laporan praktikum 2 alat klimatologi
TRANSCRIPT
-
8/18/2019 Laporan Praktikum 2 Alat Klimatologi
1/11
Laporan Praktikum 2
Agroklimatologi
Pengenalan Alat Stasiun Klimatologi
Nama : Dewi Salempang Lololaen
NIM : G111 15 561
Kelompok : 21
Asisten : Jafaruddin
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2016
-
8/18/2019 Laporan Praktikum 2 Alat Klimatologi
2/11
Radiasi matahari merupakan sumber utama energi bumi yang menentukan
kondisi cuaca dan iklim. Faktor iklim merupakan salah satu faktor yang
menetukan fenomena hidrologi suatu DPS, misal curah hujan, penguapan,
kelembapan dan debit. Dari matahari dipancarkan sianr gelomabng pendek (0,4 –
0,8 µm), sedangkan dari bumi dipantulkan (dipancarkan kembali) sinar
gelombang panjang (sekitar 10 µm). Bagian dari radiasi matahri yang sampai di
permukaan bumi disebut juga insolasi (insolation). Perbandingan antara radiasi
pantul dari permukaan bumi terhadap radiasi matahari disebut dengan albedo
(albedo). Nilai albedo umumnya dinyatakan dalam persentase. Jumlah radiasi
matahari yang diterima permukaan bumi bergantung banyak faktor, antara lain :
a. Peredaran bumi mengelilingi matahari, matahari akan menentukan jarak bumi
terhadap matahari setiap perbedaan jarak suatu temapat dari permukaan bumi
ke matahari akan menyebabkan perbedaan energi yang diterima oleh tempat
tersebut.
b. Kondisi atmosfer, adanya awan dan penyearapan oleh uap air atau zat-zat lain
akan dapat mengurangi energi matahari yang diterima oleh permukaan bumi.
c. Durasi/lamanya penyinaran matahari
d.
Intensitas radiasi matahari (Soewarno, 2015).
Peralatan Pengukuran Durasi Penyinaran Matahari
Campbell-Stokes
Umum dikenal 4 (empat) alat yang digunakan untuk mengukur lama
penyinaran matahri ( Muzet, 1985): Jenis Marvin, Jrnis Forter, jneis Jordan, Jenis
Campbell-Stokes (Soewarno, 2015).
-
8/18/2019 Laporan Praktikum 2 Alat Klimatologi
3/11
Sejak tahun 1962, WMO memutuskan menggunakan Campbell-Stokes
sebagai alat standar (reference instrument ). Di Indonesia umumnya menggunakan
Campbell-Stokes (CASELLA) dipasang pada ketinggian 1,20 m dari permukaan
tanah sampai pada alat. Alat tersebut terdiri dari bola gelas pejal dengan diameter
sekitar 10,16 cm, yang dipasang simetris dalam suatu bidang cekung berbentuk
bola. Bola gelas berfungsi sebagai lensa agar sinar matahari yang datang dapat
terpusat sehingga dapat membakar kertas grafis yang dipasang pada bidang
cekung tersebut pada saat matahari bersinar. Apabila matahri tertutup awan maka
kertas grafik tersebut tidak akan terbakar, kertas itu akan terbakar jika intensitas
radiasi matahari mencapai minimal, 140 – 280 watt/m2 (0,2 sampai 0,4
kal/cm2/menit) (Soewarno, 2015).
Campbell-Stokes
Bentuk Kertas Pias
-
8/18/2019 Laporan Praktikum 2 Alat Klimatologi
4/11
Adanya bangunan dan pohon tinggi disekitar pohon tinggi di sekitar alat
ini, maka dapat menyebabkan gangguan dalam pembakaran kertas grafik.
Umumnya digunakan 3 (tiga) bentuk macam kertas grafik (kartu pias) (Standar
FAO):
Kartu lurus,
Belahan bumi utara, tanggal/bulan: 1/Sept -10/Okt dan 1/Maret – 10/April
Belahan bumi selatan, tanggal/bulan : 1/Maret – 10/April dan 1/Sept – 10/Okt
Kartu melengkung panjang
Belahan bumi utara, tanggal/bulan: 11/April - 31/Agustus
Belahan bumi selatan, tanggal/bulan : 11/Okt – 28 (29)/Februari
Kartu melengkung pendek
Belahan bumi utara, tanggal/bulan: 11/Okt – 28 (29)/Februari
Belahan bumi selatan, tanggal/bulan : 11/April – 31/Agustus (Soewarno,
2015).
