laporan pkl

171
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanaman kelapa sawit ( Elaeis guineensis jacq ) adalah salah satu dari famili arecacea ( dahulu disebut Palmae ). Tanaman ini berasal dari Afrika dan Amerika Selatan, tepatnya Brasil. Kelapa sawit pertama kali di introduksi ke Indonesia oleh pemerintah colonial Belanda pada tahun 1848, tepatnya di Kebun Raya Bogor sesudah tahun 1911, K. Schadt seorang berkebangsaan Jerman dan M Adrien Hallet berkebangsaan Belgia mempelopori budi daya tanaman kelapa sawit. Schadt mendirikan perusahaan perkebunan kelapa sawit di Tanah Ulu ( Deli ), sedangkan Hallet mendirikan perkebunan di Pulau Raja ( Asahan ) dan Sungai Liput ( Aceh ). Sejak itulah mulai dibuka perkebuanan – perkebunan baru. Pada tahun 1938, diperkirakan sudah 90.000 Ha perkebunan sawit. Kelapa sawit diusahakan orang di perkebunan yang besar untuk memperoleh minyak yang diperoleh dari buah kelapa sawit terdiri dari dua jenis minyak, yaitu : a. Minyak sawit dari serabut ( mesokarp ) yang warnanya kuning kemerah – merahan atau disebut juga CPO ( Cude Palm Oil ). b. Minyak sawit dari inti sawit ( minyak inti ) yang warnanya bening atau disebut KPO ( Kernel Palm Oil ). 1

Upload: dayatgokil

Post on 25-Nov-2015

144 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

menceritakan tentang pkl saya di pelindo

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tanaman kelapa sawit ( Elaeis guineensis jacq ) adalah salah satu dari famili arecacea ( dahulu disebut Palmae ). Tanaman ini berasal dari Afrika dan Amerika Selatan, tepatnya Brasil. Kelapa sawit pertama kali di introduksi ke Indonesia oleh pemerintah colonial Belanda pada tahun 1848, tepatnya di Kebun Raya Bogor sesudah tahun 1911, K. Schadt seorang berkebangsaan Jerman dan M Adrien Hallet berkebangsaan Belgia mempelopori budi daya tanaman kelapa sawit. Schadt mendirikan perusahaan perkebunan kelapa sawit di Tanah Ulu ( Deli ), sedangkan Hallet mendirikan perkebunan di Pulau Raja ( Asahan ) dan Sungai Liput ( Aceh ). Sejak itulah mulai dibuka perkebuanan perkebunan baru. Pada tahun 1938, diperkirakan sudah 90.000 Ha perkebunan sawit.

Kelapa sawit diusahakan orang di perkebunan yang besar untuk memperoleh minyak yang diperoleh dari buah kelapa sawit terdiri dari dua jenis minyak, yaitu :

a. Minyak sawit dari serabut ( mesokarp ) yang warnanya kuning kemerah merahan atau disebut juga CPO ( Cude Palm Oil ).

b. Minyak sawit dari inti sawit ( minyak inti ) yang warnanya bening atau disebut KPO ( Kernel Palm Oil ).

Agar diperoleh minyak sawit yang bermutu baik dan dipasarkan dengan harga yang layak, Minyak sawit kasar tersebut maengalami pengolahan lebih lanjut. Minyak sawit yang kasar ( Crude Oil ) setelah melalui pemurnian yang bertahap, maka akan menghasilkan minyak sawit mentah atau sering disebut dengan Crude Palm Oil (CPO). Proses penjernian minyak dilakukan dengan menurunkan kadar kotoran, seperti padatan ( solid ), Lumpur ( Sludge ), dan air . setelah melalui pemurnian, minyak sawit lalu ditampung di tangki tangki timbunan atau oil stoage tank dan siap dipasarkan atau mengalami pengolahan lebih lanjut sampai dihasilkan minyak sawit murni dan hasil olahan lainnya. Sedangkan sisa olahan Lumpur masih dapat dimanfaatkan dengan proses daur ulang.

Hingga akhir tahun 2004 luas perkebunan kelapa sawit di Indonesia mencapai 5.447.563 Ha. Sumatra Utara menduduki peringkat kedua terbesar setelah Riau. Luas areal perkebunan kelapa sawit di Sumatera Uatara yaitu 954.854 Ha ( 17,53 % ). Sedangkan untuk produksi minyak kelapa sawit, sampai akhiar tahun 2005 Indnesia masih ada di peringkat dua dunia dengan produksi sebesar 12.600 juta ton ( 38,77 % )

Sebagai minyak hasil peremasan, minyak inti adalah salah minyak yang dapat di makan ( edible oil ) yang konsumsinya di dunia kian meningkat. Demikian pula dengan minyak mentah ( crude oil ), dengan kian banyak penelitian para ahli untuk menggali potensi lain dari minyak mentah di luar dari potensi minyak sawit sebagai bahan bakar alternatif.Perkebunan kelapa sawit selain menghasilkan minyak sawit mentah (CPO) dan minyak inti sawit (PKO), juga menghasilkan produk turunan yang dapat dikembangkan menjadi produk setengah jadi (fatty acids, fatty alcohol dan glycerine) dan produk jadi seperti sabun dan kosmetika.

Adanya orientasi pemerintah ke arah yang agroindustri yang merupakan salah satu cabang industri yang mempunyai prospek cerah di masa mendatang. Hal ini didukung dengan adanya sumber daya alam dan sumber daya manusia serta tersedianya peluang pasar yang cukup besar, baik di dalam maupun luar negeri. Sejalan dengan luasnya areal kelapa sawit di Sumatera Utara di ikuti dengan banyaknya jumlah pabrik kelapa sawit, lokasi PKS Sei Mangkei yang letaknya 165 km ke arah tenggara kota Medan serta, pola ilmiah pokok (PIP) Politeknik Negeri Medan yang ke agroindustri serta teori yang diterima di Program Studi Teknik Konversi Energi yang lebih mengarah ke pengolahan dan peralatan yang ada di pabrik kelapa sawit kebun Sei Mangkei.Pendidikan Politeknik berorientasi pada masalah praktik nyata yang ada di dunia industri dan usaha, sehingga, perkembangan ilmu pengetahuan yang diberikan oleh Politeknik kepada mahasiswanya tidak terpisah antara teori teori dengan kenyataan yang ada di dunia kerja. Praktik kerja lapangan merupakan satu dari beberapa mata kuliah yang bersifat praktik yang diberikan Politeknik Negeri Medan kepada mahasiswanya.

Adanya praktik kerja lapangan ini diharapkan para mahasiswa Politeknik Negeri Medan dapat lebih mudah menyesuaikan ilmu yang di dapat dari Politeknik Negeri Medan dengan, tuntutan dunia kerja yang ada dengan cara membandingkan dan melihat secara langsung disiplin ilmu yang digunakan di dunia kerja dengan disiplin ilmu yang di dapat di Politeknik, sehingga, pada akhirnya apabila mahasiswa tersebut memasuki dunia kerja, mereka tidak merasa canggung lagi melainkan telah siap menjadi tenaga kerja yang professional.

Dalam rangka memenuhi kebutuhan mahasiswa akan pengetahuan tersebut maka, mahasiswa akan melakukan kerja Praktek di Perusahaan yang dipilih mahasiswa tersebut, dalam hal ini adalah PT. Perkebunan Nusantara III Pabrik Kelapa Sawit Sei Mangkei.

PT. Perkebunan Nusantara III Pabrik Kelapa Sawit Sei Mangkei adalah perusahaan berstatus Badan Usah Milik Negara (BUMN). PTPN III mengusahakan komoditi kelapa sawit dan karet. PTPN III Pabrik Kelapa Sawit Sei Mangkei yang dipilih sebagai tempat pelaksanaan kerja praktek merupakan unit usaha perkebunan yang mengelola kelapa sawit.

1.2 Manfaat PKL

A. Bagi Politeknik Negeri Medan

a. Memperkenalkan serta meningkatkan kerja sama antara dunia pendidikan dengan dunia usaha.

b. Mengantisipasi kebutuhan dunia usaha sebagai pengguna utama lulusan Politeknik Negeri Medan.

c. Memperkenalkan mahasiswa pada situasi kerja yang sesungguhnya sehingga dapat mempersiapkan diri memasuki dunia kerja.

d. Sebagai sarana perbandingan yang akurat antara ilmu dan keterampilan yang dibutuhkan oleh dunia kerja.

B. Bagi Mahasiswa

a. memberikan kesempaatan kepada mahasiswa untuk mengaplikasikan ilmu yang diperoleh di kampus pada lingkungan kerja.

b. Melatih kemampuan bekerja sama antara mahasiswa dengan karyawan selama PKL, sehingga menjadi bekal dalam memasuki dunia kerja.

c. Melatih mahasiswa dalam memecahkan masalah di dalam dunia kerja.

d. Melatih mahasiswa untuk dapat bertanggungjawab atas pekerjaan yang dilakukan.

e. Meningkatkan kedisiplinan waktu dan berpenampilan dalam dunia kerja yang sesungguhnya.

C. Bagi Perusahaan

a. Hasil pelaksanaan merupakan masukan bagi pihak manajemen perusahaan dalam rangka meningkatkan kinerja perusahaan dan memajukan pembangunan di bidang pendidikan.

b. Dapat berpartisipasi dalam pengembangan ilmu pengetahuan.

1.3 Tujuan Praktik Kerja Lapangan

Tujuan pelaksanaan praktik kerja di perusahaan tersebut adalah :

1. Agar mahasiswa dapat mengetahui implementasi dari teori yang didapatkan di matakuliah dengan keadaan yang ada di lapangan.

2. Melatih mahasiswa agar dapat bekerja dalam kelompok / instansi pemerintah, dunia usaha atau instansi yang terkait di bidang ilmu pengetahuan dan sekaligus memberi saran pemecahan masalah yang dihadapi berdasarkan potensi mahasiswa.

3. Mempersiapkan mahasiswa menjadi tenagakerja yang terampil penerus pemangunan yang menghayati masalah yang dihadapi masyarakat dan belajar menanggulangi masalah tersebut secara pragmatis dan terpadu.

4. Mendekatkan perguruan tinggi kepada kelompok masyarakat / instansi pemeritah atau dunia usaha dan instansi instansi yang terkait dengan bidang keteknikan sesuai dengan tujuan pembangunan.

5. Memicu mahasiswa untuk bekerja pada bidang keahlian.

6. Mempersiapkan kader kader masyarakat, khususnya di bidang keteknikan.

7. Menjadikan mahasiswa lebih berkepribadian yang lebih dewasa dan menambah wawasan yang dimiliki.

8. Sebagai syarat untuk menyelesaikan Tugas Akhir.

1.4 Ruang Lingkup

Lingkup Kerja Praktek ini adalah pengolahan minyak kelapa sawit PT. Perkebunan Nusantara III Pabrik kelapa Sawit Sei Mangkei.

1.5 Waktu dan Tempat Kegiatan

Praktek kerja lapangan ini direncanakan dilaksanakan pada tanggal 27 Februari 2012 16 Maret 2012 yang bertempat di PT. Perkebunan Nusantara III Pabrik Kelapa Sawit Sei Mangkei, Perdagangan.

BAB II

GAMBARAN UMUM PKS SEI MANGKEI

2.1 Sejarah Singkat PKS Sei Mangkei ( PSMKI )

Pabrik Kelapa Sawit Sei Mangkei adalah salah satu Unit Kerja PT. Perkebunan Nusantara III yang terletak di Nagori Sei Mangkei Kecamatan Bosar Maligas Kabupaten Simalungun , Propinsi Sumatera Utara sekitar 165 Km arah Tenggara Kota Medan.

Pabrik Kelapa Sawit Sei Mangkei dibangun pada tahun 1997 dengan Kapasitas Olah 30 Ton/ jam dan kapasitas 45 Ton/ jam dibangun pada Tahun 2010 diatas Areal 12.50 Ha termaksud Areal Effluent Treatment, dimana sumber bahan baku ( TBS ) berasal dari Kebun seinduk dan Pihak III yang berasal dari daerah Simalungun sekitarnya.

PT. Perkebunan Nusantara III adalah salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang usaha perkebunan (Plantation) dan pengolahan hasil perkebunan. Pada awalnya merupakan perusahaan perkebunan Belanda yang beroperasi di Indonesia sejak awal zaman colonial pada masa pemerintahan Hindia Belanda, mulai dari ;

a. NV RCMA ( Ruber Culture Matschaappij Amsterdam )

b. Handles Vereenigin Amsterdam ( HVA )

c. Vereenigde Deli Matschappij ( VDM )

d. NV. Culture Mijde Oekust ( CMO ) dan lainnya.

Pada awalnya proses nasionalisasi, PTPN III dikenal sebagai perusahaaan perkebunan asing (PPA), selanjutnya menjadi Perseroan Perkebunan Nusantara (PPN).

