laporan pkl sato

Upload: mukibatulbaenanda

Post on 09-Oct-2015

190 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Laporan Pkl Sato smk 7 smg

TRANSCRIPT

  • i

    PROSES PEMBUATAN SINGLE POST LIFT

    DI PT SATO SARA SEMESTA

    LAPORAN

    Disusun sebagai pertanggung jawaban dalam melaksanakan Praktik Kerja Industri

    Oleh :

    MUKIBATUL BAENANDA

    NIS : 0910476

    KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK PEMESINAN

    SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 7 SEMARANG

    2012

  • ii

    LEMBAR PENGESAHAN INDUSTRI

    Laporan yang berjudul PROSES PEMBUATAN SINGLE POST

    LIFTyang ditulis oleh Mukibatul Baenanda ini telah diperiksa oleh

    pembimbing industri dan telah disahkan oleh PT SATO SARA SEMESTA

    Tangerang.

    Pada Tanggal : Desember 2012

    Di : Tangerang

    Pembimbing Industri,

    LESTARI WIDODO PAULUS MURDIYONO

    Manager Training Manager Factory

    PT SATO SARA SEMESTA

    MOELJADI

    DIREKTUR

  • iii

    LEMBAR PENGESAHAN SEKOLAH

    Laporan yang berjudul PROSES PEMBUATAN SINGLE POST LIFT

    SL-40 yang ditulis oleh Mukibatul Baenanda telah diperiksa oleh Guru

    Pembimbing dan disahkan oleh SMK Negeri 7 Semarang.

    Pada Tanggal : Januari 2013

    Di : Semarang

    Ketua Kompetensi Keahlian, Guru Pembimbing,

    Drs. HARTO GUNTUR SEKTIAWAN, S.Pd NIP. 19600115 198503 1 016 NIP.

    Kepala SMK N 7 Semarang,

    Drs. M. SUDARMANTO, M.Pd NIP. 19610824 198703 1 009

  • iv

    MOTTO

    1) Man Jadda Wajadda, siapa yang bersungguh-sungguh maka akan

    berhasil.

    2) Kalau kamu lahir miskin itu bukan salahmu tetapi kalau kamu mati

    miskin itu baru salahmu.

    3) Jika Anda menginginkan sesuatu yang belum pernah anda miliki, Anda

    harus bersedia melakukan sesuatu yang belum pernah Anda lakukan. If

    you want something youve never had, you must be willing to do

    something youve never done..

    4) Niat adalah ukuran dalam menilai benarnya suatu perbuatan, oleh

    karenanya, ketika niatnya benar, maka perbuatan itu benar, dan jika

    niatnya buruk, maka perbuatan itu buruk.

    5) Mimpi adalah kunci untuk kita menahlukan dunia.

    PERSEMBAHAN

    1. Ayah dan bunda tercinta.

    2. Keluarga besar SMK NEGERI 7 SEMARANG.

    3. Keluarga besar PT. SATO SARA SEMESTA.

    4. Rekan-rekan yang penulis cintai

    5. Keluarga tercinta

    6. Pembaca yang penulis sayangi

  • v

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat,

    hidayah, inayah, serta ridhlo-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan

    PROSES PEMBUATAN SINGLE POST LIFT ini dengan baik dan lancar.

    Laporan penulis buat sebagai pertanggung jawaban penulis setelah melakukan

    praktek kerja industri yang dilaksanakan 6 bulan, terhitung mulai tanggal 29

    juni 2012 sampai dengan 22 desember 2012. Selain itu guna sebagai salah satu

    syarat untuk mengikuti ujian akhir SMK N 7 Semarang program keahlian Teknik

    Pemesinan tahun ajaran 2012/2013.

    Penulis menyadari, bahwa penulisan laporan ini masih memiliki banyak

    kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Hal ini disebabkan oleh kurangnya

    waktu dan bahan yang penulis gunakan dalam penyusunan laporan ini. Hal ini

    juga karena keterbatasan penulis sendiri sebagai manusia yang tidak luput dari

    kesalahan.

    Penulis ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah

    membantu secara moril maupun materil dalam penyusunan laporan ini. Penulis

    secara khusus mengucapakn terima kasih kepada :

    1. Drs. M. Sudarmanto, M.Pd, selaku kepala SMK N 7 Semarang.

    2. Drs.Harto selaku ketua kompetensi keahlian dan guru pembimbing selama

    penulis melakukan kerja industri di PT. SATO SARA SEMESTA.

    3. Guntur Sektiawan, S.Pd, yang telah membimbing penulis selama

    penyusunan laporan.

    4. Moeljadi selaku pimpinan utama PT. SATO SARA SEMESTA.

  • vi

    5. Lestari Widodo selaku pembimbing industri selama penulis malakukan

    kerja industri di PT. SATO SARA SEMESTA.

    6. Paulus Murdiyono selaku pembimbing kerja proses produksi di PT. SATO

    SARA SEMESTA

    7. Ayah dan Bunda tercinta.

    8. rekan-rekan kelas IV TP 2 yang selalu memberi dukungan dan masukan.

    9. Semua pihak yang penulis tidak mampu sebutkan satu persatu yang selalu

    memberi dukungan, tetapi tidak mengurangi rasa hormat penulis terhadap

    rekan-rekan sekalian.

    Demikian sekapur sirih dari penulis, penulis harap semoga karya tulis ini

    dapat bermanfaat kelak dikemudian hari bagi mereka yang memiliki kemauan

    besar dan masyarakat luas. Penulis menyadari masih banyak kekurangan laporan

    ini baik dari isi maupun sisitematik penyusunannya.

    Amin,

    Tangerang, Desember 2012

    Penulis

  • vii

    ABSTRAKSI

    Mobil mengalami perkembangan yang sangat pesat. Sekarang mobil

    bukan sekedar alat transpotasi biasa melainkan alat yang sangat penting bagi

    masyarakat dalam aktivitas sehari-hari. Dalam perkembangan yang sangat pesat

    maka kebutuhan akan perawatan mobil juga semakin tinggi. Perawatan dalam hal

    mencuci mobil sekang lebih mudah di kerjakan oleh manusia.Alat ini dapat

    membantu manusia untuk dapat membersihkan bagian bawah mobil sehingga

    mobil dapat dibersihkan secara keseluruhan, Alat pengangkat mobil itu

    dinamakan SINGLE POST LIFT.

    Dalam laporan ini di bahas tentang pengertian, prinsip kerja, bagian utama dan

    fungsi, cara pemasangan, trouble shoothing serta kelebihan dan kekurangan

    Single Post Lift Sato SL-40. Keterangan tersebut diatas dibahas pada bab

    III.Pada bab IV di jabarkan tentang pembuatan Single Post Lift Sato SL-

    40.meliputi : pemilihan bahan , pengecekan bahan, dan proses pengerjaan.

  • viii

    DAFTAR ISI

    Judul Laporan ........................................................................................... i

    Lembar Pengesahaan Industri .................................................................. ii

    Lembar Pengesahaan Sekolah .................................................................. iii

    Motto dan Persembahan ........................................................................... iv

    Kata Pengantar ......................................................................................... v

    Abstraksi .................................................................................................. vii

    Daftar Isi .................................................................................................. viii

    Daftar Gambar .......................................................................................... xi

    Lampiran .................................................................................................. xii

    BAB I Pendahuluan

    1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1

    1.2 Tujuan Praktek Kerja Industri ....................................................... 3

    1.3 Tujuan Penulisan Laporan ............................................................. 3

    1.4 Alasan Pemilihan Judul ................................................................. 3

    1.5 Pembatasan Masalah ..................................................................... 4

    1.6 Metode Pengumpulan Data ........................................................... 4

    1.6.1 Metode Interview ................................................................ 4

    1.6.2 Metode Pengamatan Lapangan Indutri ............................... 5

  • ix

    1.6.3 Metode Dokumentasi dan Literatur ..................................... 5

    1.7 Sistematika Penyusunan Laporan .................................................. 5

    BAB II Tinjauan Umum Perusahaan

    2.1 Riwayat Perusahaan ...................................................................... 7

    2.2 Visi da Misi Perusahaan ................................................................ 8

    2.3 Struktur Organisasi ........................................................................ 8

    2.4 Bidang Usaha ................................................................................ 10

    2.5 Prosedur Pelaksanaan Servis ......................................................... 10

    2.6 Kendala Perusahaan ...................................................................... 11

    2.7 Peraturan ........................................................................................ 11

    2.8 Disiplin Kerja ................................................................................ 38

    2.9 Denah dan Lokasi ........................................................................... 39

    3.10 Data Customer dan Partner Perusahaan ...................................... 40

    BAB III Tinjauan Teknik Single Post Lift Sato SL-40

    3.1 Spesifikasi ...................................................................................... 41

    3.2 Kelebihan SL-40 ............................................................................ 42

    3.3 Cara pengisian oil ......................................................................... 44

    3.4 Intruksi Pengoperasian ................................................................. 44

    3.5 Intruksi Keamanan ........................................................................ 46

    3.6 Intruksi Perawatan ........................................................................ 47

    3.7 Trouble Shooting .... 49

  • x

    BAB IV Pembuatan Single Post

    4.1 Proses Kerja .................................................................................. 51

    4.2 Pengecekan Material .................................................................... 51

    4.3 Pembuatan Piston Single Post SL-40 ............................................. 52

    4.4 Proses Assembly Piston Single Post SL-40 ................................... 55

    4.5 Pembuatan Rumah Piston Single Post SL-40................................. 58

    4.6 Proses Assembly Single Post SL-40 .............................................. 58

    4.7 Finishing ......................................................................................... 63

    4.8 Proses Memasukkan Piston ke Dalam Main Pipe .......................... 63

    4.9 Proses Pengecatan .......................................................................... 65

    4.10 Pemasangan Seal .......................................................................... 65

    4.11 Pemasangan Ring Cor .................................................................. 66

    4.12 Proses Pemasangan Oil Cover Flens ............................................ 67

    BAB V Penutup

    5.1 Kesimpulan ....................................................................................... 68

    5.2 Saran .................................................................................................... 68

    5.3 Kata Penutup ....................................................................................... 70

    Daftar Pustaka .................................................................................... 71

    Lampiran lampiran

  • xi

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 4.1 Piston Single Post .................................................................. 52

    Gambar 4.2 Housing ................................................................................. 53

    Gambar 4.3 Top Flens .............................................................................. 54

    Gambar 4.4 Middle Flens ......................................................................... 55

    Gambar 4.5 Bottom Flens ........................................................................ 55

    Gambar 4.6 Pengelasan Middle Flens,Top Flens Dan Bottom Flens ....... 56

    Gambar 4.7 Pembubutan Piston Single Post Lift ...................................... 57

    Gambar 4.8 Piston Setelah Dibubut .......................................................... 57

    Gambar 4.9 Proses Pengboran Rumah Piston ........................................... 58

    Gambar 4.10 Bushing Tengah .................................................................. 59

    Gambar 4.11 Bhushing Atas ..................................................................... 60

    Gambar 4.12 Flens Bawah,dan hasil pengelasan Flens Bawah ................ 60

    Gambar 4.13 Konde .................................................................................. 61

    Gambar 4.14 Pipa Conector ...................................................................... 61

    Gambar 4.15 Air Conector ........................................................................ 62

    Gambar 4.16 High Gauge ......................................................................... 63

    Gambar 4.17 Pengecekan Kebocoran ....................................................... 63

  • xii

    Gambar 4.18 Pemasangan piston .............................................................. 64

    Gambar 4.19 Pemasangan Seal ................................................................. 66

    Gambar 4.20 Pemasangan Ring Cor ......................................................... 66

    Gambar 4.21 Single Post Lift .................................................................... 67

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Dengan melihat perkembangan teknologi yang semakin maju, kita dapat

    merasakan perubahan perubahan yang terjadi di sekeliling kita,salah satu

    adalah di bidang transpotasi.

    Bidang transpotasi meliputi darat, laut maupun udara.Pada transpotasi darat

    lebih berkembang dari pada yang lainnya, dikarenakan seringnya kendaraan

    yang digunakan di kalangaan masyarakat. Seiring dengan itu maka semakin

    berkembang pula alat perlengkap dan perawatan kendaraan tersebut. Salah

    satu peralatan tersebut diantaranya adalah Single Post.

