225611384 laporan pl pg cinta manis

189
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Praktek lapangan merupakan salah satu media yang dapat membantu mahasiswa dalam menjawab tuntutan peningkatan sumber daya manusia. Selama melakukan praktek lapangan mahasiswa akan melihat dan merasakan kondisi dunia kerja dan industri yang sebenarnya. Hal ini akan bermanfaat sekali karena ilmu-ilmu yang didapat selama perkuliahan akan dapat lebih dikuasai dan dihayati, sehingga nantinya ketika masuk dalam dunia kerja ilmu yang didapat akan lebih mudah diaplikasikan. Dalam praktek lapangan mahasiswa diharapkan mampu mengembangkan pengetahuan yang telah diperoleh selama kuliah dan praktikum. Serta mampu menganalisis dan memecahkan persoalan yang terjadi di lapangan sehingga semua permasalahan yang akan ditemui di lapangan dapat ditelaah secara ilmiah sesuai dengan bekal yang diperoleh dari kegiatan akademik tersebut. Perusahaan yang bergerak dalam bidang pangan senantiasa mengarahkan kegiatan usahanya untuk menghasilkan produk yang memenuhi standar keamanan pangan serta memberikan kepuasan bagi konsumen. Masalah keamanan pangan pada saat ini sedang mendapatkan perhatian penuh dari pemerintah, serta menjadi sebuah tuntutan yang harus dipenuhi oleh setiap perusahaan yang bergerak dalam bidang pangan. Hal ini disebabkan semakin meningkatnya minat konsumen terhadap produk yang bernilai Aman, Sehat, Utuh dan Halal (ASUH). Pemenuhan produk yang bernilai ASUH dapat dilakukan salah satunya dengan menerapkan Good Manufacturing Practices (GMP). Selain penerapan GMP, suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang pangan juga dituntut untuk meminimumkan limbah yang dihasilkan oleh industri tersebut. Diantaranya dengan menerapkan Produksi Bersih (PROBER) pada proses pengolahan limbahnya. Sehingga limbah yang dihasilkan dapat diminimalisir dengan memanfaatkannya kembali atau digunakan kembali untuk membantu kegiatan produksi.

Upload: rizki-rani

Post on 26-Dec-2015

116 views

Category:

Documents


28 download

DESCRIPTION

jhhu

TRANSCRIPT

Page 1: 225611384 Laporan PL PG Cinta Manis

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Praktek lapangan merupakan salah satu media yang dapat membantumahasiswa dalam menjawab tuntutan peningkatan sumber daya manusia. Selamamelakukan praktek lapangan mahasiswa akan melihat dan merasakan kondisidunia kerja dan industri yang sebenarnya. Hal ini akan bermanfaat sekali karenailmu-ilmu yang didapat selama perkuliahan akan dapat lebih dikuasai dandihayati, sehingga nantinya ketika masuk dalam dunia kerja ilmu yang didapatakan lebih mudah diaplikasikan.

Dalam praktek lapangan mahasiswa diharapkan mampu mengembangkanpengetahuan yang telah diperoleh selama kuliah dan praktikum. Serta mampumenganalisis dan memecahkan persoalan yang terjadi di lapangan sehingga semuapermasalahan yang akan ditemui di lapangan dapat ditelaah secara ilmiah sesuaidengan bekal yang diperoleh dari kegiatan akademik tersebut.

Perusahaan yang bergerak dalam bidang pangan senantiasa mengarahkankegiatan usahanya untuk menghasilkan produk yang memenuhi standar keamananpangan serta memberikan kepuasan bagi konsumen. Masalah keamanan panganpada saat ini sedang mendapatkan perhatian penuh dari pemerintah, serta menjadisebuah tuntutan yang harus dipenuhi oleh setiap perusahaan yang bergerak dalambidang pangan. Hal ini disebabkan semakin meningkatnya minat konsumenterhadap produk yang bernilai Aman, Sehat, Utuh dan Halal (ASUH). Pemenuhanproduk yang bernilai ASUH dapat dilakukan salah satunya dengan menerapkanGood Manufacturing Practices (GMP). Selain penerapan GMP, suatu perusahaanyang bergerak dalam bidang pangan juga dituntut untuk meminimumkan limbahyang dihasilkan oleh industri tersebut. Diantaranya dengan menerapkan ProduksiBersih (PROBER) pada proses pengolahan limbahnya. Sehingga limbah yangdihasilkan dapat diminimalisir dengan memanfaatkannya kembali atau digunakankembali untuk membantu kegiatan produksi.

Unit Usaha Cinta Manis merupakan salah satu dari 27 unit usaha PTPNVII (Persero) yang bergerak di bidang Perkebunan Tebu dan Pabrik Gula yangterletak di 6 (enam) Kecamatan yaitu: Indralaya Kota, Indralaya Selatan, TanjungBatu, Payaraman, Lubuk Keliat, Rambang Kuang, Kabupaten Ogan Ilir, danProvinsi Sumsel.

Dengan Unit Usaha Cinta Manis ini mahasiswa diharapakan dapatmengartikulasikan pengetahuan yang didapat di perkuliahan dan pengetahuanbaru di lapangan. Unit Usaha Cinta Manis di PTPN VII (Persero) ini sangatrelevan dengan bidang agroindustri dan sesuai dengan ilmu yang didapatdiperkuliahan.

Page 2: 225611384 Laporan PL PG Cinta Manis

2

Tujuan

Secara umum tujuan Praktik Lapangan adalah :a.

b.

Tujuan Instruksional:1) Meningkatkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan mahasiswa

melalui latihan kerja dan aplikasi ilmu yang telah diperoleh sesuaidengan bidang keahliannya.

2) Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam mengidentifikasi,merumuskan, dan memecahkan permasalahan sesuai dengan bidangkeahliannya di lapangan secara sistematis dan interdisiplin.

Tujuan InstitusionalMemperkenalkan dan mendekatkan IPB, khususnya Fakultas Teknologi

Pertanian IPB dengan masyarakat, dan mendapatkan masukan bagi penyusunankurikulum dan peningkatan kualitas pendidikan yang sesuai dengan kemajuanIptek dan kebutuhan masyarakat pengguna.Adapun tujuan khusus dari kegiatan Praktek Lapangan ini yaitu :

Tempat dan Waktu Pelaksanaan

Praktik lapang dilaksanakan di PTPN VII (Persero) Unit Usaha CintaManis yang berlokasi di Desa Ketiau, Kec. Lubuk Keliat, Kab. Ogan Ilir,Prov. Sumatera Selatan. Kegiatan Praktik Lapangan ini dilaksanakan selama40 hari kerja efektif terhitung dari tanggal 24 Juni 2013 sampai dengantanggal 2 Agustus 2013. Praktik lapang dilaksanakan setiap hari senin-minggu dimulai dari pukul 07.00-12.00 dan 14.00-16.00 WIB.

Metode Praktik Lapang

Metode pelakasanaan Praktik Lapangan di PTPN VII (Persero) Unit UsahaCinta Manis terdiri dari :

1. Penjelasan singkatPenjelasan singkat dari pembimbing lapangan atau wakil dari Unit UsahaCinta Manis. Hal ini bertujuan untuk memberikan wacana awal sertaperaturan yang berlaku terkait dengan pelaksanaan PL di Unit Usaha CintaManis.

Page 3: 225611384 Laporan PL PG Cinta Manis

3

2. Pengamatan di LapanganDilakukan dengan mengamati secara langsung terhadap proses produksidari bahan baku hingga menjadi produk yang dihasilkan.

3. Kerja Mandiri dan Kerja TerbimbingDilakukan untuk memperoleh pengalaman di dunia kerja dan mempelajarikesesuaian antara teori dengan praktik di lapangan mengenai hal yangberkenaan dengan proses produksi pada Unit Usaha Cinta Manis serta hal-hal lain yang terkait.

4. Wawancara dan Diskusi dengan Pihak TerkaitKegiatan wawancara ini dilakukan sebagai upaya pengumpulan informasidan data primer yang berhubungan dengan aspek yang dipelajari.Wawancara dilakukan untuk menjelaskan dan mengklarifikasi sertamenerangkan masalah-masalah teknis yang ada di lapangan yang bergunauntuk mendapatkan informasi tambahan. Dimana wawancara inidilakukan terhadap pihak – pihak terkait dengan topik yang ada.

5. Studi PustakaDilakukan dengan mencari referensi dan literatur yang berkaitan dengankegiatan yang dilakukan dan membandingkan dengan situasi yang terjadidi lapangan.

6. Pengolahan dan Analisa DataDilakukan dengan mengolah data yang didapat dari Praktik Lapangankemudian dilakukan analisis berdasarkan data yang diperoleh sehinggamenghasilkan informasi yang dapat dimanfaatkan.

7. Perumusan dan Penulisan LaporanKegiatan ini dilakukan setelah data yang diperoleh dianalisis dandirumuskan yang kemudian dituangkan dalam bentuk laporan tertulis.

KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

Sejarah dan Perkembangan Perusahaan

Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan Nusantara VII adalahsalah satu BUMN yang bergerak dalam sektor perkebunan yang dibentukberdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 1996 tanggal 14 Februari1996 dan Akte Notaris Harun Kamil, SH No.40 tanggal 11 Maret 1996 danberkantor pusat di Bandar Lampung. PTPN VII (Persero) terdiri dari 3 provinsiyaitu Lampung, Sumatera Selatan, dan Bengkulu.

Page 4: 225611384 Laporan PL PG Cinta Manis

4

Gambar 1 Sebaran wilayah Unit Usaha PTPN VII (Persero)

PTPN VII (Persero) merupakan gabungan dari beberapa PT yangdihimpun menjadi satu kesatuan, yang terdiri dari PT Perkebunan X (Persero), PTPerkebunan XXXI (Persero), Proyek Pengembangan PT Perkebunan XI (Persero)di Kabupaten Lahat, dan Proyek Pengembangan PT Perkebunan XXIII (Persero)di Provinsi Bengkulu.

PTPN VII (Persero) terbentuk dalam beberapa kurun waktu tertentu.Berdasarkan Keputusan Presiden No. 59 Tahun 1978 dilakukan studi kelayakanoleh Victories Mill Company dari Filipina. Kemudian SK. Menteri Pertanian No.688/Kpts/Org/8/1981 menyebutkan bahwa proyek PG. Cinta Manis dikelola olehPTP. XXI-XXII (Persero). Selanjutnya pada tanggal 20 Oktober 1989 dikeluarkanPeraturan Pemerintah RI No 15 Tahun 1989 bahwa PG. Cinta Manis dan PG.Bunga Mayang dilepas dari PTP. XXI-XXII (Persero) menjadi PTP. XXXI(Persero). Pada tanggal 2 Mei 1994, SK. Menkeu RI No. 149/KMK/016/1994menyebutkan adanya penggabungan PTP menjadi PTPN, sehingga pada tanggal11 Maret 1996 dikeluarkan SK. Menkeu RI No. 257/KMK.016/1996 dan No.166/KMK.016/1996 bahwa PTP. X (Persero), PTP. XXXI (Persero), PTP. XIII(Persero) di Bengkulu dan PTP. XI di wilayah Lahat yang digabung menjadiPTPN VII (Persero) dengan Akte Notaris Harun Kamil SH No. 40 tanggal 11Maret 1996.

PTPN VII (Persero) mengolah 4 komoditas utama yang terdapat padamasing-masing lokasi atau wilayah unit usahanya yang terdiri dari: kelapa sawit,karet, teh, dan tebu (gula). Berikut merupakan tabel komoditas yang diolah olehPTPN VII berserta lokasi, dan produk yang dihasilkan serta kapasitasnya.

Page 5: 225611384 Laporan PL PG Cinta Manis

5

Tabel 1 Komoditas dan sebaran lokasi pengolahannya di wilayah PTPNVII (Persero)Komoditas Lokasi Ʃ Produk Kapasitas

(ton)

KelapaSawit

Lampung Sumsel Bengkulu

PPKS 2 4 1 7 CPO/inti 261sawit ton/jam

PPIS 1 1 - 2 Minyak inti 100

Karet

sawitBungkil intisawit

ton/hari

Pabrik RSSPabrik SIR

24

13

11

48

RSSSIR

35 ton/hari260ton/hari

TehPabrik teh - 1 - 1 BOP, dust, 80 ton

Gula

bochea,broken mix

pucukbasah/hari

Pabrik gula 1 1 - 2 Gula SHS 7.000dan tetes TCD

5.500TCD

TOTAL 10 11 3Sumber : Tata usaha Unit Usaha Cinta Manis, 2013

Pabrik Gula Cinta Manis merupakan salah satu dari 2 pabrik gula yangdimiliki oleh PTPN VII (Persero). Pabrik Gula Cinta Manis berdiri pada tahun1982 dan dioperasikan pada tahun 1984 dengan kemampuan produksi 5.500 TCD.Menggunakan proses sulfitasi dan mengahasilkan produk berupa Gula KristalPutih (GKP).

Lokasi Perusahaan

Unit Usaha Cinta Manis terletak di Desa Ketiau Kec. Lubuk Keliat Kab.Ogan Ilir Provinsi Sumatera Selatan dengan kantor direksi berada di Lampung.Memiliki lahan di 6 (enam) Kecamatan yaitu : Indralaya Kota, Indralaya Selatan,Tanjung Batu, Payaraman, Lubuk Keliat, dan Rambang Kuang pada KabupatenOgan Ilir, Provinsi Sumatera Selatan. Unit Usaha Cinta Manis memiliki luas lahan20.263,09 Ha, yang terdiri dari lokasi I dengan luas lahan 6.512,42 Ha (HGUNo.01/95), lokasi II dengan luas lahan 8.866,77 Ha (PBT No.35/2003), dan lokasiIII dengan luas lahan 4.883,92 Ha (PBT No.28/1998). Uraian ke 3 lokasi lahanUnit Usaha Cinta Manis dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Page 6: 225611384 Laporan PL PG Cinta Manis

6

Tabel 2 Uraian lahan Unit Usaha Cinta ManisNo Urian

I/IIRayon (Ha)

III/IV/V VIJumlah

1 Kebun tebu giling 4.917,95 6.133,68 3.416.68 14.448.3& bibit

2 Kantor, pabrik, 70.31 131.88 34.44 236.6perumahan

34

JalanRawa, rendahan

253.921.311.23

351.092.270.099

158.501.274.32

763.54.855.6

Total Area (Ha) 6.512.42 8.866.75 4.883.92 20.263.09Sumber : Tata usaha Unit Usaha Cinta Manis, 2013

Tujuan Perusahaan

Visi dan Misi Perusahaan

a. VisiPerusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan Nusantara VII menjadiperusahaan agribisnis berbasis karet, kelapa sawit, teh dan tebu yangtangguh serta berkarakter global.

1. Tangguh berarti daya saing prima melalui peningkatanproduktivitas, mutu, skala ekonomi, dan dukungan industri hilir.

2. Karakter global berarti berkarakteristik yaitu perusahaan berkelasdunia, proses bisnis dan kinerja prima, serta menghasilkan produkberstandar internasional.

b. Misi :1.

2.

3.4.

Menjalankan usaha perkebunan karet, kelapa sawit, teh, dan tebudengan menggunakan teknologi budidaya dan proses pengolahanyang efektif serta ramah lingkungan.Mengembangkan usaha industri yang terintegrasi dengan bisnisinti (karet, kelapa sawit, teh dan tebu) dengan menggunakanteknologi terbarukan.Mengembangkan sumber daya manusia yang berbasis kompetensi.Membangun tata kelola usaha yang efektif.

5. Memelihara keseimbangan kepentingan stakeholders untukmewujudkan daya saing guna menumbuh-kembangkan perusahaan.

Rencana Strategis Perusahaan

Melaksanakan pembangunan dan pengembangan agribisnis sektorperkebunan sesuai prinsip perusahaan yang sehat, kuat dan tumbuhberkesinambungan dalam skala usaha yang ekonomis.

Menjadi perusahaan yang berkemampulabaan (profitable), makmur(wealth) dan berkelanjutan (sustainable) sehingga dapat berperan lebih jauhdalam akselerasi pembangunan regional dan nasional.

Page 7: 225611384 Laporan PL PG Cinta Manis

7

Sistem Manajemen Perusahaan

Struktur Organisasi Perusahaan

Dalam suatu perusahaan atau industri wajib memiliki struktur organisasidan ketenagakerjaan yang jelas, karena hal ini akan menunjukkan hubungan antarkaryawan di suatu bagian dengan bagian yang lain agar jelas kedudukan,wewenang, dan tanggung jawab masing-masing, sehingga dapat teratur danterorganisir dengan baik. Berikut struktur organisasi pada Unit Usaha CintaManis.

Gambar 2 Struktur organisasi PTPN VII (Persero) Unit Usaha Cinta Manis

Pekerja pada Unit Usaha Cinta Manis PTPN VII (Persero) dibagi menjadi2 yaitu pekerja tetap dan pekerja kampenye dengan jumlah yang berbeda denganuraian seperti tabel dibawah ini.

Tabel 3 Uraian jumlah pekerja Unit Usaha Cinta Manis

No

1

2

Uraian/Status Hub. Kerja

PEKERJA TETAPa. Golongan I-IIb. Golongan III-IV

PEKERJA KAMPANYETOTAL

JumlahOrang

618854891.192

Sumber : Tata usaha Unit Usaha Cinta Manis, 2013

Page 8: 225611384 Laporan PL PG Cinta Manis

8

Tenaga kerja tetap pada Unit Usaha Cinta Manis dibagi menjadi 2berdasarkan golongannya, yaitu golongan I-II dan golongan III-IV. Karyawanpekerja tetap maupun pekerja kampanye ini dibagi menjadi 2 tipe, yaitu shift dannon-shift. Berikut adalah tabel jadwal kerja karyawan Unit Usaha Cinta Manis :

Tabel 4 Jadwal kerja karyawan shift dan non-shift Unit Usaha Cinta Manis

Tipe ShiftPagiSiangMalam

Tipe Non-ShiftSenin – JumatSabtu

Waktu Kerja06:00 – 14:0014:00 – 22:0022:00 – 06:00

Waktu Kerja07:00 – 12:00 dan 14:00 – 16:0007:00 – 13:00

Sumber : Tata usaha Unit Usaha Cinta Manis, 2013

Fasilitas Perusahaan

Unit Usaha Cinta Manis senantiasa berusaha untuk memenuhikesejahteraan karyawannya dengan menyediakan berbagai fasilitas yaitu :

1. Pemberian gaji karyawan sesuai dengan jabatan, golongan danprestasi kerja karyawan

2. Pemberian tunjangan, baik tunjangan hari raya maupun tunjanganhari tua

3. Klinik kesehatan untuk karyawan4. Perumahan untuk karyawan5. Koperasi karyawan yang menyediakan bahan pokok untuk

kebutuhan sehari-hari bagi karyawan dengan harga yang terjangkaudan mempermudah dalam sistem pembayarannya.

6. Sarana pendidikan, tempat ibadah, sarana olahraga (lapanganbasket, sepak bola, voli, bulu tangkis, tenis dll) serta gedungpertemuan/gedung serbaguna

7. Asuransi jiwa berupa Jamsostek untuk hari tua dan lain-lain

Kapasitas Produksi

Kapasitas produksi gula kristal putih yang dapat dihasilkan pada UnitUsaha Cinta Manis sebesar ± 200 ton per hari, dengan rendemen gula sebesar 7,2%. Dalam tiap panen dan giling Unit Usaha Cinta Manis dapat melakukanpenggilingan tebu hingga 4.500 ton tiap harinya.

Page 9: 225611384 Laporan PL PG Cinta Manis

9

Produk

Unit Usaha Cinta Manis memiliki dua jenis produk yang dapatdihasilkan, produk tersebut adalah produk utama dan produk samping. Produkutama yang dihasilkan Unit Usaha Cinta Manis adalah berupa gula kristal putih(GKP) dengan HK sekitar 99% dan besar butiran kristal 0,9 – 1,1 mm. Sedangkanproduk sampingan yang dihasilkan Unit Usaha Cinta Manis adalah berupa tetestebu atau Molase dengan HK sekitar 33% yang akan diekspor ke luar negeri,kemudian ada ampas sisa tebu atau Bagas yang dapat digunakan sebagai bahanbakar boiler dan campuran kompos, kemudian yang terakhir adalah abu danblotong atau filter cakeyang digunakan untuk bahan campuran pupuk kompos.

UNIT-UNIT OPERASI PRODUKSI

Proses produksi gula merupakan aktivitas utama yang berlangsung di PGUnit Usaha Cinta Manis. Aktivitas ini merupakan serangkaian kegiatan untukmengolah nira dari tebu menjadi gula kristal putih (GKP) dengan menggunakanproses pemurnian sulfitasi. Secara umum proses produksi dimulai daripenebangan bahan baku berupa tebu di lahan tebu. Selanjutnya, nira dalam tebuakan diekstrak dan diolah dengan melewati serangkaian stasiun pendahuluan danstasiun pengolahan, diantaranya ialah sebagai berikut :

1. Stasiun Timbangan dan Cane Yard (Halaman Tebu)2. Stasiun Mill (Gilingan)3. Stasiun Pemurnian4. Stasiun Evaporator (Penguapan)5. Stasiun Kristalisasi (Masakan)6. Stasiun Finishing (Penyelesaian)7. Sugar Bin dan Storage

Hingga saat ini, tepatnya pada musim giling tahun 2013, PG Unit UsahaCinta Manis memiliki kapasitas produksi ± 5.500 TCD GKP. Berdasarkanketerangan dari perusahaan, kapasitas produksi ini telah dimulai pada tahun 2010sebagai upaya Revitalisasi PG Unit Usaha Cinta Manis PTPN VII (Persero).Kemudian untuk kelancaran operasional pada bagian pengolahan terdapat jugabagian-bagian pendukung, antara lain :

1.2.3.4.5.

Power HouseInstrumentWork Shop (Besali)BoilerWater Treatment

Page 10: 225611384 Laporan PL PG Cinta Manis

10

Faktor Penentu Waktu Giling dan Mutu Tebu

Suatu industri atau perusahaan gula sebelum melakukan proses giling atauproduksi gula dari tebu, harus memiliki faktor penentu waktu giling. Begitu jugadengan Unit Usaha Cinta Manis, yang memiliki faktor penentu waktu gilingdiantaranya ditentukan oleh bagian tanaman dan laboratorium (Trichogramma)berupa Faktor Kemasakan (FK) mencapai 20-30% dari 100% kemasakan, nilairendemen, Koefisien Peningkatan (KP), dan Koefisien Daya Tahan (KDT) sertakesiapan pabrik oleh bagian teknik.

Analisa diatas terkait dengan analisa mutu tebu. Analisa mutu tebudilakukan pada tebu sampel. Tebu sampel diperoleh dengan cara pengambilansampel. Pengambilan sampel tebu dilakukan dengan menghitung 25 meter (juring)kedalam petak dan 25 meter horizontal, maka ditemukan titik pengambilansampel. Sampel diambil sebanyak 10 batang per petak selama 2 minggu sekali/1periode.

75 m

50 m

25 m

25 m Juring 50 m 75 m

Gambar 3 Titik pengambilan sampel tebu

Dimulai dari analisa kemasakan tebu. Analisa kemasakan tebu dilakukanketika tebu telah berumur diatas 8,5 bulan. Analisa kemasakan tebu bertujuanuntuk mengetahui tingkat kemasakan tebu dan potensi rendemen serta sebagaidasar untuk petak-petak yang akan diaplikasikan Zat Pemacu Kemasakan (ZPK)dan juga untuk penentuan jadwal tebang. Dengan rumus sebagai berikut :

Untuk tebu sampel yang telah diambil, dilakukan analisa brix dan analisapol yang sebelumnya dilakukan analisa tingkat keperahan tebu sampel. Tingkatkeperahan tebu diperoleh dari hasil bagi berat nira per berat tebu.

Selanjutnya dilakukan analisa brix dengan menggunakan tabung brix yangdi isi dengan nira hasil gilingan sampel tebu, maka diperoleh nilai brix nya.Kemudian analisa pol dilakukan dengan alat polari meter, dimana nira terlebihdahulu disaring dan dicampur asam asetat serta aquades. Larutan nira yang telahtercampur, dituang dalam tabung polari meter dan diperoleh nilai pol dari nirasampel tebu. Masing-masing analisa brix dan pol dilakukan pada nira tebu sampel

Page 11: 225611384 Laporan PL PG Cinta Manis

11

bagian atas, tengah, dan bawah. Nilai hasil analisa brix dan pol digunakan untukmemperoleh nilai Harkat Kemurnian (HK) sebagai nilai pembagi pada koefisiendaya tahan (KDT) dan rendemen (%). Rendemen diperoleh dari perkalian kualitastebu dengan kuantitas tebu. Kualitas tebu berupa pol – 0,4 (Brix – pol) dankuantitas tebu berupa Faktor Perah.

(a) (b)

Gambar 4 (a) Nira tebu sampel (b) Polari meter

Setelah dilakukan beberapa uji diatas, dapat ditentukan bahwa tebu telahsiap tebang dengan jadwal tebang yang diperoleh dari analisa kemasakan tebusetiap petak sebagai bahan baku pembuatan gula kristal putih (GKP). Makadiperoleh waktu giling/proses produksi gula pada PG Unit Usaha Cinta Manis.

Rangkaian Operasi Produksi

Stasiun Timbangan dan Cane Yard (Halaman Tebu)

Stasiun timbangan dan cane yard merupakan stasiun pendahuluan padasemua pabrik gula. Pada pabrik gula Unit Usaha Cinta Manis terdapat 3timbangan yang terdapat pada stasiun timbangan. Dari ke 3 timbangan tersebutmemiliki kegunaan dan fungsinya masing-masing dengan spesifikasi yangberbeda-beda. Timbangan 1 dan 2 merupakan timbangan Bruto yang mempunyaikapasitas 60 ton. Digunakan untuk menimbang tebu dan bahan tambahan (umum)seperti kapur, asam phosfat, sulfur dll yang akan masuk dalam cane yard atau punpabrik. Kemudian timbangan 3 merupakan timbangan Tarra yang mempunyaikapasitas 20 ton. Digunakan untuk menimbang truk atau alat transportasi lainyang akan keluar dari cane yard atau pabrik.

Page 12: 225611384 Laporan PL PG Cinta Manis

12

(a) (b)

Gambar 5 (a) Timbangan bruto (b) Timbangan netto

Sebelum kendaraan pengangkut tebu masuk dalam stasiun timbangan,kendaraan pengangkut di semprot terlebih dahulu pada bagian bawah kendaraanmenggunakan air guna mengurangi kotoran (tanah) yang akan ikut tertimbang danmasuk dalam cane yard. Kendaraan pengangkut tebu ditimbang (bruto) dengantanpa pengendara di dalamnya guna menghindari penambahan berat padatimbangan tebu yang dibawa. Berat tebu yang tertimbang secara otomatis masukdalam komputer yang telah diatur sebagai alat pencatat hasil timbangan bersertakode kendaraan pengangkut dengan satuan kwintal. Untuk bahan tambahan(umum) yang masuk, tertimbang dengan satuan kg. Setelah ditimbang makakendaraan pengangkut tebu masuk dalam cane yard untuk melakukanpembongkaran tebu yang telah diangkut. Jika telah selesai maka kendaraanpengangkut tebu kembali pada stasiun timbangan untuk ditimbang (Tarra) beratkendaraan yang digunakan. Dengan sistem yang sama, maka diperoleh beratkendaraan pengangkut tanpa tebu (kosong). Hasil yang diperoleh digunakan untukpembagi berat kotor tebu yang telah tertimbang dan tercatat. Sehingga diperolehberat bersih tebu yang dibawa dan masuk oleh kendaraan pengangkut tersebut (Netto).Semua bahan yang melewati stasiun timbangan akan ditimbang terlebih dahulukecuali gula. Dalam stasiun timbangan semua data hasil timbangan akan direkapper jam/per harinya.

Pada setiap kendaraan pengangkut yang membongkar muatan tebunyapada cane yard, diambil 2 ikat tebu oleh petugas pada cane yard. Tebu yangdiambil digunakan untuk analisa Trash (%). Analisa trash terdiri dari Sogolan(tebu ruas ≤ 10 ruas), Pucuk Tebu, Daduk (daun tebu), Tebu Mati, dan Tanah.Pada Unit Usaha Cinta Manis toleransi trash maximal 5% pada setiap kendaraanpengangkut. Jika lebih maka kendaraan pengangkut tersebut dikenakan pinaltyberupa pengurangan bobot tebu yang telah dibawa yaitu:

Berat Tebu x (% Trash Kendaraan Pengangkut – Max % Trash)

Pada cane yard Unit Usaha Cinta Manis menggunakan sistem FIFO dalamproses kerjanya. Dimana tebu yang pertama masuk maka akan pertama pula digiling. Cane yard Unit Usaha Cinta Manis memiliki kapasitas 4000 tontebu. Dalam cane yard terdapat tiga alat untuk membantu memasukkan tebukedalam meja gilingan tebu yaitu Cane Lifter, Tipler, dan Cane Stacker(grounded) yang dioperasikan oleh operator. Cane lifter merupakan alat pembantu

Page 13: 225611384 Laporan PL PG Cinta Manis

13

untuk memasukkan tebu kedalam meja gilingan tebu yang diangkut oleh NCT kapasitas dari cane lifter ini sebesar 4 ton . NCT ini merupakan sub kontrak antara kontraktor dan Unit Usaha Cinta Manis dengan jumlah 24 unitKemudian tipler, yang digunakan untuk memasukkan tebu kedalam meja gilingantebu tebu yang diangkut oleh truk besar maupun kecil. Pada Unit Usaha CintaManis terdapat 3 tipler yang digunakan. Dua tipler besar yang dapat digunakanuntuk truk besar dan kecil serta satu tipler kecil yang digunakan untuk truk kecil.Selanjutnya cane stacker atau grounded dapat digunakan oleh truk besar, trukkecil, dan NCT.

(a) (b) (c)

Gambar 6 (a) Cane lifter (b) Tipler (c) Grounded

Terdapat 3 jenis potongan tebu yang masuk dalam cane yard yaituManual, dimana tebu ditebang dan diangkut ke atas kendaraan pengangkut olehpenebang secara manual dengan daya tahan tebu maksimal 30 jam pada caneyard. Selanjutnya Semi Mekanis, dimana tebu ditebang oleh penebang dandiangkut oleh mesin/traktor ke dalam kendaraan pengangkut dengan daya tahantebu maksimal 30 jam. Dan yang terakhir adalah dengan cara Mekanis, dimanatebu di tebang dan diangkut oleh mesin/traktor dengan panjang potongan tebu 20 -30 cm. Tebu hasil tebangan secara mekanis harus langsung digiling tanpamenunggu terlebih dahulu pada cane yard karena lebih mudah rusak. Selain dari 3jenis potongan tebu diatas, biasanya terdapat tebu bakar yang masuk pada caneyard. Tebu bakar ada, karena adanya unsur ketidaksengajaan seperti terbakar danlain-lain. Tebu bakar juga memiliki waktu maksimum pada cane yard yaitu tidaklebih dari 24 jam. Jika lebih maka tebu bakar akan rusak karena mikroba danjamur.

Cane yard merupakan aspek penting dalam kelancaran proses produksigula pada Unit Usaha Cinta Manis. Hal ini disebabkan karena pada cane yardterdapat stok bahan baku/ tebu yang diatur jumlahnya sesuai dengan kapasitaspabrik. Ada kalanya stok bahan baku/tebu pada cane yard dilebihkan gunamenangulangi terjadinya keterlambatan penebangan tebu dan pengangkutan tebumenuju cane yard/pabrik. Sehingga pabrik tetap dapat berproduksi dan tidakberhenti beroperasi. Cane yard beroperasi selama 24 jam dengan 3 kali siftsebanyak 6 jam.

Page 14: 225611384 Laporan PL PG Cinta Manis

14

Stasiun Mill (Gilingan)

Tebu yang telah mengalami bongkar muat dari kendaraan pengangkutpada cane yard, selanjutnya akan mengalami 2 proses, yaitu penumpukan sebagaiproses transisi dalam kegiatan pengantrian sebelum masuk pada meja tebu ataulangsung dimasukkan ke meja tebu tanpa proses penumpukan. Hal ini dilakukantergantung kondisi yang terjadi pada stasiun Mill (Gilingan).

