laporan pengukuran kebulatan

29
PENGUKURAN KEBULATAN LAPORAN Ditulis Sebagai Salah Satu Tugas Mata Kuliah P ERAWATAN MEKANIK Pada Program Studi D-III TEKNIK MESIN Oleh : Linardi Imam (121211084) Mohamad Hadi Ramdhani (121211086) JURUSAN TEKNIK MESIN POLITEKNIK NEGERI BANDUNG 2013

Upload: edy-purnama

Post on 13-Oct-2015

407 views

Category:

Documents


44 download

DESCRIPTION

sangaun

TRANSCRIPT

  • 5/23/2018 Laporan Pengukuran Kebulatan

    1/29

    PENGUKURAN KEBULATAN

    LAPORAN

    Ditulis Sebagai Salah Satu Tugas Mata Kuliah PERAWATAN MEKANIK

    Pada Program Studi D-III TEKNIK MESIN

    Oleh :

    Linardi Imam (121211084)

    Mohamad Hadi Ramdhani (121211086)

    JURUSAN TEKNIK MESIN

    POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

    2013

  • 5/23/2018 Laporan Pengukuran Kebulatan

    2/29

    1. Tujuan Praktikum

    Setelah selesai melakukan praktikum, mahasiswa diharapkan mampu :

    1. Mengetahui beberapa jenis alat ukur kebulatan2. Memilih metoda pengukuran dan alat ukur, melaksanakan pengukuran atau pemeriksaan,

    menganalisis data hasil pengukuran atau pemeriksaan dan menyimpulkan hasil

    pengukuran beberapa parameter kebulatan.

    2. Alat-Alat yang Digunakan

    1. Benda ukur : poros berongga dan pejal2. Jam ukur3. Blok-V4. Dudukan dua senter5. Meja rata

    3. Petunjuk K3

    1. Gunakan jas lab2. Gunakan safety shoes3. Ikuti intruksi dosen

    4. Dasar Teori

    Tiga metoda konvensional untuk mengukur kebulatan diantarnya metode diameter,

    metode radius dan metode tiga poin, dideskripsikan sebagai berikut :

    1. Pengukuran kebulatan menggunakan metode diameterDiameter profil lingkaran diukur menggunakan sebuah mikrometerpada beberapa sudut

    yang berbeda di sekitar sumbu pusat dari bendakerja.kebulatan di ekspresikan sebagai

    perbedaan antara maksimum dan minimum diameter terukur. Kebulatan dapat ditentukandalam cara yang sama menggunakan sebuah micrometer dalam. Ini metode sederhana

    yang efektif untuk mengukur bagian-bagian biasa. Sejak definisi baru diperkenalkan

    evaluasi parameter ini harus menunjukan kepada keseragaman diameter.

  • 5/23/2018 Laporan Pengukuran Kebulatan

    3/29

    Gambar mengukur kebulatan menggunakan metode diameter

    2. Pengukuran kebulatan menggunakan metode radiusBenda kerja diganjal pada sebuah pusat sepanjang sumbu pusatnya dan dirotasikan.

    Sebuah dial indikator mengukur penempatan jari-jari sebuah bagian silang pada interval

    siku-siku spesifik. Kebulatan ditentukan sebagai perbedaan antara pembacaan dial

    indikator.

    Gambar mengukur kebulatan menggunakan metode radius

    3. Pengukuran kebulatan menggunakan metode 3 pointPengukuran kebulatan menggunakan metode 3 point membutuhkan v-block, sebuah

    saddel gage atau tripod gage seperti ditunjukan pada gambar. Dial indikator menyentuh

    benda kerja pada dua bidang sudut terbentuk oleh dua wadah terbentuk dari v-block,

    benda kerja dirotasikan dan kebulatan ditentukan sebagai perbedaan maksimum antara

    pembacaan dial indikator. Saddel gage digunakan untuk mengukur besarnya diameter dan

    tripod gage digunakan untuk diameter dalam . Bagaimanapun ketepatan pengukuran

    dengan metode 3 point tergantung dari sudut v-block dan bentuk profil benda kerja

  • 5/23/2018 Laporan Pengukuran Kebulatan

    4/29

    5. Persiapan Praktikum

    1. Catat temperature dan kelembaban ruang laboratorium, pada lembar data pengukuran2. Siapkan alat-alat ukur kebulatan dan perlengkapan yang akan digunakan3. Periksa jumlah dan kondisi alat ukur kebulatan dan perlengkapannya sesuai dengan kartu

    alat yang telah tersedia. Bila ada jumlah alat ukur yang kuran dan atau ada alat ukur yang

    rusak segera lapor kepada teknisi laboratorium

    4. Bersihkan benda ukur, alat ukur dan perlengkapannya dengan memakai tisu yangdibasahi dengan bensin pembersih sebelum praktikum dimulai

