laporan kerja praktek madukismo
DESCRIPTION
Laporan Kerja Praktek Madukismo yogyakartateknik kimia pabrik spiritus madubaruTRANSCRIPT
-
5/28/2018 Laporan Kerja Praktek Madukismo
1/103
BAB I
PENDAHULUAN
1. Sejarah Perusahaan
Pada waktu pendudukann Hindia Belanda di Yogyakarta terdapat tujuh
belas pabrik gula antara lain Pabrik Gula Padokan, Ganjuran, Kedaton, Mlati,
Cebongan, Medari, dan sebagainya. Pada tahun 1942 seluruh pabrik gula tersebut
dikuasai oleh Jepang. Dalam perkembangannya pemerintah Jepang tidak dapat
mengoperasikan pabrik-pabrik tersebut secara penuh, meskipun masih ada 12
pabrik yang masih berjalan dan berproduksi, namun keadaan tersebut tidak dapat
berjalan lama dan hanya berlangsung sampai saat proklamasi kemerdekaan 17
Agustus 1945 saja.
Setelah pemerintahan Indonesia berjalan stabil, pada tahun 1950 Sri Sultan
Hamengkubuwono IX memprakarsai untuk membangun pabrik gula dengan
tujuan:
1. Untuk menampung para buruh bekas pabrik gula yang kehilangan
pekerjaan.
2. Menambah kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.
3. Menambah pendapatan pemerintah, baik pusat maupun daerah.
maka sekitar tahun 1955 tepatnya tanggal 14 Juni 1955 atas prakarsa Sri Sultan
Hamengkubuwono IX dibangunlah Pabrik Gula Madukismo, di tempat yang
-
5/28/2018 Laporan Kerja Praktek Madukismo
2/103
sebelumnya merupakan Pabrik Gula Padokan, dengan kontraktor utama Machinen
Fabriek Sangerhausen, Jerman Timur.
Pada awal berdiri badan usaha bernama P2G Madubaru PT yang
sahamnya 75% dimiliki oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX dan 25%
dikuasakan kepada Depertemen Pertanian atas nama Pemerintah RI
Peletakan batu terakhir dilakukan pada 31 Maret 1958 oleh Sri Sultan
Hamengkubuwono IX sendiri dan PG Madubaru diresmikan pada tanggal 29 Mei
1958 oleh Presiden RI pertama, Ir. Soekarno. Pada tahun 1962 Pemerintah RI
mengambil alih semua perusahaan yang ada di Indonesia, baik milik asing
maupun semi swasta. Maka mulai tahun tersebut PG Madubaru berubah statusnya
menjadi Perusahaan Negara (PN).
Dalam memimpin pabrik-pabrik gula, pemerintah membentuk suatu badan
yang diberi nama Badan Pimpinan Umum Perusahaan Perkebunan Negara (BPU-
PPN). Pada tahun 1966 BPU-PPN bubar, sehingga PG Madubaru memilih
Perseroan Terbatas (PT) sebagai bentuk dari perusahaan dan disebut P2G
Madubaru PT, yang membawahi PG Madukismo dan PS madukismo. Dengan
susunan direksi yang dipimpin oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX sebagai
presiden direkturnya.
Pada tanggal 4 Maret 1984 dengan persetujuan dari Sri Sultan
Hamengkubuwono IX, PG Madubaru PT kembali dikelola oleh Departemen
Pertanian Dan Keuangan. PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) ditunjuk oleh
-
5/28/2018 Laporan Kerja Praktek Madukismo
3/103
pemerintah untuk mengelolanya berdasarkan kontrak manajemen yang
ditandatangani pada tanggal 14 maret 1984 oleh direktur PT Rajawali Nusantara
Indonesia Mohammad Yusuf dan Sri Sultan Hamengkubuwono IX selaku
pemegang sero terbesar. Pada tahun 2004 saham pemerintah diambil alih oleh PT.
Rajawali Nusantara Indonesia sehingga kepemilikan saham menjadi 35% PT.
Rajawali Nusantara Indonesia dan 65% milik Sri Sultan Hamengkubuwono X.
Sejak tahun 1975 berdasarkan impress No. 9/75 yang menyatakan bahwa
pada akhir repelita II, pabrik pabrik gula tidak diperbolahkan menyewa tanah
milik petani, sedangkan penyediaan tebu seluruhnya adalah dari Tebu Rakyat
Intensifikasi (TRI), dan pabrik gula hanya membantu dalam penebangan dan
pembibitan paket kredit dan penyuluhan saja. Sistem yang dipergunaan adalah
bagi hasil sesuai dengan rendemen gula dari tebu milik petani.
2. Hasil Produksi
Kapasitas produksi Pabrik Spiritus Madukismo adalah sekitar 25.000 liter
alkohol setiap hari, yang terdiri dari 22.500 liter alkohol prima dan 2.500 liter
alkohol teknis. Kadar alkohol prima minimal adalah 95%, sedangkan alkohol
teknis 94%. Hasil produksi lain adalah spiritus dan hasil samping berupa minyak
fusel yang dapat dijual ke pabrik essence.
Hasil uji alkohol prima produksi PS Madukismo yang diperiksa oleh PT
Sucofindo pada tahun 2010 dan 2011 adalah sebagai berikut :
-
5/28/2018 Laporan Kerja Praktek Madukismo
4/103
PARAMETERS UNITS RESULT METHODS
Appearance - Liquid ,clear and
free of suspended
matter
Visual
Ethanol content (15,56 C) % vol 96.35 SNI.35652009
Acidity (Acetic Acid) ppm 23 SNI.35652009
Permanganate Time Test
(15 0C)
- 29 minutes 55
seconds
SNI.35652009
Non volatile matter mg/100ml 5.4 SNI.35652009
Acetaldehyde - Not detected Gas
chromatography
Methanol - Not detected Gas
chromatography
Fusel oil
- 2-propanol - Not detected Gas
chromatography
- 1-Propanol - Not detected Gas
chromatography
- 2-Butanol ppm 15 Gas
chromatography
- Iso-butanol - Not detected Gas
chromatography
- 1-Butanol - Not detected Gas
-
5/28/2018 Laporan Kerja Praktek Madukismo
5/103
chromatography
- Iso-Amylalkohol ppm 3 Gas
chromatography
Heavy metals - Not detected Atomic absorption
spectrometric
Pabrik spiritus madukismo tidak hanya menjual alkohol mentah berupa
alkohol teknis maupun prima, namun juga menjual spiritus dan special
denaturated alcohol (SDA-MET). Spiritus adalah alkohol teknis yang telah di-
denaturasi dengan mencampurkan metanol minyak tanah dan methylene blue,
sedangkan SDA-MET adalah alkohol prima yang hanya di-denaturasi dengan
metanol.
-
5/28/2018 Laporan Kerja Praktek Madukismo
6/103
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. Alkohol
Alkohol merupakan senyawa organik yang terdiri dari unsur karbon,
hidrogen dan oksigen. Alkohol dapat dipandang sebagai derivat senyawa
hidrokarbon yang mempunya gugus hidroksil. Dalam perdagangan yang
dimaksud dengan alkohol adalah etil akohol atau etanol. Sifat-sifat alkohol pada
umumnya adalah:
1. Marupakan zat cair yang tidak berwarna
2. Mudah menguap dan terbakar, serta tidak berjelaga
3. Berat jenis lebih kecil dari air
4. Mudah larut dalam air
5. Mempunyai bau yang spesifik
6. Merupakan senyawa polar karena adanya ikatan hidrogen
sifat fisis alkohol yang lain adalah :
1. Titik beku : -11,4 oC
2. Titik didih : 78,32 oC
3. Indeks bias (15 oC) : 1,3651
4. Renggangan permukaan (20oC) : 22,3 dyne/cm
5. Tekanan uap (20oC) : 43 mmHg
-
5/28/2018 Laporan Kerja Praktek Madukismo
7/103
6. Panas spesifik (23oC) : 0,618 kal/gr
7. Titik nyala : 12,7oC
8. Spesifik gravity (15,56oC) : 0,816
9. Viskositas (20oC) : 0,0141 poise
Penggunaan alkohol yang paling penting adalah :
1. Sebagai bahan dasar pembuatan eter, etilen, asam asetat dan sebagainya
2. Sebagai pelarut
3. Sebagai bahan baku spiritus
4. Sebagai campuran minuman
5. Sebagai bahan campuran pada bahan bakar minyak alternatif
2.1. Cara pembuatan alkohol dalam industri
Pembuatan alkohol dalam industri dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu
dengan cara sintesis dan fermentasi.
2.1.1. Cara sintesis
Pembuatan alkohol dengan menggunakan cara sintesis ini memakai etilen
sebagai bahan dasar. Proses sintesisi ini ada dua macam, yaitu:
a. Hidrasi tidak langsung
b. Hidrasi langsung
-
5/28/2018 Laporan Kerja Praktek Madukismo
8/103
2.1.1.1. Hidrasi Tidak Langsung
Di sini terjadi proses hidrasi etilen menjadi alkohol secara bertingkat.
Etilen yang digunakan harus benar-benar bebas dari senyawa olefin, sebab bila
terdapat senyawa olefin akan mengakibatkan terjadinya polimerisasi. Secara
singkat reaksinya dapat diuraikan sebagai berikut:
C2H4+ H2SO4 C2H5HSO4
C2H5HSO4+ C2H5 (C2H5)2SO4
C2H5HSO4+ H2O C2H5OH + H2SO4
Etilen dan asam sulfat dengan bantuan katalisator perak sulfat atau
senyawa dari Cu, Fe dan Pt akan membentuk etil hidrogen sulfat pada tekanan
operasi 40-70 atm dan suhu 250OC. Sebagian etil hirogen sulfat akan bereaksi
lebih lanjut dengan etilen dan akan membentuk dietil sulfat.
Salah satu kekurangan dari proses diatas adalah adanya hasil samping
berupa eter.
2.1.1.2. Hidrasi Langsung
Hidrasi langsung etilen menjadi etanol dengan katalisator H3PO3 pada
suhu 400oC dan tekanan 1000psi.
Proses hidrasi langsung ini jarang dilakukan dalam industri karena
memerlukan peralatan yang mahal dan kondisi oerasi yang sulit dicapai.
-
5/28/2018 Laporan Kerja Praktek Madukismo
9/103
2.1.2. Cara Fermentasi
Kata fermentasi berasal dari bahasa latin ferverveyang berarti mendidih.
Istilah fermentasi dulu dipakai untuk menyatakan perubahan/peruraian dari
karbohidrat dengan pembuatan gas. Keterangan yang bersifat ilmiah, pertama kali
deberikan oleh ahli kimia PerancisLouis Pateur, dimana fermentasi adalah proses
peruraian gula menjadi alkohol dan karbon dioksida yang disebabkan oleh
aktivitas sel-sel yeast yang hidup da berkembang biak dalam cairan fermentasi
tanpa pemberian udara.Pasteurjuga menjelaskan sel-sel yeast memperoleh energi
dari hasil pemecahan molekul-molekul gula dalam keadaan tanpa udara. Dengan
adanya udara pertumbuhanyeastakan lebih cepat, tetapi konsumsi gula menurun.
Pasteur menunjukkan bahwa dengan adanya udara, 1 gram yeast dapat
memproses 4-10 gram gula, sedangkan bila tidak ada udara yeast dapat
memproses 60-80 gram gula.
Keterangan Pasteur tersebut disempurnakan oleh Buchner, yang
memperlihatkan bahwa fermentasi dapat dijalankan dalam larutan gula yang
mengandung ekstrak dari sel-sel yeast yang telah mati. Kemudian diketahui
bahwa cairan ini mengandung suatu zat aktif yang mampu memecah gula dan
diberi nama fermentasi adalah bukan sel-sel yang hidup, melainkan enzim yang
dihasilkannya.
Sekarang fermentasi berarti desimilasi anaerobik dari senyawa-senyawa
organik karena aktifitas mikroorganisme atau ekstrak dari sel-sel tersebut. Tetapi
umumnya kata ini mencakup juga aksi mikrobial yang terkontrol. Dengan arti
-
5/28/2018 Laporan Kerja Praktek Madukismo
10/103
[email protected] 10 -
yang lebih luas fermentasi tidak hanya melingkup proses-proses desimilasi seperti
pembentukan alkohol, butanol-aseton, asam laktat dan lain-lain, tetapi juga
industri produksi cuka, asam sitrat, enzim, penisilin dan antibiotika lainnya, serta
riboflavin dengan vitamin-vitamin lainnya. Karena bahan-bahan ini hasil proses
mikrobia maka disebut hasil fermentasi.
Pembuatan alkohol secara fermentasi dibagi menjadi dua bagian yaitu:
1. Proses fermentasi yang mengubah bahan dasar menjadi alkohol. Prosesnya
merupakan proses batch.
