bioper praktikum 1.docx

Upload: irfan-ahmad-firdaus

Post on 02-Mar-2016

352 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

Ini adalah dokumen mengenai praktikum bioper FPIK yang shitty banget dan nyusahin orang. Makalah ini berisi mengenai ikan kembung jantan yang tidak memiliki otak seperti manusia. Silahkan download tapi gaboleh copas semua ya, tapi bae sih kalo pusing mah. Kalo ngerjainnya cuma sendiri terus temen temennya ga peduli kaya saya terus cuma kamu yang ngerjain sampe ngeprint sendiri

TRANSCRIPT

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI PERIKANANANALISIS ASPEK BIOLOGI (PERTUMBUHAN, REPRODUKSI, DAN KEBIASAAN MAKAN) IKAN KEMBUNG JANTAN (Rastrelliger kanagurta)

Diajukan untuk memenuhi Laporan Praktikum Mata Kuliah Biologi Perikanan

Disusun Oleh:Dwi Wahyuningrum230110120002Irfan Ahmad Firdaus230110120026Maki ZM230110120051

Kelas:Perikanan A / Kelompok 13

PROGRAM STUDI PERIKANANFAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTANUNIVERSITAS PADJADJARANSUMEDANG

2014

36

vii

KATA PENGANTARPuji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas rahmat dan hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan laporan praktikum Mata Kuliah Biologi Perikanan meskipun dengan segala keterbatasan dalam penulisan laporan ini.Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Biologi Perikanan semester genap tahun ajaran 2013/2014. Laporan ini berisi tentang pertumbuhan suatu ikan baik panjang dan bobot, identifikasi dan rasio kelamin ikan, tingkat kematangan gonad ikan, indeks kematangan gonad ikan, fekunditas telur ikan, diameter telur dan posisi inti telur ikan dan kebiasaan makan ikan.Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dalam pembuatan laporan selanjutnya.

Jatinangor, Maret 2014

Penyusun

DAFTAR ISI

BAB Halaman KATA PENGANTARi DAFTAR ISIii DAFTAR TABELiv DAFTAR GAMBARv DAFTAR GRAFIKvi DAFTAR LAMPIRANvii

I. PENDAHULUAN1 1.1 Latar Belakang1 1.2 Maksud dan Tujuan1

II. TINJAUAN PUSTAKA2 2.1. Biologi Perikanan2 2.2. Deskripsi Ikan Kembung22.2.1. Klasifikasi Ikan Kembung Jantan32.2.2. Sebaran dan Musim Penangkapan4 2.3. Hubungan Panjang dan Berat Pada Ikan5 2.4. Rasio Kelamin6 2.5. Tingkat Kematangan Gonad (TKG)7 2.6. Indeks Kematangan Gonad (IKG)10 2.7. Pola Kebiasaan Makan Ikan (Food Habits)11

III. METODOLOGI PRAKTIKUM13 3.1. Waktu dan Tempat133.1.1. Waktu133.1.2. Tempat13 3.2. Alat dan Bahan133.2.1. Alat133.2.2. Bahan133.3. Metode Praktikum143.3.1. Hubungan Panjang dan Berat143.3.2. Rasio Kelamin143.3.3. Tingkat Kematangan Gonad143.3.4. Indeks Kematangan Gonad153.3.5. Kebiasaan Makan15

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN16 4.1. Hasil164.1.1. Hasil Pengamatan Pertumbuhan dan Rasio Kelamin Ikan Kembung Kelompok 13A164.1.2. Hasil Pengamatan Reproduksi Ikan Kembung Kelompok 13A164.1.3. Hasil Pengamatan Food and Feeding Habits Ikan Kembung Kelompok 13A184.1.4. Hasil Regresi Pertumbuhan Ikan Kembung Angkatan274.1.5. Hasil Pengamatan Reproduksi Ikan Kembung Angkatan304.1.6. Hasil Pengamatan Food and Feeding Habits Ikan Kembung Angkatan33 4.2. Pembahasan354.2.1. Pembahasan Pertumbuhan dan Rasio Kelamin Ikan Kembung354.2.2. Pembahasan Reproduksi Ikan Kembung374.2.3. Pembahasan Food and Feeding Habits Ikan Kembung37

V. KESIMPULAN DAN SARAN38 5.1. Kesimpulan38 5.2. Saran38

DAFTAR PUSTAKA39 LAMPIRAN40

DAFTAR TABEL

NomorJudul HalamanTabel 1. Data Kelompok Pertumbuhan dan Rasio Kelamin Kelompok 13A16Tabel 2. Data Reproduksi Kelompok 13A16Tabel 3. Data Food and Feeding Habits Kelompok 13A18Tabel 4. Data Kelompok Pertumbuhan dan Rasio Kelamin Angkatan18Tabel 5. Data Regresi Pertumbuhan Angkatan27Tabel 6. Data Reproduksi Angkatan30Tabel 7. Data Food and Feeding Habits Angkatan33

DAFTAR GAMBAR

NomorJudul HalamanGambar 1. Ikan Kembung Jantan3

DAFTAR GRAFIK

NomorJudul HalamanGrafik 1. Pertumbuhan Ikan Kembung26Grafik 2. Rasio Perbandingan Jumlah Jantan dan Betina27Grafik 3. Tingkat Kematangan Gonad33

DAFTAR LAMPIRAN

NomorJudul HalamanLampiran 1. Peralatan Praktikum yang digunakan40Lampiran 2. Pembedahan Ikan Kembung41Lampiran 3. Isi dalam Usus Ikan Kembung42

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar Belakang Ikan Kembung termasuk ikan pelagis kecil yang memiliki nilai ekonomis menengah, sehingga terhitung sebagai komoditas yang cukup penting bagi nelayan lokal. Pada umumnya, Ikan Kembung dijual segar atau diproses menjadi ikan pindang dan ikan asin yang lebih tahan lama. Ikan kembung yang berukuran kecil sering digunakan sebagai umpan hidup untuk memancing Ikan Cakalang.Dalam praktikum kali ini akan diamati berbagai aspek biologi dari Ikan Kembung Jantan (Rastrelliger kanagurta), meliputi pertumbuhan ikan dengan menghitung panjang dan bobot ikan, mengetahui TKG dan IKG ikan dan terakhir pengamatan dari segi kebiasaan makan ikan dan cara makan Ikan Kembung.1.2 Maksud dan Tujuan1. Mengetahui bentukluar tubuh IkanKembung (Analisa morfometri).2. Mengetahui kebiasaan makanan (Food habits). 3. Mengetahui Rasio Kelamin4. Mengetahui Tingkat Kematangan Gonad (TKG) IkanKembung.5. Mengatahui Indeks Kematangan Gonad (IKG) IkanKembung.6. Mengetahui HSI IkanKembung.7. Mengatahui nilai fekunditas IkanKembung.

