laporan praktikum 1 pengenalan alat

33
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bentuk permukaan bumi sangat tidak teratur. Ketidakteraturan ini memerlukan determinasi untuk merepresentasikan ukuran dan bentuknya. Penggambaran bentuk dan ukuran permukaan bumi pada sebuah peta dapat memudahkan dalam mengamati keadaan suatu wilayah. Dalam pembuatan peta yang dikenal dengan istilah pemetaan dapat dicapai dengan melakukan pengukuran- pengukuran di atas permukaan bumi yang mempunyai bentuk tidak beraturan. Pengukuran- pengukuran dibagi dalam pengukuran yang mendatar untuk mendapat hubungan titik-titik yang diukur di atas permukaan bumi (pengukuran kerangka dasar horizontal) dan pengukuran-pengukuran tegak guna mendapat hubungan tegak antara titik-titik yang diukur (Pengukuran Kerangka Dasar Vertikal) serta pengukuran titik-titik detail. Pengukuran detail memberikan data topografi di atas peta sehingga diperoleh bayangan atau informasi dari relief bumi. Kelengkungan dan ketelitian data topografi tersebut sangat tergantung dari kerapatan titik detail yang akan diukur. Untuk mengukur titik detail yang lengkap dan efisien, maka harus dipahami maksud dan

Upload: andi-azizah

Post on 10-Aug-2015

297 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan praktikum 1 pengenalan alat

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Bentuk permukaan bumi sangat tidak teratur. Ketidakteraturan ini

memerlukan determinasi untuk merepresentasikan ukuran dan bentuknya.

Penggambaran bentuk dan ukuran permukaan bumi pada sebuah peta dapat

memudahkan dalam mengamati keadaan suatu wilayah.

Dalam pembuatan peta yang dikenal dengan istilah pemetaan dapat dicapai

dengan melakukan pengukuran-pengukuran di atas permukaan bumi

yang mempunyai bentuk tidak beraturan. Pengukuran-pengukuran dibagi

dalam pengukuran yang mendatar untuk mendapat hubungan titik-titik

yang diukur di atas permukaan bumi (pengukuran kerangka dasar

horizontal) dan pengukuran-pengukuran tegak guna mendapat hubungan tegak

antara titik-titik yang diukur (Pengukuran Kerangka Dasar Vertikal) serta

pengukuran titik-titik detail.

Pengukuran detail memberikan data topografi di atas peta sehingga

diperoleh bayangan atau informasi dari relief bumi. Kelengkungan dan ketelitian

data topografi tersebut sangat tergantung dari kerapatan titik detail yang akan

diukur. Untuk mengukur titik detail yang lengkap dan efisien, maka harus

dipahami maksud dan kegunaan peta yang akan dibuat. Sebelum suatu daerah

dilakukan pengukuran detail harus sudah ada titik ikat. Biasanya hal-hal yang

perlu diukur secara detail adalah segala benda atau bangunan yang terdapat di

areal yang dipetakan akan menambah kelengkapan data peta.

Dalam melakukan pengukuran terhadap suatu wilayah ada beberapa hal

yang harus diperhatikan yaitu metode pengukuran dan alat yang digunakan dalam

melakukan pengukuran. Alat-alat yang biasa digunakan pada pengukuruan suatu

wilayah adalah waterpass, theodolite, total station, GPS, tripod, dan bak ukur.

Berdasarkan pemaparan di atas maka perlu dilakukan praktikum pengenalan

alat yang digunakan dalam mengambil data untuk mengetahui penggunaan

alat-alat tersebut serta metode yang harus dilakukan pada saat pengambilan data.

Page 2: Laporan praktikum 1 pengenalan alat

1.2. Tujuan dan Kegunaan

Tujuan diadakannya praktikum pengenalan alat adalah untuk mengetahui

alat-alat yang digunakan dalam mengambil data, untuk mengetahui fungsi

masing-masing alat, serta hal-hal yang harus dilakukan dalam pengambilan data.

Kegunaan dari praktikum ini adalah praktikan dapat mengetahui metode

pengambilan data pada saat di lapangan sehingga dapat mengaplikasikannya

dalam pembuatan kontur lahan pertanian.

