laporan kk dampingan-linapw

40
PENDAMPINGAN KELUARGA KKN PPM UNUD PERIODE TAHUN 2011 DESA / KELURAHAN : Susut KECAMATAN : Susut KABUPATEN / KOTA : Bangli NAMA MAHASISWA : Lina Pratica Wijaya FAK / PS : Fakultas Sastra/ Sastra Inggris

Upload: ayikwidyasari

Post on 26-May-2017

253 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan KK Dampingan-LinaPW

PENDAMPINGAN KELUARGA KKN PPM UNUD

PERIODE TAHUN 2011

DESA / KELURAHAN : Susut

KECAMATAN : Susut

KABUPATEN / KOTA : Bangli

NAMA MAHASISWA : Lina Pratica Wijaya

FAK / PS : Fakultas Sastra/ Sastra Inggris

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN

KEPADA MASYARAKAT (LPPM)

UNIVERSITAS UDAYANA

Page 2: Laporan KK Dampingan-LinaPW

HALAMAN PENGESAHAN

Dengan telah selesainya kegiatan KKN PPM yang saya kerjakan, maka saya:

Nama mahasiswa : Lina Pratica Wijaya

NIM mahasiswa : 0801305077

Tanda tangan :

Telah menyelesaikan laporan kegiatan saya selama di lokasi KKN PPM.

Susut, 21 Agustus 2011

Mengetahui / Menyetujui Mengetahui /

Menyetujui

(I Ketut Westra, S.H., M.H.) (I Ketut

Sangsih)

DPL Desa KK

Dampingan

Mengetahui / Menyetujui

(I Nyoman Selamet)

Kepala Desa Susut

Page 3: Laporan KK Dampingan-LinaPW

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena berkat Asung

Kertha Wara Nugraha-Nya kegiatan KKN PPM III ini dapat berjalan dengan lancar dan

dapat terselesaikan dengan tepat waktu. Adapun KKN-PPM ini terdiri dari kegiatan

pemberdayaan kepada masyarakat di desa Susut serta pendampingan keluarga.

Saya selaku penulis menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang terkait

atas bantuannya baik secara spiritual maupun secara material dalam penyelesaian laporan

ini. Adapun tujuan dari penulisan LAPORAN KEGIATAN KKN PPM KK

DAMPINGAN, yakni memenuhi tugas individu terkait KKN PPM UNUD.

Penulisan laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, sehingga sangat diharapkan

kritik dan saran demi kebaikan dari tulisan ini, dan tak lupa penulis ucapkan banyak

terimakasih semua pihak yang terkait dalam pembuatan laporan ini.

Susut, 20 Agustus 2011

Penulis

Page 4: Laporan KK Dampingan-LinaPW

DAFTAR ISI LAPORAN

Halaman Pengesahan

Kata Pengantar ................................................................................................................... i

Daftar Isi ............................................................................................................................ ii

BAB I GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN ......................................... 1

1.1 Profil Keluarga Dampingan.............................................................................. 1

1.2 Ekonomi Kelurga Dampingan.......................................................................... 31.2.1 Pendapatan Keluarga............................................................................... 3

- Sumber Penghasilan1.2.2 Pengeluaran Keluarga.............................................................................. 4

- Kebutuhan Sehari-hari- Pendidikan- Kesehatan - Sosial- Kerohanian

BAB II IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH ............................................... 6

2.1 Permasalahan Keluarga .................................................................................... 6

2.2 Masalah Prioritas.............................................................................................. 6

BAB III USULAN PENSOLUSIAN MASALAH ........................................................... 9

Page 5: Laporan KK Dampingan-LinaPW

3.1 Program............................................................................................................. 9

3.2 Jadwal Kegiatan ................................................................................................10

BAB IV PELAKSANAN PENDAMPINGAN KELUARGA .........................................14

BAB V PENUTUP ...........................................................................................................19

5.1 Simpulan...........................................................................................................19

5.2Rekomendasi………..........................................................................................20

BAB I

GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN

Kuliah Kerja Nyata merupakan salah satu wujud pelaksanaan Tri Dharma

perguruan tinggi yaitu pengabdian kepada masyarakat. KKN PPM Universitas Udayana

angkatan III tahun 2011 ialah salah satu bentuk pengabdian mahasiswa di masyarakat

melalui pembelajaran pemberdayaan masyarakat secara langsung dan terpadu. KKN PPM

berbeda dengan KKN konvensional pada tahun-tahun sebelumnya, dimana pada KKN

PPM ini, mahasiswa Universitas Udayana datang ke desa yang telah ditentukan oleh

universitas dengan membawa sejumlah program pemberdayaan masyarakat yang

dilaksanakan secara kelompok dan individu melalui kerja sama dengan pihak-pihak

terkait.

KKN PPM dikelompokkan menjadi Program Pokok dan Program Bantu.

Program Bantu tersebut program yang secara ilmiah tidak terkait dalam pola kerja

interdisipliner. Sedangkan program pokok ada yang bersifat monodispliner ataupun

interdisipliner, dimana di dalamnya terdapat Program Pokok Non Tema yakni KK

Dampingan. KK Dampingan ini merupakan salah satu program khusus dari Kuliah Kerja

Page 6: Laporan KK Dampingan-LinaPW

Nyata Universitas Udayana (KKN UNUD) yang mendampingi keluarga kurang sejahtera

atau keluarga pra sejahtera. Program ini bertujuan untuk menggali potensi yang dimiliki

keluarga prasejahtera tersebut untuk meningkatkan kesejahteraan dengan melihat dan

menganalisa permasalahan yang dihadapi serta menyelesaikan permasalahannya.

Mahasiswa diwajibkan untuk memiliki KK dampingan di mana mahasiswa berperan

untuk mengidentifikasi masalah dan mencari jalan keluar dari masalah yang tengah

dihadapi oleh keluarga dampingan.

