laporan kromatografi

15
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK PERCOBAAN 2: KROMATOGRAFI disusun oleh : Kelompok 1 -A Baist Khaerul Umam ( 1127040001 ) -Fenny fitriani (1127040020) -Ibrahim Zaenal Abidin (1127040032) -Khaerunisa Nurfajrianti (1127040038) Tanggal Percobaan: 23 Oktober 2013 LABORATORIUM KIMIA ORGANIK JURUSAN KIMIA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG 2013

Upload: baist-khaerul

Post on 01-Jan-2016

690 views

Category:

Documents


73 download

TRANSCRIPT

Page 1: laporan kromatografi

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIKPERCOBAAN 2:

KROMATOGRAFI

disusun oleh : Kelompok 1-A Baist Khaerul Umam ( 1127040001 )-Fenny fitriani (1127040020)-Ibrahim Zaenal Abidin (1127040032)-Khaerunisa Nurfajrianti (1127040038)

Tanggal Percobaan: 23 Oktober 2013

LABORATORIUM KIMIA ORGANIKJURUSAN KIMIA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGIUNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI

BANDUNG2013

Page 2: laporan kromatografi

1. Tujuan Menentukan Rf pigmen pandan Menentukan urutan kepolaran senyawa yang terkandung dalam pandan

2. Dasar TeoriPandan merupakan segolongan tumbuhan monokotil dari

genus Pandanus. Sebagian besar anggotanya merupakan tumbuh di pantai-pantai daerah tropika. Anggota tumbuhan ini dicirikan dengan daun yang memanjang (seperti daun palem atau rumput), seringkali tepinya bergerigi. Akarnya besar dan memiliki akar tunjang yang menopang tumbuhan ini. Buah pandan tersusun dalam karangan berbentuk membulat, seperti buah durian. Ukuran tumbuhan ini bervariasi, mulai dari 50cm hingga 5 meter, bahkan di Papua banyak pandan hingga ketinggian 15 meter. Daunnya selalu hijau (hijau abadi, evergreen), sehingga beberapa di antaranya dijadikan tanaman hias.

Daun pandan memiliki berbagai kandungan bermanfaat seperti Alkaloid, Saponin, Flafoida, Tanin, Polifenol, dan Klorofil.

Definisi kromatografi menurut Farmakope Indonesia IV : kromatografi adalah suatu prosedur pemisahan zat terlarut oleh suatu proses migrasi diferensial dinamis dalam sistem yang terdiri dari dua fase atau lebih, salah satu diantaranya bergerak secara berkesinambungan dalam arah tertentu dan di dalamnya zat-zat itu menunjukkan perbedaan mobilitas disebabkan adanya pembedaan dalam adsorpsi, partisi, kelarutan, tekanan uap, ukuran molekul, atau kerapatan muatan ion.

1. Kromatografi kertas    Kromatografi kertas termasuk dalam kelompok kromatografi planar,

dimana pemisahannya menggunakan medium pemisah dalam bentuk bidang (umumnya bidang datar) yaitu benuk kertas. Seluruh bentuk kromatografi memiliki fase diam (berupa padatan atau cairan yang didukung pada padatan) dan fase gerak (cairan atau gas). Fase gerak mengalir melalui fase diam dan membawa komponen-komponen dari campuran bersama-sama. Komponen-komponen yang berbeda akan bergerak pada laju yang berbeda pula (Djoelistee, 2008).

Pada kromatografi kertas peralatan yang dipakai tidak perlu alat – alat yang teliti atau mahal. Hasil – hasil yang baik dapat diperoleh dengan peralatan dan materi - materi yang sangat sederhana. Senyawa senyawa yang terpisahlan sapat dideteksi pada kertas dan dapat segera diidentifikasi. Bahkan jika dikehendaki, komponen - komponen yang terpisahkan dapat diambil dari

Page 3: laporan kromatografi

kertas dengan jalan memotong – motongnya, kemudian larutkan secara terpisah.