Tebu yang telah masuk pada meja tebu akan di bawa oleh cane carrieryang dijalankan oleh operator menuju ke mesin pemotong tebu (cane preparation)dengan nilai Preparation Indeks (PI) 85%.

Pada Unit Usaha Cinta Manis terdapat 3 tahap pemotongan tebu (canepreparation) menjadi beberapa ukuran. Tahap pertama, pemotonganmenggunakan mesin Cane Cutter I dengan hasil potongan tebu 30 cm. Kemudianmasuk dalam mesin Cane Cutter II dengan hasil potongan tebu 10 cm. Dan yangterakhir menggunakan Semi Hammer Shredder (SHS) dengan hasil potongan 2,5cm. Pemotongan bertahap ini bertujuan untuk mempermudah mesin giling untukmenggiling potongan tebu sehingga mudah terekstrasi dan meminimumkan energiyang digunakan untuk mesin penggiling tebu.

(a) (b)

Gambar 7 . (a) Hasil potongan Cane preparation (b) Cane carrier mini

Hasil potongan tebu pada mesin pemotong kemudian dibawa oleh canecarrier mini dari cane preparation menuju mesin penggiling untuk digiling danmenghasilkan nira mentah. Pada Unit Usaha Cinta Manis terdapat 5 mesin gilingdalam proses pemerahan nira. Gilingan 1 dan 5 yang terdiri dari 5 roda penggilingdan gilingan 2,3, dan 4 terdiri dari 4 roda penggiling. Adanya perbedaan jumlahroda penggiling ini memiliki fungsi yang berbeda. Pada gilingan 1 diharapkantebu yang digiling sebanyak mungkin nira keluar dari potongan tebu, sedangkanpada gilingan 5 diharapkan sekering mungkin ampas tebu yang dihasilkan darigilingan. Gilingan 2, 3, dan 4 mempunyai fungsi yang sama yaitu untukmengektraksi nira dari potongan tebu sisa gilingan 1.

Page 15: 225611384 Laporan PL PG Cinta Manis

15

(a) (b)

Gambar 8 (a) Roda penggiling (b) Air imbibisi

Pada proses penggilingan, ditambahkan Air Imbibisi dengan suhu 70-90ᵒCsebanyak 30% berat tebu pada gilingan 5 yang bertujuan untuk mempermudahpengeluaran nira yang tersisa pada potongan tebu yang digiling serta mencegahterjadinya inversi (kerusakan) karena banyak nya mikroba yang mati pada suhutinggi. Namun penambahan air imbibisi dengan suhu tinggi (>90ᵒC) jugamempunyai kekurangan yaitu dapat menyebabkan kerusakan sukrosa danmelarutkan bahan-bahan non gula dalam nira (seperti zat lilin dll). Selain itu padagilingan 1 dan 5 terdapat proses penambahan bahan-bahan tambahan berupaenzim amilase untuk mendegradasi amilum yang dihasilkan dari nira tebu hasilgilingan sebanyak 20-25 ppm dan bioinsektisida serta susu kapur dengankekentalan 3ᵒBe. Larutnya bahan non gula (zat lilin) akan mengakibatkan rodapenggiling terjadi slip karena licin terlapisi oleh zat lilin. Potongan tebu yangmasuk pada gilingan 1 akan menghasilkan nira gilingan 1 dan ampas gilingan 1yang akan diteruskan sebagai bahan baku pada gilingan 2. Ampas pada gilingan 2akan diteruskan sebagai bahan baku gilingan 3. Ampas gilingan 3 akan diteruskansebagai bahan baku gilingan 4. Ampas gilingan 4 akan diteruskan sebagai bahanbaku gilingan 5 dan ampas gilingan 5 akan diangkut menuju stasiun Boilerdengan menggunakan bagasse carrier. Sebagian dari jumlah bagasse yangdihasilkan tersebut dimanfaatkan sebagai bahan bakar boiler yang terdiri dari tigaunit dapur dan sebagian lagi digunakan untuk bahan pencampur nira kotor padastasiun pemurnian. Diharapkan ampas yang dihasilkan mengandung pol < 2% danZat Kering Ampas mencapai 49-50%. Nira hasil gilingan 5 dipompa dandimasukkan kembali sebagai pembasah ampas tebu pada gilingan 4. Nira hasilgilingan 4 dipompa dan di masukkan kembali sebagai pembasah ampas tebu padagilingan 3. Serta nira hasil gilingan 3 di pompa dan dimasukkan kembali sebagaipembasah ampas tebu pada gilingan 2. Sehingga semua nira hasil gilinganterkumpul pada tangki pengumpulan nira gilingan 1 dan 2.

Page 16: 225611384 Laporan PL PG Cinta Manis

16

imbibisi

CP ampas

Tangkipenampung

nira

aAmpas

niranira

Nira (Ke stasiun Pemurnian)

Screenter

Gambar 9 Alur penggilingan

Nira yang telah terkumpul dalam tangki penampung, dipompa menujuRotary Chvs. Rotary Chvs berfungsi untuk memisahkan nira dengan ampas yangterbawa oleh nira. Nira yang telah tersaring dipompa menuju stasiun pemurnian.Sedangkan ampas yang tersaring dimasukkan pada gilingan 2 untuk di gilingkembali.

Stasiun mill (Gilingan) diharapkan dapat menghasilkan pol extractionsebesar 93%. Untuk mencapai target maka dibutuhkan energi yang besar untukmenjalankan mesin gilingan tersebut.

Stasiun Pemurnian

Unit pemurnian ialah suatu unit proses yang bertujuan untuk memisahkanbahan-bahan bukan gula baik yang terlarut maupun yang tidak larut kecuali gulareduksi tanpa merusak gula. Nira hasil perahan pada unit mill bersifat keruh danbewarna cokelat karena adanya bahan terlarut maupun yang tidak terlarut. Prosespemurnian nira yang digunakan pada Unit Usaha Cinta Manis ialah prosessulfitasi dengan sistem penambahan susu kapur dan sulfitasi dengan sistempenambahan gas SO2. Tahap yang dilakukan pada proses pemurnian meliputipenimbangan nira mentah + penambahan asam phosfat, pemanasan I, defekasi(pre liming dan second liming), sulfitasi, pemanasan II, pembuangan gas terlarut,pemisahan nira (jernih dan kotor), serta pembuangan blotong. Parameter yangmempengaruhi pada proses pemurnian ialah nilai Harkat Kemurnian (brix danpol) serta pol blotong (%).

Nira mentah dari stasiun mill memiliki kadar kapur sebesar 320-360dengan HK 780 ditimbang menggunakan timbangan nira dengan kapasitasmaksimum 5 ton yang memiliki suhu 40ᵒC. Prinsip kerja dari timbangan niraseperti bandul sederhana. Dimana larutan nira akan masuk pada tabung nirakosong. Ketika tabung nira penuh maka tabung akan turun karena berat nira yangtertampung. Kemudian nira yang telah di timbang masuk dalam tangkipenampung WJT (weight juice tank) dan ditambahkan asam phosfat yang telahdilarutkan dengan air (pengenceran 20 kali). Penambahan asam phosfat bertujuanuntuk meningkatkan kandungan asam phosfat dalam cairan nira. Nira mentah daristasiun mill memiliki kandungan asam phosfat sebesar 250 ppm. Sehingga perlu

Page 17: 225611384 Laporan PL PG Cinta Manis

17

ditambahkan larutan phosfat untuk meningkatkan kandungan phosfat sebanyak30-50 ppm dalam nira agar mencapai 300 ppm.

Gambar 10 Timbangan nira

Larutan nira yang telah tercampur dengan asam phosfat dipompa menujujuice heater I atau pemanas I dengan suhu 75ᵒC. Sumber panas yang digunakanpada pemanas I adalah uap yang dihasilkan dari proses penguapan atau evaporasi.Panas dialirkan dengan sistem Heat Exchanger secara konduksi dan konveksi(Shell & tube heat exchanger) pada nira sehingga nira memperoleh panas dengansuhu 75ᵒC. Pemanasan akan disertai dengan uap air. Maka air yang tidakdigunakan pada pemanas I (kondensat) akan dialirkan kembali untuk digunakandalam proses selanjutnya dan mengandung sedikit amoniak. Pada Unit UsahaCinta Manis terdapat 4 juice heater yang digunakan dalam pemanas I. Tujuandilakukan pemanasan pendahuluan dengan suhu 75ᵒC adalah untuk mendukungproses penggumpalan koloid pada proses defekasi.

Gambar 11 Juice heater

Setelah proses pemanasan I, nira dipompa menuju tangki proses defekasi(penambahan susu kapur) dengan melalui 2 tahap, yaitu pre liming dan secondliming. Kapur dilarutkan terlebih dahulu dengan air panas sebelum di pompa dandimasukkan pada tabung pre liming dan second liming oleh operator melalui alatpengatur pH. Larutan susu kapur ini memiliki konsentrasi mencapai 6,0-8,0ᵒ Bedengan tujuan untuk membantu proses pengendapan koloid pada nira mentah.Pada pre liming, pH nira dinaikkan menjadi 7,0-7,2 selama 3 menit, sedangkanpada second liming pH nira dinaikkan menjadi 8,5-10,5 selama 30 detik agar tidakterjadi perubahan warna pada nira. Kebutuhan kapur dalam proses defekasi inimencapai 1,2-1,4 kg/ ton tebu.

Page 18: 225611384 Laporan PL PG Cinta Manis

18

(a) (b)

Gambar 12 (a) Pre liming dan Second liming (b) Sulfur tower

Nira dari second liming menuju sulfur tower untuk melalui proses sulfitasi.Proses sulfitasi adalah proses penambahan gas SO2 pada nira, yang dihasilkan dariproses pembakaran sulfur dengan menggunakan Rotary SulfurFurnance (RSF)pada suhu < 400ᵒC. Proses sulfitasi ini menggunakan metode Counter Currentguna memperbesar waktu kontak agar reaksi lebih sempurna. Nira disemprotkanlangsung dari atas tabung sulfur tower agar kontak langsung dengan gas SO2 daribawah sulfur tower melalui 9 tray yang terdapat pada sulfur tower. Gas yang tidakbereaksi dengan nira maka akan dikeluarkan melalui saluran pembuangan.Semakin cepat gas yang dikeluarkan, maka semakin baik pula nira yangdihasilkan dari proses sulfitasi. Nira yang telah tersulfitasi memiliki pH 7,0(netral) dan selanjutnya ditampung pada tangki penampungan (drawing tank).Kebutuhan sulfur/belerang untuk proses sulfitasi sebanyak 40 kg/100 ton tebu.

Kemudian nira yang tertampung pada drawing tank dipompakan kembalimenuju pemanas II (juice heater II) dengan suhu mencapai 105-110ᵒC gunaproses pemanasan lanjut. Pemanasan lanjut ini berfungsi untuk membantu prosespengendapan. Proses pemanasan II berlangsung selama 30 detik dengan jumlahjuice heater sebanyak 3 buah. Uap panas yang digunakan pada pemanas II berasaldari uap nira hasil proses penguapan pada evaporator. Nira hasil pemanasan IIdialirkan pada flash tank yang berguna untuk memisahkan gas yang larut dalamnira, guna mempermudah proses pengendepan pada Clarifier. Prinsip kerja flashtank adalah dengan sistem turbulen dan defleksi. Dimana cairan nira ditabrakkansecara flash pada sebuah deflektor sehingga gas akan naik dan keluar melaluilubang pembuangan. Nira dari flash tank memiliki suhu 100ᵒC.

Page 19: 225611384 Laporan PL PG Cinta Manis

19

(a) (b)

Gambar 13 (a) Flash tank (b) Feed box

Selanjutnya nira dialirkan pada feed box dan second box menuju SingleTray Clarifier (STC). Main box digunakan untuk melihat sampel nira yangmengendap pada STC. Pada tangki STC, nira mengalami proses pengendapandengan adanya penambahan flokulan. Flokulan berfungsi untuk menyelubungikoloid yang ada pada nira agar lebih kompak dan mudah mengendap. Nirajernih/nira encer hasil pengendapan secara perlahan keluar dari STC dan masukdalam pemanas III (juice heater III) guna melalui proses penguapan (evaporasi)dengan HK sebesar 825 dan suhu 95ᵒC serta memiliki kandungan kapur 480-520.Sedangkan nira kotor dari STC bagian bawah dipompakan menuju mud mixer(cyclon) dengan penambahan ampas halus/bagasecylo. Nira kotor dan ampashalus dicampur hingga homogen yang selanjutnya dialirkan pada Rotary VakumFilter (RVF).

Gambar 14 Rotary vacuum filter

Prinsip kerja RVF yaitu menggunakan sistem vakum guna memisahkannira tapis dengan blotong. Sistem vakum yang digunakan melalui dua tahap yaitulow vakum, digunakan untuk menarik blotong agar menempel pada permukaanRVF dengan entalpi sebesar 20-30 dan high vakum yang digunakan untukmengurangi kadar air serta gula yang terkandung dalam blotong dengan entalpisebesar 25-40. RVF dilengkapi dengan siraman air yang berada diatas RVFberfungsi untuk mengurangi jumlah pol dari blotong. Pada RVF menghasilkanblotong dan nira tapis. Blotong kemudian dibawa menggunakan belt conveyormenuju tempat penampungan blotong yang nantinya akan diangkut oleh trukpenampung.

Page 20: 225611384 Laporan PL PG Cinta Manis

20

Unit Usaha Cinta Manis memiliki 3 rotary vakum filter yang masing-masing memiliki ketebalan blotong mencapai 0,5-1,0 cm. Selain blotong hasilpemisahan dari RVF berupa nira tapis dengan HK sebesar 621 yang di pompakankembali menuju timbangan nira dan bercampur kembali dengan nira mentah yangberasal dari stasiun mill.

Stasiun Evaporator (Penguapan)

Evaporator merupakan alat utama yang digunakan dalam stasiunpenguapan. Tujuan proses penguapan ialah untuk menguapkan air yang beradadidalam nira encer atau nira jernih. Nira encer dari stasiun pemurnian (juiceheater III) dipompa ke bejana penguapan/evaporator yang bekerja secara paraleldan seri. Proses penguapan nira encer pada Unit Usaha Cinta Manis menggunakansistem Quadruple Effect, artinya dengan satu kali diberikan uap pemanasmengalami empat kali proses penguapan. Dimana setiap 1 kg uap yang diberikanuntuk penguapan, maka dapat menguapkan 4 kg air yang terdapat pada nira encer.Selain itu pemilihan sistem quadruple effect oleh Unit Usaha Cinta Manismempunyai maksud untuk menjaga kestabilan pasokan uap untuk evaporator danketergantungan vakum yang digunakan sesuai dengan kapasitas uap yang dapatdihasilkan oleh stasiun boiler dan lain-lain.

Gambar 15 Evaporator

Unit Usaha Cinta Manis mempunyai 8 buah evaporator yang dibagimenjadi 4 badan penguap yang terdiri dari Badan Penguap I (evaporator 1A, 1C,dan 1D), Badan Penguap II (evaporator 1B dan 2), Badan Penguap III(evaporator 3 dan 4), dan Badan Penguap IV (evaporator 5) yang mempunyai luaspenampang 1500 (5 buah evaporator) dan 1200 (3 buah evaporator).

Nira encer dari juice heater III dengan konsentrasi 11ᵒbrix masuk padabadan penguap I secara paralel pada evaporator 1A, 1C, 1D kemudian melaluipipa-pipa calandria nira dipanasi dengan uap bekas secara tak langsung daristasiun mill dan power house yang ditampung dalam LPSH dengan tekananbejana 0,8-1,0 kg/cm3 dan luas penampang 1500 m2LP. Disini nira mendidih padasuhu 120ᵒC.

Kemudian nira dari badan penguap I mengalir ke badan penguap II secaraseri pada evaporator 1B dan 2. Melalui pipa-pipa calandria nira dipanasi denganuap nira badan penguap I secara tak langsung. Nira mendidih pada suhu 80-100ᵒCdengan tekanan bejana 1,033 kg/cm3 dan luas penampang 1500 m2LP. Selain ituuap nira yang dihasilkan olah badan penguap I untuk memanaskan nira pada

Page 21: 225611384 Laporan PL PG Cinta Manis

21

badan penguap II, juga digunakan untuk juice heater II dan stasiunmasakan/proses.

Nira badan penguap II mengalir ke badan penguap III secara seri padaevaporator 3 dan 4. Melalui pipa-pipa calandria nira dipanasi dengan uap nirabadan penguap II secara tak langsung. Nira mendidih pada suhu 70ᵒC dengantekanan bejana 0,734 kg/cm3, dan luas penampang 1200 m2LP serta memilikitekanan vakum 15 cmHg pada evaporator 4. Uap nira hasil badan penguap II yangdigunakan untuk memanaskan nira badan penguap III, juga digunakan untuk juiceheater I pada stasiun pemurnian.

Selanjutnya nira dari badan penguap III mengalirkan ke badan penguap IVsecara seri pada evaporator 5. Melalui pipa-pipa calandria nira dipanasi denganuap nira badan penguap III secara tak langsung. Nira mendidih pada suhu 65ᵒCdengan tekanan bejana 0,259 kg/cm3, dan luas penampang 1200 m2LP sertamemiliki tekanan vakum 64cmHg pada evaporator 5. Nira badan penguap IVdikeluarkan melalui kondensor. Pada kondensor terdapat suatu alat yang disebutver clicker yang berfungsi sebagai sistem screen dengan memerangkap uap yangmengandung gula. Nira yang keluar dari badan IV disebut nira kental. Nira kentaladalah nira yang mengandumg zat kering terlarut (brix) 64ᵒ brix.

(a) (b)

Gambar 16 (a) Kondensor (b) Sulfur tower

Nira kental yang warnanya gelap sebelum diolah lebih lanjut pada stasiunkristalisasi, dipucatkan dahulu warnanya dengan proses sulfitasi nira kental. Yaitudengan menghembuskan gas SO2 sehingga mencapai pH 5,6-5,8. Gas SO2 dapatmenyerap warna supaya dihasilkan gula yang putih. Nira kental yang telahtersulfitasi kemudian dialirkan ke reaction tank dan tangki aerasi. Nira kentalyang dihasilkan akan berbuih dan dipisahkan pada alat yang disebut Talo Dora.Pada talo dora nira kental dipisahkan dari busa dengan pompa berpengaduksehingga busa akan muncul kepermukaan dan terpisah masuk dalam tangkipenampungan busa nira kental (penambahan flokulan kationik).

Page 22: 225611384 Laporan PL PG Cinta Manis

22

Gambar 17 Talo dora

Flokulan ditambahkan kembali pada talo dora untuk membantu prosespemisahan busa yang tersisa dari proses sulfitasi dan lainnya dengan caradilarutkan dalam air. Busa (scum) nira kental yang tertampung pada tangkiselanjutnya dipompa kembali menuju tangki nira mentah dan nira kental akandialirkan menuju stasiun masakan untuk diproses lebih lanjut.

PP 2 & MASAKANKONDENSOR

1C 1D

KONDENSAT

UB

NIRA ENCER

1A 1B 2 3 4 5

NK

PP 1Gambar 18 Skema proses penguapan

Setiap evaporator menghasilkan uap dan air. Air yang dihasilkandikeluarkan melalui tangki air kondensat. Air kondensat diuji pada setiap jam nyauntuk mengetahui kandungan gula yang terdapat didalamnya. Air kondensat yangmengandung gula maka akan digunakan untuk kebutuhan proses. Sedangkan airkondensat yang tidak mengandung gula digunakan untuk air kebutuhan stasiunboiler.

Gambar 19 Tangki kondensat

Page 23: 225611384 Laporan PL PG Cinta Manis

23

Dari 8 unit evaporator yang dimiliki oleh Unit Usaha Cinta Manis, hanyadioperasikan sebanyak 7 unit. Hal ini disebabkan 1 unit evaporator akan dilakukanskrap/jadwal pembersihan rutin untuk setiap unit evaporator. Skrap dilakukanuntuk membersihkan kotoran yang terbawa oleh nira dan tertinggal dalamevaporator pada saat proses penguapan dengan air serta bahan asam (Karmand).Skrap dibagi menjadi 2 jenis yaitu skrap cepat dan lambat. Skrap cepat hanyamembutuhkan waktu 1 hari dalam proses pembersihannya, sedangkan skraplambat membutuhkan waktu lebih dari 1 hari dan tergantung banyaknya kotoranyang ada dalam evaporator. Bila tidak dilakukan skrap secara rutin maka akanmempengaruhi proses penguapan nira pada evaporator.

Stasiun Kristalisasi (Masakan)

Zat gula yang terlarut didalam nira kental yang sudah dipucatkan, diolahlebih lanjut di bagian kristalisasi atau dimasak dengan cara bertingkat. Tujuandari proses kristalisasi adalah agar kristal gula nantinya mudah dipisahkan darikotorannya dalam putaran sehingga diperoleh hasil kemurnian yang tinggi danmengubah gula serta larutan menjadi kristal, sehingga pengambilan gula dapatdiperoleh semaksimal mungkin dan sisa gula dalam tetes seminimal mungkin.

Tingkat masakan yang biasa dilakukan di Unit Usaha Cinta Manis adalahA, C, dan D. Bejana masakan yang digunakan berupa vacuum pan dengan desaincalandria. Bahan pemanas yang digunakan dapat berupa uap bekas atau uap nira.Adapun jumlah vacuum pan masakan yang digunakan adalah 4 vacuum pan untukmasakan A (vacuum pan A, A1, A2, A3), 1 vacuum pan untuk masakan C(vacuum pan C), dan 3 vacuum pan untuk masakan D (vacuum pan D, D1, D2).Untuk masakan D, terdapat Crystallizer yang berfungsi sebagai palung pendingintempat berlangsungnya kristalisasi lanjutan. Setiap vacuum pan berukuran 60 m3

dengan kapasitas yang digunakan maksimal 80% ukuran vacuum pan.

Gambar 20 Vacuum pan

Proses pada stasiun masakan berawal dari pembuatan bibit kristal padamasakan D3, melalui penambahan fondan dan umpan utama bagi masakan D3adalah stroop A. Jumlah stroop A yang ditambahkan sesuai dengan kebutuhan.Hasil dari masakan D3 merupakan massecuite yang telah mengandung butiran-butiran kristal yang nantinya akan diperbesar pada masakan D1. Sebelumdijadikan sebagai bibitan bagi vacuum pan masakan lain, maka butiran-butirankristal disimpan dalam Receiver D (70ᵒC) dan dialirkan pada Crystallizer untukproses pengkristalan lebih lanjut dengan cara didinginkan dan dipanaskan secara

Page 24: 225611384 Laporan PL PG Cinta Manis

24

bergantian (50-62ᵒC) yang kemudian masuk Reheater untuk dipanaskan kembalidengan suhu 55ᵒC. Setelah dipanaskan, butiran-butiran kristal nira kentalkemudian masuk dalam putaran LGF D dan menghasilkan gula D1(masakan D1)dengan HK 91 dan tetes dengan HK 33. Hasil masakan D1 (gula D1) akanmengalami putaran pada stasiun putaran 2 dan menghasilkan magma D denganHK 93.

(a) (b)

Gambar 21 (a) Receiver (b) Crystallizer

Untuk masakan D, umpan yang ditambahkan berupa stroop A (HK 68) danfondan, untuk vacuum pan D2 serta stroop C (HK 55) dan hasil dari vacuum panD2 untuk vacuum pan D1. Selanjutnya tekanan vacuum pan dinaikkan darikondisi normal hingga 62 cmHg. Kemudian dimasak hingga terbentuk butiran-butiran kristal yang di ikuti dengan penambahan hasil vakum pan D1. Selanjutnyadilakukan proses pemanasan dengan suhu 100-110ᵒC pada calandria danpemanasan dengan suhu > 70ᵒC pada badan vacuum pan selama 3-4 jam. Prosespemasakan pada masakan D dihentikan ketika terbentuk butiran-butiran kristaldengan ukuran ± 0,3 mm. Masakan D mempunyai konsentrasi zat kering terlarut97ᵒbrix dan HK 58-60.

Kemudian untuk masakan C, umpan yang ditambahkan berupa stroop Adan masakan dari gula D2 berupa magma D. Umpan yang telah bercampurkemudian mengalami proses pemasakan berlangsung dengan suhu 100-110ᵒCpada calandria dan pemanasan dengan suhu > 70ᵒC pada vacuum pan sertatekanan 62 cmHg selama 2-3 jam. Selanjutnya butiran-butiran kristal masukdalam receiver C dan feed mixer C agar bahan lebih homogen. Setelah homogenhasil masakan C akan mengalami proses putaran stasiun putaran LGF C sehinggamenghasilkan stroop C dan gula C(HK 94). Masakan C mempunyai konsentrasizat kering terlarut 94ᵒbrix dan HK 74-75. Proses pemasakan pada vacuum pan Cdihentikan ketika telah terbentuk butiran-butiran kristal dengan ukuran ± 0,6 mm.

Terakhir adalah masakan A, umpan yang ditambahkan adalah hasil gula C,nira kental, dan klare SHS (HK 96) hasil dari proses putaran II pada masakan Aserta nira kental. Proses pada masakan A diawali dengan menarik magma C.Selanjutnya ditambahkan nira kental (HK 80) serta klare SHS. Selanjutnyadilakukan proses pemasakan hingga terbentuk butiran-butiran kristal denganukuran 0,9-1,1 mm. Lama waktu memasak 1-2 jam, maka setelah itu hasilmasakan dialirkan ke receiver A, feed mixer A, serta stasiun putaran HGF (foreworker) menghasilkan stroop A dan gula A (HK 98) serta stasiun putaran HGF(after worker) untuk mendapatkan klare SHS dan GKP (Gula Kristal Putih).Masakan A mempunyai konsentrasi zat kering terlarut 93ᵒbrix dan HK >84.

Page 25: 225611384 Laporan PL PG Cinta Manis

25

Stasiun Finishing (Penyelesaian)

Stasiun penyelesaian/putaran merupakan bagian yang berfungsi untukmemisahkan kristal gula dari larutannya baik stroop maupun molasses (tetes).Berdasarkan fungsinya, stasiun penyelesaian/putaran dibagi dalam dua kelompok,yaitu HGF (High Grade Centrifugal) dan LGF (Low Grade Centrifugal). Prinsipkerja HGF dan LGF adalah denga menggunakan gaya centrifugal. Dengan adanyagaya centrifugal maka stroop/molasses akan terlempar ke dinding (screen) yangmemiliki ukuran lubang lebih kecil dari ukuran kristal sehingga kristal akantertahan pada screen dan stroop/molasses akan menerobos lubang screen menujupenampung untuk diproses ulang diunit kristalisasi, karena di dalamnya masihterkandung gula. Masquite merupakan kristal gula yang bercampur dengan larutaninduknya. Untuk lebih menyempurnakan pemisahan kristal-stroop/molassesditambahkan air siraman berupa air panas dan untuk putaran produk atau HGF A(curing A) diberikan steam untuk membantu pengeringan gula (kristal).

(a) (b)

Gambar 22 (a) High grade centrifugal (b) Low grade centrifugal

Bagian utama dari HGF/LGF adalah sebuah basket yang berbentuksilinder dan dirancang sedemikian rupa sehingga dengan adanya gaya centrifugalakibat perputarannya maka akan membuat mascuite yang masuk ke alat putaranini akan mendapat gaya tekan ke dinding basket tersebut. Untuk mengeluarkanstroop/molasses dari dalam basket, pada dinding basket diberi lubang-lubang yangberderet sejajar. Untuk menahan agar kristal gula tidak ikut keluar bersamastroop/molasses, pada dinding dalam basket diberi lapisan saringan. Lapisansaringan ini ada yang satu lapis, yaitu: saringan working screen, adalah saringansesungguhnya dimana gula dan stroop/molasses dipisahkan pada saringan ini.

(a) (b)

Gambar 23 (a) Basket HGF (b) Basket LGF

Page 26: 225611384 Laporan PL PG Cinta Manis

26

Bagian stasiun penyelesaian, terdiri dari beberapa bagian yaitu: palungpendingin masakan (receiver & crystallizer), pemutaran gula (HGF & LGF),pengeringan dan pendinginan gula, pengemasan dan penggudangan gula, sertapenampungan tetes. Dari hasil proses kristalisasi, baik pola masakan A, C, dan Dyang berupa kristal bercampur larutan induk (mascuite) A, C, dan D akanmengalami urutan proses sebagai berikut:

Yang pertama adalah pendinginan masakan. Pendinginan masakanberlangsung pada Receiver, dimana mascuite A, C, dan D yang sudah jadikemudian diturunkan ke masing-masing palung pendingin sesuai dengan tempatyang telah disediakan. Mascuite A dan C akan mengalami pendinginan selama 1-2jam, sedangkan untuk mascuite D akan mengalami pendinginan selama 11-12jam. Proses pendinginan masakan bertujuan agar molekul sukrosa didalam larutaninduk dapat menempel lagi pada inti kristal yang ada, sehingga sisa sukrosa/gulayang ada pada larutan induk seminimal mungkin.

Terutama pada masakan D dengan HK yang cukup rendah 58-60%dibutuhkan waktu yang relatif lama untuk proses kristalisasi lanjutan pada palungpendingin. Larutan induk pada masakan D disebut tetes, yang diharapkanmengandung sukrosa/gula serendah mungkin dengan HK 32-33% sukrosa. Olehkarena itu, pada proses pendinginan masakan D memerlukan perlakuan khususyaitu: masakan D diturunkan terlebih dahulu ke palung penampungan. Daripalung penampungan secara bertahap diturunkan pada palung kristalisasisebanyak 6 unit. Palung kristalisasi unit 1 sampai dengan unit 5 dilengkapi denganelemen air dingin agar terjadi penurunan suhu massecuite secara perlahan denganrincian suhu yaitu sebagai berikut: palung unit 1 (63ᵒC), palung unit 2 (59ᵒC),palung unit 3 (56ᵒC), palung unit 4 (53ᵒC), dan palung unit 5 (50ᵒC). Pada palungkristalisasi unit 6 dilengkapi dengan elemen air panas agar suhu mascuite naikmenjadi 54ᵒC untuk persiapan pemutaran.

Alat pemutar gula/putaran dibagi menjadi 2 tipe yaitu kontinue berupaLow Grade Centrifugal (LGF), dibagi menjadi 2 jenis yaitu LGF untukmassecuite C dan LGF untuk massecuite D. LGF untuk pemutaran mascuite Cyang diturunkan dari receiver C, akan menghasilkan gula C/magma C (HK 94)dan stroop C (HK 55). LGF untuk pemutaran massecuite D yang diturunkan daricrystallizer, akan menghasilkan gula D/magma D(HK 93) dan tetes (HK 33).Kemudian diputar pada LGF D2 yang hasilnya berupa gula D2 dan klare D.

Kemudian alat pemutar discontinue berupa High Grade Centrifugal(HGF), dimana dalam satu siklus terputus proses kerjanya terdiri dari: pengisian(0-500 rpm), penyiraman (500-1000 rpm), dan pengsteaman serta penyekrapan(1000-1500 rpm). HGF dibagi menjadi 2 tahap, yaitu: HGF fore worker dan HGFafter worker. HGF fore worker berfungsi untuk memutar mascuite A dari receiverA, dan menghasilkan gula A/magma A (HK 98) serta stroop A(HK 68).Sedangkan HGF after worker berfungsi untuk memutar magma A hasil dariputaran HGF fore worker, dan menghasilkan gula SHS dan klare SHS (HK 96).

Tetes dari putaran mascuite D kondisinya sangat pekat atau kental,berwarna hitam, mengandung zat kering terlarut ± 90%, sukrosa ± 27% tercampurdalam bentuk senyawa organik dan an organik sehingga mudah terjadi reaksifermentasi yang dapat menyebabkan suhu menjadi tinggi serta mudah terbakar.Untuk mengendalikan kenaikan suhu, biasanya tangki penampungan tetes hanya

Page 27: 225611384 Laporan PL PG Cinta Manis

27

berisi 50% agar adanya sirkulasi pada tanngki tetes. Unit Usaha Cinta Manismemiliki 4 unit tangki penampung tetes dengan kapasitas masing-masing yaitu, 2unit tangki dengan kapasitas 4000 ton, 1 unit tangki dengan kapasitas 2000 tondan 1 unit tangki pelayanan dengan kapasitas 150 ton.