    1.1 Latar Belakang Praktik Kerja Industri Salah satu tujuan pendidikan adalah meningkatkan kualitas pendidikan

    Indonesia dan meningkatkan kualitas SDM Indonesia yang mampu

    berkompetisi di dunia internasional. Ilmu tidak akan datang kepada

    seseorang bila orang itu tidak menyambutnya. Untuk itu seseorang harus

    meneguk sebanyak-banyaknya ilmu yang ada, baik di lembaga resmi

    maupun tidak resmi. Namun sekarang ilmu teori tidak akan mampu bersaing

    di dunia kerja tanpa diimbangi sebuah keterampilan untuk menunjang teori

    tersebut.

    Hal ini menjadi peluang bagi sekolah menengah kejuruan, karena SMK

    tidak hanya mengajarkan ilmu umum layaknya SMA, tetapi SMK memiliki

    nilai lebih dibandingkan SMA karena siswa yang sekolah di SMK

    mengambil spesialisasi mereka di dunia kerja. Namun teori dan praktek

    yang didapatkan di sekolah tidak akan membuka mata siswa tentang dunia

    kerja yang sesungguhnya.

    SMK N 7 Semarang melihat ini adalah sebuah masalah yang harus

    diselesaikan. Untuk itu SMK N 7 Semarang melakukan prakerin yang

    diwajibkan kepada siswa-siswanya. Lama prakerin yang dilaksanakan siswa

  • 2

    yaitu 4 (empat) hingga 6 (enam) bulan. Sehingga prakerin sudah menjadi

    agenda tahunan bagi siswa-siswi SMK N 7 Semarang yang telah menginjak

    tingkat kelas 4. Prakerin dilaksanakan sebagai upaya untuk meningkatkan

    kualitas dan mutu siswa SMK N 7 Semarang dalam mencapai tujuan

    relevansi pendidikan dengan tuntutan industri akan kebutuhan tenaga kerja

    siap pakai dan memiliki tujuan untuk membuka mata para siswa SMK N 7

    Semarang tentang dunia kerja yang sesungguhnya.

    Prakerin adalah salah satu dari proses pelaksanaan Praktik Kerja Industri

    yang dilaksanakan oleh SMK N 7 Semarang selama enam bulan yang

    dimulai dari sejak bulan Juni 2012 sampai dengan akhir Desember 2012.

    Praktik Kerja Industri dilaksanakan sebagai upaya untuk meningkatkan

    mutu siswa SMK N 7 Semarang dalam mencapai tujuan relevansi

    pendidikan dengan tuntutan industri akan kebutuhan tenaga kerja siap pakai.

    Harapan utama dari pelaksanaan Praktik Kerja Industri ini adalah disamping

    keahlian siswa meningkat sesuai bidang keahlian yang dikuasai, siswa

    diharapkan akan mempunyai etos kerja yang tinggi, disiplin, tanggung jawab

    dan kerajinan dalam bekerja.

    Harapan utama dari pelaksanaan praktik kerja industri ini selain keahlian

    siswa meningkat sesuai bidang keahlian masing-masing, siswa diharapkan

    memiliki etos kerja yang tinggi, disiplin, tanggung jawab, dan kerajinan

    dalam bekerja. Melalui laporan ini diharapkan siswa mampu menguasai ilmu

    yang diperoleh selama melakukan prakerin di industri. Untuk itu penulis

    memilih judul PROSES PEMBUATAN SINGLE POST dengan

    melakukan prakerin di perusahaan tersebut yang bergerak dalam bidang

    pembuatan automotive service equipment yang berlokasi di Jl. KH. Hasyim

    Ashari gang kemuliaan No. 100/200, Cipondoh Tangerang.

    Dengan adanya pembuatan laporan dan pengisian jurnal kegiatan industri,

    sekolah akan mendapatkan masukan mengenai kemajuan siswa dan

    perkembangan teknologi yang ada sehingga sekolah dapat melakukan

    pembenahan dan perbaikan untuk tahun berikutnya. Dengan demikian target

  • 3

    dan tujuan pendidikan tercapai, khususnya pada era globalisasi yang

    kesemuanya itu untuk kepentingan bersama.

    1.2 Tujuan Praktik Kerja Industri Praktik Kerja Industri yang dilakukan oleh para siswa SMK Negeri

    7 Semarang selama 6 bulan mempunyai tujuan sebagai berikut :

    1. Mengenal komponen- komponen Single Post Lift.

    2. Mengetahui bagaimana proses pemasangan Single Post Lift.

    3. Agar mampu mengetahui proses pembuatan Single Post Lift.

    4. Mengetahui dan memahami mengenai perawatan dan perbaikan Single

    Post Lift.

    5. Mengetahui bagaimana prinsip kerja Single Post Lift.

    1.3 Tujuan Penulisan Laporan Selain tujuan prakrek kerja industri ada pula tujuan dari penyusunan

    laporan, adapun tujuan dari pembuatan laporan adalah sebagai berikut :

    1. Laporan merupakan salah satu syarat guna memenuhi

    persyaratan dalam rangka menempuh Uji Kompetensi.

    2. Agar penulis mampu mengembangkan antara ilmu pengetahuan

    yang didapat dari buku dengan pengetahuan praktik.

    3. Sebagai pertanggungjawaban dalam melaksanakan Praktik Kerja

    Indutri

    1.4 Alasan Pemilihan Judul Sigle Post Lift merupakan alat yang digunakan untuk mengangkat

    kendaraan dengan massa tertentu. Single Post mungkin sudah banyak

    beredar khususnya di bengkel maupun pencucian sepeda motor / mobil,

    tetapi kita belum mengetahui proses kinerjanya maupun spesifikasi dari

    single post itu sendiri. Oleh karena itu penulis membuat laporan dengan

    judul PROSES PEMBUATAN SINGLE POST dengan alasan sebagai

    berikut :

  • 4

    1. Mengetahui proses pembuatan Single Post Lift Sato SL-40.

    2. Mengenal Spare Part dan Bagian-bagian yang ada dalam Single Post Lift

    Sato SL-40.

    3. Mengetahui kinerja Single Posr Lift Sato SL-40.

    1.5 Pembatasan Masalah Dalam laporan ini penulis tidak akan menjelaskan secara menyeluruh

    proses pembuatan dari awal sampai akhir karena penulis hanya

    melaksanakan prakerin selama enam bulan maka penulis hanya akan

    menjelaskan beberapa permasalahan yang penulis alami yaitu menjelaskan

    mengenai proses pembuatan Single Post Lift dan Spesifikasi Single Post Lift

    SL-40

    Pembatasan masalah ini diharapkan dapat membantu para pembaca

    yang budiman dalam mempelajari laporan ini. Masalah-masalah yang

    dibatasi adalah sebagai berikut :

    1. Sekilas pembuatan part-part Single Post

    2. Penjelasan bahan yang digunakan untuk membuat bike single post dan

    part-partnya.

    3. Proses painting.

    1.6 Metode Pengumpulan Data

    Dalam penyusunan laporan ini menggunakan metode pengumpulan

    data sebagai berikut :

    1.6.1 Metode Interview Yaitu mencari dan mengumpulkan data dengan cara melakukan

    diskusi maupun wawancara baik dengan pembimbing maupun

    dengan pihak-pihak lain yang berkepentingan. Interview yang

    penulis lakukan adalah kepada :

    1. Kusno, yang menjelaskan cara Assembling Single Post Lift.

    2. Asnawi, yang menjelaskan cara pembuatan Single Post Lift.

    3. Acep, yang mejelaskan tentang Part Single Post Lift.

  • 5

    4.Toni,yang menjelaskan cara pembuatan Houshing,Top Flens,Midle

    Flens dan Bottom Flens.

    1.6.2 Metode Pengamatan Lapangan Industri Yaitu mencari dan mengumpulkan data dengan cara mengamati dan

    menganalisa secara langsung kenyataan yang ada di lapangan dan

    kemudian diolah dalam bentuk laporan tertulis. Penulis turun

    langsung dalam pembuatan bagian-bagian single post sekaligus ikut

    dalam perangkaian single post dan pembuatan part-part single post.

    1.6.3 Metode Dokumentasi dan Literatur Yaitu mencari dan mengumpulkan data dengan mengacu pada

    dokumen yang diharapkan dapat memberikan masukan-masukan

    serta petunjuk utama dalam penulisan laporan ini. Literatur yaitu

    mencari dan mengumpulkan data dengan cara :

    1. Alamat Website SATO

    2. Daftar tabel material SATO

    3. Membaca manual book Single Post Lift

    4. Menggambar mesin menurut standar ISO

    1.7 Sistematika Penyusunan Laporan Untuk mempermudah dalam pembahasan serta uraian, maka perlu adanya

    sistematika penyusunan laporan, yaitu sebagai berikut :

    BAB I PENDAHULUAN

    Dalam bab ini penulis menerangkan tentang latar belakang

    pelaksanaan praktik industri, tujuan praktik industri, tujuan

    penulisan laporan, alasan penulisan judul, pembatasan masalah,

    metoda pengumpulan data, dan sistematika penyusunan laporan.

  • 6

    BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

    Dalam bab ini penulis menerangkan mengenai sejarah berdirinya

    perusahaan, struktur organisasi, tata tertib, lokasi dan denah

    perusahaan PT SATO SARA SEMESTA.

    BAB III TINJAUAN TEKNIK

    Dalam bab ini penulis menerangkan tentang pengertian umum

    mengenai spesifikasi, keuntungan, maupun prinsip kerja dari

    Single Post .

    BAB IV PEMBAHASAN

    Dalam bab ini penulis akan membahas mengenai materi pokok

    laporan yaitu tentang Proses Pembuatan Single Post.

    BAB V PENUTUP

    Dalam bab ini penulis menerangkan mengenai kesimpulan dan

    saran-saran serta kata penutup.

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN

  • 7

    BAB II

    TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

    2.1 Riwayat Perusahaan Pada tahun 1996 diatas lahan yang hanya seluas 300 m, di kota

    Jakarta tepatnya di Jalan Kresek Raya No.48 Duri Kosambi, Cengkareng,

    Jakarta Barat, berdirilah PT Murti Mulya Mandiri atau saat ini bernama PT

    SATO SARA SEMESTA yang pada saat itu adalah sebuah bengkel las kecil

    yang memproduksi tralis, pagar, folding gate, dll. Kemudian seiring

    berjalannya waktu pada tahun 1999 Perusahaan ini pun Memperluas

    usahanya dengan berpindah tempat di jalan kresek raya no. 30 yang

    kemudian mulai memproduksi Single Post lift dan menerima job order yang

    berkaitan dengan Automotive Equipments. Pendiri perusahaaan ini adalah

    Moeljadi.

    Seiring dengan meningkatnya pertumbuhan di dunia otomotif dan

    permintaaan pasar akan peralatan bengkel, maka pada tahun 2000

    perusahaan dibagi di tiga tempat, yang masing-masing luas lahannya sekitar

    600M , yang pertama berlokasi di Jl. Kresek Raya No.30 Duri Kosambi,

    Cengkareng sebagai workshop dan kantor produksi, Jakarta Barat. Yang

    kedua berlokasi di perumahan Kosambi baru sebagai kantor utama, yang ke

    tiga berlokasi Jl. Kresek Raya No. 16, Duri Kosambi, Cengkareng, Jakarta

    Barat, yang juga berfungsi sebagai workshop. Disertai dengan investasi

    pada peralatan-peralatan yang lebih modern dan peralatan service lain yang

    menunjang.

    Berdasarkan Komitmen, visi yang kuat serta perubahan proaktif

    dengan mendapat dukungan dari customer beserta partner bisnis maka pada

    akhir tahun 2004 dengan konsep marketing yang kuat dan management

    yang proffesional maka perusahaan ini berusaha memenuhi keburtuhan

    pelanggannya dengan menghadirkan produk yang berkualitas dengan harga

    yang terjangakau bermerk SATO.

  • 8

    Dan pada pertengahan tahun 2006 ini telah berhasil mengekspor

    produknya ke berbagai negara di dunia.Saat ini Perusahaan ini didukung

    oleh para karyawan yang ahli dan berpengalaman dibidangnya masing-

    masing. Saat ini perusahaan berlokasi di Cipondoh dengan luas sekitar

    2000M.

