laporan praktikum ilmu tanah 2.3.1.docx

24
Laporan Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah Acara IV Kadar Lengas, Berat Volume, Berat Jenis, dan Porositas Total Tanah Disusun Oleh : Muhammad Ali Alfi E1J010089 Kelompok 4 Hari / Shift : Selasa, 08 November 2011 Co-ass : Dodi Hardiansyah Riezky P. Panjaitan Laboratorium Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu 2011 BAB I Pendahuluan 1.1 Kadar Lengas Latar Belakang

Upload: muhammad-nurul-fahmi

Post on 29-Nov-2015

449 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Praktikum Ilmu tanah 2.3.1.docx

Laporan Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah

Acara IV

Kadar Lengas, Berat Volume, Berat Jenis, dan Porositas Total Tanah

Disusun Oleh :

Muhammad Ali Alfi

E1J010089

Kelompok 4

Hari / Shift : Selasa, 08 November 2011

Co-ass : Dodi Hardiansyah

                 Riezky P. Panjaitan

Laboratorium Ilmu Tanah

Fakultas Pertanian

Universitas Bengkulu

2011

BAB I

Pendahuluan

1.1         Kadar Lengas

Latar Belakang

Page 2: Laporan Praktikum Ilmu tanah 2.3.1.docx

            Dalam ilmu tanah, pengertian kadar lengas sedikit berbeda dengan kadar air. Kadar

lengas tanah mencakup air dan bahan-bahan yang terlarut di dalamnya, sedangkan kadar air

tanah mengandung pengertian air murni yang ada di dalam tanah. Dalam kenyataanya,  air yang

ada di dalam tanah merupakan suatu larutan, bukan air murni. Nilai kadar lengas tanah berkisaar

antara 0,2 g/g pada tanah mineral yang telah dikering anginkan sekitar 0,5 g/g pada tanah

mineral yang jenuh hingga mencapai 3,0 g/g pada tanah-tanah organik yang jenuh.

Tujuan

11               Menereapkan kadar lengas tanah kering angin.

22               Menetapkan kadar lengas tanah.

33               Menerapkan kadar lengas tanah kapasitas lapang.

Prinsip

Penetapan kadar lengas tanah dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Metode

langsung diartikan sebagai metode dimana air dikeluarkan dalam sampel, misalnya melalui

evaporasi, selanjutnya jumlah air yang dikeluarkan tersebut ditentukan (Gardner, 1986). Cara

yang paling umum digunakan dalam menentukan jumlah air yang dikeluarkan adalah dengan

mengukur kehilangan berat sampel.

Penetapan kadar lengas secara tidak langsung dilakukan dengan mengevaluasi perubahan

sifat-sifat bahan yang berkorelasi dengan keberadaan air dalam tanah. Dua dari sifat-sifat

tersebut yang paling banyak digunakan adalah : (i) jumlah dan laju penyebaran neutron, dan (ii)

konduktivitas dan kapasitansi listrik dalam tanah. Keuntungan dari metode tidak langsung ini

adalah pengukuran dapat dilakukan secara cepat dan tidak mengganggu lingkungan di

sekitarnya.

Kadar lengas umumnya ditetapkan dengan menggunakan metode gravimetrik, neutron

probe dan time domain reflectrometry (TDR). Metode gravimetrik dilakukan dengan cara

menghitung berat air yang dikandung oleh suatu contoh tanah. Prinsip kerja neutron probe adalah

melepaskan neutron ke dalam tanah lalu mengevaluasi jumlah dan laju penyebarannya.

Sementara itu, metode TDR menggunakan perubahan konduktivitas listrik di dalam tanah bila

terdapat air di dalam pori-porinya. Metode pertama dilakukan pada suatu contoh tanah, baik utuh

maupun terganggu, sedangkan metode kedua dan ketiga dilakukan langsung di lapang.