Selanjutnya adalah pengeringan dan pendinginan gula produk. Gulaproduk/gula SHS setelah turun dari HGF after worker kondisinya masih cukupbasah atau kadar airnya ± 2% maka perlu dilakukan proses pengeringan danpendinginan agar kadar air turun menjadi 0,02 %. Prinsip kerja prosespengeringan dan pendinginan gula adalah gula SHS dilewatkan terlebih dahulupada Grashopper Conveyor (talang getar). Kemudian gula SHS memasuki unitpengeringan dan pendingin dimana gula dihembuskan udara panas dengan suhu70ᵒC. Selanjutnya dihembuskan udara dingin supaya suhu gula turun menjadi 38-40ᵒC.

(a) (b)

Gambar 24 (a) Pengeringan & pendinginan (b) Talang getar

Setelah mengalami proses pengeringan dan pendinginan kemudian guladilewatkan saringan getar dengan alat vibrating screen untuk sortasi. Sortasi inidilakukan berdasarkan ukuran dari gula yang dihasilkan. Ada 3 jenis ukuran gula,yaitu normal dengan diameter ± 1mm dan halus serta kasar. Gula halus dan kasardilebur kembali dan dikembalikan kebagian masakan.

Gula yang telah tersaring dan tersortasi di vibrating screen kemudiandibawa menggunakan belt conveyor menuju ke sugar bin (penampungan gula).Pada sugar bin, gula ditimbang dengan kapasitas 50 kg per karung, dan dijahitserta ditumpuk dalam gudang gula.

Sugar Bin dan Storage

Gula produksi hasil putaran A melalui sugar conveyor dikirim menuju unitpegepakan. Gula yang memenenuhi standar pengeringan dan ukuran kristalnya,ditampung di dalam sugar bind, temperatur gula yang masuk ke dalam karungpenegepakan harus kurang dari 400C. Bila temperatur terlalu tinggi akanmenyebabkan perubahan kualitas gula selama dalam penyimpanan.Cara kerja penimbangan dan penegepakan gula antara lain dilakukan dalam saturangkaian alat terdiri dari timbangan, mesin jahit, dan belt conveyor.Penimbangan dan pengepakan dikerjakan oleh ± 4 orang yang masing-masingbertugas sebagai berikut, satu orang bertugas menyiapkan karung (kantungpengemas), satu orang memposisikan karung pada mulut timbangan (dari sugar

Page 28: 225611384 Laporan PL PG Cinta Manis

28

bind) untuk pengisian gula, satu orang bertugas menjahit, dan satu orang bertugasmemutus benang dan membetulkan posisi karung jika salah pada belt conveyor.

Gambar 25 Proses penimbangan & pengepakan

Adapun syarat karung yang digunakan antara lain bertipe circular tanpajahitan samping, lulus uji kekuatan dari BP Departemen Perindustrian, bebas daricacat, karung yang telah terisi gula dijahit dengan mesin jahit, karung plastikkemasan gula pasir harus dilengkapi dengan kantung dalam yang terbuat dariplastik polietilen, dan karung plastik tersebut adalah produksi dalam negeri.

Alat penimbang bekerja otomatis, bila karung dimasukkan dalam penjapitdan switch disentuh maka pintu timbangan akan membuka dan gula yang sudahtertimbang secara otomatis akan turun masuk ke dalam karung dengan berat 50 kgnetto. Karung yang telah terisi gula akan jatuh di atas belt conveyor mesin jahitmenuju mesin jahit untuk dijahit. Dari mesin jahit, gula dalam karung jatuh kebelt conveyor untuk diangkut ke gudang gula.

Mesin timbangan ini memiliki torelansi 0,02 kg yang artinya bilapenimbangan lebih atau kurang dari 0,03 kg dari berat 50 kg netto maka powerkontrol akan menunjukkan error, sehingga petugas akan melihat bila penimbangansalah dan perlu diperbaiki oleh petugas instrument. Adapun printer akan mencatatjumlah penimbangan setiap 10 karung secara otomatis.

Kapasitas pengepakan dalam satu rangkaian alat timbangan dan mesinpenjahit adalah kurang lebih 11 - 12 karung per menit atau tergantung dari jumlahgula yang dihasilkan. Diambil contoh sebanyak ± 0,5 kg gula untuk dianalisa dilaboratorium. Fungsi atau maksud analisa tersebut untuk mengetahui warna, kadarair, temperatur, dan kandungan belerang dari gula tersebut apakah memenuhistandar sebagai gula produksi. Gula yang telah di kemas dalam karung kemudiandialirkan melalui belt conveyor menuju gudang penyimpanan gula. Unit UsahaCinta Manis memiliki 2 gudang penyimpanan dengan panjang dan lebar masing-masing gudang adalah 100 x 25 meter. Gudang ini memiliki kapasitas 10.000 tondengan tinggi tumpukan ± 50 karung.

Gambar 26 Proses penggudangan

Page 29: 225611384 Laporan PL PG Cinta Manis

29

Bagian Pendukung (Utilitas)

Water Treatment

Unit Usaha Cinta Manis dalam memproduksi gula kristal putih (GKP)membutuhkan air guna mencukupi kebutuhan air untuk kegiatan proses produksidan kebutuhan sehari-hari bagi semua karyawannya. Water treatment inidilakukan sistem reuse, recycle dan recovery dalam pelaksanaannya padasebagian air yang digunakan dalam proses produksi GKP. Ada beberapa sistempengadaan air untuk mencukupi kebutuhan Unit Usaha Cinta Manis dalamkegiatan industrinya yaitu Air Sungai dan Air Jatuhan (Kondensor).

Air sungai merupakan salah satu sumber air yang digunakan oleh UnitUsaha Cinta Manis dalam mencukupi kebutuhan air dalam kegiatan proses dankehidupan sehari-hari untuk kebutuhan karyawannya. Air sungai ini diperoleh dariSungai Ogan yang merupakan salah satu sungai terbesar di Provinsi SumateraSelatan dan terletak pada Kabupaten Ogan Ilir. Air sungai ini ditarikmenggunakan pompa besar menuju pabrik tempat berlangsungnya proses watertreatment melalui pipa-pipa besar yang ditanam dalam tanah. Air yang telahterpompa pada water treatment kemudian dialirkan menuju bak-bak beton denganukuran yang berbeda guna mengendapkan kotoran seperti pasir, lumpur, dan lain-lain yang terbawa oleh air. Selain itu, terdapat pemberian bahan kimia sepertiTawas untuk membantu proses pengendapan dan penjernihan air. Setelah itu, airyang telah memperoleh perlakuan ini disaring menggunakan alat saring. Alatsaring ini berjumlah 3 buah dengan komponen didalamnya terdiri dari batu krikil,pasir, dan lain-lain untuk proses penyaringan lanjut. Air yang tersaring kemudiandigunakan untuk kebutuhan air imbibisi pada stasiun mill dan stasiun boiler sertauntuk kebutuhan sehari-hari karyawan Unit Usaha Cinta Manis.

(a) (b)

Gambar 27 (a) Bak-bak pengendapan (b) Alat penyaring air

Air yang digunakan selanjutnya adalah air jatuhan (kondensor). Airjatuhan merupakan air yang diperoleh dari stasiun evaporasi (evaporator) dankristalisasi (vacuum pan) hasil dari proses vakum. Proses vakum terjadi, dimanaair dialirkan dengan kuat dari atas kondensor guna menciptakan kondisi vakumpada evaporator dan vacuum pan sehingga uap panas terperangkap pada air yangtelah dialirkan tersebut. Air tersebut menjadi panas karena menangkap panas yangdihasilkan oleh uap evaporator dan vacuum pan. Kemudian air yang panas ini

Page 30: 225611384 Laporan PL PG Cinta Manis

30

dialirkan melalui parit-parit khusus menuju ke rawa dan dipompakan ke coolingtower serta springer poud. Pada rawa tersebut terdapat pompa yang berfungsimenarik kembali air di rawa untuk di digunakan kembali sebagai air injeksi padakondensor evaporator dan vacuum pan.

Gambar 28 Cooling tower

Boiler

Pabrik gula Unit Usaha Cinta Manis untuk menjalankan semua proseskegiatan produksinya atau giling membutuhkan sumber tenaga berupa tenaga uap.Tenaga uap ini diperoleh dari 3 unit boiler atau ketel yang masing-masing ketelmemiliki kapasitas 60 ton/jam dengan merek Yoshimine. Ketel berfungsi sebagaipembangkit tenaga uap bertekanan menengah yaitu 22 kg/cm2. Bahan bakar yangdigunakan oleh ke 3 unit boiler adalah ampas sisa penggilingan pada stasiun millatau bagasse, kayu, bungkil kelapa sawit maupun residu. Uap yang dihasilkanmemiliki suhu 325ᵒC.

Sedangkan sumber air yang digunakan untuk pengisian ketel berupa airembun atau air kondensat dari uap bekas pada pemanasan pendahuluan maupunevaporator. Jika kebutuhan air kondensat tidak mencukupi maka digunakan airdari water treatment. Air tersebut tidak boleh mengandung gula.

Uap dari ketel kemudian di distribusikan ke 4 bagian yaitu bagian ketel,bagian listrik, bagian gilingan, dan bagian bagian pengolahan. Pada bagian keteldigunakan untuk penggerak turbin penghisap dan penghembusan udarapembakaran berupa Induce Fan dan Force Draf Fan. Kemudian bagian listrikdigunakan untuk penggerak turbin generator. Selanjutnya bagian gilingandigunakan untuk penggerak turbin gilingan 1-5, untuk penggerak cane cutter 1,cane cutter 2, dan semi hammer shredder. Dan yang terakhir digunakan padapengolahan yaitu pada putaran.

Page 31: 225611384 Laporan PL PG Cinta Manis

31

I II III60 60 60 TURBIN GENERATOR I/II

UAP BEKASTURBIN MILL

TURBIN HDHS

UAP BARUTURBIN CC I

TURBIN CC II LPSH

KETEL

AIR EMBUN

PROSESGambar 29 Skema produksi uap ketel

Work Shop (Besali)

Pada Unit Usaha Cinta Manis terdapat bagian Work Shop yang berfungsisebagai pelayanan umum pabrik dan pembuatan spare part tertentu yang meliputipekerjaan-pekerjaan antara lain, pembubutan, skrap, pengeboran, pengerolan, danlas listrik. Work shop memiliki mesin atau alat pendukung kegiatannya berupa 4unit mesin bubut, 1 unit mesin bor, 2 unit mesin skrap, plasma cutting, mesin rollplate dan las listrik.

Power House (Pembangkit Tenaga Listrik)

Power house merupakan salah satu elemen penting guna menyediakanenergi pada suatu industri terutama pabrik gula yang berfungsi sebagaipembangkit listrik (generator). Unit Usaha Cinta Manis memiliki 2 jenis generatoryaitu, Diesel Generator dan Turbin Generator.

Diesel generator pada Unit Usaha Cinta Manis digunakan sebagaipembangkit tenaga listrik pada saat pabrik tidak menggiling tebu, sehinggamenggunakan bahan bakar berupa bahan bakar solar. Pada Unit Usaha CintaManis terdapat 4 unit diesel generator yang dapat menghasilkan tenaga listrikmasing-masing sebesar 300 KVA sebanyak 3 unit dan sebesar 1000 KVAsebanyak 1 unit.

Page 32: 225611384 Laporan PL PG Cinta Manis

32

(a) (b)

Gambar 30 (a) Diesel generator (b) Turbin generator

Selain diesel generator, juga terdapat Turbin Generator yang digunakanoleh Unit Usaha Cinta Manis sebagai pembangkit tenaga listrik. Turbin generatordigunakan pada masa giling karena digerakkan dengan tenaga uap yang memilikitekanan 18 kg/cm2. Terdapat 2 unit turbin generator yang dapat menghasilkantenaga listrik masing-masing sebesar 4500 KVA.

Tenaga listrik yang dihasilkan oleh diesel generator dan turbin generatorditampung dalam 2 unit High Tension Distributor A dan B. Tenaga listrik yangtelah tertampung kemudian disuplai ke seluruh area pabrik untuk kelangsunganproses produksi serta keperluan utility sebesar 3250 KVA dan untuk kebutuhantenaga listrik perumahan Unit Usaha Cinta Manis sebesar 550 KVA.

DIESEL GENERATOR

1000 300 300 300KVA KVA KVA KVA HIGH TENSION DISTRIBUTOR

AB

Perumahan

550 KVA

4500 KVA 4500 KVA Pabrik 3250KVA

TURBIN GENERATORGambar 31 Skema pemakaian tenaga listrik

Instrument (Unit Pengontrolan)

Pada setiap industri terdapat mesin atau alat yang digunakan sebagaipendukung untuk menjalankan proses produksi baik secara otomatis maupun semiotomatis. Mesin atau alat tersebut tentunya membutuhkan pengontrolan agarmesin atau alat tersebut bekerja sesuai dengan yang diharapkan. Pada Unit UsahaCinta Manis pengontrolan ini dilakukan oleh suatu unit pengontrolan yang disebutdengan Instrument.

Page 33: 225611384 Laporan PL PG Cinta Manis

33

Instrument berfungsi sebagai bagian pelayanan peralatan kontrol automatismaupun semi atomatis dengan sistem pneumatik lop udara dari kompressor danelektrik dengan tegangan (voltage) 220/110. Fungsi dari kontrol pneumatik ini didistribusikan untuk bagian ketel, bagian mill, dan bagian boiling. Bagian ketelmeliputi flow meter, level, temperatur, tekanan. Untuk bagian mill meliputi flowmeter, belt, mini carier, serta bagian boiling meliputi flow meter, level, density,tekanan, dan pH meter. Untuk kontrol elektrik dengan tegangan 110 voltdigunakan pada boiler untuk panel kontrol dan tegangan 220 volt digunakan padaboiling untuk high grade fugal, pH meter, dan level.

Untuk memenuhi keakuratan peralatan instrumentasi maka secara berkaladilakukan kalibrasi untuk alat-alat kontrol yang terdiri dari kontroller, transmitter,kontrol valve, G.O motor, manometer, dan pressure switch.

PENANGANAN DAN PENGOLAHAN LIMBAH

Sumber dan Jenis Limbah

Unit Usaha Cinta Manis mempunyai kapasitas produksi ± 5.500 TCD gulakristal putih (GKP) setiap harinya. Tebu yang di giling tidak semuanyamenghasilkan gula kristal putih, namun terdapat produk sampingan atau limbahyang dihasilkan. Limbah yang dihasilkan dapat mencemari lingkungan jika tidakdiolah dan dimanajemen dengan baik. Pada Unit Usaha Cinta Manis terdapatbeberapa kelompok limbah yang dihasilkan, berupa limbah padat, limbah cair,limbah gas dan LB3.

Limbah Padat

Limbah padat merupakan salah satu kelompok limbah yang dihasilkanpada Unit Usaha Cinta Manis. Limbah padat ini berupa bagas (ampas tebu),bagase+pasir, blotong, dan abu. Bagas merupakan ampas tebu sisa penggilinganpada stasiun mill. Bagas ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar pada stasiunboiler, dan juga sebagai campuran nira kotor sebelum dilakukan proses vakumpada rotary vacuum filter (RVF) di stasiun pemurnian. Sedangkan bagase+pasirjuga merupakan ampas tebu sisa penggilingan (terikut) pada stasiun mill namunmengandung pasir yang berlebih karena terjadi kelalaian dalam prosespenebangan tebu secara mekanis sehingga banyak pasir dan tanah yang terbawaserta ikut tergiling. Bagas+pasir ini tidak dapat digunakan sebagai bahan bakarpada stasiun boiler karena dapat membuat trip/terhentinya stasiun boiler yangdisebabkan kandungan pasir yang berlebih. Sehingga bagas+pasir ini hanyaditimbun pada areal lahan tebu saja. Limbah padat yang lain berupa blotongsebagai hasil samping dari proses pemurnian nira yang ditampung dalam truk danlangsung dikirim ke areal lahan tebu yang nantinya digunakan sebagai campuranuntuk pupuk kompos. Dan yang terakhir adalah limbah padat berupa abu sisa daripembakaran bagas pada stasiun boiler yang dialirkan dan ditampung pada truk-truk pembawa abu sisa pembakaran ini. Abu sisa pembakaran ini, nantinya

Page 34: 225611384 Laporan PL PG Cinta Manis

34

digunakan sebagai bahan campuran bersama blotong dalam pembuatan pupukkompos dan akan dikirim ke areal lahan tebu.

Limbah Cair

Dalam berlangsungnya proses kegiatan produksi gula pada Unit UsahaCinta Manis akan menghasilkan limbah cair sebagai hasil sampingannya. Limbahcair tersebut dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu : limbah cair tercemar dan limbahcair tidak tercemar.

Limbah cair tercemar merupakan limbah cair yang mengandung niramaupun bahan kimia lainnya yang dapat mencemari lingkungan. Limbah cairtercemar ini terdiri dari :

1. Percikan minyak pelumas mesin yang tercecer (oli, minyak bahanbakar dan lain-lain)

2. Percikan nira dari setiap stasiun proses3. Air pembersihan juice heater4. Campuran air dan karmand (soda) sisa skrapan evaporator5. Air sisa siraman untuk membersihkan lantai pabrik dll.

Kemudian limbah cair tidak tercemar merupakan limbah cair yang tidakmengandung nira dan bahan kimia lainnya yang dapat mencemari lingkunganUnit Usaha Cinta Manis. Limbah cair tidak tercemar ini terdiri dari :

1. Air kondensor/air jatuhan dari evaporator2. Air kondensor/air jatuhan dari vacuum pan3. Air pendingin yang tidak dikembalikan pada alur proses dll.

Limbah Gas

Setiap proses produksi, terutama produksi gula tentu memiliki hasilbuangan berupa gas. Gas tersebut dihasilkan karena sumber panas yang digunakanberupa steam, air panas, pembakaran ampas dan lainnya guna mendukungkelancaran proses produksi gula. Pada Unit Usaha Cinta Manis terdapat ± 8sumber limbah gas yang dapat mengakibatkan pencemaran lingkungan terdiri dari: 2 cerobong stasiun boiler, 2 sulfur tank pada stasiun pemurnian, dan 4 generatorsetting (genset).

Pada stasiun boiler terdapat hasil buangan gas terbanyak diantara hasilbuangan gas pada stasiun lain, karena pada stasiun boiler terjadi prosespembakaran ampas guna menghasilkan energi panas/steam yang digunakan untukmenjalankan semua mesin dan proses produksi gula serta sebagai salah satu kuncitetap berjalannya proses giling. Gas hasil buangan stasiun boiler mengandungbahan-bahan berbahaya bagi lingkungan diantaranya yaitu CO2, CO, NO2, SO2,NH3, dan H2S. Selanjutnya sulfur tank pada stasiun pemurnian juga andil alihdalam penghasil buangan gas berupa SO2 yang berbahaya bagi lingkungan jikamelebihi batas ketentuan. Dan gas yang dihasilkan dari mesin genset gunamendukung suplai energi listrik pada Unit Usaha Cinta Manis.

Page 35: 225611384 Laporan PL PG Cinta Manis

35

LB3 (Limbah Bahan, Berbahaya, dan Beracun)

LB3 merupakan salah satu kelompok limbah yang juga dihasilkan olehUnit Usaha Cinta Manis. Limbah ini termasuk limbah berbahaya dan beracun,serta sebagian dari kelompok limbah ini tidak dapat didaur ulang secara mandirioleh Unit Usaha Cinta Manis. LB3 ini terdiri dari, aki bekas dari kendaraanseperti traktor dan truk yang digunakan dalam pabrik, oli bekas sisapembongkaran mesin, pompa, kendaraan bermotor yang terjatuh/bocor, kertassaring bekas dari laboratorium, dan bola lampu rusak yang sebelumnya digunakansebagai penerangan dalam pabrik.

Kebisingan dan Getaran

Kebisingan dan getaran tidak akan pernah bisa terlepas dari prosesproduksi pada suatu industri, khususnya pada pabrik gula. Kebisingan dan getaranini ditimbulakan karena aktivitas mesin-mesin yang sedang berkerja sehinggamenghasilkan suara bising yang dapat menimbulkan pencemaran udara padalingkungan. Pada Unit Usaha Cinta Manis kebisingan ini diantaranya berasal daridapur pembakaran pada stasiun boiler, mesin penggiling pada stasiun mill, RVFpada stasiun pemurnian, evaporator, HGF pada stasiun putaran hingga kegiatanpada stasiun ketel, turbin, dan lain-lain.

Kebisingan ini memiliki frekuensi yang berbeda dengan frekuensipendengaran manusia sehingga dapat menyebabkan kerusakan pada sistempendengaran. Sehingga dibutuhkan alat pelindung K3 yang sesuai dengankebisingan/polusi yang ditimbulkan. Selain itu terdapat getaran yang ditimbulkanoleh mesin-mesin yang dalam aktivitasnya dapat menghasilkan getaran sepertitalang getar, vibrating screen dan peralatan lain yang dapat menimbulkan getaran.Getaran ini dapat menggangu aktivitas produksi sehingga perlu dilakukanpengecekan pada mesin/alat agar sesuai dan tidak melebihi ketentuan.

Proses Penanganan dan Pengolahan Limbah

Limbah-limbah yang dihasilkan dari proses produksi gula pada Unit UsahaCinta Manis tidak dibuang begitu saja ke lingkungan. Limbah ini masih di prosesuntuk dilakukan penanganan dan pengolahan lanjutan agar aman ketika dilepasatau dibuang kelingkungan serta tidak menyebabkan pencemaran. Di dalamlingkungan pabrik juga dilakukan penanganan dan pengolahan limbah cair untukmemudahkan IPAL Unit Usaha Cinta Manis untuk mengolah limbah cair yangdihasilkan oleh pabrik. Berikut adalah sumber limbah setiap stasiun dan prosespennganannya :

Page 36: 225611384 Laporan PL PG Cinta Manis

36

Tabel 5. Sumber limbah dan (SOP) penanganan limbahCinta Manis

pada Unit Usaha

No Sumber Pencemaran Jenis Nama Limbah PenanggulanganLimbah

1 Mill/Gilingan 1. Cair 1. Bocoran/ Dipompa dantumpahan niragilingan

2. Pelumas

dikembalikan ke tangkinira

1. Ditampung pada drumyang sudah disediakan

2. Yang luber ke limbahditangkap pada oil trapsetiap pagi dikuras dandibawa kehouse

bagasse

2. Padat

3. Gas

Ampas

Uap/ bocoran

Untuk bahan bakar boiler

Dibuang ke udara bebas

2 Pemurnian 1. Padat 1. Blotong 1. Ditampung dengantruk.

2. Dikirim ke lahan2. Kotoran Kapur sebagai pupuk organik

Penimbunan jalan

2. Cair 1. Air Jatuhan

2. Air Kondensat

1. Disirkulasi ke coolingtower

sebagai airinjeksi

2. Disirkulasi ke SprayPond

sebagai airinjeksi

1. Dikembalikan ketangki penampung

2. Dimanfaatkanuntuk

pengencer/cucian diSt.Pemurnian, St.Masakan, St. Puterandan St. Gilingan

3. Gas/uap

Gas sisasulfitator

bejana 1. Mengatur pembakaranSO₂ di rotary sulfurfurnance

2. Pembakaran SO₂dimatikan jika tidakgiling

Page 37: 225611384 Laporan PL PG Cinta Manis

37

No Sumber Pencemaran Jenis Nama Limbah PenanggulanganLimbah

3 Evaporator 1. Padat Kerak pipa nira 1. Di skrap2. Di kemas dalam

karung3. Di buang di

penampungan

2. Cair

3. Gas/uap

1. Air Kondensat

2. Air jatuhan

1. Kelebihan uap

2. Gas amoniak

Di kembalikan ke tangkipenampung

a. Air yang tidakmengandung gulauntuk air mengisiBoiler

b. Air yangmengandung gulauntukpengencer/cucianSt.Pemurnian,Masakan, Puterandan Mill.

1. Disirkulasi ke coolingtower

sebagai airinjeksi

2. Disirkulasi ke rawasebagai air injeksi

Dibuang ke udara

Dibuang ke kondensor

4 Masakan 1. Cair 1. Air Konden Dikembalikan ke tangkipenampung

a. Untuk air pengisiBoiler

b. Untuk air cucianSt.Pemurnian,Masakan, Puterandan Mill

2. Air Jatuhan 1. Disirkulasikan coolingtower dan Spray Pondsebagai air injeksi

2. Disirkulasikan ke rawasebagai air injeksi

2. Gas/uap

Gas Amoniak Dibuang ke Udara

Page 38: 225611384 Laporan PL PG Cinta Manis

38

No Sumber Limbah Jenis Nama Limbah PenanggulanganLimbah

5 Puteran 1. Padat

2. Cair

Ceceran Gula

Bocoran

Dibersihkan dan dilebur

1. Ditampung di checkDam

2. Ditampung ke tangkinira kental

6 In House Keeping Padat & 1. Nira Pengecekan danCair penggantian

pompapacking

2. Endapan Pasir

3. Oli

1. Pembersihan bakpenangkap pasir

2. Pengemasan danpembuangan pasir

1. Mengambil oli pada oiltrap

2. Oli ditampung dalamdrum, sebagai pelumasgear meminimalkanpemakaian air cucian

7 Boiler 1. Gas Gas Buang 1. Dibuatkan cerobong(asap cerobong) asap dengan ketinggian

30 meter2. Partikel abunya

disaring dengan DUSTCOLLECTOR

3. Uap dari safety valvedibuang ke udara bebas

2. Padat

3. Cair

Abu

Air BoilerBlowdown

1. Dibuang dilokasi yangtelah disediakan (untukmenutup rumput dilahan danemplasement)

2. Untuk campurankompos dari blotong

Dialirkan ke rawamelalui pendingin alamiuntuk air injeksi(recycling)

Page 39: 225611384 Laporan PL PG Cinta Manis

39

No Sumber Limbah Jenis Nama Limbah PenanggulanganLimbah

8 Power House Cair Pelumas 1. Ditangkap di oil trap2. Ditampung di drum

untuk digunakansebagai pelumas geardan rantai

Sumber : Bagian LH dan K3 Unit Usaha Cinta Manis

Limbah Padat

Unit Usaha Cinta Manis sebagai pabrik penghasil gula kristal putih tentumemiliki limbah padat sebagai hasil samping dalam proses produksinya. Limbahpadat yang dihasilkan tidak dibiarkan begitu saja sehingga dapat mencemarilingkungan sekitar. Namun limbah padat yang dihasilkan berupa abu boiler danblotong dilakukan penumpukan sebagai tahap pengolahan menjadi bahan-bahanpembuatan pupuk kompos yang nantinya akan digunakan untuk pupuk tebu padamusim tanam tiba. Selain itu terdapat limbah padat lain dihasilkan yaitu sebagaiberikut:

1. Ampas Tebu atau BagasseAmpas tebu atau bagasse merupakan hasil samping dari prosespenggilingan tebu pada stasiun mill. Unit Usaha Cinta Manis setiapharinya mampu melakukan penggilingan tebu sebanyak 4500 TCD. Dari4500 ton penggilingan tebu dihasilkan nira sekitar 87,5 % dan 12,5 %merupakan sabut atau ampas tebu. Semua nira yang terekstrak masukdalam tangki penampungan gilingan I dan II untuk dilakukan prosesselanjutnya. Ampas dikeluarkan melaluli gilingan V yang kemudiandibawa ke gudang ampas untuk ditimbun dan digunakan sebagai bahanbakar boiler. Air dalam boiler atau ketel dipanaskan dengan menggunakanbahan bakar ampas yang berfungsi untuk menghasilkan steam atau uapbaru yang digunakan untuk menggerakkan turbin generator I dan II, turbinmill, turbin SHS, turbin CC I dan turbin CC II. Turbin generator I dan IIyang digerakkan oleh steam atau uap dari stasiun boiler akanmenghasilkan tenaga listrik yang masing-masing turbin memiliki daya4500 KVA. Tenaga listrik yang dihasilkan nantinya digunakan untukkeperluan pabrik dengan daya 3250 KVA dan perumahan karyawansebesar 550 KVA. Selain itu sebagian ampas atau bagasse halus yangdihasilkan digunakan sebagai campuran nira kotor pada cyclon untukproses pemisahan nira tapis dan blotong pada rotary vacuum filter (RVF).Total ampas tebu yang dihasilkan ± 32,23 % Ton tebu.

2. BlotongBlotong merupakan limbah padat yang dihasilkan dari proses pemisahannira tapis dengan filtratnya pada stasiun pemurnian. Blotong tersusun dari

Page 40: 225611384 Laporan PL PG Cinta Manis

40

ampas halus yang dicampurkan pada cyclon dengan endapan kotoran nirapada saat proses pemurnian. Proses pemisahan nira tapis dan blotongdilakukan dengan menggunakan Rotary Vacuum Filter (RVF). RSFberbentuk drum yang permukaan berfungsi sebagai alat saring atau filter.Sistem vacuum yang digunakan melalui dua tahap yaitu low vacuum,digunakan untuk menarik blotong agar menempel pada permukaan RVFdengan entalpi sebesar 20-30 dan high vacuum yang digunakan untukmengurangi kadar air serta gula yang terkandung dalam blotong denganentalpi sebesar 25-40. RVF dilengkapi dengan siraman air yang beradadiatas RVF berfungsi untuk mengurangi jumlah pol dari blotong. PadaRVF ini menghasilkan blotong dan nira tapis. Secara otomatis blotongterpotong dan jatuh yang kemudian dibawa menggunakan belt conveyormenuju tempat penampungan blotong yang nantinya akan diangkut olehtruk penampung. Blotong kemudian dibawa ketempat penimbunan blotongyang nantinya akan diolah menjadi pupuk karena dalam blotong terdapatunsur N sebesar 1,04 %, P2O5 sebesar 6,142 % maupun K2O sebesar 0,485%. Namun blotong tidak dapat langsung diolah atau digunakan. Hal inidisebabkan blotong yang baru dihasilkan juga mengandung sulfit yangdapat mencemari lingkungan. Oleh karena itu blotong di diamkan terlebihdahulu agar sulfit mengalami oksidasi menjadi sulfat yang tidakmencemari lingkungan. Jumlah blotong yang dihasilkan ± 4,78 % ton tebuyang digiling dengan poll blotong 3,65 %.

3. AbuAbu merupakan limbah padat yang dihasilkan dari sisa pembakaran padastasiun boiler. Unit Usaha Cinta Manis memiliki 3 unit boiler atau ketelyang masing-masing ketel memiliki kapasitas 60 ton/jam dengan hasilsamping berupa abu, pasir dan air siraman sebagai limbahnya. Abu yangdihasilkan akan melalui dust collector yaitu berfungsi sebagai alat untukpenangkap debu abu sehingga tidak menimbulkan pencemaran lingkungankarena terbawa ke udara. Abu dan pasir kemudian langsung jatuh padarantai-rantai pembawa abu dan pasir yang disertai dengan siraman air padarantai agar abu dan pasir memadat dan dapat dibawa menggunakan beltconveyor untuk ditampung pada truk-truk pengangkut abu. Selanjutnyaabu dibawa menuju lahan untuk ditimbun dan digunakan sebagaicampuran dengan blotong (1:3) dalam pembuatan pupuk kompos. Abuyang dihasilkan ± 0,86 % Ton tebu.

Gambar 32 . Truk pengangkut abu boiler

Page 41: 225611384 Laporan PL PG Cinta Manis

41

4. Jatuhan Batang dan Daun TebuJatuhan batang atau daun tebu merupakan limbah yang sering dijumpaipada sekitar meja tebu. Jatuhan batang tersebut dikumpulkan secaramanual oleh tenaga kerja maupun menggunakan traktor yang kemudiandimasukkan kembali ke meja tebu untuk diproses pada stasiunpendahuluan. Sedangkan patahan batang tebu dan daun tebu yang terdapatdi bawah meja tebu serta sisa uji trash dikumpulkan dan ditumpuk padasatu tempat penampungan.