    2.2 Visi dan Misi Perusahaan Berpegang pada komitmen untuk selalu memprioritaskan pelayanan

    pada konsumen maka perusahaan ini memiliki visi dan misi sebagai berikut:

    1. Menyediakan pelayanan purna jual yang handal.

    2. Menyediakan suku cadang yang memadai.

    3. Melayani semua keluhan konsumen secara professional.

    2.3 Struktur Organisasi Stabilitas suatu perusahaan sangat ditentukan dari management

    struktur organisasinya. Selain itu kemampuan dari manusianya sendiri juga

    menjadi kunci utama kesuksesan suatu perusahaan. Struktur organisasi ini

    menggambarkan tugas dan wewenang yang menjadi suatu aliran tanggung

    jawab segmen-segmen yang ada agar dihasilkan kerja yang optimal.

  • 9

    Gambar 1.1 Struktur Organisasi PT Sato Sara Semesta

  • 10

    Keterangan gambar :

    1. Presiden Direktur : Bertugas mengelola dan memimpin jalannya

    perusahaan sekaligus sebagai pimpinan tertinggi perusahaan.

    2. Wakil Direktur : Bertugas membantu tugas-tugas Direktur

    3. Marketing : Pada bagian ini segala kegiatan promosi dan penjualan

    barang-barang terpusat.

    4. Administrasi : Staf administrasi bertanggungjawab terhadap barang

    barang yang ada di perusahaan.

    5. Accounting : Staf accounting bertanggungjawab terhadap penentuan

    harga serta keluar masuknya barang.

    2.4 Bidang Usaha PT Sato Sara Semesta bergerak di bidang usaha pembuatan dan jasa, yang

    meliputi :

    1. Pembuatan Single Post Lift Mobil.

    2. Pembuatan Single Post Lift Motor.

    3. Pembuatan Robotic Carwash.

    4. Pembuatan bermacam-macam Cady.

    2.5 Prosedur Pelaksanaan Service Pelaksanaan service di PT Sato Sara Semesta harus mengikuti

    aturan-aturan yang telah ditentukan. Begitu juga peraturan dalam

    pelaksanaan service. Pelaksanaan Service di PT Sato Sara Semesta dibagi

    Menjadi 2, yaitu:

    2.5.1. Pelayanan Sebelum Penjualan, Meliputi: 1. Mengecek Kualitas Barang Hasil Produksi.

    2. Menyediakan Spare Part.

    3. Mengirimkan barang kepada konsumen.

    4. Mengecek kelengkapan.

    5. Memberikan buku petunjuk.

    2.5.2. Pelayanan setelah penjualan Meliputi: 1. Memberikan garansi untuk-produk-produk tertentu.

  • 11

    2. Service perbaikan untuk produk-produk diluar produk yang

    kami jual.

    3. Pelatihan serta instruksi penggunaan serta instalasi produk.

    4. Menyediakan kunjungan berkala sesuai perjanjian.

    2.6 Kendala Perusahaan Kendala yang dihadapi Perusahaan antara lain :

    1. Terbatasnya alat-alat Produksi sehingga menghambat prosses produksi.

    2. Kurang lengkapnya spare part, mengakibatkan tertundanya proses

    perbaikan, apalagi spare part harus menunggu dari luar kota maka

    service akan memakan waktu yang lama.

    3. Sulit mencari material dikarenakan menggunakan bahan-bahan yang

    berkualitas sehingga sulit untuk mencarinya.

    4. Alat-alat yang digunakan banyak yang sudah ketinggalan jaman,

    sehingga tidak efektif.

    5. Kurangnya Jumlah karyawan ahli.

    6. Kurangnya manual book repair, seperti gambar rangkaian atau schematic

    kerja alat yang akan membantu teknisi dalam mereparasi barang.

    Peraturan Perusahaan

    PT SATO SARA SEMESTA

    Bab I

    Umum

    Pasal 1

    Definisi

    Dalam Peraturan Perusahaan ini yang dimaksud dengan:

    1. Hari Kerja:

    Hari Kerja dimulai dari hari Senin hingga Sabtu dengan jumlah jam kerja

    secara akumulatif berjumlah 40 jam kerja dalam seminggu, di luar ketentuan

    tersebut diberlakukan jam lembur.

  • 12

    2. Karyawan :

    Pekerja yang bekerja pada pengusaha dengan menerima upah untuk jangka

    waktu tidak tertentu dan sudah melalui masa percobaaan 3 (tiga) bulan. Masa

    percobaan ini dianggap sebagai bukan masa kerja.

    3. Masa kerja :

    Masa kerja terhitung dari pengankatan karyawan selaku karyawan resmi

    hingga berhenti berdasarkan ketentuan Peraturan Perusahaan dan atau

    Perundang-undangan berlaku.

    4. Masa Percobaan :

    Masa kerja 3 bulan sebelum diterima sebagai karyawan tetap dengan maksud

    untuk memperhatikan calon karyawan, apakah mampu atau tidak untuk

    melakukan pekerjaan yang akan diserahkan kepadanya, demi kecocokan bagi

    suatu jabatan tetap dalam pekerjaan yang diberikan.

    5. Pengusaha :

    a. Pengelola yang memberi pekerjaan dan pada waktu yang sama membayar

    upah dalam kedudukannya sebagai : PT Sato Sara Semesta ( selanjutnya

    disebut perusahaan).

    b. Mereka yang karena jabatannya sudah ditunjuk untuk melakukan tugas

    kewajiban perusahaan, kedua-duanya baik kedalam maupun keluar, sejalan

    dengan pembatasan atas tugas kewajibannya dan tanggung jawab yang

    dibebankan oleh perusahaan. Termasuk dalam kategori ini adalah

    pimpinan bengkel maupun para pejabat yang olehnya diberi surat tugas

    dan atau surat kuasa bertindak untuk dan atas nama perusahaan.

    6. Pekerjaan :

    Suatu aktivitas yang dilaksanakan oleh karyawan atas dasar tugas, kewajiban

    dan tanggung jawab yang dibebankan oleh perusahaan dan untuk itu ia

    menerima gaji/upah sesuai dengan jabatannya (job discription) atau setiap

    tugas yang wajar diminta oleh Management/pimpinan.

    7. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) :

    Pengakhiran hubungan kerja antara Pengusaha dengan karyawan berdasarkan

    ijin Panitia Daerah atau Panitia Pusat.

  • 13

    8. P4D adalah panitia Penyelesaian Perselisihan Perburuhan Daerah.

    9. P4P adalah Panitia Penyelesaian Perselisihan Perburuhan Pusat.

    10. Keputusan-keputusan perusahaan, Direksi , Pimpinan-Pimpinan perusahaan

    dan/atau petunjuk pelaksanaan yang dibuat oleh Perusahaan yang berkaitan

    dengan tugas dan kewajiban yang diberikan kepada karyawan yang mengikat

    dan mewajibkan semua karyawan untuk mengikuti dan mematuhinya.

    11. Tunjangan Hari Raya (THR):

    Pendapatan karyawan yang wajib dibayar oleh Pengusaha kepada karyawan

    atau keluarganya menjelang hari raya Keagamaan berupa uang.

    12. Upah :

    Suatu penerimaan sebagai imbalan dari pengusaha kepada karyawan untuk

    suatu pekerjaan atau jasa yang telah atau akan dilakukan, dinyatakan atau

    dinilai dalam bentuk uang yang ditetapkan menurut suatu persetujuan atau

    peraturan perundang-undangan dan dibayarkan atas dasar suatu perjanjian

    kerja antara pengusaha dengan karyawan.

    Pasal 2

    Ruang Lingkup

    1. Peraturan Perusahaan ini berlaku menurut hukum dan mengikat bagi semua

    karyawan tetap.

    2. Peraturan Perusahaan ini tidak berlaku bagi karyawan yang mempunyai

    hibungan kerja untuk waktu tertentu, dimana bagi mereka akan berlaku syarat-

    syarat kerja berdasarkan perjanjian kerja tersendiri.

    Bab II

    Hubungan Kerja

    Pasal 3

    Syarat-Syarat Penerimaan Karyawan

    Demi kepentigan bisnis perusahaan, penerimaan dan penempatan karyawan baru

    disesuaikan dengan kebutuhan Perusahaan sesuai dengan prinsip dan management

  • 14

    kepegawaian yang di tetapkan oleh pengusaha, yang sekurang-kurangnya

    memenuhi persyaratan-persyaratan sebagai berikut:

    1. Sekurang-kurangnya berumur 18 tahun.

    2. Memenuhi persyaratan pendidikan dan pengalaman karyawan yang

    dipersyaratkan bagi jabatan tertentu.

    3. Kesegaran jasmani dan rohani berdasarkan surat keterangan dari dokter.

    4. Berkelakuan baik sebagaimana diteguhkan oleh para pejabat kepolisian

    setempat dan sepanjang diwajibkan, juga suatu surat keterangan oleh

    departemen Pemerintah yang berwenang.

    5. Lulus ujian yang diadakan oleh perusahaan.

    6. Menerima peraturan perusahaan.

    7. Keterangan-keterangan lain sepanjang diperlukan oleh perusahaan.

    Pasal 4

    Masa Percobaan / Pengangkatan Para Karyawan

    Terhitung tiga bulan pertama dari Masa Kerja pada Perusahaan merupakan masa

    percobaan, sebagaimana :

    a. Karyawan. akan ditempatkan pada suatu jabatan khusus yang ditentukan.

    b. Hasil kerja Karyawan akan terus-menerus dinilai dan apabila performa selama

    masa percobaan tiga bulan terbukti dapat diterima, Karyawan yang

    bersangkutan akan menerima suatu persetujuan kerja tetap, bersama - sama

    dengan surat pengangkatannya, sesudah mana Ia akan mempunyai hak - hak

    dan kewajiban - kewajiban demikiann seperti yang diperinci darn dimaksudkan

    menurut Peraturan Perusahaan ini.

    Pasal 5

    Pemindahan / Mutasi Para Karyawan

    1. Demi kepentingan operasi bisnis Perusahaan maupun pengembangan

    perencanaan karir (carier planning) bagi para, karyawan yang bersangkutan,

    maka pemindahan para karyawan akan dimaksutkan sebagai berikut :

    a. Rotasi -- rotasi (pemindahan - permindahan dalam lingkungan).

    b. Pemindahan bersamaan dengan naik jabatan lebih tinggi

  • 15

    c. Pemindahan bersamaan dengan turun pangkat.

    2. Dalam hal penentuan tugas - tugas / pekerjaan - pekerjaan maupun rotasi - rotasi

    dan pemindahan para Karyawan, Pengusaha akan selalu berpegang pada

    kemampuan,kecakapan dan keahlian para Karyawan yang bersangkutan, sejalan

    dengan prinsip - prinsip tata kerja management kepegawaian yang bebas dari

    unsur - unsur negatif. Seluruh keputusan mengenai rotasi - rotasi dan atau

    pemindahan sebagaimana diatur pada ayat (1) Pasal ini menjadi wewenang dari

    Perusahaan dan mewajibkan para Karyawan untuk melaksanakannya.

    Penolakan dan atau kelalaian Karyawan dalam melaksanakan kewajiban

    kewajiban, rotasi - rotasi dan pemindahan - pemindahan para Karyawan yang

    ditentukan dalam Pasal ini dapat dikenakan sanksi sebagaimana ditentukan

    dalam Pasal 37 Peraturan Perusahaan ini.

    3. Dalam hal pemindahan para Karyawan, Pengusaha secara tertulis akan

    memberitahukan kepada para Karyawan yang bersangkutan tentang pangkat

    dan jabatan mereka tanpa mengurangi penghasilan terdahulu Karyawan

    tersebut.

    Pasal 6

    Penilaian Terhadap Para Karyawan

    1. Perusahaan melakukan penilaian terhadap disiplin dan prestasi kerja Karyawan

    didalam tiap jangka waktu per 6 (enam) bulan, langkah mana berlaku bagi

    semua Karyawan.