    5. Tulis kapasitas ukur dan kecermatan jam ukur

    6. Langkah Kerja

    A. Pemeriksaan kebulatan dengan blok-v dan jam ukur- Pemberian tanda nomor urut benda ukur 1 (poros berongga) pada bagian samping

    searah jarum jam (1 s.d 12)

    - Letakan benda ukur 1 pada blok-v- Pasang penahan di belakang benda ukur dengan ditumpukan pada tangkai

    dudukan jam ukur (agar pengukuran bisa segais)

  • 5/23/2018 Laporan Pengukuran Kebulatan

    5/29

    Peungukuran kebulatan dengan blok-v dan jam ukur

    - Atur ketinggian dan posisi sensor jam ukur menempel pemukaan benda ukur padanomor 1 (perkirakan daerah pengukuran mencukupi untuk penyimpangan positif

    dan negatif) dan setel jarum skala ukur pada kedudukan nol

    - Putar benda ukur 1 dengan hati-hati sampai sensor menempel pada nomor 2 dancatat besar penyimpangan

    - Putar benda ukur 1 dan catat besar penyimpangan sampai seluruh posisi padanomor terakhir

    - Ulangi pengukuran kebulatan dengan membalik arah putaran benda ukur dan catatbesar penyimpangan pada lembar data pengukuran

    - Hitung besar rata-rata penyimpangan- Buat grafik kebulatan benda ukur pada grafik koordinat polar- Tentukan letak titik tengah lingkaran daerah minimum (Minimum Zone Circle;

    MZC) dengan bantuan mal lingkaran

    - Hitung besar ketidakbulatan benda ukur atau Minimum Radial Zone; MRZ,ketidakbulatan = jari-jari lingkaran maksimumjari-jari lingkaran minimum

    B. Pengukuran kebulatan dengan dudukan dua senter- Beri tanda nomor urut pada sisi tepi kiri dan kanan serta di tengah benda ukur 2

    (poros pejal) searah jarum jam (1 s.d 4)

  • 5/23/2018 Laporan Pengukuran Kebulatan

    6/29

    - Letakan benda ukur 2 diantara dua senter seperti gambar

    Pengukuran kebulatan dengan dudukan dua senter

    - Atur ketinggian dan posisi sensor jam ukur menempel permukaan benda ukur sisitepi kiri pada nomor 1 (perkirakan daerah pengukuran mencukupi untuk

    penyimpangan positif atau negatif) dan setel jarum skala ukur pada kedudukan

    nol

    - Putar benda ukur 2 dengan hati-hati sampai sensor menempel pada nomor 2 dancatat besar penyimpangannya

    - Putar benda ukur dan catat besar penyimpangan sampai seluruh posisi (padanomor terakhir) pada lembar data pengukuran

    - Ulangi langkah poin 3 sampai dengan poin 5 dengan sensor jam ukur pada bagiantengah dan sisi tepi kanan benda ukur

    - Catat besar penyimpangan pada lembar data pengukuran- Hitung besar rata-rata penyimpangan pada setiap sisi obyek ukur- Buat grafik kebulatan benda ukur pada grafik kordinat polar- Tentukan letak titik tengah lingkaran daerah minumu; MZC dengan bantuan mal

    lingkaran

    - Hitung besar ketidakbulatan benda ukur atau MRZ,Ketidakbulatan = jari-jari lingkaran maksimumjari-jari lingkaran minimum

  • 5/23/2018 Laporan Pengukuran Kebulatan

    7/29

    7. Data Pengamatan

    Tabel 7.1 Data kondisi ruang laboratorium

    Praktikan A : Mohamad Hadi Ramdhani Praktikan B : Linardi Imam

    Instruktur : Asisten Laboratorium :

    Temperatur ruang : 24 C Kelembaban : 48 %

    Tanggal Praktikum : 28 Desember 2013

    Tabel 7.2 Data pemeriksaan kebulatan untuk benda ukur 1 (poros berongga)