2. Proses distilasi, dimana pemisahan/pemurnian alkohol. Prosesnya
merupakan proses kantinyu.
2.1.2.1. Proses Fermentasi
Umumnya kata fermentasi diartikan untuk semua kegiatan yang
menunjukkan berbagai aksi mokrobial. Untuk memudahkan, kegiatan mikrobial
dikelompokkan menjadi : pertumbuhan, asimilasi, biosintesis, dan disimilasi.
a. Pertumbuhan
Istilah bagi individu tunggal yang membentuk koloni, mencakup
peningkatan ukuran sel serta reproduksi sel secara langsung dengan
pembelahan, pertunasan atau pembentukan spora dan konidia.
b. Asimilasi
Proses pengubahan berbagai komponen substrat menjadi substansi sel,
sehingga memberikan pertumbuhan dan aktivitas hidup yang diperlukan.
-
5/28/2018 Laporan Kerja Praktek Madukismo
11/103
[email protected] 11 -
c. Biosintesis
Pembentukan senyawa-senyawa kompleks sel dalam jumlah yang lebih
banyak daripada yang diperlukan untuk menjaga dan mempertahankan
aktifitas normal sehari-hari. Senyawa biosintesis yang umumnya adalah
substansi aktif biokimia esensial (enzim, vitamin, riboflavin, antitoksin,
dan lain sebagainya) dapat tetap berada dalam sel tetapi lebih sering
dikeluarkan dari sel dan masuk ke dalam substrat. Biosintesis tidak khas
untuk satu spesies, tetapi khas untuk satu strain. Biosistesis asimilasi dan
biosintesis bersama-sama disebut anabolisme dan merupakan proses yang
memerlukan energi. Energi ini berasal dari proses disimilasi dan
katabolisme.
d. Disimilasi
Proses pengubahan senyawa substrat (yang merupakan sumber energi bagi
mikroorganisme) atau senyawa-seyawa di dalam sel seperti glikogen dan
ATP ( yang merupakan cadangan energi) menjadi senyawa yang tingkat
energinya lebih rendah, sehingga energi dibebaskan dalam proses ini.
Disimilasi berlangsung di dalam sel dan produk-produknya dikeluarkan di
media sekitar. Disimilasi terutama menghasilkan senyawa organik sedikit
senyawa anorganik dan beberapa unsur. Contoh: karbohidrat, glikosida,
alkohol mono dan poli basa, aldehid, asam amino dan amina, sejumlah
garam Fe, Mn, dan As, unsur karbon, belerang dan lain-lain.
Proses-proses disimilasi bersifat oksidatif dan dapat berlangsung dengan
beberapa cara yaitu :
-
5/28/2018 Laporan Kerja Praktek Madukismo
12/103
[email protected] 12 -
1. Penambahan oksigen
2. Pelepasan hidrogen
3. Pelepasan elektron
Bila oksigen dari udara masuk ke dalam reaksi disimilasi dan bertindak
sebagai akseptor hidrogen, maka prosesnya adalah aerobik (oksibiotik).
Bila disimilasi berlangsung tanpa partisipasi oksigen dari udara, proses ini
disebut fermentasi sejati (disimilasi anaerobik). Substrat glukosa misalnya,
dapat dioksidasi sempurna dan menghasilkan air serta karbon dioksida
tetapi dapat pula dioksidasi sampai berbagai tingkat yang meghasilkan
produk-produk oksidasi tidak sempurna seperti asam glukonat, asam sitrat
dan oksalat.
Fermentasi adalah suatu proses perubahan secara biokimia yang terjadi
dalam bahan-bahan organik, yang disebabkan oleh akitvitas enzim yang
dihasilkan oleh suatu mikroorganise. Yang banyak dipakai pada industri
fermentasi alkohol adalahyeastjenissacharomyces cerevisiae. Bahan dasar yang
dapat diolah dalam proses ini adalah:
1. Bahan yang mengandung gula, seperti gula tebu, tetes, gula bit.
2. Bahan yang kaya tepung, seperti umbi-umbian, ketang.
3. Bahan yang berupa biji-bijian, seperti jagung, gandum, dan beras.
Proses fermentasi meliputi dua tahap yaitu tahap pengembangan yeast
yang berlangsung aerob dan tahap fermentasi yang berlangsung secara anaerob.
-
5/28/2018 Laporan Kerja Praktek Madukismo
13/103
[email protected] 13 -
Pada tahap pengembanganyeastperlu diketahui tentang kondisi yang baik
untuk perkembanganyeast, antara lain :
a. Konsentrasi gulaKonsentrasi gula yang baik untuk pertumbuhan yeast adalah 12-18%.
Bila konsentrasi gula lebih besar dari 18% akan menghambat pertumbuhanyeast,
akibatnya kadar alkohol yang didapat akan rendah. Bila konsentrasi gula kurang
dari 12% maka pertumbuhanyeastakan lambat.
b. pH larutanpH optimal untuk pertumbuhan yeast adalah 4,5 sampai 5,5. Hal ini
memberikan suasana yang baik untuk pertubuhan yeast, tetapi tidak baik untuk
pertumbuhan mikroorganisme lain. Pengaturan pH biasanya dilakukan dengan
menggunakan asam sulfat.
c. AerasiYeast bersifat aerob, untuk pertumbuhannya memerlukan oksigen dari
udara. Selain untuk pertumbuhan, udara juga penting untuk pengadukan
media/substrat, meningkatkan respirasi dari sel-sel yeast dan mencegah
terjadinya fermentasi gula sebelumyeastcukup banyak dan kuat.
d. Bahan tambahan makananBahan tambahan makanan yang digunakan biasanya adalah ammonium
sulfat dan senyawa yang mengandung N dan P.
e. SuhuSuhu optimal untuk pertumbuhan yeast adalah 32 0C sampai 34 0C, pada
proses ini timbul panas sehingga perlu pendinginan
-
5/28/2018 Laporan Kerja Praktek Madukismo
14/103
[email protected] 14 -
f. WaktuWaktu pertumbuhan perlu diperhatikan agar hasil yeast dapat sesuai
perminataan proses fermentasi.
Pada tahap fermentasi, metabolisme yang terjadi adalah anaerob. Yeast
yang digunakan harus memenuhi syarat:
Mampu tumbuh dalam jumlah yang sangat besar dalam substrat:
1. Mampu mengeluarkan enzim untuk mengubah gula menjadi
alkohol
2. Tetap hidup dalam lingkungan alkohol kadar tinggi
Jenis yeast yang memenuhi syarat ini adalah saccharomyces cerevisiae,
maka spesiesyeastini pula yang paling sering digunakan pada fermentasi.
Reaksi fermentasi gula menjadi alkohol disertai timbulnya panas. Oleh
karena itu selama proses fermentasi perlu adanya pendingin, sehingga media tidak
terlalu panas. Kenaikan suhu akan mengurangi keaktifan mikrobia dan tidak
dikehendaki.
Mekanisme fermentasi dituliskan secara sederhana sebagai berikut:
C12H22O11+ H2SO4(invertase)C6H12O6(d. glukosa)+ C6H12O6(d. fruktosa)
C6H12O6(symase)2C2H5OH +2CO2
-
5/28/2018 Laporan Kerja Praktek Madukismo
15/103
[email protected] 15 -
Proses fermentasi dianggap selesai apabila:
1. Kadar gulanya sudah konstan, berarti sudah tidak ada lagi perubahan gula
menjadi alkohol. Hal ini dapat diketahi pada penunjukan brix wageryang
sudah konstan.
2. Suhu konstan.
2.1.2.2. Proses distilasi
Proses distilasi ini dilakukan bertingkat, karena diinginkan hasil yang
semurni mungkin. Di pabrik, pesawat distilasi biasanya merupakan suatu kolom-
kolom dengan plate-plate, dimana cairan mengalir dari atas sedangkan uapnya
mengalir dari bawah ke atas, sehingga terjadi kontak yang baik antara uap dengan
cairnya.
Pada setiap plate akan terjadi kesetimbangan antara uap dan zat yang
volatil. Zat yang lebih volatil akan lebih banyak terdapat pada fase uap daripada
cairannya. Kadar zat yang lebih volatil akan semakin berkurang dalam cairan dan
akan semakin naik bersama uap, akhirnya keluar dari puncak kolom. Untuk
mendapatkan pemisahan yang sempurna, distilasi dikerjakan pada beberapa kolom
distilasi.
Dari distilasi bertingkat akan dihasilkan dua jenis alkohol, yaitu alkohol
prima ( >95% berat) dan alkohol teknis (
-
5/28/2018 Laporan Kerja Praktek Madukismo
16/103
[email protected] 16 -
2.2. Hasil samping produsi alkohol
2.2.1. Karbondioksida
Secara teoritis banyaknya karbondioksida yang diproduksi selama proses
fermentasi sebesar 46,6 kg/100 kg gula yang difermentasikan. Dari jumlah
tersebut sekitar 70-75% dapat diolah menjadi CO2 cair atau es kering (dry ice).
Proses pembuatan es kering mencakup pemisahan CO2 dari uap-uap lain,
pencucian, penghilangan bau, pemampatan CO2 pada tekanan 70 kg/cm2 agar
menjadi cair, dan pendinginan. Es kering ini biasanya digunakan dalam industri
minuman ringan, pengawetan makanan, serta pemadam kebakaran.
2.2.2. Minyak fusel
Alkohol-alkohol tinggi yang mempunyai titik didih antara 90-100 0C,
terutama amil alkohol dan iso amil alkohol merupakan kandungan utama dalam
minyak fusel. Minyak fusel dapat disadap dalam kolom Nachlop. Alkohol-alkohol
tinggi, ammonia dan CO2merupakan hasil dekomposisi asam amonia oleh ragi.
Ammonia yang terbentuk dimanfaatkan oleh ragi untuk memenuhi kebutuhan
nitrogen. Media fermentasi yang kaya akan nutrisi dapat menghasilkan fusel lebih
sedikit. Minyak fusel terutama digunakan sebagai bahan cat dan lacquer.
2.2.3. Vinasse atau stillage
-
5/28/2018 Laporan Kerja Praktek Madukismo
17/103
[email protected] 17 -
Vinasse atau buangan still mengadung sekitar 7% bahan kering, terutama
bahan mineral (29%), gula pereduksi (11%), gum (21%), serta lilin, fenol, lignin,
dan lain-lain(17%). Sisanya terdiri dari protein, asam laktat, asam organik lain,
gliserol dan asam-asam volatile.
Vinasse merupakan bahan yang terfermentasi dan berwarna coklat tua.
Keasaman rendah dan dapat menyebabkan korosi logam. Vinasse dapat digunakan
sebagai bahan penyusun makanan ternak dan humus.
2.4. Tetes atau molase
Tetes atau molase adalah sisa nira tebu yang tidak dapat dikristalkan lagi.
Tetes rasanya manis, warnanya coklat tua, pekat, dan mengandung kira-kira 50-
60% gula total. Molase berasal dari sisa gula tebu, gula bit atau gula yang dibuat
dari bahan lain.
Contoh komposisi tebu:
a. Air : 20%
b. Total solid : 8%
c. Asam-asam kuat : 3%
d. Asam-asam bebas : 2%
e. Gula sakarosa : 32%
f. Fruktosa : 16%
g. Glukosa : 14%
h. Soluble gums : 2%
-
5/28/2018 Laporan Kerja Praktek Madukismo
18/103
[email protected] 18 -
Bila ditinjau dari susunan nitrogennya :
a. Albumin : 93%
b. Amida : 0,3%
c. Asam amino : 1,7%
d. Asam nitrat : 0,15%
e. Basa-basa xanthine : 0,3%
f. Senyawa lain-lain : 0,4%
Abu:
a. Silica (SiO2) : 0,5%
b. Kalium (K2O) : 1,5%
c. Kalsium (CaO) : 1,5%
d. Magnesium (MgO) : 0,1%
e. Phospat (P2O5) : 0,2%
f. Sulfit (SO3) : 1,6%
g. Khlorida (Cl) : 0,4%
(Standbury, 1984)
-
5/28/2018 Laporan Kerja Praktek Madukismo
19/103
[email protected] 19 -
BAB III
TATA LETAK PABRIK
3.1. Letak pabrik
Pabrik Spiritus Madukismo satu lokasi dengan Pabrik Gula Madukismo
teretak di Dusun Padokan, Desa Tirtonirmolo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten
Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Pemilihan lokasi pabrik ini dengan
pertimbangan sebagai berikut:
3.1.1. Bahan baku dan bahan pembantu
Bahan baku Pabrik Sprirtus Madukismo adalah tetes. Tetes diperoleh dari
Pabrik Gula Madukismo yang letaknya berdekatan. Jika kebutuhan tetes dari
Pabrik Gula Madukismo tidak mencukupi maka dengan mudah dapat dipenuhi
dari pabrik lain yang letaknya di daerah Klaten. Sedangkan untuk bahan pembantu
yang digunakan jumlahnya tidak terlalu banyak dan bahan-bahan tersebut dapat
diperoleh di Kota Yogyakarta yang letaknya dekat dengan Pabrik Spiritus
Madukismo.
