metode mpn medium bglb.doc
TRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
PEHITUNGAN JUMLAH BAKTERI SECARA MOST PROBABLE NUMBER
(MPN) COLIFORM
Oleh :
Kelompok 1 ( Shift 1)
Anindita Kumalasari (140210103001)
Rusmala Evi Anggraeni (140120103013)
Siti Rosida (140210103019)
Linda Kusumawati (140120103023)
Erika Arifiana (140120103025)
Sindi Ayu Astari (140120103028)
Chuck Nuris Alvinda (140210103029)
Hana Himatul Aliyah (140210103030)
Reny Ria Fitriani (140210103072)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS ILMU KEGURUAN DAN PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2016
I. Judul : Perhitungan Bakteri Secara Most Probable Number (MPN) Coliform
II. Tujuan :
1) Mengetahui jumlah bakteri menggunakan metode Most Probable Number
(MPN)
2) Untuk mengetahui nilai MPN coliform dari sampel bahan yang diamati
III. Metode
3. 1 Alat dan Bahan
Bahan : Alat :
a. Mie ayam a. Tabung durham
b. The b. Mikropipet dan tip
c. Bumbu pecel c. Beaker glass
d. Capcin d. Gelas ukur
e. Sambal lalapan e. Bunsen
f. Air mineral f. Tabung reaksi
g. Medium LB g. Inkubator
h. Medium BGLB
i. Medium EMBA
j. Medium MCA
k. Aquades steril
3.2 Langkah kerja
Mengambil 100 mikron dari pengenceran 10-1
kemudian memindahkan ke 3 tabung reaksi (A1, A2, A3)
Mengambil 1 ml suspensi bakteri dari pengenceran 10-1 kemudian melarutkan ke dalam 9 ml aquades
Memvortex larutan tersebut
Mengambil 100 mikron dari pengenceran 10-1
kemudian memindahkan ke 3 tabung reaksi
Menyiapkan alat dan bahan
Mengambil 1 ml sampel bahan
Melarutkan 1 ml sampel bahan ke dalam 9 ml aquades
Melakukan pengenceran 10-1
Mengambil 100 mikron dari pengenceran 10-2
kemudian memindahkan ke 3 tabung reaksi(B1, B2, B3)
Mengambil 1 ml suspensi bakteri dari pengenceran 10-2 kemudian melarutkan ke dalam 9 ml aquades
Memvortex larutan tersebut
Menginkubasi selama 48 jam
Mengambil 100 mikron dari pengenceran 10-3
kemudian memindahkan ke 3 tabung reaksi(C1, C2, C3)
Memindahkan 1 ml suspense bakteri dari tabung + (terdapat gelembung pada tabung durham dan
medium LB dalam keadaan keruh) ke dalam medium BGLB (A1,A2,A3, B1, B2, B3, C1, C2, dan C3)
Menginkubasi selama 24 jam
Memindahkan suspense bakteri pada tabung + (Terdapat gelembung udara pada tabung durham dan
keadaan medium dalam keadaan keruh) ke dalam medium MCA dan EMBA secra streak
Menginkubasi selama 24 jam
IV. HASIL PENGAMATAN
Kelompok Bahan Kombinasi Nilai MPN coliform
Koloni pada cawan
1 Mie ayam-LB 2 1 0 0,15 MCA
A1 : sesuai streak, merahA3 : tidak sesuai streak, merahB : tidak sesuai streak, merah
-BGLB 2 1 0 0,15 EMBAA1 : sesuai streak, merahA3 : tidak sesuai streak, merahB2 : kuning, tidak sesuai streak
2 Teh-LB 3 0 1 0,39 MCA
A1, A2. A3 : tidak sesuai streak, kuning
-BGLB 3 0 1 0,39 EMBAA1 : sesuai sterak, merahA2 : sesuai streak, kuningA3 : sesuai streak kuning, merahC1: tidak sesuai streak, kunung merah
3 Pecel-LB 3 3 3 >24,00 MCA
A1, A2, A3 : tumbuh sesuai streak, kuningB1, B2 : tumbuh sesuai streak, merahB3 : tidak sesuai streak, merah
C1, C2, C3 : tidak sesuai streak, warna kuning
-BGLB 3 3 3 >24,00 EMBAA1, A3 : sesuai streak, hitamA2 : sesuai streak, merahB1, B2, B3 : tumbuh tidak sesuai streak, hitamC1, C2, C3 : tidak sesuai streak
4 Capcin-LB 3 3 3 >24,00 MCA
A1, A2, A3 : merah B1, B2, B3 : tidak berwarnaC1, C2, C3 : tidak berwarna(medium berwarna kuning)
-BGLB 3 3 3 >24,00 EMBAA1, A2, A3: merahB1, B2, B3 : warna merah + hijauC1, C2, C3 : merah