Langkah awal PTPN III dimulai Pada tahun 1958 dengan nama Perusahaan Negara Baru Cabang Sumatera Utara (PPN-Baru), berdasarkan PP No. 24/1958 jo. Keputusan Menteri Pertanian No. 229/UM/1957 jo UU No.86/1958. Setelah mengalami beberapa kali perubahan bentuk atau status badan hokum, sejalan dengan undang-undang (UU) dan Peraturan Pemerintah , maka pada tahun 1968 PPN-Baru berdasarkan surat Keputusan Menteri Pertanian No. 55/KPT/OP/1968 dan pada tahun 1971 di tetapkan pengalihan bentuk menjadi PT. Perkebunan (Persero) dengan keluarnya PP No. 17/1971 dan Surat Keputusan Menteri Keuangan No. 258/SK/IV/3/1976.

Tahun 1994 diadakan penggabungan management PT. Perkebunan III, IV, dan V (Persero)yang dikelola oleh Direksi PT. Perkebunan III. Selanjutnya melalui Peraturan Pemerintah No. 8 tahun 1996 tanggal 14 Februari 1996 dirubah menjadi PT. Perkebunan Nusantara III (Persero).

PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) didirikan dengan dengan akta Notaris Harun Kamil, SH No. 36 tanggal 11 Maret 1996, untuk selanjutnya mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C2-8331.HT.01 tanggal 8 Aguatus 1996.

2.2 Lokasi dan Letak Geografis

PSMKI terletak di Afdeling II Kebun Dusun Hulu Nagori Sei Mangkei, Kecamatan Bosar Maligas, Kabupaten Simalungun, Propinsi Sumatera Utara, dengan jarak tempuh dari kota Medan 165 km. Kecamatan Bosar Maligas terletak di ketinggian 100 m di atas permukaan laut. Dari segi ketinggian daerah ini cukup rendah dengan bentuk wilayah tergolong bergelombang dan berbukit.Keadaan topografis Kebun Sei Mangkei datar, bergelombang, sampai berbukit. Jenis tanah berupa popsolid merah kuning yang sangat cocok untuk budidaya tanaman kelapa sawit. Elevasi pabrik berada 18 m diatas permukaan laut. Dengan elevasi seperti ini, suhu minimum dan maksimum berkisar antara 22oC 32oC dengan suhu rata rata mencapai 27oC. Curah hujan rata rata 5 tahun terakhir sebanyak 1179 mm dengan 93 hari hujan.

2.3 Jenis Tanaman

Lingkup Usaha PT Perkebunan Nusantara III adalah jenis tanaman keras yang pengolahannnya serta pemasarannya di dalam maupun di luar negeri, sedangkan lokasi perkebunan tersebar di beberapa tempat di Sumatera Utara. Adapun jenis tanaman keras PT Perkebunan Nusantara III terdiri dari karet dan kelapa sawit.

2.4 Tujuan Perusahaan

PKS Sei Mangkei memiliki tujuan yang sama dengan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) yaitu bertujuan untuk mencapai Visi dan Misi Perusahaan. Adapun Visi PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) adalah : Menjadi perusahaan Agribisnis kelas dunia dengan kinerja prima dan melaksanakan Tata Kelola Bisnis Terbaik sedangkan misi PT . Perkebunan Nusantara III (Persero) adalah :

1. Mengembangkan Industri Hilir yang berbasis perkebunan secara berkesinambungan

2. Menghasilkan produk berkualitas untuk pelanggan

3. Memperlakukan karyawan sebagai asset strategis dan mengembangkannya secara optimal

4. Menjadi perusahaan terpilih yang memberikan Imbal Hasil terbaik bagi investor

5. Menjadi perusahaan yang paling menarik untuk bermitra bisnis

6. Memotivasi karyawan untuk berpartisipasi aktif dalam pengembangan komunitas

7. Melaksanakan seluruh aktivitas perusahaan yang berwawasan lingkungan.

Sasaran Mutu Tahun 2012 ditargetkan seperti berikut ini :

I. BAGIAN - PENGOLAHAN :

1. TBS Olah

= 435,248,540 kg

2. Hari Olah

= 283 hari

3. Jam Olah Efektif

= 20 jam / hari

4. Hasil Produksi dan Rendement Produksi Minyak Sawit PSMKI = 100,572,577 kg ; Rendement = 23,11 %

Produksi Inti Sawit PSMKI

= 20,236,968 kg ; Rendement = 4,61 %

TBS Oleh Kebun Seinduk

= 240,248,540 kg Produksi Minyak Sawit Kebun Seinduk = 51,802,147 kg ; Rendement = 24,42 %

Produksi Inti Sawit Kebun Seinduk = 10,101,299 kg ; Rendement = 4,77%

TBS Oleh Pihak ke III

= 195,000,000 kg Produksi Minyak Sawit Pihak Ketiga = 41,925,000 kg ; Rendement = 21,50 %

Produksi Inti Sawit Pihak Ketiga = 8,775,000 kg ; Rendement = 4,50 %II. BAGIAN LABORATORIUM

1. Minyak Sawit

Kadar Air ( Maximum )

= 0,15 %

Kadar Kotoran ( Maximum )

= 0,02 %

ALB

= 3,50 %

2. Inti Sawit

Kadar Air ( Maximum )

= 7,00 %

Kadar Kotoran ( Maximum )

= 6,00 %

ALB

= 1,00 %

3. EPM ( Efisiensi Pengutipan Minyak )= 91-93 %

4. EPI ( Efisiensi Penutipan Inti )

= 90-93 %

5. Lossses

Minyak Sawit ( Maximum )

= 1,65 %

IntiSawit ( Maximum )

= 0,60 %

6. Air Limbah ( Aplikasi Lahan )

B O D

= 3.500 5.000 mg/liter

Oil Grase

< 600 mg/literIII. BAGIAN - TEKNIK

1. Jam Stagnasi

5,00 %

2. Kapasitas Olah

78,28 Ton/TBSIV. BAGIAN ADMINISTRASI

1. Laporan management (LM ), Neraca Percobaan (PB-71) dan Laporan Teknik Pengolahan PKS sampai ke Distrik Simalungun dan Kantor Direksi sudah harus sampai setiap tanggal : 4 bulan berjalan

2. Bebas Olah Murni Inclusive Beban Umum dan Penyusutan PKS ( Rp/kg ) harus sesuai dengan Anggaran 2012 yaitu : Rp 378.53 / kgV. BAGIAN PERSONALIA

1. Laporan Peristiwa Masalah Umum ( LPUM ) PKS sampai ke Distrik Simalungun dan Kantor Direksi sudah harus sampai setiap tanggal : 4 bulan berjalan

2. Melaksanakan Diklat On Job Trainning Al :

1. Bakortiba

2. Gempah Bumi

3. Huru haraVI. BAGIAN KEAMANAN

1. Lingkungan sekitar PKS aman

2. Asset PKS aman dan gangguan Pihak Luar dan Dalam.

2.5 Struktur Organisasi Perusahaan

Pimpinan tertinggi PKS berada ditangan seorang manajer yang dibantu oleh seorang Masinis Kepala, 3 orang Asisten pengolahan, seorang Asisten Teknik , seorang Asisten Tata Usaha. Sementara Asisten Laboratoriun berada dibawah komando Distrik Manajer ( Distrik Simalungun ).Struktur Karyawan Pimpinan :

a. Manager PSMKI

: Herbert T. Panjaitan MBA

b. Masinis Kepala`

: Drs. Wagino

c. Asisten TU/Personalia

: A. Rizky Kaban SE, MM,QIA

d. Asisten Teknik

: Azrai

e. Asisten Pengolahan

: P. Gurning

f. Asisten Pengolahan

: Puji Iriadi

g. Asisten Pengolahan

: Fernando Aritonang, ST

Gambar 1. Struktur Organisasi PKS Sei Mangkei

2.6 Ketenagakerjaan

Pada saat ini PKS Sei Mangkei mempunyai Karyawan Pimpinan sebanyak 8 orang yang terdiri dari 1 orang Manager Pabrik, 1 orang Masinis Kepala, 1 orang Ass. Laboratorium, 3 orang Ass. Pengolahan, 1 orang Ass. Teknik, 1 orang Ass. Tata Usaha dan Karyawan Pelaksana sebanyak 196 orang yang terdiri dari :

Kantor Tata Usaha/Personalia: 11 orang Pengolahan

: 96 orang

Laboratorium

: 12 orang

Kantor APK

: 8 orang

Sortasi

: 13 orang Teknik Umum

: 20 orang Teknik Listrik

: 6 orang Program CMMS

: 1 orang Teknik Traksi

: 11 orang Admi Produksi

: 6 orang Hansip / Keamanan

: 12 orang

BAB III

BAHAN BAKU

3.1. Bahan Baku

3.1.1. Tandan Buah Segar

Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit yang disebut bahan mentah adalah buah kelapa sawit disebut Tandan Buah Segar ( TBS ). Buah terdiri dari unsur unsur daging buah (mesocarp), serabut (fibers), cangkang (shell), dan inti (kernel).

Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guinensis jacq.) merupakan tumbuhan tropis golongan palma yang termasuk tanaman tahunan, terdiri dari beberapa jenis yaitu :

a. Dura : cangkang tebal berukuran 2-8 mm, mesocarp tipis dan presentase terhadap buah adalah 35-50%, ekstrasi minyak rendah yaitu 17-18%, inti besar dan bijinya tidak dikelilingi sarabut.

b. Tenera : cangkang tipis berukuran 0,5-4 mm, persentase mesocarp dengan buah adalah 60-90%, mempunyai cincin serat dikelilingi biji, jumlah tandan relatif lebih banyak meskipun berat rata-rata relatif lebih kecil, eksrasi minyak lbih tinggi yaitu 22-24%.

c. Pisifera : tidak mempunyai cangkang, mempunyai cicin serat yang tebal disekeliling kenel yang berukuran kecil.

Tabel.3.1.Spesifikasi Fraksi TBS

FraksiDerajat

kematangan panenKriteriaKomposisi panen ideal

00Mentah sekaliBrondolan 0Tidak boleh ada

0Mentah0 12,5 %Tidak boleh ada

1Kurang Matang12,5 25 %Max 20 %

2Matang I25 50%Max 68%

3Matang II50 75 %Max 68%

4Lewat matang75 100 %Max 12%

5Lewat matangBuah dalam ikud membrondolMax 12%

Kriteria memanen tandan kelapa sawit tergantung pada produksi akhir. Kriteria yang lazim dipakai dalam kematangan tandan kelapa sawit untuk panen adalah jumlah brondolan yang lepas dari tandannya. Panen kelapa sawit didasarkan pada saat keadaan minyak mesocarp mencapai maksimum dan kandungan asam lemak minimum yaitu pada saat buah mencapai tingkat kematangan.

3.1.2 Komposisi Minyak Kelapa Sawit

Kelapa sawit mengandung sekitar 80 % pericarp (lapisan serat daging) dan 20% buah yang dilapisi kulit yang tipis. Minyak kelapa sawit dan minyak inti kelapa sawit mempunyai komposisi yang tetap, Rata rata komposisi asam lemak bebas minyak kelapa sawit dapat dilihat pada table 3.2.

Tabel.3.2. Komposisi Asam Lemak Bebas Minyak Kelapa Sawit

NoAsam LemakRumus MolekulMinyak Sawit

(%)beratMinyak Inti

(%)berat

1KaproatC6H12O2-3 7

2KapliratC8H16O2-3 4

3LauratC12H24O2-46 52

4MeristatC14H28O21,1 2,514 17

5PalmitatC16H32O240 466,5 9

6StearatC18H36O23,6 4,712 2,5

7OleatC18H34O239 4513 15

8LenoleatC18H32O27 - 110,5 2

Dari tabel dapat dilihat bahwa minyak sawit banyak mengandung asam palmitat dan asam oleat , sedangkan kadar minyak inti sawit mengandung asam laurat.

Tabel.3.3. Hubungan Kematangan Buah dengan Rendemen Minyak dan ALB

Kematangan PanenRendemen Minyak (%)Kadar ALB (%)

Buah Mentah14 181,6 2,8

Buah Agak Mentah19 251,7 3,3

Buah Matang24 301,8 3,3

Buah Lewat Matang28 313,6 6,1

3.2. Sumber Bahan Baku PSMKI

Sumber bahan baku (TBS) yang masuk ke Pabrik Kelapa Sawit Sei Mangkei berasal dari :1. Kebun seinduk yang terdiri dari :

a. Kebun Dusun Hulu

b. Kebun Bangun

c. Kebun Gunung Para

d. Kebun Rambutan

e. Kebun Pamela

f. Kebun Manako

g. Kebun Sei Dadap2. Kebun pihak ke III terdiri dari :

a. UD. Bentasil

b. CV. Ramayana S

c. CV. Longgur Mananggei

d. UD. Gintar

e. CV. Sama Suka

f. UD. Sawit Mahdani

g. CV. Grahita Puri

h. UD. Lastari

i. UD. Makmur Jaya

BAB IV

PROSES PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

Pengolahan Tandan Buah Segar (TBS) di Pabrik Kelapa Sawit dimaksudkan untuk memperoleh minyak sawit (Crude Palm Oil) dari daging buah (mesocarp) dan inti sawit (kernel) dari biji (nut). Untuk mendapat kualitas atau mutu minyak yang baik bermula dari lapangan, sedangkan proses pengolahan di pabrik hanya dapat menekan sekecil mungkin perubahan/penurunan kualitas dan kehilangan (lossis) selama proses. Mutu dan rendemen hasil olah sangat dipengaruhi oleh fraksi panen (derajat kematangan), kegiatan pengutipan brondolan dan perlakuan di pabrik akan menentukan kuantitas dan kualitas minyak yang dihasilkan.

