laporan pendahuluan apendisitis di rsu blora

Upload: nanang-anacardia-subagyo

Post on 07-Jul-2018

234 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/18/2019 Laporan Pendahuluan Apendisitis Di Rsu Blora

    1/17

    LAPORAN PENDAHULUAN APENDISITIS

    A.  DEFINISI

     

     Appendiks adalah ujung seperti jari yang kecil panjangnya kira-kira 10 cm (94 inci),melekat pada sekum tepat di bawah katup ileosekal. ppendiks berisi makanan dan

    mengosongkan diri secara teratur ke dalam sekum. !arena pengosongannya tidak

    e"ekti" dan lumennya kecil, appendiks cenderung menjadi tersumbat dan rentan

    terhadap in"eksi. (#runner dan $udarth, %00%).

      Apendisitis adalah peradangan dari apendiks &ermi&ormis, dan merupakan penyebab

    abdomen akut yang paling sering. 'enyakit ini dapat mengenai semua umur baik laki-

    laki maupun perempuan, tetapi lebih sering menyerang laki-laki berusia antara 10

    sampai 0 tahun (ansjoer, rie",dkk, %00*).

      Apendisitis adalah in"eksi pada appendiks karena tersumbatnya lumen oleh "ekalith

    (batu "eces), hiperplasi jaringan lim"oid, dan cacing usus. +bstruksi lumen merupakan

    penyebab utama pendisitis. rosi membran mukosa appendiks dapat terjadi karena

    parasit seperti Entamoeba histolytica, Trichuris trichiura, danEnterobius

    vermikularis (+&edol", %00).

      Apendisitis merupakan in"lamasi apendiks &ermi"ormis, karena struktur yang terpuntir,

    appendiks merupakan tempat ideal bagi bakteri untuk berkumpul dan multiplikasi(hang, %010)

      Apendisitis merupakan in"lamasi di apendiks yang dapt terjadi tanpa penyebab yang

     jelas, setelah obstruksi apendiks oleh "eses atau akibat terpuntirnya apendiks atau

    pembuluh darahya (orwin, %009).

      ETIOLOGI

     pendisitis belum ada penyebab yang pasti atau spesi"ik tetapi ada "actor 

    prediposisi yaitu/

    1.  actor yang tersering adalah obstruksi lumen. 'ada umumnya obstruksi ini terjadi

    karena/

    a.  iperplasia dari "olikel lim"oid, ini merupakan penyebab terbanyak.

    b.   danya "aekolit dalam lumen appendiks

    c.   danya benda asing seperti biji-bijian

  • 8/18/2019 Laporan Pendahuluan Apendisitis Di Rsu Blora

    2/17

    d.  $triktura lumen karena "ibrosa akibat peradangan sebelumnya.

    %.  2n"eksi kuman dari colon yang paling sering adalah . oli dan $treptococcus

    .  3aki-laki lebih banyak dari wanita. ang terbanyak pada umur 15-0 tahun (remaja

    dewasa). 2ni disebabkan oleh karena peningkatan jaringan limpoid pada masa tersebut.4.  6ergantung pada bentuk apendiks/

    a.   ppendik yang terlalu panjang

    b.  assa appendiks yang pendek

    c.  'enonjolan jaringan limpoid dalam lumen appendiks

    d.  !elainan katup di pangkal appendiks

    (7u8ulul, %009)

    C.  KLASIFIKASI

    1. pendisitis akut

     pendisitis akut adalah / radang pada jaringan apendiks. pendisitis

    akut pada dasarnya adalah obstruksi lumen yang selanjutnya akan diikuti oleh

    proses in"eksi dari apendiks.

    'enyebab obstruksi dapat berupa /

    a.  iperplasi lim"onodi sub mukosa dinding apendiks.

    b.  ekalitc.  #enda asing

    d.  6umor.

     danya obstruksi mengakibatkan mucin cairan mukosa yang diproduksi

    tidak dapat keluar dari apendiks, hal ini semakin meningkatkan tekanan intra

    luminer sehingga menyebabkan tekanan intra mukosa juga semakin tinggi.

    6ekanan yang tinggi akan menyebabkan in"iltrasi kuman ke dinding apendiks

    sehingga terjadi peradangan supurati" yang menghasilkan pus nanah pada

    dinding apendiks.

    $elain obstruksi, apendisitis juga dapat disebabkan oleh penyebaran in"eksi

    dari organ lain yang kemudian menyebar secara hematogen ke apendiks.

