lbm 3 mp nurul

28
LBM 3 Step 1 1. Validitas : berasal dari kata validit, bermakna sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam mengukur suatu data 2. Reliable : ukuran yang menunjukan sejauh mana mana hasil pengukuran tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali, dengan alat ukur yang sama. Step 2 1. Jelaskan Macam populasi dan contoh? 2. Apakah yang dimaksud populasi dan sample? Sample : bagian dari populasi yang dipilih secara tertentu sehingga dianggap dapat mewakili proporsinya Populasi : sekumpulan data atau subjek atau objek yang sedang diteliti, tapi bukan suatu ukuran jumalh, melainkan menjadi topic persoalan yang sedang di bicarakan. 3. Perbedaan sample dan populasi? Kapan suatu populasi bisa menjadi sample? 4. Apa saja syarat sample yang baik? 5. Apa hubungan antara sample populasi dan subjek yang diteliti? 6. Mengapa diperlukan pengambilan sample dalam penelitian? 7. Jelaskan Macam dari teknik sampling dan contoh? 8. Jelaskan kriteria inklusi ekslusi beserta contoh? 9. Apa yang dimaksud design penelitian dan cara menentukannya? Desain penelitian : wadah menjawab pertanyaan penelitian untuk menguji keshahihan hipotesis. 10. Macam design penelitian dan penjelasannya? 11. Apa yang dimaksud reliabilitas dan validitas plus contoh? Validitas : berasal dari kata validit, bermakna sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam mengukur suatu data Reliable : ukuran yang menunjukan sejauh mana mana hasil pengukuran tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali, dengan alat ukur yang sama. 12. Bagaimana menetapkan validitas dan realibilitas suatu instrument penelitian? Apa yang dimaksud dengan instrument penelitian? Bagaimana penyusunan instrument?

Upload: nurul-ulfa-septa-adiyati

Post on 13-Sep-2015

311 views

Category:

Documents


16 download

DESCRIPTION

i

TRANSCRIPT

LBM 3Step 1

1. Validitas

: berasal dari kata validit, bermakna sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam mengukur suatu data

2. Reliable

: ukuran yang menunjukan sejauh mana mana hasil pengukuran tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali, dengan alat ukur yang sama.

Step 2

1. Jelaskan Macam populasi dan contoh?

2. Apakah yang dimaksud populasi dan sample?

Sample

: bagian dari populasi yang dipilih secara tertentu sehingga dianggap dapat mewakili proporsinya

Populasi

: sekumpulan data atau subjek atau objek yang sedang diteliti, tapi bukan suatu ukuran jumalh, melainkan menjadi topic persoalan yang sedang di bicarakan.

3. Perbedaan sample dan populasi? Kapan suatu populasi bisa menjadi sample?

4. Apa saja syarat sample yang baik?5. Apa hubungan antara sample populasi dan subjek yang diteliti?

6. Mengapa diperlukan pengambilan sample dalam penelitian?

7. Jelaskan Macam dari teknik sampling dan contoh?8. Jelaskan kriteria inklusi ekslusi beserta contoh?9. Apa yang dimaksud design penelitian dan cara menentukannya?

Desain penelitian: wadah menjawab pertanyaan penelitian untuk menguji keshahihan hipotesis.

10. Macam design penelitian dan penjelasannya?

11. Apa yang dimaksud reliabilitas dan validitas plus contoh?

Validitas

: berasal dari kata validit, bermakna sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam mengukur suatu data

Reliable

: ukuran yang menunjukan sejauh mana mana hasil pengukuran tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali, dengan alat ukur yang sama.

12. Bagaimana menetapkan validitas dan realibilitas suatu instrument penelitian? Apa yang dimaksud dengan instrument penelitian? Bagaimana penyusunan instrument?

13. Jelaskan macam macam validitas penelitian?

Step 3

1. Jelaskan Macam populasi dan contoh?a. Populasi target: sasaran akhir penerapan hasil penelitian, penelitian bersiafat umum, dibatasi oleh karakteristik demografi (usia, jenis kelamin), cth: neonatus dengan sepsis b. Populasi terjangkau: bagian populasi target yang dapat dijangkau oleh peneliti, dibatasi oleh tempat dan waktu, cth : penderita morbus Hansen yang berobat di RS semarang pada tahun 19992. Apakah yang dimaksud populasi dan sample?

Sample

: bagian dari populasi yang dipilih secara tertentu sehingga dianggap dapat mewakili proporsinya,Populasi

: sekumpulan data atau subjek atau objek yang sedang diteliti, tapi bukan suatu ukuran jumalh, melainkan menjadi topic persoalan yang sedang di bicarakan.

3. Apa saja syarat sample yang baik?a. Cara pengambilan acak

b. Jumlahnya besar

c. Dipilih dari populasi yang homogen

d. Masuk ruang lingkup penelitian

e. Relevan dengan penelitian kita

f. Representative terhadap populasi, punya dua syarat pokok :

i. Dilihat kecukupan jumlah sample untuk mewakili populasi

ii. Metode sampling berdasarkan equal chance, agar semua individu berpeluang sama untuk menjadi sample4. Apa hubungan antara sample, populasi dan subjek yang diteliti?Yang diperhatikan ada 3:

1. Populasi terjangkau

: sematamata didasarkan dengan kenyataan praktis/factual, cth : studi tentang pemberian ASI di desa sumber sehat, misalnya didasarkan dengan kemudahan menghubungi desa tersebut. Bukan karena ibu2 di desa itu sudah menggambarkan seluruh ibu di pedesaan.

2. Penetapan subjek terpilih: proses ini dapat dan harus dilakukan dengan prosedur tertentu sehingga dapat diperoleh sample yang representative pada populasi terjangkau.