Pada prinsipnya proses pengolahan TBS menjadi CPO dan inti sawit dapat dibagi dalam beberapa stasiun yaitu :a. Stasiun Penerimaan Buah

b. Stasiun Rebusan ( Sterilizer )

c. Stasiun Penebah ( Theressing )

d. Stasiun Kempa ( Presssing )

e. Stasiun Klarifikasi ( Clarification )

f. Stasiun Kernel Plant

g. Stasiun Pembangkit Uap ( Boiler )

h. Stasiun Pembangkit Tenaga ( Power Plant )

i. Stasiun Pengolahan Air ( Water Treatment )

j. Stasiun Kolam Limbah ( Effluent Treatment )\

4.1. Stasiun Penerimaan Buah

4.1.1. Jembatan Timbang

Timbangan adalah alat ukur yang berfungsi menimbang / mengetahui jumlah TBS yang akan masuk, mengetahui jumlah hasil produksi ( CPO dan Kernel ). Penimbangan dilakukan untuk mengetahui berat bruto, berat tara dan berat netto TBS dari setiap kebun yang akan diolah di PKS Sei Mangkei menggunakan satu timbangan digital. Semua pencatatan untuk penerimaan TBS dicatat dalam kertas PB25, sedangkan untuk Crude Palm Oil ( CPO ) dan inti dicatat dalam lock book tersendiri.

Proses penimbangan dengan menggunakan jembatan timbang ini menggunakan system elektronik yang terdiri dari jembatan timbang dan ruang timbang. Ruang timbang dilengkapi indicator dan computer yang digunakan operator untuk mengoperasikan jembatan timbang.

Di dalam pengoperasian jembatan timbang beberapa hal perlu diperhatikan adalah sebagai berikut :

1. Mengaktifkan computer timbangan dan indicator sesuai password masing masing operator dengan indicator menunjukkan angka Nol pada beban kosong

2. Truk boleh masuk ke timbangan dengan posisi center ntuk selanjutnya dilakukan penimbangan pertama

3. Setelah pembongkaran TBS dilakukan proses penimbangan kedua untuk diperoleh berat netto.

Setelah akhir penimbangan /timbangan tutup,operator mematikan seluruh peralatan yang ada pada timbangan.

Gambar 1. Jembatan Timbangan dan Proses Penimbangan

4.1.2 Sortasi TBS

Sortasi adalah Tempat untuk penimbunan TBS sementara atau sebagai tempat untuk menilai mutu panen dilaksanakan terhadap setiap kebun yang mengolah buah di pabrik. Mutu dan rendemen hasil olah sangat dipengaruhi oleh mutu tandan dan mutu panen. Sortasi TBS merupakan kegiatan menilai mutu panen setiap kebun yang memasok buah ke pabrik. Kriteria matang panen sangat menentukan dalam pencapaian rendemen minyak dan inti sawit.Buah dari Kebun seinduk, jika saat sortasi ditemukan buah mentah, buah busuk,dan buah sakit serta sampah maka dilakukan pemotongan berat timbangan atau dikenakan pinalti sebesar :

Penalti = [Jumlah Tros buah (mentah/sakit/busuk) x berat Tros rata - rata] + [berat sampah]

Jenis TBS yang diterima pada umumnya adalah jenis Tenera dan kualitas TBS di PSMKI ditentukan berdasarkan fraksi fraksi yang dibedakan atas fraksi 00, fraksi 0, fraksi 1, fraksi 2, Fraksi 3, fraksi 4 dan 5,brondolan tangki panjang 2,5 cm, buah, sampah, tandan kosong,dan buah sakit, kemudian dihitung persantasenya,

Norma norma sortasi TBS di PSMKI sebagai berikut :

1. Pembelian TBS dari Pihak ketiga

Tabel 4.1. Norma mutu kematangan TBS di PTPN III Sei Mangkei

FraksiKematanganBuah Luar MembrondolKomposisi

Panen Ideal

Fraksi 00Sangat MentahTidak adaTidak boleh ada

Fraksi 0Mentah0 12 %Tidak boleh ada

Fraksi 1Kurang Matang12,5 25%Mak 20%

Fraksi 2 & 3Matang25.0 75 %Mak 68 %

Fraksi 4 & 5Lewat Matang75,0 100 %Mak 12 %

Brondolan--> 8%

Kotoran-Tidak boleh ada

TBS tangkai panjang > 2,5 cm-Tidak boleh ada

Buah busuk-Tidak boleh ada

Buah sakit-Tidak boleh ada

Kriteria mutu didalam sortasi yang dikenakan pinalti apabila terdapat :

a. Kotoran berupa sampah,tanah,pasir, dll

b. Panjang tangkai TBS melebihi 2,5 cm

c. Buah busuk dan buah sakit

Gambar 2. Stasiun Sortasi

4.1.2. Loading Ramp

Loading Ramp merupakan tempat penampungan sementara buag sebelum diproses. Setelah melalui proses sortasi, TBS dikumpulkan di loading ramp, kemudian dimasukkan kedalam lori untuk proses berikutnya. Sistem pemasukan buah ke dalam lori dengan menggunakan hidrolik melalaui pintu loading ramp, masing masing pintu digerakkan dengan menggunakan elektro motor.

Gambar 3. Loading Ramp

Gambar 4. Proses di Loading Ramp

Lori Rebusan berfungsi untuk menampung TBS yang berasal dari loading ramp sekaligus sebagai tempat perebusan buah di dalam ketel rebusan. Lori dibuat dari besi,plat yang pada bagian dasar atau dinding kiri kanan di lubangi ( diameter lubang 10mm ) agar penetrasi steam ke dalam buah dan penguapan/ pembuangan air dari dalam buah lebih efektif.

Akibat dari pengisian lori yang terlalu penuh :

1. penyumbatan saringan pipa kondensat

2. lori jatuh dalam rebusan

3. kerugian uap ( steam )

4. kerugian alat ( packing, bodi rebusan )

5. kerugian minyak pada air kondensat rebusan

6. packing pintu tergesek buahKendala yang selalu terjadi dalam pengoperasian lori adalah lori jatuh, maka untuk menghindari hal tersebut maka perlu diperhatikan :

1. bearing / bushing dilumati setiap hari

2. baut baut pengikat tetap kuat

3. gandengan lori tetap berfungsi dengan baik

4. kaitan harus selalu pada tempatnya

5. menempatkan keranjang tepat pada dudukannyaDalam hal lori jatuh dapat diambil tindakan penanggulangan sebagai berikut :

Tempatkan kembali lori rebusan pada rel dengan bantuan dongkrak atau pengungkit yang ada.

Bila hal tersebut tidak memungkinkan dilakuakan, kosongkan lori kemudian dipindahkan.

Gambar 5. Lori kapasitas 30 ton/jam dan 45 ton/jam

Sistem transfer lori digunakan untuk menfasilitasi gerakan lori mulai dari daerah loading ramp sampai ke stasiun sterilizer. Peralatan yang digunakan pada umumnya adalah transfer carriage dan capstan. Lori tersebut ditarik oleh capstand mengunakan tali manila yang dihubungkan pada bollard. Dry transfer carriage merupakan transfer carriage yang membawa lori ke jalur perebusan dan wet transfer carriage merupakan transfer carriage yang membawa lori dari jalur perebusan ke jalur trippler.

Gambar 6 : Capstand dan Transfer Carriage

Berbeda dengan pabrik kapasitas 30 ton/jam, pada pabrik kapasitas 45 ton/jam, lori tidak berada dibawah bays loading ramp. Sebelumnya, TBS dari loading ramp jatuh dan dibawa melalui scrapper conveyor menuju lori sebelum masuk ke perebusan.

Gambar 7. Scrapper Conveyor

Selain itu, PKS 45 ton mempunyai sistem transfer yang digerakkan secara otomatis tanpa menggunakan capstand. Perlakuannya adalah lori tersebut didorong masuk ke dalam sterilizer menggunakan Indexer dengan sistem hydroulic. Indexer merupakan alat (hydroulic) yang juga bergerak dengan sistem otomatis di bawah pengawasan operator. Jumlah indexer ada 10 unit, 2 diantaranya terdapat pada transfer cairiage baik pada dry transfer cairiage maupun wet transfer cairiage.

Gambar 8. Indexer

4.2. Stasiun Sterilizer (Rebusan)

Sterilizer adalah bejana uap bertekanan yang digunakan untuk merebus TBS dengan uap (steam). Steam yang digunakan adalah uap basah (saturated steam) dengan tekanan 2,8 - 3,0 Kg/cm2 dan suhu 135 - 140oC yang diinjeksi dari Back Pressure Vessel (BPV) untuk mencapai suatu kondisi tertentu pada buah yang dapat digunakan untuk pencapaian tujuan proses berikutnya.

Gambar 9 : Sterilizer pada kapasitas 30 ton/jam dan 45 ton/jam

Tujuan Perebusan adalah :

Mematikan enzim enzim untuk mencegah berlanjutnya proses kenaikan asam lemak bebas (ALB). Memudakan brondolan lepas dari tandan. Melunatkan daging buah agar mudah dilumat dalam digester. Meminimumkan biji pecah, mengurangi kadar air buah. Memudahkan inti lepas dari cangkang.Untuk perebusan yang baik dilaksanakan dengan kondisi operasi sebagai berikut :

Tekanan uap 2,8 3,0 kg / cm2

Waktu perebusan 80 90 menit, sedangkan untuk siklus perebusan adalah 110 menit.

Perebusan dilakukan dengan sistem tiga puncak yaitu :

Puncak 1 = 1,0 kg / cm2 selama 12 menit

Puncak 2 = 2,0 kg / cm2 selama 24 menit

Puncak 3 = 2,8 3,0 kg / cm2 selama 90 menit

Gambar 10. Kurva Perebusan Tiga PuncakSistem perebusan triple peak (tiga puncak) sebagai berikut :

1. Persiapan perebusanSetelah Lori dimasukkan ke dalam Sterilizer, pintu ditutup, kemudian kran inlet steam, exhaust, dan kondensat ditutup.

2. Deaerasi

Inlet steam dan kran kondensat dibuka untuk membuang udara yang ada di dalam Sterilizer selama 3 - 5 menit.

3. Puncak I

Kran kondensat dan exhaust ditutup kemudian inlet steam dibuka sampai mencapai tekanan 1,0 Kg / cm2. Setelah tekanan tercapai, kran inlet steam ditutup sedangkan kran kondensat dibuka hingga tekanan mencapai 0 Kg / cm2.

4. Puncak II

Kran kondensat ditutup dan kran inlet steam dibuka hingga mencapai tekanan 2,0 Kg / cm2. Setelah mencapai tekanan 2,0 Kg / cm2 kran inlet steam ditutup sedangkan kran kondensat dibuka hingga mencapai tekanan 0,5 Kg / cm2.

5. Puncak III

Kran kondensat ditutup dan kran inlet steam dibuka hingga mencapai tekanan 2,8 - 3,0 Kg / cm2. Setelah mencapai tekanan tersebut, semua kran ditutup dan ditahan selama 45 menit, kemudian kran exhaust dibuka dan setelah mencapai tekanan 1,0 Kg / cm2, kran kondensat dibuka hingga mencapai tekanan 0 Kg / cm2.

6. Akhir prosesPintu Sterilizer dibuka dan lori dikeluarkan dengan menggunakan bantuan Capstand dan tali manila untuk proses lanjutan.

Perebusan yang kurang matang akan menimbulkan :

Brondolan sukar lepas dari tandan, atau sering disebut sebagai unstripped bunch ( USB ) dan unstripped fruit ( USF ). Kehilangan brondolan dan minyak di janjangan kosong akan naik,

Buah yang kurang matang memerlukan perebusan ulang,

Pengepresan lebih sulit.

Perebusan yang terlalu lama juga akan menimbulkan :

Merusak buah menjadi memar, kerugian minyak terikut air rebusan (kondensat )

Mutu minyak dan inti rendah.

Efektifitas perebusan dapat dilihat dari :

Un stripped bunch

Oil losis pada kondensat

Oil losis pada tandan kosong.

Pembuangan udara dari Sterilizer

Udara merupakan penghantar panas yang lambat sehingga akan menurunkan tekanan di dalam perebusan, maka udara yang ada di dalam bejana sterilizer harus di buang dengan cara pengusiran oleh uap, cara tersebut disebut Dearasi.

Dearasi dilakukan selain untuk pembuangan udara di dalam sterilizer juga untuk pengusiran udara yang berada di dalam TBS melalui penetrasi panas steam ke dalam jaringan buah atau difusi. Dearasi di laksanakan saat di mulainya perebusan TBS dengan cara memasukkan uap dari bagian atas bejana rebusan dan memgeluarankan dari dasar bejana. Steam dimasukkan dari bagian atas perebusan melalui pipa masukkan yang dilengkapi dengan steam distributor dengan maksud agar penyebaran tekanan steam merata di semua bagian.

Pembuangan Kondensat

Pada proses perebusan, steam yang digunakan akan terkondensasi menjadi kondensat yang terkumpul dibagian dasar sterilizer. Kondensat dibuang melalui dasar bejana yang pembuanagannya dikontrol dengan kran otomatic.