Gambar 33 . Jatuhan batang dan daun tebu

5. Limbah DomestikLimbah domestik merupakan limbah yang dihasilkan dari aktivitas rumahtangga dan produksi pabrik. Limbah domestik ini berupa botol air mineral,bungkus rokok maupun puntung rokok. Limbah-limbah ini ditanggulangidengan cara yang sederhana yaitu dengan penyediaan tempat sampah.Tempat sampah yang telah terisi penuh kemudian dibawa pada tempatpembuangan akhir.

Limbah Cair

Selain limbah padat, dalam melakukan proses produksinya Unit UsahaCinta Manis juga menghasilkan limbah cair sebagai hasil sampingnya. Limbahcair merupakan salah satu jenis limbah dalam jumlah banyak yang dihasilkan.Oleh karena itu dibutuhkan upaya untuk mencegah dan mengurangi terbentuknyalimbah cair. Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan penerapan good hausekeeping yang baik. Pada Unit Usaha Cinta Manis penerapan good hause keepingtelah dilakukan namun belum maksimal. Hal ini disebabkan karena sumber dayamanusia atau sebagian karyawan belum mengerti akan pentingnya meminimalisirlimbah cair yang dihasilkan. Sehingga Unit Usaha Cinta Manis melakukanpengolahan limbah cair yang dihasilkan dengan beberapa cara yaitu InstalasiPengolahan Air Limbah (IPAL), penerapan sistem water treatment danpemanfaatan kembali, penerapan pemisahan oli dengan kolam Oil Trap sertamonitor aliran parit limbah cair pada lingkungan pabrik. Alir proses limbah cairdapat dilihat pada Lampiran 1.

Page 42: 225611384 Laporan PL PG Cinta Manis

42

1. Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)Penanganan limbah cair di Unit Usaha Cinta Manis melalui UnitPengolahan Limbah (UPL) pada IPAL dilakukan dengan sistem Lagoonyaitu sistem pengurai (degradasi) bahan organik yang tidak hanyamengandalkan pada jumlah mikroba, melainkan lebih bertumpu padawaktu tinggal (Retention time). Alasan menggunakan sistem ini karenamemiliki lahan limbah yang cukup luas dan pengawasan lebih sederhana,sesuai keputusan Bupati Ogan Ilir No: 388/Kep/PELH/2009 tentang izinpembuangan limbah cair. Instalasi Pengolahan Air Limbah Unit UsahaCinta Manis dilakukan pada kolam-kolam yang sengaja dibuat denganfungsi yang berbeda-beda untuk proses pengolahan limbah cair. Secaraumum terdiri dari beberapa tahap yaitu pemisahan minyak, pengendapanberdasarkan gravitasi, perlakuan anaerob, dan perlakuan aerob denganpemberian udara. Beberapa pembagian kolam ini mempunyai total volumekolam 57.605 m3. Kolam ini terdiri dari titik inlet, oil trap I, kolampenyangga, oil trap II, kolam pengendap, kolam anaerob, kolam fakultatif,kolam aerob, kolam uji, dan titik outlet. Kolam-kolam tersebut memilikivolume yang berbeda-beda. Oil trap I memiliki volume 3 m3, kolampenyangga memiliki volume 1.172 m3, oil trap II memiliki volume 113 m3,kolam pengendap terdiri dari 3 kolam yang memiliki volume yangberbeda-beda secara berturut-turut 205 m3, 185 m3, dan 253 m3, kemudiankolam anaerob yang terdiri dari 3 kolam dengan volume yang berbedasecara berturut yaitu 7.500 m3, 17.800 m3, dan 7.100 m3, selanjutnyaterdapat 2 kolam fakultatif dengan volume masing-masing 8.767 m3 dan4.317 m3, serta kolam aerob mempunyai volume 9.189 m3 denganpenambahan oksigen secara aerasi, dan terakhir kolam uji dengan volume1.000 m3. Layout atau Flow Sheet IPAL UU Cinta Manis dapat dilihatpada Lampiran 2. Diharapkan air limbah yang telah melalui proses IPALmemiliki pH yang netral agar dapat dilepas atau dialirkan ke lingkungan.Jika tidak maka dalam proses IPAL perlu ditambahkan kapur pada kolaminlet agar pH air menjadi netral. Selain itu air dikatakan telah layak untukdilepas dilingkungan jika ikan dapat hidup pada kolam uji.

(a) (b)

Gambar 34 (a) IPAL Unit Usaha Cinta Manis (b) Kolam aerob

Page 43: 225611384 Laporan PL PG Cinta Manis

43

Tabel 6 Unit pengolahan limbah cair Unit Usaha Cinta ManisN Nama Kolam Jumlah Ukuran Waktu Fungsi Perlakuano Kolam Tinggal1 OIL TRAP I 1 Buah (3,00 x 4,27 mnt Menangkap oli Setiap hari

1,00 x1,00) = 3M³

olinya diambildan dibuang kebagasse house.

2 PENYANGGA 1 Buah (33,00 x22,20 x 1,60)

1,16Hari

Mengendapkanlumpur sebelum

Setiap 3 bulanlumpur diambil

= 1172,16 M³ masuk kolampengandap &homogenitasbebanpencemaran

/ dikeruk

3 OIL TRAP II 1 Buah (10,50 x 6,50x 1,65) =

2,67Jam

Menangkap oliyang masih

Setiap 7 haridiambil olinya

112,61 M³ lolos

4 PENGENDAP 3 Buah (21,00 x 6,50x 1,50) =

15,26Jam

Mengendapkanlumpur dan

1. Setiap gilinglumpurnya

204,75 M³(19,00 x 6,50x 1,50) =185,25 M³(26,50 x 6,50x 1,47) =253,21 M³Jumlah =643,21 M³

prndinginan dikeruk2. Pada

inputnyadibutuhkansusu kapur

5 ANAEROB 3 Buah (125,00 x 16,02 Hari Untuk Setiap selesai15,00 x 2,00)= 3750,00 M³(125,00 x35,60 x 2,00)= 8900,00 M³(125,00 x14,20 x 2,00)= 3550,00 M³

menguraikanlimbah dengankandunganbahan organiktinggi

gilinglumpurnyadikeruk padakolam yangmengalamipendangkalan.

6 FAKULTATIF 2 Buah Jumlah =16200 M³

12,94 Hari Penyeseuaianbakteri dari

Pemberiankapur untuk

anaerob menuju naikkan pH(89,00 x49,50 x 1,99)

aerob padaKolam outlet

Page 44: 225611384 Laporan PL PG Cinta Manis

44

N Nama Kolam Jumlah Ukuran Waktu Fungsi Perlakuano Kolam

= 8766,95 M³

Tinggal

Anaerob yangmenuju keKolamFakultatif.

7 AEROB 1 Buah (89,00 x 9,09 Hari Menguraikan Dipasang24,50 x 1,98)= 4317,39 M³Jumlah =13084,34 M³

bahan organikdengan bakteriaerob

aerator “TurboJet Aerator”MTO5sebanyak 6 unit.

8 KOLAM UJI 1 Buah (89,00 x 23,73 Menguji Diambil59,00 x 1,75) Jam= 9189,25 M³

TdakBeraturan= 1000,00M³

kualitas limbahyang keluarUPLC

sampelnyasecara periodik1. Setiap hari

check PHoutlet

2. Satu minggusekalidianalisa labUU

3. Tiga bulansekalidianalisis labBapeda TK IPalembang

Sumber : Bagian LH dan K3 Unit Usaha Cinta Manis

Sampel air limbah setiap satu bulan sekali dilaporkan ke provinsi untukdiuji pH, COD, BOD, sulfida, minyak lemak, dan TSS. Berikut tabel hasil ujiyang diperoleh dari sampel air limbah Unit Usaha Cinta Manis berdasarkanperaturan menteri lingkungan hidup No. 5 tahun 2010 dengan perameter yaitu:

Page 45: 225611384 Laporan PL PG Cinta Manis

45

Tabel 7 Pengujian limbah cair PG Cinta Manis (Juni 2012)

No

123456

Parameter

pHBODCODTSSMinyak dan LemakSulfida (H2S)

Satuan

Unitmg/lmg/lmg/lmg/lmg/l

KadarMaksimal

(Permen LH)6,0-9,0

60100505

0,5

Hasil Analisis KolamUji

7,220,546,74,52,5

0,002Sumber : Bagian LH dan K3 Unit Usaha Cinta Manis

2. Penerapan Sistem Water Treatment dan Pemanfaatan Kembali (Reuse)Unit Usaha Cinta Manis dalam melaksanakan proses produksi nyamenggunakan steam atau uap untuk memanaskan bejana pemanas padajuice heater, evaporator, dan vacuum pan yang akan menghasilkan airkondensat atau pun air kondensor (air jatuhan). Air ini masih memilikisuhu yang panas sehingga perlu dilakukan sistem sirkulasi pendinginanagar nantinya memiliki suhu yang normal dan dapat dimanfaatkan kembalisebagai air boiler maupun air jatuhan. Sistem sirkulasi pendinginan inidilakukan oleh unit Water Treatment Unit Usaha Cinta Manis. Pada unitini pendinginan air kondensor atau air jatuhan dilakukan denganmengalirkan air tersebut ke rawa untuk proses pendinginan secara alami.Kemudian air pada rawa dipompa kembali menuju cooling water danspringer pound untuk proses pendinginan lanjutan agar tercapai suhu yangbaik digunakan sebagai air jatuhan. Dengan dilakukannya proses sirkulasipendinginan dan pemanfaatan kembali air kondensor dapat menghematpenggunaan air sumber untuk kegiatan produksi. Selain itu dengan sistemini menghindari peningkatan debit air pada unit IPAL karena aliran parityang terpisah.

3. Penerapan Pemisahan Oli dengan Kolam Oil TrapSebagian besar alat atau mesin-mesin yang digunakan dalam prosesproduksi menggunakan oli atau minyak pelumas guna memperlancarsistem penggerak pada mesin atau alat agar dapat bekerja dengan optimal.Namun pada sebagian alat atau mesin tersebut sistem penggeraknya tidaktertutup sehingga dapat menimbulkan tumpahan oli atau minyak pelumasmenjadi LB3. Tumpahan oli atau minyak pelumas ini nantinya dibersihkandengan cara menyemprotkan air dan mengalirkannya ke aliran parit yangmenuju IPAL. Agar lebih mudah dilakukannya treatment pada IPAL makaoli atau tumpahan minyak pelumas yang bercampur dengan air dipisahkanterlebih dahulu pada kolam Oil Trap. Unit Usaha Cinta Manis memiliki 2unit kolam oil trap. Oli atau minyak pelumas yang bercampur dengan airmengalir pada parit menuju ke kolam oil trap dengan ukuran PLT (3x1x1)m dan volume 3 m3. Oli dan air dipisahkan dengan prinsip gaya gravitasidimana air memiliki massa jenis yang lebih berat dibandingkan dengan oli.Sehingga oli terletak di atas permukaan dan air dibawah. Kemudian oli

Page 46: 225611384 Laporan PL PG Cinta Manis

46

tertahan pada oil trap dan air terus mengalir menuju ke unit IPAL. Oliyang tertahan pada oil trap kemudian diambil secara manual oleh tenagakerja yang kemudian ditampung dalam tangki kusus penampungan olibekas pada gudang LB3. Sebagian oli yang ditampung digunakan kembaliuntuk minyak pelumas mesin-mesin produksi dan sebagian besarnya diambil secara teratur oleh kontraktor pihak ke tiga dari kantor pusat untukdiolah kembali.

4. Monitor Aliran Parit Limbah Cair pada PabrikParit merupakan salah satu bagian terpenting dalam proses pendukungpengolahan limbah cair. Karena parit merupakan tempat pembuanganlimbah cair dari setiap stasiun produksi yang dapat dibuat dalam pabrik.Pada Unit Usaha Cinta Manis parit limbah cair dibagi menjadi 2 bagianyaitu, parit limbah cair tecemar dan parit limbah cair tidak tercemar. Paritlimbah cair tercemar merupakan parit-parit yang digunakan untukmengalirkan limbah cair yang terdapat pada setiap stasiun proses yangrentan terhadap cemaran seperti tumpahan nira, susu kapur, oli bekas, airpembersih lantai pabrik, air sisa skrapan juice heater, evaporator, airpembuangan laboratorium serta semua air yang mengandung gula danbahan kimia lainnya. Limbah cair tercemar ini dialirkan melalui paritlimbah tercemar menuju ke unit IPAL untuk dilakukan treatment dan tidakmembahayakan jika dilepas pada lingkungan. Selanjutnya parit limbah cairtidak tercemar merupakan parit-parit yang digunakan untuk mengalirkanlimbah cair yang terdapat pada setiap stasiun pemurnian, evaporator dankristalisasi yang menghasilkan air kondensat, air kondensor atau airjatuhan yang tidak mengandung gula dan bahan kimia lainnya. Limbahcair ini dialirkan melalui parit limbah tidak tercemar menuju rawa yangnantinya akan dipompakan kembali menuju ke cooling water dan springerpound untuk didinginkan serta digunakan kembali. Pengecekan paritlimbah cair tercemar dan tidak tercemar pada Unit Usaha Cinta Manisdilakukan secara teratur berupa pembuangan tanah atau kotoran yangmengendap pada parit-parit. Sehingga aliran limbah cair pada parit tetaplancar dan tidak meluap kepermukaan.

Limbah Gas

Unit Usaha Cinta Manis memiliki beberapa sumber gas yang dapatmecemari lingkungan jika tidak dilakukan penanganan dan uji keamanan gas yangdihasilkannya. Sumber limbah gas ini terdiri dari 2 cerobong boiler, 2 cerobongsulfur tank, dan 4 cerobong generator setting (Genset) dengan penyempurnaangas scrubber. Penanganan limbah gas pada cerobong boiler dilakukan denganpenggunaan alat dust collector yang terpasang didalam tabung pemisah abu, pasir,dan gas sisa pembakaran yang berbentuk seperti cyclone. Dust collector berfungsiuntuk menangkap debu pembakaran yang terdiri dari abu dan pasir yang dihisapoleh Induce Fan sehingga jatuh pada rantai dan tidak terbawa oleh gaspembakaran yang di lepas atau dihembus ke udara oleh Force Draf Fan. Selain itudidalam tabung pemisah ini dilengkapi dengan alat pengihasap debu pembakaran.

Page 47: 225611384 Laporan PL PG Cinta Manis

47

Partikel debu seperti abu dan pasir yang memiliki berat lebih besar dibandingkangas pembakaran akan jatuh pada dust collector sehingga gas pembakaran yangdilepas tidak mencemari lingkungan dan mengurangi penurunan kualitas udaraserta partikulat.

Debu pembakaran yang berupa abu dan pasir yang jatuh pada rantaikemudian diberi air siraman yang berfungsi untuk menggumpalkan abu dan pasirsehingga dapat dibawa menuju belt conveyor yang akan ditampung oleh trukpenampung. Analisa udara emisi Unit Usaha Cinta Manis dapat dilihat padaLampiran 3.

(a) (b)

Gambar 35 (a) Cerobong boiler (b) Cerobong genset

Selain itu juga dilakukan uji keamanan gas buang atau yang dihasilkansecara berkala yaitu 2 kali uji dalam 1 tahun. Uji ini dilakukan denganmenggunakan alat pengukur khusus cemaran gas atau udara. Pada setiap cerobongpembuangan gas pada boiler, sulfur tank, dan generator setting terdapat lubanguntuk memasukkan alat tersebut guna mengambil sampel gas buang yangdihasilkan. Sehingga dapat terukur cemaran gas yang dihasilkan. Hasil analisaudara emisi, ambient dibuat oleh instansi yang berwenang. Laporan hasil analisatersebut dilaporkan setiap 3 bulan sekali atau 6 bulan sekali dalam bentuk laporanRKL-RPL ke : Asdep Pengendalian Pencemaran Agroindustri KementerianLingkungan Hidup, Badan Lingkungan Hidup Provinsi, Badan LingkunganHidup Kabupaten, Kantor Distrik dan Bagian Pengolahan. Berikut metode danhasil analisa sesuai dengan Peraturan Gubernur Sumatera Selatan Nomor 6 tahun2012, Kep. 50/MEN-LH/1996, SNI 19-7117-11 2005.

Page 48: 225611384 Laporan PL PG Cinta Manis

48

Tabel 8 Data kualitas udara ambient Unit Usaha Cinta Manis (April 2013)No Parameter Lokasi Baku Mutu Lingkungan

1 2 3 PP. No. 41 Tahun 1999

1 Sulfur dioksida 12 22 20 365 ug/Nm3

(SO2)

2 Karbon monoksida 223 610 235 10.000 ug/Nm3

(CO)

3 Nitrogen dioksida 27 27 17 150 ug/Nm3

(NO2)

4

5

6

7

Oksidan (O3)

Hidro carbon (HC)

Debu (TSP)

Plumbum (Pb)

ttd

ttd

64

ttd

ttd

ttd

148

ttd

Ttd

Ttd

78

Ttd

235 ug/Nm3

160 ug/Nm3

230 ug/Nm3

2 ug/Nm3

Sumber : Bagian LH dan K3 Unit Usaha Cinta Manis

Keterangan :a. Titik 1 ± 200 meter dari Pabrik arah tenggara/depan Mess UU Cinta Manis

(Ambient)S : 03ᵒ 26’ 23,1” E : 104ᵒ 40’ 05,9”

b. Titik 2 ± 200 meter dari Pabrik arah utara/halaman Stasiun Pompa Rawa(Kawasan Industri)S : 03ᵒ 26’ 04,2” E : 104ᵒ 40’ 59,4”

c. Titik 3 ± 300 meter dari Pabrik/Perumahan Karyawan (Ambient)S : 03ᵒ 26’ 19,1” E : 104ᵒ 40’ 53,4”

LB3 (Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun)

Semua mesin dan peralatan yang digunakan dalam proses produksimaupun pendukung (utilitas) Unit Usaha Cinta Manis tidak terlepas daripenggunaan oli atau minyak pelumas yang digunakan untuk menjalankan mesinatau peralatan juga memperlancar sistem gerak pada mesin dan peralatan tersebut.Sehingga dapat menghasilkan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (LB3)berupa oli atau minyak pelumas bekas. Selain itu terdapat LB3 lain yangdihasilkan yaitu ACU bekas, lampu bekas, kertas saring dan lain-lain. Pada UnitUsaha Cinta Manis pengelolaan LB3 mencakup kegiatan produksi, penyimpanan,pengumpulan, pengangkutan, pemanfaatan, pengolahan dan penimbunan LB3.

Selain itu penanganan LB3 juga dilakukan dengan penyediaan TempatPenyimpanan Sementara (TPS) LB3 yang berfungsi untuk tempat penyimpanansementara LB3 (maksimal 90 hari) dan dibuat sesuai dengan ketentuan yang telahberlaku dan telah mendapat izin dari Badan Lingkungan Daerah. Limbah B3 yangtelah terkumpul pada TPS secara berkala diambil oleh kontraktor pihak ke tigayang telah mendapat izin dari Kementrian Lingkungan Hidup (KLH) dari pusat.

Page 49: 225611384 Laporan PL PG Cinta Manis

49

1. Oli BekasOli bekas merupakan salah satu LB3 yang dihasilkan dari tumpahan oliatau minyak pelumas mesin dan peralatan yang digunakan dalam prosesproduksi. Tumpahan oli atau minyak pelumas ini bercampur dengan airsehingga harus dipisahkan dalam kolam pemisah atau oil trap. Oli bekasyang telah terpisah ditampung dari sumbernya dengan menggunakanwadah jerigen atau ember. Kemudian ukur volume oli bekas (liter) yangdihasilkan dengan menggunakan alat takar. Oli bekas tersebut kemudiandibawa ke Tempat Penyimpanan Sementara (TPS) limbah B3. Dipastikantidak ada oli bekas yang tercecer selama membawa oli bekas dari sumberke TPS limbah B3. Jika ada ceceran oli bekas, segera bersihkan dengankain majun, pasir atau serbuk gergaji. Masukkan oli bekas yang sudahdiketahui volumenya ke kemasan drum di dalam TPS limbah B3.Sebelumnya dipastikan drum yang digunakan dalam kondisi baik, tidakbocor, berkarat atau rusak. Drum disimpan selalu dalam kondisi tertutuprapat dan hanya dapat dibuka jika akan dilakukan penambahan ataupengambilan limbah didalamnya. Beri simbol “mudah terbakar” dan labelpada kemasan drum oli bekas. Selanjutnya catat volume oli bekas yangmasuk ke TPS limbah B3 pada log book limbah B3 harian. Aktivitaspengelolaan oli bekas dicatat selama periode 3 (tiga) bulan pada neracalimbah B3 untuk dilaporkan ke Asdep Pengelolaan B3 dan limbah B3Manufaktur dan agroindustri Kementerian Lingkungan Hidup dalambentuk laporan RKL-RPL. Periksa kondisi kemasan limbah B3 setiapseminggu sekali dan catat pada monitoring pemeriksaan kondisi kemasan.Sehingga oli bekas dapat ditangani dengan baik.

2. Accu, Kertas Saring (Pb-Acetat) dan Lampu TL BekasSelain oli bekas, terdapat LB3 yang dihasilkan oleh mesin dan peralatanberupa accu bekas. Accu bekas juga diperoleh dari kendaraan dan traktoryang digunakan untuk kegiatan atau aktivitas di pabrik. Selain itu terdapatLB3 berupa kertas saring yang dihasilkan dari sisa proses uji dalamlaboratorium dan lampu TL bekas yang digunakan untuk penerangandalam pabrik dan lingkungan sekitar. Penanganan dilakukan denganmengambil accu, kertas saring (Pb – Acetat) atau lampu TL bekas darisumbernya dan bawa ke TPS limbah B3. Limbah B3 tersebut kemudian dimasukkan ke dalam kemasan masing-masing sesuai jenis dankarakteristiknya. Selanjutnya diberi simbol dan label pada masing-masingkemasan sesuai jenis dan karakteristiknya. Kemudian pada logbook limbahB3 harian dicatat tanggal masuknya ke TPS limbah B3. Setiap jenis dankarakteristik limbah B3 harus dipisahkan dengan jelas penempatannya diTPS. Catat aktivitas pengelolaan accu, kertas saring dan lampu TL bekasselama periode 3 (tiga) bulan pada neraca limbah B3 untuk dilaporkan keAsdep Pengelolaan B3 dan limbah B3 Manufaktur dan agroindustriKementerian Lingkungan Hidup dalam bentuk laporan RKL-RPL. Danterakhir periksa kondisi kemasan limbah B3 setiap seminggu sekali dancatat pada monitoring pemeriksaan kondisi kemasan.

Page 50: 225611384 Laporan PL PG Cinta Manis

50

3. Pengelolaan TPS LB3Tempat penyimpanan sementara LB3 merupakan salah satu saranapengolahan LB3 yang dimiliki oleh Unit Usaha Cinta Manis. PengelolaanTPS LB3 juga dilakukan dengan pembersihan secara teratur pada arealsekitarnya. Pemasangan simbol “berbahaya”, tanda peringatan, SOPtanggap darurat, SOP penyimpanan, APAR, sarana P3K, lonceng, eyewasher, dan posisi geografis lokasi TPS limbah B3 berupa titik koordinatdengan media plang juga dilakukan. Pemisahan/pengelompokkan setiapkemasan penampung limbah B3 sesuai dengan jenis dan karakteristiknyajuga dilakukan serta selalu memastikan agar izin penyimpanan sementaralimbah B3 tidak habis berlakunya sehingga LB3 yang terdapat dalam TPStidak menimbulkan cemaran bagi lingkungan.

Gambar 36 TPS LB3 Unit Usaha Cinta Manis

Kebisingan dan Getaran

Mesin dan peralatan yang digunakan dalam proses produksi tentumenghasilkan suara yang dapat menyebabkan kebisingan jika berlebihan.Sehingga dapat mengganggu jalannya aktivitas karyawan dalam bekerja. PadaUnit Usaha Cinta Manis terdapat beberapa sumber kebisingan diantaranya yaitustasiun mill. kebisingan ini dihasilkan oleh turbin penggerak roll-roll gilinganpada stasiun mill. Tingkat kebisingan ini masih dalam batas aman untukpendengaran. Namun Unit Usaha Cinta Manis tetap menerapkan prinsip K3 untukmenghindari kecelakan kerja akibat kebisingan yang dihasilkan denganmemberikan peraturan pada karyawannya untuk menggunakan ear protector padastasiun kerja yang menghasilkan kebisingan.

Selain itu mesin dan peralatan produksi juga dapat menimbulkan getaranyang dihasilkan dari proses kerjanya. Apabila getaran yang ditimbulkan tidakditangani dengan baik maka akan menyebabkan ketidaknyamanan karyawandalam bekerja. Pada Unit Usaha Cinta Manis, pabrik terdiri dari 3 hingga 4 lantaidiatas permukaan tanah, hampir semua lantainya terbuat dari besi yang di gabungmenjadi satu kesatuan. Kecuali pada lantai dasar yang memiliki lantai terbuat darisemen atau ubin. Terdapat beberapa mesin dan peralatan yang dapat menimbulkangetaran namun tetap dalam batas aman, yaitu vibrating screen dan grasshopperconveyor pada stasiun penyelesaian. Grasshopper conveyor terletak pada lantaidasar yang lantainya terbuat dari ubin sehingga tidak menimbulkan getaran yangbegitu tinggi. Sedangkan vibrating screen terletak pada lantai 3 yang terpisah danjauh dari stasiun kerja lainnya sehingga tidak menimbulkan gangguan bagi

Page 51: 225611384 Laporan PL PG Cinta Manis

51

karyawan yang bekerja. Selain itu juga dilakukan uji kebisingan dan getaransesuai dengan data pada tabel berikut.

Tabel 9 Data kebisingan ambient Unit Usaha Cinta Manis (April 2013)No Parameter Lokasi Kep. 48/MEN-LH/11/1996

1 2 3 BML BML Kawasan

Pemukiman Industri

1 Kebisingan 45,5 52,8 47,7 55 dBA 70 dBA

Sumber : Bagian LH dan K3 Unit Usaha Cinta Manis

Tabel 10 Data getaran/vibrasi Unit Usaha Cinta Manis (April 2013)No Parameter

1

Lokasi

2 3

Kep.49/MENLH/11/1996

1 Getaran/Vibrasi 0,1 0,1 0,1 4 m/dt2

Sumber : Bagian LH dan K3 Unit Usaha Cinta Manis

Keterangan :a. Titik 1 ± 200 meter dari Pabrik arah tenggara/depan Mess UU Cinta Manis

(Ambient)S : 03ᵒ 26’ 23,1” E : 104ᵒ 40’ 05,9”

b. Titik 2 ± 200 meter dari Pabrik arah utara/halaman Stasiun Pompa Rawa(Kawasan Industri)S : 03ᵒ 26’ 04,2” E : 104ᵒ 40’ 59,4”

c. Titik 3 ± 300 meter dari Pabrik/Perumahan Karyawan (Ambient)S : 03ᵒ 26’ 19,1” E : 104ᵒ 40’ 53,4”

PEMBAHASAN

Good Manufacturing Practices (GMP)

GMP (Good Manufacturing Practices) merupakan suatu pedoman bagiindustri pangan, bagaimana cara berproduksi makanan dan minuman yang baik.GMP merupakan prasarat utama sebelum suatu industri pangan dapat memperolehsertifikat sistem HCCP (Hazard Analysis Critical Control Points). GMP telahmenjadi pedoman penuntun bagi produsen makanan dan minuman dengan tujuanuntuk meningkatkan mutu hasil produksinya, dan dengan demikian masyarakatdapat dilindungi keselamatan dan kesehatannya terhadap produksi dan peredaranmakanan yang telah memenuhi syarat.

Good Manufactoring Practices (GMP) merupakan suatu metode atau caraberproduksi yang baik dan benar dalam rangka menghasilkan produk denganmutu yang baik sesuai dengan harapan. Penilaian GMP suatu perusahaan dapatdilakukan dengan audit GMP yang dapat dilihat pada Lampiran 4.

Page 52: 225611384 Laporan PL PG Cinta Manis

52

GMP meliputi delapan persyaratan yaitu :1. Persyaratan bahan baku2. Persyaratan bahan pembantu dan tambahan (food additives)3. Persyaratan produk akhir4. Persyaratan penanganan5. Persyaratan pengolahan6. Persyaratan pengemasan7. Persyaratan penyimpanan8. Persyaratan pengangkuatan dan distribusi.

Standard Sanitation Operating Procedure (SSOP)

Peran GMP dalam menjaga keamanan pangan selaras dengan persyaratandasar yang ditetapkan untuk penerapan HACCP. Penerapan program persyaratandasar ini harus didokumentasikan dalam Standar Prosedur Operasi Sanitasi (SPOSanitasi) atau Sanitation Standard Operating Procedures (SSOP). SSOP adalahprosedur tertulis dimana proses pembuatan pangan harus diproduksi dalamkondisi dan cara yang saniter. Sanitasi dalam prakteknya, meliputi kegiatan-kegiatan secara aseptik dalam persiapan, pengolahan dan pengemasan produkpangan, pembersihan dan sanitasi pabrik termasuk lingkungannya, serta kesehatanpekerja. Program sanitasi harus terencana, paksaan aktif dan dapat diawasi secaraefektif. Prosedur SSOP merupakan alat bantu dalam penerapan GMP karena berisitentang perencanaan tertulis untuk menjalankan GMP, syarat agar penerapanGMP dapat dimonitor, dan adanya tindakan koreksi jika terdapat komplain,verifikasi, dan dokumentasi.

Delapan faktor penting yang harus dicakup pada pelaksanaan penyusunanSSOP adalah keamanan air; keadaan dan kebersihan permukaan yang kontakdengan makanan; pencegahan kontaminasi silang; fasilitas kebersihan;pencegahan adulterasi; pelabelan, penyimpanan, dan penggunaan senyawa danbahan berbahaya; kesehatan pekerja; serta pencegahan hama.

Keamanan Air

Faktor-faktor penting yang harus diperhatikan sehubungan dengankeamaan air adalah: suplai air aman untuk air yang kontak dengan makanan ataudengan permukaan yang kontak dengan makanan, suplai air aman untukpembuatan susu, serta tidak ada kontaminasi silang antara lain yang dapatdiminum dengan air yang tidak dapat diminum.

Kebersihan Permukaan yang Kontak dengan Makanan

Sanitasi peralatan termasuk kedalam sanitas permukaan yang kontakdengan makanan. Permukaan yang kontak dengan makanan tidak bolehmengandung toksik, tidak menyerap, tahan karat, inert (tidak bereaksi), dan

Page 53: 225611384 Laporan PL PG Cinta Manis

53

mudah dibersihkan. Langkah-langkah pembersihan dan sanitasi, yang mencakupjenis dan konsentrasi pembersih atau sanitaiser, harus dicantumkan.

Pencegahan Kontaminasi Silang

Kontaminasi silang yang sering terjadi banyak diakibatkan oleh praktek-praktek pekerja yang tidak saniter. Oleh karena itu, pekerja harus mengetahui caramencegah kontaminasi silang, memisahkan bahan mentah dengan produk. Tataletak industri harus dapat mencegah kontaminasi silang. Selain itu juga harusdijamin adanya pemisahan dan perlindungan produk selama penyimpanan,pembersihan, dan sanitasi daerah penanganan atau pengolahan pangan sertaperalatan ditangani dengan baik.

Fasilitas Kebersihan

Kebersihan adalah salah satu faktor penting dalam pemeliharaan sanitasi.Oleh karena itu, perusahaan harus menjamin kelengkapan dan kondisi kebersihanfasilitas cuci tangan, fasilitas sanitasi tangan serta toilet.

Pencegahan Adultrasi

Tindakan ini ditujukan untuk menjamin bahwa pangan, pengemas pangan,dan permukaan yang kontak dengan makanan terlindung dari berbagai cemaranmikrobiologi, kimia, dan fisik, termasuk pelumas, bahan bakar, pestisida, senyawapembersih, sanitaiser, kondensat dan cipratan dari lantai.