3. Subjek yang benar diteliti: menyangkut apakah subjek yang telah dipilih menolak untuk diteliti / terdapat dropout / loss to follow up. Subjek harus benar2 mau diteliti.5. Mengapa diperlukan pengambilan sample dalam penelitian?a. Bisa mewakili populasi asal dipilih dengan cara benar

b. Lebih akurat hasilnya, memungkinkan untuk lebih akurat dan spesifik

c. Bisa mudah murah cepat

6. Bagaimana cara menentukan besar sample?

Dua pertimbangan pokok:a. Representative : seminimum mungkin tapi bisa mewakili

Analisis

: menyangkut jumlah minimum sample, sehingga dapat dilakukan analisis kuantitatif terhadap hasil penelitian secara adekuat.

Power : kekuatan menolak hipotesis nol, nilai (1- ), missal = 20%, maka powernya adalah 80 %

(kesalahan) : 5% (berate kebenaran yang diharapkan 0,95) dan 1% (kebenaran 0,99)

7. Jelaskan Macam dari teknik sampling dan contoh?1) Probability sampling: setiap individu punya keempatan jadi sample

a. Simple random samplingAcak, tanpa perbedaan, jika populasi homogen

b. Proportioned stratified sampling

Digunakan jika anggota populasi tidak homogen (kelas/tingkat)

c. Dispropotioned stratified sampling

Kurang proposional

d. Cluster/area sampling

Dari 33 provinsi di indonesia, diambil 10 provinsi untuk ditelitia) Non probability sampling: tidak semua punya kesempatan untuk jadi sample

a. Sistematik sampling: kelipatan, genap/ganjilb. Sampling kuota

:

c. Sampling aksidental: kebetulan, dibagi jadi dua : consecutive (mempertimbangklan kriteria inklusi eksklusi), convenient (tidak, asal ambil data)

d. Sample purposive: dengan pertimbangan tertentu

e. Sampling jenuh

: jika populasi sangat kecil

f. Snowball sampling: disuuh nyari teman lain

g. Sampling seadanya

Kelebihan dan keurangan teknik sample diatas?

8. Jelaskan kriteria inklusi ekslusi beserta contoh?Inklusi: subjek yang karakteristik umumnya memenuhi persyaratan utnuk dijadikan subjek.

Eksklusi: sebagian subjek yang tidak memenuhi kriteria inklusi, seperti; sudah menjadi subjek tetapi menolak untuk berpartisipasi, pasien mempunyai keadaan yang mengganggu penelitian sehingga menjadi bias.

Inklusi; kriteria penerimaan.

Eksklusi; kriteria penolakan.

9. Apa yang dimaksud design penelitian dan cara menentukannya?

Desain penelitian: wadah menjawab pertanyaan penelitian untuk menguji keshahihan hipotesis.

1. Menentukan masalah2. Menentukan sumber; ringan, sekunder

3. Teknik pengambilan data

4. Hipotesis

5. Tentukan jenis penelitian

6. Melakukan pendekatan sesuai dengan masalah yang diteliti

7. Menentukan variable

8. Menentukan sampel dan populasi

9. Menetukan analisis; kuantitatif, kualitatif10. Macam design penelitian dan penjelasannya?1. Berdasarkan luang lingkup penelitian: penelitian klinis, penelitian lapangan, penelitian laboratorium.

2. Berdasarkan pada waktu

: penelitian cross sectional, penelitian kasus control/longitudinal, kohort. Ketiganya termasuk obervasional, tapi yang cross sectional hanya diaakukan sewaktu, sisanya di teliti pada waktu tertentu.3. Berdasarkan pada substansi

: penelitian dasar dan terapan.

4. Berdasarkan pada ada atau tidaknya analisis hubungan antara variable: penelitan diskriptif (mengetahui prevalensi saja) dan analitik (mengetahui hubungan.

5. Design khusus: uji diagnostic, survei analisis, meta analisis6. Kualitatif: menggunakan teknik untuk memperoleh jawaban mendalam tentang pendapat presepsi dan perasaan orang

7. Kuantitatif: menggunakan system epidemiologi (ada yang pake experimental), lebih bervariasi dalam rangka mencapai tujuan hipotesis (analitik)

8. Experimental: murni (mengendalikan semua variable luar) dan kuasi, Solomon

9. DIJELASKAN SEMUA!!! BESERTA CONTOH11. Apa yang dimaksud reliabilitas dan validitas plus contoh? Validitas

: berasal dari kata validit, bermakna sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam mengukur suatu data, cth : nimbang BB bayi, jadi harus pake tombangan bayi. Ciri2 : alat ukur dan metode ukur Reliable

: ukuran yang menunjukan sejauh mana mana hasil pengukuran tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali, dengan alat ukur yang sama. Cth : ukur panjang papan tulis, harus pake penggaris/ meteran. Ciri ciri : konsistensi, ketepatan, ketelitian12. Apa yang dimaksud dengan instrument penelitian? Bagaimana instrument yang baik? Bagaimana menetapkan validitas dan realibilitas suatu instrument penelitian? a. Instrument: alat untuk mengukur kevaildan dan reliabilitas dari satu sample. Untuk data kualitatif (skala nominal dan ordinal) dan kuantitatif (skala interval dan rasio)b. Instrument yang baik: instrument yang baik itu dilihat kevalidan (internal dan external) dan reliabilitasnya,

i. Kevalidan internal : disusun dari dua (construct validity) disusun dari teori relevan, dikonsulkan pada ahli, dan (content validity) disusun dari rancangan atau program sebelumnya, dibandingkan dan dikonsul dengan ahli.ii. Validitas externa/empiris: diuji dengan fakta dan standart yang adac. Dilihat reliabilitas: ada duai. Internal: diuji dengan split half dan KR 20 dan KR 21, dengan ANOVA HOYT

ii. External : stability, equivalen, campuran. Diuji dengan korelasi setelah diujicoba13. Jelaskan macam macam validitas penelitian?STEP 7

1. Jelaskan Macam populasi dan contoh?

Ada 2 hal yang perlu dipertimbangkan dalam menetapkan populasi penelitian.

a. Pertama, pertimbangan keterkaitan atau ketergayutan subjek dalam populasi dengan permasalahan penelitian. Pertimbangan ini terutama menyangkut substansi atau ikhwal yang akan diteliti. Pertanyaan yang perlu dijawab dalam rangka pertimbangan tersebut adalah : apakah dengan memilih populasi yang dimaksud inti permasalahan dapat terjawab?

b. Kedua, pertimbangan yang menyangkut prosedur atau jenis penelitian yang dilakukan. Pertimbangan ini terutama menyangkut aspek teknik metodologik, maksudnya ialah apakah variabel2 penelitian yang akan dimunculkan atau diukur dengan menggunakan teknik penelitian (eksperimental atau non-eksperimental) dapat diperoleh dari subjek dalam populasi yang dimaksud?