2. Kromatografi lapis tipis (KLT)Merupakan cara pemisahan campuran senyawa menjadi senyawa

murninya. Kromatografi lapis tipis merupakan analisis yang cepat sederhana karena tidak memerlukan banyak bahan baik sampel maupun eluennya. Prinsip kerja dari KLT sama dengan kromatografi lainnya hanya saja KLT menggunakan sebuah lapis tipis silika atau alumunium yang seragam pada suatu lempeng gelas, logam, atau platik yang keras (fase diam). Fase geraknya merupakan pelarut atau campuran pelarutyang disesuaikan dengan sifat kelarutan senyawa yang diperoleh.

Terdapat beberapa keuntungan dari penggunaan kromatografi lapis tipis ini, diantaranya :

KLT memberikan fleksibelitas yang lebih besar dalam memilih fase gerak

Proses kromatografi mudah dan sederhanaPenyerapan pada KLT mempunyai kapasitas yang lebih besar

dibanding kromatografi lainnya3.  Kromatografi Kolom

Adalah kromatografi yang menggunakan kolom sebagai alat untuk memisahkan komponen-komponen dalam campuran.  Prinsip kerjanya adalah didasarkan pada perbedaan afinitas absorbsi komponen-komponen campuran terhadap permukaan fasa diam. Sampel yang memiliki afinitas besar terhadap absorben akan secara selektif tertahan dan yang afinitasnya paling kecil akan mengikuti aliran pelarut.

Perbedaan antara KLT dan kromatografi kolom terletak pada fase diam dan fase geraknya. Pada kromatografi lapis tipis (KLT) digunakan untuk identifikasi atau pengujian komponen dari suatu zat karena mudah dan sederhana. Kromatografi kolom memberikan pilhan fase diam yang lebih luas dan berguna untuk pemisahan masing-masing senyawa secara kuantitatif. Selain itu, prinsip dari KLT adalah dengan menggunakan kapilaritas, sedangkan pada kromatografi kolom mamanfaatkan gravitasi untuk memisahkan senyawa.

Page 4: laporan kromatografi

Gambar Kolom kromatografi

Polar atau tidak polarnya suatu zat bergantung pada distribusi electron yang ada didalam senyawa tersebut,Jika distribusi elektron merata maka senyawa  tersebut akan non polar karena muatannya akan sama disemua tempat.Jika distribusi elektron tidak merata maka terdapat bagian yang cenderung bermuatan positif dan bagian lain yang bermuatan negatif. Untuk menentukan senyawa polar atau tidak polar kita bisa melihat ciri-ciri dari senyawa tersebut 1.Senyawa non polar memiliki ciri -ciri: a .tidak larut dalam air atau senyawa polar lainnya,tetapi larut dalam senyawa non polar. b.tidak memeliki kutub positip atau kutub negatip dalam senyawanya c.tidak memiliki elektron bebas (diketahui struktur lewisnya) , bentuk molekulnya simetris d.tidak memiliki perbedaan keelektronegatifan 2.Senyawa polar a.Larut dalam air atau pelarut polar yang lain b.memiliki kutup positif dan negatip pada kutub-kutubnya c.memiliki elektron bebas pada ikatannya (lihat struktur Lewisnya) ,bentuk molekulnya asimetris d memiliki perbedaan keelektronegatifan. 

3. Alat dan Bahan

Page 5: laporan kromatografi

Kromatografi Kertas Beaker 100 mL(1 buah) Gelas Ukur 250 mL(1 buah) Pensil(1 buah) Spidol(1 buah) Penggaris besi 30 cm(1 buah) Perekat (secukupnya) Alkohol (2 mL) Aseton(2 mL)

Kromatografi Lapis Tipis Corong pisah (1 buah) Kertas saring (1 buah) Penumbuk dan tumbukannya(1 buah) Penotol(1 buah) Penggaris dan pesil(1 buah) Beaker 100mL(1 buah) Alcohol (2 mL) Aseton(2 ml) Heksana (4 mL) Air(secukupnya) Plat lapis tipis