    2.  pendisitis 'urulenta (Supurative Appendicitis)

  • 8/18/2019 Laporan Pendahuluan Apendisitis Di Rsu Blora

    3/17

    6ekanan dalam lumen yang terus bertambah disertai edema

    menyebabkan terbendungnya aliran &ena pada dinding appendiks dan

    menimbulkan trombosis. !eadaan ini memperberat iskemia dan edema pada

    apendiks. ikroorganisme yang ada di usus besar berin&asi ke dalam dindingappendiks menimbulkan in"eksi serosa sehingga serosa menjadi suram

    karena dilapisi eksudat dan "ibrin. 'ada appendiks dan mesoappendiks terjadi

    edema, hiperemia, dan di dalam lumen terdapat eksudat "ibrinopurulen.

    :itandai dengan rangsangan peritoneum lokal seperti nyeri tekan, nyeri lepas

    di titik c #urney, de"ans muskuler, dan nyeri pada gerak akti" dan pasi". 7yeri

    dan de"ans muskuler dapat terjadi pada seluruh perut disertai dengan tanda-

    tanda peritonitis umum.

    3. pendisitis kronik

    :iagnosis apendisitis kronik baru dapat ditegakkan jika dipenuhi semua

    syarat / riwayat nyeri perut kanan bawah lebih dari dua minggu, radang kronik

    apendiks secara makroskopikdan mikroskopik, dan keluhan menghilang

    satelah apendektomi.

    !riteria mikroskopik apendiksitis kronik adalah "ibrosis menyeluruh dinding

    apendiks, sumbatan parsial atau total lumen apendiks, adanya jaringan parut

    dan ulkus lama dimukosa, dan in"iltrasi sel in"lamasi kronik. 2nsidensapendisitis kronik antara 1-5 persen.

    4. pendissitis rekurens

    :iagnosis rekuren baru dapat dipikirkan jika ada riwayat serangan nyeri

    berulang di perut kanan bawah yang mendorong dilakukan apeomi dan hasil

    patologi menunjukan peradangan akut. !elainan ini terjadi bila serangn

    apendisitis akut pertama kali sembuh spontan. 7amun, apendisitis tidak perna

    kembali ke bentuk aslinya karena terjadi "ribosis dan jaringan parut. ;esiko

    untuk terjadinya serangn lagi sekitar 50 persen. 2nsidens apendisitis rekurens

    biasanya dilakukan apendektomi yang diperiksa secara patologik.

    'ada apendiktitis rekurensi biasanya dilakukan apendektomi karena sering

    penderita datang dalam serangan akut.

    5. ukokel pendiks

  • 8/18/2019 Laporan Pendahuluan Apendisitis Di Rsu Blora

    4/17

    ukokel apendiks adalah dilatasi kistik dari apendiks yang berisi musin

    akibat adanya obstruksi kronik pangkal apendiks, yang biasanya berupa

     jaringan "ibrosa.

  • 8/18/2019 Laporan Pendahuluan Apendisitis Di Rsu Blora

    5/17

    embriologi minggu ke delapan yaitu bagian ujung dari protuberans sekum. 'ada

    saatantenatal dan postnatal , pertumbuhan dari sekum yang berlebih akan menjadi

    appendiks yang akan berpindah dari medial menuju katup ileocaecal .

    'ada bayi appendiks berbentuk kerucut, lebar pada pangkal dan menyempit kearahujung. !eadaan ini menjadi sebab rendahnya insidens pendisitis pada usia tersebut.

     ppendiks memiliki lumen sempit di bagian proksimal dan melebar pada bagian distal.

    'ada appendiks terdapat tiga tanea coli yang menyatu dipersambungan sekum dan

    berguna untuk mendeteksi posisi appendiks. ?ejala klinik pendisitis ditentukan oleh

    letak appendiks. 'osisi appendiks adalahretrocaecal (di belakang sekum)

    5,%@>, pelvic (panggul) 1,01>, subcaecal (di bawah sekum) %,%>, preileal (di

    depan usus halus) 1>, dan postileal (di belakang usus halus) 0,4>, seperti terlihat

    pada gambar dibawah ini.

