laporan krim getah pepaya

28
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konsep back to nature atau kembali ke alam merupakan bentuk pengobatan menggunakan bahan alam yang semakin sering kita dengar beberapa tahun belakangan. Penggunaan bahan alam lebih disukai karena diyakini mempunyai efek samping yang lebih kecil dibandingkan pengobatan modern yang menggunakan bahan sintetis (Mursito, 2001). Penggunaan tumbuhan sebagai obat telah lama dikenal secara luas oleh masyarakat Indonesia yang disebut sebagai obat tradisional. Pengobatan dengan menggunakan obat tradisional dewasa ini sangat popular dan semakin disukai oleh masyarakat. Hal ini disebab karena disamping harganya murah, mudah didapat juga mempunyai efek samping yang relatif sedikit (Wijaya, 1995; Andi, 2000). Diantara tumbuhan yang dapat dimanfaatkan sebagai obat jerawat adalah buah papaya (Carica papaya L.). Buah ini sangat dikenal oleh hampir seluruh penduduk di belahan bumi, karena semua bagian tanamannya dapat dimanfaatkan mulai dari

Upload: anisatriani

Post on 19-Jul-2016

104 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

getah pepaya

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Krim Getah Pepaya

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Konsep back to nature atau kembali ke alam merupakan bentuk

pengobatan menggunakan bahan alam yang semakin sering kita dengar

beberapa tahun belakangan. Penggunaan bahan alam lebih disukai karena

diyakini mempunyai efek samping yang lebih kecil dibandingkan

pengobatan modern yang menggunakan bahan sintetis (Mursito, 2001).

Penggunaan tumbuhan sebagai obat telah lama dikenal secara luas

oleh masyarakat Indonesia yang disebut sebagai obat tradisional.

Pengobatan dengan menggunakan obat tradisional dewasa ini sangat

popular dan semakin disukai oleh masyarakat. Hal ini disebab karena

disamping harganya murah, mudah didapat juga mempunyai efek samping

yang relatif sedikit (Wijaya, 1995; Andi, 2000).

Diantara tumbuhan yang dapat dimanfaatkan sebagai obat jerawat

adalah buah papaya (Carica papaya L.). Buah ini sangat dikenal oleh

hampir seluruh penduduk di belahan bumi, karena semua bagian

tanamannya dapat dimanfaatkan mulai dari akar, batang, daun, bunga,

buah dan juga getahnya. Getah papaya mengandung papain, chymopapain

A, chymopapain B, protease, papain peptidase A dan damar. Keterangan

yang didapat dari masyarakat dan beberapa buku obat tradisional, getah

buah tumbuhan ini dapat digunakan dalam bidang kosmetik untuk

mengobati jerawat, luka bakar, ketombe, jamur dan kutil. Kadar getah

buah papaya yang digunakan untuk kosmetik adalah 3 % (Baga, 1996;

Muhidin, 2004).

Untuk pemakaian pada kulit, papain dapat dibuat sediaanya berupa

krim. Tipe krim yang dibuat untuk papain ini adalah tipe minyak dalam air

(M/A). Berdasarkan hal tersebut di coba memformulasikan krim getah

Page 2: Laporan Krim Getah Pepaya

buah pepaya untuk pengobatan jerawat dalam bentuk krim tipe minyak

dalam air. Tipe krim minyak dalam air ini mengandung kadar air yang

lebih tinggi sehingga bila dioleskan pada kulit air tersebut akan menguap

dan memberikan rasa dingin pada kulit.

1.2 Tujuan

Tujuan dari penelitian ini yaitu :

1. Untuk membuat formulasi sediaan krim yang siap pakai dari ekstrak

getah pepaya

2. Untuk membuat formulasi sediaan krim yang siap pakai dari ekstrak

getah pepaya dengan penambahan emulgator asam stearat yang stabil.