Page 3: Laporan praktikum 1 pengenalan alat

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Ilmu Ukur Wilayah

Ilmu ukur wilayah merupakan ilmu, seni, dan teknologi untuk menyajikan

bentuk permukaan bumi baik unsur alam maupun unsur buatan manusia pada

bidang yang dianggap datar dan merupakan bagian dari ilmu godesi. Ilmu ukur

bertujuan untuk memindahkan keadaan permukaan bumi yang tidak beraturan dan

yang melengkung ke bidang peta yang datar (Putro, 2015).

Menurut Putro (2015) untuk memindahkan keadaan permukaan bumi perlu

adanya pengukuran-pengukuran permukaan bumi dalam arah mendatar dan tegak

guna mendapatkan hubungan mendatar dan tegak dari titik-titik yang diukur.

Pengukuran wilayah terdiri 2, antara lain adalah sebagai berikut ini:

1. Pengukuran geodesi (geodetic survey), yaitu pengukuran dengan

mempertimbangkan bentuk bumi yang mendekati ellipsoida sehingga

mempertimbangkan bentuk lengkung bumi.

2. Pengukuran tanah dasar (plane survey), yaitu pengukuran tanpa

mempertimbangkan bentuk bumi, dianggap sebgai bidang datar horizontal,

biasanya untuk wilayah yang tidak terlalu luas (<= 55 km).

2.2. Waterpass

Waterpass adalah alat yang digunakan untuk mengukur beda tinggi

antara dua titik atau lebih dengan menggunakan metode sifat datar untuk

menentukan ketinggian titik-titik kerangka dasar pemetaan pada

pekerjaan rekayasa. Tinggi objek di atas permukaan bumi diperhitungkan

dari suatu bidang referensi, yaitu bidang yang ketinggiannya dianggap nol

atau dikenal bidang geoid (Hidayat, 2012).

Menurut Hidayat (2012), bidang geoid yaitu bidang yang berimpit dengan

permukaan air laut rata-rata atau disebut juga nivo. Bidang-bidang ini selalu tegak

lurus dengan arah gaya berat dimana saja dipermukaan bumi. Alat ini memiliki

beberapa bagian yang masing-masing menjalankan fungsinya, bagian-bagian

tersebut adalah sebagai berikut:

Page 4: Laporan praktikum 1 pengenalan alat

Gambar 1. waterpass

Sumber: Hidayat, 2012

1. Cermin nivo: untuk memantulkan bayangan nivo.

2. Nivo: untuk mengetahui kedataran alat.

3. Visir bidikan: untuk mengarahkan arah bidikan teropong.

4. Sekrup fokus benang: untuk memfokuskan benang bidikan.

5. Lensa bidik: untuk melihat bidikan.

6. Sekrup penggerak horizontal: untuk menggerakan secara halus arah bidikan

horizontal teropong.

7. Sekrup leveling: untuk me-level-kan (mendatarkan) alat.

8. Plat dasar: untuk landasan alat ke tripod.

9. Body teropong: badan teropong.

10. Sekrup fokus obyek: untuk memfokuskan obyek bidikan.

11. Rumah lensa depan: untuk tempat lensa depan.

12. Skala gerakan sudut horizontal: untuk mengetahui besar gerakan sudut

horizontal.

13. No seri alat: nomor seri untuk identifikasi alat.

Page 5: Laporan praktikum 1 pengenalan alat

2.3. Theodolite

Theodolite merupakan alat ukur tanah yang universal. Selain digunakan

untuk mengukur sudut harizontal dan sudut vertikal, theodolite juga dapat

digunakan untuk mengukur jarak secara optis. Theodolite merupakan generasi

kedua setelah waterpass (Muhamadi, 2014).

Gambar 2. Bagian-bagian theodolite

Sumber: Muhamadi, 2014

Menurut Muhamadi (2014), dengan adanya teropong pada theodolite, maka

theodolite dapat dibidikkan ke segala arah. Dalam pekerjaan bangunan gedung,

theodolite digunakan untuk menentukan sudut siku-siku dan mengukur ketinggian

bangunan. Selain itu, alat ini juga dapat digunakan untuk pengukuran polygon

pemetaan situasi, maupun pengamatan matahari. Theodolite juga dapat berubah

fungsi menjadi seperti pesawat penyipat datar bila sudut vertikalnya dibuat 90°.

Bagian-bagian theodolite adalah sebagai berikut:

1. Kompas: untuk menentukan letak dan kedudukan pesawat terhadap arah

utara 00.

