blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/.../files/2012/06/laporan-sosper-d6.docx · web viewmakalah ini kami...

32
LAPORAN PRAKTIKUM SOSIOLOGI PERTANIAN DI DUSUN BEDALI DESA DALISODO OLEH : KELOMPOK 6 (KELAS D) IRSANTY NADYA ISNASA 115040201111263 MOH.YUSUP R.P 115040201111265 YANUAR EKO N.S 115040201111267 IKA NURSA’ADAH 115040213111009 RIZKI MAULANA .I 115040213111010 DIAH SEPTININGRUM 115040213111011 PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

Upload: trinhkhanh

Post on 30-Mar-2018

240 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/.../files/2012/06/LAPORAN-SOSPER-D6.docx · Web viewMakalah ini kami persembahkan dengan senang hati atas dasar memenuhi tugas akhir terstruktur dari praktikum

LAPORAN

PRAKTIKUM SOSIOLOGI PERTANIAN

DI DUSUN BEDALI DESA DALISODO

OLEH :

KELOMPOK 6 (KELAS D)

IRSANTY NADYA ISNASA 115040201111263

MOH.YUSUP R.P 115040201111265

YANUAR EKO N.S 115040201111267

IKA NURSA’ADAH 115040213111009

RIZKI MAULANA .I 115040213111010

DIAH SEPTININGRUM 115040213111011

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2012

Page 2: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/.../files/2012/06/LAPORAN-SOSPER-D6.docx · Web viewMakalah ini kami persembahkan dengan senang hati atas dasar memenuhi tugas akhir terstruktur dari praktikum

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan kami banyak kenikmatan dan karunianya serta hidayatnya sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Akhir Sosiologi Pertanian mahasiswa Fakultas Pertanian kelompok D6 tentang hasil dari fieldtrip ini di desa Bedali Ledok kecamatan Wagir.

Makalah ini kami persembahkan dengan senang hati atas dasar memenuhi tugas akhir terstruktur dari praktikum mata kuliah sosiologi pertanian. Kami ingin mengucapkan terimah kasih kepada kakak tingkat selaku asisten praktikum mata kuliah sosiologi pertanian, sehingga terbentuklah laporan akhir ini.

Selanjutnya penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam menyelesaiakan laporan akhir ini. Apabila banyak kesalahan dan kekurangan dalam penulisan laporan penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya. Semoga laporaan akhir sosiologi pertanian ini bermanfaat dan berguna bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Malang, 07 Juni 2012

Penulis

Page 3: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/.../files/2012/06/LAPORAN-SOSPER-D6.docx · Web viewMakalah ini kami persembahkan dengan senang hati atas dasar memenuhi tugas akhir terstruktur dari praktikum

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

 Dalam sosiologi pertanian dipelajari aspek-aspek kehidupan sosial yang terjadi di masyarakat, khususnya masyarakat pertanian. Aspek-aspek tersebut meliputi aspek kebudayaan, stratifikasi sosial, kelembagaan, jaringan sosial, dan dampak globalisasi terhadap kemajuan usaha pertanian di wilayah tersebut.Dunia pertanian maupun dunia usaha dalam bidang pertanian erat kaitannya dengan aspek-aspek sosiologi kebudayaan, stratifikasi sosial, kelembagaan, dan jaringan sosial. Aspek-aspek tersebut sangat mempengaruhi kemajuan usaha pertanian baik pada tingkat petani, desa,maupun supradesa. Kebudayaan dapat memberi pengaruh dalam usaha pertanian. Sabagai contohnya bila pada suatudaerah mayoritas makanan pokok masyarakatnya adalah padi maka secara otomatis usaha pertanianyang dilakukan para petani kebanyakan akan menjadikan padi sebagai komoditas utama usahamereka.Dalam suatu daerah atau desa terdapat lapisan-lapisan masyarakat atau stratifikasi sosial.

Pada beberapa kelompok masyarakat, stratifikasi sosial atau pelapisan masyarakat tersebut dapat diukur dari luas sawah yang dimiliki bila pada daerah

tersebut mayoritas mata pencahariannya adalah sebagai petani. Kadang kala dalam

usaha pertanian didapati suatu permasalahan yang belum diketahui solusinya sehingga muncul suatu dampak negatif bagi usaha pertanian. Seperti contonhya merebaknya hama tikus yang menyerang tanaman. Dalam menyelesaikan masalah tersebut suatu lembaga dibentuk sebagai tempat musyawarah sehingga dapat ditemukan jalan keluar dari permasalahan itu. Usaha pertanian erat kaitannya dengan pemsaran, baik yang dilakukan secara langsung maupunmelalui perantara atau distributor. Dibutuhkan

jaringan sosial yang baik agar dapat memasarkan hasil pertanian tersebut. Oleh

karena itu aspek-aspek sosiologi memang sangat berperan dalammempengaruhi kemajuan usaha pertanian baik pada tingkat petani, desa, maupun supra desa.

Page 4: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/.../files/2012/06/LAPORAN-SOSPER-D6.docx · Web viewMakalah ini kami persembahkan dengan senang hati atas dasar memenuhi tugas akhir terstruktur dari praktikum

1.2 TujuanTujuan diadakannya fieldtrip sosiologi pertanian yang dilakukan di desa

Dalisodo adalah untuk memperoleh pengetahuan dan pemahaman aspek-aspek sosiologis pada tingkat petani dan tingkat desa yang dapat mempengaruhi kemajuan usaha pertanian.

BAB IIASPEK-ASPEK SOSIOLOGI PERTANIAN

2.1 Irsanti Nadya Isnasa/115040201111263

2.1.1 Deskripsi Keluarga Petani Sampel

Petani yang saya wawancarai pada hari sabtu tanggal 2 Juni 2012 bernama Bapak Su’ep yang tinggal di Dusun Bedali Desa Dalisodo, beliau berumur 47 tahun dengan tingkat pendidikan yang tidak sampai lulus Sekolah Dasar, beliau mempunyai pekerjaan utama sebagai petani dan tidak memiliki pekerjaan sampingan lainnya. Beliau tinggal bersama istrinya yang bekerja sebagai ibu rumah tangga tetapi terkadang juga membantu bapak Su’ep menangani pekerjaan di lahan, denagn dua anak perempuan yang sudah menikah, satru anaknya ikut suaminya dan satu anak lainnya tinggal di rumah bersama Bapak Su’ep dan suaminya, jadi dalam satu rumah Bapak Su’ep dihuni empat orang.

2.1.2 Status Sosial Ekonomi Keluarga Petani

Bapak Su’ep bekerja di tegalnya sendiri yang didapat dari warisan orang tuanya sejak tahun 2000 silam, beliau mendapat bagian ¾ ha dari luas lahan keseluruhan yaitu 1,5 ha. Dalam kesehariannya beliau tidak memelihara hewan ternak kecuali ayam yang hanya berjumlah kurang dari 10 ekor. Dalam hal transportasi keluarga ini tidak punya alat transportasi apapun, keluarga ini juga tidak memiliki barang elektronik seperti TV, Radio, Tlp.rumah, dll, tetapi beliau masih memiliki telepon genggam yang dapat digunakan sebagai alat komunikasi. Rumah yang ditinggali keluarga ini berlantaikan keramik, berdinding tembok, dan beratap genteng biasa dengan luas 60 m2.

