krim dan pasta

35
LABORATORIUM FARMASETIKA JURUSAN FARMASI FIKES UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR LAPORAN LENGKAP FARMASETIKA DASAR PERCOBAAN KRIM DAN PASTA OLEH : KELOMPOK : I (SATU) KELAS : FARMASI A

Upload: abulkhair-abdullah

Post on 19-Jun-2015

5.826 views

Category:

Education


19 download

DESCRIPTION

Laporan Lengkap

TRANSCRIPT

Page 1: Krim dan Pasta

LABORATORIUM FARMASETIKA

JURUSAN FARMASI FIKES

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

LAPORAN LENGKAPFARMASETIKA DASAR

PERCOBAANKRIM DAN PASTA

OLEH :

KELOMPOK : I (SATU)KELAS : FARMASI A

SAMATA-GOWA2013

Page 2: Krim dan Pasta

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Obat sering disebut obat modern ialah suatu bahan yang dimaksudkan

untuk digunakan dalam menetapkan diagnosa, mencegah, mengurangkan,

menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau

kelainan badaniah dan rokhaniah pada manusia atau hewan, memperelok

badan atau bagian badan manusia.

Salep adalah sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan

digunakan sebagai obat luar. Bahan obatnya harus larut atau terdispersi

homogen dalam dasar salep yang cocok untuk mencapai hasil yang dimaksud

harus memperhatikan peraturan-peraturan pembuatan salep, seperti yang

tertera pada FI ed. II.

Dalam makalah ini akan dibahas krim dan pasta dimana kedua sediaan

ini merupakan bagian dari salep seperti yang dijelaskan di atas. Yang

membedakan dari kedua sediaan ini ialah dari segi bahan penyusunnya, krim

mengandung lebih dari 50 % zat cair sedangkan pasta mengandung lebih dari

50 % zat padat (serbuk).

Page 3: Krim dan Pasta

B. Maksud dan Tujuan

1. Maksud Percobaan

a. Agar dapat mengetahui proses pembuatan sediaan salep (unguenta)

dan jenisnya yaitu pasta dan cream

b. Agar dapat terampil mengerjakan resep-resep sediaan salep (ungenta)

dan jenisnya yaitu pasta dan cream

2. Tujuan Percobaan

a. Dapat membuat sediaan salep dengan baik dan benar sesuai dengan

prinsip kerja

b. Dapat mengetahui fungsi dari masing-masing salep, efek samping

salep, serta memberikan informasi kepada pasien (edukasi).

C. Prinsip Percobaan

1. Pasta

ZnO digerus di lumpang panas, vaselin kuning dilebur dahulu,

dipisah fase minyak dan air.

2. Cream

Adeps lanae dilebur terlebih dahulu, nipagin diencerkan, dipisah

fase minyak dan air.

Page 4: Krim dan Pasta

BAB II

TINJAUAN PUSAKA

Menurut Farmakope Indonesia ed. III, salep adalah sediaan setengah padat

yang mudah dioleskan dan digunakan sebagai obat luar. Bahan obatnya harus

larut atau terdispersi homogen dalam dasar salep yang cocok untuk mencapai hasil

yang dimaksud harus memperhatikan peraturan-peraturan pembuatan salep,

seperti yang tertera pada FI ed. II.

Peraturan-peraturan pembuatan salep:

1. Peraturan salep pertama

Zat-zat yang dapat larut dalam campuran-campuran lemak, dilarutkan ke

dalamnya, jika perlu dengan pemanasan.

2. Peraturan salep kedua

Bahan-bahan yang dapat larut dalam air. Jika tidak ada peraturan-peraturan

lain, dilarutkan lebih dahulu dalam air, asalkan jumlah air yang dipergunakan

dapat diserap seluruhnya oleh basis salep : jumlah air yang dipakai dikurangi

dari basis.

3. Peraturan salep ketiga

Bahan-bahan yang sukar atau hanya sebagian yang dapat larut dalam lemak

dan air harus diserbuk lebih dahulu, kemudian diayak dengan no. B40.

Page 5: Krim dan Pasta

4. Peraturan salep keempat

Salep-salep yang dibuat dengan cara mencairkan, campurannya harus digerus

sampai dingin.

Penggolongan Salep

Menurut konsistensinya salep dibagi :

1. Unguenta

Salep yang mempunyai konsistensi seperti mentega tidak mencair pada suhu

biasa, tetapi mudah dioleskan tanpa memakai tenaga.