2. Visir: untuk membidik objek secara kasar.

Page 6: Laporan praktikum 1 pengenalan alat

3. Lensa okuler dan sekrup okuler: untuk memperjelas benang diafragma.

4. Sekrup mikrometer: untuk menyetel pembacaan sudut menit dan sekon.

5. Cermin: untuk memantulkan cahaya agar pembacaan dan mikrometer lebih

jelas.

6. Pengunci vertikal: untuk mengunci teropong pada arah vertikal.

7. Sekrup penggerak halus vertikal: untuk menggerakkan pesawat ke arah

vertikal secara halus.

8. Lensa objektif dan sekrup objektif: untuk membidik objek dan sekrup untuk

memperjelas bayangan objek.

9. Sekrup 1: untuk mengunci pesawat secara horizontal.

10. Sekrup penggerak halus horizontal: untuk menggerakkan pesawat ke arah

horizontal secara horizontal.

11. Sekrup kaki tiga: untuk menyetel nivo kotak dan nivo tabung agar

gelembung udara masuk ke dalam pusat lingkaran nivo sehingga pesawat

siap untuk digunakan.

12. Lensa pembacaan dan sekrup: untuk pembacaa sudut baik horizontal

maupun vertikal.

13. Nivo kotak dan nivo tabung: untuk menyeimbangkan kedudukan pesawat.

14. Sekrup 2: untuk mengunci pesawat ke arah horizontal pada saat pembacaan.

15. Center point: untuk menyetel kedudukan pesawat agar tepat pada ujung.

16. Statif: untuk landasan pesawat yang dilengkapi dengan sekrup pengunci

agar statif dan pesawat dapat menyatu dengan baik.

2.4. Total station

Total station adalah peralatan elektronik ukur sudut  dan jarak yang

menyatu dalam 1 unit alat. Data dapat disimpan dalam media perekam. Media ini

ada yang  berupa on-board/internal, eksternal (select field book) atau berupa

card.  Salah catat tidak ada. Mampu melakukan beberapa hitungan (misalnya:

jarak datar, beda tinggi, dan lain-lain) di dalam alat. Juga mampu menjalankan

program-program survey (Darmawan, 2015).

Page 7: Laporan praktikum 1 pengenalan alat

Data secara elektronis dapat dikirim ke komputer dan diolah menjadi peta

dengan program mapping software. Total station merupakan theodolite

terintegrasi dengan komponen pengukur jarak elektronik electronic distance meter

untuk membaca jarak dan kemiringan dari instrumen ke titik tertentu. Total

station banyak digunakan dalam pemetaan lahan, seperti pemetaan topografi

untuk konstruksi jalan dan bangunan. Total station juga digunakan di situs

arkeologi untuk mengukur kedalaman penggalian, dan oleh kepolisian untuk

melakukan investigasi tempat kejadian perkara. Total station banyak digunakan

dalam pemetaan kawasan pertambangan. Teknologi ini dapat digunakan di dalam

tambang tertutup untuk mengukur kedalaman dan jarak tambang dari permukaan

dan mulut tambang, juga kedalaman penggalian pada tambang terbuka. Total

station yang digunakan dalam bidang konstruksi umumnya untuk melakukan

pengukuran lokasi pembangunan sebelum dilakukan perataan tanah dan peletakan

pondasi, juga mengukur tingkat kemiringan dan kerataan lantai yang dikehendaki

serta posisi bangunan tertentu terhadap bangunan lainnya. Selain itu, pemasangan

perpipaan dan kabel juga membutuhkan teknologi ini; terutama perpipaan untuk

meningkatkan efisiensi pemompaan fluida (Arifin, 2015).

Gambar 3. Total station

Sumber: Arifin, 2015

Page 8: Laporan praktikum 1 pengenalan alat

2.5. Tripod

Tripod/statif merupakan tempat dudukan alat dan untuk menstabilkan

alat seperti waterpass dan theodolite. Alat ini mempunyai 3 kaki yang

sama panjang dan bisa dirubah ukuran ketinggiannya. Tripod/statif terdiri

dari bidang level/kepala statif, sekrup pengunci, tali pembawa, sekrup penyetel,

dan kaki statif (Arifin, 2015).

Gambar 4. Bagian bagian tripod

Sumber: Arifin, 2015

2.6. Bak Ukur

Bak ukur merupakan alat yang digunakan dalam pengukuran sipat datar

memakai pesawat waterpass yang bertujuan untuk mencari beda tinggi antara dua

titik. Bak ukur dapat terbuat dari kayu, campuran aluminium yang diberi skala

pembacaan. Ukuran lebarnya 4cm, panjang antara 30cm-50cm pembacaan

dilengkapi dengan angka dari meter, desimeter, sentimeter, dan millimeter,

umumnya dicat dengan warna merah, putih, hitam, kuning (Nujiten, 2012).