3.1.2. Tenaga kerja
Untuk memperoleh tenaga kerja, Pabrik Spiritus Madukismo tidak
mengalami kesulitan. Di desa-desa sekitar cukup tersedia tenaga buruh. Untuk
-
5/28/2018 Laporan Kerja Praktek Madukismo
20/103
[email protected] 20 -
kebutuhan tenaga ahli dan setengah ahli mudah didapat di Yogyakarta baik dari
perguruan tinggi maupun sekolah-sekolah kejuruan.
3.1.3. Pengangkutan
Sebagai pengangkut dipakai truk dan mobil tangki yang disediakan oleh
perusahaan maupun dibawa sendiri oleh pembeli. Sarana transportasi berupa jalan
lingkar luar kota Yogyakarta mempermudah distribusi produk ke kota-kota lain.
3.1.4. Air, tenaga uap, dan bahan bakar
Sungai yang mengalir di sebelah barat dan timur pabrik dapat memenuhi
kebutuhan air proses maupun pendingin. Selain itu terdapat juga sumur bor untuk
memenuhi kebutuhan air. Tenaga uap (steam) dihasilkan dari boiler batubara yang
dimiliki sendiri oleh Pabrik Spiritus Madukismo. Sedagkan listrik didapatkan dari
Pabrik Gula Madukismo.
3.1.5. Waste disposal
Waste disposal yang berupa schemple, yang terdiri dari cairan, setelah
diolah terlebih dahulu dalam unit pengolahan limbah cair madukismo dapat
dibuang langsung ke sungai. Sedangkan sisa buangan pendingin dimanfaatkan
oleh petani.
-
5/28/2018 Laporan Kerja Praktek Madukismo
21/103
[email protected] 21 -
3.2. Tata ruang
Penyusunan tata ruang pabrik memperhatikan faktor-faktor sebagai
berikut:
3.2.1. Keamanan
Hasil produksi Pabrik merupakan bahan yang mudah terbakar, maka
gudang alkohol ditempatkan jauh tersendiri dan tangki penimbun alkohol
terpendam di bawah tanah dan dilengkapi alat-alat pemadam.
3.2.2. Distribusi bahan-bahan proses
Kelancaran bahan-bahan proses tergantung dari penempatan alat-alat
produksi. Dengan demikian alat-alat harus diatur dengan sebaik-baiknya.
3.3. Material handling
Karena sebagian besar bahan dasar dan bahan antaranya berada dalam fase
cair maka Pabrik Spiritus Madukismo hanya menggunakan pompa atau secara
gravitasi dalam hal pemindahan bahan-bahannya. Sedangkan untuk bahan-bahan
pembantu seperti urea, NPK, dan lain-lain karena ditambahkan dalam jumlah
kecil dan tidak terus menerus, maka cukup menggunakan tenaga manusia.
-
5/28/2018 Laporan Kerja Praktek Madukismo
22/103
[email protected] 22 -
BAB IV
PROSES PRODUKSI
4.1. Bahan
4.1.1. Bahan dasar
4.1.1.1. Tetes (molase)
Tetes mempunyai komposisi dan kualitas yang berbeda-beda tergantung
pada jenis tebu, sifat tebu, sifat tanah dan cara proses pabrik gulanya.
Warna dari tetes biasanya coklat gelap kemerah-merahan, ini disebabkan
karena terjadinya karamelisasi gula dan juga degradasi kimia dan termal dari
komponen-komponen bukan gula.
Tetes tebu mempunyai pH antara 5,5 6,5. Jadi sifatnya agak asam, ini
disebabakan oleh adanya asam-asam organik bebas serta kondisi operasi
pemrosesan gula. Tetes banyak mengandung gula invert dan kadar abunya cukup
tinggi, terutama terdiri dari K2O.
Tetes di Pabrik Spiritus Madukismo ditampung dalam tangki-tangki
penimbun tetes. Sebelum dimasak, tetes diperiksa terlebih dahulu di laboratorium
mengenai:
1. Derajat brix-nya
2. Polarisasi
3. Berat jenis
-
5/28/2018 Laporan Kerja Praktek Madukismo
23/103
[email protected] 23 -
4. Kadar sakarosa dan glukosanya
Tangki penampung tetes terletak di bagian depan pabrik, selain itu terdapat
pula di bagian belakang pabrik. Untuk menjaga kemungkinan adanya pemuaian
dari tetes oleh panas matahari, dan untuk mengontrol permukaannya dipasang
level indicatordengan sistem pengapungan.
4.1.1.2. Yeast atau ragi
Yeast termasuk tumbuh-tumbuhan jamur bersel satu. Tak berklorofil dan
termasuk golongan eumycetes.
Jenis-jenis dari golongan ini antara lain:
1.
Saccharomyces anamensis
2. Schizo saccharomyces pombe3. Saccharomyces cerevisiae
Tiap-tiap yeast ini mempunyai kemampuan yang berbeda-beda dalam
menfermentasi glukosa menjadi alkohol, demikian pula bentuk sel-selnya
berlainan, ada yang bulat, bulat telur (oval) dan pipih. Tetapi dalam keadaan aktif
atau berkembang biak tidak mempunyai bentuk tertentu.
Sel yeastterdiri dari dinding sel, inti sel, protoplasma dan vakuola. Yeast
berkembang biak secara vegetatif. Yeast yang dapat digunakan dalam proses
fermentasi harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
-
5/28/2018 Laporan Kerja Praktek Madukismo
24/103
[email protected] 24 -
1. Cepat berkembang biak
2. Tahan pada kadar alkohol tinggi
3. Mempunyai sifat yang stabil
Jenis yeast yang sesuai untuk bahan dasar tetes adalah saccharomyces
cerevisiae. Pabrik Spiritus Madukismo juga menggunakan yeast jenis ini yang
mula-mula didatangkan dari Jerman Timur dan sekarang terus dipelihara di
laboratorium pabrik ini. Menurut penelitian yeast saccharomyces cerevisiaeakan
hidup sempurna pada pH 4,8 dan suhu 30 0C.
4.1.2. Bahan pembantu
Meskipun tetes telah banyak mengandung bahan makanan, untuk
mempercepat pertumbuhan yeast perlu ditambahkan bahan-bahan lainnya seperti:
4.1.2.1. Urea
Ditambahkan urea untuk mencukupi kebutuhan akan nitrogen
Jumlahnya:
1. Untuk tangki 3A dan 3B masing-masing 6 kg sekali masak
2. Untuk tangki 8/1. 8/2, 8/3 masing masing 6 kg sekali masak
4.1.2.2. NPK
Ditambahkan untuk mencukupi kebutuhan akan fosfor. Jumlahnya untuk
tangki 3A dan 3B masing-masing 5 kg sekali masak
-
5/28/2018 Laporan Kerja Praktek Madukismo
25/103
[email protected] 25 -
4.1.2.3. Asam sulfat
Asam sulfat ditambahkan dengan maksud antra lain:
1. Untuk mengatur pH tetes 4,8
2. Untuk membantu hidrolisa sakarosa menjadi glukosa dan fruktosa
sehingga dapat difermentasi olehyeast
3. Untuk mencegah kontaminasi oleh bakteri yang ada di udara
Asam sulfat hanya ditambahkan pada tangki 3A dan 3B masing 4 liter
sekali masak karena tetes dari tangki ini akan digunakan untuk membuat media
pembibitan.
4.1.2.4. Superfloc
Superfloc diperlukan pada tangki tangki fermentasi untuk membantu
pengendapan kotoran, sehingga tidak timbul kerak dalam kolom distilasi.
Biasanya ditambahkan sebanyak 300 gram per tangki.
4.1.2.5. Turkey Red Oil (TRO)
TRO ditambahkan untuk mencegah terjadinya buih pada tangki akibat
aktivitasyeast. Ditambahkan sebanyak 3 liter TRO tiap tangki.
-
5/28/2018 Laporan Kerja Praktek Madukismo
26/103
[email protected] 26 -
4.2. Proses pembuatan alkohol
Proses pembuatan alkohol di Pabrik Spiritus Madukismo Yogyakarta
terdiri dari beberapa tahap proses, yaitu:
1. Pemasakan
2. Pembibitan
3. Fermentasi atau peragian
4. Penyulingan
5. Methylasi
4.2.1. Pemasakan
Proses pemasakan meliputi proses pengenceran, penambahan asam dan
zat-zat makanan. Tetes yang berasal dari Pabrik Gula Madukismo masih sangat
pekat (900 brix) sehingga perlu diencerkan untuk memperoleh kadar gula yang
optimum. Kadar gula yang tinggi akan menghambat pertumbuhan yeastsehingga
tidak semua gula dapat terfermentasi. Sedangkan kadar gula yang rendah
menyebabkan hasil yang diperoleh sedikit.
Tetes dari tangki penimbun dipompa menggunakan screw pumpdisaluran
untuk mengisi tangki pemasakan tetes 3A, 3B, 8/1, 8/2 dan 8/3 secara bergantian.
Mula mula tangki masakan 3A yang sudah disterilkan diisi air sebanyak
7700 liter kemudian sambil diaduk ditambahkan tetes serta bahan tambahan dan
asam sulfat hingga 9000 liter. Kemudian diambil contoh sedikit untuk diperiksa
-
5/28/2018 Laporan Kerja Praktek Madukismo
27/103
[email protected] 27 -
derajat brix-nya. Derajat brix yang dikehendaki disini adalah 14 karena pada
derajat brix ini yeast akan berkembang biak dengan baik. Jika derajat brix-nya
lebih besar dari 14 ditambah dengan air, sebaliknya bila lebih kecil dari 14
ditambah tetes. Disamping itu juga diatur pH nya supaya berada di kisaran 4,8
karena pada pH ini pertumbuhanyeastakan optimal.
Pada tangki pemasakan 3B dilakukan pengenceran yang hampir sama
dengan tangki 3A, tetapi derajat brix yang dikehendaki adalah 18. Jadi
perbedaanya hanya pada jumlah tetes yang digunakan.
Pada tangki 8/1. 8/2, dan 8/3 dilakukan pengenceran yang hampir sama
dengan tangki 3A, namun derajat brix yang dikehendaki adah 55, selain itu
sebagai bahan pembantu disini ditambahkan urea sebanyak 6 kg dan tidak
ditambahkan H2SO4.
Pada tangki masakan 3A dan 3B, setelah molasenya dipindahkan ke tangki
pembibitan, maka sebelum pengisian selajutnya harus dikuras terlebih dahulu. Hal
ini dimaksudkan untuk menghindari kontaminasi dengan bahan bahan
sebelumnya.
4.2.2. Pembibitan
Proses pembibitan ini merupakan pembibitan yeast saccharomyces
cerevisiae. Proses pembibitan meliputi:
-
5/28/2018 Laporan Kerja Praktek Madukismo
28/103
[email protected] 28 -
1. Pemubatan starter dalam laboratorium
2. Pembuatan bibit dalam tangki-tangki bibit
4.2.2.1. Pembuatan starter dalam laboratorium
Pembuatan starter bertujuan untuk memperbanyakyeastdan melatihyeast
dalam suasana media setempat. Yeast yang dipakai adalah saccharomyces
cerevisiae. Cara pembuatannya sebagai berikut:
Mula-mula menyiapkan 4 buat Erlenmeyer 50ml, lalu diisi dengan 30 cc
larutan tetes 60brix yang sudah diasamkan dengan asam sulfat hingga pH 4,8 lalu
diberi nutrisi. Standar nutrisi yang dipakai yaitu untuk tetes satu liter ditambahkan
1 gram urea, 0,3 gram NPK dan 1 cc H2SO4. Campuran tadi di sterilkan dalam
waterbath kurang lebih 3 jam sampai mendidih lalu dibiarkan pada suhu kamar.
Kedalam tiap-tiap Erlenmeyer tersebut dilarutkan yeast murni dari persediaan
kemudian disimpan 24 jam pada suhu 300C. bila terjadi gelembung-gelembung
berartiyeasthidup. Bibit ragi dalam Erlenmeyer tersebut dipindahkan ke dalam 2
buah Erlenmeyer 250 cc yang didalamnya sudah berisi 180 ml tetes brix 14, pH
48 sehingga volume larutan dalam Erlenmeyer masing-masing 240 cc, disimpan
dalam suhu kamar 300C selama 24 jam. Bibit dalam masing-masing Erlenmeyer
tersebut lalu dipindahan kedalam labu 2 liter yang telah berisi 1 liter tetes brix 14,
pH 4,8 dan sudah diberi nutrisi standar. Volume larutan di dalam masing-masing
labu 1.240 cc. larutan tersebut disampan 24 jam pada suhu 300C. Selanjutnya bibit
ini akan di pindahkan ke tangki pembibitan karlberger.