Dalam pengelolaan tegalnya Bapak Su’ep menanami beberapa komoditas tanaman budidaya dalam setengah tahun belakangan ini, yaitu jahe, jagung, dan cabe dan yang saat ini masih dalam proses budidaya adlah tanaman cabe. Alasan mengapa Bapak Su’ep menanam beberapa komoditas di atas adalah karena kondisi lahan pada

Page 5: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/.../files/2012/06/LAPORAN-SOSPER-D6.docx · Web viewMakalah ini kami persembahkan dengan senang hati atas dasar memenuhi tugas akhir terstruktur dari praktikum

daerah tersebut cocok untuk ditanami komoditas di atas, tegalnya memiliki kondisi tanah yang kering dan pengairannya tergantung air hujan. Dan tanaman yang kuat terhadap kondisi lahan seperti itu adalah cabe, jagung, jahe dengan system tumpang sari.

2.1.3 Kebudayaan Petani (cara bercocok tanam & pengetahuan tentang cara bercocok tanam )

Bapak Su’ep mengolah lahannya sendiri dengan cara manual yang dilakukan dengan cangkul karena kondisi lahan yang berada di atas sehingga sulit untuk mobilisasi alat pertanian lain seperti bajak, traktor, dll. Biasanya petani melakukan persemaian benih di lokasi sekitar rumah khususnya untuk tanaman cabe, dan benih yang didapat berasal dari panen tanaman terdahulu yang diseleksi produk yang bagus dan diharapkan menghasilkan potensi hasil yang tinggi, varietas yang digunakanpun tidak jelas Karena tidak pernah menggunakan produk F1 buatan pabrik benih. Untuk bibit cabe yang digunakan dalam satu lubang tanam berisi dua benih dengan jarak tanam 40 cm. Untuk perlakuan pemupukan yang dilakukan adalah pemberian pupuk kandang kotoran ayam yang didapat dari pedagang pupuk, pupuk ini diberikan sebelum tanam, kemudian setelah benih ditanam ketika masa vegetative pupuk diberikan sebanyak empat kali dengan jumlah 2 kw untuk satuan luas lahan. Untuk tindakan penyiangan segera mungkin dilakukan jika ruput kelihatan tumbuh dengan alat yang disebut arit. Penyakit yang banyak ditemui pada budidaya cabe Bapak Su’ep ini adalah antraknosa dan layu fusarium yang menurunkan jumlah produksi cabe, hal yang dilakukan Bapak Su’ep untuk mengatasi hal ini adalah mencabut tanaman yang terkena penyakit agar tidak menular pada tanaman lain, beliau tidak pernah menggunakan pestisida untuk menangani masalah hama ataupun penyakit. Criteria panen yang digunakan adalah jika buah cabe sudah merah dengan interval 8 hari sekali dengan cara dipetik secara manual dan langsung dijual dan dikumpulkan ke pedagang yang menampung hasil panen dari petani pada daerah setempat. Kebanyakan petani di daerah ini bercocok tani secara turun menurun dan bapak Su’ep mendapat ilmu bercocok tanam turun temurun dari orang tuanya, beliau bertani sebatas apa yang diketahui tanpa ada dasar teori ilmiah yang mendasari, karena di desa ini tidak pernah ada upaya penyuluhan tentang bercocok tanam, yang ada hanyalah penyuluahan tentang penghijauan hutan yang telah dibabat untuk lahan pertanian warga.

2.1.4 Perubahan Sosial budaya Petani terkait cara bercocok tanam

Menurut Bapak Su’ep pertanian jaman dahulu dan jaman sekarang berbede dan perbedaannya terletak pada proses pengolahan lahan dan penggunan pupuk kimia yang sekarang ini banyak digunakan dan pengguanaan pestisida untuk mengatasi serangan hama dan penyakit.

Page 6: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/.../files/2012/06/LAPORAN-SOSPER-D6.docx · Web viewMakalah ini kami persembahkan dengan senang hati atas dasar memenuhi tugas akhir terstruktur dari praktikum

2.1.5 Lembaga yang berkaitan dengan pengadaan sarana produksi, tenaga kerja dan pemasaran hasil usaha tani petani sampel

Asal muasal lahan yang dimiliki Bapak Su’ep seluas ¾ ha didapat dari warisan orang tua pada tahun 2000, petani sampel pada umumnya dalam menghasilkan benih tidak membeli benih hibrida keluaran pabrik tetapi membuat benih sendiri dengan cara menyemaikan benih cabe dari cabe hasil panen yang disisihkan untuk benih pada periode tanam berikutnya. Petani sampel juga menggunakan pupuk kimia sebagai penambah unsure hara dalam tanah untuk kesuburan tanah dan tanaman budidayanya, petani sampel menggunakan pupuk urea sebanyak 100 kg dan ZA sebanyak 100 kg dalam satu periode tanam yang dibelinya kontan dari toko pertanian, selain menggunakan pupuk kimia petani sampel juga menggunakan kompos sebanyak 40 karung yang dibelinya secara kontan dari peternak. Dalam budidayanya petani tidak pernah menggunakan pestisida apapun untuk mengendalikan serangan hama atau penyakit maupun untuk merangsang pertumbuhan tanaman. Karena lahan yang dipunyai petani adalah lahan tegalan jadi pengairannya hanya mengandalkan air hujan karena tidak ada sumber air yang dapat digunakan untuk mengairi lahannya. Untuk mengolah lahannya Bapak Su’ep tidak mengerjakannya sendiri tetapi dibantu oleh sang istri untuk pekerjaan yang ringan seperti menyiang atau menanam dan untuk pekerjaan yang berat seperti mengolah tanah dengan cangkul Bapak Su’ep mengerjakan pada orang laki-laki di sekitar rumahnya dengan upah harian sebesar Rp 20000 dari pagi sampai pukul 11.00. Di daerah ini tenaga kerja mudah didapat karena kebanyakan warganya bekerja sebagai petani dan pekerja serabutan. Setiap menanam pasti akan panen jika sudah waktunya dan tidak semua hasil panen akan dijual ke tengkulak, ada beberapa hasil panen yang dikonsumsi sendiri atauoun digunakan untuk membuat benih untuk tanam periode berikutnya. Petani desa biasa tidak melakukan penanganan pasca panen tetapi setelah dipanen langsung dijual ke tengkulak yang biasanya dating ke desa untuk membeli hasil panen dari petani kemudian oleh tengkulak cabe dibeli dengan harga Rp 8000/kg dan oleh tengkulak kemudian di jual ke pasar Gadang.