5 Sambal-LB 3 3 3 >24,00 MCA
A!, A2, A3 : warna merah, medium berubah menjadi kuningB1, B2 : tumbuhB3 : tidak tumbuhC1, C2, C3 : tumbuh, merah, medium menjadi kuning
-BGLB 3 3 3 >24,00 EMBAA1 : unguA2 : merahA3 : unguB1, B2, B3 : ungu
C1 : unguC2, C3 : merahMedium tidak berubah
6 Air mineral-LB 3 2 2 2,10 MCA
A1, A2, A3 : medium merahB1, B2 : merahC1, C2 : merah Medium menjadi kuning
-BGLB 3 2 2 2,10 EMBAA1, A2, A3 : merah, unguB1, B2: merah unguC1, C2 : unguMedium tidak berubah
V. PEMBAHASAN
Jumlah mikroorganisme dapat dihitung melalui beberapa cara, namun secara
mendasar dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu perhitungan langsung dan tidak
langsung. Perhitungan secara langsung dapat mengetahui beberapa jumlah
mikroorganisme pada suatu bahan pada suatu saat tertentu tanpa memberikan
perlakuan terlebih dahulu, sedangkan jumlah organisme yang diketahui dari cara
tidak langsung terlebih dahulu harus memberikan perlakuan tertentu sebelum
dilakukan perhitungan. Perhitungan secara langsung, dapat dilakukan dengan
beberapa cara antara lain adalah dengan membuat preparat dari suatu bahan (preparat
sederhana diwarnai atau tidak diwarnai) dan penggunaan ruang hitung (counting
chamber). Sedangkan perhitungan cara tidak langsung hanya untuk mengetahui
jumlah mikroorganisme pada suatu bahan yang masih hidup saja (viable count).
Dalam pelaksanaannya, ada beberapa cara yaitu, perhitungan pada cawan petri (total
plate count/TPC), perhitungan melalui pengenceran, perhitungan jumlah terkecil atau
terdekat (Metode MPN) dan kalorimeter (cara kekeruhan atau turbidimetri). Metode
perhitungan MPN sering digunakan dalam pengamatan untuk menghitung jumlah
bakteri yang terdapat di dalam tanah seperti Nitrosomonas dan Nitrobacter. Kedua
jenis bakteri ini memegang peranan penting dalam meningkatkan pertumbuhan dan
produksi tanaman, sehubungan dengan kemampuannya dalam mengikat N2 dari udara
dan mengubah amonium menjadi nitrat (Lim, 1998).
Metode MPN merupakan salah satu metode perhitungan secara tidak
langsung. Metode MPN terdiri dari tiga tahap, yaitu uji pendugaan (presumptive test),
uji konfirmasi (confirmed test), dan uji kelengkapan (completed test). Dalam uji tahap
pertama, keberadaan Coliform masih dalam tingkat probabilitas rendah, masih dalam
dugaan. Uji ini mendeteksi sifat fermentatif Coliform dalam sampel (Volk,1993).
Dalam metode MPN, pengenceran harus dilakukan lebih tinggi daripada
pengenceran dalam hitungan cawan, sehingga beberapa tabung larutan hasil
pengenceran tersebut mengandung satu sel jasad renik. Beberapa tabung mungkin
mengandung lebih dari satu sel, sedangkan tabung lainnya tidak mengandung sel.
Dengan demikian setelah inkubasi diharapkan terjadi pertumbuhan pada beberapa
tabung yang dinyatakan sebagai tabung positif sedang tabung lainnya negatif. Metode
MPN biasanya digunakan untuk menghitung jumlah mikroba di dalam contoh yang
berbentuk cair, meskipun dapat pula digunakan untuk contoh berbentuk padat dengan
melakukan pengenceran terlebih dahulu (Dwidjoseputro,1994:43)
Metode MPN merupakan uji deretan tabung yang menyuburkan pertumbuhan
Coliform sehingga diperoleh nilai untuk menduga jumlah Coliform dalam sampel
yang diuji. Uji positif akan menghasilkan angka indeks. Angka ini disesuaikan
dengan tabel MPN untuk menentukan jumlah Coliform dalam sampel (Pakadang,
2010).
