ρ - ρo) g + w. Bagian persamaan terakhir yaitu w,

ditambahkan untuk memperhitungkan bobot cairan di atas h dalam meniskus. Bila

cairan telah naik sampai tinggi maksimumnya, yang bisa dibaca dari kalibrasi dari

tabung kapiler, gaya-gaya yang melawan berada dalam kesetimbangan, dan dengan

Page 4: Tegangan Permukaan

demikian tegangan permukaan dapat dihitung. Bobot jenis dari uap, sudut kontak,

dan w biasanya dapat diabaikan, jadi didapatkan :

2πrγ = π r2hρg

γ = rhρg

Kenaikan kapiler bisa juga diterangkan sebagai akibat adanya perbedaan

tekanan antara kedua lengkungan meniskus cairan dalam kapiler. Pada persamaan ∆P

= 2γ/r, bahwa tekanan dari sisi yang cekung dari permukaan yang lengkung adalah

lebih besar daripada tekanan pada sisi cembung. Ini berarti bahwa tekanan dalam

cairan yang langsung di bawah meniskus lebih kecil daripada tekanan di luar tabung

pada ketinggian yang sama. Akibatnya, cairan akan menaiki kapiler sampai tekanan

hidrostatik yang dihasilkan menyamai perbedaan antara kedua lengkungan meniskus.

Dengan menggunakan simbol yang sama seperti sebelumnya dan mengabaikan sudut

kontak maka didapatkan :

∆P = 2γ/r = ρgh

di mana ρgh adalah tekanan hidrostatik. Dengan menyusun kembali persamaan di

atas memberikan γ = rρgh/2 yang identik dengan persamaan γ = rhρg, yang

diturunkan berdasarkan gaya - gaya adhesif melawan gaya - gaya kohesif.

2. Tensiometer Du Nouy

Tensiometer Du Nouy, dipakai secara luas untuk mengukur tegangan

permukaan dan tegangan antarmuka. Prinsip dari alat tersebut bergantung pada

kenyataan bahwa gaya yang diperlukan untuk melepaskan suatu cincin platina-

iridium yang dicelupkan pada permukaan atau antarmuka adalah sebanding dengan

tegangan permukaan atau tegangan antarmuka (Martin dkk., 1990).

Gaya yang diperlukan untuk melepaskan cincin dengan cara ini diberikan oleh

suatu kawat spiral dan dicatat dalam satuan dyne pada suatu penunjuk yang

berkalibrasi. Tegangan permukaan diberikan oleh rumus :

γ = × faktor koreksi

Sebenarnya, alat tersebut mengukur bobot dari cairan yang dikeluarkan dari

bidang antarmuka tepat sebelum cincin tersebut menjadi lepas. Suatu faktor koreksi

perlu dalam persamaan di atas karena teori sederhana tersebut tidak

Page 5: Tegangan Permukaan

memperhitungkan variabel- variabel tertentu seperti jari-jari dari cincin, jari-jari dari

kawat yang dipakai untuk membentuk cincin, dan volume cairan yang diangkat

keluar dari permukaan. Kesalahan sebesar 25% bisa terjadi bila faktor koreksi tidak

dihitung dan dipakai. Metode perhitungan faktor koreksi telah diuraikan oleh Harkins

Dan Jordan dan, suatu ketepatan kira-kira 0.25% dapat diperoleh dengan pengerjaan

yang cermat (Martin dkk., 1990).

Fenomena antarmuka dalam farmasi adalah faktor-faktor yang berarti yang

mempengaruhi absorpsi obat pada bahan pembantu padat dalam bentuk

sediaan,penetrasi/penembusan molekul melalui memnran biologis ,pembentukan dan

kestabilan serta dispersi dari partikel yang tidak larut dalam media cair untuk

membentuk suspensi (Astuti dkk., 2008).

3. Wilhelmy

Metode ini menggunakan lempeng wilhelmy sebagai alat untuk

mengukurnya. Lempeng wilhelmy adalah lempeng tipis yang digunakan untuk

mengukur tegangan permukaan atau antarpermukaan antara udara dengan larutan atau

antar senyawa dalam larutan. Pada metode ini, lempeng harus diletakkan tegak lurus

dengan tegangan antar permukaan, dan tekanan yang digunakan yang diukur. Metode

Ludwig Wilhelmy ini berkembang dan digunakan untuk persiapan dan monitoring dari

Langmuir - Blodgett film (Anonim, tt).