2.2 Moh. Yusup R.P/115040201111265

2.2.1 Deskripsi Keluarga Petani Sampel

Wawancara petani yang saya lakukan pada hari sabtu tanggal 2 Juni 2012 yang bertempat di Dusun Bedali Desa Dalisodo kec. Wagir kab. Malang ini bernama Bapa Heri, beliau berumur 31 tahun dengan tingkat pendidikan formal yaitu SMP(sekolah menengah pertama) dan setelah lulus beliau melanjutkannya dengan bekerja membantu orang tuannya dan beliau mempunyai pekerjaan utama sebagai petani dan peternak sapi sebagai pekerjaan sampingan yang dijalaninya sejak tahun 2001 atau sebelas tahun terakhir ini untuk menghidupi anak dan istrinya, jumlah keluarga Bapak Heri adalah 3 orang yaitu Bapak Heri dan istrinya serta satu anaknya.

Page 7: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/.../files/2012/06/LAPORAN-SOSPER-D6.docx · Web viewMakalah ini kami persembahkan dengan senang hati atas dasar memenuhi tugas akhir terstruktur dari praktikum

2.2.2 Status Sosial Ekonomi Keluarga Petani

Bapak heri memiliki lahan tegal seluas 1 ha yang terdiri atas 0.8 ha milik milik yang diperoleh dari warisan orang tuanya sejak tahun 2006 dan 0.2 dia miliki dengan cara sewa dari Ibu Sarminah sejak tahun 2009 dengan harga Rp 2.000.000 per tahun dan beliau menyewa selam 6 tahun. Dalam kesehariannya beliau juga memelihara sapi potong yang berjumlah tiga ekor miliknya sendiri. Dalam hal transportasi, keluarga ini memiliki sepeda motor berjumlah satu dan mobil berjumlah satu juga sebagai sarana pengangkutan hasil panen. Sarana komunikasi berupa barang elektronik yang dimiliki oleh keluarga ini antara lain, TV, Radio, dan handphone yang masing-masingnya berjumlah satu unit, tetapi beliau tidak memiliki telepon rumah. Rumah yang dibangun keluarga ini berlantaikan keramik, berdinding tembok, dan beratap genteng biasa dengan luas bangunan sebesar 49 m2.

2.2.3 Kebudayaan Petani (cara bercocok tanam & pengetahuan tentang cara bercocok tanam )

Dalam pengelolaan 1 ha lahan tegalnya, beliau membagi tegal tersebut kedalam satuan luas yang lebih kecil dengan beberapa macam komoditas tanaman budidaya dalam setengah tahun belakangan ini, yaitu jahe, jagung, tomat, dan cabe. Dan yang saat ini masih dalam proses budidaya adalah tanaman cabe besar. Alasan mengapa Bapak Heri menanam beberapa komoditas di atas adalah karena kondisi lahan pada daerah tersebut cocok untuk ditanami komoditas di atas, tegalnya memiliki kondisi tanah yang kering dan pengairannya tergantung air hujan. Dan tanaman yang kuat terhadap kondisi lahan seperti itu adalah cabe, jagung, dan jahe yang dalam kondisi pasar juga mempunyai harga jual yang cukup tinggi.

2.2.4 Perubahan Sosial budaya Petani terkait cara bercocok tanam

Bapak Heri mengolah lahanya sendiri dengan cara manual yaitu dengan mencangkul, hal ini dilakukan karena mobilisasi alat mesin pengolahan seperti bajak dan traktor cukup sulit dan kepemilikan trkator di desanya juga belum ada dikarenakan harga trkator yang terlalu mahal. Pembuatan persemaian tanaman cabe besar F1 dengan varietas Pimahot yang dibeli dalam bentuk kemasan biasa dilakukan di belakang rumah. Cara penanaman yang dilakukan juga dengan cara manual setelah di persemaian 2 minggu bibit dipindah ke lahan untuk ditanam, penanaman bibit perlubang yaitu kurang lebih satu bibit per lubang dengan jarak tanam antar barisan 60cm dan dalam barisan 40cm, di daerah dusun Bedali ini untuk pengairan tegal beliau menggunakan air hujan dan jijka musim kemarau jarang diairi. Untuk perlakuan pemupukan, Bapak Heri menggunakan pupuk kandang yang digunakan untuk pupuk dasar sebagai campuran saat tahap awal pengolahan. Pupuk kimia yang

Page 8: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/.../files/2012/06/LAPORAN-SOSPER-D6.docx · Web viewMakalah ini kami persembahkan dengan senang hati atas dasar memenuhi tugas akhir terstruktur dari praktikum

digunkan adalah pupuk ZA dan petroganik diberikan per 2 minggu sekali. Penyiangan jarang dilakukan karena beliau menggunakan mulsa karena mulsa mengurangi pertumbuhan gulma. Dalam masalah hama dan penyakit yang menyerang adalah antrakanosa dan busuk kering, hal yang dilakukan Bapak Heri yaitu dengan menyemprotnya menggunakan pestisida kima dethane dan amistar top dengan dosis 2 tutup botol per tangki. Penentuan waktu panen yaitu dengan melihat warna buah cabe, jika sudah merah dan mengkilat cabe siap untuk dipanen. Cara pemanenan juga dengan cara manual yaitu dengan menggunakan tangan dan setelah itu hasil panen di jual ke pasar.

Perubahan pengetahuan tentang berbudidaya di alami setelah konsultasi dengan pedagang-pedagang pestisida tentang penggunaan mulsa plastic sebagai penutup tanah yang dapat berguna untuk meningkatkan daya hasil panen dan mengurani hama dan penyakit, disamping itu dapat menekan gulma dan mengurangi penyiangan. Hal ini dilakukan beliau sejak tahun 2004.

Kebanyakan petani di daerah ini bercocok tanam secara turun menurun. Ilmu bercocok tanam yang dilakukan Bapak Heri pun juga turun temurun dari orang tua beliau, beliau bertani sebatas apa yang diketahui tanpa ada dasar teori ilmiah yang mendasari, tetapi beliau juga sempat bertanya pada pedagang pestisida kimia karena di desa ini tidak pernah ada upaya penyuluhan tentang bercocok tanam, yang ada hanyalah penyuluahan tentang penghijauan hutan yang telah dibabat untuk lahan pertanian warga.

2.2.5 Lembaga yang berkaitan dengan pengadaan sarana produksi, tenaga kerja dan pemasaran hasil usaha tani petani sampel

Asal muasal lahan yang dimiliki Bapak Heri seluas 0,8 ha didapat dari warisan orang tua pada tahun 2006 dan tanah sewa seluas 0,2 dari Ibu Sarminah dengan harga sewa sebesar 2 juta/th. Benih untuk penanaman diperoleh dari toko dan dengan dibeli secara kontan sama halnya dengan pupuk, beliu juga membeli pupuk ZA di toko dengan jumlah 5kw dari toko dengan dibayar kontan dan pupuk kompos yang digunakan untuk pupuk dasar di buatnya sendiri dengan memanfaatkan kotoran ternak.pestisida kimia juga dibelinya dari toko dengan jenis dethane dan amistar top dengan kebutuhan 5 botol untuk masing-masing pestisida. Pengairan di daerah dusun Bedali ini semuanya tergantung air hujan dan bisa dikatakan pertanian tadah hujan. Untuk kegiatan usaha tani cabe besar ini, Bapak Heri menggunakan tenaga kerja harian dari luar keluarga sebanyak 5 orang tenaga pria dengan upah harian sebesar Rp 25.000/orang, dan untuk mendapatkan tenaga kerja di desa ini cukup mudah karena di daerah ini banyak generasi muda yang belum mempunyai pekerjaan tetap.