1.1 Profil Keluarga Dampingan

Identitas Keluarga Dampingan :

Kegiatan KK dampingan dilaksanakan pada beberapa keluarga yang terdapat di

setiap banjar di Desa Susut, Kecamatan Susut Bangli, Kabupaten Bangli. Pada KKN

periode III ini penulis mendapat kesempatan untuk mendampingi salah satu keluarga

yang ada di Banjar Dinas Tangkas. Kemudian atas rekomendasi dari kelihan Banjar

Dinas Tangkas, yaitu Bapak Ketut Kieng, maka dipilihlah salah satu keluarga yang

tercatat sebagai keluarga Rumah Tangga Miskin (RTM), yaitu keluarga Bapak I Ketut

Sangsih.

Berikut merupakan identitas dari keluarga dampingan , yaitu keluarga dari Bapak

I Ketut Sangsih, yang dapat dilihat dari tabel berikut ini :

No Nama StatusUmur/

tgl lahir

Pendidika

n

Terakhir

Pekerjaan Ket

1 I Ketut SangsihKepala

Keluarga31-12-1935 SD Petani -

2 Ni Wayan Jeben Istri 31-12-1940 SD Petani -

3 I Wayan Mastra Anak 31-12-1988 SLTP Buruh -

4Ni Wayan

SelenegAnak 31-01-1971 SD Petani alm

Page 7: Laporan KK Dampingan-LinaPW

5 Ni Nyoman Soni Anak 31-12-1977 SD Petani -

6 Ni Luh Erawati Cucu 10-05-1998 SD Pelajar -

7 Ni Ketut Ngarti Famili 31-12-1993 - - -

Rumah Keluarga I Ketut Sangsih di Banjar Dinas Tangkas, Kelurahan Susut,

Kecamatan Susut, merupakan salah satu keluarga yang dapat dikatakan masih tergolong

dalam ekonomi rendah. Memiliki enam orang anak, tiga di antaranya telah memiliki

keluarga sendiri, seorang telah menikah dan tinggal di Desa Apuan (Ni Nyoman Soni),

dua orang yang tersisa belum menikah dan tinggal bersama dalam satu natah. Memiliki

enam anak yang telah bekerja belum menjamin kehidupan keluarga I Ketut Sangsih

menjadi lebih baik.

Salah satu anaknya yang bernama Ni Nyoman Soni menikah dengan seorang

buruh bangunan bernama Ketut Suwena. Ni Nyoman Soni memiliki seorang anak

bernama Ni Luh Erawati. Permasalahan keluarga membuat Ni Nyoman Soni dan I Ketut

Suwena harus bercerai dan meninggalkan Ni Luh Erawati bersama I Ketut Sangsih

(kakek) dan Ni Wayan Jeben (nenek). Kini I Ketut Sangsih harus menghidupi Ni Luh

Erawati yang saat ini menginjak bangku SMP. Kedua orangtuanya sudah menikah lagi

dan tidak mengajak Ni Luh Erawati untuk tinggal bersama. Karena sudah tidak bekerja

dan usia yang sudah menginjak renta, menghidupi seorang anak dengan biaya hidup

tinggi (sekolah, makan, dan sehari-hari) tentu bukan hal yang mudah. Syukurnya adik

dari Ni Nyoman Soni sekaligus anak terakhir dari I Ketut Sangsih, I Wayan Mastra

bersedia membiayai sekolah Ni Luh Erawati dan sedikit membantu beban I Ketut Sangsih

selaku kepala keluarga.

Konstruksi rumah Bapak I Ketut Sangsih mengikuti rumah tradisional masyarakat

Bali secara umumnya, dimana ruangan tidur terpisah dengan bangunan dapur, dan pura.

Keluarga ini menempati rumah yang sederhana dimana Bapak I Ketut Sangsih tinggal

bersama istri, cucu dan anak terakhirnya dalam satu rumah. Hanya terdapat satu

bangunan rumah dan memiliki berbagai fungsi dalam kegiatan sehari – harinya, rumah

tersebut terdiri dari 2 kamar tidur serta satu dapur yang sudah layak untuk dihuni namun

Page 8: Laporan KK Dampingan-LinaPW

masih sangat sederhana. Hal yang paling miris ialah mereka tidak memiliki kamar mandi,

sehingga harus mandi ke sungai dan buang air di ladang-ladang. Atap bangunan semua

terbuat dari genteng dengan berlantai semen tapi untuk dapurnya masih beralas tanah,

keluarga ini masih menggunakan tungku dan kayu bakar dalam hal memasak. Adapun

kegiatan keluarga Bapak I Ketut Sangsih sehari – harinya bekerja sebagai petani dan

memelihara seekor sapi untuk menutupi pengeluaran hidup sehari – hari.

1.2 Ekonomi Keluarga Binaan

1.2.1 Pendapatan Keluarga

I Ketut Sangsih sudah tidak dapat bekerja lagi karena usia yang semakin lanjut.

Meski masih menanggung sang cucu- Ni Luh Erawati, I Ketut Sangsih sudah tidak bisa

lagi menggantungkan hidupnya pada kegiatan bertani atau pun menjadi buruh. Hingga

saat ini seluruh keperluan hidup sehari-hari ditanggung oleh I Wayan Mastra. Meski

bukan kepala keluarga, I Wayan Mastra sudah bekerja dan membiayai kehidupan

orangtua serta Ni Luh Erawati. Pekerjaan I Wayan Mastra ialah sebagai buruh proyek.

