laporan praktikum fisiologi vision

19
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI VISION Disusun oleh : KELOMPOK 1 1. AYU FITRYANITA (G1F009003) 2. TRI AYU APRIYANI (G1F009004) 3. MITHA MAULIDYA (G1F009008) 4. RIKA TRIYANA PURI (G1F009009) 5. YOHAN BUDHI ALIM (G1F009018) 6. ESTER CHRISTIANAWATI (G1F009019) 7. IKE AMELIA (G1F009021) 8. AYU MAYANGSARI (G1F009022) 9. AGUNG MUHARAM (G1F009028) 10. GALIH PRIANDANI (G1F009029) 11. RETNA PANCAWATI (G1F009034) 12. RUPA LESTY (G1F009059)

Upload: alimwijaya

Post on 10-Nov-2015

326 views

Category:

Documents


11 download

DESCRIPTION

laporan anfisman

TRANSCRIPT

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGIVISION

Disusun oleh :KELOMPOK 11. AYU FITRYANITA(G1F009003)2. TRI AYU APRIYANI(G1F009004)3. MITHA MAULIDYA(G1F009008)4. RIKA TRIYANA PURI(G1F009009)5. YOHAN BUDHI ALIM(G1F009018)6. ESTER CHRISTIANAWATI(G1F009019)7. IKE AMELIA(G1F009021)8. AYU MAYANGSARI(G1F009022)9. AGUNG MUHARAM(G1F009028)10. GALIH PRIANDANI(G1F009029)11. RETNA PANCAWATI(G1F009034)12. RUPA LESTY(G1F009059)

NAMA ASISTEN: I GEDE K. A. S. N. (G1H007060)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONALUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMANFAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATANJURUSAN FARMASIPURWOKERTO2010I. JUDUL PRAKTIKUMFungsi Penglihatan

II. WAKTU PELAKSANAAN PRAKTIKUMJumat, 9 April 2010

III. TUJUANMampu melakukan pemeriksaan refraksi pada seseorang serta mengoreksi kelainan yang ditemukan, memeriksa luas lapang pandang beberapa macam warna dengan menggunakan kampimeter serta melakukan pemeriksaan tes buta warna.IV. DASAR TEORIVisus atau ketajaman penglihatan adalah kemampuan mata untuk melihat dengan jelas dan tegas. Secara fisiologis hal ini ditentukan oleh daya pembiasan mata. Mata normal dapat melihat secara jelas dan tegas dua garis atau titik sebagai dua garis atau titik dengan penglihatan 1 menit. Secara praktis sangat sulit untuk mengukur sudut penglihatan suatu mata. Tahun 1876 van snellen menciptakan cara sederhana untuk membandingkan visus seseorang dengan visus orang normal berdasarkan sudut penglihatan 1 menit.Kelainan pembiasan adalah suatu keadaan dimana pada mata yang melihat jauh tak terhingga, berkas cahaya sejajar masuk mata, dibiaskan tidak tepat jatuh di retina, sehingga tidak dapat melihat secara jelas. Hal ini dapat disebabkan oleh perubahan indeks bias system lensa mata atau sumbu mata dari lensa.Thomas Thomas oung seorang ahli fisika mengemukakan teori warna yaitu ada 3 warna dasar merah, hijau dan biru. Helmholtz seorang ahli fisiologi mengemukakan bahwa pada retina mengandung fotokimia yang sangat peka terhadap warna dasar tersebut. Jadi sebetulnya teori Young-Helmholtz dapat disimpulkan bahwa daya buta warna ada banyak cara, yang biasa dipakai sebagai tes retina untuk menentukan buta warna atau lemah terhadap warna yaitu dengan buku pseudo isokhromstik ishihara.V. ALAT DAN BAHANAlat dan bahan1. Pemeriksaan reflek pupila. Senterb. Ruang dengan pencahayaan cukup tetapi tidak menyilaukan2. Pemeriksaan visusa. Optotype van snellenb. Sejumlah lensa sferis dan silindris dengan bermacam-macam kemampuan daya biasc. Ruangan dengan pencahayaan cukup tetapi tidak menyilaukan3. Pemeriksaan tes buta warnaa. Buku pseudo ishokromatik ishiharab. Ruangan dengan penerangan cukup4. Pemeriksaan lapang pandang (perimetri)a. Papan perimetrib. Papan penyangga daguc. Kapur warna