Metode MPN biasanya dilakukan untuk menghitung jumlah mikroba di dalam
contoh yang berbentuk cair, meskipun dapat pula digunakan untuk contoh berbentuk
padat dengan terlebih dahulu membuat suspensi 1:10 dari contoh tersebut. Metode
MPN digunakan medium cair di dalam tabung reaksi, dimana perhitungannya
dilakukan berdasarkan jumlah tabung yang positif yaitu yang ditumbuhi oleh jasad
renik setelah inkubasi pada suhu dan waktu tertentu. Pengamatan tabung yang positif
dapat dilihat dengan mengamati timbulnya kekeruhan atau terbentuknya gas di dalam
tabung kecil (tabung durham) yang diletakkan pada posisi terbalik, yaitu untuk jasad
renik pembentuk gas. Untuk setiap pengenceran pada umumnya digunakan tiga atau
lima seri tabung. Lebih banyak tabung yang digunakan menunjukkan ketelitian yang
lebih tinggi, tetapi alat gelas yang digunakan juga lebih banyak
(Dwidjoseputro,1994:44)
Untuk metode MPN (most probable number) digunakan medium cair dalam
wadah berupa tabung reaksi, perhitungan di lakukan berdasarkan jumlah tabung yang
positif yaitu tabung yang mengalami perubahan pada mediumnya baik itu berupa
perubahan warna atau terbentuknya gelembung gas pada dasar tabung durham. Pada
metode perhitungan MPN ini digunakan bentuk tiga seri pengenceran, yang pertama
10-1, 10-2 dan 10-3. Kemudian dari hasil perubahan tersebut dicari nilai MPNnya pada
tabel nilai MPN, dan untuk jumlah bakterinya maka digunakan rumus (Gobel, 2008)
Pada praktikum kali ini membahas mengenai uji MPN, yang mana pada uji ini
terdapat beberapa tahap yaitu :
1. Tahap pendugaan
2. Tahap penegasan
3. Tahap kepastian
Tahap awal yang perlu di lakukan yaitu pada tahap pendugaan, yang mana
pada tahap ini kita menggunakan LB sebagai mediumnya dan suspensi bakteri dari
beberapa bahan diantaranya yaitu mie ayam, teh, pecel, capcin, sambal dan air
indomater. Tahap awal yang dilakukan yaitu pembuatan medium bahan Lb yang
diperlukan yaitu 4,55 gram yang dilarutkan di dalam 350 ml aquades setelah itu di
panaskan sampai homogeny lalu medium di tuang ke dalam 9 tabung reaksi. Langkah
selanutnya yaitu memasukkan suspense bakteri yanga da di bahan caranya yaitu
dengan melarutkan 1 ml sampel bahan cair atau 1 gram sampel padat ke dalam 9 ml
aquades setelah itu di vortex sampai homogeny. Pada tabung 1 dilakukan
pengenceran 10-1 kemudian dimasukikan ke dalam tabuing A1, A2, dan A3 sebanyak
1 ml, setelah itu dari pengenceran 10-1 kemudian diambil dengan mikropipet untuk
dilakukan pengenceran 10-2 kemudian hasil pengenceran tersebut dimasukkan ke
dalam tabung B1, B2, B3. setelah itu dari pengenceran 10 -2 kemudian diambil dengan
mikropipet untuk dilakukan pengenceran 10-3 kemudian hasil pengenceran tersebut
dimasukkan ke dalam tabung C1, C2, C3. Keudian inkubasi selama 24 jam dan
tentukan nilai MPN nya.
Pada praktikum kali ini yaitu mengetahui nilai MPN pada sampel bahan
makanan. Metode MPN adalah suatu metode dimana bakteri tidak berkembangbiak
apada media (agar-agar) tapi tersuspensi dalam kaldu (broth media) yang
mengandung gizi untuk pertumbuhanya. Bakteri-bakteri tersebut dapat dideteksi
karena jenis bakteri tersebut mampu meragikan (fermentasi) salah satu unsure zat gizi
seperti laktosa yang akibat proses peragian tersebut terbentuklah gas, gelembung-
gelembung gas ini menunjukkan adanya bakteri tersebut. Salah satu metode yang
sering digunakan yaitu Most Propable Number Method (MPN). MPN merupakan
suatu metode tabung fermentasi yang dapat digunakan untuk mendeteksi adanya
bakteri pada air (Hadi et al, 2014).
Uji awal yang dilakukan yaitu uji penduga dengan menggunakaan medium
LB (Lactose broth). Dari uji tersebut nantinyaakan diketahui indikasi tumbuhnya
bakteri pada medium LB. hasil fer,mentasi positif jika terjadi fermentasi laktosa oleh
kuman Escherichia coli sampel, sehingga terbentu gas yang dapat dilihat berupa
rongga kosong pada bagian atas tabung Durham terbalik yang ada dalam media LB
(Hadi et al, 2014).
Perhitungan bakteri Coliform hasil analisis metode MPN didapatkan dari
mencocokkan dengan table MPN, yaitu tabel yang memberikan The Most Probable
Number atau jumlah perkiraan terdekat yang tergantung dari kombinasi tabung positif
(yang mengandung bakteri) dan negative (yang tidak mengandung bakteri). Angka
MPN tersebut mempunyai arti statistic dengan derajat kepercayaan 95% (Nuria et al,
2009).
Adapun langkah-langkah untuk menentukan nilai MPN ialah sebagai berikut:
a. Menghitung jumlah tabung yang menghasilkan gas pada uji pendugaan untuk tiga
seri pengenceran.
b. Menentukan angka kombinasi jumlah tabung positif sesuai dengan jumlah tabung
Durham yang mengandung gas pada tiap-tiap seri pengenceran.
c. Menentukan nilai MPN untuk 3 seri pengenceran berdasarkan nilai pada tabel
MPN coliform.