Pekerjaan sebagai sopir angkot itu dijadikan tumpuan hidup untuk keluarga I Wayan

Mastra dan I Ketut Sangsih. Adapun sumber penghasilan yang didapatkan I Wayan

Mastra dihitung per bulannya sejumlah yang diterima adalah Rp 850.000,00 (dengan

asumsi pekerjaan yang didapat secara maksimal). Penghasilan ini digunakan untuk

membiayai kebutuhan sehari-hari, kesehatan keluarganya dan biaya-biaya sekolah untuk

anak dari kakak perempuannya yaitu Ni Luh Erawati.

Dengan jumlah penghasilan tersebut tentu sulit untuk mencukupi kebutuhan

keluarga I Wayan Mastra, dimana dengan rata-rata penghasilannya adalah Rp 35.000,00

perhari, untuk biaya makan dan keperluan sehari-hari dari empat anggota keluarga, dan

cadangan kebutuhan harian apabila suatu hari I Wayan Mastra, tidak bekerja. Kembali

lagi mengingat bahwa satu-satunya tumpuan hidup keluarga I Ketut Sangsih ialah anak

terakhirnya yang belum berkeluarga yaitu I Wayan Mastra.

1.2.2 Pengeluaran Keluarga

Pemenuhan kebutuhan dari keluarga bapak I Ketut Sangsih terbatas hanya pada

pemenuhan kebutuhan pokok ataupun kebutuhan primer saja seperti untuk konsumsi,

pendidikan, kesehatan, kerohanian, dan sosial.

Page 9: Laporan KK Dampingan-LinaPW

a. Kebutuhan sehari-hari

Pengeluaran sehari-hari meliputi biaya untuk makan, yaitu beras, lauk-pauk,

rokok, serta kebutuhan dapur lainnya dengan rata-rata Rp.10.000 sampai Rp 15.000 per

hari.

Pengeluaran bulanan meliputi pembayaran listrik dan air. Keluarga I Ketut

Sangsih tidak memiliki banyak peralatan elektronik dan memiliki rumah yang tidak

terlalu luas sehingga mengemat lampu, biasanya dalam satu bulan kewajiaban

pembayaran listrik berkisar Rp 8.000,00 dan pembayaran air per bulan berkisar Rp

5.000,00. Selain listrik dan air, keperluan MCK termasuk dalam pengeluaran bulanan,

seperti sabun mandi, shampoo, deterjen ataupun pasta gigi dengan rata-rata pengeluaran

Rp 10.000,00 per bulan. Namun karena keluarga ini tidak memiliki kamar mandi,

otomatis pembayaran air dan perawatan kamar mandi tidak menjadi pemasalahan yang

signifikan.

Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarga bapak I Ketut Sangsih

memerlukan biaya sekitar Rp 500.000 perbulan untuk biaya dapur seperti kopi, gula,

beras, sayur, lauk pauk untuk keluarganya dan kebutuhan sehari-hari. Biaya ini belum

termasuk biaya untuk membayar listrik dan air. Untuk hal tersebut keluarga I Ketut

Sangsih biasanya menganggarkan sekitar Rp 25.000,- dan Rp20.000,- setiap bulannya.

b. Pendidikan

Dalam hal pendidikan, yang masih ditanggung untuk SPP hanyalah cucu yaitu Ni

Luh Erawati. Pembayaran SPP sang cucu ditanggung penuh oleh I Wayan Mastra. Biaya

yang perlu dikeluarkan dalam bidang pendidikan yaitu bekal Ni Luh Erawati sehari-hari

sebesar Rp. 2.000,00 ditambah pengeluaran alat2 tulis sebesar Rp.10.000,00.-/bulan.

Selain itu sekolah tetap menagih uang dalam pembayaran buku LKS. Hal yang seperti ini

yang perlu diperhatikan oleh pemerintah agar tidak terlalu memberatkan keluarga yang

tergolong ekonomi menengah ke bawah.

c. Kesehatan

Dalam hal kesehatan, keluarga I Ketut Sangsih dan istrinya terutama memiliki

keluhan-keluhan usia tua seperti rematik dan penyakit-penyakit tulang lainnya. Untuk Ni

Page 10: Laporan KK Dampingan-LinaPW

Luh Erawati dan I Wayan Mastra sendiri keluhan kesehatan belum dirasakan sebagai

permasalahn yang krusial.

d. Sosial

Keluarga I Ketut Sangsih tidak menganggarkan secara khusus keperluan-

keperluan sosial yang diperlukan seperti iuran banjar, uang untuk duka yaitu warga sakit,

mengalami kematian ataupun ngaben, uang untuk hadiah atau sumbangan untuk warga

yang memiliki hajatan atau acara pernikahan.

e. Kerohanian

Pengeluaran dibidang kerohanian yaitu untuk membuat banten apabila ada

rahinan atau odalan tidak terlalu besar karena keluarga ini biasa membuat sarana dan

prasarana dengan swadaya sendiri. Namun, apabila ada hari raya besar seperti Galungan,

Kuningan keluarga Bapak I Ketut Sangsih membutuhkan biaya yang lebih besar karena

harus membuat banten yang lebih banyak daripada hari-hari biasa.

BAB II

IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH

2.1 Permasalahan Keluarga

a. Masalah Perekenomian

Masalah utama dalam keluarga Bapak I Ketut Sangsih ialah masalah

ekonomi. Usia senja menyebabkan beliau tidak dapat bekerja lagi sehingga

otomatis tidak dapat menghidupi keluarga dengan maksimal. Saat ini beliau

dibantu oleh I Wayan Mastra yang bekerja sebagai buruh dalam menutupi biaya

hidup sehari-hari Hal inilah yang membuat Keluarga I Ketut Sangsih agak

kesulitan untuk mengatur keuangannya. Ditambah pula dengan kebutuhan yang

cukup banyak dengan penghasilan yang minim dan tidak menentu, menjadikan

keluarga ini tergolong dalam kategori ekonomi lemah.