    A. Pengukuran kebulatan dengan Blok-V dan jam ukur

    Kapasitas jam ukur = Kecermatan jam ukur = 0,001

    Nomor

    obyek

    ukur

    Hasil pengukuran penyimpangan, x dalam m

    Praktikan A Praktikan B Beda

    A & B

    Searah

    jarum

    jam

    Putaran

    dibalik

    Rata-rata Searah

    jarum

    jam

    Putaran

    dibalik

    Rata-rata Rata-rata

    1 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000

    2 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000

    3 0,000 0,001 0,0005 0,000 0,001 0,0005 0,0005

    4 -0,001 0,001 -0,0005 -0,001 0,000 -0,0005 -0,0005

    5 -0,001 -0,001 -0,001 -0,001 0,001 0,000 -0,0005

    6 0,000 -0,001 -0,0005 -0,001 -0,001 -0,001 -0,00075

    7 -0,001 -0,001 -0,001 -0,001 -0,001 -0,001 -0,001

    8 -0,001 -0,001 -0,001 -0,001 -0,001 -0,001 -0,001

    9 0,000 -0,001 -0,0005 0,000 -0,001 -0,0005 -0,0005

    10 0,001 0,000 0,0005 0,001 0,000 0,0005 0,0005

  • 5/23/2018 Laporan Pengukuran Kebulatan

    8/29

    11 0,001 0,000 0,0005 0,001 0,000 0,0005 0,0005

    12 0,000 0,000 0,000 0,001 0,000 0,0005 0,00025

    Rata-rata penyimpangan; x -0,00025 -0,00017 -0,00021

    Tabel 7.2 Data pemeriksaan kebulatan untuk benda ukur 2 (poros pejal)

    B. Pengukuran kebulatan dengan Dudukan Dua Senter

    Kapasitas jam ukur Kecermatan jam ukur = 0,01

    Obyek ukur Hasil penyimpangan pengukuran; x dalam m

    Praktikan A Praktikan B

    Sisi kiri Tengah Kanan Sisi kiri Tengah Kanan

    1 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000

    2 0,015 0,016 -0,002 0,014 0,011 0,000

    3 0,049 0,034 -0,001 0,048 0,032 -0,001

    4 0,035 0,031 -0,001 0,036 0,025 -0,001

    x 0,02475 0,02025 -0,0010 0,02450 0,01700 -0,0005

  • 5/23/2018 Laporan Pengukuran Kebulatan

    9/29

    8. Pengujian Ketepatan Antara Kedua Praktikan

    A. Ketepatan Praktikan Pada Pemeriksaan Benda Ukur 1 (Poros Berongga)1. Banyaknya data ; n dan derajat kebebasan ; fx

    nA =12 fA=nA

    1 = 11

    nB =12 fB=nB1 = 11

    2. Harga rata-rata sampel ; xxxA =

    (0,000 + 0,000 +0,0005 + ........ + 0,000) = -0,00025

    xB =

    (0,000 + 0,000 +0,0005 + ........ + 0,0005) = -0,00017

    3. Varian Sampel ; xSSDA = ))+ ........+ ))= 3,75 xSSDB = ))+ ........+ ))= 4,25 x A = = 3,409 xB = = 3,863 xB > A

    Analisis perbandingan dua data (ANOVA), sebagai berikut :

    1. Pemeriksaan kedua varian- F = =

    =

    = 1,133176885

    - Dari tabel, fraktil distribusi rasio varian dengan tingkat kepercayaan 97,5% (bilateraltest), diperoleh :

    .975 (Fvar.besar, Fvar.kecil) = .975 (11,11) = 3,47-

    Perhitungan F dari hasil pengukuran dibandingkan dengan .975 (Fvar.besar,Fvar.kecil) :F vs .975 (11,11) 1,133176885 < 3,47 ; terjadi kesalahan rambang, makaanalisis dapat diteruskan ke pemeriksaan harga rata-rata

  • 5/23/2018 Laporan Pengukuran Kebulatan

    10/29

    - Kedua varian dapat disatukan atau varian total = ) ) = 3,636 x

    - Deviasi standar sampel ss = = = 6,029925373 x

    2. Pemeriksaan kedua harga rata-rata- t = )

    = 0,3249777855

    - Dari tabel, fraktil distribusi rasio varian dengan tingkat kepercayaan 97,5% (bilateraltest), diperoleh :

    t.975 (f = nA + nB - 2 )t.975 (f = 20) = 2,086

    - Perhitungan t dari hasil pengukuran dibandingkan dengan .975 (f = nA + nB - 2 )t vs t.975 (f = 20) 0,3249777855 < 2,086 ; terjadi kesalahan rambang, maka

    harga rata-rata dapat disatukan atau harga rata-rata total x dan dapat diperkirakan

    harga varian teoritik o- Harga rata-rata total ; x

    x = ( 12 x -0,00025) + (12 x -0,00017) = -0,00021

    12+12

    o = 3,75 x+ 4,25 x + +

    )

    12 + 12 -1

    = 3,504608261x

  • 5/23/2018 Laporan Pengukuran Kebulatan

    11/29

    - Pemeriksaan kedua varian (A dan B )F =

    1,133176885 F < .975 ;kesalahan rambang

    Kedua praktikan

    dianggap tidak ada

    perbedaan(dianggap dalam

    satu populasi)