4.

Gambar 1. Metode Lempeng Wilhelmy

Lempeng wilhelmy biasanya menggunakan lempeng yang berukuran

beberapa cm2.. Lempeng ini sering terbuat dari kaca atau platina yang agak berat untuk

dapat terbasahi sempurna. Tekanan pada lempeng yang terendam diukur dengan

menggunakan tensiometer atau microbalance dan untuk menghitung tegangan

permukaan digunakan rumus :

Page 6: Tegangan Permukaan

dimana adalah panjang dari lempeng wilhelmy yang terendam dan θ

adalah sudut antara larutan dengan lempeng. Namun pada prakteknya sudut ini sulit

ntuk diukur sehingga metode ini jarang digunakan (Anonim, tt).

III. Alat dan Bahan

a. Alat

Tensiometer Digital

Gambar 1. Alat Tensiometer

Keterangan gambar tensiometer:

1 : Konektor untuk tombol TD 1 E

2 : Indikator tinggi air

3&4 : Alat pengatur ketinggian kaki tensiometer

5 : Tombol penggerak manual

6 : Meja sampel

Keterangan Gambar Alat pengatur digital:

1 : Tombol pengatur jenis pengukuran

2 : Tombol pengatur tara, angka 0 (PT)

3 : Tombol pengatur kalibrasi (PK)

Cawan petri

Bunsen

b. Bahan

Air

Minyak nabati

Page 7: Tegangan Permukaan

IV. Cara Kerja

Kalibrasi Alat

Sebelum melakukan percobaan, alat yang digunakan harus dikalibrasi terlebih

dahulu dengan cara sebagai berikut:

1. Cincin dipasangkan pada kaitnya.

2. Tensiometer dihidupkan dengan memindahkan tombol TD 1 E ke posisi ON.

3. Lalu posisi mode uji dipindahkan ke simbol cincin.

4. Pembacaan pada layar diatur dengan potensiometer tara (PT) sehingga sama

dengan 00,0.

5. Pemberat kalibrasi 500 mg dipasang pada kait untuk menambah berat cincin.

6. Harga kalibrasi untuk cincin yang digunakan dihitung melalui persamaan berikut:

FKR =

Keterangan: FKR = Harga kalibrasi cincin (nM.m-1)

GKR = Pemberat kalibrasi (g)

g = Gaya gravitasi (cm.detik-1)

d = Garis tengah cincin (cm)

Pengukuran Tegangan Permukaan

1. Meja sampel digerakkan ke bawah serendah mungkin dan cairan uji di dalam

cawan petri diletakkan di atas meja sampel.

2. Meja sampel bersama cairan uji digerakkan ke atas perlahan-lahan sampai cincin

berada kira-kira 2-3 mm di bawah permukaan cairan.

3. Kemudian meja dengan cairan uji digerakkan kembali ke bawah secara perlahan-

lahan sampai cincin menarik lamela ke luar permukaan cairan. Pada saat ini nilai

yang tertera pada layar akan naik. Nilai ini akan mencapai maksimumnya sampai

sesaat sebelum lamela pecah. Nilai maksimum yang diperoleh merupakan

besarnya tegangan permukaan cairan yang belum dikoreksi.

4. Faktor koreksi cincin dihitung dengan menggunakan persamaan berikut:

Keterangan OSruk : tegangan permukaan yang belum dikoreksi (nM.m-1)

D : bobot jenis cairan yang diuji (g.cm-3)

5. Kalikan harga tegangan permukaan yang diperoleh dengan faktor koreksi yang

dihitung. Hasil kali tersebut adalah harga tegangan permukaan mutlak dalam

mN.m-1.

Page 8: Tegangan Permukaan

Penentuan Tegangan antar Permukaan

1. Meja sampel digerakkan ke bawah dan cincin diambil dari kaitnya.

2. Cincin dibersihkan dengan cara memanaskannya pada nyala api etanol sampai

berwarna merah.

3. Biarkan cincin menjadi dingin dan dilembabkan dengan air kemudian

dipasangkan kembali pada kaitnya.

4. Cawan petri diisi sampel yang mempunyai bobot jenis lebih besar, misalnya air.

5. Meja sampel digerakkan ke atas sampai cincin tercelup kira-kira 2-3 mm di bawah

permukaan cairan.