Page 9: Laporan praktikum 1 pengenalan alat

Gambar 5. Bak Ukur

Sumber: Nujiten, 2012

2.7. GPS (Global Position System)

Global positioning system (GPS) adalah suatu sistem navigasi atau penentu

posisi berbasis satelit yang dikembangkan oleh Departemen Pertahanan Amerika

Serikat. Sistem ini didesain untuk memberikan posisi dan informasi mengenai

waktu, secara kontinyu di seluruh dunia tanpa tergantung waktu dan cuaca.

Penentuan posisi GPS digambarkan dengan menggunakan nilai koordinat X dan Y

atau garis bujur dan garis lintang (Putro, 2015).

GPS dapat digunakan oleh siapa saja baik perorangan maupun kelompok

untuk berbagai bidang seperti: penerbangan, kelautan, perkebunan, transportasi

darat, pemetaan, dan masih banyak lagi. GPS tracker atau sering disebut dengan

GPS tracking adalah teknologi AVL (Automated Vehicle Locater) yang

memungkinkan pengguna untuk melacak posisi kendaraan, armada ataupun mobil

dalam keadaan real-time (Nujiten, 2012).

Gambar 6. Global Position System

Sumber: Nujiten, 2012

Page 10: Laporan praktikum 1 pengenalan alat

2.8. Aplikasi dalam Bidang Keteknikan Pertanian

Ilmu ukur wilayah adalah suatu kegiatan pemetaan atau penggambaran

kontur muka bumi pada bidang datar. Ilmu ukur bertujuan untuk

memindahkan keadaan permukaan bumi yang tidak beraturan dan yang

melengkung ke bidang peta yang datar. Untuk memindahkan keadaan permukaan

bumi ini perlu adanya pengukuran-pengukuran permukaan bumi dalam arah

mendatar dan tegak guna mendapatkan hubungan mendatar dan tegak dari

titik-titik yang diukur (Putro, 2015).

Untuk mendapatkan hubungan mendatar titik-titik yang diukur di atas

permukaan bumi, maka perlu dilakukan pengukuran mendatar yang disebut

dengan istilah pengukuran kerangka dasar horizontal. Jadi, untuk hubungan

mendatar diperlukan data sudut mendatar yang diukur pada skala lingkaran yang

letaknya mendatar. Kerangka dasar horizontal adalah sejumlah titik yang telah

diketahui koordinatnya dalam suatu sistem koordinat tertentu. Sistem koordinat

disini adalah sistem koordinat kartesian dimana bidang datarnya merupakan

sebagian kecil dari permukaan ellipsoida bumi. Kemudian setelah data diperoleh

maka rancang bangun daerah tersebut mudah dibuat seperti sistem pengairannya

maupun tata letak bangunan atau lahan (Muda, 2015).

Page 11: Laporan praktikum 1 pengenalan alat

III. METODE PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat

Praktikum pengenalan alat ini dilaksanakan pada hari Kamis, 12 Maret 2015

pukul 10.00 WITA sampai selesai. Bertempat di Laboratorium Mekanika Fluida

dan Hidrologi, Program Studi Teknik Pertanian, Jurusan Teknologi Pertanian,

Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar.

3.2. Alat

Alat yang digunakan pada praktikum pengenalan alat ini adalah waterpass,

theodolite, total station, bak ukur, GPS (Global Positioning System), kaki tiga dan

meteran.

3.3. Prosedur Kerja

Adapun prosedur kerja pada praktikum ini adalah sebagai berikut:

3.3.1. Waterpass

a. Menyiapkan waterpass yang akan digunakan.

b. Memperhatikan penjelasan dari asisten mengenai fungsi waterpass,

fungsi dari bagian-bagian waterpass, dan cara penggunaannya.

c. Menyalakan waterpass dengan menekan tombol power.

d. Mengkalibrasi waterpass dengan cara memutar sekrup penyeimbang

hingga cairan yang ada dalam nivo berada ditengah atau seimbang.