Cara kerja1. Pemeriksaan refleks pupilLangkah pemeriksaan ;a. Menyiapakan ruangan dengan pencahayaan yang cukup tetapi tidak menyilaukanb. Persiapan pasienc. Periksa diameter pupil dengan menggunakan senter d. Bandingkan diameter pupil mata kanan dan kiri2. Pemeriksaan visus (ketajaman penglihatan)a. Probandus berdiri/duduk pada jarak 6 meter dari optotype van snellenb. Tinggi mata horizontal dengan optotype van snellenc. Mata diperiksa satu persatu,dengan memasang bingkai kacamata khusus pada orang percobaan dan tutup mata kirinya dengan penutup hitam khusus yang tersedia dalam kontak lensa.d. Periksa visus mata kanan orang percobaan dengan menyuruhnya membaca huruf yang saudara tunjuk. Dimulai dari baris huruf yang terbesar (seluruh huruf) sampai baris huruf yang terkecil(seluruh huruf) yang masih dapat dibaca orang percobaan dengan lancar tanpa kesalahan.e. Catat visus mata kanan orang percobaanf. Ulangi pemeriksaan ini pada mata kirig. Catat hasil pemeriksaan3. Pemeriksaa tes buta warnaa. Pada ruangan dengan penerangan cukup, probandus disusruh membaca nomor atau hurufdalam gambaran-gambaran buku ishihara.b. Setiap gambar harus dapat dibaca dalam waktu maksimal 10 detik.c. Catat hasilnya dan tentukan kelainan yang ditemukan menurut petunjuk yang terdapat dalam buku tersebut.4. Pemeriksaan lapang pandang (perimetri)a. Dagu probandus diletakkan di atas papan penyangga.b. Mata kiri probandus ditutup dengan penutup hitam khususc. Pemeriksa menarik garis menggunakan kapur warna yang tidak diketahui oleh probandus sampai probandus mengetahui warna yang digariskan tersebut, kemudian beri tanda.d. Lakukan demikian sampai semua garis pada bidang perimetri terpenuhi.e. Hubungkan tanda berhentinya garis-garis tersebut sehingga terbentuk lingkaran.

Hasil pertcobaan1. Pemeriksaan reflek pupil Ketika terkena sorot cahaya senter pupil mengecil2. Pemeriksaan visus Oramg percobaan berhasil membaca sampai visus 20 vit20 vit = 20x3/10 = 6 = 6/6Jadi orang percobaan dapat melihat pada jarak 6 meter demikian juga orang normal dapat melihat pada jarak 6 meter.3. Pemeriksaan tes buta warna Hasil tes buta warna menukkan bahwa orang percobaan tidak buta warna (normal)4. Pemeriksaan lapang pandang (perimetri) Dari hasil pemeriksaan orang percobaan garis akhir yang dihubungkan tidak memebentuk lingakarang tetapi ini berarti orang percobaan tidak normal melainkan bias disebabakan kurang akuratnya alat pemeriksaan (manual) Ketidak akuratan hasil bisa disebabkan karena pada saat menarik garis tangan pemeriksa menutupi garis dan roman muka orang percobaan.

