laporan kerja praktek

31
LAPORAN KERJA PRAKTIK KERJA PRAKTIK Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Wilayah Kecamatan Winong (CV. Tampomas 15) Oleh: NUR HILALIYAH 21040111060045 PROGRAM STUDI DIPLOMA III PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2014

Upload: nur-hilaliyah-samhari

Post on 30-Jun-2015

761 views

Category:

Engineering


10 download

DESCRIPTION

Laporan Kerja Praktek Rencana Detail Tata Ruang

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Kerja Praktek

LAPORAN KERJA PRAKTIK

KERJA PRAKTIK

Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Wilayah Kecamatan Winong

(CV. Tampomas 15)

Oleh:

NUR HILALIYAH

21040111060045

PROGRAM STUDI DIPLOMA III

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG 2014

Page 2: Laporan Kerja Praktek

2 Laporan Kerja Praktik

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada dasarnya seorang mahasiswa tentunya dituntut untuk dapat bersaing di

dunia kerja ketika sudah tidak lagi mengembang dunia perkuliahan. Dimana, masa

perkuliahan merupakan masa penting dalam mencerna dan memahami segala ilmu

terapan namun, berbeda halnya dengan dunia kerja. Dalam hal ini, dunia kerja

faktanya memiliki karakteristik yang berbeda dibanding dengan dunia perkuliahan.

Dengan adanya kuliah kerja praktik, mahasiswa diharapkan mampu menerapkan ilmu-

ilmu yang telah dipelajari selama perkuliahan. Kerja praktik adalah salah satu mata

kuliah wajib dan menjadi syarat dalam penyusunan proyek akhir atau tugas akhir pada

jenjang Diploma III.

Program Diploma merupakan pendidikan jalur profesional yang mengedepankan

aspek keterampilan bagi lulusannya. Diploma III dirancang dengan masa studi 3 tahun

untuk menghasilkan sumber daya manusia yang terampil dibidangnya dengan sebutan

profesional sebagai ahli madya (Buku Pedoman, 2011). Kerja praktik ini dilaksanakan

di instansi terkait dengan bidang perencanaan wilayah dan kota seperti konsultan

perencana. Pelaksanaan kerja praktik merupakan tahapan dalam penyelarasan serta

penyesuaian antara teori yang didapat selama perkuliahan dengan lingkungan kerja.

Sehingga dari hasil kerja praktik tersebut mahasiswa dilatih mengenal dunia kerja

sesuai dengan bidangnya. Selain itu mendapat pengetahuan dan pengalaman yang

dapat dijadikan sebagai acuan dalam dunia karir yang lebih nyata. Dalam dunia kerja

persaingan dalam bidang apapun sangatlah menuntut keahlian serta keterampilan dari

masing-masing individu. Sehingga, dengan adanya kerja praktik ini mahasiswa dilatih

untuk dapat mengenal dunia kerja terlebih dahulu sebelum merasakan dunia kerja

yang sebenarnya. Proses yang berlangsung selama kerja praktik ini mahasiswa

tentunya mendapat pengetahuan, pemahaman serta pengalaman yang dapat

menambah wawasan mahasiswa. Melalui kerja praktik, mahasiswa pun ikut terlibat

dalam proses berlangsungnya penyususunan rencana detail tata ruang. Pengalaman

dalam melaksananakan alur serta sistematika penyusunan suatu proyek merupakan

ilmu nyata karena mahasiswa terlibat langsung didalamnya dan ikut terlibat oleh

berbagai pihak.

Page 3: Laporan Kerja Praktek

3 Laporan Kerja Praktik

1.2 Tujuan dan Sasaran

1.2.1 Tujuan

Tujuan yang dimaksud dalam kerja praktik ini mahasiswa dititiberatkan untuk

memenuhi salah satu syarat dalam kelulusan. Kegiatan kerja praktik ini berkaitan

dengan bidang perencanaan berupa Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang

Kecamatan Winong Kabupaten Pati. Sehingga mahasiswa dapat mempelajari

secara langsung alur, sistematika, dan cakupan kerja dalam suatu proyek

perencanaan tata ruang.

1.2.2 Sasaran

Mendapatkan tema proyek akhir sesuai dengan data-data yang akan

dibahas dalam penyusunan laporan proyek akhir;

Menambah wawasan serta keterampilan di dunia kerja sesuai dengan

bidang perencanaan;

Meningkatkan pengalaman mahasiswa dalam penyusunan rencana

detail tata ruang.

1.3 Ruang Lingkup Wilayah

Ruang lingkup wilayah selama melaksanakan kerja praktik adalah mengikuti

kegiatan penyusunan rencana detail tata ruang. Dalam hal ini wilayah perencanaan

yaitu Kecamatan Winong yang berada di Kabupaten Pati. Ibu Kota kecamatan ini

terletak 16 Km arah selatan dari Ibukota Kabupaten Pati. Luas Wilayah Kecamatan

Winong 9993.9 Ha. Wilayah Kecamatan winong terdiri dari 30 desa yang membujur

dari utara ke selatan. Wilayah administrasi di Kecamatan Winong mengalami

perubahan jumlah RT sebanyak 469 pada tahun 2010 menjadi 471 RT pada tahun

2011. Jumlah RT yang bertambah sebanyak 2 RT, pertambahan jumlah RT tersebut

terjadi di Desa Gunungpanti dengan jumlah semula 17 RT menjadi 18 RT dan di Desa

Guyangan dari 14 RT menjadi 15 RT. Sedangkan jumlah RW dan Dukuh yang ada di

Kecamatan Winong tidak mengalami bertambahan ataupun pengurangan. Terdapat 82

RW, 471 RT dan 83 Dukuh di Kecamatan Winong. Potensi yang bisa dikembangkan

pada kawasan ini adalah pada sektor pertambangan dan galian, pertanian lahan basah

dan kering. Desa Tawangrejo memiliki RW sebanyak 7 RW dan 30 RT. Adapun batas-

batas Kecamatan Winong yaitu sebagai berikut:

Sebelah Utara : Kecamatan Jakenan.

Sebelah Timur : Kecamatan Pucakwangi.

Sebelah Selatan : Kecamatan Tambakromo dan Kab. Grobogan.