6. Secara perlahan-lahan cairan berbobot jenis lebih kecil ditambahkan sampai

mencapai ketebalan kira-kira 1 cm.

7. Kemudian meja dengan cairan uji digerakkan kembali ke bawah secara

perlahan-lahan sampai cincin menarik lamela ke luar dari fase cairan yang berada

di sebelah bawah. Pada saat ini nilai yang tertera pada layar akan naik. Nilai ini

akan mencapai maksimumnya sampai sesaat sebelum lamela pecah. Nilai

maksimum yang diperoleh merupakan besarnya tegangan antar permukaan cairan

yang belum dikoreksi.

8. Faktor koreksi cincin dihitung dengan menggunakan persamaan berikut:

Keterangan D1 : bobot jenis cairan yang berada di bawah (g.cm-3)

D2 : bobot jenis cairan yang berada di atas (g.cm-3)

9. Nilai tegangan antar permukaan dua cairan yang diperoleh dikalikan dengan

faktor koreksi yang telah dihitung. Nilai yang diperoleh adalah besarnya tegangan

antar permukaan mutlak dua cairan dalam mN.m-1.

V. PEMBAHASAN

Tegangan permukaan adalah gaya per satuan panjang yang harus diberikan sejajar

pada permukaan untuk mengimbangi tarikan ke dalam. Tegangan permukaan mempunyai

satuan dyne/cm dalam sistem cgs (Martin et al., 1990). Hal ini sebanding dengan keadaan

yang terjadi bila suatu objek yang menggantung di pinggir jurang pada seutas tali ditarik

ke atas oleh seseorang yang memegang tali tersebut dan berjalan menjauhi tepi jurang.

Tegangan permukaan muncul pada permukaan cairan/padatan dengan udara. Simbol yang

Page 9: Tegangan Permukaan

digunakan untuk tegangan permukaan adalah γ dan satuannya adalah dyne cm -1 (Astuti

dkk., 2009).

Selain tegangan permukaan, ada juga istilah tegangan antarmuka. Tegangan

antarmuka adalah gaya per satuan panjang yang terdapat pada antarmuka dua fase cair

yang tidak bercampur dan seperti tegangan permukaan memiliki satuan dyne/cm.

Tegangan antarmuka selalu lebih kecil daripada tegangan permukaan karena gaya adhesi

antara 2 fase cair yang membentuk suatu antarmuka adalah lebih besar daripada bila

suatu fase cair dan suatu fase gas berada bersama-sama. Jadi bila 2 cairan bercampur

dengan sempurna tidak ada tegangan antarmuka yang terjadi (Astuti dkk., 2009).

Metode - metode yang dapat digunakan dalam mengukur besarnya tegangan

permukaan dan tegangan antarmuka suatu sampel antara lain metode pipa kapiler, metode

cincin DuNuoy, dan metode wilhelmy. Dalam memilih metode pengukuran tegangan

permukaan maupun tegangan antarmuka adalah ketepatan dan kemudahan yang

diinginkan, digunakan untuk mengukur tegangan permukaan atau tegangan antarmuka,

ukuran sampel yang tersedia, dan keperluan penelitian terhadap efek waktu pada

tegangan permukaan (Martin et al., 1983).

Tensiometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur tegangan permukaan

atau tegangan antarmuka cairan. Pengukuran tegangan permukaan atau antar muka

dilakukan dengan menggunakan tensiometer berdasarkan pada pengukuran tekanan atau

gaya dari interaksi suatu lempeng dengan permukaan atau antarmuka dua zat cair yang

tidak saling bercampur. Tensiometer yang baik adalah tensiometer yang tertutup, kedap

udara, tabung berisi air (barel) dengan ujung keropos pada salah satu ujungnya dan gauge

vakum di sisi lain. Sebuah tensiometer berpori terdiri dari cangkir, dihubungkan melalui

sebuah benda tegar tabung vakum untuk mengukur, dengan semua komponen diisi

dengan air. Cangkir yang berpori biasanya terbuat dari keramik karena kekuatan

struktural serta permeabilitas untuk aliran air. Tubuh tabung biasanya transparan

sehingga air dalam tensiometer dapat dengan mudah dilihat. Sebuah tabung vakum

Bourdon gauge biasanya digunakan untuk pengukuran potensial air. Pengukur vakum

dapat dilengkapi dengan saklar magnet untuk irigasi otomatis kontrol. Sebuah

manometer air raksa juga dapat digunakan untuk akurasi yang lebih besar, atau tekanan

transduser dapat digunakan untuk merekam secara otomatis dan terus-menerus

tensiometer pembacaan (Harrison, 2009).

