laporan kk dampingan-linapw
TRANSCRIPT
PENDAMPINGAN KELUARGA KKN PPM UNUD
PERIODE TAHUN 2011
DESA / KELURAHAN : Susut
KECAMATAN : Susut
KABUPATEN / KOTA : Bangli
NAMA MAHASISWA : Lina Pratica Wijaya
FAK / PS : Fakultas Sastra/ Sastra Inggris
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN
KEPADA MASYARAKAT (LPPM)
UNIVERSITAS UDAYANA
HALAMAN PENGESAHAN
Dengan telah selesainya kegiatan KKN PPM yang saya kerjakan, maka saya:
Nama mahasiswa : Lina Pratica Wijaya
NIM mahasiswa : 0801305077
Tanda tangan :
Telah menyelesaikan laporan kegiatan saya selama di lokasi KKN PPM.
Susut, 21 Agustus 2011
Mengetahui / Menyetujui Mengetahui /
Menyetujui
(I Ketut Westra, S.H., M.H.) (I Ketut
Sangsih)
DPL Desa KK
Dampingan
Mengetahui / Menyetujui
(I Nyoman Selamet)
Kepala Desa Susut
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena berkat Asung
Kertha Wara Nugraha-Nya kegiatan KKN PPM III ini dapat berjalan dengan lancar dan
dapat terselesaikan dengan tepat waktu. Adapun KKN-PPM ini terdiri dari kegiatan
pemberdayaan kepada masyarakat di desa Susut serta pendampingan keluarga.
Saya selaku penulis menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang terkait
atas bantuannya baik secara spiritual maupun secara material dalam penyelesaian laporan
ini. Adapun tujuan dari penulisan LAPORAN KEGIATAN KKN PPM KK
DAMPINGAN, yakni memenuhi tugas individu terkait KKN PPM UNUD.
Penulisan laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, sehingga sangat diharapkan
kritik dan saran demi kebaikan dari tulisan ini, dan tak lupa penulis ucapkan banyak
terimakasih semua pihak yang terkait dalam pembuatan laporan ini.
Susut, 20 Agustus 2011
Penulis
DAFTAR ISI LAPORAN
Halaman Pengesahan
Kata Pengantar ................................................................................................................... i
Daftar Isi ............................................................................................................................ ii
BAB I GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN ......................................... 1
1.1 Profil Keluarga Dampingan.............................................................................. 1
1.2 Ekonomi Kelurga Dampingan.......................................................................... 31.2.1 Pendapatan Keluarga............................................................................... 3
- Sumber Penghasilan1.2.2 Pengeluaran Keluarga.............................................................................. 4
- Kebutuhan Sehari-hari- Pendidikan- Kesehatan - Sosial- Kerohanian
BAB II IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH ............................................... 6
2.1 Permasalahan Keluarga .................................................................................... 6
2.2 Masalah Prioritas.............................................................................................. 6
BAB III USULAN PENSOLUSIAN MASALAH ........................................................... 9
3.1 Program............................................................................................................. 9
3.2 Jadwal Kegiatan ................................................................................................10
BAB IV PELAKSANAN PENDAMPINGAN KELUARGA .........................................14
BAB V PENUTUP ...........................................................................................................19
5.1 Simpulan...........................................................................................................19
5.2Rekomendasi………..........................................................................................20
BAB I
GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN
Kuliah Kerja Nyata merupakan salah satu wujud pelaksanaan Tri Dharma
perguruan tinggi yaitu pengabdian kepada masyarakat. KKN PPM Universitas Udayana
angkatan III tahun 2011 ialah salah satu bentuk pengabdian mahasiswa di masyarakat
melalui pembelajaran pemberdayaan masyarakat secara langsung dan terpadu. KKN PPM
berbeda dengan KKN konvensional pada tahun-tahun sebelumnya, dimana pada KKN
PPM ini, mahasiswa Universitas Udayana datang ke desa yang telah ditentukan oleh
universitas dengan membawa sejumlah program pemberdayaan masyarakat yang
dilaksanakan secara kelompok dan individu melalui kerja sama dengan pihak-pihak
terkait.
KKN PPM dikelompokkan menjadi Program Pokok dan Program Bantu.
Program Bantu tersebut program yang secara ilmiah tidak terkait dalam pola kerja
interdisipliner. Sedangkan program pokok ada yang bersifat monodispliner ataupun
interdisipliner, dimana di dalamnya terdapat Program Pokok Non Tema yakni KK
Dampingan. KK Dampingan ini merupakan salah satu program khusus dari Kuliah Kerja
Nyata Universitas Udayana (KKN UNUD) yang mendampingi keluarga kurang sejahtera
atau keluarga pra sejahtera. Program ini bertujuan untuk menggali potensi yang dimiliki
keluarga prasejahtera tersebut untuk meningkatkan kesejahteraan dengan melihat dan
menganalisa permasalahan yang dihadapi serta menyelesaikan permasalahannya.
Mahasiswa diwajibkan untuk memiliki KK dampingan di mana mahasiswa berperan
untuk mengidentifikasi masalah dan mencari jalan keluar dari masalah yang tengah
dihadapi oleh keluarga dampingan.