    .975 (11,11) 3,47

    3,636 xs 6,029925373 x

    - Pemeriksaan kedua harga rata-rata xA danxBt 0,3249777855 t < t.975 ;

    kesalahan rambang

    Kedua praktikan

    dianggap tidak ada

    perbedaan

    (dianggap

    mempunyai

    keahlian yang

    sama)

    t.975 (f = 20) 2,086

    x -0,00021

    o

    3,504608261x

    B. Ketepatan Praktikan Pada Pemeriksaan Benda Ukur 2 (Poros Pejal) Pada sisi kiri1. Banyaknya data ; n dan derajat kebebasan ; fx

    nA =4 fA=nA

    1 = 3nB =4 fB=nB1 = 3

    2. Harga rata-rata sampel ; xxxA =

    (0,000 + 0,015+ ........ + 0,035) = 0,02475

    xB =(0,000 + 0,014+ ........ + 0,036) = 0,02450

    3. Varian Sampel ;

    x

    SSDA = )+ ........+ )= 1,4007 xSSDB = )+ ........+ )= 1,3950 x A = = 4,6690 x A > BB = = 4,6500 x

  • 5/23/2018 Laporan Pengukuran Kebulatan

    12/29

    Analisis perbandingan dua data (ANOVA), sebagai berikut :

    3. Pemeriksaan kedua varian- F = =

    =

    = 1,0040

    - Dari tabel, fraktil distribusi rasio varian dengan tingkat kepercayaan 97,5% (bilateraltest), diperoleh :

    .975 (Fvar.besar, Fvar.kecil) = .975 (3,3) = 15,4- Perhitungan F dari hasil pengukuran dibandingkan dengan .975 (Fvar.besar,

    Fvar.kecil) :

    F vs .975 (3,3)1,0040 < 15,4 ; terjadi kesalahan rambang, maka analisis dapatditeruskan ke pemeriksaan harga rata-rata

    - Kedua varian dapat disatukan atau varian total = ) ) = 4,6595 x

    - Deviasi standar sampel ss = = = 0,02158587501

    4. Pemeriksaan kedua harga rata-rata- t =

    =0,01637892327

    - Dari tabel, fraktil distribusi rasio varian dengan tingkat kepercayaan 97,5% (bilateraltest), diperoleh :

    t.975 (f = nA + nB - 2 )t.975 (f = 6) = 2,447

    - Perhitungan t dari hasil pengukuran dibandingkan dengan .975 (f = nA + nB - 2 )- t vs t.975 (f = 6) 0,01637892327 < 2,447 ; terjadi kesalahan rambang, maka

    harga rata-rata dapat disatukan atau harga rata-rata total x dan dapat diperkirakan

    harga varian teoritik o- Harga rata-rata total ; xx = ( 4 x 0,02475) + (4 x 0,02450) = 0,024625

    4+4

  • 5/23/2018 Laporan Pengukuran Kebulatan

    13/29

    o = 1,4007 x+ 1,3950 x + +

    )

    4 + 4 -1

    = 4,326368414 x

    - Pemeriksaan kedua varian (A dan B )F =

    1,0040 F < .975 ;kesalahan rambang

    Kedua praktikan

    dianggap tidak ada

    perbedaan

    (dianggap dalam

    satu populasi)

    .975 (3,3) 15,4 4,6595 xs 0,02158587501

    - Pemeriksaan kedua harga rata-rata xA danxBt 0,01637892327 t < t.975 ;

    kesalahan rambang

    Kedua praktikan

    dianggap tidak ada

    perbedaan

    (dianggap

    mempunyai

    keahlian yang

    sama)

    t.975 (f = 6) 2,447

    x 0,024625

    o 4,326368414x

    Pada sisi tengah1. Banyaknya data ; n dan derajat kebebasan ; fx

    nA =4 fA=nA1 = 3

    nB = 4 fB=nB1 = 3

    2. Harga rata-rata sampel ; xxxA =

    (0,000 + 0,016+ ........ + 0,031) = 0,02025

    xB =(0,000 + 0,011+ ........ + 0,025) = 0,01700

    3. Varian Sampel ; xSSDA = )+ ........+ )= 7,8252 x

  • 5/23/2018 Laporan Pengukuran Kebulatan

    14/29

    SSDB = )+ ........+ )= 8,39 x A = = 2,6084 x B> A

    B =

    = 2,7967 x

    Analisis perbandingan dua data (ANOVA), sebagai berikut :

    5. Pemeriksaan kedua varian- F = =

    =

    = 1,0723354294

    - Dari tabel, fraktil distribusi rasio varian dengan tingkat kepercayaan 97,5% (bilateraltest), diperoleh :

    .975 (Fvar.besar, Fvar.kecil) =

    .975 (3,3) = 15,4

    - Perhitungan F dari hasil pengukuran dibandingkan dengan .975 (Fvar.besar,Fvar.kecil) :

    F vs .975 (3,3)1,0723354294< 15,4 ; terjadi kesalahan rambang, maka analisisdapat diteruskan ke pemeriksaan harga rata-rata