Page 11: Laporan KK Dampingan-LinaPW

b. Masalah Kesehatan

Masalah kesehatan tidak menjadi suatu masalah besar bagi keluarga

Bapak I Ketut Sangsih. Yang paling dirasakan adalah penyakit usia tua seperti

rematik dan rabun pada mata. Jika ada salah satu anggota keluarga yang sakit,

mereka langsung pergi ke Puskesmas terdekat karena telah mendapatkan

Jamkesmas, maka biaya pengobatan ditanggung oleh pemerintah. Namun biaya

obat tetap ditanggung oleh keluarga Bapak I Ketut Sangsih. Penyakit yang sering

menjadi langganan keluarga ini yaitu penyakit flu. Dimana Keluarga Bapak I

Ketut Sangsih hampir sering mengalami flu yang disebkan karena suhu udara

yang cukup dingin serta rasa lelah yang menyebabkan daya tahan tubuh

berkurang.

c. Masalah Pendidikan

Salah satu anggota keluarga Bapak I Ketut Sangsih, ialah Ni Luh Erawati

yang merupakan cucu beliau. Setamat dari Sekolah Dasar (SD), Ni Luh Erawati

awalnya tidak diijinkan melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Namun karena

usaha dan niat Ni Luh Erawati yang sangat kuat, maka I Ketut Sangsih berusaha

sedemikian rupa untuk menyekolahkan cucunya. Saat pendapatan tak lagi dapat

diandalkan, anak terakhirnya- I Wayan Mastra bersedia menanggung biaya

pendidikan Ni Luh Erawati sehingga beban I Ketut Sangsih terkait masalah

pendidikan sudah sedikit terangkat.

2.2 Permasalahan Prioritas

Dalam menentukan prioritas masalah yang terdapat pada keluarga

dampingan diperoleh setelah melakukan beberapa kali kunjungan. Kunjungan dilakukan

dua atau tiga hari sekali pada jam tertentu, penulis melakukan pendekatan secara bertahap

yaitu tidak langsung menanyakan masalah yang ada secara langsung tetapi sedikit demi

sedikit menanyakan masalah yang terdapat dalam keluarga dampingan ini. Ada beberapa

masalah yang dialami oleh keluarga Bapak I Ketut Sangsih sesuai dengan hasil

pengamatan penulis yaitu:

a. Masalah Perekenomian

Page 12: Laporan KK Dampingan-LinaPW

Perekonomian dari keluarga I Ketut Sangsih dapat dikatakan kurang mencukupi

jika dilihat sepintas dari besarnya pendapatan keluarga dibandingkan dengan pengeluaran

kebutuhan sehari-hari. Dalam hal kehidupan sehari-hari, keluarga I Ketut Sangsih

ditopang sepenuhnya oleh I Wayan Mastra sebagai satu-satunya anak yang sudah bekerja

dan belum berkeluarga. Dalam kesehariannya I Wayan Mastra adalah seorang buruh yang

penghasilannya dirasa kurang memadai sehingga sangat sulit untuk mengatur besarnya

pengeluaran untuk kebutuhan keluarganya karena I Wayan Mastra saja yang bekerja

sendiri dan pendapatan yang didapat tidak menentu setiap bulannya.

Program KK Dampingan KKN PPM ini diharapkan dapat membantu untuk

menemukan dan menerapkan solusi permasalahan di atas. Meskipun, dampaknya tidak

dirasakan secara instant, Program KK Dampingan KKN PPM juga memberikan

pembelajaran terhadap suatu permasalahan dan solusinya sesuai dengan tema KKN kali

ini.

b. Masalah Kesehatan

Masalah kesehatan tidaklah menjadi suatu masalah besar bagi keluarga ini. Jika

ada salah satu anggota keluarga yang sakit, mereka langsung pergi ke Puskesmas terdekat

karena telah mendapatkan Jamkesmas, maka biaya pengobatan ditanggung oleh

pemerintah. Namun biaya obat tetap ditanggung oleh keluarga I Ketut Sangsih. Hal yang

paling dirasakan dari masalah kesehatan adalah menurunnya kondisi kesehatan karena

masalah umur sehingga menyebabkan banyak penyakit yang datang silih berganti

terutama yang terkait masalah tulang dan penglihatan.

c. Masalah Pendidikan

Dalam hal masalah pendidikan pengatasan masalah pendidikan, dimana sarana

pendukung proses pembelajaran di rumah relatif minim. Pendidikan merupakan salah

satu faktor yang penting utamanya bagi cucu I Ketut Sangsih. Untuk dapat menunjang

pendidikan, tentunya diperlukan sarana dan prasarana misalnya buku-buku pelajaran

yang lengkap dan tidak terlalu mahal agar bisa membeli buku tersebut, serta motivasi dan

dorongan dari I Ketut Sangsih dan istrinya agar cucu bisa termotivasi untuk sekolah agar

tidak sekedar tamat dari bangku SMA dan menjadi anak yang berprestasi.

Page 13: Laporan KK Dampingan-LinaPW

BAB III

USULAN PENSOLUSIAN MASALAH

3.1 Program

Dapat dikatakan bahwa tujuan dan manfaat dalam program khusus keluarga

dampingan ini adalah untuk mendampingi serta membantu keluarga miskin / pra KS

dalam pemecahan masalah yang dimilikinya, seperti masalah ekonomi keluarga,

pendidikan, kebersihan lingkungan, manajemen keluarga, penataan rumah tangga dan

lainnya selama mahasiswa melakukan kegiatan KKN PPM di desa.

