laporan kerja praktek madukismo

103
[email protected] - 1 - BAB I PENDAHULUAN 1. Sejarah Perusahaan Pada waktu pendudukann Hindia Belanda di Yogyakarta terdapat tujuh  belas pabrik gula antara lain Pabrik Gula Padokan, Ganjuran, Kedaton, Mlati, Cebongan, Medari, dan sebagainya. Pada tahun 1942 seluruh pabrik gula tersebut dikuasai oleh Jepang. Dalam perkembangannya pemerintah Jepang tidak dapat mengoperasikan pabrik-pabrik tersebut secara penuh, meskipun masih ada 12  pabrik yang masih berjalan dan berproduksi, namun keadaan ters ebut ti dak dapat  berjalan lama dan hanya berlangsung sampai saat proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 saja. Setelah pemerintahan Indonesia berjalan stabil, pada tahun 1950 Sri Sultan Hamengkubuwono IX memprakarsai untuk membangun pabrik gula dengan tujuan: 1. Untuk menampung para buruh bekas pabrik gula yang kehilangan  pekerjaan. 2. Menambah kesejahteraan dan kemakmuran rakyat. 3. Menambah pendapatan pemerintah, baik pusat maupun daerah. maka sekitar tahun 1955 tepatnya tanggal 14 Juni 1955 atas prakarsa Sri Sultan Hamengkubuwono IX dibangunlah Pabrik Gula Madukismo, di tempat yang

Upload: amilhasbala

Post on 18-Oct-2015

1.108 views

Category:

Documents


177 download

DESCRIPTION

Laporan Kerja Praktek Madukismo yogyakartateknik kimia pabrik spiritus madubaru

TRANSCRIPT

  • 5/28/2018 Laporan Kerja Praktek Madukismo

    1/103

    [email protected] 1 -

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1. Sejarah Perusahaan

    Pada waktu pendudukann Hindia Belanda di Yogyakarta terdapat tujuh

    belas pabrik gula antara lain Pabrik Gula Padokan, Ganjuran, Kedaton, Mlati,

    Cebongan, Medari, dan sebagainya. Pada tahun 1942 seluruh pabrik gula tersebut

    dikuasai oleh Jepang. Dalam perkembangannya pemerintah Jepang tidak dapat

    mengoperasikan pabrik-pabrik tersebut secara penuh, meskipun masih ada 12

    pabrik yang masih berjalan dan berproduksi, namun keadaan tersebut tidak dapat

    berjalan lama dan hanya berlangsung sampai saat proklamasi kemerdekaan 17

    Agustus 1945 saja.

    Setelah pemerintahan Indonesia berjalan stabil, pada tahun 1950 Sri Sultan

    Hamengkubuwono IX memprakarsai untuk membangun pabrik gula dengan

    tujuan:

    1. Untuk menampung para buruh bekas pabrik gula yang kehilangan

    pekerjaan.

    2. Menambah kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.

    3. Menambah pendapatan pemerintah, baik pusat maupun daerah.

    maka sekitar tahun 1955 tepatnya tanggal 14 Juni 1955 atas prakarsa Sri Sultan

    Hamengkubuwono IX dibangunlah Pabrik Gula Madukismo, di tempat yang

  • 5/28/2018 Laporan Kerja Praktek Madukismo

    2/103

    [email protected] 2 -

    sebelumnya merupakan Pabrik Gula Padokan, dengan kontraktor utama Machinen

    Fabriek Sangerhausen, Jerman Timur.

    Pada awal berdiri badan usaha bernama P2G Madubaru PT yang

    sahamnya 75% dimiliki oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX dan 25%

    dikuasakan kepada Depertemen Pertanian atas nama Pemerintah RI

    Peletakan batu terakhir dilakukan pada 31 Maret 1958 oleh Sri Sultan

    Hamengkubuwono IX sendiri dan PG Madubaru diresmikan pada tanggal 29 Mei

    1958 oleh Presiden RI pertama, Ir. Soekarno. Pada tahun 1962 Pemerintah RI

    mengambil alih semua perusahaan yang ada di Indonesia, baik milik asing

    maupun semi swasta. Maka mulai tahun tersebut PG Madubaru berubah statusnya

    menjadi Perusahaan Negara (PN).

    Dalam memimpin pabrik-pabrik gula, pemerintah membentuk suatu badan

    yang diberi nama Badan Pimpinan Umum Perusahaan Perkebunan Negara (BPU-

    PPN). Pada tahun 1966 BPU-PPN bubar, sehingga PG Madubaru memilih

    Perseroan Terbatas (PT) sebagai bentuk dari perusahaan dan disebut P2G

    Madubaru PT, yang membawahi PG Madukismo dan PS madukismo. Dengan

    susunan direksi yang dipimpin oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX sebagai

    presiden direkturnya.

    Pada tanggal 4 Maret 1984 dengan persetujuan dari Sri Sultan

    Hamengkubuwono IX, PG Madubaru PT kembali dikelola oleh Departemen

    Pertanian Dan Keuangan. PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) ditunjuk oleh

  • 5/28/2018 Laporan Kerja Praktek Madukismo

    3/103

    [email protected] 3 -

    pemerintah untuk mengelolanya berdasarkan kontrak manajemen yang

    ditandatangani pada tanggal 14 maret 1984 oleh direktur PT Rajawali Nusantara

    Indonesia Mohammad Yusuf dan Sri Sultan Hamengkubuwono IX selaku

    pemegang sero terbesar. Pada tahun 2004 saham pemerintah diambil alih oleh PT.

    Rajawali Nusantara Indonesia sehingga kepemilikan saham menjadi 35% PT.

    Rajawali Nusantara Indonesia dan 65% milik Sri Sultan Hamengkubuwono X.

    Sejak tahun 1975 berdasarkan impress No. 9/75 yang menyatakan bahwa

    pada akhir repelita II, pabrik pabrik gula tidak diperbolahkan menyewa tanah

    milik petani, sedangkan penyediaan tebu seluruhnya adalah dari Tebu Rakyat

    Intensifikasi (TRI), dan pabrik gula hanya membantu dalam penebangan dan

    pembibitan paket kredit dan penyuluhan saja. Sistem yang dipergunaan adalah

    bagi hasil sesuai dengan rendemen gula dari tebu milik petani.

    2. Hasil Produksi

    Kapasitas produksi Pabrik Spiritus Madukismo adalah sekitar 25.000 liter

    alkohol setiap hari, yang terdiri dari 22.500 liter alkohol prima dan 2.500 liter

    alkohol teknis. Kadar alkohol prima minimal adalah 95%, sedangkan alkohol

    teknis 94%. Hasil produksi lain adalah spiritus dan hasil samping berupa minyak

    fusel yang dapat dijual ke pabrik essence.

    Hasil uji alkohol prima produksi PS Madukismo yang diperiksa oleh PT

    Sucofindo pada tahun 2010 dan 2011 adalah sebagai berikut :

  • 5/28/2018 Laporan Kerja Praktek Madukismo

    4/103

    [email protected] 4 -

    PARAMETERS UNITS RESULT METHODS

    Appearance - Liquid ,clear and

    free of suspended

    matter

    Visual

    Ethanol content (15,56 C) % vol 96.35 SNI.35652009

    Acidity (Acetic Acid) ppm 23 SNI.35652009

    Permanganate Time Test

    (15 0C)

    - 29 minutes 55

    seconds

    SNI.35652009

    Non volatile matter mg/100ml 5.4 SNI.35652009

    Acetaldehyde - Not detected Gas

    chromatography

    Methanol - Not detected Gas

    chromatography

    Fusel oil

    - 2-propanol - Not detected Gas

    chromatography

    - 1-Propanol - Not detected Gas

    chromatography

    - 2-Butanol ppm 15 Gas

    chromatography

    - Iso-butanol - Not detected Gas

    chromatography

    - 1-Butanol - Not detected Gas

  • 5/28/2018 Laporan Kerja Praktek Madukismo

    5/103

    [email protected] 5 -

    chromatography

    - Iso-Amylalkohol ppm 3 Gas

    chromatography

    Heavy metals - Not detected Atomic absorption

    spectrometric

    Pabrik spiritus madukismo tidak hanya menjual alkohol mentah berupa

    alkohol teknis maupun prima, namun juga menjual spiritus dan special

    denaturated alcohol (SDA-MET). Spiritus adalah alkohol teknis yang telah di-

    denaturasi dengan mencampurkan metanol minyak tanah dan methylene blue,

    sedangkan SDA-MET adalah alkohol prima yang hanya di-denaturasi dengan

    metanol.

  • 5/28/2018 Laporan Kerja Praktek Madukismo

    6/103

    [email protected] 6 -

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2. Alkohol

    Alkohol merupakan senyawa organik yang terdiri dari unsur karbon,

    hidrogen dan oksigen. Alkohol dapat dipandang sebagai derivat senyawa

    hidrokarbon yang mempunya gugus hidroksil. Dalam perdagangan yang

    dimaksud dengan alkohol adalah etil akohol atau etanol. Sifat-sifat alkohol pada

    umumnya adalah:

    1. Marupakan zat cair yang tidak berwarna

    2. Mudah menguap dan terbakar, serta tidak berjelaga

    3. Berat jenis lebih kecil dari air

    4. Mudah larut dalam air

    5. Mempunyai bau yang spesifik

    6. Merupakan senyawa polar karena adanya ikatan hidrogen

    sifat fisis alkohol yang lain adalah :

    1. Titik beku : -11,4 oC

    2. Titik didih : 78,32 oC

    3. Indeks bias (15 oC) : 1,3651

    4. Renggangan permukaan (20oC) : 22,3 dyne/cm

    5. Tekanan uap (20oC) : 43 mmHg

  • 5/28/2018 Laporan Kerja Praktek Madukismo

    7/103

    [email protected] 7 -

    6. Panas spesifik (23oC) : 0,618 kal/gr

    7. Titik nyala : 12,7oC

    8. Spesifik gravity (15,56oC) : 0,816

    9. Viskositas (20oC) : 0,0141 poise

    Penggunaan alkohol yang paling penting adalah :

    1. Sebagai bahan dasar pembuatan eter, etilen, asam asetat dan sebagainya

    2. Sebagai pelarut

    3. Sebagai bahan baku spiritus

    4. Sebagai campuran minuman

    5. Sebagai bahan campuran pada bahan bakar minyak alternatif

    2.1. Cara pembuatan alkohol dalam industri

    Pembuatan alkohol dalam industri dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu

    dengan cara sintesis dan fermentasi.

    2.1.1. Cara sintesis

    Pembuatan alkohol dengan menggunakan cara sintesis ini memakai etilen

    sebagai bahan dasar. Proses sintesisi ini ada dua macam, yaitu:

    a. Hidrasi tidak langsung

    b. Hidrasi langsung

  • 5/28/2018 Laporan Kerja Praktek Madukismo

    8/103

    [email protected] 8 -

    2.1.1.1. Hidrasi Tidak Langsung

    Di sini terjadi proses hidrasi etilen menjadi alkohol secara bertingkat.

    Etilen yang digunakan harus benar-benar bebas dari senyawa olefin, sebab bila

    terdapat senyawa olefin akan mengakibatkan terjadinya polimerisasi. Secara

    singkat reaksinya dapat diuraikan sebagai berikut:

    C2H4+ H2SO4 C2H5HSO4

    C2H5HSO4+ C2H5 (C2H5)2SO4

    C2H5HSO4+ H2O C2H5OH + H2SO4

    Etilen dan asam sulfat dengan bantuan katalisator perak sulfat atau

    senyawa dari Cu, Fe dan Pt akan membentuk etil hidrogen sulfat pada tekanan

    operasi 40-70 atm dan suhu 250OC. Sebagian etil hirogen sulfat akan bereaksi

    lebih lanjut dengan etilen dan akan membentuk dietil sulfat.

    Salah satu kekurangan dari proses diatas adalah adanya hasil samping

    berupa eter.

    2.1.1.2. Hidrasi Langsung

    Hidrasi langsung etilen menjadi etanol dengan katalisator H3PO3 pada

    suhu 400oC dan tekanan 1000psi.

    Proses hidrasi langsung ini jarang dilakukan dalam industri karena

    memerlukan peralatan yang mahal dan kondisi oerasi yang sulit dicapai.

  • 5/28/2018 Laporan Kerja Praktek Madukismo

    9/103

    [email protected] 9 -

    2.1.2. Cara Fermentasi

    Kata fermentasi berasal dari bahasa latin ferverveyang berarti mendidih.

    Istilah fermentasi dulu dipakai untuk menyatakan perubahan/peruraian dari

    karbohidrat dengan pembuatan gas. Keterangan yang bersifat ilmiah, pertama kali

    deberikan oleh ahli kimia PerancisLouis Pateur, dimana fermentasi adalah proses

    peruraian gula menjadi alkohol dan karbon dioksida yang disebabkan oleh

    aktivitas sel-sel yeast yang hidup da berkembang biak dalam cairan fermentasi

    tanpa pemberian udara.Pasteurjuga menjelaskan sel-sel yeast memperoleh energi

    dari hasil pemecahan molekul-molekul gula dalam keadaan tanpa udara. Dengan

    adanya udara pertumbuhanyeastakan lebih cepat, tetapi konsumsi gula menurun.

    Pasteur menunjukkan bahwa dengan adanya udara, 1 gram yeast dapat

    memproses 4-10 gram gula, sedangkan bila tidak ada udara yeast dapat

    memproses 60-80 gram gula.

