laporan kerja praktek gejayan.pdf

Upload: serjan-wah-you

Post on 07-Aug-2018

255 views

Category:

Documents


15 download

TRANSCRIPT

  • 8/19/2019 LAPORAN KERJA PRAKTEK GEJAYAN.pdf

    1/60

     

    SISTEM OPERASI TRANSFORMATOR DISTRIBUSI

    PADA JARINGAN LISTRIK

    PT. PLN (PERSERO) P3B JAWA BALI AREA PELAKSANA

    PEMELIHARAAN SALATIGA GARDU INDUK 150KV

    GEJAYAN

    LAPORAN

    PRAKTEK KERJA NYATA I

    Disusun Oleh :

    Dimas Wahyu Sasongko

     No. Mahasiswa : 121.041.018

    Jurusan : Teknik Elektro

    Program Studi : Teknik Elektro

    Konsentrasi : KetenagaanJenjang : Strata-1

    Fakultas : Teknologi Industri

    INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI AKPRIND

    YOGYAKARTA

    2015

  • 8/19/2019 LAPORAN KERJA PRAKTEK GEJAYAN.pdf

    2/60

     

    ii

    LEMBAR PENGESAHAN

    SISTEM OPERASI TRANSFORMATOR DISTRIBUSI

    PADA JARINGAN LISTRIK

    PT. PLN (PERSERO) P3B JAWA BALI AREA PELAKSANA

    PEMELIHARAAN SALATIGA GARDU INDUK 150KV

    GEJAYAN

    Praktek Kerja Nyata I merupakan salah satu syarat untuk memenuhi kurikulum

    Strata-1 Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri

    Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta.

    Disusun Oleh :

    Dimas Wahyu Sasongko

     No. Mahasiswa : 121.041.018

    Jurusan : Teknik Elektro

    Program Studi : Teknik Elektro

    Jenjang : Strata-1

    Fakultas : Teknologi Industri

    Telah diperiksa dan disetujui oleh;

    Yogyakarta , Juni 2015

    Ketua Jurusan Teknik Elektro Dosen Pembimbing

    (Ir. Muhammad Suyanto,M.T) (Mujiman. ST., MT)

     NIK : 89.0760.378.E NIK : 84.0754.323.E

  • 8/19/2019 LAPORAN KERJA PRAKTEK GEJAYAN.pdf

    3/60

     

    iii

    SPV JARGI KENTUNGAN DAN

    GEJAYAN

     NURKHOLIS

    LEMBAR PENGESAHAN

    SISTEM OPERASI TRANSFORMATOR DISTRIBUSI

    PADA JARINGAN LISTRIK

    PT. PLN (PERSERO) P3B JAWA BALI AREA PELAKSANA

    PEMELIHARAAN SALATIGA GARDU INDUK 150KV

    GEJAYAN

    Praktek Kerja Nyata I merupakan salah satu syarat untuk memenuhi kurikulum

    Strata-1 Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri

    Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta.

    Disusun Oleh :

    Dimas Wahyu Sasongko

     No. Mahasiswa : 121.041.018

    Jurusan : Teknik Elektro

    Program Studi : Teknik Elektro

    Jenjang : Strata-1

    Fakultas : Teknologi Industri

    Telah Disahkan Oleh :

    ASMAN HASET

    BC YOGYAKARTA

    SUHARDI

    MANAJER

    BUDI SANTOSO

  • 8/19/2019 LAPORAN KERJA PRAKTEK GEJAYAN.pdf

    4/60

     

    iv

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

    rahmat, karunia serta izin-Nya lah penulis berhasil menyelesaikan laporan Praktek

    Kerja Nyata (PKN) yang penulis beri judul “  Sistem Operasi Transformator

    Distribusi Pada Jaringan Listrik PT. PLN (Persero) P3B Jawa Bali Area

    Pelaksana Pemeliharaan Salatiga Gardu Induk 150KV Gejayan”. 

    Praktek Kerja nyata ini penulis laksanakan selama kurang lebih satu bulan

    terhitung tanggal 4 Mei 2015 sampai 29 Mei 2015. Praktek kerja nyata merupakan

    salah satun syarat yang harus dipenuhi untuk memenuhi persyaratan Akademik di

    Jurusan Teknik Elektro Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta.

    Kegiatan ini dapat menjadi media pembelajaran bagi penulis untuk dapat

    menerapkan ilmunya dibangku perkuliahan.

    Selama proses pelaksanaan Kerja Praktek, tidak lupa penulis sampaikan

     penghargaan dan rasa terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu

     penulisan dalam melaksanakan kerja praktek dan menyusun laporan ini sehingga

    dapat terselesaikan dengan baik. Oleh sebab itu perkenankanlah penulis

    mengucapkan terimakasih kepada:

    1.  Bapak Dr. Ir. Sudarsono, MT. Selaku Rektor Institut Sains & Teknologi

    AKPRIND Yogyakarta.

    2. 

    Bapak Muhammad sholeh, S.T., M.T selaku Dekan Institut Sains & Teknologi

    AKPRIND Yogyakarta.

  • 8/19/2019 LAPORAN KERJA PRAKTEK GEJAYAN.pdf

    5/60

     

    v

    3. 

    Bapak Ir. Muhammad Suyanto, MT. selaku ketua Jurusan Teknik Elektro dan

    Pembimbing Praktek Kerja Nyata. Terima kasih atas dukungan dan bimbingan

    yang diberikan kepada saya.

    4.  Bapak Mujiman ST, MT selaku Dosen Pembimbing Kerja Praktek Nyata,

    Institut Sains & Teknologi Akprind Yogyakarta.

    5.  Bapak Budi Santoso selaku Manajer APP Salatiga yang telah memberikan ijin

    untuk melaksanakan kerja praktek di APP Salatiga.

    6. 

    Bapak Nurkholis selaku pembimbing lapangan kerja praktek yang senantiasa

    memberikan pengarahan tentang teknis pelaksanaan kerja praktek

    7. 

    Seluruh Staf dan karyawan PT. PLN (PERSERO) P3B Jawa Bali Area

    Pelaksana Pemeliharaan Salatiga Gardu Induk 150 KV Gejayan Yogyakarta

    atas kesediaan dan kerja samanya selama pelaksanaan kerja praktek .

    8. 

    Kepada kedua orang tua saya yang telah membesarkan dan memberikan

    motivasi kuat dalam melaksankan kerja praktek ini.

    9.  Rekan-rekan mahasiswa yang melaksanakan kerja praktek yang juga

    merupakan teman sekelompok selama pelaksanaan kerja praktek

    10. 

    Kepada seseorang yang saya cintai yang selalu memberikan petunjuk sekaligus

    motivasi kepada penulis baik sebelum, selama, ataupun sesudah pelaksanakan

    kerja praktek

    11. Rekan-rekan mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Institut Sains & Teknologi

    Akprind Yogyakarta yang telah memberikan masukan-masukan dalam

     penyusunan laporan ini

  • 8/19/2019 LAPORAN KERJA PRAKTEK GEJAYAN.pdf

    6/60

     

    vi

    12. 

    Semua pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan maupun pembuatan

    laporan Kerja Praktek ini, walaupun tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

    Penulis menyadari laporan ini masih jauh dari sempurna dan sudah barang

    tentu masih banyak kekurangannya baik segi teknik, penyajian dan bahasa. Oleh

    sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk

     perbaikan dimasa yang akan datang. Dan semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi

    kita semua

    Yogyakarta, Juni 2015

    Penyusun

  • 8/19/2019 LAPORAN KERJA PRAKTEK GEJAYAN.pdf

    7/60

     

    vii

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

    HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... ii

    KATA PENGANTAR ................................................................................... iv

    DAFTAR ISI ................................................................................................vii

    DAFTAR GAMBAR ....................................................................................ix

    DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................x 

    BAB I PENDAHULUAN

    1.1  Latar belakang ........................................................................ 1

    1.2  Perumusan Masalah ............................................................... 2

    1.3 

    Maksud dan Tujuan ................................................................ 2

    1.4  Waktu dan Tempat Pelaksanaan ............................................ 3

    1.5  Batasan Masalah..................................................................... 4

    BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

    2.1 

    Sejarah PT.PLN (Persero) ....................................................... 5

    2.2 Visi, Misi dan Motto Perusahaan ............................................ 6

    BAB III METODE PENGAMBILAN DATA

    3.1  Metode Pengumpulan Data ................................................... 10

    3.2  Metode Analisis Data ............................................................ 13

  • 8/19/2019 LAPORAN KERJA PRAKTEK GEJAYAN.pdf

    8/60

     

    viii

    BAB IV LANDASAN

    4.1 Umum ..................................................................................... 16

    4.2 Sistem Jaringan Listrik ........................................................... 19

    4.3 Struktur Distribusi Tenaga Listrik Gardu Induk .................... 19

    4.4 Gardu Hubung(Switch Substation) ........................................ 20

    4.5 Gardu Distribusi ..................................................................... 21

    4.6 Gangguan ............................................................................... 21

    4.7 Konsep Dasar Keandalan Sistem Distribusi ......................... 22

    4.8 Penertian Relay Differensial .................................................. 38

    4.9 Gas Insulated Switchger ......................................................... 41

    BAB V KESIMPULAN

    5.1 Kesimpulan ............................................................................ 49

    5.2 Saran ....................................................................................... 50

    DAFTAR PUSTAKA 

    LAMPIRAN

  • 8/19/2019 LAPORAN KERJA PRAKTEK GEJAYAN.pdf

    9/60

     

    ix

    DAFTAR GAMBAR

    Halaman

    Gambar 2.1. Struktur Organisasi PT.PLN (Persero) APP Salatiga................. 9

    Gambar 3.1. Konfigurasi Gardu Induk Gejayan. ........................................... 15

