laporan pl
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu orientasi Fakultas Tarbiyah adlah melahirkan lulusan-
lulusan dan tenaga pendidik yang tidak hanya handal di bidang
pengetahuan agama, tetapi juga di bidang pengetahuan umum. Fakultas
tarbiyah adalah lembaga pendidikan yang mempersiapkan dan melahirkan
calon pendidik yang profesional. Mahasiswa dibekali dengan ilmu
kependidikan yang diaplikasan dalam bentuk Program Pengalaman
Lapangan (PPL). Sebelum melakukan PPL mahasiswa dibekali dengan
ilmu-ilmu keguruan secara teoritis dalam mata kuliah dan secara praktik
melalui Micro Teaching
Ilmu-ilmu yang dipelajari tidak bisa dimanfaatkan secara optimal
jika hanya dalam teoritis saja, tetapi juga harus dipraktekkan langsung
dilapangan atau di dalam kelas sebagai implementasi dari sekian banyak
mata kulian yang dipelajari selama 3,5 tahun sebelumnya. Hal ini
bertujuan agar teori yag didapat di bangku kuliah dengan pengalaman
yang dirasakan di lapangan sesuai dengan situasi dan kondisi yang
sebenarnya.
Berdasarkan hal tersebut maka Fakultas Tarbiyah IAIN ”IB” Padang
telah menetapkan dalam kurikulumnya bahwa Program Pengalaman
Lapangan (PPL) sebagai salah satu mata kuliah wajib yang harus diikuti
oleh setiap mahasiswa Fakultas Tarbiyah dengan bobot 4 SKS.
Melalui PPL diharapkan mahasiswa dapat membandingkan antara
teori dengan praktek lapangan dalam menghadapi peserta didik, PPL akan
memberikan pengalaman yang berharga bagi seorang mahasiswa sebagai
calon pendidik. Oleh sebab itu, sebagai calon pendidik terlebih dahulu
harus mengatahui segala sesuatu yang berkaitan dengan pembelajaran
yang dapat menunjang kelancaran serta kemajuan proses belajar mengajar.
1
Harapan lain yang diharapkan dari kegiatan PPL ini adalah sebagai
langkah awal dalam mencapai tujuan pendidikan yang tercantum dalam
pembukaan UUD 1945 yaitu untuk mencerdaskan kehidupan bangsa,
InsyaAllah.
B. Tujuan Program Pengalaman Lapangan (PPL)
Program Pengalaman Lapangan (PPL) Fakultas Tarbiyah diarahkan untuk
mendidik, membimbing, dan melatih mahasiswa agar :
1. Menyiapkan calon pendidik yang profesional yang mempunyai standar
kompetensi pendidik.
2. Melatih mahasiswa agar memiliki kemampuan menggunakan ilmu yang
dipelajari dalam situasi nyata, baik untuk kegiatan mengajar maupun kegiatan
non mengajar lainnya.
3. Menyiapkan calon tenaga kependidikan tentang seluk-beluk hal-hal diluar
pembelajaran di lapangan.
4. Mampu menarik pelajaran dari penghayatan dan pengamalannya selama
latihan untuk dijadikan bahan refleksi terhadap pembentukan sikap
professional sebagai guru.
C. Gambaran Umum program pengalaman lapangan (PPL)
Pelaksanaan PPL ini dibagi dalam beberapa tahap yaitu:
1. Tahap pembekalan
Sebelum dikirim ke madrasah tempat PPL ada beberapa kegiatan yang
dilakukan diantaranya:
a. Pelatihan mahasiswa dengan materi tentang:
a) Kepribadian guru
b) Penyusunan RPP
c) Penyusunan laporan
d) Sistem penilaian PPL
e) Sosialisasi tugas-tugas lain
b. Observasi ke sekolah tempat mengadakan PPL.
Observasi dilakukan seminggu sebelum jadwal PPl dimulai.
2. Tahap pelaksanaan
Adapun benatuk-bentuk kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah:
2
1. Penyerahan dan penjemputan mahasiswa PPL.
2. Kegiatan bimbingan yang dilakukan oleh pamong terhadap mahasiswa
mengacu pada tugas pamong.
3. Kegiatan bimbingan yang dilakukan oleh dosen pembimbing terhadap
mahasiswa mengacu pada tugas dosen pembimbing.
4. Orientasi, berupa serangkaian kegiatan menuntut mahasiswa mengenal
seluruh aspek yang ada di madrasah sebelum kegiatan pelatihan
mengajar dan non mengajar. Pengenalan ini meliputi pengenalan fisik,
administrasi, akaademik dan sosial.
5. Latihan mengajar terbimbing dan mandiri. Pelatihan terbimbing dan
mandiri. Pelatihan terbimbing bertujuan untuk melatih mahasiswa
bertanggung jawab melaksanakan tugas sebagai pendidik. Masa
pelatihan tergantung pada kemajuan masing-masing mahasiswa. Fokus
dalam pelatihan ini adalah persiapan dan pelaksannan pengajaran.
Kegiatan ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab pamong dan dosen
pembimbing. Bimbingan menggunakan pendekatan supervisi klinis.
Kegiatan yang dilakukan mahasiswa antara lain:
a. Merencanakan dan membuat RPP
b. Memilih dan menggunaka strategi mengajar
c. Merancang dan menggunakan alat peraga dan menggunakannya
dalam kegiatan belajar-mengajar
d. Melaksanakan kegiatan pelatihan mengajar di kelas
e. Melakukan penilaian terhadap kegiatan belajar peserta didik.
f. Menganalisis dan mendiskusikan pelaksanaan pengajaran dengan
pamong.
6. Kegiatan non mengajar.
Kegiatan non mengajar merupakan kegiatan yang mendukung
mengajar secara umum. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan
pengalaman kepada mahasiswa berkenaan dengan hal-hal yang
mendukung kegiatan pendidikan secara umum dan menunjang
keberhasilan program pengajaran.