Berkenaan dengan permasalahan-permasalahan keluarga di atas, terdapat tiga

permasalahan prioritas sebagaimana yang telah dipaparkan. Usulan pensolusian masalah

untuk masing-masing permasalahan yang dianggap prioritas adalah sebagai berikut.

a. Masalah Perekonomian

Page 14: Laporan KK Dampingan-LinaPW

Pengatasan masalah perekonomian I Ketut Sangsih dimulai dari memperbaiki

cara pengelolaan uang keluarga. Perbaikan ini dilakukan dari mengurangi pengeluaran

yang dirasa tidak perlu apalagi sampai memberatkan. Perbaikan juga dilakukan oleh I

Wayan Mastra selaku penopang kehidupan keluarga I Ketut Sangsih dengan mencoba

menyisihkan uang lebih yang didapat dari menjadi buruh dari proyek yang lebih karena

penghasilan kerap tidak menentu. Sebaiknya uang tersebut disishkan untuk digunakan

sebagai uang cadangan apabila ada kebutuhan mendesak sehingga mereka tidak perlu

meminjam pada orang lain yang nantinya dapat memberatkan keluarga mereka sendiri.

Dan sebaiknya I Wayan Mastra mencari langganan yang pasti untuk proyek tetap dan

mencari anak buah untuk dapat memperoleh dana tambahan.

b. Masalah Kesehatan

Untuk masalah kesehatan mungkin tidak banyak yang bisa dilakukan. Keluarga I

Ketut Sangsih pengatasan masalah kesehatan tidak menjadi suatu masalah besar bagi

keluarga ini. Jika ada salah satu anggota keluarga yang sakit, mereka langsung pergi ke

Puskesmas karena jarak yang dekat dengan puskesmas serta telah mendapatkan

Jamkesmas, maka biaya pengobatan ditanggung oleh pemerintah. Namun biaya obat tetap

ditanggung oleh keluarga I Ketut Sangsih.

c. Masalah Pendidikan

Permasalahan pendidikan yang nampak adalah peran orang tua (dalam hal ini

kakek, nenek, dan paman) dalam proses membimbing dan membina Ni Luh Erawati

(cucu) dalam belajar, serta sarana dalam belajar. Usulan pensolusian permasalahan

tersebut adalah dengan menyampaikan arti pentingnya pendidikan dan memberi saran

kepada I Ketut Sangsih. Apabila I Ketut Sangsih sendiri tidak mampu membimbing

cucunya dalam belajar atau membuat PR, I Ketut Sangsih dapat meminta kesediaan

kepada I Wayan Mastra untuk membimbing keponakannya dalam belajar ataupun

membuat PR jika ada waktu luang.

3.2 Jadwal Kegiatan

Perkenalan dengan KK Dampingan

Page 15: Laporan KK Dampingan-LinaPW

Kegiatan ini diawali dengan meminta daftar nama keluarga miskin/Pra KS yang

didampingi kepada Kepala Desa/Lurah dan kelian banjar dinas. Penentuan nama keluarga

dampingan oleh kelian banjar dinas berkoordinasi dengan kepala desa.

Kegiatan utama:

Pertemuan dengan Kepala Desa Susut

Melalui kegiatan ini, mahasiswa KKN PPM menjelaskan informasi secara

lengkap mengenai pelaksanaan KKN PPM. Selanjutnya, mahasiswa meminta informasi

mengenai pembagian lingkungan Desa Susut beserta kelian banjar dinas masing-

masing. Pertemuan ini berlangsung pada tanggal 22 Juli 2011 bertempat di Kantor Desa

Susut.

Pertemuan dengan Kelian Banjar Dinas Tangkas, I Ketut Kieng

Mahasiswa KKN PPM kemudian bertemu kepala dusun masing-masing sesuai

pembagian di dalam kelompok. Kedatangan mahasiswa ini bertujuan untuk

menyosialisasikan maksud dan tujuan pelaksanaan program KK Dampingan serta

melakukan wawancara untuk mengumpulkan informasi mengenai keluarga prasejahtera

atau keluarga kurang sejahtera yang terdapat di lingkungan yang bersangkutan. Kepala

dusun akan mendampingi mahasiswa KKN PPM menuju rumah KK Dampingan dan

memperkenalkan kepala keluarganya.

Perkenalan dan sosialisasi kepada KK Dampingan

Mahasiswa KKN PPM melakukan pendekatan secara langsung dengan KK

Dampingan dalam rangka untuk berkenalan dan sosialisasi dengan didampingi oleh

kelian banjar dinas Susut Kaja agar mempermudah kelanjutan program KK Dampingan

tersebut.

Kunjungan ke KK Dampingan

Kunjungan pertama ke keluarga dampingan dalam rangka berkenalan, sosialisasi

dan menginventarisasi masalah-masalah yang dihadapi keluarga dampingan harus

didampingin oleh Kelian banjar dinas. Dari masalah-masalah yang diinventarisasi

ditentukan minimal tiga masalah yang diprioritaskan untuk dibantu pemecahannya,

misalnya masalah ekonomi, kesehatan, dan pendidikan atau masalah-masalah lain yang

dapat dipecahkan selama satu bulan. Program pendampingan keluarga ini harus

Page 16: Laporan KK Dampingan-LinaPW

dilakukan oleh mahasiswa selama satu bulan atau sekurang-kurangnya 15 kali yang

setara dengan 30 jam kegiatan.

Kegiatan utama:

Kunjungan, inventarisasi masalah dan pemecahannya

Kegiatan ini Mahasiswa KKN PPM saat tidak melakukan program lainnya.

Kunjungan dilakukan secara rutin ke rumah KK Dampingan minimal 15 kali pertemuan.

Selama berkunjung, mahasiswa menginventarisasi masalah-masalah yang dihadapi KK

Dampingan yang kemudian berusaha untuk memberikan pemecahan yang tepat terkait

permasalahan tersebut baik secara langsung maupun memberikan masukan. Selain itu,

mahasiswa juga mencari informasi mengenai profil KK Dampingan, pendapatan dan

pengeluaran sehari-hari.