    2. Dalam membuat penilaian, tiap Atasan yang berwenang akan berpedoman

    pada faktor - faktor yang konsisten dengan prinsip - prinsip tata kerja

    management kepegawaian yang bebas dari setiap unsur yang negatif.

    3. Faktor - faktor yang dinilai terutama mencakup kinerja pokok dan kompetensi

    dalam bidang kerja Karyawan masing - masing menurut ketentuan

    Perusahaan.

    4. Dalam hal menurut penilaian. Perusahaan, terjadi penurunan kinerja pokok

    sebagai akibat kesalahan / kelalaian Karyawan, maka Perusahaan dapat

    mengenakan sanksi yang sesuai dengan ketentuan Peraturan Perusahaan ini.

  • 16

    Pasal 7

    Umur Tertinggi Karyawan

    Umur tertinggi para Karyawan, pada dasarnya adalah 55 (lima puluh lima) tahun.

    Pasal 8

    Pengunduran Diri / Berhenti Bekerja

    1. Karyawan yang ingin berhenti bekerja atau mengundurkan diri atas kehendak

    sendiri, harus mengajukan permohonan selambat - lambatnya satu bulan

    sebelumnya dengan menyebutkan alasan - alasannya.

    2. Dalam hal demikian Karyawan tersebut mendapatkan uang Penghargaan masa

    kerja dan ganti kerugian sessuai dengan UU No. 13 tahun 2003 tentang

    Ketenagakerjaan.

    Bab III

    Hari Kerja, Libur Dan Cuti

    Pasal 9

    Hari Kerja dan Jam Kerja

    1. Dengan memperhatikan Ketentuan Perundangan yang berlaku, hari kerja

    adalah hari Senin sampai dengan hari Sabtu dengan Jam Kerja akumulatif

    berjumlah 40 jam.

    2. Jumlah akumulatif jam kerja selama seminggu di PT Sato Sara Semesta adalah

    40 jam, di luar Ketentuan tersebut termasuk dalam Kerja Lembur.

    3. Demi kelancaran kepentingan operasi Perusahaan,Pengusaha boleh mengganti

    jam kerja sebagaimana mestinya dengan memperhatikan undang - undang dan

    peraturan - peraturan yang berlaku tentang jam kerja.

    Pasal 10

    Jam Makan (Istirahat)

    1. Jam makan boleh dipergunakan Karyawan untuk beristirahat dan harus kembali

    menjalankan tugas dan kewajibannya setelah selesai jam makan kecuali jika

    pekerjaan dengan mendadak menuntut lain.

  • 17

    2. Bila Karyawan terlambat kembali menjalankan tugas dan kewajibannya

    sesudah istirahat, maka ia harus segera melaporkan kepada atasannya yang

    berwenang.

    Pasal 11

    Terlambat Masuk Kerja

    Karyawan tidak diperkenankan terlambat datang karena alasan apapun, dan bila ia

    terlambat masuk kerja sampai 5 menit sesudah waktu yang ditentukan, ia tidak

    diperkenankan bekerja selama hari itu dan dianggap telah mangkir kerja, kecuali

    dengan izin atasannya (yang berwenang) dan dengan sendirinya akan kehilangan

    upahnya selama hari itu bila ia tidak bekerja.

    Pasal 12

    Meninggalkan Pekerjaan Selama Jam Kerja

    Dalam hal Karyawan bermaksud meninggalkan pekerjaannya selama jam kerja

    karena keperluan pribadi. Karyawan yang bersangkutan harus memperoleh izin

    terlebih dahulu dari atasannya (yang berwenang).

    Karyawan tersebut harus mengajukan izin secara tertulis / lisan yang dengan jelas

    mengemukakan alasan - alasan yang pantas dan dapat diterima, dan izin demikian

    hanya akan diberikan dalam keadaan - keadaan luar biasa.

    Pasal 13

    Absen Kerja

    Dalam hal Karyawan absen dari pekerjaan karena sakit / fisik terganggu, Karyawan

    tersebut harus memberitahu atasannya (yang berwenang) dengan jalan mentelepon

    atau mengirim surat pada hari yang sama. Pada waktu Karyawan mulai lagi masuk

    kerja, ia harus menegaskan secara tertulis yang diserahkan kepada bagian

    personalia. pada hari pertama masuk kerja dengan mendapat tanda terima. Tidak

    adanya penegasan tertulis demikian dapat dianggap sebagai kelalaian Karyawan.

    Dalam hal absen karena sakit selama (dua) hari atau lebih, Karyawan tersebut ,

    pada waktu kembali menjalankan tugas dan kewajibannya, harus memberikan

    surat keterangan dari dokter yang bersangkutan.

  • 18

    Seperti diatur di alas, Karyawan yang absen kerja tanpa izin atasannya dianggap

    sudah melalaikan pekerjaannya dan akan menanggung sanksi Perusahaan sesuai

    dengan peraturan yang berlaku.

    Pasal 14

    Hari Libur

    Hari libur adalah hari istirahat yang disesuaikan dengan jadwal kerja atau hari

    libur umum yang ditetapkan Pemerintah Republik Indonesia.

    Pasal 15

    Kerja Lembur

    1. Kerja lembur adalah pekerjaan yang dijalankan lebih dari jam kerja

    sebagaimana ditetapkan oleh Departmen tenaga kerja.

    2. Pada Hakekatnya kerja lembur tidak dianjurkan karena karyawan harus

    menyelesaikan pekerjaan dalam jam kerja, namun karyawan dibawah jabatan

    Supervisor dan staf tertentu dapat diminta untuk bekerja lembur atau bekerja

    diluar ketentuan jam kerja dengan mendapat uang lembur dalam keadaan-

    keadaan khusus sebagai berikut

    a. Adanya penumpukan pekerjaan yang harus segera diselesaikan.

    b. Adanya tugas mendesak yang penyelesaianya tidak bisa ditunda-tunda.

    c. Adanya tugas yang bila tidak diselesaikan akan membahayakan

    kesehatan dan keselamatan orang.

    d. Adanya tugas yang bila ditunda akan mengganggu kelancaran kegiatan

    perusahaan atau pelanggan dan atau nerugikan perusahaan.

    3. Karyawan pada tingkat jabatan supervisor keatas tidak diwajibkan untuk kerja

    lembur. Akan tetapi atas inisiatif sendiri dan dalam keadaan khusus tersebut

    pada ayat 2 (a) s/d pasal (d) pasal ini. Karyawan pada tingkat jabatan supervisor

    keatas dapat melakukan pekerjaan diluar jam kerja dengan mendapat biaya

    penggantian transport sesuai dengan ketentuan perusahaan yang berlaku.

    4. Kerja lembur tidak diperlukan dalam situasi-situasi sebagai berikut

    a. Dalam hal pekerjaan yang mungkin membahayakan kesehatan dan

    keselamatan masyarakat,

  • 19

    b. Penyelesaian yang bisa menimbulkan kerusakan/kerugian terhadap

    perusahaan.

    c. Dalam keadaan darurat (force majure) seperti kebakaran, peledakan,banjir

    dan lain - lain.

    Kerja lembur untuk karyawan non staf yang berhak atas penggantian uang

    lembur dibayar dengan perhitungan upah per jam sesuai dengan peraturan

    perundangan yang berlaku ( Kep. Men No. 72 / 1984).

    Kerja lembur tidak berlaku bagi sopir, bagian pembelian atau kurir. O1eh

    karena pekerjaannya yang memakan waktu dijalanan karena kemacetan

    lalulintas dan lain sebagainya.

    Pasal 16

    Cuti Tahunan

    1. Setiap Karyawan berhak atas cuti tahunan sebanyak-banyaknya 12 ( dua belas )

    hari kerja sesudah sekurang-kurangnya beker-ja selama 12 (dua betas) bulan

    secara terus menerus, dengan menerima gaji upah penuh.

    2. Karyawan yang akan menggunakan haknya sebagaimana tersebut pada Pasal 6

    ayat (1) mengajukan permohonan cuti tahunannya selambat - lambatnya 7

    (tujuh) hari sebelumnya kepada pimpinan.

    3. Dalam hal Karyawan tersebut tidak mengambil cutinya atas mana ia berhak

    didalam 6 (enam) bulan sesudah tanggal semestinya haknya diperoleh, maka

    haknya untuk mengambil cuti didalam tahun takwin (kalender) yang

    bersangkutan dinyatakan hilang dan gugur.

    4. Dalam keadaan luar biasa dianggap perlu demi operasional Perusahaan dan

    mengingat sifat pekerjaan yang diperlukan, maka Perusahaan dapat

    menangguhkan pemberian izin cuti tahunan dengan memperhitungkan masa

    tenggang waktu cuti sebagaimana ditentukan pada ayat (3) pasal ini.

    Pasal 17

    Cuti Besar

  • 20

    1. Setiap Karyawan yang mempunyai masa kerja 5 (lima) tahun berturut - turut

    berhak atas cuti besar sebanyak -- banyaknya 24 (dua puluh empat) hari kerja

    dengan menerima gaji / upah penuh.

    2. Karyawan yang akan menggunakan hak cuti besarnya, wajib mengajukan

    permohonan selambat - lambatnya 60 hari sebelumnya kepada pimpinannya.

    3. Bahwa cuti besar hanya berlaku bagi karyawan yang tidak mengambil hak cuti

    tahunannya selama 5 tahun secara berturut-turut.

    Pasall 18

    Cuti Khusus / Cuti Dibayar

    1. Dengan izin dari Perusahaan, Karyawan diperbolehkan meninggalkan pekerjaan

    dengan menerima gaji / upah penuh. Hak ini sifatnya bersyarat, yaitu dalam hal

    bila terjadi peristiwa- peristiwa khusus "Cuti Khusus" sebagai berikut:

    Peristiwa Hari Kerja

    I Pernikahan Karyawan 3(tiga) hari

    II Pernikahan anak dari Karyawan 2(dua) hari

    III Khitanan anak dari Karyawan 1(satu) hari

    IV Pembaptisan anak dari karyawan 1(satu) hari

    V Istri Karyawan melahirkan anak 1(satu) hari

    VI Istri / Suami atau anak dari karyawan meninggal 2(dua) hari

    VII Ayah / Ibu Kandung atau mertua dari karyawan meninggal dunia 2 (dua)

    hari

    VIII Saudara kandung dari Karyawan meninggal dunia 2 (dua) hari

    2. Pengajuan permohonan untuk menggunakan Cuti Khusus untuk peristiwa (1)

    pada Pasal 17 ayat (1), harus dilakukan selambat - lambatnya 30 (tiga puluh)

    hari sebelumnya. Hak khusus ini tidak berlaku bagi Karyawan yang jumlah

    masa kerjanya kurang dari 6 (enam) bulan.

    Bagi Karyawan baru yang mempunyai masa kerja lebih dari 6 (enam) bulan dan

    kurang dari 12 (dua belas) bulan yang akan melangsungkan peristiwa (I)

    tersebut berhak atas persekot cuti tahunannya paling lama 3 (tiga) hari kerja.

  • 21

    3. Pengajuan izin untuk menggunakan hak atas Cuti Khusus untuk peristiwa (II),

    (III), dan (IV) harus dilakukan selambat lambatnya 12 (dua belas) hari

    sebelumnya.

    4. Pengajuan izin untuk menggunakan hak atas Cuti Khusus untuk peristiwa (V),

    harus dilakukan sebelum taksiran waktu melahirkan.

    5. Pengambilan hak atas Cuti Khusus yang timbul karena waktu (VI), (VII) dan

    (VIII) harus diberitahukan kepada pimpinan selambat lambatnya 1 (satu) hari

    kerja setelah peristiwa tesebut terjadi.

    Pasa1 19

    Cuti Hamil / Melahirkan bagi Karyawan Wanita

    a. Karyawan yang akan melahirkan diberikan cuti hamil / melahirkan selama 3

    (tiga) bulan berturut - turut (penuh) yang dapat diambil 1,5 (satu setengah)

    bulan sebelum saatnya ia melahirkan dan 1,5 (satu setengah) bulan sesudah

    melahirkan, mendapat gaji / upah.

    b. Permohonan cuti hamil / melahirkan harus diajukan selambat - lambatnya (tiga

    puluh) hari sebelum cuti ini mulai diambil, disertai dengan surat keterangan

    Dokter atau Bidan yang memeriksanya.