2. Cream

Suatu salep yang banyak mengandung air, mudah diserap kulit, suatu tipe yang

dapat dicuci dengan air.

3. Pasta

Suatu salep yang banyak megandung lebih dari 50 % zat padat (serbuk). Suatu

salep tebal karena merupakan penutup/pelindung bagian kulit yang diberi.

4. Cerata

Suatu salep berlemak yang mengandung persentase tinggi lilin (waxes), hingga

konsentrasi lebih keras.

5. Gelones Spumae (Gel)

Suatu salep yang lebih halus umumnya cair dan sedikit mengandung atau tanpa

mukosa, sebagai pelicin atau basis, biasanya terdiri dari campuran sederhana

dari minyak dan lemak dari titik lebur yang rendah. Washable jelly

Page 6: Krim dan Pasta

mengandung mucilagines, misalnya : gom, tragakan, amylum.contoh : starch

jellies (10 %) amylum dengan air mendidih.

Menurut efek terapinya, salep dibagi :

1. Salep Epidermic

Melindungi kulit dan menghasilkan efek local, tidak diabsorpsi, kadang-kadang

ditambahkan antiseptic, astringen, meredakan rangsangan. Dasar salep yang

terbaik adalah senyawa hidrokarbon (vaselin)

2. Salep Endodermic

Salep dimana bahan obatnya menembus ke dalam, tetapi tidak melalui kulit,

terabsorpsi sebagian. Untuk melunakkan kulit atau selaput lendir diberi local

iritan. Dasar salep yang baik adalah minyak lemak

3. Salep Diadermic

Salep-salep supaya bahan-bahan obatnya menembus ke dalam melalui kulit

dan mencapai efek yang diinginkan. Misalnya pada salep yang mengandung

senyawa mercuri, yodida, belladonnae. Dasar salep yang baik adalah adeps

lanae dan oleum cacao.

Menurut dasar salepnya, salep dibagi :

1. Salep hydropobic

Adalah salep-salep dengan bahan dasar berlemak. Misalnya : campuran dari

lemak-lemak, minyk lemak, malam tak tercuci dengan air.

Page 7: Krim dan Pasta

2. Salep hydrophilic

Adalah salep yang kuat menarik air biasanya dasar salep tipe O/W atau seperti

dasar salep tipe hydropobic tetapi konsistensinya lebih lembek kemungkinan

juga dengan tipe W/O antara lain, campur sterol-sterol dan petrolatum.

Kualitas dasar salep yang baik ialah :

1. Stabil

Selama dipakai harus bebas dari inkompatibilitas, tidak terpengaruhi oleh suhu

dan kelembaban kamar.

2. Mudah dipakai

3. Dasar salep yang cocok

4. Dapat terdistribusi merata

Dasar salep

1. Vaselin

Terdiri dari vaselin kuning dan vaselin putih. Nama lain yang sering ditulis di

dalam buku-buku Amerika dan Inggris ialah Petrolatum atau soft Paraffin.

White petrolatum = white soft paraffin = vaselin putih. Yellow petroletum =

yellow soft paraffin = vaselin kuning.

Vaselin putih adalah bentuk yang dimurnikan/dipucatkan warnanya. Dalam

pemucatan digunakan asam sulfat, maka supaya hati-hati menggunakan vaselin

putih untuk mata, akan terjadi iritasi mata oleh kelebihan asam yang dikandung

kalau tidak dinetralkan dulu dengan KOH atau base lain. Vaselin hanya dapat

menyerap air sebanyak 5 %. Dengan penambahan surfaktan seperti Natrium

Page 8: Krim dan Pasta

laurylsulfat, tween, maka akan mampu menyerap air lebih banyak, juga

penambahan cholesterol span kemampuan mendukung air dapat dinaikkan.

2. Jelene

Terdiri dari minyak hidrokarbon dan malam yang tersusun sedemikian hingga

fase cair mudah bergerak dengan demikian terbentuk gerakan dalam, hingga

difusi obat ke sekelilingnya dapat terjadi lebih baik.

Keuntungan pengguanaan jelene, dalam penyimpanan tetap dan cukup lunak.

Jelene 50 W dikenal sebagai plastibase (Squibb). Tidak tercampurkan dengan

Pix liquida, kamfer, mentol, gandapura, karena akan membuat jelene encer.