1.1 Profil Keluarga Dampingan
Identitas Keluarga Dampingan :
Kegiatan KK dampingan dilaksanakan pada beberapa keluarga yang terdapat di
setiap banjar di Desa Susut, Kecamatan Susut Bangli, Kabupaten Bangli. Pada KKN
periode III ini penulis mendapat kesempatan untuk mendampingi salah satu keluarga
yang ada di Banjar Dinas Tangkas. Kemudian atas rekomendasi dari kelihan Banjar
Dinas Tangkas, yaitu Bapak Ketut Kieng, maka dipilihlah salah satu keluarga yang
tercatat sebagai keluarga Rumah Tangga Miskin (RTM), yaitu keluarga Bapak I Ketut
Sangsih.
Berikut merupakan identitas dari keluarga dampingan , yaitu keluarga dari Bapak
I Ketut Sangsih, yang dapat dilihat dari tabel berikut ini :
No Nama StatusUmur/
tgl lahir
Pendidika
n
Terakhir
Pekerjaan Ket
1 I Ketut SangsihKepala
Keluarga31-12-1935 SD Petani -
2 Ni Wayan Jeben Istri 31-12-1940 SD Petani -
3 I Wayan Mastra Anak 31-12-1988 SLTP Buruh -
4Ni Wayan
SelenegAnak 31-01-1971 SD Petani alm
5 Ni Nyoman Soni Anak 31-12-1977 SD Petani -
6 Ni Luh Erawati Cucu 10-05-1998 SD Pelajar -
7 Ni Ketut Ngarti Famili 31-12-1993 - - -
Rumah Keluarga I Ketut Sangsih di Banjar Dinas Tangkas, Kelurahan Susut,
Kecamatan Susut, merupakan salah satu keluarga yang dapat dikatakan masih tergolong
dalam ekonomi rendah. Memiliki enam orang anak, tiga di antaranya telah memiliki
keluarga sendiri, seorang telah menikah dan tinggal di Desa Apuan (Ni Nyoman Soni),
dua orang yang tersisa belum menikah dan tinggal bersama dalam satu natah. Memiliki
enam anak yang telah bekerja belum menjamin kehidupan keluarga I Ketut Sangsih
menjadi lebih baik.
Salah satu anaknya yang bernama Ni Nyoman Soni menikah dengan seorang
buruh bangunan bernama Ketut Suwena. Ni Nyoman Soni memiliki seorang anak
bernama Ni Luh Erawati. Permasalahan keluarga membuat Ni Nyoman Soni dan I Ketut
Suwena harus bercerai dan meninggalkan Ni Luh Erawati bersama I Ketut Sangsih
(kakek) dan Ni Wayan Jeben (nenek). Kini I Ketut Sangsih harus menghidupi Ni Luh
Erawati yang saat ini menginjak bangku SMP. Kedua orangtuanya sudah menikah lagi
dan tidak mengajak Ni Luh Erawati untuk tinggal bersama. Karena sudah tidak bekerja
dan usia yang sudah menginjak renta, menghidupi seorang anak dengan biaya hidup
tinggi (sekolah, makan, dan sehari-hari) tentu bukan hal yang mudah. Syukurnya adik
dari Ni Nyoman Soni sekaligus anak terakhir dari I Ketut Sangsih, I Wayan Mastra
bersedia membiayai sekolah Ni Luh Erawati dan sedikit membantu beban I Ketut Sangsih
selaku kepala keluarga.
Konstruksi rumah Bapak I Ketut Sangsih mengikuti rumah tradisional masyarakat
Bali secara umumnya, dimana ruangan tidur terpisah dengan bangunan dapur, dan pura.
Keluarga ini menempati rumah yang sederhana dimana Bapak I Ketut Sangsih tinggal
bersama istri, cucu dan anak terakhirnya dalam satu rumah. Hanya terdapat satu
bangunan rumah dan memiliki berbagai fungsi dalam kegiatan sehari – harinya, rumah
tersebut terdiri dari 2 kamar tidur serta satu dapur yang sudah layak untuk dihuni namun
masih sangat sederhana. Hal yang paling miris ialah mereka tidak memiliki kamar mandi,
sehingga harus mandi ke sungai dan buang air di ladang-ladang. Atap bangunan semua
terbuat dari genteng dengan berlantai semen tapi untuk dapurnya masih beralas tanah,
keluarga ini masih menggunakan tungku dan kayu bakar dalam hal memasak. Adapun
kegiatan keluarga Bapak I Ketut Sangsih sehari – harinya bekerja sebagai petani dan
memelihara seekor sapi untuk menutupi pengeluaran hidup sehari – hari.
1.2 Ekonomi Keluarga Binaan
1.2.1 Pendapatan Keluarga
I Ketut Sangsih sudah tidak dapat bekerja lagi karena usia yang semakin lanjut.
Meski masih menanggung sang cucu- Ni Luh Erawati, I Ketut Sangsih sudah tidak bisa
lagi menggantungkan hidupnya pada kegiatan bertani atau pun menjadi buruh. Hingga
saat ini seluruh keperluan hidup sehari-hari ditanggung oleh I Wayan Mastra. Meski
bukan kepala keluarga, I Wayan Mastra sudah bekerja dan membiayai kehidupan
orangtua serta Ni Luh Erawati. Pekerjaan I Wayan Mastra ialah sebagai buruh proyek.
Pekerjaan sebagai sopir angkot itu dijadikan tumpuan hidup untuk keluarga I Wayan
Mastra dan I Ketut Sangsih. Adapun sumber penghasilan yang didapatkan I Wayan
Mastra dihitung per bulannya sejumlah yang diterima adalah Rp 850.000,00 (dengan
asumsi pekerjaan yang didapat secara maksimal). Penghasilan ini digunakan untuk
membiayai kebutuhan sehari-hari, kesehatan keluarganya dan biaya-biaya sekolah untuk
anak dari kakak perempuannya yaitu Ni Luh Erawati.
