laporan mikrobiologi lingkungan
TRANSCRIPT
HASIL PENGAMATAN
Tabel Pengukuran Jenis Bahan
Jenis Bahan pH Konduktivitas
(ms.cm-1
)
Tekanan
Osmosa
(bar)*
Salinitas
(%)
Kekeruhan
(ntu) TDS
(mg/L)
Tanah
(dilarutkan
dalam akuades) 6,58 0,15 0,05 - - -
Air Laut1)
6,67 1,44 0,5 40 - -
Air Laut2)
A. Pantai
Pemukiman 9 1,35 0,5 - 66,2 2600
B. Pantai
Nelayan 9 1,28 0,5 - 43,7 3000
C. Pantai
Pariwisata 8 1,22 0,4 - 21,4 2850
*berdasarkan tabel hubungan antara konduktivitas dan tekanan osmosa (Ledger,
dkk., 1998). 1 bar = 0,36 ms/cm. 1)
percobaan awal pengukuran pH, konduktivitas dan salinitas. 2)
percobaan penanaman bakteri dengan sampel air laut berberda.
Tabel Pengukuran Jenis Medium
Jenis Medium Konduktivitas (ms/cm) Tekanan Osmosa (bar)*
TANAH LAUT TANAH LAUT
Jamur 1,16 3,32 0,4 1,2
Bakteri 0,6 3,36 0,2 1,2
*berdasarkan tabel hubungan antara konduktivitas dan tekanan osmosa (Ledger,
dkk., 1998). 1 bar = 0,36 ms/cm.
Tabel Hasil Pengamatan Koloni Bakteri dan Jamur Tanah
Macam Koloni Mikroba Warna Bentuk Jumlah koloni
Bakteri AI
Putih
Cokelat
Putih
Bulat
Tidak Beraturan
Serabut
112
17
13
Bakteri AII
Putih
Putih
Putih
Bulat
Serabut
Tidak Beraturan
121
24
41
Bakteri BI Putih
Putih
Bulat
Tidak Beraturan
212
17
Bakteri BII
Putih
Cokelat
Cokelat
Bulat
Tidak Beraturan
Serabut
254
144
63
Jamur AI
Cokelat
Cokelat
Cokelat
Bulat
Tidak Beraturan
Serabut
64
36
24
Jamur AII Putih Bulat 50
Bening Tidak Beraturan 14
Jamur BI Putih
Cokelat
Bulat
Tidak Beraturan
14
61
Jamur BII Cokelat Tidak Beraturan 127
Jamur CI Cokelat Bulat 17
Jamur CII Cokelat
Cokelat
Bulat
Tidak Beraturan
96
30
Tabel Hasil Pengamatan Koloni Bakteri dan Jamur Laut A (Pantai Pemukiman)
Macam Koloni Mikroba Warna Bentuk Jumlah koloni
Bakteri AI
Cokelat
Cokelat
Putih
Tidak Beraturan
Tidak Beraturan
Bulat
15
144
8
Bakteri AII
Putih
Cokelat
Cokelat
Putih
Tidak Beraturan
Tidak Beraturan
Bulat
Bulat
13
14
21
9
Jamur AI Putih
Cokelat
Bulat
Tidak Beraturan
12
109
Jamur AII Cokelat
Putih
Tidak Beraturan
Bulat
27
10
Tabel Hasil Pengamatan Koloni Bakteri dan Jamur Laut B (Pantai Nelayan)
Macam Koloni Mikroba Warna Bentuk Jumlah koloni
Bakteri BI
Cokelat
Putih
Biru
Orange
Cokelat
Bulat
Bulat
Bulat
Tidak Beraturan
Tidak Beraturan
39
7
4
5
60
Bakteri BII
Cokelat
Putih
Biru
Cokelat
Bulat
Bulat
Bulat
Tidak Beraturan
2
1
1
8
Jamur BI Cokelat
Cokelat
Bulat
Tidak Beraturan
4
44
Jamur BII Cokelat Tidak Beraturan 39
Tabel Hasil Pengamtan Koloni Bakteri dan Jamur Laut C (Pantai Pariwisata)
Macam Koloni Mikroba Warna Bentuk Jumlah koloni
Bakteri CI Cokelat
Cokelat
Bulat
Tidak Beraturan
201
10
Bakteri CII
Cokelat
Cokelat
Putih
Putih
Tidak Beraturan
Bulat
Bulat
Tidak Beraturan
11
77
31
12
Jamur CI
Putih
Biru
Cokelat
Kuning
Serabut
Bulat
Bulat
Bulat
33
1
74
3
Jamur CII
Putih
Cokelat
Kuning
Tidak Beraturan
Tidak Beraturan
Bulat
18
4
4
INDEKS KERAGAMAN
Data Koloni Habitat Tanah