Ruang lingkup kegiatan non mengajar ini adalah;
a. Memberikan bimbingan kepada peserta didik yang menemui
kesulitan dalam kegiatan belajar.
b. Mengerjakan tugas administrasi sekolah dan sekolah
3
c. Merencanakan dan melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler
d. Melibatkan diri dalam kegiatan sekolah lainnya seperti upacara
bendera dan kepustakaan.
e. Mengetahui struktur dan tata kerja madrasah
7. Ujian praktek mengajar
Ujian praktek mengajar dilaksanakan jika pamong telah
berpendapat bahwa mahasiswa telah mencapai kualitas yang cukup baik
dan mahasiswa menyatakan siap untuk diuji.
4
BAB II
GAMBARAN UMUM
A Latar Belakan Sejarah Lahirnya Madrasah Negeri (MTsN) Koto Nan
Gadang
MTsN Koto Nan Gadang bertitik tolak dari sebuah yayasan PGA yang
terletak di Koto Nan Gadang. Kemudian PGA ini berkembang menjadi Filia.
Karena semakin bertambahnya murid PGA ditukar menjadi Filia yaitu belajar
dengan lokal jarak jauh. Diadakan lokal jarak jauh ini karena tidak tertampung
lagi murid pada sekolah PGA. Berubahnya nama yayasan menjadi PGA menjadi
Filia disebabkan karena perkembangan dan kemajuan yang dimiliki lembaga
tersebut dan banyak nya dorongan dan dukunganatau kerja sama antara
masyarakat dan komite sekolah. Pada yayasan ini yang menjadi Kepala
Sekolahnya adalah SYAFRIDA.BA.
Pada sekolah yayasan Filia yang sistem persekolahanya yang dilaksanakan
dengan lokal jarak jauh. Tetapi gurunya tetap berasal ari guru Negri. Semakin
berkembang dan majunya yayasan Filia ini maka dirobah yayasan ini menjadi
MTsN Kotro Nan Gadang. Berdasarkan SknMendagri NMI: 244 th 93 pada
tanggal 25 Oktober 1993 penegrian yayasan Filia menjadi MTsN. Karena tidak
mengizinkan beradanya MTsN yang berlokasi sempit di Koto Nan Gadang yang
terletak dipinggir raya. Maka dipindahkan MTsN ini ke Kelurahan Talawi Koto
Nan Gadang.
Pindahnya MTsN ke Kelurahan Talawi ini yaitu pada tahun 1996- 1997 di
atas tanah seluas 2 hektar yang berasal dari tanah Ulayat di bangunlah sebuah
sekolah Tsanawiyah yang terdiri dari 18 total ruang.
Dilihat dari letak Geografisnya MTsN Koto Nan Gadang sekarang tepatnya di
Kelurahan Talawi, kondisi sangat nyaman dan minimnya gangguan untuk
melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Dan juga jauh dari pusat kota keramaian
dan juga memiliki fasilitas yang sangat memadai yang akan mendukung proses
pendidikan. MTsN ini memiliki 1 perpustakaan, 1 labor komputer dan 1 labor IPA
dan 1 ruang majelis guru, 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang tat usaha dan , 13 ruang
belajar, dan 1 ruang koperasi sekolah dan 1 mushalla.
5
MTsN Koto Nan Gadang ini dikelilingi oleh kebun- kebun yang menghijau
yang membuat mata tidak pernah jenuh berada disana dan juga halaman sekolah
dan kebun- kebun bunga yang indah. Sekali datang ke MTsN sulit untuk
melupakan kenangan disana.
B Visi dan Misi MTsN Koto Nan Gadang
Visi :
Terwujudnya Insan Yang Agamais, Intelektual dan Terampil.
Misi :
1. Mewujudkan proses pembelajaran bermutu, efektif dan efisien.
2. Menciptakan peserta didik yang berakhlak mulia.
3. Mewujudkan ketatausahaan yang professional.
4. Mewujudkan fasilitas madrasah yang relevan, mutakhir dan berwawasan
kedepan.
5. Membina kerjasama yang harmonis dengan orang tua peserta didik, komite,
dan masyarakat.
6. Menciptakan lingkungan yang asri dan nyaman.
C Kurikulum Madrasah/ Sekolah
Kurikulum merupakan seperangkat komponen yang mencakup tujuan, proses
pembelajaran, metode pembelajaran, serta evaluasi yang hendak dicapai yang
merupakan pedoman bagi guru untuk melaksanakan proses pembelajaran.
Adapun kurikulum yang dipakai di MTsN Koto Nan Gadang adalah
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). KTSP adalah kurikulum
operasional yang disusun, dikembangkan, dan dilaksanakan oleh setiap satuan
pendidikan yang sudah siap dan mampu mengembangkannya dengan
memperhatikan Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan
nasional pasal 36 :
Pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu kepada
Standar Nasional Pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan
nasional.
6
Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan
dengan prinsip diverivikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi
daerah dan peserta didik.
Kurikulum tingkat satuan pendidikan dasar dan mengah
dikembangkan oleh komite dan sekolah berpedoman pada standar
kompetensi dan standar isi serta panduan penyusunan kurikulum
yang dibuat oleh BNSP ( Mulyasa 2007 : 12 ).
D Administrasi dan Personalia Madrasah
1. Waktu Belajar.
Waktu belajar mengajar peserta didik dibagi menjadi 9 jam pelajaran pada
hari Senin dan Selasa, 8 jam pelajaran pada hari Rabu, Kamis, Sabtu dan 6 jam
pelajaran pada hari Jum’at. Satu jam pelajaran lamanya 40 menit. Proses belajar
mengajar dimulai setelah 15 menit bel tanda masuk berbunyi yaitu tepatnya pada
pukul 07.30. sedangkan jam masuk dimulai pada pukul 07.15, jadi antara jam
07.15-07.30 digunakan untuk kegiatan berdo’a. Kegiatan ini dilaksanakan oleh
peserta didik di setiap masing-masing lokal setiap pagi. Kecuali hari Jumat,
khusus hari jumat muhadarah diserahkan kepada wali kelas masing-masing.
