laporan praktikum fisiologi

16
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI Otot Rangka I dan II Disusun Oleh : Kelompok B 6 Ketua : Renata Setyariantika 1102012235 Sekretaris : Pungki Dio Azzawahani 1102012213 Anggota : Nuryadi Hermita 1102012209 Nidaul Hasanah 1102012192 Raden Agil Widjaya 1102012222 Radian Rendra Tukam 1102012222 Rahmat Handy Saputra 1102012223 Ratna Kurnianingsih 1102012228 Titis Nur Indah Sari 1102011282 0

Upload: agil-widjaya

Post on 27-Oct-2015

410 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI

Otot Rangka I dan II

Disusun Oleh : Kelompok B 6

Ketua : Renata Setyariantika 1102012235

Sekretaris : Pungki Dio Azzawahani 1102012213

Anggota : Nuryadi Hermita 1102012209

Nidaul Hasanah 1102012192

Raden Agil Widjaya 1102012222

Radian Rendra Tukam 1102012222

Rahmat Handy Saputra 1102012223

Ratna Kurnianingsih 1102012228

Titis Nur Indah Sari 1102011282

UNIVERSITAS YARSI

FAKULTAS KEDOKTERAN

TAHUN PELAJARAN 2013-2014

0

Page 2: LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI

Daftar Isi

Pendahuluan ……………………………………………………………………………… 2

• Dasar Teori …………………………………………………………………………. 2

Praktikum Otot Rangka I ………………………………………………………………… 4

• Tujuan Percobaan …………………………………………………………………. 4• Alat dan Bahan …………………………………………………………………….. 4• Cara Kerja …………………………………………………………………………... 4• Kendala ……………………………………………………………………………… 4

Hasil Praktikum Otot Rangka I …………………………………………………………. 5

• Pertanyaan ……………………………………………………………………….. 5• Tabel Hasil Praktikum …………………………………………………………… 6• Analisis Data …………………………………………………………………….. 6• Kesimpulan …………………………………………………………………….... 6

Praktikum Otot Rangka II ………………………………………………………………. 7

• Tujuan Percobaan ………………………………………………………………. 7• Alat dan Bahan ………………………………………………………………….. 7• Cara Kerja ……………………………………………………………………….. 7• Kendala ………………………………………………………………………….. 7

Hasil Praktikum Otot Rangka II ……………………………………………………….. 8

• Pertanyaan ………………………………………………………………………. 8• Tabel Hasil Praktikum ………………………………………………………….. 9• Analisis Data ……………………………………………………………………. 9• Kesimpulan ……………………………………………………………………… 9

Daftar Pustaka ………………………………………………………………………….. 10

1

Page 3: LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI

Pendahuluan

Dasar Teori

Otot adalah spesialis kontraksi tubuh. Otot rangka melekat ke tulang. Kontraksi otot rangka menggerakkan tulang-tulang yang melekat kepadanya sehingga tubuh dapat melakukan berbagai aktivitas motorik. Otot rangka yang menunjang homeostasis mencakup otot-otot yang penting dalam mendapat, mengunyah dan menelan makanan serta yang esensial untuk bernapas. Kontraksi otot yang menghasilakan panas juga penting dalam mengatur suhu. Otot rangka jugadigunakan untuk menggerakkan tubuh menjauhi bahaya. (Sherwood, 2009)

Kontraksi otot melibatkan pemendekan unsure otot kontraktil. Tetapi karena otot mempunyai unsur elastik dan kental dalam rangkaian dengan mekanisme kontraktil, maka kontraksi timbul tanpa suatu penurunan yang layak dalam panjang keseluruhan otot. Kontraksi yang demikian disebut isometrik (panjang ukuran sama). Kontraksi melawan beban tetap dengan pendekatan ujung otot dinamakan isotonik (tegangan sama). Kontraksi otot yang kuat dan lama mengakibatkan kelelahan otot. Sebagian besar kelelahan akibat ketidakmampuan proses kontraksi dan metabolic serat otot untuk terus memberi hasil kerja yang sama dan akan menurun setelah aktivitas otot mengurangi kontraksi otot lebih lanjut. Hambatan aliran darah menuju ke otot yang sedang berkontraksi mengakibatkan kelelahan hampir sempurna karena kehilangan suplai makanan terutama kehilangan oksigen. (Anatomi Fisiologi)

Pada saat otot berkontraksi, impuls datang melalui neuron muskular dan diterima di tubulus.Impuls dihantarkan kemudian melewati reticulum sarkoplasma sehingga keluarlah ion Ca2+ akan ditangkap oleh troponim C dalam gugus aktin. Sehingga menyebabkan miosin mengikat aktin. Aktin bergerak karena dorongan miosin menuju pita H sehingga pita I dan zona H menghilang.Terikatnya miosin pada aktin membutuhkan ATP sebagai energy penggerak terus buat relaksasinya dimulai ketika ion Ca2+ terlepas dari ikatannya dengan troponim c sehingga menyebabkan terlepasnya ikatan Antara daerah aktif pada kepala miosin dengan aktin sehingga aktin akan kembali keposisi semula, Panjang pita I dan zona H kembali seperti semula.