Sebelah Barat : Kecamatan Gabus

Page 4: Laporan Kerja Praktek

4 Laporan Kerja Praktik

Gambar 1.1 Administrasi Kecamatan Winong

Page 5: Laporan Kerja Praktek

5 Laporan Kerja Praktik

1.4 Sistematika Penulisan

BAB I Pendahuluan

Pada Bab ini berisi mengenai latar belakang, tujuan sasaran, ruang lingkup

wilayah dan sistematika dalam penulisan laporan kerja praktik.

Bab II Profil/Gambaran Pekerjaan

Pada Bab ini berisi mengenai profil instansi tempat praktikan, profil pekerjaan yang

meliputi judul proyek, mekanisme mendapat pekerjaan, posisi praktikan dan output

praktikan.

Bab III Kegiatan dan Pengalaman Praktis selama Kerja Praktik

Pada Bab ini berisi kegiatan yang dilakukan di tempat kerja praktik selain itu

pengalaman yang dapat dapat diambil selama kerja praktik.

Bab IV Penutup

Pada Bab ini berisi penutup berupa kesimpulan dan saran terhadap pekerjaan

ataupun saran terhadap program studi dalam penyelenggaraan kerja praktik.

Page 6: Laporan Kerja Praktek

6 Laporan Kerja Praktik

BAB II

GAMBARAN PEKERJAAN

2.1 Profil Instansi

CV. Tampomas 15 terletak di Jalan Tampomas Selatan I/15 Semarang, dengan

status perusahaan yaitu kantor pusat. Pemimpin CV. Tampomas 15 saat ini dipimpin

oleh Vini Yuniarti, S.T., M.M. Bentuk perusahaan ini berupa CV dan didirikan pada

tanggal 2 November 1992. Namun terjadi perubahan akte pendirian pada tanggal 13

April 2007. Adapun surat ijin usaha jasa konstruksi (SIUJK) dengan nomor

1.3374.1.00.151.004831 pada tanggal 15 Februari 2012. Susunan kepengurusan CV.

Tampomas 15 sebagai Direktur I adalah Vini Yuniarti, S.T., M.T dan Puji Setiawan, A.

Md selaku Direktur II. Sedangkan komisaris CV. Tampomas 15 adalah Rizka Anindya

Putri, S.T. Struktur organisasi merupakan suatu hubungan struktural antara orang-

orang yang saling berhubungan satu sama lain dalam melaksanakan fungsi dan

tugasnya masing-masing dalam suatu perusahaan. Struktur organisasi merupakan

bagian yang pentingdalam suatu perusahaan karena tanpa adanya strukturorganisasi,

suatu perusahaan tidak akan dapatmenjalankan fungsi sebagaimana mestinya. Berikut

struktur organisasi CV. Tampomas 15.

Page 7: Laporan Kerja Praktek

KOMISARIS

DIREKTUR I

DIREKTUR II

Divisi

Studi dan Menejemenn

Perencanaan Kota

Divisi

Lingkungan

Divisi

Arsitektur dan

Perencanaan Umum

Staff Ahli

Profesional

Proyek Studi dan

Manejemen

Perencanaan Kota

Proyek

Lingkungan

Proyek

Arsitek dan

Perencanaan Umum

Proyek

Sipil, Hidrologi,

Transportasi dan

Pengawasan

Administrasi

Proyek

Keuangan

Proyek

Divisi

Administrasi

dan Logistik

Divisi

Keuangan

Divisi

Sipil, Hidrologi, Transportasi dan

Pengawasan

STAFF

ASISTEN PELAKSANA

Sekretaris

DIREKTUR

TEKNIK DIREKTUR

ADMINISTRASI DAN KEUANGAN

Gambar 2.1

Diagram Struktur Organisasi

D

Page 8: Laporan Kerja Praktek

2.2 Profil Pekerjaan

2.2.1 Judul Proyek

Judul proyek yang diambil dalam kerja praktik ini adalah Rencana Detail Tata

Ruang Kecamatan Winong Kabupaten Pati.

2.2.2 Mekanisme Mendapatkan Pekerjaan

Pada tahap ini peserta menyampaikan penawaran atas paket pekerjaan jasa

konsultansi sebagaimana tercantum dalam LDP (Lembar Data Pemilihan). Peserta

yang ditunjuk berkewajiban untuk menyelesaikan pekerjaan dalam jangka waktu

sebagaimana tercantum dalam LDP, berdasarkan syarat umum dan syarat khusus

kontrak dengan mutu sesuai Kerangka Acuan Kerja dan biaya sesuai kontrak.

Dokumen Pemilihan

1) Download Dokumen Pemilihan

Isi dokumen pemilihan terdiri dari Instruksi kepada peserta, lembar data

pemilihan, syarat umum dan syarat khusus kontrak, bentuk surat perijinan,

kerangka acuan kerja, daftar kuantitas dalam LPD, dan bentuk dokumen

penawaran. Terdapat pula tata cara evaluasi penawaran. Dokumen Pemilihan

terdiri dari:

Undangan

Instruksi Kepada Peserta;

Lembar Data Pemilihan;

Syarat-Syarat Umum Kontrak;

Syarat-Syarat Khusus Kontrak;

Bentuk Surat Perjanjian;

Kerangka Acuan Kerja (KAK);

Daftar Kuantitas sebagaimana dijelaskan dalam LDP;

Peserta berkewajiban memeriksa keseluruhan isi Dokumen Pemilihan ini.

Kelalaian menyampaikan Dokumen Penawaran yang tidak memenuhi

persyaratan yang ditetapkan dalam Dokumen Pemilihan ini sepenuhnya

merupakan risiko peserta.

2) Penjelasan Dokumen Pemilihan.

Dokumen Pemilihan beserta seluruh korespondensi tertulis dalam proses

pemilihan menggunakan Bahasa Indonesia. Pemberian penjelasan dilakukan

secara online melalui aplikasi SPSE sesuai jadwal dalam aplikasi SPSE.