Pemanfaatan hasi pertanian yang diperoleh oleh keluarga Bapak Heri semuanya dijual ke pasar. Sebelum dijual dilakukan kegiatan pasca panen meliputi sortir buah cabai yang rusak, busuk, dan yang bagus langkah berikutnya pembersihan kotoran yang terdapat di tumpukan buah seperti daun, ranting, dll. Dan setelah itu dilakukan pengemasan buah dengan menggunakan karung net yang berbentuk jaring agar buah tidak mengalami penguapan.

Page 9: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/.../files/2012/06/LAPORAN-SOSPER-D6.docx · Web viewMakalah ini kami persembahkan dengan senang hati atas dasar memenuhi tugas akhir terstruktur dari praktikum

Hasil yang sudah dikemas secara baik langsung dilakukan pengangkutan dengan menggunakan mobil milik beliau sendiri dan langsung di angkut ke pasar Gadang dengan survey pasar terlebih dahulu, jika harga lumayan baik dan tetap stabil maka siap di pasarkan. Dewasa ini harga yang saya dapat dari pemaparan beliau adalah Rp 15.000 per kg cabai.

2.3 Yanuar Eko N.S/115040201111267

2.3.1 Deskripsi Keluarga Petani Sampel

Salah satu petani yang saya wawancarai pada hari sabtu tanggal 2 Juni 2012 berada di desa Dalisodo ialah bapak Ngatimo. Beliau tinggal di Dusun Mbedali, Desa Dalisodo. Beliau lahir pada tahun 1965, dan sekarang berusia 47 tahun. Tingkat pendidikan formalnya tidak sampai lulus Sekolah Dasar (SD). Pekerjaan utama beliau ialah tani sedangkan pekerjaan sampingannya ialah mencari rumput untuk pakan ternak. Bapak Ngatimo mulai bertani sejak ia masih remaja pada umur 15 dan sudah turun temurun dari keluarganya. Jumlah anggota keluarganya 4 orang. Beliau tinggal bersama istri dan 2 orang anaknya.

2.3.2 Status Sosial Ekonomi Keluarga Petani

Sebagian besar lahan yang berada di desa Dalisodo ialah lahan tegal karena kondisi lahan yang kering. Luas lahan tegal yang dimiliki oleh bapak Ngatimo seluas ¾ ha atau 7500 m2. Lahan tersebut merupakan warisan dari kedua orang tuanya sejak 15 tahun yang lalu.

Kesehariannya beliau memelihara hewan ternak yaitu 3 ekor sapi milik sendiri dan 5 ekor sapi. Pemilikan sarana transportasi dalam keluarga bapak Ngatimo hanya sepeda motor sebanyak satu unit. Dan kepemilikan sarana komunikasi hanya sebuah unit radio dan handphone. Luas bangunan rumah beliau ialah 8m x 11m, dengan lantai rumah berupa plester, dinding rumah terbuat dari batu-bata(tembok) dan jenis atap berupa genting biasa.

Dalam luas lahan tegal 7500m2 ditanami komoditas Bapak Ngatimo menanami beberapa komoditas tanaman budidaya dalam setengah tahun belakangan ini, yaitu jagung, dan cabai. Alasan mengapa Bapak Ngatimo menanam beberapa komoditas di atas adalah karena kondisi lahan pada daerah tersebut cocok untuk ditanami komoditas di atas, tegalnya memiliki kondisi tanah yang kering dan pengairannya tergantung air hujan. Dan tanaman yang kuat terhadap kondisi lahan seperti itu adalah cabe, jagung, jahe dengan system tumpang sari.

2.3.3 Kebudayaan Petani (cara bercocok tanam & pengetahuan tentang cara bercocok tanam )

Page 10: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/.../files/2012/06/LAPORAN-SOSPER-D6.docx · Web viewMakalah ini kami persembahkan dengan senang hati atas dasar memenuhi tugas akhir terstruktur dari praktikum

Dalam pengelolaan tegalnya Bapak Ngatimo, tanaman yang di tanam pada saat ini ialah tanaman cabai dan mengolah lahannya sendiri dengan cara manual yang dilakukan dengan cangkul karena kondisi lahan yang berada di atas sehingga sulit untuk mobilisasi alat pertanian lain seperti bajak, traktor, dll. Biasanya petani melakukan persemaian benih di lokasi sekitar rumah atau pinggir petak tegal khususnya untuk tanaman cabe, dan benih yang didapat berasal dari panen tanaman terdahulu yang diseleksi produk yang bagus dan diharapkan menghasilkan potensi hasil yang tinggi. Untuk bibit cabe yang digunakan dalam satu lubang tanam berisi 1-3 benih dengan jarak tanam 30 cm dengan kondisi lahan kering. Untuk perlakuan pemupukan yang dilakukan pada saat pengolahan lahan sebagai pupuk dasar menggunakan pupuk kompos kotoran ternak dan pada pupuk susulan menggunakan pupuk Urea dan ZA. Untuk tindakan penyiangan segera mungkin dilakukan jika ruput kelihatan tumbuh dengan cara manual menggunakan tangan atau arit/sabit, rata-rata dilakukan 4 kali penyiangan. Dengan pengairan system tadah hujan. Penyakit yang menyerang tanaman Cabai Bapak Ngatimo adalah antraknosa dan layu fusarium dengan istilah “Mati Ngadek” yang dapat menurunkan jumlah produksi cabe. Untuk mengatasi hal ini Bapak Ngatimo mencabut tanaman yang terkena penyakit agar tidak menular pada tanaman lain dan beliau tidak pernah menggunakan pestisida untuk menangani masalah hama ataupun penyakit. Criteria panen yang digunakan adalah jika buah cabe sudah merah, panen dilakukan dengan cara manual menggunakan tangan dan langsung dijual dan dikumpulkan ke pedagang yang menampung hasil panen dari petani.

2.3.4 Perubahan Sosial budaya Petani terkait cara bercocok tanam

Sebagian besar petani di Desa Dalisodo ini bercocok tani secara turun menurun dan bapak Ngatimo mendapat ilmu bercocok tanam turun temurun dari orang tuanya, beliau bertani sebatas apa yang diketahui tanpa ada dasar teori ilmiah yang mendasari, karena di desa ini tidak pernah ada upaya penyuluhan tentang teknik bercocok tanam dari dinas terkait, pernah ada penyuluahan tentang penghijauan hutan yang gundul untuk lahan pertanian .

Dan sejak dulu sampai sekarang cara bercocok tanam tersebut tidak berubah polanya. Hanya saja waktu tanam bergabtung pada musim. Jika musim penghujan datang lebih awal maka bercocok tanamnya pun dilakukan lebih awal. Hal ini dilakukan agar memperoreh hasil panen yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga. 