VI. CARA KERJAA. Pemeriksaan Buta Warna1. Pada ruangan dengan penerangan cukup, proubandus disuruh membacva nomor atau huruf dalam gambaran gambaran buku ishihara.2. Setiap gamvbar harus dapat dibaca dalam waktu maksimal 10 detik3. Catat hasil dan tentukan kelainan yang ditemukan menurut petunjuk yang terdapat dalam buku tersebut.4. Bila tidak ada yang buta warna, maka keadaan itu dapat distimulasi dengan memakai kaca mata merah, hijau atau biru dengan melihat langit selama 1 menit.Amati apa yang terjadi

VII. HASIL PRAKTIKUM

VIII. PEMBAHASAN

Visus adalah ketajaman atau kejernihan penglihatan, sebuah bentuk yang khusus di mana tergantung dari ketajaman fokus retina dalam bola mata dan sensitifitas dari interpretasi di otak.Visus adalah sebuah ukuran kuantitatif suatu kemampuan untuk mengidentifikasi simbol-simbol berwarna hitam dengan latar belakang putih dengan jarak yang telah distandardisasi serta ukuran dari simbol yang bervariasi. Ini adalah pengukuran fungsi visual yang tersering digunakan dalam klinik. Istilah visus 20/20 adalah suatu bilangan yang menyatakan jarak dalam satuan kaki yang mana seseorang dapat membedakan sepasang benda. Satuan lain dalam meter dinyatakan sebagai visus 6/6. Dua puluh kaki dianggap sebagai tak terhingga dalam perspektif optikal (perbedaan dalam kekuatan optis yang dibutuhkan untuk memfokuskan jarak 20 kaki terhadap tak terhingga hanya 0.164 dioptri). Untuk alasan tersebut, visus 20/20 dapat dianggap sebagai performa nominal untuk jarak penglihatan manusia; visus 20/40 dapat dianggap separuh dri tajam penglihatan jauh dan visus 20/10 adalah tajam penglihatan dua kali normal.Untuk menghasilkan detail penglihatan, sistem optik mata harus memproyeksikan gambaran yang fokus pada fovea, sebuah daerah di dalam makula yang memiliki densitas tertinggi akan fotoreseptor konus/kerucut sehingga memiliki resolusi tertinggi dan penglihatan warna terbaik. Ketajaman dan penglihatan warna sekalipun dilakukan oleh sel yang sama, memiliki fungsi fisiologis yang berbeda dan tidak tumpang tindih kecuali dalam hal posisi. Ketajaman dan penglihatan warna dipengaruhi secara bebas oleh masing-masing unsur. Cahaya datang dari sebuah fiksasi objek menuju fovea melalui sebuah bidang imajiner yang disebut visual aksis. Jaringan-jaringan mata dan struktur-struktur yang berada dalam visual aksis (serta jaringan yang terkait di dalamnya) mempengaruhi kualitas bayangan yang dibentuk. Struktur-struktur ini adalah; lapisan air mata, kornea, COA (Camera Oculi Anterior = Bilik Depan), pupil, lensa, vitreus dan akhirnya retina sehingga tidak akan meleset ke bagian lain dari retina. Bagian posterior dari retina disebut sebagai lapisan epitel retina berpigmen (RPE) yang berfungsi untuk menyerap cahaya yang masuk ke dalam retina sehingga tidak akan terpantul ke bagian lain dalam retina. RPE juga memiliki fungsi vital untuk mendaur-ulang bahan-bahan kimia yang digunakan oleh sel-sel batang dan kerucut dalam mendeteksi photon. Jika RPE rusak maka kebutaan dapat terjadi. Seperti pada lensa fotografi, ketajaman visus dipengaruhi oleh diameter pupil. Aberasi optik pada mata yang menurunkan tajam penglihatan ada pada titik maksimal jika ukuran pupil berada pada ukuran terbesar (sekitar 8 mm) yang terjadi pada keadaan kurang cahaya. Jika pupil kecil (1-2 mm), ketajaman bayangan akan terbatas pada difraksi cahaya oleh pupil. Antara kedua keadaan ekstrim, diameter pupil yang secara umum terbaik untuk tajam penglihatan normal dan mata yang sehat ada pada kisaran 3 atau 4 mm. Korteks penglihatan adalah bagian dari korteks serebri yang terdapat pada bagian posterior (oksipital) dari otak yang bertanggung-jawab dalam memproses stimuli visual. Bagian tengah 100 dari lapang pandang (sekitar pelebaran dari makula), ditampilkan oleh sedikitnya 60% dari korteks visual/penglihatan. Banyak dari neuron-neuron ini dipercaya terlibat dalam pemrosesan tajam penglihatan. Perkembangan yang normal dari ketajaman visus tergantung dari input visual di usia yang sangat muda. Segala macam bentuk gangguan visual yang menghalangi input visual dalam jangka waktu yang lama seperti katarak, strabismus, atau penutupan dan penekanan pada mata selama menjalani terapi medis biasanya berakibat sebagai penurunan ketajaman visus berat dan permanen pada mata yang terkena jika tidak segera dikoreksi atau diobati di usia muda. Penurunan tajam penglihatan direfleksikan dalam berbagai macam abnormalitas pada sel-sel di korteks visual. Perubahan-perubahan ini meliputi penurunan yang nyata akan jumlah sel-sel yang terhubung pada mata yan terkena dan juga beberapa sel yang menghubungkan kedua bola mata, yang bermanifestasi sebagai hilangnya penglihatan binokular dan kedalaman persepsi atau streopsis. Mata terhubung pada korteks visual melalui nervus optikus yang muncul dari belakang mata. Kedua nervus opticus tersebut bertemu pada kiasma optikum di mana sekitar separuh dari serat-serat masing-masing mata bersilang menuju tempat lawannya ke sisi lawannya dan terhubung dengan serat saraf dari bagian mata yang lain akan menghasilkan lapangan pandang yang sebenarnya. Gabungan dari serat saraf dari kedua mata membentuk traktus optikus. Semua ini membentuk dasar fisiologi dari penglihatan binokular. Traktus ini akan berhenti di otak tengah yang disebut nukleus genikulatus lateral untuk kemudian berlanjut menuju korteks visual sepanjang kumpulan serat-serat saraf yang disebut radiasio optika. Segala macam bentuk proses patologis pada sistem penglihatan baik pada usia tua yang merupakan periode kritis, akan menyebabkan penurunan tajam penglihatan. Maka, pengukuran tajam penglihatan adalah sebuah tes yang sederhana dalam menentukan status kesehatan mata, sistem penglihatan sentral, dan jaras-jaras penglihatan menuju otak. Berbagai penurunan tajam penglihatan secara tiba-tiba selalu merupakan hl yang harus diperhatikan. Penyebab sering dari turunnya tajam penglihatan adalah katarak, dan parut kornea yang mempengaruhi jalur penglihatan, penyakit-penyakit yang mempengaruhi retina seperti degenarasi makular, dan diabetes, penyakit-penyakit yang mengenai jaras optik menuju otak seperti tumor dan sklerosis multipel, dan penyakit-penyakit yang mengenai korteks visual seperti stroke dan tumor. APLIKASI KLINISHipermetropi / rabun dekat 1. Definisi HipermetropiHipermetropi / Rabun dekat adalah keadaan di mana berkas cahaya yang masuk ke mata difokuskan di belakang retina.