3) Perubahan Dokumen Pemilihan

Apabila pada saat pemberian penjelasan terdapat hal-hal/ketentuan baru atau

perubahan penting yang perlu ditampung, maka Panitia Pengadaan

Page 9: Laporan Kerja Praktek

9 Laporan Kerja Praktik

menuangkan ke dalam Adendum Dokumen Pemilihan yang menjadi bagian

tidak terpisahkan dari Dokumen Pengadaan.

Penyiapan Penawaran

4) Upload Dokumen Penawaran

Peserta dapat mengunduh (download) Adendum Dokumen Pemilihan yang

diunggah (upload) Panitia Pengadaan pada aplikasi SPSE (apabila ada).

Dokumen penawaran meliputi surat penawaran yang didalamnya

mencantumkan;

1) Tanggal;

2) Masa berlaku penawaran; dan

3) Biaya penawaran

5) Biaya dalam Penyiapan Penawaran

Peserta menanggung semua biaya dalam penyiapan dan penyampaian

penawaran. Semua Dokumen Penawaran harus menggunakan Bahasa

Indonesia.

6) Mata Uang Penawaran dan Cara Pembayaran

Semua biaya dalam penawaran harus dalam bentuk mata uang sebagaimana

tercantum dalam LDP. Pembayaran atas pretasi pekerjaan jasa konsultansi ini

dilakukan sesuai dengan cara sebagaimana tercantum dalam LDP dan

diuraikan dalam Syarat-Syarat Umum/Khusus Kontrak.

7) Masa Berlaku Penawaran dan Jangka Waktu Pelaksanaan

Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan yang ditawarkan tidak melebihi jangka

waktu sebagaimana tercantum dalam LDP.

Pemasukan/Penyampaian Dokumen Penawaran

Penyampulan dan Penandaan Sampul Penawaran Tahap I

File penawaran yang disampaikan oleh peserta terdiri dari 1 (satu) file

penawaran yang telah disandikan/dienkripsi yang terdiri dari:

Penawaran administrasi;

Penawaran teknis; dan

Penawaran biaya;

8) Penyampaian Dokumen Penawaran

File penawaran administrasi, teknis dan biaya dienkripsi menggunakan

Apendo.

Peserta mengunggah (upload) file penawaran administrasi, teknis dan

biaya yang telah terenkripsi (*.rhs) melalui aplikasi SPSE sesuai jadwal

yang ditetapkan.

Page 10: Laporan Kerja Praktek

10 Laporan Kerja Praktik

Peserta dapat mengunggah file penawaran secara berulang sebelum

batas akhir waktu pemasukan Dokumen Penawaran. File penawaran

terakhir akan menggantikan file penawaran yang telah terkirim

sebelumnya.

9) Batas Akhir Waktu Pemasukan Penawaran

Penawaran harus disampaikan secara elektronik melalui aplikasi SPSE kepada

Panitia Pengadaan paling lambat sesuai waktu yang ditentukan oleh Panitia

Pengadaan.

Pembukaan, Evaluasi Penawaran dan Pengumuman Peringkat Teknis

10) Pembukaan Penawaran

Pada tahap pembukaan penawaran, Panitia Pengadaan mengunduh dan

melakukan dekripsi file penawaran dengan menggunakan APENDO sesuai

waktu yang telah ditetapkan. Panitia Pengadaan tidak boleh menggugurkan

penawaran pada waktu pembukaan penawaran, kecuali untuk file penawaran

yang sudah dipastikan tidak dapat dibuka berdasarkan keterangan LPSE.

11) Evaluasi Penawaran

Penawaran dievaluasi dengan cara memeriksa dan membandingkan Dokumen

Penawaran terhadap pemenuhan persyaratan yang diurut mulai dari tahapan

penilaian persyaratan administrasi, persyaratan teknis, dan kewajaran biaya.

Evaluasi Administrasi

Evaluasi Teknis

12) Penetapan Pemenang

Panitia Pengadaan melakukan penetapan pemenang melalui aplikasi SPSE

setelah melalui pembahasan internal seluruh anggota Panitia Pengadaan, atau

setelah ditetapkan PA secara offline untuk nilai paket di atas Rp.

10.000.000.000,00 (Sepuluh miliar rupiah). Panitia Pengadaan dapat

menetapkan pemenang lebih dari 1 (satu) penyedia sesuai ketentuan yang

terdapat dalam pada informasi paket dalam aplikasi SPSE.

13) Pengumuman Pemenang

Panitia Pengadaan mengumumkan pemenang melalui aplikasi SPSE, di

website sebagaimana tercantum dalam LDP dan papan pengumuman resmi

untuk masyarakat.

14) Sanggahan

Peserta yang memasukkan penawaran dapat menyampaikan sanggahan

secara elektronik melalui aplikasi SPSE atas penetapan pemenang kepada

Panitia Pengadaan dalam waktu yang telah ditetapkan dengan disertai bukti

Page 11: Laporan Kerja Praktek

11 Laporan Kerja Praktik

terjadinya penyimpangan dan dapat ditembuskan secara offline (di luar aplikasi

SPSE) kepada PPK, PA/KPA dan APIP sebagaimana tercantum dalam LDP.

Panitia Pengadaan wajib memberikan jawaban secara elektronik atas semua

sanggahan paling lambat [5 (lima) hari kalender untuk Seleksi Umum atau 3

(tiga) hari kalender untuk Seleksi Sederhana] setelah menerima surat

sanggahan.

15) Sanggahan Banding

Peserta yang tidak puas dengan jawaban sanggahan dari Panitia Pengadaan,

dapat mengajukan sanggahan banding secara tertulis kepada

[Menteri/Pimpinan Lembaga/Kepala Daerah/Pimpinan Institusi/Pejabat yang

menerima penugasan menjawab sanggahan banding] sebagaimana tercantum

dalam LDP, paling lambat [5 (lima) hari kalender untuk Seleksi Umum atau 3

(tiga) hari kalender untuk Seleksi Sederhana] setelah menerima jawaban

sanggahan, dengan tembusan kepada PPK, Panitia Pengadaan, dan APIP

sebagaimana tercantum dalam LDP.