Penggunaan Senyawa dan Bahan Berbahaya

Tindakan ini mencakup tata cara dan jenis pelabelan yang digunakan padabahan–bahan kimia yang digunakan, baik untuk proses produksi maupunpembersihan, desinfeksi dan sebagainya.

Kesehatan Pekerja

Suatu industri pangan harus menjamin pengelolaan pekerja, terutama yangdidiagnosa dengan penyakit atau gejala penyakit serta luka yang mungkin menjadisumber cemaran mikroba.

Pencegahan Hama

Pencegahan hama ditujukan untuk menjamin bahwa tidak ada hama difasilitas pengolahan pangan, mencakup prosedur pencegahan, pemusnahan, sertapenggunaan bahan kimia untuk mengendalikan hama.

Page 54: 225611384 Laporan PL PG Cinta Manis

54

Penerapan Good Manufacturing Practices (GMP)

Bangunan

Bangunan pabrik Unit Usaha Cinta Manis terdiri dari ruang proses danruang pelengkap. Ruang proses merupakan ruangan untuk berlangsungnya prosesproduksi, sedangkan ruangan pelengkap merupakan ruangan yang digunakanuntuk keperluan administrasi, laboratorium, dan servis (kamar mandi, toilet, ruangmencuci dll). Tata letak mesin satu dengan mesin lain terdapat space sehinggamemudahkan dalam pembersihan, meningkatkan keamanan dan kenyamananpekerja, serta alat mudah diawasi. Bila pengawasan mudah dilakukan maka jikaterdapat produksi yang tidak berjalan dengan efektif dapat segera dilakukanevaluasi dan perbaikan. Jarak antar peralatan dapat disesuaikan dengan jenisresiko yang dapat ditimbulkan dari mesin tersebut.

Misalnya dapur pembakaran boiler memiliki jarak yang lebih jauh darimesin lain jika dibandingkan dengan mesin gilingan atau mesin proses lainnya.Hal ini dikarenakan dapur pembakaran boiler menimbulkan panas yang tinggisehingga memiliki resiko yang lebih besar dari pada mesin gilingan atau mesinproses lainnya karena tidak mengeluarkan panas yang berlebih.

Peletakan peralatan dalam ruang proses produksi gula kristal putih di UnitUsaha Cinta Manis ini telah efektif. Hal ini dapat dilihat dari aliran proses setiapstasiun yang telah tepat. Produk akhir yaitu gula kristal putih terletak palingbelakang atau akhir dari seluruh proses yang langsung menuju sugar bin untukpengemasan dan penggudangan sehingga saat keluar pabrik tidak melewati tahapproses sebelumnya. Pengaturan proses yang demikian untuk menghindari adanyacross contamination. Namun pada ruang administrasi atau kantor terdapat ruangdapur yang bersebelahan langsung dengan kamar mandi sehingga berpotensimenimbulkan kontaminasi silang. Sebaiknya ruang dapur dipindah dan kamarmandi selalu dibersihkan setiap hari.

WATER TREATMENT INSTRUMENT

GUD.AMPAS

POWERHOUSE

S.BOILER

IPAL

TANGKI

TETES

GUDANGGULA

S.PENYELESAIAN

S.KRISTALISASI

S.PUTER

S.PEMUR

NIANS.EVAPORATO

S. MILL BESALI

ANKANTO

R

RS.

PENDAHULUAMEJATEBU

Gambar 37 Diagram alir aktivitas produksi UU CIMA

Page 55: 225611384 Laporan PL PG Cinta Manis

55

Fasilitas Sanitasi

Unit Usaha Cinta Manis memiliki 2 sumber air yang digunakan dalamkegiatan proses produksi nya yaitu, air sungai yang telah di treatment pada bagianwater treatment dan air jatuhan atau kondensor yang telah disirkulasi melaluipendinginan pada cooling tower dan springer pound.

Selanjutnya untuk pengolahan limbah Unit Usaha Cinta Manis memilikiInstalasi Pengolahan Limbah (IPAL) untuk pengolahan limbah cair denganjumlah kolam Oil Trap 1 unit, kolam pengendap 4 unit, kolam anaerob 3 unit,kolam aerob 3 unit, kolam uji 1 unit dan aerator dengan jumlah 6 unit. Untuklimbah bahan berbahaya dan beracun disimpan dalam 1 unit gudang khusus.Selain itu untuk limbah padat yang dihasilkan berupa blotong dan abu sisapembakaran boiler di tumpuk pada satu tempat dilahan untuk diolah menjadipupuk kompos.

Alat Produksi

Alat dan mesin yang digunakan di pabrik Unit Usaha Cinta Manis dibuatsesuai dengan persyaratan teknik. Alat dan mesin dirancang sesuai dengankebutuhan proses dan disesuaikan dengan kondisi bangunan serta karyawansehingga pada penggunaannya dapat menunjang kelancaran proses produksi. Alatdan mesin dibuat sedemikian rupa sehingga memudahkan guna prosespembersihan. Berikut jenis-jenis alat dan mesin yang digunakan pada setiapstasiun pada Unit Usaha Cinta Manis :

A. Cane Yard1. Cane Lifter

Berfungsi sebagai alat penuang tebu yang diangkut atau dibawa olehNCT (traktor) kedalam meja tebu serta dijalankan oleh operator. Alatini berbentuk seperti lift yang menarik sisi kiri NCT ke atas sehingatebu terbongkar pada sisi kanan NCT dan masuk dalam meja tebu. NCTmemiliki kapasitas ± 4 ton tebu. NCT ini merupakan sub kontrak antarakontraktor dan Unit Usaha Cinta Manis dengan jumlah 24 unit. Selainitu NCT juga dapat mengurangi biaya angkut karena digunakan untukmengangkut tebu semi mekanis yang diangkut oleh traktor, bukanburuh angkut. Namun NCT memiliki kekurangan yaitu kurangefisiennya dalam pembongkaran tebu oleh cane lifter dibandingkandengan alat-alat lain pada cane yard. Hal ini disebabkan karena banyaktebu yang terjatuh saat pembongkaran kedalam meja tebu. Sehinggatebu-tebu yang terjatuh terlindas oleh NCT lain yang melakukanpembongkaran selanjutnya.

2. Truck TipperBerfungsi sebagai alat penuang tebu yang diangkut atau dibawa olehtruk kecil maupun besar. Alat ini berbentuk seperti pendorong ke atasdengan sudut 45ᵒ yang menggunakan pompa hidrolik untuk proses

Page 56: 225611384 Laporan PL PG Cinta Manis

56

pendorongannya serta dijalankan oleh operator. Unit Usaha CintaManis memiliki 3 unit truck tipper, 2 unit untuk truk besar atau kecildan 1 unit untuk truk kecil. Truk besar memiliki kapasitas angkut ± 9ton tebu dan truk kecil memiliki kapasitas ± 7 ton tebu. Truck tippermemiliki tingkat efisien yang lebih baik diantara alat-alat cane yard laindalam proses pembongkaran tebu ke meja tebu. Karena tebu yangdibongkar 99 % masuk dalam meja tebu. Namun disisi lain truk tippermemiliki kekurangan dalam bentuk pengantrian pembongkaran karenamembutuhkan cukup waktu dalam prosesnya.

3. Cane Stacker (Grounded)Berfungsi sebagai alat pendorong tebu pada cane yard hasil tumpukanatau pembongkaran tebu oleh truk kecil, truk besar maupun NCT yangdijalankan oleh operator. Alat ini berupa traktor yang memiliki penjepittebu yang cukup besar pada bagian depannya. Sehingga dapat menjepitdan mendorong tebu masuk dalam meja tebu. Unit Usaha Cinta Manismemiliki 1 unit grounded dan 3 unit cane stacker. Grounded memilikikekurangan dalam proses kerjanya, dimana saat mendorong tebu padacane yard menuju ke meja tebu terdapat tanah, pasir, daun tebu ataukotoran lain yang terbawa dan masuk dalam meja tebu. Tanah, pasiratau kotoran lain yang terbawa dan masuk dalam penggilingan nantinyaakan mempengaruhi kualitas ampas yang dihasilkan oleh stasiun mill.Karena ampas yang banyak mengandung tanah atau pasir dapatmembuat pembakaran dalam boiler kurang baik maupun menyebabkankerusakan pada boiler.

B. Stasiun Mill1. Cane Cutter I

Berfungsi untuk memotong-motong tebu yang pertama masuk padastasiun pendahuluan agar menghasilkan potongan tebu sepanjang 10cm. Cane cutter I memiliki panjang rotor 1980 mm dengan diameterrotor 1500 mm. Selain itu memiliki jumlah pisau 40 buah dengan jarakantar pisau 520 mm yang digerakkan oleh turbin penggerak dengankekuatan 298 kw. Pengecekan dan pembersihan secara berkala harusdilakukan pada cane cutter I agar dapat menghasilkan potongan tebusesuai dengan stadar. Hal ini dapat dilihat dengan pengujian nilai PI(preparation indeks) dari potongan tebu yang dihasilkan. Semakintinggi nilai PI maka cane cutter I bekerja dengan maksimal. Jika nilaiPI menurun maka cane cutter I telah mengalami penurunan kinerjayang disebabkan oleh beberapa hal diantaranya yaitu telah tumpulnyapisau-pisau pemotong tebu pada cane cutter I. Sehingga dibutuhkanpenggantian secara berkala pada pisau-pisau cane cutter I agar selaludapat menghasilkan potongan sesuai standar.

2. Cane Cutter IIBerfungsi untuk memotong-motong tebu hasil potongan cane cutter Ipada stasiun pendahuluan agar menghasilkan potongan tebu sepanjang5 cm. Cane cutter II memiliki panjang dan diameter rotor yang sama

Page 57: 225611384 Laporan PL PG Cinta Manis

57

dengan cane cutter I. Namun terdapat perbedaan pada jarak antar pisauyaitu 120 mm dengan jumlah pisau yang sama. Cane cutter IIdigerakkan oleh turbin penggerak dengan kekuatan 500 hp. Pengecekandan pembersihan secara berkala harus selalu dilakukan untuk menjaganilai PI yang dihasilkan dengan mengganti secara teratur pisau-pisauyang telah tumpul.

3. Semi Hammer ShredderBerfungsi untuk memotong dan menumbuk tebu hasil potongan canecutter II pada stasiun pendahuluan agar menghasilkan potongan tebusepanjang 2,5 cm. Semi hummer shredder memiliki panjang dandiameter yang sama dengan CC I dan CC II. Memiliki jumlah pisausebanyak 64 buah dengan jarak antar hummer dan unfill 30 mm yangdigerakkan oleh turbin penggerak dengan kekuatan 800 ph. Pada SHSjuga diperlukan adanya pengecekan dan pembersiahan secara berkalaagar menghasilkan nilai PI > 85 %.

4. Roll GilinganBerfungsi untuk menggiling potongan-potongan tebu dari stasiunpendahuluan yang berupa serat-serat tebu agar nira dalam serat dapatterperah. Sehingga dihasilkan nira mentah serta ampas sebagai bahanbakar boiler dengan pol rendah dan zat kering tinggi. Pada Unit UsahaCinta Manis terdapat 5 set mill tandem dengan dilengkapi roll-rollpengumpan. Unit pressure feeder terdapat pada mill no. I dan V, sertaunit four roll pada mill no. II, III, dan IV. Masing-masing roll gilinganmemiliki panjang 1980 mm dengan diameter 1000 mm. Dengan tinggigrove 47 mm dan jarak antar grove 52 mm. Bahan shaft dibuat dari bajaASSAB 705. Setiap mesin gilingan digerakkan oleh turbin penggerakmerek SNM dengan daya 650 hp dan memiliki suhu 325ᵒC. Sertamempunyai inlet pressure 18 kg/cm2 dan back pressure 1,0 kg/cm2

dengan rated speed 4500 rpm. Pada gilingan V terdapat penambahan airimbibisi dengan suhu 70-90ᵒC yang berfungsi untuk melarutkan niraatau kandungan gula yang masih tersisa pada ampas tebu. Jika suhu airimbibisi > 90ᵒC maka akan menyebabkan terjadinya reduksi pada gulaatau sukrosa dalam serat tebu dan melarutkan senyawa-senyawa lainseperti zat lilin dll. Zat lilin yang terlarut akan menyebabkan rollgilingan licin sehingga terjadi slip. Maka dibutuhkan pengecekanberkala baik pada roll gilingan maupun air imbibisi yang diberikan.

C. Stasiun Pemurnian1. Sand Catcher

Berfungsi untuk memisahkan atau menangkap kotoran pada niramentah seperti pasir dan ampas. Terdiri dari 2 bagian yaitu bak pasirdan cyclon. Bak pasir mempunyai penjang 3000 mm dan lebar 1488mm. Dengan tinggi 2000 mm dan volume 8,9 m3. Selanjutnya cyclonmemiliki diameter 800 mm dengan tinggi total 3135 mm.

Page 58: 225611384 Laporan PL PG Cinta Manis

58

2. Timbangan Nira MentahBerfungsi untuk mengetahui berat nira mentah dengan menimbang niramentah dari stasiun mill. Timbangan nira mentah ini memiliki kapasitas5 ton dengan akurasi 1/200 yang terbuat dari mild steel . Sehinggadibutuhkan pembersihan secara berkala agar tidak terjadi karatan padatimbangan yang dapat menyebabkan kontaminasi pada nira mentah.

3. Juice Heater IBerfungsi untuk mempercepat dan menyempurnakan reaksi padadefekator dan sulfitasi pada temperatur tertentu. Unit Usaha CintaManis memiliki juice heater I sebanyak 3 unit dengan luas permukaan240 m2. Sirkulasi sebanyak 16 kali dengan ID tubes 33 mm dan L tubes3994 mm. Memiliki diameter shell 1550 mm dan teb shell 9 mmdengan panjang 3994 mm. Nira mentah dipanaskan sampai temperatur75ᵒC. Juice heater menggunakan sistem pemanasan heat exchangerberupa STHE (shell tube heat exchanger) yang menghantarkan panassecara konduksi maupun konveksi. Pembersihan secara berkaladilakukan pada setiap juice heater agar proses pemanasan dapatberjalan dengan maksimal.

4. Pre Liming TankBerfungsi untuk menaikkan pH pada nira mentah menjadi 7,0-7,2.Memiliki diameter 2600 mm dengan tinggi 3500 mm serta diameterP.jiwa 1900 mm. Membutuhkan waktu proses selama 3 menit denganputaran 165 rpm. Pada proses ini dilakukan pemberian susu kapur untukmenaikkan pH nira mentah. Pemberian susu kapur dilakukan melaluialat pengontrol pH yang dikedalikan oleh seorang operator. Sehinggadibutuhkan pengawasan khusus oleh operator agar pH yang diharapkantercapai.

5. Secondary Liming TankBerfungsi untuk menaikkan pH pada nira mentah menjadi 8,5-10,5.Memiliki diameter 1500 mm dengan tinggi 2000 mm serta diameterP.jiwa 1100 mm. Membutuhkan waktu proses selama 15 detik denganputaran 165 rpm. Pada proses ini dilakukan pemberian susu kapur untukmenaikkan pH nira mentah seperti halnya dengan pre liming yang dikontrol melalui alat pengontrol pH yang dikedalikan oleh seorangoperator yang sama. Sehingga dibutuhkan pengawasan khusus olehoperator agar pH yang diharapkan tercapai.

6. Rotary Sulfur FurnanceBerfungsi untuk membakar belerang untuk memperoleh gas SO2.Memiliki panjang 2400 mm dan diameter 1000 mm. Unit Usaha CintaManis memiliki 2 unit RSF yang digunakan dalam pembakaranbelerang. Mengg unakan bahan berupa besi yang dilengkapi dengan airsiraman untuk menurunkan suhu RSF agar tetap dapat dikontrol.

Page 59: 225611384 Laporan PL PG Cinta Manis

59

7. Lime SlickerBerfungsi untuk mereaksikan pembutan susu kapur dan sebagai tempatpemadaman kapur. Kapur yang tidak bereaksi akan tertahan dalam limesliker. Memiliki diameter 1250 mm dan panjang 5000 mm. Digerakkanoleh motor dengan daya 2,2 kW dan putaran 6 rpm. Alat ini berbentuksilinder yang horizontal dengan kemiringan 5o, dimana air dan kapurdimasukkan dari daerah yang lebih tinggi. Lime sliker ini diputardengan kecepatan diatas. Air yang digunakan adalah air kondensatdengan suhu sekitar 80oC. Sebelum dikirim ke tangki penampungan,susu kapur dibersihkan terlebih dahulu dari kotoran yang terbawa dalamkapur pada bak clasifier dengan menggunakan sistem penggaruk. Susukapur kemudian ditampung pada tangki penampungan yang berjumlahdua tangki dan selanjutnya dipompakan ke tangki pengenceran.

8. Cake BunkerBerfungsi untuk menampung menampung blotong yang dihasilkanRotary Vacuum Filter dan dibawa truk ke lahan. Memiliki kapasitas 20m3 dengan lebar 3500 mm, panjang 4000 mm dan tinggi 4550 mm.Sehingga sisa proses filter dapat tertampung dan tidak jatuh atautumpah.

9. Sulfitator Nira MentahBerfungsi untuk memucatkan nira dengan menggunakan gas SO2

sehingga pH nira menjadi netral. Memiliki tinggi 7200 mm dandiameter 1000 mm dengan prinsip aliran kontak counter current gunamemperbesar waktu kontak agar reaksi lebih sempurna. Gas SO2

dialirkan dari bawah sedangkan nira mentah dialirkan dari atas danturun melalui 9 tray yang terdapat dalam RSF. Gas SO2 yang tidakbereaksi langsung dibuang ke udara.

10. Juice Heater IIBerfungsi untuk mempercepat dan menyempurnakan reaksi padadefekator dan sulfitasi pada temperatur tertentu. Unit Usaha CintaManis memiliki juice heater II sebanyak 4 unit dengan luas permukaan240 m2. Sirkulasi sebanyak 16 kali dengan ID tubes 33 mm dan L tubes3994 mm. Memiliki diameter shell 1550 mm dan teb shell 9 mmdengan panjang 3994 mm. Nira mentah dipanaskan sampai temperatur110ᵒC. Juice heater II juga menggunakan sistem pemanasan heatexchanger berupa STHE (shell tube heat exchanger) yangmenghantarkan panas secara konduksi maupun konveksi. Pembersihansecara berkala dilakukan pada setiap juice heater agar prosespemanasan dapat berjalan dengan maksimal.

11. Single Tray ClarifierBerfungsi untuk menjernihkan nira melalui pengendapan kotoran.Memiliki kapasitas sebesar 470 m3 dengan diameter 10360 mm dantinggi 5490 mm. Menggunakan motor dengan daya 1,5 kW. Dilakukan

Page 60: 225611384 Laporan PL PG Cinta Manis

60

penambahan flokulan untuk membuat kotoran menjadi kompaksehingga mudah untuk mengendap. Pengendapan dilakukan padakondisi yang tenang agar proses pemisahan antara nira jernih dan nirakotor dapat berjalan dengan maksimal.

12. Rotary Vacuum FilterBerfungsi untuk memisahkan antara nira tapis dan blotong. Memilikifilter area 52 m2 dengan diameter drum 3050 mm dan panjang drum5490 mm. Menggunakan motor dengan daya 1,5 kW. Unit Usaha CintaManis memiliki RVF sebanyak 3 unit. Sistem vakum yang digunakanmelalui dua tahap yaitu low vakum, digunakan untuk menarik blotongagar menempel pada permukaan RVF dengan entalpi sebesar 20-30 danhigh vakum yang digunakan untuk mengurangi kadar air serta gula yangterkandung dalam blotong dengan entalpi sebesar 35-40. RVFdilengkapi dengan siraman air yang berada diatas RVF berfungsi untukmengurangi jumlah pol dari blotong.

D. Stasiun Evaporator1. Evaporator

Berfungsi untuk menguapkan air yang terkandung dalam nira encer ataujernih sebanyak-banyaknya dengan menggunakan uap bekas atau uapnira yang diberikan secara paralel maupun seri secara tidak langsungmelalui pipa-pipa calandria. Unit Usaha Cinta Manis memiliki 8 unitevaporator dengan menggunakan sistem quadruple effect. Dimanasetiap 1 kali pemberian uap panas dapat menguapkan sebanyak 4 kgair. Lima unit evaporator memiliki luas penampang 1500 LP dan tigaunit evaporator memiliki luas penampang 1200 LP dengan diameterbadan masing-masing 4300 mm. Setiap badan evaporator memilikisuhu yang berbeda. Badan 1-4 memiliki suhu secara berurutan yaitu120ᵒC, 80-100ᵒC, 70ᵒC, dan 65ᵒC. Setiap unit evaporator dilakukanpembersihan atau yang disebut dengan skrap secara teratur untukmembersihkan kotoran atau kerak yang terdapat dalam evaporator.Skrap dilakukan secara bergantian dengan mengunakan karmand padaevaporator agar proses penguapan dapat berjalan maksimal. Prosespenguapan maksimal dapat ditandai dengan brix nira kental yangdihasilkan adalah 60-64 %.

E. Stasiun Kristalisasi1. Vacuum Pan

Berfungsi untuk membentuk kristal gula pada nira kental denganmenguapkan nira hingga lewat jenuh. Unit Usaha Cinta Manismenggunakan sistem masak ACD. Terdiri dari 8 unit vacuum pan, 3unit vacuum pan A, 1 unit vacuum pan C, dan 3 unit vacuum pan D.Setiap vacuum pan memiliki diameter pan 5000 mm dengan diameterpan pemanas 101,6 mm OD. Tinggi pan pemanas 986 mm dengan luaspenampang 280 m3. Selain itu setiap vacuum pan mempunyai volume50 m3 dengan suhu calandria dan suhu badan pan secara berurutan 100-110ᵒC dan 70ᵒC. Setiap vacuum pan A, C dan D memiliki waktu masak

Page 61: 225611384 Laporan PL PG Cinta Manis

61

yang berbeda-beda. Masakan A memiliki waktu masak 1,5-2 jam,masakan C 2-3 jam dan masakan D 4-6 jam. Proses masak dapatdihentikan ketika telah tercapai suatu ukuran kristal yang telahditentukan pada setiap masakan.

2. Peti PenampunganBerfungsi untuk menampung nira kental, klare SHS, stroop A, C, danD. Unit Usaha Cinta Manis memiliki 9 unit peti penampungan yangterdiri dari 1 unit peti klare SHS, 3 unit peti nira kental, 2 unit petistroop A, 2 unit peti stroop C dan 1 unit peti stroop D. Pengontrolansecara berkala selalu dilakukan agar tidak terjadi kesalahan berupatumpahnya nira kental atau isi peti yang lainnya karena pengisian yangberlebihan.

F. Stasiun Penyelesaian1. Receiver

Berfungsi sebagai palung penampung hasil masakan A,C dan D.Mempunyai bentuk setengah lingkaran dengan dilengkapi pengadukyang memanjang dan digerakkan oleh motor penggerak. Unit UsahaCinta Manis setiap masakan memiliki masing-masing receiver, yaitureceiver A, receiver C, dan receiver D. Pada receiver hasil setiapmasakan memiliki suhu 70ᵒC. Selain itu setiap receiver memiliki lamawaktu proses yang berbeda. Receiver A 1-2 jam, receiver C 2-3 jam danreceiver D 3-4 jam. Pengontrolan secara berkala harus selalu dilakukanuntuk mengetahui volume hasil masakan agar tidak terjadi kesalahanberupa tumpah nya hasil masakan karena receiver ini tidak berpenutup.

2. ChrystallizerBerfungsi sebagai palung pendingin hasil masakan dari receiver Duntuk proses kristalisasi lanjutan. Unit Usaha Cinta Manis memiliki 7unit crystallizer. Crystallizer 1-6 dilengkapi dengan air dingin agarterjadi penurunan suhu masecuite secara perlahan. Secara berurutansuhu diturunkan dari 65ᵒC, 63ᵒC, 59ᵒC, 56ᵒC, 53ᵒC dan 50ᵒC. Air dingindialirkan dalam pipa-pipa yang terdapat dalam crystallizer. Padacrystallizer 7 dilengkapi dengan elemen air panas agar suhu massecuitenaik menjadi 55ᵒC untuk persiapan proses pemutaran.

3. Low Grade FugalBerfungsi untuk memisahkan kristal gula dengan stroop. Unit UsahaCinta Manis memiliki 2 bagian LGF yaitu LGF C dan LGF D. LGF Cterdiri dari 4 unit dengan diameter 1100 mm dan kecepatan putaran1500 rpm. Menggunakan screen dengan ukuran 0,06x2,7 mm dandigerakan motor dengan daya 55 kW. Sedangkan LGF D terdiri dari 8unit dengan diameter 1100 mm dan kecepatan putaran 2000 rpm sertakemiringan 30ᵒ. Menggunakan screen dengan ukuran 0,06x27 mm dandigerakkan motor dengan daya 55 kW. Untuk memisahkan kristal guladan stroop LGF menggunakan basket dengan bentuk kerucut. Bahan

Page 62: 225611384 Laporan PL PG Cinta Manis

62

yang masuk dalam LGF secara kontinyu kemudian diputar sehinggamenghasilkan kristal gula yang telah terpisah dari stroop nya.

4. High Grade FugalBerfungsi untuk memisahkan kristal gula dengan stroop pada hasilmasakan A. Unit Usaha Cinta Manis memiliki 9 unit HGF yang terdiridari 4 unit HGF foreworker dan 5 unit HGF afterworker. Memilikidiameter 1320 mm dengan tinggi 800 mm dan kecepatan putar 950rpm. Menggunakan screen dengan ukuran 796x2135 mm dan digerakanoleh motor dengan daya 75 kW serta mempunyai kapasitas 650 kg.Pada HGF terdapat satu siklus terputus dalam proses kerjanya yangterdiri dari: pengisian bahan kedalam HGF (0-500 rpm), kemudiandilakukan penyiraman bahan menggunakan air panas (500-1000 rpm),dan dilakukan pengsteaman pada bahan serta penyekrapan (1000-1500rpm).

5. Grasshopper ConveyorBerfungsi untuk membawa gula kristal putih basah hasil proses HGFmenuju ke proses pendinginan dan pengeringan gula kristal putih.Memiliki kapasitas 25 ton/jam dengan panjang 16000mm dan lebar 750mm. Dengan tebal 250 mm dan daya motor sebesar 3,7 kW. Perluadanya pengawasan pada daerah persambungan di sugar conveyor HGFdengan grasshopper conveyor karena sebagian gula terhenti danterjatuh. Sehingga dapat menyebabkan loses pada gula yang dihasilkan.

6. Sugar ElevatorBerfungsi untuk membawa gula kristal putih dari proses pengeringandan pendinginan menuju ke vibrating screen. Memiliki kapasitas 25ton/jam dengan lebar 750 mm dan tebal 1050 mm. Mempunyai tinggi5600 mm dan digerakkan oleh motor dengan daya 2,2 kW.

7. Vibrating ScreenBerfungsi untuk menyaring kristal-kristal gula dengan ukuran tertentu.Memiliki kapasitas 12,5 ton/jam dengan lebar screen 900 mm danpanjang screen 3000 mm. Screen mempunyai ukuran antara 9-23 meshyang digerakkan dengan daya motor 2,2 kW. Unit Usaha Cinta Manismemiliki 2 unit vibrating screen. Dimana gula kristal putih dilewatkanpada vibrating screen yang bergetar menuju ke saringan gula yangmemiliki ukuran diatas sehingga dihasilkan gula kristal dengan ukuranyang sama.

8. Sugar ConveyorBerfungsi untuk membawa gula krital putih yang telah tersaring padavibrating screen menuju sugar bin atau tempat penumpukan gula kristalputih. Memiliki kapasitas 25 ton/jam dengan lebar belt 600 mm danpanjang 35000 mm. Digerakkan dengan daya motor 5,5 kW. Padasugar conveyor banyak terdapat gula kristal putih yang terjatuh karena

Page 63: 225611384 Laporan PL PG Cinta Manis

63

jumlah gula kristal putih yang dihasilkan dari vibrating screen melebihikapasitas sugar conveyor. Sehingga dibutuhkan solusi berupamelakukan penampungan pada daerah sugar conveyor dan vibratingscreen sehingga tidak banyak gula yang terbuang.

9. Sugar BinBerfungsi untuk menampung atau menumpuk gula sebelumdilakukannya pengemasan dan penggudangan gula. Memiliki kapasitas200 ton dengan lebar 6000 mm dan panjang 35000 mm serta tinggi4000 mm.

10. Dryer and CoolerBerfungsi dalam proses pengeringan dan pendinginan gula hingga gulamemiliki kadar air sesuai yang ditentukan. Menggunakan tipeHorizontal Vibrating Flow Type dengan kapasitas 20 ton/jam danmemiliki panjang 11500 mm dan lebar 1500 mm yang digerakkan olehmotor dengan daya 3,7 kW.

Bahan

Setiap bahan baku dan bahan tambahan yang digunakan telah mengalamiproses pengecekan berupa dilakukannya uji trash untuk tebu dan kadar atau dosisyang baik digunakan untuk bahan tambahan (kapur, belerang, flokulan, asamphosfat). Sehingga tidak membahayakan bagi kesehatan jika bahan-bahan tersebutterkandung dalam produk yang dihasilkan. Selain itu bahan tambahan yangdigunakan harus mempunyai fungsi yang jelas dalam proses agar tidakmenggunakan bahan yang tidak bermanfaat dalam proses.

1. TebuTebu merupakan bahan utama yang digunakan dalam proses pembuatangula kristal putih. Pada Unit Usaha Cinta Manis tanaman tebu yangberumur 12 bulan (1 tahun) dengan budidaya dan perawatan kebun yangbaik akan menghasilkan rendemen tebu yang optimal 7% - 12% dengannilai trash (kotoran sabut) ± 5%. Bagian LITBANG mulai bulan maret Bmelakukan analisis pendahuluan dari contoh-contoh tebu tiap petak kebunyang bertujuan untuk mengetahui umur tebu, rendemen sementara dantingkat kemasakan tebu. Berdasarkan data analisis pendahuluan kemudianbagian Tebang Muat Angkut (TMA) menyusun jadwal tebang sebagaipenetapan awal giling. Tebu layak giling yang siap ditebang dan digilingharus BSM (bersih, segar, manis). Bersih artinya batang tebu bebas darikotoran daduk (daun tebu), sogolan, tanah, dan benda-benda asing denganketentuan trash ± 5%. Segar artinya tebu hijau dengan waktu tunggu(retensi) ± 24 jam. Manis artinya mencapai rendemen optimal 7% - 12%dengan harkat kemurnian nira berkisar 75,0%-85%. Batang tebu memilikibeberapa komponen penyusun diantaranya yaitu nira 87,5%, sabut 12,5%.Sedangkan komponen penyusun nira terdiri dari 14% sukrosa, 70% air,2%-5% zat organik, 3%-10% zat an organik, 5%-10%, 0,5%-1,5% lemak,

Page 64: 225611384 Laporan PL PG Cinta Manis

64

zat warna dan getah. Dalam musim giling, retensi antara tebang dan digiling sangat menjadi faktor penting untuk dijaga dan dipertahankan agartidak lebih dari 24 jam.

2. Asam PhospatAdalah bahan pembantu yang digunakan dan dicampurkan pada niramentah di tangki nira tertimbang pada unit operasi purifikasi. Tujuanpemberian asam phospat cair ini adalah untuk menambah kadar phospatpada nira mentah, sehingga dalam proses pemurnian dapat dengan mudahterbentuk endapan Kalsium Phospat (endapan inti) yang dapat menyerapwarna. Pada Unit Usaha Cinta Manis asam phosfat ditambahkan pada niramentah karena kandungan phosfat dalam tebu yang tidak mencapai 300-350 ppm. Kandungan phosfat dalam tebu ± 250 ppm. Maka dibutuhkansekitar 50-100 ppm penambahan phosfat dalam nira mentah. Phosfatdialirkan secara kontinyu kedalam weight juice tank (WJT) yangsebelumnya dilarutkan dengan air. Phosfat berfungsi untuk membantuproses penggumpalan kotoran pada nira mentah.

Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikutP2O5 + 3 H2O2H2OPO4 + 3 Ca(OH)2

2H2OPO4

Ca3(PO4)2 + 6 H2O

3. Susu KapurAdalah bahan pembantu yang berfungsi untuk menetralkan nira, mencegahterbentuknya inversi gula, menaikkan pH dan membentuk endapan kotorandalam nira. Pada Unit Usaha Cinta Manis, kapur diperoleh dengan caramembeli dari luar atau distributor kapur dengan kadar CaO harus lebihdari 90%. Pada penggunaannya kapur diubah terlebih dahulu menjadisusu kapur yang dibuat dengan cara menambahkan air pada kapur . Reaksiyang terjadi yaitu:

CaO(s) + H2O(l) Ca(OH)2(l) + kalori

Proses pembuatan susu kapur di Unit Usaha Cinta Manis dilaksanakanpada unit pembuatan susu kapur (lime warehouse), yaitu denganmemasukkan kapur ke dalam tempat pemadaman kapur (lime sliker). Alatini berbentuk silinder yang horizontal dengan kemiringan 5o, dimana airdan kapur dimasukkan dari daerah yang lebih tinggi. Lime sliker inidiputar dengan kecepatan 5 sampai 8 rpm. Air yang digunakan adalah airkondensat dengan suhu sekitar 80oC. Sebelum dikirim ke tangkipenampungan, susu kapur dibersihkan terlebih dahulu dari kotoran yangterbawa dalam kapur pada bak clasifier dengan menggunakan sistempenggaruk. Batu kapur yang tidak bereaksi tertahan oleh limesliker dansecara periodik dibuang lewat “manhole” yang tersedia. Susu kapurkemudian ditampung pada tangki penampungan yang berjumlah duatangki dan selanjutnya dipompakan ke tangki pengenceran. Pada tiaptangki dilengkapi dengan pengaduk untuk mencegah agar emulsi kapur

Page 65: 225611384 Laporan PL PG Cinta Manis

65

tidak mengendap dan mengeras. Kapur yang diberikan pada prosesklarifikasi yaitu 1-1,8 ton per 100 ton tebu

4. Belerang (Sulfur)Adalah bahan pembantu yang digunakan pada unit operasi purifikasi.Belerang digunakan dalam bentuk sulfit yang bertujuan untuk menetralisirkelebihan susu kapur dan menyerap atau menghilangkan zat warna padanira. Sulfur atau belerang yang digunakan di Unit Usaha Cinta Manisberbentuk padat dengan kemurnian >85%. Dalam penggunaannya belerangini dibakar dengan menggunakan alat “rotaryburner” untuk menghasilkangas SO2. Reaksi yang terjadi adalah:

S (s) + O2 (g) SO2 (g) + Energi

Proses tersebut berlangsung pada suhu >600ᵒC. Bila suhu pembakarandibiarkan terus meningkat, maka gas yang dihasilkan bukan gas SO2

melainkan gas SO3. Gas ini sangat tidak dikehendaki dalam prosespemurnian karena akan membentuk garam sulfat yang bersifat asam.Sulfur yang digunakan sebanyak ± 100 kg per jam.

5. FlokulanAdalah bahan pembantu yang digunakan di unit operasi purifikasi. Tujuanpemberian flokulan adalah sebagai katalisator guna mempercepat prosespengendapan kotoran dalam clarifier sehingga proses pengendapanberlangsung lebih cepat dan untuk meningkatkan densitas nira kotorsehingga akan lebih mudah untuk disaring. Bila pemberian flokulanberlebih, maka dampak yang timbul adalah terjadinya penghambatanproses pada “rotary vacuum filter” kemudian membuat material di boilingdan masecuite menjadi lebih viscous. Dari segi ekonomi proses akanmembutuhkan biaya yang tinggi karena harga flokulan yang mahal.Pemberian flokulan di Unit Usaha Cinta manis 0,1 % berat tebu.

6. EnzimEnzim merupakan protein katalitik. Enzim terdiri dari satu atau beberapagugus polipeptida (protein) yang berfungsi sebagai katalis (senyawa yangmempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi) dalam suatu reaksi kimia.Pada proses penggilingan tebu di stasiun mill, dibutuhkan bahan tambahanuntuk membantu mengekstrak sukrosa dan zat-zat lain dalam tebu. Bahantambahan ini berupa enzim yaitu enzim amilase dan enzim sakarase.Enzim amilase berfungsi untuk memecah ikatan-ikatan pada amilumsehingga tidak terbentuk kristal palsu pada saat kristalisasi serta korosipada vacuum pan, sedangkan enzim dekstran sakarase berfungsi untukmemecah dekstran yang terdapat pada serat-serat tebu. Enzim-enzim inipada Unit Usaha Cinta Manis ditambahkan pada stasiun mill di gilingan 1dan 5. Dengan jumlah total yang diberikan 20-25 ppm.

Page 66: 225611384 Laporan PL PG Cinta Manis

66

Produk Akhir

Unit Usaha Cinta Manis menggunakan SNI sebagai acuan standarproduknya. Untuk gula kristal putih (GKP) SNI 01-3140-2001. Setiap produkakhir yang akan dipasarkan diambil contoh sebanyak ± 0,5 kg gula untuk dianalisadi laboratorium. Fungsi atau maksud analisa tersebut untuk mengetahui warna,kadar air, temperatur, dan kandungan belerang dari gula tersebut apakahmemenuhi standar sebagai gula produksi. Prosedur pemeriksaan dilakukan dengancara, pengambilan secara sampling untuk setiap produk yang siap dipasarkan.Agar produk akhir sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan oleh pembeli.

Tabel 11 Spesifikasi GKP SNI 01-3140-2001Kriteria Satuan GKP SNI 01-3140-2001

GKP 1 GKP 2 GKP 3Warna larutan IU Maks. 250 Maks. 350 Maks. 450(ICUMSA)Besar jenis butirSusut pengeringanPolarisasi (ᵒZ

Mm% b/b“Z”

0,8-1,2Maks. 0,1Min. 99,6

0,8-1,2Maks. 0,1Min. 99,5

0,8-1,2Maks. 0,20Min. 99,4

20ᵒC)Gula pereduksiAbuBahan asing tidak

-% b/b

-

Maks. 0,10Maks. 0,10Maks. 5

Maks. 0,15Maks. 0,15Maks. 5

Maks. 0,20Maks. 0,20Maks. 5

larurBelerang dioksida mg/kg Maks. 30 Maks. 30 Maks. 30(SO2)Timbal (Pb)Tembaga (Cu)Arsen (As)

---

Maks. 2Maks. 2Maks. 1

Maks. 2Maks. 2Maks. 1

Maks. 2Maks. 2Maks. 2

Sumber : SNI 01-3140-2001

Laboratorium

Labortorium merupakan pusat pengolahan data-data produksi yangdikumpulkan melalui buku-buku pembantu dan buku induk. Laboratorium UnitUsaha Cinta Manis terdapat data-data produksi yang berisi hasil analisis,parameter-parameter operasional dan hasil-hasil penimbangan maupunpengukuran selama kegiatan giling, diantaranya yaitu :

Data analisis yang meliputi:1. Tebu (polarisasi, brix, trash)2. Nira (polarisasi, brix)3. Gula (polarisasi, brix, warna, diameter kristal)4. Tetes (polarisasi, brix)5. Ampas (polarisasi, zat kering)6. Blotong (polarisasi, zat kering)

Page 67: 225611384 Laporan PL PG Cinta Manis

67

7. Air ketel (zat kering, TDS, P2O5, CaO, MgO, pH)8. Limbah (COD, BOD)9. Bahan pembantu proses (kapur, belerang, flokulan)

Parameter operasional meliputi:1. Pengamatan suhu2. Pengamatan tekanan3. pH4. Putaran roll gilingan

Penimbangan maupun pengukuran meliputi:1. Berat tebu, nira mentah, blotong, gula, tetes2. Pemakaian air imbibisi (mill)3. Steam flow ketel4. Pemakaian daya listrik (Kwh)5. Pemakaian bahan bakar pembantu (residu)

Pengumpulan data dilakukan secara bertahap yang terdiri dari:1. Data setiap jam2. Data tiap 8 jam3. Data tiap 24 jam

Tujuan dari melakukan analisis ini adalah untuk mengendalikan mutu tubusebagai bahan baku, nira sebagai bahan yang diolah dan gula sebagai produk yangdihasilkan. Selain itu terdapat pengendalian juga yang dilakukan pada produksamping dari proses pembuatan gula putih kristal ini seperti blotong, ampas dantetes yang harus memiliki poll, brix dan zat kering yang minimum.

Pengolahan data dan laporan, semua datanya dalam buku pembantudikumpulkan dalam buku induk. Data dikumpulkan 24 jam dijumlah dan dirata-rata, yang hasilnya dibuat untuk perhitungan nilai efisiensi dan produksi. Setelahdata diolah kemudian dibuat laporan harian dan laporan 15 harian (1 periode).

Karyawan

Menurut Holah dan Taylor (2003), pekerja merupakan sumber dan vektorperpindahan mikroorganisme dan dapat bertindak sebagai sumber kontaminasipada produk pangan. Manusia sehat merupakan sumber potensial mikroba-mikroba seperti S. aurens, Salmonella, C. Perfrigens, dan Streptokoki. Mikrobapathogen yang terdapat pada manusia dapat menimbulkan penyakit yangditularkan dari makanan (Jenie, 1988).

Karyawan yang bekerja pada proses pengolahan harus memakai pakaianproses yang meliputi, pakaian proses, sarung tangan, masker, kerudung untukperempuan, dan hair net. Selain itu juga harus menjaga keselamatan saat bekerja.Pekerja juga dilarang melakukan tindakan yang dapat mengontaminasi produkseperti meludah saat proses produksi berlangsung.

Dalam unit proses pengolahan ini masih saja ditemui karyawan yang tidakmenggunakan alat pelindung diri, dan bercanda saat produksi berlangsung.

Page 68: 225611384 Laporan PL PG Cinta Manis

68

Kegiatan seperti ini dapat meningkatkan resiko kontaminasi silang. Ketegasanpimpinan atau sinder proses produksi dalam mengawasi higiene karyawannyamenjadi sangat penting, karena kesadaran karyawan yang masih kurang baik.Pelatihan GMP yang dilakukan secara berkala dan pengawasan yang ketat dapatmeningkatkan kesadaran karyawan untuk lebih menjaga higienitasnya.

Kemasan

Gula kristal putih pada Unit Usaha Cinta Manis dikemas menggunakankarung dengan kapasitas 50 kg produk. Karung ini berbahan plastik yang didesainuntuk dapat melindungi dan mempertahankan mutu produk terhadap pengaruhdari luar. Kemasan gula mempunyai dua jenis kemasan, yaitu kemasan primerberupa kantung plastik dan kemasan sekunder berupa karung plastik. Karung yangdigunakan bertipe circular tanpa jahitan samping, lulus uji kekuatan dari BPDepartemen Perindustrian, bebas dari cacat, bersih, karung plastik kemasan gulapasir harus dilengkapi dengan kantung dalam yang terbuat dari plastik polietilen,karung plastik tersebut adalah produksi dalam negeri dan telah memiliki identitasberupa nama serta logo pabrik atau perusahaan yang telah memproduksi. Karungyang telah terisi gula kemudian dijahit dengan mesin jahit agar tidak tumpah danterjaga dari pengaruh luar.

Penyimpanan atau Penggudangan

Gudang penyimpanan pada Unit Usaha Cinta Manis digunakan untukmenyimpan produk atau gula kristal putih yang telah dikemas dalam karung. Guladalam karung disimpan pada suhu ruang 27ᵒC. Tidak kontak dengan lantaimenggunakan pallet juga diberi jarak dengan dinding. Terdapat sirkulasi udarapada bagian atas gudang. Sistem penyimpanan menerapkan sistem FIFO (First inFirst Out). Gudang dipelihara dan dibersihkan secara berkala.

Kondisi penyimpanan akan sangat menentukan kualitas produk yangdihasilkan. Pada bahan, kondisi penyimpanan dengan perubahan suhu yangekstrim akan menyebabkan kerusakan pada bahan. Kondisi ini akan sangatmerugikan bagi pelaku usaha. Kondisi suhu penyimpanan berpengaruh terhadapjumlah total mikroba dikarenakan suhu mempengaruhi metabolisme danpertumbuhan mikroorganisme. Sedangkan kelembaban udara yang rendah dapatmempercepat terjadinya proses transpirasi sehingga dapat menyebabkan susutbobot yang cukup besar selama penyimpanan. Begitu pula halnya dengan ruangpenyimpanan produk, suhu dan kelembaban harus dijaga seoptimal mungkinuntuk mempertahankan umur simpan produk.

Pemeliharaan

Pemeliharaan bangunan, mesin dan peralatan, dalam hal ini sanitasi, diUnit Usaha Cinta Manis dilakukan secara teratur saat sebelum, selama, dansesudah proses berlangsung sehingga mesin, peralatan dan ruangan proses selalu

Page 69: 225611384 Laporan PL PG Cinta Manis

69

dalam keadaan bersih dan berfungsi dengan baik. Terutama pada mesin atauperalatan yang sangat erat kaitannya dengan kegiatan proses seperti juice heater,evaporator, vacuum pan karena rentan kotor sehingga dapat mempengaruhiproduk yang dihasilkan sehingga dilakukan penyekrapan secara teratur. Selain itupembersihan lantai pabrik atau ruang proses secara teratur denganmenyemprotkan air juga dilakukan pada nira, oli bekas atau pelumas serta air sisaskrapan yang tumpah karena dapat menyebabkan bahaya baik pada pekerja danproduk yang dihasilkan berupa kontaminasi silang.

Untuk limbah cair Unit Usaha Cinta Manis memiliki water treatment danIPAL untuk mengolahnya agar dapat di gunakan dan dimanfaatkan kembali.Sedangkan untuk limbah padat berupa abu, blotong dan daun tebu keringditumpuk dalam satu tempat khusus untuk diolah menjadi pupuk kompos. DanLB3 disimpan dalam gudang khusus LB3 agar tidak membahayakan lingkungan.

Penerapan Sanitation Standard Operating Prosedures (SSOP)

Sanitasi adalah keadaan untuk menciptakan dan menjaga kondisi yangsehat dan higienis. Sanitasi merupakan hal penting yang mendukung keberhasilanprogram Good Manufacturing Practices (GMP). Penerapan sanitasi dalamindustri restoran sangat penting karena dalam restoran rentan terjadi kontaminasisilang selama pengolahan dan penjualan, kontaminasi dari tenaga/karyawanpengolah, kesalahan thermo potensial dan proses pemasakan (Panebianco et al.,2004).

Keamanan Air

Pada umumnya, air yang digunakan dalam pengolahan pangan dapatdikelompokkan menjadi air pengolahan, air minum, dan air pembersih. Airpengolahan adalah air yang digunakan dalam proses pengolahan tetapi tidakdicampurkan langsung dalam formulasi makanan jadi. Air minum adalah air yangdicampurkan ke dalam produk dan menjadi bagian dari produk akhir. Airpembersih adalah air untuk keperluan sanitasi (Thaheer, 2005).

Sebagian besar industri pangan mengelompokkan air yang digunakanmenjadi air pengolahan dan air minum. Air pengolahan digunakan untukmembersihkan peralatan dan keperluan sanitasi lainnya, juga untuk memproduksisteam yang tidak kontak langsung dengan produk. Air minum digunakan untukformulasi produk, membuat es, membuat glazing, atau memproduksi steam yangkontak langsung dengan produk. Kualitas air untuk kelompok air pengolahandapat menggunakan standar air bersih, sedangkan kualitas air untuk kelompok airminum harus memenuhi standar air minum. Air minum harus bersih dan jernih,tidak berwarna, dan tidak berbau, dan tidak mengandung bahan tersuspensi ataukekeruhan serta air minum harus tampak menarik dan menyenangkan untukdiminum. Acuan yang dapat digunakan untuk memeriksa kualitas air bersihmaupun air minum dapat menggunakan peraturan Menteri Kesehatan RI No.

Page 70: 225611384 Laporan PL PG Cinta Manis

70

416/Menkes/Per/IX/1990. Standar lain yang dapat dijadikan acuan untuk airminum adalah SNI 01-3553-1996.

Untuk menghasilkan kualitas air dengan standar air minum, dibutuhkantahap-tahap pengolahan yang ketat. Pemurnian air meliputi penyaringan air,penghilangan padatan tersuspensi dengan koagulan atau filter, disinfeksi airdengan menggunakan bahan kimia (klorin/tawas) atau fisik (ozon, ultraviolet),dan pelunakan air dengan menggunakan lime soda atau resin penukar ion.

Unit Usaha Cinta Manis memiliki unit pengolahan air atau water treatmentyang terdiri dari cooling tower, springer pound, bak-bak pengendapan kotorandan 3 unit alat penyaringan air. Air berasal dari sungai yang dipompa menujuwater treatment untuk dilakukan treatment dengan cara diendapkan pada bak-bakpengendapan kemudian ditambahkan bahan kimia berupa tawas untukmempermudah penggumpalan kotoran. Setelah diendapkan air kemudian disaringmenggunakan alat penyaring. Air yang telah tersaring kemudian digunakan untukkebutuhan perumahan, air imbibisi pada stasiun mill dan kebutuhan air boiler.Selain itu terdapat sumber air yang berasal dari air jatuhan atau kodensor yangterlebih dahulu dilakukan sirkulasi dan dialirkan ke rawa. Air dirawa kemudiandipompakan menuju cooling water dan springer pound untuk di dinginkan dandigunakan kembali sebagai air proses. Pengujian secara teratur dilakukan secaralaboratorium. Hal yang diuji berupa kandungan gula dalam air. Jika dalam airterdapat kandungan gula maka air di utamakan untuk kebutuhan proses ataumasakan, namun jika tidak mengandung gula maka air digunakan untukkebutuhan boiler.

Kebersihan Permukaan yang Kontak dengan Makanan

Peralatan dan perlengkapan yang digunakan untuk produksi sebagian besarterbuat dari bahan mild steel dan stainless steel yang tahan korosif. Alat-alattersebut masih dalam kondisi baik dan layak pakai. Kebersihan alat cukup terjagasaat digunakan. Mesin dicek kondisinya secara berkala. Pembersihan pada alatdilakukan pada bagian dalam dan luar alat. Bagian dalam alat dibersihkan dengancara penyekrapan sedangkan pada bagian luar alat pembersihan dilakukan denganmengelap badan alat menggunakan kain/lap majun yang telah dibasahi. Namunbelum semua alat dilakukan pembersihan pada bagian dalam dan luar secarateratur.

Pencegahan Kontaminasi Silang

Unit Usaha Cinta Manis telah melakukan beberapa usaha untuk mencegahkontaminasi silang. Setiap karyawan diwajibkan mengenakan seragam kerja yangtelah diberikan. Khusus untuk ruang laboratorium, semua pekerja diberikan jaslab. Namun terdapat ketidakpatuhan pada aturan, dimana jas lab yang diberikantidak digunakan. Karyawan tidak diperkenankan meludah, bercanda maupunmelakukan aktivitas lain yang dapat mencemari bahan baku atau proses. Danhendaknya peraturan lebih ditegaskan lagi.

Page 71: 225611384 Laporan PL PG Cinta Manis

71

Fasilitas Kebersihan

Kebersihan personil yang harus senantiasa diperhatikan yaitumembersihkan rambut, mandi, cuci tangan, dan membersihkan kuku. Rambutyang kotor dan berminyak akan berpotensi menjadi tempat tumbuhnya bakteri danspora kapang. Kebersihan badan personil dapat tercium dari bau. Perilakukaryawan yang bersih dan sehat sangat menunjang kebersihan produk yangdihasilkan (Thaheer, 2005).

Fasilitas kebersihan yang disediakan oleh Unit Usaha Cinta Manis adalahfasilitas mencuci tangan bagi karyawan yang terletak pada setiap stasiunpengolahan atau proses. Fasilitas mencuci tangan tersebut berupa wastafel.Tersedia toilet untuk kebutuhan karyawan maupun tamu pada kantor, dan titikpertemuan antar stasiun pengolahan atau proses. Penyediaan tempat sampah perludiperhatikan oleh Unit Usaha Cinta Manis, karena tempat sampah adalah sumbercemaran yang tinggi sehingga desain dan penempatannya harus baik. Desaintempat sampah yang dianjurkan adalah tempat sampah yang dapat tertutup rapatdan memiliki pijakan kaki sebagai alat pembuka tutup dan sebaiknya tempatsampah diletakkan pada area yang tidak dapat menimbulkan cemaran terhadapproses produksi. Pada stasiun proses hanya terdapat beberapa tempat sampah yangberada pada stasiun tertentu, contohnya pada stasiun pemurnian. Dan semuatempat sampah dalam lingkungan proses tidak berpenutup. Hendaknya dilakukanpenambahan tempat sampah berpenutup pada setiap stasiun pengolahan atauproses.

Pencegahan Adulterasi

SSOP perlindungan bahan makanan dari cemaran (adulteran) mencakupprosedur-prosedur yang lazim digunakan untuk mencegah tercampurnya bahan-bahan nonpangan ke dalam produk pangan yang dihasilkan, permukaan yangkontak dengan makanan. Pencemaran makanan merupakan masalah yang perludiatasi terutama pencemaran yang disebabkan oleh benda-benda asing (fisik)seperti tumpahan oli, minyak pelumas, kayu, atau batu serta pencemaran yangberasal dari udara yang misalnya karena adanya penumpukkan sampah dan gasbuang dari proses pengolahan. Pencemaran dapat juga disebabkan oleh faktorbiologis, fisik, dan kimia. Kontaminasi biologi dapat berasal dari bakteri, jamur,dan virus, sedangkan kontaminasi kimia dapat berasal dari pupuk, pestisida,logam berat, dan lainnya.

Unit Usaha Cinta Manis belum sepenuhnya mengenal pencegahanadultrasi. Tumpahan oli atau minyak yang digunakan untuk pelumas mesinproduksi pada lantai atau permukaan mesin produksi masih terjadi. Sehinggadapat menyebabkan pencemaran pada produk yang dibuat jika tumpahan oli atauminyak pelumas tercampur dengan bahan.

Page 72: 225611384 Laporan PL PG Cinta Manis

72

Penggunaan Senyawa dan Bahan Berbahaya

Pelabelan bahan pangan dimaksudkan untuk memudahkan identifikasijenis produk, tanggal penerimaan, dan tanggal kadaluarsa produk sehinggapemisahan terhadap bahan pangan dan bahan yang berbahaya (bahan kimiamisalnya) lebih mudah dilakukan. Sistem pelabelan juga berfungsi untukmemudahkan dalam proses pengontrolan. Unit Usaha Cinta Manis belumsepenuhnya menerapkan pelabelan pada bahan-bahan kimia. Namun, untukbahan-bahan kimia Unit Usaha Cinta Manis menyediakan tempat atau gudangkhusus yang lumayan jauh dari tempat berlangsungnya produksi seperti gudangkapur, gudang belerang dll.

Kesehatan Pekerja

Unit Usaha Cinta Manis telah menetapkan kebijakan bahwa karyawanyang sakit dan mengalami luka yang cukup besar atau parah dapat dipulangkandan beristirahat di rumah agar tidak mengakibatkan kontaminasi mikrobiologisterhadap produk ataupun menularkan penyakit kepada karyawan lainnya.Disediakan klinik untuk semua karyawan Unit Usaha Cinta Manis yang sakit danluka sedang maupun parah. Serta disediakan ambulance jika dibutuhkan untukmerujuk karyawan yang mengalami kecelakaan kerja dan harus dibawa kerumahsakit yang lebih besar agar memperoleh penanganan yang maksimal.

Pencegahan Hama

Keberadaan hama merupakan suatu ancaman yang perlu mendapatperhatian penuh karena dapat membahayakan kesehatan dan dapatmengkontaminasi produk secara langsung maupun tidak langsung. Pada UnitUsaha Cinta Manis, pencegahan hama dilakukan pada bahan baku yaitu tebu danproduk yaitu gula kristal putih. Pencegahan hama terhadap tebu selalu dilakukanuntuk menekan angka kerusakan tebu. Salah satu cara yang dilakukan yaitupenyemprotan hama dengan obat pembunuh hama. Hal ini dilakukan selamaproses perawatan tanaman tebu.

Pada umumnya untuk produk gula kristal putih mempunyai hama berupasemut. Namun hal ini tidak terjadi pada proses penggudangan gula di Unit UsahaCinta Manis. hal ini dikarenakan tidak adanya gula yang tumpah atau tercecersehingga dapat mengundang semut untuk datang. Proses penimbangan gulamenggunakan alat automatis dengan mulut kerucut yang tidak menyebabkan gulaterjatuh. Kemudian gula dikemas dalam karung dengan bahan plastik yangdidalamnya dilapisi kantung dengan bahan polietilen. Karung kemudian dijahitagar gula tidak tumpah serta menghindari serangan hama dari luar. Sehingga tidakada rongga untuk semut masuk dalam karung tersebut. Selain itu dalam prosespenggudangan, lantai gudang dilapisi dengan pallet dengan tujuan agar tumpukan

Page 73: 225611384 Laporan PL PG Cinta Manis

73

karung tidak kotak langsung dengan lantai. Gudang juga dilakukan pembersiahansecara berkala.

Produksi Bersih

Perkembangan pembangunan disamping meningkatkan kesejahteraanmanusia juga menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan hidup.Industrialisasi dan urbanisasi yang cepat di banyak negara juga telahmengakibatkan pencemaran yang serius. Untuk mengatasi pencemaran yangdihasilkan, saat ini industri telah menitik beratkan pada pengolahan limbahsebagai pengelolaan lingkungan pada proses tahap akhir (end-of-pipe).

Pada awalnya strategi pengelolaan lingkungan didasarkan pada pendekatankapasitas daya dukung (carrying capacity approach). Akibat terbatasnya dayadukung lingkungan alamiah untuk menetralisir pencemaran yang semakinmeningkat, maka upaya mengatasi masalah pencemaran berkembang ke arahpendekatan mengolah limbah yang terbentuk (end-of-pipe treatment). Metode inimenitik beratkan pada pengolahan dan pembuangan limbah untuk mencegahpencemaran dan kerusakan lingkungan. Namun pada kenyataannya upayamengolah limbah tersebut tidak memecahkan permasalahan yang ada.Pencemaran dan kerusakan lingkungan tetap terjadi dan cenderung terus berlanjut,karena dalam prakteknya pendekatan melalui pengolahan limbah menghadapiberbagai kendala. Masalah utama yang dihadapi adalah masih rendahnyapenegakan hukum dan peraturan, masih lemahnya perangkat peraturan yangtersedia, serta masih rendahnya tingkat kesadaran. Oleh karena itu timbulpemikiran perlunya konsep pencegahan pencemaran, yang akhirnya menujukepada “Produksi Bersih”. Produksi bersih adalah alternatif untuk strategimanajemen lingkungan.

Produksi Bersih merupakan tindakan efisiensi pemakaian bahan baku, airdan energi, dan pencegahan pencemaran, dengan sasaran peningkatanproduktivitas dan minimisasi timbulan limbah. Istilah pencegahan pencemaranseringkali digunakan untuk maksud yang sama dengan istilah produksi bersih.Demikian pula halnya dengan Eco-efficiency yang menekankan pendekatan bisnisyang memberikan peningkatan efisiensi secara ekonomi dan lingkungan.

Metode pendekatan produksi bersih lebih ditekankan pada tindakanpencegahan terhadap timbulnya bahan pencemar (polutan) baik yang bersifat cair,gas maupun padatan dengan memperhatikan operasional proses produksi sertameningkatkan pemahaman terhadap daur hidup suatu produk yang dihasilkan.Pola pendekatan produksi bersih bersifat preventif atau pencegahan timbulnyapencemar, dengan melihat bagaimana suatu proses produksi dijalankan danbagaimana daur hidup suatu produk. Pengelolaan pencemaran dimulai denganmelihat sumber timbulan limbah mulai dari bahan baku, proses produksi, produkdan transportasi sampai ke konsumen dan produk menjadi limbah. Pendekatanpengelolaan lingkungan dengan penerapan konsep produksi bersih melaluipeningkatan efisiensi merupakan pola pendekatan yang dapat diterapkan untukmeningkatkan daya saing.

Page 74: 225611384 Laporan PL PG Cinta Manis

74

Beberapa kata kunci yang perlu dicermati dalam produksi bersih adalahpencegahan, terpadu, terus-menerus dan mengurangi risiko. Dalam strategipengelolaan lingkungan melalui pendekatan produksi bersih, segala upayadilakukan untuk mencegah atau menghindari terbentuknya limbah. Keterpaduandalam konsep produksi bersih dicerminkan dari banyaknya aspek yang terlibatseperti sumber daya manusia, teknik teknologi, finansial, manajerial danlingkungan. Strategi produksi bersih menekankan adanya upaya pengelolaanlingkungan secara terus-menerus. Suatu keberhasilan atau pencapaian targetpengelolaan lingkungan bukan merupakan akhir suatu upaya melainkan menjadiinput bagi siklus upaya pengelolaan lingkungan berikutnya. Mengurangi risikodalam produksi bersih dimaksudkan dalam arti risiko keamanan, kesehatan,manusia dan lingkungan serta hilanganya sumber daya alam dan biaya perbaikanatau pemulihan. Produksi bersih diperlukan sebagai suatu strategi untukmengharmonisasikan upaya perlindungan lingkungan dengan kegiatanpembangunan atau pertumbuhan ekonomi, mencegah terjadinya pencemaranlingkungan, memelihara dan memperkuat pertumbuhan ekonomi dalam jangkapanjang, mencegah atau memperlambat terjadinya proses degradasi lingkungandan pemanfaatan sumberdaya alam melalui penerapan daur ulang limbah sertamemperkuat daya saing produk di pasar internasional.

Produksi Bersih dapat dijadikan sebuah model pengelolaan lingkungandengan mengedepankan efisiensi yang tinggi pada sebuah industri, sehinggatimbulan/hasil limbah dari sumbernya dapat dicegah dan dikurangi. PenerapanProduksi Bersih akan menguntungkan industri karena dapat menekan biayaproduksi, adanya penghematan, dan kinerja lingkungan menjadi lebih baik.Penerapan Produksi Bersih di suatu kawasan industri dapat digunakan sebagaipendekatan untuk mewujudkan Kawasan Industri Berwawasan Lingkungan.Menurut Indrasti dan Fauzi (2009), prinsip-prinsip pokok dalam produksi bersihadalah :

1. Mengurangi atau meminimumkan penggunaan bahan baku, air, dan energiserta menghindari pemakaian bahan baku beracun dan berbahaya sertamereduksi terbentuknya limbah pada sumbernya, sehingga mencegah dariatau mengurangi timbulnya masalah pencemaran dan kerusakanlingkungan serta risikonya terhadap manusia.

2. Perubahan dalam pola produksi dan konsumsi berlaku baik terhadapproses maupun produk yang dihasilkan, sehingga harus dipahami betulanalisis daur hidup produk.

3. Upaya produksi bersih tidak dapat berhasil dilaksanakan tanpa adanyaperubahan dalam pola pikir, sikap dan tingkah laku dari semua pihakterkait baik dari pihak pemerintah, masyarakat maupun kalangan dunia(industriawan). Selain itu juga, perlu diterapkan pola manajemen dikalangan industri maupun pemerintah yang telah mempertimbangkanaspek lingkungan.

4. Mengaplikasikan teknologi akrab lingkungan, manajemen dan prosedurstandar operasi sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan. Kegiatan-kegiatan tersebut tidak selalu membutuhkan biaya investasi yang tinggi,kalaupun terjadi seringkaliwaktu yang diperlukan untuk pengembalianmodal investasi relatif singkat.

Page 75: 225611384 Laporan PL PG Cinta Manis

75

5. Pelaksanaan program produksi bersih ini lebih mengarah pada pengaturansendiri dan peraturan yang sifatnya musyawarah mufakat dari padapengaturan secara command control. Jadi, pelaksanaan program produksibersih ini tidak hanya mengandalkan peraturan pemerintah saja, tetapilebih didasarkan pada kesadaran untuk mengubah sikap dan tingkah laku.