    Keterangan Pasteur tersebut disempurnakan oleh Buchner, yang

    memperlihatkan bahwa fermentasi dapat dijalankan dalam larutan gula yang

    mengandung ekstrak dari sel-sel yeast yang telah mati. Kemudian diketahui

    bahwa cairan ini mengandung suatu zat aktif yang mampu memecah gula dan

    diberi nama fermentasi adalah bukan sel-sel yang hidup, melainkan enzim yang

    dihasilkannya.

    Sekarang fermentasi berarti desimilasi anaerobik dari senyawa-senyawa

    organik karena aktifitas mikroorganisme atau ekstrak dari sel-sel tersebut. Tetapi

    umumnya kata ini mencakup juga aksi mikrobial yang terkontrol. Dengan arti

  • 5/28/2018 Laporan Kerja Praktek Madukismo

    10/103

    [email protected] 10 -

    yang lebih luas fermentasi tidak hanya melingkup proses-proses desimilasi seperti

    pembentukan alkohol, butanol-aseton, asam laktat dan lain-lain, tetapi juga

    industri produksi cuka, asam sitrat, enzim, penisilin dan antibiotika lainnya, serta

    riboflavin dengan vitamin-vitamin lainnya. Karena bahan-bahan ini hasil proses

    mikrobia maka disebut hasil fermentasi.

    Pembuatan alkohol secara fermentasi dibagi menjadi dua bagian yaitu:

    1. Proses fermentasi yang mengubah bahan dasar menjadi alkohol. Prosesnya

    merupakan proses batch.

    2. Proses distilasi, dimana pemisahan/pemurnian alkohol. Prosesnya

    merupakan proses kantinyu.

    2.1.2.1. Proses Fermentasi

    Umumnya kata fermentasi diartikan untuk semua kegiatan yang

    menunjukkan berbagai aksi mokrobial. Untuk memudahkan, kegiatan mikrobial

    dikelompokkan menjadi : pertumbuhan, asimilasi, biosintesis, dan disimilasi.

    a. Pertumbuhan

    Istilah bagi individu tunggal yang membentuk koloni, mencakup

    peningkatan ukuran sel serta reproduksi sel secara langsung dengan

    pembelahan, pertunasan atau pembentukan spora dan konidia.

    b. Asimilasi

    Proses pengubahan berbagai komponen substrat menjadi substansi sel,

    sehingga memberikan pertumbuhan dan aktivitas hidup yang diperlukan.

  • 5/28/2018 Laporan Kerja Praktek Madukismo

    11/103

    [email protected] 11 -

    c. Biosintesis

    Pembentukan senyawa-senyawa kompleks sel dalam jumlah yang lebih

    banyak daripada yang diperlukan untuk menjaga dan mempertahankan

    aktifitas normal sehari-hari. Senyawa biosintesis yang umumnya adalah

    substansi aktif biokimia esensial (enzim, vitamin, riboflavin, antitoksin,

    dan lain sebagainya) dapat tetap berada dalam sel tetapi lebih sering

    dikeluarkan dari sel dan masuk ke dalam substrat. Biosintesis tidak khas

    untuk satu spesies, tetapi khas untuk satu strain. Biosistesis asimilasi dan

    biosintesis bersama-sama disebut anabolisme dan merupakan proses yang

    memerlukan energi. Energi ini berasal dari proses disimilasi dan

    katabolisme.

    d. Disimilasi

    Proses pengubahan senyawa substrat (yang merupakan sumber energi bagi

    mikroorganisme) atau senyawa-seyawa di dalam sel seperti glikogen dan

    ATP ( yang merupakan cadangan energi) menjadi senyawa yang tingkat

    energinya lebih rendah, sehingga energi dibebaskan dalam proses ini.

    Disimilasi berlangsung di dalam sel dan produk-produknya dikeluarkan di

    media sekitar. Disimilasi terutama menghasilkan senyawa organik sedikit

    senyawa anorganik dan beberapa unsur. Contoh: karbohidrat, glikosida,

    alkohol mono dan poli basa, aldehid, asam amino dan amina, sejumlah

    garam Fe, Mn, dan As, unsur karbon, belerang dan lain-lain.

    Proses-proses disimilasi bersifat oksidatif dan dapat berlangsung dengan

    beberapa cara yaitu :

  • 5/28/2018 Laporan Kerja Praktek Madukismo

    12/103

    [email protected] 12 -

    1. Penambahan oksigen

    2. Pelepasan hidrogen

    3. Pelepasan elektron

    Bila oksigen dari udara masuk ke dalam reaksi disimilasi dan bertindak

    sebagai akseptor hidrogen, maka prosesnya adalah aerobik (oksibiotik).

    Bila disimilasi berlangsung tanpa partisipasi oksigen dari udara, proses ini

    disebut fermentasi sejati (disimilasi anaerobik). Substrat glukosa misalnya,

    dapat dioksidasi sempurna dan menghasilkan air serta karbon dioksida

    tetapi dapat pula dioksidasi sampai berbagai tingkat yang meghasilkan

    produk-produk oksidasi tidak sempurna seperti asam glukonat, asam sitrat

    dan oksalat.

    Fermentasi adalah suatu proses perubahan secara biokimia yang terjadi

    dalam bahan-bahan organik, yang disebabkan oleh akitvitas enzim yang

    dihasilkan oleh suatu mikroorganise. Yang banyak dipakai pada industri

    fermentasi alkohol adalahyeastjenissacharomyces cerevisiae. Bahan dasar yang

    dapat diolah dalam proses ini adalah:

    1. Bahan yang mengandung gula, seperti gula tebu, tetes, gula bit.

    2. Bahan yang kaya tepung, seperti umbi-umbian, ketang.

    3. Bahan yang berupa biji-bijian, seperti jagung, gandum, dan beras.

    Proses fermentasi meliputi dua tahap yaitu tahap pengembangan yeast

    yang berlangsung aerob dan tahap fermentasi yang berlangsung secara anaerob.

  • 5/28/2018 Laporan Kerja Praktek Madukismo

    13/103

    [email protected] 13 -

    Pada tahap pengembanganyeastperlu diketahui tentang kondisi yang baik

    untuk perkembanganyeast, antara lain :

    a. Konsentrasi gulaKonsentrasi gula yang baik untuk pertumbuhan yeast adalah 12-18%.

    Bila konsentrasi gula lebih besar dari 18% akan menghambat pertumbuhanyeast,

    akibatnya kadar alkohol yang didapat akan rendah. Bila konsentrasi gula kurang

    dari 12% maka pertumbuhanyeastakan lambat.

    b. pH larutanpH optimal untuk pertumbuhan yeast adalah 4,5 sampai 5,5. Hal ini

    memberikan suasana yang baik untuk pertubuhan yeast, tetapi tidak baik untuk

    pertumbuhan mikroorganisme lain. Pengaturan pH biasanya dilakukan dengan

    menggunakan asam sulfat.

    c. AerasiYeast bersifat aerob, untuk pertumbuhannya memerlukan oksigen dari

    udara. Selain untuk pertumbuhan, udara juga penting untuk pengadukan

    media/substrat, meningkatkan respirasi dari sel-sel yeast dan mencegah

    terjadinya fermentasi gula sebelumyeastcukup banyak dan kuat.

    d. Bahan tambahan makananBahan tambahan makanan yang digunakan biasanya adalah ammonium

    sulfat dan senyawa yang mengandung N dan P.

    e. SuhuSuhu optimal untuk pertumbuhan yeast adalah 32 0C sampai 34 0C, pada

    proses ini timbul panas sehingga perlu pendinginan

  • 5/28/2018 Laporan Kerja Praktek Madukismo

    14/103

    [email protected] 14 -

    f. WaktuWaktu pertumbuhan perlu diperhatikan agar hasil yeast dapat sesuai

    perminataan proses fermentasi.

    Pada tahap fermentasi, metabolisme yang terjadi adalah anaerob. Yeast

    yang digunakan harus memenuhi syarat:

    Mampu tumbuh dalam jumlah yang sangat besar dalam substrat:

    1. Mampu mengeluarkan enzim untuk mengubah gula menjadi

    alkohol

    2. Tetap hidup dalam lingkungan alkohol kadar tinggi

    Jenis yeast yang memenuhi syarat ini adalah saccharomyces cerevisiae,

    maka spesiesyeastini pula yang paling sering digunakan pada fermentasi.

    Reaksi fermentasi gula menjadi alkohol disertai timbulnya panas. Oleh

    karena itu selama proses fermentasi perlu adanya pendingin, sehingga media tidak

    terlalu panas. Kenaikan suhu akan mengurangi keaktifan mikrobia dan tidak

    dikehendaki.

    Mekanisme fermentasi dituliskan secara sederhana sebagai berikut:

    C12H22O11+ H2SO4(invertase)C6H12O6(d. glukosa)+ C6H12O6(d. fruktosa)

    C6H12O6(symase)2C2H5OH +2CO2

  • 5/28/2018 Laporan Kerja Praktek Madukismo

    15/103

    [email protected] 15 -

    Proses fermentasi dianggap selesai apabila:

    1. Kadar gulanya sudah konstan, berarti sudah tidak ada lagi perubahan gula

    menjadi alkohol. Hal ini dapat diketahi pada penunjukan brix wageryang

    sudah konstan.

    2. Suhu konstan.

    2.1.2.2. Proses distilasi

    Proses distilasi ini dilakukan bertingkat, karena diinginkan hasil yang

    semurni mungkin. Di pabrik, pesawat distilasi biasanya merupakan suatu kolom-

    kolom dengan plate-plate, dimana cairan mengalir dari atas sedangkan uapnya

    mengalir dari bawah ke atas, sehingga terjadi kontak yang baik antara uap dengan

    cairnya.

    Pada setiap plate akan terjadi kesetimbangan antara uap dan zat yang

    volatil. Zat yang lebih volatil akan lebih banyak terdapat pada fase uap daripada

    cairannya. Kadar zat yang lebih volatil akan semakin berkurang dalam cairan dan

    akan semakin naik bersama uap, akhirnya keluar dari puncak kolom. Untuk

    mendapatkan pemisahan yang sempurna, distilasi dikerjakan pada beberapa kolom

    distilasi.

    Dari distilasi bertingkat akan dihasilkan dua jenis alkohol, yaitu alkohol

    prima ( >95% berat) dan alkohol teknis (

  • 5/28/2018 Laporan Kerja Praktek Madukismo

    16/103

    [email protected] 16 -

    2.2. Hasil samping produsi alkohol

    2.2.1. Karbondioksida

    Secara teoritis banyaknya karbondioksida yang diproduksi selama proses

    fermentasi sebesar 46,6 kg/100 kg gula yang difermentasikan. Dari jumlah

    tersebut sekitar 70-75% dapat diolah menjadi CO2 cair atau es kering (dry ice).

    Proses pembuatan es kering mencakup pemisahan CO2 dari uap-uap lain,

    pencucian, penghilangan bau, pemampatan CO2 pada tekanan 70 kg/cm2 agar

    menjadi cair, dan pendinginan. Es kering ini biasanya digunakan dalam industri

    minuman ringan, pengawetan makanan, serta pemadam kebakaran.

    2.2.2. Minyak fusel

    Alkohol-alkohol tinggi yang mempunyai titik didih antara 90-100 0C,

    terutama amil alkohol dan iso amil alkohol merupakan kandungan utama dalam

    minyak fusel. Minyak fusel dapat disadap dalam kolom Nachlop. Alkohol-alkohol

    tinggi, ammonia dan CO2merupakan hasil dekomposisi asam amonia oleh ragi.

    Ammonia yang terbentuk dimanfaatkan oleh ragi untuk memenuhi kebutuhan

    nitrogen. Media fermentasi yang kaya akan nutrisi dapat menghasilkan fusel lebih

    sedikit. Minyak fusel terutama digunakan sebagai bahan cat dan lacquer.

    2.2.3. Vinasse atau stillage

  • 5/28/2018 Laporan Kerja Praktek Madukismo

    17/103

    [email protected] 17 -

    Vinasse atau buangan still mengadung sekitar 7% bahan kering, terutama

    bahan mineral (29%), gula pereduksi (11%), gum (21%), serta lilin, fenol, lignin,

    dan lain-lain(17%). Sisanya terdiri dari protein, asam laktat, asam organik lain,

    gliserol dan asam-asam volatile.

    Vinasse merupakan bahan yang terfermentasi dan berwarna coklat tua.

    Keasaman rendah dan dapat menyebabkan korosi logam. Vinasse dapat digunakan

    sebagai bahan penyusun makanan ternak dan humus.

    2.4. Tetes atau molase

    Tetes atau molase adalah sisa nira tebu yang tidak dapat dikristalkan lagi.

    Tetes rasanya manis, warnanya coklat tua, pekat, dan mengandung kira-kira 50-

    60% gula total. Molase berasal dari sisa gula tebu, gula bit atau gula yang dibuat

    dari bahan lain.