-
5/28/2018 Laporan Kerja Praktek Madukismo
29/103
[email protected] 29 -
4.2.2.2. Pembuatan bibit pada tangki-tangki bibit
Untuk pembuatan bibit ini diperlukan 4 buah tangki. Yaitu:
a. Tangki karlsberger (tangki 19)
b. Tangki pembibitan tingkat I (tangki 20)
c. Tangki pembibitan tingkat II (tangki 21)
d. Tangki pembibitan tingkat III (tangki 22)
e. Tagki pembibitan utama (tangki 25)
Pembuatan bibit pada tangki 19, 20, dan 21 hanya dilakukan sekali saja
yaitu pada saat awal musim suling, sedangkan pembuatan bibit pada tangki 22 dan
25 merupakan siklus yang terus menerus selama masa suling.
4.2.2.2.1. Tangki karlsberger (tangki 19)
Tangki ini sebelum dipakai disterilkan terlebih dahulu, setelah dimasukkan
10 liter tetes brix 14 yang mengandung nutrisi dan keasaman yang sama dengan
starter dalam laboratorium. Sebanyak 2.480 cc dari laboratorium dimasukkan ke
dalam tangki ini bibit didiamkan selam 24 jam pada suhu 28-300C, sambil
dialirkan udara secara perlahan-lahan selama 4 jam.
Pada pembibitan ini terjadi panas, oleh karena itu untuk menjaga suhu
tetap 28-300C, tangki ini disiram atau dialirkan air pada bagian atasnya.
Selanjutnya dapat dilihat apakah terjadi gas CO2 atau tidak. Jika ada berarti
-
5/28/2018 Laporan Kerja Praktek Madukismo
30/103
[email protected] 30 -
pertumbuhanyeastberjalan dengan baik. Setelah 24 jam isi tangki karlberger ini
dipindahkan ke tangki pembibitan tingkat I.
4.2.2.2.2. Tangki pembibitan tingkat I (tangki 20)
Ke dalam tangki 20 yang telah steril, dimasukkan 36 liter tetes brix 14
yang mengandung nutrisi dan keasaman yang sama dengan bibit tangki 19.
Selanjutnya bibit dari tangki 19 ditambahkan sehingga volume larutan kurang
lebih 48 liter, larutan ini dibiarkan selama 24 jam pada suhu 28-300C sambil
dialiri udara perlahan-lahan selama 4 jam.
Tangki 20 ini juga dilengkapi dengan pendingin dalam tangki, tetapi jika
pendingin ini kurang memenuhi, dilakukan pendinginan dengan jalan mengalirkan
air dari atas tangki.
Setelah berumur 24 jam isi tangki ini dipindahkan ke tangki pembibitan
tingkat II
4.2.2.2.3. Tangki pembibitan tingkat II (tangki 21)
Kedalam tangki 21 yang telah steril, bibit dari tangki 20 sebanyak 48 liter
dipindahkan ke tangki 21 yang sebelumnya telah disiisi 432 liter tetes brik 14,
sehingga volume total 480 liter. Bibit ini kemudian dibiarkan selama 24 jam
sambil dialiri udara secara perlahan-lahan selama 4 jam. Setelah 24 jam bibit di
tangki ini dipindahkan ke tangki pembibitan tingkat III.
-
5/28/2018 Laporan Kerja Praktek Madukismo
31/103
[email protected] 31 -
4.2.2.2.4. Tangki pembibitan tingkat III (tangki 22)
Tangki pembibitan tingkat III terdiri dari 3 buah tangki, yaitu 22/1, 22/2
dan 22/3. Sebelum dipakai terlebih dahulu tangki harus dikuras terlebih dahulu
agar tidak ada zat-zat dari proses sebelumnya yang tertinggal. Tangki 22
dilengkapi dengan pipa-pipa pendingin di dalam tangki dan diluar tangki diberi
penangkap CO2serta thermometer.
Bibit dari tangki 21 sebanyak 480 liter dimasukkan ke dalam tangki 22/1
lalu ditambah dengan tetes steril dari tangki 3A (brix 14) sehingga volume larutan
menjadi 3010 liter. Selanjutnya dialirkan udara selama 6 jam dan dibiarkan
selama 14 jam. Dengan adanya aktivitas bakteri maka larutan lama kelamaan akan
encer, sehingga derajat brix akan turun. Panas juga akan timbul karena reaksi
yang terjadi, maka pendingin juga harus menjaga suhu agar tetap 28-300C. pada
tangki 22 ini tidak diperlukan pengaduk karena adanya CO2 sudah dapat
membantu pengadukan.
Setelah waktu pembibitan berlangsung selama 14 jam isi tangki 22/1 ini
lalu diambil 350 liter untuk dipindahkan ke tangki 22/2. Di tangki 22/2 larutan
kemudian dijadikan 3010 liter dengan menambahkan tetes dari tangki 3A,
dialirkan udara selam 6 jam dan didiamkan selama 14 jam. Bibit tangki 22/2 ini
diambil 350 liter untuk dipindahkan ke tangki 22/3, demikian seterusnya,
sehingga tangki 22 menjadi siklus yang tidak terhenti. Sedangkan sisa dari tangki
22 sebanyak 2.660 liter dimasukkan ke tangki 25/1 atau 25/2 atau 25/3 sesuai
kebutuhan.
-
5/28/2018 Laporan Kerja Praktek Madukismo
32/103
[email protected] 32 -
4.2.2.2.5. Proses pembibitan utama
Ada 3 tangki pembibitan utama yaitu tangki 25/1. 25/2 dan 25/3. Sebelum
dipakai tangki tangki ini juga harus kuras. Bibit diperoleh dari tangki 22 sebanyak
2660 liter dikembangkan menjadi 18.000 liter dengan menambah tetes dari tangki
3A, sisa dari pemindahan ke tangki 22, sebanyak 6.340 liter dan 9.000 liter dari
tangki 3B (brix 16). Suhu dijaga 28-300C dengan pendingin. Setelah 14 jam
seluruh larutan dimasukkan ke tangki peragian utama (tangki 26).
4.2.3. Peragian
Tangki peragian utama terdiri dari 9 buah tangki vertikal dengan kapasitas
masing-masing 75.000 liter. Tangki peragian ini disebut tangki 26.
Bibit yang sudah dikembangkan dari tangki 25 selama 14 jam dialirkan
seluruhnya ke tangki peragian utama dan ditambah tetes brix 55 dari tangki
masakan 8/1, 8/2, dan 8/3 yang masing masing ditambah air 9.000 liter kemudian
ditambahkan air lagi hingga volume manjadi 75.000 liter. Disini tidak diberi udara
lagi seperti tangki-tangki sebelumnya, karena yeast tidak lagi dikembangkan
tetapi hanya melakukan peragian.
Untuk mempercepat pengendapan kotoran yang ada dalam adonan
biasanya ditambahkan 0,3 kg superflox yang telah dilarutkan terlebih dahulu
dalam 1 liter alkohol dan air sebanyak 20 liter. Maksud dari penambahan ini untuk
mencegah terjadinya kerak pada kolom distilasi, dan fermentasi terlalu kuat.
Untuk mengatasi buih yang terjadi, ke dalam larutan ditambahkan TRO sebanyak
-
5/28/2018 Laporan Kerja Praktek Madukismo
33/103
[email protected] 33 -
3 liter. Pemberian TRO dilakukan pada awal masa fermentasi, sedangkan
penambahan superfloc pada akhir masa fermentasi, sekita sepuluh jam sebelum di
distilasi.
Proses peragian ini berlangsung selama 48 jam. Hal ini ditandai dengan
tidak berubahnya derajat brix.
Proses peragian ini berjalan baik pada suhu 300C. karena pada proses
peragian timbul panas, maka tangki-tangki 26 dilengkapi pula dengan pendingin.
Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
C6H12O6(ragi)2C2H5OH + 2CO2+ 311,2 kkal
Gas CO2yang terbentuk selanjutnya dibuang ke udara.
4.2.4. Proses penyulingan
Proses penyulingan atau distilasi adalah salah satu cara untuk memisahkan
campuran melalui beda titik didihnya, dengan pemanasan untuk mendapatkan
kadar kompoen yang lebih murni. Alat distilasi yang dipergunakan adalah:
1. Dua kolom kasar (Maische kolom) 16 plate
2. Satu kolom teknis (Voorlop kolom) 45 plate
3. Satu Kolom pemurnian (Rektifiser kolom) 63 plate
4. Satu kolom terakhir (Nachlop kolom) 63 plate
-
5/28/2018 Laporan Kerja Praktek Madukismo
34/103
[email protected] 34 -
Untuk pemanasan digunakan uap bersuhu 120-1400C dan bertekanan 3
bar. Uap dimasukkan langsung (open steam) melalui bagian bawah kolom. Steam
ini merupakan uap yang dibangkitkan dari boiler batubara Pabrik Spiritus
Madukismo.
Proses yang terjadi pada unit penyulingan adalah sebagai berikut:
1. Maische kolom
Beslag (hasil fermentasi) dari tangki 26 dengan kadar alkohol 9-10%
sebelum masuk ke kolom kasar terlebih dahulu dialirkan melalui voorwarmer
yang berfungsi sebagai preheater. Melalui voorwarmer,beslagdipanaskan dengan
memanfaatkan panas dari hasil atas kolom Maische, sebaliknya larutan beslag
juga berfungsi untuk mendinginkan hasil atas sehingga dapat mengembunkan
sebagian alkohol. Umpan masuk pada maische kolom pada bagian paling atas,
bersuhu sekitas 70-800C. pada maische kolom terjadi pemisahan alkohol dalam
beslag, dimana diperolah hasil bawah berupa vinasseyang kemudian dikirim ke
unit pengolahan limbah, serta hasil atas berupa alkohol muda dengan kadar sekitar
45% yang keluar pada suhu 900C, kemudian alkohol muda ini dilewatkan saringan
busa. Selanjutnya diembunkan melalui voorwamer dan kondenser kemudian
dimasukkan kedalam Voorlop kolom.
2. Voorlop kolom
Pada voorlop kolom umpan masuk pada plate ke 20 dari voorlop kolom ini
diperoleh hasil atas berupa alkohol teknis kurang lebih 94% dengan kadar aldehid
-
5/28/2018 Laporan Kerja Praktek Madukismo
35/103
[email protected] 35 -
yang cukup tinggi sehingga tidak cocok untuk alkohol prima. Selanjutnya
didinginkan dengan kondensor dan pendingin kemudian ditampung dalam tangki
penimbunan sementara. Sedangkan hasil bawah berupa alkohol dengan kadar
kurang lebih 30% bebas aldehid dimasukkan ke dalam rektifiser kolom.
3. Rektifiser kolom
Umpan dari Voorlop kolom masuk rektifiser kolom pada segmen ke-3
plate ke 14. Rectifiser kolom ini berjenis bubble cup, diperoleh hasil atas berupa
alkohol prima >95% yang kemudian dilewatkan kondensor dan didinginkan
untuk ditapung dalam tangki penimbun. Hasil bawah berupa luther wasser
kemudian dikirim ke unit pengolahan limbah. Terdapat pula samping tengah
berupa alkohol dengan kadar 55% yang mengandung minyak fusel, hasil ini
kemudian dikirim ke Nachlop kolom.
4. Nachlop kolom
Umpan masuk nachlop kolom pada plate ke 20. Nacloop kolom ini
berjenis bubble cupdengan hasil atas berupa alkohol prima dengan kadar sekitar
95% yang kemudian diembunkan dalam kondensor dan didinginkan untuk
kemudian ditampung dalam tangki penimbun sementara. Hasil bawah berupa
luther wasser, dan hasil samping berupa minyak fusel. Minyak fusel dikeluarkan
dari segmen ke-5 plate nomor 1,2 dan 3 serta segmen ke-4 karena minyak fusel ini
masih bercampur dengan alkohol maka perlu dimurnikan dahulu dengan alat
pencuci minyak fusel sebelum dikirim ke tangki penimbun minyak fusel.
-
5/28/2018 Laporan Kerja Praktek Madukismo
36/103
[email protected] 36 -
Alat pencuci minyak fusel
Minyak fusel dari alat pengeluaran dicuci dalam alat pencuci yang berisi
air pencuci. Pencucian dilakukan secara bertingkat. Mula-mula munyak fusel
dicuci dalam alat pencuci pertama, dalam alat ini minyak fusel dan air bisa dilihat
seperti bola-bola kecil. Setelah melalui pencuci pertama, dicuci lagi dalam
pencuci kedua. Dalam alat pencuci kedua dapat dilihat dua lapisan, lapisan atas
adalah minyak fusel sedangkan lapisan bawah adalah airnya. Selanjutnya dicuci
dalam alat pencuci ke tiga ditambahkan NaCl agar pemisahan air dan kotoran
manjadi sempurna. Silinder pencuci harus selalu diisi air, minyak fusel akan
memercik keatas, didesak keluar dan ditampung dalam alat pengumpul.