(Sumber: Buku Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kedokteran dan Kesehatan, Watik Pratiknya)MACAM POPULASI

Dalampenelitian yang dimaksudkandenganpopulasiadalahsetiapsubjekterdapatberupamanusia, binatangpercobaan data laboratorium, dll yang memenuhikarakteristiktertentu.

Populasidibagimenjadi 2 dalamhal : Populasi target

Populasi yang menjadisasaranakhirpenerapanhasilpenelitian.

Pada penelitian klinik biasannya dibatasi oleh :

a. Karakteristik demografis (kelompok usia, jenis kelamin)

b. Karakteristik klinis

contoh : populasi target anak sehat

Populasiterjangkau

Bagiandaripopulasi target yang dapatdijangkauolehpenelitiyakni yang dibatasiolehtempat dan waktu.

Contoh :pasien DHF di bagiananak RSI SultanAgungtahun 2002 daripopulasiterjangkauini yang akandiambilsebagaisampel.

( Prof .DR.Dr.Sudigdo Sastroasmoro.Sp.A(K), 2002. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian klinis edisi ke-2 CV Sagung Seto, Jakarta )

2. Apakah yang dimaksud populasi dan sample?

3. Apa saja syarat sample yang baik?

a. Representatif : apabila ciri2 sampel yang berkaitan dengan tujuan penelitian sama/hampir sama dengan ciri2 populasinya.2 syarat pokok kerepresentatifan :

a. Kecukupan jumlah sample

Artinya jumlah sample cukup besar untuk mewakili populasi yang menjadi sasaran penelitian.

b. Metoda sampling berdasarkan equal chance

Artinya setiap individu yang terdapat dalam populasi mendapat kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sample penelitian.

(Azrul Azwar dan Joedo Prihartono, 2003. Metodologi Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Binarupa Aksara.)

b. Memadai : apabila ukuran sampelnya cukup untuk menyakinkan kestabilan ciri2nya.

(Pokok Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya,Ir.M.Iqbal Hasan,MM)

alasan pemilihan samplea. Objek penelitian yang homogen.

Di dalam menghadapi objek penelitian yang hamper homogen atau 100% homogen, maka populasi tidak perlu, cukup hanya dengan mengambil sample untuk mendapatkan dat yang diperlukan. Contoh objek yang bersifat homogen adalah darah dalam tubuh seseorang, kadar garam dalam air laut, dan sebagainya.

b. Objek penelitian yang mudah rusak.

Di dalam menghadapi objek penelitian yang mudah rusak, maka populasi tidak mungkin diambil, sebab akn merusak seluruh objek yang akan diselidiki, oleh karenanya diambillah sample.

c. Penghematan biaya dan waktu.

Biaya yang dikeluarkan untuk mengambil populasi sebagai objek penelitian jauh lebih besar, jika dibandingkan dengan sample, sehingga penggunaan populasi banyak melakukan pemborosan, sedangkan penggunaan sample lebih simple, ini disebabkan objek populasi yang diteliti jauh lebih banyak, dibandingkan dengan objek sampel yang diteliti. Demikian pula halnya dengan waktu. Waktu yang digunakan untuk meneliti populasi lebih lama, jika dibandingkan dengan waktuyang digunakan untuk meneliti sample, sehingga penelitian sample lebih cepat diselesaikan.

d. Masalah ketelitian.

Mengingat banyaknya objek yang harus diteliti pada populasi dibandingkan dengan sample, maka keakuratan hasil penelitiannya juga berkurang. Pengalaman mengatakan bahwa makin banyak objek yang diteliti, makin kurang pula ketelitian yang dihasilkan.

e. Ukuran populasi. Seperti diketahui bahwa populasi itu, berdasarkan ukurannya dapat berupa populasi terhingga dan populasi tak hingga. Untuk populasi tak hingga (popilasi yang memiliki objek tidak hingga banyaknya, penelitiannya tidak mungkin dilakukan). Untuk populasi terhingga, tetapi memiliki objek yang sedemikian besarnya, penelitiannya juga sulit untuk dilakukan. Dengan demikian, untuk keadaan seperti itu, maka penelitian sample yang dikerjakan.f. Faktor ekonomis.

Faktor ekonomis di sini diartikan, apakah kegunaan dari hasil penelitian sepadan dengan biaya, waktu dan tenaga yang telah dikeluarkan untuk penelitian itu ataukah tidak. Jika tidak, mengapa harus memilih populasi yang menggunakan biaya, waktu dan tenaga yang banyak. Dan sebagai alternatifnya lebih dipilih sampel. (Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian Dan Aplikasinya, 2002, Ir. M. Iqbal Hasan, M.M. Jakarta : Ghalia Indonesia)

4. Apa hubungan antara sample, populasi dan subjek yang diteliti?Perlu diperhatikan hal-hal berikut :

Pemilihan populasi terjangkau. Pemilihan ini semata-mata didasarkan pada kenyataan faktual, bukan merupakan bagian dari statu proses pemilihan yang sistematis.

Penetapan subjek terpilih. Proses ini dapat, dan harus, dilakukan dengan prosedur tertentu, hingga akan diperoleh sampel yang representatif terhadap populasi terjangkau.

Subjek yang benar diteliti. Disini menyangkut apakah subjek yang telah dipilih menolak diteliti, atau terdapat drop out atau loss to follow-up.

(Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis Edisi II, 2002, Prof. DR. Dr. Sudigdo Sastroasmoro, Sp. A(K), Dkk, Jakarta : CV.Sagung Seto)

5. Mengapa diperlukan pengambilan sample dalam penelitian?a. Menghemat biaya

Dengan sampling, dalam arti penelitian hanya dilakukan terhadap sebagian populasi sehingga biaya tersebut dapat ditekan atau dikurangi.

b. Mempercepat pelaksanaan penelitian

Penelitian yang hanya dilakukan terhadap sampel (sebagian populasi saja) akan lebih cepat selesai

c. Menghemat tenaga

Penelitian yang hanya dilakukan terhadap sampel lebih menghemat biaya

d. Memperluas ruang lingkup penelitian

Penelitian yang dilakukan terhadap sampel maka dengan waktu, tenaga, dan biaya yang sama dapat dilakukan penelitian yang lebih luas ruang lingkupnya

e. Memperoleh hasil yang lebih akurat

Penelitian yang dilakukan terhadap populasi akan menyita sumber-sumber daya yang lebih besar termsuk usaha-usaha analisis. Hal tersebut berpengaruh terhadap keakuratan hasil penelitian. Dengan menggunakan sampel, maka dengan usaha yang sama akan diperoleh hasil analisis yang lebih akurat

Soekidjo Notoatmodjo. Metodologi penelitian kesehatan.2002

6. Bagaimana cara menentukan besar sample?3 faktor yang perlu dipertimbangkan dlam menentukan besar sample :

Berapa derajad kepersisan yang dibutuhkan antara sample dengan populasi?

Berapa besar variablitas populasi?

Rancangan sample apa yang digunakan?Perkiraan besar sampel dapat dilakukan dengan berbagai cara, dasar yang digunakan untuk estimasi bergantung pada tujuan penelitian serta desain yang dipilih.

Besar sampel untuk data numerik :

A. Sampel tunggal

1. Sampel tunggal untuk perkiraan rerata

a. Dengan ketepatan absolut

Penetapan besar sampel untuk estimasi rerata (mean) suatu populasi (studi deskriptif / survei) dengan tingkat kepercayaan absolut memerlukan 3 informasi, yakni :

Simpang baku nilai rerata dalam populasi ( S (dari pustaka)

Tingkat ketepatan absolut yang diinginkan ( d (ditetapkan oleh peneliti)

Tingkat kemaknaan ( (ditetapkan oleh peneliti)

Rumus yang digunakan :

n = [Z x S]2ataun = [2 Z x S]2

w = 2d

d2

w2

b. Dengan menggunakan ketepatan relatif

Untuk ini diperlukan 4 informasi :

Simpang baku populasi standar ( S (dari pustaka)

Tingkat ketepatan relatif yang diperkenankan ( e (ditetapkan oleh peneliti)

(ditetapkan oleh peneliti)

nilai rerata populasi standar ( XO (dari pustaka)

Rumus yang digunakan :

d = eX x XO

n = [Z x S]2

[eX x XO]22. Sampel tunggal dengan uji hipotesis

Untuk estimasi besar sampel tunggal variabel numerik dengan uji hipotesis (studi analitik) diperlukan 4 informasi :

Simpang baku populasi standar ( S (dari pustaka)

Perbedaan klinis yang diinginkan ( Xa XO (clinical judgment)

Tingkat kemaknaan ( (ditetapkan oleh peneliti)

Power penelitian ( Z (ditetapkan oleh peneliti)

Rumus yang digunakan :

n = [(Z + Z) S]2 (Xa XO)2B. Dua kelompok independen (tidak berpasangan)

1. Perkiraan beda rerata 2 populasi

Untuk ini diperlukan 3 informasi penting, yaitu :

Simpang baku pada 2 kelompok ( S (dari pustaka)

Tingkat ketepatan absolut dari beda nilai rerata ( d (ditetapkan oleh peneliti)

Z (ditetapkan oleh peneliti)

Bila n1 = n2, rumus yang digunakan :

n = 2 [Z x S]2 d22. Uji hipotesis terhadap rerata dua populasi

Dua kelompok independen

Untuk memperkirakan besar sampel dari 2 kelompok independen dengan uji hipotesis diperlukan 4 informasi penting, yaitu :

Simpang baku kedua kelompok ( S (dari pustaka)

Perbedaan klinis yang diinginkan ( X1 X2 (clinical judgment)

Tingkat kemaknaan ( (ditetapkan oleh peneliti)

Power atau Z (ditetapkan oleh peneliti)

Rumus yang digunakan :

n1 = n2 = 2 [(Z + Z) S]2

(X1 X2)2

Dua kelompok berpasangan

Informasi yang diperlukan berbeda dengan untuk dua kelompok independen, yaitu :

Selisih rerata kedua kelompok yang bermakna ( d (clinical judgment)

Simpang baku dari selisih rerata ( Sd (dari pustaka atau clinical judgment)

Tingkat kemaknaan ( (ditetapkan oleh peneliti)

(ditetapkan oleh peneliti)

Rumus yang digunakan :

n = [(Z + Z) x Sd]2

d2Besar sampel untuk data nominal :

A. Sampel tunggal

1. Sampel tunggal untuk estimasi proporsi suatu populasi

a. Dengan mengunakan ketepatan absolut

Seperti halnya dengan data numerik, estimasi besar sampel untuk proporsi suatu populasi memerlukan 3 informasi, yaitu :

Proporsi penyakit / keadaan yang akan dicari ( P (dari pustaka)

Tingkat ketepatan absolut yang dikehendaki ( d (ditetapkan oleh peneliti)

Tingkat kemaknaan ( (ditetapkan oleh peneliti)

Untuk simple random sampling rumus yang digunakan :

n = Z 2 PQ

catatan : Q = (1 P)

d2Rumus ini hanya berlaku bila proporsi (P) > 0,10 atau < 0,90 dan perkalian besar sampel (n) dengan proporsi : n x P dan n x Q, keduanya harus menghasilkan angka > 5. bila menggunakan lebar kepercayaan (w), w = 2d, maka :

n = 4 Z 2 PQ

w2b. Dengan menggunakan ketepatan relatif

Seperti halnya pada ketepatan absolut, untuk ketepatan relatif diperlukan 3 informasi, yaitu :