    Contoh komposisi tebu:

    a. Air : 20%

    b. Total solid : 8%

    c. Asam-asam kuat : 3%

    d. Asam-asam bebas : 2%

    e. Gula sakarosa : 32%

    f. Fruktosa : 16%

    g. Glukosa : 14%

    h. Soluble gums : 2%

  • 5/28/2018 Laporan Kerja Praktek Madukismo

    18/103

    [email protected] 18 -

    Bila ditinjau dari susunan nitrogennya :

    a. Albumin : 93%

    b. Amida : 0,3%

    c. Asam amino : 1,7%

    d. Asam nitrat : 0,15%

    e. Basa-basa xanthine : 0,3%

    f. Senyawa lain-lain : 0,4%

    Abu:

    a. Silica (SiO2) : 0,5%

    b. Kalium (K2O) : 1,5%

    c. Kalsium (CaO) : 1,5%

    d. Magnesium (MgO) : 0,1%

    e. Phospat (P2O5) : 0,2%

    f. Sulfit (SO3) : 1,6%

    g. Khlorida (Cl) : 0,4%

    (Standbury, 1984)

  • 5/28/2018 Laporan Kerja Praktek Madukismo

    19/103

    [email protected] 19 -

    BAB III

    TATA LETAK PABRIK

    3.1. Letak pabrik

    Pabrik Spiritus Madukismo satu lokasi dengan Pabrik Gula Madukismo

    teretak di Dusun Padokan, Desa Tirtonirmolo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

    Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Pemilihan lokasi pabrik ini dengan

    pertimbangan sebagai berikut:

    3.1.1. Bahan baku dan bahan pembantu

    Bahan baku Pabrik Sprirtus Madukismo adalah tetes. Tetes diperoleh dari

    Pabrik Gula Madukismo yang letaknya berdekatan. Jika kebutuhan tetes dari

    Pabrik Gula Madukismo tidak mencukupi maka dengan mudah dapat dipenuhi

    dari pabrik lain yang letaknya di daerah Klaten. Sedangkan untuk bahan pembantu

    yang digunakan jumlahnya tidak terlalu banyak dan bahan-bahan tersebut dapat

    diperoleh di Kota Yogyakarta yang letaknya dekat dengan Pabrik Spiritus

    Madukismo.

    3.1.2. Tenaga kerja

    Untuk memperoleh tenaga kerja, Pabrik Spiritus Madukismo tidak

    mengalami kesulitan. Di desa-desa sekitar cukup tersedia tenaga buruh. Untuk

  • 5/28/2018 Laporan Kerja Praktek Madukismo

    20/103

    [email protected] 20 -

    kebutuhan tenaga ahli dan setengah ahli mudah didapat di Yogyakarta baik dari

    perguruan tinggi maupun sekolah-sekolah kejuruan.

    3.1.3. Pengangkutan

    Sebagai pengangkut dipakai truk dan mobil tangki yang disediakan oleh

    perusahaan maupun dibawa sendiri oleh pembeli. Sarana transportasi berupa jalan

    lingkar luar kota Yogyakarta mempermudah distribusi produk ke kota-kota lain.

    3.1.4. Air, tenaga uap, dan bahan bakar

    Sungai yang mengalir di sebelah barat dan timur pabrik dapat memenuhi

    kebutuhan air proses maupun pendingin. Selain itu terdapat juga sumur bor untuk

    memenuhi kebutuhan air. Tenaga uap (steam) dihasilkan dari boiler batubara yang

    dimiliki sendiri oleh Pabrik Spiritus Madukismo. Sedagkan listrik didapatkan dari

    Pabrik Gula Madukismo.

    3.1.5. Waste disposal

    Waste disposal yang berupa schemple, yang terdiri dari cairan, setelah

    diolah terlebih dahulu dalam unit pengolahan limbah cair madukismo dapat

    dibuang langsung ke sungai. Sedangkan sisa buangan pendingin dimanfaatkan

    oleh petani.

  • 5/28/2018 Laporan Kerja Praktek Madukismo

    21/103

    [email protected] 21 -

    3.2. Tata ruang

    Penyusunan tata ruang pabrik memperhatikan faktor-faktor sebagai

    berikut:

    3.2.1. Keamanan

    Hasil produksi Pabrik merupakan bahan yang mudah terbakar, maka

    gudang alkohol ditempatkan jauh tersendiri dan tangki penimbun alkohol

    terpendam di bawah tanah dan dilengkapi alat-alat pemadam.

    3.2.2. Distribusi bahan-bahan proses

    Kelancaran bahan-bahan proses tergantung dari penempatan alat-alat

    produksi. Dengan demikian alat-alat harus diatur dengan sebaik-baiknya.

    3.3. Material handling

    Karena sebagian besar bahan dasar dan bahan antaranya berada dalam fase

    cair maka Pabrik Spiritus Madukismo hanya menggunakan pompa atau secara

    gravitasi dalam hal pemindahan bahan-bahannya. Sedangkan untuk bahan-bahan

    pembantu seperti urea, NPK, dan lain-lain karena ditambahkan dalam jumlah

    kecil dan tidak terus menerus, maka cukup menggunakan tenaga manusia.

  • 5/28/2018 Laporan Kerja Praktek Madukismo

    22/103

    [email protected] 22 -

    BAB IV

    PROSES PRODUKSI

    4.1. Bahan

    4.1.1. Bahan dasar

    4.1.1.1. Tetes (molase)

    Tetes mempunyai komposisi dan kualitas yang berbeda-beda tergantung

    pada jenis tebu, sifat tebu, sifat tanah dan cara proses pabrik gulanya.

    Warna dari tetes biasanya coklat gelap kemerah-merahan, ini disebabkan

    karena terjadinya karamelisasi gula dan juga degradasi kimia dan termal dari

    komponen-komponen bukan gula.

    Tetes tebu mempunyai pH antara 5,5 6,5. Jadi sifatnya agak asam, ini

    disebabakan oleh adanya asam-asam organik bebas serta kondisi operasi

    pemrosesan gula. Tetes banyak mengandung gula invert dan kadar abunya cukup

    tinggi, terutama terdiri dari K2O.

    Tetes di Pabrik Spiritus Madukismo ditampung dalam tangki-tangki

    penimbun tetes. Sebelum dimasak, tetes diperiksa terlebih dahulu di laboratorium

    mengenai:

    1. Derajat brix-nya

    2. Polarisasi

    3. Berat jenis

  • 5/28/2018 Laporan Kerja Praktek Madukismo

    23/103

    [email protected] 23 -

    4. Kadar sakarosa dan glukosanya

    Tangki penampung tetes terletak di bagian depan pabrik, selain itu terdapat

    pula di bagian belakang pabrik. Untuk menjaga kemungkinan adanya pemuaian

    dari tetes oleh panas matahari, dan untuk mengontrol permukaannya dipasang

    level indicatordengan sistem pengapungan.

    4.1.1.2. Yeast atau ragi

    Yeast termasuk tumbuh-tumbuhan jamur bersel satu. Tak berklorofil dan

    termasuk golongan eumycetes.

    Jenis-jenis dari golongan ini antara lain:

    1.

    Saccharomyces anamensis

    2. Schizo saccharomyces pombe3. Saccharomyces cerevisiae

    Tiap-tiap yeast ini mempunyai kemampuan yang berbeda-beda dalam

    menfermentasi glukosa menjadi alkohol, demikian pula bentuk sel-selnya

    berlainan, ada yang bulat, bulat telur (oval) dan pipih. Tetapi dalam keadaan aktif

    atau berkembang biak tidak mempunyai bentuk tertentu.

    Sel yeastterdiri dari dinding sel, inti sel, protoplasma dan vakuola. Yeast

    berkembang biak secara vegetatif. Yeast yang dapat digunakan dalam proses

    fermentasi harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

  • 5/28/2018 Laporan Kerja Praktek Madukismo

    24/103

    [email protected] 24 -

    1. Cepat berkembang biak

    2. Tahan pada kadar alkohol tinggi

    3. Mempunyai sifat yang stabil

    Jenis yeast yang sesuai untuk bahan dasar tetes adalah saccharomyces

    cerevisiae. Pabrik Spiritus Madukismo juga menggunakan yeast jenis ini yang

    mula-mula didatangkan dari Jerman Timur dan sekarang terus dipelihara di

    laboratorium pabrik ini. Menurut penelitian yeast saccharomyces cerevisiaeakan

    hidup sempurna pada pH 4,8 dan suhu 30 0C.

    4.1.2. Bahan pembantu

    Meskipun tetes telah banyak mengandung bahan makanan, untuk

    mempercepat pertumbuhan yeast perlu ditambahkan bahan-bahan lainnya seperti:

    4.1.2.1. Urea

    Ditambahkan urea untuk mencukupi kebutuhan akan nitrogen

    Jumlahnya:

    1. Untuk tangki 3A dan 3B masing-masing 6 kg sekali masak

    2. Untuk tangki 8/1. 8/2, 8/3 masing masing 6 kg sekali masak

    4.1.2.2. NPK

    Ditambahkan untuk mencukupi kebutuhan akan fosfor. Jumlahnya untuk

    tangki 3A dan 3B masing-masing 5 kg sekali masak

  • 5/28/2018 Laporan Kerja Praktek Madukismo

    25/103

    [email protected] 25 -

    4.1.2.3. Asam sulfat

    Asam sulfat ditambahkan dengan maksud antra lain:

    1. Untuk mengatur pH tetes 4,8

    2. Untuk membantu hidrolisa sakarosa menjadi glukosa dan fruktosa

    sehingga dapat difermentasi olehyeast

    3. Untuk mencegah kontaminasi oleh bakteri yang ada di udara

    Asam sulfat hanya ditambahkan pada tangki 3A dan 3B masing 4 liter

    sekali masak karena tetes dari tangki ini akan digunakan untuk membuat media

    pembibitan.

    4.1.2.4. Superfloc

    Superfloc diperlukan pada tangki tangki fermentasi untuk membantu

    pengendapan kotoran, sehingga tidak timbul kerak dalam kolom distilasi.

    Biasanya ditambahkan sebanyak 300 gram per tangki.

    4.1.2.5. Turkey Red Oil (TRO)

    TRO ditambahkan untuk mencegah terjadinya buih pada tangki akibat

    aktivitasyeast. Ditambahkan sebanyak 3 liter TRO tiap tangki.

  • 5/28/2018 Laporan Kerja Praktek Madukismo

    26/103

    [email protected] 26 -

    4.2. Proses pembuatan alkohol

    Proses pembuatan alkohol di Pabrik Spiritus Madukismo Yogyakarta

    terdiri dari beberapa tahap proses, yaitu:

    1. Pemasakan

    2. Pembibitan

    3. Fermentasi atau peragian

    4. Penyulingan

    5. Methylasi

    4.2.1. Pemasakan

    Proses pemasakan meliputi proses pengenceran, penambahan asam dan

    zat-zat makanan. Tetes yang berasal dari Pabrik Gula Madukismo masih sangat

    pekat (900 brix) sehingga perlu diencerkan untuk memperoleh kadar gula yang

    optimum. Kadar gula yang tinggi akan menghambat pertumbuhan yeastsehingga

    tidak semua gula dapat terfermentasi. Sedangkan kadar gula yang rendah

    menyebabkan hasil yang diperoleh sedikit.

    Tetes dari tangki penimbun dipompa menggunakan screw pumpdisaluran

    untuk mengisi tangki pemasakan tetes 3A, 3B, 8/1, 8/2 dan 8/3 secara bergantian.

    Mula mula tangki masakan 3A yang sudah disterilkan diisi air sebanyak

    7700 liter kemudian sambil diaduk ditambahkan tetes serta bahan tambahan dan

    asam sulfat hingga 9000 liter. Kemudian diambil contoh sedikit untuk diperiksa

  • 5/28/2018 Laporan Kerja Praktek Madukismo

    27/103

    [email protected] 27 -

    derajat brix-nya. Derajat brix yang dikehendaki disini adalah 14 karena pada

    derajat brix ini yeast akan berkembang biak dengan baik. Jika derajat brix-nya

    lebih besar dari 14 ditambah dengan air, sebaliknya bila lebih kecil dari 14

    ditambah tetes. Disamping itu juga diatur pH nya supaya berada di kisaran 4,8

    karena pada pH ini pertumbuhanyeastakan optimal.

    Pada tangki pemasakan 3B dilakukan pengenceran yang hampir sama

    dengan tangki 3A, tetapi derajat brix yang dikehendaki adalah 18. Jadi

    perbedaanya hanya pada jumlah tetes yang digunakan.

    Pada tangki 8/1. 8/2, dan 8/3 dilakukan pengenceran yang hampir sama

    dengan tangki 3A, namun derajat brix yang dikehendaki adah 55, selain itu

    sebagai bahan pembantu disini ditambahkan urea sebanyak 6 kg dan tidak

    ditambahkan H2SO4.

    Pada tangki masakan 3A dan 3B, setelah molasenya dipindahkan ke tangki

    pembibitan, maka sebelum pengisian selajutnya harus dikuras terlebih dahulu. Hal

    ini dimaksudkan untuk menghindari kontaminasi dengan bahan bahan

    sebelumnya.

    4.2.2. Pembibitan

    Proses pembibitan ini merupakan pembibitan yeast saccharomyces

    cerevisiae. Proses pembibitan meliputi:

  • 5/28/2018 Laporan Kerja Praktek Madukismo

    28/103

    [email protected] 28 -

    1. Pemubatan starter dalam laboratorium

    2. Pembuatan bibit dalam tangki-tangki bibit

    4.2.2.1. Pembuatan starter dalam laboratorium

    Pembuatan starter bertujuan untuk memperbanyakyeastdan melatihyeast

    dalam suasana media setempat. Yeast yang dipakai adalah saccharomyces

    cerevisiae. Cara pembuatannya sebagai berikut:

    Mula-mula menyiapkan 4 buat Erlenmeyer 50ml, lalu diisi dengan 30 cc

    larutan tetes 60brix yang sudah diasamkan dengan asam sulfat hingga pH 4,8 lalu

    diberi nutrisi. Standar nutrisi yang dipakai yaitu untuk tetes satu liter ditambahkan

    1 gram urea, 0,3 gram NPK dan 1 cc H2SO4. Campuran tadi di sterilkan dalam

    waterbath kurang lebih 3 jam sampai mendidih lalu dibiarkan pada suhu kamar.