3. Lanolin

Adalah adeps lanae yang mengandung air 25 %. Digunakan sebagai pelumas

dan penutup kulit dan lebih muda dipakai.

Dasar salep menurut FI IV

1. Dasar salep hidrokarbon

a. Juga disebut dasar salep berlemak

b. Hanya dapat bercampur dengan sejumlah kecil komponen berair

c. Dimasukkan untuk memperpanjang kontak bahan obat dengan kulit dan

bertindak sebagai pembalut penutup

d. Digunakan sebagai emolien, sukar dicuci, tidak mengering, dan tidak

tampak berubah dalam waktu lama.

Contoh : vaselin, paraffin cair, minyak nabati.

Page 9: Krim dan Pasta

2. Dasar salep serap

a. Dasar salep yang bercampur dengan air membentuk emulsi w/o.

Contoh : lanolin anhidrat

b. Emulsi w/o yang dapat bercampur dengan sejumlah larutan air tambahan.

Juga berfungsi sebagai emolien.

Contoh : lanolin

3. Dasar salep yang dapat dicuci dengan air

a. Dapat dicuci dengan air, cocok untuk dasar kosmetik

b. Beberapa bahan obat lebih efektif dengan dasar salep ini daripada salep

hidrokarbon

c. Dapat diencerkan dengan air dan mudah menyerap cairan pada kelainan

dermatologis

Contoh : dasar salep emulsi o/w, emulsifying ointment BP

4. Dasar salep larut air

Disebut juga dasar salep tak berlemak dan terdiri dari konstituen larut air.

Keuntungan dapat dicuci dengan air dan tidak mengandung bahan yang tak

larut air. Lebih tepat disebut gel. Contoh : gom arab, PEG, tragakan.

Umumnya kelarutan obat dalam minyak lemak lebih besar daripada dalam

vaselin. Camphora, mentholum, phenolum, thymolum, dan guayacolum lebih

mudah dilarutkan dengan cara digerus dalam mortir dengan minyak lemak.

Bila dasar salep mengandung vaselin, maka zat-zat tersebut digerus halus dan

ditambahkan sebagian (sama banyak) vaselin sampai homogen, baru

ditambahkan sisa vaselin dan bagian dasar salep yang lain. Camphora dapat

Page 10: Krim dan Pasta

dihaluskan dengan tambahan spiritus fortior atau eter secukupnya sampai larut

setelah itu ditambah dasar salep sedikit demi sedikit, diaduk sampai spiritus

fortiornya menguap. Bila zat-zat tersebut bersama-sama dalam dasar salep,

lebih mudah dicampur dan digerus dulu biar meleleh baru ditambahkan dasar

salep sedikit demi sedikit.

Hal-hal yang perlu diperhatikan :

a. Jangan mengganti phenol dengan phenolum liquefactum, sebab phenol. Liq.

Merupakan larutan air dalam phenol. Phenol yang dilarutkan dalam minyak,

bekerja kurang merangsang kulit dibandingka dengan adanya air.

b. Dalam unguentum methylis salicylas compositum, salicylas methylicus

dapat dimanfaatkan untuk melarutkan menthol.

c. Garam alkaloid mudah larut dalam air, sedangkan basenya mudah larut

dalam minyak seperti ephedrine.

d. Anthralinum dan chrysarobin dilarutkan dalam dasar salep dengan

pemanasan di atas tangas air.

e. Pellidol dilarutkan dulu dalam chloroform sama banyak, setelah itu

dicampur dulu dengan bagian lain dasar salep, biarkan chloroform menguap

dengan jalan salep diaduk-aduk sampai homogen. Bila mengandung minyak

pellidol digerus dulu dengan minyak. Pellidol dapat larut dalam vaselin 1 %

dan dalam minyak lemak 7 % dengan pamanasan.

f. Cannabis indicae extr. Digerus dengan minyak akan segera larut. Bila harus

dicampur dengan vaselin maka lebih dulu ditambah sedikit etanol 96 %

digerus lalu ditambah sedikit demi sedikit vaselinnya.

Page 11: Krim dan Pasta

g. Beta neptholum dalam salep sering terdapat bersama sapo kalinus. Maka itu

larutkan beta naphthol dalam sapo kalinus dulu dengan jalan digerus sama

banyak baru dicampur dengan sisa sapo kalinus dan bagian lain. Ingat beta

napthol untuk kulit ada dosis maksimum-nya, maka salep tersebut harus

dibagi.