Page 3: Laporan Krim Getah Pepaya

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Uraian Umum

2.1.1 Pepaya (Carica papaya L.)

Pohon pepaya umumnya tidak bercabang atau bercabang sedikit,

tumbuh hingga setinggi 5-10 m dengan daun-daunan yang membentuk

berupa spiral pada batang pohon bagian atas. Daunnya menyirip lima

dengan tangkai yang panjang dan berlubang di bagian tengah. Bentuk

buah bulat hingga memanjang, dengan ujung biasanya meruncing. Warna

buah ketika muda hijau gelap, dan setelah masak hijau muda hingga

kuning. Daging buah berasal dari karpela yang menebal, berwarna kuning

hingga merah, tergantung varietasnya. Bagian tengah buah berongga. Biji-

biji berwarna hitam atau kehitaman dan terbungkus semacam lapisan

berlendir (pulp) untuk mencegahnya dari kekeringan.

Pepaya merupakan tanaman buah berupa herba dari famili

Caricaceae yang berasal dari Amerika Tengah dan Hindia Barat bahkan

kawasan sekitar Mexsiko dan Coasta Rica. Tanaman pepaya banyak

ditanam orang, baik di daerah tropis maupun sub tropis. di daerah-daerah

basah dan kering atau di daerah-daerah dataran dan pegunungan. Buah

pepaya merupakan buah bermutu dan bergizi tinggi (Rukmana. R, 1995)

2.1.2 Taksonomi pepaya (Carica papaya L.)

Menurut Rukmana,R (1995) dalam taksonomi tumbuhan, pepaya

diklasifikasikan sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Kelas : Dicotyledoneae

Ordo : Violales

Famili : Caricaceae

Genus : Carica

Spesies : Carica papaya L.

Page 4: Laporan Krim Getah Pepaya

2.1.3 Kandungan dan manfaat pepaya (Carica papaya L.)

Buah papaya matang mengandung sejumlah zat gizi penting

terutama vitamin A. dalam setiap 0,5 kg buah papaya terkandung nutrisi:

protein (2,5 gram), karbohidrat (46 gram), lemak (0,5 gram), vitamin A

(10.000 SI), vitamin C (300 mg), thiamin (0,30 mg), riboflavin (0,27 mg),

niasin (1,75 mg), kalsium (0,15 gram), magnesium (0,25 gram), potassium

(1,15 gram), belerang (0,15 gram), fosfor (0,47 gram), zat besi (0,02

gram), silicon (0,02 gram), klorin (0,12 gram), sodium (0,2 gram), dan air

(399 gram).

Selain baik untuk kesehatan tubuh, di antara manfaat penting buah

papaya yaitu berkaitan dengan perawatan kulit. Seperti telah diketahui,

penduduk di kepulauan Karibia biasa memanfaatkan buah papaya matang

sebagai sabun untuk kulit. Demikian juga dengan jus papaya yang matang

dipakai untuk menghilangkan kulit berkerut karena faktor usia dan terpaan

sinar matahari. Papaya dapat mencegah kerut-kerut pada kulit karena

mengandung zat yang dapat meremajakan kolagen.

2.2 Krim

Krim adalah bentuk sediaan setengah padat mengandung satu atau

lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai.

Istilah ini secara tradisional telah digunakan untuk sediaan setengah padat

yang mempunyai konsistensi relatif cair di formulasi sebagai emulsi air

dalam minyak atau minyak dalam air. Sekarang ini batasan tersebut lebih

diarahkan untuk produk yang terdiri dari emulsi minyak dalam air atau

dispersi mikrokristal asam-asam lemak atau alkohol berantai panjang

dalam air, yang dapat di cuci dengan air dan lebih di tujukan untuk

penggunaan kosmetika dan estetika (Ditjen POM, 1995).

Krim adalah sediaan setengah padat, berupa emulsi mengandung

air tidak kurang dari 60% dan dimaksudkan untuk pemakaiaan luar (Ditjen

POM, 1979).

Page 5: Laporan Krim Getah Pepaya

Ditinjau dari sifat fisiknya, krim dapat dibagi menjadi dua kelompok,

yaitu:

a. Emulsi air dalam minyak atau emulsi W/O

b. Emulsi minyak dalam air atau O/W seperti

Basis yang dapat dicuci dengan air adalah emulsi minyak dalam air, dan

dikenal dengan sebagai krim. Basis vanishing cream termasuk golongan

ini (Lachman, 1994).

Basis krim (vanishing cream) disukai pada penggunaan sehari-hari

karena memiliki keuntungan yaitu memberikan efek dingin pada kulit,

tidak berminyak serta memiliki kemampuan penyebaran yang baik.