Dengan jumlah penghasilan tersebut tentu sulit untuk mencukupi kebutuhan
keluarga I Wayan Mastra, dimana dengan rata-rata penghasilannya adalah Rp 35.000,00
perhari, untuk biaya makan dan keperluan sehari-hari dari empat anggota keluarga, dan
cadangan kebutuhan harian apabila suatu hari I Wayan Mastra, tidak bekerja. Kembali
lagi mengingat bahwa satu-satunya tumpuan hidup keluarga I Ketut Sangsih ialah anak
terakhirnya yang belum berkeluarga yaitu I Wayan Mastra.
1.2.2 Pengeluaran Keluarga
Pemenuhan kebutuhan dari keluarga bapak I Ketut Sangsih terbatas hanya pada
pemenuhan kebutuhan pokok ataupun kebutuhan primer saja seperti untuk konsumsi,
pendidikan, kesehatan, kerohanian, dan sosial.
a. Kebutuhan sehari-hari
Pengeluaran sehari-hari meliputi biaya untuk makan, yaitu beras, lauk-pauk,
rokok, serta kebutuhan dapur lainnya dengan rata-rata Rp.10.000 sampai Rp 15.000 per
hari.
Pengeluaran bulanan meliputi pembayaran listrik dan air. Keluarga I Ketut
Sangsih tidak memiliki banyak peralatan elektronik dan memiliki rumah yang tidak
terlalu luas sehingga mengemat lampu, biasanya dalam satu bulan kewajiaban
pembayaran listrik berkisar Rp 8.000,00 dan pembayaran air per bulan berkisar Rp
5.000,00. Selain listrik dan air, keperluan MCK termasuk dalam pengeluaran bulanan,
seperti sabun mandi, shampoo, deterjen ataupun pasta gigi dengan rata-rata pengeluaran
Rp 10.000,00 per bulan. Namun karena keluarga ini tidak memiliki kamar mandi,
otomatis pembayaran air dan perawatan kamar mandi tidak menjadi pemasalahan yang
signifikan.
Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarga bapak I Ketut Sangsih
memerlukan biaya sekitar Rp 500.000 perbulan untuk biaya dapur seperti kopi, gula,
beras, sayur, lauk pauk untuk keluarganya dan kebutuhan sehari-hari. Biaya ini belum
termasuk biaya untuk membayar listrik dan air. Untuk hal tersebut keluarga I Ketut
Sangsih biasanya menganggarkan sekitar Rp 25.000,- dan Rp20.000,- setiap bulannya.
b. Pendidikan
Dalam hal pendidikan, yang masih ditanggung untuk SPP hanyalah cucu yaitu Ni
Luh Erawati. Pembayaran SPP sang cucu ditanggung penuh oleh I Wayan Mastra. Biaya
yang perlu dikeluarkan dalam bidang pendidikan yaitu bekal Ni Luh Erawati sehari-hari
sebesar Rp. 2.000,00 ditambah pengeluaran alat2 tulis sebesar Rp.10.000,00.-/bulan.
Selain itu sekolah tetap menagih uang dalam pembayaran buku LKS. Hal yang seperti ini
yang perlu diperhatikan oleh pemerintah agar tidak terlalu memberatkan keluarga yang
tergolong ekonomi menengah ke bawah.
c. Kesehatan
Dalam hal kesehatan, keluarga I Ketut Sangsih dan istrinya terutama memiliki
keluhan-keluhan usia tua seperti rematik dan penyakit-penyakit tulang lainnya. Untuk Ni
Luh Erawati dan I Wayan Mastra sendiri keluhan kesehatan belum dirasakan sebagai
permasalahn yang krusial.
d. Sosial
Keluarga I Ketut Sangsih tidak menganggarkan secara khusus keperluan-
keperluan sosial yang diperlukan seperti iuran banjar, uang untuk duka yaitu warga sakit,
mengalami kematian ataupun ngaben, uang untuk hadiah atau sumbangan untuk warga
yang memiliki hajatan atau acara pernikahan.
e. Kerohanian
Pengeluaran dibidang kerohanian yaitu untuk membuat banten apabila ada
rahinan atau odalan tidak terlalu besar karena keluarga ini biasa membuat sarana dan
prasarana dengan swadaya sendiri. Namun, apabila ada hari raya besar seperti Galungan,
Kuningan keluarga Bapak I Ketut Sangsih membutuhkan biaya yang lebih besar karena
harus membuat banten yang lebih banyak daripada hari-hari biasa.
BAB II
IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH
2.1 Permasalahan Keluarga
a. Masalah Perekenomian
Masalah utama dalam keluarga Bapak I Ketut Sangsih ialah masalah
ekonomi. Usia senja menyebabkan beliau tidak dapat bekerja lagi sehingga
otomatis tidak dapat menghidupi keluarga dengan maksimal. Saat ini beliau
dibantu oleh I Wayan Mastra yang bekerja sebagai buruh dalam menutupi biaya
hidup sehari-hari Hal inilah yang membuat Keluarga I Ketut Sangsih agak
kesulitan untuk mengatur keuangannya. Ditambah pula dengan kebutuhan yang
cukup banyak dengan penghasilan yang minim dan tidak menentu, menjadikan
keluarga ini tergolong dalam kategori ekonomi lemah.