    Gamabr 4.1. Konfigurasi Saluran Distribusi Secara Umum Gardu Induk ..... 17

    Gambar 4.2. Struktur Distribusi GI 150KV Gejayan ..................................... 20

    Gambar 4.3. Transformator Merk Starlite...................................................... 23

    Gambar 4.4. Transformator Distribusi Merk XIAN SFZ 60000 ................... 24

    Gambar 4.5. Contoh Transformator 3 phasa .................................................. 25

    Gambar 4.6. Transformator Tipe Conventional Beradiator ........................... 30

    Gambar 4.7. Prinsip Hukum Kirchoff ............................................................ 39

    Gambar 4.8. Pengawatan Dasar Relay Differensial ....................................... 39

    Gambar 4.9. Sistem Pengaman Relay Differensial ........................................ 40

    Gambar 4.10. GIS Indoor PLN 150KV GI Gejayan ...................................... 41

    Gambar 4.11. Molekul Sulfur Heksa Fluorida(SF6) ...................................... 44

    Gambar 4.12. Single Line Diagram Gardu Induk Single Busbar .................. 46

    Gambar 4.13. Single Line Diagram Gardu Induk Sistem Double Busbar ..... 47

    Gambar 4.14. Single Line Diagram Gardu Induk Satu Setengah Busbar ...... 48

  • 8/19/2019 LAPORAN KERJA PRAKTEK GEJAYAN.pdf

    10/60

     

    x

    DAFTAR TABEL

    Halaman

    Table 3.1. Data Pengukuran Transformator 150 KV ..................................... 10

    Table 3.2. Data Pengukuran Belitan Transformator I 20KV ......................... 11

    Tabel 3.3. Pengukuran Pada Transformator II 150KV Merek XIAN SFZ

    150KV/20KV ................................................................................ 11

    Table 3.4. Data Pengukuran Belitan Transformator II 20KV ........................ 12

    Tabel 3.5. Pengukuran Saluran Kabel Tegangan Tinggi 150 KV GI

    Gejayan ......................................................................................... 13

    Tabel 4.1. Spesifikasi Minyak Isolasi Baru  ................................................. 28

    Tabel 4.2. Spesifikasi Minyak Isolasi Pakai  ................................................ 28

    Tabel 4.3. Tipe Pendinginan Transformator  ............................................... 31

    Tabel 4.4. Karakteristik Gas SF6 .................................................................. 45

  • 8/19/2019 LAPORAN KERJA PRAKTEK GEJAYAN.pdf

    11/60

     

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang Masalah

    Sistem keterandalan pada jaringan distribusi sangat besar peranannya untuk

    memenuhi kebutuhan tenaga listrik pada setiap konsumen. Oleh karena peranannya

    yang sangat penting bagi konsumen maka penyaluran listrik PT. PLN tidak boleh

    terputus selama 24 jam. Hal ini akan mengakibatkan kerugian yang sangat besar

     bagi konsumen. Bagian dari sistem tenaga listrik yang paling dekat dengan

     pelanggan adalah sistem distribusi. Sistem distribusi merupakan hal yang banyak

    mengalami gangguan, sehingga masalah dalam operasi sistem distribusi adalah

    mengatasi gangguan, jumlah gangguan dalam sistem distribusi relatif banyak

    dibandingkan dengan jumlah gangguan pada bagian sistem yang lain seperti pada

    unit pembangkit, saluran transmisi dan transformator gardu induk.

    Sistem distribusi tenaga listrik merupakan suatu sistem penyalur energi

    listrik dari pusat pembangkit tenaga listrik (power station) pada tingkat tegangan

    yang diperlukan, pada umumnya terdiri dari beberapa bagian yaitu: Gardu induk,

    Jaringan Distribusi Primer, Gardu Distribusi, Jaringan Distribusi Sekunder.

    Populasi penduduk yang semakin tahun terus bertambah mengakibatkan kebutuhan

    akan energi listrik juga semakin bertambah.

  • 8/19/2019 LAPORAN KERJA PRAKTEK GEJAYAN.pdf

    12/60

     

    2

    1.2  Rumusan Masalah

    Agar dapat dicapainya sasaran yang diharapkan, penulis

    menetapkan rumusan masalah dalam penyusunan laporan kerja praktek ini

    antaranya:

    1.  Bagaimana cara operasi Transformator distribusi pada jaringan 150KV?

    2.  Bagaimana sistem pemodelan beban dan keadaan trafo distribusi

    150KV?

    3. 

    Bagaimana cara perawatan dan pemeliharaan Trafo GIS di gardu induk

    150 KV agar gardu bekerja dengan stabil serta melindungi baik

    gangguan Pada jaringan listrik?

    1.3  Tujuan dan Manfaat Praktek Kerja Nyata 

    a. 

    Tujuan :

      untuk memenuhi salah satu syarat dalam penyusunan tugas akhir yang

    ada pada Jurusan Teknik Elektro , Fakultas Teknologi Industri, Institut

    Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta.

      Untuk meningkatkan keprofesionalan khusunya pada bidang keahlian

    teknologi bagi mahasisawa dan memenuhui tuntutan peningkatan mutu

     profesional dan sumber daya manusia (SDM) yang handal memenuhi

    kebutuhan sub –  sektor industri,

      Untuk memperdalam pengalaman/ wawasan sesuai dengan bidang yang

    dipraktekkan serta untuk melatih kemampuan berfikir mengungkapkan

     pendapat dan menyusun suatu laporan.

  • 8/19/2019 LAPORAN KERJA PRAKTEK GEJAYAN.pdf

    13/60

     

    3

      Untuk mendapatkan gambaran yang sebenarnya tentang pekerjaan yang

    ada, sebagai bekal setelah selesai kuliah.

    Manfaat Bagi Mahasiswa : 

    a.  Memperoleh pengetahuan dan pengalaman tentang dunia kerja yang

    sesungguhnya, khususnya di PT. PLN (Persero) P3B Jawa - Bali Area

    Pelaksana Pemeliharaan Salatiga Gardu Induk 150KV Gejayan.

    sehingga dapat mempersiapkan langkah-langkah yang perlu diambil

    untuk menyesuaikan diri dalam lingkungan kerjanya pada masa yang

    akan datang. 

    b.  Meningkatkan dan mengembangkan kemampuan dalam

    mengumpulkan, menganalisa dan menyimpulkan suatu permasalahan

    teknik. 

    1.4  Waktu Dan Tempat Pelaksanaan

    Adapun tempat dan waktu pelaksanaan praktek kerja nyata adalah :

    Tempat : PT. PLN GIS 150 KV Gejayan

    Jln. Gejayan Yogyakarta

    Waktu : 04 Mei s/d 29 Mei 2015

  • 8/19/2019 LAPORAN KERJA PRAKTEK GEJAYAN.pdf

    14/60

     

    4

    1. Jadwal Kegiatan

    Kegiatan Minggu 

    I II III IVI.  Pengenalan

    a.  Mengetahuigambaran umum

     perusahaan

     b. Mengetahui

    sejarah dan

     perkembangan

    c.  Mengetahui

    struktur

    organisasi

    II. Pengamatan

    Mempelajari

     peralatan/ subyeksesuai dengan tema

    yang diambil

    Permasalahan

    a.  Studi kasus

     b.  Diskusi,

    konsultasi, dan

    evaluasi

    c.  Interpretasihasil dan

    analisis data

    Penyusunan

    a. 

    Konsultasi b.  Penyusunan

    laporan

    1.5  Batasan Masalah

    Dalam laporan Praktek Kerja Nyata di Sistem Operasi Transformator

    Distribusi Pada Jaringan Listrik PT. PLN (Persero) P3B Jawa - Bali Area Pelaksana

    Pemeliharaan Salatiga Gardu Induk 150kv Gejayan ini penulisan menjelaskan

    mengenai jaringan listrik pada Trafo Tenaga di Gardu khususnya dikota

    Yogyakarta.

  • 8/19/2019 LAPORAN KERJA PRAKTEK GEJAYAN.pdf

    15/60

     

    5

    BAB II

    TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

    2.1 Profil Perusahaan PT. PLN (Persero) APP SALATIGA P3B –  JB

    Sejarah APP Salatiga

    PT. PLN (Persero) APP Salatiga merupakan salah satu unit dari PT. PLN

    (Persero) P3B Jawa Bali dimana dibentuk berdasarkan SK Direktur No.

    1466.K/DIR/2011 tanggal 13 Desember 2011. Proses Bisnis APP Salatiga adalah

    Pelaksana Pemeliharaan. Tugas utama PT. PLN (Persero) APP Salatiga adalah

    mengelola transmisi dan transaksi tenaga listrik di wilayah sistem Salatiga,

    Yogyakarta, Surakarta secara unggul, andal, terpercaya.

    Wilayah Kerja PT. PLN (Persero) APP Salatiga adalah meliputi 3 (tiga)

    daerah atau Basecamp yaitu Basecamp Salatiga, Yogyakarta dan Surakarta dengan

     jumlah gardu induk yang dikelola sebanyak 31 (tiga puluh satu), dimana terdapat

    62 Trafo IBT Dan Trafo Distribusi (3638 MVA) serta panjang transmisi 2101,702

    kms .

    Jumlah aset di APP Salatiga Dalam menjalankan fungsinya sebagai pengelola

    dan pemeliharaan, APP Salatiga memiliki aset yang terpasang dan tersebar di

    seluruh wilayah Salatiga, Surakarta dan Yogyakarta. Jumlah aset yang dimiliki APP

    Salatiga s.d tahun 2012 adalah Rp 3,935 Triliun. Jumlah Gardu Induk yang dikelola

    APP Salatiga saat ini berjumlah 31 unit, baik GIS maupun GI Konvensional baik

    di Grid 500 KV maupun 150 KV.