    2.  FISIOLOGI

     ppendiks menghasilkan lendir 1-% ml per hari. 3endir itu secara normal dicurahkan ke

    dalam lumen dan selanjutnya mengalir ke sekum. ambatan aliran lendir di muara

    appendiks tampaknya berperan pada patogenesis pendisitis. 2munoglobulin sekretoar 

    yang dihasilkan oleh Gut Associated Lymphoid Tissue (?36) yang terdapat

    disepanjang saluran cerna termasuk appendiks ialah 2munoglobulin (2g-).

    2munoglobulin ini sangat e"ekti" sebagai pelindung terhadap in"eksi yaitu mengontrolproli"erasi bakteri, netralisasi &irus, serta mencegah penetrasi enterotoksin dan antigen

    intestinal lainnya. 7amun, pengangkatan appendiks tidak mempengaruhi sistem imun

    tubuh sebab jumlah jaringan sedikit sekali jika dibandingkan dengan jumlah di saluran

    cerna dan seluruh tubuh.

    E.  PATOFISIOLOGI

     pendisitis biasanya disebabkan oleh penyumbatan lumen apendiks oleh

    hiperplasia "olikel lim"oid, "ekalit, benda asing, striktur karena "ibrosis akibat peradangan

    sebelumnya, atau neoplasma.

    +bstruksi tersebut menyebabkan mukus yang diproduksi mukosa mengalami

    bendungan. akin lama mukus tersebut makin banyak, namun elastisitas dinding

  • 8/18/2019 Laporan Pendahuluan Apendisitis Di Rsu Blora

    6/17

    apendiks mempunyai keterbatasan sehingga menyebabkan penekanan tekanan

    intralumen. 6ekanan yang meningkat tersebut akan menghambat aliran lim"e yang

    mengakibatkan edema, diapedesis bakteri, dan ulserasi mukosa. 'ada saat inilah

    terjadi terjadi apendisitis akut "okal yang ditandai oleh nyeri epigastrium.#ila sekresi mukus terus berlanjut, tekanan akan terus meningkat. al tersebut

    akan menyebabkan obstruksi &ena, edema bertambah, dan bakteri akan menembus

    dinding. 'eradangan yang timbul meluas dan mengenai peritoneum setempat sehingga

    menimbulkan nyeri di daerah kanan bawah. !eadaan ini disebut dengan apendisitis

    supurati" akut.

    #ila kemudian aliran arteri terganggu akan terjadi in"ark dinding apendiks yang

    diikuti dengan gangren. $tadium ini disebut dengan apendisitis gangrenosa. #ila

    dinding yang telah rapuh itu pecah, akan terjadi apendisitis per"orasi.

    #ila semua proses di atas berjalan lambat, omentum dan usus yang berdekatan

    akan bergerak ke arah apendiks hingga timbul suatu massa lokal yang disebut in"iltrat

    apendikularis. 'eradangan apendiks tersebut dapat menjadi abses atau menghilang.

    'ada anak-anak, karena omentum lebih pendek dan apediks lebih panjang, dinding

    apendiks lebih tipis. !eadaan tersebut ditambah dengan daya tahan tubuh yang masih

    kurang memudahkan terjadinya per"orasi. $edangkan pada orang tua per"orasi mudah

    terjadi karena telah ada gangguan pembuluh darah (ansjoer, %00*) . MANIFESTASI KLINIK

    1.  7yeri kuadran bawah terasa dan biasanya disertai dengan demam ringan, mual,

    muntah dan hilangnya na"su makan.

    %.  7yeri tekan local pada titik c#urney bila dilakukan tekanan.

    .  7yeri tekan lepas dijumpai.

    4.  6erdapat konstipasi atau diare.

    5.  7yeri lumbal, bila appendiks melingkar di belakang sekum.

    .  7yeri de"ekasi, bila appendiks berada dekat rektal.

    *.  7yeri kemih, jika ujung appendiks berada di dekat kandung kemih atau ureter.

    @.  'emeriksaan rektal positi" jika ujung appendiks berada di ujung pel&is.

    9.  6anda ;o&sing dengan melakukan palpasi kuadran kiri bawah yang secara paradoksial

    menyebabkan nyeri kuadran kanan.

  • 8/18/2019 Laporan Pendahuluan Apendisitis Di Rsu Blora

    7/17

    10.  pabila appendiks sudah ruptur, nyeri menjadi menyebar, disertai abdomen terjadi

    akibat ileus paralitik.