2. Guru
MTsN Koto Nan Gadang merupakan salah satu madrasah yang sudah
menghasilkan banyak lulusan berprestasi. Hal ini tidak terlepas dari kerjasama dan
semangat yang tinggi dari seluruh majelis guru dalam menjalankan tugas dan
tanggungjawab masing-masing tanpa mengurangi arti penting dari tanggung
jawab Kepala Sekolah beserta komponen lainnya. Jumlah guru saat ini adalah
orang dan jumlah pegawai orang .
3. Peserta Didik
Dilihat dari grafik penerimaan peserta didik yang bersekolah di MTsN
Koto Nan Gadang dari tahun ke tahun semakin meningkat. Dari dahulu sekolah
ini sudah menghasilkan peserta didik yang berprestasi. Hal ini dapat dilihat dari
keberhasilan peserta didik yang mampu bersaiang dengan sekolah lainnya.
Banyak peserta didik lulusan MTsN Koto Nan Gadang yang diterima di SMA/
SMK/ MAN/ MAKN favorit baik dalam maupun di luar kota Payakumbuh.
7
Prestasi yang diraih peserta didik siswi MTsN Koto Nan Gadang sangat
mengharumkan nama baik sekolah.
Adapun yang berkaitan dengan Administrasi sekolah adalah :
- Administrasi kurikulum
Menyusun program tahunan dan semester termasuk tugas guru
Menyusun jadwal pelajaran
Evaluasi program pengajaran
- Administrasi kesiswaan
Penerimaan mahasiswa baru
Bimbingan kepada peserta didik baru
Pengelolaan data tentang peserta didik
Mengatur kegiatan OSIS
- Administrasi kepegawaian
Pengadaan pegawai
Kesejahteraan pegawai
Pembinaan dalam rangka peningakatan professional guru
- Administrasi ketatausahaan
Kegiatan administrasi surat menyurat
Administrasi keuangan yang meliputi buku-buku penerimaan
murid, SPP, BP3, daftar penerimaan gaji guru
- Administrasi perlengkapan
Administrasi material yang meliputi alat-alat perlengkapan dan
alat-alat pelajaran
Administrasi laboratorium, meliputi alat-alat pemeliharaan dan
bahan praktikum
Struktur Organisasi MTsN Koto Nan Gadang terdiri dari :
1. Kepala Sekolah
2. Komite Sekolah
3. Kepala Tata Usaha
a. Urusan Umum / Persuratan
b. Urusan Kesiswaan
c. Urusan Kepegawaian
8
d. Urusan Perlengkapan
e. Urusan kurikulum
f. Bendahara
g. Urusan perpustakaan
h. Tata Usaha (TU)
4. Wakil Kepala Sekolah
a. Wakasek Kurikulum
b. Wakasek peningkatan mutu
c. Wakasek Kesiswaan
d. Wakasek sarana dan prasarana
5. Koordinator Wali kelas
6. Wali kelas
7. Kelompok Pengajar
8. Peserta didik
E Sarana dan Prasarana Madrasah/ Sekolah
Sarana dan prasarana dalam pendidikan merupakan suatu keharusan dalam
mencapai hasil pendidikan yang lebih optimal. Belajar optimal harus didukung
oleh perangkat yang lengkap sehingga kehadiran perangkat itu memfungsikan
seluruh indera peserta didik. Belajar tidak hanya dilakukan dengan mendengar dan
melihat, tetapi dapat dilakukan juga dengan meraba dan mengecap. Belajar dapat
efektif apabila peserta didik dapat memperoleh pengalaman belajar atau sesuatu
yang dipelajarinya.
Untuk mendukung proses pembelajaran, maka perlu berbagai fasilitas,
dengan fasilitas itu peserta didik dapat belajar dengan baik sehingga dapat
menghasilkan lulusan yang berprestasi. Sebab fasilitas tersebut sangat membantu
proses belajar mengajar dan demi kemajuan sekolah.
Adapun sarana dan prasarana yang tersedia di MTsN Koto Nan Gadang untuk
kelancaran proses belajar mengajar adalah sebagai berikut :
1. Ruang belajar13 lokal.
2. Ruang perpustakaan.
9
Untuk menunjang proses belajar mengajar MTsN Koto Nan
Gadang menyediakan sebuah perpustakaan yang berukuran 42 m2 yang
berisi berbagai koleksi buku antara lain :
- Buku pelajaran berjumlah 3.912 buku.
- Buku penunjang berjumlah 536 buku.
- Buku pegangan guru berjumlah 96 buku.
3. Ruang Kepala Sekolah
Ruang Kepala Sekolah berdekatan dengan ruang Tata Usaha.
4. Ruang Tata Usaha.
Terletak disamping ruang kepala sekolah. Dilengakapi dengan
ruang komputer serta meja dan kursi pegawai TU. Ruang TU juga
berfungsi sebagai tempat penyimpanan perlengkapan sekolah, misalnya
mikrofon, alat tulis, kertas, pakain peserta didik dan sebagainya
5. Ruang Majelis Guru.
Terletak disamping runga UKS dan Ruang Labor Komputer. Di
ruang guru terdapat 32 meja dan kursi untuk measing-masing guru, serta
juga tersedia satu ruangan untuk solat majelis guru.
6. Ruang gudang.
Berguna untuk menyimpan peralatan olahraga.
7. Mushalla.
Berada dipojok barat sekolah. Mushola selain sebagai tempat ibadah
juga berfungsi sebagai pusat kegiatan IMTAQ, training dan tempat belajar.
Mushola juga dilengkapi dengan microfon dan TOA pengeras suara.
8. Koperasi sekolah.
Berada di samping ruang kelas VIII2 di dekat mushalla.
9. Ruang UKS.
Ruang UKS berada diantara di sebelah ruang majelis guru. Di
ruang UKS dilengkapi dengan peralatan obat-obatan dan juga tersedia 3
tempat tidur yang bisa digunakan oleh peserta didik ketika sedang sakit.