Pada saat memasang alat tersebut, harus dilakuakan secara benar, sesuai dengan
buku manual alat dari pembuat/pabrik. Hal-hal yang perlu diperhatikan antara
lain:
Alat harus terpasang pada kedudukan horisontal dilakukan dengan menyetel
niveau pada 3 (tiga) skrup pengatur.
Alat harus terpadang sesuai garis lintang (latitude) dari pos klimatologi
setempat, dilakukan dengan cara mengendurkan mangkok yang memegang
bola dengan memutar bola gelas di dalam setengah lingkaran sehingga titik
ujung tanda panah alat sesuai dengan garis lintang setempat dan kemudian
-
8/18/2019 Laporan Praktikum 2 Alat Klimatologi
5/11
keraskan kedudukan bola gelas. Sumbu bola gelas harus sejajar ( paralel )
dengan sumbu kutub.
Alat harus dipasang sesuai dengan garis bujur (meridian) dari pos klimatologi
setempat. Penyetelan ini dimaksudkan untuk menyesuaikan skala waktu pada
kartu dengan waktu setempat. Umumnya dilakukan pada siang hari waktu
setempat. Sesuai skala waktu pada kartu untuk pikul 12 terpasang tepat oada
waktu tengah hari waktu setempat. Kartu perekam tersebut berwarna biru
agar mudah menyerap radiasi matahari sehingga timbul pemanasan. Apabila
alat disetel dengan tepat maka pembakaran akan terjadi di sepanjang ( trace a
long ) bagian tengah kartu.
Perekaman pembakaran yang tidak simetris, disebabkan kesalahan pada
penyetelan arah alat itu, betulkan kembali penyetelan dari garis bujur
(meridian);
Perekam pembakaran yang tidak tepat di bagian tengah kartu (non-conentric),
umumnya disebabkan penyetelan garis lintang (latitude) tidak tepat, atau
dapat pula terjadi alat tidak terpasang horisontal (bed levelling ) pada
dudukannya, betulkan kembali penyetelan garis lintang atau dudukan alat;
Perekam kurva pembakaran bertolak belakang dengan arah kurva kartu, ini
disebabkan arah alat tidak betul (Soewarno, 2015).
Alat Ukur Intensitas Radiasi Matahari
Actinograph
Alat untuk mengukur intensitas radiasi matahari bernama Actinograph
atau kadang dikenal dengan sebutan mechanical Pyranograph dipergunakan untuk
-
8/18/2019 Laporan Praktikum 2 Alat Klimatologi
6/11
mengukur total intensitas dari radiasi mathari langsung, radiasi matahari yang
dipantulkan atmosfer dan radiasi difusi dari langit dalam satu hari yang dapat
dihitung (BMG, 2006).
Actinograph
Komponen-komponen utama dari Actinograph adalah sebagai berikut :
1. sensor, terdiri dari masing-masing dua strip bimetal bercat putih dan hitam,
2. glass dome,
3. plat pengatur bimetal,
4. mekanik pembesar,
5. tangkai dan pena pencatat,
6. drum clock,
7. pengatur level (perata-rata air),
8. kontainer silica-gel (penyerap uap air),
9. bagian dasar,
10. penutup/cover (BMG, 2006).
Prinsip Kerja
Actinograph bekerja dengan prinsip perbedaan temperatur antara dua strip
paralel bimetal bercat putih dan hitam. Perbedaan temperatur terjadi karena radiasi
-
8/18/2019 Laporan Praktikum 2 Alat Klimatologi
7/11
matahari yang sampai ke bimetal bercat putih akan dipantulkan maka strip ini
hanya respon terhadap temperatur ambang sedangkan radiasi yang sampai ke
bimetal hitam, akan diserap atau diabsorbsi sehingga strip ini akan respon
terhadap temperatur ambang dan radiasi yang datang akibatnya terjadi distorsi
atau menggeliat terhadap strip bimetal putih. Masing-masing satu sisi strip putih
dan strip hitam dihubungkan dan sisi-sisi dari bimetal putih dihubungkan ke peti
instrumen serta sisi-sisi lain bimetal hitam dihubungkan ke tangkai pena melalui
sistem tuas sehingga masing-masing akan saling meniadakan kondisi ambang
dengan meninggalkan keluk (curvature) yang merepresentasikan intensitas radiasi
yang datang dan secara proporsional ditunjukkan oleh posisi pena dan kertas pias.