2. Penyebab Hipermetropipenyebab timbulnya hipermetropi ini diakibatkan oleh empat hal yaitu:1. Sumbu utama bola mata yang terlalu pendek.Hipermetropia jenis ini disebut juga Hipermetropi Axial. Hipermetropi Axial ini dapat disebabkan oleh Mikropthalmia, Retinitis Sentralis, ataupun Ablasio Retina (lapisan retina lepas lari ke depan sehingga titik fokus cahaya tidak tepat dibiaskan).2. Daya pembiasan bola mata yang terlalu lemahHipermetopia jenis ini disebut juga Hipermetropi Refraksi. Dimana dapat terjadi gangguan-gangguan refraksi pada kornea, aqueus humor, lensa, dan vitreus humor. Gangguan yang dapat menyebabkan hipermetropia refraksi ini adalah perubahan pada komposisi kornea dan lensa sehingga kekuatan refraksinya menurun dan perubahan pada komposisi aqueus humor dan vitreus humor( mis. Pada penderita Diabetes Mellitus, hipermetropia dapat terjadi bila kadar gula darah di bawah normal, yang juga dapat mempengaruhi komposisi aueus dan vitreus humor tersebut)3. Kelengkungan Kornea dan Lensa tidak AdekuatHipermetropia jenis ini disebut juga hipermetropi kurvatura. Dimana kelengkungan dari kornea ataupun lensa berkurang sehingga bayangan difokuskan di belakang retina.4. Perubahan posisi lensa.Dalam hal ini didapati pergeseran posisi lensa menjadi lebih posterior.