i Bentuk/Macam Koloni fi atau ni pi ln pi
1 Bakteri Bulat 699 -0,36
2 Bakteri Tidak Beraturan 219 -0,27
3 Bakteri Serabut 100 -0,17
4 Jamur Bulat 241 -0,28
5 Jamur Tidak Beraturan 268 -0,30
6 Jamur Serabut 24 -0,06
N = 1551 ∑ = -1,44
H’ = -∑ pi ln pi = - (-1,44) = 1,44 →
Hmaks = ln S = ln 6 = 1,792
Uniformity (evennes)
J = H’ / Hmaks = 1,44 / 1,792 = 0,80
Dominansi
D = 1 – J = 1 – 0,80 = 0,20
Data Koloni Habitat Laut A (Pantai Pemukiman)
i Bentuk/Macam Koloni fi atau ni fi log fi fi log2 fi pi ln pi
1 Jamur Putih 11 11,46 11,92 -0,073
2 Jamur Cokelat 68 124,6 228,35 -0,160
3 Bakteri Cokelat Tidak
Beraturan 15 17,64 20,75 -0,089
4 Bakteri Cokelat Bulat 68 124,6 228,35 -0,160
5 Bakteri Putih Bulat 9 8,59 8,20 -0,064
6 Bakteri Putih Tidak
Beraturan 13 14,48 16,13 -0,081
NA = 184 ∑ = 301,37 ∑ = 513,7 ∑ = -0,627
Data Koloni Habitat Laut B (Pantai Nelayan)
i Bentuk/Macam Koloni fi atau ni fi log fi fi log2 fi pi ln pi
1 Bakteri Orange Bulat 4 2,41 1,45 -0,051
2 Bakteri Cokelat Bulat 21 27,77 36,71 -0,136
3 Bakteri Putih Bulat 4 2,41 1,45 -0,051
4 Bakteri Biru Bulat 1 0 0 -0,018
5 Bakteri Orange Tidak
Beraturan 5 3,5 2,44 -0,060
6 Bakteri Cokelat Tidak
Beraturan 34 52,07 79,74 -0,160
7 Jamur Cokelat 44 72,31 118,84 -0,160
NB = 113 ∑ = 160,47 ∑ = 240,63 ∑ = -0,636
Data Koloni Habitat Laut C (Pantai Pariwisata)
i Bentuk/Macam Koloni fi atau ni fi log fi fi log2 fi pi ln pi
1 Bakteri Cokelat Bulat 139 297,88 638,36 -0,157
2 Bakteri Cokelat Tidak
Beraturan 10 10 10 -0,038
3 Bakteri Putih Bulat 31 46,24 68,95 -0,083
4 Bakteri Putih Tidak
Beraturan 12 12,95 13,98 -0,044
5 Jamur Putih Tidak
Beraturan 18 22,59 28,36 -0,058
6 Jamur Putih Serabut 33 50,11 76,09 -0,086
7 Jamur Cokelat Tidak
Beraturan 4 2,40 1,45 -0,019
8 Jamur Cokelat Bulat 174 389,85 873,49 -0,159
9 Jamur Biru Bulat 1 0 0 -0,006
10 Jamur Kuning Bulat 4 2,40 1,45 -0,019
NB = 426 ∑ = 834,42 ∑ = 1712,13 ∑ = -0,669
A – B
t 0,05 (2), db = t 0,05(2), 150 = 1,655
Jadi, ts< t 0,05(2), 150 = 0,255 < 1,655 → H0 diterima, keragaman spesies lokasi A
dan B tidak berbeda.
B – C
t 0,05 (2), db = t 0,05(2), 156 = 1,975
Jadi, ts< t 0,05(2), 156 = 0,868 < 1,975 → H0 diterima, keragaman spesies lokasi B
dan C tidak berbeda.
A – C
t 0,05 (2), db = t 0,05(2), 177 = 1,973
Jadi, ts< t 0,05(2), 157 = 1,3125< 1,973 → H0 diterima, keragaman spesies lokasi A
dan C tidak berbeda.
UNIFORMITY DAN DOMINANSI
Lokasi A
Uniformity (evennes)
Dominansi
Lokasi B
Uniformity (evennes)
Dominansi
Lokasi C
Uniformity (evennes)
Dominansi
Pembahasan
Berdasarkan hasil praktikum, yang pertama tentang hasil pengukuran jenis
bahan, pH dari masing-masing bahan berbeda. pH tanah cenderung bersifat asam
sementara pH dari air laut cenderung bersifat basa. Hal ini dibuktikan dengan
hasil pengukuran pH tanah sebesar 6,58 dan pH air laut dengan sampel berbeda,
yaitu air pantai pemukiman (9), pantai nelayan (9) dan pantai pariwisata (8).