    - Kedua varian dapat disatukan atau varian total = ) ) 2,70255 x

    - Deviasi standar sampel ss = = = 0,0164394343

    6. Pemeriksaan kedua harga rata-rata- t =

    =0,3012627796

    - Dari tabel, fraktil distribusi rasio varian dengan tingkat kepercayaan 97,5% (bilateraltest), diperoleh :

    t.975 (f = nA + nB - 2 )t.975 (f = 6) = 2,447

    - Perhitungan t dari hasil pengukuran dibandingkan dengan .975 (f = nA + nB - 2 )- t vst.975 (f = 6)0,3012627796< 2,447 ; terjadi kesalahan rambang, maka harga

    rata-rata dapat disatukan atau harga rata-rata total x dan dapat diperkirakan harga

    varian teoritik o

  • 5/23/2018 Laporan Pengukuran Kebulatan

    15/29

    - Harga rata-rata total ; xx = ( 4 x 0,02025) + (4 x 0,01700) = 0,018625

    4+4

    o = 7,8252 x +8,39 x + +

    )

    4 + 4 -1

    = 2,509385714 x- Pemeriksaan kedua varian (A dan B )F =

    1,0723354294 F < .975 ;kesalahan rambang

    Kedua praktikan

    dianggap tidak ada

    perbedaan

    (dianggap dalam

    satu populasi)

    .975 (3,3) 15,4 2,70255 xs 0,0164394343

    - Pemeriksaan kedua harga rata-rata xA danxBt 0,3012627796 t < t.975 ;

    kesalahan rambang

    Kedua praktikan

    dianggap tidak ada

    perbedaan

    (dianggap

    mempunyai

    keahlian yang

    sama)

    t.975 (f = 6) 2,447

    x 0,018625

    o 2,509385714x

    Pada sisi kanan1. Banyaknya data ; n dan derajat kebebasan ; fx

    nA =4 fA=nA

    1 = 3

    nB = 4 fB=nB1 = 3

    2. Harga rata-rata sampel ; xxxA =

    (0,000 +(-0,002)+ ........ +(-0,001)) = -0,0010

  • 5/23/2018 Laporan Pengukuran Kebulatan

    16/29

    xB =(0,000 + 0,000 + ........ + (-0,001)) = -0,0005

    3. Varian Sampel ; xSSDA =

    ))+ .....+

    )))= 2 x

    SSDB = ))+ .....+ ) ))= 1 x A = = 6,67 x A> BB = = 3,33 x

    Analisis perbandingan dua data (ANOVA), sebagai berikut :

    7. Pemeriksaan kedua varian- F = = = = 2,003- Dari tabel, fraktil distribusi rasio varian dengan tingkat kepercayaan 97,5% (bilateral

    test), diperoleh :

    .975 (Fvar.besar, Fvar.kecil) = .975 (3,3) = 15,4- Perhitungan F dari hasil pengukuran dibandingkan dengan .975 (Fvar.besar,

    Fvar.kecil) :

    F vs .975 (3,3) 2,003 < 15,4 ; terjadi kesalahan rambang, maka analisis dapatditeruskan ke pemeriksaan harga rata-rata

    - Kedua varian dapat disatukan atau varian total = ) ) = 1,98335 x

    - Deviasi standar sampel ss = = = 1,408314596 x

    8. Pemeriksaan kedua harga rata-rata- t = )

    =0,5020942071

    - Dari tabel, fraktil distribusi rasio varian dengan tingkat kepercayaan 97,5% (bilateraltest), diperoleh :

    t.975 (f = nA + nB - 2 )t.975 (f = 6) = 2,447

  • 5/23/2018 Laporan Pengukuran Kebulatan

    17/29

    - Perhitungan t dari hasil pengukuran dibandingkan dengan .975 (f = nA + nB - 2 )- t vst.975 (f = 6)0,5020942071< 2,447 ; terjadi kesalahan rambang, maka harga

    rata-rata dapat disatukan atau harga rata-rata total x dan dapat diperkirakan harga

    varian teoritik

    o

    - Harga rata-rata total ; xx = ( 4 x -0,0010) + (4 x -0,0005) = -0,00075

    4+4

    o = 2 x +1 x + +

    )

    4 + 4 -1

    = 4,642856786 x- Pemeriksaan kedua varian (A dan B )F =

    2,003 F < .975 ;kesalahan rambang

    Kedua praktikan

    dianggap tidak ada

    perbedaan

    (dianggap dalam

    satu populasi)

    .975 (3,3) 15,4 1,98335 xs 1,408314596 x

    - Pemeriksaan kedua harga rata-rata xA danxBt 0,5020942071 t < t.975 ;

    kesalahan rambang

    Kedua praktikan

    dianggap tidak ada

    perbedaan

    (dianggap

    mempunyai

    keahlian yang

    sama)

    t.975 (f = 6) 2,447

    x -0,00075

    o 4,642856786x

    Kesimpulan bahwa kedua praktikan dapat dianggap dari satu populasi atau tidak ada

    perbedaan yang berarti atau dianggap mempunyai keahlian yang sama dala melakukan

    proses pengukuran kebulatan.