Kondensat ini harus dibuang, karena :

Air kondensat yang tidak dibuang dapat menggenangi buat yang direbus shingga minyak akan terikut dalam air kondenser. Air kondensat bersifat korosif sehingga akan mempercepat ke ausan pada linear, dish end dan bagian pintu sterilizer. Air yang terakumulasi akan mengabsorbsi panas dari steam sehingga panas dari steam akan berkurang.4.3. Stasiun Penebah (Thressing)

4.3.1 Hoisting Crane dan Tippler

Hoisting Crane adalah alat untuk mengangkat dan menurunkan lori serta menuangkan isi lori ke Automatic Feeder. PKS Sei Mangkei memiliki 2 Unit Hoisting Crane ( deret angkat ) untuk yang 30 ton/jam dengan kapasitas 6 Ton /unit.

Berbeda dengan PKS 45 ton/jam, pada pabrik ini tidak menggunakan hoisting crane, melainkan menggunakan Tippler yang berfungsi untuk menuangkan isi lori (buah hasil perebusan) ke dalam chute sebelum ditransfer ke thresser melalui transfer chain conveyor, kapasitas lori 15 Ton/unit

Gambar 11. Hoisting Crane

Gambar 12. Tippler

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengoperasian Hoisting Crane, antara lain :

1. Kontinuitas pengumpanan.

2. Ketebalan lapisan buah pada Bunch Feeder.3. Pengangkatan Lori, penuangan ke Bunch Feeder dan perletakan kembali Lori ke rel.

Sebelum Hoisting Crane dioperasikan harus dilakukan pengecekan terlebih dahulu terhadap kondisi wire rope dan link chain. Kapasitas masing-masing adalah 5 ton.

4.3.2 Automatic Feeder Berfungsi sebagai pengumpan tandan buah yang sudah direbus kedalam drum threser. Sistem penggerak automatic feeder adalah dengan menggunakan rantai atau sprocket yang dihubungkan dengan gearbox dan elektro motor. Di PKS Sei Mangkei terdapat dua unit automatic feeder.Adapun hal hal yang perlu diperhatikan disaat alat beroperasi antara lain :1. Kecepatan dari pengumpanan harus diatur, sehingga proses pemipilan brondolan di threseher bisa sempurna.2. Jumlah TBS di hopper tidak boleh melebihi kapasitas, sehingga jumlah buat yang masuk tidak memberatkan proses di threseher.3. Ketinggian tumpukan di automatic feeder.4. Pengoperasian hoisting crane.

Gambar 13. Automatic Feeder

4.3.3. Threser

fungsinya adalah sebagai pemisah antara berondolan dengan janjangan kosong pada empty buch conveyor. Proses pelepasan atau perontokan buah akibat adanya bantingan pada stripper drum yang berputar 23 rpm. Tersedia 2 unit Striper Drum untuk melepaskan brondolan TBS matang dari janjangan kapasitas 30 ton,kapasitas 45 ton Striper Drum 3 unit. Beberapa yang perlu diperhatikan :

Pengarah ( dengan kemiringan yang baik 15 25o )

Sewaktu berputar tandan bauh dalam penebah harus mencapai ketinggian maksimal sebelum jatuh.

Pengaturan buah yang masuk ke dalam penebah disesuaikan dengan kapasitas alat, sehingga tidak terjadi kelebihan kapasitas.

Faktor faktor yang mempengaruhi dalam pengumpanan adalah :

Kecepatan auto feeder, jangan terlalu cepat karena akan menimbulkan penumpukan pada stripper drum sehingga proses pembantingan tidak sempurna.

Ketinggian auto feeder, jangan terlalu menumpuk sehingga akan mengakibatkan pembantingan buah tidak sempurna.

Pengoperasian hosting crane

Gambar 14. Thresher

Hal-hal yang menyebabkan hasil pembrondolan kurang sempurna, antara lain :

1.Tandan buah kurang masak dalam perebusan.

2.Susunan brondolan dalam tandan sangat rapat dan padat sehingga uap tidak dapat mencapai bagian dalam tandan.

3.Pengeluaran udara (isolator panas) kurang sempurna dalam Sterilizer.

Efektivitas Stasiun Thresher dapat dilihat dari :

USF (Unstrip Fruit), yaitu berondolan yang sudah lepas dari spiklet tetapi tidak mau keluar dari tandan (max. 0,7%).

Oil losses pada janjangan kosong (1,5 - 1,8%).

4.3.4. Empty Bunch Conveyor & Empty Bunch Hopper

Janjangan kosong akan terdorong keluar dari Stripper Drum ke Horizontal Empty Bunch, kemudian ke Inclined Empty Bunch untuk selanjutnya dibawa ke Bunch Hopper sebagai penampungan sebelum dibawa ke lapangan. Janjangan kosong dapat digunakan sebagai mulsa (pupuk) di Kebun.

Gambar 15. Horizontal Empty Bunch

Gambar 16. Inclined Empty Bunch

Gambar 17. Bunch Hopper

4.3.5. Conveyor Under Thresher, Bottom Cross Fruit Conveyor dan Fruit ElevatorBrondolan yang telah lepas dari janjangannya keluar dari Stripper Drum melalui kisi-kisi, kemudian masuk Conveyor Under Thresher ke Bottom Cross Fruit Conveyor. Dari Bottom Cross Fruit Conveyor dituang ke Fruit Elevator, selanjutnya dinaikkan ke Top Fruit Cross Conveyor kemudian didistribusikan oleh Fruit Distributing Conveyor ke masing-masing Digester

Gamnbar 18. Con. Under Threser

Gambar 19. Bottom Cross Fruit Conveyor

Gambar 20. Fruit Elevator

4.3.6. Top Fruit Cross Conveyor dan Fruit Distributing Conveyor

Fruit Distributing Conveyor berfungsi penghantar brondolan dari Top Fruit Cross Conveyor sekaligus mendistribusikan brondolan ke dalam Digester yang dioperasikan.Faktor-faktor yang mempengaruhi kerja Fruit Distributing Conveyor, antara lain :

1. Jumlah Digester dan Screw Press yang dipakai.

2. Banyaknya feeding.3. Jarak antara diameter Screw dengan dinding.

4. Pelumasan Hanger Bearing.

Gambar 21. Flow Process pada Stasiun Thresher

4.4. Stasiun Kempa ( Pressing Station )Pengepresan atau pengempaan minyak merupakan proses pertama pengambilan minyak sawit di PKS. Proses pengepresan akan lebih mudah dan hasilnya akan lebih sempurna bila perebusan sempurna dan tingkat kematangannya normal. Buah sawit yang sudah direbus dan diaduk, dilumatkan dan dicacah dalam digester, kemudian dengan pengepresan ( pengempaan ) dalam screw press maka minyak sawit akan terpisah dari ampas / serabut ( fibre ) dan biji ( nut ).

a. Pengadukan ( Digester )

Digester adalah ketel tegak yang mempunyai dinding rangkap, as pemutar yang dilengkapi dengan pisau-pisau pengaduk. Jumlah pisau pengaduk dalam 1 Unit Digester terdiri dari 4 pasang pisau pengaduk yang bertingkat dan 1 pasang pisau pelempar, pisau bagian atas digunakan untuk mengaduk / melumat, 2 tingkat pisau bagian bawah dipakai untuk pedorong massa keluar ketel adukan.Letak pisau-pisau ini dibuat bersilangan antara pasangan yang satu dengan yang lain agar daya adukan cukup besar dan sempurna. Untuk start up awal Digester diisi kemudian diputar selama 15 - 20 menit selanjutnya line press dibuka.

Brondolan buah yang telah rontok pada proses thresher, selanjutnya dimasukkan ke dalam digester ( alat pengaduk ). Di dalam alat pengaduk brondolan dilumatakan dengan pisau pengaduk yang berputar sambil dipanaskan. Proses pengadukan berlangsung akibat adanya gesekan antar pisau dengan brondolan dan adanya tekanan gaya berat dari brondolan yang berisi penuh dalam alat pengaduk. Tujuan pengadukan adalah mendapatkan massa yang homogen. Agar mudah diproses dalam pengepressan.

Pengadukan yang baik dilaksanakan dengan kondisi :

Ketel adukan berisi 3/ 4 dari kapasitas penuh digester Suhu 90 95oC

Waktu pengadukan 90 menit

Jika kondisi ini tidak tercapai maka buah tersebut akan sulit untuk dipress dan akibatnya akan terjadi kehilangan minyak pada ampas yang di press dalam jumlah yang tinggi.

Gambar 22. Digester

Fungsi Digester, antara lain untuk :

1. Melumatkan daging buah.

2. Memisahkan daging buah dengan biji.

3. Mempersiapkan Feeding Press.

4. Mempermudah proses di Press.5. Meniriskan minyak.

6. Mengurangi biji pecah dengan memperhatikan steam yang masuk.

7. Homoginize.

8. Memecahkan oil cell.

Faktor factor yang mempengaruhi kinerja digester adalah :

1. Kondisi pisau pengaduk Digester, jika aus segera diganti.

2. Level volume buah dalam Digester, minimal berisi dari volume Digester (pisau bagian atas tertutup oleh berondolan).

3. Temperatur, dijaga pada suhu 90 - 95 oC untuk mempermudah proses pemisahan minyak dengan air. Temperatur dalam Digester dipakai steam injection.

4. Kebersihan Bottom Plat.5. Kematangan buah yang sudah direbus.

6. Kecepatan putaran pengadukan, yaitu sebesar 26 rpm.

7. Kondisi plat siku penahan pada dinding Digester. Jumlah digester yang digunakan di PKS Sei Mangkei ada 8 unit, Digester masing-masing berkapasitas 3.200 liter untuk pelumatan TBS untuk kapasitas 30 ton, sedangkan kapasitas 45 ton berkapasitas 3.500 liter.

b. Pengepressan ( Screw Press )

Screw Press berfungsi untuk mengeluarkan minyak dari daging buah dengan cara pengepresan. Feeding dari Digester dialirkan ke Screw Press melalui Chute. Oleh tekanan Screw yang ditahan oleh Cone, daging buah diperas sehingga melalui lubang-lubang seicher minyak dipisahkan dari serabut dan biji.

Press yang digunakan di PKS Sei Mangkei berjumlah 8 unit dengan kapasitas 10 - 12 ton TBS / jam kapasitas 30 ton, sedangkan kapasitas 45 ton dengan kapasitas 15 - 17 Ton / jam. Tekanan cone yang digunakan pada press sebaiknya antara 30 - 40 ampere. Untuk memudahkan memisahkan dan mengalirkan minyak ditambahkan air suplesi ( air panas ) dengan temperature 90o 95o C sebanyak 15 20 % dari jumlah TBS yang diolah atau dapat juga dilakukan dengan menginjeksikan uap kedalam massa.

Faktor faktor yang mempengaruhi press :

Kondisi worm Screw Press Tekanan cone Kemasakan buah yang di rebus

Kebersihan pada press

Air delusi, yang berfungsi untuk mempermudah proses pemisahan minyak dan air. Jika air delusi terlalu sedikit, minyak yang dihasilkan lebih murni, tetapi lossis minyak tinggi. Temperatur air delusi harus dijaga 90 - 95 oC. Penambahan air delusi 15 - 20% dari TBS yang diolah (dilihat dari kondisi Feeding).Hal hal penting yang menjadi perhatian untuk efektivitas pengutipan minyak stasiun klarifikasi adalah penambahan air dilution dan harus dijaga untuk mendapatkan komposisi yang sebenarnya yakni 40 : 40 : 20 untuk minyak, air, dan NOS pada Cride Oil Tank (COT). Normal losis minyak dalam ampas pengepressan adalah 3,05 % - 3,7 %. Setelah dari screw press minyak dan fiber dipisahkan, minyak akan diteruskan ke stasiun klarifikasi sedangkan fiber dan nut di teruskan ke stasiun Kernel.

Gambar 23. Screw Press

Gambar 24. Flow Process Stasiun Press

4.5. Stasiun Pemurnian Minyak ( Clarification Station )

Minyak kasar (crude oil) yang keluar dari Screw Press masih mengandung kotoran, pasir, cairan dan benda kasar lainnya. Oleh karena itu harus dilakukan pemurnian untuk mengurangi kandungan yang tidak sesuai ketentuan norma. Stasiun pemurnian minyak berfungsi untuk memisahkan minyak dengan kotoran serta unsur yang mengurangi kualitas minyak dan mengupayakan agar kehilangan minyak seminimal mungkin. Proses pemisahan ini dimaksudkan untuk memisahkan minyak, air dan kotoran, seperti pasir dan lumpur dengan sistem sentrifius dan pengendapan.Pada proses ini akan banyak melibatakan mesin / alat dan tangki yang berguna untuk memisahkan minyak dengan sludge atau pemurnian minyak untuk menghasilkan minyak sawit mentah ( Crude Plam Oil ) yang sesuai dengan standar mutu. Sedangkan Lumpur yang bercampur dengan pasir ( Sludge ) akan dibuang ke kolam limbah. Minyak yang sudah disaring oleh vibrating screen ( saringan bergetar ) akan ditampung di crude oil tank. Alat atau mesin yang dilibatkan pada poses ini seperti : continous clarifier tank, oiltank, vacum dryer, oil height, buffer cpo tank, storage tank, sludge tank, dan sludge separator.