Penambahan air harus hati-hati agar jangan sampai ikut keluar. Air yang dipakai
untuk mencuci minyak fusel dikembalikan lagi ke Nachlop kolom agar alkohol
yang ikut bisa diambil kembali, pengembalian air juga dilakukan sedikit demi
sedikit agar tidak menurunkan suhu di dalam kolom tersebut.
4.2.5. Gudang Penyimpanan
Alkohol teknis dan alkohol prima yang tertampung dari hasil distilasi
ditampung pada tangki-tangki penimbunan sebagai berikut :
4.2.5.1. Gudang penimbunan sementara
Gudang penimbunan sementara ini terletak di sebelah selatan stasiun
penyulingan. Disini terdapat 7 buah tangki untuk menyimpan baik alkohol teknis
maupun alkohol prima. Dua buah tangki berkapasitas 2.000 liter, sebuah tangki
-
5/28/2018 Laporan Kerja Praktek Madukismo
37/103
[email protected] 37 -
berkapasitas 3.500 liter, sebuah tangki berkapasitas 4.000 liter, dua buah tangki
berkapasitas 8.400 liter, dan sebuah tangki berkapasitas 10.000 liter.
4.2.5.2. Gudang penimbunan alkohol
Gudang penimbun alkohol berada satu area dengan tempat metilasi,
disinilah alkohol teknis maupun prima disimpan sebelum dijual ke pasaran atau di
proses lebih lanjut menjadi spiritus maupun special denaturated alcohol (SDA-
MET).
Jumlah tangki penimbun alkohol ada 26 buah:
1. Tangki nomor 1 s/d 14 dengan kapasitas masing-masing 50.000 liter
2. Tangki nomor 15 s/d 22 dengan kapasitas masing-masing 63.500 liter
3. Tangki nomor 23 dengan kapsitas 270.000 liter
4. Tangki nomor 24 dengan kapasitas 200.000 liter
5. Tangki nomor 25 dan 26 dengan kapasitas 1.000.000 liter
Sehingga kapasitas total adalah 3.678.000 liter
Alkohol yang masuk ke tangki penimbunan ini berasal dari alkohol yang
kadarnya belum tentu sama, sehingga perlu adanya pengadukan agar homogen.
Pengadukan dilakukan dengan cara mensirkulasikan dengan pompa. Setelah
homogen kadarnya ditentukan oleh bagian bea dan cukai. Alkohol prima harus
mempunyai kadar diatas 95%, sedangkan alkohol teknis minimal kadarnya 94%
-
5/28/2018 Laporan Kerja Praktek Madukismo
38/103
[email protected] 38 -
Pabrik Spiritus Madukismo menjual hasil sesuai permintaan, dapat berupa
alkohol pirma, alkhohol teknis dan spiritus. Spiritus dibuat dari alkohol teknis
yang ditambahkan denaturant dan zat warna.
Pencampuran ini dengan perbandingan sebagai berikut:
a. 50.000 liter alkohol teknis 94%
b. 340,92 gram methylen blue
c. 1420,5 liter methanol
d. 568,2 liter minyak tanah
4.2.6. Proses pembuatan spiritus
Alkohol teknis dimasukkan kedalam tangki berpengaduk yang sebelumnya
sudah ditentukan kadarnya (94%). 50.000 liter alkohol 94% ditambah minyak
tanah sebanyak 586,2 iter kemudian ditambah 1420,5 liter methanol dan 340,92
gram methylen blue. Diaduk dengan jalan mensirkulasikan campuran tersebut
dengan pompa. Pengadukan dilakukan terus sampai homogen dalam waktu
kurang lebih 2 jam. Setelah homogen dikeluarkan dan selanjutnya dimasukkan ke
tangki ukur dan akhirnya disimpan dalam drum untuk dipasarkan.
4.2.7. Proses pembuatan SDA-MET
Metanol sebanyak 1150 liter dimasukkan ke dalam tangki berengaduk,
kemudian tangki di isi dengan alkohol prima hingga 23.000 liter. Larutan di dalam
tangki kemudian di sirkulasikan selama kurang lebih dua jam agar homogen.
-
5/28/2018 Laporan Kerja Praktek Madukismo
39/103
[email protected] 39 -
BAB V
UTILITAS DAN PENGOLAHAN AIR LIMBAH
5.1. Utilitas
Utilitas yang diperlukan untuk menjalankan proses produksi di Pabrik
Spiritus Madukismo meliputi air, listrik dansteam.
5.1.1. Air
Kebutuhan air di Pabrik Spiritus Madukismo diperoleh dari sungai
winongo yang terletak disebelah timur pabrik. Air yang dipakai dapat
dikategorikan 3 jenis yaitu air kali, air bersih dan air sumur bor. Air kali
merupakan air sungai yang pengolahannya hanya dilakukan penyaringan saja.
Sedangkan air bersih merupakan air sungai yang diolah dalam unit pembersih air.
Untuk pembersih air terdiri dari dua unit yang digunakan secara bergantian
dengan kapasitas 80-90 m3/jam. Setiap unot terdiri dari:
1. Dua buah tangki saringan pasir yang masing masing volumenya 21,226 m3
yang berfungsi untuk menyaring kotoran kotoran yang terdapat dala air
sungai.
2. Tangki saringan arang aktif (volume 21,226 m3) yang berfungsi untuk
mengikat kelebihan khlor dan menghilangkan bau.
-
5/28/2018 Laporan Kerja Praktek Madukismo
40/103
[email protected] 40 -
3. Tangki hydrophor (volume 11,775 m3) yang berfungsi untuk membuat
tekanan dan kecepatan aliran keluar konstan, dengan tekanan maksimum
yang dihasilkan sebesar 4 kg/cm2
Unit pembersih air juga dilengkapi dengan bak penampung porselin yang
memiliki volume 22,5 m3. Bak penampung porselin ini berfungsi sebagai
penyedia air proses, MCK dan sebagainya. Selain itu terdapat tangki penguras
dengan volume 24,915 m3 yang selalu terisi penuh dengan air bersih. Tangki
penguras ini berfungsi sebagai penyedia air pencuci untuk tangki-tangki unit
pembersih air. Pencucian dilakukan jika tekanan dalam tangki pembersih
mencapai 10 mWs, menandakan tangki telah kotor.
Air umpan boiler
Pabrik Spiritus Madukismo menggunakan pembangkit steam sendiri,
sehingga air umpan boiler juga harus dapat dibuat sendiri. Air untuk umpan boiler
ini di dapat dari bak penampung porselin yang kemudian diturunkan
kesadahannya dengan disaring pada tangki softener yang berisi pasir resin.
Tangki softener terdiri dari dua buah tangki yang dipakai secara
bergantian. tangki ini perlu di kuras secara berkala denga menggunakan air garam.
Setelah kesadahan menunjukkan angka yang meningkat, maka tangki perlu
dikuras. Setelah disaring melalui tangki softener ini kemudian air umpan boiler
ditambahi dengan zat tambahan sebelum dimasukkan dalam unit pembangkit
steam.
-
5/28/2018 Laporan Kerja Praktek Madukismo
41/103
[email protected] 41 -
5.1.2. Listrik
Teanaga listrik yang digunakan oleh Pabrik Spiritus Madukismo dipenuhi
oleh Pabrik Gula Maduksimo yang mempunyai 3 generator uap dan 4 generator
diesel. Generator uap digunakan apabila musim giling, sedangkan generator diesel
digunakan pada masa tidak giling. Kebutuhan listrik PS kira kira 350 KW//jam
dengan tegangan 380 V, 220 V, 110 V dan 24V
5.1.3. Udara
Udara diperlukan untuk aerasi pada tahap pembiakan ragi pada tangki
pembibitan. Udara tersebut dibutuhkan untuk mengakomodasi pembiakan sel
secara aerobik.
Kebutuhan udara ini dipenuhi dengan sebuah kompresor tenaga listrik
yang mempunyai tekanan maksimum 4 kg/cm2. Sebelum dialirkan udara
ditampung dalam tangki kompresor udara dan dilewatkan tangki penyaring udara
yang berisi silika gel. Kebutuhan udara untuk aerase sebesar 12 m2/jam.
5.1.4. Steam
KebutuhansteamPabrik Spiritus Madukismo berasal dari unit pembangkit
steamdengan bahan bakar batubara, yang bernama Basuki. Spesifikasi uap yang
dihasilkan memiliki temperatur 120-1300C dengan tekanan sekitar 0,5 kg/cm2.
Kapasitas pemakaiansteamPabrik Spiritus Madukismo adalah 60-70 ton/hari.
-
5/28/2018 Laporan Kerja Praktek Madukismo
42/103
[email protected] 42 -
5.2. Pengolahan Limbah
Limbah cair yang dihasilkan oleh pabrik spirtus, pengolahan limbah diolah
dalam Unit Pengolahan Limbah Cair Waste Water Treatment atau Sewage
Treatment Plant(STP) Pabrik Madukismo.
Jumlah limbah cair dari pabrik spirtus yang berupa vinase lebih kurang
480 m3/hari, sedangkan jumlah limbah cair dari pabrik gula 50 m3/hari.
5.2.1. Jenis limbah cair Pabrik Spiritus Madukismo
Limbah cair yang dihasilkan Pabrik Spiritus Madukismo adalah sebagai
berikut:
1. Vinasse, merupakan hasil bawah dari kolom kasar (maische kolom)
2. Luther wasser, merupakan hasil bawah dari rektifiser dan nachloop kolom
3. Air bekas pencucian tangki dan drum serta alat alat lainnya
4. Gas CO2yang dihasilkan dari tangki pembibitan dan peragian
5. Limbah cair yang berasala dari kamar mandi, wastafel, WC, urinoir,
sarana cuci tangan, pencucian bahan makanan dan lain-lain.
5.2.2. Karakteristik limbah pabrik spiritus
Karakteristik limbah pabrik spiritus adalah sebagia berikut:
-
5/28/2018 Laporan Kerja Praktek Madukismo
43/103
[email protected] 43 -
1. Fisik : warna keruh pekat, suhu relative tinggi. Konsisten
kental (lemak protein), berat jens relative tinggi (zat
organik terlarut), zat padat tersuspensi dan terdapat buih.
2. Kimia : pH cenderung rendah, organik, lemak, protein dan
karbohidrat
3. Biologi : bakteri pathogen/apatogen, fungi, virus dan algae
5.2.3. Sistem pengolahan
Sistem pengolahan yang dipakai dalam menangani limbah cair Pabrik
Spiritus Madukismo adalah dengan perpaduan antara pengolahan fisik, mekanik,
biologis, dan kimia fisika.
5.2.4. Tahap pengolahan
Terdiri dari:
1. Pemipaan, merupakan jarignan penghubung sumber-sumber penghasil
limbah cair ke instalasisewage treatment plant.
2. Bangunan pengolahan, yang terdiri atas:
a. Assenering
b. Bak-bak pengolahan dari unit-unitsewage treatment plant
-
5/28/2018 Laporan Kerja Praktek Madukismo
44/103
[email protected] 44 -
5.3. Proses pengolahan limbah
5.3.1. Perlakuan pendahuluan
Tahapan perlakuan ini terdiri dari penyaringan dan pembersihan limbah
dengan penyaringan menggunakan cartridgesystemuntuk membersihkan limbah
dari benda-benda yang mengapung. Tahap pertama ini dilakukan untuk
memperlancar proses dan meindungi kerusakan peralatan yang dipakai pada tahap
perlakuan berikutnya.
Pada perlakuan pendahuluan ini bertujuan untuk menghilangkan zat
padatan tercampur melalui pengendapan atau pengapungan. Kegiatan utama pada
tahap ini adalah pengendapan. Beberapa alat yang berkaitan dengan perlakuan
tersebut adalah:
1. Grit chamber, digunakan untuk menangkap pasir dan kerikil kasar.
2. Cooling tray system, digunakan untuk menurunkan kandungan zat terlarut
dalam air.
3. Flash mix, digunakan untuk membuat campuran limbah homogen dengan
menggunakan pengaduk.
4. Microstaining, merupakan saringan yang terdiri dari bahan drum yang
diputar, sedangkan drum itu dibungkus ayakan dari bahan stainless steel.
Pada penggunaan drum berputar dengan 2/3 bagian dari drum terendam di
dalam air limbah. Dengan demikian air yang cukup jernih dapat masuk ke
dalam drum sedangkan lumpurnya tertahan pada ayakan pembungkusnya
-
5/28/2018 Laporan Kerja Praktek Madukismo
45/103
[email protected] 45 -
dan melekat sehingga ikut terangkat pada saat drum diputar. Pada saat
lumpur berada pada daerah yang tidajk terendam air maka lumpur tersebut
disemprot dengan air sehingga terbawa keluar.