1.2         Berat Volume dan Berat Jenis

Latar Belakang

Page 3: Laporan Praktikum Ilmu tanah 2.3.1.docx

            Berat volume (BV) tanah merupakan rasio antara berat dan volume total contoh tanah,

termasuk volume ruang pori yang ada didalamnya. Berat jenis (BJ) tanah adalah rasio antara

berat total partikel-partikel padat tanah dengan volume total partikel-partikel tersebut, tidak

termasuk volume ruang pori yang ada diantara parikel. Nilai BV pada tanah hutan berkisar antara

0,5 sampai 4,0 g/cm3. Sementara itu, nilai BJ sangat mendekati 2,65 g/cm3 dengan standar

deviasi tidak akan lebih dari 0,15 g/cm3. Nilai BV dan BJ yang terendah kemungkinan ditemui

pada horizon O yang akan kaya bahan organik, sedangkan nilai tertinggi dapat ditemui pada

horizon B dan C. Untuk BV, varietas diatas dapat pula dipengaruhi oleh sistem pengelolaan

lahan. Misalnya, penggunaan alat-alat berat pada saat penebangan pohon dapat meningkatkan

nilai BV secara drastis.

Tujuan

11               Menetapkan berat volume beberapa contoh tanah.

22               Menetapkan berat jenis beberapa contoh tanah.

Prinsip

            Pengukuran BV pada prinsipnya dilakukan dengan menghitung berat partikel-partikel

padatan dan volume tanah total, termasuk volume padatan, cairan dan udara. Pengukuran BJ

dilakukan dengan menetapkan berat partikel padatan dan volume dari padatan itu sendiri, tidak

termasuk volume cairan dan udara. Bila penetapan BV dilakukan pada contoh tanah utuh,

pendapat BJ harus dilakukan pada contoh tanah yang telah dihaluskan terlebih dahulu.

            Berat volume tanah umumnya ditetapkan dengan menggunakan metode ring sampel (care

method) dan metode lilin. Kedua metode tersebut memiliki kelebihan dan kelemahan masing-

masing. Metode pertama lebih mewakili kondisi tanah yang sebenarnya namun lebih rumit,

sedangkan metode kedua lebih mudah dilakukan namun kurang mencerminkan kondisi tanah

yang diwakilinya.

            Berat jenis tanah umumnya ditetapkan dengan menggunakan metode pyenometer.

Meskipun pyenometer itu sendiri dapat juga diganti dengan gelas ukur, prinsip kerja keduanya

adalah sama. Variansi dari metode ini juga terjadi pada larutan yang digunakan untuk

menetapkan volume partikel padatan. Sebagian ahli merekomendasikan minyak tanah,

sedangkan yang lain cukup menggunakan aquades.

1.3         Porositas Total

Latar Belakang

Page 4: Laporan Praktikum Ilmu tanah 2.3.1.docx

            Salah satu aspek fisik tanah yang sangat penting dalam bidang pertanian dan kehutanan

adalah struktur tanah yang yang diartikan sebagai susunan partikel primer menjadi partikel

sekunder, termasuk pori yang ada di antaranya. Volume ruang pori yang ada di dalam tanah

dinyatakan sebagai porositas total (Pt) dan didefinisikan sebagai fraksi dari volume total tanah

yang ditempati oleh pori-pori. Porositas rtanah sangat penting dalam berbagai aspek, seperti

pergerakan dan ketersediaan air dan udara di dalam tanah, laju pertumbuhan akar, dan aktivitas

mikroba tanah. Nilai Pt tanah selalu berkembang terbalik dengan nilai BV.

Tujuan

11               Menetapkan porositas total tanah melalui pengukuran langsung.

22               Menghitung nilai porositas total tanah dengan menggunakan nilai BV dan BJ.

Prinsip

            Pengukuran porositas total tanah pada prinsipnaya adalah menentukan volume ruang pori

yang ada diantara partikel padatan. Ruang pori yang diukur tersebut menempati dua posisi utama

di dalam tanah; (i) diantara partikel primer didalam suatu partikel dalam suatu partikel sekunder

(agregat), dan (ii) diantara partikel-partikel tersebut.

            Nilai Pt dapat ditentukan melalui dua cara, pengukuran dan perhitungan. Metode yang

paling umum digunakan dalam dengan menggunakan contoh tanah utuh di dalam ring sampel.

Metode lain adalah dengan menggunakan thin section dimana preparat tanah diamati di bawah

mikroskop dan jumlah serta ukuran pori selanjutnya ditentukan secara kuantitatif.

Page 5: Laporan Praktikum Ilmu tanah 2.3.1.docx

BAB II

Tinjauan Pusataka

Lengas tanah adalah air yang terdapat dalam tanah yang terikat oleh berbagai kakas

(matrik,osmosis, dan kapiler). Kakas ini meningkat sejalan dengan peningkatan permukaan jenis

zarah dan kerapatan muatan elektrostatik zarah tanah. Tegangan lengas tanah juga menentukan

beberapa banyak air yang dapat diserap tumbuhan. Bagian lengas tanah yang tumbuhan mampu

menyerap dinamakan air ketersediaan.