  • 8/19/2019 LAPORAN KERJA PRAKTEK GEJAYAN.pdf

    16/60

     

    6

    2.2 VISI DAN MISI PT. PLN (Persero)

    VISI:

      Diakui sebagai Perusahaan Kelas Dunia yang Bertumbuh kembang, Unggul

    dan Terpercaya dengan bertumpu pada potensi Insani.

    MISI UTAMA:

      Melakukan dan mengelola penyaluran tenaga listrik Menjalankan bisnis

    kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi pada kepuasan

     pelanggan, anggota perusahaan, dan pemegang saham.

     Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas

    kehidupan masyarakat.

     Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi.

     Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.

    VISI DAN MISI PT PLN (Persero) P3B Jawa-Bali APP Salatiga

    VISI:

      Menjadi unit pengelola transmisi dan transaksi tenaga listrik yang Unggul,

    Andal dan Terpercaya berkelas dunia.

    MISI UTAMA:

      Melakukan dan mengelola penyaluran tenaga listrik tegangan tinggi secara

    efisien, andal, dan akrab lingkungan;

     Mengelola transaksi tenaga listrik secara kompetitif, transparan dan adil.

  • 8/19/2019 LAPORAN KERJA PRAKTEK GEJAYAN.pdf

    17/60

     

    7

    Program Unggulan PT. PLN (Persero) APP Salatiga

    1. Manajemen Aset

    Manajemen Aset (Asset Management/AM) merupakan bagian dari program

    Metamorfosa yang sedang dikembangkan PLN Pusat. Penjabaran AM tersebut

     bertujuan untuk mencapai efektivitas pembiayaan investasi (cost effectiveness of

    investment) dan memaksimalkan keuntungan jangka panjang.

    2. Pembentukan Tim Verifikasi Operasi Sistem Penyaluran

    Sehubungan dengan terjadinya gangguan pada system penyaluran di

    wilayah kerja APP Salatiga, maka perlu dilakukan verifikasi gangguan operasi

    system dengan tujuan untuk mengetahui penyebab gangguan.

    3. Remapping SDM

    Remapping SDM merupakan langkah yang dilakukan manajemen untuk

    mengoptimalkan fungsi SDM untuk mencapai target dan tujuan perusahaan

    4. Code Of Conduct & Good Corporate Government

    Code of conduct  (tata nilai) adalah kaidah‐kaidah yang menjadi landasan

     bagi kita dalam bertindak dan mengambil keputusan. Perjalanan mewujudkan Visi

    melalui Misi menuntut perilaku tertentu dari para pegawai APP Salatiga. Perilaku

    yang diharapkan dari setiap pegawai diwujudkan melalui core values yang perlu

    dijunjung tinggi oleh setiap anggota organisasi.

    5. Penyempurnaan proses bisnis

    Proses bisnis merupakan sekumpulan tugas atau aktivitas untuk mencapai

    tujuan yang diselesaikan baik secara berturut atau paralel oleh manusia atau sistem

     baik diluar ataupun didalam organisasi, juga merupakan sebuah abstraksi yang

  • 8/19/2019 LAPORAN KERJA PRAKTEK GEJAYAN.pdf

    18/60

     

    8

    menggambarkan cara orang‐orang atau pihak ‐ pihak saling berinteraksi di dalam

    sistem, untuk menangani permintaan bisnis yang dijelaskan dalam cara tertentu.

    6. SMK3

    Bertujuan menciptakan suatu sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja

    (K3) di tempat kerja dengan melibatkan unsur manajemen, tenaga kerja/ pegawai,

    kondisi dan lingkungan kerja yang terintegrasi dalam rangka mencegah dan

    mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta terciptanya tempat kerja

    yang aman (Safe), efisien dan produktif.

  • 8/19/2019 LAPORAN KERJA PRAKTEK GEJAYAN.pdf

    19/60

     

    9

    Struktur Organisasi PT. PLN (Persero) APP Salatiga

    Gambar 2.1 Struktur Organisasi PT. PLN (Persero) APP Salatiga

  • 8/19/2019 LAPORAN KERJA PRAKTEK GEJAYAN.pdf

    20/60

  • 8/19/2019 LAPORAN KERJA PRAKTEK GEJAYAN.pdf

    21/60

     

    11

    Tabel 3.2. Data Pengukuran Belitan Transformator I 20KV

    Tabel 3.3. Pengukuran Pada Transformator II 150KV Merek XIAN SFZ

    150KV/20KV

    Hari ke SUHU POSISITAB

    COUNTEROLTC

    SISI 20KV IN 1732 AMPER

    OIL WIND .P WIND.S KV R S T

    1.  56 66 66 13 96934 20.4 1232 1180 1225

    59 70 70 15 96938 20.4 1361 1365 1355

    2. 

    58 68 68 12 96949 20.6 1315 1265 1305

    58 69 69 16 - 20.8 1307 1251 1297

    3. - - - 14 - 20.7 - - -

    59 71 71 - 96969 - 1299 1191 1231

    4. - - - - - - - - -

    60 68 69 14 96974 21 1214 1145 1191

    5. 58 68 68 16 96984 20.6 1060 1045 1085

    - - - 14 - 20.7 1227 1219 1221

    6. 55 67 66 13 96997 20.5 1115 1086 1095

    - - - - - 21 1220 1190 1226

    7. 56 68 68 14 97010 20.9 1260 1290 1260

    - - 15 - 20.7 1211 1167 1197

    Hari ke SISI 150 KV IN : 230,9 AMPER

    PUKUL KV R S T MW MVAR

    1 10:00 145 150 140 135 33 30

    19:00 143 165 160 150 35 31

    2 10:00 147 180 170 165 39 34

    19:00 143 162 150 150 35 30

    3 10:00 - - - - - -

    19:00 145 150 140 135 34 27

    4 10:00 - - - - - -

    19:00 145 143 137 133 31 27

    5 10:00 144 125 225 220 49 42

  • 8/19/2019 LAPORAN KERJA PRAKTEK GEJAYAN.pdf

    22/60

     

    12

    Tabel 3.4. Pengkuran Belitan Transformator II 20KV

    3.  Minggu ketiga melakukan pengukuran saluran kabel tegangan tinggi

    150KV pukul 10.00 wib dan 19.00 Wib, dengan mengambil data berupa

    tegangan dan arus yang ada pada SKTT KENTUNGAN 1, SKTT

    Kentungan 2 Dan Koppel.

    19:00 146 160 155 155 37 32

    6 10:00 145 217 206 201 47 41

    19:00 145 151 144 140 32 29

    7 10:00 145 190 180 175 42 32

    19:00 143 105 155 160 36 30

    Hari ke SUHU POSISI

    TAB

    COUNTER

    OLTC

    SISI20KV IN 1732 AMPER

    OIL WIND .P WIND.S KV R S T

    1. 

    55 65 65 13 97228 20.7 975 985 965

    57 68 68 15 97293 20.7 1163 1137 1121

    2.  57 66 66 13 97288 20.6 1160 1165 1155

    57 67 68 14 - 20.8 1132 1127 1131

    3. - - - 14 - 20.8 - - -

    58 68 68 - 97299 - 993 979 971

    4. - - - - - - - - -

    63 66 65 14 97315 21 897 961 919

    5. 59 71 71 16 97326 20.6 1495 1500 1475

    - - - 14 - 20.6 1131 1119 1121

    6. 61 70 71 14 97347 20.7 1393 1418 1410

    - - - - - 20.6 993 980 970

    7. 58 69 69 14 97358 20.5 1240 1255 1235

    - - 15 - 20.6 1153 1135 1141

  • 8/19/2019 LAPORAN KERJA PRAKTEK GEJAYAN.pdf

    23/60

     

    13

    Tabel 3.5. Pengukuran Saluran Kabel Bawah Tanah Tegangan Tinggi 150

    KV GI Gejayan

    Hari

    ke

    Waktu Sktt kentungan in 500 A Sktt kentungan II in 500A Koppel in

    2000A

    kv A MW MVAR KV A MW MVAR KV A KV

    1 10:00 150 120 -30 2 150 130 -30 -10 150 0 150

    19:00 147 118 -30 - 147 118 -30 -10 147 0 147

    2 10:00 - - - - - - - - - -

    19:00 150 148 -35 0 150 153 -35 -12 150 0 150

    3 10:00 - - - - - - - - - - -

    19:00 148 150 -35 -2 148 180 -35 -12 148 0 148

    4 10:00 140 180 -40 -10 140 200 -30 -20 140 0 140

    19:00 146 155 -35 -2 146 163 -34 -15 146 0 146

    5 10:00 149 165 -40 -5 149 175 -38 -18 144 0 149

    19:00 145 162 -36 -3 145 170 -36 -15 145 0 145

    6 10:00 145 175 -40 -10 145 193 -40 -20 145 0 145

    19:00 145 170 -35 -5 145 180 -40 -18 145 0 145

    7 10:00 146 180 -40 -8 146 190 -40 -18 146 0 146

    19:00 144 170 -35 -5 144 180 -40 -15 144 0 144

    3.2 Metode Analisis Data

    Untuk mendapatkan arus perbandingan yang sama besar rasio CT antara

     primer dan sekunder transformator harus disesuaikan dengan rasio transformator

    itu sendiri. Misalkan Transformator 42 MVA, 150 kV/20kV dengan hubungan

    YNyn0, maka rasio CTnya :

    Arus nominal sisi primer transformator

    adalah

    Ip =

    5 √= 161,66  

    Maka primer CT dipilih = 161, 66 * √ 3 = 280 

    Arus nominal sisi sekunder transformator adalah

    IS =

    √= 1212,4  

  • 8/19/2019 LAPORAN KERJA PRAKTEK GEJAYAN.pdf

    24/60

     

    14

    Maka primer CT dipilih

    = 1212,4 x √ 3 = 2099  

    Sedangkan untuk pengenal sekunder CT 1, 2 dan 5 A. Sehingga rasio CT sisi primer

    dapat dipilih 300/5 dan rasio CT sisi sekunder 2000/5. Karena arus primer tidak

    sama dengan arus sekunder serta arus primer belum tentu sefasa dengan arus

    sekunder ( tergantung vector groupnya ) maka secara umum diperlukan trafo arus

     bantu atau Aux CT. 