Pada pengamatan kali ini nilai MPN yang didapatkan pada pengujian
menggunakn medium LB adalah sebagai berikut, pada kelompok 1 bahan yang
digunakan adalah mie ayam diamana kombinasi adanya bakteri pada tabung yaitu
2,1,0 sehingga di peroleh nilai MPN coliform sebesar 0,15 artinya jumalah sel bakteri
ada 150 sel bakteri. Sedangkan untuk bahan minuman teh didapatkan kombinasi
3,0,1 sehingga nilai MPN nya yaitu 0,39 sehingga jumlah sel bakterinya 390 sel
bakteri. Pada bahan pecel kombinasi yang didapatkan yaitu 3,3,3 sehingga nilai MPN
coliform nya yaitu > 24,00 sehingga jumlah sel bakteri ada > 2.400 sel bakteri.
Capcin diperoleh masing-masing tabung yaitu 3,3,3 sehingga di peroleh nilai MPN
yaitu > 24,00 sehingga jumlah sel bakteri ada > 2.400 sel bakteri. Sambal juga
memiliki nilai MPN yang sama yaitu > 24,00 dengan variasi 3,3,3 sehingga jumlah
sel bakteri ada > 2.400 sel bakteri. Pada bahan yang terakhir yaitu air indomaret
dengan variasi yaitu 3,2,2 sehingga di peroleh nilai MPN Coliform sebesar 2,10
artinya terdapat 210 sel bakteri. Pada data tersebuut dapat disimpulakan bahwasanya
pada 9 tabung dengan medium LB ada tabung yang negative dan ada juga medium
yang positif artinya medium yang positif menunjukkan adanya gelembung pada
tabung durham dan adanya kekeruhan pada medium. Apabila tidak terdapat
gelembung pada tabung durham dan tidak ada kekeruahn maka tabung tersebut
meruapakan tabung negative artinya tidak terdapat bakteri. Pada praktikum ini pada
kelompok 2 terdapat suatu kesalahan pada pengeceran 10-1 terdapat bakteri pada
pengenceran 10-2 tidak terdapat bakteri sedangkan pada pengenceran 10-3 terdapat
bakteri. Seharusnya pada pengenceran ke 10-3 tidak terdapat bakteri tapi pada kasus
ini terdapat bakteri. Hal ini berarti terdapat suatu kesalahan dalam pengambilan
suspense bakteri bisa jadi pada pengenceran 10-2 pengambilan bakteri terdapat pada
area yang mana terdapat bakteri yang sedikit sedankan pada pengenceran 10-3
pengambilan suspense bakteri terdapat pada area yang bnayak suspense bakterinya.
Setelah melakukan uji pendugaan, maka akan dilanjutkan dengan uji
penegasan. Uji penegasan dilakukan dengan menggunakan medium BGLB. Medium
BGLB merupakan medium selektif yang kompisisinya sedemikian rupa sehingga
hanya jenis-jenis mikroba tertentu saja yang bisa tumbuh. Media BGLB digunakan
untuk mendeteksi bakteri coliform (gram negatif) di dalam air, makanan, dan produk
lainnya. Media ini dapat menghambat pertumbuhan bakteri Gram positif dan
menggiatkan pertumbuhan bakteri coliform. Ada atau tidaknya bakteri coliform
ditandai dengan terbentuknya asam dan gas yang disebabkan karena fermentasi
laktosa oleh bakteri golongan coli (Gobel,2008).
Agar mikroba dapat tumbuh dengan baik dalam suatu medium, perlu dipenuhi syarat-
syarat sebagai berikut:
1. Mengandung semua nutrisi yang mudah digunakan oleh bakteri
2. Mempunyai tekanan osmosis, tegangan muka dan pH yang sesuai
3. Tidak mengandung zat-zat penghambat
4. Harus steril (Prawiro, 1989).
Uji penegasan berfungsi untuk meyakinkan hasil positif yang ada pada uji
pendugaan. Medium yang digunakan dalam uji penegasan ini yaitu medium Brilliant
Green Lactose Bilebroth (BGLB) yang merupakan media yang akan berwarna hijau
metalik jika terdapat reaksi fermentasi dengan media. Pada praktikum yang dilakukan
didapatkan hasil pengamatan pada kelompok satu dengan bahan mie ayam,
kombinasinya yaitu 210 dengan nilai MPN coliform 0,15 artinya di dalam 100 ml
sampel bahan terdapat 15 jumlah sel bakteri. Kelompok dua dengan bahan teh,
kombinasinya yaitu 301 dengan nilai MPN coliform 0,39 artinya di dalam 100 ml
sampel bahan terdapat 39 jumlah sel bakteri. Kelompok tiga dengan bahan pecel,
kombinasinya yaitu 333 dengan nilai MPN >24,00, artinya di dalam 100 ml sampel
bahan terdapat lebih dari 2400 jumlah sel bakteri. Kelompok empat dengan bahan
capcin, kombinasinya yaitu 330 dengan nilai MPN coliform >24,00, artinya di dalam
100 ml sampel bahan terdapat 2400 jumlah sel bakteri. Pada kelompok lima dengan
bahan sambal, kombinasinya yaitu 330 dengan nilai MPN coliform >24,00, artinya di
dalam 100 ml sampel bahan terdapat lebih dari 2400 jumlah sel bakteri dan pada
kelompok enam dengan bahan air mineral, kombinasinya yaitu 322 dengan nilai
MPN coliform 2,10, artinya dalam 100 ml sampel bahan terdapat 210 jumlah sel
bakteri.