Keberadaan lengas tanah dipengaruhi oleh energi pengikat spesifik yang berhubungan

dengan tekanan air. Status energi bebas (tekanan) lengas tanah dipengaruhi oleh perilaku dan

keberadaannya oleh tanaman. Lengas tanah dipengaruhi oleh keberadaan gravitasi dan tekanan

osmosis apabila tanah dilakukan pemupukan dengan konsentrasi tinggi (Bridges, 1979).

Di dalam tanah, air berada di dalam ruang pori diantara padatan tanah. Jika tanah dalam keadaan

jenuh air, semua ruang pori tanah terisi air. Dalam keadaan ini jumlah tanah yang disimpan

didalam tanah merupakan jumlah air maksimum disebut kapasitas penyimpanan air maksimum.

Selanjutnya jika tanah dibiarkan mengalami pengeringan, sebagian ruang pori akan terisi udara

dan sebagian lainnya terisi air. Dalam keadaan ini tanah dikatakan tidak jenuh (Hillel,1983).

Di dalam tanah air dapat bertahan tetap berada di dalam ruang pori karena adanya berbagai gaya

yang yang bekerja pada air tersebut. Untuk dapat mengambil air dari rongga pori tanah

diperlukan gaya atau energi yang diperlukan untuk melawan energi yang menahan air. Gaya –

gaya yang menahan air hingga bertahan dalam rongga pori berasal dari absorbsi molekul air oleh

padatan tanah, gaya tarik menarik antara molekul air, adanya larutan garam dan gaya kapiler.

Page 6: Laporan Praktikum Ilmu tanah 2.3.1.docx

Jumlah air tanah yang bermanfaat untuk tanaman mempunyai batas – bata tertentu.

Seperti pada kekurangan air, kelebihan air dapat merupakan kesukaran. Air yang kelebihan itu

tidaklah beracun, akan tetapi kekurangan udara pada tanah – tanah yang tergenanglah yang

menyebabkan kerusakan. Tanaman dapat ditanam dengan memuaskan dalam larutan air bila

aerasi diberikan dengan baik. Dalam kaitanya dengan daya penyimpanan air, tanah pasiran

mempunyai daya pengikat terhadap lengas tanah yang relative rendah karena permukaan kontak

antara tanah pasiran ini didominasi oleh pori – pori mikro satu. Oleh karena itu, air yang jatuh

ketanah pasiran akan segera mengalami perkolasi dan air kapiler akan mudah lepas karena

evaporasi (Mukhid,2010).

Hubungan Berat Isi (Bi) dan Berat Jenis (BJ) saling berhubungan. Salah satu manfaat

nilai berat isi tanah, yaitu untuk menghitung porositas. Untuk menghitung porositas kita harus

mengetaui berat jenis partikelnya terlebih dahulu. Sedangkan salah satu manfaat berat jenis, yaitu

untuk menentukan perhitungan ruang pori dalam tanah. Untuk menghitung ruang pori dalam

tanah, kita harus mengetahui berat isi tanah terlebih dahulu. (Tim Dosen FPUB, 2010)

 Pengaruh terhadap pengolahan lahan dari berat isi dan berat jenis tanah sangat banyak, di

antaranya dalam proses infiltrasi tanah, jika sebuah tanah memiliki rongga atau pori-pori yang

banyak maka penyerapan air akan baik atau cepat. Seperti halnya pada tanah berpasir, tanah ini

sering digunakan dalam pembuatan lapangan sepak bola yang memerlukan penyerapan air lebih

cepat namun tidak untuk media pembudidayaan tanaman. Grafik pengaruh pengolahan tanah

terhadap berat isi pada 3 minggu setelah tanam

Pengolahan lahan sangat diperlukan untuk menjaga kesuburan tanah. Tanah yang berstruktur

mantap berat isinya juga akan tinggi. Itu dikarenakan tanah tersebut memiliki kerapatan yang

tinggi, sehinga akar dari tumbuhan atau tanaman tesebut akan sulit menembus atau memecah

tanah dan air akan sulit untuk meresap kedalam tanah, sehingga air akan mudah tergenang di atas

permukaan tanah. Untuk mengatasi itu, maka diperlukan pengolahan tanah yang baik,

diantaranya dengan cara membajak tanah dan menggemburkan tanah. Dengan membajak tanah,

akan membuat ronga atau pori-pori dalam tanah menjadi lebih banyak, sehingga penyerapan air,

udara, dan berbagai mineral yang dibutuhkan tanaman dapat lebih mudah.