     Aux. CT berfungsi untuk :

    1.  Menyesuaikan arus yang akan masuk ke relay differential. 

    2.  Menyesuaikan pergeseran sudut fasa yang akan masuk ke relay differential .

    Pemasangan Aux. CT  

    3.  Jika berfungsi untuk menyesuaikan pergeseran fasa selalu dipasang pada

    sisi Y transformator dayanya, dan disisi lainnya dapat dipasang atau tidak.

    4. 

     jika berfungsi hanya penyesuaian arus dapat dipasang disisi primer maupun

    sekunder, atau kedua –  duanya.

    5.   bila CT disisi primer mempunyai sekunder 1 A dan disisi sekunder 5 A,

    umumnya Aux. CT  dipasang dikedua sisi.

    Dari contoh di atas maka arus yang masuk ke relay adalah

    sebesar : Sisi 150 kV : I primer =5 .

     

    I primer = 2,7 A

    Maka arus yang masuk ke relay adalah :

    I primer = 2,7 . √3 

    I primer = 4,67 A

  • 8/19/2019 LAPORAN KERJA PRAKTEK GEJAYAN.pdf

    25/60

     

    15

    Sisi 20 kV : I skunder =5 .

     

    I skunder = 3,03 A

    Maka arus yang masuk ke relay adalah :

    I skunder = 3,03 . √3 

    I skunder = 5,24 A

    Fasilitas tap changer yang berfungsi untuk mendapatkan tegangan operasi

    sekunder yang lebih baik (diinginkan) dari tegangan jaringan yang berubah-ubah.

    Arus sisi sekunder CT dapat dibuat macth  hanya pada satu titik dari rentang

     pengubahan tap. Pada posisi lain akan timbul arus beda.

    Gambar 3.1. Konfigurasi Gardu Induk Gejayan

  • 8/19/2019 LAPORAN KERJA PRAKTEK GEJAYAN.pdf

    26/60

     

    16

    BAB IV

    LANDASAN TEORI

    4.1 Umum

    Transformator tenaga adalah suatu peralatan tenaga listrik yang berfungsi

    untuk menyalurkan tenaga/daya listrik, dalam operasi penyaluran tenaga listrik

    transformator dapat dikatakan sebagai jantung dari transmisi dan distribusi. Sistem

    distribusi merupakan bagian dari sistem tenaga listrik. Sistem distribusi ini berguna

    untuk menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya listrik besar (bulk power source)

    sampai ke konsumen. Jadi fungsi distribusi listrik adalah: Pembagian atau

     penyaluran tenaga listrik ke beberapa tempat (pelanggan). Merupakan sub sistem

    tenaga listrik yang langsung berhubungan dengan pelanggan, karena catu daya pada

     pusat-pusat beban (pelanggan) dilayani langsung melalui jaringan distribusi.

    Tenaga listrik yang dihasilkan oleh pembangkit listrik besar dengan

    tegangan dari 11 KV sampai 24 KV dinaikkan tegangannya oleh gardu induk

    dengan transformator penaik tegangan menjadi 70 KV, 154 KV, 220 KV atau 500

    KV kemudian disalurkan melalui saluran transmisi. Tujuan menaikkan tegangan

    adalah untuk memperkecil kerugian daya listrik pada saluran transmisi, dimana

    dalam hal ini kerugian daya adalah sebanding dengan kuadrat arus yang mengalir.

    Dengan daya yang sama bila nilai tegangannya diperbesar, maka arus yang

    mengalir semakin kecil sehingga kerugian daya juga akan kecil pula.

    Dari saluran transmisi, tegangan diturunkan lagi menjadi 20 KV dengan

    transformator penurun tegangan pada gardu induk distribusi, kemudian dengan

  • 8/19/2019 LAPORAN KERJA PRAKTEK GEJAYAN.pdf

    27/60

     

    17

    sistem tegangan tersebut penyaluran tenaga listrik dilakukan oleh saluran distribusi

     primer. Dari saluran distribusi primer inilah gardu-gardu distribusi mengambil

    tegangan untuk diturunkan tegangannya dengan trafo distribusi menjadi sistem

    tegangan rendah, yaitu 220/380 Volt. Selanjutnya disalurkan oleh saluran distribusi

    sekunder ke konsumen-konsumen. Dengan ini jelas bahwa sistem distribusi

    merupakan bagian yang penting dalam sistem tenaga listrik secara keseluruhan.

    Konfigurasi sistem tenaga listrik dapat dilihat pada gambar berikut.

    Gambar 4.1 Konfigurasi Saluran Distribusi Secara Umum Pada Gardu Induk

    Berdasarkan gambar di atas, maka dapat dikelompokkan dalam beberapa

     pembagian sebagai berikut:

  • 8/19/2019 LAPORAN KERJA PRAKTEK GEJAYAN.pdf

    28/60

     

    18

    1. 

    Daerah I :Bagian pembangkitan (Generation).

    2. 

    Daerah II :Bagian penyaluran (Transmission) bertegangan tinggi (HV,

    UHV, dan EHV).

    3.  Daerah III :Bagian distribusi primer bertegangan menengah (6, 12, atau 20

    KV).

    4.  Daerah IV :Bagian distribusi sekunder bertegangan rendah.

    Berdasarkan pembagian tersebut, maka diketahui bahwa sistem distribusi

    listrik terdapat pada daerah III dan IV, yang pada dasarnya dapat diklasifikasikan

    menurut beberapa cara, bergantung dari segi apa klasifikasi itu dibuat. Dengan

    demikian ruang lingkup jaringan distribusi adalah sebagai berikut:

    1.  SUTM, terdiri dari tiang dan peralatan kelengkapannya, konduktor dan

     peralatan perlengkapannya, serta peralatan pengaman dan pemutus.

    2.  SKTM, terdiri dari kabel tanah, terminasi dalam dan luar ruangan, dan lain-

    lain.

    3.  Gardu Trafo, terdiri dari Transformator, tiang, pondasi tiang, rangka tempat

    Trafo, panel, pipa-pipa pelindung, arrester, kabel-kabel, pengikat

    Transformator, peralatan pertanahan, dan lain-lain.

    4. 

    SUTR dan SKTR, sama dengan perlengkapan/material pada SUTM dan

    SKTM, yang membedakan hanya dimensinya.

    4.2 Sistem Jaringan Distribusi

    Sistem distribusi tenaga listrik adalah penyaluran energi listrik dari gardu

    induk (GI) tenaga listrik hingga sampai kepada konsumen pada tingkat tegangan

  • 8/19/2019 LAPORAN KERJA PRAKTEK GEJAYAN.pdf

    29/60

     

    19

    yang diperlukan. Jaringan distribusi terdiri atas dua bagian, yang pertama adalah

     jaringan tengah menengah / primer (JTM), yang menggunakan tiga kawat atau

    empat kawat untuk tiga fasa. Jaringan distribusi primer berada antara gardu induk

    dan transformator distribusi. Jaringan yang kedua adalah jaringan tegangan rendah

    (JTR) dengan tegangan 380/220 Volt.

    4.3 Struktur Distribusi Tenaga Listrik Gardu Induk GIS 150 KV Gejayan

    Gardu induk berisikan ujung-ujung dari saluran transmisi / sub transmisi,

    transformator, peralatan proteksi, control dan pangkal saluran distribusi. Gardu

    induk memberikan suplai tenaga listrik ke jaringan distribusi. Tegangan suplai

    gardu induk adalah berupa tegangan menengah, gardu induk berfungsi sebagai:

    1.  Mentransformasikan tenaga listrik dari tegangan tinggi yang satu ke

    tegangan tinggi lainnya, atau ke tegangan menengah.

    2.  Pengukuran, pengawasan operasi serta pengaturan dan pengamanan sistem

    tenaga listrik.

  • 8/19/2019 LAPORAN KERJA PRAKTEK GEJAYAN.pdf

    30/60

     

    20

    Gambar 4.2 Struktur Distribusi GI 150 KV Gejayan

    4.4 

    Gardu Hubung (Switch Substation )

    Gardu hubung merupakan gardu penghubung antara gardu induk dengan

    gardu Trafo distribusi. Gardu ini tidak berisikan Transformator, tetapi hanya

     perlengkapan hubung-bagi (Switcgear) dan bisanya rel-rel (busbars). Gardu hubung

    ini terdiri dari gardu hubung spindel yang memiliki maksimum 7 unit penyulang

    dan gardu hubung non-spindel yang memiliki 3 unit penyulang.

  • 8/19/2019 LAPORAN KERJA PRAKTEK GEJAYAN.pdf

    31/60

  • 8/19/2019 LAPORAN KERJA PRAKTEK GEJAYAN.pdf

    32/60

     

    22

    d. 

    Merusak peralatan pada daerah terjadinya gangguan itu.

    4.7 Konsep Dasar Keandalan Sistem Distribusi

    Definisi klasik dari keandalan adalah peluang berfungsinya suatu alat atau

    sistem secara memuaskan pada keadaan tertentu dan dalam periode waktu tertentu

     pula. Dapat juga dikatakan kemungkinan atau tingkat kepastian suatu alat atau

    sistem akan berfungsi secara memuaskan pada keadaan tertentu dalam periode

    waktu tertentu pula. Dalam pengertian ini, tidak hanya peluang dari kegagalan

    tetapi juga banyaknya, lamanya dan frekuensinya juga penting. Kemungkinan atau

    tingkat kepastian sedemikian itu tidak dapat diduga dengan pasti, tetapi dapat

    dianalisa atas dasar logika ilmiah.