37

8. Untuk melihat dan menganalisa hubungan panjang dan berat IkanKembung.38

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1. Biologi PerikananBiologi Perikanan adalah studi mengenai ikan sebagai sumberdaya yang dapat dipanen oleh manusia. Kadang pengertian istilah Biologi ikan ditujukan kepada pengertian fisiologi, reproduksi, pertumbuhan, kebiasaan makanan, tingkah laku, dan sebagainya. Usaha mengembangkan dan memajukan perikanan, pengetahuan mengenai habitat, penyebaran dan aspek biologi dari ikan menjadi dasar utama dalam usaha ini, dimana kematangan gonad sangat berhubungan dengan pemijahan. Tak terkecuali dengan fekunditas yang juga memegang peranan penting dalam penentuan kelangsungan populasi dan dinamika kehidupan. Hubungan panjang berat akan bermanfaat dalam menentukan nilai faktor kondisi dan sifat pertumbuhan ikan (Effendie, 1997).2.2. Deskripsi Ikan KembungIkan Kembung Jantan biasa dikenal sebagai Indian mackerel (Inggris) dan kembung lelaki (Indonesia). Ikan Kembung Jantan (Rastrelliger kanagurta) memiliki genus yang sama dengan Ikan Kembung betina (Rastrelliger brachysoma). Ciri yang membedakannya adalah adanya satu bintik atau totol hitam dekat sirip dada pada Ikan Kembung jantan. Selain itu, Ikan Kembung betina memiliki perut yang lebih lebar dibandingkan Ikan Kembung jantan. Ikan Kembung betina memiliki bentuk tubuh pipih dengan bagian pectoral lebih besar daripada bagian tubuh yang lain dan ditutupi oleh sisik yang berukuran kecil dan tidak mudah lepas. Warna tubuh biru kehijauan di bagian punggung dengan titik gelap atau totol-totol hitam di atas garis rusuk sedangkan bagian bawah tubuh berwarna putih perak. Sirip punggung (dorsal) terpisah nyata menjadi dua buah sirip, masing-masing terdiri atas 10 hingga 11 jari-jari keras dan 12 hingga 13 jari-jari lemah (Direktorat Jendral Perikanan 1979). Sirip dubur (anal) terdiri dari 12 jari-jari lemah. Di belakang sirip punggung kedua dan sirip dubur terdapat 5 sampai 6 sirip tambahan yang disebut finlet. Sirip perut (ventral) terdiri dari 1 jari-jari keras dan 5 jari-jari lemah. Sirip ekor (caudal) bercagak dalam dan sirip dada (pectoral) lebar dan meruncing (Anwar 1970 in Ruswahyuni 1979).Mata mempunyai selaput yang berlemak, gigi yang kecil pada tulang rahang. Tapis insang halus berjumlah 29-34 buah, pada bagian bawah busur insang pertama tapis insang panjang dan banyak terlihat seolah-olah bulu jika mulutnya dibuka (Burhanudin et al 1984 in Astuti 2007).2.2.1. Klasifikasi Ikan Kembung JantanKlasifikasi ikan kembung jantan menurut Saanin (1968) adalah sebagai berikut :

Gambar 1. Ikan Kembung Jantan(Sumber: Dokumentasi Praktikan Kelompok 13A)

Kingdom: Animalia Filum: Chordata Kelas: PiscesSubkelas: Teleostei Ordo: Percomorpy Sub ordo: Scombridae Famili: Scombridae Genus: Rastrelliger Spesies: Rastrelliger kanagurta

2.2.2. Sebaran dan Musim PenangkapanIkan kembung jantan yang tergolong kedalam kelompok mackerel memiliki penyebaran secara vertikal dan horizontal. Penentuan batas penyebaran secara vertikal penting sekali diketahui agar kedalaman alat tangkap ikan dapat disesuaikan dengan kedalaman renang ikan. Penyebaran ikan kembung lelaki secara horizontal perlu diketahui juga untuk penentuan daerah penangkapan ikan (Laevastu dan Hayes 1981 in Handoyo 1991). Menurut Collette dan Nauen (1983) daerah penyebaran ikan ini mencakup Indo-Barat pasifik, Laut Merah, Afrika Timur sampai Indonesia, Ryukyu, Australia, Melanisia, Somalia, hingga memasuki Laut Mediterranean melalui Terusan Suez. Menurut Hardenberg (1938) in Rifqie (2007) ikan kembung di Laut Jawadipengaruhi angin musim. Pada saat musim angin timur yaitu pada bulan Desember-Februari sekelompok ikan kembung bergerak dari arah Laut Jawa menuju arah Barat. Kelompok ikan kembung ini perlahan-lahan menghilang dari Laut Jawa kemudian selang beberapa minggu ikan kembung yang baru memasuki Laut Jawa dari arah Timur. Sebaliknya terjadi pada saat Musim Barat yaitu pada bulan Juni-September, dinamika stok ikan kembung yang masuk ke Laut Jawa berasal dari Laut Cina Selatan dan Samudra Hindia melalui Selat Sunda. Musim penangkapan ikan kembung lelaki di Selat Sunda pada bulan Maret hingga November. Penangkapan ikan terbanyak terjadi pada bulan Mei hingga Juni dan selanjutnya jumlah tangkapan mulai menurun. Musim paceklik ikan 7 kembung jantan terjadi pada bulan Januari hingga Februari. (Tempat Pelelangan Ikan Labuan 2011). Menurut Lee (2010) jumlah tangkapan ikan yang tertangkap saat bulan semi gelap lebih banyak dibandingkan dengan bulan gelap dan bulan terang. Namun secara khusus ikan kembung lebih banyak tertangkap saat bulan gelap dibandingkan bulan semi gelap dan bulan terang.