Glass-dome akan mentransmisikan 90% energi elektromagnetik, dengan panjang
gelombang antara 0,3 s.d. 3,0 micron dan silika-gel akan menyerap uap air agar
tidak terjadi kondensasi pada permukaan glass-dome (BMG, 2006).
Total intensitas radiasi matahari adalah merupakan luas area yang berbeda
dibawah kurva yang termasuk selama periode pengukuran. Total intensitas ini
dapat dihitung dengan mengalikan faktor kalibrasi alat (K) dengan luas kurva
yang terbentuk (Manan,1986).
Cara Pemasangan
Cara pemasangan alat perkam intenmsitas radiasi matahari Actinograph :
1. meletakkan Actinograph pada permukaan datar atau rata diatas permukaan
tanah. Lokasi pemasangan harus bebas dari pohon maupun bangunan yang
dapat menghalangi sinar matahari ke arah alat dan bebas dari bahan-bahan
yang dapat memantulkan sinar kuat ke arah alat,
-
8/18/2019 Laporan Praktikum 2 Alat Klimatologi
8/11
2. mengatur posisi bimetal persegi-persegi searah utara-selatan dan kaca jendela
kearah timur,
3. mengatur leveling alat melalui kaki-kaki yang dapat diatur atau diputar,
4. kebersihan alat harus selalu diperhatikan terutama bagian glass dome,
5. silika gel harus diganti secara periodik sesuai iklim dimana alat ditempatkan,
6. seal karet yang terletak pada bagian dasar secara periodik juga harusdiganti
terutama jika sudah kurang elastis atau rusak. Untuk metode pengoperasiannya
dimulai saat matahari terbit, kemudian membuka cover dan melepaskan drum-
clock dari shaftnya. Memasang kertas pias yang terhimpit di penjemput drum-
clock. Setelah matahari terbenam pias diambil untuk pias harian (Manan,1986).
Gun Bellani
Gun Bellani
Fungsi alat ini sama dengan alat aktinograf yaitu untuk mengukur total
radiasi matahari selama satu hari sejak matahari terbit hinga terbenam. Alat ini
tidak secara langsung mengukur radiasi matahari, tetapi melalui suatu proses
penguapan zat cair terlebih dahulu. Jumlah zat cair yang diuapkan berbanding
lurus dengan total radiasi matahari yang diterima (Anonim, 2007).
-
8/18/2019 Laporan Praktikum 2 Alat Klimatologi
9/11
Alat Gun Bellani ini terdiri dari bagian sensor berbentuk bulat hitam yang
berisikan air dan dihubungkan dengan tabung buret yang berskala dalam satuan
milimeter. Radiasi yang diterima oleh sensor mengakibatkan sensor menjadi
panas sehingga zat cair yang ada dalam sensor menguap, kemudian uap air ini
akan mengkondensasi dibagian bawah tabung buret. Pengamatan dilakukan
dengan membaca jumlah air yang terkondensasi pada tabung buret, kemudian alat
dibalik sehingga posisi bola hitam berada dibagian bawah dan air akan masuk ke
dalam sensor. Selanjutnya alat dibalik kembali, sensor ada dibagian atas dan zat
cair tetap berada dalam bola hitam. Sedikit Zat cair yang tumpah ke dalam tabung
buret dibaca sebagai skala awal kemudian alat diletakkan kembali kedalam
silinder pelindung. Besarnya penambahan volume air yang terkondensasi dapat
diketahui dengan cara, yaitu :
Jumlah pembacaan hari ini dikurangi dengan skala awal hari sebelumnya, Waktu
pengamatan dilakukan setiap pagi jam 07.00 Wib (Anonim, 2007).