Pembuatan Laporan KK Dampingan

Setelah melakukan kunjungan pendampingan serta membantu aktif memecahkan

masalah selama satu bulan atau minimal 15 kali kunjungan, mahasiswa wajib membuat

laporan kegiatan pendampingan keluarga dengan melampirkan bukti-bukti

kunjungan/kegiatan. Tiap mahasiswa membuat laporan tentang kegiatan pendampingan

satu keluarga dampingan. Laporan final dari masing-masing mahasiswa dikumpulkan

dalam satu kelompok/posko/desa kemudian dijilid.

Kegiatan utama:

Pengetikan laporan KK Dampingan

Pembuatan laporan KK Dampingan sebagai tugas akhir dan merupakan pertanggung

jawaban yang harus dibuat oleh mahasiswa KKN PPM pendamping.

Adapun metode yang dipergunakan dalam mendampingi Keluarga I Ketut

Sangsih sebagai KK Dampingan adalah :

1). Metode wawancara yakni metode yang dilakukan dengan sistem menanyakan

langsung kepada narasumber mengenai hal-hal yang bersifat pribadi dan kegiatan

yang dilakukan sehari-harinya. Metode wawancara ini dilakukan langsung ke KK

Dampingan.

Page 17: Laporan KK Dampingan-LinaPW

2). Metode survey yakni metode yang dilakukan dengan mendatangi obyek yang akan

dijadikan sebagai penelitian dalam hal ini kegiatan kunjungan ke KK Dampingan

dengan didampingi oleh Kelian Banjar Tangkas, I Ketut Kieng pada saat

bersosialisasi ke rumah Keluarga I Ketut Sangsih.

3). Metode observasi yakni metode yang dilakukan dengan sistem mengamati apa yang

dilakukan dan ikut berperan serta dalam kegiatan tersebut. Seperti contohnya

kegiatan mendekatkan diri dengan kehidupan sang cucu, Ni Luh Erawati.

Agenda Kegiatan

Adapun agenda kegiatan KK Dampingan ini adalah dilaksanakan sesuai dengan

jadwal yang telah ditetapkan oleh kelompok mahasiswa KKN PPM III di Desa Susut

dimana untuk jadwal kunjungan ke keluarga dampingan minimal dua hari sekali atau

minimal 15 kali dalam sebulan yang setara dengan 90 jam kegiatan.

a. Perkenalan dengan KK Dampingan

No Kegiatan Tempat Org Jam Total

1. Pertemuan dengan Kepala

Desa Susut

Kantor Kepala

Desa1 2 2

2. Pertemuan dengan Kepala

Dusun \ Klian Banjar

Banjar

Tangkas1 2 2

3. Perkenalan dan sosialisasi

kepada KK Dampingan

Rumah KK

Dampingan 1 2 2

Total 6

b. Kunjungan ke KK Dampingan

No Kegiatan Tempat Org Jam Total

1. Kunjungan, inventarisasi

masalah dan pemecahannya

Rumah KK

Dampingan1 34 34

Total 34

Page 18: Laporan KK Dampingan-LinaPW

c. Pembuatan laporan KK Dampingan

No Kegiatan Tempat Org Jam Total

1. Pengetikan laporan KK

Dampingan

Kantor

Kepala Desa

1 14 14

Total 14

BAB IV

PELAKSANAAN PENDAMPINGAN KELUARGA

Hari ke-: Rincian Pelaksanaan:

1. Waktu : 09.00-10.00 WITA

Lokasi : Rumah Bapak I Ketut Sangsih, Dusun Tangkas

Pelaksanaan : Rabu, 27 Juli 2011

Permasalahan : Pengenalan kepada keluarga I Ketut Sangsih

Solusi : Menjelaskan tentang tujuan kedatangan

Dampak : Saling mengenal antara mahasiswa dengan keluarga dampingan

Page 19: Laporan KK Dampingan-LinaPW

yaitu Bapak I Ketut Sangsih, sehingga tercipta komunikasi yang

baik antara satu dengan yang lain.