2.3. Hubungan Panjang dan Berat Pada IkanMenurut Fujaya (2004), pertumbuhan adalah pertambahan ukuran, baik panjang maupun berat. Pertumbuhan dipengaruhi faktor genetik, hormon, dan lingkungan (zat hara). Ketiga faktor tersebut bekerja saling mempengaruhi, baik dalam arti saling menunjang maupun saling menghalangi untuk mengendalikan perkembangan ikan.Menurut Effendi (2002), berat dapat di anggap sebagai suatu fungsi dari panjang. Hubungan panjang dan berat hampir mengikuti hukum kubik yaitu berat ikan sebagai pangkat tiga dari panjangnya. Tetapi hubungan yang terdapat pada ikan sebenarnya tidak demikian karena bentuk dan panjang ikan berbeda-beda.Ukuran ikan ditentukan berdasarkan panjang atau beratnya. Ikan yang lebih tua, umumnya lebih panjang dan gemuk. Pada usia yang sama, ikan betina biasanya lebih berat dari ikan jantan. Pada saat matang telur, ikan mengalami penambahan berat dan volume. Setelah bertelur beratnya akan kembali turun. Tingkat pertumbuhan ikan juga dipengaruhi oleh ketersediaan makanan dilingkungan hidupnya (Poernomo, 2002 ).Berat dapat dianggap sebagai suatu fungsi dari panjang, sehingga model pertumbuhan berat berkaitan dengan model pertumbuhan panjang. Hubungan panjang dengan berat hampir mengikuti hukum kubik yaitu bahwa berat ikan sebagai pangkat tiga dari panjangnya. Hubungan antara panjang dan berat dinyatakan dalam bentuk: (Fafioye, 2005).Pertumbuhan dapat dirumuskan sebagai pertambahan panjang dan berat dalam suatu waktu tertentu. Pertumbuhan dalam individu adalah pertumbuhan jaringan akibat pembelahan sel secara mitosis. Hal ini terjadi jika kelebihan input energi dan asam amino (protein) dari makanan, sebab bahan dari makanan akan digunakan oleh tubuh untuk melakukan metabolisme dasar, pergerakan, reproduksi, produksi organ seksual, perawatan bagian-bagian tubuh dan sebagainya. Dalam perhitungan panjang dan berat ini ada bagian yang disebut analisis Weighted Regression. Pada analisis ini terdapat suatu persamaan garis lurus yaitu:Log W = Log a + b Log LYang harus ditentukan dari persamaan tersebut ialah harga a dan b, sedangkan harga W dan L diketahui. Teknik perhitungan panjang berat menurut Rousefell dan Everhart (1960) dan Lagler (1961) secara langsung adalah dengan membuat daftar tersusun dari harga L, log L, W, log W, log L x log W, dan (log L)2. Apabila N = jumlah ikan yang sedang dihitung, maka untuk mencari a:

Untuk mencari b digunakan rumus:

Kemudian harga log a dan b masukkan ke dalam rumus:

Hubungan Panjang Berat:b = 3 (Isometrik), dimana pertumbuhan panjang dan berat seimbangb 3 (Alometrik); b < 3 = alometrik negatif (berat < panjangb > 3 = alometrik positif (berat > panjang)Harga b disini adalah harga pangkat yang menunjukkan pola pertumbuhan ikan. Dimana jika b sama dengan tiga makan ikan memiliki pola pertumbuhan isometrik, sedangkan jika b lebih kecil dari tiga maka pertumbuhan panjangnya lebih cepat dari pertumbuhan beratnya. Sedangkan jika harga b lebih besar dari tiga, menunjukkan ikan tersebut montok, dimana pertumbuhan beratnya lebih cepat dari pertumbuhan panjangnya (Effendie, 2002).2.4. Rasio KelaminBerdasarkan dari fungsi reproduksinya, ikan biasa terbagi menjadi dua yakni jantan dan betina. Melakukan identifikasi jantan dan betina merupakan sesuatu yang penting, meski pada aplikasinya hal tersebut tidaklah mudah untuk dilakukan. Sebagian besar jenis ikan tidak menunjukkan perbedaan tubuh luar antara ikan jantan dan ikan betina. Kondisi tersebut dinamakan dengan monomorfisme. Pembedaan kedua jenis kelamin ini dilakukan dengan pembedahan dan melihat ciri seksual primer. Ciri seksual primer ditandai dengan adanya testis pada ikan jantan dan ovarium pada ikan betina.Selain identifikasi, perlu diketahui juga perbandingan atau rasio kelamin ikan secara alamiah di alam. Rasio ini biasanya dinyatakan dalam bentuk persentase dan juga perbandingan. Lebih jauh, pemahaman mengenai rasio kelamin ini dapat digunakan untuk pemahaman sifat-sifat alamiah reproduksi seperti adanya poligami dan poliandri pada ikan, sehingga dapat dibuat langkah-langkah strategis pengelolaan.2.5. Tingkat Kematangan Gonad (TKG)Dalam Biologi Perikanan, pencatatan perubahan atau tahap-tahap kematangan gonad diperlukan untuk mengetahui perbandingan ikan-ikan yang akan melakukan reproduksi dan yang tidak. Dari pengetahuan tahap kematangan gonad ini juga akan didapatkan keterangan bilamana ikan itu akan memijah, baru memijah atau sudah selesai memijah. Mengetahui ukuran ikan untuk pertama kali gonadnya menjadi masak, ada hubungannya denganpertumbuhan ikan itu sendiri dan faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhinya. Ukuran dan umur ikan menjadi tanda masak gonad, apakah ikan sudah dewasa atau belum, memijah atau belum, kapan masa pemijahannya, berapa lama saat pemijahannya, berapa kali pemijahannya dalam satu tahun, dan sebagainya. Umumnya pertambahan berat gonad pada ikan betina sebesar 10-25% dari berat tubuh dan pada ikan jantan sebesar 5-10% (Effendie, 1997).Dalam penentuan tingkat kematangan gonad ikan ada dua cara. Pertama adalah secara morfologi yaitu penentuan yang dilakukan di lapangan atau di laboratorium berdasarkan bentuk, ukuran panjang dan berat, warna dan perkembangan isi gonad yang dapat dilihat. Perkembangan gonad ikan betina lebih banyak diperhatikan daripada ikan jantan karena perkembangan diameter telur yang terdapat dalam gonad lebih mudah dilihat daripada sperma yang terdapat dalam testis. Kedua adalah secara histologis yaitu penentuan yang dilakukan di laboratorium berdasarkan kepada penelitian mikroskopik. Dari penelitian ini akan diketahui anatomi perkembangan gonad yang lebih jelas dan mendetail (Effendie, 1997).Menurut Effendie (1997), garis besar penentuan tahap kematangan gonad adalah sebagai berikut:1. Apabila ikan itu mempunyai seksual demorpisme yang jelas membedakan antara jantan dan betina, untuk kemudian diteliti lebih lanjut masing-masing tingkat kematangannya.2. Apabila ikan tidak mempunyai seksual demorpisme dan tidak mempunyai sifat seksual sekunder yang jelas, maka untuk melihat jenis kelaminnya dengan jalan melihat gonad melalui pembedahan.3. Baik untuk ikan jantan maupun ikan betina, ambilah gonadnya dan pisahkan menurut kelaminnya. Gonad ikan jantan dikelompokkan sendiri demikian pula gonad ikan betina, namun data lainnya dari masing-masing gonad tersebut jangan sampai hilang atau tercampur sehingga menyusahkan analisa selanjutnya.4. Gonad ikan dikelompokkan kedalam beberapa kelompok mulai dari yang terendah sampai tertinggi. Pembagian kelompok ini sebaiknya hanya beberapa saja dimana untuk membedakan satu kelompok dengan kelompok lainnya yang terdekat harus jelas perbedaannya.Menurut Effendie (1979), beberapa tanda yang dapat dijadikan pembeda dalam penentuan kelompok Tingkat Kematangan Gonad, diantaranya ialah : Untuk ikan betina :1. Bentuk ovarium2. Besar kecilnya ovaium3. Pengisian ovarium dalam rongga perut4. Warna ovarium5. Halus tidaknya ovarium6. Ukuran telur dalam ovarium secara umum7. Kejelasan bentuk dan warna telur dengan bagian-bagian lainnya8. Ukuran (garis tengah) telur9. Warna telur Untuk ikan jantan :1. Bentuk testis2. Besar kecilnya testis3. Pengisian testis dalm rongga tubuh4. Warna testis5. Keluar tidaknya testis dari tubuh ikan (sebelum ikan dibedah/dalam keadaan segar).Tingkat kematangan gonad ikan menurut Kesteven (Bagenal dan Braum, 1968) :1. Dara, Organ seksual sangat kecil berdekatan di bawah tulang punggung. Testis dan ovarium transparan, tidak berwarna sampai abu-abu. Telur tidak terlihat dengan mata biasa.2. Dara berkembang, Testis dan ovarium jernih, abu-abu-merah. Panjangnya setengah atau lebih sedikit dari panjang rongga bawah. Telur satu persatu dapat terlihat dengan kaca pembesar.3. Perkembangan I, Testis dan ovarium bentuknya bulat telur, kemerah-merahan dengan pembuluh darah kapiler. Mengisi kira-kira setengah ruang ke bagian bawah. Telur dapat terlihat oleh mata seperti serbuk putih.4. Perkembangan II, Testis putih kemerah-merahan. Tidak ada pati jantan atau sperma kalau bagian perut ditekan. Ovarium berwarna oranye kemerah-merahan. Telur jelas dapat dibedakan, bentuknya bulat telur. Ovarium mengisi kira-kira 2/3 ruang bawah.5. Bunting, Organ seksual mengisi ruang bawah. Testis warnanya putih. Telur bentuknya bulat, beberapa daripadanya jernih dan masak.6. Mijah, Telur dan sperma keluar dengan sedikit tekanan. Kebanyakan telurnya berwarna jernih dengan beberapa yang berbentuk bulat telur tinggal dalam ovarium.7. Mijah/salin, Belum kosong sama sekali. Tidak ada telur yang bentuknya bulat telur.8. Salin/spent, Testis dan ovarium kosang dan berwarna merah. Beberapa telur dalam kedaan sedang dihisap kembali.9. Pulih salin, Testis dan ovarium jernih, abu-abu-merah.10. Kondisi salin, Produk seksual telah dikeluarkan ; lubang pelepasan kemerah-merahahan; gonad seperti kantung kempis, ovari biasanya berisi beberapa telur sisa, dan testis berisi sperma sisa.11. Tahap istirahat, Produk seksual sudah dilepaskan, lubang pelepasan tidak kemerah-merahan lagi, gonad bentuknya kecil, telur belum dapat dibedakan oleh mata biasa. 2.6. Indeks Kematangan Gonad (IKG)Selama proses reproduksi, sebelum pemijahan terjadi sebagian besar hasil metabolisme tertuju untuk perkembangan gonad. Gonad akan bertambah berat seiring dengan makin besar ukuran tubuhnya, termasuk pada garis tengah telurnya. Gonad mencapai berat dan ukuran maksimum sesaat sebelum ikan itu memijah, kemudian turun dengan cepat selama pemijahan berlangsung sampai proses selesai (Effendie, 1979).Secara morfologi perubahan-perubahan ini dapat dinyatakan dalam tingkat kematangan gonad. Pengamatan morfologi meliputi warna, penampakan dan ukuran terhadap rongga tubuh. Perhitungan secara kuantitatif dinyatakan dengan Indeks Kematangan Gonad (IKG), suatu persentase perbandingan berat gonad dengan berat tubuh. Menurut Effendie (1997),nilai IKG dapat dirumuskan sebagai berikut :

IKG =

Keterangan :IKG = Indeks Kematangan Gonad (%)Bg = Berat Gonad Ikan (gram)Bt = Berat Tubuh Ikan (gram)

Selain gonad yang ditimbang beratnya, hati pada ikan pun ditimbang. Hal ini dilakukan karena pada hati terjadi proses vitelogenesis (pembentukan kuning telur). Perhitungan HSI pada hati menggunakan rumus :

Dimana:IKG = Indeks Kematangan GonadBh= Berat Hati (gram)Bt = Berat Tubuh (gram)

2.7. Pola Kebiasaan Makan Ikan (Food Habits) Dalam mengelompokkan ikan berdasarkan kepada makanannya, ada ikan sebagai pemakan plankton, pemakan tanaman, pemakan dasar, pemakan detritus, ikan buas dan ikan pemakan campuran. Berdasarkan kepada jumlah variasi dari macam-macam makanan tadi, ikan dapat dibagi menjadieuryphagicyaitu ikan pemakan bermacam-macam makanan,stenophagicikan pemakan makan yang macamnya sedikit atau sempit danmonophagicialah ikan yang makanannya terdiri dari satu macam makanan saja (Effendie, 1979).Analisa pola kebiasan makanan ikan dipakai dalam menentukan gizi alamiah ikan itu. Dengan mengetahui kebiasaan makanan ikan, maka dapat dilihat hubungan ekologi diantara organisme. Misalnya rantai makanan, bentuk-bentuk pemangsaan, predasi dan kompetisi. Jadi makanan dapat menjadi faktor penentu bagi pertumbuhan, kondisi ikan, dan populasi ikan tersebut. Jenis makanan satu spesies ikan biasanya tergantung pada umur, tempat dan waktu dimana ikan tersebut berada (Effendie, 1979).Kebanyakan cara ikan mencari makanan dengan menggunakan mata, Penciuman dan peraba digunakan juga untuk mencari makanan terutama oleh ikan pemakan dasar dalam perairan yang kekurangan cahaya atau dalam perairan keruh dalam mencari makanan akan mengukur apakah makanan itu cocok atau tidak untuk ukuran mulutnya. Tetapi ikan yang menggunakan penciuman dan peraba tidak melakukan pengukuran, melainkan kalau makanan sudah masuk mulut akan diterima atau ditolak (Effendie, 1979).

