laporan pendahuluan medium inokulasi

12
LAPORAN PENDAHULUAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BIOPROSES IDENTITAS PRAKTIKAN  Nama : Fifin Sunarlie  NIM : 03111003082 Kelompok : V (lima) / Rabu siang I. NAMA PERCOBAAN : PEMBUATAN MEDIUM DAN INOKULASI II. TUJUAN PERCOBAAN 1. Dapat mengetahui cara pembiakan jamur pada medium padat. 2. Dapat menghitung jumlah mikrobia dengan alat Haemacytometer. 3. Mengetahui macam-macam inokulasi dan syarat yang harus dipenuhi agar  proses inokulasi berjalan baik. III. DASAR TEORI Identifikasi biakan mikroorganisme seringkali memerlukan pemindahan ke  biakan segar tanpa terjadi pencemaran. Pemindahan mikroorgan isme ini dilakukan dengan teknik aseptik untuk mempertahankan kemurnian biakan selama  pemindahan berulangkali. Mikroorganisme dapat ditumbuhkan dalam biakan cai r atau padat. Kekeruhan dalam kaldu menunjukkan terjadinya pertumbuhan mikroorganisme. Bila mikroorganisme menumpuk pada dasar tabung maka akan membentuk sedimen, sedangkan pada permukaan kaldu pertumbuhannya terlihat sebagai pelikel. Pertumbuhan mikroorganisme dalam kaldu seringkali menggambarkan aktivitas metabolismenya. Mikroba aerob obligat berkembang biak pada lapisan  permukaan karena pada bagian ini kandungan oksigen tinggi. Selain dalam media cair, mikroorganisme juga memperlihatkan pertumbuhan dengan ciri tertentu dalam biakan padat seperti agar miring atau lempengan agar. Agar miring lazimnya digunakan untuk menyimpan biakan murni sedangkan agar lempengan lazimnya digunakan untuk memurnikan mikroorganisme. Penanaman bakteri atau biasa disebut juga inokulasi adalah pekerjaan memindahkan bakteri dari medium yang lama ke medium yang baru dengan

Upload: fifin-sunarlie

Post on 17-Oct-2015

98 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

LAPORAN PENDAHULUANPRAKTIKUM TEKNOLOGI BIOPROSES

IDENTITAS PRAKTIKANNama: Fifin SunarlieNIM: 03111003082Kelompok: V (lima) / Rabu siangI. NAMA PERCOBAAN : PEMBUATAN MEDIUM DAN INOKULASI II.TUJUAN PERCOBAAN1. Dapat mengetahui cara pembiakan jamur pada medium padat.2. Dapat menghitung jumlah mikrobia dengan alat Haemacytometer.3. Mengetahui macam-macam inokulasi dan syarat yang harus dipenuhi agar proses inokulasi berjalan baik.III.DASAR TEORIIdentifikasi biakan mikroorganisme seringkali memerlukan pemindahan ke biakan segar tanpa terjadi pencemaran. Pemindahan mikroorganisme ini dilakukan dengan teknik aseptik untuk mempertahankan kemurnian biakan selama pemindahan berulangkali. Mikroorganisme dapat ditumbuhkan dalam biakan cair atau padat. Kekeruhan dalam kaldu menunjukkan terjadinya pertumbuhan mikroorganisme. Bila mikroorganisme menumpuk pada dasar tabung maka akan membentuk sedimen, sedangkan pada permukaan kaldu pertumbuhannya terlihat sebagai pelikel.Pertumbuhan mikroorganisme dalam kaldu seringkali menggambarkan aktivitas metabolismenya. Mikroba aerob obligat berkembang biak pada lapisan permukaan karena pada bagian ini kandungan oksigen tinggi. Selain dalam media cair, mikroorganisme juga memperlihatkan pertumbuhan dengan ciri tertentu dalam biakan padat seperti agar miring atau lempengan agar. Agar miring lazimnya digunakan untuk menyimpan biakan murni sedangkan agar lempengan lazimnya digunakan untuk memurnikan mikroorganisme. Penanaman bakteri atau biasa disebut juga inokulasi adalah pekerjaan memindahkan bakteri dari medium yang lama ke medium yang baru dengan tingkat ketelitian yang sangat tinggi. Untuk melakukan penanaman bakteri (inokulasi) terlebih dahulu diusakan agar semua alat yang ada dalam hubungannya dengan medium agar