Dengan adanya globalisasi dan juga kecanggihan teknologi, menurut Bapak Ngatimo kondisi pertanian saat ini semakin lebih maju daripada pertanian sebelum reformasi, seperti kemajuan dalam bidang teknologi dan juga kemajuan dalam pola tanam. Dengan adanya kemajuan, pertanian saat ini juga banyak mengalami kemunduran, hal ini dikarenakan perubahan musim yang tidak menentu, sehingga hama penyerang tanaman pertanian juga sukar diatasi, akibatnya menimbulkan

Page 11: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/.../files/2012/06/LAPORAN-SOSPER-D6.docx · Web viewMakalah ini kami persembahkan dengan senang hati atas dasar memenuhi tugas akhir terstruktur dari praktikum

kegagalan panen. Dan Bapak Ngatimo pun berpendapat bahwa tanah petanian lebih subur dan lebih produktif saat jaman dahulu daripada sekarang.

2.3.5 Lembaga yang berkaitan dengan pengadaan sarana produksi, tenaga kerja dan pemasaran hasil usaha tani petani sampel

Lahan yang digunakan berupa tegal dengan luas 7500m2. Beliau tidak pernah membeli benih/bibit yang akan digunakan. Beliau selalu menyisahkan sedikit hasil panen untuk dipakai sebagai benih. Pupuk yang digunakan adalah pupuk organik (pupuk kandang) dan pupuk anorganik (Urea dan ZA). Dengan jumlah Pupuk yaitu pupuk urea sebanyak 50 kg dan pupuk ZA sebanyak 50 kg yang didapatkan dari membeli pada juragan atau took pertanian dengan membayar secara kredit system dengan pemotongan hasil panen. Sedangkan pupuk organik yang digunakan oleh Bapak Ngatimo adalah pupuk kandang sebanyak 30 karung sak.

Selama ini Bapak Ngatimo tidak pernah menggunakan Pestisida dalam mengatasi hama dan penyakit yang menyerang tanamannya, melainkan langsung dicabut agar tidak menular. Pada lahan tegal di Desa Dalisodo, memiliki keadaan yang sangat kering pada musi kemarau karena itu system pengairannya tadah hujan.

Untuk pemanfaatan dan pemasaran hasil pertanian keluarga Bapak Ngatimo sebagian kecil dikonsumsi dan untuk pembuatan benih yang lainnya dijual. Dari hasil pertanian di desa Dalisodo umumnya pemasaran hasilnya di jual pada pedagang atau tengkulah yang dating ke petani, dengan harga Rp. 8.000 – Rp. 10.000 persatuan kilogram. Biasanya diangkut menggunakan mobil pick-up atau sepeda motor untuk dijual ke pasar terdekat yaitu pasar Gadang.

2.4 Ika Nursa’adah/115040213111009

2.4.1 Deskripsi Keluarga Petani Sampel

Dalam kegiatan akhir praktikum Sosiologi Pertanian, dilakukan wawancara pada masyarakat Desa Dalisodo, Dusun Bedali RT 07 pada hari sabtu, 02 Juni 2012. Wawancara tersebut dilakukan pada salah satu petani yang bernama Bapak Sai’an yang berusia 52 tahun. Pendidikan akhir yang ditempuh oleh Bapak Sai’an yaitu Sekolah Dasar. Dalam kesehariannya beliau bekerja sebagai peternak sapi perah dan mempunyai pekerjaan sampingan yaitu sebagai petani. Bapak Sai’an memulai pekerjaan sebagai petani pada tahun 1980. Beberapa anggota keluarga yang ada dalam keluargaantara lain Bapak Sai’an, istri, dan empat orang anak.

2.4.2 Status Sosial Ekonomi Keluarga Petani

Bapak sai’an memiliki lahan tegal seluas 0,25 Ha yang mulai dibelinya pada tahun 1979. Beliau bekerja sebagai peternak sapi perah dengan merawat delapan sapi perah yang dimiliki oleh beliau sendiri. Selain sapi perah, beliau memiliki

Page 12: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/.../files/2012/06/LAPORAN-SOSPER-D6.docx · Web viewMakalah ini kami persembahkan dengan senang hati atas dasar memenuhi tugas akhir terstruktur dari praktikum

fasilitasrumah yaitu dua unit sepeda motor yang sederhana, satu televisi, dan alat komunikasi handphone. Dalam wawancara yang telah dilakukan, kondisi tempat tinggal yang telah diamati memiliki luas 165 m2 dengan lantai keramik, dan dinding tembok, serta dengan atap rumah genting.

2.4.3 Kebudayaan Petani (cara bercocok tanam & pengetahuan tentang cara bercocok tanam )

Usaha tani yang dilakukan oleh Bapak Sai’an di lahan tegal seluas 0,25 Ha yang dilmilikinya dalam satu tahun terakhir yaitu dengan menanam tanaman cabai, jahe, kacang tanah, jagung, dan singkong. Pola tanam yang dilakukan oleh bapak sai’an yaitu pada bulan November ditanami kacang tanah, jagung, dan singkong yang dibagi menjadi beberapa bedengan untuk ke tiga varietas tersebut. Alasan dalam menanam kacang tanah, jagung, dan singkong karena pada bulan tersebut terjadi musim penghujan, menurut Bapak Sai’an musim penghujan ini cocok di tanami dengan ke tiga jenis varietas tersebut. Pada bulan Juni sampai Agustus ditanami secara tumpangsari tanaman jahe dan cabai. Penanaman cabai pada bulan ini dikarenakan pada bulan ini terjadi musim kemarau. Menurut Bapak Sai’an penanaman kedua varietas ini cocok dilakukan pada musim kemarau.

Cara bercocok tanam yang dilakukan oleh bapak sai’an yaitu dimulai dengan pengolahan lahan pada bulan Oktober dengan membalik tanah dengan cangkul secara merata. Setelah itu pemberian pupuk kandang. Pupuk kandang yang digunakan yaitu kotoran sapi. Beliau memanfaatkan kotoran sapi perah yang dirawat. Sehingga tidak memerlukan pengeluaran untuk pembelian pupuk kandang ini. Memasuki bulan penghujan yaitu pada bulan November penanaman kacang tanah, jagung, dan, singkong mulai dilakukan. Sebelum penanaman dilakukan, tanah tegal ini di bagi menjadi beberapa bedengan yang masing-masing dibagi untuk penanaman setiap varietas yang tidak di campur dalam satu bedengan. Banyak sedikitnya bedengan yang dipakai dalam penanaman tergantung banyak sedikitnya bibit yang di sediakan. Biasanya bibit cabai yang akan ditanam diperoleh dengan cara membuat pesemaian yang memanfaatkan tenaga orang lain untuk pembuatan bibitnya. Dalam membuat persemaian cabai, luas lahan yang digunakan yaitu 1x2 m2 dengan menanam biji cabai pada petakan tersebut, kemudian menunggu usia persemaian 20 hari agar bibit bisa di tanam. Selama menunggu 20 hari tersebut, dilakukan perawatan seperti penyiraman. Bibit singkong diperoleh dari batang singkong yang sebelumnya sudah ada. sedangkan bibit kacang tanah dan jagung diperoleh dengan cara membeli. Sehingga setelah dibuat bedengan-bedengan dilakukan penanaman. Jarak tanam pada kacang tanah 30 cm2, jagung yaitu 80 x 40 cm2, dan singkong 80 cm2. Jumlah bibit kacang tanah dan cabai adalah satu dan setelah penanaman ini tidak diperlukan pengairan karena pada musim penghujan. Pada penanaman singkong tidak dipelukan perawatan.