Sehubungan dengan kebiasaan ikan mencari makanannya, pada ikan terdapat apa yang dinamakanfeeding periodicitymasa ikan aktif mengambil makanan selama 24 jam. Bergantung kepada ikannyafeeding periodicityada yang satu atau dua kali. Lamanya ada yang satu atau dua jam, bahkan ada yang terus menerus. Pada ikan buas memakan mangsa ukuran besar interval pengambilan makanannya mungkin lebih dari satu hari.Feeding periodicityikannocturnalaktif pada malam hari dimulai dari matahari terbenam sampai pagi dan untuk ikan diurnal pada siang hari.Feeding periodicityini berhubungan suplai makanan juga dengan musim. Kalau kondisi lingkungan menjadi burukfeeding periodicitydapat berubah, bahkan dapat menyebabkan terhentinya pengambilan makanan (Effendie, 1979).

BAB IIIMETODOLOGI PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat3.1.1. WaktuPraktikum Biologi Perikanan dilakukan pada Selasa, 25 Maret 2014 Pukul 14:30 16:00 WIB.3.1.2. TempatPraktikum Biologi Perikanan dilakukan di Laboratorium Akuakultur Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran.3.2. Alat dan Bahan3.2.1. Alat 1. Cawan Petri2. Penggaris3. Gunting 4. Sonde5. Penusuk6. Pinset7. Timbangan8. Mikroskop3.2.2. Bahan1. Gonad Ikan Kembung2. Hati Ikan Kembung3. Usus Ikan Kembung

3.3. Metode Praktikum3.3.1. Hubungan Panjang dan Berat1. Mengambil Ikan Kembung.2. Mengukur panjang Ikan Kembung, baik TL (Total Length) dan SL (Standart Length) dengan menggunakan penggaris, satuan yang digunakan adalah milimeter.3. Mengukur bobot ikan dengan menggunakan alat timbang, satuan yang digunakan adalah gram.4. Mencatat dalam tabel pengamatan (terlampir).5. Melakukan penghitungan pola pertumbuhan berdasarkan Teknik Lagler (1961).6. Menerjemahkan nilai b kedalam pola pertumbuhan.3.3.2. Rasio Kelamin1. Mengambil ikan kembung.2. Mengamati ciri-ciri seksual sekunder menurut literatur yang tersedia.3. Melakukan pembedahan pada Ikan Kembung, lalu mencari organ gonad ikan yang terletak pada rongga perut.4. Mengamati gonad ikan tersebut dan menentukan ciri-ciri seksual primer, bila terdapat testis artinya ikan tersebut jantan dan bila terdapat ovarium artinya ikan tersebut betina.5. Mengisi hasil pengamatan yang diperoleh pada tabel yang telah disediakan.6. Melakukan penyajian data dalam bentuk persentase dan perbandingan.3.3.3. Tingkat Kematangan Gonad1. Mengambil Ikan Kembung.2. Membedah ikan dengan menggunakan gunting dimulai dari bagian urogenital melingkar menuju bagian rongga perut depan hingga isi perut dapat terlihat.3. Mengambil gonad ikan yang ada yang didalam perut, hingga terpisah dari organ lain.4. Mengamati gonad ikan tersebut.5. Mencatat hasil penagamatan yang diperoleh pada tabel pengamatan (terlampir).3.3.4. Indeks Kematangan Gonad1. Mengambil Ikan Kembung2. Menimbang bobot Ikan Kembung dengan menggunakan alat timbang.3. Membedah Ikan Kembung dengan menggunakan gunting dimulai dari bagian urogenital melingkar menuju bagian rongga perut depan hingga isi perut dapat terlihat.4. Mengambil gonad ikan yang ada yang didalam perut, hingga terpisah dari organ lain.5. Menimbang gonad ikan dengan menggunakan alat timbang.6. Mencatat hasil pengamatan dalam tabel pengamatan (terlampir).7. Menghitung Indeks Kematangan Gonad dengan rumus yang telah ditentukan.3.3.5. Kebiasaan Makan1. Mengambil Ikan Kembung. 2. Membedah ikan dengan menggunakan gunting dimulai dari bagian urogenital melingkar menuju bagian rongga perut depan hingga isi perut dapat terlihat.3. Mengambil usus, lalu mengurut usus hingga keluar isi dari usus.4. Mengamati dengan menggunakan mikroskop.5. Mencatat hasil pengamatan pada tabel pengamatan (terlampir).

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN4.1. HasilKelompok: 13 AHari/Tanggal: Selasa, 25 Maret 2014Spesies ikan: Ikan Kembung Jantan (Rastrelliger kanagurta).Asal ikan: Laboratium Akuakultur FPIK

4.1.1. Hasil Pengamatan Pertumbuhan dan Rasio Kelamin Ikan Kembung Kelompok 13ATabel 1. Data Kelompok Pertumbuhan dan Rasio Kelamin Kelompok 13ANama PraktikanPertumbuhanKelamin

Panjang (mm)Berat (gr)JantanBetina

TLSLFL

Dwi WahyuningrumIrfan Ahmad FirdausMaki ZM17916014573,27-

4.1.2. Hasil Pengamatan Reproduksi Ikan Kembung Kelompok 13ATabel 2. Data Reproduksi Kelompok 13ATKGBG(gr)IKG(%)Bh(gr)HSI(%)FekunditasDiameter Telur (m)Letak IntiDorman

Tengah (butir)Menuju Kutub (butir)Melebur (butir)

Dara Berkembang0,650,90,10,1------

Perhitungan IKG

Diketahui: Bg= 0,65gramBt= 73,27gramDitanya:IKG= ?Jawab:

