laporan praktikum 1
DESCRIPTION
laporan mraktikum MCUTRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUM 1
MCU DAN INTERFACING
NAMA DAN TANGGAL LAHIR
Oleh:
Nama : Septian Citra Kusuma
NIM : 1331130046
Kelas : 2B
PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI MALANG
2014
BAB I
PENDAHULUAN
2.1 Tujuan
a. Mahasiswa dapat memahami tentang MCU dan mempraktekkan MCU
b. Mahasiswa dapat merangkai dan menyolder rangkaian MCU ke PCB
c. Mahasiswa dapat membuat simulasi program menggunakan Proteus
d. Mahasiswa dapat mengaplikasikan program pada MCU
2.2 Alat dan bahan
a. ATmega16 1 buah
b. Seven segmen Anoda 1 buah
c. DB9 Female PCB 1 buah
d. Male Header 1x40 3 buah
e. 2x5 Male Header with cover 1 buah
f. Resistor 10k𝛺 ¼ watt 2 buah
g. Resistor 15k𝛺 ¼ watt 1 buah
h. Resistor 220k𝛺 ¼ watt 1 buah
i. Potensio 10k𝛺 1 buah
j. LDR 1 buah
k. Kapasitor 10𝜇F 7 buah
l. Kristal 12MHz 1 buah
m. Max232 1 buah
n. IC 7025 1 buah
o. Switch 2 pin 5 buah
p. Socket IC 40 pin 1 buah
q. Socket IC 16 pin 1 buah
r. LED 5mm 1 buah
s. Kabel pelangi 8 pin 1 buah
t. Spacer 2mmx10mm 4 buah
u. Black Housing 8 pin 2 buah
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Mikrokontroler
Mikrokontroler adalah komputer mikro dalam satu chip tunggal. Alat ini memadukan
CPU, ROM, RWM, I/O paralel, I/O seri, counter-timer, dan rangkaian clock dalam satu chip .
Dengan kata lain, mikrokontroler adalah suatu alat elektronika digital yang mempunyai
masukan dan keluaran serta kendali dengan program yang bisa ditulis dan dihapus dengan
cara khusus. Cara kerja mikrokontroler sebenarnya membaca dan menulis data.
Mikrokontroler digunakan untuk mengontrol peralatan elektronik, yang menekankan
efisiensi dan efektifitas biaya. Secara harfiah dapat disebut sebagai “pengendali kecil”
dimana sebuah sistem elektronik yang sebelumnya banyak memerlukan komponen-
komponen pendukung seperti IC TTL dan CMOS dapat direduksi/diperkecil dan akhirnya
terpusat serta dikendalikan oleh mikrokontroler ini.
Dengan penggunaan mikrokontroler ini maka:
a. Sistem elektronik akan menjadi lebih ringkas,
b. Rancang bangun sistem elektronik dapat dilakukan lebih cepat karena sebagian besar
sistem merupakan perangkat lunak yang mudah dimodifikasi,
c. Gangguan yang terjadi lebih mudah ditelusuri karena sistemnya yang kompak.
Untuk merancang sebuah sistem berbasis mikrokontroler, kita memerlukan perangkat
keras dan perangkat lunak, yaitu sistem minimum mikrokontroler, software pemrograman
dan kompiler, serta downloader. Yang dimaksud dengan sistem minimum adalah sebuah
rangkaian mikrokontroler yang sudah dapat digunakan untuk menjalankan sebuah aplikasi.
Sebuah IC mikrokontroler tidak akan berarti bila hanya berdiri sendiri. Pada dasarnya, sebuah
sistem minimum mikrokontroler AVR memiliki prinsip dasar yang sama dan terdiri dari 4
bagian, yaitu:
a. Prosesor, yaitu mikrokontroler itu sendiri,
b. Rangkaian reset agar mikrokontroler dapat menjalankan program mulai dari awal,
c. Rangkaian clock, yang digunakan untuk memberi detak pada CPU,
d. Rangkaian catu daya, yang digunakan untuk memberi sumberdaya.
2.2 ATMega16
Konfigurasi PIN untuk ATMega16:
a. VCC (Power Supply) dan GND(Ground)
b. Port A (PA7..PA0)
Port A berfungsi sebagai input analog pada konverter A/D. Port A juga sebagai suatu
Port I/O 8-bit dua arah, jika A/D konverter tidak digunakan. Pin - pin Port dapat
menyediakan resistor internal pull-up (yang dipilih untuk masing-masing bit). Port A
output buffer mempunyai karakteristik gerakan simetris dengan keduanya sink tinggi
dan kemampuan sumber. Ketika pin PA0 ke PA7 digunakan sebagai input dan secara
eksternal ditarik rendah, pin–pin akan memungkinkan arus sumber jika resistor
internal pull-up diaktifkan. Pin Port A adalah tri-stated manakala suatu kondisi reset
menjadi aktif, sekalipun waktu habis.
c. Port B (PB7..PB0)
Port B adalah suatu port I/O 8-bit dua arah dengan resistor internal pull-up (yang
dipilih untuk beberapa bit). Port B output buffer mempunyai karakteristik gerakan
simetris dengan keduanya sink tinggi dan kemampuan sumber. Sebagai input, pena
Port B yang secara eksternal ditarik rendah akan arus sumber jika resistor pull-up
diaktifkan. Pena Port B adalah tri-stated manakala suatu kondisi reset menjadi aktif,
sekalipun waktu habis.