Page 13: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/.../files/2012/06/LAPORAN-SOSPER-D6.docx · Web viewMakalah ini kami persembahkan dengan senang hati atas dasar memenuhi tugas akhir terstruktur dari praktikum

Sedangkan pada kacang tanah diberikan pupuk anorganik setelah benih mulai segar atau tidak layu. Pupuk yang digunakan dalam penanaman kacang tanah yaitu KCl dan ZA. Sedangkan pada jagung diberikan pupuk di berikan 20 hari setelah penanaman dan pada umur tanaman 40-45 hari dengan pupuk jenis Urea, KCl, dan ZA. Setelah pemberian pupuk anorganik dilakukan penyiangan jika diperlukan. Biasanya penyiangan dilakukan 1-2 kali selama penanaman. Penyiangan dilakukan dengan menggunakan sabit. Setelah perawatan dengan menggunakan pupuk anorganik dan penyiangan, menunggu usia pemanenan yang tepat. Menurut bapak sai’an pemanenan pada kacang tanah dan jagung yaitu kurang lebih empat bulan, sedangkan pada singkong dapat di panen pada umur tanaman 8-10 bulan. Setelah dilakukan pemanenan, daun jagung dan sisa-sisa tanaman dedaunan di bersihkan untuk makanan sapi perah. Sedangkan pada hasil panen di pilah-pilah dan dibersihkan untuk di jual ke pedagang sayur atau pabrik terdekat.

Pada bulan juni, baru ditanami lagi secara tumpangsari varietas tanaman cabai dan jahe. Cara bercocok tanam hampir sama dengan sebelumnya. Namun setelah pengelolahan lahan dan dibagi menjadi bedengan-bedengan, penanman bibit cabai dan jahe di tanam pada bedengan yang sama tanpa harus membagi masing-masing varietas. Jadi dalam satu bedengan tanaman terdapat tanaman jahe dan cabai. Jumlah bibit per lubang yaitu satu. Jarak tanam pada tanaman cabai yaitu 40 cm2 dan jahe di tengah-tengah tanaman cabai, sehingga jarak tanam dari jahe yaitu setengah dari tanaman cabai. Pemberian pupuk buatan pada jehe tidak dilakukan. Sedangkan pada cabai diberikan pupuk buatan 4-5 kali selama waktu tanam dengan menggunakan pupuk jenis Urea, KCl, ZA, Mutiara, dan SP-36 hanya sebagai tambahan saja. Penyiangan dilakukan setiap 20-25 hari sekali. Menurut Bapak Sai’an, waktu panen jahe yaitu pada usia tanam 7 bulan. Sedangkan cabai dapat dipanen pada usia tanaman 5 bulan. Setelah pemanenan, sisa-sisa tanaman setelah di panen di bersihkan dan tanaman hasil panen dijual ke pedagang sayur atau pabrik terdekat.

Selama mengelola tanaman pak sai’an menjumpai penyakit yang disebabkan oleh ulat yang menyerang bagian-bagian tanaman dan cacar yang dapat mengeringkan buah namun daun tetap subur. Cara pengendalian hama penyakit cacar masih belum diketahui obatnya sampai sekarang, sedangkan dalam mengendalikan ulat menggunakan pestisida berikut ini :

Pestisida tersebut digunakan dengan takaran dua sendok makan ditambah dengan pelekat empat sendok makan dan biasanya di tambah dengan pupuk daun atau

Page 14: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/.../files/2012/06/LAPORAN-SOSPER-D6.docx · Web viewMakalah ini kami persembahkan dengan senang hati atas dasar memenuhi tugas akhir terstruktur dari praktikum

bapak sai’an biasanya menyebutnya dengan pupuk bunga dan buah. Selain pestisida tersebut, pengendalian ulat dapat menggunakan pestisda Culacron, namun jarang sekali digunakan.

2.4.4 Perubahan Sosial budaya Petani terkait cara bercocok tanam

Bapak Sai’an memperoleh pengetahuan bercocok tanaman dari orang tua dan dan dari PPL Nganjuk. Jikan pengetahuan tentang penanaman dari orang tua yaitu penanaman bibit yang dibuat dari persemaian memerlukan 3-4 biji per lubang. Sedangkan pengetahuan yang di peroleh dari PPL Nganjuk yaitu apabila bibit di peroleh dengan cara membeli tiap lubang memerlukan satu bibit.

Pengetahuan dan cara budidaya tanaman yang di kelola Bapak Sai’an sejak dulu pernah berubah. Pebedaannya dapat dilihat dari cara mengelolah tanah yang dengan menggunakan sapi, namun dimulai pada tahun 1985 mengenal adanya cangkul, sehingga dalam mengelola tanah tidak memerlukan sapi dan dapat menggemburkan lahan yang yang sebagian kecil dari lahan yang telah dimiliki. Selain itu perubahan yang lain dapat dilihat dari cara perlindungan tanaman yang dilakukan. Pada zaman dahulu dalam melindungi tanaman dan menyuburkan memerlukan pupuk yang banyak dan perawatan tanaman yang intensif namun pada tahun 1984 mulai dikenal pestisida.

2.4.5 Lembaga yang berkaitan dengan pengadaan sarana produksi, tenaga kerja dan pemasaran hasil usaha tani petani sampel

Lembaga yang berkaitan dengan penyediaan/pengadaan sarana produksi, tenaga kerja, pengolahan dan pemasaran hasil pertanian pada status lahan yang dimiliki oleh Bapak Sai’an seluas 0,25 Ha yang dalam memperoleh benih atau bibit dari membeli yaitu bibit kacang tanah dan jagung. Dari hasil panen sebelumnya yaitu singkong, sedangkan bibit yang membuat sendiri yaitu cabai dan jahe. Selama mengelolah petanian, berikut ini adalah jenis dan jumlah pupuk yang digunakan Bapak Sai’an dalam satu tahun.

No.