    11.  'ada pasien lansia tanda dan gejala appendiks sangat ber&ariasi. 'asien mungkin tidak

    mengalami gejala sampai terjadi ruptur appendiks.KOMPLIKASI

    !omplikasi terjadi akibat keterlambatan penanganan pendisitis. aktor 

    keterlambatan dapat berasal dari penderita dan tenaga medis. aktor penderita meliputi

    pengetahuan dan biaya, sedangkan tenaga medis meliputi kesalahan diagnosa,

    menunda diagnosa, terlambat merujuk ke rumah sakit, dan terlambat melakukan

    penanggulangan. !ondisi ini menyebabkan peningkatan angka morbiditas dan

    mortalitas. 'roporsi komplikasi pendisitis 10-%>, paling sering pada anak kecil dan

    orang tua. !omplikasi 9> terjadi pada anak-anak di bawah % tahun dan 40-*5> pada

    orang tua. ; komplikasi %-5>, 10-15> terjadi pada anak-anak dan orang tua.4

     nak-anak memiliki dinding appendiks yang masih tipis, omentum lebih pendek dan

    belum berkembang sempurna memudahkan terjadinya per"orasi, sedangkan pada

    orang tua terjadi gangguan pembuluh darah. dapun jenis komplikasi diantaranya/

    1.  Abses

     bses merupakan peradangan appendiks yang berisi pus. 6eraba massa lunak di

    kuadran kanan bawah atau daerah pel&is. assa ini mula-mula berupa "legmon danberkembang menjadi rongga yang mengandung pus. al ini terjadi bila pendisitis

    gangren atau mikroper"orasi ditutupi oleh omentum

    2.  Perforasi

    'er"orasi adalah pecahnya appendiks yang berisi pus sehingga bakteri menyebar ke

    rongga perut. 'er"orasi jarang terjadi dalam 1% jam pertama sejak awal sakit, tetapi

    meningkat tajam sesudah %4 jam. 'er"orasi dapat diketahui praoperati" pada *0>

    kasus dengan gambaran klinis yang timbul lebih dari jam sejak sakit, panas lebih

    dari @,50, tampak toksik, nyeri tekan seluruh perut, dan leukositosis

    terutama polymorphonuclear ('7). 'er"orasi, baik berupa per"orasi bebas maupun

    mikroper"orasi dapat menyebabkan peritonitis.

    3.  Perio!o!iis

  • 8/18/2019 Laporan Pendahuluan Apendisitis Di Rsu Blora

    8/17

    'eritonitis adalah peradangan peritoneum, merupakan komplikasi berbahaya yang

    dapat terjadi dalam bentuk akut maupun kronis. #ila in"eksi tersebar luas pada

    permukaan peritoneum menyebabkan timbulnya peritonitis umum. kti&itas peristaltik

    berkurang sampai timbul ileus paralitik, usus meregang, dan hilangnya cairan elektrolitmengakibatkan dehidrasi, syok, gangguan sirkulasi, dan oligouria. 'eritonitis disertai

    rasa sakit perut yang semakin hebat, muntah, nyeri abdomen, demam, dan leukositosis.

    H.  PEMERIKSAAN PENUN"ANG

    1.  3aboratorium

    6erdiri dari pemeriksaan darah lengkap dan Creactive protein (;'). 'ada

    pemeriksaan darah lengkap ditemukan jumlah leukosit antara [email protected]

    (leukositosis) dan neutro"il diatas *5>, sedangkan pada ;' ditemukan jumlah serum

    yang meningkat. ;' adalah salah satu komponen protein "ase akut yang akan

    meningkat 4- jam setelah terjadinya proses in"lamasi, dapat dilihat melalui proses

    elektro"oresis serum protein. ngka sensiti&itas dan spesi"isitas ;' yaitu @0> dan

    90>.

    %.  ;adiologi

    6erdiri dari pemeriksaan ultrasonogra"i (A$?) dan Computed Tomo!raphy 

    Scannin! (6-scan). 'ada pemeriksaan A$? ditemukan bagian memanjang padatempat yang terjadi in"lamasi pada appendiks, sedangkan pada pemeriksaan 6-scan

    ditemukan bagian yang menyilang dengan "ekalith dan perluasan dari appendiks yang

    mengalami in"lamasi serta adanya pelebaran sekum. 6ingkat akurasi A$? 90-94>

    dengan angka sensiti&itas dan spesi"isitas yaitu @5> dan 9%>, sedangkan 6-$can

    mempunyai tingkat akurasi 94-100> dengan sensiti&itas dan spesi"isitas yang tinggi

    yaitu 90-100> dan 9-9*>.