Proporsi penyakit atau keadaan yang akan dicari ( P (dari pustaka)

Tingkat ketepatan relatif yang dikehendaki ( e (dari pustaka)

Z (ditetapkan oleh peneliti)

Pada simple random sampling, rumus yang digunakan :

n = Z2Q

d = Z PQ/n d = e x P

e2P

2. Sampel tunggal untuk uji hipotesis proporsi suatu populasi

Untuk menguji hipotesis terhadap proporsi suatu populasi diperlukan 3 informasi penting, yaitu :

Masing-masing proporsi ( PO (dari pustaka) dan Pa (clinical judgment)

Tingkat kemaknaan ( (ditetapkan oleh peneliti)

Power atau Z (ditetapkan oleh peneliti)

Rumus yang digunakan :

n = [Z PoQo + Z PaQa]2

(Pa Po)2

B. Dua sampel

1. Estimasi perbedaan 2 proporsi

Untuk mengestimasi perbedaan dua proporsi diperlukan 3 informasi, yaitu :

Proporsi standar ( P1 (dari pustaka), dan proporsi yang diteliti P2 (clinical judgment)

Tingkat ketepatan absolut yang dikehendaki ( d (ditetapkan oleh peneliti)

Tingkat kemaknaan ( (ditetapkan oleh peneliti)

Rumus yang digunakan :

n1 = n2 = Z2 (P1Q1 + P2Q2)

d22. Uji hipotesis terhadap 2 proporsi

n1 = n2 = [Z 2PQ + Z P1Q1+P2Q2]2

(P1 P2)2Besar sampel untuk studi kohort :

Pada studi kohort peneliti bermaksud mencari perbandingan insidens efek pada kelompok dengan faktor risiko dengan insidens efek pada kelompok tanpa risiko. Besar sampel dihitung pada studi kohort dengan pembanding eksternal (studi kohort ganda). Untuk studi kohort dengan pembanding internal perlu perkiraan pasien yang akan terpajan faktor risiko. Bila insidens efek pada kelompok dengan faktor risiko = P1 dan insidens efek pada kelompok tanpa risiko = P2, maka RR = P1/P2. Dari 3 parameter tsb cukup ditentukan 2 parameter saja.

1. Estimasi interval kepercayaan risiko relatif

Untuk estimasi besar sampel suatu studi kohort dengan interval kepercayaan terhadap risiko relatif diperlukan 3 informasi, yaitu :

Perkiraan proporsi efek pada kelompok kontrol ( P2 (dari pustaka)

Risiko relatif yang bermakna secara klinis ( RR (clinical judgment); dengan P2 dan RR dapat dihitung proporsi efek pada kelompok studi, P1 Tingkat ketepatan relatif yang dikehendaki ( e (ditetapkan oleh peneliti)

Tingkat kemaknaan ( (ditetapkan oleh peneliti)

Rumus yang digunakan :

n1 = n2 = Z2 (Q1/P1 + Q2/P2)

[ln(1 e)]22. Uji hipotesis terhadap risiko relatif

Dalam hal ini yang dihadapi sama dengan uji klinis dengan variabel bebas dan tergantung nominal dikotom, diperlukan informasi :

Proporsi efek pada kelompok tanpa faktor risiko ( P2 (dari pustaka)

Risiko relatif (RR) yang dianggap bermakna secara klinis (clinical judgment); dari P2 dan RR dapat dihitung P1 dan P = (P1+P2)

Z (ditetapkan oleh peneliti)

Z (ditetapkan oleh peneliti)

Meskipun peneliti mempunyai dugaan kuat bahwa insidens efek lebih banyak terjadi pada kelompok dengan faktor risiko dibanding dengan pada kelompok tanpa faktor risiko, seyogyanya tetap dipakai uji hipotesis 2 arah.

n1 = n2 = [Z 2PQ + Z P1Q1+P2Q2]2

(P1 P2)2Besar sampel untuk studi kasus kontrol :

Pada studi kasus kontrol peneliti menggunakan rasio odds (RO) sebagai perkiraan hasil yang diinginkan; dengan demikian apabila P1 = proporsi kasus dan P2 = proporsi kontrol, maka :

OR = P1 x (1 - P2)P1 = P1

P1 = OR x P2

P2 x (1 P1) OR(1 P1) + P1

(1 P2)+(OR x P2)

1. Studi case-control tidak berpasangan

a. Estimasi interval kepercayaan rasio odds

Untuk estimasi interval kepercayaan rasio odds diperlukan 4 informasi, yaitu :

Perkiraan proporsi kontrol ( P1 (dari pustaka)

Rasio odds yang dianggap bermakna (clinical judgment)

Tingkat ketepatan relatif yang dikehendaki ( e (ditetapkan oleh peneliti)

Tingkat kemaknaan ( (ditetapkan oleh peneliti)

Rumus yang digunakan :

n = Z2 [1/(Q1P1 + 1/Q2P2)]

[ln(1 e)]2b. Uji hipotesis terhadap rasio odds

Untuk uji hipotesis terhadap rasio odds pada dasarnya sama dengan uji klinis pada variabel bebas beskala nominal dikotom dan variabel efek berskala nominal dikotom. Untuk ini diperlukan informasi :

Perkiraan proporsi efek pada kontrol, P2 (dari pustaka)

Rasio odds yang dianggap bermakna secara klinis (clinical judgment); dari 1 dan 2 dapat dihitung proporsi efek pada kelompok kasus (P1), dan nilai P = (P1+P2)

Tingkat kemaknaan ( (ditetapkan oleh peneliti)

Power atau Z (ditetapkan oleh peneliti)

Untuk uji hipotesis hendaknya dipilih uji 2-arah. Rumus yang digunakan adalah rumus seperti pada uji perbedaan 2 proporsi :

n1 = n2 = [Z 2PQ + Z P1Q1+P2Q2]2

(P1 P2)22. studi case-control berpasangan

pada studi case-control yang berpasangan digunakan rumus :

n = [Z/2 + Z PQ]2

P = R

(P )

(1+R)

(Sastroasmoro S., Ismael S., 2002. Dasar-dasar metodologi penelitian klinis. Jakarta; Sagung Seto)

7. Jelaskan Macam dari teknik sampling dan contoh?

MACAM CARA PENGAMBILAN SAMPLEa. Probability Sampling

Probability Sampling adalah teknik sampling yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sample. Teknik ini meliputi :

Simple random sampling

Dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan sample anggota populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Cara demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen.