    Kedalam tiap-tiap Erlenmeyer tersebut dilarutkan yeast murni dari persediaan

    kemudian disimpan 24 jam pada suhu 300C. bila terjadi gelembung-gelembung

    berartiyeasthidup. Bibit ragi dalam Erlenmeyer tersebut dipindahkan ke dalam 2

    buah Erlenmeyer 250 cc yang didalamnya sudah berisi 180 ml tetes brix 14, pH

    48 sehingga volume larutan dalam Erlenmeyer masing-masing 240 cc, disimpan

    dalam suhu kamar 300C selama 24 jam. Bibit dalam masing-masing Erlenmeyer

    tersebut lalu dipindahan kedalam labu 2 liter yang telah berisi 1 liter tetes brix 14,

    pH 4,8 dan sudah diberi nutrisi standar. Volume larutan di dalam masing-masing

    labu 1.240 cc. larutan tersebut disampan 24 jam pada suhu 300C. Selanjutnya bibit

    ini akan di pindahkan ke tangki pembibitan karlberger.

  • 5/28/2018 Laporan Kerja Praktek Madukismo

    29/103

    [email protected] 29 -

    4.2.2.2. Pembuatan bibit pada tangki-tangki bibit

    Untuk pembuatan bibit ini diperlukan 4 buah tangki. Yaitu:

    a. Tangki karlsberger (tangki 19)

    b. Tangki pembibitan tingkat I (tangki 20)

    c. Tangki pembibitan tingkat II (tangki 21)

    d. Tangki pembibitan tingkat III (tangki 22)

    e. Tagki pembibitan utama (tangki 25)

    Pembuatan bibit pada tangki 19, 20, dan 21 hanya dilakukan sekali saja

    yaitu pada saat awal musim suling, sedangkan pembuatan bibit pada tangki 22 dan

    25 merupakan siklus yang terus menerus selama masa suling.

    4.2.2.2.1. Tangki karlsberger (tangki 19)

    Tangki ini sebelum dipakai disterilkan terlebih dahulu, setelah dimasukkan

    10 liter tetes brix 14 yang mengandung nutrisi dan keasaman yang sama dengan

    starter dalam laboratorium. Sebanyak 2.480 cc dari laboratorium dimasukkan ke

    dalam tangki ini bibit didiamkan selam 24 jam pada suhu 28-300C, sambil

    dialirkan udara secara perlahan-lahan selama 4 jam.

    Pada pembibitan ini terjadi panas, oleh karena itu untuk menjaga suhu

    tetap 28-300C, tangki ini disiram atau dialirkan air pada bagian atasnya.

    Selanjutnya dapat dilihat apakah terjadi gas CO2 atau tidak. Jika ada berarti

  • 5/28/2018 Laporan Kerja Praktek Madukismo

    30/103

    [email protected] 30 -

    pertumbuhanyeastberjalan dengan baik. Setelah 24 jam isi tangki karlberger ini

    dipindahkan ke tangki pembibitan tingkat I.

    4.2.2.2.2. Tangki pembibitan tingkat I (tangki 20)

    Ke dalam tangki 20 yang telah steril, dimasukkan 36 liter tetes brix 14

    yang mengandung nutrisi dan keasaman yang sama dengan bibit tangki 19.

    Selanjutnya bibit dari tangki 19 ditambahkan sehingga volume larutan kurang

    lebih 48 liter, larutan ini dibiarkan selama 24 jam pada suhu 28-300C sambil

    dialiri udara perlahan-lahan selama 4 jam.

    Tangki 20 ini juga dilengkapi dengan pendingin dalam tangki, tetapi jika

    pendingin ini kurang memenuhi, dilakukan pendinginan dengan jalan mengalirkan

    air dari atas tangki.

    Setelah berumur 24 jam isi tangki ini dipindahkan ke tangki pembibitan

    tingkat II

    4.2.2.2.3. Tangki pembibitan tingkat II (tangki 21)

    Kedalam tangki 21 yang telah steril, bibit dari tangki 20 sebanyak 48 liter

    dipindahkan ke tangki 21 yang sebelumnya telah disiisi 432 liter tetes brik 14,

    sehingga volume total 480 liter. Bibit ini kemudian dibiarkan selama 24 jam

    sambil dialiri udara secara perlahan-lahan selama 4 jam. Setelah 24 jam bibit di

    tangki ini dipindahkan ke tangki pembibitan tingkat III.

  • 5/28/2018 Laporan Kerja Praktek Madukismo

    31/103

    [email protected] 31 -

    4.2.2.2.4. Tangki pembibitan tingkat III (tangki 22)

    Tangki pembibitan tingkat III terdiri dari 3 buah tangki, yaitu 22/1, 22/2

    dan 22/3. Sebelum dipakai terlebih dahulu tangki harus dikuras terlebih dahulu

    agar tidak ada zat-zat dari proses sebelumnya yang tertinggal. Tangki 22

    dilengkapi dengan pipa-pipa pendingin di dalam tangki dan diluar tangki diberi

    penangkap CO2serta thermometer.

    Bibit dari tangki 21 sebanyak 480 liter dimasukkan ke dalam tangki 22/1

    lalu ditambah dengan tetes steril dari tangki 3A (brix 14) sehingga volume larutan

    menjadi 3010 liter. Selanjutnya dialirkan udara selama 6 jam dan dibiarkan

    selama 14 jam. Dengan adanya aktivitas bakteri maka larutan lama kelamaan akan

    encer, sehingga derajat brix akan turun. Panas juga akan timbul karena reaksi

    yang terjadi, maka pendingin juga harus menjaga suhu agar tetap 28-300C. pada

    tangki 22 ini tidak diperlukan pengaduk karena adanya CO2 sudah dapat

    membantu pengadukan.

    Setelah waktu pembibitan berlangsung selama 14 jam isi tangki 22/1 ini

    lalu diambil 350 liter untuk dipindahkan ke tangki 22/2. Di tangki 22/2 larutan

    kemudian dijadikan 3010 liter dengan menambahkan tetes dari tangki 3A,

    dialirkan udara selam 6 jam dan didiamkan selama 14 jam. Bibit tangki 22/2 ini

    diambil 350 liter untuk dipindahkan ke tangki 22/3, demikian seterusnya,

    sehingga tangki 22 menjadi siklus yang tidak terhenti. Sedangkan sisa dari tangki

    22 sebanyak 2.660 liter dimasukkan ke tangki 25/1 atau 25/2 atau 25/3 sesuai

    kebutuhan.

  • 5/28/2018 Laporan Kerja Praktek Madukismo

    32/103

    [email protected] 32 -

    4.2.2.2.5. Proses pembibitan utama

    Ada 3 tangki pembibitan utama yaitu tangki 25/1. 25/2 dan 25/3. Sebelum

    dipakai tangki tangki ini juga harus kuras. Bibit diperoleh dari tangki 22 sebanyak

    2660 liter dikembangkan menjadi 18.000 liter dengan menambah tetes dari tangki

    3A, sisa dari pemindahan ke tangki 22, sebanyak 6.340 liter dan 9.000 liter dari

    tangki 3B (brix 16). Suhu dijaga 28-300C dengan pendingin. Setelah 14 jam

    seluruh larutan dimasukkan ke tangki peragian utama (tangki 26).

    4.2.3. Peragian

    Tangki peragian utama terdiri dari 9 buah tangki vertikal dengan kapasitas

    masing-masing 75.000 liter. Tangki peragian ini disebut tangki 26.

    Bibit yang sudah dikembangkan dari tangki 25 selama 14 jam dialirkan

    seluruhnya ke tangki peragian utama dan ditambah tetes brix 55 dari tangki

    masakan 8/1, 8/2, dan 8/3 yang masing masing ditambah air 9.000 liter kemudian

    ditambahkan air lagi hingga volume manjadi 75.000 liter. Disini tidak diberi udara

    lagi seperti tangki-tangki sebelumnya, karena yeast tidak lagi dikembangkan

    tetapi hanya melakukan peragian.

    Untuk mempercepat pengendapan kotoran yang ada dalam adonan

    biasanya ditambahkan 0,3 kg superflox yang telah dilarutkan terlebih dahulu

    dalam 1 liter alkohol dan air sebanyak 20 liter. Maksud dari penambahan ini untuk

    mencegah terjadinya kerak pada kolom distilasi, dan fermentasi terlalu kuat.

    Untuk mengatasi buih yang terjadi, ke dalam larutan ditambahkan TRO sebanyak

  • 5/28/2018 Laporan Kerja Praktek Madukismo

    33/103

    [email protected] 33 -

    3 liter. Pemberian TRO dilakukan pada awal masa fermentasi, sedangkan

    penambahan superfloc pada akhir masa fermentasi, sekita sepuluh jam sebelum di

    distilasi.

    Proses peragian ini berlangsung selama 48 jam. Hal ini ditandai dengan

    tidak berubahnya derajat brix.

    Proses peragian ini berjalan baik pada suhu 300C. karena pada proses

    peragian timbul panas, maka tangki-tangki 26 dilengkapi pula dengan pendingin.

    Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:

    C6H12O6(ragi)2C2H5OH + 2CO2+ 311,2 kkal

    Gas CO2yang terbentuk selanjutnya dibuang ke udara.

    4.2.4. Proses penyulingan

    Proses penyulingan atau distilasi adalah salah satu cara untuk memisahkan

    campuran melalui beda titik didihnya, dengan pemanasan untuk mendapatkan

    kadar kompoen yang lebih murni. Alat distilasi yang dipergunakan adalah:

    1. Dua kolom kasar (Maische kolom) 16 plate

    2. Satu kolom teknis (Voorlop kolom) 45 plate

    3. Satu Kolom pemurnian (Rektifiser kolom) 63 plate

    4. Satu kolom terakhir (Nachlop kolom) 63 plate

  • 5/28/2018 Laporan Kerja Praktek Madukismo

    34/103

    [email protected] 34 -

    Untuk pemanasan digunakan uap bersuhu 120-1400C dan bertekanan 3

    bar. Uap dimasukkan langsung (open steam) melalui bagian bawah kolom. Steam

    ini merupakan uap yang dibangkitkan dari boiler batubara Pabrik Spiritus

    Madukismo.

    Proses yang terjadi pada unit penyulingan adalah sebagai berikut:

    1. Maische kolom

    Beslag (hasil fermentasi) dari tangki 26 dengan kadar alkohol 9-10%

    sebelum masuk ke kolom kasar terlebih dahulu dialirkan melalui voorwarmer

    yang berfungsi sebagai preheater. Melalui voorwarmer,beslagdipanaskan dengan

    memanfaatkan panas dari hasil atas kolom Maische, sebaliknya larutan beslag

    juga berfungsi untuk mendinginkan hasil atas sehingga dapat mengembunkan

    sebagian alkohol. Umpan masuk pada maische kolom pada bagian paling atas,

    bersuhu sekitas 70-800C. pada maische kolom terjadi pemisahan alkohol dalam

    beslag, dimana diperolah hasil bawah berupa vinasseyang kemudian dikirim ke

    unit pengolahan limbah, serta hasil atas berupa alkohol muda dengan kadar sekitar

    45% yang keluar pada suhu 900C, kemudian alkohol muda ini dilewatkan saringan

    busa. Selanjutnya diembunkan melalui voorwamer dan kondenser kemudian

    dimasukkan kedalam Voorlop kolom.

    2. Voorlop kolom

    Pada voorlop kolom umpan masuk pada plate ke 20 dari voorlop kolom ini

    diperoleh hasil atas berupa alkohol teknis kurang lebih 94% dengan kadar aldehid

  • 5/28/2018 Laporan Kerja Praktek Madukismo

    35/103

    [email protected] 35 -

    yang cukup tinggi sehingga tidak cocok untuk alkohol prima. Selanjutnya

    didinginkan dengan kondensor dan pendingin kemudian ditampung dalam tangki

    penimbunan sementara. Sedangkan hasil bawah berupa alkohol dengan kadar

    kurang lebih 30% bebas aldehid dimasukkan ke dalam rektifiser kolom.

    3. Rektifiser kolom

    Umpan dari Voorlop kolom masuk rektifiser kolom pada segmen ke-3

    plate ke 14. Rectifiser kolom ini berjenis bubble cup, diperoleh hasil atas berupa

    alkohol prima >95% yang kemudian dilewatkan kondensor dan didinginkan

    untuk ditapung dalam tangki penimbun. Hasil bawah berupa luther wasser

    kemudian dikirim ke unit pengolahan limbah. Terdapat pula samping tengah

    berupa alkohol dengan kadar 55% yang mengandung minyak fusel, hasil ini

    kemudian dikirim ke Nachlop kolom.

    4. Nachlop kolom

    Umpan masuk nachlop kolom pada plate ke 20. Nacloop kolom ini

    berjenis bubble cupdengan hasil atas berupa alkohol prima dengan kadar sekitar

    95% yang kemudian diembunkan dalam kondensor dan didinginkan untuk

    kemudian ditampung dalam tangki penimbun sementara. Hasil bawah berupa

    luther wasser, dan hasil samping berupa minyak fusel. Minyak fusel dikeluarkan

    dari segmen ke-5 plate nomor 1,2 dan 3 serta segmen ke-4 karena minyak fusel ini

    masih bercampur dengan alkohol maka perlu dimurnikan dahulu dengan alat

    pencuci minyak fusel sebelum dikirim ke tangki penimbun minyak fusel.