Vanishing cream mengandung air dalam persentase yang besar dan asam

stearat. Humektan (gliserin, propilenglikol, sorbitol) sering ditambahkan

pada vanishing cream dan emulsi o/w untuk mengurangi peguapan air dari

permukaan basis (Voigt, 1995).

2.2.1 Stabilitas Krim

Stabilitas krim akan rusak jika sistem campurannya terganggu oleh

perubahan suhu dan komposisi, misalnya adanya penambahan salah satu

fase secara berlebihan. Pengenceran krim hanya dapat dilakukan jika

sesuai pengenceran yang cocok, yang harus dilakukan teknik aseptis. Krim

yang sudah diencerkan harus digunakan dalam jangka waktu 1 bulan

(Syamsuni, 2006).

Bahan pengawet yang sering digunakan umumnya adalah metilparaben

(nipagin) 0,12-0,18% dan propil paraben (nipasol) 0,02-0,05% (Anonim,

1978).

.    Kelebihan menggunakan sediaan cream adalah:

·      mudah menyebar rata

·      Praktis

·      lebih mudah dibersihkan atau dicuci dengan air terutama tipe

m/a (minyak dalam air)

Page 6: Laporan Krim Getah Pepaya

·      cara kerja langsung pada jaringan setempat

·      tidak lengket, terutama pada tipe m/a ( minyak dalam air )

·      bahan untuk pemakaian topical jumlah yang diabsorpsi tidak

cukup beracun, sehingga pengaruh aborpsi biasanya tidak diketahui

pasien.

·      aman digunakan dewasa maupun anak– anak.

·      Memberikan rasa dingin, terutama pada tipe a/m ( air dalam

minyak )

·      Bisa digunakan untuk mencegah lecet pada lipatan kulit

terutama pada bayi, pada fase a/m ( air dalam minyak ) karena

kadar lemaknya cukup tinggi.

·      Bisa digunakan untuk kosmetik, misalnya mascara, krim mata,

krim kuku, dan deodorant.

·      Bisa meningkatkan rasa lembut dan lentur pada kulit, tetapi

tidak menyebabkan kulit berminyak.

.         Kekurangan menggunakan Sediaan Krim adalah :

·         mudah kering dan mudah rusak khususnya tipe a/m ( air

dalam minyak ) karena terganggu system campuran terutama

disebabkan karena perubahan suhu dan perubahan komposisi

disebabkan penambahan salah satu fase secara berlebihan atau

pencampuran 2 tipe crem jika zat pengemulsinya tidak tersatukan.

·         susah dalam pembuatannya, karena pembuatan cream mesti

dalam keadaan panas.

·         mudah lengket, terutama tipe a/m ( air dalam minyak )

·         gampang pecah, disebabkan dalam pembuatan formulanya

tidak pas.

·         pembuatannya harus secara aseptic

·         Pada kulit yang tidak luka, suatu emulsi air dalam minyak

biasanya dapat dipakai lebih rata karena kulit diselaputi oleh suatu

lapisan tipis dari sabun dan permukaan ini lebih mudah dibasahi

Page 7: Laporan Krim Getah Pepaya

oleh minyak daripada oleh air. Suatu emulsi air dalam minyak juga

lebih lembut ke kulit, karena ia mencegah mengeringnya kulit dan

tidak mudah hilang bila kena air. Sebaliknya jika diinginkan

preparat yang mudah dihilangkan dari kulit dengan air, harus

dipilih suatu emulsi minyak dalam air, harus dipilih suatu emulsi

minyak dalam air. Seperti untuk absorpsi, abnsorpsi melalui kulit

( absorpsi perkutan ) bisa ditambah dengan mengurangi ukuran

partikel dari fase dalam.

Bahan-bahan penyusun krim

Formula dasar krim, antara lain :

1.      Fase minyak, yaitu bahan obat dalam minyak, bersifat asam

Contoh : asam asetat, paraffin liq, octaceum,cera, vaselin, dan lain-lain.

2.      Fase air, yaitu bahan obat yang larut dalam air, bersifat basa.

Contoh : Natr, Tetraborat (borax, Na. Biborat), TEA, NAOH, KOH,

gliserin, dll.