16) Klarifikasi Dan Negosiasi Teknis Dan Biaya

Klarifikasi dan negosiasi teknis dan biaya dilakukan untuk:

meyakinkan kejelasan teknis dan biaya, dengan memperhatikan

kesesuaian antara bobot pekerjaan dengan tenaga ahli dan/atau tenaga

pendukung yang ditugaskan, serta mempertimbangkan kebutuhan

perangkat/ fasilitas pendukung yang proporsional guna pencapaian hasil

kerja yang optimal;

memperoleh kesepakatan biaya yang efisien dan efektif dengan tetap

mempertahankan hasil yang ingin dicapai sesuai dengan penawaran

teknis yang diajukan peserta.

Klarifikasi dan negosiasi teknis dilakukan untuk meyakinkan kejelasan

teknis, dengan memperhatikan kesesuaian antara bobot pekerjaan dengan

tenaga ahli dan/atau tenaga pendukung yang ditugaskan, serta

mempertimbangkan kebutuhan perangkat/fasilitas pendukung yang

proporsional guna pencapaian hasil kerja yang optimal;

17) Upload Berita Acara Hasil Pelelangan

BAHS merupakan kesimpulan hasil seleksi yang dibuat oleh Panitia Pengadaan

dan ditandatangani oleh sekurangkurangnya 2/3 (dua pertiga) dari jumlah

anggota Panitia Pengadaan, dan hasil pemindaian BAHS diunggah (upload)

pada aplikasi SPSE oleh Panitia Pengadaan.

Page 12: Laporan Kerja Praktek

12 Laporan Kerja Praktik

Seleksi Gagal

Jumlah peserta yang lulus kualifikasi pada proses prakualifikasi kurang

dari [5 (lima) peserta untuk Seleksi Umum atau 3 (tiga) peserta untuk

Seleksi Sederhana

Tidak ada peserta yang menyetujui/ menyepakati hasil negosiasi teknis.

PA/KPA menyatakan seleksi gagal

Penunjukan Pemenang Seleksi

Setelah SPPBJ diterbitkan, PPK melakukan finalisasi terhadap rancangan

Kontrak, dan menandatangani Kontrak pelaksanaan pekerjaan, apabila

dananya telah cukup tersedia dalam dokumen anggaran,

18) Penunjukan Penyedia Jasa Konsultansi

Panitia Pengadaan menyampaikan Berita Acara Hasil Seleksi (BAHS) kepada

PPK dengan tembusan kepada Kepala ULP sebagai dasar untuk menerbitkan

Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ).

Bagi calon penyedia yang mengundurkan diri dengan alasan yang tidak dapat

diterima, dikenakan sanksi berupa dimasukkan dalam Daftar Hitam.

19) Penandatanganan Kontrak

Kontrak ditandatangani paling lambat 14 (empat belas) hari kerja setelah

SPPBJ.

2.2.1 Metodologi Penyusunan RDTR Kecamatan Winong

Metodologi penyusunan RDTR Kecamatan Winong adalah sebagai berikut:

A. Pra persiapan penyusunan RDTR

• Penyusunan Kerangka Acuan Kerja (KAK)/TOR;

• Penentuan metodologi yang digunakan; dan

• Penganggaran kegiatan penyusunan RDTR

B. Persiapan penyusunan RDTR

• Persiapan awal, yaitu upaya pemahaman terhadap KAK/TOR

penyiapan anggaran biaya;

• Kajian awal data sekunder, yaitu review RDTR sebelumnya dan

kajian awal RTRW kabupaten dan kebijakan lainnya;

• Persiapan teknis pelaksanaan meliputi penyusunan

metodologi/metode dan teknik analisis rinci, serta penyiapan rencana

revisi.

Page 13: Laporan Kerja Praktek

13 Laporan Kerja Praktik

C. Pengumpulan Data

Pengumpulan data terbagi kedalam 2 (dua) kategori, yaitu pengumpulan

data primer dan pengumpulan data sekunder. Pengumpulan data primer

setingkat desa dilakukan melalui:

• Penjaringan asprirasi masyarakat yang dapat dilaksanakan melalui

penyebaran angket, temu wicara, wawancara, dan lain sebagainya;

dan/atau

• Pengenalan kondisi fisik dan sosial ekonomi secara langsung melalui

kunjungan ke semua bagian dari wilayah kecamatan.

Data dihimpun dalam pengumpulan data meliputi:

• Data wilayah administrasi;

• Data fisiografis;

• Data kependudukan;

• Data ekonomi dan keuangan;

• Data ketersediaan prasarana dan sarana;

• Data peruntukan ruang;

• Data penguasaan, penggunaan, dan pemanfaatan lahan;

• Data terkait kawasan dan bangunan (kualitas, intensitas bangunan,

tata bangunan);

• Peta dasar rupa bumi dan peta tematik yang dibutuhkan penguasaan

lahan, penggunaan lahan, peta peruntukan ruang, pada skala atau

tingkat ketelitian minimal 1 : 5.000; dan

• Data lainnya.

D. Pengolahan dan Analisis Data

1) Analisis karakertistik wilayah, meliputi :

• Kedudukan dan peran bagian dari wilayah kabupaten dalam wilayah

yang lebih luas (kabupaten);

• keterkaitan antar wilayah kabupaten dan antar bagian dari wilayah

kabupaten;

• Keterkaitan antarkomponen ruang di wilayah kecamatan;

• Karakteristik fisik bagian dari wilayah kabupaten/kota;

• Kerentanan terhadap potensi bencana, termasuk perubahan iklim;

• Karakteristik sosial kependudukan;

• Karakteristik perekonomian; dan

• Kemampuan keuangan daerah.

Page 14: Laporan Kerja Praktek

14 Laporan Kerja Praktik

2) Analisis potensi dan masalah pengembangan wilayah, meliputi :

• Analisis kebutuhan ruang; dan

• Analisis perubahan pemanfaatan ruang.

3) Analisis kualitas kinerja kawasan dan lingkungan

4) Keluaran dari pengolahan data meliputi :

• Potensi dan masalah pengembangan wilayah;

• Peluang dan tantangan pengembangan;

• Kecenderungan perkembangan;

• Perkiraan kebutuhan pengembangan wilayah;

• Intensitas pemanfaatan ruang sesuai dengan daya dukung dan daya

tampung(termasuk prasarana/infrastruktur dan utilitas); dan

• Terindentifikasikannya indikasi arahan penanganan kawasan dan

lingkungan

E. Perumusan konsep RDTR

• Perumusan konsep RDTR dilakukan dengan:

• Mengacu pada RTRW;

• Mengacu pada pedoman dan pentunjuk pelaksanaan bidang

penataan ruang: dan

• Memperhatikan RPJP dan RPJM Kabupaten.