2

Page 4: LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI

Otot membentuk kelompok jaringan terbesar di tubuh, menghasilakn sekitar separuh dari berat tubuh. Otot rangka saja membentuk sekitar 40% berat tubuh pada pria dan 32% padawanita, dengan otot polos dan otot jantung membentuk 10% lainnya dari berat total. Meskipunketiga jenis otot secara structural dan fungsional berbeda, namun mereka dapat diklasifikasikandalam 2 cara berlainan berdasarkan karakteristik umumnya. Pertama, otot di kategorisasikansebagai lurik (otot rangka dan otot jantung) atau polos (otot polos), bergantung pada ada tidaknya pita terang-gelap bergantian, atau garis-garis, jika otot dilihat di bawah mikroskop cahaya. Kedua, otot dapat dikelompokkan sebagai volunter (otot rangka) atau involunter (otot jantung dan otot polos), masing-masing bergantung pada apakah otot tersebutdisarafi oleh sistem saraf somatik dan berada di bawah kontrol kesadaran, atau di sarafi olehsistem saraf otonom, dan tidak berada dibawah kontrol kesadaran. Meskipun otot rangkadigolongkan sebagai volunteer, karena dapat dikontrol oleh kesadaran, namun banyak aktivitasotot rangka juga berada dibawah control involunter bawah/sadar, misalnya aktivitas yang berkaitan dengan postur, keseimbangan, dan gerakan stereotipikal seperti berjalan. (Sherwood,2009)

3

Page 5: LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI

OTOT RANGKA I

TUJUAN PERCOBAAN

1. Membuat sediaan otot katak sesuai dengan petunjuk umum praktikum.

2. Menggunakan alat stimulator induksi sehingga dapat merangsang sediaan otot dengan berbagai macam kekuatan : arus tunggal buka dan arus tunggal tutup serta mencatat saat pemberian rangsang dengan menggunakan sinyal magnit.

3. Membuat pencatatan kontraksi otot (mekaniomiogram) pada kimograf dan memfiksasikannya.

4. Merangsang otot katak dengan beberapa macam kekuatan rangsang yakni rangsang : Bawah rangsang (sub threshold) Ambang (threshold) Submaksimal Supramaksimal

Masing-masing untuk rangsang buka dan tutup.

5. Menarik kesimpulan dari hasil latihan ini tentang pengaruh kekuatan rangsang terhadap kekuatan kontraksi otot.

ALAT DAN BAHAN

1. Kimograf + kertas + perekat2. Statip + klem + pencatat otot + klem femur + batang kuningan3. 2 buah sinyal magnit : 1 unit mencatat waktu4. 1 unit mencatat tanda rangsang5. Stimulator induksi + elektroda perangsang + sakelar + kawat-kawat listrik6. Papan fiksasi + jarum pentul = penusuk katak +katak7. Benang + kapas + gelas arloji8. Botol plastik berisi latutan Ringer + pipet + Waskom kecil

CARA KERJA

1. Pasanglah semua alat sesuai dengan gambar 2. Buatlah sediaan otot menurut petunjuk umum. Sebelum digunakan, bungkuslah sediaanotot

tersebut dengan kapas yang dibasahi dengan larutan Ringer Laktat dan letakkanlah digelas arloji3. Pasanglah sediaan otot sesuai dengan gambar 4. Dengan tromol tetap diam, otot dirangsang sehingga terdapat suatu kerutan5. Pencatat selallu dilakukan pada tromol yang diam. Berilah waktu istirahat selama 15 detik

sesudah tiap perangsangan. Putarlah tromol sepanjang ½ cm pada tiap kali sesudah pemberian rangsangan tutup dan 2 cm sesudah pemberian rangsangan buka

6. Rangsanglah sediaan otot dengan rangsang tutup dan rangsang buka berturut-turut dengan kekuatan rangsang yang setiap kali diperbesar 0,5 volt, sehingga didapatkanmakaniomiogram sebagai hasil perangsangan bawah ambang, ambang, submaksimal,maksimal, dan supramaksimal.

KENDALA

Alat yang digunakan terbatas,sehingga kurang tidak bias menggunakan waktu dengan efisien

4

Page 6: LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI

Hasil Praktikum

Pertanyaan

1. Manakah yang harus diselesaikan lebih dahulu, pemasangan alat atau pembuatan sediaan otot?Pemasangan alat karena apabila pembuatan sediaan otot yang lebih dulu dilakukan, otot tersebut akan kehilangan keelastisannya.