Bahan – bahan penyusun krim, antara lain :

           Zat berkhasiat

           Minyak

           Air

           Pengemulsi

Bahan pengemulsi yang digunakan dalam sediaan krim disesuaikan

dengan jenis dan sifat krim yang akan dibuat/dikehendaki. Sebagai bahan

pengemulsi dapat digunakan emulgide, lemak bulu domba, setaseum, setil

alcohol, stearil alcohol, trietanolalamin stearat, polisorbat, PEG.

Bahan – bahan tambahan dalam sediaan krim, antara lain :

  Zat pengawet  Untuk meningkatkan stabilitas sediaan

Bahan pengawet sering digunakan umumnya metal paraben 0,12

– ,18 % propel paraben 0,02 – 0,05 %.

  Pendapur  untuk mempertahankan PH sediaan

  Pelembab

Page 8: Laporan Krim Getah Pepaya

  Antioksidan  untuk mencegah ketengikan akibat oksidasi oleh cahaya

padaminyak tak jenuh.

2.3 URAIAN BAHAN

2.3.1 Asam Stearat

CH3-(CH2)16-COOH

Rumus Kimia Asam Stearat

Pemerian zat padat keras mengkilat menunjukan susunan hablur, putih

atau kuning pucat, mirip lemak lilin. Praktis tidak larut dalam air, larut dalam 20

bagian etanol 95 % p, dalam 2 bagian kloroform p dan dalam 3 bagian eter p.

Asam staerat digunakan sebagai emulgator (Depkes, 1979).

2.3.2 Trietanolamin

Sinonim : Daltogen, TEA, Tealan, trietilolamin, trihidroksitrietilamin,

tris(hidroksi)etilamin.

Pemerian :cairan kental, jernih, dengan bau ammonia, tidak berwarna hingga

kuning pucat.

Kelarutan : Campur dengan air, metanol, etanol (95%), dan aseton. Larut

dalam kloroform, larut dalam 24 bagian benzen dan 63 bagian eter pH = 10,5

untuk larutan aqueous 0,1 N.

Stabilitas: Trietanolamin dapat berubah menjadi berwarna coklat jika terkena

paparan cahaya dan udara. Oleh karena itu, selama penyimpanan harus terlindung

dari cahaya dan disimpan dalam wadah tertutup rapat

Fungsi : Dalam formulasi terutama digunakan sebagai pH adjusting agent.

Kegunaan lain yaitu sebagai buffer, pelarut, humektan, dan polimer plasticizer.

Digunakan pada konsentrasi 2-4%.

Page 9: Laporan Krim Getah Pepaya

2.3.3    Vaselin albi (Vaselin album) (FI edisi III, hal :633)

Nama latin      : VASELIN ALBUM

Sinonim      : Vaselin putih

P Pemerian    : Massa lunak, lengket, bening,putih. Sifat ini tetap setelah

zat dileburkan dan dibiaarkan hingga dingin tanpa diaduk.

Kelarutan       : Praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol (95%)p.

Larutan kadang-kadang beroplasensi lemah.

Khasiat / kegunaan : Zat tambahan (pengikat)

Penyimpanan               : Dalam wadah tertutup baik.

2.3.4 Paraffin Cair

Parafin cair adalah campuran hidrokarbon yang diperoleh dari minyak

mineral; sebagai zat pemantap dapat ditambahkan tokoferol atau

butilhidroksitoluen tidak lebih dari 10 bpj.Pemerian dari parafin cair adalah cairan

kental, transparan, tidak berfluorosensi; tidak berwarna; hampir tidak berbau;

hampir tidak mempunyai rasa. Kelarutan dari bahan ini adalah praktis tidak larut

dalam air dan dalam etanol (95%) P; larut dalam kloroform P dan dalam eter P

(Anonim, 1979). 

2.3.5 Metil Paraben

Metil paraben (methylis parabenum, nipagin M) berupa serbuk hablur

halus; putih hampir tidak berbau; tidak mempunyai rasa, kemudian agak

membakar diikuti rasa tebal. Metil paraben larut dalam 500 bagian air, dalam 20

bagian air mendidih, dalam 3,5 bagian etanol (95%) P dan dalam 3 bagian aseton

P; mudah larut dalam eter P dan dalam alkali hidroksida; larut dalam 60 bagian

gliserol P panas dan dalam 40 bagian lemak minyak nabati panas, jika

didinginkan larutan tetap jernih. Metil paraben digunakan sebagai zat pengawet

(Depkes, 1979) dengan konsentrasi 0,075% (Voight, 1971).