5.3.2. Secondary treatment
Pada tahapan ini digunakan proses khemis dan biologis. Untuk tujuan
proses perlakuan khemis mendahului proses biologis. Proses biologis
menggunakan artificial activated sludgeuntuk proses-proses aerob dan anaerob.
5.3.2.1. Perlakuan kimia
1. Sedimentasi I (koagulasi), digunakan untuk mengendapkan partiket diskrit
serta menurunkan kadar BOD dan suspended solid.
2. Koagulasi dan flokulasi lanjutan, dimaksudkan untuk mengendapkan
partiket mikro yang lolos pada koagulasi sebelunya.
5.3.2.2. Perlakuan biologis
Perlakuan limbah secara biologis dilakukan setelah perlakuan secara
khemis, hal ini dengan pertimbangan bakteri dalam bioreaktor akan terhambat
perkembangannya menerima limbah cair yang konsentrasinya tinggi berkaitan
dengan tekanan osmosis media serta karena dalam pengolahan gula terdapat
banyak kandungan senyawa organik majemuk yang relatif sukar terdegradasi,
juga untuk menurunkan suhu menjadi 35-450C. pada proses koagulasi akan
mengendapkan beberapa bakteri yang tidak terendapkan oleh gravitasi. Setelah
-
5/28/2018 Laporan Kerja Praktek Madukismo
46/103
[email protected] 46 -
keluar dari proses koagulasi perlu penetralisir pH, dimana pH diharapkan dalam
suasana netral. Hal ini untuk menjaga agar mikrobia dapat bekerja secara optimal,
disisi lain tidak terjadi H2S pada proses biodegradasi, sehingga bau busuk dapat
dihindari. Pada proses biologis dilakukan:
a. Proses anaerobic
Proses anaerobic yang digunakan dimaksudkan untuk dapat mendegradasi
senyawa organik yang ada, proses pengasaman dan proses metanogenasi, dengan
reaksi sebagai berikut :
Bakteri + bakteri anaerob organik asam organik + CO2+ H2O +energi
+ bakteri anaerob penghasil metan +
CH4+ CO2+ energi metan
Energi metan dapat dihasilkan, sedangkan sludge yang terkumpul
dikeringkan di drying bed. Lemak terutama yang tahan terhadap perombakan
anaerob, akan menyebabkan buih atau lapisan film, dan penyumbatan saluran,
untuk itu perlu dilakukan pengolahan secara aerobik dengan memasukkan limbah
cair ke dalam aerobik bioreaktor.
Proses aerobik
Pada aerobik bioreaktor ini dimasukkan bakteri-bakteri aerob (mixed
culture) yang spesifik dan mampu merombak polutan sisa-sisa limbah cair
tersebut. Begitu pula dalam proses aerobic ini akan dihasilkan sejumlah sludge,
-
5/28/2018 Laporan Kerja Praktek Madukismo
47/103
[email protected] 47 -
yang akan mengendap, dan akhirnya dimasukkan ke drying bed sedang limbah
cair yang keluar akan dimasukkan ke cartridge yang pada pengeluarannya
dilengkapi biokontrol.
-
5/28/2018 Laporan Kerja Praktek Madukismo
48/103
[email protected] 48 -
BAB VI
LABORATORIUM
Pabrik Spiritus Madukismo mempunyai laboratorium untuk melakukan
pengawasan dan analisis-anaisis demi kelangsungan jalannya pabrik. Yang perlu
dianalisis dalam laboratorium adalah:
1. Pemeriksaan terhadap bahan mentah
2. Pemeriksaan terhadap bahan setengah jadi
3. Pengontrolan kualitas terhadap alkohol
4. Pemeliharaanyeast
6.1. Pemeriksaan bahan mentah
Pemeriksaan bahan mentah dilaksanakan tiap hari, dan setengah bulan
dilakukan pemeriksaan keseluruhan. Setiap hari diambil contoh tetes untuk
diperiksa berat jenis, brix, polarisasi dan RQ-nya. Dari contoh harian ini diambil
sejumlah tertentu dan dikumpulkan dalam botol pengumpul. Setelah 15 hari
kumpulan contoh ini dianalisa berat jenis, brix, polarisasi, sakarosa, gula reduksi
dan RQ-nya.
6.1.1. Cara analisis brix dan berat jenis
a. Timbang 15 gram tetes dan tambahkan 135 ml aquadest, diaduk pelan-
pelan dengan pengaduk gelas sehingga tetes larut sempurna.
-
5/28/2018 Laporan Kerja Praktek Madukismo
49/103
[email protected] 49 -
b. Larutan tersebut dimasukkan dalam piknometer yang bersih dan kering
dan telah diketahui nilai airnya, setelah penuh tutupnya dipasang.
c. Bagian luar dari piknometer beserta isinya ditimbang denga teliti.
d. Berat larutan dibagi nilai airnya memberikan berat jenis larutan, lalu
dengan pertolongan tabel, didapat brix tak terkoreksi.
e. Suhu larutan dibaca, kemudian dengan pertolongan tabel diperoleh brix
yang telah terkoreksi.
6.1.2. Cara analisis polarisasi dalam tetes
a. Untuk menentulakn polarisasi, larutan dimasukkan ke dalam labu takar
100/110 sampai tanda 100.
b. Larutan ditambah Pb asetat basa sampai tanda 110 dan digojog bolak-
balik, lalu disaring dan beberapa mL larutan pertama dibuang.
c. Filtrate yang jernih diisikan kedalam tabung polarisasi lalu diamati.
d. Dari brix tak terkoreksi dan pembacaan angka polarisasi dapat diketahui
polarisasiny.
6.1.3. Cara analisis sakarosa dalam tetes
a. Ditimbang 37,75 gram tetes, lalu ditambahkan sedikit air kemudian
dituang ke dalam labu takar 250 mL.
b. Sambil dikocok ditambahkan 30 mL larutan timbal nitrat 50% dan larutan
NaOH 8%.
c. Ditambahkan aquadest sampai batas leher labu.
-
5/28/2018 Laporan Kerja Praktek Madukismo
50/103
[email protected] 50 -
d. Leher labu dipegang antara kedua telapak tangan dan diputar-putar
beberapa kali sekeliling poros memanjang supaya udara diantara endapan
naik dan keluar. Bila terjadi buih, hilangkan dengan beberapa tetes eter.
e. Ditambahkan aquadest sampai garis dan ditambahkan sedikit tanah
infusoria, dikocok lalu disaring (beberapa tetes pertama tidak ditampung).
f. Filtrat yang jernih dimasukkan ke dalam labu takar 100/110 sampai tanda
100, kemudian ditambahkan larutan alumunium sulfat 30% sampai garis
hampir garis 110, lalu ditambahkan air hingga garis 110.
g. Ditambahkan sedikit lagi tanah infusoria, dikocok dan disaring (beberapa
tetes pertama tidak ditampung).
h. Polarisasinya diamati dengan tabung polarisasi 4 dm, pembacaan ini
adalah polarisasi sebelum inversi.
i. Memasukkan 50 mL tapisan polarisasi kedalam labu takar 100 ml,
tambahkan 30 ml HCl (1:1) lalu diamkan 2 sampai 3 jam.
j. Ditambahkan air sampai garis, 2 gram arang aktif, dikocok, disaring dan
diamati polarisasinya dalam tabung polarisasi 2 dm.
k. Suhu zat cair dalam tabung dan suhu ruang polarisasi dicatat.
l. Kadar sakarosa dihitung dengan rumus :
Z = 100.S/(C-0,5t)
Dengan :
S : jumlah polarisasi sebelum dan sesudah inversi, yang
terakhir dengan tanda sebaliknya dan dikalikan 4
C : tetapan inversi menurut steuerwald (tabel)
-
5/28/2018 Laporan Kerja Praktek Madukismo
51/103
[email protected] 51 -
T : suhu zat cair
6.1.4. Cara analisis gula reduksi
Analisis gula reduksi menggunakan cara iodometri dengan larutan fehling
sebagai berikut:
a. Enam gram tetes ditambahkan air sedikit, dituangkan ke dalam labu 250
mL dan diberi 15 mL timbal asestat netral 10% kemudian digojog.
b. Sesudah tercampur ditambah aquadest sampai garis tanda kemudian
digojog dan disaring (beberapa tetes pertama tidak ditampung)
c. Dari filtrat yang ditampung diambil 50 mL dan dimasukkan ke dalam labu
100 mL, kemudian ditambahkan dengan campuran natrium natrium fosfat
kalium oksalat (7 gram Na3HPO4.12H2O + 3 gram K2C2O4+ H2O sampai
100 mL), 5 mL untuk menyisihkan kelebihan garam timbal dan kapur.
d. Ditambah aquadest sampai garis kemudian digojog dan disaring.
e. Diambil 50 mL tapisan dan dituang ke dalam erlenmeyer 300 mL,
ditambah 50 mL larutan fehling ( 25 mL fehling I dipipet + 25 mL fehling
II dengan pipet ukur), 2 atau 3 butir batu kambang yang sudah dicuci dan
dipijarkan.
f. Dipanaskan diatas kompor listrik yang diberi kasa sampai mendidih
selama 5 menit.
g. Selanjutnya cepat-cepat didinginkan dalam air yang mengalir sedemikian
rupa sehingga Cu2O tidak terkena udara.
-
5/28/2018 Laporan Kerja Praktek Madukismo
52/103
[email protected] 52 -
h. Ke dalam larutan yang sudah dingin ditambah 25 mL larutan KI 20% dan
30 mL asam sulfat ( satu bagian asam sulfat + 5 bagian air).
i. Iodium yang terjadi dititrasi engan larutan Na2S2O30,1N. agar perubahan
warna lebih terlihat jelas, pada akhir titrasi ditambahkan 3 sampai 4 mL
larutan kanji 1%. Dengan demikian terjadi perubahan warna dari ungu tua
menjadi ungu biru muda, kemudian menjadi kuning mentega.
j. Dilakukan percobaan blangko dengan larutan fehling dan 50 mL aquadest
untuk mengetahui angka fehlingnya.
k. Angka tersebut dikurangi dengan angka yang didapatkan pada analisis x
63,37 x titer Na2S2O3 = mg tembaga yang diendapkan oleh gula invert
sebagai Cu2O.
l. Dari angka tersebut diatas dan angka polarisasi tetes serta dengan
pertolongan tabel dapat diketahui kadar gula invert-nya.
6.2. Pemeriksaan bahan setengah jadi
Pemeriksaan bahan setengah jadi meliputi:
1. Pemeriksaan masakan tetes
2. Pemeriksaan hasil pembibitan
3. Pemeriksaan hasil fermentasi
-
5/28/2018 Laporan Kerja Praktek Madukismo
53/103
[email protected] 53 -
6.1.2. Pemeriksaan masakan tetes
Terhadap masakan tetes dilakukan uji brix. Pengambilan contoh pada
tangki-tangki masakan 3A, 3B dan tangki-tangki 8 dilakukan tiap kali masuk
dengan menggunakan ember-ember plastik.
6.2.2. Pemeriksaan hasil pembibitan
Terhadap hasil pembibitan dilakukan analisis yang sama dengan tangki
masakan tetes, hanya saja disini dilakukan tiap 2 jam untuk tangki 22 dan 25.
6.2.3. Pemeriksaan hasil fermentasi
Terhadap hasil fermentasi dilakukan analisa brix seperti diatas dan
contohnya diambil dari tangki-tangki 26 tiap 2 jam sekali. Saat contoh akan
disuling, dianalisis kadar alkoholnya dengan cara sebagai berikut:
a. Diambil contoh sebanyak 500 mL dimsukkan kedalam labu distilasi
kemudian ditambahkan aquadest hingga 1 liter.
b. Selanjutnya didistilasi dan distilatnya ditampung dalam labu takar 500 mL
serta dijaga supaya distilat tertampung tepat 500 mL.
c. Distilat didinginkan dalam lemari es sampai suhu sedikitnya 15 0C.
d. Dengan menggunakan alkohol meter kemudian dengan pertolongan tabel
dapat diketahui kadar alkkoholnya.
-
5/28/2018 Laporan Kerja Praktek Madukismo
54/103
[email protected] 54 -
6.3. Pengontrolan kualitas alkohol
Pemeriksaan kualitas terhadap alkohol hasil, seperti halnya pada
pemeriksaan bahan mentah, setiap hari diambil contoh alkoholnya untuk
dianalisis. Sejumlah tertentu dari contoh-contoh tersebut dikumpulkan dalam
botol-botol pengumpul selama 15 hari untuk dianalisis secara setengah bulan.