2. Bila hasil pencatatan kontraksi otot sangat kecil, bagaimana memperbesarkannya? Dengan cara memperbesar voltase rangsangan sehingga memperkuat kontraksi otot

3. Bila hanya sebagian kontraksi yang tercatat,apa yang harus diperhatikan/diperbaiki?Besarnya jumlah rangsangan yang diberikan atau Sediaan otot tidak boleh ‘kering’.Harus selalu diolesi dengan larutan ringer agar bisa berkontraksi. Serta pemasangan alat harus benar agar hasil yang didapatkan akurat.

4. Mengapa harus diberi waktu untuk istirahat?Agar otot melakukan relaksasi terlebih dahulu, sehingga hasil yang diperoleh lebih akurat. Karena apabila tidak diberikan waktu istirahat otot akan lebih mudah mengalami fatigue (lelah otot).

5. Apa yang disebut rangsang bawah ambang (subthreshold)?Subtershold adalah keadaan dimana stimulus berupa listrik yang diberikan belum mencapai ambang suatu potensial aksi sehingga tampak seperti tidak berkontraksi

6. Mengapa efek fisiologis arus buka lebih besar daripada arus tutup walaupun voltase sama?Karena pada arus buka serat telah mengalami relaksasi sempurna sedangkan pada arus tertutup serat belum mengalami relaksasi sempurna.

7. Bagaimana kita dapat membedakan rangsang maksimal dengan supramaksimal?Rangsang maksimal adalah rangsangan dengan intensitas terbesar dengan hasil respon terbesar, sedangkan hasil respon supramaksimal adalah rangsangan dengan intensitas yang lebih besar, hasil respon sama dengan rangsang maksimal

5

Page 7: LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI

Tabel Hasil Praktikum

Analisa Data

Pada rangsang dibawah 3,5 volt tidak terjadi respon pada kimograf sehingga disebut rangsang ambang bawah otot. Sedangkan rangsang 3,5 volt terjadi respon terkecil pada kimograf dan disebut rangsang ambang otot. Untuk rangsang 4 volt merupakan rangsang maksimal karena kerutan otot sudah maksimal. Rangsang 5 volt disebut rangsang supramaksimal karena pada saat ditambahkan voltase, respon tidak mengalami perubahan rangsangan.

Kesimpulan

Semakin besar voltase yang diberikan ke otot maka akan semakin besar respon otot tetapi pada rangsang supramaksimal tidak mengalami perubahan respon walaupun sudah ditambahkan voltasenya.

6

Intensitas Rangsangan (Volt) Tinggi Mekanomiogram (Cm)

20 x 0,1 0

25 x 0,1 0

30 x 0,1 0

35 x 0,1 4

40 x 0,1 4,5

45 x 0,1 4,5

Page 8: LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI

OTOT RANGKA II

TUJUAN PERCOBAAN1. Merangsang sediaan otot katak dengan arus faradic dengan berbagai kekuatan rangsang2. Membebani sediaan otot katak dengan cara pembebanan langsung dan tidak langsung3. Mendemonstrasikan hubungan antara panjang awal otot dengan kekuatan kontraksi4. Menghitung kerja sediaan otot katak5. Mendemonstrasikan hubungan antara pembebanan dengan kerja otot6. Mengukur kekuatan kontraksi otot ekstensor dan otot fleksor manusia dalam berbagai sikap

tubuh

ALAT DAN BAHAN1. Kimograf + kertas + perekat2. Statif + klem-klem + pencatat otot + klem femur3. Stimulator induksi + elektroda perangsang4. Papan fiksasi + jarum-jarum pentul + penusuk katak + katak5. Beban-beban dengan penggantungnya6. Benang + kapas + gelas arloji7. Botol plastik berisi larutan Ringer + pipet+ Waskom + gelas beker8. Dinamometer

CARA KERJA

Mengukur Kekuatan Kerutan Otot Ekstensor 1. Suruh o.p duduk di pinggir meja alat tersebut dengan membelakangi timbangan dan dengan

tungkai bawahannya tergantung secara bebas2. Pasanglah ban kulit pada salah satu pergelangan kaki dan hubungkanlah ban kulit tersebut,

dengan kawat baja yang dapat menarik timbangan melalui katrol.3. Suruhlah o.p meluruskan tungkainya sekuat tenaga dan catatlah kekuatan kerutan otot

ekstensor untuk tiap- tiap sikap berikut ini :a. Duduk tegakb. Duduk sambil membungkukan badan sejauh-jauhnyac. Berbaring telentang