3.Gejala HipermetropiSakit kepala frontal, memburuk pada waktu mulai timbul gejala hipermetropi dan makin memburuk sepanjang penggunaan mata dekat. Penglihatan tidak nyaman (asthenopia) ketika pasien harus focus pada suatu jarak tertentu untuk waktu yang lama, misalnya menonton pertandingan bola. Akomodasi akan lebih cepat lelah ketika terpaku pada suatu level tertentu dari ketegangan.

MiopiPengertianRabun jauh merupakan gangguan pada mata yang dianggap wajar atau lumrah oleh sebagian besar orang. Banyak di antara kita yang terserang jenis gangguan kesehatan mata tersebut karena mudah mengidentifikasi seperti memakai kacamata atau sulit mengenali orang dan membaca huruf kecil dari jarak jauh. Mata rabun jauh sulit untuk disembuhkan serta cenderung bertambah parah, sehingga diperlukan pencegahan atau penghindaran terhadap miopi mata.PenyebabBerikut ini adalah hal-hal yang bisa menyebabkan mata minus :1. Jarak terlalu dekat membaca buku, menonton televisi, bermain videogames, main komputer, main hp ponsel, dll. Mata yang dipaksakan dapat merusak mata. Pelajari jarak aman aktivitas mata kita agar selalu terjaga kenormalannya.2. Terlalu lama beraktifitas pada jarak pandang yang sama seperti bekerja di depan komputer, di depan layar monitor, di depan mesin, di depan berkas, dan lain-lain. Mata butuh istirahat yang teratur dan sering agar tidak terus berkontraksi yang monoton.3. Tinggal di tempat yang sempit penuh sesak karena mata kurang berkontraksi melihat yang jauh-jauh sehingga otot mata jadi tidak normal. Atur sedemikian rupa ruang rumah kita agar kita selalu bisa melihat jarak pandang yang jauh.4. Kebiasaan buruk yang dapat mengganggu kesehatan mata kita seperti membaca sambil tidur-tiduran, membaca di tempat yang gelap, membaca di bawah sinar matahari langsung yang silau, menatap sumber cahaya terang langsung, dan lain sebagainya.5. Terlalu lama mata berada di balik media transparan yang tidak cocok untuk mata dapat mengganggu kesehatan mata seperti sering kelamaan memakai helm, lama memakai kacamata yang tidak sesuai dengan mata normal kita, dan sebagainya.6. Kekurangan gizi yang dibutuhkan mata juga bisa memperlemah mata sehingga kurang mampu bekerja keras dan mudah untuk terkena rabun jika mata bekerja terlalu diporsir. Vitamin A, betakaroten, ekstrak billberry, alpukat, dan lain sebagainya bagus untuk mata.GejalaGejala umum miopia antara lain:- Mata kabur bila melihat jauh- Sering sakit kepala- Menyipitkan mata bila melihat jauh (squinting / narrowing lids)- Lebih menyukai pekerjaan yang membutuhkan penglihatan dekat disbanding pekerjaan yang memerlukan penglihatan jauh.Pada mata didapatkan:- Kamera Okuli Anterior lebih dalam- Pupil biasanya lebih besar- Sklera tipis- Vitreus lebih cair- Fundus tigroid- Miopi crescent pada pemeriksaan funduskopi