Tahap Penyusunan Laporan Antara

1) FGD untuk Kebutuhan Penyusunan Laporan Antara;

2) Menelaah kebijakan regional yang berpengaruh terhadap wilayah RDTR,

meliputi:

2.1 Tinjauan Kebijakan RTRW Kabupaten;

2.1.1 Strategi Pengembangan Kabupaten;

2.1.2 Struktur Ruang Kabupaten;

2.1.3 Pola Ruang Kabupaten;

2.1.4 Penetapan Kawasan Strategis ;

2.1.5 Tinjauan RTRW Kabupaten/Kota Sekitar (apabila lokasi RDTR berada di /

berbatasan dengan kabupaten/kota lainnya);

2.2. Kebijakan Pengembangan Wilayah

Review terhadap kebijakan sektor terkait (contoh: LP2B, KKOP, rencana

penanganan bencana, Sumber Daya Air, P2KH, Hankam, dll).

3) Mendiskripsikan Karakteristik Wilayah Perencanaan, meliputi:

Page 15: Laporan Kerja Praktek

15 Laporan Kerja Praktik

a. Delineasi Wilayah Perencanaan berupa batas geografis dan batas

administratif;

b. Karakteristik Fisik Dasar berupa topografi dan kelerengan, sumber daya air,

geologi lingkungan, klimatologi, dan sumber daya tanah;

c. Karakteristik Sosial Masyarakat berupa jumlah dan perkembangan penduduk,

kepadatan penduduk, dan komposisi penduduk;

d. Karakteristik Budaya Masyarakat berupa kondisi sosial budaya masyarakat,

sejarah arsitektur dan budaya kawasan, dan tingkat partisipasi masyarakat

terhadap lingkungan dan pembangunan;

e. Karakteristik Perekonomian berupa potensi ekonomi lokal, nilai lahan, dan

potensi penerimaan daerah;

f. Penggunaan Dan Status Lahan berupa penggunaan lahandan status lahan;

g. Jaringan Pergerakan berupa jaringan jalan berdasarkan fungsi jalan, angkutan

umum, tingkat pertumbuhan kendaraan, dan sistem pergerakan;

h. Sistem Jaringan Prasarana berupa jaringan energi, jaringan telekomunikasi,

jaringan air minum, jaringan drainase, air limbah dan jaringan prasarana

lainnya;

i. Kondisi Fasilitas berupa fasilitas pendidikan, peribadatan, ruang terbuka hijau,

kesehatan, olahraga, sosial budaya, dan fasilitas lainnya; dan

j. Kondisi Tata Bangunan berupa intensitas pemanfaatan lahan, tata massa

bangunan, dan kondisi bangunan;

4) Analisis Bagian Wilayah Perkotaan, meliputi :

4.1. Analisis Peruntukan Lahan berupa analisis daya dukung lahan, analisis

carrying capacity ratio, klasifikasi kemampuan lahan, dan analisis

kecenderungan perkembangan penggunaan lahan;

4.2. Analisis Kawasan Lindung

4.3. Analisis Kawasan Budidaya berupa analisis daya tampung penduduk,

analisis perkembangan kegiatan penggunaan lahan, analisis perkembangan

BWP, dan analisis perekonomian BWP;

4.4. Analisis Sistem Jaringan Prasarana berupa jaringan energi, jaringan

telekomunikasi, jaringan air minum, jaringan drainase, air limbah, dan

jaringan prasarana lainnya;

4.5. Analisis Tingkat Pelayanan Fasilitas berupa fasilitas pendidikan,

peribadatan, ruang terbuka hijau, kesehatan, olahraga, sosial budaya, dan

fasilitas lainnya;

Page 16: Laporan Kerja Praktek

16 Laporan Kerja Praktik

4.6. Analisis Tata Bangunan berupa intensitas pemanfaatan lahan, tata massa

bangunan, dan kualitas bangunan;

4.7. Analisis Kelembagaan.

5) Rancangan Konsep Dan Strategi Pengembangan Wilayah Perencanaan,

meliputi:

5.1. Pembagian Sub BWP

5.2. Perumusan Tujuan BWP

5.3. Konsep Rencana Pola Ruang

5.4. Konsep Rencana Jaringan Prasarana

5.5. Penetapan Sub BWP Yang Diprioritaskan Penanganannya

Tahap Penyusunan Laporan Akhir

1) Perumusan Rencana Pola Ruang, meliputi :

1.1 Zona Lindung berupa zona hutan lindung, zona yang memberikan

perlindungan terhadap zona di bawahnya, zona perlindungan setempat,

zona rth kota, zona suaka alam dan cagar budaya, zona rawan bencana

alam, dan zona lindung lainnya; dan

1.2 Zona Budidaya berupa zona perumahan, zona perdagangan dan jasa, zona

perkantoran, zona sarana pelayanan umum, zona industri, zona khusus

yang berada di kawasan perkotaan, zona lainnya yang tidak selalu berada di

kawasan perkotaan, dan zona campuran.

