laporan praktikum mikrobiologi

19
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI BLOK GENITOURINARI Oleh : Rr. Agatha Rhana Aveonita 1118011118 FAKULTAS KEDOKTERAN

Upload: agathaaveonita

Post on 19-Dec-2015

88 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

WFWEDVGED

TRANSCRIPT

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGIBLOK GENITOURINARI

Oleh :Rr. Agatha Rhana Aveonita1118011118

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2014

PRAKTIKUM ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI DARI TRAKTUS URINARIUS

Alat :1. Mikropipet2. Tip Dispossible3. Agar plate4. Media TSA (Triptic Soy Agar)5. Ose6. Lampu Bunsen 7. Alkohol8. Handscoen

Bahan :1. Urin Midstream

Cara Kerja 1. Pengumpula Urin dan Inokulasia. Urin yang digunakan adalah urin midstream. Sebelum miksi lakukan cuci tangan, gunakan kapas/ kassa dengan antiseptic untuk membersihkan daerah sekitar uretra. Urin midstream dikumpulkan dalam wadah plastic yang bersih dan kemudian ditutup rapat dan diletakkan dalam kantung plastic. Simpan dalam refrigerator apabila urin belum akan dikultur dalam waktu 1-2 jam.b. Ketika siap untuk melakukan kultur, campur urin, kemudian celupkan ose 5 uL ke dalamnya. Goreskan ose pada media triptic soy agar ( TSA) plate. Ulangi prosedur ini untuk plate ke-2, dan beri label pada plate. Buang sisa urin, kemudian buang sarung tangan, penampung urin, kantung plastic pada tempat sampah yang disediakan.c. Letakkan kedua plate pada incubator 35C.

2. Isolasi dan Identifikasi Bakteri pada Traktus Urinarius a. Setelah 48-72 jam, periksa plate kultur. Hitung jumlah koloni bakteri pada masing-masing plate dan hitung rata-rata, kemudian gunakan nilai rata-rata ini untuk menghitung jumlah bakteri per milliliter urin (= nilai rata-rata jumlah koloni x 200). b. Apabila didapatkan hasil minimal 100.000 per mL urin, kemungkinan didapatkan hasil ISK yang disebabkan oleh bakteri tersebut. Maka perlu dilakukan identifikasi bakteri tersebut dengan melakukan pewarnaan gram yang dilanjutkan dengan kultur dan uji biokimia menggunakan bagan identifikasi bakteri Gram positif dan Gram negative.

Hasil

Gambar 1. Plate 1

Gambar 2. Plate 2

Jumlah bakteri pada sampel urinPlateJumlah bakteri / 5 uL urin

168

2282

Jumlah bakteri = nilai rata-rata plate 1 dan 2 x 200 / 2 = ( 68 + 282 x 200) / 2 = 35.000Pembahasan :Kultur telah dilakukan sehingga mendapatkan hasil rata-rata 35.000 koloni. Jumlah ini tidak termasuk kedalam golongan Infeksi Saluran Kemih karena yang termasuk ISK itu apabila jumlah koloni lebih dari 100.000 koloni bakteri. Jika didapatkan hasil minimal 100.000 per mL urin perlu dilakukan identifikasi bakteri tersebut dengan melakukan pewarnaan Gram yang dilanjutkan dengan kultur dan uji biokimia menggunakan bagan identifikasi bakteri Gram positif dan Gram negative, sehingga dapat diketahui spesies bakteri yang terdapat dalam urin tersebut. Tetapi karena hasil hitung koloni pada percobaan kali ini hanya berjumlah 35.000 koloni, sehingga tidak dilakukan identifikasi bakteri lebih lanjut baik dengan pewarnaan Gram maupun dengan kultur dan uji biokimia lainnya.