Page 12: Krim dan Pasta

BAB III

METODE KERJA

A. Resep asli/standar

1. Pasta

a. Resep asli

Dr. Rachmawati Syukur, MphJl. Lagaligo No. 28 Tlp 303047, Makassar

SIP : 2003/Kanwil/Nakes/01No. 1.1 Tgl. 13/01/13

R/ Pasta Zinci Salycilata    10 Adde Balsam peru              0.2

m.f. pastas.u.e.

Pro : Luthfi

b. Resep standar

Dr. Rachmawati Syukur, MphJl. Lagaligo No. 28 Tlp 303047, Makassar

SIP : 2003/Kanwil/Nakes/01

No. 1.1 Tgl. 13/01/13

R/ Asam Salisilat 2 Sengoksida 2 Pati singkong 25 Vaselin kuning ad 100

m.f. pastas.u.e.

Pro : Luthfi

Page 13: Krim dan Pasta

2. Cream

Dr. Rachmawati Syukur, MphJl. Lagaligo No. 28 Tlp 303047, Makassar

SIP : 2003/Kanwil/Nakes/01

No. 1.1 Tgl. 13/01/13

R/ Kloramfenikol 0,4 Adeps lanae 14 Nipagin q.s.

m.f. creams.u.e.

2 dd I

Pro : Luthfi

B. Komposisi Bahan

1. Dalam pasta mengandung :

a. Asam salisilat        0,2 g

b. Sengoksida        2,5 g

c. Pati singkong        2,5 g

d. Vaselin kuning      4,8 g

e. Balsam peru        0,2 g

2. Dalam cream mengandung :

a. Kloramfenikol 0,4 g

b. Adeps lanae 14 g

c. Nipagin 1 mL

Page 14: Krim dan Pasta

C. Uraian Bahan

1. Pasta

a. Asam salisilat (Dirjen POM, 1979 : 56-57)

Nama resmi : ACIDUM SALICYLICUM

Nama lain : asam salisilat, asam-o-hidroksibenzoat, ortho-

hydroxy-benzoezuur

Pemerian : hablur ringan tidak berwarna atau serbuk berwarna

putih; hampir tidak berbau rasa agak manis dan

tajam

Kelarutan : larut dalam 550 bagian air dan dalam 4 bagian

etanol (95%) p, mudah larut dalam klorofom P,

larut dalam larutan amonium aselat, dinatrium

hidrogenfosfat P, kalium sitrat P, dan natrium

sitrat P

Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya

Kegunaan : keratolitikum, anti fungi

b. Sengoksida (Dirjen POM, 1979 : 636-637)

Nama resmi : ZINCI OXYDUM

Nama lain : flores zinci, lana philosophica, oxydum zincicum,

seng oksida, ZnO, zink oxide

Pemerian : serbuk amorf, sangat halus, putih atau putih

kekuningan, tidak berbau, tidak berasa. Lambat

laun menyerap karbondioksida dari udara

Page 15: Krim dan Pasta

Kelarutan : praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol

(95%)P; larut dalam asam mineral encer dan dalam

larutan alkali hidroksida

Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya

Kegunaan : antiseptikum lokal

c. Pati singkong (Dirjen POM, 1979 : 93)

Nama resmi : AMYLUM MANIHOT

Nama lain : pati singkong, pati

Pemerian : halus, kadang-kadang berupa gumpalan kecil,

putih, tidak berbau, tidak berasa

Kelarutan : praktis tidak larut dalam air dingin dan etanol

(95%) P

Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya

Kegunaan : zat tambahan, pengabsorbsi

d. Vaselin kuning (Dirjen POM, 1979 : 633)

Nama resmi : VASELINUM FLAVUM

Nama lain : adeps petrolei, gele vaselin, paraffin jelly,

petrolatum, petrolatum jelly, vaselin kuning

Pemerian : massa lunak, lengket, bening, kuning muda sampai

kuning, sifat ini tetap setelah zat dileburkan dan

dibiarkan hingga dingin tanpa diaduk. Berflourensi

lemah, juga jika dicairkan, tidak berbau; hampir

tidak berasa

Page 16: Krim dan Pasta

Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya

Kegunaan : zat tambahan, sebagai dasar salep hidrokarbon

e. Balsem Peru (Dirjen POM, 1979 : 102-103)