  • 5/28/2018 Laporan Kerja Praktek Madukismo

    36/103

    [email protected] 36 -

    Alat pencuci minyak fusel

    Minyak fusel dari alat pengeluaran dicuci dalam alat pencuci yang berisi

    air pencuci. Pencucian dilakukan secara bertingkat. Mula-mula munyak fusel

    dicuci dalam alat pencuci pertama, dalam alat ini minyak fusel dan air bisa dilihat

    seperti bola-bola kecil. Setelah melalui pencuci pertama, dicuci lagi dalam

    pencuci kedua. Dalam alat pencuci kedua dapat dilihat dua lapisan, lapisan atas

    adalah minyak fusel sedangkan lapisan bawah adalah airnya. Selanjutnya dicuci

    dalam alat pencuci ke tiga ditambahkan NaCl agar pemisahan air dan kotoran

    manjadi sempurna. Silinder pencuci harus selalu diisi air, minyak fusel akan

    memercik keatas, didesak keluar dan ditampung dalam alat pengumpul.

    Penambahan air harus hati-hati agar jangan sampai ikut keluar. Air yang dipakai

    untuk mencuci minyak fusel dikembalikan lagi ke Nachlop kolom agar alkohol

    yang ikut bisa diambil kembali, pengembalian air juga dilakukan sedikit demi

    sedikit agar tidak menurunkan suhu di dalam kolom tersebut.

    4.2.5. Gudang Penyimpanan

    Alkohol teknis dan alkohol prima yang tertampung dari hasil distilasi

    ditampung pada tangki-tangki penimbunan sebagai berikut :

    4.2.5.1. Gudang penimbunan sementara

    Gudang penimbunan sementara ini terletak di sebelah selatan stasiun

    penyulingan. Disini terdapat 7 buah tangki untuk menyimpan baik alkohol teknis

    maupun alkohol prima. Dua buah tangki berkapasitas 2.000 liter, sebuah tangki

  • 5/28/2018 Laporan Kerja Praktek Madukismo

    37/103

    [email protected] 37 -

    berkapasitas 3.500 liter, sebuah tangki berkapasitas 4.000 liter, dua buah tangki

    berkapasitas 8.400 liter, dan sebuah tangki berkapasitas 10.000 liter.

    4.2.5.2. Gudang penimbunan alkohol

    Gudang penimbun alkohol berada satu area dengan tempat metilasi,

    disinilah alkohol teknis maupun prima disimpan sebelum dijual ke pasaran atau di

    proses lebih lanjut menjadi spiritus maupun special denaturated alcohol (SDA-

    MET).

    Jumlah tangki penimbun alkohol ada 26 buah:

    1. Tangki nomor 1 s/d 14 dengan kapasitas masing-masing 50.000 liter

    2. Tangki nomor 15 s/d 22 dengan kapasitas masing-masing 63.500 liter

    3. Tangki nomor 23 dengan kapsitas 270.000 liter

    4. Tangki nomor 24 dengan kapasitas 200.000 liter

    5. Tangki nomor 25 dan 26 dengan kapasitas 1.000.000 liter

    Sehingga kapasitas total adalah 3.678.000 liter

    Alkohol yang masuk ke tangki penimbunan ini berasal dari alkohol yang

    kadarnya belum tentu sama, sehingga perlu adanya pengadukan agar homogen.

    Pengadukan dilakukan dengan cara mensirkulasikan dengan pompa. Setelah

    homogen kadarnya ditentukan oleh bagian bea dan cukai. Alkohol prima harus

    mempunyai kadar diatas 95%, sedangkan alkohol teknis minimal kadarnya 94%

  • 5/28/2018 Laporan Kerja Praktek Madukismo

    38/103

    [email protected] 38 -

    Pabrik Spiritus Madukismo menjual hasil sesuai permintaan, dapat berupa

    alkohol pirma, alkhohol teknis dan spiritus. Spiritus dibuat dari alkohol teknis

    yang ditambahkan denaturant dan zat warna.

    Pencampuran ini dengan perbandingan sebagai berikut:

    a. 50.000 liter alkohol teknis 94%

    b. 340,92 gram methylen blue

    c. 1420,5 liter methanol

    d. 568,2 liter minyak tanah

    4.2.6. Proses pembuatan spiritus

    Alkohol teknis dimasukkan kedalam tangki berpengaduk yang sebelumnya

    sudah ditentukan kadarnya (94%). 50.000 liter alkohol 94% ditambah minyak

    tanah sebanyak 586,2 iter kemudian ditambah 1420,5 liter methanol dan 340,92

    gram methylen blue. Diaduk dengan jalan mensirkulasikan campuran tersebut

    dengan pompa. Pengadukan dilakukan terus sampai homogen dalam waktu

    kurang lebih 2 jam. Setelah homogen dikeluarkan dan selanjutnya dimasukkan ke

    tangki ukur dan akhirnya disimpan dalam drum untuk dipasarkan.

    4.2.7. Proses pembuatan SDA-MET

    Metanol sebanyak 1150 liter dimasukkan ke dalam tangki berengaduk,

    kemudian tangki di isi dengan alkohol prima hingga 23.000 liter. Larutan di dalam

    tangki kemudian di sirkulasikan selama kurang lebih dua jam agar homogen.

  • 5/28/2018 Laporan Kerja Praktek Madukismo

    39/103

    [email protected] 39 -

    BAB V

    UTILITAS DAN PENGOLAHAN AIR LIMBAH

    5.1. Utilitas

    Utilitas yang diperlukan untuk menjalankan proses produksi di Pabrik

    Spiritus Madukismo meliputi air, listrik dansteam.

    5.1.1. Air

    Kebutuhan air di Pabrik Spiritus Madukismo diperoleh dari sungai

    winongo yang terletak disebelah timur pabrik. Air yang dipakai dapat

    dikategorikan 3 jenis yaitu air kali, air bersih dan air sumur bor. Air kali

    merupakan air sungai yang pengolahannya hanya dilakukan penyaringan saja.

    Sedangkan air bersih merupakan air sungai yang diolah dalam unit pembersih air.

    Untuk pembersih air terdiri dari dua unit yang digunakan secara bergantian

    dengan kapasitas 80-90 m3/jam. Setiap unot terdiri dari:

    1. Dua buah tangki saringan pasir yang masing masing volumenya 21,226 m3

    yang berfungsi untuk menyaring kotoran kotoran yang terdapat dala air

    sungai.

    2. Tangki saringan arang aktif (volume 21,226 m3) yang berfungsi untuk

    mengikat kelebihan khlor dan menghilangkan bau.

  • 5/28/2018 Laporan Kerja Praktek Madukismo

    40/103

    [email protected] 40 -

    3. Tangki hydrophor (volume 11,775 m3) yang berfungsi untuk membuat

    tekanan dan kecepatan aliran keluar konstan, dengan tekanan maksimum

    yang dihasilkan sebesar 4 kg/cm2

    Unit pembersih air juga dilengkapi dengan bak penampung porselin yang

    memiliki volume 22,5 m3. Bak penampung porselin ini berfungsi sebagai

    penyedia air proses, MCK dan sebagainya. Selain itu terdapat tangki penguras

    dengan volume 24,915 m3 yang selalu terisi penuh dengan air bersih. Tangki

    penguras ini berfungsi sebagai penyedia air pencuci untuk tangki-tangki unit

    pembersih air. Pencucian dilakukan jika tekanan dalam tangki pembersih

    mencapai 10 mWs, menandakan tangki telah kotor.

    Air umpan boiler

    Pabrik Spiritus Madukismo menggunakan pembangkit steam sendiri,

    sehingga air umpan boiler juga harus dapat dibuat sendiri. Air untuk umpan boiler

    ini di dapat dari bak penampung porselin yang kemudian diturunkan

    kesadahannya dengan disaring pada tangki softener yang berisi pasir resin.

    Tangki softener terdiri dari dua buah tangki yang dipakai secara

    bergantian. tangki ini perlu di kuras secara berkala denga menggunakan air garam.

    Setelah kesadahan menunjukkan angka yang meningkat, maka tangki perlu

    dikuras. Setelah disaring melalui tangki softener ini kemudian air umpan boiler

    ditambahi dengan zat tambahan sebelum dimasukkan dalam unit pembangkit

    steam.

  • 5/28/2018 Laporan Kerja Praktek Madukismo

    41/103

    [email protected] 41 -

    5.1.2. Listrik

    Teanaga listrik yang digunakan oleh Pabrik Spiritus Madukismo dipenuhi

    oleh Pabrik Gula Maduksimo yang mempunyai 3 generator uap dan 4 generator

    diesel. Generator uap digunakan apabila musim giling, sedangkan generator diesel

    digunakan pada masa tidak giling. Kebutuhan listrik PS kira kira 350 KW//jam

    dengan tegangan 380 V, 220 V, 110 V dan 24V

    5.1.3. Udara

    Udara diperlukan untuk aerasi pada tahap pembiakan ragi pada tangki

    pembibitan. Udara tersebut dibutuhkan untuk mengakomodasi pembiakan sel

    secara aerobik.

    Kebutuhan udara ini dipenuhi dengan sebuah kompresor tenaga listrik

    yang mempunyai tekanan maksimum 4 kg/cm2. Sebelum dialirkan udara

    ditampung dalam tangki kompresor udara dan dilewatkan tangki penyaring udara

    yang berisi silika gel. Kebutuhan udara untuk aerase sebesar 12 m2/jam.

    5.1.4. Steam

    KebutuhansteamPabrik Spiritus Madukismo berasal dari unit pembangkit

    steamdengan bahan bakar batubara, yang bernama Basuki. Spesifikasi uap yang

    dihasilkan memiliki temperatur 120-1300C dengan tekanan sekitar 0,5 kg/cm2.

    Kapasitas pemakaiansteamPabrik Spiritus Madukismo adalah 60-70 ton/hari.

  • 5/28/2018 Laporan Kerja Praktek Madukismo

    42/103

    [email protected] 42 -

    5.2. Pengolahan Limbah

    Limbah cair yang dihasilkan oleh pabrik spirtus, pengolahan limbah diolah

    dalam Unit Pengolahan Limbah Cair Waste Water Treatment atau Sewage

    Treatment Plant(STP) Pabrik Madukismo.

    Jumlah limbah cair dari pabrik spirtus yang berupa vinase lebih kurang

    480 m3/hari, sedangkan jumlah limbah cair dari pabrik gula 50 m3/hari.

    5.2.1. Jenis limbah cair Pabrik Spiritus Madukismo

    Limbah cair yang dihasilkan Pabrik Spiritus Madukismo adalah sebagai

    berikut:

    1. Vinasse, merupakan hasil bawah dari kolom kasar (maische kolom)

    2. Luther wasser, merupakan hasil bawah dari rektifiser dan nachloop kolom

    3. Air bekas pencucian tangki dan drum serta alat alat lainnya

    4. Gas CO2yang dihasilkan dari tangki pembibitan dan peragian

    5. Limbah cair yang berasala dari kamar mandi, wastafel, WC, urinoir,

    sarana cuci tangan, pencucian bahan makanan dan lain-lain.

    5.2.2. Karakteristik limbah pabrik spiritus

    Karakteristik limbah pabrik spiritus adalah sebagia berikut:

  • 5/28/2018 Laporan Kerja Praktek Madukismo

    43/103

    [email protected] 43 -

    1. Fisik : warna keruh pekat, suhu relative tinggi. Konsisten

    kental (lemak protein), berat jens relative tinggi (zat

    organik terlarut), zat padat tersuspensi dan terdapat buih.

    2. Kimia : pH cenderung rendah, organik, lemak, protein dan

    karbohidrat

    3. Biologi : bakteri pathogen/apatogen, fungi, virus dan algae

    5.2.3. Sistem pengolahan

    Sistem pengolahan yang dipakai dalam menangani limbah cair Pabrik

    Spiritus Madukismo adalah dengan perpaduan antara pengolahan fisik, mekanik,

    biologis, dan kimia fisika.

    5.2.4. Tahap pengolahan

    Terdiri dari:

    1. Pemipaan, merupakan jarignan penghubung sumber-sumber penghasil

    limbah cair ke instalasisewage treatment plant.

    2. Bangunan pengolahan, yang terdiri atas:

    a. Assenering

    b. Bak-bak pengolahan dari unit-unitsewage treatment plant

  • 5/28/2018 Laporan Kerja Praktek Madukismo

    44/103

    [email protected] 44 -

    5.3. Proses pengolahan limbah

    5.3.1. Perlakuan pendahuluan

    Tahapan perlakuan ini terdiri dari penyaringan dan pembersihan limbah

    dengan penyaringan menggunakan cartridgesystemuntuk membersihkan limbah

    dari benda-benda yang mengapung. Tahap pertama ini dilakukan untuk

    memperlancar proses dan meindungi kerusakan peralatan yang dipakai pada tahap

    perlakuan berikutnya.

    Pada perlakuan pendahuluan ini bertujuan untuk menghilangkan zat

    padatan tercampur melalui pengendapan atau pengapungan. Kegiatan utama pada

    tahap ini adalah pengendapan. Beberapa alat yang berkaitan dengan perlakuan

    tersebut adalah:

    1. Grit chamber, digunakan untuk menangkap pasir dan kerikil kasar.

    2. Cooling tray system, digunakan untuk menurunkan kandungan zat terlarut

    dalam air.

    3. Flash mix, digunakan untuk membuat campuran limbah homogen dengan

    menggunakan pengaduk.

    4. Microstaining, merupakan saringan yang terdiri dari bahan drum yang

    diputar, sedangkan drum itu dibungkus ayakan dari bahan stainless steel.