Dalam mempelajari berat isi dan berat jenis tanah dapat ditentukan berapa pupuk yang

dibutuhkan untuk pemupukan lahan tersebut sehingga kita dapat meminimalisir pemakaian

pupuk. Dengan kata lain dalam teorinya, pengolahan lahan dapat mengurangi berat isi dan berat

Page 7: Laporan Praktikum Ilmu tanah 2.3.1.docx

jenis tanah pada suatu jenis lahan. Sehingga akar tanaman bisa menembus tanah dengan baik dan

tanaman bisa tumbuh dengan subur, baik pada lahan semusim, lahan produksi, dan lahan

kampus. ( Anonymous, 2010 )

Porositas total adalah perbandingan volume ruang total batuan pada formasi dengan

volume ruang pori yang terisi oleh fluida. Satuan porositas akan memiliki porositas tapi apabila

tidak memiliki permeabilitas maka tidak dapat diproduksi. Porositas total dicari dari 5 jenis

porositas, yaitu :

11               Porositas primer merupakan ruang pori yang dimiliki batuan tersebut sehingga dapat

menampung dan menyimpan fluida.

22               Porositas sekunder merupakan ruang pori yang dapat menyerap air atau menampung fluida tapi

terbentuknya karena proses lanjutan setelah pengendapan berupa disolusi pada batuan tersebut.

33               Porositas bersambung merupakan porositas yang saling berhubungan dan membentuk jalur pada

ruang pori.

44               Porositas potensial merupakan porositas yang dapat memberikan aliran pada fluida pada batasan

tertentu tergantung dari ukuran pori.

55               Porositas efektif merupakan porositas yang dapat memberikan aliran fluida bebas bukan

merupakan porositas yang bersambung. (Andius Dasa Putra, 2011)

Page 8: Laporan Praktikum Ilmu tanah 2.3.1.docx

BAB III

Bahan dan Metode

3.13.1   Kadar Lengas Tanah Kering Angin (La): Metode Gravimetrik

A.    Alat dan Bahan

Contoh tanah kering angin, cawan, timbangan dan oven.

B.     Cara Kerja

            Gunakan contoh tanah yang sudah dikering anginkan untuk menetapkan kadar lengas

tanah kering angin. Langkah-langkah kerja dalam penetapan kadar lengas ini adlah sebagai

berikut:

11               Timbang botol tembaga yang akan digunakan untuk mengeringkan tanah di dalam oven (Wb).

22               Masukkan 10 g contoh tanah ke dalam botol tersebut dan timbang (Wbta).

33               Keringkan botol dan isinya di dalam oven pada suhu 1050C selama 24 jam, lalu timbang (Wbt).

44               Hitung kadar lengas tanah kering angin, La (dalam g/g) dengan menggunakan persamaan :

La = (Wbta – Wbt) / (Wbt – Wb)

Nilai yang diperoleh adalah lengas gravimetrik berdasarka berat kering tanah kering, dengan

satuan g/g.

3.23.2   Kadar Lengas Tanah Jenuh (Lj) dan Kapasitas Lapang (Li): Metode Gravimetrik

A.    Alat dan Bahan

Contoh tanah utuh, ring sampel, kain kasa, karet, bak untuk penjenuhan contoh tanah, rak,

timbangan, dan oven.

B.     Cara Kerja

Kadar lengas tanah jenuh dan tanah kapasitas lapang ditetapkan dengan menggunakan contoh

tanah utuh yang telah dipakai untuk pengukuran K-sat. Prosedur penetapan kedua parameter ini

adalah sebagai berikut:

11               Rendam kembali ring sampel yang berisi contoh tanah hingga permukaan air berada sekitar 2 cm

dibawah permukaan tanah selama 24 jam.

Page 9: Laporan Praktikum Ilmu tanah 2.3.1.docx

22               Pindahkan ring semple dan isiinya yang jenuh air ke atas timbangan, lalu catat beratnya (Wstj)

33               Letakkan contoh tanah di atas rak dan biarkan air yang ada di dalam nya keluar melalui proses

gravitasi dan penguapan selama 24 jam. Setelah itu timbang kembali berat ring sample dan

isinya (Wstl).