Mengukur Kekuatan Kerutan Otot Fleksor1. Suruh o.p duduk di pinggir meja alat tersebut dengan membelakangi timbangan dan dengan

tungkai bawahannya tergantung secara bebas2. Pasanglah ban kulit pada salah satu pergelangan kaki dan hubungkanlah ban kulit tersebut,

dengan kawat baja yang dapat menarik timbangan melalui katrol.3. Suruhlah o.p meluruskan tungkainya sekuat tenaga dan catatlah kekuatan kerutan otot

ekstensor untuk tiap- tiap sikap berikut ini :a. Duduk tegakb. Duduk sambil membungkukan badan sejauh-jauhnyac. Berbaring telentang

KENDALA

Alat yang digunakan terbatas,sehingga kurang tidak bias menggunakan waktu dengan efisien

7

Page 9: LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI

Hasil Praktikum

Pertanyaan

1. Manakah yang harus diselesaikan duluan,pemasangan alat atau pembuatan sediaan otot?Pemasangan alat karena apabila pembuatan sediaan otot yang lebih dulu dilakukan, otot tersebut akan kehilangan keelastisannya.

2. Apa yang dimaksud dengan pembebanan langsung?Pembebanan dengan mengendurkan sekrup penumpu sehingga beban yang diberikan langsung ditujukan pada ujung otot

3. Mengapa setelah beban diangkat otot kembali lagi ke panjang awal?Karena otot tersusun atas serat elastin. Ketika diberi beban otot akan memanjang, namun akan kembali lagi ke panjang awal apabila beban tersebut diangkat.

4. Apa yang dimaksud dengan pembebanan tidak langsung?Pembebanan dengan mengencangkan sekrup penumpu sehingga beban yang diberikan tidak langsung ditujukan pada ujung otot

5. Mengapa harus diberi waktu untuk istirahat?Agar otot melakukan relaksasi terlebih dahulu, sehingga hasil yang diperoleh lebih akurat. Karena apabila tidak diberikan waktu istirahat otot akan lebih mudah mengalami fatigue (lelah otot).

6. Apa yang dimaksud dengan rangsangan faradic maksimal?Arus langsung yang menginduksi suatu zat durasi sehingga zat tersebut dapat mencapai batas tertinggi untuk terinduksi maksimal

7. Apa yang kita harapkan terjadi akibat tindakan tersebut?Untuk mengetahui pengaruh intial length terhadap kontraksi otot

8. Apa yang dimaksud dengan beban maksimal?Beban terbesar yang masih dapat menimbulkan kontraksi otot dan membuat pencatatan tertinggi pada kimograf. Yang mengakibatkan otot tidak dapat lagi melakukan gerakan.

9. Bagaimana cara menghitung besar kerja sediaan otot?Dengan melihat rangsangan terbesar yang masih dapat menimbulkan reaksi kontraksi pada beban maksimal.

10. Apakah terdapat perbedaan kekuatan kerutan otot ekstensor dan otot fleksor pada sikap tersebut?Ada,karena pada macam-macam sikap tersebut memiliki kekuatan kontraksi otot yang berbeda.

8

Page 10: LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI

Tabel Hasil Praktikum

Duduk TegakDuduk Sambil

Membungkukan BadanBebaring Telentang

Otot Ekstensor 30 Kg 25 Kg 28 Kg

Otot Fleksor 17 Kg 18 Kg 8 Kg

Analis Data

Otot Ekstensor

Pada otot ekstensor paling kuat berkontraksi saat posisi duduk tegak karena pada posisi tersebut otot ekstensor tidak mengalami kontraksi ataupun relaksasi, ketika otot ekstensor berkontraksi, myosin mengikat actin kemudian actin bergerak saling berdekatan sehingga otot akan lebih kuat berkontraksi. Sedangkan otot ekstensor paling kecil berkontraksi saat posisi berbaring telentang.

Otot Fleksor

Otot fleksor paling kuat berkontraksi saat posisi duduk membungkuk karena pada posisi itu otot fleksor mulai berkontraksi. Saat kontraksi itu myosin mulai mengikat actin dan actin mulai bergerak saling berdekatan, sehingga saat dilakukan gerakan fleksi otot berkontraksi paling kuat diantara posisi yang lain. Sedangkan kontraksi otot fleksor paling kecil saat posisi berbaring telentang.

Kesimpulan

Kekuatan dari otot fleksor maupun ekstensor pada kaki dipengaruhi oleh posisi tubuh dan keadaan otot. Untuk otot fleksor akan berkontraksi secara maksimal ketika dalam posisi duduk membungkuk, sedangkan untuk otot ekstensor akan berkontraksi secara maksimal ketika dalam posisi duduk tegak.

9

Page 11: LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI

DAFTAR PUSTAKA

Sherwood,Lauralee.2009. Fisiologi manusia edisi 6. Jakrata, Penerbit buku kedokteran:EGC

Syaifuddin.2006.Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan.Jakarta:EGC

10