Nama resmi : BALSAMUM PERUVIANUM

Nama lain : balsam peru, minyak menyan, peru balsem

Pemerian : cairan kental, lengket tidak berserat, coklat tua,

dalam lapisan tipis berwarna coklat, transparan

kemerahan, bau aromatik khas menyerupai vanilin

Kelarutan : larut dalam kloroform P, sukar larut dalam eter P,

dalam eter minyak tanah P dan dalam asam asetat

glasial P

Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya

Kegunaan : antiseptikum ekstern

2. Cream

a. Kloramfenikol (Dirjen POM, 1979 : 143-144)

Nama resmi : CHLORAMPHENICOLUM

Nama lain : kloramfenikol

Pemerian : hablur halus berbentuk jarum atau lempeng

memanjang, putih sampai putih kelabu atau putih

kekuningan, tidak berbau, rasa hangat pahit, dalam

larutan asam lemah, mantap

Kelarutan : larut dalam lebih kurang 400 bagian air, dalam 2,5

bagian etanol (95%) P, dan dalam 7 bagian

Page 17: Krim dan Pasta

propilenglikol P, sukar larut dalam kloroform P

dan dalam eter P

Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya

Kegunaan : antibiotikum

b. Adeps Lanae (Dirjen POM, 1979 : 61)

Nama resmi : ADEPS LANAE

Nama lain : lemak bulu domba, anhydrous lanolin, lanolin

anhidrat, wolfet, woolfet

Pemerian : zat serupa lemak, liat, lekat, kuning muda atau

kuning pucat, agak tembus cahaya, bau lemah dan

khas

Kelarutan : praktis tidak larut dalam air, agak sukar larut dalam

etanol (95%) P, mudah larut dalam kloroform P

dan dalam eter P

Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya

di tempat sejuk

Kegunaan : zat tambahan

c. Nipagin (Dirjen POM, 1979 : 378)

Nama resmi : METHYLIS PARABENUM

Nama lain : metal paraben, metil-p-hidroksibenzoat, nipagin M

Pemerian : serbuk hablur halus, putih, hamper tidak berbau,

tidak mempunyai rasa, kemudian agak membakar

diikuti rasa tebal

Page 18: Krim dan Pasta

Kelarutan : larut dalam 500 bagian air, dalam 20 bagian air

mendidih, dalam 3,5 bagian etanol (95%) P dan

dalam 3 bagian aseton P, mudah larut dalam eter P

dan dalam larutan alkali hidroksida, larut dalam 60

bagian gliserol P panas dan dalam 40 bagian

minyak lemak nabati panas, jika didinginkan

larutan tetap jenuh

Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik

Kegunaan : zat tambahan, zat pengawet

D. Penimbangan Bahan

1. Pasta

a. Asam salisilat    : 10/100 x 2    = 0,2 g

b. Sengoksida        : 10/100 x 25    = 2,5 g

c. Pati singkong       : 10/100 x 25    = 2,5 g

d. Vaselin kuning   : 10/100 x 48    = 4,8 g

e. Balsam peru = 0,2 g

2. Cream

a. Kloramfenikol : 0,4 g

b. Adeps lanae : 14 g

c. Nipagin : 1 mL

Page 19: Krim dan Pasta

E. Cara kerja

1. Pasta

a. Disiapkan alat dan bahan.

b. Diambil vaselin kuning 4,8 gram lalu dilebur pada cawan porselin.

c. Sambil dilebur, di tampat lain diambil ZnO 2,5 gram digerus pada

lumpang panas.

d. Diambil asam salisilat 0,2 gram lalu digerus bersama ZnO tadi.

e. Diambil pati singkong 2,5 gram lalu digerus bersama ZnO dan asam

salisilat sampai homogen lalu diayak.

f. Setelah diayak, dimasukkan balsam peru 0,2 gram sedikit demi

sedikit ke lumpang tadi sambil digerus bersama serbuk tadi.

g. Setelah itu, dimasukkan vaselin kuning yang telah dilebur tadi

sedikit demi sedikit ke lumpang lalu digerus samapi homogen.

h. Setelah homogen, dimasukkan pasta ke dalam tube.