44                Pada langkah 1 sampai 3, bagian bawah ring sampel ditutup kain kasa dan diikat dengan karet.

Oleh sebab itu, nilai Wstj Wstl harus dikoreksi dengan cara menguranginya dengan berat kain

kasa dan karet. Ingat, kain kasa dan karet harus dilepas dari ring sampel pada fase ini dan

penimbangannya harus dilakukan pada kondisi lembab.

55               Masukkan ring sampel ke dalam oven dan keringkan pada suhu 1050C selama 48 jam. Setelah

itu timbang ring sampel dan isinya (Wst).

66               Bersihkan ring sampel dari contoh tanah lalu timbang (Ws).

77               Hitung nilai kadar lengas tanah jenuh, Lj, dan tanah kapasitas lapang, Lkl (semua dalam g/g),

dengan menggunakan persamaan-persamaan berikut.

Lj = (Wstj – Wst) / (Wst – Ws)

Ll = (Wstl – Wst) / (Wst – Ws)

3.33.3   Berat Volume: Metode Ring Sampel

A.    Alat dan Bahan

Ring sampel berisi contoh tanah utuh, timbangan, dan oven.

B.     Cara Kerja

Penetapan nilai BV tanah dilakukan dengan menggunakan contoh tanah yang telah digunakan

untuk menetapkan Lj dan Ll dengan langkah-langkah sebagai berikut:

11               Ukur luas penampang (A) dan tinggi (H) dan ring sampel yang ddigunakan dalam pentapan Lj

dan Ll. Hitung volume ring sampel tersebut (V).

22               Hitung nilai BV dengan persamaan:

BV = (Wst – Ws) / V

Dimana nilai Wst dan Ws sama dengan nilai yang ada pada persamaan (4) dan (5).

3.43.4   Berat Jenis (Metoda Pyenometer)

A.    Alat dan Bahan

Contoh tanah kering angin yang telah dihaluskan, pyenometer, aquades, timbangan, tungku

pemana, dan oven.

B.     Cara Kerja

Page 10: Laporan Praktikum Ilmu tanah 2.3.1.docx

11               Timbang pyenometer (termasuk penutupmya) yang bersih dan kering (Wp). Bila pyenometer

tidak tersedia maka gelas ukur (25, 50 atau 100 mL) dapat digunakan sebagai pengganti.

22               Tambahkan 10 g tanah kering angin yang telah diayak dengan ayakan bermata saring 2 mm. Bila

gelas ukur 100 mL yang digunakan, tambahkan 50 g tanah. Bersihkan pyenometer dari tanah

yang mungkin menempel, lalu timbang (Wpt).

33               Timbang 10 g duplikat contoh tanah dan tetapkan kadar airnya dengan mengeringkannya di

oven (1050C) selama 12 jam. Koreksi nilai Wpl dengan cara menguranginya dengan berat air

dalam duplikat contoh tanah.

44               Isi pyenometer dengan aquades, cuci tanah yang menempel di leher bagian dalam hingga masuk

ke tabung. Buang udara yang tertangkap di dalam agregat dengan mendidihkan air secara

perlahan selama beberapa menit. Sekali-sekali goyang isi tabung untuk mencegah kehilangan

tanah oleh meluapnya cairan.

55               Didihkan aquades di tabung terpisah lalu dinginkan pada suhu ruang.

66               Dinginkan pyenometer dan isinyapada suhu ruang, lalu tambahkan aquades pada langkah (5)

hingga memenuhi pyenometer. Masukkan alat penutup, keringkan dan bersihkan bagian luar

bejana tersebut dengan kain kering.

77               Timbang pyenometer dengan isinya (Wpta) dan ukur suhu suspensi setelah didinginkan pada

suhu ruang.

88               Keluarkan isi pyenometerlalu cuci sampai bersih. Isi pyenometer tersebut dengan aquades pada

langkah (5) hingga penuh, masukkan alat penutup, keringkan bagian luar tabung dengan kain,

lalu timbang pyenometer dan air tersebut (Wpa).

99               Hitung BJ dengan persamaan berikut:

ρa(Wpt-Wp)

                                    BJ =                               

(Wpt-Wp)-(Wpta-Wpa)

Dimana ρa = BJ air pada suhu pengamatan, diasumsikan sama dengan 1 g/cm3.