AstigmatismePengertianAstigmatisme atau mata silindris merupakan kelainan pada mata yang disebabkan oleh karena lengkung kornea mata yang tidak merata. Kelainan refraksi ini bisa mengenai siapa saja tanpa peduli status sosial, umur dan jenis kelamin. Bola mata dalam keadaan normal berbentuk seperti bola sehingga sinar atau bayangan yang masuk dapat ditangkap pada satu titik di retina (area sensitif mata). Pada orang astigmatisme, bola mata berbentuk lonjong seperti telur sehingga sinar atau bayangan yang masuk ke mata sedikit menyebar alias tidak fokus pada retina. Hal ini menyebabkan bayangan yang terlihat akan kabur dan hanya terlihat jelas pada satu titik saja. Disamping itu, bayangan yang agak jauh akan tampak kabur dan bergelombang. PenyebabAstigmatisme umumnya diturunkan dan sering muncul sejak anak anak. Selain itu, astigmatisme juga bisa disebabkan oleh tekanan yang berlebihan pada kornea, kebiasaan membaca yang buruk dan kebiasaan menggunakan mata untuk melihat objek yang terlalu dekat.GejalaPenderita astigmatisme yang belum diobati akan sering mengeluh sakit kepala, kelelahan pada mata dan kabur saat melihat benda berjarak dekat maupun jauh. Jika mengalami gejala tersebut dalam jangka waktu yang lama, sebaiknya anda segera ke dokter mata untuk melihat kemungkinan terjadinya astigmatisme.

4. Buta WarnaButa warna adalah suatu kelainan yang disebabkan ketidakmampuan sel-sel kerucut mata untuk menangkap suatu spektrum warna tertentu akibat faktor genetis.Buta warna merupakan kelainan genetik / bawaan yang diturunkan dari orang tua kepada anaknya, kelainan ini sering juga disebaut sex linked , karena kelainan ini dibawa oleh kromosom X. Artinya kromosom Y tidak membawa faktor buta warna. Hal inilah yang membedakan antara penderita buta warna pada laki dan wanita. Seorang wanita terdapat istilah 'pembawa sifat' hal ini menujukkan ada satu kromosom X yang membawa sifat buta warna. Wanita dengan pembawa sifat, secara fisik tidak mengalami kelalinan buta warna sebagaimana wanita normal pada umumnya. Tetapi wanita dengan pembawa sifat berpotensi menurunkan faktor buta warna kepada anaknya kelak. Apabila pada kedua kromosom X mengandung faktor buta warna maka seorang wanita tsb menderita buta warna.Saraf sel di retina terdiri atas sel batang yang peka terhadap hitam dan putih, serta sel kerucut yang peka terhadap warna lainnya. Buta warna terjadi ketika syaraf reseptor cahaya di retina mengalami perubahan, terutama sel kerucut. Buta warna sendiri dapat diklasifikasikan menjadi 3 jenis yaitu trikromasi, dikromasi dan monokromasi. Buta warna jenis trikomasi adalah perubahan sensitifitas warna dari satu jenis atau lebih sel kerucut. Ada tiga macam trikomasi yaitu: -Protanomali yang merupakan kelemahan warna merah, -Deuteromali yaitu kelemahan warna hijau, -Tritanomali (low blue) yaitu kelemahan warna biru.Jenis buta warna inilah yang paling sering dialami dibandingkan jenis buta warna lainnya.Dikromasi merupakan tidak adanya satu dari 3 jenis sel kerucut, tediri dari: -protanopia yaitu tidak adanya sel kerucut warna merah sehingga kecerahan warna merah dan perpaduannya berkurang, -deuteranopia yaitu tidak adanya sel kerujut yang peka terhadap hijau, dan -tritanopia untuk warna biru.Sedangkan monokromasi ditandai dengan hilangnya atau berkurangnya semua penglihatan warna, sehingga yang terlihat hanya putih dan hitam pada jenis typical dan sedikt warna pada jenis atypical. Jenis buta warna ini prevalensinya sangat jarang. Buta warna dapat dites dengan tes Ishihara, dimana lingkaran - lingkaran berwarna yang beberapa diantaranya dirancang agar ada tulisan tertentu yang hanya dapat dilihat atau tidak dapat dilihat oleh penderita buta warna.Penyebab Buta Warna