Contoh :

Misalkan sebuah sekolah dasar memiliki murid sebanyak 300 orang dan hendak diperiksa 50 murid untuk kelainan jantung dan paru. Pertama-tama murid diberi nomor dahulu dari 1 sampai 300, kemudian berdasarkan Tabel random numbers dipilih 50 murid sekolah.

Proportionate Stratified Random Sampling

Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional.

Contoh :

Suatu organisasi yang mempunyai pegawai dari latar belakang pendidikan, maka populasi pegawai itu berstrata. Misalnya jumlah pegawai yang lulus S1 = 45, S2 = 30, STM = 800, ST = 900, SMEA = 400, SD = 300. Jumlah sample yang harus diambil meliputi strata pendidikan tersebut diambil secara proporsional.

Disproportionate Stratified Random Sampling

Teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sample, bila populasi berstrata tetapi kurang proporsional.

Contoh :

Pegawai PT tertentu mempunyai; 3 orang lulusan S3, 4 orang lulusan S2, 90 orang S1, 800 orang SMU, 700 orang SMP, maka tiga orang lulusan S3 dan empat orang lulusan S2 itu diambil semuanya sebagai sampel. Karena dua kelompok ini terlalu kecil bil dibandingkan dengan kelompok S1, SMU, dan SMP.

Cluster sampling (Area Sampling)

Teknik sampling daerah digunakan untuk menentukan sample bila obyek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas, missal penduduk dari suatu Negara, propinsi atau kabupaten. Untuk menentukan penduduk mana yang akan dijadikan sumber data, maka pengambilan sampelnyaberdasarkan daerah populasi yang telah ditetapkan.

Contoh :

Di Indonesia terdapat 27 propinsi, dan sampelnya akan menggunakan 10 propinsi, maka pengambilan 10 propinsi itu dilakukan secara random. Tetapi perlu diingat, karena propinsi-propinsi di Indonesia berstrata maka pengambilan sampelnya perlu menggunakan stratified random sampling.

Teknik sampling daerah ini sering digunakan melalui dua tahap, yaitu tahap pertama menentukan sampel daerah, dan tahap berikutnya menentukan orang-orang yang ada pada daerah itu secara sampling juga.b. Nonprobability sampling

Nonprobability Sampling adalah teknik yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik sample ini meliputi :

Sampling Sistematis

Sampling sistematis adalah teknik penentuan sample berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut.

Contoh :

Anggota populasi terdiri dari 100 orang. Dari semua anggota itu diberi nomor urut, yaitu nomor 1 sampai dengan nomor 100. pengambilan sampel dapat dilakukan dengan nomor ganjil saja, genap saja, atau kelipatan dari bilangan tertentu, misalnya kelipatan dari bilangan lima. Untuk itu maka yang diambil sebagai sampel adalah nomor 5, 19, 15, 20, dan seterusnya sampai 100.

Sampling kuota

Sampling kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan.

Contoh :

Akan dilakukan penelitian terhadap pegawai golongan II, dan penelitian dilakukan secara kelompok. Setelah jumlah sampel ditentukan 100, dan jumlah anggota peneliti berjumlah 5 orang, maka setiap anggota peneliti dapat memilih sampel secara bebas sesuai dengan karakteristik yang ditentukan (golongan II) sebanyak 20 orang. Sampling Aksidental

Sampling Aksidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.

Sampling Purposive

Sampling Purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.

Contoh :

Akan dilakukan penelitian tentang disiplin pegawai, maka sampel yang dipilih adalah orang yang ahli dalam bidang kepegawaian saja.

Sampling Jenuh

Sampling Jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel.

Snowball Sampling

Snowball Sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian sampel ini disuruh memilih teman-temannya untuk dijadikan sampel. Begitu seterusnya, sehingga jumlah sampel semakin banyak. Ibarat bola salju yang menggelinding, semakin lama semakin besar. Pada penelitian kualitatif banyak menggunakan Sampel purposive dan Snowball.

(Prof. DR. Sugiyono, 2005. Statistika Untuk Penelitian. Bandung : CV. Alfabeta.)

8. Jelaskan kriteria inklusi ekslusi beserta contoh? Kriteria inklusi (=kriteria penerimaan)

(karakteristik umum subjek penelitian pada populasi target & pada populasi terjangkau.

Meliputi :

Karakteristik klinis

Karakteristik demografis

Karakteristik geografis

Periode waktu

Yang diperhitungkan dalam kriteria inklusi :

Faktor kemampulaksanaan

Generalisasi

Spesifisitas yang diperlukan Kriteria eksklusi (=kriteria penolakan)(keadaan yg menyebabkan subjek yg memenuhi kriteria inklusi, tidak dapat diikutsertakan dalam penelitian

Meliputi :

Kontraindikasi

Keadaan/penyakit yg mempengaruhi variabel yg diteliti

Kepatuhan pasien

Subjek yang menolak diteliti

Masalah etika

Sudigdo Sastroasmoro. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis9. Apa yang dimaksud design penelitian dan cara menentukannya?