3.53.5   Pengukuran Porositas Total: Metode Ring Sampel

A.    Alat dan Bahan

Ring sampel berisi contoh tanah utuh, baik berisi air, timbangan, dan oven.

B.     Cara Kerja

Page 11: Laporan Praktikum Ilmu tanah 2.3.1.docx

Prosedur pengukura Pt tanah merupakan kelanjutan dari prosedur pengukuran kadar lengas tanah

jenuh (Lj) pada bagian 4.1.6. Langkah-langkah selanjutnya adalah sebagai berikut:

11               Kalikan nilai Lj yang diperoleh dari persamaan (4) dengan nilai BI yang diperoleh dari

persamaan (6), lalu bagi dengan nilai Bj air (ρa diasumsikan 1 g/cm3).

22               Dari perkalian dan pembagian tersebut diperoleh kadar lengas volumetrik tanah jenuh dengan

satuan cm3 air per cm3 tanah.

33               Dalam kondisi jenuh semua ruang pori tanah terisi oleh air =. Oleh sebab itu, nilai kadar lengas

volumatrik diatas adalah juga nilai porositas total tanah.

3.63.6   Penghitungan Pt dari Bi dan Bj

Porositas total tanah dapat dihitung bila nilai BI dan BJ diketahui. Rasio BJ/BI merupakan fraksi

dari volume total tanah yang diisi oleh padatan. Bila nilai ini dikeluarkan dari kesatuan maka

yang tertinggal adalah fraksi dari volume total tanah yang diisi oleh pori-pori. Dengan demikian,

nilai Pt dihitung dengan:

Pt = l – (BI/BJ)

BAB IV

Hasil dan Pembahasan

4.14.1   Hasil Pengamatan

1.      Berat Jenis

Top Soil Sub Soil

A B C D BD1 BD2 BJ A B C D BD1 BD2 BJ

32.2 82.4 47.5 90.1 0.996 0.995 1.99 32.2 82.4 47.5 90.10.99

60.995 2.2

2.      Kadar Lengas

         Kadar lengas tanah kering angin (La)

Page 12: Laporan Praktikum Ilmu tanah 2.3.1.docx

Top Soil (g) Sub Soil (g)

Wb Wbt Wbta La Wb Wbt Wbta La

27 31.5 37 1.22 27 36.2 37 0.87

         Kadar lengas tanah jenuh (Lj)

Top Soil (g) Sub Soil (g)

Ws Wstj Wst Lj Ws Wstj Wst Lj

136.1 369.2 37 0.916940 90.2 392.6 271.6 0.667

         Kadar lengas lapang (Ll)

Top Soil (g) Sub Soil (g)

Ws Wst Wstl Ll Ws Wst Wstl Ll

136.1 257.7 321.8 6.527 90.2 271.6 368.2 0.5325

3.      Berat Volume

Pt = 1 -

( B

v ). 100%

( B

j )

Top Soil Sub Soil

Ws Wst V Bv Ws Wst V Bv

136.1 257.7 153.86 0.79032 90.2 271.6 153.56 1.17899

4.24.2   Pembahasan

         Berat jenis

Bj Topsoil  =100 (c-a) Bd1 . Bd2

(100 + La) Bd2 (b-a) – Bd1 (d-c)

Page 13: Laporan Praktikum Ilmu tanah 2.3.1.docx

=100 (47.49-32.23) 0.996 . 0.995

(100 + 1.22) 0.995 (82.39-32.23) – 0.996 (90.06-47.49)

=100 (15.26) 0.99102

(101.22 x 48.90) – (42.57)

=1512.29652

4907.088

= 0.25510

Bj Subsoil   =100 (c-a) Bd1 . Bd2

(100 + La) Bd2 (b-a) – Bd1 (d-c)

=100 (47.49-32.23) 0.996 . 0.996

(100 + 0.87) 0.996 (82.39-32.23) – 0.996 (90.80-47.49)

=100 (15.26) 0.992

(100.87 x 49.95) – (43.31)

=1513.792

4995.1465

= 0.30305

         Berat Volume

Bv Topsoil

Dik :

r  = d/2 = 7.5/2 = 3.75

A = π . r2 = 3.14 x 3.752 = 44.15 cm2

Maka : V = A x H = 44.15 x 4 = 176.6 cm2

Jwb :

Bv Topsoil =(Wst – Ws)

=(257.7 – 136.1)