    Keandalan yaitu kemampuan dari sistem pengiriman kekuatan untuk

    membuat tegangan listrik yang siap secara terus-menerus dan cukup dengan mutu

    kepuasan, untuk memenuhi kebutuhannya konsumen.

    Metodologi Tentang Life Time Transformator Pada dasarnya perhitungan

    yang tepat serta management yang baik dari Trafo Distribusi akan meningkatkan

    keandalan sistem tenaga listrik sehingga kontinuitas pelayanan listrik ke konsumen

    terjamin. Trafo Distribusi merupakan komponen yang sangat penting dalam

    mendistribusikan tenaga listrik kekonsumen, jadi ada beberapa faktor yang

    mempengaruhi keandalan dan lama waktu pakai trafo jaringan distribusi.

    1.  Klasifikasi Transformator Tenaga

    1)  Data Trafo PS(Pemakaian Sendiri) 200 KVA:

      Merk STARLITE buatan Indonesia

  • 8/19/2019 LAPORAN KERJA PRAKTEK GEJAYAN.pdf

    33/60

     

    23

      Kapasitas 200KVA frekuensi 50 HzTransformator 3 fase tahun buat 1995

     

    Hubungan P. Bintang dan S. Z n 5 ; Arus nominal 5.77 A , 288,6 A

      Perbandingan dengan minyak Diala B ; Jumlah berat 1080kg

      Low voltage –  terminal 2V –  2V –  2W –  2N

    Volt : 20000 ; ampere 1732.1 ; MVA : 60

      Tertiary –  Terminal Volt : 16079 ; Ampere : 414.6 x V3 ; MVA : 20

    Gambar 4.3 Transformator Merk Starlite

    2)  Transformator Distribusi 60 MVA Merk XIAN SFZ 60000

      Serial number A95007 –  4 . Power Tranformator 3 fase

      Standart IEC 1976, Year of Manuf 1995

      Cooling ONAN / ONAF 70/100%

      Insulation LI 650 AC 27 ; LEVEL LI –  AC 381; LI 125 AC 50; LI –  AC 38

      Connection symbol YN yn O+d

      Altitude Average Wind 58k

      Mass Total 10360 t ; Oil 2610t ; Untaking 5920t

  • 8/19/2019 LAPORAN KERJA PRAKTEK GEJAYAN.pdf

    34/60

     

    24

    Gambar 4.4 Transformator Distribusi 60 MVA Merk XIAN SFZ 60000

    Menurut Pendinginan, menurut cara pendinginannya dapat dibedakan sebagai

     berikut:

    a. 

    Berdasarkan Fungsi dan pemakaian:

      Transformator mesin (untuk mesin-mesin listrik)

      Transformator Gardu Induk

      Transformator Distribusi

     b.  Berdasarkan Kapasitas dan Tegangan Kerja: Contoh transformator 3

     phasa dengan tegangan kerja di atas 1100 kV dan daya di atas 1000

    MVA.

  • 8/19/2019 LAPORAN KERJA PRAKTEK GEJAYAN.pdf

    35/60

  • 8/19/2019 LAPORAN KERJA PRAKTEK GEJAYAN.pdf

    36/60

     

    26

    a)  Inti besi

    Inti besi berfungsi untuk mempermudah jalan fluks, yang ditimbulkan oleh

    arus listrik yang melalui kumparan. Dibuat dari lempengan-lempengan besi

    tipis yang berisolasi, untuk mengurangi panas (sebagai rugi-rugi besi) yang

    ditimbulkan oleh arus pusar atau arus eddy (eddy current).

    b)  Kumparan transformator

    Beberapa lilitan kawat berisolasi membentuk suatu kumparan, dan

    kumparan tersebut diisolasi, baik terhadap inti besi maupun terhadap

    kumparan lain dengan menggunakan isolasi padat seperti karton, pertinax

    dan lain-lain. Pada transformator terdapat kumparan primer dan kumparan

    sekunder. Jika kumparan primer dihubungkan dengan tegangan/arus bolak-

     balik maka pada kumparan tersebut timbul fluks yang menimbulkan

    induksi tegangan, bila pada rangkaian sekunder ditutup (rangkaian beban)

    maka mengalir arus pada kumparan tersebut, sehingga kumparan ini

     berfungsi sebagai alat transformasi tegangan dan arus.

    c)  Kumparan tertier

    Fungsi kumparan tertier diperlukan adalah untuk memperoleh tegangan

    tertier atau untuk kebutuhan lain. Untuk kedua keperluan tersebut,

    kumparan tertier selalu dihubungkan delta atau segitiga. Kumparan tertier

    sering digunakan juga untuk penyambungan peralatan bantu seperti

    kondensator synchrone, kapasitor shunt dan reaktor shunt, namun demikian

    tidak semua Transformator daya mempunyai kumparan tertier.

  • 8/19/2019 LAPORAN KERJA PRAKTEK GEJAYAN.pdf

    37/60

     

    27

    d)  Minyak Transformator

    Sebagian besar dari Transformator tenaga memiliki kumparan-kumparan

    yang intinya direndam dalam minyak transformator, terutama pada

    Transformator tenaga yang berkapasitas besar, karena minyak

    Transformator mempunyai sifat sebagai media pemindah panas

    (disirkulasi) dan juga berfungsi pula sebagai isolasi (memiliki daya

    tegangan tembus tinggi) sehingga berfungsi sebagai media pendingin dan

    isolasi.

    Minyak transformator harus memenuhi persyaratan, yaitu:

      Kekuatan isolasi tinggi

      Penyalur panas yang baik, berat jenis yang kecil, sehingga partikel-

     partikel dalam minyak dapat mengendap dengan cepat

      Viskositas yang rendah, agar lebih mudah bersirkulasi dan memiliki

    kemampuan pendinginan menjadi lebih baik

      Titik nyala yang tinggi dan tidak mudah menguap yang dapat

    menimbulkan baha

      Tidak merusak bahan isolasi padat

     

    Sifat kimia yang stabil

    Minyak transformator baru harus memiliki spesifikasi seperti

    tampak pada Tabel di bawah ini Untuk minyak isolasi pakai.

     berlaku untuk transformator berkapasitas > 1 MVA atau

     bertegangan > 30 kV

  • 8/19/2019 LAPORAN KERJA PRAKTEK GEJAYAN.pdf

    38/60

     

    28

    Tabel 4.1. Spesifikasi Minyak Isolasi Baru.

    Tabel 4.2. Spesifikasi Minyak Isolasi Pakai.

     NO. Sifat Minyak Isolasi Tegangan

    Peralatan

    Batas yang

    diperbolahkan

    Metode Uji Tempat Uji

    1. Tegangan tembus >170KV 50KV/2.5mm IEC 156 Di Tempat

    2. Kandungan air 170KV30KV/2.5mm

  • 8/19/2019 LAPORAN KERJA PRAKTEK GEJAYAN.pdf

    39/60

     

    29

    sekaligus berfungsi sebagai penyekat antara konduktor tersebut dengan

    tangki Transformator.

    f)  Tangki Dan Konservator

    Pada umumnya bagian-bagian dari Transformator yang terendam minyak

    Transformator berada atau (ditempatkan) di dalam tangki. Untuk

    menampung pemuaian pada minyak Transformator, pada tangki dilengkapi

    dengan sebuah konservator. Terdapat beberapa jenis tangki, diantaranya

    adalah:

      Jenis sirip (tank corrugated) Badan tangki terbuat dari pelat baja

     bercanai dingin yang menjalani penekukan, pemotongan dan

     proses pengelasan otomatis, untuk membentuk badan tangki

     bersirip dengan siripnya berfungsi sebagai radiator pendingin dan

    alat bernapas pada saat yang sama. Tutup dan dasar tangki terbuat

    dari plat baja bercanai panas yang kemudian dilas sambung kepada

     badan tangki bersirip membentuk tangki corrugated ini. Umumnya

    transformator di bawah 4000 kVA dibuat dengan bentuk tangki

    corrugated.

     

    Jenis tangki Conventional Beradiator, Jenis tangki terdiri dar badan

    tangki dan tutup yang terbuat dari mild steel plate (plat baja

     bercanai panas) ditekuk dan dilas untuk dibangun sesuai dimensi

    yang diinginkan, sedang radiator jenis panel terbuat dari pelat baja

     bercanai dingin (cold rolled steel sheets). Transformator ini

  • 8/19/2019 LAPORAN KERJA PRAKTEK GEJAYAN.pdf

    40/60

     

    30

    umumnya dilengkapi dengan konservator dan digunakan untuk

    25.000,00 kVA, yang ditunjukkan pada Gambar dibawah ini.

    Gambar 4.6. Transformator Tipe Conventional Beradiator

    (Sumber Trafindo, 2005)

      Hermatically Sealed Tank With N2 Cushined, Tipe tangki ini sama

    dengan jenis conventional tetapi di atas permukaan minyak

    terdapat gas nitrogen untuk mencegah kontak antara minyak

    dengan udara luar.

    2.  Peralatan Bantu

    a) 

    Pendingin

    Pada inti besi dan kumparan-kumparan akan timbul panas akibat rugi-

    http://2.bp.blogspot.com/_jqFxKzwEbD8/SVzGqCarrhI/AAAAAAAAAkc/Tv-7aGm6g4s/s1600-h/Tr.+tipe+Beradiator.jpg

  • 8/19/2019 LAPORAN KERJA PRAKTEK GEJAYAN.pdf

    41/60

     

    31

    rugi besi dan rugi-rugi tembaga. Bila panas tersebut mengakibatkan

    kenaikan suhu yang berlebihan, akan merusak isolasi transformator,

    maka untuk mengurangi adanya kenaikan suhu yang berlebihan

    tersebut pada transformator perlu juga dilengkapi dengan sistem

     pendingin yang bergungsi untuk menyalurkan panas keluar

    transformator. Media yang digunakan pada sistem pendingin dapat

     berupa udara, gas, minyak dan air.