tetap steril, hal ini agar menghindari terjadinya kontaminasi.Ada beberapa tahap yang harus dilakukan sebelum melakukan teknik penanaman bakteri (inokulasi) yaitu:1. Menyiapkan ruanganRuang tempat penanaman bakteri harus bersih dan keadannya harus steril agar tidak terjadi kesalahan dalam pengamatan atau percobaaan .dalam labotarium pembuataan serum vaksin dan sebagainya. Inokulasi dapat dilakukan dalam sebuah kotak kaca (encast) udara yang lewat dalam kotak tersebut dilewatkan saringan melalui suatu jalan agar tekena sinar ultraviolet.2. Pemindahan dengan dengan pipetCara ini dilakukan dalam penyelidikan air minum atau pada penyelidikan untuk diambil 1 ml contoh yang akan diencerkan oleh air sebanyak 99 ml murni.3. Pemindahan dengan kawat inokulasi.Ujung kawat inokulasi sebaliknya dari platina atau nikel .ujungnya boleh lurus juga boleh berupa kolongan yang diametrnya 1-3 mm. Dalam melakukuan penanaman bakteri kawat ini terlebih dahulu dipijarkan sedangkan sisanya tungkai cukup dilewatkan nyala api saja setelah dingin kembali kawat itu disentuhkan lagi dalam nyala.3.1 Teknik InokulasiAda beberapa metode yang digunakan untuk mengisolasi biakan murni mikroorganisme yaitu:a. Metode goresTeknik ini lebih menguntungkan jika ditinjau dari sudut ekonomi dan waktu, tetapi memerlukan ketrampilan-ketrampilan yang diperoleh dengan latihan. Penggoresan yang sempurna akan menghasilkan koloni yang terpisah. Inokulum digoreskan di permukaan media agar nutrien dalam cawaan petri dengan jarum pindah (lup inokulasi). Di antara garis-garis goresan akan terdapat sel-sel yang cukup terpisah sehingga dapat tumbuh menjadi koloni. Cara penggarisan dilakukan pada medium pembiakan padat bentuk lempeng. Bila dilakukan dengan baik teknik inilah yang paling praktis. Dalam pengerjaannya terkadang berbeda pada masing-masing laboratorium tapi tujuannya sama yaiitu untuk membuat goresan sebanyak mungkin pada lempeng medium pembiakan.b. Metode tebarSetetes inokolum diletakan dalam sebuah medium agar nutrien dalam cawan petridish dan dengan menggunakan batang kaca yang bengkok dan steril. Inokulasi itu disebarkan dalam medium batang yang sama dapat digunakan dapat menginokulasikan pinggan kedua untuk dapat menjamin penyebaran bakteri yang merata dengan baik. Pada beberapa pinggan akan muncul koloni koloni yang terpisah-pisah.c. Metode tuangIsolasi menggunakan media cair dengan cara pengenceran. Dasar melakukan pengenceran adalah penurunan jumlah mikroorganisme sehingga pada suatu saat hanya ditemukan satu sel di dalam tabung.d. Metode tusukMetode tusuk yaitu dengan dengan cara meneteskan atau menusukan ujung jarum ose yang didalamnya terdapat inokolum, kemudian dimasukkan ke dalam media.Perbedaan Inokulasi Jamur dan Bakteri adalah:a) Inokulasi jamur menggunakan jarum ose bentuk batang. Hifa yang berbentuk seperti benang mudah diambil dengan jarum ose batang dan mudah sekali tumbuh di dalam suatu media.b) Inokulasi bakteri menggunakan jarum ose bentuk bulat. Pada ujung jarum ose yang berbentuk bulat, bakteri akan dapat terambil dalam jumlah yang relatif banyak.3.2 Sifat-Sifat Koloni dan Macam MediumYang dimaksud dengan sifat-sifat suatu koloni adalah sifat-sifat yang ada sangkut pautnya dengan bentuk susunan, permukaan, pengkilatan, dll. Pengamatan sifat-sifat ini dapat dilakukan dengan pandangan mata biasa tanpa menggunakan mikroskop atau yang disebut Pengamatan Makroskopis. Supaya sifat-sifat tersebut tampak jelas, mikroorganisme perlu ditumbuhkan pada media padat. Sifat-sifat yang perlu diperhatikan pada koloni yang tumbuh di permukaan