    Pada penggunaan drum berputar dengan 2/3 bagian dari drum terendam di

    dalam air limbah. Dengan demikian air yang cukup jernih dapat masuk ke

    dalam drum sedangkan lumpurnya tertahan pada ayakan pembungkusnya

  • 5/28/2018 Laporan Kerja Praktek Madukismo

    45/103

    [email protected] 45 -

    dan melekat sehingga ikut terangkat pada saat drum diputar. Pada saat

    lumpur berada pada daerah yang tidajk terendam air maka lumpur tersebut

    disemprot dengan air sehingga terbawa keluar.

    5.3.2. Secondary treatment

    Pada tahapan ini digunakan proses khemis dan biologis. Untuk tujuan

    proses perlakuan khemis mendahului proses biologis. Proses biologis

    menggunakan artificial activated sludgeuntuk proses-proses aerob dan anaerob.

    5.3.2.1. Perlakuan kimia

    1. Sedimentasi I (koagulasi), digunakan untuk mengendapkan partiket diskrit

    serta menurunkan kadar BOD dan suspended solid.

    2. Koagulasi dan flokulasi lanjutan, dimaksudkan untuk mengendapkan

    partiket mikro yang lolos pada koagulasi sebelunya.

    5.3.2.2. Perlakuan biologis

    Perlakuan limbah secara biologis dilakukan setelah perlakuan secara

    khemis, hal ini dengan pertimbangan bakteri dalam bioreaktor akan terhambat

    perkembangannya menerima limbah cair yang konsentrasinya tinggi berkaitan

    dengan tekanan osmosis media serta karena dalam pengolahan gula terdapat

    banyak kandungan senyawa organik majemuk yang relatif sukar terdegradasi,

    juga untuk menurunkan suhu menjadi 35-450C. pada proses koagulasi akan

    mengendapkan beberapa bakteri yang tidak terendapkan oleh gravitasi. Setelah

  • 5/28/2018 Laporan Kerja Praktek Madukismo

    46/103

    [email protected] 46 -

    keluar dari proses koagulasi perlu penetralisir pH, dimana pH diharapkan dalam

    suasana netral. Hal ini untuk menjaga agar mikrobia dapat bekerja secara optimal,

    disisi lain tidak terjadi H2S pada proses biodegradasi, sehingga bau busuk dapat

    dihindari. Pada proses biologis dilakukan:

    a. Proses anaerobic

    Proses anaerobic yang digunakan dimaksudkan untuk dapat mendegradasi

    senyawa organik yang ada, proses pengasaman dan proses metanogenasi, dengan

    reaksi sebagai berikut :

    Bakteri + bakteri anaerob organik asam organik + CO2+ H2O +energi

    + bakteri anaerob penghasil metan +

    CH4+ CO2+ energi metan

    Energi metan dapat dihasilkan, sedangkan sludge yang terkumpul

    dikeringkan di drying bed. Lemak terutama yang tahan terhadap perombakan

    anaerob, akan menyebabkan buih atau lapisan film, dan penyumbatan saluran,

    untuk itu perlu dilakukan pengolahan secara aerobik dengan memasukkan limbah

    cair ke dalam aerobik bioreaktor.

    Proses aerobik

    Pada aerobik bioreaktor ini dimasukkan bakteri-bakteri aerob (mixed

    culture) yang spesifik dan mampu merombak polutan sisa-sisa limbah cair

    tersebut. Begitu pula dalam proses aerobic ini akan dihasilkan sejumlah sludge,

  • 5/28/2018 Laporan Kerja Praktek Madukismo

    47/103

    [email protected] 47 -

    yang akan mengendap, dan akhirnya dimasukkan ke drying bed sedang limbah

    cair yang keluar akan dimasukkan ke cartridge yang pada pengeluarannya

    dilengkapi biokontrol.

  • 5/28/2018 Laporan Kerja Praktek Madukismo

    48/103

    [email protected] 48 -

    BAB VI

    LABORATORIUM

    Pabrik Spiritus Madukismo mempunyai laboratorium untuk melakukan

    pengawasan dan analisis-anaisis demi kelangsungan jalannya pabrik. Yang perlu

    dianalisis dalam laboratorium adalah:

    1. Pemeriksaan terhadap bahan mentah

    2. Pemeriksaan terhadap bahan setengah jadi

    3. Pengontrolan kualitas terhadap alkohol

    4. Pemeliharaanyeast

    6.1. Pemeriksaan bahan mentah

    Pemeriksaan bahan mentah dilaksanakan tiap hari, dan setengah bulan

    dilakukan pemeriksaan keseluruhan. Setiap hari diambil contoh tetes untuk

    diperiksa berat jenis, brix, polarisasi dan RQ-nya. Dari contoh harian ini diambil

    sejumlah tertentu dan dikumpulkan dalam botol pengumpul. Setelah 15 hari

    kumpulan contoh ini dianalisa berat jenis, brix, polarisasi, sakarosa, gula reduksi

    dan RQ-nya.

    6.1.1. Cara analisis brix dan berat jenis

    a. Timbang 15 gram tetes dan tambahkan 135 ml aquadest, diaduk pelan-

    pelan dengan pengaduk gelas sehingga tetes larut sempurna.

  • 5/28/2018 Laporan Kerja Praktek Madukismo

    49/103

    [email protected] 49 -

    b. Larutan tersebut dimasukkan dalam piknometer yang bersih dan kering

    dan telah diketahui nilai airnya, setelah penuh tutupnya dipasang.

    c. Bagian luar dari piknometer beserta isinya ditimbang denga teliti.

    d. Berat larutan dibagi nilai airnya memberikan berat jenis larutan, lalu

    dengan pertolongan tabel, didapat brix tak terkoreksi.

    e. Suhu larutan dibaca, kemudian dengan pertolongan tabel diperoleh brix

    yang telah terkoreksi.

    6.1.2. Cara analisis polarisasi dalam tetes

    a. Untuk menentulakn polarisasi, larutan dimasukkan ke dalam labu takar

    100/110 sampai tanda 100.

    b. Larutan ditambah Pb asetat basa sampai tanda 110 dan digojog bolak-

    balik, lalu disaring dan beberapa mL larutan pertama dibuang.

    c. Filtrate yang jernih diisikan kedalam tabung polarisasi lalu diamati.

    d. Dari brix tak terkoreksi dan pembacaan angka polarisasi dapat diketahui

    polarisasiny.

    6.1.3. Cara analisis sakarosa dalam tetes

    a. Ditimbang 37,75 gram tetes, lalu ditambahkan sedikit air kemudian

    dituang ke dalam labu takar 250 mL.

    b. Sambil dikocok ditambahkan 30 mL larutan timbal nitrat 50% dan larutan

    NaOH 8%.

    c. Ditambahkan aquadest sampai batas leher labu.

  • 5/28/2018 Laporan Kerja Praktek Madukismo

    50/103

    [email protected] 50 -

    d. Leher labu dipegang antara kedua telapak tangan dan diputar-putar

    beberapa kali sekeliling poros memanjang supaya udara diantara endapan

    naik dan keluar. Bila terjadi buih, hilangkan dengan beberapa tetes eter.

    e. Ditambahkan aquadest sampai garis dan ditambahkan sedikit tanah

    infusoria, dikocok lalu disaring (beberapa tetes pertama tidak ditampung).

    f. Filtrat yang jernih dimasukkan ke dalam labu takar 100/110 sampai tanda

    100, kemudian ditambahkan larutan alumunium sulfat 30% sampai garis

    hampir garis 110, lalu ditambahkan air hingga garis 110.

    g. Ditambahkan sedikit lagi tanah infusoria, dikocok dan disaring (beberapa

    tetes pertama tidak ditampung).

    h. Polarisasinya diamati dengan tabung polarisasi 4 dm, pembacaan ini

    adalah polarisasi sebelum inversi.

    i. Memasukkan 50 mL tapisan polarisasi kedalam labu takar 100 ml,

    tambahkan 30 ml HCl (1:1) lalu diamkan 2 sampai 3 jam.

    j. Ditambahkan air sampai garis, 2 gram arang aktif, dikocok, disaring dan

    diamati polarisasinya dalam tabung polarisasi 2 dm.

    k. Suhu zat cair dalam tabung dan suhu ruang polarisasi dicatat.

    l. Kadar sakarosa dihitung dengan rumus :

    Z = 100.S/(C-0,5t)

    Dengan :

    S : jumlah polarisasi sebelum dan sesudah inversi, yang

    terakhir dengan tanda sebaliknya dan dikalikan 4

    C : tetapan inversi menurut steuerwald (tabel)

  • 5/28/2018 Laporan Kerja Praktek Madukismo

    51/103

    [email protected] 51 -

    T : suhu zat cair

    6.1.4. Cara analisis gula reduksi

    Analisis gula reduksi menggunakan cara iodometri dengan larutan fehling

    sebagai berikut:

    a. Enam gram tetes ditambahkan air sedikit, dituangkan ke dalam labu 250

    mL dan diberi 15 mL timbal asestat netral 10% kemudian digojog.

    b. Sesudah tercampur ditambah aquadest sampai garis tanda kemudian

    digojog dan disaring (beberapa tetes pertama tidak ditampung)

    c. Dari filtrat yang ditampung diambil 50 mL dan dimasukkan ke dalam labu

    100 mL, kemudian ditambahkan dengan campuran natrium natrium fosfat

    kalium oksalat (7 gram Na3HPO4.12H2O + 3 gram K2C2O4+ H2O sampai

    100 mL), 5 mL untuk menyisihkan kelebihan garam timbal dan kapur.

    d. Ditambah aquadest sampai garis kemudian digojog dan disaring.

    e. Diambil 50 mL tapisan dan dituang ke dalam erlenmeyer 300 mL,

    ditambah 50 mL larutan fehling ( 25 mL fehling I dipipet + 25 mL fehling

    II dengan pipet ukur), 2 atau 3 butir batu kambang yang sudah dicuci dan

    dipijarkan.

    f. Dipanaskan diatas kompor listrik yang diberi kasa sampai mendidih

    selama 5 menit.

    g. Selanjutnya cepat-cepat didinginkan dalam air yang mengalir sedemikian

    rupa sehingga Cu2O tidak terkena udara.

  • 5/28/2018 Laporan Kerja Praktek Madukismo

    52/103

    [email protected] 52 -

    h. Ke dalam larutan yang sudah dingin ditambah 25 mL larutan KI 20% dan

    30 mL asam sulfat ( satu bagian asam sulfat + 5 bagian air).

    i. Iodium yang terjadi dititrasi engan larutan Na2S2O30,1N. agar perubahan

    warna lebih terlihat jelas, pada akhir titrasi ditambahkan 3 sampai 4 mL

    larutan kanji 1%. Dengan demikian terjadi perubahan warna dari ungu tua

    menjadi ungu biru muda, kemudian menjadi kuning mentega.

    j. Dilakukan percobaan blangko dengan larutan fehling dan 50 mL aquadest

    untuk mengetahui angka fehlingnya.

    k. Angka tersebut dikurangi dengan angka yang didapatkan pada analisis x

    63,37 x titer Na2S2O3 = mg tembaga yang diendapkan oleh gula invert

    sebagai Cu2O.

    l. Dari angka tersebut diatas dan angka polarisasi tetes serta dengan

    pertolongan tabel dapat diketahui kadar gula invert-nya.

    6.2. Pemeriksaan bahan setengah jadi

    Pemeriksaan bahan setengah jadi meliputi:

    1. Pemeriksaan masakan tetes

    2. Pemeriksaan hasil pembibitan

    3. Pemeriksaan hasil fermentasi

  • 5/28/2018 Laporan Kerja Praktek Madukismo

    53/103

    [email protected] 53 -

    6.1.2. Pemeriksaan masakan tetes

    Terhadap masakan tetes dilakukan uji brix. Pengambilan contoh pada

    tangki-tangki masakan 3A, 3B dan tangki-tangki 8 dilakukan tiap kali masuk

    dengan menggunakan ember-ember plastik.

    6.2.2. Pemeriksaan hasil pembibitan

    Terhadap hasil pembibitan dilakukan analisis yang sama dengan tangki

    masakan tetes, hanya saja disini dilakukan tiap 2 jam untuk tangki 22 dan 25.

    6.2.3. Pemeriksaan hasil fermentasi

    Terhadap hasil fermentasi dilakukan analisa brix seperti diatas dan

    contohnya diambil dari tangki-tangki 26 tiap 2 jam sekali. Saat contoh akan

    disuling, dianalisis kadar alkoholnya dengan cara sebagai berikut:

    a. Diambil contoh sebanyak 500 mL dimsukkan kedalam labu distilasi

    kemudian ditambahkan aquadest hingga 1 liter.

    b. Selanjutnya didistilasi dan distilatnya ditampung dalam labu takar 500 mL

    serta dijaga supaya distilat tertampung tepat 500 mL.

    c. Distilat didinginkan dalam lemari es sampai suhu sedikitnya 15 0C.

    d. Dengan menggunakan alkohol meter kemudian dengan pertolongan tabel

    dapat diketahui kadar alkkoholnya.

  • 5/28/2018 Laporan Kerja Praktek Madukismo

    54/103

    [email protected] 54 -

    6.3. Pengontrolan kualitas alkohol

    Pemeriksaan kualitas terhadap alkohol hasil, seperti halnya pada

    pemeriksaan bahan mentah, setiap hari diambil contoh alkoholnya untuk

    dianalisis. Sejumlah tertentu dari contoh-contoh tersebut dikumpulkan dalam

    botol-botol pengumpul selama 15 hari untuk dianalisis secara setengah bulan.