    Sistem pengalirannya (sirkulasi) dapat dengan cara:

      Alamiah (natural)

      Tekanan/paksaan (forced).

    Tabel 4.3. Tipe Pendinginan Transformator

     NO. MacamSistem

    Pendingin

    Media

    Didalam Transformator Diluar transformator

    SirkulasiAlami

    SirkulasiPaksa

    SirkulasiAlami

    SirkulasiPaksa

    1. AN - - Udara -

    2. AF - - - Udara

    3. ONAN Minyak - Udara -

    4. ONAF Minyak - - Udara

    5. OFAN - Minyak Udara -

    6. OFAF - Minyak - Udara

    7. OFWF - Minyak - Air

    8. ONAN/ONAF Kombinasi 3 Dan 49. ONAN/OFAN Kombinasi 3 Dan 5

    10. ONAN/OFAF Kombinasi 3 Dan 6

    11. ONAN/OFWF Kombinasi 3 Dan 7

    keterangan: A = air (udara), O = Oil (minyak), N = Natural (alamiah),

    F = Forced (Paksaan / tekanan)

  • 8/19/2019 LAPORAN KERJA PRAKTEK GEJAYAN.pdf

    42/60

  • 8/19/2019 LAPORAN KERJA PRAKTEK GEJAYAN.pdf

    43/60

     

    33

      Indikator suhu minyak

     

    Indikator permukaan minyak

      Indikator sistem pendingin indikator kedudukan tap, dan

    sebagainya.

    Penuaan Isolasi Transformator

    Secara disain, biasanya umur trafo berkisar 30-40 tahun. Namun demikian,

    trafo yang dipasang tahun 1940 –  1950-an banyak yang sekarang masih beroperasi

    dengan normal. Ada fakta-fakta yang harus kita ketahui, misalnya bahwa isolasi

    trafo mengalami penuaan, belitan trafo harus diisolasi dari turn ke turn dan dari coil

    ke coil, ada berbagai bahan material yang bisa dipakai untuk isolasi ini.

    Untuk trafo daya, bahan isolasi yang biasa dipakai adalah kertas Kraft

    (kertas isolasi selulosa). Sekarang juga mulai banyak bahan kertas sintetik yang

    dipakai, yang bisa beroperasi pada temperatur kerja tinggi (isolasi hybrid), yang

    dikenal sebagai kertas Aramid. Gardu Induk yang menggunakan isolasi udara :

    1. 

    Gardu induk yang menggunakan gas SF 6 sebagai isolasi antara bagian

    yang bertegangan yang satu dengan bagian lain yang bertegangan, maupun

    antara bagian yang bertegangan dengan bagian yang tidak bertegangan.

    2.  Gardu induk ini disebut Gas Insulated Substation atau Gas Insulated

    Switchgear (GIS), yang memerlukan tempat yang sempit.

    Di awal abad ke-20 bahan isolasi yang dipakai adalah asbestos, low grade

     pressboard, kertas shellac impregnated. Kemudian dikembangkan kertas resin

    impregnated, lalu kertas isolasi dengan selulosa high sulfate. Kertas, pressboard,

  • 8/19/2019 LAPORAN KERJA PRAKTEK GEJAYAN.pdf

    44/60

     

    34

    transformer board dari selulosa adalah bahan isolasi yang paling banyak digunakan.

    Minyak hidrokarbon juga merupakan bagian dari isolasi.

    Isolasi solid seperti kertas, press board dan transformer board terbuat dari

    selulosa tumbuhan. Sumber utama serat selulosa adalah kayu. Kayu mengandung

    40 sampai 50% selulosa, 20 sampai 30% lignin dan 10 sampai 30% hemi selulosa.

    Selulosa sendiri adalah polimer linier yang unit-unit glukosa-nya terhubung pada

    atom Karbon yang pertama dan ke-4. Selulosa dalam keadaan baru mempunyai

    1000 sampai 3000 rantai glukosa.

    Kertas Kraft mengandung polimer selulosa dengan berat molekul tinggi

    sekitar 75 sampai 90%, hemi selulosa dengan berat molekul rendah 10 sampai 20%

    dan lignin 0 sampai 5%. Selulosa adalah polimer linier yang terdiri dari unit-unit

    glukosa anhydrous tunggal yang terhubung pada atom-atom Karbon pertama dan

    keempat melalui ikatan glukosidik. Jumlah unit monomer dalam polimer disebut

    sebagai degree of polymerisation. Sering kali, kualitas selulosa diukur dari tingkat

     polimerisasi (DP) dengan metode viskometrik rata- rata. Panjang rantai selulosa

    yang diukur dari tingkat polimerisasi rata-rata berdasarkan metode viskositas

    dinyatakan oleh DP. Kekuatan isolasi bergantung pada:

    1. 

    Komposisi kimia

    2.  Berat molekul polimer

    3.  Morfologi polimer

    Pada isolasi padat, pengeringan dan impregnasi minyak sangat penting

    untuk menjaga kekuatan isolasi kertas. Kadang-kadang kapas juga dipakai sebagai

    isolasi. Kertas yang telah diupgrade secara thermal disebut kertas Aramid yang

  • 8/19/2019 LAPORAN KERJA PRAKTEK GEJAYAN.pdf

    45/60

     

    35

    terbuat 100% dari serat polyamide aromatik. Penggunaan kertas Aramid tidak

    terlalu umum karena mahal. Minyak trafo modern mempunyai ketahanan dielektrik

    yang tinggi, viskositas rendah, bebas dari sludging, hambatannya bagus terhadap

    listrik statis. Minyak trafo terdiri dari senyawa campuran hidrokarbon. Kandungan

    utamanya adalah Parafin, Iso Parafin, Naphtene dan Aromatic. Cairan Silicone

    lebih baik dari pada minyak mineral namun lebih mahal.

    Aplikasi pada trafo distribusi kecil dan trafo daya besar dibedakan. Pada

    trafo kecil sampai dengan beberapa MVA, variasi isolasinya biasanya tidak banyak

    atau sistemnya konvensional, contohnya trafo jenis kering, trafo yang diisi minyak

    silicone dan trafo yang diisolasi gas dan didinginkan uap air. Untuk trafo yang

     bekerja pada suhu tinggi, serat Aramid merupakan alternatif yang bagus.

    Pengertian Over Eksitasi

    Over eksitasi pada transformator merupakan suatu kejadian dimana inti

    transformator mengalami saturasi karena fluks magnetik yang mengalir di inti

    meningkat sehingga meningkatkan arus eksitasi yang melebihi batas desain

     peralatan. Seringkali tanpa disadari suatu transformator yang beroperasi

     pada jaringan mengalami over eksitasi. Oleh karena itu perlu diketahui penyebab

    terjadinya over eksitasi pada transformator. Penyebab Terjadinya Over Eksitasi

    Dalam jaringan, seringkali jarak antara IBT 500/150 kV dengan transformator

    150/20 kV sangat jauh hingga ratusan kilometer. Keadaan ini tentu saja

    menyebabkan tegangan suplai ke transformator 150/20 kV menjadi turun, bernilai

    lebih rendah, dibawah tegangan nominalnya bahkan hingga batas toleransi

  • 8/19/2019 LAPORAN KERJA PRAKTEK GEJAYAN.pdf

    46/60

     

    36

    minimum yang diperbolehkan, sehingga tegangan di sisi sekunder (penyulang)

     pun akan ikut turun, berada di bawah tegangan nominalnya. Begitu juga saat suatu

    transformator dari keadaan tidak berbeban, kemudian menjadi berbeban, maka

    tegangan di sisi sekunder akan turun dibandingkan tegangan ratingnya (mengalami

    voltage drop).

    Untuk menjaga kualitas ke sisi konsumen, transformator-transfomator

    ke sisi penyulang ini harus dinaikkan kembali tegangannya agar kualitas

    tegangan yang disyaratkan terpenuhi. Hal ini biasanya dilakukan dengan

     pengoperasian OLTC (On Load Tap Changer) pada posisi tap tertentu sehingga

    diperoleh nilai tegangan sekunder yang sesuai.

    Akibat Over Eksitasi Pada Transformator menyebabkan kenaikan

    temperatur inti transformator dan meningkatkan temperatur minyak transformator

    sebagai media pendingin transformator, meningkatkan tingkat kebisingan (noise)

    dan getaran (vibration) pada transformator. Beberapa transformator yang

    mengalami over eksitasi mengalami stress termal yang lebih besar dibandingkan

    dengan transformator sejenis pada beban yang sama jika tanpa over eksitasi.

    Over eksitasi dapat menyebabkan kerusakan permanen pada belitan dan

    inti transformator akibat panas yang disebabkan oleh arus eksitasi yang tinggi yang

    mengalir ketika tegangan meningkat tajam ke level saturasi. Transformator akan

    menuju ke kondisi over eksitasi ketika tegangan sistem berubah, ketika beban

     berubah dan/atau faktor daya (PF) berubah, atau ketika kombinasi antara tegangan

    sistem dan kondisi beban .

  • 8/19/2019 LAPORAN KERJA PRAKTEK GEJAYAN.pdf

    47/60

     

    37

    Peningkatan over eksitasi juga dapat menyebabkan penurunan

    kemampuan menyuplai daya pada transformator. Walaupun penurunan ini tidak

    terlalu besar, hot spot akan meningkat dan menyebabkan terjadinya penuaan

     pada isolasi transformator sehingga terjadi penurunan masa hidup (lifetime)

    isolasi transformator yang cukup mengkhawatirkan.