3.3.2. Theodolite

a. Menyiapkan theodolite yang akan digunakan.

b. Memperhatikan penjelasan dari asisten mengenai fungsi theodolite,

fungsi dari bagian-bagian theodolite, dan cara penggunaannya.

c. Menyalakan theodolite dengan menekan tombol power.

d. Mengkalibrasi theodolite dengan cara memutar sekrup penyeimbang

hingga cairan dalam nivo berada ditengah atau seimbang.

Page 12: Laporan praktikum 1 pengenalan alat

3.3.3. Total station

a. Menyiapkan total station yang akan digunakan.

b. Memperlihatkan penjelasan dari asisten mengenai fungsi total station,

fungsi dari bagian-bagian total station, dan cara penggunaannya.

c. Menyalakan total station dengan menekan tombol power.

d. Mengkalibrasi total station dengan memutar sekrup penyeimbang

hingga cairan dalam nivo berada ditengan atau seimbang.

Page 13: Laporan praktikum 1 pengenalan alat

1

3

4

5

2

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Gambar 7. Waterpass dan bagian-bagiannya

Tabel 1. Bagian-bagian waterpass dan fungsinya

No Nama Fungsi

1 Teropong Untuk membidik objek

2 Sekrup penyeimbang Menyeimbangkan alat

3 Pemutar halus Memperhalus objek yang dilihat

4 Nivo kotak Menentukan kedataran alat

5 Pemutar fokus Untuk memperjalas objek yang dibidik

Sumber: Data primer, 2015.

Page 14: Laporan praktikum 1 pengenalan alat

7

6

2

5

8

9

10

11

4

12

Gambar 8. Theodolite dan bagian-bagiannya

Tabel 2. Bagian-bagian theodolite dan fungsinyaNo Nama Fungsi

1 Gagang Untuk memegang alat

2 Teropong Untuk membidik objek

3 Pemutar fokus Memperjelas penglihatan objek yang dibidik

4 Pengunci vertikal Mengunci gerak alat secara vertikal

5 Pemutar halus vertikal Memperhalus objek yang dilihat

6 Display Menampilkan hasil bidikan

7 Nivo kotak Menentukan kedataran suatu alat

8 Nivo tabung Menentukan kedataran suatu alat

9Pemutar halus

horizontalMemperhalus objek yang dilihat

10 Pengunci horizontal Mengunci gerak alat secara horizontal

11 Sekrup penyeimbang Menyeimbangkan nivo

12 Tombol power Menyalakan dan mematikan alat

Sumber: Data primer, 2015.

3

1

4

5

8

12

9

10

11

7

6

2

Page 15: Laporan praktikum 1 pengenalan alat

1

2

9

8

7

6

5

3

10

4

11

Gambar 9. Total station dan bagian-bagiannya

Tabel 3. Bagian-bagian total station dan fungsinyaNo Nama Fungsi

1 Gagang Sebagai pegangan alat

2 Display Menampilkan hasil bidikan

3 Sekrup penyeimbang Menyeimbangkan alat

4 Nivo kotak Menentukan kedataran sumbu vertikal

5 Teropong Membidik suatu objek

6 Pengunci horizontal Mengunci gerak alat secara horizontal

7Pemutar halus

horizontalMemperhalus objek yang dilihat

8 Pengunci vertikal Mengunci gerak alat secara vertikal

9 Sekrup penyeimbang Mengatur keseimbangan alat

10 Dudukan Penyangga alat

11 Nivo tabung Menentukan kedataran alat

Sumber: Data primer, 2015.

6

7

Page 16: Laporan praktikum 1 pengenalan alat

Gambar 10. Tripod dan bagian-bagiannya

Tabel 4. Bagian-bagian tripod dan fungsinyaNo Nama Fungsi

1 Bidang level Tempat untuk menyimpan alat ukur

2 Sekrup pengunciSekrup untuk mengunci alat agar alat tidak

jatuh

3 Tali pembawa Untuk membawa alat kemana saja

4 Sekrup penyetel Untuk mengatur ketinggian alat

5 Kaki statif Untuk menancapkan alat pada tanah

Sumber: Data primer, 2015.

1

2

3

4

5

Page 17: Laporan praktikum 1 pengenalan alat

Gambar 11. Bak ukur dan bagian-bagiannya

Tabel 5. Bagian-bagian tripod dan fungsinyaNo Nama Fungsi

1 Skala pengukuran Sebagai acuan dalam membaca skala

2 Batang penyangga Sebagai tempat membaca

3 Sekrup penyetel Untuk mengatur ketinggian alat

Sumber: Data primer, 2015.