    Pasal 20

    Istirahat Karena Sakit

    1. Istirahat karena sakit diberikan kepada Karyawan yang sakit, yang dibuktikan

    dengan keterangan yang dikeluarkan oleh Dokter yang bersangkutan.

    2. Istirahat karena sakit diberikan selama jumlah hari seperti dalam keterangan

    Dokter, dengan pengertian bahwa jumlah hari tersebut termasuk hari libur atau

    hari Minggu sebagai hari istirahat Karyawan.

    Bab IV

    Sistem Gaji / Upah

    Pasal 21

    Sistem Gaji / Upah

    Sebagai imbalan atas jasa dan kerja Karyawan, Perusahaan memberikan imbalan

    yang ditetapkan berdasarkan cakupan tanggung jawab dan prestasi Karyawan

  • 22

    untuk menarik, memelihara dan meningkatkan kemantapan serta gairah kerja

    Karyawan, sesuai dengan sistem gaji / upah yang berlaku.

    1. Penilaian prestasi dilakukan sekurang - kurangnya 1 (satu) tahun sekali, dan

    kepada karyawan yang berprestasi diadakan kenaikan atas gaji / upahnya.

    2. Kenaikan gaji / upah riel dilakukan setiap tahun berdasarkan tingkat kenaikan

    laju inflasi dan kemampuan keuangan perusahaan.

    3. Pembayaran gaji / upah diselenggarakan tiap bulannya pada hari terakhir bulan

    yang bersangkutan kebetulan jatuh pada hari minggu / hari libur, maka

    pembayaran akan dilakukan sehari sebelum hari Minggu / hari libur tersebut.

    Pasal 22

    Tunjangan Makan atau Kehadiran

    1. Para Karyawan diberi tunjangan makan setiap hari kerja atas dasar kehadiran

    mereka dalam pekerjaannya yang akan dibayarkan pada setiap hari sabtu.

    2. Besarnya tunjangan makan atau uang kehadiran sebesar Rp 5.000 ( lima ribu

    rupiah ) perhari kehadiran.

    Pasa1 23

    THR (Tunjangan Hari Raya)

    1. Perusahaan membayar "THR" sampai jumlah satu kali gaji upah bulanan penuh

    kepada para Karyawan dengan masa kerja satu tahun tanpa terputus dan

    sebelum pembayaran demikian, Karyawan tersebut masih berstatus Karyawan.

    2. Bagi para Karyawan yang masa kerjanya kurang dari satu tahun tetapi sudah 3

    (tiga) bulan atau lebih, perhitungan THR nya didasarkan pada jumlah bulan

    (jangka waktu dinas) dibagi 12 (dua belas) dan dikalikan gaji / upah bulanan

    mereka.

    3. THR dibayar I (satu) kali dalam satu tahun pada setiap HARI RAYA IDUL

    FITRI untuk seluruh Karyawan yang akan dilaksanakan selambat - lambatnya

    1 (satu) minggu sebelum jatuhnya tanggal tersebut.

    Pasal 24

    Bonus

    Bonus adalah pembayaran ekstra bagi para Karyawan sebagai hasil kerjasama yang

    baik antara Perusahaan dan para karyawan, sehingga bisnis Perusahaan menjadi

  • 23

    lebih baik. Pelaksanaan pembayaran bonus ini ditentukan menurut kebijaksanaan

    Perusahaan dengan mengingat prestasi dan kemampuan keuangan Perusahaan.

    Pasal 25

    Pembayaran Gaji / Upah Selama Sakit

    Apabila Karyawan sakit dan diwajibkan oleh Dokter yang memeriksanya untuk

    mengambil istirahat sementara waktu, maka atas dasar surat keterangan Dokter

    yang memeriksanya, ia dibebaskan dari kewajiban untuk bekerja dengan menerima

    gaji l upah penuh.

    1. Apabila karyawan sakit dalam jangka waktu lama atas dasar surat keterangan

    dokter maka kepada karyawan bersangkutan diberikan gaji/upah dengan

    ketentuan sebagai berikut:

    a. Untuk 3 (tiga) bulan pertama 100% kali gaji/upah

    b. Untuk 3 (tiga) bulan kedua 75% kali gaji/upah

    c. Untuk 3 (tiga) bulan ketiga 50% kali gaji/upah

    d. Untuk 3 (tiga) bulan keempat 25%kali gaji/upah

    2. Jika dalam waktu I (satu) tahun ternyata Karyawan bersangkutan belum mampu

    untuk bekerja kembali, rnaka perusahaan dapat memutuskan hubungan kerja

    yang Dilaksanakan sesuai dengan Undang - Undang Nomor 12 Tahun 1964.

    Pasal 26

    Pinjaman atau kas bon

    1. Karyawan tidak dibenarkan meminjam/kas bon melebihi 1 kali gaji/upah

    perbulan dan pengembaliannya akan dipotong 1angsung dari gaji/upah

    maksimal 2 kali pemotongan.

    2. Bagi karyawan yang masih memiliki pinjaman/kas bon tidak dibenarkan

    melakukan pinjaman lagi.

    Pasal 27

    Pembayaran Gaji / Upah Selama Cuti Hamil / Melahirkan

    Kepada para Karyawan wanita yang sedang dalam cuti hamil / melahirkan ,

    dibayar gaji / upah, tidak termasuk tunjangan uang makan dan transport.

  • 24

    Pasal 28

    Bantuan Untuk Keluarga Karyawan Yang Ditahan

    1. Karyawan yang ditahan oleh pihak yang berwajib, bukan karena pengaduan

    Perusahaan tidak mendapat gaji / upah.

    2. Pihak keluarga yang ditinggalkan diberikan tunjangan sebagai berikut

    - Untuk 1orang tanggungan 25% dari gaji/upah

    - Untuk 2 orang tanggungan 35% dari gaji / upah

    - Untuk 3 orang tanggungan 45% dari gaji / upah

    - Untuk 4 orang tanggungan 50% dari gaji / upah

    3. Pembayaran bantuan tersebut dilaksanakan selama 6 (enam) bulan setelah lewat

    6 bulan hubungan kerja Karyawan yang bersangkutan akan diputuskan menurut

    Undang - undang No. 12 Tahun 1964 Jo Kepmenaker No. Kep/150/Mlen/2000

    Pasal. 19.

    4. Dalam hal Karyawan diputuskan oleh Pengadilan Negeri terbukti melakukan

    kesalahan, maka Perusahaan dapat mengajukan permohonan izin pemutusan

    hubungan kerja.

    Pasal 29

    Perhitungan Upah Lembur

    Perhitungan kerja lembur dilakukan sesuai dengan ketentuan perundangan yang

    berlaku, yaitu

    1. Apabila kerja lembur dilakukan pada hari biasa

    Untuk jam lembur pertama dibayar sebesar l,5 x gaji/upah sejam.

    Untuk jam lembur selebihnya dibayar sebesar 2x gaji/upah sejam.

    2. Apabila kerja lembur dilakukan pada jam istirahat minggu atau hari raya

    resmi:

    Untuk setiap jam dalam batas 7 jam atau 5 jam apabila hari raya tersebut

    jatuh pada hari kerja terpendek pada salah satu hari dalam 6 hari kerja

    seminggu, harus dibayar upah sedikit-dikitnya 2x gaji/upah sejam.

    Untuk jam pertama melebihi 7 jam atau 5 jam apa bila hari raya tersebut

    jatuh pada hari kerja terpendek pada salah satu hari dalam 6 hari kerja

    seminggu, harus dibayar upah sedikit-dikitnya 3x gaji/upah sejam.

  • 25

    Untuk jam kedua melebihi 7 jam atau 5 jam apabila hari raya tersebut

    jatuh pada hari kerja terpendek pada salah satu hari dalam 6 hari kerja

    seminggu, harus dibayar gaji/upah sedikit-dikitnya 4 x gaji/upah sejam.

    Bab V

    Jaminan Sosial

    Pasal 30

    Pengobatan

    Kecuali Karyawan dengan dan atau dalam masa percobaan, Karyawan dan keluarga

    pertama yang sah berhak atas pengobatan dan perawatan sesuai dengan ketentuan

    dan tata cara yang ditetapkan oleh Perusahaan yang minimal berpedoman pada

    ketentuan Undang - Undang No. 3 Tahun 1992 (U11 No.92) Jo Peraturan

    Pemerintah No. 14 Tahun l993 (PP No. 14 /93) tentang Program Jamsostek dan

    peraturan pelaksanaannya.

    Pasal 31

    Tunjangan kecelakaan Kerja

    1. Apabila Karyawan mengalami kecelakaan dalam melakukan pekerjaannya atau

    menderita penyakit akibat pekerjaannya dan apabila kecelakaan terjadi dalam

    perjalanan pergi ke tempat pekerjaan atau pulang dari tempat pekerjaannya yang

    mungkin menyebabkan Karyawan tersebut menjadi tidak mampu melakukan

    pekerjaannya, maka Pengusaha akan melaksanakan ganti rugi sebagaimana

    diatur dalam Undang-Undang No. 3 Tahun 1992 Jo PP No. 14 Tahun 1993

    yang dilaksanakan rnelalui Program Jamsostek.

    2. Apabila Karyawan tersebut mengalami kecelakaan meninggal dunia atau

    menjadi cacat seumur hidup sehingga tidak bisa bekerja (selanjutnya), ia akan

    diberi tunjangan kecelakaan atas dasar Undang - Undang No. 3 Tahun 1992 Jo

    PP No. 14 Tahun 1993 ) .Dan sesuai dengan setiap keuntungan - keuntungan

    yang mungkin diperinci didalam tunjangan pensiun.

  • 26

    Pasal 32

    Tunjangan Kematian

    1. Apabila Karyawan meninggal dunia bukan karena kecelakaan kerja atau bukan

    karena kesengajaan Karyawan lain, maka Perusahaan akan memberi santunan

    kepada ahli waris sah Karyawan dan hak - hak normatif lainnya sesuai dengan

    ketentuan perundang - undangan yang berlaku selain daripada sumbangan

    ongkos pemakaman dan santunan dari PT. Jamsostek belum termasuk

    didalamnya.

    2. Apabila anggota keluarga Karyawan (suami / istri / anak/ ayah / ibu kandung)

    rneninggal dunia, maka Perusahaan akan memberikan uang duka cita yang

    besarnya sesuai dengan kebijaksanaan yang ditentukan oleh Direksi Perusahaan.

    Bab VI

    Tata Tertib Perusahaan Dan Sanksi Terhadap Pelanggaran

    Pasal 33

    Disiplin Kerja

    1. Setiap Karyawan berkewajiban mematuhi waktu kerja Perusahaan yang

    berlaku.

    2. Setiap Karyawan wajib rnengisi daftar absensi / menyerahkan kartu kerja pada

    tempat yang telah ditetapkan baik pada waktu masuk / pulang bekerja dan harus

    diisi / diserahkan oleh Karyawan sendiri. Apabila tidak mengisi daftar tersebut

    Karyawan bersangkutan dianggap mangkir.

    3. Setiap Karyawan wajib mengikuti dan mematuhi seluruh petunjuk - petunjuk

    atau instruksi -instruksi yang diberikan atasan atau pemimpin Perusahaan yang

    berwenang memberikan memberikan petunjuk dan / atau instruksi termaksud.

    4. Setiap Karyawan wajib melaksanakan seluruh tugas dan kewajiban yang

    diberikan dan / atau diperintahkan kepadanya oleh Perusahaan.

    5. Karyawan wajib menjaga serta merawat dengan baik semua milik perusahaan,

    serta melapor kepada atasan/pimpinan bila mengetahui hal-hal yang dapat

    menimbulkan bahaya dan atau kerugian perusahaan.

  • 27

    6. Setiap karyawan wajib menjaga kerahasiaan data informasi yang berhubungan

    dengan kegiatan usaha dan/atau personil-personil perusahaan terhadap pihak

    yang tidak berwenang,baik pihak intern maupun pihak ekstern perusahaan.

    7. Setiap karyawan wajib melaporkan kepada pimpinan perusahaan jika ada

    perubahan-perubahan status diri, susunan keluarga, alamat dan sebagainya.