    Over eksitasi pada transformator dapat menyebabkan kerusakan termal

     pada inti akibat fluks besar yang berlebihan pada rangkaian magnetik. Fluks yang

     berlebih ini membuat inti besi mengalami saturasi dan mengalir ke dalam struktur

    yang berdekatan, menyebabkan tingginya rugi-rugi arus Eddy pada inti dan material

    konduktor yang berdekatan.

    4.8 

    Pengertian Relay Differensial

    Relay Differensial merupakan pengaman utama pada generator,

    Transformator dan bus-bar, sangat selektif , cepat bekerja tidak perlu berkoordinasi

    dengan relay lain dan tidak dapat digunakan sebagai pengaman cadangan untuk

    seksi atau daerah berikutnya. 

    Relay Differensial mengamankan peralatan tersebut diatas dari gangguan

    hubung singkat yang terjadi di dalam generator ataupun transformator, antara lain

    hubung singkat antara kumparan dengan kumparan atau antara kumparan dengan

    tangki. Relay ini harus bekerja kalau terjadi gangguan di daerah pengamanan, dan

    tidak boleh bekerja dalam keadaan normal atau gangguan di luar daerah

     pengamanan. Ini juga merupakan unit pengamanan dan mempunyai selektifitas

  • 8/19/2019 LAPORAN KERJA PRAKTEK GEJAYAN.pdf

    48/60

     

    38

    mutlak. Penggunaan Relay Differensial sebagai Relay pengaman, antara lain pada

    generator, Transformator daya, bus bar, dan saluran transmisi. Relay Differensial

    digunakan sebagai pengaman utama (main protection) pada transformator daya

    yang berguna untuk mengamankan belitan Transformator bila terjadi suatu

    gangguan. Relay ini sangat selektif dan sistem kerjanya sangat cepat.

    Prinsip Kerja Relay Differensial

    Relay Differensial prinsip kerjanya berdasarkan hukum kirchoff, dimana

    arus yang masuk pada suatu titik, sama dengan arus yang keluar dari titik tersebut

    seperti gambar dibawah.. 

    I1 I2  I1 = I2 

    Gambar 4.7 Prinsip Hukum Kirchoff

    Sebagaimana disebutkan diatas, Relay differensial adalah suatu alat proteksi

    yang sangat cepat bekerjanya dan sangat selektif berdasarkan keseimbangan

    (balance) yaitu perbandingan arus yang mengalir pada kedua sisi trafo daya melalui

    suatu perantara yaitu trafo arus (CT). Dalam kondisi normal, arus mengalir melalui

     peralatan listrik yang diamankan (generator, transformator dan lain-lainnya). Arus-

    arus sekunder transformator arus, yaitu I1 dan I2 bersikulasi melalui jalur IA. Jika

    relay pengaman dipasang antara terminal 1 dan 2, maka dalam kondisi normal tidak

    akan ada arus yang mengalir melaluinya.

  • 8/19/2019 LAPORAN KERJA PRAKTEK GEJAYAN.pdf

    49/60

     

    39

    Gambar 4.8 Pengawatan Dasar Relay Differensial

    Jika terjadi gangguan diluar peralatan listrik peralatan listrik yang

    diamankan (external fault), maka arus yang mengalir akan bertambah besar, akan

    tetapi sirkulasinya akan tetap sama dengan pada kondisi normal, sehingga relay

     pengaman tidak akan bekerja untuk gangguan luar tersebut. Jika gangguan terjadi

    didalam (internal fault), maka arah sirkulasi arus disalah satu sisi akan terbalik,

    menyebabkan keseimbangan pada kondisi normal terganggu, akibatnya arus ID akan

    mengalir melalui relay pengaman dari terminal 1 menuju ke terminal 2. Selama

    arus-arus sekunder transformator arus sama besar, maka tidak akan ada arus yang

    mengalir melalui kumparan kerja (operating coil) relay pengaman, tetapi setiap

    gangguan (antar fasa atau ke tanah) yang mengakibatkan sistem keseimbangan

    terganggu, akan menyebabkan arus mengalir melalui Operating Coil relay

     pengaman, maka relai pengaman akan bekerja dan memberikan perintah putus

    (tripping) kepada circuit breaker (CB) sehingga peralatan atau instalasi listrik yang

    terganggu dapat diisolir dari sistem tenaga listrik. Seperti gambar dibawah ini :

    http://3.bp.blogspot.com/-cdy9uAApKZ8/UtPl87e-3WI/AAAAAAAAAWg/95hzV8eremc/s1600/GBR+1.jpg

  • 8/19/2019 LAPORAN KERJA PRAKTEK GEJAYAN.pdf

    50/60

     

    40

    Gambar 4.9 Sistem Pengaman Relay Diferensial

    4.9 GAS INSULATED SWITCHGEAR

    1.  Gas Insulated Switchgear

    Gas Insulated Switchgear atau Gas I nsulated Substation   biasa disebut dengan

    istilah GIS, merupakan sebuah sistem penghubung dan pemutus jaringan listrik

    yang dikemas dengan menggunakan gas SF6  bertekanan sebagai material isolasi

    elektrik dan pemadaman busur api.

    GIS sendiri merupakan salah satu klasifikasi gardu induk yang menggunakan

    isolasi Gas. Berdasarkan lokasi peletakannya, GIS terbagi menjadi dua, yaitu di

    dalam ruangan (indoor ) dan di luar ruangan (outdoor ). GIS biasa ditempatkan pada

     perkotaan karena luas wilayah yang terpakai lebih kecil dibandingkan dengan yang

    konvensional.

    http://dunia-listrik.blogspot.com/search/label/Sistem%20Transmisi%20dan%20Distribusihttp://dunia-listrik.blogspot.com/search/label/Sistem%20Transmisi%20dan%20Distribusihttp://dunia-listrik.blogspot.com/search/label/Sistem%20Transmisi%20dan%20Distribusihttp://4.bp.blogspot.com/-pEtS6MqA_Jk/UtPl8zGK0CI/AAAAAAAAAWk/z1b3UmIKnS4/s1600/relai.jpghttp://dunia-listrik.blogspot.com/search/label/Sistem%20Transmisi%20dan%20Distribusi

  • 8/19/2019 LAPORAN KERJA PRAKTEK GEJAYAN.pdf

    51/60

     

    41

    Gambar 4.10. GIS Indoor PLN 150 KV GI Gejayan

    Pada GIS terdapat bermacam jenis peralatan seperti pemutus tenaga,

     busbar, pemisah, pemisah tanah, trafo arus dan trafo tegangan yang ditempatkan

    didalam kompartemen yang terpisah –  pisah dan diisi gas SF6. Kekuatan dielektrik

    Gas SF6 yang lebih tinggi dari pada udara, menyebabkan jarak konduktor yang

    diperlukan akan lebih kecil. Maka ukuran setiap peralatan dapat dikurangi, yang

    menyebabkan ukuran secara keseluruhan menjadi lebih kecil.

    Berdasarkan hasil kajian PLN dan mengacu pada hasil kajian  Konwledge

    Sharing and Research  (KSANDR) Belanda, GIS dibagi menjadi 5 subsistem

     berdasarkan fungsinya, yaitu:

    1.  Subsistem Primary 

    Subsistem  primary  berfungsi untuk menyalurkan energi listrik dengan

    nilai losses yang masih diijinkan.

    2. 

    Subsistem Secondary 

    Subsistem secondary berfungsi men-trigger  subsistem driving  untuk

    mengaktifkan subsistem mechanical  pada waktu tepat.

    3. 

    Subsistem Dielectric 

  • 8/19/2019 LAPORAN KERJA PRAKTEK GEJAYAN.pdf

    52/60

     

    42

    Subsistem dielectric  berfungsi untuk memadamkan busur api dan

    mengisolasikan active part .

    4.  Subsistem Driving mechanism 

    Subsistem driving mechanism adalah mekanik penggerak yang menyimpan

    energi untuk menggerakkan kontak utama (PMT, PMS) pada waktu yang

    diperlukan. Jenis –  jenis driving mechanism terdiri dari :

       Pneumatic  : Merupakan penggerak yang menggunakan tenaga udara

     bertekanan.

       Hydraulic  : Merupakan penggerak yang menggunakan tenaga minyak

    hidrolik bertekanan.

      Spring   : Merupakan penggerak yang menggunakan energi yang

    disimpan oleh pegas.

    5.  Subsistem Mechanical

    Subsistem mechanical   adalah peralatan penggerak yang menghubungkan

    subsistem driving mechanism dengan kontak utama peralatan PMT dan PMS untuk

    mentransfer driving energy menjadi gerakan pada waktu yang diperlukan.

    2. 

    Sulf ur Hexafluoride (SF6)

    Isolasi berfungsi untuk memisahkan bagian  –  bagianyang mempunyai beda

     potenstial agar diantara bagian  –  bagiantersebut tidak terjadi lompatan listrik atau

     percikan. Sulfur Hexafluoride (SF6) merupakan sebuah bahan isolasi berwujud gas

    yang terbentuk antara sulphur dan fluorine dengan reaksi eksotermis seperti

     persamaan berikut :

  • 8/19/2019 LAPORAN KERJA PRAKTEK GEJAYAN.pdf

    53/60

     

    43

    S + 3 F 2à SF 6  + 262 kKal

    Secara umum  sulfur heksa fluorida (SF6) murni adalahsenyawa yang tidak

     berwarna, tidak berbau, tidak berasa, dan tidak beracun serta memiliki kerapatan

    lima kali lipat dari udara. Molekul SF6 memiliki enam atom fluorine dan terdapat

    sebuah atom sulphur di tengah molekulnya. Molekul SF6ditunjukkan seperti

    gambar berikut :

    Gambar 4.11. Molekul sulfur heksa fluorida (SF6)

    2.1  Sifat Gas SF6 

    Hingga saat ini sebanyak 80% gas SF6 dari yang diproduksi di seluruh dunia

    dipakai sebagai media isolasi dalam sistem kelistrikan. Hal ini disebabkan sifat-

    sifat sebagai berikut

    a.  Hanya memerlukan energi yang rendah untuk memadamkan arc (busur api).