Jenis Pupuk Jumlah Kg Cara Memperoleh

1 Urea 200 Membeli secara kontan2 SP-36 100 Membeli secara kontan3 Phonska 50 Membeli secara kontan4 KCl 50 Membeli secara kontan5 ZA 200 Membeli secara kontan6 Mutiara 25 Membeli secara kontan7 Pupuk kandamg 115000 Sapi perah yang dipelihara

Page 15: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/.../files/2012/06/LAPORAN-SOSPER-D6.docx · Web viewMakalah ini kami persembahkan dengan senang hati atas dasar memenuhi tugas akhir terstruktur dari praktikum

Namun dari data jenis pupuk tersebut, SP-36 tidak diunakan pada akhir penanaman musim ini dikarenakan persediaan yang ada di toko tidak ada. Selain kebutuhan akan pupuk, Bapak Sai’an memelukan pestisida. Berikut ini adalah data yang telah diperoleh :

No. Jenis Pestisida Jumlah (ml)

Cara Memperoleh

1 Sidamethro 800 Membeli secara kontan2 Pupuk Bunga &

Buah800 Membeli secara kontan

3 Culacron 400 Membeli secara kontan

Dalam mengelola lahannya, Bapak Sai’an menggunakan tenaga kerja orang lain dengan cara menyuruh satu orang agar mendapatkan tambahan tenaga kerja. Tenaga kerja yang dibutuhkan oleh Bapak Sai’an yaitu 3-6 orang dengan upah harian Rp 20.000-25.000. untuk mendapatkan tenaga kerja di desa Dalosodo ini termasuk sangat mudah karena banyak penduduk yang tidah mempunyai lahan sehingga banyak penduduk yang bekerja sebagai buruh tani.

Dalam pemanfaatan dan pemasaran hasil pertanian, hasil panen bapak sai’an sebagian kecil di konsumsi dan sebagian besar dijual. Sebelum di jual dilakukan kegiatan penyortiran dan membersihkan hasil panen tersebut agar saat dijual pada pedagang sayur atau pabrik terdekat dapat secara rapi dikemas. Penjualan hasil pertanian ini per satuan kg. Harga yang dirasakan saat ini tidak menentu karena saat ini serin terjadi naik dan tturunnya harha pemasaran terutama pada cabai. Hasil panen/pertanian ini biasaya di angkut dengan mobil pick up.

2.5 Rizky Maulana Ishaq/115040213111010

2.5.1 Deskripsi Keluarga Petani Sampel

Di dusun Bedali Desa Bedali Ledok ada seorang petani yang bernama Pak Saidi. Beliau lahir pada tahun 1965, jadi umur beliau sekitar 48 tahun. Tingkat pendidikan formal beliau hanya di tingkat Sekolah Dasar kelas 3. Pekerjaan utama Pak Saidi adalah buruh tani dan pekerjaan sampingannya adalah merawat sapi dengan system nggadu (bagi hasil). Beliau melakukan pekerjaan itu sejak 3 tahun yang lalu sampai sekarang. Beliau harus memenuhi kebutuhan keluarganya dengan bekerja keras, karena Pak Saidi mempunyai 6 anak yang masih kecil-kecil.

Page 16: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/.../files/2012/06/LAPORAN-SOSPER-D6.docx · Web viewMakalah ini kami persembahkan dengan senang hati atas dasar memenuhi tugas akhir terstruktur dari praktikum

2.5.2 Status Sosial Ekonomi Keluarga Petani

Status dari keluarga Pak Saidi yaitu beliau memiliki sepetak lahan tegal yang kecil milik sendiri. Dan lahan itu diperoleh dari warisan orang tuanya sekitar 3 tahun yang lalu pada tahun 2009. Di samping itu beliau juga mempunyai hewan ternak, yaitu 1 ekor sapi dengan system nggadu (bagi hasil) dan juga mempunyai 2 ekor ayam milik sendiri. Keluarga Pak Saidi memiliki sarana transportasi sepeda motor dengan jumlah 1 unit, dan juga memiliki sarana komunikasi dalam keluarga beliau adalah HP dengan jumlah 1 unit. Sedangkan kondisi rumah Pak Saidi mempunyai luas 5 x 10 = 50 m2 . Alas dari rumah tersebut adalah plester dan dinding rumahnya adalah tembok sedangkan atapnya adalah genteng biasa.

Usaha tani di lahan tegal dalam setahun terakhir (2011/2012) Pak Saidi hanya di tanami tanaman jagung, karena kata beliau pola tanam yang dipakai itu mudah dilakukan dan tidak membutuhkan biaya mahal.

2.5.3 Kebudayaan Petani (cara bercocok tanam & pengetahuan tentang cara bercocok tanam )

Di lihat dari segi kebudayaan pengetahuan Pak Saidi tentang cara bercocok tanam dan teknologi pertanian adalah pada lahan tegal beliau di tanami tanaman jagung dan cara yang dipakai beliau waktu bercocok tanam yaitu pada saat pengolahan tanah beliau menggunakan cara yang manual yaitu dengan cara dipacul sendiri tanpa menggunakan traktor/bajak. Dan pada saat membuat persemaian yaitu varietas yang digunakan adalah jagung pioner 21 dengan cara biji lama dari hasil panen sebelumnya di tanam kembali. Sedangkan cara tanamnya adalah jarak tanamnya sekitar 40 cm dan jumlah bijinya 2 per lubang. Pupuk yang digunakan Pak Saidi yaitu menggunakan pupuk kandang/kompos dan urea. Pemberian pupuk tersebut diberikan 1 bulan di waktu pertama dengan takaran 25 kg pupuk urea dan 10 sak pupuk kandang. Pak Saidi melakukan penyiangan biasanya dilakukan sebelum pemupukan dengan menggunakan tangan dan beliau mengairi lahan tegal tersebut dengan mengandalkan turunnya air hujan. Dan jenis hama penyakit tanaman jagung pada lahan tegal tersebut adalah bulai dan bercak pada daun tanaman jagung. Tetapi cara pengendalian hama penyakit tidak dilakukan pengendalian, jadi dibiarkan saja. Cara Pak Saidi memanen hasil tanamannya dengan menggunakan sabit dan setelah dipanen jagung tersebut dicuci dan dibersihkan. Tetapi hasil panen tersebut sebagian ditanam kembali dan dimakan sekeluarganya sendiri karena melihat lahan Pak Saidi yang sempit jadi hasil penennya juga tidak begitu banyak.

2.5.4 Perubahan Sosial budaya Petani terkait cara bercocok tanam

Pak Saidi memperoleh pengetahuan cara bercocok tanam pada tanaman jagung tersebut melalui dari penjelasan Penyuluhan Pertanian Lapang (PPL). Dan pengetahuan beliau tentang cara bercocok tanam sebelum adanya PPL di desa tersebut adalah tidak pernah berubah, karena kurangnya informasi yang masuk ke desa

Page 17: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/.../files/2012/06/LAPORAN-SOSPER-D6.docx · Web viewMakalah ini kami persembahkan dengan senang hati atas dasar memenuhi tugas akhir terstruktur dari praktikum

tersebut dan rendahnya tingkat pendidikan petani yang ada di desa itu. Jadi mereka masih mengaplikasikan cara bercocok tanam yang sederhana.