    8. Setiap karyawan wajib memeriksa alat-alat kerja masing-masing, baik sebelum

    maupun sesudah melaksanakan tugasnya sehingga benar-benar tidak

    menimbulkan kerusakan/bahaya yang akan mengganggu pekerjaan

    9. Setiap karyawan wajib melaksanakan dan mematuhi semua sistem dan prosedur

    (sisdur) yang berlaku di perusahaan.

    Pasal 34

    Larangan bagi karyawan

    1. Karyawan dilarang melakukan hal-hal sebagai berikut

    a. Pencurian, penggelapan, pemalsuan, dan atau penipuan

    b. Penganiayaan terhadap pimpinan, bawahan atau teman sekerja maupun

    keluarga.

    c. Membujuk pimpinan,bawahan atau teman sekerja termasuk keluarganya.

    d. Untuk melakukan sesuatu yang melanggar hukum.

    e. Merusak milik perusahaan dengan sengaja atau karena kecerobohannya.

    f. Memberikan keterangan palsu.

    g. Minum-minuman keras,mabok,menghisap ganja,menyimpan, membawa

    dan menyalahgunakan bahan narkotika, berjudi dan atau berkelahi dengan

    sesama karyawan/pimpinan,membawa senjata api/tajam ditempat kerja.

    h. Menghina,memfitnah,atau mengancam pimpinan, keluarga pimpinan atau

    teman sekerja.

    i. Melakukan tindakan asusila atau hal semacam itu dalam lingkungan

    tempat kerja,

    j. Membongkar rahasia perusahaann atau rahasia rumah tangga pengusaha.

    k. Menolak perintah yang layak walaupun sudah diperingatkan.

    l. Melalaikan kewajiban secara serampangan.

  • 28

    2. Setiap karyawan dilarang melakukan pekerjaan yang bukan tugasnya dan tidak

    diperkenankan memasuki ruangan lain yang bukan bagiannya kecuali atas

    perintah/ijin atasanya.

    3. Karyawan dilarang menjual/memperdagangkan barang berupa apapun atau

    mengedarkan poster-poster yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan

    tanpa izin pimpinan perusahaan.

    4. Karyawan dilarang menjalankan pekerjaan yang dapat menimbulkan kerugian

    perusahaan.

    5. Karyawan dilarang menggunakan kedudukan yang diperoleh jabatan untuk

    keuntungan pribadi maupun pihak ketiga.

    6. Karyawan dilarang membawa/menggunakan barang-barang/alat-alat milik

    perusahaan keluar lingkungan perusahaan tanpa ijin pimpinan yang

    berwenang.

    7. Dalam hal transaksi jual-beli, distribusi dan atau pemasaran barang-barang

    lainya milik perusahaan harus didasarkan pesan-beli (order) atau cara lain

    yang ditentukan berdasarkan sisdur yang berlaku di perusahaan. Karyawan

    dilarang memakai nama nama outlet milik dari atau terafiliasi dengan suatu

    perusahaan untuk order yang tidak pernah ada (fiktif) untuk

    kepentingan/keuntungan pribadi maupun pihak ketiga lainnya yang dapat

    menimbulkan kerugian bagi perusahaan.

    8. Karyawan dilarang menjalankan pekerjaan dan/atau mendirikan usaha yang

    sejenis dengan perusahaan.

    Pasal 35

    Hal mangkir dan skorsing

    1. Karyawan yang tidak masuk kerja pada hari dan waktu yang ditentukan tanpa

    alasan yang sah dianggap mangkir dan kepadanya pada hari tidak masuk kerja

    gaji / upahnya tidak dibayar oleh Perusahaan atau atas pertimbangan -

    pertimbangan tertentu, Perusahaan dapat melaksanakan pemotongan gaji / upah

    sebesar jumlah hari ia mangkir dikalikan dengan 1/25 kali komponen gaji / upah

    yang dikaitkan dengan kemangkiran.

  • 29

    2. Dalam hal Karyawan mangkir bekerja paling sedikit dalam waktu 5 (lima) hari

    berturut - turut dan telah dipanggil oleh Pengusaha 2 (dua) kali secara tertulis

    tetapi pekerja tidak dapat memberi keterangan tertulis dengan bukti yang sah,

    maka Perusahaan dapat melakukan proses Pemutusan hubungan kerja.

    3. Karyawan yang tidak masuk bekerja sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

    karena melakukan mogok kerja yang dilakukan sesuai dengan peraturann

    perundang - undangan yang berlaku tidak dapat dinyatakan mangkir.

    4. Skorsing dapat dilaksanakan terhadap setiap Karyawan yang melakukan

    pelanggaran terhadap tata tertib dan disiplin kerja atau tidak menjalankan

    kewajiban sebagaimana mestinya atau tindakan yang merugikan Perusahaan.

    Pasa136

    Tindakan Terhadap Karyawan Yang Melakukan Kesalahan

    1. Karyawan yang melakukan pelanggaran terhadap peraturan - peraturan tata

    tertib dan disiplin perusahaan, dapat dikenai sanksi - sanksi sebagai berikut

    a. Peringatan lisan;

    b. Peringatan tertuis I,II,III / terakhir;

    c. Penurunan jabatan;

    d. Skorsing;

    e. Pemutusan hubungan kerja

    2. Bentuk sanksi yang diberikan sesuai dengan tingkat pelanggaran yang

    dilakukan.

    3. Peringatan tertulis dapat diberikan tidak secara berurutan tergantung dari besar

    kecilnya pelanggaran atau kesalahan.

    4. Masing - masing peringatan tertulis mempunyai masa berlaku selama 6

    (enam) bulan sebagai berikut:

    a. Surat peringatan Pertama berlaku selama 6 (enam) bulan;

    b. Surat peringatan Kedua berlaku selama 6 (enam) bulan;

    c. Surat peringatan Ketiga / terakhir berlaku selama 6 (enam) bulan.

    5. Mengenai pengeluaran surat peringatan pertama, kedua dan ketiga / terakhir,

    surat peringatan menjadi berakhir dan / atau batal dalam hal terjadi peristiwa -

    peristiwa berikut ini

  • 30

    a. Karyawan melakukan pelanggaran yang sama, dalam masa waktu sama

    mengakibatkan Perusahaan mengeluarkan surat peringatan berikutnya dan /

    atau skorsing atau PHK.

    b. Bila masa yang telah ditentukan terlampaui dari masa yang ditetapkan dan

    selama masa tersebut Karyawan tidak lagi membuat kesalahan /

    pelanggaran

    6. Sesuai dengan lingkup kesalahan yang dibuat , Karyawan dapat langsung

    diberikan surat peringatan kedua atau ketiga / terakhir yang tidak

    memperhatikan surat terdahulu.

    7. Dalam hal sesudah menerima surat peringatan ketiga / terakhir , bila Karyawan

    masih melakukan pelanggaran kembali maka kepadanya dapat dikenakan

    pemutusan hubungan kerja, yang dilaksanakan sesuai dengan prosedur Undang

    - undang Nomor 12 Tahun 1964.

    8. Karyawan yang melakukan pelanggaran berulang -ulang atau pelanggaran berat

    dapat dikenakan skorsing untuk paling lama selama 6 (enam) bulan dengan

    menerima 75% gaji / upah.

    9. Jangka waktu skorsing paling lama 1 (satu) bulan, kecuali menunggu keputusan

    P4 Daerah / Pusat skorsing paling lama selama 6 (enam) bulan.

    Pasal 37

    Pengenaan Sanksi atau Hukuman

    Pelanggaran atas peraturan - peraturan dan / atau disiplin akan mendapat

    dikenakan sanksi - sanksi yang dikelompokkan sebagai berikut

    1. Pelanggaran Kelompok. A

    a. Menyalah gunakan fasilitas Perusahaan untuk maksud pribadi;

    b. Mengabaikan kerapian berpakaian, rambut dan kebersihan jasmani

    sewaktu bertugas / kerja;

    c. Datang terlambat dan atau meninggalkan pekerjaan lebih dahulu dari waktu

    yang telah di tetapkan dengan tidak cukup alasan yang dapat dipertanggung

    jawabkan.

  • 31

    d. Mengabaikan ketertiban, berkali - kali menggunakan Kartu Hadir ke dalam

    mesin cetak waktu dan sengaja memasukkan Kartu Karyawan lain dalam

    mesin cetak waktu.

    e. Berlaku tidak sopan, amoral, kasar terhadap rekan kerja lain;

    f. Tidak memperhatikan kebersihan didalam lingkungan kerja;

    g. Melanggar sesuatu peraturan mengenai kebersihan kesehatan;

    h. Memiliki / menyimpan gambar - gambar porno atau dokumen terlarang di

    dalam lingkungan kerja;

    i. Menyimpan sesuatu harta benda milik Perusahaan tanpa izin;

    j. Tidak masuk kerja daiam waktu 2 (dua) hari tanpa pemberitahuan;

    k. Tidak melapor kepada pimpinan atau atasannya terhadap perubahan

    prubahan status diri, susunan keluarga, alamat dan sebagainya.

    l. Dalam penilaian kerja Secara berturut-turut dengan hasil Jelek.

    Sanksi Pelanggaran ke -1 --- > Surat Peringatan Pertama Pelanggaran ke -2

    --- > Surat Peringatan Kedua Pelanggaran ke -3 --- > Surat Peringatan

    Ketiga Diikuti : Skorsing Tanpa Upah Pelanggaran ke -4 --- > PHK

    2. Pelanggaran Kelompok B

    a. Tidur selama jam kerja tanpa izin pimpinan;

    b. Meninggalkan pekerjaan selama jam kerja tanpa izin pimpinan;

    c. Malas melaksanakan perintah atasan;

    d. Merokok di tempat kerja pada bagian yang dilarang merokok;

    e. Menolak persyaratan pemeriksaan kesehatan atau pencegahan seperti yang

    ditentukan oleh Perusahaan;

    f. Tidak masuk kerja selama 3 (tiga) hari tanpa pemberitahuan;

    g. Mengabaikan tugas / pekerjaan yang dilimpahkan kepadanya;

    h. Tidak teliti dalam melaksanakan pekerjaan;

    i. Melakukan pekerjaan yang bukan kerjanya yang dapat menimbulkan

    kerugian bagi Perusahaan;

    j. Melakukan pekerjaan / tugasnya secara ceroboh / serampangan. Sanksi -

    Pelanggaran ke-1 --- > Surat Peringatan Pertama - Pelanggaran ke-2 --- >

    Surat Peringatan Kedua - Pelanggaran ke-3 --- > PHK

  • 32

    3. Pelanggaran Kelompok C

    a. Melakukan tindakan yang membahayakan keselamatan karyawan lain,,

    b. Sengaja menyembunyikan suatu penyakit berat atau penyakit menular

    yang membahayakan keselamatan/kenyamanan di lingkungan kerja dan

    atau bagi karyawan lain;

    c. Menerima dan menuntut imbalan (kompensasi) jasa dalam bentuk barang

    atau uang dari suplier dan atau pelanggan perusahaan serta pihak yang

    berkepentingan terhadap perusahaan dan perlengkapannya;

    d. Tidak menghormati, berlaku kasar, angkuh/sombong atau menunjukan

    sesuatu sikap yang tidak menyenangkan terhadap pimpinan, bawahan serta

    karyawan lain dan para suplier dan/atau pelanggan perusahaan;

    e. Memberikan informasi palsu;

    f. Menyimpan senjata tajam selama bekerja/'bertugas;

    g. Berjudi di lingkungan Perusahaan;

    h. Meminjamkan uang dengan bunga yang tinggi kepada Karyawan lain.;

    i. Merusak milik Perusahaan dengan sengaja atau karma kecerobohannya;

    j. Menjalankan pekerjaan atau mendirikan usaha yang sejenis dengan

    Perusahaan;

    k. Berkelahi dengan sesama Karyawan atau pimpinannya serta bawahannya;

    Memasuki ruangan lain yang bukan bagiannya tanpa izin pimpinannya

    sehingga menyebabkan kerugian bagi Perusahaan.;

    l. Membawa / menggunakan barang - barang / alat - alat milik Perusahaan

    keluar dari lingkungan perusahaan tanpa se-izin atasan/pimpinan.

    m. Mengabaikan ketertiban, berkali - kali menggunakan Kartu Hadir ke dalam

    mesin cetak waktu dan sengaja memasukkan Kartu Karyawan lain dalam

    mesin cetak waktu (mesin absen).