10. Labor Komputer.
10
Terletak diantara di sebelah ruang majelis guru yang dilengkapi
dengan 16 unit computer untuk menunjang pembelajaran peserta didik
untuk belajar.Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).
11. Ruang Pramuka.
Terletak di sebelah kantin sekolah yang menyimpan berbagai alat
kepramukaan dan tempat berkumpul peserta didik di saat
ekstrakulikuler pramuka.
12. Ruang kesenian.
13. Ruang BK
14. Kafe/ warung sekolah.
15. Labor IPA.
Ruang laboratorium IPA berdekatan dengan Mushalla sekolah.
Laboratorium IPA sudah dilengkapi dengan berbagai macam peralatan
seperti OHP, Miroskop, Alat peraga tubuh manusia, alat percobaan listrik
dan alat percobaan lain yang sudah komplit.
16. Lapangan olahraga serbaguna.
17. Lapangan upacara.
18. Toilet yang memadai.
11
BAB III
RENCANA PROGRAM
A. Proses Pembelajaran
1. Belajar Mengajar dan Tugas Administrasi Secara Terbimbing
Tujuan belajar mengajar dan tugas administrasi secara terbimbing adalah
agar guru PPL dapat menerapkan kemampuan mengajar secara utuh dan
integral yang dapat dilaksanakan secara sungguh-sungguh di kelas dan dengan
bimbingan guru pamong dan dosen pembimbing yang meliputi :
a) Kemampuan menetapkan tujuan pembelajaran
b) Kemampuan mengorganisasikan materi, media, dan sumber
belajar.
c) Merancang strategi pembelajaran.
d) Merancang prosedur dan alat evaluasi.
Memilih prosedur dan metode pendekatan pengajaran dimaksudkan agar
calon guru yang akan tampil di depan kelas dapat menyampaikan materi
secara terprogram dan sesuai dengan langkah-langkah yang ditentukan.
Adapun keterampilan dasar / pokok guru didalam kelas meliputi :
a) Membuka dan menutup pelajaran
b) Memberi penguatan
c) Variasi dalam belajar
d) Kemampuan bertanya
e) Kemampuan memimpin diskusi kecil
f) Penguasaan kelas
g) Evaluasi
Agar guru dapat menerapkan keterampilan mengajar secara utuh
dan professional, maka terlebih dahulu seorang guru harus menyusun
program pengajaran yang harus dimiliki oleh seorang guru seperti yang
diterapkan di MTsN Koto Nan Gadang yaitu Rincian Minggu Efektif dan
Minggu Tidak Efektif dalam satu tahun ajaran, Program Tahunan,
Program Semester, Silabus dan Sistem Penilaian, serta RPP (Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran). Program ini disusun berdasarkan kurikulum
12
mandiri yang disusun oleh pihak sekolah dan berpedoman pada kalender
pendidikan yang telah ditetapkan sebagai acuan pada waktu melaksanakan
proses belajar mengajar.
a) Program Tahunan
Program Tahunan merupakan suatu program yang dibuat oleh
seorang guru yang berisi rencana pengajaran selama satu periode yang
disusun tiap tahunnya dengan berdasarkan pada scope dan sequence mata
pelajaran.
b) Program Semester
Program Semester yaitu program pengajaran dalam satu semester
yang disusun bedasarkan pada progran tahunan. Untuk satu tahun terdapat
dua program semester yang disusun.
c). Program Harian
Pada program harian ini berisi tentang materi-materi yang akan
diajarkan pada saat hari akan mengajar dan dibuat dalam bentuk satuan
pelajaran yang disusun dengan rencana pengajaran. Dalam rencana
pengajaran ini terdapat materi dan langkah-langkah dalam mengajar
sehingga kegiatan belajar mengajar dapat berjalan lancar dan terperinci
(RPP)
2. Ujian Praktek
Ujian Praktek mengajar merupakan kegiatan akhir dari PPL. Pada
kegiatan ini mahasiswa diuji oleh guru pamong dan atau oleh dosen
pembimbing yang penilaiannya meliputi cara membuka pelajaran dan
sampai menutup pelajaran.
B. Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran
Dalam merealisasi proses belajar mengajar, seorang guru harus
memperhatikan beberapa komponen dalam rencana proses belajar
mengajar antara lain sebagai berikut :
a. Mengajar Terbimbing
Tahap pelatihan yang meliputi :
13
1) Penyusunan Program tahunan dan program semester. Program
tahunan disusun berdasarkan kurikulum sekolah dengan
berpedoman kepada kalender pendidikan yang telah ditetapkan
sebagai acuan waktu proses belajar mengajar
2) Penyusunan Persiapan Mengajar
Sebelum mengajar di depan kelas, mahasiswa PPL khususnya
harus mempersiapkan berbagai hal, diantaranya persiapan tertulis
meliputi: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Analisis
materi pelajaran merupakan bahan yang akan disampaikan kepada
peserta didik dan mencakup pengembangan materi, media dan
sumber belajar yang sesuai dengan materi yang akan dijelaskan dan
diajarkan. Dalam pengembangan materi mencakup analisis
kedalam materi dan penentuan konsep-konsep essensial yang akan
diajarkan.
Selama tahap mengajar terbimbing, menyusun RPP dibawah
pengawasan dan bimbingan guru pamong dan dosen pembimbing.
Hal-hal yang memerlukan bimbingan antara lain :
- Penetapan bahan dan tujuan pembelajaran serta materi yang akan
diajarkan.
- Pengorganisasian materi, media, dan sumber pengajaran.
- Rancangan prosedur pengajaran dan alat evaluasi.