Kromatografi kolom Statif(1 buah) Klem(1 buah) Buret(1 buah) Ekstrak daun pandan(5 mL) kapas Silika Alcohol (2 mL) Aseton(2 ml) Heksana (4 mL) Air(secukupnya)

4. Cara Kerja1. Pemisahan pigmen tinta oleh KLT

Pada langkah pertama, kertas dipotong dengan ukuran 2x10 cm, kemudian secara horizontal dibuat garis dengan pensil dengan jarak 7 mm dari ujungnya. Pada sisi sebelahnya lagi dibuat garis horizontal dengan jarak 5 mm dari tepi. Pada garis pertama dititikkan sebanyak 3 buah dengan ukuran kecil, sedang, dan besar. Titik kedua berjarak 2mm dari diameternya, dan titik ketiga

Page 6: laporan kromatografi

berjarak 5 mm diameternya. Kemudian kertas dimasukkan dengan posisi tegak lurus ke dalam beaker yang berisi campuran alcohol dan aseton masing- masing 2 mL( 1:1 ) yang diberi tanda pada beaker sebagai A..hasilnya diamati.

2. Pemisahan pigmen tumbuhan oleh KLTPada langkah pertama daun pandan dipotong-potong sekecil mungkin,

kemudian ditambahkan alcohol dan campuran heksana dengan perbandingan 1:4. Adukan kemudian ditumbuk sampai pandan terlihat warna hijau klorofilnya, atau sehalus mungkin. Kemudian adukan dipisahkan dengan tabung pemisah dan dengan bantuan kertas saring. Lapisan plat tipis disiapkan, kemudian hasil ekstrak pandan ditotolkan pada kertas tepat pada garis, dan dimasukan pada beaker A yang berisi Alkohol 1;1 aseton. Hasilnya diamati.

3. Kromatografi kolomEkstrak pandan yang telah ditambahkan air dimasukan pada buret yang

telah diberi kapas dan silica gel. Kemudian ditunggu sampai ekstrak pandan berhasil keluar. Ekstrak pandan yang telah keluar ditotolkan pada lapisan tipis plat.dan dimasukkan pada campuran alcohol dan aseton 1;1.hasilnya diamati.

5. PengamatanPercobaan 1; pemisahan pigmen tinta oleh kromatografi kertas

Titik besar

Warna Jarak titik ke noda Jarak titik ke pergerakan akhir eluen

Merah 3.9 cm 7.7 cm

Ungu 3.5 cm 7.7 cm

Titik sedang

Warna Jarak titik ke noda Jarak titik ke pergerakan akhir eluen

Merah 3.5 cm 7.7 cm

Ungu 3.6 cm 7.7 cm

Percobaan 2: pemisahan pigmen tumbuhan oleh KLT

Warna Jarak titik ke noda Jarak titik ke pergerakan

Page 7: laporan kromatografi

akhir eluen

Kuning 1.6 cm 5 cm

Hijau tua 1.5 cm 5 cm

Hijau muda 1.2 cm 5 cm

Hijau muda pudar 1.7 cm 5 cm

6. Perhitungan1. Pemisahan pigmen tinta oleh kromatografi kertas

Titik besarRf = Jarak yang ditempuh substansi/Jarak yang ditempuh oleh pelarutRf(titik besar)Rf(merah)=3.9cm/7.7cm=0.5Rf(ungu)=3.5cm/7.7cm=0.435

Titik sedangRf(merah)=3.5cm/7/7cm=0.45Rf(ungu)=3.6cm/7.7cm=0.468

2. Pemisan pigmen tumbuhan oleh KLTRf = Jarak yang ditempuh substansi/Jarak yang ditempuh oleh pelarutRf(kuning)=1.6cm/5cm=0.32Rf(hijau tua)=1.5cm/5cm=0.3Rf(hijau muda)=1.2cm/5cm=0.24Rf(hijau muda pudar)=0.7cm/5cm=0.14

7. Pembahasan Pemisahan pigmen tinta oleh kromatografi kertas

Kromatografi  kertas merupakan salah satu metode pemisahan berdasarkan distribusi suatu senyawa pada dua fasa yaitu fasa diam dan fasa gerak. Pemisahan sederhana suatu campuran senyawa dapat dilakukan dengan kromatografi kertas, prosesnya dikenal sebagai analisis kapiler dimana lembaran kertas berfungsi sebagai pengganti kolom.