Dari hasil pengamatan di atas dapat diketahui bahwa kandungan bakteri
paling banyak terdapat pada bahan pecel, capcin dan sambal yaitu melebihi dari 24,00
artinya pada sampel bahan yang diamati terkandung bakteri sebanyak lebih dari 2400
sel bakteri. Hal ini menunjukkan bahwa sampel makanan dan minuman tersebut tidak
aman dan tidak baik untuk dikonsumsi, karena terdapat bakteri coliform dalam
jumlah yang banyak. Walaupun pada bahan yang lain kadar atau nilai MPN lebih
rendah dari ketiga bahan tersebut, namun masih tetap berbahaya karena masih
terdapat kandungan dari bakteri coliform fekal di dalamnya. Setiap orang pasti
memiliki daya tahan tubuh yang berbeda ketika terpapar bakteri ini, oleh sebab itu
lebih baik menghindari makanan atau minuman yang mengandung bakteri coliform
fekal. Minuman atau air mineral yang dikonsumsi oleh manusia harus memiliki
bebrapa standar atau kriteria tertentu sehingga minuman tersebut bisa layak untuk
dikonsumsi. Adapun persyaratan kualitas air minum terdiri dari parameter wajib dan
parameter tambahan (Permenkes, 2010)
Parameter wajib diantaranya meliputi parameter yang berhubungan langsung
dengan kesehatan dan parameter yang tidak langsung berhubungan dengan kesehatan.
Parameter yang berhubungan langsung dengan kesehatan meliputi parameter
mikrobiologi dan kimia anorganik. Di dalam parameter mikrobiologi disebutkan
bahwa kadar maksimum yang diperbolehkan untuk E.coli dan total bakteri coliform
dalam jumlah per 100 ml sampel ialah 0. Hal ini menunjukkan bahwa sampel bahan
yang diamati tidak layak untuk dikonsumsi. Sedangan untuk kimia anorganik
meliputi arsen, fluorida, total kromium, cadmium, nitrit, nitrat, sianida, dan selenium
dengan kadar yang rendah. Parameter yang tidak langsung berhubungan dengan
kesehatan meliputi parameter fisik dan parameter kimiawi. Pada parameter fisik
meliputi bau, warna total zat padat terlarut, kekeruhan, rasa dan suhu. Sedangkan
pada parameter kimiawi meliputi alumunium, besi, kesadahan, khlorida, mangan, pH,
seng, sulfat, tembaga dan ammonia, dimana kadar dari masing-masih zat kimia ini
rendah, dengan toksisitas yang relatif rendah bagi manusia (Permenkes, 2010).
Sedangkan untuk parameter tambahan terdiri dari kimiawi dan dan
radioaktivitas. Parameter kimiawi meliputi bahan organik, bahan anorganik, pestisida,
disinfektan dan hasil sampingan dari disinfektan. Sedangkan untuk parameter
radioaktifitas meliputi gross alpha activity dan gross beta activity, dimana kadar dari
masing-masih zat kimia ini rendah, dengan toksisitas yang relatif rendah bagi
manusia (Permenkes, 2010).
Pada kelompok 1 pada uji kepastian yang dilakukan pada medium MCA (Mac
Concey Agar). Pada lempeng cawan petri dibagi menjadi 2 bagian untuk
menginokulasikan suspensi bakteri karena dari hasil pengujian sebelumnya
menunjukan terdapat 2 tabung reaksi yang positif dilihat dari kekeruhan warnanya
dan ada tidaknya gelembung yang terbentuk pada tabung durham. Hasil pengamatan
menujukan bahwa hasil dari pengenceran pertama , dua tabung reaksi positif (A1,dan
A3),setelah diinokulasikan pada MCA untuk A1, dan A3 bakteri tidak tumbuh sesuai
streake ,dan terjadi perubahan warna pada medium yakni merah. Pada hasil
pengenceran kedua, kedua tabung reaksi positf (B1, B2,) hasil penginokulasian pada
kedua radian untuk B1, B2 tumbuh tidak sesuai strake dan warna medium menjadi
merah.