    Pengambilan contoh untuk keperluan analisis dilakukan baik terhadap alkohol

    prima maupun alkohol teknis. Macam dan cara analisis yang dilakukan adalah

    sebagai berikut:

    6.3.1. Reaksi barbet

    Contoh sebanyak 50 mL (suhu dijaga tetap 150C) ditambah larutan

    KMnO40,02% sebanyak 2 mL, dikocok sampai homogen dan dicatat waktu mulai

    dari pengambilan KMnO4sampai warnanya sama dengan warna standar yang ada.

    Percobaan ini sebaiknya dilakukan dalam kolf tertutup rapat, karena sangan

    dipengaruhi oleh oksigen dari udara luar.

    6.3.2. Analisis minyak fusel

    Pereaksi :

    1. P-dimethylminobenzaldehide (60719) dalam labu ukur 100 ml, larutkan 1

    gr p-dab, 5 ml H2SO4pa + aquadest sampai tanda.

    2. Isobutil-alkohol, isoamyl-alkohol, alkohol absolut (100%)

  • 5/28/2018 Laporan Kerja Praktek Madukismo

    55/103

    [email protected] 55 -

    Standarisasi minyak fusel sintesis :

    1. Timbang 2 gr isobutyl-alkohol, 8 gr isoamyl-alkohol dilarutkan dengan

    aqudest sampai volume 100 ml, Gojog hingga benar-benar larut.

    2. Ambil 1 ml larutan a, dimasukkan labu takar 100 ml, encerkn dengan

    alkohol absolut sampai tanda.

    3. Ambil larutan b masing-masing 0,5 ml, 1 ml, 2 ml, 3 ml, 4 ml, dan 5ml,

    masukkan dalam labu takar 10 ml (6 labu takar). Encerkan dengan alkohol

    absolut sampai tanda (Larutan standar) Larutan ini mengandung minyak

    fusel 5-50 mgr/l.

    Cara uji :

    Ambil 2 ml larutan standar, 2 ml contoh (alkohol murni dan teknis) bila

    perlu diencerkan, 2 ml aquadest (sebagai blanko), masukkan masing-masing

    kedalam tabung reaksi kemudian taruh dalam esbath. Pipet 1 ml p-dab kedalam

    masing-masing tabung reaksi, gojog dan kembalikan ke esbath selama tiga menit.

    Dengan tetap pada esbath, tambahkan 10 ml H2SO4pa kedalam masing-masing

    tabung, gojog dan kembalikan ke esbath lagi. Didihkan pada waterbath selama 30

    menit. Kembalikan ke esbath selama 3-5 menit, biarkan sampai suhu kamar.

    Dibaca % tansmitansi ( %T ) dari contoh standar dengan blanko sebagai referensi

    pada panjang gelombang 495 nm.

    Perhitungan :

    Dengan menggunakan analisa regresi dan hasilnya dikalikan 10. Diperoleh kadar

    fusel dalam ppm.

  • 5/28/2018 Laporan Kerja Praktek Madukismo

    56/103

    [email protected] 56 -

    6.3.10. Sisa penguapan

    Pinggan penguap yang bersih dan kering ditimbang dengan teliti, diisi 100

    mL contoh, lalu diuapkan diatas waterbath sampai kering, kemudian dikeringkan

    pada suhu 1050C selama 30 menit, didinginkan dalam eksikator dan selanjutnya

    ditimbang.

    6.3.12. Uji terhadap keasaman

    20 mL contoh dititrasi dengan larutan NaOH 0,1 N dan indikatornya PP,

    biasanya keasaman akan ditulis dengan jumlah mL larutan NaOH 0,1 N per 20

    mL contoh.

    6.3.13. Uji terhadap kebasaan

    20 mL contoh dititrasi dengan larutan HCl 0,1 N dan indikatornya MM,

    biasanya kebasaan akan ditulis dengan jumlah mL larutan HCl 0,1 N per 20 mL

    contoh.

    6.3.14. Kadar aldehid

    Ditimbang 50 gram contoh dalam erlenmeyer 300 mL, ditambah 10 mL

    hydroxylamine 70% dalam aquadest, lalu ditambahkan 150 mL aquadest dan

    didiamkan selama 30 menit, selanjutnya dititrasi dengan NaOH 0,1 N dengan

    indikator Methyl Orange. Kadar aldehid = (titer x normalitas x S)/0,1

  • 5/28/2018 Laporan Kerja Praktek Madukismo

    57/103

    [email protected] 57 -

    6.4. Pemeliharaan yeast

    Yeast dipelihara dalam media agar-agar dan setiap dua minggu sekali

    dipindahkan ke media agar-agar yang baru.

    Bahan-bahan yang digunakan adalah:

    a. Tetes brix 6 : 1 liter

    b. Tauge : 100 gram

    c. Pisang : 2 biji

    d. Pepton : 10 gram

    e. Urea : 1 gram

    f. Pupuk : 0,3 gram

    g. H2SO4 : 1 mL

    h. Agar-agar : 2 batang

    i. Glukosa : 20 gram

    Tauge direbus dengan tetes lalu disaring, filtratnya ditambah pisang

    ambon, lalu direbus dan disaring lagi, kemudian ditambah urea, pupuk, Pepton,

    H2SO4, glukosa dan agar-agar. Larutan ini dituangkan ke dalam tabung reaksi 10

    mL, di sterilkan, dimiringkan dan setelah dingin ditanam.

  • 5/28/2018 Laporan Kerja Praktek Madukismo

    58/103

    [email protected] 58 -

    6.4.1. Cara penanaman

    Yeast diambil dengan ose yang telah disterilkan, lalu digoreskan pada

    permukaan media agar-agar miring. Pekerjaan ini dilakukan secara aseptis, setelah

    diinkubasi selama 3 hari pada suhu kamar. Bila tidak terjadi kontaminasi disimpan

    dalam lemari es.

  • 5/28/2018 Laporan Kerja Praktek Madukismo

    59/103

    [email protected] 59 -

    BAB VII

    STRUKTUR ORGNISASI

    Sturktur organisasi PG dan PS madukismo tergabung menjadi satu, karena

    kedua pabrik tersebut berada dibawah satu perusahaan PT Madubaru.

    7.1. Status karyawan

    Berdasarkan sifat hubungan kerja dengan perusahaan, maka karyawan PT

    Madubaru terdiri dari dua bagian, yaitu:

    1. Karyawan tetap, yaitu yang mempunyai hubungan kerja dengan

    perusahaan untuk jangka waktu yang tidak tentu. Karyawan tetap terdiri

    dari :

    a. Karyawan Pimpinan

    b. Karyawan pelaksana

    2. Karyawan kontrak waktu tertentu (KKWT), yaitu karyawan yang

    mempunyai hubungan kerja dengan perusahaan untuk jangka waktu

    tertentu. Karyawan KKWT terdiri dari :

    a. Karyawan KKWT dalam pabrik, yaitu karyawan yang

    melaksanakan pekerjaan-pekerjaan yang ada hubungannya

    langsung dengan produksi alkohol. Jangka waktu hubungan

    kerjanya adalah satu musim pengoperasian pabrik spiritus.

    b. Karyawan KKWT luar pabrik, yaitu karyawan yang melaksanakan

    pekerjaan-pekerjaan disekitar pabrik namun tidak ada hubungan

  • 5/28/2018 Laporan Kerja Praktek Madukismo

    60/103

    [email protected] 60 -

    langsung dengan proses produksi alkohol. Jangka waktu hubungan

    kerja adalah satu musim pengoperasian pabrik spiritus.

    c. Karyawan borong yaitu karyawan yang bekerja di perusahaan

    secara insedentil. Hubungan kerjanya diadakan dari hari kehari,

    serta diupah secara borongan.

    7.2. Sistem pembayaran gaji

    Karyawan tetap, KKWT dalam pabrik dan KKWT luar pabrik pembayaran

    gajinya dilaksanakan secara bulanan (setiap bulan sekali). Untuk karyawan

    borong, pembayaran upahnya dilakukan secara borongan.

    7.3. Jam kerja

    Pabrik bekerja selama 24 jam sehari dan dibagi menjadi 3 shift, yaitu:

    a. Shift I, jam 06.0014.00

    b. Shift II, jam 14.0022.00

    c. Shift III, jam 22.0006.00

    Pergantian shift dilakukan seminggu sekali. Sedangkan untuk karyawan

    jam kerjanya adalah hari Senin s/d Kamis jam 06.30 15.00, hari Jumat dan

    Sabtu jam 06.30 11.30, dengan waktu istirahat satu jam (11.30 12.30).

    karyawan yang bekerja di luar harian kerja (hari minggu) diperhitungkan sebagai

    jam lembur.

  • 5/28/2018 Laporan Kerja Praktek Madukismo

    61/103

    [email protected] 61 -

    7.4. Jaminan sosial

    Karyawan-karyawan di PG/PS Madukismo selain mendapat gaji juga

    mendapat jaminan sosial seperti:

    1. Penggantian biaya pengobatan

    Biaya perawatan di rumah sakit (yang ditunjuk perusahaan) untuk

    karyawan tetap dan keluarganya diganti seluruhnya oleh

    perusahaan.

    2. Penggantian kacamata, berlaku bagi karyawan dan tidak untuk

    keluarganya.

    3. Pakaian dinas

    Setiap tahun diberikan dua stel pakaian dinas/kerja yang terdiri dari

    celana dan kemeja.

    4. Gula hadiah

    Diberikan 2 minggu sebelum hari raya Idul Fitri atau hari natal.

    5. Rumah dinas

    Untuk karyawan yang tidak menggunakannya, digantikan dengan

    tunjangan kompensasi penggantian sewa rumah.

    6. Tunjangan kematian

    7. Sarana ibadah, sarana olahraga dan sarana kesenian

    8. Tunjangan hari tua/ hak pensiun dan lain-lain.

  • 5/28/2018 Laporan Kerja Praktek Madukismo

    62/103

    [email protected] 62 -

    BAB VIII

    SPESIFIKASI ALAT

    A. Alat-alat Proses

    1. Stasiun Penimbunan Tetesa. Nama Alat : TANGKI PENIMBUNAN TETES

    Bentuk : Silinder Vertikal

    Bahan : Besi Plat Tebal 10 mm

    Diameter : 12 m

    Tinggi : 8,8 m

    Volume : 984,84 m3

    Fungsi : Menimbun tetes dari PG. Madukismo

    Jumlah : 4 unit

    b. Nama Alat : POMPA TETES LUAR

    Jenis : Screw Pump

    Kapasitas : 5 m

    3

    /jam

    Penggerak : Motor listrik 5,6 KW, 965 rpm, 380 volt, 50 hz

    Fungsi : Memindahkan tetes ke tangki adonan

    Jumlah : 1 unit

    c. Nama Alat : PENIMBUNAN TETES (MOLASSES PIT)

  • 5/28/2018 Laporan Kerja Praktek Madukismo

    63/103

    [email protected] 63 -

    Bentuk : Kantong penimbun

    Bahan : HDPE plastik

    panjang : 20 m

    Tinggi : 5 m

    Kapasitas : 10.000 ton

    Fungsi : Menimbun tetes dari PG. Madukismo

    Jumlah : 1 unit

    2. Stasiun Masakana. Nama Alat : TANGKI ADONAN

    Bentuk : Silinder Vertikal

    Bahan : Besi Plat Tebal 10 mm

    Diameter : 2 m

    Tinggi : 3,46 m

    Volume : 9000 liter

    Fungsi : Membuat adonan untuk proses peragian

    Jumlah : 5 unit

    b. Nama Alat : POMPA BIBIT

    Jenis/Merk : Sihi

    Jumlah : 2 unit

    Penggerak : Motor listrik 5,5 KW, 1.450 rpm, 380 volt, 50 hz

    Motor listrik 5 KW, 1.440 rpm, 380 volt, 50 hz

  • 5/28/2018 Laporan Kerja Praktek Madukismo

    64/103

    [email protected] 64 -

    Fungsi : Memindahkan adonan dari tangki 3A dan 3B ke

    tangki 22 dan 25 pada proses peragian

    c. Nama Alat : POMPA ADONAN

    Jenis/Merk : Sihi

    Jumlah : 2 unit

    Penggerak : Motor listrik 5,5 KW, 1450 rpm, 380 volt, 50 hz

    Motor listrik 5 KW, 1440 rpm, 380 volt, 50 hz

    Fungsi : Memindahkan adonan dari tangki 8/1, 8/2 dan 8/3

    ke tangki 26 pada proses peragian

    3. Stasiun pembibitan dan Peragiana. Nama Alat : TANGKI PEMBIBITAN I

    Bentuk : Silinder Vertikal

    Bahan : a. Tembaga

    b. stainless steel

    Diameter : a. 0,33 m b. 0,34 m

    Tinggi : a. 0,25 m b. 0,275 m

    Fungsi : Membangkitkan bibit

    Jumlah : 2 unit

    Perlengkapan : Pipa pendingin diameter 20 mm

    b. Nama Alat : TANGKI PEMBIBITAN II

  • 5/28/2018 Laporan Kerja Praktek Madukismo

    65/103

    [email protected] 65 -

    Bentuk : Silinder Vertikal

    Bahan : a. Tembaga

    b.stainless steel

    Diameter : a. 0,42 m b. 0,40 m

    Tinggi : a. 0,57 m b. 0, 58 m

    Fungsi : Pengembangbiakan bibit

    Jumlah : 2 unit

    Perlengkapan : Thermometer, cooler dan pipa untuk aerasi

    c. Nama Alat : TANGKI PEMBIBITAN III (tangki 22)