b. Masalah Kesehatan
Masalah kesehatan tidak menjadi suatu masalah besar bagi keluarga
Bapak I Ketut Sangsih. Yang paling dirasakan adalah penyakit usia tua seperti
rematik dan rabun pada mata. Jika ada salah satu anggota keluarga yang sakit,
mereka langsung pergi ke Puskesmas terdekat karena telah mendapatkan
Jamkesmas, maka biaya pengobatan ditanggung oleh pemerintah. Namun biaya
obat tetap ditanggung oleh keluarga Bapak I Ketut Sangsih. Penyakit yang sering
menjadi langganan keluarga ini yaitu penyakit flu. Dimana Keluarga Bapak I
Ketut Sangsih hampir sering mengalami flu yang disebkan karena suhu udara
yang cukup dingin serta rasa lelah yang menyebabkan daya tahan tubuh
berkurang.
c. Masalah Pendidikan
Salah satu anggota keluarga Bapak I Ketut Sangsih, ialah Ni Luh Erawati
yang merupakan cucu beliau. Setamat dari Sekolah Dasar (SD), Ni Luh Erawati
awalnya tidak diijinkan melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Namun karena
usaha dan niat Ni Luh Erawati yang sangat kuat, maka I Ketut Sangsih berusaha
sedemikian rupa untuk menyekolahkan cucunya. Saat pendapatan tak lagi dapat
diandalkan, anak terakhirnya- I Wayan Mastra bersedia menanggung biaya
pendidikan Ni Luh Erawati sehingga beban I Ketut Sangsih terkait masalah
pendidikan sudah sedikit terangkat.
2.2 Permasalahan Prioritas
Dalam menentukan prioritas masalah yang terdapat pada keluarga
dampingan diperoleh setelah melakukan beberapa kali kunjungan. Kunjungan dilakukan
dua atau tiga hari sekali pada jam tertentu, penulis melakukan pendekatan secara bertahap
yaitu tidak langsung menanyakan masalah yang ada secara langsung tetapi sedikit demi
sedikit menanyakan masalah yang terdapat dalam keluarga dampingan ini. Ada beberapa
masalah yang dialami oleh keluarga Bapak I Ketut Sangsih sesuai dengan hasil
pengamatan penulis yaitu:
a. Masalah Perekenomian
Perekonomian dari keluarga I Ketut Sangsih dapat dikatakan kurang mencukupi
jika dilihat sepintas dari besarnya pendapatan keluarga dibandingkan dengan pengeluaran
kebutuhan sehari-hari. Dalam hal kehidupan sehari-hari, keluarga I Ketut Sangsih
ditopang sepenuhnya oleh I Wayan Mastra sebagai satu-satunya anak yang sudah bekerja
dan belum berkeluarga. Dalam kesehariannya I Wayan Mastra adalah seorang buruh yang
penghasilannya dirasa kurang memadai sehingga sangat sulit untuk mengatur besarnya
pengeluaran untuk kebutuhan keluarganya karena I Wayan Mastra saja yang bekerja
sendiri dan pendapatan yang didapat tidak menentu setiap bulannya.
Program KK Dampingan KKN PPM ini diharapkan dapat membantu untuk
menemukan dan menerapkan solusi permasalahan di atas. Meskipun, dampaknya tidak
dirasakan secara instant, Program KK Dampingan KKN PPM juga memberikan
pembelajaran terhadap suatu permasalahan dan solusinya sesuai dengan tema KKN kali
ini.
b. Masalah Kesehatan
Masalah kesehatan tidaklah menjadi suatu masalah besar bagi keluarga ini. Jika
ada salah satu anggota keluarga yang sakit, mereka langsung pergi ke Puskesmas terdekat
karena telah mendapatkan Jamkesmas, maka biaya pengobatan ditanggung oleh
pemerintah. Namun biaya obat tetap ditanggung oleh keluarga I Ketut Sangsih. Hal yang
paling dirasakan dari masalah kesehatan adalah menurunnya kondisi kesehatan karena
masalah umur sehingga menyebabkan banyak penyakit yang datang silih berganti
terutama yang terkait masalah tulang dan penglihatan.
c. Masalah Pendidikan
Dalam hal masalah pendidikan pengatasan masalah pendidikan, dimana sarana
pendukung proses pembelajaran di rumah relatif minim. Pendidikan merupakan salah
satu faktor yang penting utamanya bagi cucu I Ketut Sangsih. Untuk dapat menunjang
pendidikan, tentunya diperlukan sarana dan prasarana misalnya buku-buku pelajaran
yang lengkap dan tidak terlalu mahal agar bisa membeli buku tersebut, serta motivasi dan
dorongan dari I Ketut Sangsih dan istrinya agar cucu bisa termotivasi untuk sekolah agar
tidak sekedar tamat dari bangku SMA dan menjadi anak yang berprestasi.
BAB III
USULAN PENSOLUSIAN MASALAH
3.1 Program
Dapat dikatakan bahwa tujuan dan manfaat dalam program khusus keluarga
dampingan ini adalah untuk mendampingi serta membantu keluarga miskin / pra KS
dalam pemecahan masalah yang dimilikinya, seperti masalah ekonomi keluarga,
pendidikan, kebersihan lingkungan, manajemen keluarga, penataan rumah tangga dan
lainnya selama mahasiswa melakukan kegiatan KKN PPM di desa.