    Sanksi

    - Surat Peringatan Ketiga atau PfiK atas pilihan Perusahaan sendiri.

    4. Pelanggaran Kelompok D

    a. Membuka rahasia Perusahaan kepada pihak ketiga tanpa sepengetahuan /

    izin dari dewan direktur.

  • 33

    b. Menyalahgunakan kepercayaan Perusahaan dengan melakukan perbuatan

    korupsi antara lain tetapi tidak terbatas kepada - Menerima suap dari pihak

    ketiga

    Menerima suap dari personalia / bawahan atau

    Menerima suap dalam bentuk uang atau sesuatu barang atau suatu

    bentuk jasa dari pihak manapun.

    c. Menyimpan, membawa dan menggunakan narkotika atau zat - zat

    berbahaya lainnya (Narkoba/Naza) di lingkungan kerja / lingkungan

    Perusahaan;

    d. Menggunakan atau memasukkan alkohol ke tempat kerja serta melakukan

    pekerjaan dalam keadaan mabuk atau dibawah pengaruh minuman keras

    atau ganja serta obat - obat terlarang lainnya;

    e. Tidak masuk kerja dalam waktu 5 (lima) hari berturut - turut tanpa

    pemberitahuan dan telah dipanggil 2 kali;

    f. Kesalahan / kelalaian yang mengakibatkan penurunan kinerja dalam setiap

    kompetensi bidang usaha;

    g. Memalsukan data - data, dokumen - dokumen Perusahaan;

    h. Mencuri atau menggelapkan uang atau harta benda Perusahaan, Karyawan;

    i. Menggoda, membujuk Karyawan atau bawahan maupun atasan untuk

    melaksanakan suatu tindakan melanggar hukum atau moralitas;

    j. Melakukan tindakan kekerasan / penyalahgunaan wewenang atau

    mengancam berbuat hal itu terhadap Karyawan lain dan / atau atasan,

    bawahan dan keluarga;

    k. Memiliki tanpa izin senjata api / bahan peledak dalam rangka sabotase

    untuk mengacaukan disiplin Perusahaan;

    l. Menghina, memfitnah atau mengancam pimpinan, bawahan, keluarga

    pimpinan atau bawahan atau teman sekerja lainnya;

    m. Melanggar SisDur (sistem dan prosedur) yang berlaku di Perusahaan.

    n. Melanggar perintah atasan atau pimpinan dan keputusan keputusan

    Perusahaan sebagaimana ditentukan pada Pasal 5 Ayat (2);

  • 34

    o. Melanggar larangan - larangan bagi Karyawan sebagaimana ditentukan

    pada Pasal 34 Peraturan Perusahaan ini,

    p. Melanggar larangan - larangan bagi Karyawan sebagaimana ditentukan

    ayat (7), (8), (9) dan (10);

    q. Melanggar disiplin kerja yang dapat merugikan Perusahaan.

    r. Menolak diperintah atau dipanggil oleh pimpinan.

    Sanksi Pelanggaran ke-1 --- > PHK

    Pasal 38

    Syarat - Syarat Pemutusan Hubungan Kerja

    Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dilakukan sesuai dengan ketentuan -

    ketentuan yang diatur menurut Undang - Undang No. 12 / 1964 dan Peraturan -

    peraturan pelaksanaannya yang dikeluarkan oleh Pemerintah. Hubungan kerja

    antara Karyawan dan Perusahaan terputus, bila

    a. Karyawan mengundurkan diri. Pengunduran diri demikian harus disampaikan

    secara tertulis dan diserahkan sekurang - kurangnya sebulan sebelumnya.

    b. Karyawan meninggal dunia.

    c. Karyawan menderita sesuatu penyakit dan gagal menjalankan tugas

    kewajibannya Iebih dari 12 (dua belas) bulan atau cacat lama sekali sehingga ia

    tidak dapat melakukan tugasnya.

    d. Perusahaan memberhentikan dengan hormat Karyawan yang masih dalam

    dinas dan sudah mencapai umur 55 tahun.

    e. Diberhentikan karena melanggar disiplin Perusahaan sebagai akibat hukuman

    administrasi.

    Pernbayaran uang pesangon, uang penghargaan dan ganti kerugian, berpedoman

    pada Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. 150/Men/2000 Pasal 22, 23, dan 24 sbb:

    a. Besarnya uang pesangon ditetapkan sekurang kurangnya masa kerja kurang

    dari 1 tahun 1 bulan upah. Masa kerja 1 tahun atau lebih tetapi kurang dari 2

    tahun mendapat 2 bulan upah. Masa kerja 2 tahun atau lebih tetapi kurang dari 3

    tahun mendapat 3 bulan upah. Masa kerja 3 tahun atau lebih tetapi kurang dari.

    4 tahun mendapat 4 bulan upah. Masa kerja 4 tahun atau lebih tetapi kurang dari

    5 tahun mendapat 5 bulan upah. Masa kerja 5 tahun atau lebih tetapi kurang dari

  • 35

    6 tahun mendapat 6 bulan upah. Masa kerja 6 tahun atau lebih tetapi kurang dari

    7 tahun mendapat 7 bulan upah. Masa kerja 7 tahun atau lebih tetapi kurang

    dari 8 tahun mendapat 8 bulan upah. Masa kerja 8 tahun atau lebih 9 bulan

    upah. Masa kerja 3 tahun atau lebih tetapi kurang dari 6 tahun mendapat 2 bulan

    upah.Masa kerja 6 tahun atau lebih tetapi kurang dari 9 tahun mendapat 3 bulan

    upah. Masa kerja 9 tahun atau lebih tetapi kurang dari 12 tahun mendapat 4

    bulan upah. Masa kerja 12 tahun atau lebih tetapi kurang dari 15 tahun

    mendapat 5 bulan upah. Masa kerja 15 tahun atau lebih tetapi kurang dart 18

    tahun memdapat 6 bulan upah. Masa kerja 18 tahun atau lebih tetapi kurang dari

    21 tahun mendapat 7 bulan upah. Masa kerja 21 tahun atau lebih tetapi kurang

    dari 24 tahun mendapat 8 bulan upah. Masa kerja 24 tahun atau lebih mendapat

    10 bulan upah

    b. Uang Ganti Kerugian;

    a) Ganti kerugian untuk istirahat panjang yang belum diambil dan yang

    belum gugur.

    b) Ganti kerugian untuk istirahat panjang bilamana di Perusahaan yang

    bersangkutan berlaku peraturan istirahat panjang dan pekerja belum

    mengambil istirahat itu menurut perbandingan antara masa kerja pekerja

    dengan masa kerja yang ditentukan untuk dapat mengambil istirahat

    panjang.

    c) Biaya atau ongkos pulang untuk keluarganya ke tempat dimana pekerja

    diterima bekerja.

    d) Penggantian perumahan serta pengobatan dan perawatan ditetapkan sebesar

    15% (lima belas perseratus) dari uang pesangon dan uang penghargaan

    masa kerja apabila masa kerjanya telah memenuhi syarat untuk

    mendapatkan uang penghargaan masa kerja. "

    e) Hal - hal lain yang ditetapkan oleh P4D dan NP

    Pasal 39

    Ganti Kerugian

    1. Pekerja yang diputuskan hubungan kerjanya karena melakukan kesalahan berat

    berhak atas uang penghargaan masa kerja dan ganti rugi apabila masa kerjanya

  • 36

    telah memenuhi syarat untuk mendapatkan uang penghargaan masa kerja dan

    ganti kerugian.

    2. Dalam hal kesalahan berat yang dilakukan. oleh pekerja telah menimbulkan

    kerugian yang besar bagi Perusahaan maka Perusahaan berhak

    memperhitungkan atau mengkompensasikan kerugian yang timbul akibat dari

    kesalahan berat yang dilakukan yang bersangkutan dengan uang penghargaan

    dan ganti kerugian sebagaimana dimaksud didalam ayat (1) dalam pasal (n).

    3. Bab VII

    Penyelesaian Keluhan Karyawan

    Pasal 40

    Prosedur Penyelesaian Keluhan Karyawan

    1. Apabila terjadi keluhan - keluhan / ketidakpuasan dari Karyawan atas keadaan

    tertentu dan dengan menyadari pentingnya anti komunikasi dan kerjasama

    dalam menciptakan hubungan kerja yang harmonis diantara kedua belah

    pihak, maka setiap permasalahan / keluhan yang timbul akan diselesaikan

    secara musyawarah dengan segera melalui langkah - langkah sebagai berikut :

    a. Langkah Pertama

    Karyawan segera menyampaikan masalah yang dihadapinya dengan

    atasannya baik secara lisan maupun tertulis.

    b. Langkah Kedua

    Jika dengan atasannya belum selesai, Karyawan dapat menyampaikannya

    secara tertulis keatasan yang lebih tinggi dan seterusnya kepemimpinan

    Perusahaan atau di sampaikan ke forum komunikasi / konsultasi Karyawan

    dengan Perusahaan (bipartit) yang ada di Perusahaan.

    c. Langkah. Ketiga

    Apabila masalah / keluh tersebut ternyata tidak dapat diselesaikan secara

    musyawarah maka akan dilakukan penyelesaiannya di kantor Departemen

    Tenaga Kerja setempat.

  • 37

    Bab VIII

    Penutup

    Pasal 41

    1. Peraturan Perusahaan ini berlaku setelah mendapat pengesahan dari Depnaker

    dan untuk waktu 2 (dua) tahun serta dibagikan kepada Karyawan untuk dapat

    diketahui dan dilaksanakan sebagaimana mestinya.

    2. Persyaratan kerja yang perlu dan belum tercantum dalam peraturan Perusahaan

    ini , dengan sendirinya berlaku Undang - undang dan peraturan perundang -

    undangan yang berlaku.

    3. Bila dipandang perlu, Perusahaan akan mengeluarkan peraturan - peraturan

    /ketentuan- ketentuan Pelaksanaan dari Peraturan Perusahaan ini dengan tidak

    bertentangan dengan peraturan perusahaan ini dan peraturan perundang -

    undangan yang berlaku.

    4. Perubahan - perubahan atau penyempurnaan diri peraturan Perusahaan ini,

    sebelum diberlakukan dimintakan pengesahannya terlebih dahulu dari

    Departemen Tenaga Kerja Republik Indonesia.

    5. Jika ada pasal - pasal dari persyaratan kerja yang tercantum dalarn peraturan.

    perusahaan ini kurang atau tidak sesuai dengan peraturan perundang

    undangan yang berlaku, maka hal tersebut batal demi hukum dan dengan

    demikian yang diberlakukan adalah peraturan perundang-undangan yang

    berlaku tersebut.

    Peraturan Kerja Bengkel PT SATO SARA SEMESTA

    1. Jam kerja karyawan /12 Desember 2012

    Senin-kamis: 08.00-16.00 WIB Istirahat : 12.00-13.00 WIB

    Jumat : 08.00-16.30 WIB Istirahat : 11.30-13.00 WIB

    Sabtu : 08.00-13.00 WIB

    2. Semua karawan diwajibkan untuk melakukan absensi kehadiran pada saat

    masuk dan pulang kerja.

    3. Karyawan harus hadir sebelum jam kerja dimulai.

    4. Karyawan harus memakai sarana keselamatan kerja yang disediakan oleh

    bengkel seperti kacamata , Sepatu masker dan sarana pendukung lainya.

  • 38

    5. Karyawan diwajibkan membersihkan mesin dan tempat kerja 5 merit sebelum

    jam pulang.

    6. Karyawan diwajibkan lembur apabila dibutuhkan dan diperintah oleh atasan.

    7. Tidak hadir 3 hari berturut - turut tanpa ada pemberitahuan dianggap

    mengundurkan diri.

    8. Karyawan berhak atas cuti tahunan sebanyak 12 hari dalam setahun.

    9. Cuti Kolektif atau cuti bersama akan dipotongkan dari cuti tahunan.

    10. Pimpinan berhak memberikan peringatan kepada karyawan bila menyimpang

    dari peraturan yang sudah berlaku.