    Bentuk : Silinder Vertikal

    Bahan : Besi Plat Tebal 8 mm

    Diameter : 11,75 m

    Tinggi : 1,75 m

    Volume : 4.086 liter

    Fungsi : Memperbanyak bibit

    Jumlah : 3 unit

    d. Nama Alat : TANGKI CO2PADA TANGKI 22

    Bentuk : Silinder Vertikal

    Bahan : Besi Plat Tebal 8 mm

    Diameter : 0,5m

  • 5/28/2018 Laporan Kerja Praktek Madukismo

    66/103

    [email protected] 66 -

    Tinggi : 0,65m

    Volume : 127,5 liter

    Fungsi : Menampung CO2yang dihasilkan dari tangki 22

    kemudian dibuang ke udara

    Jumlah : 3 unit

    e. Nama Alat : TANGKI PEMBIBITAN UTAMA (tangki 25)

    Bentuk : Silinder Vertikal

    Bahan : Besi Plat Tebal 10 mm

    Diameter : 3 m

    Tinggi : 3 m

    Volume : 18.000 liter

    Fungsi : Mengembangbiakkan bibit

    Jumlah : 3 unit

    f. Nama Alat : TANGKI PERAGIAN UTAMA

    Bentuk : Silinder Vertikal

    Bahan : Besi Plat Tebal 10 mm

    Diameter : 4,5 m

    Tinggi : 5,5 m

    Volume : 87.429 liter

    Fungsi : Untuk proses peragian utama

    Jumlah : 9 unit

  • 5/28/2018 Laporan Kerja Praktek Madukismo

    67/103

    [email protected] 67 -

    g. Nama Alat : TANGKI CO2PADA TANGKI 25

    Bentuk : Silinder Vertikal

    Bahan : Besi Plat Tebal 10 mm

    Diameter : 0,8 m

    Tinggi : 1,1 m

    Volume : 502 liter

    Fungsi : Menampung CO2yang dihasilkan dari tangki 25

    kemudian dibuang ke udara

    Jumlah : 3 unit

    h. Nama Alat : TANGKI SARINGAN AIR

    Bentuk : Silinder Vertikal

    Bahan : Besi Plat Tebal 10 mm

    Diameter : 750 mm

    Tinggi : 1650 mm

    Fungsi : Untuk menyaring air dari sungai Winongo

    sebelum digunakan sebagai pendingin.

    Jumlah : 2 unit

    i. Nama Alat : KOMPRESOR UDARA

    Perlengkapan : Motor listrik

    Power : 11KW, 500 rpm

  • 5/28/2018 Laporan Kerja Praktek Madukismo

    68/103

    [email protected] 68 -

    Kapasitas : 240 m3/jam

    Fungsi : Menyuplai udara untuk aerasi pada pembibitan

    Jumlah : 2 unit

    j. Nama Alat : POMPA PENGEMBALIAN BESLAG

    Jenis/Merk : ITUR

    Jumlah : 1 unit

    Penggerak : Motor listrik 7,5 KW, 2920 rpm, 380 volt, 50 hz

    Fungsi : Memindahkan sisa beslag yang tidak ditarik ke

    stasiun penyulingan ke tangki yang akan disuling

    berikutnya.

    k. Nama Alat : POMPA MAISCHE KOLOM

    Jenis/Merk : Sihi

    Jumlah : 3 unit

    Penggerak : Motor listrik 6 KW, 1410 rpm, 380 volt, 50 hz

    Motor listrik 10 KW, 1450 rpm, 380 volt, 50 hz

    Fungsi : Memindahkan beslag dari tangki 26 ke maishe

    kolom

    l. Nama Alat : POMPA AIR SUNGAI

    Jumlah : 2 unit

    Penggerak : Motor listrik 8 KW, 2880 rpm, 220/380 volt, 50 hz

  • 5/28/2018 Laporan Kerja Praktek Madukismo

    69/103

    [email protected] 69 -

    Fungsi : Memindahkan air sungai untuk keperluan pendigin

    dan kondensor

    4. Stasiun Penyulingana. Nama Alat : MAISHE KOLOM (pemisahan kasar)

    Bentuk : Silinder Vertikal

    Bahan : Tembaga

    Diameter : 1,2 m

    Tinggi : 5,4 m

    Plate : 16 buah

    Segmen : 5 buah

    Perlengkapan : 2 termometer, 1 manometer dan saringan busa

    Jumlah : 3 unit (1 cadangan)

    Fungsi : Memisahkan alkohol dan beslag dari tangki 26

    sehingga menjadi alkohol muda

    b. Nama Alat : VOORLOOP KOLOM

    Bentuk : Silinder Vertikal

    Bahan : Stainless steel

    Jenis :Bubble Cup

    Diameter : 0,8 m

    Tinggi : 8,8 m

    Plate : 45 buah

  • 5/28/2018 Laporan Kerja Praktek Madukismo

    70/103

    [email protected] 70 -

    Segmen : 10 buah

    Jumlah : 1 unit

    Fungsi : Memisahkan aldehid dari alkohol muda menjadi

    alkohol teknis dan alkohol muda bebas aldehid

    c. Nama Alat : REKTIFISER KOLOM

    Bentuk : Silinder Vertikal

    Bahan : Tembaga

    Diameter : 1,25 m

    Tinggi : 12,12 m

    Plate : 63 buah

    Segmen : 11 buah

    Perlengkapan : 4 termometer dan 1 manometer

    Jumlah : 1 unit

    Fungsi : Menghasilkan alkohol prima >95%

    d. Nama Alat : NACHLOOP KOLOM

    Bentuk : Silinder Vertikal

    Bahan : Tembaga

    Diameter : 0,65 m

    Tinggi : 12,85 m

    Plate : 63 buah

    Segmen : 12 buah

  • 5/28/2018 Laporan Kerja Praktek Madukismo

    71/103

    [email protected] 71 -

    Jumlah : 1 unit

    Fungsi : Memisahkan alkohol dengan kadar kurang dari

    55% menjadi alkohol prima

    e. Nama Alat : VOORWARMER

    Bentuk : Silinder Vertikal

    Bahan : Stainless Steel

    Jenis : Shell and Tube

    Diameter : 0,79 m

    Tinggi : 2,6 m

    Panjang tube : 2 m

    Diameter tube : 0,03 m

    Jumlah tube : 164 buah

    Susunan tube : Triangular Pitch

    Luas permukaan : 25 m2

    Perlengkapan :Pell Glass

    Jumlah : 1 unit

    Fungsi : Memanaskan feed maishe kolom dan

    mengkondensasikan uap alkohol yang dihasilkan

    maishe kolom (alat penukar panas)

    f. Nama Alat : KONDENSOR MAISHE KOLOM I

  • 5/28/2018 Laporan Kerja Praktek Madukismo

    72/103

    [email protected] 72 -

    Bentuk : Silinder Vertikal

    Bahan : Tembaga

    Jenis :Shell and Tube

    Diameter : 0,4 m

    Tinggi : 2 m

    Panjang tube : 1,5 m

    Diameter tube : 0,03 m

    Jumlah tube : 40 buah

    Susunan tube : Triangular Pitch

    Jumlah : 2 unit

    g. Nama Alat : KONDENSOR MAISHE KOLOM II

    Bentuk : Silinder Vertikal

    Bahan : Tembaga

    Jenis : Shell and Tube

    Diameter : 0,4 m

    Tinggi : 2 m

    Panjang tube : 1,5 m

    Diameter tube : 0,03 m

    Jumlah tube : 40 buah

    Susunan tube : Triangular Pitch

    Jumlah : 3 unit (1 cadangan)

  • 5/28/2018 Laporan Kerja Praktek Madukismo

    73/103

    [email protected] 73 -

    h. Nama Alat : KONDENSOR VOORLOOP KOLOM I

    Bentuk : Silinder Vertikal

    Bahan : Tembaga

    Jenis : Shell and Tube

    Diameter : 0,4 m

    Tinggi : 2 m

    Panjang tube : 1,5 m

    Diameter tube : 0,03 m

    Jumlah tube : 40 buah

    Susunan tube : Triangular Pitch

    Luas permukaan : 5 m2

    Jumlah : 1 unit

    i. Nama Alat : KONDENSOR VOORLOOP KOLOM II

    Bentuk : Silinder Vertikal

    Bahan : Tembaga

    Jenis : Shell and Tube

    Diameter : 0,4 m

    Tinggi : 2 m

    Panjang tube : 1,5 m

    Diameter tube : 0,03 m

    Jumlah tube : 40 buah

    Susunan tube :Triangular Pitch

  • 5/28/2018 Laporan Kerja Praktek Madukismo

    74/103

    [email protected] 74 -

    Luas permukaan : 5 m2

    Jumlah : 1 unit

    j. Nama Alat : KONDENSOR REKTIFISER KOLOM I

    Bentuk : Silinder Vertikal

    Bahan : Tembaga

    Jenis : Shell and Tube

    Diameter : 1,2 m

    Tinggi : 2,7 m

    Panjang tube : 2 m

    Diameter tube : 0,03 m

    Jumlah tube : 40 buah

    Susunan tube : Triangular Pitch

    Luas permukaan : 70 m2

    Jumlah : 1 unit

    k. Nama Alat : KONDENSOR REKTIFISER KOLOM II

    Bentuk : Silinder Vertikal

    Bahan : Tembaga

    Jenis : Shell and Tube

    Diameter : 1,2 m

    Tinggi : 2,7 m

    Panjang tube : 2 m

  • 5/28/2018 Laporan Kerja Praktek Madukismo

    75/103

    [email protected] 75 -

    Diameter tube : 0,03 m

    Jumlah tube : 40 buah

    Susunan tube : Triangular Pitch

    Luas permukaan : 10 m2

    Jumlah : 1 unit

    l. Nama Alat : KONDENSOR NACHLOOP KOLOM I

    Bentuk : Silinder Vertikal

    Bahan : Tembaga

    Jenis : Shell and Tube

    Diameter : 1,2 m

    Tinggi : 2,7 m

    Panjang tube : 2 m

    Diameter tube : 0,03 m

    Jumlah tube : 40 buah

    Susunan tube : Triangular Pitch

    Luas permukaan : 20 m2

    Jumlah : 1 unit

    m.Nama Alat : KONDENSOR NACHLOOP KOLOM II

    Bentuk : Silinder Vertikal

    Bahan : Tembaga

    Jenis : Shell and Tube

  • 5/28/2018 Laporan Kerja Praktek Madukismo

    76/103

    [email protected] 76 -

    Diameter : 0,4 m

    Tinggi : 2 m

    Panjang tube : 1,5 m

    Diameter tube : 0,03 m

    Jumlah tube : 40 buah

    Susunan tube : Triangular Pitch

    Luas permukaan : 5 m2

    Jumlah : 1 unit

    n. Nama Alat : KONDENSOR CO2 KASAR

    Bentuk : Silinder Vertikal

    Bahan : Tembaga

    Jenis : Shell and Tube

    Diameter : 0,64 m

    Tinggi : 1,6 m

    Jumlah : 1 unit

    o. Nama Alat : KONDENSOR CO2 PRIMA

    Bentuk : Silinder Vertikal

    Bahan : Tembaga

    Jenis : Shell and Tube

    Diameter : 0,41 m

    Tinggi : 1,98 m

  • 5/28/2018 Laporan Kerja Praktek Madukismo

    77/103

    [email protected] 77 -

    Jumlah : 1 unit

    p. Nama Alat : PENDINGIN HASIL VOORLOOP

    Bentuk : Silinder Vertikal

    Bahan : Tembaga

    Jenis : Shell and Tube

    Diameter : 0,41 m

    Tinggi : 1,98 m

    Jumlah : 1 unit

    q. Nama Alat : PENDINGIN HASIL PRIMA

    Bentuk : Silinder Vertikal

    Bahan : Tembaga

    Jenis : Shell and Tube

    Diameter : 0,7 m

    Tinggi : 2,7 m

    Luas permukaan : 25 m2

    Jumlah : 1 unit

    r. Nama Alat : PENDINGIN HASIL NACHLOOP

    Bentuk : Silinder Vertikal

    Bahan : Tembaga

    Jenis : Shell and Tube

  • 5/28/2018 Laporan Kerja Praktek Madukismo

    78/103

    [email protected] 78 -

    Diameter : 0,6 m

    Tinggi : 1,3 m

    Luas permukaan : 9,5 m2

    Jumlah : 1 unit

    s. Nama Alat : SARINGAN BUSA

    Bentuk : Silinder Vertikal dan tertutup :

    Fungsi : Mencegah buih yang terlihat dalam alkohol

    Diameter : 0,85 m

    Tinggi : 2 m

    Luas : Porselen kece sekitar 500 buah

    Perlengkapan : Pipa tembaga berdiameter 10 in

    Jumlah : 2 unit

    t. Nama Alat : REGULATOR UAP

    Bentuk : terdiri dari 2 tangki

    a. Diameter 0,50 m, tinggi 0,4 m

    b.Diameter 0,75 m, tinggi 0,5 m

    Jumlah : 5 unit

    Fungsi : Mengatur pemasukan uap ke dalam masing-

    masing kolom dan mengatur tekanan uapnya

    u. Nama Alat : TANGKI PENCUCI MINYAK FUSEL

  • 5/28/2018 Laporan Kerja Praktek Madukismo

    79/103

    [email protected] 79 -

    Bentuk : Silinder Vertikal dan tertutup :

    Fungsi : Memisahkan fusel da