  • 5/23/2018 Laporan Pengukuran Kebulatan

    18/29

    9. Analisis Data

    Penentuan kebulatan untuk benda ukur 1 (poros berongga) dari praktikan A

    menggunakan metode Lingkaran Kuadrat Terkecil (Least Squares Circle) : 1 lingkaran = 2 m

    Titik Hasil Pengukuran Rata-Rata Koordinat r

    X m Ym m1 0,000 0 6 6,000

    2 0,000 3 6 6,708

    3 0,0005 7 4 8,062

    4 -0,0005 4 0 4,000

    5 -0,001 2 2 2,828

    6 -0,0005 2 -3 3,605

    7 -0,001 0 -2 2,0008 -0,001 -1 -2 2,236

    9 -0,0005 -3 -2 3,605

    10 0,0005 -8 0 8,000

    11 0,0005 -7 4 8,062

    12 0,000 -3 5 5,830

    Titik tengah lingkaran (a,b)

    a = ( 2 x (-4) ) / 12 = -0,666 m b = ( 2 x 18 ) / 12 = 3,000 m

  • 5/23/2018 Laporan Pengukuran Kebulatan

    19/29

    Jari-jari lingkaran (r)

    r = 60,936 / 12 = 5,078 m

    Penentuan kebulatan untuk benda ukur 1 (poros berongga) dari praktikan B

    menggunakan metode Lingkaran Kuadrat Terkecil (Least Squares Circle) : 1 lingkaran = 2

    m

    Titik Hasil Pengukuran Rata-Rata Koordinat r

    X m Ym m1 0,000 0 6 6,0002 0,000 3 5 5,830

    3 0,0005 7 4 8,062

    4 -0,0005 4 0 4,000

    5 -0,0005 3 -3 4,242

    6 -0,00075 2 -4 4,472

  • 5/23/2018 Laporan Pengukuran Kebulatan

    20/29

    7 -0,001 0 -2 2,000

    8 -0,001 -1 -2 2,236

    9 -0,0005 -3 -2 3,605

    10 0,0005 -4 0 4,000

    11 0,0005 -7 4 8,062

    12 0,00025 -3 6 6,708Titik tengah lingkaran (a,b)

    a = ( 2 x 1 ) / 12 = 0,160 m b = ( 2 x 12 ) / 12 = 2,000 mJari-jari lingkaran (r)

    r = 59,217 / 12 = 4,934 m

    Penentuan kebulatan untuk benda ukur 2 (poros pejal sisi kiri) dari praktikan A

    menggunakan metode Lingkaran Kuadrat Terkecil (Least Squares Circle) : 1 lingkaran = 2 m

  • 5/23/2018 Laporan Pengukuran Kebulatan

    21/29

    Titik Hasil Pengukuran Sisi Kiri Koordinat r

    X m Ym m1 0,000 0 22 22,000

    2 0,015 26 0 26,000

    3 0,049 0 -40 40,000

    4 0,035 -34 0 34,000Titik tengah lingkaran (a,b)

    a = ( 2 x (-8) ) / 4 = -4,000 m b = ( 2 x (-18) ) / 4 = -9,000 mJari-jari lingkaran (r)

    r = 122,000 / 4 = 30,500 m

    Penentuan kebulatan untuk benda ukur 2 (poros pejal sisi tengah) dari praktikan A

    menggunakan metode Lingkaran Kuadrat Terkecil (Least Squares Circle) : 1 lingkaran = 2 m

  • 5/23/2018 Laporan Pengukuran Kebulatan

    22/29

    Titik Hasil Pengukuran Sisi Tengah Koordinat r

    X m Ym m1 0,000 0 16 16,000

    2 0,016 22 0 22,000

    3 0,034 0 -30 30,000

    4 0,031 -28 0 28,000Titik tengah lingkaran (a,b)

    a = ( 2 x (-6) ) / 4 = -3,000 m b = ( 2 x (-14) ) / 4 = -7,000 mJari-jari lingkaran (r)

    r = 96,000 / 4 = 24,000 m

    Penentuan kebulatan untuk benda ukur 2 (poros pejal sisi kanan) dari praktikan A

    menggunakan metode Lingkaran Kuadrat Terkecil (Least Squares Circle) : 1 lingkaran = 2 m

  • 5/23/2018 Laporan Pengukuran Kebulatan

    23/29

    Titik Hasil Pengukuran Sisi Kanan Koordinat r

    X m Ym m1 0,000 0 6 6,000

    2 -0,002 2 0 2,000

    3 -0,001 0 -4 4,000

    4 -0,001 -4 0 4,000Titik tengah lingkaran (a,b)

    a = ( 2 x (-2) ) / 4 = -1,000 m b = ( 2 x 2 ) / 4 = 1,000 mJari-jari lingkaran (r)

    r = 16,000 / 4 = 4,000 m

    Penentuan kebulatan untuk benda ukur 2 (poros pejal sisi kiri) dari praktikan B

    menggunakan metode Lingkaran Kuadrat Terkecil (Least Squares Circle) : 1 lingkaran = 2 m