COOCH3

Page 10: Laporan Krim Getah Pepaya

OH

Gambar 2.3 Struktur Metil Paraben

Penggunaan metil paraben sebagai pengawet diperlukan dalam sediaan

gel, ini dikarenakan sediaan gel mempunyai kadar air yang sangat tinggi dan ini

merupakan medium yang baik bagi pertumbuhan jasad renik. Bahan pengawet

juga ditambahkan untuk mencegah kontaminasi, kemunduran dan kerusakan oleh

bakteri serta jamur karena sebagian besar komponen dalam sediaan ini dapat

bertindak sebagai substrat bagi mikroorganisme (Lachman, 1994).

2.3.6 Aquadest

Aquadest (Aqua destilata, air suling) berupa cairan jernih; tidak berwarna,

tidak berbau, tidak mempunyai rasa.Aquadest digunakan sebagai pelarut (Depkes,

1979).

2.4 Evaluasi Krim

2.4.1 Uji Organoleptis

Uji organoleptis merupakan salah satu parameter fisik untuk mengetahui

kestabilan terhadap krim.Uji ini dilakukan untuk mengetahui terjadinya perubahan

berupa tekstur, bau dan warna krim.

2.4.2 Uji Homogenitas

Uji homogenitas akan membentuk partikel yang telah homogen, krim

harus memiliki massa yang homogen. Tidak boleh adanya bahan padat yang

masih menggumpal pada saat dioleskan pada kaca bening. Bahan yang masih

menggumpal pada saat dioleskan akan berpengaruh pada zat aktif yang diserap.

2.4.3 Uji Kemampuan Proteksi

Uji kemampuan proteksi bertujuan untuk mengetahui kemampuan krim

dalam menghalangi adanya zat yang berpengaruh terhadap kestabilan krim.

Page 11: Laporan Krim Getah Pepaya

2.4.4 Pengujian pH

Pengujian pH dilakukan untuk mengetahui nilai pH didalam krim agar

tidak berbahaya saat dipakai.

2.4.5 Uji Daya Sebar

Uji daya sebar menggambarkan kemampuan krim menyebar pada kulit

saat dioleskan.

2.4.6 Uji Tipe Emulsi

Uji tipe emulsi bertujuan agar mengatahui krim yang dibuat tarmasuk pada

tipe air dalam minyak atau minyak dalam air.

Page 12: Laporan Krim Getah Pepaya

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

3.1 ALAT

Alat alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah : timbangan , kaca

arloji, beaker glas,pipet tetes, gelas ukur,batang pengaduk, sendok poersen,

sendok stainlist,pot krim,cawan penguap, penangas air,stemper dan mortir.

3.2 BAHAN

Bahan yang digunakan adalah : eks.getah papaya, asam

stearat,TEA,Vaseline,metil paraben, dan aquan destillata.

3.3 Prosedur Penelitian

3.3.1 Tempat dan waktu

Di Laboratorium Farmasetika AKFAR YARSI Pontianak.

3.3.2 Pegolahan Sampel

Getah buah papaya di ambil pada pukul 00;07 – 00: 09 pagi setealah terkumpul,

getah tersebut di ekstrakkan dengan oven pada suhu 121 derajat.

3.3.3 Rangcanagan Formula

Dalam 50 mg mengadung :