Pemurnian ini berlangsung secara bertahap dan berkesinambungan. Adapun tahap tahap dari proses pemurnian ( klarifikasi ) berdasarkan urutan prosesnya adalah sebagai berikut:

a. Untuk Pengolahan Minyak

1. Sand Tap Tank ( Tangki Pemisah )

Sand Trap Tank berfungsi untuk menangkap pasir. Adanya pasir mempengaruhi proses kerja di Low Speed Separator, karena dapat merusak nozzle dan piringan (disk).

Faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi kerja Sand Trap Tank, antara lain :

1. Temperatur

Temperatur pada Sand Trap Tank harus mencapai 90 - 95 oC dengan memakai steam injection, karena kalau terlalu dingin pada saat dilakukan blow down, maka NOS yang dikeluarkan akan terlihat sangat kental dan masih banyak mengandung minyak.

2. Blow down

Dilakukan minimal setiap 4 jam sekali dan pada saat blow down harus diperhatikan jangan sampai minyak terikut bersama NOS. PKS Sei Mangkei menggunakan 1 Unit Sand Trap Tank, kapasitas 10 m3, yang ujungnya berbentuk konus . Di dalam Sand Trap Tank terdapat sekat/buffle yang fungsinya untuk mengarahkan aliran minyak kasar ke dasar tangki sehingga memungkinkan pasir yang terdapat pada minyak kasar mengendap.2. Vibro Separator

Fungsinya adalah untuk menyaring crude oil dari serabut serabut yang dapat mengganggu proses pemurnian minyak. Vibro separator ada dua jenis yaitu single deck dan double deck. PKS Sei Mangkei menggunakan jenis double deck yang berjumlah 4 unit. Kotoran dari Vibro Separator selanjutnya dikirim lagi ke Bottom Cross Fruit Conveyor untuk diolah kembali di dalam Stasiun Press.

Gambar 29. Vibro Separator

3. Cruide Oil Tank ( COT )

Crude Oil Tank (COT) merupakan tangki penampung minyak kasar hasil saringan dari Vibro Separator untuk selanjutnya dikirim ke VCT.

Fungsinya adalah untuk :

Menurunkan NOS ( Non Oil Solid )

Menambah panas

Transit tank

Crude oil tank dilengkapi dengan steam oil untuk memanaskan campuran minyak yaitu dengan suhu 95oC. factor yang mempengaruhi kerja COT adalah temperature dan kondisi buffle. Jumlah COT yang ada di PKS Sei Mangkei adalah 2 unit.

Ukuran COT yaitu panjang 305 cm, lebar 155 cm, dan tinggi 142 cm dengan kapasitas 5 m3 pada kapasitas 30 ton / jam sedangkan 45 ton / jam dengan kapasitas 20 m3.4. Vertical Clarifier Tank ( VCT )

Vertical Clarifier Tank (VCT) berfungsi untuk memisahkan minyak, air, dan NOS secara gravitasi atau berdasarkan perbedaan berat jenis. Pemisahan antara minyak dan air dengan perbedaan berat jenis dan suhu yang baik untuk terjadinya pemisahan antara air dan minyak adalah antara 85o 95oC, dimana minyak akan selalu berada diatas karena berat jenis minyak < 1, sedangkan berat jenis air adalah 1.

Untuk efektifitas kerja VCT adalah dengan ketebalan minyak 60 cm dan baru dilakukan pengutipan melalui skimmer.

Faktor yang mempengaruhi kerja VCT adalah :

Temperature 85o 95oC

Air dilution

Stirer

Kualitas feeding

Blow down, dilakukan secara rutin

PKS Sei Mangkei menggunakan dua unit VCT 2 unit untuk kapasitas 30 Ton / jam 1 unit untuk kapasitas 45 Ton / jam.

Gambar 30. Vertical Clarifier Tank ( VCT )5. Oil Tank

Fungsi oil tank sebagai tempat transit minyak sebelum diolah di oil Furifier. Pada oil tank suhu harus dijaga pada suhu 95oC untuk mengurangi kadar air sehingga kerja oil furifier tidak terlalu berat. Untuk membuang kotoran yang terdapat pada bagian bawah oil tank harus dilakukan blow down setiap 3 jam.Faktor - faktor yang mempengruhi kerja oil tank :

Temperature berkisar antara 90 95oC

Kondisi tangki

Kondisi steam coil Blow downPKS Sei Mangkei menggunakan oil tank sebanyak 1 unit untuk kapasitas 30 Ton / jam dengan kapasitas 24 m3,sedangkan 45 Ton / jam memiliki 1 unit dengan kapasitas 2 m3 (2.0 m x 1.0 m x 1.0 m).

Gambar 31. Oil Tank6. Oil Fuifier

Fungsi oil furifier adalah untuk mengurangi NOS dan kadar air secara centrifugal. Efektifitas pemisahan dalam oil furifier dikendalikan oleh seal water dan gravity disk ( alva laval ) dan regulating ring ( west falia ). Pembukaan seal water dilakukan diawal proses dan saat beroperasinya kran seal water harus ditutup., karena jika terbuka maka kadar air akan meningkat. Gravity disk disesuaikan dengan mutu minyak yang akan dihasilkan. Pemilihan garavity disk terlalu banyak mengakibatkan minyak terlalu banyak mengikut ke drain.

Faktor - faktor yang mempengaruhi oil furifier adalah :

Kontrol valve feeding

Kondisi gear pump

Stainer

Rpm

Oil furifire yang digunakan PKS Sei Mangkei sebanyak 3 unit dengan kapasitas 5000 liter / jam untuk kapasitas 30 Ton / jam, sedangkan 45 Ton / jam memiliki 2 unit oil furifier dengan kapasitas 13.000 liter.7. Float Tank

Minyak yang telah dimurnikan secara otomatis di Oil Purifier, dipompakan ke Float Tank yang berfungsi untuk menjaga pengumpanan Vacum Dryer agar tetap vacum sehingga dapat bekerja optimal. PKS Sei Mangkei memiliki 1 unit Float Tank untuk 30 Ton / jam dengan kapasitas 0.06 m3 untuk kapasitas 45 Ton / jam tidak memakai Float Tank.

8. Vacum Dryer

Berfungsi untuk mengurangi kadar air dalam minyak hasil produksi.

Factor factor yang mempengaruhi kinerja vacuum dryer adalah :

Tekanan steam

Kebocoran kebocoran

Kuantitas dan kualitas feeding

Kondisi nozel

Kekurangan air pendingin

Tekanan vacuum yang kering, 760 mmhg

Gambar 32. Vacum Dryer 9. Storage Tank

Storage Tank berfungsi untuk menyimpan sementara minyak produksi yang dihasilkan sebelum dikirim ke pihak/tempat lain.

Gambar 33. Storage Tank

Hal-hal yang harus diperhatikan di Storage Tank antara lain :

1. Kebersihan tangki harus dibersihkan secara rutin.

2. Suhu dijaga pada 40 - 60 C.

3. Kondisi steam coil harus diperiksa secara rutin, karena kebocoran steam coil mengakibatkan kadar air pada CPO meningkat.

4. Jaga kinerja pompa pengisian.b. Untuk Pengolahan Sludge

Dari VCT sludge hasil endapan ( blow down ) akan dialirkan ke sludge tank. Sludge tersebut masih mengandung sekitar 8 % - 10 %. Untuk itu sludge diproses ulang dengan rangkaian alat sebagai berikut :1. Vibro Separaror

Fungsinya adalah untuk menyaring sludge yang berasal dari VCT untuk memisahkan serabut serabut yang dapat memisahkan proses selanjutnya. Jumlah sludge vibro separator di stasiun separator klarifikasi adalah 1 unit.

2. Sludge Tank

Fungsi dari sludge tank adalah sebagai tempat penampung sementara dari sludge sebelum diolah di sludge separator.

Faktor faktor yang mempengaruhi kinerja sludge tank adalah :

Kebersihan tangki

Blow down

Temperatur 90o 95oC

Kondisi umpan

Jumlah sludge tank yang ada di stasiun klarifikasi ada 2 unit kapasitas 30 Ton / jam memilki kapasitas 24 m3, sedangkan untuk kapasitas 45 Ton / jam memiliki 40 m3 ( D 3.500 mm x H 3.500 mm).

Gambar 23. Sludge Tank

3. Sand Cyclone

Berfungsi untuk menangkap pasir yang masih terkandung di dalam sludge, sehingga memudahkan proses berikutnya. Kinerja sand cyclone dapat diketahui dari selisih tekanan masuk dan tekanan keluar pada preasure gauge. Endapan pasir di dalam sand cyclone akan di blow down secara otomatis melalui sistem pneumatic dengan setting interval tertentu. Sand cyclone pada PKS Sei Mangkei ada dua unit,untuk kapasitas 30 Ton / jam dan 45 Ton / jam masing masing memiliki kapasitas 3000 liter / jam.

Terbuat dari aluminium dilengkapi dengan dua lubang yang ditutupi dengan kaca pada bagian depan dan belakang dengan diameter 9 m. Sludge hasil saringan sand cyclone akan dipompakan ke buffer tank dengan pompa dan digerakkan oleh electromotor.

4. Buffer Tank

Berfungsi seebagai penampung sludge sebelum didistribusikan ke sludge separator. Jumlah buffer tank yang ada di PKS Sei Mangkei ada 2 unit. Untuk kapasitas 30 Ton/jam memiliki kapasitas 9 m3 sedangkan 45 Ton/jam memiilki kapasitas 1 m x 1 m x 1 m. Tangki ini terletak diatas sludge separator. dengan kapasitas 9 m3. alat ini dilengkapi dengan steam injection.

Buffer tank memiliki tiga saluran pipa. Pipa I berada dibawah tangki untuk menyalurkan sludge kembali ke sludge tank. Pipa II berada ditengah tangki yang berfungsi menyalurkan sludge ke sludge sseparator, dan pipa III berada dibagian atas tangki berfungsi muntuk menjaga kelebihan sludge yang masuk untuk kembalikan ke sludge tank.

5. Low Speed Sparator

Minyak yang telah terkumpul di buffer tank selanjutnya akan dialirkan ke low speed.

Fungsinya adalah untuk mengutip kembali minyak yang ada di sludge dengan prinsip putaran rendah kearah sumbu vertical minyak akan terkumpul ditengah sedangkan kotoran akan tercampak keluar. Minyak yang terkumpul akan dialirkan ke reservoir yang kemudian dialirkan ke effluent treatment.

6. Sludge Drain Tank

Kadar minyak yang masih terkandung dari blow down tangki-tangki tersebut dipisahkan dengan cara memanfaatkan perbedaan berat jenis antara minyak, pasir dan NOS. Untuk mempercepat pemisahannya, temperatur harus dijaga pada suhu 90 - 95 C dengan cara steam injection dan penambahan air panas. Pengutipan minyak dilakukan menggunakan talang, minyak yang berada di bagian atas dialirkan menuju Sludge Fit Tank untuk dipompakan ke VCT. Sedangkan endapan/sludge dibuang ke parit menuju Fat-fit.

Sludge Drain Tank berfungsi sebagai tempat pengutipan minyak blow down dari :

1. VCT.

2. Sludge Tank.

3. Oil Tank.

4. Buffer Tank.

7. Sludge Fit Tank

Sludge Fit Tank digunakan untuk menampung hasil pengutipan minyak dari Low Speed Separator, Sludge Drain Tank dan blow down dari Storage Tank untuk dipompakan kembali ke VCT. Dengan kapasitas 1m3.8. Fat Fit

Hasil buangan dari Low Speed Separator serta blow down/back wash dari Unit klarifikasi dan dari air kondensat Sterilizer masih mengandung minyak, sehingga seluruhnya ditampung dan dialirkan ke Stasiun Fat-fit. Fat-fit difungsikan sebagai tempat proses pengutipan minyak terakhir sebelum di buang ke limbah. Dengan kapasitas 180 m3.

Untuk mendukung optimalisasi proses pengutipan minyak terakhir ini, Stasiun Fat-fit dilengkapi :

a. Sludge Recovery Tank

Sludge Recovery Tank, mengutip minyak dari buangan Unit klarifikasi. Sludge Recovery Tank terdiri dari empat sekat. Proses pengutipan minyak menggunakan prinsip bejana berhubungan dimana minyak yang berada pada bagian atas akan dikutip kembali melalui Skimmer.

b. Condencate Recovery Tank

Condencate Recovery Tank, mengutip minyak dari Condensate Fit yang berasal dari buangan air Condensate Sterilizer. Condencate Recovery Tank terbagi menjadi 6 sekat. Proses pengutipan minyak pada tangki ini sama dengan prinsip di Sludge Oil Recovery Tank.

c. Recovery Tank

Hasil pengutipan minyak dari Sludge Recovery Tank dan Condensate Recovery Tank ditampung sementara di Recovery Tank, untuk selanjutnya dialirkan ke Vibro Separator di klarifikasi untuk diolah kembali dan diblending melalui COT.