Pada percobaan ini digunakan eluen alkohol dan aseton (1:1). Baik aseton maupun alkohol merupakan pelarut organik yang baik. Dengan demikian alkohol dan aseton membentuk interaksi dengan kertas whatman yang digunakan, fase diam berupa kertas dan fase geraknya yaitu pelarut atau eluen

Page 8: laporan kromatografi

Ketika kertas dimasukkan ke beaker yang berisi eluen, eluen naik beserta tinta spidol, ini dikarenakan gaya kapiler dan kepolarannya(kertas polar dan eluen polar).

Tinta hitam berubah jadi 2 warna, karena pada dasarnya warna hitam terdiri dari beberapa warna. Dua warna yang terbentuk ini berbeda jaraknya karena 2 zat itu memiliki kepolaran yang berbeda. Karena Rf kecil pasti memiliki polaritas yang tinggi, karena interaksinya dengan fase diam lebih besar dari fase geaknya. Kalau senyawa itu lebih menyukai fase diamnya, berarti dia tidak akan bergerak cepat mengikuti laju pergerakan solvent yang disebabkan oleh daya kapilaritas, sehingga titik henti atau retention time (Rf), berada pada nilai rendah . Sedangkan kalau senyawa itu cenderung menyukai solventnya, maka dia akan cepat bergerak mengikuti arus kapilaritas dari solvent tersebut.

Pada titik besar dan sedang terlihat noda karena cukup untuk sampai pada titik noda, sedangkan pada titik kecil tidak terlihat noda karena terlalu tipis dan tidak sampai pada titik eluen.

Pemisahan pigmen tumbuhan oleh KLTTumbukan daun pandan dilarutkan dalam alkohol dan heksana dengan perbandingan 1:4. Alkohol merupakan pelarut organik yang baik, mudah menguap dan mudah didapat. Penggunaan alkohol dalam percobaan ini adalah untuk melarutkan senyawa polar yang terkandung dalm daun pandan. Campuran tersebut ditambahkan n-heksana untuk melarutkan senyawa non-polar yang terkandung dalam daun pandan karena n-heksana non-polar. Setelah semua larut, aduk dan saring dengan tabung pemisah dan kertas saring agar residu yang tertinggal hanya padatan saja. Karena senyawa yang akan diidentifikasi ada pada filtratnya.Ketika ekstrak daun pandan ditotolkan pada KLT dan dimasukkan dalam beaker berisi eluen, eluen naik beserta ekstrak pandan ini dikarenakan gaya kapiler dan polaritas berpengaruh pada perbedaan rfnya. Dan terbentuk 4 warna berarti kandungan yang terdapat dalam pandan telah terpisahkan. Jarak dari keempat warna ini berbeda karena kepolaran dari senyawa-senyawa tersebut berbeda-beda. Yaitu Rf1= 1.6 cm, Rf2= 1.5 cm, Rf3= 1.2 cm, dan Rf4= 0,7 cm.

Berdasarkan referensi, senyawa yang bersifat non polar akan memiliki nilai Rf yang besar sedangkan senyawa polar nilai Rf nya akan kecil., karena interaksinya dengan fase diam lebih besar dari fase geaknya. Kalau senyawa itu lebih menyukai fase diamnya, berarti dia tidak akan bergerak cepat mengikuti laju pergerakan solvent yang disebabkan oleh daya kapilaritas, sehingga titik henti atau retention time (Rf), berada pada nilai rendah .

Page 9: laporan kromatografi

Sedangkan kalau senyawa itu cenderung menyukai solventnya, maka dia akan cepat bergerak mengikuti arus kapilaritas dari solvent tersebut.