=121.6

= 0.688 g/cm2

V 176.6 176.6

Bv Subsoil

Dik :

r  = d/2 = 7.5/2 = 3.75

A = π . r2 = 3.14 x 3.752 = 44.15 cm2

Page 14: Laporan Praktikum Ilmu tanah 2.3.1.docx

Maka : V = A x H = 44.15 x 4 = 176.6 cm2

Jwb :

Bv Topsoil =(Wst – Ws)

=(271.6 – 90.2)

=181.6

= 1.0271 g/cm2

V 176.6 176.6

         Kadar lengas kering udara (La)

La Topsoil =(Wbta-Wbt)

=(37-31.5)

=5.5

= 1.22 g/g(Wbt-Wb) (31.5-27) 4.5

La Subsoil =(Wbta-Wbt)

=(37-36.2)

=0.8

= 0.177 g/g(Wbt-Wb) (31.5-27) 4.5

         Kadar lengas tanah jenuh (Lj)

Lj Topsoil =(Wstj-Wst)

=(369.2-257.7)

=111.5

= 0.7987 g/g(Wst-Ws) (275.7-136.1) 139.6

Lj Subsoil =(Wstj-Wst)

=(392.6-271.6)

=121

= 0.667 g/g(Wst-Ws) (271.6-90.2) 181.4

         Kadar lengas lapang (Ll)

Lk Topsoil =(Wstl-Wst)

=(321.8-257.7)

=64.1

= 0.527 g/g(Wst-Ws) (257.7-136.1) 121.6

Lk Subsoil =(Wstl-Wst)

=(368.2-271.6)

=96.6

= 0.5325 g/g(Wst-Ws) (271.6-90.2) 181.4

         Porositas total (Pt)

Pt Topsoil = (1 -(Bv)

x 100%(Bj)

= (1 -(0.79)

x 100%(1.99)

= (1 - 0.40) x 100%

= 0.60 x  100%

Page 15: Laporan Praktikum Ilmu tanah 2.3.1.docx

= 60%

Pt Subsoil = (1 -(Bv)

x 100%(Bj)

= (1 -

(

1.17)

x 100%

(2.2)

= (1 - 0.53) x 100%

= 0.53 x  100%

= 53%

BAB V

Kesimpulan

Kadar lengas adalah kandungan uap air yang terdapat dalam pori tanah.

Manfaat kadar lengas adalah mengetahui kebutuhan air untuk persawahan dan proses irigasi,

mengetahui kemampuan jenis tanah mengenai daya simpan air , dan perhitungan Nilai

Perbandingan Dispersi (NPD). Faktor yang mempengaruhi kadar lengas tanah yaitu iklim,

kandungan bahan organik, fraksi lempung tanah, topografi, dan adanya bahan penutup tanah

(organik maupun anorganik). Salah satu manfaat nilai berat isi tanah, yaitu untuk menghitung

porositas. Untuk menghitung porositas kita harus mengetaui berat jenis partikelnya terlebih

dahulu. Sedangkan salah satu manfaat berat jenis, yaitu untuk menentukan perhitungan ruang

pori dalam tanah karena untuk menghitung ruang pori dalam tanah maka harus mengetahui berat

Page 16: Laporan Praktikum Ilmu tanah 2.3.1.docx

isi tanah. Porositas total adalah perbandingan volume ruang total batuan pada formasi dengan

volume ruang pori yang terisi oleh fluida. Porositas total dicari lima jenis porositas, yaitu:

11               Porositas primer

22               Porositas sekunder

33               Porositas bersambung

44               Porositas potensial

55               Porositas efektif

Daftar Pustaka

Anonymous. 2010. http : // ilmusipil.com / cara mengetahui berat jenis tanah. (diakses tanggal 14

November 2011)

Darmawijaya, M. isa. 1997. Klasifikasi Tanah. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta

Hakim. 1986. Dasar-Dasar Fisika Tanah. Jurusan Tanah Fakultas Pertanian UB. Malang

Mukhid,S.2010. Pengaruh Pemberian Lapisan Lempung Terhadap Peningkatan Lengas Tanah

Pada Lahan Berpasir. Info Perpustakaan : Jurnalsaint dan Teknologi (Diakses tanggal 14

November 2011).

Nabilussalam. 2011. http : //berat isi dan berat jenis tanah (diakses tanggal  14 November  2011)

Tim Pengasuh Praktikum. 2011. Petunjuk Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Fakultas Pertanian

UNIB. Bengkulu.