Penerapan produksi bersih dapat dilakukan dalam lima bagian yaitu Goodhouse-keeping, perubahan material input, perubahan teknologi, perubahan produk,dan on-site reuse. Kelima bagian tersebut secara langsung akan berpengaruhkepada proses produksi di industri mancakup peningkatan efisiensi dan efektivitaspemakaian sumberdaya dan mengurangi penggunaan bahan berbahaya sehinggalimbah dan polusi yang dihasilkan bisa diminimalkan. Produksi bersih juga dapatdijelaskan secara ringkas sebagai metode reduce, reuse, dan recycle.

Menurut UNEP (1999), pola pendekatan produksi bersih dalam melakukanpencegahan dan pengurangan limbah yaitu dengan strategi 1E4R (Elimination,Reduce, Reuse, Recycle, Recovery/Reclaim) atau juga disebut 5R adalah :

1. Elimination (pencegahan) adalah upaya untuk mencegah timbulan limbahlangsung dari sumbernya, mulai dari bahan baku, proses produksi sampaiproduk.

2. Re-think (berpikir ulang), adalah suatu konsep pemikiaran yang harusdimiliki pada saat awal kegiatan akan beroperasi, dengan implikasi :

a. Perubahan dalam pola produksi dan konsumsi berlaku baik padaproses maupun produk yang dihasilkan, sehingga harus dipahamibetul analisis daur hidup produk.

b. Upaya produksi bersih tidak dapat berhasil dilaksanakan tanpaadanya perubahan dalam pola pikir, sikap dan tingkah laku darisemua pihak terkait pemerintah, masyarakat maupun kalangan usaha.

3. Reduce (pengurangan) adalah upaya untuk menurunkan atau mengurangitimbulan limbah pada sumbernya.

4. Reuse (pakai ulang/penggunaan kembali) adalah upaya yangmemungkinkan suatu limbah dapat digunakan kembali tanpa perlakuanfisika, kimia atau biologi.

5. Recycle (daur ulang) adalah upaya mendaur ulang limbah untukmemanfaatkan limbah dengan memprosesnya kembali ke proses semulamelalui perlakuan fisika, kimia dan biologi.

6. Recovery/Reclaim (pungut ulang, ambil ulang) adalah upaya mengambilbahan-bahan yang masih mempunyai nilai ekonomi tinggi dari suatulimbah, kemudian dikembalikan ke dalam proses produksi dengan atautanpa perlakuan fisika, kimia dan biologi.

Meskipun prinsip produksi bersih dengan strategi 1E4R atau 5R, namunperlu ditekankan bahwa strategi utama perlu ditekankan pada Pencegahan danPengurangan (1E1R) atau 2R pertama. Bila strategi 1E1R atau 2R pertama masihmenimbulkan pencemar atau limbah, baru kemudian melakukan strategi 3Rberikutnya (reuse, recycle, dan recovery) sebagai suatu strategi tingkatanpengelolaan limbah.

Tingkatan terakhir dalam pengelolaan lingkungan adalah pengolahan danpembuangan limbah apabila upaya produksi bersih sudah tidak dapat dilakukan :

Page 76: 225611384 Laporan PL PG Cinta Manis

76

1. Treatment (pengolahan) dilakukan apabila seluruh tingkatan produksibersih telah dikerjakan, sehingga limbah yang masih ditimbulkan perluuntuk dilakukan pengolahan agar buanagn memenuhi baku mutulingkungan.

2. Disposal (pembuangan) limbah bagi limbah yang telah diolah. Beberapalimbah yang termasuk dalam ketegori berbahaya dan beracun perludilakukan penanganan khusus.

Berdasarkan pengertian sebagaimana yang disebutkan di atas makabeberapa hal yang dianggap penting dalam pengelolaan lingkungan adalahtindakan pencegahan pencemaran, proses produksi, produk yang dihasilkan baikjasa maupun produk manufaktur, peningkatan efektifitas dan efisiensi sertamengurangi terjadinya risiko. Sehingga perlu adanya perubahan paradigma pihakmanajemen perusahaan untuk lebih bertanggung jawab pada lingkungan danmengevaluasi teknologi yang digunakan dalam kegiatan proses produksinya. Padasektor manufaktur, produksi bersih dapat diartikan dengan meningkatkan efisiensipemakaian bahan baku, bahan tambah, energi, dan sumber daya lainnya,menghindari pemakaian bahan-bahan berbahaya dan beracun, mereduksi jumlahdan tingkat bahaya dari semua limbah sebelum meninggalkan proses produksi.Sedangkan pada sektor jasa, produksi bersih adalah mengintegrasikanpertimbangan lingkungan ke dalam perancangan dan produk layanan jasa.

Kajian Penerapan Produksi Bersih

Unit Usaha Cinta Manis merupakan industri atau pabrik yang bergerakdalam bidang produksi gula kristal putih (GPK). Setiap tahapan proses produksigula kristal putih, membutuhkan input berupa bahan baku yaitu berupa tebu dandiproses menghasilkan output berupa produk yaitu gula kristal putih serta hasilsampingan atau limbah. Limbah yang dihasilkan bermacam-macam baik berupalimbah padat, limbah cair, gas, LB3 maupun kebisingan dan getaran. Jika limbah-limbah tersebut tidak ditangani dengan baik maka akan mempengaruhiproduktifitas dari Unit Usaha Cinta Manis serta pencintraan perusahaan olehlingkungan sekitar karena limbah-limbah yang telah dihasilkan.

Oleh karena itu dibutuhkan suatu metode yang dapat digunakan untukmencegah, memanagement, dan mengolah limbah yang dihasilkan yaitu denganproduksi bersih. Proses produksi bersih pada Unit Usaha Cinta Manis dapatditerapkan melalui efisiensi pemakaian bahan baku, bahan tambahan, energi, dansumber daya lainnya. Selain itu dapat pula didasarkan pada diagram alir prosesatau neraca massa pada setiap stasiun pendahuluan, stasiun pengolahan hinggapendukung proses serta memanfaatkan limbah yang dihasilkan dapat dilihat padaLampiran 5. Sehingga dapat memaksimalkan produktivitas pada Unit Usaha CintaManis.

Produksi bersih ini dapat dilakukan dengan strategi 1E4R (Elimination,Reduce, Reuse, Recycle, Recovery/Reclaim) ataupun dengan Good house-keeping,

Page 77: 225611384 Laporan PL PG Cinta Manis

77

perubahan material input, perubahan teknologi, perubahan produk, serta on-sitereuse.

Stasiun Timbangan dan Cane Yard (Halaman Tebu)

Unit timbangan dan cane yard merupakan tempat awal dimana tebu masukke pabrik, dan selanjutnya tebu ditumpuk pada halaman tebu atau langsung masukdalam meja tebu. Tebu yang masuk dalam pabrik terlebih dahulu dilakukan ujiTRASH dengan melakukan pengambilan sampel sebanyak satu ikat tebu atauberat tebu sebanyak ± 30 kg dari setiap kendaraan pengangkut tebu yang masuk.

Tebu hasil tebangan yang dibawa truk pengangkut tebu masuk kedalamcane yard biasanya menghasilkan limbah berupa tanah, daduk atau daun tebu,pucuk tebu, sogolan dan limbah dari sisa hasil uji trash. Limbah lain yang seringdijumpai juga ada berupa tebu yang terlindas dan tercecer pada cane yard serta olidan gas buang dari kendaraan pengangkut tebu.

Penerapan produksi bersih pada stasiun timbangan dan cane yard berupa :1. Limbah tebu yang terjatuh dan tercecer dari truk pengangkut sehingga

terlindas oleh kendaran pengangkut lain dapat diminimalisir denganpenerapan good hause keeping yaitu memberikan training atau pelatihankepada pekerja agar dapat bekerja dengan lebih teliti dan peka terhadaplingkungan sekitarnya. Tebu yang terjatuh dan tercecer ini di bersihkansecara manual dengan menggunakan tenaga pekerja sehingga dapatdimanfaatkan kembali dengan memasukkannya ke meja tebu untukdigiling.

2. Limbah tebu yang telah selesai digunakan sebagai sampel uji trash berupabatang tebu dapat dimanfaatkan dan dikumpulkan kembali untuk ditumpukpada cane yard yang nantinya akan ikut digiling.

3. Limbah tebu yang telah selesai digunakan sebagai sampel uji trash berupadaduk (daun tebu), sogolan, dan pucuk tebu dikumpulkan pada satu tempatyang nantinya akan dibawa dan ditimbun dilahan untuk dijadikan pupukkompos.

4. Limbah cair berupa air digunakan untuk menyemprot kendaraanpengangkut tebu agar mengurangi kotoran (tanah) yang akan masuktimbangan dan cane yard dapat dimanfaatkan kembali dengan prinsipreuse. Dimana limbah cair tersebut dialirkan melalui parit dengan aliranyang baik menuju ke unit water treatment untuk di treatment dan dapatdigunakan kembali.

5. Limbah gas dari kendaraan pengangkut tebu dapat diminimalisir denganpenerapan prinsip reduction yaitu dengan melakukan perawatan secaraberkala kendaraan pengangkut yang digunakan, agar gas yang dihasilkanlebih rendah dan bersih.

6. LB3 berupa oli bekas kendaraan pengangkut tebu yang terjatuh dantercecer pada cane yard dapat diminimalisir dengan melakukan perawatanpada kendaraan pengangkut serta menutup bagian kendaraan yang terbukadan dapat meneteskan oli pada timbangan dan cane yard.

Page 78: 225611384 Laporan PL PG Cinta Manis

78

7. Memberikan penjelasan kepada pengendara kendaraan pengangkut tebupentingnya uji trash, agar limbah seperti tanah, daduk, sogolan, dan pucuktebu tidak terbawa masuk pada timbangan dan cane yard agar menghindaripenambahan jumlah berat pada timbangan serta memperbanyak kotoranyang masuk dalam proses pengolahan sehingga dapat mengurangi mutuproduk.

Stasiun Mill

Tebu setelah ditumpuk dan disusun pada cane yard secara bertahap dansesuai urutan (FIFO) kemudian diumpankan melalui meja tebu maupun tipler,secara kontinyu tebu-tebu tersebut akan melalui alat-alat pendahuluan. Tebu yangtelah terpotong melalui alat-alat pendahuluan kemudian masuk dalam mesinpenggiling. Mesin penggiling (mill) berfungsi untuk memerah nira sebanyak-banyaknya sehingga nantinya dihasilkan pol ampas < 2%. Unit Usaha CintaManis memiliki 5 unit gilingan dengan kapasitas giling 4.500 ton per hari.

Jika terjadi kerusakan atau perbaikan pada stasiun mill, maka akan terjadiproses menunggu pada tebu-tebu yang ada di cane yard. Semakin lama waktutunggu maka semakin menurun rendemen gula yang terdapat dalam tebu.Sehingga nantinya akan menghasilkan rendemen gula yang rendah.

Pada stasiun mill terdapat limbah yang dihasilkan, berupa limbah padatyaitu ampas tebu (bagase), daun tebu, dan potongan tebu yang tercecer. Limbahcair berupa air untuk membersihkan tanah dan daun tebu pada sekitar tipler, sertaLB3 berupa tumpahan oli mesin dan kendaraan pabrik.

Penerapan produksi bersih pada proses penggilingan dapat berupa :1. Penerapan prinsip recycle digunakan untuk limbah padat berupa daun dan

patahan tebu yang terdapat pada bawah meja tebu. Daun dan patahan tebudikumpulkan pada traktor penampung kemudian dibawa ketempatpenimbunan untuk dijadikan pupuk kompos. Hal ini menunjukkan bahwalimbah padat berupa daun dan patahan tebu dapat dimanfaatkan kembalisebagai bahan pembuatan pupuk kompos. Selain itu terdapat limbah padatlain berupa serat-serat tebu yang telah terpotong pada alat-alatpendahuluan dan terjatuh dari cane elevator sebaiknya dikumpulkan dandimasukkan kembali pada tempatnya agar tidak mengurangi rendemengula yang dihasilkan.

2. Perubahan teknologi yang dilakukan yaitu dengan menutup pipa tempatmengalirnya nira mentah menuju ke tangki penampungan nira mentahpada setiap gilingan (1-5). Dengan menggunakan pipa yang tertutupmenghindari terjadi kontaminasi kotoran seperti tanah, debu, ampas, sertaminyak pelumas dan air pendingin mesin gilingan yang terjatuh pada pipaaliran nira mentah. Sehingga hanya sedikit menggunakan bahan pembantuuntuk memisahkan kotoran pada nira mentah di stasiun pemurnian.

3. Lantai disekitar tipler terdapat banyak tanah dan debu. Lantai dibersihkanmenggunakan air dengan cara disemprotkan dan dialirkan menuju ke parit

Page 79: 225611384 Laporan PL PG Cinta Manis

79

agar tanah serta debu tidak masuk dan terbawa dalam mini cane carrier.Limbah cair ini dialirkan menuju IPAL agar dapat di treatment dandimanfaatkan kembali.

4.

5.

6.

7.

8.

Perubahan teknologi yang dilakukan yaitu dengan menutup rapat caneelevator pada masing-masing mesin penggilingan 1-5. Dengan menutuprapat cane elevator maka tidak akan ada ampas tebu yang terbuang karenakeluar dari cane elevator yang tidak tertutup rapat. Ketika serat tebu yangakan digiling dalam jumlah yang banyak maka ampas tebu pada caneelevator pun banyak, sehingga akan keluar dari cane elevator danterbuang. Hal ini dapat mengakibatkan banyak loses pada ampas tebu.Penerapan sistem K3 berupa pemakaian alat pelindung seperti helm danear protaction pada stasiun mill harus di tingkatkan untuk mengurangiresiko terjadinya kecelakaan kerja bagi pekerja karena tingkat bahaya yangtinggi karena getaran dan kebisingan yang ditimbulkan.Pembuatan penampungan atau aliran yang baik untuk sisa air pendinginmesin gilingan dan tumpahan air imbibisi agar tidak menggenang padalantai-lantai mesin giling yang dapat membuat lantai menjadi licin danberlumut. Dengan pembuatan penampungan yang dialirkan dengan baik keparit maka sisa air pendingin dan tumpahan air imbibisi dapat di treatmentdan dimanfaatkan kembali untuk keperluan stasiun mill.Pembuatan penutup pada setiap rantai penggerak mesin giling agar tidaktercecer dan terjatuh oli bekas sebagai minyak pelumas di lantai sertaaliran parit. Jika telah masuk dalam aliran parit maka air dan oli bekasakan dipisahkan pada kolam khusus pemisah oli dengan luas 2x1 meter.Proses pemisahan ini menggunakan prinsip berat dari masing masingbahan yaitu air dan oli. Oli yang mempunyai berat lebih ringan dari padaair akan tertahan pada kolam pemisah oli dan air trus mengalir menujuIPAL untuk dilakukan treatment. Oli yang tertahan pada kolam pemisahmaka akan disaring dan dikumpulkan dalam tangki penampungan olibekas yang dapat dimanfaatkan kembali sebagai minyak pelumas mesin.Pelatihan pada pekerja tentang pentingnya menjaga sanitasi penggilingandan lingkungan sekitar seperti pembersihan menggunakan air panas padasaat sebelum dan sesudah proses pengilingan. Jika tidak dilakukan prosessanitasi maka mikroba akan mudah mereduksi nira karena masih memilikipH dimana mikroba dapat hidup. Hal ini juga dapat dicegah denganpemberian susu kapur yang mempunyai kekentalan 3ᵒBe agar pH nira naikdan terjadinya reduksi gula dapat dihindari.

Stasiun Pemurnian

Proses ini bertujuan untuk mengolah nira mentah dari stasiun mill menjadinira jernih dengan HK ≥ 78 dan memisahkan bahan pengotor dalam bentukblotong dengan pol sebesar 3,65 %. Pada stasiun pemurnian terdiri dari beberapaproses diantaranya yaitu, penimbangan nira mentah, pemberian asam phospat,pemanasan pendahuluan I, defekasi atau penambahan susu kapur, sulfitasi,

Page 80: 225611384 Laporan PL PG Cinta Manis

80

pemanasan pendahuluan II, proses pengendapan dengan penambahan flokulan danpemisahan blotong serta nira tapis.

Dari beberapa tahap proses diatas terdapat hasil samping berupa limbah,seperti pada proses pemanasan pendahuluan yaitu menghasilkan air kondensat,pada proses sulfitasi menghasilkan limbah gas SO2 yang tidak ikut bereaksi danproses pemisahan pada RVF menghasilkan blotong.

Penerapan produksi bersih pada stasiun pemurnian berupa :1. Lantai pada stasiun pemurnian dibersihkan dengan menyemprotkan air

pada lantai agar tetesan nira dari bocoran pipa dan jatuhan blotong daribelt conveyor tidak mengotori serta membuat lantai menjadi licin. Makadihasilkan air sisa penyemprotan lantai yang limbahnya dapatdiminimalisir dengan melakukan pembersihan kering sehingga dapatmengurangi limbah cair pada IPAL agar debit air tidak meningkat.

2. Tumpahan kapur atau susu kapur dari tangki defekator jatuh dilantai dapatdilakukan penerapan good house keeping dengan membersihkan lantaisecara berkala agar lantai tidak licin dan korosif.

3. Penerapan prinsip recycle pada blotong yang dihasilkan dari prosespenyaringan menggunakan RVF. Blotong ditampung dalam trukpengangkut dan dibawa untuk ditimbun dilahan yang nantinya digunakansebagai pupuk kompos.

4. Penerapan prinsip reuse pada air kondensat hasil samping dari pemanaspendahuluan I dan II. Limbah cair berupa air kondensat ini tidak dibuangmelainkan disirkulasi dan didinginkan kembali melalui cooling watertower sehingga dapat dimanfaatkan kembali sebagai air kondensor atau airjatuhan.

5. Limbah gas yang dihasilkan berupa gas SO2 dilakukan uji 2 kali setiaptahunnya agar kadar SO2 diudara tidak melebihi batas yang ditentukan.Serta penggunaan alat pelindung berupa masker bagi pekerja agar tidakmenghirup gas SO2 yang berbahaya untuk pernafasan.

6. Penerapan good house keeping pada air yang digunakan untuk skrapanjuice heater dengan menggunakan air secukupnya agar tidak menyebabkanpemborosan air yang digunakan dan menyebabkan peningkatan debit airpada IPAL.

7. Penerapan sistem K3 kepada pekerja berupa pemakaian alat pelindungseperti ear protaction pada stasiun pemurnian untuk mengurangi resikoterjadinya kecelakaan kerja karena tingkat kebisingan tinggi yangditimbulkan.

8. Perbaikan teknologi dilakukan pada roda penggerak mesin yang terbukaagar dibuat tertutup. Sehingga tidak adanya minyak pelumas atau oli yangtercecer pada lantai.

9. Pengarahan kepada tenaga kerja yang bekerja pada stasiun pemurnian agardapat menjaga kebersihan dan membuang sampah seperti botol mineral,bungkus rokok dan puntung rokok pada tempatnya. Sehingga tidakmenimbulkan limbah domestik pada lingkungan kerja.

Page 81: 225611384 Laporan PL PG Cinta Manis

81

Stasiun Evaporator

Stasiun evaporator memiliki tujuan untuk menguapkan air sebanyak-banyaknya yang berada di dalam nira encer atau nira jernih sehinggamenghasilkan nira kental dengan brix 64%. Nira encer dari stasiun pemurniandipompa ke bejana penguapan atau badan penguapan yang bekerja secara paraleldan seri. Sistem penguapan yang digunakan oleh Unit Usaha Cinta Manis adalahQuadruple Effect yaitu sistem penguapan dengan pengoperasian 4 unit badanpenguapan dengan prinsip efisiensi penggunaan uap dari stasiun boiler.

Dari 8 unit evaporator yang dimiliki oleh Unit Usaha Cinta Manis, hanyadioperasikan sebanyak 7 unit. Hal ini disebabkan 1 unit evaporator akan dilakukanskrap/jadwal pembersihan rutin untuk setiap unit evaporator. Skrap dilakukanuntuk membersihkan kotoran yang terbawa oleh nira dan tertinggal (kerak) dalamevaporator pada saat proses penguapan dengan menggunakan air serta bahan asambasa (Karmand).

Pada stasiun ini terdapat limbah yang dihasilkan berupa air jatuhankondensor, kotoran (kerak) evaporator, air+karmand sisa skrapan evaporator danair kondensat.

Penerapan produksi bersih dalam proses penguapan ini dapat berupa :1. Penerapan prinsip reuse dilakukan pada air jatuhan kondensor akan

menghasilkan limbah cair berupa air panas yang akan dialirkan melaluiparit menuju ke rawa. Air di rawa kemudian dipompakan kembali menujucooling tower dan springer roud agar dapat digunakan kembali sebagai airinjeksi atau ke evaporator.

2. Proses penyekrapan pada evaporator akan menghasilkan limbah cairberupa air+karmand serta sedikit kotoran atau kerak evaporator. Limbahbekas skrapan ini kemudian disemprot menggunakan air agar mengalirmenuju parit. Parit-parit ini akan terhubung dengan instalasi pengolahanair limbah. Maka limbah tersebut akan di treatment pada IPAL yangnantinya air tersebut dapat digunakan kembali untuk kebutuhan pabrik.

3. Perubahan teknologi pada stasiun evaporator ini yaitu dengan penambahan2 unit evaporator. Pada awalnya dari 6 unit dan sekarang menjadi 8 unitevaporator dengan kapasitas 1500 m2LP serta berbahan stainless stell.Dengan demikian dapat mempersingkat waktu proses penguapan denganvolume yang lebih besar sehingga dapat meminimumkan biaya produksidan tahan lama.

4. Memberikan pelatihan dan pengarahan kepada pekerja di stasiunevaporator agar mengetahui dan mengerti akan proses penguapan yangbaik dari segi pengontrolan serta pengaturan suhu evaporator agar tidakterjadi proses browning yang berlebihan sehingga menghasilkan nirakental dengan maksimal.

5. Melakukan penyekrapan secara teratur pada evaporator agar kotoran ataukerak evaporator tidak menumpuk dalam evaporator yang dapatmengganggu proses penguapan sehingga nira kental yang dihasilkan tidakmaksimal.

Page 82: 225611384 Laporan PL PG Cinta Manis

82

6. Limbah cair berupa air kondensat juga dihasilkan pada stasiun evaporator.Penerapan prinsip recycle pada air kondensat ini dimulai dengan pengujiankandungan gula pada air di laboratorium. Jika hasil uji air mengandunggula maka air kondensat ini akan digunakan untuk kebutuhan proses ataumasakan. Jika tidak maka air tersebut digunakan untuk kebutuhan stasiunboiler.

7. Penerapan sistem K3 kepada pekerja skrapan berupa pemakaian alatpelindung saat melakukan penyekrapan evaporator dan memberiketerangan skrap setiap valve steam atau nira agar tidak dibuka untukmengurangi resiko terjadinya kecelakaan kerja karena kelalaian yangdilakukan.

8. Pemberian tempat khusus untuk sampah-sampah domestik (puntung rokok,botol mineral dll) yang dihasilkan oleh pekerja agar dapat meminimumlimbah domestik yang dihasilkan pada stasiun evaporator.

Stasiun Kristalisasi

Nira kental hasil dari proses penguapan, pada stasiun kristalisasi ini akanmengalami proses pengkristalan. Yang nantinya bertujuan untuk mempermudahproses pemisahan antara kristal gula dari kotoran melalui pemutaran sehinggadiperoleh hasil kemurnian yang tinggi dan sisa gula dalam tetes yang seminimalmungkin.

Tingkat masakan yang biasa dilakukan pada Unit Usaha Cinta Manisadalah A, C, dan D. Bejana masakan yang digunakan berupa vacuum pan dengandesain calandria. Bahan pemanas yang digunakan dapat berupa uap bekas atauuap nira. Adapun jumlah vacuum pan masakan yang digunakan adalah 4 vacuumpan untuk masakan A (vacuum pan A, A1, A2, A3), 1 vacuum pan untuk masakanC (vacuum pan C), dan 3 masakan untuk masakan D (vacuum pan D, D1, D2).Untuk masakan D, terdapat Crystallizer yang berfungsi sebagai palung pendingintempat berlangsungnya kristalisasi lanjutan. Beberapa limbah yang dihasilkanpada proses kristalisasi ini berupa air jatuhan atau air kondensor, tumpahanstroop, klare, nira kental, dan lain-lain.

Penerapan produksi bersih dalam proses kristalisasi ini dapat berupa :1. Penerapan good house keeping untuk meminimalisir tumpahan nira kental,

klare, stroop dan magma pada peti penyimpanan sementara serta bocoranvalve pada seed vesel dengan membuat tempat penampungan yangnantinya dapat ditampung dan dikembalikan pada seed vesel. Sehinggatidak banyak bahan yang hilang dan terbuang menjadi limbah.

2. Perubahan teknologi yang dilakukan pada stasiun kristalisasi terdapat padapeti penampung sementara klare, nira kental dan stroop serta receiver dancrystallizer agar dibuat tertutup sehingga bahan terhindar dari kontaminasikotoran yang terdapat pada atap atau lantai pabrik. Sehingga menghasilkanproduk dengan mutu yang baik.

3. Limbah cair berupa air+butiran kristal gula pada bak penampungan air disogokan. Dapat dilakukan reuse dengan mengalirkan limbah cair tersebut

Page 83: 225611384 Laporan PL PG Cinta Manis

83

pada IPAL untuk di treatment agar dapat dimanfaatkan kembali. Selain ituagar menggunakan air pada sogokan dengan secukupnya agar tidakdihasilkan limbah cair yang menggenang pada bak penampung air disogokan.

4.

5.

6.

7.

Penerapan prinsip reuse juga dilakukan pada air jatuhan kondensor akanmenghasilkan limbah cair berupa air panas yang akan dialirkan melaluiparit menuju ke rawa. Setelah dingin air di rawa kemudian dipompakankembali menuju cooling tower dan springer pound agar dapat digunakankembali sebagai air pendingin atau air jatuhan pada vacuum pan.Pelatihan dan pengarahan kepada pekerja pada stasiun kristalisasi agarmengetahui dan mengerti akan proses masakan yang baik dari segipengontrolan volume bahan dalam vacuum pan, bahan-bahan yang harusdimasukan, lama waktu pemasakan, serta besar kecilnya ukuran kristalpada masing-masing masakan agar tidak terjadi kesalahan dalam prosespemasakan yang dapat mengakibatkan loses karena nira kental tidak dapatmengkristal.Perubahan teknologi pada gear penggerak magma tank/seed vesel agarmemiliki penutup dan penampung minyak pelumas atau oli bekas agarLB3 tersebut tidak tercecer pada lantai stasiun kristalisasi yang dapatmembuat lantai menjadi licin dan menyebabkan kecelakaan kerja.Penerapan sistem K3 kepada pekerja berupa pemakaian alat pelindungseperti ear protactor pada stasiun kristalisasi untuk mengurangi resikoterjadinya kecelakaan kerja karena tingkat kebisingan tinggi yangditimbulkan oleh vacuum pan.

Stasiun Finishing (Penyelesaian)

Dari hasil kristalisasi, baik pola masak A, C, dan D yang berupa kristallarutan induknya disebut massecuite A, C, dan D akan mengalami urutan prosespada stasiun penyelesaian berupa pendinginan masakan, pemutaran gula,pengeringan dan pendinginan, serta pengemasan dan penimbunan gula.

Gula kristal putih dihasilkan pada proses pemutaran gula. Selain ituterdapat molase atau tetes tebu sebagai produk samping dari proses putaran gula.Karena proses putaran berfungsi untuk memisahkan gula dengan larutannya.Limbah lainya berupa air pendingin mesin, tumpahan massecuite pada feed mixer,butiran-butiran gula yang terjatuh dari vibrating screen dan tumpahan air panasuntuk siraman pada proses putaran.

Penerapan produksi bersih pada stasiun penyelesaian dapat berupa :1. Perlakuan pengecekan dan pengontrolan pada feed mixer secara teratur

agar tidak terjadi kebocoran masecuite karena roda pemutar feed mixeryang haus. Sehingga kehilangan gula dapat dihindarkan.

2. Perlakuan pengecekan dan pembersihan secara berkala pada mesin-mesinputaran dari tumpahan masecuite dan bahan lain yang menempel agartidak menimbulkan kontaminasi. Serta mengurangi resiko terjadinya karat

Page 84: 225611384 Laporan PL PG Cinta Manis

84

pada mesin-mesin putaran yang akan membutuhkan biaya tambahan dalamproses perbaikan.

3. Perubahan teknologi pada gear dan rantai penggerak feed mixer agarmemiliki penutup dan penampung minyak pelumas atau oli bekas agarLB3 tersebut tidak tercecer pada lantai yang dapat membuat lantai menjadilicin dan menyebabkan kecelakaan kerja.

4. Pelatihan dan pengarahan kepada pekerja proses putaran agar lebih telitidalam segi pengontrolan volume bahan atau massecuite dalam feed mixer.Agar tidak terjadi kelebihan kapasitas massecuite dalam feed mixer yangmengakibatkan loses karena massecuite tumpah. Sehingga mengurangirendemen gula.

5. Pelatihan terhadap pekerja di proses putaran agar dapat mengurangi ataumempertahankan harkat kemurnian (HK) tetes atau molase sehingga tidakmenyebabkan penurunan rendemen gula kristal putih yang dihasilkan.Dengan HK tetes yang ideal adalah sebesar 33 %, apabila lebih dari 33 %akan mempengaruhi banyaknya rendemen gula kristal putih yangdihasilkan.

6. Penerapan sistem K3 kepada pekerja berupa pemakaian alat pelindungseperti ear protactor pada proses putaran untuk mengurangi resikoterjadinya kecelakaan kerja karena tingkat kebisingan dan getaran yangtinggi ditimbulkan oleh High Grade Sentrifugal.

7. Perlakuan good house keeping berupa pemberian tempat penampungan(alas karung) untuk kristal gula yang tercecer pada sekitar grashopperconveyor dan vibrating screen. Kristal gula yang tertampung akandikembalikan pada proses agar tidak mengurangi rendemen gula yangdihasilkan.

8. Perubahan teknologi yang digunakan pada proses putaran ini yaitupenambahan 2 unit mesin BMA atau High Grade Sentrifugal yangdioperasikan secara otomatis dan memiliki muatan kapasitas yang lebihbesar sehingga dapat memuat gula kristal putih lebih banyak serta dapatmeminimumkan tenaga kerja karena dapat dioperasikan secara otomatis.

9. Menjaga kebersihan pada lingkungan proses penyelesaian agar dapatmempertahankan mutu ataupun meningkatkan mutu gula kristal putih yangdihasilkan.

10. Air pendingin yang dihasilkan dapat dilakukan reuse dengan mengalirkanlimbah cair tersebut ke rawa untuk diturunkan suhunya dan di pompakancooling tower serta springer pound. Sehingga dapat dihunakan kembalisebagai air jatuhan untuk kondensor.

Sanitasi

Sanitasi industri pangan merupakan usaha-usaha untuk mencegah penyakitdengan menghilangkan atau mengendalikan faktor-faktor dalam pengolahanpangan yang berperan dalam pemindahan penyakit (dan bahaya lainya) sejakpenerimaan bahan baku, pengolahan, pengemasan dan penggudangan produkakhir sampai distribusi (Kasmidjo, 1999).

Page 85: 225611384 Laporan PL PG Cinta Manis

85

Sanitasi pangan merupakan hal yang sangat penting dalam industripengolahan hasil makanan karena dapat mempengaruhi produk akhir yangdihasilkan. Sanitasi diperlukan mulai dari bahan baku sampai dengan produkakhir atau produk siap dikonsumsi sehingga dihasilkan produk akhir yang terjagakeamanannya (Jennie, 1998).