Eks getah papaya 2%

Asam Stearat 7,25 g

TEA 0,75 g

Vaseline 1,5 g

Parafin Cair 12,5 g

Metil Paraben 0,50 g

Aqua ad 50 g

3.3.4 Prosedur Kerja

1. Siapkan alat dan bahan

Page 13: Laporan Krim Getah Pepaya

2. Timbang masing-masing bahan

3. Panaskan lumping

4. Leburkan Asam Stearat dan vaselin diatas penangas air.

5. Larutkan TEA dengan air korpus

6. Masukan hasil leburan kedalam lumpang tambahkan ekstrak getah papaya

gerus ad homogeny

7. Tambah TEA dan paravin Cair gerus ad homogeny

8. Tambahkan metil paraben gerus ad homogeny

9. kemas dalam pot krim dan lakukan evaluasi

3.4 Evaluasi Krim

Untuk mengetahui kestabilan krim maka dilakukan parameter

kondisi penyimpanan krim sebelun dan sesudah penyimpanan dipercepat

pada suhu 50c dalam lemari pendingin selama 12 jam kemudian

dilanjutkan pada suhu 350c dalam incubator selama 12 jam ( dihitung satu

siklus) secara bergantian selama 10 siklus ( Banker,1979). Evaluasi ini

meliputi uji organoleptis, uji homogenitas, uji kemampuan prokteksi,

pengujian pH dan daya sebar dan uji tipe emulsi.

3.4.1 Uji Organoleptis

Uji organoleptis dilakukan dengan melihat warna, mencium bau dan

tekstur dari krim alami yang di buat (Ansel,1989)

3.4.2 Uji Homogenitas

Krim dioleskan tipis diatas kaca bening, kemudian kaca tersebut

diarahakan kecahaya,tidak boleh terlihat adanya bahan padat (Depkes,1979)

3.4.3 Uji Kemampuan prokteksi

Disiapkan sepotong kertas saring (10x10 cm), kemudian dibasahi dengan

larutan fenolftalein sebagai indicator dan keringkan. Krim yang akan diuji

dioleskan pada kertas tersebut (satu muka) seperti orang lazimnya mengunakan

krim. Sementara itu dibuat satu areal (2,5x2,5 cm) dengan paraffin apadat yang

Page 14: Laporan Krim Getah Pepaya

dilelehkan pada kertas saring lain, setelah kering didapatkan areal yang dibatasi

dengan paraffin padat. Kemudian tempelkan kertas saring diatas kertas saring

sebelunya. Diteteskan ke areal ini dengan larutan NaOH 0,1 N dan diamatinpada

waktu 15;30;45;60 detik dan 3 dan 5 menit. Dapat dilihat apakah terdapat

nodaberwarna merah atau kemerahan peda sebelah kertas yang dobasahi

fenolftalein. Gel dapat memberikan protelsi terhadap cairan (larutan NaOH)

apabila tidak tedapat noda.

3.4.4 Pengujian pH

Uji pH mengunakan pH meter, yang telah di cuci bersihdan terkalibrasi

kemudian pH meter dimasukan ke krim lalu ditekan tombol ondan tungg

pembacaan hingga stabil.

3.4.5 Uji daya Sebar

Dengan cara sejumlah zat diletakan diatas kaca yang berskala,kemudian

bagian atasnya diberi kacayang sama,dan ditingkatkan bebanya dengan

mengunakan anak timbangan 50 g,100 g, 150 g. diukur setelah satu menit

penyebaran.

3.4.6 Uji Tipe Emulsi

Dengan cara ambil sedikt krim dan campurkan dengan metil biru dan

amati yang terjadi pad krim jika air yang dominan berarti krim tersebut tipe M/A

dan jiaka minyak yang dominan berarti krim tersebut A/M.

Page 15: Laporan Krim Getah Pepaya

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada penelitian ini dibuat krim dari ekstrak getah papaya dengan elmugato

TEA dan basis krim yang sesuai. Pengujian krim dapat dilakukan dengan

beberapa evaluasi krim yang meliputi uji organoleptis, uji homogenitas, uji

kemampuan proteksi, pengujian pH dan uji daya sebar pada kondisi sebelum dan

sesudah penyimpanan dipercepat.

4.1 Uji Organoleptis

Uji organoleptis merupakan salah satu parameter fisik untuk mengetahui

stabilitas krim. Terjadinya perubahan organoleptis yang berupa tekstur, warna dan

bau krim dapat menggambarkan adanya penurunan kualitas atau ketidakstabilan

kkrim secara fisik.

Basis Gel Replikasi Warna Bau Tekstur

r/ Eks. Getah papaya 2%

As. Stearat 7,25 g

TEA 0,75 g

Vaseline 1,5 g

Paraffin cair 12,5 g

Metil paraben 0,50 g

Aqua ad 50 g

1 Putih Bau khas Halus

2 Putih Bau khas Halus

3 Putih Bau khas Halus

4.2 Uji Homogenitas

Pengujian homogenitas dilakukan dengan mengoleskan sediaan krim pada

kaca transparan secara merata dan diarahkan pada cahaya.