    .   nalisa urin bertujuan untuk mendiagnosa batu ureter dan kemungkinan in"eksi saluran

    kemih sebagai akibat dari nyeri perut bawah.

    4.  'engukuran en8im hati dan tingkatan amilase membantu mendiagnosa peradangan

    hati, kandung empedu, dan pankreas.

    5.  $erum "eta #uman Chorionic Gonadotrophin ("#CG) untuk memeriksa adanya

    kemungkinan kehamilan.

  • 8/18/2019 Laporan Pendahuluan Apendisitis Di Rsu Blora

    9/17

    .  'emeriksaan barium enema untuk menentukan lokasi sekum. 'emeriksaan #arium

    enema dan Colonoscopy merupakan pemeriksaan awal untuk kemungkinan karsinoma

    colon.

    *. 

    'emeriksaan "oto polos abdomen tidak menunjukkan tanda pasti pendisitis, tetapimempunyai arti penting dalam membedakan pendisitis dengan obstruksi usus halus

    atau batu ureter kanan.

    PENATALAKSANAAN MEDIS

    'enatalaksanaan yang dapat dilakukan pada penderita pendisitis meliputi

    penanggulangan konser&ati" dan operasi.

    1.  Pe!a!##$%a!#a! &o!ser'aif 

    'enanggulangan konser&ati" terutama diberikan pada penderita yang tidak mempunyai

    akses ke pelayanan bedah berupa pemberian antibiotik. 'emberian antibiotik berguna

    untuk mencegah in"eksi. 'ada penderita pendisitis per"orasi, sebelum operasi

    dilakukan penggantian cairan dan elektrolit, serta pemberian antibiotik sistemik

    %.  O(erasi

    #ila diagnosa sudah tepat dan jelas ditemukan pendisitis maka tindakan yang

    dilakukan adalah operasi membuang appendiks (appendektomi). 'enundaan

    appendektomi dengan pemberian antibiotik dapat mengakibatkan abses dan per"orasi.

    'ada abses appendiks dilakukan draina!e (mengeluarkan nanah)..  Pe!)e#a*a! Tersier 

    6ujuan utama dari pencegahan tersier yaitu mencegah terjadinya komplikasi yang lebih

    berat seperti komplikasi intra-abdomen. !omplikasi utama adalah in"eksi luka dan

    abses intraperitonium. #ila diperkirakan terjadi per"orasi maka abdomen dicuci dengan

    garam "isiologis atau antibiotik. 'asca appendektomi diperlukan perawatan intensi" dan

    pemberian antibiotik dengan lama terapi disesuaikan dengan besar in"eksi intra-

    abdomen.

    ASUHAN KEPERA+ATAN

    A.  PENGKA"IAN KEPERA+ATAN

      =awancara:apatkan riwayat kesehatan dengan cermat khususnya mengenai/

  • 8/18/2019 Laporan Pendahuluan Apendisitis Di Rsu Blora

    10/17

    •  !eluhan utama klien akan mendapatkan nyeri di sekitar epigastrium menjalar ke perut

    kanan bawah. 6imbul keluhan 7yeri perut kanan bawah mungkin beberapa jam

    kemudian setelah nyeri di pusat atau di epigastrium dirasakan dalam beberapa waktu

    lalu.$i"at keluhan nyeri dirasakan terus-menerus, dapat hilang atau timbul nyeri dalamwaktu yang lama. !eluhan yang menyertai biasanya klien mengeluh rasa mual dan

    muntah, panas.

    •  ;iwayat kesehatan masa lalu biasanya berhubungan dengan masalah. kesehatan klien

    sekarang.

    •  :iet,kebiasaan makan makanan rendah serat.

    •  !ebiasaan eliminasi.

      'emeriksaan isik

    •  'emeriksaan "isik keadaan umum klien tampak sakit ringansedangberat.

    •  $irkulasi / 6akikardia.

    •  ;espirasi / 6akipnoe, pernapasan dangkal.

    •   kti&itasistirahat / alaise.

    •  liminasi / !onstipasi pada awitan awal, diare kadang-kadang.

    •  :istensi abdomen, nyeri tekannyeri lepas, kekakuan, penurunan atau tidak ada bising

    usus.