Beberapa mikroorganisme yang menjadi penyebab ISK (Infeksi Saluran Kemih) antara lain : 1. Neisseria gonorrhoeae

Gambar 3. Neisseria gonorrhoeae

A. KlasifikasiKingdom : BacteriaPhylum : ProteobacteriaClass : Beta ProteobacteriaOrdo : NeisserialesFamilia : NeisseriaceaeGenus : NeisseriaSpesies : Neisseria gonorrhoeae

B. Morfologi dan pewarnaanBakteri Neisseria gonorrhoeae oval dengan ukuran 0,8 m x 0,6 m, berpasangan (kadang-kadang berupa single coccus) dan berhadapan menurut sumbu panjangnya menyerupai biji kopi. Neisseria gonorrhoeae tidak bergerak dan tidak membentuk spora. Bakteri ini tidak berkapsul, kecuali pada varians yang mukoid terdapat kapsul yang dapat dilihat dengan pewarnaan negative. Pada pewarnaan Gram, bersifat gram negative. Dapat diwarnai dengan baik dengan metilen biru atau metilen biru + eosin. Hasil pewarnaan terbaik dalah dengan pewarnaan polikromasi, misalnya dengan pewarnaan Pappenheim Saathoff dengan bahan methyl green-pyronine. C. Biakan dan reaksi biokimiaPada media sederhana sukar tumbuh dan diperlukan medium yang diperkaya. Bersifat aerob, suhu optimal yang dubutuhkan adalah 34-37C dengan pH 7,2-7,6. Pertumbuhan terhenti pada suhu 30C atau lebih dari 38,5C. untuk pertumbuhannya juga memerlukan CO2 2-10%.Koloni yang tumbuh pada agar coklat ( CAP ) yang diinkubasikan 48 jam, berbentuk bulat, konveks, halus, berwarna putih keabuan dengan diameter 0,5-1 mm. Pada inkubasi lebih lanjut koloni menjadi besar, kasar permukaannya, konsistensinya lunak.Media selektif yang biasa digunakan adalah Thayer Martin media yang terdiri atas agar coklat.Pada medium ini, setelah inkubasi 48 jam akan tampak koloni yang transparan, sedikit cembung, halus, mucoid, kecil-kecil seperti ujung jarum, nonhemolitik dengan diameter 1-5 mm.Media yang digunakan untuk media transport adalah sedium Muller Hinton dan Transgrow.

Koloni genus Neisseria menghasilkan indofenol oksidase sehingga memberikan tes oksidase positif. Tes okdidase dilakukan dengan meneteskan reagen 1% tetrametil parafenilen diamin monohidrokhlorid pada koloni maka koloni akan berubah menjadi merah jambu dan makin lama menjadi hitam. Dalam tes ini, regen tersebut membunuh mikroorganisme tetapi tidak merubah morfologi dan sifat pewarnaan. Tes oksidase terganggu oleh adanya asam yang dihasilkan pada prosesperagian terhadap karbohidrat, tetapi dapat diatasi dengan penambahan natrium bikarbonat.D. Sifat pertumbuhanNeisseria tumbuh paling baik pada kondisi aerob, tetapi beberapa akan tumbuh di lingkungan anaerob. Bakteri ini memerlukan persyaratan yang rumit untuk dapat tumbuh.Meningococcus dan gonococcus tumbuh paling baik pada media yang berisi substansi organic kompleks seperti darah yang dipanaskan, hemin, dan protein hewani serta pada lingkungan dengan CO2 5%. Organisme ini dapat dengan cepat dibunuh dengan pengeringan, sinar matahari, pemanasan lembab, dan banyak desinfektan. E. Daya tahanDalam keadaan kering, bakteri mati dalm 1-2 jam, dan dengan pemanasan basah suhu 55C bakteri mati dalam 5 menit. Pada pemberian argentum nitrat 1/4000, bakteri mati dalam 2 menit, dan pada biakan pada suhu kamar mati dalam 1-2 hari, sedangkan biakan pada 37C mati dalam 4-6 hari. Gonococcus sangat peka terhadap sulfonamide dan penisilin, tetapi galur yang ganas cepat resisten terhadap sulfonamide. Gonococcus dapat mengandung plasmid yang menurunkan sifat genetic dengan menghasilkan beta-laktamase yang menyebabkan resisten terhadap penisilin.