1

2

3

Page 18: Laporan praktikum 1 pengenalan alat

3

11

7

5

12

4

6

9 10

8

Gambar 12. GPS dan bagian-bagiannya

Tabel 6. Bagian-bagian GPS dan fungsinyaNo Nama Fungsi

1 Antena Menangkap sinyal

2 Tombol on atau off Menghidupkan atau mematikan alat

3 DisplayMenampilkan perintah yang ada

pada GPS

4 Tombol zoom in Memperbesar skala peta

5 Tombol zoom out Memperkecil skala peta

6 Tombol find Menampilkan menu yang ditemukan

7 Tombol pageMemindahkan halaman satu ke

halaman berikutnya

8 Tombol mark Menandai koordinat posisi

9 Tombol menuMenampilkan option dari masing-

masing tampilan halaman

10 Tombol quitKeluar dari suatu tampilan menu atau

kembali ke halaman berikutnya

11 Tombol enter Mengonfirmasi pemasukan data

1 2

Page 19: Laporan praktikum 1 pengenalan alat

12 Tombol rokerMemilih menu atau menggerakkan

kursor pada tampilan layar

Sumber: Data primer, 2015.

4.2. Pembahasan

Page 20: Laporan praktikum 1 pengenalan alat

Praktikum pengenalan alat dibahas mengenai mengenai ilmu ukur secara

umum serta metode dalam melakukan pengurkuran terhadap suatu wilayah. Ilmu

ukur wilayah adalah suatu kegiatan pemetaan atau penggambaran kontur muka

bumi pada bidang datar. Hal ini sesuai dengan pendapat Putro (2015) bahwa ilmu

ukur bertujuan untuk memindahkan keadaan permukaan bumi yang tidak

beraturan dan yang melengkung ke bidang peta yang datar. Untuk memindahkan

keadaan permukaan bumi ini perlu adanya pengukuran-pengukuran permukaan

bumi dalam arah mendatar dan tegak guna mendapatkan hubungan mendatar dan

tegak dari titik-titik yang diukur.

Dalam melakukan pengambilan data di lapangan, terdapat beberapa hal

yang diperhatikan antara lain adalah alat yang digunakan dan metode yang harus

dilakukan pada saat pengambilan data. Ada tiga alat yang dapat digunakan dalam

pengambilan data, yaitu waterpass, theodolite, dan total station. Waterpass adalah

generasi pertama alat ukur wilayah dimana alat ini masih sederhana dibanding

theodolite dan total station. Alat ini hanya dapat diputar pada sumbu vertikalnya

dan tidak dapat diputar pada sumbu horizontal. Hal ini sesuai dengan pendapat

Hidayat (2012) bahwa waterpass adalah alat yang digunakan untuk mengukur

beda tinggi antara dua titik atau lebih dengan menggunakan metode sifat datar

untuk menentukan ketinggian titik-titik kerangka dasar pemetaan pada pekerjaan

rekayasa.

Alat kedua yang dapat digunakan adalah theodolite. Alat ini merupakan

generasi kedua setelah waterpass. Kekurangan pada waterpass ditutupi oleh

theodolite. Alat ini mampu diputar pada sumbu horizontal pada saat pembidikan

namun cara pembacaannya masih secara manual seperti pada waterpass, yaitu

dengan melihat batas benang atas, benang tengah, dan benang bawah. Hal ini

sesuai dengan pendapat Muhamadi (2014) bahwa theodolite merupakan alat ukur

tanah yang universal. Selain digunakan untuk mengukur sudut harizontal dan

sudut vertikal, theodolite juga dapat digunakan untuk mengukur jarak secara optis.

Alat terakhir adalah total station, yaitu generasi ketiga setelah theodolite.

Alat ini tergolong canggih karena pembacaan tidak lagi manual seperti waterpass

dan theodolite. Alat ini menembakkan sinar secara otomatis akan terpantul dengan

kecepatan tertentu dan data akan terekam secara otomatis. Hal ini sesuai dengan

Page 21: Laporan praktikum 1 pengenalan alat

pendapat Darmawan (2015) bahwa total station adalah peralatan elektronik ukur

sudut  dan jarak yang menyatu dalam 1 unit alat. Data dapat disimpan dalam

media perekam. Media ini ada yang  berupa on-board/internal, eksternal (select

field book) atau berupa card. 