Buta warna adalah kondisi yang diturunkan secara genetik. Dibawa oleh kromosom X pada perempuan, buta warna diturunkan kepada anak-anaknya. Ketika seseorang mengalami buta warna, mata mereka tidak mampu menghasilkan keseluruhan pigmen yang dibutuhkan untuk mata berfungsi dengan normal. Fakta-fakta tentang Buta Warna1. Buta warna lebih sering terjadi pada seseorang berjenis kelamin lelaki dibandingkan perempuan. Sebanyak 99% seorang buta warna tidak mampu membedakan antara warna hijau dan merah. Juga ditemukan kasus penderita yang tak bisa mengenali perbedaan antara warna merah dan hijau.2. Cacat mata ini merupakan kelainan genetik yang diturunkan oleh ayah atau ibu. 3. Belum dapat dipastikan berkaitan jumlah penderita, akan tetapi sebuah penelitian menyebutkan sebesar 8 -12% lelaki Eropa adalah pengidap buta warna. Sementara persentase perempuan Eropa yang buta warna adalah 0,5 -1%. Tingkat buta warna di benua lain tentu bervariasi.4. Tidak ada cara untuk mengobati buta warna, karena ia bukan penyakit melainkan cacat mata. Bisa jadi seorang buta warna akan merasa tersiksa dengan keadaan ini. Sebagian perusahaan menetapkan syarat bahwa pekerjanya harus tidak buta warna. 5. Untuk mengetahui apakah seseorang menderita buta warna, dilakukan tes dengan menggunakan plat bernama Ishihara.6. Sering kali orang awam menganggap penyandang buta warna hanya mampu melihat warna hitam dan putih, seperti menonton film bisu hitam putih. Anggapan ini sebenarnya salah besar. 7. Banteng ternyata buta warna. Kesan yang ditimbulkan warna merah mengakibatkan binatang tersebut melonjak emosinya, bukan akibat warna merah itu sendiri.8. Pada Perang Dunia II, serdadu yang buta warna dikirim untuk melakukan misi tertentu. Ketidakmampuan mereka untuk melihat warna hijau dialihfungsikan untuk mendeteksi adanya kamuflase yang dilakukan pihak lawan. 9. Artis terkenal yang buta warna diantaranya adalah Mark Twain, Paul Newman, Meat Loaf, Bing Cosby, Bob Dole.10. Setiap orang terlahir buta warna saat pertama kali lahir. 11. Emerson Moser, pembuat krayon senior, mengaku bahwa dirinya buta warna hijau-biru dan tidak mampu melihat warna secara keseluruhan.12. Penyandang buta warna selalu dihantui oleh pertanyaan "Warna apakah ini?"

IX. KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKAGanong, William F.2001Revieuw of Medical Physiology.San Fransisco:Mc Graw HillGuyton & Hall.2007. Buku ajar Fisiologi Kedokteran.Jakarta :EGCMisbach, Jusuf. 1999. Stroke: Aspek Diagnostik, Patofisiologi, Manajemen. Jakarta: Balai Penerbit FKUI

J.C.E Underwood.1990.Patologi Umum dan Sistematik Edisi II. Jakarta: Buku Kedokteran EGC

Staf Pengajar. 1973. Patolog i. Jakarta : Fakultas Kedokteran Umum UI

http://www.medicalera.com/index.php?option=com_kunena&Itemid=347&func=view&catid=60&id=43

Ilyas, HS. 2002. Ilmu Penyakit Mata untuk Dokter Umum dan Mahasiswa Kedokteran Edisi Dua, Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia tahun 2002. Jakarta : Sagung Seto.http://organisasi.org/hal-umum-penyebab-mata-menjadi-rabun-jauh-miopi-myopia-mata-minus

http://www.blogdokter.net/2009/02/12/astigmatisme-mata-silindris/http://1.bp.blogspot.com/_3ukns83dPgQ/S30p6k2viiI/AAAAAAAAACQ/lmrHM93PV_I/s320/astigmatisme+(1).jpg

file://http//www.anneahira.compencegahan-penyakitbuta-warna.htm.htm