Pengambilan contoh untuk keperluan analisis dilakukan baik terhadap alkohol
prima maupun alkohol teknis. Macam dan cara analisis yang dilakukan adalah
sebagai berikut:
6.3.1. Reaksi barbet
Contoh sebanyak 50 mL (suhu dijaga tetap 150C) ditambah larutan
KMnO40,02% sebanyak 2 mL, dikocok sampai homogen dan dicatat waktu mulai
dari pengambilan KMnO4sampai warnanya sama dengan warna standar yang ada.
Percobaan ini sebaiknya dilakukan dalam kolf tertutup rapat, karena sangan
dipengaruhi oleh oksigen dari udara luar.
6.3.2. Analisis minyak fusel
Pereaksi :
1. P-dimethylminobenzaldehide (60719) dalam labu ukur 100 ml, larutkan 1
gr p-dab, 5 ml H2SO4pa + aquadest sampai tanda.
2. Isobutil-alkohol, isoamyl-alkohol, alkohol absolut (100%)
-
5/28/2018 Laporan Kerja Praktek Madukismo
55/103
[email protected] 55 -
Standarisasi minyak fusel sintesis :
1. Timbang 2 gr isobutyl-alkohol, 8 gr isoamyl-alkohol dilarutkan dengan
aqudest sampai volume 100 ml, Gojog hingga benar-benar larut.
2. Ambil 1 ml larutan a, dimasukkan labu takar 100 ml, encerkn dengan
alkohol absolut sampai tanda.
3. Ambil larutan b masing-masing 0,5 ml, 1 ml, 2 ml, 3 ml, 4 ml, dan 5ml,
masukkan dalam labu takar 10 ml (6 labu takar). Encerkan dengan alkohol
absolut sampai tanda (Larutan standar) Larutan ini mengandung minyak
fusel 5-50 mgr/l.
Cara uji :
Ambil 2 ml larutan standar, 2 ml contoh (alkohol murni dan teknis) bila
perlu diencerkan, 2 ml aquadest (sebagai blanko), masukkan masing-masing
kedalam tabung reaksi kemudian taruh dalam esbath. Pipet 1 ml p-dab kedalam
masing-masing tabung reaksi, gojog dan kembalikan ke esbath selama tiga menit.
Dengan tetap pada esbath, tambahkan 10 ml H2SO4pa kedalam masing-masing
tabung, gojog dan kembalikan ke esbath lagi. Didihkan pada waterbath selama 30
menit. Kembalikan ke esbath selama 3-5 menit, biarkan sampai suhu kamar.
Dibaca % tansmitansi ( %T ) dari contoh standar dengan blanko sebagai referensi
pada panjang gelombang 495 nm.
Perhitungan :
Dengan menggunakan analisa regresi dan hasilnya dikalikan 10. Diperoleh kadar
fusel dalam ppm.
-
5/28/2018 Laporan Kerja Praktek Madukismo
56/103
[email protected] 56 -
6.3.10. Sisa penguapan
Pinggan penguap yang bersih dan kering ditimbang dengan teliti, diisi 100
mL contoh, lalu diuapkan diatas waterbath sampai kering, kemudian dikeringkan
pada suhu 1050C selama 30 menit, didinginkan dalam eksikator dan selanjutnya
ditimbang.
6.3.12. Uji terhadap keasaman
20 mL contoh dititrasi dengan larutan NaOH 0,1 N dan indikatornya PP,
biasanya keasaman akan ditulis dengan jumlah mL larutan NaOH 0,1 N per 20
mL contoh.
6.3.13. Uji terhadap kebasaan
20 mL contoh dititrasi dengan larutan HCl 0,1 N dan indikatornya MM,
biasanya kebasaan akan ditulis dengan jumlah mL larutan HCl 0,1 N per 20 mL
contoh.
6.3.14. Kadar aldehid
Ditimbang 50 gram contoh dalam erlenmeyer 300 mL, ditambah 10 mL
hydroxylamine 70% dalam aquadest, lalu ditambahkan 150 mL aquadest dan
didiamkan selama 30 menit, selanjutnya dititrasi dengan NaOH 0,1 N dengan
indikator Methyl Orange. Kadar aldehid = (titer x normalitas x S)/0,1
-
5/28/2018 Laporan Kerja Praktek Madukismo
57/103
[email protected] 57 -
6.4. Pemeliharaan yeast
Yeast dipelihara dalam media agar-agar dan setiap dua minggu sekali
dipindahkan ke media agar-agar yang baru.
Bahan-bahan yang digunakan adalah:
a. Tetes brix 6 : 1 liter
b. Tauge : 100 gram
c. Pisang : 2 biji
d. Pepton : 10 gram
e. Urea : 1 gram
f. Pupuk : 0,3 gram
g. H2SO4 : 1 mL
h. Agar-agar : 2 batang
i. Glukosa : 20 gram
Tauge direbus dengan tetes lalu disaring, filtratnya ditambah pisang
ambon, lalu direbus dan disaring lagi, kemudian ditambah urea, pupuk, Pepton,
H2SO4, glukosa dan agar-agar. Larutan ini dituangkan ke dalam tabung reaksi 10
mL, di sterilkan, dimiringkan dan setelah dingin ditanam.
-
5/28/2018 Laporan Kerja Praktek Madukismo
58/103
[email protected] 58 -
6.4.1. Cara penanaman
Yeast diambil dengan ose yang telah disterilkan, lalu digoreskan pada
permukaan media agar-agar miring. Pekerjaan ini dilakukan secara aseptis, setelah
diinkubasi selama 3 hari pada suhu kamar. Bila tidak terjadi kontaminasi disimpan
dalam lemari es.
-
5/28/2018 Laporan Kerja Praktek Madukismo
59/103
[email protected] 59 -
BAB VII
STRUKTUR ORGNISASI
Sturktur organisasi PG dan PS madukismo tergabung menjadi satu, karena
kedua pabrik tersebut berada dibawah satu perusahaan PT Madubaru.
7.1. Status karyawan
Berdasarkan sifat hubungan kerja dengan perusahaan, maka karyawan PT
Madubaru terdiri dari dua bagian, yaitu:
1. Karyawan tetap, yaitu yang mempunyai hubungan kerja dengan
perusahaan untuk jangka waktu yang tidak tentu. Karyawan tetap terdiri
dari :
a. Karyawan Pimpinan
b. Karyawan pelaksana
2. Karyawan kontrak waktu tertentu (KKWT), yaitu karyawan yang
mempunyai hubungan kerja dengan perusahaan untuk jangka waktu
tertentu. Karyawan KKWT terdiri dari :
a. Karyawan KKWT dalam pabrik, yaitu karyawan yang
melaksanakan pekerjaan-pekerjaan yang ada hubungannya
langsung dengan produksi alkohol. Jangka waktu hubungan
kerjanya adalah satu musim pengoperasian pabrik spiritus.
b. Karyawan KKWT luar pabrik, yaitu karyawan yang melaksanakan
pekerjaan-pekerjaan disekitar pabrik namun tidak ada hubungan
-
5/28/2018 Laporan Kerja Praktek Madukismo
60/103
[email protected] 60 -
langsung dengan proses produksi alkohol. Jangka waktu hubungan
kerja adalah satu musim pengoperasian pabrik spiritus.
c. Karyawan borong yaitu karyawan yang bekerja di perusahaan
secara insedentil. Hubungan kerjanya diadakan dari hari kehari,
serta diupah secara borongan.
7.2. Sistem pembayaran gaji
Karyawan tetap, KKWT dalam pabrik dan KKWT luar pabrik pembayaran
gajinya dilaksanakan secara bulanan (setiap bulan sekali). Untuk karyawan
borong, pembayaran upahnya dilakukan secara borongan.
7.3. Jam kerja
Pabrik bekerja selama 24 jam sehari dan dibagi menjadi 3 shift, yaitu:
a. Shift I, jam 06.0014.00
b. Shift II, jam 14.0022.00
c. Shift III, jam 22.0006.00
Pergantian shift dilakukan seminggu sekali. Sedangkan untuk karyawan
jam kerjanya adalah hari Senin s/d Kamis jam 06.30 15.00, hari Jumat dan
Sabtu jam 06.30 11.30, dengan waktu istirahat satu jam (11.30 12.30).
karyawan yang bekerja di luar harian kerja (hari minggu) diperhitungkan sebagai
jam lembur.
-
5/28/2018 Laporan Kerja Praktek Madukismo
61/103
[email protected] 61 -
7.4. Jaminan sosial
Karyawan-karyawan di PG/PS Madukismo selain mendapat gaji juga
mendapat jaminan sosial seperti:
1. Penggantian biaya pengobatan
Biaya perawatan di rumah sakit (yang ditunjuk perusahaan) untuk
karyawan tetap dan keluarganya diganti seluruhnya oleh
perusahaan.
2. Penggantian kacamata, berlaku bagi karyawan dan tidak untuk
keluarganya.
3. Pakaian dinas
Setiap tahun diberikan dua stel pakaian dinas/kerja yang terdiri dari
celana dan kemeja.
4. Gula hadiah
Diberikan 2 minggu sebelum hari raya Idul Fitri atau hari natal.
5. Rumah dinas
Untuk karyawan yang tidak menggunakannya, digantikan dengan
tunjangan kompensasi penggantian sewa rumah.
6. Tunjangan kematian
7. Sarana ibadah, sarana olahraga dan sarana kesenian
8. Tunjangan hari tua/ hak pensiun dan lain-lain.
-
5/28/2018 Laporan Kerja Praktek Madukismo
62/103
[email protected] 62 -
BAB VIII
SPESIFIKASI ALAT
A. Alat-alat Proses
1. Stasiun Penimbunan Tetesa. Nama Alat : TANGKI PENIMBUNAN TETES
Bentuk : Silinder Vertikal
Bahan : Besi Plat Tebal 10 mm
Diameter : 12 m
Tinggi : 8,8 m
Volume : 984,84 m3
Fungsi : Menimbun tetes dari PG. Madukismo
Jumlah : 4 unit
b. Nama Alat : POMPA TETES LUAR
Jenis : Screw Pump
Kapasitas : 5 m
3
/jam
Penggerak : Motor listrik 5,6 KW, 965 rpm, 380 volt, 50 hz
Fungsi : Memindahkan tetes ke tangki adonan
Jumlah : 1 unit
c. Nama Alat : PENIMBUNAN TETES (MOLASSES PIT)
-
5/28/2018 Laporan Kerja Praktek Madukismo
63/103
[email protected] 63 -
Bentuk : Kantong penimbun
Bahan : HDPE plastik
panjang : 20 m
Tinggi : 5 m
Kapasitas : 10.000 ton
Fungsi : Menimbun tetes dari PG. Madukismo
Jumlah : 1 unit
2. Stasiun Masakana. Nama Alat : TANGKI ADONAN
Bentuk : Silinder Vertikal
Bahan : Besi Plat Tebal 10 mm
Diameter : 2 m
Tinggi : 3,46 m
Volume : 9000 liter
Fungsi : Membuat adonan untuk proses peragian
Jumlah : 5 unit
b. Nama Alat : POMPA BIBIT
Jenis/Merk : Sihi
Jumlah : 2 unit
Penggerak : Motor listrik 5,5 KW, 1.450 rpm, 380 volt, 50 hz
Motor listrik 5 KW, 1.440 rpm, 380 volt, 50 hz
-
5/28/2018 Laporan Kerja Praktek Madukismo
64/103
[email protected] 64 -
Fungsi : Memindahkan adonan dari tangki 3A dan 3B ke
tangki 22 dan 25 pada proses peragian
c. Nama Alat : POMPA ADONAN
Jenis/Merk : Sihi
Jumlah : 2 unit
Penggerak : Motor listrik 5,5 KW, 1450 rpm, 380 volt, 50 hz
Motor listrik 5 KW, 1440 rpm, 380 volt, 50 hz
Fungsi : Memindahkan adonan dari tangki 8/1, 8/2 dan 8/3
ke tangki 26 pada proses peragian
3. Stasiun pembibitan dan Peragiana. Nama Alat : TANGKI PEMBIBITAN I
Bentuk : Silinder Vertikal
Bahan : a. Tembaga
b. stainless steel
Diameter : a. 0,33 m b. 0,34 m
Tinggi : a. 0,25 m b. 0,275 m
Fungsi : Membangkitkan bibit
Jumlah : 2 unit
Perlengkapan : Pipa pendingin diameter 20 mm
b. Nama Alat : TANGKI PEMBIBITAN II
-
5/28/2018 Laporan Kerja Praktek Madukismo
65/103
[email protected] 65 -
Bentuk : Silinder Vertikal
Bahan : a. Tembaga
b.stainless steel
Diameter : a. 0,42 m b. 0,40 m
Tinggi : a. 0,57 m b. 0, 58 m
Fungsi : Pengembangbiakan bibit
Jumlah : 2 unit
Perlengkapan : Thermometer, cooler dan pipa untuk aerasi
c. Nama Alat : TANGKI PEMBIBITAN III (tangki 22)
Bentuk : Silinder Vertikal
Bahan : Besi Plat Tebal 8 mm
Diameter : 11,75 m
Tinggi : 1,75 m
Volume : 4.086 liter
Fungsi : Memperbanyak bibit
Jumlah : 3 unit
d. Nama Alat : TANGKI CO2PADA TANGKI 22
Bentuk : Silinder Vertikal
Bahan : Besi Plat Tebal 8 mm
Diameter : 0,5m
-
5/28/2018 Laporan Kerja Praktek Madukismo
66/103
[email protected] 66 -
Tinggi : 0,65m
Volume : 127,5 liter
Fungsi : Menampung CO2yang dihasilkan dari tangki 22
kemudian dibuang ke udara
Jumlah : 3 unit
e. Nama Alat : TANGKI PEMBIBITAN UTAMA (tangki 25)
Bentuk : Silinder Vertikal
Bahan : Besi Plat Tebal 10 mm
Diameter : 3 m
Tinggi : 3 m
Volume : 18.000 liter
Fungsi : Mengembangbiakkan bibit
Jumlah : 3 unit
f. Nama Alat : TANGKI PERAGIAN UTAMA
Bentuk : Silinder Vertikal
Bahan : Besi Plat Tebal 10 mm
Diameter : 4,5 m
Tinggi : 5,5 m
Volume : 87.429 liter
Fungsi : Untuk proses peragian utama
Jumlah : 9 unit
-
5/28/2018 Laporan Kerja Praktek Madukismo
67/103
[email protected] 67 -
g. Nama Alat : TANGKI CO2PADA TANGKI 25
Bentuk : Silinder Vertikal
Bahan : Besi Plat Tebal 10 mm
Diameter : 0,8 m
Tinggi : 1,1 m
Volume : 502 liter
Fungsi : Menampung CO2yang dihasilkan dari tangki 25
kemudian dibuang ke udara
Jumlah : 3 unit
h. Nama Alat : TANGKI SARINGAN AIR
Bentuk : Silinder Vertikal
Bahan : Besi Plat Tebal 10 mm
Diameter : 750 mm
Tinggi : 1650 mm
Fungsi : Untuk menyaring air dari sungai Winongo
sebelum digunakan sebagai pendingin.