Pada kelompok 2 tabung yang positif untuk setiap ulangan berjumlah 2.
Medium yang digunakan untuk menginokulasikan suspensi bakteri yakni MCA (Mac
Concay Agar). Hasil dari penginokulasian bakteri dari kedua ulangan pengenceran
pertama yakni (A1, A2 ,A3) bakteri tumbuh tidak sesuai strake dan warna koloni
bakteri serta medium disekitarnya berwarna kuning, untuk pengenceran ke 2 pada
sebuah ulangan menunjukan hasil positif (C1) hasil penginokulasikan pada medium
MCA,bakteri tumbuh tidak sesuai strake dan warna kuning .
Metode streak plate dilakukan dengan cara menggoreskan biakan pada ose ke
medium agar pada petridish. Penggoresan dilakukan dengan goresan kuadran (dibagi
empat). Daerah 1 merupakan goresan awal sehingga masih mengandung banyak sel
mikroorganisme. Goresan selanjutnya dipotongkan atau disilangkan dari goresan
pertama sehingga jumlah semakin sedikit dan akhirnya terpisah-pisah menjadi koloni
tunggal (Pelczar,1986). Streak plate yaitu suatu cara pengisolasian bakteri yang cara
inokulasinya dengan menggoreskan suspensi bahan yang mengandung bakteri pada
permukaan medium dengan kawat ose dan digoreskan sesuai dengan petridish. Kultur
media untuk menumbuhkan atau mengisolasikan bakteri dengan metode streak
merupakan suatu teknik untuk memisahkan sel bakteri secara individual. Setelah
inkubasi, maka pada bekas goresan akan tumbuh koloni-koloni terpisah yang
mungkin berasal dari satu sel bakteri (Dwidjoseputro,1987).
Pada kelompok 3 pada uji kepastian yang dilakukan pada medium MCA (Mac
Concey Agar). Pada lempeng cawan petri dibagi menjadi 3 bagian untuk
menginokulasikan suspensi bakteri karena dari hasil pengujian sebelumnya
menunjukan terdapat 3 tabung reaksi yang positif dilihat dari kekeruhan warnanya
dan ada tidaknya gelembung yang terbentuk pada tabung durham. Hasil pengamatan
menujukan bahwa hasil dari pengenceran pertama , ketiga tabung reaksi positif (A1,
A2 ,A3),setelah diinokulasikan pada MCA untuk A1, A2 ,A3 bakteri tidak tumbuh sesuai
streake ,dan terjadi perubahan warna pada medium yakni kuning. Pada hasil
pengenceran kedua ketiga tabung reaksi positf (B1, B2, B3), hasil penginokulasian pada
ketiga radian untuk B1, B2 tumbuh sesaui strake dan warna medium menjadi
merah,untuk B3 tumbuh tidak sesaui strake dan warna medium merah . Pada
pengenceran ketiga ,ketiga tabung reaksi (C1,C2,C3) menunjukan hasil positif dan
penginokulaisan pada medium MCA menunjukan hail bakteri tidak tumbuh sesuia
strake, warna medium menjadi kuning.
Pada kelompok 4 tabung yang positif untuk setiap ulangan berjulamha
3,sehingga pada cawan petri dibagi menjadi 3 radian. Medium yang digunakan untuk
menginokulasikan suspensi bakteri sama dengan kelompom sebelumnya yakni MCA
(Mac Concay Agar). Hasil dari penginokulasian bakteri dari ketiga ulangan
pengenceran pertama yakni (A1, A2 ,A3) bakteri tumbuh sesuai streak dan warna
koloni bakteri serta medium disekitarnya berwarna merah, untuk pengenceran ke 2
pada ketiga ulangan menunjukan hasil positif (B1, B2, B3),hasil penginokulasikan pada
medium MCA,bakteri tumbuh sesuai streak dan tidak terjadi perubahan warna. Pada
pengenceran ketiga, ketiga ulangan positif mengandung bakteri (C1,C2,C3) ,hasil
penginokulaisan menunjukan bakteri tumbuh sesuai streak dan tidak berwarna.
Hasil setelah diinkubasi adalah pada kelompok 5 pada medium A semua
tumbuh sesuai streak berwarna merah dan medium berubah menjadi kuning,
kemudian pada medium B hanya dua bagian yang tumbuh sesuai streak dan berwarna
merah sedangkan yang satu tidak tumbuh, kemudian pada medium C semua tumbuh
sesuai streak dan berwarna merah. Pada kelompok 6 di medium A semua bagian
tumbuh sesuai streak dan berwarna merah, di medium B semua tumbuh sesuai streak
dan berwarna merah, serta di medium C semua juga tumbuh sesuai streak dan
berwarna merah, pada kelopok 6 ini semua medium berubah menjadi berwarna
kuning. Dari hasil di atas diketahui bahwa di medium yang tumbuh koloni sesuai
streak dan berwarna merah berarti bahwa bakteri yang tumbuh di medium tersebut
adalah bakteri coliform fekal, karena bisa memfermentasikan lactose. Kemudian
untuk medium yang berubah warna dari awalnya berwarna merah menjadi berwarna
kuning dikarenakan bakteri yang tumbuh dalam medium tersebut memfermentasi
laktosa dan menyebabkan pH turun atau asam, kondisi asam akan menyebabkan
medium berubah warna menjadi kuning.