Disamping persiapan tertulis, masih ada persiapan lain yang
dituntut bagi mahasiswa PPL diantaranya persiapan fisik dan mental.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran adalah rencana yang akan
dilaksanakan pada saat mengajar didepan kelas, mulai dari membuka
pelajaran, proses berlangsungnya Kegiatan Belajar Mengajar (KBM),
sampai menutup pelajaran. Selain itu mahasiswa PPL harus
mempersiapkan kestabilan emosional dan mental, sehingga dapat
mengatasi masalah-masalah yang timbul saat maengajar.
b. Mengajar mandiri
Tahap pertama mengajar di depan kelas bagi mahasiswa PPL di
MTsN Koto Nan Gadang adalah diawasi oleh guru pamong dan dosen
14
pembimbing PPL. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kekurangan yang
akan di diskusikan dengan mahasiswa lainnya dan guru pamong serta
dosen pembimbing. Hasil diskusi dapat menjadi bahan masukan bagi
mahaiswa PPL lainnya dan sebagai bahan pertimbangan bagi mahasiswa
PPL yang bersangkutan untuk perbaikan selanjutnya.
Selama tahap pelatihan mengajar di depan kelas yang menjadi
sasaran utama adalah :
1. Bagaimana membuka pelajaran dengan baik,
2. Penggunaan metode dan pengajaran yang baik,
3. Kesesuaian penyampaian materi dengan rencana pengajaran,
4. Penguasaan penyampaian materi dengan alokasi waktu yang dibuat,
5. Pengelolaan kelas,
6. Keefektifan Penggunaan media pengajaran,
7. Kesinambungan komunikasi lisan maupun tulisan,
8. Mengadakan evaluasi pada kegiatan PBM (Proses Belajar Mengajar),
yaitu untuk mengetahui daya serap peserta didik terhadap apa yang
sudah dijelaskan.
Dan bentuk kegiatan non teaching yang penulis lakukan di MTsN Koto
Nan Gadang adalah :
1. Membantu guru piket.
2. Membantu pegawai tata usaha .
3. Membantu/ Piket UKS.
4. Ikut melaksanakan shalat zuhur berjamaah.
5. Membantu kegiatan Ekstra kurikuler.
C. Faktor Pendukung Dan Penghambat
Faktor pendukung yang didapatkan oleh mahasiswa PPL selama
melaksanakan PPL di MTsN Koto Nan Gadang adalah :
1. Kerjasama dan dukungan penuh dari kepala sekolah, dewan guru
beserta staff, sehingga memudahkan kelancaran pelaksanaan kegiatan
PPL,
15
2. MTsN Koto Nan Gadang memiliki fasilitas/media yang dibutuhkan
oleh pengajaran, seperti lab Biologi, lab komputer, tape, kaset,
proyektor, dll,
3. Persiapan yang mahasiswa PPL lakukan sebelum mengajar, baik fisik
dan mental maupun kelengkapan mengajar ,
4. Penguasaan materi yang akan diajarkan,
5. Keaktifan peserta didik dalam proses belajar mengajar,
6. Kesiapan peserta didik dlam menerima pelajaran atau materi yang
diajarkan,
7. Bimbingan dari pamong dan dosen pembimbing yang selalu
memberikan perhatian dan bimbingan yang cukup.
Faktor-faktor penghambat yang dihadapai mahasiswa PPL di MTsN
Koto Nan Gadang meliputi 2 faktor, yaitu faktor Internal dan faktor
Eksternal.
a. Faktor Internal :
- Faktor kesulitan dalam menghadapi anak yang tidak peduli terhadap
guru dan sibuk dengan dirinya sendiri.
- Faktor keterbatasan pengalaman dan pengetahuan dalam hal
pendekatan terhadap peserta didik saat proses belajar mengajar
dirasakan oleh penulis begitu juga dalam menyampaikan materi
pelajaran, perlu bimbingan lebih lanjut.
- Penulis mengalami kesulitan dalam menggunakan bahasa yang lebih
sederhana yang dapat dimengerti oleh semua peserta didik dalam
penyampaian materi pelajaran.
b. Faktor Eksternal
Kesulitan dalam kurikulum yang dipakai serta penentuan alokasi
waktu yang sesuai dengan silabus masing-masing mata pelajaran.
- Motivasi peserta didik
Jika dilihat secara keseluruhan motivasi peserta didik dalam
proses belajar mengajar cukup baik, peserta didik langsung terlibat
belajar mengajar di dalam kelas, tetapi masih ada beberapa peserta
didik yang kurang memiliki motivasi untuk terlibat secara aktif
16
dalam menumbuhkan suasana komunikatif saat proses belajar
mengajar.
- Suasana kelas
Suasana kelas ketika sedang berlangsungnya proses belajar
mengajar sangat tidak kondusif, meskipun beberapa dari mereka
ada yang tenang dalam belajar, namun secara umum peserta didik
tidak bisa mengontrol suara dalam belajar. Walaupun mereka aktif
terhadap pembelajaran, namun cara peserta didik menyampaikan
aspirasinya yang perlu dibina dari awal. Hal ini menjadi kesulitan
besar bagi penulis, karena penulis mempunyai tipe suara yang
rendah.
- Kesulitan dalam penyampaian materi
Adanya perbedaan peserta didik dalam hal cepat atau lambatnya
peserta didik dalam penerimaan materi, oleh karena itu penulis
membutuhkan waktu yang lama yaitu dengan cara pengulangan
materi beberapa kali untuk mengatasi peserta didik yang
mengalami permasalah dalam penerimaan materi pelajaran.
- Kesulitan memilih metode belajar yang tepat
Kesulitan ini disebabkan karena keberadaan peserta didik yang
memiliki ketertarikan yang berbeda terhadap materi pelajaran yang
disampaikan. Maka diperlukan metode yang tepat dalam
penyampaian materi sehinga pelajaran yang disampaikan menjadi
menyenangkan dan tidak membosankan.
- Tidak adanya aliran listrik ke dalam kelas sehingga penulis susah
menggunakan media pembelajaran khususnya yang menggunakan
elektronik.
D. Target Yang Dicapai
Dalam pelaksanaan PPL ini, target yang ingin/ akan penulis capai
tidak terlepas dari tujuan PPL itu sendiri. Tentunya menjadi seorang
pendidik yang professional, para peserta didik bias memahami pelajaran
yang disampaikan dengan baik dan berhasil dalam pelajaran tersebut.