Ilmu yang mempelajari tentang penggambaran muka bumi pada bidang

datar, maka dari itu ilmu ini sangat bermanfaat di bidang pertanian. Salah satu

bentuk penerapannya adalah pada penentuan konstruksi lahan yang akan ditanami.

Selain itu, ilmu ukur juga dapat aplikasikan dalam pembuatan saluran irigasi atau

pengairan. Hal ini sesuai dengan pendapat Muhamadi (2014) bahwa pada

pemetaan kota untuk mengetahui kedataran suatu wilayah dilakukan dengan

metode survey pada suatu daerah. Setelah mengetahui bentuk kontur daerah

tersebut maka dapat ditentukan model bangunan dan model sistem pengairan

daerah tersebut.

V. PENUTUP

Page 22: Laporan praktikum 1 pengenalan alat

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilaksanakan, maka dapat diperoleh

kesimpulan sebagai berikut:

1. Ilmu ukur wilayah adalah ilmu yang mempelajari tentang pemetaan bentuk

muka bumi pada suatu bidang datar.

2. Alat yang digunakan dalam melalukan pengukuran suatu wilayah adalah

waterpass, theodolite, dan total station.

3. Waterpass adalah alat yang digunakan untuk mengukur beda tinggi antara

dua titik atau lebih dengan menggunakan metode sifat datar.

4. Theodolite merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengukur sudut

harisontal dan sudut vertikal, juga dapat digunakan untuk mengukur jarak

secara optis.

5. Total station adalah peralatan elektronik ukur sudut  dan jarak dimana hasil

pengukuran dapat disimpan dalam media perekam berupa card.

6. Pengaplikasian ilmu ukur wilayah adalah pada penentuan konstuksi lahan

pertanian dan rancang sistem perairan.

5.2. Saran

Saran saya terhadap praktikum pengenalan alat adalah sebaiknya waktu

praktikum ditambah dan semua alat yang akan digunakan dijelaskan agar pada

saat praktikum dilapangan asisten tidak perlu lagi mengulang penjelasannya.

DAFTAR PUSTAKA

Page 23: Laporan praktikum 1 pengenalan alat

Arifin, Zainal. 2015. Teori Sipat Datar pdf. Diakses pada Sabtu, 14 Maret 2015.

Darmawan, Mikho Henri. 2015. Studi Keandalan Alat ETS Gowing TKS 202 Dalam Pengukuran Situasi pdf. Diakses pada Sabtu, 14 Maret 2015.

Hidayat, Nursyamsu. 2012. Sifat Datar Levelling Waterpassing. Civil Engineering Diploma Program Vocational School Gajah Mada University: Yogyakarta.

Puraamijaya, Iskandar Muda. 2015. Teknik Survey Dan Pemetaan. Direktorat Pembinaan Menengah Kejuruan: Jakarta.

Muhamadi, Mansur. 2014. Pendidikan Dan Pelatihan Teknis Pengukuran Dan Pemetaan Kota. Fakultas Teknik Sipil Dan Perancangan Institut Teknologi Sepuluh Nopember: Surabaya.

Nujiten. 2012. Measuring And Projecting. Gouda: Pontianak.

Putro, Haryono. 2015. Ilmu Ukur Tanah pdf. Diakses pada Sabtu, 14 Maret 2015.

DAFTAR PUSTAKA

Page 24: Laporan praktikum 1 pengenalan alat

Arifin, Zainal. 2015. Teori Sipat Datar pdf. Diakses pada Sabtu, 14 Maret 2015.

Darmawan, Mikho Henri. 2015. Studi Keandalan Alat ETS Gowing TKS 202 Dalam Pengukuran Situasi pdf. Diakses pada Sabtu, 14 Maret 2015.

Hidayat, Nursyamsu. 2012. Sifat Datar Levelling Waterpassing: Yogyakarta. Civil Engineering Diploma Program Vocational School Gajah Mada University.

Purwaamijaya, Iskandar Muda. 2015. Teknik Survey Dan Pemetaan: Jakarta. Direktorat Pembinaan Menengah Kejuruan.

Muhamadi, Mansur. 2014. Pendidikan Dan Pelatihan Teknis Pengukuran Dan Pemetaan Kota: Surabaya. Fakultas Teknik Sipil Dan Perancangan Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

Nujiten. 2012. Measuring And Projecting: Pontianak. Gouda.

Putro, Haryono. 2015. Ilmu Ukur Tanah pdf. Diakses pada Sabtu, 14 Maret 2015.