2. Waktu : 09.00-12.00 WITA

Lokasi : Rumah Bapak I Ketut Sangsih, Dusun Tangkas

Pelaksanaan : Minggu, 31 Juli 2011

Permasalahan : Keterbukaan yang agak kurang dari keluarga I Ketut Sangsih

Solusi : Mendekatkan diri dengan keluarga agar mendapatkan informasi

dan gambaran permasalahan yang dihadapi keluarga I Ketut

Sangsih

Dampak : Lebih dekat dengan keluarga I Ketut Sangsih

3. Waktu : 09.00-12.00 WITA

Lokasi : Rumah Bapak I Ketut Sangsih, Dusun Tangkas

Pelaksanaan : Senin, 1 Agustus 2011

Permasalahan : Belum mengetahui seluk beluk keluarga dampingan

Solusi : Melakukan obrolan mendalam dengan keluarga dampingan

terkait dengan silsilah keluarga dan masalah-masalah yang

dihadapi

Dampak : Mengetahui lebih mendalam silsilah keluarga dan masalah-

masalah yang dihadapi

4. Waktu : 16.00-18.30 WITA

Lokasi : Rumah Bapak I Ketut Sangsih, Dusun Tangkas

Pelaksanaan : Kamis, 4 Agustus 2011

Permasalahan : Motivasi belajar Ni Luh Erawati (cucu) yang agak menurun

karena masalah ekonomi sehubungan dengan tidak adanya dana

lanjutan

Solusi : Memotivasi anak agar memiliki semangat melanjutkan

pendidikan hingga jenjang yang lebih tinggi bilamana

memungkinkan

Page 20: Laporan KK Dampingan-LinaPW

Dampak : Motivasi belajar Ni Luh Erawati kembali meningkat demikian

juga dengan semangatnya

5. Waktu : 16.00-18.30 WITA

Lokasi : Rumah Bapak I Ketut Sangsih, Dusun Tangkas

Pelaksanaan : Jumat, 5 Agustus 2011

Permasalahan : Kreatifitas cucu (Ni Luh Erawati) yang sepertinya tidak

berkembang karena terbatasnya pergaulan

Solusi : Mengajak berkreasi dengan media kain flanel untuk

meningkatkan kreatifitas sang cucu

Dampak ::Kreatifitas Ni Luh Erawati semakin meningkat dan mulai bisa

membuat prakarya-prakarya menarik dari media kain flanel

6. Waktu : 15.30-17.30 WITA

Lokasi : Rumah Bapak I Ketut Sangsih, Dusun Tangkas

Pelaksanaan : Sabtu, 6 Agustus 2011

Permasalahan : Makanan yang kurang bergizi dalam keseharian keluarga

dampingan

Solusi : Memberikan pegangan pentingnya memiliki asupan gizi yang

baik demi kesejahteraan keluarga terutama dalam masalah

kesehatan

Dampak : Keluarga dampingan menjadi lebih peduli tentang asupan gizi

yang terkandung dalam makanan dan berusaha memenuhi gizi

yang dibutuhkan oleh tubuh

7. Waktu : 14.30-17.00 WITA

Lokasi : Rumah Bapak I Ketut Sangsih, Dusun Tangkas

Pelaksanaan : Minggu, 7 Agustus 2011

Permasalahan : Pekerjaan rumah (PR) sang cucu agak terbengkalai

Solusi : Membantu sang cucu mengerjakan PR dengan memberikan

rumus-rumus praktis

Page 21: Laporan KK Dampingan-LinaPW

Dampak : PR Ni Luh Erawati selesai dengan cukup cepat dan ia bisa

mengerti sebagian besar soal dari PR tersebut

8. Waktu : 09.00-11.00 WITA

Lokasi : Rumah Bapak I Ketut Sangsih, Dusun Tangkas

Pelaksanaan : Senin, 8 Agustus 2011

Permasalahan : Pemberian pakan ternak yang masih kurang sehingga ternak

tumbuh kurang maksimal

Solusi : Memberikan informasi mengenai pakan ternak yang baik

Dampak : Informasi diterima dengan sangat baik dan nantinya ternak akan

diberikan pakan yang baik.

9. Waktu : 18.00-19.30 WITA

Lokasi : Rumah Bapak I Ketut Sangsih, Dusun Tangkas

Pelaksanaan : Selasa, 9 Agustus 2011

Permasalahan : Kreasi dan daya imajinasi sang cucu yang masih terbatas

Solusi : Membantu memaksimalkan daya imajinasi sang cucu dan

memberikan ruang berkreasi dengan media kain flanel serta mind

map

Dampak : Sang cucu menjadi lebih imaginatif dan lebih semangat berkreasi

dengan media-media yang ada

10. Waktu : 14.30-17.00 WITA

Lokasi : Rumah Bapak I Ketut Sangsih, Dusun Tangkas

Pelaksanaan : Jumat, 12 Agustus 2011

Permasalahan : Penataan barang dalam kamar cucu yang tidak rapi

Solusi : Penataan ulang dan penyediaan meja sebagai tempat untuk

menaruh buku-buku yang tercecer di lantai begitu saja.

Dampak : Kamar menjadi lebih rapi dan bersih, serta buku yang telihat

lebih ditata dengan rapih.

Page 22: Laporan KK Dampingan-LinaPW

11. Waktu : 18.00-20.00 WITA

Lokasi : Rumah Bapak I Ketut Sangsih, Dusun Tangkas

Pelaksanaan : Sabtu, 13 Agustus 2011

Permasalahan : Pelajaran bahasa Inggris sang cucu yang jalan di tempat

Solusi : Membantu mengembangkan kemampuan bahasa Inggris dasar

dengan permainan edukatif agar penyampaian informasi lebih

efektif

Dampak : Kemampuan bahasa Inggris sang cucu mulai mengalami

peningkatan yang cukup signifikan

12. Waktu : 14.30-17.00 WITA

Lokasi : Rumah Bapak I Ketut Sangsih, Dusun Tangkas

Pelaksanaan : Minggu, 14 Agustus 2011

Permasalahan : Sarana pendukung proses pembelajaran di rumah relatif minim

Solusi : Memberikan gambaran proses pembelajaran yang efektif di

rumah dengan sarana seadanya

Dampak : Keluarga berjanji melakukan saran dan gambaran yang diberikan

selama masih dapat diaplikasikan dengan efektif dan efisien

13. Waktu : 17.00-18.00 WITA

Lokasi : Rumah Bapak I Ketut Sangsih, Dusun Tangkas

Pelaksanaan : Senin, 15 Agustus 2011

Permasalahan : Mengidentifikasi dan melanjutkan masalah perekonomian

Solusi : Menyarankan agar lahan yang tersisa dipekarangan rumah Bapak

I Ketut Sangsih, dapat dimanfaatkan dengan baik.

Dampak : Keluarga dampingan kelihatannya tertarik

14. Waktu : 14.00-17.00 WITA

Lokasi : Rumah Bapak I Ketut Sangsih, Dusun Tangkas

Pelaksanaan : Selasa, 16 Agustus 2011

Permasalahan : Sulitnya mencari air pada malam hari dikarenakan air

Page 23: Laporan KK Dampingan-LinaPW

mati pada pukul 16.00 WITA.