    •  7yerikenyamanan, nyeri abdomen sekitar epigastrium dan umbilicus, yang meningkat

    berat dan terlokalisasi pada titik c. #urney, meningkat karena berjalan, bersin, batuk,

    atau napas dalam. 7yeri pada kuadran kanan bawah karena posisi ekstensi kaki

    kananposisi duduk tegak.

    •  :emam lebih dari @o.

    •  :ata psikologis klien nampak gelisah.

    •   da perubahan denyut nadi dan pernapasan.

    •  'ada pemeriksaan rektal toucher akan teraba benjolan dan penderita merasa nyeri

    pada daerah prolitotomi.

    •  #erat badan sebagai indicator untuk menentukan pemberian obat.

      DIAGNOSA KEPERA+ATAN

      Pre o(erasi

  • 8/18/2019 Laporan Pendahuluan Apendisitis Di Rsu Blora

    11/17

    1.  7yeri akut berhubungan dengan agen injuri biologi (distensi jaringan intestinal oleh

    in"lamasi)

    %.  'erubahan pola eliminasi (konstipasi) berhubungan dengan penurunan peritaltik.

    !ekurangan &olume cairan berhubungan dengan mual muntah.4.  emas berhubungan dengan akan dilaksanakan operasi.

      Pos o(erasi

    1.  7yeri berhubungan dengan agen injuri "isik (luka insisi post operasi appenditomi).

    %.  ;esiko in"eksi berhubungan dengan tindakan in&asi" (insisi post pembedahan).

    .  :e"isit sel" care berhubungan dengan nyeri.

    4.  !urang pengetahuan tentang kondisi prognosis dan kebutuhan pengobatan b.d kurang

    in"ormasi.

      RENCANA KEPERA+ATAN

    PRE OPERASI

    NO DIAGNOSA KEPERA+ATAN NOC N

    1. 7yeri akut berhubungan dengan

    agen injuri biologi (distensi

     jaringan intestinal oleh in"lamasi)

    $etelah dilakukan asuhan

    keperawatan, diharapkan nyeri

    klien berkurang dengan kriteria

    hasil/

    •  !lien mampu mengontrol nyeri

    (tahu penyebab nyeri, mampu

    menggunakan tehnik

    non"armakologi untuk mengurangi

    nyeri, mencari bantuan)

    •  elaporkan bahwa nyeri

    berkurang dengan menggunakan

    manajemen nyeri

    •  6anda &ital dalam rentang normal

    6: (systole 110-10mmg,

    diastole *0-90mmg), ;(0-

    100Bmenit), ;; (1-%4Bmenit),

    suhu (,5-*,50)

    1.  !aji tingkat n

    karasteristik nyeri.

    %. 

  • 8/18/2019 Laporan Pendahuluan Apendisitis Di Rsu Blora

    12/17

    •  !lien tampak rileks mampu

    tiduristirahat

    .  !olaborasi denga

    pemberian analge%. 'erubahan pola eliminasi

    (konstipasi) berhubungan dengan

    penurunan peritaltik.

    $etelah dilakukan asuhan

    keperawatan, diharapkan

    konstipasi klien teratasi dengan

    kriteria hasil/

    •  ## 1-% kalihari

    •  eses lunak

    •  #ising usus 5-0 kalimenit

    1.  'astikan

    de"ekasi klien dan

    sebelumnya.

    %.   uskultasi bising u

    .  6injau ulang pola

    tipe masukan caira

    4.  #erikan makanan

    5.  #erikan obat sesu

    pelunak "eses

    . !ekurangan &olume cairan

    berhubungan dengan mual

    muntah.

    $etelah dilakukan asuhan

    keperawatan diharapkan

    keseimbangan cairan dapat

    dipertahankan dengan kriteria

    hasil/

    •  kelembaban membrane mukosa

    •  turgor kulit baik

    •  aluaran urin adekuat/ 1 cckg

    1.  onitor tanda-tand

    %.  !aji membrane m

    kulit dan pengisian

    .   wasi masukan d

    warna urinekonse

  • 8/18/2019 Laporan Pendahuluan Apendisitis Di Rsu Blora

    13/17

    ##jam

    •  6anda-tanda &ital dalam batas

    normal

    6: (systole 110-10mmg,diastole *0-90mmg), ;(0-

    100Bmenit), ;; (1-%4Bmenit),

    suhu (,5-*,50)

    4.   uskultasi bisin

    kelancaran "latus,

    5.  #erikan perawat

    dengan perhatiaperlindungan bibir

    .  'ertahankan

    gasterusus.