Jumlah : 2 unit
i. Nama Alat : KOMPRESOR UDARA
Perlengkapan : Motor listrik
Power : 11KW, 500 rpm
-
5/28/2018 Laporan Kerja Praktek Madukismo
68/103
[email protected] 68 -
Kapasitas : 240 m3/jam
Fungsi : Menyuplai udara untuk aerasi pada pembibitan
Jumlah : 2 unit
j. Nama Alat : POMPA PENGEMBALIAN BESLAG
Jenis/Merk : ITUR
Jumlah : 1 unit
Penggerak : Motor listrik 7,5 KW, 2920 rpm, 380 volt, 50 hz
Fungsi : Memindahkan sisa beslag yang tidak ditarik ke
stasiun penyulingan ke tangki yang akan disuling
berikutnya.
k. Nama Alat : POMPA MAISCHE KOLOM
Jenis/Merk : Sihi
Jumlah : 3 unit
Penggerak : Motor listrik 6 KW, 1410 rpm, 380 volt, 50 hz
Motor listrik 10 KW, 1450 rpm, 380 volt, 50 hz
Fungsi : Memindahkan beslag dari tangki 26 ke maishe
kolom
l. Nama Alat : POMPA AIR SUNGAI
Jumlah : 2 unit
Penggerak : Motor listrik 8 KW, 2880 rpm, 220/380 volt, 50 hz
-
5/28/2018 Laporan Kerja Praktek Madukismo
69/103
[email protected] 69 -
Fungsi : Memindahkan air sungai untuk keperluan pendigin
dan kondensor
4. Stasiun Penyulingana. Nama Alat : MAISHE KOLOM (pemisahan kasar)
Bentuk : Silinder Vertikal
Bahan : Tembaga
Diameter : 1,2 m
Tinggi : 5,4 m
Plate : 16 buah
Segmen : 5 buah
Perlengkapan : 2 termometer, 1 manometer dan saringan busa
Jumlah : 3 unit (1 cadangan)
Fungsi : Memisahkan alkohol dan beslag dari tangki 26
sehingga menjadi alkohol muda
b. Nama Alat : VOORLOOP KOLOM
Bentuk : Silinder Vertikal
Bahan : Stainless steel
Jenis :Bubble Cup
Diameter : 0,8 m
Tinggi : 8,8 m
Plate : 45 buah
-
5/28/2018 Laporan Kerja Praktek Madukismo
70/103
[email protected] 70 -
Segmen : 10 buah
Jumlah : 1 unit
Fungsi : Memisahkan aldehid dari alkohol muda menjadi
alkohol teknis dan alkohol muda bebas aldehid
c. Nama Alat : REKTIFISER KOLOM
Bentuk : Silinder Vertikal
Bahan : Tembaga
Diameter : 1,25 m
Tinggi : 12,12 m
Plate : 63 buah
Segmen : 11 buah
Perlengkapan : 4 termometer dan 1 manometer
Jumlah : 1 unit
Fungsi : Menghasilkan alkohol prima >95%
d. Nama Alat : NACHLOOP KOLOM
Bentuk : Silinder Vertikal
Bahan : Tembaga
Diameter : 0,65 m
Tinggi : 12,85 m
Plate : 63 buah
Segmen : 12 buah
-
5/28/2018 Laporan Kerja Praktek Madukismo
71/103
[email protected] 71 -
Jumlah : 1 unit
Fungsi : Memisahkan alkohol dengan kadar kurang dari
55% menjadi alkohol prima
e. Nama Alat : VOORWARMER
Bentuk : Silinder Vertikal
Bahan : Stainless Steel
Jenis : Shell and Tube
Diameter : 0,79 m
Tinggi : 2,6 m
Panjang tube : 2 m
Diameter tube : 0,03 m
Jumlah tube : 164 buah
Susunan tube : Triangular Pitch
Luas permukaan : 25 m2
Perlengkapan :Pell Glass
Jumlah : 1 unit
Fungsi : Memanaskan feed maishe kolom dan
mengkondensasikan uap alkohol yang dihasilkan
maishe kolom (alat penukar panas)
f. Nama Alat : KONDENSOR MAISHE KOLOM I
-
5/28/2018 Laporan Kerja Praktek Madukismo
72/103
[email protected] 72 -
Bentuk : Silinder Vertikal
Bahan : Tembaga
Jenis :Shell and Tube
Diameter : 0,4 m
Tinggi : 2 m
Panjang tube : 1,5 m
Diameter tube : 0,03 m
Jumlah tube : 40 buah
Susunan tube : Triangular Pitch
Jumlah : 2 unit
g. Nama Alat : KONDENSOR MAISHE KOLOM II
Bentuk : Silinder Vertikal
Bahan : Tembaga
Jenis : Shell and Tube
Diameter : 0,4 m
Tinggi : 2 m
Panjang tube : 1,5 m
Diameter tube : 0,03 m
Jumlah tube : 40 buah
Susunan tube : Triangular Pitch
Jumlah : 3 unit (1 cadangan)
-
5/28/2018 Laporan Kerja Praktek Madukismo
73/103
[email protected] 73 -
h. Nama Alat : KONDENSOR VOORLOOP KOLOM I
Bentuk : Silinder Vertikal
Bahan : Tembaga
Jenis : Shell and Tube
Diameter : 0,4 m
Tinggi : 2 m
Panjang tube : 1,5 m
Diameter tube : 0,03 m
Jumlah tube : 40 buah
Susunan tube : Triangular Pitch
Luas permukaan : 5 m2
Jumlah : 1 unit
i. Nama Alat : KONDENSOR VOORLOOP KOLOM II
Bentuk : Silinder Vertikal
Bahan : Tembaga
Jenis : Shell and Tube
Diameter : 0,4 m
Tinggi : 2 m
Panjang tube : 1,5 m
Diameter tube : 0,03 m
Jumlah tube : 40 buah
Susunan tube :Triangular Pitch
-
5/28/2018 Laporan Kerja Praktek Madukismo
74/103
[email protected] 74 -
Luas permukaan : 5 m2
Jumlah : 1 unit
j. Nama Alat : KONDENSOR REKTIFISER KOLOM I
Bentuk : Silinder Vertikal
Bahan : Tembaga
Jenis : Shell and Tube
Diameter : 1,2 m
Tinggi : 2,7 m
Panjang tube : 2 m
Diameter tube : 0,03 m
Jumlah tube : 40 buah
Susunan tube : Triangular Pitch
Luas permukaan : 70 m2
Jumlah : 1 unit
k. Nama Alat : KONDENSOR REKTIFISER KOLOM II
Bentuk : Silinder Vertikal
Bahan : Tembaga
Jenis : Shell and Tube
Diameter : 1,2 m
Tinggi : 2,7 m
Panjang tube : 2 m
-
5/28/2018 Laporan Kerja Praktek Madukismo
75/103
[email protected] 75 -
Diameter tube : 0,03 m
Jumlah tube : 40 buah
Susunan tube : Triangular Pitch
Luas permukaan : 10 m2
Jumlah : 1 unit
l. Nama Alat : KONDENSOR NACHLOOP KOLOM I
Bentuk : Silinder Vertikal
Bahan : Tembaga
Jenis : Shell and Tube
Diameter : 1,2 m
Tinggi : 2,7 m
Panjang tube : 2 m
Diameter tube : 0,03 m
Jumlah tube : 40 buah
Susunan tube : Triangular Pitch
Luas permukaan : 20 m2
Jumlah : 1 unit
m.Nama Alat : KONDENSOR NACHLOOP KOLOM II
Bentuk : Silinder Vertikal
Bahan : Tembaga
Jenis : Shell and Tube
-
5/28/2018 Laporan Kerja Praktek Madukismo
76/103
[email protected] 76 -
Diameter : 0,4 m
Tinggi : 2 m
Panjang tube : 1,5 m
Diameter tube : 0,03 m
Jumlah tube : 40 buah
Susunan tube : Triangular Pitch
Luas permukaan : 5 m2
Jumlah : 1 unit
n. Nama Alat : KONDENSOR CO2 KASAR
Bentuk : Silinder Vertikal
Bahan : Tembaga
Jenis : Shell and Tube
Diameter : 0,64 m
Tinggi : 1,6 m
Jumlah : 1 unit
o. Nama Alat : KONDENSOR CO2 PRIMA
Bentuk : Silinder Vertikal
Bahan : Tembaga
Jenis : Shell and Tube
Diameter : 0,41 m
Tinggi : 1,98 m
-
5/28/2018 Laporan Kerja Praktek Madukismo
77/103
[email protected] 77 -
Jumlah : 1 unit
p. Nama Alat : PENDINGIN HASIL VOORLOOP
Bentuk : Silinder Vertikal
Bahan : Tembaga
Jenis : Shell and Tube
Diameter : 0,41 m
Tinggi : 1,98 m
Jumlah : 1 unit
q. Nama Alat : PENDINGIN HASIL PRIMA
Bentuk : Silinder Vertikal
Bahan : Tembaga
Jenis : Shell and Tube
Diameter : 0,7 m
Tinggi : 2,7 m
Luas permukaan : 25 m2
Jumlah : 1 unit
r. Nama Alat : PENDINGIN HASIL NACHLOOP
Bentuk : Silinder Vertikal
Bahan : Tembaga
Jenis : Shell and Tube
-
5/28/2018 Laporan Kerja Praktek Madukismo
78/103
[email protected] 78 -
Diameter : 0,6 m
Tinggi : 1,3 m
Luas permukaan : 9,5 m2
Jumlah : 1 unit
s. Nama Alat : SARINGAN BUSA
Bentuk : Silinder Vertikal dan tertutup :
Fungsi : Mencegah buih yang terlihat dalam alkohol
Diameter : 0,85 m
Tinggi : 2 m
Luas : Porselen kece sekitar 500 buah
Perlengkapan : Pipa tembaga berdiameter 10 in
Jumlah : 2 unit
t. Nama Alat : REGULATOR UAP
Bentuk : terdiri dari 2 tangki
a. Diameter 0,50 m, tinggi 0,4 m
b.Diameter 0,75 m, tinggi 0,5 m
Jumlah : 5 unit
Fungsi : Mengatur pemasukan uap ke dalam masing-
masing kolom dan mengatur tekanan uapnya
u. Nama Alat : TANGKI PENCUCI MINYAK FUSEL
-
5/28/2018 Laporan Kerja Praktek Madukismo
79/103
[email protected] 79 -
Bentuk : Silinder Vertikal dan tertutup :
Fungsi : Memisahkan fusel da