F. Struktur antigenUntuk menghindari daya tahan tubuh pejamu bakteri ini memiliki beberapa unsur struktur. Struktur permukaannya adalah sebagai berikut :a. Pili Pili adalah tentakel berbentuk rambut yang dapat memanjang hingga beberapa mikrometer dari permukaan gonoccoci. Perpanjangan tersebut menempel pada sel inang dan resisten terhadap fagositosis. Rangkaian asam amino yang dekat dengan setengah porsi molekul juga dipertahankan; porsi tersebut menempel pada sel inang dan kurang dikenal oleh respon kekebalan. b. Por Por membesar hingga mencapai membran sel gonoccoci. Ini terjadi dalam trimer untuk membentuk pori-pori pada permukaan melalui nutrisi yang masuk ke dalam sel. Berat molekul por sangat bervariasi 34.000 hingga 37.000. Setiap strain gonoccocus hanya menampilkan satu tipe por, tetapi por dari strain yang berbeda, berbeda pula secara antigen. Pengklasifikasia secara serologis terhadap por dengan menggunakan reaksi aglutinasi dengan antibodi monoklonal dapat dibedakan menjadi 18 serovar PorA dan 28 serovar PorB (serotyping hanya dapat dilakukan berdasarkan referensi laboratorium). c. Opa Protein ini berfungsi dalam adhesi gonoccoci dalam koloni dan dalam penempelan gonoccoci pada sel inang, khususnya sel-sel yang menampilkan antigen karsinoembrionik (CD 66). Satu porsi dari molekul Opa berada di bagian terluar dari membrane gonoccoci dan sisanya berada pada permukaan. Berat molekul Opa berkisar antara 24.000 hingga 32.000. Setiap strain gonoccocus dapat menampilkan hingga tiga tipe Opa, dimana masing-masing strain memiliki lebih dari 10 gen untuk Opa yang berbeda-beda. d. Lipooligosakarida (LOS) Berbeda dengan batang enterik gram negatif, pada gonococci LPS tidak memiliki rantai antigen-O panjang dan disebut dengan lipooligosakarida. Berat molekulnya adalah 3000 - 7000. Gonococci dapat menampilkan Iebih dari satu rantai LOS yang secara antigen berbeda secara simultan. Toksisitas pada injeksi gonococci sebagian besar disebabkan oleh efek endotoksin dari LOS. Dalam bentuk perkembangbiakan secara molekuler, gonococci membuat molekul LOS yang secara struktural mirip dengan membran sel manusia, yaitu glikosfingolipid. f. Protein Lain Beberapa protein gonococci yang konstan secara antigen memiliki kinerja yang kurang jelas dalam patogenesisnya. Lip (H8) adalah protein yang terdapat pada permukaan dimana heat- modifiable seperti Opa. Fbp (iron binding protein), yang berat molekulnya sama dengan Por, tampak pada saat persediaan besi terbatas, misalnya infeksi pada manusia. Gonococci mengkolaborasi IgA1 protease yang memisah dan menonaktifkan IgA1, sebagian besar selaput lendir immunoglobulin manusia. Meningococci, Haemophilus influenzae dan Streptococcus pneumoniae mengkolaborasi protease IgA1 yang sama

2. Candida albicans

Gambar 4. Candida albicans

Kingdom : FungiPhylum : Ascomycota Subphylum : Saccharomycotina Class : Saccharomycetes Ordo : Saccharomycetales Family : Saccharomycetaceae Genus : Candida Spesies : Candida albicans (C.P. Robin) Berkhout 1923 Sinonim : Candida stellatoidea dan Oidium albicans