10. Macam design penelitian dan penjelasannya?a. Berdasarkan pada ruang lingkup penelitian :i. Penelitian klinikii. Penelitian lapanganiii. Penelitian laboratoriumb. Berdasarkan pada waktu :i. Penelitian transversal (cross sectional)ii. Penelitian longitudinalc. Berdasarkan pada substansi :i. Penelitian dasarii. Penelitian terapand. Berdasarkan pada ada/tidaknya analisis hubungan antar variable :i. Penelitian deskriptif :Penelitian yang bertujuan untuk melakukan deskripsi mengenai fenomena yang ditemukan, baik yang berupa faktor resiko maupun efek/hasil.ii. Penelitian analitik :Penelitian yang berupaya mencari hubungan antara variabele. Desain khusus :i. Uji diagnostikii. Analisis kesintasan (survival analysis)iii. Meta analisis[DasarDasar Metodologi Penelitian Klinis Edisi Ke-2, Prof.DR.dr.Sudigdo Sastroasmoro, Sp.A(K)]

Berdasarkan atas proses bagaimana variabel penelitian diiamati, penelitian kedokteran dapat dibagi menjadi 2 jenis yaitu

c. Penelitian ekspreimental

Ialah penelitian yg observasinya dilakukan terhadap efek dari manipulasi peneliti terhadap satu atau sejumlah ciri (variabel) subyek penelitian.

Dikenal 2 macam penelitian eksperimental :

1) Penelitian eksperimental MURNI

Ialah penelitian yg memungkinkan peneliti mengendalikan hampir semua variabel luar (variabel pengacau), sehingga perubahan yg terjadi pada efek (variabel yg dipelajari) hampir sepenuhnya karena pengaruh perlakuan (variabel eksperimental).

2) Penelitian eksperimental KUASI/ SEMU

Ialah bila peneliti tidak mungkin mengontrol semua variabel luar, sehingga perubahan yg terjadi pada efek tidak sepenuhnya oleh pengaruh perlakuan.

d. Penelitian non eksperimental

Ialah penelitian yang observasinya dilakukan terhadap sejumlah ciri (variabel) subyek menurut keadaan apa adanya (in nature), tanpa ada manipulasi atau intervensi peneliti.

Dalam bidang kedokteran, dikenal beberapa macam penelitian yang terpilah secara tumpang-tindih, yaitu

a. Penelitian epidemiologik

Adalah jenis penelitian kedokteran yg mengkaji problema kesehatan dengan menggunakan pendekatan komunitas.

Dengan penelitian ini dapat diungkap :

kejadian, distribusi dan determinan suatu penyakit atau status kesehatan tertentu dalam masyarakat.

Faktor2 risiko apa yg berperan pada suatu status kesehatan atau penyakit tertentu.

Secara umum, penelitian epidemiologik mempunyai 3 kegunaan :

1) Untuk kepentingan diagnosis, yaitu untuk menyusun diagnosis komunitas atau diagnosis kelompok.

2) Untuk kepentingan penelusuran patogenesis penyakit, yaitu mempelajari aspek etiologi dan perkembangan penyakit

3) Untuk kepentingan evaluasi program, yaitu sebagai sarana untuk menilai suatu tindakan pelayanan kesehatan masyarakat tertentu.

Dikenal 2 macam penelitian epidemiologik, yaitu :

1. Penelitian epidemiologik intervensi

Adalah penelitian eksperimental yg dilakukan terhadap masyarakat. Peneliti memberikan perlakuan atau manipulasi pada masyarakat, kemudian efek perlakuan tsb diobservasi, baik secara individual maupun kelompok. Dalam kaitan fungsi penelusuran patogenesis penyakit, penelitian intervensi mempunyai potensi untuk mengungkap mekanisme sebab-akibat antara faktor resiko (penyebab penyakit) dengan efek (penyakit atau status kesehatan tertentu). Sebagai contoh terhadap angka kematian anak balita di suatu daerah.

2. Survei epidemiologik

Surve epidemiologik, baik deskriptif maupun analitik (sbg penelitian epidemiologik non eksperimental) kedalaman analisis mekanisme sebab-akibat tidak dapat diperoleh. Hal ini disebabkan karena pada survei epidemiologik observasi dilakukan pada fenomena kesehatan (faktor2 risiko dan efek) dalam keadaaan apa adanya, tanpa manipulasi.

Survei deskriptif. Ialah suatu penelitian yg tujuan utamanya melakukan eksplorasi-deskriptif terhadap fenomena kesehatan masyarakat, baik yang berupa faktor resiko maupun efek. Penelitian ini hanya menyuguhkan sedeskriptif mungkin fenomena tsb, tanpa mencoba menganalisis bagaimana dan mengapa fenomena tsb terjadi. Sebagai contoh misalnya, survei angka kematian dan angka kelahiran pada suatu daerah tertentu, atau survei tentang insidensi dan prevalensi peyakit tertnetu di suatu daerah.

Survei analitik. Pada survei epidemiologik analitik, peneliti mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan masyarakat itu terjaid, yaitu dengan melakukan analisis dinamika korelasi antar fenomen, baik antara faktor risiko dengan defek, antar faktor risiko, maupun antar efek. Dari analisis korelasi tsb dapat didekati seberapa besarkontribusi fakktor tertentu terhadap kejadian efek yg dipelajari.

Dikenal 3 macam survei epidemiologik analitik, yaitu

a) Penelitian cross sectionalMerupakan penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor2 resiko dengan efek, dengan model pendekatan atau observasi sekaligus pada satu saat, atau point time aproach. Dengan pendektan :satu saat bukan dimaksudkan semua subyek diamati tepat pada saat yang sama melainkan tiap subyek hanya diobservasi sekali saja dan pengukuran dilakukan terhadap status karakter atua variabel subyek pada saat pemeriksaan.

b) Penelitian case controlModel pendekatan yg digunakan pada penelitian ini dan cohort ialah pendekatan waktu secara longitudinal, atau period time approach. Karakter subyek yang diobservasi bukan hanya status pada saat dilakukan penelitian, tetapi dilihat perkembangannya pada periode tertentu, baik ke belakang (retropsektif) maupun ke depan (prospektif).