Perhitungan HSI

Diketahui: Bh= 0,10 gramBt tanpa hati= 73,17 gramDitanya:HSI= ?Jawab:

4.1.3. Hasil Pengamatan Food and Feeding Habits Ikan Kembung Kelompok 13ATabel 3. Data Food and Feeding Habits Kelompok 13AJenis PakanKelompok Pemakan

FitoZooBentosBagian hewanBagian tumbuhanDentritusIkan

-----Herbivora

Hari/Tanggal: Selasa, 25 Maret 2014Spesies ikan: Ikan Kembung Jantan (Rastrelliger kanagurta) dan Ikan Kembung Betina (Rastrellige brachysoma)Asal ikan: Laboratorium FPIK UNPADJumlah ikan: 52 ekor

4.1.4. Hasil Pengamatan Pertumbuhan dan Rasio Kelamin Ikan Kembung AngkatanTabel 4. Data Kelompok Pertumbuhan dan Rasio Kelamin AngkatanKelompokNama PraktikanPertumbuhanKelaminRasio Kelamin

Panjang (mm)Berat (gr)JantanBetina

TLSLFL

1 AEfran AFarica MNadia P18514016073-

2 AAnita NNamira ASundoro19015516589-

3 ADeny PStephanieThaha Y17614715564-

4 AAfrah HBirta BWildan N18016015574-

5 AKenny PNeni SWaskita A18016016577-

6 ADian FitriGanda MM. Nofhan17515015562-

7 AAkbar RHeru SLidya P19515617294-

8 AIndrie RKiki HRian F16514515264-

9 AAzka IElvira AFirdha O18515516574-

10 AHeru PSiti ATiasa F18415516078.24-

11 AAndrian AAninda NM. Taufik N17715214676.49-

12 AAchmad AAkhmad HEsa K17015015571.60-

13 ADwi WIrfan AMaki Z17916014573.27-

14 AAlfi RCita SRifai D17013516067.68-

15 AM. SuryaNur Aulia18014516072,83-

16 AInda ARevqy PSatria R18015016372.61-

17 AKrishna LM. GhifariRespandu Z19015016583.07-

18 AAndi AKatisya AM. Rizki M17515016576.68-

19 AFarhan RMutiara IRena W17015069,49-

20 AAhmad TGmelina AM. Asyari17415816881,19-

21 ABagus HIhsan FShelvie M18014515571,21-

22 ADzinnuri KSemita SSugih B19515016579,65-

23 AAndri SIrma FM. Rizqi H18015016073,53-

24 AErra DianLuthfy WM. Numan A

16515066-

25 AM. FirmansyahPutri WTaufiq R18315016766-

26 AAhmad RIka RNovel F18015074,39-

27 AAnnisa DAzlhimsyah17214015267,97-

1 BAdinda KGagas WRaymond S17515016070

2 BIra SriNur M RidwanOndi K18016014571-

3 BAlvin TTria MUlfah N18014512056-

4 BAttindriyaGilang KMaulana A17515310264-

5 BKokoh TNizha NSofan S17515011562-

6 BAdi BagusAlfina ADenny A18415813263-

7 BAxseel FLies AYuni A

18515016582-

8 BFahmi AHanan HRamdhani C16414511365-

9 BAghnia NM. LukiYuniar P16014015564.22-

10 BAsep IIrenne ARobby W18014516272-

11 BKania MIman BReno Dwi17514016070.76-

12 BLaily HLathofah MM. Fajar17516015572.92-

13 BAlsyafi AAndi LiaLudfi D16415318073,73-

14 BHermilita AM. Fiqi FNadhilah17714215869,93-

15 BAmmar ARiri AYulia A18515017080.89-

16 BM. FaujihSofyan YZhafira U17514313669.06-

17 BEsti LGinandya FIrfan P17315916773.18-

18 BArvilia HFaiz ANicolas17715016077.20-

19 BFirdausi NM. Ihsan ZWahyuni Dwi17513915465.83-

20 BNadia SSafira NTeguh S17515016573.18-

21 BAdhimukti DFahri FHanif M17515573.80-

22 BLarassati SLinda MMaryono P17014015572,77-

23 BAsri UImelda YM. Salman18514015066.23-

24 BDicky SDwi SIrfan H17914515263.22-

25 BBambang PFaisal ARaichmandika18514066,23-

Grafik 1. Pertumbuhan Ikan Kembung

Grafik 2. Rasio Perbandingan Jumlah Jantan dan Betina

Keterangan:Rasio KelaminBetina 19 ekor dari 52 ekorJantan 33 ekor dari 52 ekor4.1.4. Hasil Regresi Pertumbuhan Ikan Kembung AngkatanTabel 5. Data Regresi Pertumbuhan AngkatanNo ikanSL (mm)Berat (gr)log Llog WLog L x log W(Log L)^2