Solarimeter
Pengukuran intensitas radiasi matahari pada permukaan bumi meliputi
radiasi matahari langsung dan radiasi matahari yang dibaurkan atau dipantulkan
oleh atmosfer dan partikel yang mengapung di dalam atmosfer seperti debu, asap,
dan awan. Intensitas radiasi matahari dinyatakan sebagai jumlah energi yang jatuh
pada satuan luas permukaan dalam satuan waktu. Satuan yang dipakai untuk
radiasi matahari adalah kalori per sentimeter kuadrat per menit atau langley per
menit atau miliwatt per sentimeter kuadrat (Tjasyono, 2004).
Alat pengukur radiasi matahari disebut piranometer atau solarimeter atau
pirheloimeter. Piranometer dipakai untuk mengukur radiasi gelombang pendek
-
8/18/2019 Laporan Praktikum 2 Alat Klimatologi
10/11
dari matahari langsung dan radiasi baur yang jatuh pada permukaan datar di tanah.
Untuk memberikan kemungkinan rekaman yang baik maka piranometer harus
ditempatkan di tempat yang tidak ada bayangan yang mengganggunya.
Piranometer sebaiknya jangan diletakkan dekat benda yang akan memantulkan
cahaya matahari ke dalam penerima (receiver ) (Tjasyono, 2004).
Kubuh gelas atau quartz yang dipakai pada piranometer, diperlukan untuk
melindungi penerima dari gangguan angin dan hujan. Permukaan penerima
sekurang-kurangnya mempunyai dua elemen indera, satu dihitamkan untuk
menyerap radiasi matahari yang jatuh dan yang lain berwarna putih agar
memantulkan radiasi gelombang pendek. Perbedaan suhu antara dua elemen
indera tersebut sebanding dengan radiasi matahari yang jatuh dengan konstanta
perbandingan sedikit bergantung pada suhu sensor. Sensor Eppley Piranometer
terdiri atas dua cincin perak konsentris yang tipis, cincin bagian dalam berwarna
hitam dan cincin luar berwarna putih (megnesium oksida) (Tjasyono, 2004)
-
8/18/2019 Laporan Praktikum 2 Alat Klimatologi
11/11
DAFTAR PUSTAKA
Hendayana, Dandan. 2007. Mengenal Nama dan Fungsi alat-alat Pemantau
Cuaca dan Iklim. Jurnal Klimatologi,
https://dhkangmas.files.wordpress.com/2011/06/mengenal-nama-dan-alat-
deteksi-cuaca-dan-iklim.pdf. Di akses 28 Februari 2016.
Reza Yuliatmaja, Mochamad. 2009. KAJIAN LAMA PENYINARAN MATAHARI
DAN INTENSITAS RADIASI MATAHARI TERHADAP PERGERAKAN
SEMU MATAHARI SAAT SOLSTICE DI SEMARANG (Studi Kasus Badan
Meteorologi dan Geofisika Stasiun Klimatologi Semarang Pada Bulan
Juni dan September Tahun 2005 Sampai Dengan 2007). Skripsi,
http://lib.unnes.ac.id/2141/1/4258.pdf. Di akses 28 Februari 2016.
Soewarno. 2015. KLIMATOLOGI; Pengukuran dan Pengolahan Data Curah
Hujan, Contoh Aplikasi Hidrologi dalam Pengelolaan Sumber Daya Air .
Graha Ilmu: Yogyakarta.
Tjasyono, bayong. 2004. Klimatologi Edisi ke-2. Penerbit ITB: Bandung.
https://dhkangmas.files.wordpress.com/2011/06/mengenal-nama-dan-alat-deteksi-cuaca-dan-iklim.pdfhttps://dhkangmas.files.wordpress.com/2011/06/mengenal-nama-dan-alat-deteksi-cuaca-dan-iklim.pdfhttp://lib.unnes.ac.id/2141/1/4258.pdfhttp://lib.unnes.ac.id/2141/1/4258.pdfhttps://dhkangmas.files.wordpress.com/2011/06/mengenal-nama-dan-alat-deteksi-cuaca-dan-iklim.pdfhttps://dhkangmas.files.wordpress.com/2011/06/mengenal-nama-dan-alat-deteksi-cuaca-dan-iklim.pdf