17
Keberhasilan peserta didik adalah keberhasilan guru. Berhasilnya peserta
didik dalam memahami materi yang disampaikan tidak terlepas dari
kemampuan guru dalam mengajar, bagaimana guru dalam mengelola kelas
da apa metode yang dipakai guru sehingga peserta didik tetarik untuk
belajar.
Disaat kegiatan observasipun penulis menargetkan yaitu hasil yang
akan dicapai dari observasi tersebut adalah penulis memiliki pengalaman
terhadap apa yang penulis lihat, dari penampilan guru yang mengajar di
local yang penulis observasi. Dengan demikian penilis mengaplikasikan
metode yang dilakukan oleh guru yang dapat diamati oleh peserta didik
dengan menambahkan metode penulis sendiri.
18
BAB IV
IDENTIFIKASI MASALAH DAN SOLUSI
A. PENDAHULUAN
1) Latar Belakang Studi Kasus
Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang
dalam perkembangannya berorientasi pada kompetensi, di mana
sebaiknya guru menggunakan berbagai jenis media pembelajaran dan
memanfaatkannya secara tepat, yakni disesuaikan dengan pengalaman
belajar yang akan ditempuh peserta didik sehingga dapat memperjelas
informasi dan konsep yang sedang dipelajari. Media pengajaran pada
dasarnya dapat digunakan dalam kegiatan belajar mengajar di kelas
untuk setiap tingkatan di setiap jenjang pendidikan.
Berbagai tuntutan bagi guru tersebut dilandasi karena pada saat ini
masih banyak peserta didik yang mengalami kesulitan belajar, hal ini
tidak boleh dibiarkan begitu saja. Kalau dikaji lebih lanjut, sebenarnya
banyak faktor yang dapat menyebabkan kesulitan belajar mereka.
Faktor-faktor tersebut dapat disebabkan dari pihak peserta didik itu
sendiri, dikarenakan banyak potensi yang mereka miliki, baik dalam
bakat, pembawaan, IQ, kecepatan belajar, perhatian dan lain-lain.
Dalam buku teks fisika yang beredar, isinya didominasi dengan
tulisan-tulisan yang panjang, rumus-rumus dan konsep fisika yang
abstrak. Anak-anak cenderung malas untuk membacanya karena kurang
menarik dan sulit dipahami. Karena sulit dipahami kebanyakan anak-
anak menghafal konsep-konsep fisika dan rumus-rumus fisika tanpa
benar-benar memahami maknanya, pelajaran fisikapun menjadi
pelajaran yang tidak disukai anak-anak.
Di zaman yang serba Hi-Tech ini, Dalam kesehariannya anak-anak
seusia ini waktunya banyak dihabiskan dengan bermain game,
menonton televisi, membaca majalah, buku cerita dan komik. Bahkan di
awal pembelajaran mereka bukannya bertanya masalah pelajaran,
melainkan masalah game yang sering dimainkannya.
19
Beberapa kondisi di lapangan yang diuraikan diatas mengakibatkan
rendahnya minat peserta didik untuk konsentrasi pada pelajaran Fisika,
dan akan berdampak pada hasil belajar peserta didik .
Dengan media pembelajaran yang menarik, hal itu bukanlah suatu
yang mustahil. Oleh karena itu pemilihan media oleh guru sangatlah
penting. Pemakaian media dalam proses pembelajaran dapat
membangkitkan keinginan dan minat baca, membangkitkan motivasi
dan rangsangan kegiatan belajar bahkan membawa pengaruh psikologis
pada peserta didik . Ada banyak media yang digunakan dalam
meningkatkan minat baca, diantaranya adalah menggunakan media
yang diproyeksikan.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis bermaksud melakukan
sebuah studi kasus dengan judul ”Pemanfaatan Media Pembelajaran
Untuk Meningkatkan Motivasi Peserta Didik”
2) Identifikasi Masalah
Dari uraian latar belakang diatas, maka ada beberapa masalah yang
dapat diidentifikasi yaitu:
a. Rendahnya motivasi peserta didik untuk mengikuti pembelajaran.
b. Anggapan “Fisika itu sulit” masih melekat di benak peserta didik .
c. Rendahnya hasil belajar peserta didik
d. Tidak banyak media pendukung yang dapat dipakai pada proses
pembelajaran.
e. Sulitnya menggunakan peralatan yang ada di labor karna berbagai
alasan.
3) Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah maka penulis
perlu mengarahkan karya ini agar tidak mengambang. Oleh karena itu,
penulis membatasi masalah yang akan dibahas pada studi kasus ini
yaitu mengenai motivasi belajar dan penggunaan media pembelajaran
saja.
4) Teknik Pengumpulan Data
20
Untuk mengumpulkan data tentang upaya yang dilakukan untuk
mencapai hasil yang dicapai dilaksanakan dengan wawancara, lembar
observasi peserta didik , dan angket (kuisioner) peserta didik terhadap
penggunaan media yang diproyeksikan.
B. STUDI KASUS
Motivasi
Pembelajaran Fisika sering dianggap sebagai pelajaran yang
membosakan, sulit, baik di tingkat dasar maupun di tingkat lanjutan. Banyak
factor yang menyebabkan hal tersebut terjadi, beberapa diantaranya adalah:
pelajaran dianggap sulit, guru yang dibilang pemarah, buku pegangan yang
kurang, media yang tidak bervariasi, waktu belajar yang kurang tepat. Oleh
karena itu, berbagai kondisi di lapangan menjadi bukti nyata betapa fisika
menjadi mata pelajaran yang kurang diminati dan dibenci. Sedangkan
karena ada tuntutan dari kurikulum maka fisika tetap harus dikuasai oleh
peserta didik. Pada studi kasus ini, penulis akan memberikan kondisi
tentang pembelajaran fisika.