1140732,1461281,8633233,998929434,605866

2155892,1903321,949394,269810724,797553

3147642,1673171,806183,914565174,697264

4160742,204121,8692324,120010994,858145

5160772,204121,8864914,15805194,858145

6150622,1760911,7923923,900407894,735373

7156942,1931251,9731284,327315234,809796

8145642,1613681,806183,90381964,671512

9155742,1903321,8692324,094237494,797553

1015578,242,1903321,8934294,147237214,797553

1115276,492,1818441,8836054,109730754,760441

1215071,62,1760911,8549134,036460014,735373

1316073,272,204121,8649264,110521084,858145

1413567,682,1303341,830463,89949154,538322

1514572,832,1613681,862314,025137914,671512

1615072,612,1760911,8609964,049698084,735373

1715083,072,1760911,9194444,176885774,735373

1815076,682,1760911,8846824,101240254,735373

1915069,492,1760911,8419224,008191044,735373

2015881,192,1986571,9095034,19834134,834093

2114571,212,1613681,8525414,004022814,671512

2215079,652,1760911,9011864,137153764,735373

2315073,532,1760911,8664654,061597234,735373

24150662,1760911,8195443,959493654,735373

25150662,1760911,8195443,959493654,735373

2615074,392,1760911,8715154,072586474,735373

271406,972,1461280,8432331,809685514,605866

28150702,1760911,8450984,015101724,735373

29160712,204121,8512584,080395524,858145

30145562,1613681,7481883,7784776014,671511631

31153642,1846911,806183,945945914,772877

32150622,1760911,7923923,900407894,735373

33158632,1986571,7993413,956132854,834093

34150822,1760911,9138144,16463364,735373

35145652,1613681,8129133,918372924,671512

3614064,222,1461281,807673,879491914,605866

37145722,1613681,8573324,014379034,671512

3814070,762,1461281,8497883,969881514,605866

3916072,922,204121,8628474,105937554,858145

4015373,732,1846911,8676444,080226354,772877

4114269,932,1522881,8446643,970247814,632345

4215080,892,1760911,9078954,151753274,735373

4314369,062,1553361,8392273,964151324,645473

4415973,182,2013971,8643924,104268084,846149

4515077,22,1760911,8876174,107627514,735373

4613965,832,1430151,8184243,896909234,592512

4715073,182,1760911,8643924,057088024,735373

4815573,82,1903321,8680564,091663064,797553

4914072,772,1461281,8619523,995988194,605866

5014066,232,1461281,8210553,908216664,605866

5114563,222,1613681,8008543,892309274,671512

5214066,232,1462181,82105483,9082174,605866

Jumlah113,01938994,57784209,5346422245,6601638

PerhitunganRumus Relasi Panjang dan Berat

Rumus mencari b

4.1.5. Hasil Pengamatan Reproduksi Ikan Kembung AngkatanTabel 6. Data Reproduksi AngkatanKel.TKGBG(gr)IKG(%)Bh(gr)HSI(%)FekunditasDiameter Telur (m)Letak IntiDorman

Tengah(butir)Menuju Kutub(butir)Melebur (butir)

1 AP. II22.7311.446.12549.3--

2 ABunting2.12.40.78.3------

3 ADara B.0.480.750.520.82------

4 AP. II22.70.410.5915647--

5 AP.II22.511.244258--

6 ADara0.390.60.350.5------

7 AP.I1,2130,22------

8 ADara0.711.120.340.56------

9 ADara0.670.910.480.65------

10 ADara0.010.0130.881.1------

11 ADara B.0.470.60.470.6------

12 ADara B.0.9869.270.4864.92------

13 ADara0.650.90.10.1------

14 ABunting4.356.860.430.62600030-1025-

15 ADara1.962.690.871.2-28-518-

16 ADara0.540.7490.580.8------

17 AP.I0.740.890.660.80------

18 AP. II1.632.200.220.29------

19 A-----------

20 ADara B.0.410.50.910.012------

21 AP. II0.911.270.40.56------

22 ADara B0.150.1880.510.64------

23 AP. I1.021.40.540.73126015---

24 AP. II1.201.870.711.07807.6914---

25 ADara B.0.600.810.500.67------

26 ABunting1.121.50.891.21977.530---

27 ADara B.0.470.0690.260.004------

1 BDara B.914.7569.375------

2 BDara-0,22-1,41------

3 BP. II47,759,8------

4 BDara-8.47--------

5 BDara-5.08-8.77------

6 BDara-5,17-3,33------

7 BBunting-28,13-10,81111244---

8 BDara-10,13-6,56------

9 BP. II-18-8,4------

10 BP.II711812.5------

11 BDara-4.42-1.4------

12 BP. II-14-10,6------

13 BP. II-8,14-1,71------

14 BP. II-1,9--------

15 BP. II1518.567.4------

16 BP. II46.1457.8------

17 BP. II3.645.230.560.77156029.5---

18 BBunting-3.6-1.2219623---

19 BP. II0.590.90.450.68------

20 BBunting3.865.50.761.1398677---

21 BP.I1.752.411.3130945---

22 BP. I-0,88-0,84------

23 BBunting0.851.30.270.4------

24 BP. II0.400.60.460.7------

25 BP. II-1,3-0,4------

Grafik 3. Tingkat Kematangan Gonad

Keterangan : Dara = 12 Betina 1Dara Berkembang = 9 betina 4Perkembangan I = 5 betina 3Perkembangan II = 16 betina 5Bunting = 7 betina 54.1.6. Hasil Pengamatan Food and Feeding Habits Ikan Kembung AngkatanTabel 7. Data Food and Feeding Habits AngkatanKelompokJenis PakanKelompok Pemakan

Fito Zoo Bentos Bagian hewanBagian tumbuhanDentritus Ikan

1 A-----Herbivora

2 A------Herbivora

3 A-----Herbivora

4 A-----Herbivora

5 A----Omnivora

6 A------Herbivora

7 A------Herbivora

8 A-----Herbivora

9 A----Omnivora

10 A-----Herbivora

11 A-----Herbivora

12 A-----Herbivora

13 A------Herbivora

14 A------Herbivora

15 A------Herbivora

16 A-----Herbivora

17 A-----Herbivora

18 A-----Herbivora

19 A-----Omnivora

20 A---Omnivora

21 A-----Herbivora

22 A--Omnivora

23 A----Omnivora

24 A-----Herbivora

25 A-----Herbivora

26 A-----Herbivora

27 A-----Herbivora

1 B------Omnivora

2 B------Herbivora

3 B------Omnivora

4 B------Herbivora

5 B------Omnivora

6 B------Omnivora

7 B------Omnvora

8 B------Omnivora

9 B------Omnivora

10 B-----Herbivora

11 B------Herbivora

12 B------Herbivora

13 B------Omnivora

14 B------Herbivora

15 B------Omnivora

16 B------Herbivora

17 B------Herbivora

18 B------Herbivora

19 B------Herbivora

20 B------Herbivora

21 B------Herbivora

22 B------Herbivora

23 B------Herbivora

24 B------Herbivora

25 B-----Herbivora

4.2. Pembahasan4.2.1. Pembahasan Pertumbuhan dan Rasio Kelamin Ikan KembungBerdasarkan hasil dari praktikum yang dilakukan, didapatkan data ukuran panjang tubuh ikan dengan frekuensi jenis kelaminnya, sebagai berikut:a) Pertumbuhan ikan kembungDalam mencari pertumbuhan ikan kembung, diperlukan pengerjaan menggunakan rumus persamaan Rousefell dan Everhart, dengan b sebagai indicator pertumbuhan Ikan:Rumus Relasi Panjang dan Berat