  • 5/23/2018 Laporan Pengukuran Kebulatan

    24/29

    Titik Hasil Pengukuran Sisi Kiri Koordinat r

    X m Ym m1 0,000 0 22 22,000

    2 -0,002 26 0 26,000

    3 -0,001 0 -39 39,000

    4 -0,001 -34 0 34,000Titik tengah lingkaran (a,b)

    a = ( 2 x (-8) ) / 4 = -4,000 m b = ( 2 x (-17) / 4 = -8,500 mJari-jari lingkaran (r)

    r = 121,000 / 4 = 30,250 m

    Penentuan kebulatan untuk benda ukur 2 (poros pejal sisi tengah) dari praktikan B

    menggunakan metode Lingkaran Kuadrat Terkecil (Least Squares Circle) : 1 lingkaran = 2 m

  • 5/23/2018 Laporan Pengukuran Kebulatan

    25/29

    Titik Hasil Pengukuran Sisi Tengah Koordinat r

    X m Ym m1 0,000 0 16 16,000

    2 -0,002 20 0 20,000

    3 -0,001 0 -29 29,000

    4 -0,001 -26 0 26,000Titik tengah lingkaran (a,b)

    a = ( 2 x (-6) ) / 4 = -3,000 m b = ( 2 x (-13) / 4 = -6,500 mJari-jari lingkaran (r)

    r = 91,000 / 4 = 22,750 m

    Penentuan kebulatan untuk benda ukur 2 (poros pejal sisi kanan) dari praktikan B

    menggunakan metode Lingkaran Kuadrat Terkecil (Least Squares Circle) : 1 lingkaran = 2 m

  • 5/23/2018 Laporan Pengukuran Kebulatan

    26/29

    Titik Hasil Pengukuran Sisi Kanan Koordinat r

    X m Ym m1 0,000 0 4 4,000

    2 -0,002 4 0 4,000

    3 -0,001 0 -2 2,000

    4 -0,001 -2 0 2,000Titik tengah lingkaran (a,b)

    a = ( 2 x 2 ) / 4 = 1,000 m b = ( 2 x 2 ) / 4 = 1,000 mJari-jari lingkaran (r)

    r = 91,000 / 4 = 3,000 m

    Poros Berongga

    Praktikan Titik Tengah Lingkaran (a,b) Jari-Jari Lingkaran (r)

    A (-0,666 ; 3,000) m 5,078 mB (0,160 ; 2,000) m 4,934 m

    Poros Pejal

    (sisi kiri)

    A (-4,000 ; -9,000) m 30,500 mB (-4,000 ; -8,500) m 30,250 m

    (sisi tengah)

    A (-3,000 ; -7,000) m 24,000 mB (-3,000 ; -6,500) m 22,750 m

    (sisi kanan)

    A (-1,000 ; 1,000) m 4,000 mB (1,000 ; 1,000) m 3,000 m

    Data hasil data pengukuran, menunjukan bahwa ketidakbulatan dari poros pejal lebih

    besar dibandingkan dengan poros berongga. Perbedaan ini dapat diakibatkan oleh kelemahan

    metode menggunakan metode dua senter yang disebabkan diantaranya oleh ketidakbulatansenter, kesalahan sudut senter, kesalahan posisi senter, kondisi permukaan senter dan lenturan

    pada benda ukur sewaktu dicekam. Jika kita melihat hasil data pengukuran, untuk poros pejal

    pada sisi kiri dan tengah dapat disimpulkan bahwa hasil data memperlihatkan kecembungan,

    karena dalam hasil pengukuran dial indikator menunjukan angka positif, sedangkan pada sisi

    sebelah kanan hasil data memperlihatkan kecekungan karena dial indikator menunjukan angka

  • 5/23/2018 Laporan Pengukuran Kebulatan

    27/29

    negatif. Dari hasil data pengukuran tersebut dapat disimpulkan juga bahwa poros pejal memiliki

    bentuk tirus. Untuk poros berongga, hasil data pengukuran menunjukan bahwa permukaan poros

    bisa dikatakan elips atau tidak beraturan, hal ini dikarenakan hasil data tidak memperlihatkan

    penyimpangan yang berarti saat di ukur oleh dial indikator yang disebabkan oleh sulitnya

    menentukan titik pusat dari profil poros tersebut.