2) Perumusan Rencana Jaringan Prasarana, meliputi :

2.1 Rencana Pengembangan Jaringan Pergerakan berupa jaringan jalan arteri

primer dan arteri sekunder, jaringan jalan kolektor primer dan kolektor

sekunder, jaringan jalan lokal primer dan lokal sekunder, jaringan jalan

lingkungan primer dan lingkungan sekunder, jaringan jalan lainnya, jalur KA,

jalur pelayaran dan jalur pejalan kaki/sepeda;

2.2 Rencana Pengembangan Jaringan Energi/Kelistrikan berupa jaringan

subtranmisi, jaringan distribusi primer (jaringan SUTUT, SUTET, dan SUTT),

jaringan distribusi sekunder, jaringan pipa minyak, dan jaringan gas bumi;

2.3 Rencana Pengembangan Jaringan Telekomunikasi;

2.4 Rencana Pengembangan Jaringan Air Minum;

2.5 Rencana Pengembangan Jaringan Drainase;

2.6 Rencana Pengembangan Jaringan Air Limbah;

2.7 Rencana Pengembangan Jaringan Prasarana Lainnya; dan

2.8 Rencana mitigasi dan adaptasi perubahan iklim.

Page 17: Laporan Kerja Praktek

17 Laporan Kerja Praktik

3) Perumusan Penetapan Sub BWP Yang Diprioritaskan Penanganannya, meliputi:

3.1 Lokasi; dan

3.2 Tema Penanganan.

4) Perumusan Ketentuan Pemanfaatan Ruang, meliputi:

k. Program Pemanfaatan Ruang Prioritas

a) Program perwujudan rencana pola ruang di BWP

1) Perwujudan zona lindung pada BWP termasuk didalam pemenuhan

kebutuhan RTH; dan

2) Perwujudan zona budidaya pada BWP berupa perwujudan penyediaan

fasilitas sosial dan fasilitas umum di BWP, perwujudan ketentuan

pemanfaatan ruang untuk setiap jenis pola ruang, perwujudan intensitas

pemanfaatan ruang blok, dan perwujudan tata bangunan.

b) Program perwujudan rencana jaringan prasarana di BWP

1) Perwujudan pusat pelayanan kegiatan di BWP;

2) Perwujudan sistem jaringan prasarana untuk BWP, yang mencakup pula

system prasarana nasional dan wilayah/regional di dalam BWP;

3) Program perwujudan penetapan Sub BWP yang diprioritaskan

penanganannya; dan

4) Program perwujudan ketahanan terhadap perubahan iklim.

5) Perumusan Peraturan Zonasi, meliputi :

5.1 Zoning Text

5.1.1 Ketentuan Kegiatan dan Penggunaan Lahan berupa pemanfaatan yang

diijinkan (I), pemanfaatanBersyarat (B), pemanfaatanTerbatas (T), dan

pemanfaatanTidak diijinkan (X);

5.1.2 Ketentuan Intensitas Pemanfaatan Ruang berupa Koefisien Dasar

Bangunan (KDB) Maks, Koefisien Lantai Bangunan (KLB) Minimal,

Koefisien Dasar Hijau (KDH) Maks, dan Kepadatan Bangunan atau unit

maksimum (opsional);

5.1.3 Ketentuan Tata Massa Bangunan berupa garis sempadan bangunan,

ketinggian bangunan maksimum dan minimum, jarak bebas antar

bangunan minimum, dan tampilan bangunan (optional);

5.1.4 Ketentuan Prasarana danSarana Minimal berupa jalur pejalan kaki, Ruang

Terbuka Hijau, Ruang Terbuka Non Hijau, utilitas perkotaan, prasarana

lingkungan, dan fasilitas pendukung; dan

5.1.5 Ketentuan Pelaksanaan.

Page 18: Laporan Kerja Praktek

18 Laporan Kerja Praktik

5.2 Materi Pilihan berupa Ketentuan Tambahan, Ketentuan Khusus, Standar

Teknis, dan Ketentuan Pengaturan Zonasi.

6) Pembuatan Peta, meliputi:

A. Peta Profil Wilayah Perencanaan berupa peta orientasi, peta batas

administrasi, peta tata guna lahan, peta rawan bencana, peta penetapan

sebaran penduduk, dan peta tematik lainnya;

B. Peta Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) berupa peta rencana pola ruang,

peta rencana jaringan prasarana, dan peta sub BWP yang diprioritaskan.

7) Penyusunan Laporan Akhir beserta Peta Profil Wilayah Perencanaan dan Peta

RDTR.

2.2.3 Posisi Praktikan

Posisi praktikan dalam kerja praktik ini berdasarkan pada kerangka acuan

kerja yaitu sebagai tim pendukung dalam penyusunan laporan Rencana Detail Tata

Ruang Kecamatan Winong Kabupaten Pati. Posisi tim pendukung diantaranya

administrasi, surveyor, dan operator komputer. Dalam hal ini, praktikan bertugas

untuk menginput data, membantu dalam penyusunan laporan antara dan

redaksional laporan. Berikut diagram posisi praktikan dalam penyusunan rencana

detail tata ruang.

Leader

Tim Ahli

Tim Pendukung

Drafter 1 Drafter 2

Pembantu

Laporan 1

Pembantu

Laporan 2

Page 19: Laporan Kerja Praktek

19 Laporan Kerja Praktik

2.2.4 Output Pekerjaan

2.2.4.1 Latar Belakang

Kabupaten Pati telah menetapkan Perda Nomor 5 tahun 2011 tentang

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pati Tahun 2010 - 2030 sebagai arahan

pemanfaatan ruang wilayah kabupaten. Kebijakan penataan ruang yang diatur

dalam RTRW Kabupaten Pati masih bersifat umum, titik berat materi RTRW ini

ditekankan pada pengaturan sistem struktur ruang dan penetapan kawasan

lindung dan budidaya (pola ruang), sedangkan aturan-aturan lebih rinci yang

mengatur tentang teknis seperti ketentuan tata masa bangunan, intensitas

pemanfaatan lahan, persyaratan prasarana minimum, fungsi dan kewenangan

kelembagaan, dan sebagainya, belum diatur secara jelas. Sesuai dengan amanat

Pasal 14 UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, bahwa jika rencana

umum (RTRW Kabupaten) belum dapat dijadikan rujukan dalam kegiatan

penataan ruang maka perlu disusun rencana rincinya. Lingkup wilayah

perencanaan rencana rinci tata ruang wilayah kabupaten dapat berupa

kecamatan, kawasan perkotaan, atau kawasan fungsional tertentu yang menjadi

rencana strategis kabupaten.

2.2.4.2 Maksud Dan Tujuan

Maksud dari kegiatan ini adalah melakukan penyusunan dokumen RDTR

Kecamatan Winong yang dilengkapi instrumen pemanfaatan dan

pengendalian pemanfaatan ruang dalam penyelenggaraan penataan ruang

melalui Penyusunan Peraturan Zonasi Kecamatan Winong.