Candida albicans merupakan jamur dimorfik karena kemampuannya untuk tumbuh dalam dua bentuk yang berbeda yaitu sebagai sel tunas yang akan berkembang menjadi blastospora dan menghasilkan kecambah yang akan membentuk hifa semu. Perbedaan bentuk ini tergantung pada faktor eksternal yang mempengaruhinya. Sel ragi (blastospora) berbentuk bulat, lonjong atau bulat lonjong dengan ukuran 2-5 x 3-6 hingga 2-5,5 x 5-28 . C. albicans memperbanyak diri dengan membentuk tunas yang akan terus memanjang membentuk hifa semu. Hifa semu terbentuk dengan banyak kelompok blastospora berbentuk bulat atau lonjong di sekitar septum. Pada beberapa strain, blastospora berukuran besar, berbentuk bulat atau seperti botol, dalam jumlah sedikit. Sel ini dapat berkembang menjadi klamidospora yang berdinding tebal dan bergaris tengah sekitar 8-12 .koloni. Warna koloni putih kekuningan dan berbau asam seperti aroma tape. Dalam medium cair seperti glucose yeast, extract pepton, C. albicans tumbuh di dasar tabung. C. albicans dapat tumbuh pada variasi pH yang luas, tetapi pertumbuhannya akan lebih baik pada pH antara 4,5-6,5. Jamur ini dapat tumbuh dalam perbenihan pada suhu 28oC - 37oC. C. albicans membutuhkan senyawa organik sebagai sumber karbon dan sumber energi untuk pertumbuhan dan proses metabolismenya. Unsur karbon ini dapat diperoleh dari karbohidrat.

3. Vaginosis bakterialis

Gambar 5. Vaginosis bakterialis

Gambar 6. Vaginosis bakterialis

Vaginosis bacterial, seringkali disebt sebagai vaaginal bacteriosis adalah penyakit pada vagina yang disebabkan oleh bakteri.

Pada vagina normal, terdapat sejumlah mikroorganisme, diantaranya Lactobacillus crispatus dan Lactobacillus jensenii. Laktobasilus adalah spesies penghasil hydrogen peroksidase yang mampu ,encegah pertumbuhan mikroorganisme vagina lain.

Gardnerella adalah salah satu genus dari bakteri gram-variabel yang mana merupakan suatu spesies. Gardnerella vaginalis dapat menyebabkan bacterial vaginosis pada wanita. Salah satu dari spesies Haemophilus, tumbuh, berukuran kecil, sirkuler, koloni abu-abu, di bawah mikroskop terlihat gram negative, namun sebenarnya memiiki dinding sel gram positie, dengan sel clue, sel epitel yang menyelimuti bakteri.

Klasifikasi

Kingdom : BacteriaPhylum : ActinobacteriaOrder : BifidobacterialesFamily : BifidobacteriaceaeGenus : GardnerellaSpecies : G. Vaginalis

Gardnerella adalah penyebab tersering vaginitis yaitu sekitar 33-52% pasien vaginitis. Gejala infeksi bakteri adalah bau amis dengan keputihan yang homogen (putih).Salah satu kuman penyebabnya adalah Gardnerella vaginalis yang menyebabkan peradangan vagina tidak spesifik, bermacam macam gejala yang dapat timbul, biasanya mengisi penuh sel-sel epitel vagina membentuk bentuk khas clue cell. Itu menghasilkan asam amino yang akan diubah menjadi senyawa amin yang berbau amis, berwarna keabu-abuan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Jawetz, Melnick, Adelberg. 2007. Mikrobiologi Kedokteran Edisi 23. Jakarta : EGC (hal : 300-306 dan 338-341)

2. Tim Mikrobiologi FK universitas Brawijaya. 2003. Bakteriologi Medik. Malang : Bayumedia Publishing. (hal : 161-167 dan 318-325)

3. Suryono, Bambang. 1995. Bakteriologi Umum dan Bakteriologi Klinik. Semarang : Akademi Analis Kesehatan Bhakti Wiyata (hal : 124-128 dan 248-252)