Flow Sheet Untuk Proses Pengolahan Sludge

Gambar 24. Oil Storage Tank4.6. Stasiun Pengolahan Biji ( Kernel Plant Station )

Proses pengolahan biji adalah proses pemisahan inti dengan cangkangnya. Adapun tahapan tahapan pengolahan biji adalah sebagai berikut :

1. Cake Beaker Conveyor ( CBC )

Berfungsi untuk memecah / mencacah gumpalan gumpalan press cake yang terdiri dari gumpalan serabut ( Fiber ) dan biji ( inti ) yang berasal dari screw press dan membawanya menuju ke depericarper sekaligus mengeringkan untuk memudahkan pemisahan serabut dan biji di vertical separating colum depericarper.

Faktor faktor yang mempengaruhi kinerja cake breaker conveyor adalah :

Kualitas dan kuantitas umpan

Cleareance pedal sebaiknya 15 20o Panjang CBC

Jumlah pedal2. Depericarper

Berfungsi untuk memisahkan antara nut dan fiber dan membawa fiber sebagai bahan bakar boiler. Faktor faktor yang mempengaruhi kinerja depericarper adalah sebagai berikut:

Kualitas umpan

Kondisi ducting

Adjustment dumper fan kolom

Rpm fan

Air lock pada fiber cyclone dan CBC

Kondisi fan

Kebersihan3. Nut Polishing Drum

Fungsi dari polishing drum adalah :

Membersihkan biji dari serabut yang masih melekat

Membawa nut dari depericarper ke nut transport

Memisahkan nut dari sampah

Memisahkan gradasi nut

Penghantar nut ke Conveyor nut mendatar

Faktor faktor yang mempengaruhi effektifitas polishing drun adalah :

Kondisi pelat pengarah

Diameter lubang penyaring

Kualitas dan kuntitas

Aliran udara

Kebersihan

Jumlah polishing drum yang ada di PKS Sei Mangkei adalah 2 unit dengan panjang dan diameter yang berbeda.

Gambar 25. Nut Polishing Drum

4. Nut Silo

Berfungsi sebagai tempat penyimpanan nut sementara sebelum diolah pada proses berikutnya. Kebersihan shaking grade pada nut silo harus diperhatikan karena mempengaruhi terhadap keluaran nut silo, agar nut silo yang terolah sesuai dengan FIFO (first in first out). Dengan kapasitas @30 m3 .5. Ripple Mill

Berfungsi untuk memecah nut dengan menjepit, sehingga cangkang terpisah dari inti. sehingga mudah untuk dipisahkan pada proses pemisahan di Separator. Alat ini terdiri dari rotor bar dan ripple bar atau ripple plate yang terbuat dari besi tuang. Kapasitas Ripple Mill umumnya 6.000 kg nut setiap jam.Faktor faktor yang mempengaruhi efisiensi pemecah adalah :

Kualitas dan kuantitas umpan

Kondisi dari riple plate dan rotor bar

Rpm

Jarak antara cover dengan rotor

Jumlah roller barKualitas umpan dipengaruhi oleh :

Kekoplakan nut, jika nut koplak maka akan terhindar nut lekat pada cangkang

Jenis buah ( dura atau tenera )

Ukuran nut

Kadar air yang terkandung pada nutFaktor faktor yang mempengaruhi tingginya inti pecah yang keluar pada ripple mill adalah :

Cleareance antara ripple plate dengan rotor bar terlalu kecil

Umpan yang terlalu banyak

Nut terlalalu kering

Persentase nut pecah pada umpan terlalu besar

Gambar 26. Ripple Mill6.Granding Drum

Fungsi dari grading drum adalah :

Untuk menyaring nut utuh dan nut pecah yang berukuran besar yang dapat teriktut ke produksi untuk diolah

Mengurangi beban peralatan pada proses selanjutnya

Membagi Nut ke Kernel silo

Faktor - faktor yang mempengaruhi granding drum adalah :

Ukuran lubang maupun jumlahnya

Kualitas dan kuantitas umpan

Pengarah

Tuas pembersih

Rpm, diameter dan panjang drum

7. LTDS Double Stage ( LTDS I dan LTDS II )

Berfungsi untuk memisahkan inti, cangkang dan pecahan biji dengan sistem isapan udara dalam separating colum yang hampa udara. PKS Sei Mangkei memiliki 2 unit LTDS Double stage yang dipasang masing masing 1 unit pada line I dan 1 unit pada line II. LTDS Double terdiri dari :

Separating Colum

Ducting

Cyclone

Blower ( Fan )

Air Lock

LTDS I berfungsi untuk menarik cangkang sebanyak mungkin melalui fraksi berat, langsung masik ke shell hopper.

LTDS II berfungsi untuk menarik inti ke fraksi ringan sebanyak mungkin lansung masuk ke hydrocyclon.

8. Kernel Silo

Berfungsi sebagai penyimpanan kernel sementara. Dengan kapasitas 40 m3 1 UnitKernel Silo pada kapasitas 30 ton ada terdapat 3 unit.

Faktor faktor yang mempengaruhi kinerja kernel silo :

Temperature

Waktu

Kualitas dan kuantitas

Kondisi dan kebersihan heater

Steam supply, steam trap, striner

Kondisi blower fan

Kebersihan kisi kisi dalam silo

FIFO

Pada kernel silo ada 3 tingkatan tempratur yaitu :

Bagian atas : 70 C

Bagian tengah : 60 C

Bagian bawah : 50 C

Gambar 27. Kernel Silo4.7. Stasiun Water Treatment

Proses penjernihan air berfungsi untuk menjamin kualitas air sebelum digunakan agar memenuhi persyaratan yang ditentukan. Proses pegolahan air mencakup pengoperasian, penjerniahan, penyaringan, dan pelunakan.Proses pengolahan air menghasilkan air yang akan didistribusikan untuk :

Domestik air yang digunakan diluar kegiatan pabrik

Air proses yaitu air yang digunakan untuk kegiatan proses dan laboratorium

Air boiler yaitu air yang digunakan untuk boilerStasiun water treatment terdiri dari :

1. Water Tank

Pada tangki ini diberi larutan caustic soda ( NaOH ) yang berfungsi untuk menetralisir resin. Kapasitas water tank adalah 50m32. Penukar Kation

Berfungsi untuk menggantikan ion kation dari air menjadi ion hydrogen ( H+ ). Kapasitas dari ion pengganti ini adalah 40 ton / jam, apabila kation ini telah jenuh, maka penukaran ion ini akan diregenerasikan dengan asam sulfat ( H2SO4 ).

3. Penukaran Anion

Berfungsi untuk menggantikan ion anion menjadi ion ( OH- ). Kapasitas penukar dari ion ini adalah 40 ton / jam. Apabila esin anion jenuh maka anion ini harus diregenerasikan dengan natrium hidroksida ( NaOH ).4. Feed Tank

Feed tank berfungsi sebagai penampung air dari demin water tank sebelum dikirim ke boiler. Suhu air pada tangki ini harus dipanasi pada suhu 70 80oC sebelum dimasukkan ke derator.

5. Dearator

Dearator mempunyai perlengkapan yang berfungsi mengurangi oksigen dan gas yang melekat dari feed tank. Oksigen harus dihilangkan dai feed tank untuk mencegah proses korosi dalam boiler. Dari dearartor air umpan boiler dipompakan oleh pompa boiler kedalam drum boiler. Air yang masuk ke dearator dipanaskan sampai suhu 90 100oC. Pada saat dialirkan ke boiler ditambahkan dengan bahan kimia sebanyak 0,7 liter / jam.

Gambar 28 Kation dan Anion Tank4.8. Stasiun Boiler

Boiler memiliki peranan yang sangat penting dalam proses pengolahan di pabrik kelapa sawit. Dimana fungsi boiler adalah untuk menghasilkan steam dari pipa air boiler. Pipa air tersebut dipanaskan dengan mengalirkan udara panas dari hasil pembakaran di refractory yang menjadi dua yaitu :

Udara primer yaitu udara yang disuply dari rangka baker ( Grate ). Udara sekunde yaitu udara yang disuplai melalui corong masuk ke bahan baker.

Secara teori sejumlah bahan baker memerlukan udara agar pembakaran total tercapai. Udara berlebih sebaiknya dihindarkan karena hal ini akan mendinginkan tungku masak dan operasi boiler menjadi tidak efisien.sedangkan jumlah udara yang disuplai sebanyak teoritis, maka pembakaran akan sempurna.

Faktor faktor yang mempengaruhi kinerja boiler :

1. Pengisian bahan bakar

Bahan bakar diumpan melalui suatu corong umpan, udara digunakan untuk mendorong bahan bakar ke tungku masak. Udara ini bertujuan agar pembakaran lebih efisien.

2. Inlet bahan bakar, distribusi, jumlah, dan tingginya

Agar distribusi bahan bakar lancar disepanjang grate diperlukan paling tidak tiga inlet. Bahan bakar dihindarkan menumpuk di fire grate dengan inlet bahan bakar juga mempengaruhi efisiensi pembakaran, semakin tinggi akan membuat pengeringan bahan bakar.

3. Deesign Rangka bakar dan kebersihannya

Beberapa boiler yang memiliki lubang yang grate dan kipas FDF yang bertekanan tinggi. Ini membuat pancaran udara primer begitu kuat sehinggae dapat mengangkat bahan bakar sehingga pencampuran udara primer dengan bahan bakar kecil. Menggunakan cangkang yang berlebih akan membuat lubang grate tertutup oleh clean clincare ( kerk / karang ) tertutupnya lubang grate akan menghalangi udara primer dan akibatnya boiler tidak akan mampu mempertahankan tekanan. Daerah grate telah di design sedemikian rupa sehingg tersedia ruang cukup udara primer dan bahan bakar mengakibatkan pembakaran di dalam boiler menjadi efisien.

4. Udara Primer

Udara ini disuplai sebanding dengan bahan bakar yang disuplai, baik dengan menggunakan balance draft yang menggunakan kipas dorong ( FDF ) atau dengan pengisapan yang menggunakan kipas isap ( IDF ).

5. Udara Sekunder

Udara ini adalah bentuk over fire. Udara ini diinjeksikan kedalam dapur sekitar 12 inchi diatas rangka dapur dan setelah diatur maka suplainya akan tetap bertahan.

6. Draft Balance

Tekanan dapur dalam boiler harus vacuum, untuk mengetahuinya dari furnaice diusahakan tetap negative. Untuk membuat kevacuman ini, maka pengoperasian IDF dan FDF harus disesuaikan. Aliran udara hendaknya dikurangi yang pertama dilkukan adalah mengurangi setelan kipas FDF sebaliknya jika aliran udara hendak ditambah menaikkan stelan kipas FDF.

7. Draft Adjustment

Banyak boiler yang dioperasikan hanya dengan kipas IDF saja sedangkan FDF tidak digunakan. Draft adjustment diatur dengan menggunakan dumper IDF inlet. Untuk situasi pembersih abu dapur dapat digunakan untuk mengendalikan aliran udara, yaitu mengoperasikannya dengan cara penyetelan sliding. Pada umumnya boiler dilengkapi dengan perlengkapan sebagai berikut :

1. Keran pengaman

2. pengukur tekanan

3. Keran blow down

4. keran scum

5. Keran blow down header

6. fusible fluks

7. Air relese

8. Gelas Pendunga

9. Kotrol Level Feed water

10. keran dan fitting

11. soot blower

12. Pengukur Temperatur

Adapun tahapan tahapan start awal boiler adalh sebagai berikut :

1. Pemeriksaan kondisi air

2. Pemeriksaan kondisi akssesoris dan mounting

3. buka keran air vant, super heater, dan drum

4. hidupkan api

5. tunggu tekanan sampai mencapai 3 kg / cm2 lalu tutup air vent drum

6. Hidupkan air FDF dan air lock bahan bakar

7. tunggu tekanan sampai mencapai13 kg / cm2 dan atur dumper roaster

8. Hidupkan FDF dan secondary air fan saat tekanan mencapai 15 kg / cm29. periksa tekanan air

10. setelah tekanan mencapai 15 kg / cm2 maka buka keran induk

11. tutup superheater air fan dan lakukan blow down

Bagian bagian utama boiler ( boiler pipa air ) :

a. Ruang bakar

Ruang bakar adalah tempat diamana proses pembakaran berlangsung.

b. Force Dry Fan

Force dry fan berfungsi untuk menghembuskan udara dari bawah sehingga bahan bakar akan terbakar dengan sempurna dan nyala api akan merata keseluruh bagian.c. Secondary Fan

Secondary fan berfungsi membantu menghembuskan udara dan menghidupkan api dari samping.d. Fuel Feeder Fan

Fuel feeder fan befungsi menekan bahan bakar yang keluar dari pemdulum supaya langsung masuk kedalam ruang bakar.e. Upper Drum

Upper drum berfungsi menyalurkan uap ke superheater ( uap basah ), serta menyimpan dan mensuplai air keseluruh pipa. Dimana kapasitas normal air dalam drum adalah 3,38 6,67 ton.

f. Super Heater

Uap yag keluar dari upper drum belum merupakan uap jenuh dalam arti uap masih mengandung air dan bias merusak sudu sudu pada turbin. Jadi, tugas dari super heater adalah menghilangkan air yang terbawa oleh uap dan akan menghasilkan uap jenuh ( uap kering ) kemudian disalurkan ke turbin dan siap untuk menggerakkan turbin.

g. Pendulum

Pendulum berfungsi untuk mebagi atau menyebarkan bahan bakar supaya merata di dalam ruang bakar ( tidak terjadi penumpuakan bahan bakar ).h. Gelas Penduga

Gelas penduga berfungsi membaca level air pada super drum.i. Iduce Dry Fan

Induce dry berfugsi untuk menghisap debu hasil dari sisa pembakaran dan membuangnya keluar melalui chimney ( cerobong asap ).