Berkenaan dengan permasalahan-permasalahan keluarga di atas, terdapat tiga
permasalahan prioritas sebagaimana yang telah dipaparkan. Usulan pensolusian masalah
untuk masing-masing permasalahan yang dianggap prioritas adalah sebagai berikut.
a. Masalah Perekonomian
Pengatasan masalah perekonomian I Ketut Sangsih dimulai dari memperbaiki
cara pengelolaan uang keluarga. Perbaikan ini dilakukan dari mengurangi pengeluaran
yang dirasa tidak perlu apalagi sampai memberatkan. Perbaikan juga dilakukan oleh I
Wayan Mastra selaku penopang kehidupan keluarga I Ketut Sangsih dengan mencoba
menyisihkan uang lebih yang didapat dari menjadi buruh dari proyek yang lebih karena
penghasilan kerap tidak menentu. Sebaiknya uang tersebut disishkan untuk digunakan
sebagai uang cadangan apabila ada kebutuhan mendesak sehingga mereka tidak perlu
meminjam pada orang lain yang nantinya dapat memberatkan keluarga mereka sendiri.
Dan sebaiknya I Wayan Mastra mencari langganan yang pasti untuk proyek tetap dan
mencari anak buah untuk dapat memperoleh dana tambahan.
b. Masalah Kesehatan
Untuk masalah kesehatan mungkin tidak banyak yang bisa dilakukan. Keluarga I
Ketut Sangsih pengatasan masalah kesehatan tidak menjadi suatu masalah besar bagi
keluarga ini. Jika ada salah satu anggota keluarga yang sakit, mereka langsung pergi ke
Puskesmas karena jarak yang dekat dengan puskesmas serta telah mendapatkan
Jamkesmas, maka biaya pengobatan ditanggung oleh pemerintah. Namun biaya obat tetap
ditanggung oleh keluarga I Ketut Sangsih.
c. Masalah Pendidikan
Permasalahan pendidikan yang nampak adalah peran orang tua (dalam hal ini
kakek, nenek, dan paman) dalam proses membimbing dan membina Ni Luh Erawati
(cucu) dalam belajar, serta sarana dalam belajar. Usulan pensolusian permasalahan
tersebut adalah dengan menyampaikan arti pentingnya pendidikan dan memberi saran
kepada I Ketut Sangsih. Apabila I Ketut Sangsih sendiri tidak mampu membimbing
cucunya dalam belajar atau membuat PR, I Ketut Sangsih dapat meminta kesediaan
kepada I Wayan Mastra untuk membimbing keponakannya dalam belajar ataupun
membuat PR jika ada waktu luang.
3.2 Jadwal Kegiatan
Perkenalan dengan KK Dampingan
Kegiatan ini diawali dengan meminta daftar nama keluarga miskin/Pra KS yang
didampingi kepada Kepala Desa/Lurah dan kelian banjar dinas. Penentuan nama keluarga
dampingan oleh kelian banjar dinas berkoordinasi dengan kepala desa.
Kegiatan utama:
Pertemuan dengan Kepala Desa Susut
Melalui kegiatan ini, mahasiswa KKN PPM menjelaskan informasi secara
lengkap mengenai pelaksanaan KKN PPM. Selanjutnya, mahasiswa meminta informasi
mengenai pembagian lingkungan Desa Susut beserta kelian banjar dinas masing-
masing. Pertemuan ini berlangsung pada tanggal 22 Juli 2011 bertempat di Kantor Desa
Susut.
Pertemuan dengan Kelian Banjar Dinas Tangkas, I Ketut Kieng
Mahasiswa KKN PPM kemudian bertemu kepala dusun masing-masing sesuai
pembagian di dalam kelompok. Kedatangan mahasiswa ini bertujuan untuk
menyosialisasikan maksud dan tujuan pelaksanaan program KK Dampingan serta
melakukan wawancara untuk mengumpulkan informasi mengenai keluarga prasejahtera
atau keluarga kurang sejahtera yang terdapat di lingkungan yang bersangkutan. Kepala
dusun akan mendampingi mahasiswa KKN PPM menuju rumah KK Dampingan dan
memperkenalkan kepala keluarganya.
Perkenalan dan sosialisasi kepada KK Dampingan
Mahasiswa KKN PPM melakukan pendekatan secara langsung dengan KK
Dampingan dalam rangka untuk berkenalan dan sosialisasi dengan didampingi oleh
kelian banjar dinas Susut Kaja agar mempermudah kelanjutan program KK Dampingan
tersebut.
Kunjungan ke KK Dampingan
Kunjungan pertama ke keluarga dampingan dalam rangka berkenalan, sosialisasi
dan menginventarisasi masalah-masalah yang dihadapi keluarga dampingan harus
didampingin oleh Kelian banjar dinas. Dari masalah-masalah yang diinventarisasi
ditentukan minimal tiga masalah yang diprioritaskan untuk dibantu pemecahannya,
misalnya masalah ekonomi, kesehatan, dan pendidikan atau masalah-masalah lain yang
dapat dipecahkan selama satu bulan. Program pendampingan keluarga ini harus
dilakukan oleh mahasiswa selama satu bulan atau sekurang-kurangnya 15 kali yang
setara dengan 30 jam kegiatan.
Kegiatan utama:
Kunjungan, inventarisasi masalah dan pemecahannya
Kegiatan ini Mahasiswa KKN PPM saat tidak melakukan program lainnya.
Kunjungan dilakukan secara rutin ke rumah KK Dampingan minimal 15 kali pertemuan.
Selama berkunjung, mahasiswa menginventarisasi masalah-masalah yang dihadapi KK
Dampingan yang kemudian berusaha untuk memberikan pemecahan yang tepat terkait
permasalahan tersebut baik secara langsung maupun memberikan masukan. Selain itu,
mahasiswa juga mencari informasi mengenai profil KK Dampingan, pendapatan dan
pengeluaran sehari-hari.