d. Port C (PC7..PC0)
Port C adalah suatu Port I/O 8-bit dua arah dengan resistor internal pull-up (yang
dipilih untuk beberapa bit). Port C output buffer mempunyai karakteristik gerakan
simetris dengan keduanya sink tinggi dan kemampuan sumber. Sebagai input, pena
Port C yang secara eksternal ditarik rendah akan arus sumber jika resistor pull-up
diaktifkan. Pena Port C adalah tri-stated manakala suatu kondisi reset menjadi aktif,
sekalipun waktu habis.
e. Port D (PD7..PD0)
Port D adalah suatu Port I/O 8-bit dua arah dengan resistor internal pull-up (yang
dipilih untuk beberapa bit). Port D output buffer mempunyai karakteristik gerakan
simetris dengan keduanya sink tinggi dan kemampuan sumber. Sebagai input, pena
Port D yang secara eksternal ditarik rendah akan arus sumber jika resistor pull-up
diaktifkan. Pena Port D adalah tri-stated manakala suatu kondisi reset menjadi aktif,
sekalipun waktu habis.
f. RESET (Reset input)
g. XTAL1 (Input Oscillator)
h. XTAL2 (Output Oscillator)
i. AVCC adalah pena penyedia tegangan untuk Port A dan Konverter A/D.
j. AREF adalah pena referensi analog untuk konverter A/D.
2.3 7-Segment Display
Seven segment display adalah sebuah rangkaian yang dapat menampilkan angka-
angka desimal maupun heksadesimal. Seven segment display biasa tersusun atas 7 bagian
yang setiap bagiannya merupakan LED (Light Emitting Diode) yang dapat menyala. Jika 7
bagian diode ini dinyalakan dengan aturan yang sedemikian rupa, maka ketujuh bagian
tersebut dapat menampilkan sebuah angka heksadesimal. Seven-segment display
membutuhkan 7 sinyal input untuk mengendalikan setiap diode di dalamnya. Setiap diode
dapat membutuhkan input HIGH atau LOW untuk mengaktifkannya, tergantung dari jenis
seven-segmen display tersebut.
Gambar di atas merupakan tampilan tiap segment dari seven segment. Untuk tiap
tampilan segment di beri label dengan huruf a sampai dengan g. Sedangkan untuk titik di
labeli dengan huruf dp (dot point).
Seven segment ada 2 macam, yaitu seven segment common cathode dan seven
segment commond anode. Untuk Seven Segment Common Cathode terdiri dari led-led
dimana semua katode di hubungkan menjadi satu. Sedangkan untuk Seven Segment Common
Anode terdiri dari led-led dimana semua anode di hubungkan menjadi satu.
2.4 Software Pendukung
a. Microsoft Office Visio
Digunakan untuk membuat flowchart daripada program MCU.
b. Code Vision AVR
Digunakan untuk membuat program MCU.
c. Proteus 7.8
Digunakan untuk membuat simulasi MCU tersebut sebelum diaplikasikan.
d. ProgISP
Digunakan untuk memasukkan program yang kita buat dengan Code Vision AVR ke
MCU.
BAB III
FLOWCHART DAN PROGRAM
3.1 FLOWCHART
3.2 PROGRAM
#include <mega16.h>
#include <delay.h>
unsigned char j,i;
unsigned nama [17]={0x92,0x86,0x8c,0x87,0xf9,0x88,0xc8,0xbf,0xf9,0xc0,0xbf,0xc0,0x90,
0xbf,0x90,0xa4,0xbf};
void main(void)
{PORTA=0x00; DDRA=0x00;
PORTB=0x00; DDRB=0x00;
PORTC=0xFF; DDRC=0xFF;
PORTD=0x00; DDRD=0x00;
while (1)
{
{j = nama[i];
PORTC = j;
delay_ms(500);
PORTC = 0xff;
delay_ms(300);}
}
}
BAB IV
HASIL
4.1 Simulasi
4.2 Foto
4.3 Video (terlampir dalam 1 folder softcopy)
BAB V
PENUTUP
5.1 PEMBAHASAN
Dari praktikum ini didapati bahwa dalam pembuatan program harus memperhatikan
PORT yang mana akan dijadikan keluaran. Dalam pembuatan program juga diperhatikan
adanya salah penulisan atau kurang maka terjadi error pada program tersebut. Maka dari itu
sebelum men-download program ke ATMega16 disimulasikan dengan menggunakan proteus
agar sesuai dengan yang kita harapkan. Setelah sesuai maka dapat di isi kan pada ATMega
dengan menggunakan progISP dan mengatur frekuensinya agar sesuai dengan yang ada
disimulasi. Selain kesalahan dalam penulisan program terkadang pemasangan komponen
pada PCB juga mempengaruhi hasil daripada program tersebut. Untuk itu sebelum membuat
program ataupun simulasi alangkah baiknya ktia mengecek terlebih dahulu PCB kita, apakah
sudah layak digunakan. Setelah semua dianggap sesuai maka bisa dipraktekkan dan didapati
hasil seperti pada simulasi, foto, dan video (terlampir).
5.2 KESIMPULAN
a. Cek PCB saat pemasangan komponen agar tidak ada error / short.
b. Cek program agar tidak ada kesalahan penulisan.
c. Sebelum men-download program dengan progISP, simulasikan dengan Proteus.
d. ATMega bisa diprogram ulang berkali-kali.
DAFTAR PUSTAKA
http://file.upi.edu/Direktori/FPTK/JUR._PEND._TEKNIK_ELEKTRO/195708051985031-
YOYO_SOMANTRI/Mt_klh_Mikroprosesor/Mikrokontroler.pdf
http://elektronika-dasar.com/komponen/led-light-emitting-dioda
http://ilmukomputer.org/wp-content/uploads/2008/08/sholihul-atmega16.pdf