2. Cream

a. Disiapkan alat dan bahan.

b. Diambil adeps lanae 14 gram lalu dilebur pada cawan porselin.

c. Sambil meleburkan adeps lanae, diencerkan nipagin 50 mg dengan

air panas 2 mL.

d. Dari pengenceran nipagin, diambil 1 mL lalu dimasukkan ke

lumpang.

e. Diambil kloramfenikol 0,4 gram lalu dimasukkan ke dalam lumpang

tadi lalu digerus bersama nipagin sampai homogen.

Page 20: Krim dan Pasta

f. Setelah adeps lanae dilebur, masukkan sedikit demi sedikit adeps

lanae ke lumpang tadi sambil digerus.

g. Setelah tercampur semua dan homogen, dimasukkan cream ke dalam

pot.

Page 21: Krim dan Pasta

BAB IV

PEMBAHASAN

Obat sering disebut obat modern ialah suatu bahan yang dimaksudkan

untuk digunakan dalam menetapkan diagnosa, mencegah, mengurangkan,

menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau

kelainan badaniah dan rokhaniah pada manusia atau hewan, memperelok

badan atau bagian badan manusia.

Salep adalah sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan

digunakan sebagai obat luar. Bahan obatnya harus larut atau terdispersi

homogen dalam dasar salep yang cocok untuk mencapai hasil yang dimaksud

harus memperhatikan peraturan-peraturan pembuatan salep, seperti yang

tertera pada FI ed. II.

Dalam pembuatan pasta digunakan bahan, antara lain :

1. Asam salisilat

2. Sengoksida

3. Pati singkong

4. Vaselin kuning

5. Balsam peru

6. Aquadest

Dalam pembuatan pasta digunakan bahan, antara lain :

1. Kloramfenikol

2. Adeps lanae

Page 22: Krim dan Pasta

3. Nipagin

4. Aquadest

Pada pembuatan pasta, mula-mula disiapkan alat dan bahan. Diambil

vaselin kuning 4,8 gram lalu dilebur pada cawan porselin. Sambil dilebur, di

tampat lain diambil ZnO 2,5 gram digerus pada lumpang panas. Diambil

asam salisilat 0,2 gram lalu digerus bersama ZnO tadi lalu diambil pati

singkong 2,5 gram dan digerus bersama ZnO dan asam salisilat sampai

homogen lalu diayak. Setelah diayak, dimasukkan balsam peru 0,2 gram

sedikit demi sedikit ke lumpang tadi sambil digerus bersama serbuk tadi.

Setelah itu, dimasukkan vaselin kuning yang telah dilebur tadi sedikit demi

sedikit ke lumpang lalu digerus samapi homogen. Setelah homogen,

dimasukkan pasta ke dalam tube.

Pada pembuatan cream, mula-mula disiapkan alat dan bahan. Diambil

adeps lanae 14 gram lalu dilebur pada cawan porselin. Sambil meleburkan adeps

lanae, diencerkan nipagin 50 mg dengan air panas 2 mL. Dari pengenceran

nipagin, diambil 1 mL lalu dimasukkan ke lumpang. Diambil kloramfenikol 0,4

gram lalu dimasukkan ke dalam lumpang tadi lalu digerus bersama nipagin

sampai homogen.

Page 23: Krim dan Pasta

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah melakukan praktikum diperoleh hasil akhirnya berupa sediaan pasta

yang berwarna kuning kecoklatan, mempunyai khasiat membasmi

mikroorganisme pada kulit yang kebetulan berada di permukaan kulit yang

pada proses pembuatannya untuk ZnO harus diayak, dan untuk asam salisilat

dan balsam peru ditetesi dengan etanol.

B. Saran

1. Laboratorium

Bahan perlu dilengkapi lagi karena masih banyak bahan yang tidak ada

dalam laboratorium sehingga bahan yang tidak ada diganti dengan bahan

yang lain.

2. Asisten

Diharapkan asisten terus mendampingi praktikan pada saat praktikum.

Page 24: Krim dan Pasta

DAFTAR PUSTAKA

Anief, Muhamad. 1987. Ilmu Meracik Obat. Yogyakarta: Gajah Mada

University Press

Ansel, H. C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi IV. Jakarta:

Universitas Indonesia

Dhanutirto, Haryanto. 2007. ISO Indonesia Volume 42. Jakarta: Ikatan

Sarjana Farmasi Indonesia

Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta: Depkes RI

Tjay, H. T. dan Rahardja, Kirana. 2003. Obat-Obat Penting Edisi IV. Jakarta:

Elex Media Komputindo