    Sanksi I : Surat Peringatan I ( SP I )

    Sanksi II : Surat Peringatan H ( SP II )

    Sanksi. III : Surat Peringatan III (SP III )

    Sanksi. IV : Scorsing

    Sanksi V : Pemutusan Hubungan Kerja

    11. Perhitungan jam lembur / 18 September 2012 Hari kerja biasa

    Jam Pertama 1.5 kali -Jam Berikutnya 2 kali

    Hari Minggu dan libur Nasional -Jam pertama s/d 7 Jam 2 kali

    12. Perubahan UMR / 1 Oktober 2012

    UMR : Gaji pokok + Tunjangan Hadir ( 5.000 / hari ) + Tunjangan Struktural

    13. Fasilitas Uang makan 5.000 / Hari

    2.7 Disiplin Kerja Pimpinan Byte Computer sangat menjunjung tinggi arti disiplin kerja

    terhadap para karyawannya. Dalam hal ini disiplin meliputi disiplin waktu,

    disiplin pakaian, disiplin bicara, dan disiplin pelayanan terhadap para konsumen.

    Jam kerja karyawan di PT SATO SARA SEMESTA pada hari Senin

    sampai Kamis adalah dari pukul 08.00 WIB sampai dengan 16.00 WIB, dengan

    kebijakan istirahat yaitu pukul 12.00 WIB sampai dengan pukul 13.00 WIB atau

    kurang lebih 1 jam. Sedangkan pada hari Jumat adalah dari pukul 07.30 WIB

    sampai dengan pukul 16.00 WIB, dengan kebijakan istirahat yaitu pukul 11.30

    WIB -13.00 WIB karna adanya shalat Jumat. Pada hari Sabtu jam kerja dimulai

    pukul 08.00 WIB dan berakhir pada jam 13.00 WIB, tanpa istirahat.

  • 39

    2.8 Denah dan Lokasi Perusahaan PT Sato Sara Semesta merupakan perusahaan yang berada pada lokasi

    yang terletak di dekat Situ Cipondoh, yaitu di Jalan KH.Hasyim Ashari Gang

    Kemuliaan No.100 Cipondoh,Tangerang dapat dilihat pada denah berikut:

    DENAH LOKASI PT SATO SARA SEMESTA

  • 40

    Data Customer

    a. Export luar Negeri

    b. PT. Auto Bridal Indonesia

    c. PT. Auto 2000

    d. PT. Sun Motor Jakarta

    e. Gading Utama

    f. PT. Kawan Lama

    g. PT. Himawan Putra

    h. PT. Djarum Kudus

    i. PT. Polytron Kudus

    j. PT. Astra Honda Motor

    k. PT. Toyota

    l. Team Motor Bandung

    m. PT. Aprillindo

    n. Dll.

    Partner Perusahaan

    Material: PT Baja Buana Agung, Jakbar

    PT Baja Mulya

    PT Mekar Jaya Mandiri

    Hard Chrome

    PT Teknik 1989

    PT Teknik Popular

    Valve: UD Wijaya Tegal

    Spare Part

    PT. Sinar Laut Abadi

    PT. Nata Kreasi

    Cat

    PT. Ega Paint

    Seal: Sahfii Seal

  • 55

  • 88

  • 41

    BAB III

    TINJAUAN TEKNIK

    3.1 Pengertian

    Single Post Lift adalah alat yang menggunakan prinsip kerja

    hidrolik dan pneumatic. Sistem kerja hidrolik adalah system yang

    memanfaatkan zat cair,biasanya oli,untuk melakukan suatu gerakan segaris

    atau putaran. Sistem ini bekerja berdasarkan prinsip. Jika suatu zat cair

    dikenakan tekanan, maka tekanan tersebut akan merambat kesegala arah

    dengan tidak bertambah atau berkurang kekuatannya.

    Sedangkan system kerja pneumatic adalah sistem yang

    menggunakan tenaga yang disimpan dalam bentuk udara yang

    dimanfaatkan untuk menghasilkan suatu sistem kerja yang disebut dengan

    sistem pneumatic. Dalam penerapannya, sistem pneumatic banyak

    digunakan sebagai sistem automasi.

    3.1.1. Spesifikasi

    Capasity : 4000 Kg

    Type : Hydro Peumatik

    Plungger diameter : 271 mm

    Tekanan Operasi : 5-10Kg/cm2

    Kapasitas Pengisian Oil : 170 liter

    Ketinggian Adapter : 250 mm

    Lebar Adapter : 800 mm

    Panjang Adapter : 5000 mm

  • 42

    Ketinggian max Pengangkatan : 1740 mm

    Luas min Lahan yang Digunakan : 12000 mm x 5000 mm Full

    Hardcrome Plunger.

    3.2 Kelebihan dan Kekurangan Single Post Lift Sato SL-40

    3.2.1. Kelebihan Single Post Lift

    3.2.1.1. Piaton Full Hardcrome

    Karena Piston menggunakan Full Hardcrome, maka single

    post ini lebih tahan karat dan goresan. Ketebalan hardcrome

    mencapai 90 micron, cukup tebal untuk menahan karat dan

    mencegah goresan. Dan Hardcrome yang di gunakan kualitas

    yang baik, serta telah menjalani proses pengecekan terlebih

    dahulu sebelum di gunakan.

    3.2.1.2. Penahanan Piston memakai double Bushing

    Dengan adanya double Bushing maka single post ini akan

    mampu menahan piston sewaktu mengangkat beban berat,

    meskipun pada ketinggian maksimum dan menjaga agar posisi

    piston tetap pada pisisi center.

    3.2.1.3. Arm Bracket lebih kokoh dan lebih panjang

    Dengan adanya Arm Bracket yang lebih kokoh dan panjang

    maka pada saat mengangkat mobil mobil berat tidak terjadi

    kemiringan atau melengkung. Selain itu juga dengan Arm

    Bracket yang panjang maka akan mampu mengangkat segala

    jenis mobil, baik yang memiliki chassis panjang maupun chassis

    yang pendek.

  • 43

    3.2.1.4. Bushing Menggunakan Lapisan Timah

    Dengan menggunakan lapisan timah pada kedua bushing

    maka sewaktu mengangkat plunger, plunger tidak akan tergores,

    rusak, tersendat-sendat, karena timah di kenal memiliki sifat

    alamiah yang lunak tetapi kuat dan mempunyai gaya gesekan

    yang halus dan licin.

    3.2.1.5. Didalam Piston terdapat Air Sprayer Nipple

    Dengan adanya Air sprayer nipple maka pada saat lift

    mengangkat beban yang berat tidak akan terjadi hentakan dan

    tetap stabil pada waktu naik dan turun.

    3.2.1.6. Bahan Housing dan Piston lebih Kuat dan tebal

    Bahan housing dan piston yang dipakai adalah seamless

    boiler pipe 13 dan 16 dengan ketebalan masing-masing adalah

    6 mm dan9,27 mm.

    3.2.1.7. Pengecetan memakai oven

    Pengecatan di lakukan dengan System Oven serta di lapisi

    epoxy sebelum pengecatan dengan pemanasan suhu 1500 celcius

    sehingga hasil pengecatan lebih mengkilat dan tahan lama.

    3.2.1.8. Menggunakan 3 buah Stopper dan 1 buah Rail

    Dengan menggunakan 3 buah Stopper maka pada saat

    mengangkat, piston tidak akan keluar dari Housing. Sedangkan

    Rail berguna untuk menjaga posisi piston agar tetap center.

    3.2.2. Kekurangan Single Post Lift

    1. Apabila dalam pemasangan single post tidak tegak lurus maka

    piston akan lepas dari selongsong piston.

  • 44

    2. Dalam pemasangan single post memerlukan waktu yang lama.

    3. Apa bila ada kerusakan maka sulit dalam melakukan perbaikan.

    4. Tidak ada suku cadang apabila ada kerusakan.

    3.3 Cara pengisian Oil

    1. Lepaskan ketiga baut pada Oil cover Fange yang terdapat pada bagian

    atas Piston Single Post Lift SL -40

    2. Lepaskan Oil cover Flange dari tempatnya. Lepaskan Safety Pipe

    kemudian dibuang.

    3. Lepaskan/ kendorkan Air ventilation bolt terlebih dahulu, tujuannya

    adalah untuk menghindari adanya angin palsu yang terjebak di unit

    Single Post Lift SL-40.Masukan Oil Iso 68 kedalam piston Single Post

    Lift SL-40. Kapasitas pengisian oil adalah 200 liter atau dibawah

    permukaan air sprayer nipple.

    4. Pasang kembali oil Cover Flange pada tempatnya. Kemudian

    pasang/kencangkan air ventilation bolt.

    3.4 Instruksi pengoprasian

    Instruksi pengoprasian Single Post Lift diantaranya adalah :

    1. Lift harus dalam posisi rendah, dan bebaskan area sekitar lift sebelum

    menaikan mobil diatasnya.

    2. Posisikan kaki-kaki lift dan adapter ( pedal ) dengan benar untuk

    menyediakan jalan mobil masuk.

    3. Letakkan mobil diatas lift dengan posisi yang benar.

    4. Handle/valve kontrol udara merupakan kontrol untuk menaikan dan

    menurunkan lift. Handle tersebut otomatis akan menutup pada saat

    dilepaskan

  • 45

    5. Posisikan kaki-kaki dan adapter ( pedal ) pada standar pengangkatan

    yang benar Untuk menaikkan lift perlahan-lahan tekan handle/valve

    udara pada posisi terbuka yang berlawanan dengan posisi filter udara.

    6. Naikkan lift hingga ban kendaraan terangkat dari tanah. Hentikan dan

    cek adapter ( pedal ) untuk memastikan telah sesuai/aman di titik

    standar pengangkatan pada mobil, dan pastikan pula mobil ada dalam

    posisi stabil dan seimbang diatas lift.

    7. Lanjutkan untuk menaikkan kendaraan pada ketinggian yang

    diinginkan.

    8. Ketika menggunakan lift hindari pergerakan pada saat posisi mobil ada

    di atas lift, jangan mencoba memutar lift saat lift dinaikkan atau

    diturunkan untuk menhindari kecelakaan.

    9. Untuk menaikkan lift perlahan-lahan tekan handle/valve kontrol udara

    kearah posisi filter udara, Sebelum menurunkan lift bebaskan area

    sekitar lift.

    10. Kembalikan kaki-kaki adapter ( pedal ) pada posisi terendah dan

    gerakan kaki dan adapter ( pedal ) dengan benar untuk menyediakan

    jalan keluar untuk mobil.

    11. Apakah lift rusak atau tidak dapat beroprasi dengan baik jangan

    dipergunakan.

    Peringatan !!!

    1. Untuk menghindari cedera pada operator atau kerusakan peralatan,

    hanya operator terlatih saja yang di perkenankan untuk

    mengoperasikan lift. Setelah membaca instruksi ini, perkenalkan anda

    terlebih dahulu dengan control-control lift sebelum menjalankan

    ataupun menaikkan mobil keatas lift tersebut.

  • 46

    2. Sebelum mencoba menaikkan mobil keatas lift pastikan dahulu bobot

    individual mobil.

    3. Pastikan pula adapter ( pedal ) telah sesuai/aman dititik-titik standar

    pengangkatan yang ada da mobil, selain itu juga mobil harus dalam

    posisi stabil dan seimbang diatas lift, tidak melebihi kapasitas lift.

    3.4 Instruksi keamanan

    Untuk menjaga produk agar terhindar dari kecelakaan yang tidak

    perlu, setidaknya perlu mengetahui dari instruksi keamanan, instruksi

    tersebut diantaranya adalah :

    1. Cek kondisi lift tiap hari. Jangan dioprasikan pada saat kondisi lift

    rusak.

    2. Pakailah salah satu jasa servis perbaikan yang berkualitas dan suku

    cadang SATO yang asli.

    3. Lakukan pelatihan secara menyeluruh pada semua karyawan yang

    menggunakan lift anda berdasarkan buku pedoman pemakaian yang di

    berikan.

    4. Dilarang memper bolehkan seseorang yang tidak terlatih untuk

    menempatkan mobil diatas lift dan mengopr