medium padat ini adalah:1. Besar kecilnya koloni. Ada koloni yang berupa titik saja, ada yang melebar ke seluruh permukaan.2. Bentuk. Bentuk koloni bermacam-macam, ada yang bulat, memanjang, tepinya rata atau tidak rata.3. Kenaikan permukaan. Ada koloni yang rata dengan permukaan dan ada yang timbul.4. Halus kasar permukaan koloni5. Wajah permukaan. Permukaan koloni ada yang berwarna mengilap dan ada juga yang berwarna suram.6. Warna. Kebanyakan koloni ada yang berwarna putih kekuning-kuningan, tetapi ada juga yang berwarna coklat, kehitaman, jingga biru, ungu, dan hijau.7. Kepekatan. Ada koloni yang lunak, ada yang keras dan juga ada yang kering.Sifat-sifat koloni pada medium cair memperlihatkan permukaannya yang serabut, cincin, langit-langit atau selaput. Medium cair ini dapat dibuat dengan tidak menambahkan atau mencampurkan agar-agar atau gelatin ke dalamnya.Pada umumnya bakteri hanya mengenal satu cara untuk bereproduksi saja yaitu dengan cara aseksual atau vegetatif, yang pelaksanaan pembiakannya dengan pembelahan diri atau divisio. Sedangkan pada jamur pembiakan dapat secara aseksual atau vegetatif maupun secara seksual atau dapat disebut juga dengan carageneratif.Sifat-sifat koloni yang tumbuh pada agar-agar lempengan, miring dan pada tusukan gelatin, yaitu:1. Agar-Agar Lempengan Pada media agar-agar lempengan, bentuk koloninya dilukiskan sebagai titik-titik, bulat, berbenang, tak teratur, serupa akar dan serupa kumparan. Permukaan koloni dapat datar, timbul mendatar, timbul melengkung, membukit, mencembung dan serupa kawah.2. Agar-Agar MiringSifat-sifatnya ada yang berbentuk seperti tasbih, pedang, duri, akar, batang dan serupa titik-titik.3. Agar-Agar TusukanBentuk koloni yang dapat mengencerkan gelatin bila dilihat dari samping dapat berupa pedang, tasbih, bertonjol-tonjol dan ada yang berjonjot, serupa batang. Sedangkan bentuk koloni yang tidak dapat mengencerkan gelatin dapat serupa kawah, serupa mangkuk, corong, pundi-pundi dan berlapis. Selain itu, bakteri yang mampu mencernakan gelatin, koloninya ada yang serupa kawah, serupa mangkuk, corong, pundi-pundi dan berlapis-lapis. Untuk mengamati bentuk dari bakteri, sehingga dapat ditentukan spesiesnya, maka harus dipergunakan Mikroskop. Pengamatan dengan cara ini disebut pengamatan secara Mikroskopis.Ada beberapa macam media yang digunakan untuk inokulasi yaitu:a. Piaraan campuran (Mixed culture)Media piaraan campuran ini berisi dua atau lebih spesies mikroorganisme.b. Piaraan lempengan (Plate culture) Piaraan lempengan merupakan media padat dalam cawan petri. Piaraan diperoleh dengan menggesek-gesekkan ujung kawat inokulasi yang membawa jamur pada permukaan agar-agar lempengan dalam cawan petri sampai meliputi seluruh permukaan.c. Piaraan miring (Slant culture) Media padat dalam tabung reaksi. Piaraan diperoleh dengan cara menusukkan ujung kawat inokulasi yang membawa jamur dalam agar-agar pada tabung reaksi sedangkan permukaan agar ini tidak miring.d. Piaraan tusuk (Stab culture) Media padat dalam tabung reaksi. Piaraan diperoleh dengan cara menusukkan ujung kawat inokulasi yang membawa jamur dalam agar-agar pada tabung reaksi sedangkan permukaan agar ini tidak miring.e. Piaraan cairan (Liquid culture) Piaraan cairan ini merupakan media cair yang ditampung di dalam tabung reaksi.f. Piaraan adukan (Shake culture)Media cair dalam tabung reaksi yang penanamannya dikocok. Biakan yang ada dapat diperoleh dengan cara mencampuradukkan setetes suspensi jamur ke dalam medium yang masih cair dan belum membeku, sehingga jamur dapat tinggal di dalam