Solusi : memberikan masukan agar I Ketut Sangsih membuat tampungan

air sendiri / menampung air di ember, agar keluarga tidak

kesulitan untuk mengambil air di aliran sawah pada malam hari.

Dampak : Usulan sangat diterima oleh I Ketut Sangsih. Dan akan

melakukannya tiap malam.

15. Waktu : 14.00-17.00 WITA

Lokasi : Rumah Bapak I Ketut Sangsih, Dusun Tangkas

Pelaksanaan : Rabu, 17 Agustus 2011

Permasalahan : -

Solusi : Memberikan sedikit bingkisan keluarga Bapak I Ketut Sangsih

sebagai bentuk ucapan terima kasih dan perpisahan

Dampak : Seluruh keluarga Bapak I Ketut Sangsih menerima dengan baik

dan berterima kasih atas segala bantuan yang telah diberikan

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan penjelasan mengenai permasalahan dan solusi yang ditemui pada

keluarga bapak I Ketut Sangsih sebagai KK Dampingan penulis, maka dapat ditarik

simpulan sebagai berikut :

1. Perekonomian dari keluarga bapak I Ketut Sangsih dapat dibilang dalam kategori

pra-sejahtera. Dimana hidup dalam kekurangan dan keterbatasan dalam

pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Faktor usia yang lanjut menyebabkan kurang

Page 24: Laporan KK Dampingan-LinaPW

maksimalnya dalam bekerja dan mencari nafkah. Dengan pekerjaan yang tidak

tetap dan penghasilan yang tidak tetap juga menyebabkan ekonomi keluarga

bapak I Ketut Sangsih minus. Meskipun dalam kesehariannya I Ketut Sangsih

dibantu oleh anaknya yaitu I Wayan Mastra dalam kegiatan ekonomi, itupun

masih belum maksimal terutama untuk pendidikan sang cucu, Ni Luh Erawati.

Diharapkan solusi dan saran yang diberikan mahasiswa pendamping dapat

berguna nantinya.

2. Kesehatan merupakan faktor yang sangat penting untuk diperhatikan dan dijaga.

Oleh karena itu, penulis mengidentifikasi masalah yakni kesehatan keluarga

bapak I Ketut Sangsih cukup memprihatinkan. Ini disebabkan faktor usia lanjut

dan keadaan lingkungan yang kurang sehat, sehingga penyakit mudah menyerang.

Disini dapat diberikan saran untuk pola hidup sehat dan bersih.

3. Dilihat dari kondisi bangunan rumah cukup layak huni meskipun masih

kekurangan tempat dan kotor di banyak tempat. Hal yang paling miris adalah

tidak adanya kamar mandi di kediaman I Ketut Sangsih menyebabkan dalam hal

mandi dan buang air cukup sulit karena harus menempuh perjalanan yang cukup

jauh untuk mandi ke sungai ataupun buang air di lading-ladang.

4. Pendidikan dan motivasi yang tidak cukup kuat juga menyebabkan perkembangan

dalam bidang pendidikan cukup terganggu. Meskipun utamanya adalah masalah

ekonomi, namun dasar pendidikan sangat dibutuhkan untuk membuat motivasi

berkembang semakin besar khususnya untuk sang cucu, Ni Luh Erawati.

Dengan adanya program KK Dampingan ini, mahasiswa dapat langsung terjun ke

lapangan untuk mengetahui permasalahan yang terjadi di masyarakat, serta mampu

belajar bersosialisasi dan mampu membantu memecahkan masalah yang dihadapi KK

Dampingan dengan mengaplikasikan ilmu yang dimiliki. Nantinya program KK

Dampingan ini dapat lebih membantu dalam peningkatan taraf hidup keluarga

tersebut sehingga membantu Pemerintah secara tidak langsung dalam pengentasan

kemiskinan.

Page 25: Laporan KK Dampingan-LinaPW

5.2 Rekomendasi

Adapun beberapa saran untuk program KK Dampingan yang lebih baik ke

depannya, maka penulis mengajukan beberapa saran, yaitu :

1. Disarankan kepada Mahasiswa peserta KKN PPM periode selanjutnya agar lebih

mendalami dan membantu permasalahan yang dihadapi KK Dampingan sesuai

dengan kemampuan yang dimiliki, dan lebih mempersiapkan waktu yang cukup

lama khususnya untuk sosialisasi kepada KK Dampingan dan kunjungan ke KK

Dampingan.

2. Disarankan kepada Panitia KKN PPM dan LPPM UNUD selanjutnya agar

menjelaskan mengenai paparan kegiatan KK Dampingan secara lebih rinci dan

memberikan format yang diinginkan pada saat pembekalan, sehingga mahasiswa

nantinya dapat lebih lengkap dalam mencari informasi yang dituangkan dalam

bentuk Laporan KK Dampingan.

3. Disarankan kepada Pihak - Pihak Terkait, agar menindaklanjuti pelaksanaan

kegiatan yang telah dilaksanakan oleh mahasiswa KKN PPM sehingga program

yang telah dibuat dapat benar-benar bermanfaat bagi pengembangan keluarga

dampingan.

4. Disarankan kepada Pemerintah Desa Susut khususnya Kepala Dusun agar terus

melakukan pengawasan mengenai perkembangan kesejahteraan masyarakat

utamanya keluarga yang menjadi KK Dampingan.

Page 26: Laporan KK Dampingan-LinaPW

L A M P I R A N

Page 27: Laporan KK Dampingan-LinaPW

Foto 1 : Kamar tidur KK dampingan bersama cucunya, Ni Luh Erawati

Foto 2 : Keseharian istri KK dampingan

Page 28: Laporan KK Dampingan-LinaPW

Foto 3 : Dapur KK dampingan Foto 4 : I Ketut Sangsih

Foto 5 : Bersama anak-anak setelah memberi pelajaran prakarya