    Dalam metode lingkaran kuadrat terkecil, nilai penyimpangan kebulatan masing-masing

    poros adalah sebagai berikut :

    - Nilai penyimpangan kebulatan poros berongga praktikan A : 0,005078 mm- Nilai penyimpangan kebulatan poros berongga praktikan B : 0,004934 mm- Nilai penyimpangan kebulatan poros pejal sisi kiri praktikan A : 0,0305 mm- Nilai penyimpangan kebulatan poros pejal sisi tengah praktikan A : 0,0240 mm- Nilai penyimpangan kebulatan poros pejal sisi kanan praktikan A : 0,004 mm- Nilai penyimpangan kebulatan poros pejal sisi kiri praktikan B : 0,03025 mm- Nilai penyimpangan kebulatan poros pejal sisi tengah praktikan B : 0,02275 mm- Nilai penyimpangan kebulatan poros pejal sisi kanan praktikan B : 0,003 mm

    Dalam literatur penyimpangan yang diperbolehkan adalah 0,011 0,16 mm , maka

    kesimpulannya poros ini dapat masih dapat digunakan atau masih dalam ukuran toleransi.

    Meskipun memiliki kelemahan-kelemahan, cara pengukuran kebulatan diatas dalam

    prakteknya masih banyak dilakukan. Hal ini bisa diterima asalkan hasil dari pengukuran tidakdigunakan untuk menyatakan harga ketidakbulatan dalam arti yang sesungguhnya. Cara

    pengukuran harus disesuaikan berdasarkan pengalaman, yaitu dari jenis proses pembuatan

    komponen yang bertendensi untuk menghasilkan produk dengan ciri kebulatan tertentu dan

    dilain pihak cara yang dipilihdapat menjamin kualitas fungsional yang diinginkan. Sementara ini

    dengan kemajuan teknologi, peralatan teknis semakin menuntut ketelitian atas cara pengukuran

    komponennya diantaranya adalah kebulatannya. Kebulatan hanya bias diukur dengan cara yang

    tertentu yang menuntut persyaratan sbb:

    1. Harus ada sumbu putar dan dianggap sebagai sumbu referensi (ingat kelemahanpengukuran dengan micrometer!)

    2. Lokasi sumbu putar harus tetap dan tidak dipengaruhi oleh profil kebulatan benda ukur.(ingat kelemahan dari metoda blok-V!)

  • 5/23/2018 Laporan Pengukuran Kebulatan

    28/29

    3. Pengukuran harus bebas dari sumber-sumber yang dapat menyebabkan ketidaktelitian(putaran harus teliti, ingat kesalahan yang mungkin timbul dari metoda senter!)

    4. Hasil pengukuran diperlihatkan dalam bentuk grafik polar (lingkaran)guna menentukanharga parameter kebulatan.

    Dilihat dari data pengukuran di atas antara poros berongga dengan poros pejal

    10. Pertanyaan

    1. Jelaskan perbedaan hasil penghitungan besar ketidakbulatan dengan menggunakan blok Vyang berbeda sudutnya.

    Jawab :

    Dengan menggunakan blok V yang berbeda maka hasil perhitungan ketidakbulatan

    mengalami perbedaan. Karena dengan sudut blok V yang makin besar maka

    penyimpangannya makin besar juga, atau sebaliknya.

    2. Jelaskan parameter yang sangat menentukan dalam metode pemeriksaan kebulatan denganblok V.

    Jawab :

    Besar kecilnya sudut pada blok V, karena sudut menentukan besar kecilnya penyimpangan

    yang terjadi.

    3. Sebutkan parameter yang menentukan besar ketidakbulatan suatu benda ukur.Jawab :

    Penempatan dial indikator Kondisi dial indikator Penggunaan sudut pada blokV Keadaan obyek ukur

    4. Apakah metode dengan menggunakan blok V dan dudukan 2 senter dapat digunakan untukmenentukan kualitas ketidakbulatan yang sesungguhnya, berikan ulasan.

    Jawab : Bila dilihat dari data tabel di atas maka kedua metode ini dapat digunakan untuk

    menentukan kualitas ketidakbulatan yang sesungguhnya. Dalam pengukuran obyek ukur

  • 5/23/2018 Laporan Pengukuran Kebulatan

    29/29

    yang dilakukan di beberapa titik dengan jarak sama (12 titik dan 4 titik) dengan cara diputar

    diperoleh data yang berbeda antara titik satu dengan titik lainnya. Ini menunjukan bahwa

    obyek ukur tersebut tidak bulat.Metoda pengukuran dengan blok V dan jam ukur tidak selalu

    menunjukkan adanya ketidakbulatan; tergantung dari bentuk profil kebulatan poros yang

    diukur

    5. Buat gambar benda ukur dan lengkapi dengan penunjukan toleransi kebulatan sesuai denganacuan gambar teknik.

    Jawab :

    Blok - V

    Jam Ukur

    Benda Ukur

    Meja Rata

    Gambar Benda Ukur