Pembuatan Laporan KK Dampingan
Setelah melakukan kunjungan pendampingan serta membantu aktif memecahkan
masalah selama satu bulan atau minimal 15 kali kunjungan, mahasiswa wajib membuat
laporan kegiatan pendampingan keluarga dengan melampirkan bukti-bukti
kunjungan/kegiatan. Tiap mahasiswa membuat laporan tentang kegiatan pendampingan
satu keluarga dampingan. Laporan final dari masing-masing mahasiswa dikumpulkan
dalam satu kelompok/posko/desa kemudian dijilid.
Kegiatan utama:
Pengetikan laporan KK Dampingan
Pembuatan laporan KK Dampingan sebagai tugas akhir dan merupakan pertanggung
jawaban yang harus dibuat oleh mahasiswa KKN PPM pendamping.
Adapun metode yang dipergunakan dalam mendampingi Keluarga I Ketut
Sangsih sebagai KK Dampingan adalah :
1). Metode wawancara yakni metode yang dilakukan dengan sistem menanyakan
langsung kepada narasumber mengenai hal-hal yang bersifat pribadi dan kegiatan
yang dilakukan sehari-harinya. Metode wawancara ini dilakukan langsung ke KK
Dampingan.
2). Metode survey yakni metode yang dilakukan dengan mendatangi obyek yang akan
dijadikan sebagai penelitian dalam hal ini kegiatan kunjungan ke KK Dampingan
dengan didampingi oleh Kelian Banjar Tangkas, I Ketut Kieng pada saat
bersosialisasi ke rumah Keluarga I Ketut Sangsih.
3). Metode observasi yakni metode yang dilakukan dengan sistem mengamati apa yang
dilakukan dan ikut berperan serta dalam kegiatan tersebut. Seperti contohnya
kegiatan mendekatkan diri dengan kehidupan sang cucu, Ni Luh Erawati.
Agenda Kegiatan
Adapun agenda kegiatan KK Dampingan ini adalah dilaksanakan sesuai dengan
jadwal yang telah ditetapkan oleh kelompok mahasiswa KKN PPM III di Desa Susut
dimana untuk jadwal kunjungan ke keluarga dampingan minimal dua hari sekali atau
minimal 15 kali dalam sebulan yang setara dengan 90 jam kegiatan.
a. Perkenalan dengan KK Dampingan
No Kegiatan Tempat Org Jam Total
1. Pertemuan dengan Kepala
Desa Susut
Kantor Kepala
Desa1 2 2
2. Pertemuan dengan Kepala
Dusun \ Klian Banjar
Banjar
Tangkas1 2 2
3. Perkenalan dan sosialisasi
kepada KK Dampingan
Rumah KK
Dampingan 1 2 2
Total 6
b. Kunjungan ke KK Dampingan
No Kegiatan Tempat Org Jam Total
1. Kunjungan, inventarisasi
masalah dan pemecahannya
Rumah KK
Dampingan1 34 34
Total 34
c. Pembuatan laporan KK Dampingan
No Kegiatan Tempat Org Jam Total
1. Pengetikan laporan KK
Dampingan
Kantor
Kepala Desa
1 14 14
Total 14
BAB IV
PELAKSANAAN PENDAMPINGAN KELUARGA
Hari ke-: Rincian Pelaksanaan:
1. Waktu : 09.00-10.00 WITA
Lokasi : Rumah Bapak I Ketut Sangsih, Dusun Tangkas
Pelaksanaan : Rabu, 27 Juli 2011
Permasalahan : Pengenalan kepada keluarga I Ketut Sangsih
Solusi : Menjelaskan tentang tujuan kedatangan
Dampak : Saling mengenal antara mahasiswa dengan keluarga dampingan
yaitu Bapak I Ketut Sangsih, sehingga tercipta komunikasi yang
baik antara satu dengan yang lain.