media.3.3 Biakan MurniSuatu biakan/piaraan murni yang disimpan bertahun-tahun mudah sekali mengalami mutasi. Dan jika hal ini terjadi, maka piaraan ini bukan lagi biakan/piaraan yang murni karena telah kehilangan tipe aslinya. Untuk menghindari atau mengurangi terjadinya mutasi pada biakan/piaraan murni tersebut, maka perlu dilakukan hal-hal di bawah ini :a. Pada waktu-waktu tertentu biakan/piaraan dipindahkan ke medium yang baru.b. Biakan/piaraan disimpan di dalam tempat yang bersuhu rendah dan terhindar Dari radiasi.c. Bakteri diliofilisasikan, yaitu dimasukkan dalam ampul berisi suhu kering bercampur dengan CO2, kemudian disimpan di tempat yang dingin.Ada piaraan yang sewaktu-waktu perlu diremajakan tiap dua atau tiga bulan sekali. Untuk meremajakan itu caranya yaitu piaraan perlu dipindahkan ke medium baru pada suhu biasa yaitu antara 25-27 oC yang kemudian dimasukkan dalam lemari es untuk diperbarui dua atau tiga bulan lagi. Sedangkan untuk penyimpanan dengan cara diliofilisasikan asal selalu ada dalam 4 oC.Dalam keadaan sebenarnya (di alam bebas) boleh dikatakan tidak ada bakteri yang hidup tersendiri terlepas dari spesies lainnya. Kerapkali bakteri patogen kedapatan bersama-sama bakteri saproba. Untuk menyendirikan suatu spesies ada dikenal beberapa cara, yaitu :a. Dengan pengenceranSuatu sampel dari suatu suspensi yang berupa campuran bermacam- macam spesies diencerkan dalam suatu tabungtersendiri. Dari enceran inii kemudian diambil barang 1 ml untuk dincerkan lebih lanjut. Jika dari pengenceran yang ketiga ini diambil 0,1 ml untuk disebarkan pada suatu koloni tumbuh dalam medium tersebut, tetapi mungkin juga kita hanya memperoleh satu koloni saja. Dalam hal yang demikian ini kita memperoleh satu koloni saja. Dalam hal yang demikian ini kita memperoleh satu koloni murni. Kalau kita belum yakin, bahwa koloni tunggal yang kita peroleh itu murni, kita dapat mengulang pengenceran dengan menggunakan koloni ini sebagai sampel.b. Dengan PenuanganRobert koch (1943-1905) mempunyai metode yang lain, yaitu dengan mengambil sedikit sampel campuran bakteri yang sudah diencerkan, dan sampel ini kemudian disebarluaskan di dalam suatu medium dari kaldu dan gelatin encer. Dengan demikian diperolehlah suatu piaraan adukan. Setelah medium itu mengental, maka selang beberapa jam kemudian nampaklah koloni-koloni yang masing-masing dapat dianggap murni. Denagn mengulang pekerjaan seperti diatas, maka akhirnya akan diperoleh piaraan murni yang lebih terjamin.c. Dengan PenggesekanMetode ini sekarang banyak digunakan, karena tidak begitu memakan waktu, hanya sayang, dengan cara ini maka bakteri anaerob tidak dapat tumbuh.Jika ujung kawat inokulasi dibengkokan, kemudian ujung kawat inokulasi itu setelah disentuhkan suatu koloni lalu digesekkan pada permukaan medium padat,maka beberapa waktu kemudian (kurang lebih 12 jam) akan tampaklah koloni-koloni yang letaknya tersebar di permukaan medium. Jika diadakan pemindahan sampel dari suatu koloni yang letaknya terpencil, maka akan diperoleh suatu piaraan murni.d. Dengan mengucilkan Satu sel (Single Cell Isolation)Mikropipet adalah alat yang dapat memungut satu bakteri dari sekian banyak bakteri yang ada, dengan tiada ikut sertanya bakteri lain. Mikropipet ditempatkan pada tangan-tangan suatu mikromanipulator. Dengan mikropipet dibuat beberapa tetesan bergantung pada suatu kaca penutup. Pekerjaan ini dilakuan dii bawah obyektif mikroskop. Jika tampak suatu tetesan hanya mengandung satu bakteri, maka dengan lain mikropipet, tetesan tersebut dipindahkan ke medium encer dengan tujuan