Dari referensi daun pandan mengandung alkaloid, flavonoid, saponin dan klorofil. Dan dari referensi jika Rf kecil maka senyawa itu polaritasnya tinggi dan senyawa yang bersifat non-polar memiliki Rf besar.Jadi berdasarkan nilai Rf urutan kepolaran senyawa tersebut dari yang paling polar adalah: 1. Rf hijau muda pudar= 0.142. Rf hijau muda=0.243. Rf hijau tua= 0.304. Rf kuning= 0.32

Berdasarkan refernsi juga polaritas molekul tergantung pada perbedaan elektronegativitas antara atom-atom dalam suatu senyawa dan asimetri struktur senyawa.

Perbedaan polaritas keempat jenis pigmen dari daun pandan terletak pada jumlah gugus metil (CH3) yang dimilikinya. Saponin mempunyai 6 gugus metil, klorofil mempunyai 2 gugus metil , alkaloid 1 gugus metil, sedangkan flavonoid tidak mempunyai gugus metil. Tidak adanya gugus metil pada flavonoid meningkatkan kepolarannya, sehingga memiliki afinitas lebih kuat dengan fase diam pada KLT, disbanding alkaloid, saponin, dan klorofil. Selanjutnya alkaloid dengan 1 gugus metal, kemudian klorofil dengan 2 gugus metal, dan yang paling non-polar adalah saponin karena memiliki gugus metil paling banyak yaitu 6 gugus metil. Dengan adanya gugus metil ini maka akan semakin simetris pula struktur dari senyawa tersebut, sedangkan dalam referensi jika semakin asimetris suatu struktur senyawa maka akan semakin polar senyawa tersebut, begitupun sebaliknya semakin simetris suatu senyawa maka akan semakin non-polar suatu senyawa. Hal ini dikarenakan pada struktur asimetris terdapat pasangan elektron bebas didalam atom pusatnya, dan pada struktur simetris tidak terdapat pasangan electron bebas di atom pusatnya.

Kromatografi kolomPada kromatografi kolom tidak sampai selesai karena ekstrak pandan tidak keluar dari buret yang telah diberi kapas dan silica.

8. Kesimpulan1. Percobaan 1

Titik besarRf(merah)=0.5Rf(ungu)=0.455

Page 10: laporan kromatografi

Titik sedangRf(merah)=0.46Rf(ungu)=0.468

Pada titik besar pigmen ungu lebih non-polar,dan pada titik sedang pigmen merah lebih polar daripada pigmen ungu.

2. Percobaan 2: pemisahan pigmen tumbuhan oleh KLT Rf(kuning)=0.32 Rf(hijau tua)=0.3 Rf(hijau muda)=0.24 Rf(hijau muda pudar)=0.14

Senyawa dengan Rf(kuning)=0.32 adalah saponinSenyawa dengan Rf(hijau tua)=0.3 adalah alkaloidSenyawa dengan Rf(hijau muda)=0.24 adalah klorofilSenyawa dengan Rf(hijau muda pudar)=0.14 adalah flavonoid

Pustaka

http://www.ilmukimia.org/2013/05/kromatografi.html(diakses tanggal 24 oktober 2013,diposting tanggal:11 mei 2013,jam 17.00)

http://www.cakrawaladunia.com/kandungan-dan-manfaat-daun-pandan-untuk- kesehatan/(diakses tanggal(25-10-2013.diposting tanggal 21-07-2013)

Page 11: laporan kromatografi

http://blogs.itb.ac.id/tinachoirunnisa/2012/12/18/kromatografi-kolom-dan- kromatografi-lapis-tipis-isolasi-kurkumin-dari-kunyit-cucurma-longa-l/(diakses tanggal 26-10-2013..diposting pada tanggal:18-12-2012)

http://pdm-mipa.ugm.ac.id/ojs/index.php/ijc/article/viewFile/327/344 (diakses tanggal 26-10-2013..diposting pada tanggal:18-12-2012)

http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/kimia/article/download/ 1858/18579diakses tanggal 29 oktober)