Sedangkan untuk tekanan osmosa tanah lebih kecil, sebesar 0,05 bar dan air laut
masing-masing pantai pemukiman, pantai nelayan dan pantai pariwisata, yaitu
0,5; 0,5; dan 0,4 bar.
Aktivitas biologi sel antara lain juga dipengaruhi konsentrasi hidrogen
(pH). Bakteri memerlukan pH antara 6,5-7,5 dan Jamur 4,0-4,5. Hal ini bisa
dibuktikan bahwa jumlah koloni bakteri tanah lebih banyak dibandingkan koloni
bakteri laut, karena pH tanah 6,58 dan pH laut di atas 7,5. Demikian pula toleransi
sel terhadap lingkungan pH terbagi atas; asidofilik yaitu 2,0-5,0; mesofilik 5,5-8
dan alkalifilik 8,4-9,5. Medium tanah termasuk mesofilik karena pH-nya 6,58.
Begitu juga dengan pantai pariwisata termasuk mesofilik karena pH-nya 8.
Sedangkan pantai pemukiman dan pantai nelayan termasuk alkalifilik karena pH-
nya 9. Di alam sering mengalami perubahan, faktor kehidupan mikroba sering
menjadi penyebab seleksi bagi populasi oleh keadaan alam, disamping faktor lain
seperti nutrisi.
Nutrisi yang dibutuhkan bakteri sebagian besar bersumber pada protein.
Pada praktikum sumber nutrisi bagi pertumbuhan bakteri bersumber dari ekstrak
daging dan pepton yan dilarutkan dalam medium agar. Setelah penanaman dan
inkubasi, morfologi bakteri yang teramati berdasarkan bentuknya di dominasi oleh
bentuk bulat, tidak beraturan dan serabut baik pada bakteri maupun jamur
disemua medium yang dipraktikumkan baik TANAH maupun LAUT.
Analisa keragaman bakteri menggunakan metode indeks keragaman
bakteri Shannon-Wievver. Indeks keragaman koloni tanah sebesar 1,44;
Uniformity sebesar 0,80 dan Dominansi (D) sebesar 0,20. Hal ini tanpa dilakukan
keberagaman karena dilakukan pengambilan sampel pada satu lokasi saja.
Sedangkan indeks keragaman koloni mikroba laut cukup beragam, lokasi A
(sampel dari pantai pemukiman) memeiliki indeks keragaman sebesar 0,627;
evennes (Uniformity) sebesar 0,35; dan Dominansi (D) sebesar 0,65. Sedangkan
lokasi B (sampel dari pantai nelayan) memeiliki indeks keragaman sebesar 0,636;
evennes (Uniformity) sebesar 0,33; dan Dominansi (D) sebesar 0,67. Sementara
lokasi C (sampel dari pantai pariwisata) memiliki indeks keragaman sebesar
0,669; evennes (Uniformity) sebesar 0,29; dan Dominansi (D) sebesar 0,71.
Adapun faktor-faktor lingkungan dapat dibagi atas faktor-faktor biotik dan
faktor-faktor abiotik. Faktor-faktor biotik adalah faktor-faktor yang disebabkan
oleh jasad (mikroba) atau kegiatannya yang dapat mempengaruhi kegiatan
(pertumbuhan) jasad atau mikroba lain. Faktor-faktor tersebut antara lain adalah
adanya asosiasi atau kehidupan bersama diantara jasad. Asosiasi dapat dalam
bentuk komensalisme, mutualisme, parasitisme, simbiosis, sinergisme, antibose
dan sintropisme. Faktor-faktor abiotik adalah faktor yang dapat mempengaruhi
kehidupan yang bersifat fisika dan kimia. Diantara faktor-faktor yang perlu
diperhatikan adalah suhu, pH, tekanan osmose, pengeringan, sinar gelombang
pendek, tegangan muka dan daya oligo dinamik.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa kehidupan
bakteri dipengaruhi oleh faktor lingkungan baik biotik maupun abiotik seperti
tekanan osmosa, pH dan nutrisi kehidupan mikroorganismendan indeks
keragaman bakteri berturut-turut dari yang paling besar, yaitu pantai pariwisata,
pantai nelayan dan pantai pemukiman, sebesar 0,669; 0,636; dan 0,627.
DAFTAR PUSTAKA
Fardiaz, S. 2003. Analisis Mikrobiologi Pangan. Jakarta: Djambatan.
Sastrahidayat, IRI. 2004. Medium Buatan untuk Jamur dan Bakteri. Malang:
Brawijaya.
Syauqi, A. 2012. Petunjuk Praktikum Mikrobiologi Lingkungan Edisi III. Malang:
FMIPA, Unisma.