2. Waktu : 09.00-12.00 WITA
Lokasi : Rumah Bapak I Ketut Sangsih, Dusun Tangkas
Pelaksanaan : Minggu, 31 Juli 2011
Permasalahan : Keterbukaan yang agak kurang dari keluarga I Ketut Sangsih
Solusi : Mendekatkan diri dengan keluarga agar mendapatkan informasi
dan gambaran permasalahan yang dihadapi keluarga I Ketut
Sangsih
Dampak : Lebih dekat dengan keluarga I Ketut Sangsih
3. Waktu : 09.00-12.00 WITA
Lokasi : Rumah Bapak I Ketut Sangsih, Dusun Tangkas
Pelaksanaan : Senin, 1 Agustus 2011
Permasalahan : Belum mengetahui seluk beluk keluarga dampingan
Solusi : Melakukan obrolan mendalam dengan keluarga dampingan
terkait dengan silsilah keluarga dan masalah-masalah yang
dihadapi
Dampak : Mengetahui lebih mendalam silsilah keluarga dan masalah-
masalah yang dihadapi
4. Waktu : 16.00-18.30 WITA
Lokasi : Rumah Bapak I Ketut Sangsih, Dusun Tangkas
Pelaksanaan : Kamis, 4 Agustus 2011
Permasalahan : Motivasi belajar Ni Luh Erawati (cucu) yang agak menurun
karena masalah ekonomi sehubungan dengan tidak adanya dana
lanjutan
Solusi : Memotivasi anak agar memiliki semangat melanjutkan
pendidikan hingga jenjang yang lebih tinggi bilamana
memungkinkan
Dampak : Motivasi belajar Ni Luh Erawati kembali meningkat demikian
juga dengan semangatnya
5. Waktu : 16.00-18.30 WITA
Lokasi : Rumah Bapak I Ketut Sangsih, Dusun Tangkas
Pelaksanaan : Jumat, 5 Agustus 2011
Permasalahan : Kreatifitas cucu (Ni Luh Erawati) yang sepertinya tidak
berkembang karena terbatasnya pergaulan
Solusi : Mengajak berkreasi dengan media kain flanel untuk
meningkatkan kreatifitas sang cucu
Dampak ::Kreatifitas Ni Luh Erawati semakin meningkat dan mulai bisa
membuat prakarya-prakarya menarik dari media kain flanel
6. Waktu : 15.30-17.30 WITA
Lokasi : Rumah Bapak I Ketut Sangsih, Dusun Tangkas
Pelaksanaan : Sabtu, 6 Agustus 2011
Permasalahan : Makanan yang kurang bergizi dalam keseharian keluarga
dampingan
Solusi : Memberikan pegangan pentingnya memiliki asupan gizi yang
baik demi kesejahteraan keluarga terutama dalam masalah
kesehatan
Dampak : Keluarga dampingan menjadi lebih peduli tentang asupan gizi
yang terkandung dalam makanan dan berusaha memenuhi gizi
yang dibutuhkan oleh tubuh
7. Waktu : 14.30-17.00 WITA
Lokasi : Rumah Bapak I Ketut Sangsih, Dusun Tangkas
Pelaksanaan : Minggu, 7 Agustus 2011
Permasalahan : Pekerjaan rumah (PR) sang cucu agak terbengkalai
Solusi : Membantu sang cucu mengerjakan PR dengan memberikan
rumus-rumus praktis
Dampak : PR Ni Luh Erawati selesai dengan cukup cepat dan ia bisa
mengerti sebagian besar soal dari PR tersebut
8. Waktu : 09.00-11.00 WITA
Lokasi : Rumah Bapak I Ketut Sangsih, Dusun Tangkas
Pelaksanaan : Senin, 8 Agustus 2011
Permasalahan : Pemberian pakan ternak yang masih kurang sehingga ternak
tumbuh kurang maksimal
Solusi : Memberikan informasi mengenai pakan ternak yang baik
Dampak : Informasi diterima dengan sangat baik dan nantinya ternak akan
diberikan pakan yang baik.
9. Waktu : 18.00-19.30 WITA
Lokasi : Rumah Bapak I Ketut Sangsih, Dusun Tangkas
Pelaksanaan : Selasa, 9 Agustus 2011
Permasalahan : Kreasi dan daya imajinasi sang cucu yang masih terbatas
Solusi : Membantu memaksimalkan daya imajinasi sang cucu dan
memberikan ruang berkreasi dengan media kain flanel serta mind
map
Dampak : Sang cucu menjadi lebih imaginatif dan lebih semangat berkreasi
dengan media-media yang ada
10. Waktu : 14.30-17.00 WITA
Lokasi : Rumah Bapak I Ketut Sangsih, Dusun Tangkas
Pelaksanaan : Jumat, 12 Agustus 2011
Permasalahan : Penataan barang dalam kamar cucu yang tidak rapi
Solusi : Penataan ulang dan penyediaan meja sebagai tempat untuk
menaruh buku-buku yang tercecer di lantai begitu saja.
Dampak : Kamar menjadi lebih rapi dan bersih, serta buku yang telihat
lebih ditata dengan rapih.
11. Waktu : 18.00-20.00 WITA
Lokasi : Rumah Bapak I Ketut Sangsih, Dusun Tangkas
Pelaksanaan : Sabtu, 13 Agustus 2011
Permasalahan : Pelajaran bahasa Inggris sang cucu yang jalan di tempat
Solusi : Membantu mengembangkan kemampuan bahasa Inggris dasar
dengan permainan edukatif agar penyampaian informasi lebih
efektif
Dampak : Kemampuan bahasa Inggris sang cucu mulai mengalami
peningkatan yang cukup signifikan
12. Waktu : 14.30-17.00 WITA
Lokasi : Rumah Bapak I Ketut Sangsih, Dusun Tangkas
Pelaksanaan : Minggu, 14 Agustus 2011
Permasalahan : Sarana pendukung proses pembelajaran di rumah relatif minim
Solusi : Memberikan gambaran proses pembelajaran yang efektif di
rumah dengan sarana seadanya
Dampak : Keluarga berjanji melakukan saran dan gambaran yang diberikan
selama masih dapat diaplikasikan dengan efektif dan efisien
13. Waktu : 17.00-18.00 WITA
Lokasi : Rumah Bapak I Ketut Sangsih, Dusun Tangkas
Pelaksanaan : Senin, 15 Agustus 2011
Permasalahan : Mengidentifikasi dan melanjutkan masalah perekonomian
Solusi : Menyarankan agar lahan yang tersisa dipekarangan rumah Bapak
I Ketut Sangsih, dapat dimanfaatkan dengan baik.
Dampak : Keluarga dampingan kelihatannya tertarik
14. Waktu : 14.00-17.00 WITA
Lokasi : Rumah Bapak I Ketut Sangsih, Dusun Tangkas
Pelaksanaan : Selasa, 16 Agustus 2011
Permasalahan : Sulitnya mencari air pada malam hari dikarenakan air
mati pada pukul 16.00 WITA.