Gambar 29. Boiler

4.9. Stasiun Power Plant

Dipabrik kelapa sawit power plant merupakan pusat pembangkit tenaga dan distribusi steam untuk proses pengolahan dan kebutuhan lainnya. Di stasiun power plant mempunyai 2 jenis pembangkit tenaga, yaitu:

1. Diesel Engine

Diesel engine diperlukan pada saat start awal proses dan juga pada saat tenaga yang dihasilkan turbin berkurang, maka genset diparalelkan dengan turbin. Genset juga diperlukan untuk menggatikan peran tubin pada saat pabrik tidak mengolah. PKS Sei Mangkei memilki 1 unit genset.

1 unit generator diesel dengan kapasitas 512 KVA yang digunakan untuk pabrik dan penerangan jalan pada malam hari ketika pabik tidak beroperasi.

Gambar 31. Diesel Engine2. Turbin

Proses kerja dari turbin uap :

Uap yang berasal dari ketel uap melalui pipa induk dialirkan ke turbin uap dan masuk ke dalam sudu sudu pada turbin uap yang kemudian menggerakkan rotor dan pada umumnya putaran turbin uap 5000 rpm.

Oleh roda gigi ( gear box ) putaran dari turbin diteruskan ke generator sessuai dengan yang diinginkan yaitu 1500 rpm dan dari putaran tersebut menghasilkan arus listrik.

PKS Sei Mangkei memiliki 2 unit turbin dengan kapasitas 800 Kw / unit. Tetapi yang beroperasi hanya satu kaena dalam pelaksanaannya 1 turbin saja sudah dapat menjalankan aktifitas pabrik.

2.1 Pengoperasian dan Perawatan Turbin Uap

1. Pengoperasian Turbin Uap

a. periksa minyak pelumas pada sight glass, bila kurang segera ditambahi hingga garis minyak berada pada posisi normal.b. periksa hand whell start harus pada posisi menutup dengan jalan memutar searah jarum jam.c. periksa semua katub katub buang harus terbuka agar air kondensat bisa keluar.

d. buka keran uap induk secara perlahan dan bertahap.

2. Menjalankan Steam Turbin

a. Buka keran steam masuk secara perlahan dan bertahan

b. Buka keran uap bekas yang terdapat diatas bejana uap ( steam vessel ) hinnga uap bekas nantinya dapat masuk dan ditampung pada bejana uap

c. Buka katup uap masuk secaa perlahan lahan dan tarik tuas untuk memulai putaran turbin lalu kunci katub untuk mempertahankan putaran turbin pada kecepatan turbin.

d. Operasikan turbin yang rendah ( 2000 rpm ) beberapa saat untuk pemanasan

e. Buka katub pengaman perlahan lahan dan naikkan putaran turbin sampai 500 pmf.

f. Bila tidak aa gejala abnormal, gangguan atau kerusakan pada turbin sampai 1000 rpm. Pada kondisi ini periksa setiap alt ukur, getaran dan temperature bantalan. Jika ditemui getaran getaran yang tidak normal dan kenaikan bantalan yang sangat tinggi, segera hentikan operasi turbin untuk pemeriksaan

g. Naikkan kecepatan turbin sampai 400 rpm, buka katun pengaman sepenuhnya

h. Naikkan kembali kecepatan kerja 1500rpm dengan tombol control motor pengatur sehingga alat ukur ini dapat bekerja secara otomatis

i. Tekan tombol posisi minyak pelumas pada posisi auto, sehingga pompa minyak pelumas hanya bekrja pada saat dibutuhkan

j. Secara bertahap turbin dapat diberi beban3. Menghentikan Turbin Secara Normal

a. putar tuas ( hand whell ) searah jarum jam

b. apabila tekanan minyak pelumas turun mencapai 0,5 kg / cm2 ( putaran turbin 400 rpm ), jalankan turbin oil pump pada kecepatan rendah hingga tekanan minyak pelumas naik kembali.

c. Biarkan turbo oil pump berjalan kembali 3 5 menit hingga temperature bearing turun dan kemudian stop

d. Tutup uap keran masuk dan keran uap bekas pada saluran (steam vessel )

e. Buka semua katub air kondensat

f. Tutup keran uap induk

Apabila terjadi gangguan ( kedaan emergency ), maka penyetopan turbin dilakukan dengan :

a. Tekan tombol emergency stop

b. Kemudian lakukan semua hal hal diatas4. Perawatan Turbin Uap

a. setiap 500 jam :

- bersihkan oil filter

- Periksa keadaan minyak pelumas, diafblas untuk membuang endapannya

- periksa kandungan air dalam minyak pelumas, bila ternyata mengandung banyak uap air segera cari penyebabnya dan mesin tidak boleh dijalankan

- periksa alat alat keamanan dan sesekali coba fungsikan

b. Setiap 10000 jam

- Buka gear box casing dan periksa bearing

- Buka dan periksa semua peralatan pengaman

Gambar 32. Turbin Uap4.10. Stasiun Pengolahan Limbah (Effluent Treatment)

Pada dasarnya pengolahan minyak kelapa sawit merupakan prosees untuk mendapatkan minyak dari buah kelapa sawit dengan proses perebusan, pemipilan, pelumatan, pengempaan, pemisahan minyak dalam sludge, pemurnian, pengeringan, dan penimbunan.

Limbah cair PKS diperoleh dari :

1. Air kondensat rebusan

2. Air Drap

3. Limbah cair dari stasiun Klarifikasi

Tahap-tahap pengolahan limbah adalah sebagai berikut :

1. Kolam Fat Fit

Sludge dari pabrik dialirkan melalui pipa saluran untuk ditampung kembali dalam fat fit. Penampungan ini bertujuan untuk mengutip minyak yang masih terdapat dalam fat fit antara 0,6-1,0% sludge, kemudian dialirkan ke deoling pond.

Gambar 33. Fat-fit2. Deoling Pond

Sludge dari fat fit masuk ke deoling pond. Deoling pond berfungsi untuk penampungan sementara seberlum di alirkan ke tower pendingin dan apabila pada deoling pond masih banyakminyak yang terikut, maka akan dilakukan pengutipan minyak dan selanjutnya sludge dialirkan ke dalam limbah melalui tower pendingin.

3. Tower Pendingin

Tower berfungsi membantu proses pendinginn sludge. Ketinggian tower kurang lebih lima meter dan mempunyai tingkatan yang memecah sludge sehingga membantu proses pendinginan. Suhu diturunkan menjadi 40-45oC agar bakteri mesophilic dapat berkembang dengan baik.

4. Sading Pond

Pada kolam ini, dimasukkan bakteri totamchi, kapur tohor,dan urea selanjutnya diinapkan lebih kurang 24 jam. Penambahan bakteri totamchi berfungsi untuk memakan minyak dan selulosa dan merubahnya menjadi sekam.

5. Kolam Anaerobik

Dari kolam sading pond limbah akan mengalir ke kolam anaerobic rpimer. Karena pH dari sading pond masih rendah, maka limbah harus dinetralisir dan mencampurkannya dengan limbah keluaran (pipa outlet) dari kolam anaerobic dengan cara resirkulasi pada hari masukan (inlet) kolam anaerobic. Bersamaan dengan ini bakteri dari sading pond dialirkan ke kolam anaerobic, bakteri methane (methaneogenic bacteria) akan merubah organic menjadi methane dan CO2. Kolam anaerobic sekunder dikatakan beroperasi dengan baik jika setiap saat nilai parameter utamanya berada pada tahapan pH 6-8.

6. Kolam Aerobik

Pada kolam ini telah tumbuh ganggang dan mikroba heterotopy, yang membentuk flocs. Hal ini merupakan proses penyediaan oksigen yang dibutuhkan oleh mikroba. Dalam kolam metode pengadaan oksigen dapat dilakukan secara alami dan atau menggunakan aerator. Dan selanjutnya dialirkan ke land application.

Spesifikasi limbah cair untuk aplikasi lahan :

BOD

= 3500 - 5000 mg/liter.

Minyak dan lemak

( 600 mg/liter.

pH

( 6.

Oleh karena itu limbah cair dari PKS, yang mempunyai spesifikasi sebagai berikut :

BOD

= 20.000 - 30.000 mg/liter.

COD

= 40.000 - 60.000 mg/liter.

Suspended solid

= 15.000 - 40.000 mg/liter.

Total solid

= 30.000 - 70.000 mg/liter.

Minyak dan lemak

= 5.000 - 12.000 mg/liter.

N-NH3

= 30 - 40 mg/liter.

Total N

= 500 - 80.000 mg/liter.

pH

= 4 - 5.

Temperatur

= 70 - 80 C.

Gambar 34. Effluent4.11. Spesifikasi Peralatan

Spesifikasi peralatan yang dipakai pabrik Kelapa Sawit PT. Perkebunan Nusantara III (Persero ) Sei Mangkei adalah :

4.11.1 Stasiun Penerimaan Tandan Buah Segar (TBS)

4.11.1.1 Jembatan Timbang ( Weigh Bridge)

Fungsi : untuk pengawasan pengolahan, rendemen,kapasitas olah

pabrik dan sekalian data untuk produksi tanaman.

Jumlah

: 1 unit

Jenis

: Hybrid

Merk

: Avery Berkel UK

Model

: 5100 DBC

Kapasitas

: 50 ton

Ketelitian

: 10 kg

Ukuran Platform: 12 m x 3 m x 12 mm

Piranti pendukung : Electric printer,shear beam load cell ( model : T203) dan

elektronil digital indicator ( model : L223).

4.11.1.2. Loading Ramp

Fungsi : sebagai tempat TBS sementara sebelum diolah dan untuk

memudahkan untuk memasukkan TBS ke lori rebusan. Jumlah : 4 unit Kapasitas: @125 ton untuk 30 ton, @450 ton untuk 45 ton terbagi 10 bays

(@1,25 ton)

Kemiringan : 450 dari bidang datar

Peranti pendukung: Pintu sorong vertical sistem hidrolik tiap bays

4.11.1.3. Lori Rebusan

Fungsi : sebagai tempat penampungan TBS yang akan direbus di

sterilizer.

Jumlah : 72 unit

Kapasitas : @3,5 ton untuk 30 ton, @15 ton untuk 45ton

4.11.1.4. Capstand

Fungsi : untuk menarik lori masuk dan keluar sterilizer.

Jumlah : 4 unit

Kapasitas : @21 ton

Kecepatan : 15m/menit 20 m/ menit.

4.11.1.5 Guide Bollard

Fungsi : sebagai penuntun lori mengikuti rail track

Jumlah : 6 unit

Kapasitas : @ 21 ton

Spesifikasi : diameter 330/180/375, tinggi 310 mm.

4.11.1.6 Rail Track

Fungsi : sebagai penuntun lori masuk dan keluar sterilizer

Jumlah : 5 jalur ( 3 jalur servis dan 2 jalur lori kosong)

Berat dan Ukuran : 12 Kg/m dengan potongan 70 mm x 68 mm x 37,5 mm

Jarak Kiri & kanan : 780 mm

4.11.1.7 Transfer Carriage

Fungsi : untuk memindahkan lori dari jalur satu ke yang lain

Jumlah : 4 Unit

Tipe : Bs4999 5000

Kapasitas : 3 lori untuk 30 ton, 1 lori untuk 45 ton

Kecepatan : 50 m/menit (cepat), 12,5 m/menit (sedang), dan 0,5m/menit (lambat).

Piranti pendukung : Joystick Controller, system hidrolik (Rexroth;tope UI-80-1x/G2/4M; dan operating preassure 100 bar) dan Elektromotor ( 4 Kw, 1500 rpm)

4.11.2 Stasiun Rebusan

4.11.2.1 Sterilizer

Fungsi: sebagai tempat dari perebusan TBS.

Jumlah: 5 unit

Kapasitas: 6 lori untuk 30 ton, 3 lori untuk 45 ton

Tekanan: 3,5 Kg/cm2.

Diameter luar: 2.700 mm

Piranti pendukung: 2 manometer (0 4 kg/cm2),manometer (0 -200 ,dan 1 unit automatic sterilizer controller (TM Automation dan Robotics)4.11.1.2.CantileverFungsi: sebagai jembatan untuk memasukkan lori ke sterilizer

Jumlah: 2 unit (di depan pintu-pintu rebusan)

4.11.2.3.Borders PenghubungFungsi: untuk melayani katup-katup rebusan.

Jumlah: 1 unit

4.11.2.4.Blowdown SilincerFungsi: untuk meredam uap buangan air kondensat

Jumlah: 3 unit

Spesifikasi: diameter 1200 mm,tinggi 5400 mm

4.11.2.5 Condensat PitFungsi: sebagai stasiun/sumur penampung kondensat.

Jumlah: 1 unit

Kapasitas: 10 m3.

Piranti Pendukung: Saklar permukaan otomatis dan pompa (Kapasitas @20 m3/jam; tinggi tekan 25 m)

4.11.2.6.Tabung Peredam UapFungsi

: untuk meredam uap buangan rebusan sehingga mengurangi suara bising.