utama agar bakteri tersebut berkembang biak terlebih dahulu. Kemudian dari sini dapat diperoleh piaraan murni. Meode ini sangat memerlukan kesabaran, lagipula, mikromanipulator sangat mahal.e. Dengan Inokulasi HewanMetode ini di dasarkan atas suatu kenyataan, bahwa tidak semua bakteri dapat tumbuh di dalam tubuh seekor hewan.Misal kita ambil dahak dari seseorang yang disangka menderita TBC. Jika dahak ini disuntikkan ke dalam tubuh tikus putih, maka bakteri-bakteri saproba yang ikut serta itu tidak akan bertahan, sehingga kemudian kita peroleh semata-mata hasil TBC saja. Piaraan pneumococcus murni dapat diperoleh dengan jalan demikian juga. Bakteri yang ketinggalan dalam tubuh tikus yang sakit atau mati akhirnya dapat dipindahkan ke dlam medium yang sesuai. Inokulasi dapat dilakukan di dalam kulit (intracutaneous), dapat di bawah kulit (subcutaneous), dapat di dalam otot (intramuscular), dapat di rongga tubuh atau lain-lain tempat lagi.3.4 Perhitungan MikrobaSeorang bakteriologi yang bekerja dalam suatu pabrik produk makanan yang sudah jadi, harus menumbuhkan bakteri yang terdapat pada produk makanan tersebut untuk menilai keamanan dari makanan tersebut. Seorang bakteriolog selalu berhubungan dengan pertumbuhan mikroorganisme.Seperti halnya juga bagi orang-orang yang bekerja di rumah sakit, harus menumbuhkan organisme dari pasien yang terinfeksi sehingga dapat dibuat suatu diagnosa. Bakteri juga sangat berperan aktif dalam dunia obat-obatan atau antibiotika untuk menentukan apakah pengaruh bakteri itu sehingga menjadi peka atau tahan, sehingga pasien dapat terobati dengan tepat.Pada kenyataanya peningkatan suatu bakteri disebabkan terjadinya pembelahan biner sel bakteri itu sendiri. Pembelahan biner diartikan bahwa setiap bakteri membentuk dinding sel baru yang melintang dengan diameter pendeknya lalu memisah menjadi dua sel. Masing-masing sel ini kemudian membelah lagi menjadi dua sel dan seterusnya. Hasil keseluruhan pertumbuhn semacam ini adalah pertambahan jumlah bakteri secara deret ukur. Jadi keturunan bakteri tunggal akan berlipat dua pada setiap pembelahan, dengan menghasilkan 2, 4, 16, 32 bakteri dan seterusnya.Salah satu upaya untuk menghitung pertumbuhan bakteri adalah dengan menggunakan suatu alat yang dikenal dengan Hemaecytometer yaitu alat yang khusus digunakan untuk menghitung mikrooragnisme, pada alat ini terdapat kotak-kotak kecil untuk membatasi jumlah sel-sel mikroba yang akan diamati. Pekerjaan ini dilakukan di bawah mikroskop. Perhitungan yang diperoleh dengan mengalikan faktor pengenceran dengan jumlah mikroorganisme per kotak didapatlah banyaknya jumlah sel. Perhitungan mikroba pada umumnya dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu :1. Pengenceran2. Menggunakan ruang hitung (Hemaecytometer)3. Menggnakan turbidometer (Nefelometer)Pengenceran biakan dilakukan dengan air steril sampai taraf yang 1 ml enceran mengandung cukup sedikit bakteri sehingga dapat dihitung (sebaiknya anatar 30 - 300) kemudian larutkan dengan jumlah yang diketahui dicampur dengan medium nutrien agar cair. Campuran ini dituangkan dalam cawan petri, dibiarkan mengeras dan diinkubasi selama satu atau dua hari supaya masing-masing sel dapat memperbanyak diri sampai membentuk koloni untuk mengetahui berapa bakteri hidup yang ada dalam larutan itu. Ada instrumen elektronik yang akan menghitung koloni yang memerlukan hanya satu detik untuk menghitung koloni yang memerlukan atau pada seluruh cawan petri.Pertumbuhan sel konstituen merupakan hal yang penting dalam pertumbuhan hewan atau tumbuhan, dan demikian pula mikroorganisme. Jadi apabila ditaruh 10 sel bakteri dalam 1 ml medium yang cocok dan 24 jam kemudian didapat 10 juta bakteri setiap mm, maka terjadilah pertumbuhan bakteri. Pada kenyataannya telah terjadi pertumbuhan sel atau pertumbuhan bakteri sejuta kali.3.4.1 Hitungan Cawan (Pengenceran)Melalui cara pengenceran, diperlukan adanya beberapa buah tabung berisi aquadest steril sebanyak 9 ml, dengan masing-masing tabung tersebut ditambahkan 1 ml sampel ke dalamnya yang akan diperiksa secara bertahap-tahap, yaitu:1. 