Solusi : memberikan masukan agar I Ketut Sangsih membuat tampungan
air sendiri / menampung air di ember, agar keluarga tidak
kesulitan untuk mengambil air di aliran sawah pada malam hari.
Dampak : Usulan sangat diterima oleh I Ketut Sangsih. Dan akan
melakukannya tiap malam.
15. Waktu : 14.00-17.00 WITA
Lokasi : Rumah Bapak I Ketut Sangsih, Dusun Tangkas
Pelaksanaan : Rabu, 17 Agustus 2011
Permasalahan : -
Solusi : Memberikan sedikit bingkisan keluarga Bapak I Ketut Sangsih
sebagai bentuk ucapan terima kasih dan perpisahan
Dampak : Seluruh keluarga Bapak I Ketut Sangsih menerima dengan baik
dan berterima kasih atas segala bantuan yang telah diberikan
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan penjelasan mengenai permasalahan dan solusi yang ditemui pada
keluarga bapak I Ketut Sangsih sebagai KK Dampingan penulis, maka dapat ditarik
simpulan sebagai berikut :
1. Perekonomian dari keluarga bapak I Ketut Sangsih dapat dibilang dalam kategori
pra-sejahtera. Dimana hidup dalam kekurangan dan keterbatasan dalam
pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Faktor usia yang lanjut menyebabkan kurang
maksimalnya dalam bekerja dan mencari nafkah. Dengan pekerjaan yang tidak
tetap dan penghasilan yang tidak tetap juga menyebabkan ekonomi keluarga
bapak I Ketut Sangsih minus. Meskipun dalam kesehariannya I Ketut Sangsih
dibantu oleh anaknya yaitu I Wayan Mastra dalam kegiatan ekonomi, itupun
masih belum maksimal terutama untuk pendidikan sang cucu, Ni Luh Erawati.
Diharapkan solusi dan saran yang diberikan mahasiswa pendamping dapat
berguna nantinya.
2. Kesehatan merupakan faktor yang sangat penting untuk diperhatikan dan dijaga.
Oleh karena itu, penulis mengidentifikasi masalah yakni kesehatan keluarga
bapak I Ketut Sangsih cukup memprihatinkan. Ini disebabkan faktor usia lanjut
dan keadaan lingkungan yang kurang sehat, sehingga penyakit mudah menyerang.
Disini dapat diberikan saran untuk pola hidup sehat dan bersih.
3. Dilihat dari kondisi bangunan rumah cukup layak huni meskipun masih
kekurangan tempat dan kotor di banyak tempat. Hal yang paling miris adalah
tidak adanya kamar mandi di kediaman I Ketut Sangsih menyebabkan dalam hal
mandi dan buang air cukup sulit karena harus menempuh perjalanan yang cukup
jauh untuk mandi ke sungai ataupun buang air di lading-ladang.
4. Pendidikan dan motivasi yang tidak cukup kuat juga menyebabkan perkembangan
dalam bidang pendidikan cukup terganggu. Meskipun utamanya adalah masalah
ekonomi, namun dasar pendidikan sangat dibutuhkan untuk membuat motivasi
berkembang semakin besar khususnya untuk sang cucu, Ni Luh Erawati.
Dengan adanya program KK Dampingan ini, mahasiswa dapat langsung terjun ke
lapangan untuk mengetahui permasalahan yang terjadi di masyarakat, serta mampu
belajar bersosialisasi dan mampu membantu memecahkan masalah yang dihadapi KK
Dampingan dengan mengaplikasikan ilmu yang dimiliki. Nantinya program KK
Dampingan ini dapat lebih membantu dalam peningkatan taraf hidup keluarga
tersebut sehingga membantu Pemerintah secara tidak langsung dalam pengentasan
kemiskinan.
5.2 Rekomendasi
Adapun beberapa saran untuk program KK Dampingan yang lebih baik ke
depannya, maka penulis mengajukan beberapa saran, yaitu :
1. Disarankan kepada Mahasiswa peserta KKN PPM periode selanjutnya agar lebih
mendalami dan membantu permasalahan yang dihadapi KK Dampingan sesuai
dengan kemampuan yang dimiliki, dan lebih mempersiapkan waktu yang cukup
lama khususnya untuk sosialisasi kepada KK Dampingan dan kunjungan ke KK
Dampingan.
2. Disarankan kepada Panitia KKN PPM dan LPPM UNUD selanjutnya agar
menjelaskan mengenai paparan kegiatan KK Dampingan secara lebih rinci dan
memberikan format yang diinginkan pada saat pembekalan, sehingga mahasiswa
nantinya dapat lebih lengkap dalam mencari informasi yang dituangkan dalam
bentuk Laporan KK Dampingan.
3. Disarankan kepada Pihak - Pihak Terkait, agar menindaklanjuti pelaksanaan
kegiatan yang telah dilaksanakan oleh mahasiswa KKN PPM sehingga program
yang telah dibuat dapat benar-benar bermanfaat bagi pengembangan keluarga
dampingan.
4. Disarankan kepada Pemerintah Desa Susut khususnya Kepala Dusun agar terus
melakukan pengawasan mengenai perkembangan kesejahteraan masyarakat
utamanya keluarga yang menjadi KK Dampingan.
L A M P I R A N
Foto 1 : Kamar tidur KK dampingan bersama cucunya, Ni Luh Erawati
Foto 2 : Keseharian istri KK dampingan
Foto 3 : Dapur KK dampingan Foto 4 : I Ketut Sangsih
Foto 5 : Bersama anak-anak setelah memberi pelajaran prakarya