Jumlah: 1 unit

4.11.3.Stasiun Penebah (Thresing Station )

4.11.3.1. Hoisting Crane/TipplerFungsi: untuk mengangkat lori dan menuangkan isi lori Bunch feeder dan menurunkan lori ke rel yang diinginkan.

Jumlah: 3 unit (MHE/DEMAG Monorail Crabs Derek)

Tipe: EL.2P625H8NI

Kapasitas angkat: @6 ton untuk 30 ton, @15 ton untuk 45 ton

Kecepatan angkat: 12,5/2,1 m/min

Ketinggian Maksimum angkat dari lori ke atas tingkat : 13,0 meter

4.11.3.2.Crane Catwalk

Fungsi: untuk borders atau jalan perawatan dari Derek angkat

Jumlah: 2 unit

Lebar: 600 mm

4.11.3.3. Automatic feederFungsi: untuk pengumpan threser yang mendorong/menghantarkan buah dari bunch hopper masuk ke striper drum.

Jumlah: 4 unit

Kapasitas: @30 ton TBS/jam

Jenis: conveyor scraper bar

Spesifikasi: tebal 6 mm,panjang 5860,dan 3300 mm.

Kecepatan scraper: 0 5 rpm (variable speed drive)

Piranti pelengkap: corong penampung buah (hopper)dengan lantai miring,borders berukuran 6485 mm x 5255mm,dan saklar pemutus arus listrik.

4.11.3.5. Conveyor janjangan Kosong

Fungsi: untuk membawa janjangan kosong dari threser ke penimbun sementara (Empty Bunch Hopper) janjangan kosong.

Jumlah: 1 set ( 1 konveyor mendatar digerakkan dengan geared motor 3 Kw x 11 Rpm dan 2 buah konveyor (1 miring digerakkan motor 5,5 Kw x 15 rpm 1 datar sebagai distribusi digerakkan motor 3 Kw x 11 rpm).

Jenis: scrapper bar

Kecepatan: 20 m/menit

Lebar: minimum 760 mm

4.11.3.6 Empty Bunch HopperFungsi: sebagai tempat janjangan kosong sementara sebelum dibawa ke lahan perkebunan untuk pupuk.

Jumlah : 1 unit

Panjang: 17500 mm(memiliki 5 kompartemen @ 3500 mm)

Piranti Pelengkap: pintu horizontal (di operasikan secara hidrolik)

4.11.3.7. Fruit Elevator

Fungsi: sebagai alat untuk mengangkut buah dari conveyor silang bawah ke conveyor silang atas,untuk kemudian dibawa ke conveyor pembagi.

Jumlah: 2 unit

Kapasitas: 35 ton TBS/jam

Ukuran timba: plat besi 4 mm bertulang dan plat samping 9 mm,lebar atas 220 mm (atas) dan 105 mm(bawah),(=305mm dan p = 525 mm).

Penggerak: Elektromotor 4,5 Kw x 15 rpm

4.11.3.8. Screw Conveyor

Fungsi: alat berbentuk uliran melintang masing-masing dipasang di bawah tresher dan di atas threser untuk membawa buah ke stasiun press

Jumlah: 2 unit

Spesifikasi: diameter 600,badan dari plat besi 6 mm dan di lapisi pelat aus 6 mm,poros pipa baja berdiameter dalam 75 mm,dilengkapi bantalan gantung di bagian tengah.

Penggerak: Elektromotor (4 Kw x 15 rpm).

Kapasitas: 35 ton TBS/jam

4.11.4. Stasiun Kempa (Press Station)

4.11.4.1. Distribution Conveyor

Fungsi: untuk membantu memasukkan dan membagi buah ke dalam digesterJumlah: 1 unit

Spesifikasi : diameter 600mm,dilapis plat aus 6 mm dengan poros pipa baja berdiameter dalam 75 mm dan bantalan gantung di bagian tengah.

Penggerak: Elektromoter 4 Kw x 35 rpm

Piranti pelengkap: coronng corong ke digester dengan pintu sorong dan corong lebih.

4.11.4.2. Recycling Screw ConveyorFungsi: sebagai uliran buah kembali.

Jumlah: 1 unit

Spesifikasi: diameter 600 mm,dilapis plat aus 6mm dengan poros pipa baja berdiameter dalam 75mm dan bantalan gantung di tengah.

Penggerak: geared motor 4 Kw x 15 rpm

4.11.4.3. DigesterFungsi: untuk mempersiapkan daging buah untuk pengempaan sehingga minyak dengan mudah dapat dipisahkan dari daging buah.

Jumlah: 8 unit

Merk: PT KESKO

Kapasitas: @3200 liter untuk 30 ton, @3.500 liter untuk 45 ton

Inner diameter:1200 mm

Tinggi container: 3000 mm

Isolasi: 50 mm tebal dan dilapisi 1,2 mm tebal plat aluminium

Sistem pemanasan : direrct injecktion (90-95 C)

Piranti pelengkap: thermometer (0-150C),jendela periksa,pengatur suhu otomatis,serta pengaduk oleh motor listrik 22 Kw/ 30 HP,1500 rpm.

4.11.4.4. Screw Press

Fungsi: untuk mengeluarkan minyak dari daging buah dengan cara diperas

Jumlah: 8 unit

Merk: LAJU

Kapasitas: 10 12 ton TBS/jam untuk 30 ton, 15 17 ton/jam untuk 45 ton

Piranti pelengkap : hydraulic power pack,suplessi air pemanas dengan flow meter,panel pengendali (dilengkapi v meter,A-meter dan counter meter),serta penggerak oleh motor listrik 22 Kw/30 HP, 4 pole, 1450 rpm/3 phase class F insulation.

4.11.4.5 Talang Minyak MentahFungsi : untuk menampung minyak hasil press untuk diolah di stasiun klarifikasi.

Jumlah

: 1 unit

Spesifikasi

: Terbuat dari plat stainless steel 304 (EN 58B) 3 mm, lebar 355

, tinggi 460 mm dimana 200 mm dibawah berbentuk segitiga.Piranti pelengkap : Pipa penyemprot air panas di ujung talang dengan pengatur otomatis

4.11.5.Stasiun Pemurnian Minyak (Klarifikasi)

4.11.5.1. Sand Trap Tank Fungsi : Untuk menangkap pasir hasil press Jumlah : 1 unit

Kapasitas: 10 m

Spesifikasi : Bentuk silindris tegak dan bagian bawah kerucut (plat stainless steel 5 mm dan penutup tebal 4,5 mm)

Piranti pelengkap: termometer (150 mm) 30 - 120C4.11.5.2. Circular Vibro Screen

Fungsi : untuk menyaring crude oil dari serabut serabut yang dapat mengganggu proses pemisahan minyak

Jumlah : 2 unit

Model : Amkco

Spesifikasi: ukuran saringan 20 dan 40 mesh, diameter saringan 1524 mm (60")

Penggerak: vibro motor ( 2,5 kw)

Piranti cadangan: 1 set ( 20 dan 40 mes)

4.11.5.3. Crude Oil Tank

Fungsi : untuk menampung minyak kasar hasil saringan dari vibro separator, selanjutnya di kirim ke Vertical Clarifier Tank (VCT)

Jumlah : 1 unit ( 2 kompartemen)

Kapasitas : 5 m

Spesifikasi : stainless steel 304 (EN 58B) 5 mm dan penutup tebal 3 mm

Piranti pelengkap: termometer 30 - 120C model bulat (150 mm)

4.11.5.4 Cruide Oil Pump

Fungsi : untuk memompa minyak mentah ke Vertical Crude TankJumlah : 2 unit

Jenis : sentrifugal

Model : MTP atau sejenis

Kapasitas: 5 m3 untuk 30 ton, 20 m/jam untuk 45 ton

Tinggi tekan: 35 m

Piranti pelengkap: saklar otomatis tinggi permukaan (level switch), dan saklar pemilih untuk operasi bersama atau salah satu pompa.

4.11.5.5 Uliran kembali Sampah Minyak dan Tangki

Fungsi : untuk uliran minyak dari saringan getar ke tangki besi 3 m untuk di kutip minyaknya

Jumlah : 1 unit

Spesifikasi : diameter 300 mm

Penggerak : geared motor 2,2 kw x 35 rpm

4.11.5.6 Continuous Settling Tank (Vertical Continous Tank)

Fungsi : untuk memisahkan minyak, air, dam NOS secara gravitasi atau perbedaan berat jenis

Jumlah : 3 Unit

Kapasitas : 90 m untuk 30 ton, 120 m3 untuk 45 ton

Spesifikasi :bahan plat besi 9 mm, diameter luar 5000 mm, ditumpu 8 tiang besi WF 300 mm x 150 mm x 36,7 kg/m

Piranti pelengkap : stirrer, penunjuk isi tangki.

4.11.5.7 Sludge Tank

Fungsi: untuk menampung sludge dari VCT sebelum di lakukan proses pengutipan minyak

Jumlah: 2 unit

Kapasitas: 24 m3 @30 ton, 40 m3 @45 ton

Spesifikasi: diameter luar 3000 mm, bahan plat besi 6 mm dan penutup plat besi 5 mm.

Konstruksi tumpu: 4 tiang besi propel dan gelagar besi U 150 x 75 mm x 18 kg/m.

Piranti Pelengkap: sparger, steam oil , peralatan skimming, kotak periksa (viewing box), pipa ventilasi, termometer 30 - 120C, pipa pembuangan, isolasi rockwool, dan penunjuk isi tangki

4.11.5.8 Oil Tank

Fungsi: untuk pengendapan kotoran dan sebagian bak penampung sebelum minyak masuk ke oil purifier.

Jumlah: 2 unit

Kapasitas: 24 m @30 ton, 2 m3 @45 ton

Spesifikasi: diameter luar 3000 mm, bahan plat besi 6 mm dan penutup plat besi 5 mm.

Konstruksi tumpu: 4 tiang besi propel & gelagar besi U 150 x 75 mm x 18 kg/m

Piranti pelengkap: sparger, steam coil ( stainless steel AISI 304, diameter 50 mm),peralatan skimming, kotak periksa ( viewing box), pipa ventilasi, termometer 30 - 120C, pipa pembuangan, isolasi rockwool, dan penunjuk isi tangki.

4.11.5.9 Oil Purifier

Fungsi: untuk mengurangi kadar kotoran dan air dalam minyak dengan menggunakan prinsip pemisahaan berdasarkan perbedaan berat jenis dan gaya sentrifugal.

Jumlah: 5 unit

Kapasitas: 5000 liter/jam @30 ton, 13000 liter/jam @45 ton

Model: westfalia palm oil purifier

Tipe: OSB 20 02 066 c/w Drive motor 11 kw A.C. 380 V/50 Hz/3 phase.

Piranti pendukung: flow meter, sight glass, panel listrik dan non return Valve.

4.11.5.10 Vacum Oil Dryer

Fungsi: untuk mengurangi kadar air dalam minyak produksi.

Jumlah: 2 unit

Kapasitas: 8 m/jam @30 ton, 15 m3/ jam @ 45 ton

Piranti pendukung: glass pemeriksa, lampu sorot, pengendali tinggi permukaan, pengukur vakum, termometer, pompa vakum ( 235 m), dan tangki pengumpan (float tank) dengan katup apung.

4.11.5.11 Storage Tank

Fungsi: untuk menyimpan sementara minyak produksi yang di hasilkan sebelum di kirim ke tempat lain.

Jumlah: 2 unit

Kapasitas: 1000 ton

Ukuran: diameter 11.150 mm x tinggi 10.680 mm

Piranti pelengkap: 2 set steam coil, alat pengukur besi, 2 lubang periksa (man hole), penangkal petir, dan pipa pengeluaran.

4.11.5.12 Despatch Bay

Fungsi: untuk memunggah atau memblending minyak produksi untuk mencapai mutu produksi yang di inginkan.

Jumlah: 1 unit

Konstruksi besi: atap, bordes, pagar, tangga, dan pipa pengisi minyak untuk 2 truk 10 ton.

Konstruksi atap: model kantiliver dua sisi (ukuran 7,5 x 9 m)

Piranti pendukung: 2 buat tiang besi U 200 x 75 mm x 23,8 kg/m, pengikat besi U 100 x 50 mm dan 51 x 51 mm, dan bordes tinggi 2740 mm.

4.11.5.13 Despatch PumpFungsi: untuk memompa pemunggahan atau pemblendingan pada dispatch bay.

Jumlah: 2 unit

Kapasitas: 50 m/jam

Tinggi tekan: 15 m

Spesifikasi alat

Model

: Tuthill

Type

: Rotary gear

Kecepatan pompa

: 960

Kekuatan Penyerapan: 3 kw

Coupling

: Hyperflex

4.11.5.14. Hot Water TankFungsi: sebagai tempat air panas yang akan dipakai untuk stasiun klarifikasi guna membantu proses.

Jumlah: 1 unit

Kapasitas: 5 m

Piranti pendukung: penunjuk permukaan isi, termometer (30 - 120C), pengatur otomatis pengisian air.

4.11.5.15 Hot Well Water Tank

Fungsi: untuk menampung kelebihan dari tangki air panas, air kondes