    Pada prinsipnya, SF6 sebagai pemadam busur api tidak memerlukan energi

    untuk mengkompresikannya, namun karena pengaruh panas busur api yang

    terjadi.

    http://1.bp.blogspot.com/-JGt4nfqHBZk/U2h9E8ozDpI/AAAAAAAAAG0/2PbI-agceE8/s1600/SF6.JPG

  • 8/19/2019 LAPORAN KERJA PRAKTEK GEJAYAN.pdf

    54/60

     

    44

     b. 

    Tekanan SF6 sebagai pemadam busur api maupun sebagai pengisolasi dapat

    dengan mudah dideteksi

    c.  Penguraian pada waktu memadamkan busur api maupun pembentukannya

    kembali setelah pemadaman adalah menyeluruh

    d.  Isolasi yang baik, karena relatif mudah terionisasi sehingga membuat

    konduktivitas tetap rendah. Hal ini mengurangi kemungkinan busur api

    tidak stabil, dengan demikian pemotongan arus dapat terjadi.

    e. 

    Karakteristik gas SF6  adalah elektronegatif sehingga penguraiannya

    menjadikan dielektriknya naik secara bertahap

    f. 

    Memiliki viskositas yang rendah sehingga dapat mengisi volume dari

     perangkat secara menyeluruh, stabil (tidak mudah bereaksi) dan penghantar

     panas yang baik.

    2.2 

    Karakteristik dan Spesifikasi Gas SF6 

    Sebagai bahan isolasi,gas SF6 memiliki karakteristik yang dapat dilihat pada

    tabel berikut :

    Tabel 4.4. Karakteristik Gas SF6 

     No. Indikator Nilai

    1. Konstanta Thermal 500 oC

    2. GWP (Global Warming Potential ) 23.900

    3.  Lifetime di atmosphere  3500 Tahun

    4. Tegangan Tembus 75 kV/cm

    5. Konduktivitas Panas 1,9 x 10-5 W/m

  • 8/19/2019 LAPORAN KERJA PRAKTEK GEJAYAN.pdf

    55/60

     

    45

    Pada aplikasinya sebagai isolasi, spesifikasi gas SF6  terbagi menjadi dua

     berdasarkan gas yang telah digunakan dan gas yang belum pernah digunakan, yaitu

    Gas SF6  baru (New-SF6) dan Gas SF6  yang digunakan (SF6-Used).Dikatakan

    spesifikasi New-SF6 , karena speksifikasi tersebut merupakan spesifikasi yang akan

    digunakan pertama kali pada suatu perangkat, sedangkan spesifikasi SF6-Used

    merupakan spesifikasi gas SF6 saat gas tersebut digunakan.

    2.3  Berdasarkan Sistem Rel (Busbar)

    Rel (busbar) merupakan titik hubungan pertemuan (connecting) antara

    transformator daya, SUTT/ SKTT dengan komponen listrik lainnya, untuk

    menerima dan menyalurkan tenaga listrik. Berdasarkan sistem rel (busbar), gardu

    induk dibagi menjadi beberapa jenis, sebagaimana tersebut di bawah ini :

    1.  Gardu Induk sistem ring busbar adalah gardu induk yang busbarnya

     berbentuk ring. Pada gardu induk jenis ini, semua rel (busbar) yang ada,

    tersambung (terhubung) satu dengan lainnya dan membentuk ring (cincin).

    2.  Gardu Induk sistem single busbar adalah gardu induk yang mempunyai satu

    (single) busbar. Pada umumnya gardu dengan sistem ini adalah gardu induk

    yang berada pada ujung (akhir) dari suatu sistem transmisi. Single line

    diagram gardu sistem single busbar, lihat gambar 4.12.

  • 8/19/2019 LAPORAN KERJA PRAKTEK GEJAYAN.pdf

    56/60

     

    46

    Gambar 4.12.Single Line Diagram Gardu Induk Single Busbar

    3.  Gardu Induk sistem double busbar adalah gardu induk yang mempunyai dua

    (double) busbar. Gardu induk sistem double busbar sangat efektif untuk

    mengurangi terjadinya pemadaman beban, khususnya pada saat melakukan

     perubahan sistem (manuver sistem). Jenis gardu induk ini pada umumnya

    yang banyak digunakan. Single line diagram gardu induk sistem double

     busbar lihat gambar 4.13.

    Gambar 4.13 Single Line Diagram Gardu Induk Sistem Double Busbar.

  • 8/19/2019 LAPORAN KERJA PRAKTEK GEJAYAN.pdf

    57/60

     

    47

    4. 

    Gardu Induk sistem satu setengah (on half) busbar adalah gardu induk yang

    mempunyai dua (double) busbar. Pada umumnya gardu induk jenis ini

    dipasang pada gardu induk di pembangkit tenaga listrik atau gardu induk

    yang berkapasitas besar. Dalam segi operasional, gardu induk ini sangat

    efektif, karena dapat mengurangi pemadaman beban pada saat dilakukan

     perubahan sistem (manuver system). Sistem ini menggunakan 3 buah PMT

    dalam satu diagonal yang terpasang secara deret (seri). Single line diagram,

    lihat gambar 4.14.

    Gambar 4.14 Single Line Diagram Gardu Induk Satu Setengah Busbar

  • 8/19/2019 LAPORAN KERJA PRAKTEK GEJAYAN.pdf

    58/60

     

    48

    BAB V

    PENUTUP

    5.1  Kesimpulan.

    Pada pelaksanaan penelitian ini dengan melakukan pengambilan data di

    PLN GIS 150KV GEJAYAN Yogyakarta, maka dari hasil yang dicapai dapat

    diambil beberapa kesimpulan:

    1.  Jika beban yang disuplai oleh transformator pada jaringan semakin besar,

    maka digunakan transformator dengan kapasitas yang besar pula untuk

    menyuplai beban yang besar tersebut, jika tidak sedemikian rupa, maka

    transformator akan mengalami Over Load yang dapat mengakibatkan

    transformator terbakar.

    2.  Semakin besar nilai arus pada beban maka akan semakin besar pula daya

    reaktif yang dibangkitkan pada transformator baik trafo merk XIAN SFZ

    maupun merk Starlite 20 kV.

    3. 

    GIS sendiri merupakan salah satu klasifikasi gardu induk yang

    menggunakan isolasi Gas. Berdasarkan lokasi peletakannya, GIS biasa

    ditempatkan pada perkotaan karena luas wilayah yang terpakai lebih kecil

    dibandingkan dengan yang konvensional.

    4.  Pada dasarnya sistem proteksi di gardu induk menggunakan dua atau tiga

    relai yang dipasang sebgai pengaman, dan pemasangannya pun dibuat

    saling terikat satu sama yang lain, adapun jika salah satu relai pada sistem

  • 8/19/2019 LAPORAN KERJA PRAKTEK GEJAYAN.pdf

    59/60

     

    49

     proteksi tersebut mengalami kerusakan maka relai yang lain akan

    menggantikan relai yang tidak berfungsi.

    5.2  Saran

    Dalam laporan ini , penulis mencoba memberikan saran pada PT. PLN

    (Persero) APP Salatiga:

    1. 

    Bisa meningkatkan Penggunaan Energi Baru dan Terbarukan,

    Melakukan Pengawasan (Monitoring) Terhadap Peralatan saluran

    distribusi yang Kerap Terjadi Trip/bocor Pada Gardu Induk Gejayan.

    2. 

    Agar Dapat Mengoptimalkan Kualitas dan Kuantitas Kerja Sumber

    Daya Manusia-nya, Memberlakukan Sistem Keterbukaan Informasi

    Publik tentang sosialisasi penggunaan listrik pintar hemat energi.

  • 8/19/2019 LAPORAN KERJA PRAKTEK GEJAYAN.pdf

    60/60

     

    DAFTAR PUSTAKA

    Brown, E. Richard. 2002, Electric Power Distribution Reliability, New York. Basel

    : Marcel Dekker, Inc.

    Dedy Widhianto Adisuwito. 2008, Simulasi dan analisa ketidak seimbangan beban

    transformator distribusi untuk identifikasi beban lebih dan estimasi rugi  –  rugi

     pada jaringan tegangan rendah  pada PLN UJ Darmo Permai APJ Surabaya

    selatan, Surabaya.

    Marsudi, Djiteng. 2005, Pembangkitan Energi Listrik, Jakarta: Penerbit Erlangga.

    Morhel Mubarak. 2008, Studi Keterandalan Sistem Jaringan Distribusi udara 20

    kV pada Gardu hubung kandis kota Padang, Padang.

    Momoh, A. James. 2008, Electric Power Distribution, Automation, Protection, AndControl , CRC Press Taylor & Francis Group Boca Raton London New Yok.

    Pabla, A.S. 2007, Electric  Power Distribution fifth Editon, Tata McGraw-Hill

    Publishing Company Limited. New Delhi.

    Taufiq. 2009, Studi pengaruh penempatan arrester terhadap efektivitas proteksi

    transformator distribusi 20 kV pada gadu transformator tiang.

    http://one.indokripsi.com/node/8473

    PT. PLN (Persero) P3B Suplemen SE. 032/PST/1984, 2000, Uraian kegiatan

    Pemeliharaan Listrik, Jakarta.

    http://one.indokripsi.com/node/8473http://one.indokripsi.com/node/8473