Salah satu kegunaan tensiometer yang paling bermanfaat adalah untuk mengukur

atau memonitoring status air lahan. Alat ini terdiri dari suatu poros (biasanya terbuat dari

Page 10: Tegangan Permukaan

ceramic) yang dihubungkan ke suatu pengukur hampa udara (mekanik atau elektronik

transducer) melalui suatu tabung tabung yang berisi air. Ketika potensi matrik lahan lebih

rendah ( lebih negatif) dibanding tekanan yang sejenis di dalam tensiometer, air bergerak

sepanjang gradien energi potensial kelahan melalui cangkir poros. Air mengalir ke dalam

lahan sampai keseimbangan dicapai dan pengisapan di dalam tensiometer sama dengan

matrik potensi lahan. Ketika lahan dibasahi, arus bergerak ke arah yang terbalik, dan air

masuk ke dalam tensiometer sampai suatu keseimbangan baru dicapai (Harrison, 2009)

Tensiometer DuNouy merupakan salah satu jenis tensiometer yang digunakan

untuk mengukur tegangan permukaan dan antar muka. Prinsip dari tensiometer ini

bergantung pada kenyataan bahwa gaya yang diperlukan untuk melepaskan suatu cincin

platina iridium yang dicelupkan pada permukaan atau antar muka adalah sebanding

dengan tegangan permukaan atau tegangan antar muka. Gaya yang diperlukan untuk

melepaskan cincin dengan cara ini diberikan oleh suatu kawat spiral dan dicatat dalam

satuan dyne pada suatu petunjuk yang dikalibrasi. Tegangan permukaan dinyatakan

dengan rumus :

Faktor koreksi diperlukan dalam perhitungan karena tidak memperhitungkan

variabel-variabel tertentu seperti jari-jari cincin, jari-jari kawat, dan volume cairan

yang diangkat keluar dari permukaan (Martin et al., 1983).

Selain tensiometer Du Noy, dapat juga digunakan tensiometer digital dalam

pengukuran tegangan permukaan dan antarmuka.

Sebelum melakukan percobaan, alat yang digunakan harus dikalibrasi terlebih

dahulu. Harga kalibrasi untuk cincin yang digunakan dihitung melalui persamaan

berikut:

i. FKR =

Page 11: Tegangan Permukaan

Keterangan:

FKR : Harga kalibrasi cincin (nM.m-1)

GKR : Pemberat kalibrasi (g)

g : Gaya gravitasi (cm.detik-1)

d : Garis tengah cincin (cm)

VI. KESIMPULAN

1. Tegangan permukaan adalah gaya sejajar pada permukaan untuk mengimbangi tarikan

ke dalam, sedangkan tegangan antarmuka adalah gaya yang terdapat pada antarmuka

dua fase cair yang tak bercampur.

2. Metode - metode yang dapat digunakan dalam mengukur besarnya tegangan

permukaan dan tegangan antarmuka suatu sampel antara lain metode pipa kapiler,

metode cincin DuNuoy, dan metode wilhelmy.

3. Tensiometer bekerja berdasarkan pengukuran tekanan atau gaya dari interaksi suatu

lempeng dengan permukaan atau antarmuka dua zat cair yang tidak saling bercampur.

Page 12: Tegangan Permukaan

DAFTAR PUSTAKA

Astuti, K. W., N. M. P. Susanti, I. M. A. G. Wirasuta, dan I. N. K. Widjaja. 2007. Petunjuk Praktikum Farmasi Fisika. Jimbaran: Jurusan Farmasi F.MIPA UNUD.

Astuti, K. W., N. M. P. Susanti, dan I. N. K. Widjaja. 2008. Buku Ajar Farmasi Fisika. Jimbaran: Jurusan Farmasi F.MIPA UNUD.

Harrison, D. S. dan A. G. Smajstria. 2009. Tensiometer Untuk Penjadwalan IrigasiAvailable at : http://edis/ifas/ufl.eduOpened at : 07 Desember 2009

Martin, A., J. Swarbrick, dan A. Cammarata. 1983. Farmasi Fisik Edisi III Jilid 2. Jakarta : UI Press