2.2.4.3 Lokasi Pekerjaan

Kecamatan Winong Kabupaten Pati

2.2.4.4 Sumber Pendanaan

Sumber pendanaan dapat berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah (APBD) kabupaten/kota, APBD provinsi, Anggaran Pendapatan

dan Belanja Negara (APBN), swasta, dan/atau masyarakat.

2.2.4.5 Data Dasar

a. Pengenalan kondisi fisik dan sosial ekonomi wilayah perencanaan secara

langsung melalui kunjungan ke semua bagian dari wilayah kabupaten/kota.

Pengumpulan data sekunder sekurang-kurangnya, meliputi:

Data wilayah administrasi;

Data fisiografis;

Data kependudukan;

Data ekonomi dan keuangan;

Page 20: Laporan Kerja Praktek

20 Laporan Kerja Praktik

Data ketersediaan prasarana dan sarana ;

Data peruntukan ruang;

Data penguasaan, penggunaan dan pemanfaatan lahan;

Data terkait kawasan dan bangunan (kualitas, intensitas bangunan,

tata massa bangunan)

b. Meliputi intensitas bangunan (KDB, KLB, KDH),bentuk bangunan, arsitektur

bangunan, pemanfaatan bangunan, bangunan khusus, wajah lingkungan,

daya tarik lingkungan (node, landmark, dll), garis sempadan (bangunan,

sungai, danau, pantai, SUTT).

c. Prasarana dan utilitas;

1) Jaringan transportasi

Jaringan; meliputi jalan raya, rel kereta api, jalur pelayaran (sungai,

danau, laut), dan jalur penerbangan (KKOP);

Fasilitas; meliputi terminal, kargo, stasiun, pelabuhan, dan bandara;

Kelengkapan jalan; meliputi halte, parkir, dan jembatan

penyeberangan;

Pola pergerakan (angkutan penumpang dan barang).

2) Air minum; meliputi sistem jaringan, bangunan pengolah, dan hidran;

mencakup pula kondisi dan jaringan terpasang menurut pengguna,

lokasi bangunan dan hidran, kondisi air tanah dan sungai, serta debit

terpasang;

3) Sewarage; air limbah rumah tangga;

4) Sanitasi (sistem jaringan, bak kontral, bangunan pengolah); meliputi

pula jaringan terpasang, prasarana penunjang dan kapasitasnya;

5) Drainase; meliputi sistem jaringan makro dan mikro dan kolam

penampung;

6) Jaringan listrik; meliputi sistem jaringan (SUTT, SUTM, SUTR), gardu

(induk, distribusi, tiang/beton) dan sambungan rumah (domistik, non

domistik);

7) Jaringan komunikasi; meliputi jaringan telepon rumah, stasiun otamat,

jaringan terpasang (rumah tangga, non rumah tangga, umum);

8) Gas; meliputi sistem jaringan, pabrik, dan jaringan terpasang (rumah

tangga, non rumah tangga);

9) Pengolahan sampah; meliputi sistem penanganan (skala individual,

skala lingkungan, skala daerah) dan sistem pengadaan (masyarakat,

pemerintah daerah, swasta).

Page 21: Laporan Kerja Praktek

21 Laporan Kerja Praktik

Identifikasi daerah rawan bencana; meliputi lokasi, sumber bencana,

besaran dampak, kondisi lingkungan fisik, kegiatan bangunan yang

ada, fasilitas dan jalur kendali yang telah ada.

Peta dasar rupa bumi dan peta tematik yang dibutuhkan, penguasaan

lahan, penggunaan lahan, peta peruntukan ruang, pada skalapeta

minimal 1:5.000.

2.2.4.6 Standar Teknis

Standar teknis adalah aturan-aturan teknis pembangunan yang ditetapkan

berdasarkan peraturan/standar/ketentuan teknis yang berlaku serta berisi

panduan yang terukur dan ukuran yang sesuai dengan kebutuhan. Standar

teknis yang digunakan dalam penyusunan RDTR mengikuti Standar

Nasional Indonesia (SNI), antara lain SNI Nomor 03-1733-2004 tentang

Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan Lingkungan

dan/atau standar lain. Tujuan standar teknis adalah memberikan

kemudahan dalam menerapkan ketentuan teknis yang diberlakukan di

setiap zona.

2.2.4.7 Rencana Pola Ruang

Rencana pola ruang dalam RDTR merupakan rencana distribusi subzona

peruntukan yang antara lain meliputi hutan lindung, zona yang memberikan

perlindungan terhadap zona di bawahnya, zona perlindungan setempat,

perumahan, perdagangan dan jasa, perkantoran, industri, RTNH, dsb ke

dalam blok-blok. Rencana pola ruang dimuat dalam peta yang juga

berfungsi sebagai zoning map bagi peraturan zonasi. Zona Lindung,

meliputi:

a) zona hutan lindung;

zona yang memberikan perlindungan terhadap zona di bawahnya

yang meliputi zona bergambut dan zona resapan air;

zona perlindungan setempat yang meliputi sempadan pantai,

sempadan sungai, zona sekitar danau atau waduk, dan zona sekitar

mata air;

zona RTH kota yang antara lain meliputi taman RT, taman RW,

taman kota dan pemakaman;

zona suaka alam dan cagar budaya;

zona rawan bencana alam yang antara lain meliputi zona rawan

tanah longsor, zona rawan gelombang pasang, dan zona rawan

banjir; dan

Page 22: Laporan Kerja Praktek

22 Laporan Kerja Praktik

zona lindung lainnya.

b) Zona Budidaya, meliputi:

zona perumahan, yang dirinci berdasarkan tingkat kepadatan

(kepadatan sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, & sangat rendah);

zona perdagangan dan jasa, yang meliputi perdagangan jasa deret

dan perdagangan jasa tunggal, dll;

zona perkantoran, yang meliputi perkantoran pemerintah dan

perkantoran swasta;

zona sarana pelayanan umum, antara lain meliputi sarana pelayanan

umum pendidikan, transportasi, kesehatan, olahraga, sosial budaya,

dan peribadatan;

zona khusus, yang berada di kawasan perkotaan dan tidak termasuk

ke dalam zona sebagaimana dimaksud pada huruf (a) sampai

dengan (e), seperti zona untuk keperluan pertahanan dan keamanan,

zona Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), zona Tempat

Pemrosesan Akhir (TPA), dan zona khusus lainnya;

zona campuran, yaitu zona budidaya dengan beberapa peruntukan

fungsi dan/atau bersifat terpadu, seperti perumahan dan

perdagangan/jasa, perumahan, perdagangan/ jasa dan perkantoran.