Penelitian dilakukan dengan mengidentifikasi subyek2 yg merupakan kasus case adalah subyek dengan karakter efek positif kemudian diikuti secara retrospektif ada tidaknya faktor risiko (kausa) yg diduga berperan. Penetapan ada tidaknya kontribusi pengaruh faktor risiko terhadap terjadinya efek dilakukan dengan membandingkan adanya faktor2 risiko tsb pada subyek kontrol, yg juga dilihat secara retrospektif. Kelompok subyek kontrol dipilih dari individu yg sejauh mungkin sama kondisinya dengan subyek kasus (dipilih secara matching), kecuali individu tsb tidak menunjukkan adanya penyakit atau status kesehatan tertentu yg diteliti control adalah subyek dengan karakter efek negatif.c) Penelitian cohortPada penelitian cohort bukan efek yang dipegang dulu, tetapi kausa (faktor risiko) diidentifikasi, kemudian diikuti secara prospektif sampai periode tertentu untuk kemudian ditentukan ada tidaknya efek (penyakit atau status kesehatan tertentu yg diteliti). Berbeda dengan case control pada penelitian cohort yg diidentifikasi dulu justru individu yg tidak berpenyakit (karakter efek negatif), kemudain dari mereka dipilih subyek2 dengan faktor risiko (kausa) positif. Sebagai kelompok kontrol, diambil individu2 yg tanpa kasus. Kedua kelompok diikuti perkembangannya sampai periode tertentu, selanjutnya dibandingkan banyaknya subyek yg kemudian menjadi berpenyakit (efek positif) antar kedua kelompok tsb.

b. Penelitian evaluatif

Adalah penelitian yg dimaksudkan untuk menilai tingkat kesehatan, usaha penyehatan atau tindakan medik tertentu yg ada pada masyarakat maupun di klinik. Dikenal 2 macam penelitian evaluatif, yaitu :

1. Reviu program

Bertujuan untuk menilai kelengkapan sarana atau uupaya peningkatan kesehatan dalam masyarakat. Reviu program tidak mengobservasi bagaimana tingkat kesehatan anggota masyarakat, melainkan mengobservasi program atau pelayanan penyehatan tertentu.

Sebagai contoh upaya yg dinilai ialah : imunisasi, abatisasi air, puskesmas atau institusi pelayanan kesehatan lain.

Dari uraian diatas diketahui bahwa sesungguhnya reviu program bukan merupakan suatu penelitian, tetapi lebih merupakan suatu observasi atau survei superfisial.

2. Trial

Trial benar2 suatu jenis penelitian, oleh karena langkah2 metodologik sebagaimana diuraikan didepan dilalui. Tujuan utama trial ialah menilai atau menguji suatu tindakan medik tertentu, baik yg dilakukan terhadap individu maupun terhadap masyarakat

Dikenal 2 macam trial yaitu trial yang ditujukan pada individu, disebut trial klinik dan yang ditujukan pada masyarakat disebut trial program.

c. Penelitian laboratorium

Adalah penelitian yg pelaksanannya dilakukan di laboratorium. Penelitian bukan merupakan jenis penelitian mandiri atau eksklusif, melainkan dapat merupakan penelitian apa pun yang pengukurannya terutama dilakukan dilaboratorium.

(DASAR2 METODOLOGI PENELITIAN KEDOKTERAN DAN KESEHATAN. A. WATIK P)

11. Apa yang dimaksud reliabilitas dan validitas plus contoh?

12. Apa yang dimaksud dengan instrument penelitian? Bagaimana instrument yang baik? Bagaimana menetapkan validitas dan realibilitas suatu instrument penelitian? DEFINISIAdalah alat-alat yang akan digunakan untuk pengumpulan data.Proses pemilihan atau perkembangan metode atau alat ukur yg tepat dlm rangka pembuktian kebenaran hipotesis.(metodologi penelitian kesehatan, Dr.Soekidjo Notoatmijo)SYARAT INSTRUMENT

Reliabilitas (keandalan/dapat dipercaya)

Tingkat ketepatan, ketelitian atau keakuratan sebuah instrumen.

Validitas (sahih)

Suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan suatu instrumen.

Sensitivitas

Kemampuan sebuah instrumen untuk melakukan diskriminasi yang diperlukan untuk masalah penelitian.

Obyektivitas

Sebagai tingkat dimana pengukuran yang dilakukan bebas dari penilaian subyektif, bebas dari pendapat, bebas dari bias dan perasaan orang2 yang menggunakan intrumen tsb.

Fisibilitas

Berkenaan dengan aspek2 keterampilan, penggunaan sumber daya dan waktu.

(Pokok Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya,Ir.M.Iqbal Hasan,MM) Reliable : Suatu pengukuran disebut andal, apabila ia memberikan nilai yang sama ataupun hampir sama apabila pemeriksaan dilakukan berulang-ulang.

Valid : Menunjukkan berapa dekat alat ukur menyatakan apa yang seharusnya diukur.

Objektivitas : pengukuran yang dilakukan benar2 terbebas dari bias peneliti, sehingga menghasilakn data menurut apa adanya

(Pratiknya, A. W., 2003, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kedokteran dan Kesehatan, Cetakan III, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta)

MACAM INSTRUMENT

Menurut jenis variabel yang akan diukur secara garis besar dapat dibedakan dua jenis instrumen yaitu :

1. instrumen untuk mengukur variabel dengan skala nominal dan ordinal (data kualitatif)

2. instrumen untuk mengukur skala interval dan rasio (data kuantitatif)Menurut metode pengumpulan data , instrumen penelitian dapat dibedakan menjadi alat untuk :

1. melakukan observasi

2. mengumpulkan data melaluui dokumentasi

3. wawancara

4. angket

5. mengumpulkan data kuantitatif (misalnya timbangan , alat pengukur Hb darah , barometer )

Panduan penelitian oleh : Dr.B.Sandjaja , MSPH

13. Jelaskan macam macam validitas penelitian? Validitas interna adalah generalisasi dari sampel yang diperoleh terhadap sampel yang diinginkan. Validitas ini dapat diuji dengan uji statistic tertentu atau dengan meminimalisir angka drop out.

Validitas eksterna I adalah generalisasi sampel yang diperoleh terhadap populasi terjangkau. Validitas ini baik bila besar sampel cukup dan cara pengambilan sampel yang digunakan menggunakan metode probabilistik.

Validitas eksterna II adalah generalisasi dari populasi terjangkau terhadap populasi target.

Besar Sampel dalam Penelitian Kedokteran dan Kesehatan, dr Sopiyudin Dahlan, 2006