Tujuan dari digunakannnya meduim MCA pada uji kepastian ini adalah untuk
membedakan bakteri yang coliform dan tidak. Menurut Aziza (2013), media Mac
Conkay Agar dapat membedakan bakteri yang memfermentasi laktosa (berwarna
merah muda), dan non fermentasi laktosa (tidak berwarna). Nacl yang terkandung
dalam medium ini dapat menghambat pertumbuhan koloni proteus. Koloni
salmonella halus dan tidak berwana mempunyai keistimewaan bakteri entric yang
memfermnetasi laktosa, karena media ini mengandung laktosa,crystal violet, dan
neural blue salt. Kemampuan Escherechia coli memfermentasi laktosa menyebabkan
penuruann pH ,sehingga mempermuda absorbi neural red untuk mengubah koloni
menjadi merah bata. Koloni bakteri lain selain dari kelompok bakteri koliform bila
tumbuh, tidak akan dapat berwarna karena tidak mampu memfermentasi laktosa.
Tumbuhnya bakteri sebagian ada yang tidak sesuai streak dari hasil
pengamatan yang didapatkan, hal tersebut didiagnosa mengalami kontaminasi jika
ada mikroorganisme atau mikroba yang lain tumbuh disekitar biakan murni. Sumber
utama kontaminan adalah spora jamur dan bakteri lain yang bersifat non-patogenik
yang artinya mereka tidak menyebabkan bahaya pada kondisi normal. Kontamansi
umumnya disebabkan oleh bakteri endofilik (organisme yang hidup dalam satu sel
atau ruang antar sel). Adapun kontaminasi yang sering terjadi pada medium ada dua
jenis yakni kontaminasi oleh bakteridan kontaminasi oleh jamur. Untuk membedakan
kontaminasi tersebut dapat dilihat dari ciri-ciri fisik media.Bila terkontaminasi oleh
bakteri maka media kan basa dan berlendir,sedangkan apabila terkontaminasi oleh
jamur maka medium akan lebih kering dan muncul hifa jamur (Edward,1983). Ciri-
ciri perumbuhan baketri pada suatu medium yakni apabila tumbuhnya sesuai
strake ,dan membentuk koloni dari hasil strake tersebut. Berdasarkan karakteristik
pertumbuhan mikroba menunjukan morfologi,mekanisme pembelahan,dan aktivitas
metabolisnya. Pada medium cair karakteristik ditumbuhinya suatu bakteri adalah :
terbentuknya endapan,menunjukan sel bakteri membentuk agreget sehingga berat
keruh dan mengendap, sedangkan pada medium padat : terbentuk kelompok yang
dinakaman koloni,sesuai hasil streak.
Media EMBA adalah medium selektif dan diferensial digunakan untuk
mengisolasi coliform fecal. Eosin Y dan metilen blue adalah pewarna indikator pH
yang bergabung untuk membentuk endapan ungu gelap pada pH rendah (asam),
mereka juga berfungsi untuk menghambat pertumbuhan organisme yang paling Gram
positif. Sukrosa dan laktosa berfungsi sebagai sumber karbohidrat dapat difermentasi
yang mendorong pertumbuhan coliform. Fermentor yang kuat dari laktosa atau
sukrosa akan menghasilkan jumlah asam yang cukup untuk membentuk kompleks
warna ungu tua. Pertumbuhan organisme ini akan muncul berwarna ungu tua sampai
hitam. Escherichia coli, suatu fermentor yang kuat, sering menghasilkan warna koloni
hijau metalik. Fermentor lambat atau lemah akan menghasilkan koloni merah muda
mukoid atau berlendir. Biasanya koloni berwarna atau tidak berwarna menunjukkan
bahwa organisme fermentor laktosa atau sukrosa terserbut bukan merupakan coliform
fecal (Irianto, 2006).
Media EMBA (Eosin Methylene Blue Agar) mempunyai keistimewaan
mengandung laktosa dan berfungsi untuk memilah mikroba yang memfermentasikan
laktosa seperti Staphylcoccus. aureus, P. aerugenosa, dan Salmonella. Mikroba yang
memfermentasikan laktosa menghasilkan koloni dengan inti berwarna gelap dengan
kilap logam. Sedangkan mikroba lain yang dapat tumbuh koloninya tidak berwarna.
Adanya eosin dan methylene blue membantu mempertajam perbedaan tersebut.