Menurut Soekarto (1990), Sanitasi berpengaruh langsung dan tidaklangsung terhadap mutu pangan dan daya awet produk serta nama baik atau citraperusahaan. Dalam praktek di industri pangan tindakan sanitasi pangan meliputi:pengendalian pencemaran, pembersihan dan tindakan aseptik. Pengendalianpencemaran mencakup pembuangan limbah atau sampah dan menjauhi pencemar.Pembersihan dilakukan dengan pencucian untuk menghilangkan kotoran yangmenempel supaya bersih, sedangkan tindakan aseptik dilakukan denganpembersihan peralatan atau sarana untuk menghindari mikroba.

Sanitasi pabrik merupakan satu hal yang penting dalam industri dan harusdiperhatikan dengan baik. Sanitasi meliputi sanitasi bahan baku, sanitasibangunan dan lingkungan, sanitasi peralatan, sanitasi ruangan dan sanitasipekerja. Apabila kondisi lingkungan bersih, peralatan terjaga baik maka pekerjaakan merasa nyaman dalam bekerja (Kasmidjo, 1999). Dari uraian diatas dapatdisimpulkan bahwa ruang lingkup kegiatan sanitasi di lingkungan pabrik UnitUsaha Cinta Manis meliputi aspek sebagai berikut:

Sanitasi Bahan Baku

Sanitasi bahan baku, merupakan tindakan penjagaan kebersihan padabahan baku yang sangat besar pengaruhnya pada mutu produksi.

Adanya SOP yang digunakan sebagai pedoman tata cara penebangan tebuyang baik dan benar. Agar tidak adanya kesalahan dalam penebangan tebu yangdapat mengurangi rendemen tebu. Sanitasi tebu ini sangat erat kaitannya denganuji trash yang terdiri dari sogolan, pucuk, daduk, tebu mati dan tanah. Dimanasemuanya tidak lebih dari 5 % berat tebu yang di angkut.

Sanitasi tebu yang baik tidak akan menebang tebu dengan ruas < 10 ruas,tidak ada pucuk tebu pada tebu yang ditebang, tebu bersih dari daun tebu ataudaduk, serta tidak adanya tanah yang terbawa ketika proses penebangan danpengangkutan berlangsung.

Sanitasi Bangunan

Sanitasi bangunan dan lingkungan, yaitu tindakan penjagaan kebersihanbangunan sekitar tempat pengolahan dan lingkungan.

Pada dasarnya suatu bangunan memiliki fungsi sebagai pelindung segalasesuatu yang ada didalamnya. Seperti pada bangunan pabrik Unit Usaha CintaManis berfungsi untuk melindungi pekerja, bahan, mesin, peralatan dan semuayang ada di dalamnya dari cuaca panas, dingin serta faktor dari luar lainnya.Berikut berbagai macam bentuk sanitasi bangunan pada Unit Usaha Cinta Manisadalah :

Page 86: 225611384 Laporan PL PG Cinta Manis

86

1. LantaiLantai pabrik Unit Usaha Cinta Manis terbuat dari 2 bahan yaitu semendan besi. Pada lantai dasar, lantai pabrik terbuat dari semen denganpermukaan yang halus namun tidak licin dan dilapisi cat diatasnya. Padalantai 1-3, lantai pabrik terbuat dari besi yang kokoh dengan dilapisi catdiatas permukaannya. Pengecatan lantai besi dilakukan agar melindungilantai dari bahaya korosif atau berkarat. Namun bangunan lain selainpabrik pada Unit Usaha Cinta Manis menggunakan lantai ubin ataukeramik.

2. DindingUnit Usaha Cinta Manis sebagian besar memiliki dinding pabrik denganbahan seng. Bahan seng ini dipilih karena kokoh, tahan terhadap hujan,dan cahaya matahari dengan dilapisi cat pada permukaannya. Namunbangunan lain selain pabrik pada Unit Usaha Cinta Manis menggunakandinding batu bata atau tembok beton. Pada bagian belakang pabrikdinding-dinding seng telah mengalami korosi dan berkarat. Karena dindingseng bagian belakang pabrik sering terkena gas, uap dan asap yangdihasilkan oleh pabrik.

3. AtapAtap merupakan salah satu komponen penting dalam suatu bangunan.Pabrik Unit Usaha Cinta Manis menggunakan bahan seng sebagai atapnya.Dengan ketinggian yang telah disesuaikan terhadap tinggi bangunanpabrik, mesin-mesin serta peralatan yang digunakan didalam pabriksehingga tidak mengganggu jalannya proses.

4. PeneranganSumber penerangan pada pabrik Unit Usaha Cinta Manis terdiri dari bolalampu atau lampu dengan berbagai macam watt yang disesuaikan dengankebutuhan. Untuk tempat yang membutuhkan penerangan yang tinggimaka diberikan lampu dengan watt yang sesuai begitu juga sebaliknya.Hal ini dilakukan agar mencegah terjadinya kecelakaan dalam bekerjakarena penerangan yang berlebihan dapat menyilaukan mata dankekurangan penerangan dapat membuat mata menjadi lelah. Jika terjadikerusakan pada lampu maka segera diganti sesuai dengan kebutuhanpenerangannya.

5. VentilasiUnit Usaha Cinta Manis memiliki ventilasi yang di desain sesuai dengankebutuhan udara agar dapat bersirkulasi dengan baik dan benar. Sirkulasiudara dibutuhkan agar kondisi udara dalam pabrik terutama pada bagian-bagian pengolahan yang menghasilkan panas, dimana panas tersebut dapatbersikulasi dengan udara baru yang lebih segar .

Page 87: 225611384 Laporan PL PG Cinta Manis

87

Sanitasi Mesin dan Peralatan

Sanitasi mesin dan peralatan, yaitu tindakan penjagaan kebersihanterhadap mesin dan peralatan pengolahan. Pengaturan tata letak alat dan mesinpada Unit Usaha Cinta Manis sudah dilakukan dengan baik. Pengaturan tata letakalat dilakukan dengan memberi jarak antar alat sehingga memudahkanpengawasan dan pembersihan. Kondisi alat dan mesinnya sebagian kotor karenatumpahan minyak pelumas atau tumpahan nira sehingga membuat debu dankotoran mudah menempel, hal ini menunjukkan bahwa alat dan mesin harusdibersihkan secara berkala dan teratur. Mesin dan peralatan yang digunakan padaUnit Usaha Cinta Manis adalah mesin-mesin yang sudah berteknologi tinggidengan berbahan mild steel dan stailessteel sehingga tidak mudah berkarat dansebagian lagi berbahan besi yang mudah berkarat.

Sanitasi Produk

Unit Usaha Cinta Manis menghasilkan produk berupa Gula Kristal Putih(GKP). Gula ini dikemas dalam karung yang terlapisi plastik didalamnya denganisi 50 kg gula setiap karungnya. Karung yang telah terisi gula kemudian dijahitpada sisi atasnya. Selanjutnya gula-gula tersebut ditumpuk dalam gudang tidaklebih dari 50 tumpukan. Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinyakerusakan karung gula karena tumpukan yang berlebihan serta menjaga jaraktumpukan dengan atap gudang.

Pada gudang terdapat ventilasi udara yang berfungsi untuk menjaga suhudan udara dalam gudang tetap kering dan tidak lembab. Jika suhu terlalu tinggimaka gula akan menggumpal atau keras dan jika suhu terlalu rendah maka gulaakan mencair. Pallet juga digunakan sebagai dasar lantai tumpukan dalampenggudangan agar menghindari gula dari hama atau kotoran dalam gudang.

Sanitasi Pekerja

Sanitasi pekerja, yaitu penjagaan kebersihan terutama pada pekerja yangbersentuhan langsung dengan bahan, karena pekerja merupakan salah satu faktorpembawa kontaminasi tehadap produk.

Pekerja merupakan salah satu aspek penting dalam menentukanproduktivitas dan mutu suatu produk dalam industri terutama industri makanan.Maka semua pekerja pada Unit Usaha Cinta Manis harus tetap terjagakebersihannya. Untuk menjaga kebersihan pekerja pada Unit Usaha Cinta Manis,menggunakan pakaian khusus untuk bekerja berupa seragam kerja, kemudian padasetiap stasiun kerja terdapat tempat cuci tangan bagi pekerja. Selain itu terdapattoilet pada titik-titik pertemuan antar stasiun. Hal ini bertujuan untukmengefisienkan penggunaan toilet tersebut.

Pekerja yang menjalankan aktivitasnya didalam pabrik, tentu berhubunganlangsung dengan mesin-mesin, peralatan, bahan baku, maupun bahan tambahanyang dapat membahayakan pekerja. Untuk itu, selain dilakukan sanitasi,dibutuhkan pula penerapan K3 dan standar hygiene.

Page 88: 225611384 Laporan PL PG Cinta Manis

88

Dalam industri makanan, penerapan standar hygiene yang tinggi perludilakukan dalam mengolah makanan agar mampu memproduksi makanan yangaman untuk dikonsumsi. Aman artinya bebas dari hal-hal yang membahayakan,merugikan, dan bebas dari kerusakan.

PENUTUP

Kesimpulan

GMP (Good Manufacturing Practices) merupakan suatu pedoman bagiindustri pangan, bagaimana cara berproduksi makanan dan minuman yang baik.Penerapan GMP (Good Manufacturing Practices) dalam suatu industri pangansangat diperlukan untuk menjamin keamanan dan kebersihan produk yangdihasilkan sehingga aman dikonsumsi oleh konsumen. GMP meliputi lokasi,bangunan, fasilitas sanitasi, alat produksi, bahan, proses pengolahan, produkakhir, laboratorium, karyawan, wadah dan pembungkus, label, penyimpanan,pemeliharaan.

Secara umum dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan GMP dan sanitasi diUnit Usaha Cinta Manis masih harus ditingkatkan lagi. Umumnya kekurangandalam pelaksanaan GMP adalah pada kesadaran karyawan untuk mematuhiprinsip GMP dan SSOP. Beberapa persentase kesesuaian terhadap standar yangmasih rendah diantaranya lingkungan 9,75%, bangunan 37,66%, fasilitas sanitasi2,16%, proses pengolahan 8,40%, laboratorium 8,67%, penyimpanan 30,08%.Penyediaan sarana dan prasarana yang mendukung pelaksanaan GMP dan SSOPmenjadi salah satu faktor penting yang harus dipertimbangkan.

Selain itu pada pelaksanaan suatu proses produksi dalam suatu industridituntut bagaimana agar industri tersebut dapat mengefisienkan pemakaiansumber daya dan juga meminimasi serta menangani limbah yang dihasilkan agartidak mencemari lingkungan sekitar. Oleh karena itu dibutuhkan sistemmanajemen lingkungan industri berupa produksi bersih untuk mengefisienkanlimbah hasil produksi dari suatu industri.

Unit Usaha Cinta Manis merupakan perusahaan atau industri pangan yangmemproduksi gula kristal putih memiliki strategi dalam melaksanakanpenanganan dan pengolahan limbah yang dihasilkan pada setiap rangkaian stasiunoperasi produksi. Rangkaian proses produksi Unit Usaha Cinta Manis terdiri dari7 stasiun operasi produksi yaitu, stasiun Timbangan dan Cane Yard (HalamanTebu), stasiun Mill (Gilingan), stasiun Pemurnian, stasiun Evaporator(Penguapan), stasiun Kristalisasi (Masakan), stasiun Finishing (Penyelesaian)serta Sugar Bin dan Storage. Limbah yang dihasilkan dari setiap stasiun operasiproduksi memperoleh penanganan dan pengolahan yang cukup baik oleh UnitUsaha Cinta Manis dengan strategi pencegahan pencemaran (Elemination) sertastrategi daur ulang (Recycle). Strategi pencegahan ditekankan pada aspekpengurangan sumber pencemaran yang dapat dilakukan melalui beberapaalternatif yaitu penerapan in hause keeping dalam pabrik, menghilangkan sumberpencemaran yang seharusnya tidak ada, seperti perbaikan kebocoran pipa,kebocoran pompa dan lainnya, mencegah masuknya bahan proses yang bukanlimbah kedalam saluran, misalnya tumpahan nira masakan atau tetes

Page 89: 225611384 Laporan PL PG Cinta Manis

89

dikembalikan ke proses, serta meningkatkan efisiensi alat seperti efisiensi ketelbahan bakar ampas dapat mengurangi jumlah debu terbakar yang tidak sempurna.Kemudian strategi daur ulang yang ditekankan pada aspek pemanfaatan kembaliyang dilakukan dalam pabrik maupun diluar pabrik, contohnya pemanfaatanlimbah pabrik yaitu pemanfaatan ampas sebagai bahan bakar ketel/boiler, InstalasiPengolahan Air Limbah (IPAL) pada hasil pemisahan oli dari limbah dapatdigunakan untuk pelumas mesin-mesin produksi dan water treatment pada airjatuhan jatuhan atau kondensor untuk digunakan kembali sebagai air ketel/boiler.Sedangkan contoh pemanfaatan diluar pabrik antara lain penggunaan blotongddan abu dengan perbandingan 3:1 sebagai pupuk organik untuk dikembalikan kekebun. Dari hasil uji mengenai kualitas keluaran limbah yang dihasilkan diperolehhasil bahwa Unit Usaha Cinta Manis telah melakukan pengolahan limbahnyadengan cukup baik karena dari baku mutu limbah yang ditetapkan pemerintah,Unit Usaha Cinta Manis telah memenuhi standar baku mutu keluaran limbahnya(padat, cair dan gas). Penerapan produksi bersih yang telah dilakukan oleh UnitUsaha Cinta Manis telah terbukti dapat meminimalisasi limbah dengan cukupbaik.

Saran

Penerapan GMP bukan merupakan tanggung jawab suatu perusahaan atauperorangan, tetapi lebih merupakan tanggung jawab seluruh anggota perusahaan.Diharapkan di masa mendatang Unit Usaha Cinta Manis dapat melengkapifasilitas sanitasi terutama tempat pencucian tangan dan toilet, melakukanpembersihan secara berkala yang disertai dengan pemantauan terutama ruang danperalatan produksi, memberikan pelatihan dan pembinaan kepada karyawantentang pentingnya sanitasi dan higiene, dan menyusun dokumen prosedur-prosedur GMP serta SSOP. Untuk penerapan produksi bersih dari awalpenanganan bahan baku hingga dihasilkan produk harus dilakukan secara terus-menerus agar dapat dihasilkan produksi yang ramah lingkungan. Pemahamanmengenai produksi bersih serta sanitasi pada tiap karyawan yang bekerja padaUnit Usaha Cinta Manis perlu ditingkatkan agar dapat menjaga lingkunganindustri sehingga dapat menghemat biaya produksi dan dihasilkan produk yangbersih dengan rendemen yang tinggi. Selain itu, upaya pengelolaan lingkunganyang terdiri dari limbah padat, limbah cair, limbah udara, dan LB3 harus lebihditingkatkan agar dapat menuju ISO 14001 mengenai sistem manajemenlingkungan sehingga dapat meningkatkan daya saing perusahaan.

Page 90: 225611384 Laporan PL PG Cinta Manis

90

DAFTAR PUSTAKA

BSN.2001.Spesifikasi Gula Kristal Putih SNI 01-3140-2001. Jakarta: BadanStandardisasi Nasional.

Holah. JT, Taylor. 2003. Personal Hygiene. In: Lelieveld (ed). Hygiene in FoodProcessing. Boca Raton, Boston: CRC Press., pp 209-332.

Indrasti, N.S. dan Fauzi, A.M. 2009. Produksi Bersih. IPB Press. Bogor.

Jenie, B.S.L., Rahayu, W. P. 1993. Penanganan Limbah Industri Pangan.Kanisius, Yogyakarta

Jennie, Betty Sri Laksmmi, 1998. Sanitasi dalam Industri Pangan. IPB Press.Bogor.

Kasmidjo, R. B. 1999. Sanitasi, Penanganan Limbah dan Lingkungan : KonsepPenanganan Limbah. Jurusan TPHP FTP UGM. Yogyakarta

Panebianco A., G. Ziino, M. Gallo and A. Giuffrida. 2004. Application ofMonitoring Score System to Catering Industry. In : F.J.M. Smulders, J.D.C. (Eds). Safety Assurance During Processing. Netherlands:Wageningen Academic Publishers.

Soekarto, Soewarno T.1990. Dasar-dasar Pengawasan Mutu dan StandarisasiMutu Pangan.Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Pusat AntarUniversitas Pangan dan Gizi. IPB. Bogor.

Thaheer, H., 2005. Sistem Manajemen HACCP. Bumi Aksara, Jakarta.

UNEP. 1999. Pollution, Prevention and Abatemant Hanbook: Toward CleanerProduction. Washington.

Page 91: 225611384 Laporan PL PG Cinta Manis

91

Page 92: 225611384 Laporan PL PG Cinta Manis

92

Lampiran 1 Diagram alir proses pengolahan limbah cair UU Cinta Manis

Page 93: 225611384 Laporan PL PG Cinta Manis

93

Lampiran 2 Layout/flow sheet IPAL Unit Usaha Cinta Manis

Page 94: 225611384 Laporan PL PG Cinta Manis

No. Parameter Satuan Gen01

Gen02

Gen03

Gen 04A

Gen 04B

BakuMutu

1 CO 3mg/m 198 195 197 169 169 600

2 CL23mg/m ttd ttd ttd ttd ttd 10

3 HCL 3mg/m ttd ttd ttd ttd ttd 5

4 HF 3mg/m ttd ttd ttd ttd ttd 10

5 NO23mg/m 89,47 83,46 82,39 82,39 82,38 1.000

6 Opasitas % 15 15 15 15 15 35

7 Partikulat 3mg/m 92,19 87,14 85,47 78,64 78,63 350

8 SO23mg/m 47,55 45,27 44,32 44,37 44,37 800

9 H2S 3mg/m 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 35

10 Hg 3mg/m ttd ttd ttd ttd ttd 5

11 As 3mg/m ttd ttd ttd ttd ttd 8

12 Sb 3mg/m ttd ttd ttd ttd ttd 8

13 Cd 3mg/m ttd ttd ttd ttd ttd 8

14 Zn 3mg/m ttd ttd ttd ttd ttd 50

15 Pb 3mg/m ttd ttd ttd ttd ttd 12

No. Parameter Satuan Boiler1&2

Boiler 3 Metode BakuMutu

1 Partikulat 3mg/m 78,29 73,18 Isokinetik 250

2 Sulfur dioksida

(SO2)

3mg/m 23,17 22,45 Titirimetri 600

3 Nitrogen

dioksida (NO2)

3mg/m 62,45 61,57 Kalorimetri 800

4 Opasitas % 16 16 Visual 30

94

Lampiran 3 Analisa udara emisi Unit Usaha Cinta Manis

ANALISA UDARA EMISI UNIT USAHA CINTA MANIS

BME : Baku Mutu Emisi (Kep 13/MEN-LH/1995)

Hasil Analisis Pengujian Emisi (Boiler) Unit Usaha Cinta Manis (April2013)

Sumber : Bagian LH dan K3 Unit Usaha Cinta Manis

Hasil Analisis Pengujian Emisi Sumber Tidak Bergerak (Genset) Unit UsahaCinta Manis (April 2013)

Page 95: 225611384 Laporan PL PG Cinta Manis

No Objek Hasil Parameter Opasitas (% HSU) sesuai Permenneg-Lingkungan Hidup No. 05 Tahun 2006

1 Pick Up L 200 10 Opasitas(%)

70

2 Pick Up 10 Opasitas(%)

70

3 Exavator GrabLoader

8 Opasitas(%)

40

4 Cane Stacker 966H

9 Opasitas(%)

40

5 Traktor Tarik 10 Opasitas(%)

40

No CerobongBelerang

Parameter Satuan Hasil Baku Mutu

1 Nira Kental Sulfur dioksida (SO2) 3mg/m 231,29 800

Total Sulfur tereduksi

(H2S)

3mg/m 1,2 35

2 Nira Mentah Sulfur dioksida (SO2) 3mg/m 232,47 800

Total Sulfur tereduksi

(H2S)

3mg/m 1,3 35

95

Sumber : Bagian LH dan K3 Unit Usaha Cinta Manis

Hasil Analisis Pengujian Emisi Sumber Tidak Bergerak (Cerobong Belerang)Unit Usaha Cinta Manis (April 2013)

Sumber : Bagian LH dan K3 Unit Usaha Cinta Manis

Data Emisi Sumber Bergerak Unit Usaha Cinta Manis (April 2013)

Sumber : Bagian LH dan K3 Unit Usaha Cinta Manis

Page 96: 225611384 Laporan PL PG Cinta Manis

No Persyaratan Good Manufacturing Practices (GMP) Penilaian0 1 2 3 4

A. LINGKUNGAN1 Halaman pabrik terpelihara dengan baik (tidak terdapat rumput liar, semak-semak, dll) √2 Tidak terdapat genangan air maupun banjir √3 Tidak terdapat parit yang tersumbat didalam lingkungan pabrik √4 Tidak ada tumpukan barang bekas yang tidak terpakai √5 Tidak ada tumpukan sampah √6 Tidak terdapat polusi dari luar pabrik yang dapat mencemari pabrik √7 Tidak terdapat barang bekas diluar area pabrik yang dapat mencemari pabrik √8 Tidak terdapat rumah atau area tinggal yang berpotensi mencemari pabrik √9 Tidak terdapat industri lain yang dapat mencemari pabrik √10 Kondisi jalanan luar dan dalam pabrik dalam kondisi baik √11 Saluran pembuangan air sekitar pabrik berfungsi baik √

SUB TOTAL 4 12 20

B. BANGUNANB.1 Desain dan tata letak ruangan

1 Ruangan pokok sesuai jenis peralatan, jenis kapasitas produksi, dan jumlah karyawan √2 Tata letak ruangan pokok sesuai proses √3 Ruangan pelengkap cukup luas sesuai jumlah karyawan √

96

Lampiran 4 Form audit GMP

FORM AUDIT GMP

Page 97: 225611384 Laporan PL PG Cinta Manis

97

4

1234

12

12

123

12

Tata letak ruangan pelengkap sesuai urutan kegiatan

B.2 LantaiLapisan resin epoxy di ruangan pokok dalam kondisi baik (tidak terkelupas)Lantai yang terbuat dari keramik tidak pecah/retakSaluran pembuangan berfungsi baikLantai tidak licin

B.3 DindingCat tidak terkelupasPermukaan bagian dalam halus dan rata

B.4 AtapTidak bocorTidak pecah

B.5 Langit-langitTidak terkelupasTidak berlubangTidak retak

B.6 PintuTidak pecah/tidak rusakselalu ditutup jika tidak dipakai √

√√√

√√

Page 98: 225611384 Laporan PL PG Cinta Manis

98

B.7 Jendela12

123

123

12345678

Tidak pecah/tidak rusakSelalu ditutup jika tidak di pakai

B.8 PeneranganPelindung lampu tidak pecahLampu berfungsi baikCahaya cukup terang (tidak remang-remang)

B.9 Ventilasi dan Pegatur suhuDapat mengontrol suhu dan bauBerfungsi baikKasa dalam keadaan bersih dan tidak bolong (ventilasi)

B.10 ToiletRuangan dalam keadaan bersihRuangan dalam keadaan rapiTidak terdapat hewan (kucing, anjing, pest,serangga)Suhu dan kelembaban normalCahaya cukupTempat sampah bertutupTersedia sarana cuci tangan (wastafel, air mengalir, sabun)Terdapat tanda peringatan mencuci tangan setelah menggunakan toilet √

√√

√√

√√

Page 99: 225611384 Laporan PL PG Cinta Manis

99

91011

12345678

1234567

Pintu toilet selalu ditutupWC berfungsi baikToilet tidak tergenang air

B.11 Ruang cuci tanganRuang dalam keadaan bersihRuang dalam keadaan rapiTidak terdapat hewan (kucing, anjing, pest, serangga)Suhu dan kelembaban normalCahaya cukupTempat sampah bertutupTersedia handsoap & alkohol dalam jumlah sesuai karyawanHandryer berfungsi dengan baik

B.12 Ruang pencucian alat & WadahRuang dalam keadaan bersihRuang dalam keadaan rapiTidak terdapat hewan (kucing, anjing, pest, serangga)Suhu dan kelembaban normalCahaya cukupTempat sampah bertutupKetersediaan bahan dan alat pembersih, air panas dan dingin

√√

√√

√√√

√√√

SUB TOTAL 0 6 18 51 64

Page 100: 225611384 Laporan PL PG Cinta Manis

E. PROSES PENGOLAHAN1 Bahan tambahan tidak melebihi batas, sesuai SNI √2 Proses pengolahan mempunyai protokol yang memuat ;

a. Jenis bahan √b. jumlah seluruh bahan untuk 1 kali pengolahan √c. Tahap-tahap proses pengolahan √d. Langkah-langkah yang perlu diperhatikan √e. Faktor-faktor yang perlu diawasi √f. Cara pemeriksaan bahan, produk antara dan produk akhir √

3 Jika ada pengubahan formula dasar segera diumumkan √SUB TOTAL 3 28

D. ALAT PRODUKSI1 Permukaan yang kontak dengan makanan halus, tidak berlubang, tidak mengelupas dll √2 Tidak mengontaminasi (mikroba, logam, minyak pelumas, dan bahan bakar lain) √3 Jadwal pembersihan dilaksanakan dengan baik √

SUB TOTAL 2 6

C. FASILITAS SANITASIC.1 Sarana Penyediaan Air

1 Sumber air, pipa pengaliran, penampugan dalam kondisi baik √2 Kualitas air memenuhi syarat air bersih √

SUB TOTAL 8

100

Page 101: 225611384 Laporan PL PG Cinta Manis

G. LABORATORIUM1 Produk akhir selalu diperiksakan ke laboratorium √2 Protokol pemeriksaan lengkap mencakup ;

a. Nama makanan √b. tanggal pengambilan contoh √c. Jumlah contoh yang diambil √d. Kode produksi √e. Jenis pemeriksaan √f. Kesimpulan pemeriksaan √g. Nama pemeriksa √SUB TOTAL 32

H. PENYIMPANANH.1 Gudang Bahan Tambahan

1 Kondisi bersih dan rapi √2 Tidak terdapat hewan (kucing, anjing, pest, serangga) √3 Penerangan cukup √4 Terjamin aliran udara dan suhu yang sesuai √5 Ventilasi berfungsi baik √6 Bahan-bahan disimpan sesuai label √

F. PRODUK AKHIR1 Produk akhir memenuhi standar mutu (SNI/persyaratan pelanggan) √

SUB TOTAL 4

101

Page 102: 225611384 Laporan PL PG Cinta Manis

H.2 GUDANG PRODUK AKHIR1 Kondisi bersih dan rapi √2 Tidak terdapat hewan (kucing, anjing, pest, serangga) √3 Penerangan cukup √4 Terjamin aliran udara dan suhu yang sesuai √5 Ventilasi berfungsi baik √6 Produk akhir disimpan dengan ketentuan berikut ;

a. Jarak makanan ke lantai minimal 15 cm √b. jarak makanan ke dinding minimal 5 cm √c. Jarak makanan ke langit-langit minimal 60 cm √

7 Produk akhir yang disimpan dicatat ;a. Nama produk √b. tanggal terima √c. Tujuan pengiriman √d. Jumlah pengiriman di gudang √

102

7 Bahan yang disimpan memiliki data ;a. Nama bahanb. Tanggal terimac. Asal bahand. Jumlah penerimaan digudang

√√√√

89

Stock bahan diatur dengan FIFOBahan sesuai spesifikasi

√SUB TOTAL 2 3 40

Page 103: 225611384 Laporan PL PG Cinta Manis

103

e. Tanggal pengirimanf. Sisa akhirg. Tanggal pemeriksaan QCh. Hasil pemeriksaan QC

√√√√

8 Stock produk akhir diatur dengan FIFO √SUB TOTAL 6 60TOTAL 0 6 26 81 256 369

KETERANGAN :1. Kriteria Penilaian :Nilai 0 : penyimpangan yang terjadi > 75 %Nilai 1 : penyimpangan yang terjadi 51 - 75 %Nilai 2 : penyimpangan yang terjadi 26 - 50 %Nilai 3 : penyimpangan yang terjadi 1 - 25 %Nilai 4 : peyimpangan yang terjadi 0 %2. Tingkat keparahan kondisi GMP dapat diketahui dari jumlah nilai keseluruhan :Kritis : 0 – 177Berat : 178 – 354Sedang : 355 – 531Ringan : 532 – 708

Page 104: 225611384 Laporan PL PG Cinta Manis

104

Lampiran 5 Diagram alir dan neraca massa

DIAGRAM ALIR DAN NERACA MASSA(MATERIAL BALANCE)

Satuan = Ton/Jam

Data berdasarkan :a. Laporan kilat periode ke IV (16/06 2013 - 30/06 2013) = 15 Hari--------

Satu PeriodeSatu HariJam Berhenti selama Satu PeriodeTotal JamTebu Digiling (ton)Ton Gula (ton)Jumlah Tetes (ton)/% ton tebuAmpas % Tebu

: 15 Hari: 24 jam: 23 jam: 337 jam: 64.705,10: 4.532,90: 3.3003,50/4,64: 31,95 %

--

Jumlah Floculant (Kg)/konsentrasi (ppm) : 7,740/(4 ppm/ton nira)Jumlah Phospat (Kg)/konsentrasi (ppm) : 38,255/ 100

-b.------c.------d.---

% pol blotongStandar Prosedur OperasiAir imbibisi (%/ ton tebu)Brix Nira Mentah (%)Brix Nira Nira Kental (%)Brix Masakan A (%)Brix Masakan C (%)Brix Masakan D (%)Hasil Analisis LaboratoriumBrix Klare SHSBrix Magma CBrix Stroop ABrix Magma D IIBrix Stroop CBrix Klare DAsumsi Lainnya (Normal Giling)EnzimNira TapisFondan

: 5,43

: 30: 11: 60-64: 92-93: 94-95: 97-98

: 73: 84: 81: 86: 83: 80

: 64 ml / menit: Diabaikan: Diabaikan

- Air Siraman ( PG. Jatitujuh, Majalengka) : 7 %/ton tebu- Jumlah Kapur/konsentrasi : (1,2 kg/ton tebu)/6 %

Page 105: 225611384 Laporan PL PG Cinta Manis

105

- Bagassilo (ton/jam)siraman

- Jumlah Klare SHS (% Nira Kental)- Jumlah Magma C (% Nira Kental)- Jumlah Magma D II (% stroop A)- Jumlah Klared D (% stroop C)- Kadar air gula SHS basah- Kadar air gula SHS Kering- Jumlah tidak lolos Vibrating Screen

1. Stasiun Gilingan

Enzim0,00384

Tebu192

: ∑Blotong-% pol blotong-∑ air

: 22,22: 22,22: 33,33: 33,33:2%:1%: 0,1 % ton gula SHS Kering

Air Imbibisi

STASIUNPENGGILINGAN

Ampas61,34

57,6

Nira Mentah188,26

2. Stasiun Pemurnian

Nira MentahAsam Phospat

1,1

Susu Kapur

188,26

Nira Tapis3,84

STASIUN PEMURNIANFloculant

0,029

Bagassilo7,72

Nira Jernih

Blotong9,78

Air Siraman1,54

192,71

Page 106: 225611384 Laporan PL PG Cinta Manis

106

3. Stasiun Evaporator

Nira Jernih192,71

Air

4. Stasiun Masakan dan Putaran

STASIUN PENGUAPAN

Nira Kental35,37

= 157,34

157,34

Nira Kental35,37

Kondensat A10,37

Kondensat C3,00

Kondensat D1,61

Klare SHS7,85 MASAKAN A

37,16

MASAKAN C

17,95

MASAKAN D

11,86

HGF IStroop A

15,71 LGF C LGF D I

Gula A21,45

HGF I

Magma C7,85

Stroop C10,10

Magma DII

Gula D I2,96

LGF D II

Tetes8,90

5,24

Gula SHS Basah13,60

Klare D3,37

Page 107: 225611384 Laporan PL PG Cinta Manis

107

= 10,37 ton/jam

( ) = 3,00 ton/jam

= 1,61 ton/jam

5. Stasiun Putaran dan Penyelesain

Gula SHS Basah13,60

Air

STASIUN PENYELESAIN0,137

Gula Kasar/halus

0,013

Gula SHS Kering13,45