Basis Gel Replikasi Homogenitas

Page 16: Laporan Krim Getah Pepaya

r/ r/ Eks. Getah papaya 2%

As. Stearat 7,25 g

TEA 0,75 g

Vaseline 1,5 g

Paraffin cair 12,5 g

Metil paraben 0,50 g

Aqua ad 50 g

1 Homogen

2 Homogen

3 Homogen

Hasil pengujian homogenitas yang dilakukan untuk melihat kehomogenan

dari tiap-tiap bahan yang digunakan dalam pembuatan krim apakah sudah

tercampur dengan baik atau tidak.Homogenitas berpengaruh pada penyebaran

krim di kulit. krim harus memiliki massa yang homogen, tidak boleh ada bahan

yang menggumpal pada saat dioleskan. Bahan yang masih tidak homogen pada

saat dioleskan akan berpengaruh pada penyerapan zat aktif dan dapat

menyebabkan iritasi pada kulit.

4.3 Uji Kemampuan Proteksi

Pengujian kemampuan proteksi bertujuan untuk mengetahui kemampuan krim

dalam menghalangi terjadinya reaksi kimia dari luar.

Basis Gel Replikasi Uji kemampuan proteksi

r/ r/ Eks. Getah papaya 2%

As. Stearat 7,25 g

TEA 0,75 g

Vaseline 1,5 g

Paraffin cair 12,5 g

Metil paraben 0,50 g

Aqua ad 50 g

1 Tidak terjadi perubahan warna

2 Tidak terjadi perubahan warna

3 Tidak terjadi perubahanwarna

Page 17: Laporan Krim Getah Pepaya

Berdasarkan hasil pengujian pada tabel 4.3 diketahui bahwa krim ekstrak

getah papaya memiliki kemampuan proteksi yang baik.Hal ini dapat dilihat pada

saat penetesan NaOH pada kertas saring yang telah dilapisi krim ekstak getah

papaya dan fenolftalein tidak menghasilkan perubahan warna dan tidak berwarna

menjadi merah muda.Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa krim stabil

pada uji kemampuan proteksi.

4.4 Pengujian pH

Pengujian pH yang bertujuan untuk melihat pH sediaan aman atau tidak untuk

digunakan pada kulit.

Basis Gel Replikasi Uji pH

r/ r/ Eks. Getah papaya 2%

As. Stearat 7,25 g

TEA 0,75 g

Vaseline 1,5 g

Paraffin cair 12,5 g

Metil paraben 0,50 g

Aqua ad 50 g

1 7

2 7

3 7

Hasil pengujian pH menunjukkan bahwa nilai pH krim ekstrak getah papaya

masih berada pada rentang pH normal kulit yaitu 4-7.

4.5 Uji Daya Sebar

Basis Gel Replikasi Uji pH

r/ r/ Eks. Getah papaya 2%

As. Stearat 7,25 g

TEA 0,75 g

Vaseline 1,5 g

Paraffin cair 12,5 g

Metil paraben 0,50 g

Aqua ad 50 g

1 ( 50 g) 10 mc

2 (100 g) 10,5 cm

3 (150 g ) 11 cm

Page 18: Laporan Krim Getah Pepaya

Dari data diatas dapat diketahui bahwa krim ini mempunyai daya sebar

yang luas hal ini dpat di lihat dari diameter yang telah dilakukan pengujian daya

sebar dengan cara penambahn beban 50 g, 100 g, dan 150 g.

4.6 Ui Tipe Emulsi

Basis Gel Replikasi Uji pH

r/ r/ Eks. Getah papaya 2%

As. Stearat 7,25 g

TEA 0,75 g

Vaseline 1,5 g

Paraffin cair 12,5 g

Metil paraben 0,50 g

Aqua ad 50 g

1 M/A

2 M/A

3 M/A

Uji ini dilakaukan untuk megetahui jenis krim yang dibuat sehingga apakan tipe

M/A atau A/M sehingga dapat mempertmudah dalam pemakaiannya.