Namun demikian, jika media ini digunakan pada tahap awal karena kuman lain juga
tumbuh terutama P. Aerugenosa dan Salmonella sp. dan dapat menimbulkan
keraguan. Bagaimanapun media ini sangat baik untuk mengkonfirmasi bahwa
kontaminan tersebut adalah E.coli. Agar EMBA (levine) merupakan media padat
yang dapat digunakan untuk menentukan jenis bakteri E.coli dengan memberikan
hasil positif dalam tabung. EMBA yang menggunakan eosin dan methylene blue
sebagai indikator memberikan perbedaan yang nyata antara koloni yang meragikan
laktosa dan yang tidak. Medium tersebut mengandung sukrosa karena kemempuan
bakteri E.coli yang lebih cepat meragikan sukrosa daripada laktosa (Hastowo, 1992).
VI. KESIMPULAN
6.1 Kesimpulan :
Perhitungan bakteri Coliform hasil analisis metode MPN didapatkan dari mencocokkan dengan tabel MPN, yaitu tabel yang memberikan The Most Probable Number atau jumlah perkiraan terdekat yang tergantung dari kombinasi tabung positif (yang mengandung bakteri) dan negative (yang tidak mengandung bakteri). Pada pengamatan tersebut didapatkan hasil yaitu pada mie ayam terdapat 150 sel bakteri, teh 390 sel bakteri, pecel >2.400 sel bakteri, capcin terdapat >2.400 sel bakteri, sambal terdapat >2.400 sel bakteri dan air minum terdapat 210 sel bakteri.
Berdasarkan nilai MPN kualitas mikrobiologi sampel bahan dapat ditentukan dimana semakin sedikit jumlah sel bakteri maka semakin baik kualitasnya namun semakin banyak jumlah sel bakteri maka semakin buruk kualitas dari sampel bahan tersebut. Pada pengamatan tersebut didapatkan hasil bahwasnya sampel bahan dengan
kualitas baik sampek buruk dapat diurutkan sebagai berikut yaitu mie ayam, air minum, the, pecel, capcin, dan sambal.
6. 2 Saran
Setelah mengetahui teknik perhitungan bakteri dengan metode MPN, ilmu yang didapatkan dapat digunakan untuk melakukan suatu penelitian akhir ataupun skripsi. Selain itu dengan mengetahui jumlah bakteri yang ada di dalam makanan ataupun minuman, kita dapat menghindari untuk mengonsumsi makanan ataupun minuman. Kita dapat berhati-hati dalam memilih makanan dan minuman untuk dikonsumsi sehari-hari
DAFTAR PUSTAKA
Azizah, Nurmalinda, 2013. Isolasi dan Karakterisasi Parsial Bakteri Indegenous
Pemfermentasi Buah Durian ( Durio zebhatenus murr.). Jurnal Biologi
universitas Andalas (J. Bio. UA.) 2 (1) : 8-13 (ISSN: 2303-2162).
Dwidjoseputro, D. 1987. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan. Malang.
Edward,Alcemo. 1983. Laboratory Fundamental of Microbilogy. New York: Weisley
Publishing Company
Gause. 1946. Media Pertumbuhan Mikroorganisme. Rajawali Press. Jakarta.
Gobel. 2008. Mikrobiologi Umum Dalam Praktek. Universitas Hasanuddin:
Makassar.
Hadi, B. Bahar, E. Semiarti, R. 2014. Uji Bakteriologis Es Batu Rumah Tangga yang
digunakan Penjual Minuman di Pasar lubuk Buaya Kota Padang. Jurnal
Kesehatan. No 3. Vol 2.
Hastowo, Sugyo . 1992 . Mikrobiologi . Jakarta :Rajawali
Irianto, Koes. 2006. Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme Jilid 1.Jakarta :
Gramedia
Lim. 1998. Microbiology, 2nd Edition. McGraw-Hill Book. New York.
Nuria, M. Rosyid, A & Sumantri. 2009. Uji Kandunagn Bakteri Escherichia coli
Pada Air Minum Isu Ulang di Kabupaten Rembang. Jurnal Ilmu-ilmu
Pertanian. Vol 5. No 1.
Pakadang. 2010. Buku Penuntun Praktikum Mikrobiologi Farmasi. Jurusan Farmasi
Politeknik Kesehatan Depkes Makassar: Makassar.
Pelczar. M.J., dan Chan, E. S. 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi. UI Press. Jakarta.
Peraturan Menteri Kesehatan. 2010. Persyaratan Kualitas Air Minum. Jakarta:
Menteri Kesehatan
Prawiro, 1989. Uji Mikrobiologi Air Minum Yang Dikonsumsi oleh Masyarakat Desa
Deket Wetan Kec. Deket Kab. Lamongan. Universitas Airlangga. Jurusan
Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Airlangga: Surabaya.
Volk. 1993. Mikrobiologi Dasar Jilid 1, Edisi Kelima. Erlangga. Jakarta.