Rumus mencari b

Berdasarkan nilai b yang diperoleh dari persamaan diatas, didapatkan bahwa b=0,8 yang berarti (b3), yang artinya bahwa pertumbuhan ikan seluruh praktikan rata-rata bersifat alometrik positif yaitu pertumbuhan panjang ikan lebih cepat daripada pertambahan berat tubuh ikan. Pada ikan jantan pertumbuhan panjangnya lebih cepat daripada betina.Ikan Kembung Jantan pada kelompok 13A mempunyai panjang tubuh total 179 mm. Jika dibandingkan berdasarkan dengan data grafik pertumbuhan satu angkatan, ikan kembung kelompok 13A merupakan salah satu dari 18 ikan terpanjang yang memiliki panjang tubuh 179 mm dengan Range panjang 170 179 mm. Perbedaan panjang tubuh ikan ini dipengaruhi oleh kebiasaan makan dari ikan kembung itu sendiri, dipengaruhi oleh genetik yang terdapat pada ikan kembung itu sendiri dan juga dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal lainnya.b) Rasio kelamin ikan kembungBerdasarkan data yang diperoleh terhadap pembedahan jenis kelamin ikan pada ikan kembung yang dilakukan oleh praktikan, didapatkan bahwa, data kelompok 13A mendapatkan ikan kembung jantan dari hasil praktikum. Didapatkan bahwa data angkatan Ikan kembung jantan berjumlah 33 ekor, sedangkan ikan kembung betina berjumlah 19 ekor, dipresentasikan menjadi jantan 33;63%, sedangkan betina 19;37% yang menandakan bahwa ikan kembung jantan mendominasi ikan betina dalam suatu kelompok ikan.4.2.2. Pembahasan Reproduksi Ikan KembungBerdasarkan data hasil percobaan yang diperoleh oleh praktikan, kelompok 13A mendapatkan ikan kembung jantan terlihat dari ciri cirinya yang tidak menghasilkan telur dan mencapai tingkat kematangan gonadnya pada tahap dara berkembang dengan secara umum dan dilihat secara mata biasa testis jernih, abu-abu-merah. Berdasarkan data angkatan, ikan kembung jantan yang diteliti organ reproduksinya, secara umum berada pada tahap Perkembangan II, dilihat dari warna gonad testes ikan kembung jantan yang berwarna putih, dan tidak mengeluarkan sperma saat di tekan. Sedangkan pada pengamatan godan ikan kembung betina, secara umum telah memasuki tahap bunting, hal ini ditandai dengan ovarium yang telah menghasilkan telur yang bulat dan berwarna jernih dan masak. Pada ikan kembung betina umumnya menghasilkan telur berdiameter rata-rata 37 m dengan fekunditas yang cukup tinggi, yaitu diatas 1500 yang dipengaruhi faktor tingkat kematangan organ reproduksi dari ikan kembung betina tersebut.4.2.3. Pembahasan Food and Feeding Habits Ikan KembungBerdasarkan hasil pembedahan saluran pencernaan pada ikan kembung yang dilakukan oleh praktikan, berdasarkan data kelompok 13A didapatkan hasil bahwa ikan kembung kami merupakan herbivora dengan ditemukannya fitoplankton dan beberapa bagian tumbuhan pada saluran pencernaan ikan kembung tersebut. Berdasarkan data angkatan didapatkan hasil bahwa ikan kembung umumnya termasuk ikan herbivora dikarenakan dari setiap kelompok data yang menunjukan dominasi adalah data herbivora dan sisanya merupakan omnivora.

BAB VKESIMPULAN DAN SARAN5.1. KesimpulanBerdasarkan hasil data percobaan dari praktikum yang telah dilakukan, didapatkan kesimplan bahwa: Ikan kembung terdiri dari dua jenis spesies yaitu ikan kembung jantan (Rastrelliger kanagurta) dan ikan kembung betina (Rastrelliger brachysoma), kedua spesies ini dapat dibedakan dari letak titik hitam yang dekat pangkal ekor yang menandakan ikan kembung jantan, serta organ reproduksinya. Panjang ikan kembung jantan umumnya lebih tinggi daripada ikan kembung betina, namun ikan bobot kembung betina lebih besar daripada ikan kembung jantan. Ikan kembung termasuk herbivore, makanan utama dari ikan ini adalah fitoplankton. Pada suatu kelompok ikan kembung, rasio ikan kembung jantan lebih banyak daripada ikan kembung betina, sehingga dalam kelompok tersebut ikan kembung jantang lebih mendominasi. Gonad ikan kembung jantan yang diamati umumnya berada pada tahap Perkembangan II, dilihat dari warna gonad yang putih dan tidak mengeluarkan sperma saat ditekan, sedangkan ikan kembung betina berada pada tahap bunting, hal ini dilihat dari ovarium yang telah menghasilkan sel telur yang berwarna jernih dan bulat, dengan fekunditas rata-rata diatas 1500 butir telur yang dipengaruhi oleh faktor kematangan gonad dari ikan tersebut.5.2. SaranDalam melakukan praktikum identifikasi morfologi dan organ-organ pada ikan kembung, diperlukan kehati-hatian saat memotong bagian organ ikan tersebut, untuk menghindari kerusakan organ yang akan diamati, sehingga mempengaruhi nilai penghitungan yang didapatkan.

DAFTAR PUSTAKAEffendie, Moch. Ichsan. 1997. Biologi Perikanan. Jakarta: Yayasan PutakaNusatamaIchsan, M. 2007. Biologi Perikanan. Bogor: Yayasan Pustaka Nusatama.Jamil, Sabrun. 2010. Penentuan Daerah Ikan Kembung Lelaki di Perairan pantai barat Sulawesi Selatan. Jurnal Pembangunan dan Alam Lestari Vol.1 No.1. A, Ali. 2013. Makanan dan Kebiasaan Makan. http://npl-vedca.blogspot.com/2009/07/makanan-dan-kebiasaan-makan.html (diakses pada hari Sabtu, 30/03/2014 pukul 20.04)Halim, Agri. 2014. Cara Makan dan Hubungan Sifat Morfologi dengan Kebiasaan Makan. http://perikananindonesia.com/cara-makan-dan-hubungan-sifat-morfologi-dengan-kebiasaan-makanan/ (diakses pada hari Sabtu, 30/03/2014 pukul 20.20)

LAMPIRANLampiran 1. Peralatan Praktikum yang digunakan

Seluruh Peralatan Gunting

Pisau Bedah Penusuk

PenggarisCawan Petri

Lampiran 2. Pembedahan Ikan Kembung

Ikan Kembung Sebelum Dibedah Ikan Kembung Setelah Dibedah

Gonad Ikan KembungHati Ikan Kembung

Pengukuran Usus

Lampiran 3. Isi dalam Usus Ikan Kembung

40