1 ml sampel ke dalam tabung pertama, sehingga konsentrasi larutan di dalam tabung pertama menjadi 10-1.2. 1 ml dari tabung pertama ke tabung kedua, sehingga konsentrasi tabung kedua menjadi 10-2.3. Dan seterusnya sampai mencapai larutan dengan konsentrasi terendah.Dari tiap-tiap tabung kemudian diambil 1 ml larutan dan ditanamkan ke dalam cawan petri berisi media padat. Pertumbuhan koloni yang kemudian timbul pada tiap-tiap cawan dihitung. Cara perhitungan ini harus memperhitungkan faktor kerapatan pertumbuhan koloni, karena jika pertumbuhan koloni terlalu rapat biasanya sulit untuk dipertanggungjawabkan hasilnya. Juga untuk pertumbuhan yang terlalu jarang sehingga diperlukan adanya pemilihan cawan yang ditumbuhi koloni yang paling tinggi kemurniannya untuk dihitung.3.4.2 Hitungan Mikroskopis LangsungPada metode mikroskopis langsung, sampel diletakkan di ruang hitung (seperti hemacytometer) dan jumlah sel dapat ditentukan secara langsung dengan bantuan mikroskop. Pada metode ini, hasil pengenceran tidak ditanamkan pada media, tetapi diteteskan ke dalam ruang hitung. Selanjutnya diperiksa di bawah mikroskop terhadap mikroba yang terdapat pada kolom perhitungan.3. HaemacytometerHaemacytometer adalah alat khusus yang digunakan untuk menghitung mikroorganisme. Pada alat ini terdapat kotak-kotak kecil dengan luas 1/400 mm2 dan kedalaman 0,1 mm. Penggunaannya adalah dengan meletakkan kaca preparat yang di atasnya dan ditutup dengan deck glass. Pengamatan ini dilakukan dengan menggunakan mikroskop agar dapat mengamati sel-sel mikroba baik yang kecil maupun yang besar, yang dibatasi oleh kotak-kotak haemacytometer. Perhitungan dengan haemacytometer ini merupakan perhitungan langsung karena sample langsung diambil dan diteteskan pada alat haemacytometer dan diamati di bawah mikroskop. Perhitungan dengan metode ini mempunyai beberapa keuntungan, yaitu semua sel mikroba baik yang masih hidup atau pun sudah mati dapat dihitung. Sedangkan kelemahannya yakni apabila pengenceran tidak homogen lagi, maka akan terjadi kesalahan dalam perhitungan.Pengenceran yang dilakukan bertujuan untuk memudahkan pengamatan karena sample kental dapat menjarangkan sel mikroorganisme yang mengakibatkan pengamatan menjadi sulit dilakukan.

IV. ALAT DAN BAHANAlat yang digunakan :1. Tabung Reaksi2. Jarum ose3. Nyala Bunsen4. Cawan petriBahan yang digunakan:1. Medium yang telah jadi2. Kultur murni3. Jarum/kawat4. AlkoholV. PROSEDUR PERCOBAAN1. Siapkan tabung yang berisi jamur dan tabung medium.2. Panaskan jarum oase sampai berpijar dan diamkan sebentar.3. Buka sumbat tabung jamur, kemudian lewatkan dekat nyala bunsen.4. Ambillah jamur dengan menggunakan jarum oase.5. Buka sumbat tabung medium dan mulut tabung dilewatkan pada nyala api bunsen.6. Masukkan ujung jarum oase tadi yang telah membawa jamur dengan menggesek-gesekannya pada permukaan medium dari kiri ke kanan dengan arah dari bawah ke atas medium.7. Tabung medium kemudian disumbat lagi.8. Simpan tabung yang tekag ditanami tadi.9. Amatilah bentuk jamur yang terjadi.