    *.  !olaborasi pemb

    elektrolit

    4. emas berhubungan dengan

    akan dilaksanakan operasi.

    $etelah dilakukan asuhan

    keperawatan, diharapkan

    kecemasab klien berkurang

    dengan kriteria hasil/

    •  elaporkan ansietas menurun

    sampai tingkat teratasi

    •  6ampak rileks

    1.  &aluasi tingkat a

    dan non &erbal pa

    %. 

  • 8/18/2019 Laporan Pendahuluan Apendisitis Di Rsu Blora

    14/17

    disamping klien

    POST OPERASINO DIAGNOSA KEPERA+ATAN NOC N

    1. 7yeri berhubungan dengan agen

    injuri "isik (luka insisi post operasi

    appenditomi).

    $etelah dilakukan asuhan

    keperawatan, diharapkan nyeri

    berkurang dengan kriteria hasil/

    •  elaporkan nyeri berkurang

    •  !lien tampak rileks

    •  :apat tidur dengan tepat

    •  6anda-tanda &ital dalam batas

    normal

    6: (systole 110-10mmg,

    diastole *0-90mmg), ;(0-

    100Bmenit), ;; (1-%4Bmenit),

    suhu (,5-*,50)

    1.  !aji skala nyeri

    dan laporkan

    dengan tepat.

    %.  onitor tanda-tand

    .  'ertahankan istira

    semi powler.

    4.  :orong ambulasi d

    5.  #erikan akti&itas h

    .  !olborasi tim dokt

    analgetika.

    %. ;esiko in"eksi berhubungan

    dengan tindakan in&asi" (insisi

    post pembedahan).

    $etelah dilakukan asuhan

    keperawatan diharapkan in"eksi

    dapat diatasi dengan kriteria hasil/

    •  !lien bebas dari tanda-tanda

    in"eksi

    •  enunjukkan kemampuan untuk

    mencegah timbulnya in"eksi

    •  7ilai leukosit (4,5-11ribuul)

    1.  !aji adanya tanda

    area insisi

    %.  onitor tanda-tand

    demam, mengg

    perubahan mental

    .  3akukan teknik is

    enterik, termasuk

    4.  'ertahankan tek

    pada perawatan l

    bersihkan dengan

  • 8/18/2019 Laporan Pendahuluan Apendisitis Di Rsu Blora

    15/17

    5.   wasi batasi pe

    kebutuhan.

    .  !olaborasi tim

    pemberian antibio

    . :e"isit sel" care berhubungan

    dengan nyeri.

    $etelah dilakukan asuhan

    keperawatan diharapkan

    kebersihan klien dapt

    dipertahankan dengan kriteria

    hasil/

    •  klien bebas dari bau badan

    •  klien tampak bersih

    •   :3s klien dapat mandiri atau

    dengan bantuan

    1.  andikan pasien

    klien mampu me

    serta cuci rambu

    klien.

    %.  ?anti pakaian y

    yang bersih.

    .  #erikan ynege

    dan keluarganya

    kebersihan diri.

    4.  #erikan pujian p

    kebersihannya.

    5.  #imbing keluarga

    menyeka pasien

    .  #ersihkan dan

    tempat tidur klien.

    4. !urang pengetahuan tentang

    kondisi prognosis dan kebutuhan

    pengobatan b.d kurang in"ormasi.

    $etelah dilakukan asuhan

    keperawatan diharapkan

    pengetahuan bertambah dengan

    kriteria hasil/

    1.  !aji ulang pem

    pascaoperasi

  • 8/18/2019 Laporan Pendahuluan Apendisitis Di Rsu Blora

    16/17

    •  menyatakan pemahaman proses

    penyakit, pengobatan dan

    •  berpartisipasi dalam program

    pengobatan 

    %.   njuran

    laksati"pelembek

    perlu dan hindari e

    :iskusikan petermasuk men

    pembatasan man

    dokter untuk

     jahitanpengikat

    4.  2denti"ikasi gejala

    e&aluasi medic, c

    nyeri edemaerite

    drainase, demam

  • 8/18/2019 Laporan Pendahuluan Apendisitis Di Rsu Blora

    17/17

    DAFTAR PUSTAKA

    li8abeth,