2.5.5 Lembaga yang berkaitan dengan pengadaan sarana produksi, tenaga kerja dan pemasaran hasil usaha tani petani sampel

Status lahan usahatani Pak Saidi pada musim tanam saat ini adalah tegal milik sendiri dengan luas 50 m2. Dan beliau dapat memperoleh benih jagung pada musim tanam saat ini adalah dari hasil panen sebelumnya. Sedangkan untuk memperoleh pupuk kimia (urea) pada musim tanam saat ini yaitu dengan beli kontan dari toko pertanian sejumlah 25 kg untuk satu usahatani tanaman jagung. Di samping menggunakan pupuk kimia (urea) beliau juga menggunakan pupuk organic, dan cara memperoleh pupuk tersebut adalah dengan memanfaatkan dari kotoran sapi peliharaannya itu dibuat pupuk kandang/kompos. Sedangkan untuk mengairi tanaman jagung pada musim tanam saat ini dengan mengandalkan turunnya air hujan. Dan untuk melakukan usahatani setiap harinya pad musim tanam saat ini itu Pak Saidi menggunakan tenaga kerja keluarga. Biasanya yang menggarap tegal itu adalah Pak Saidi dengan anak pertamanya. Terkait dengan pemanfaatan dan pemasaran hasil pertanian usahatani Pak Saidi pada musim tanam saat ini adalah dikonsumsi oleh keluarga beliau sendiri tanpa dijual.

2.6 Diah Septiningrum/115040213111011

2.6.1 Deskripsi Keluarga Petani Sampel

Bapak Roji’un adalah warga dusun Bedali,desa Dalisodo.Bapak Roji’un seorang petani berusia 35 tahun yang bekerja sebagai petani sejak umur 25 tahun tepatnya 10 tahun yang lalu.Bapak Roji’un hanya seorang lulusan SD yang mempunyai 5 anggota keluarga.Bertani merupakan merupakan pekerjaan utama beliau tanpa ada pekerjaan sampingan.

2.6.2 Status Sosial Ekonomi Keluarga Petani

Bapak roji’un mendapatkan lahan yang saat ini diolahnya dari warisan orangtuanya seluas 0,5 ha.Bapak juga memiliki hewan ternak sapi yang berjumlah 4 ekor. Alat transportasi yang digunakan adalah 1 unit motor dan sarana komunikasi yang digunakan adalah televisi dan handphone.Luas bangunan rumah bapak roji’un 10 x 7 m2 dengan alas tegel,dinding tembok dan atap genteng.

2.6.3 Kebudayaan Petani (cara bercocok tanam & pengetahuan tentang cara bercocok tanam )

Page 18: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/.../files/2012/06/LAPORAN-SOSPER-D6.docx · Web viewMakalah ini kami persembahkan dengan senang hati atas dasar memenuhi tugas akhir terstruktur dari praktikum

Lahan bapak Roji’un merupakan tegal yang ditanam secara monokultur.Tanaman yang biasa ditanam bapak adalah jagung,kacang,ketela pohon.Bapak menerapkan system monokultur dari warisan orang tuanya.Bapak belajar bertani juga hanya dari orang tuanya. Pupuk yang digunakan adalah SP-36 dipu[puk saat nasa pertumbuhan, dan saat tanama berbunga.Penyakit yang biasa menyerang adalah cabuk putih dna hamanya adalah belalang tapi bapak tidak menggunakan obat kimia untuk membasminya.Hasil panen yang didapat dibersihkan setelah panen dan dijual.

2.6.4 Perubahan Sosial budaya Petani terkait cara bercocok tanam

Cara budidaya bapak daridulu sampai saatini tidak berubah karena menurut bapak Roji’un cara bertani yang diterapkannya sudah dapat mmenuhi kebutuhan ekonominya saat ini.Benih yang dipakai bapak merupakan hasil panen sebelumnya yang dipilih dan ditanam kembali.Dalam pemupukan bapak memakai pupuk kandang yang diperoleh dari hasil ternak dan pupukn SP-36 sebesar 150 kw dari took.Dan system irigasi bapak langsung diambil dari sumber mata air yang ada didaerah tersebut.Bapak Roji’un hanya bekerja bersama dengan keluarganya saat pengolahan dan pemanenan tanpa menggunakan jasa dari tenaga kerja lain.

2.6.5 Lembaga yang berkaitan dengan pengadaan sarana produksi, tenaga kerja dan pemasaran hasil usaha tani petani sampel

Bapak menjual sebagian dari hasil panennya kepada pedagang yang ada di daerah sekitar tempat tinggalnya,dan yang sebagian dikonsumsi untuk kebutuhan leluarga.Bapak menjualnya secara kiloan dengan harga yang sedang.Pedagang membelinya dengan cara dating kerumah bapak sehingga tidak mengeluarkan biaya transportasi bagi bapak.Bapak tidak bekerja sama dengan lembaga-lembaga yang terkait.

Jadi bapak Roji’un merupakan petani dengan lahan tegal yang ditanami tanaman jagung,kacang, dan ketela pohon yang ditanam bergantian secara monokultur dengan menggunakan pupukk kandang dan SP-36.Bapak Roji’un mampu mencukupi kebutuhan sehari-hari keluarganya dari bertani dengan sisitem yang dipakainya.

Page 19: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/.../files/2012/06/LAPORAN-SOSPER-D6.docx · Web viewMakalah ini kami persembahkan dengan senang hati atas dasar memenuhi tugas akhir terstruktur dari praktikum

BAB IIIPENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Dari hasil wawancara petani di Dusun Bedali, Desa Dalisodo dapat disimpulkan bahwa cara bercocok tanam masyarakat di daerah ini masih tergolong turun-temurun dari orang tua, dan juga pengembangan pertanian disana masih jarang serta masing menggunakan cara konvensional. Karena di daerah ini sulit dalam masalah pengairan/ irigasi tanaman jadi pengairan di daerah ini mengandalkan air hujan dan biasa disebut sawah tadah hujan. Pengadaan alat mesin pertanian di daerah ini juga tergolong cukup sulit, hal ini didominasi dari pendanaan yang kurang mencukupi dan keadaan jalan di dusun tersebut yang cukup sulit untuk mobilisasi traktor atau bajak.. pengembangan cara berocok tanam dengan bertannya kepada pedagang pestisida dan pedagang lainya. Pemasaran hasil pertanian dilakukan dengan pengangkutan menggunakan sarana transportasi mobil dan di pasarkan di pasar Gadang oleh pedagang atau tengkulak yang dating ke petani.

Page 20: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/.../files/2012/06/LAPORAN-SOSPER-D6.docx · Web viewMakalah ini kami persembahkan dengan senang hati atas dasar memenuhi tugas akhir terstruktur dari praktikum

LAMPIRAN

Gambar Dokumentasi

Irsanti Nadya Isnasa/115040201111263

Moh. Yusup R.P/115040201111265

Page 21: blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/.../files/2012/06/LAPORAN-SOSPER-D6.docx · Web viewMakalah ini kami persembahkan dengan senang hati atas dasar memenuhi tugas akhir terstruktur dari praktikum

Yanuar Eko N.S/115040201111267

Ika Nursa’adah/115040213111009

Rizky Maulana Ishaq/115040213111010

Diah Septiningrum/115040213111011Tidak ada dokumentasi