Setelah penulis telusuri terdapat beberapa masalah yang dihadapi
peserta didik dalam mengikuti pembelajaran fisika, antara lain:
a. Siswa kurang memahami konsep-konsep yang digambarkan secara
abstrak.
b. Siswa juga kurang memahami contoh-contoh yang tertulis di buku.
c. Siswa sulit membedakan bagian-bagian mana yang masuk dalam KD
yang satu dan yang mana pula yang termasuk KD yang lain. Artinya
sering mencampur adukkan bahasan masing-masing KD.
d. Banyak peserta didik yang terpengaruh oleh kecanggihan teknologi
saat ini, mereka lebih suka membicarakan masalah game online
dibanding pelajaran yang mesti dipahami.
C. PEMBAHASAN
Motivasi Belajar
Menurut Ngalim Purwanto (1990:60) bahwa “motivasi adalah segala
sesuatu yang mendorong seseorang untuk bertindak melakukan sesuatu”.
21
Istilah motivasi (motivation) berasal dari bahasa latin “Movere” yang
berarti menggerakkan. Kata motif sering diartikan sebagai upaya yang
mendorong seseorang untuk melakukan suatu tindakan. Motif dapat
dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan didalam subjek untuk
melakukan aktifitas-aktifitas tertentu demi mencapai suatu tujuan.
Motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai
dengan munculnya perasaan dan didahului dengan tanggapan terhadap
adanya tujuan. Pendapat ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Eligram
Amka (2002) bahwa ada tiga elemen penting yang tergantung dalam
motivasi :
a. Motivasi mengawali terjadinya perubahan energi pada setiap individu
manusia.
b. Motivasi ditandai dengan timbulnya rasa (felling), afeksi seseorang
dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan kejiwaan, afeksi dan
emosi yang dapat diransang oleh karna tujuan.
c. Motivasi akan diransang karna adanya tujuan.
Dapat disimpulkan bahwa motivasi berprestasi merupakan dorongan
atau keinginan yang dimiliki seseorang untuk bekerja dengan baik dan
mencapai hasil yang sesuai dengan standar yang dietapkan.
Pengertian media pembelajaran
Secara etimologi, media berasal dari bahasa Latin, medius yang
berarti tengah, parantara, pengantar. Dalam bahasa Arab berarti pengantar
pesan dari pengirim kepada penerima informasi.(Azhar Arsyad,2003:3)
Sedangkan menurut istilah media adalah segala sesuatu yang dapat diindra
yang berfungsi sebagai perantara untuk proses komunikasi.(Ahmad
Rohani,1997:3).
Menurut KBBI, media adalah alat atau sarana konunikasi seperti
koran, majalah, radio, televisi, film, poster, dan spanduk. Sedangkan media
pendidikan atau pengajaran adalah alat dan bahan yang digunakan dalam
proses pengajaran atau pembelajaran. Media pendidikan adalah sarana
komunikasi dalam proses belajar mengajar yang berupa perangkat keras,
22
maupun perangkat lunak untuk mencapai proses dan hasil pembelajaran
secara afektif dan efisien, serta tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan
mudah.(Ahmad Rohani,1997:4).
Media lahir karena penerapan prinsip-prinsip teknologi intruksional,
teknologi intruksional lahir karena adanya teknologi pendidikan. Karena
media instruksional adalah lahir dari konsekuensi penerapan teknologi
intruksional dan yang memanfaatkan media intruksional adalah mereka
yang datang dari berbagai disiplin ilmu yang berbeda, namun mempunyai
kepentingan yang sama yaitu hal-hal yang berhubungan dengan interaksi
antara manusia dan proses belajar-mengajar, maka timbullah banyal
pendapat mengenai media, diantaranya adalah : (1) Gagne (1970)
menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam
lingkungan peserta didik yang dapat merangsangnya untuk belajar, (2)
Brigg (1970) berpendapat bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat
menyajikan pesan serta merangsang peserta didik untuk belajar, buku,
film, kaset, film bingkai adalah contoh-contohnya. (Arif Sadiman dkk,
1990:6)
Dari berbagai pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa media
pembelajaran adalah segala sesuatau yang dapat digunakan sebagai sumber
belajar untuk menyalurkan pesan yang dapat merangsang pikiran,
membangkitkan semangat, perhatian dan kemauan sehingga terjadi proses
pembelajaran yang efektif dan efisien.
Ciri-ciri media pembelajaran
Ciri-ciri khusus suatu media pembelajaran berbeda menurut
kemampuan dan pengelompokannya. Menurut kemampuannya ciri-ciri
mrdia dapat membangkitkan rangsangan pada indera penglihatan,
pendengaran, perabaan. Maka secara umum ciri-ciri media pembelajaran
adalah media itu dapat dilihat, di dengar, diraba, dapat diamati dengan
panca indra.
Tiap-tiap media mempunyai karakteristik yang perlu dipahami oleh
pemakainya. Pengenalan jenis media dan karakteristiknya merupakan salah
23
satu faktor dalam penentuan atau pemilihan media. Dalam memilih media,
ada tiga hal yang harus diperhatikan, yaitu: (1) kejelasan maksud dan
tujuan pemilihan tersebut, (2) sifat dan ciri-ciri media yang akan dipilih,
dan (3) adanya sejumlah media yang dapat dibandingkan karena pemilihan
media pada dasrnya adalah proses pengembalian keputusan akan adanya
alternatif-alternatif pemecahan yang dituntut oleh tujuan.
Fungsi dan Nilai Media Pembelajaran
Ada enam fungsi pokok media pembelajaran dalam proses belajar-
mengajar, keenam fungsi tersebut adalah: (1) penggunaan media
pembelajaran dalam proses belajar mengajar bukan merupakan fungsi
tambahan tetapi merupakan fungsi tersendiri sebagai alat bantu untuk
mewujudkan situasi belajar-mengajar yang efektif, (2) penggunaan media
pengajaran merupakan bagian yang integral dari keseluruhan situasi
mengajar, ini berarti bahwa media pengajaran merupakan salah satu unsur
yang harus dikembangkan guru, (3) dalam pengajaran penggunaannnya
integral dengan tujuan dan isi pelajaran. Fungsi mengandung pengertian
bahwa penggunaan media harus melihat kepada tujuan dan materi
pelajaran, (4) penggunaan media pengajaran dalam pembelajaran bukan
semata-mata alat hiburan, dalam arti digunakan hanya sekedar melengkapi
proses belajar supaya lebih menarik perhatian peserta didik, (5)
penggunaan media pengajaran dalam pembelajaran lebih diutamakan untuk
mempercepat proses belajar-mengajar dan membantu peserta didik dalam
menangkap pengertian yang diberikan guru, dan (6) penggunaan media
dalam pengajaran diutamakan untuk mempertinggi mutu belajar-mengajar.
(Sudjana, 2005: 24).
Disamping enam fungsi diatas penggunaan media pengajaran dalam
proses belajar-mengajar mempunyai nilai-nilai seperti di bawah ini: (1)
dengan media dapat meletakkan dasar-dasar yang nyata untuk berpikir,
oleh karena itu dapat mengurangi terjadinya verbalisme. (2) dengan media
dapat memperbesar minat dan perhatian peserta didik untuk belajar, (3)
dengan media dapat meletakkan dasar untuk untuk perkembangan belajar
24
sehingga hasil belajar bertanbah mantap, (4) memberikan pengalaman yang
nyata dan dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri pada setiap
peserta didik, (5) menumbuhkan pemikiran yang teratur dan
berkesinambungan, (6) mambantu tumbuhnya pemikiran dan
berkembangnya kemampuan berbahasa dan (7) memberikan pengalaman
yang tidak mudah diperoleh dengan cara lain serta membantu
berkembangnya efisiensi dan pengalaman belajar yang lebih sempurna
(Sudjana, 2005: 28)
Jenis media pembelajaran
Dalam perkembangannya, media mengikuti perkembangan
teknologi. Teknologi paling tua yang dimanfaatkan dalam proses belajar
mengajar adalah percetakan yang bekerja atas dasar prinsip mekanis.
Kemudian lahir teknologi audio-visual yang menggabungkan penemuan
mekanis dan elektronis untuk tujuan pembelajaran. Teknologi yang muncul
terakhir adalah mikroprosesor yang melahirkan pemakaian komputer dan
kegiatan interaktif. Berdasarkan perkembangan teknologi tersebut, media
pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam empat kelompok, yaitu (1)
media hasil teknologi cetak, (2) media hasil teknologi audio-visual, (3)
media hasil teknologi yang berdasarkan komputer, dan (4) media hasil
gabungan cetak dan komputer. (arsyad, 2009)
Menurut Sudjana (2005) disebutkan bahwa dalam proses belajar-
mengajar dibedakan menjadi dua yaitu: (1) media pengajaran dua dan tiga
dimensi, contohnya bagan, grafik, poster, gambar mati, peta datar, peta
timbul, globe dan papan tulis, dan (2) media pengajaran yang diproyeksi,
contohnya, film, slide, macromedia flash, film strip dan power point.
Solusi dari Kasus yang ditemukan
Untuk masalah-masalah yang ada pada studi kasus diatas, penulis
menyarankan beberapa solusi untuk masalah tersebut, yaitu dengan
menggunakan media pembelajaran yang disesuaiakan dengan materi ajar
dan mengguanakan game sebagai media pembelajaran yang menyenangkan
bagi peserta didik, namun memang membutuhkan skill dalam mengolah
aplikasi-aplikasi computer.
25
Dari berbagai keterangan diatas bahwa menggunakan media dalam
proses pembelajaran sangat penting untuk meningkatkan motivasi, menarik
perhatian dan dapat menjadikan pembelajaran lebih bermakna.
Menggunakan media adalah salah satu solusi yang penulis tawarkan kepada
pendidik ataupun kepada calon pendidik, karena diketahui sangat efektif
untuk membuat pembelajaran lebih bermakna, lebih tenang dan tentu
membangkitkan motivasi belajar peserta didik . mengguakan media juga
dapat menkonkretkan konsep yang abstrak, sehingga peserta didik lebih
mudah memahaminya.
Beberapa alasan penulis mengatakan jika media sangat efektif untuk
menyampaikan materi adalah tingginya keinginan peserta didik untuk
belajar saat menggunakan proyektor. Bahkan mereka berlarian untuk duduk
di bagian depan, dan juga banyak dari mereka yang mengatakan asyik
belajar dengan menggunakan media dan lebih paham. Bukti nyata yang
penulis peroleh adalah hasil ulangan yang lebih tinggi dibanding materi
sebelumnya, ini menandakan kalau peserta didik paham dengan materi
yang disampaikan.
26
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ada beberapa kesimpulan yang dapat dikemukakan dari studi kasus ini
yaitu:
a. Banyak peserta didik yang kurang termotivasi untuk belajar fisika
b. Banyak juga peserta didik yang terpengaruh oleh game online yang
banyak berkembang saat ini di Indonesia sehingga mereka lebih sering
membicarakan game ketimbang membicarakan pelajaran.
c. Ada beberapa solusi yang dapat diterapkan untuk membangkitkan
motivasi peserta didik, diantaranya adalah menggunakan media
pembelajaran yang disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan.
Untuk masalah yang nomor b kita sebagai pendidik bias menggunakan
game sebagai media pembelajaran yang menyenangkan bagi peserta
didik, tapi memang lebih membutuhkan skill dalam mengolah program
computer.
B. Saran
Demikianlah laporan ini peulis buat, dengan harapan bias menambah
wawasan bagi para pembaca semuanya. Dan dalam penulisan laporan ini
masih banyak yang mesti dibenahi, belum sempurna. Bak kata pepatah, “tak
ada gading yang tak retak”, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan
saran dari pembaca semuanya dan tentunya yang bersifat membangun.
Akhirnya penulis ucapkan terima kasih.
27