2.2.4.8 Rencana Jaringan Prasarana

Rencana jaringan prasarana merupakan pengembangan hirarki

sistem jaringan prasarana yang ditetapkan dalam rencana struktur ruang

yang termuat dalam RTRW kabupaten / kota.

a) Rencana Pengembangan Jaringan Pergerakan

Berupa angkutan jalan raya, meliputi seluruh jaringan primer

maupun sekunder, serta ngkutan pergerakan lainnya meliputi

seluruh sistem pergerakan.

Jaringan jalan arteri primer dan arteri sekunder;

Jaringan jalan kolektor primer dan kolektor sekunder;

Jaringan jalan lokal primer dan lokal sekunder;

Jaringan jalan lingkungan primer dan lingkungan sekunder,

Jaringan jalan lainnya yang meliputi:

o Jalan masuk dan keluar terminal barang serta terminal

orang/penumpang sesuai ketentuan yang berlaku;

Page 23: Laporan Kerja Praktek

23 Laporan Kerja Praktik

o Jaringan jalan moda transportasi umum (jalan masuk dan

keluarnya terminal barang/orang hingga pangkalan

angkutan umum dan halte); dan

o Jalan masuk dan keluar parkir.

b) Rencana Pengembangan Jaringan Energi/ Kelistrikan

Jaringan subtransmisi (jika ada);

Jaringan distribusi primer (jaringan sutut, sutet, dan sutt) yang

dilengkapi dengan infrastruktur pendukung yang meliputi:

o Gardu induk; dan

o Gardu hubung;

Jaringan distribusi sekunder, yang dilengkapi dengan

infrastruktur pendukung berupa gardu distribusi.

c) Rencana Pengembangan Jaringan Telekomunikasi

Rencana pengembangan infrastruktur dasar telekomunikasi yang

berupa penetapan lokasi pusat automatisasi sambungan telepon;

Rencana penyediaan jaringan telekomunikasi telepon kabel yang

berupa penetapan lokasi stasiun telepon otomat, rumah kabel,

dan kotak pembagi;

Rencana penyediaan jaringan telekomunikasi telepon nirkabel

yang berupa penetapan lokasi menara telekomunikasi termasuk

menara base transceiver station (bts);

Rencana pengembangan sistem televisi kabel termasuk

penetapan lokasi stasiun transmisi;

Rencana penyediaan jaringan serat optik; dan

Rencana peningkatan pelayanan jaringan telekomunikasi.

d) Rencana Pengembangan Jaringan Air Minum

Sistem penyediaan air minum wilayah kabupaten/ kota yang

mencakup sistem jaringan perpipaan dan bukan jaringan

perpipaan;

Bangunan pengambil air baku;

Pipa transmisi air baku dan instalasi produksi;

Pipa unit distribusi hingga persil;

Bangunan penunjang dan bangunan pelengkap; dan

Bak penampung.

e) Rencana Pengembangan Jaringan Drainase

Sistem jaringan drainase; dan

Page 24: Laporan Kerja Praktek

24 Laporan Kerja Praktik

Rencana kebutuhan sistem jaringan drainase yang meliputi

rencana jaringan primer, sekunder, tersier, dan lingkungan di

bwp.

f) Rencana Pengembangan Jaringan Air Limbah

Sistem pembuangan air limbah setempat (On Site), terdiri atas:

Bak septik (septic tank); dan

Instalasi pengolahan lumpur tinja (iplt).

Sistem pembuangan air limbah terpusat (Off Site), terdiri atas:

Seluruh saluran pembuangan; dan

Bangunan pengolahan air limbah.

g) Rencana Pengembangan Prasarana Lainnya

Rencana ini sesuai kebutuhan pengembangan BWP, misal jalur

evakuasi bencana dan ruang evakuasi bencana untuk BWP yang

memiliki daerah rawan bencana.

h) Rencana mitigasi dan adaptasi perubahan iklim

Memuat rencana-rencana mitigasi dan/atau adaptasi untuk

mewujudkan daya tahan dan mengatasi kerentanan terhadap

perubahan iklim pada suatu BWP.

2.2.4.9 Penetapan Sub BWP yang Diprioritaskan Penanganannya

Penetapan Sub Bagian Wilayah Perencanaan yang diprioritaskan

penanganannya merupakan upaya dalam rangka operasionalisasi rencana

tata ruang yang diwujudkan ke dalam rencana penanganan Sub BWP yang

diprioritaskan. Hal ini ditujukan untuk mengembangkan, melestarikan,

melindungi, memperbaiki, serta mengkoordinasikan keterpaduan

pembangunan, dan/atau melaksanakan revitalisasi di kawasan yang

bersangkutan, yang dianggap memiliki prioritas tinggi dibandingkan Sub

BWP lainnya. Sub BWP yang diprioritaskan penanganannya merupakan

lokasi pelaksanaan salah satu program prioritas dari RDTR. Adapun

penetapan Sub BWP yang diprioritaskan penanganannya berfungsi

sebagai:

Dasar penyusunan RTBL dan rencana teknis pembangunan sektoral;

dan

Dasar pertimbangan dalam penyusunan indikasi program prioritas

RDTR.

Page 25: Laporan Kerja Praktek

25 Laporan Kerja Praktik

Produk akhir yang diserahkan dalam penyusunan Rencana Detail Tata

Ruang wilayah Kecamatan Winong adalah:

a. Laporan Pendahuluan sebanyak 10 buku dalam format A4

b. Laporan Antara sebanyak 10 buku dalam format A4

c. Laporan Akhir sebanyak 10 buku dalam format A4

d. Album peta yang disajikan dengan skala atau tingkat ketelitian minimal

1:5000 yang dilengkapi dengan data peta digital yang memenuhi

ketentuan system informasi geografis (SIG) yang dikeluarkan oleh

lembaga yang berwenang dengan format A1 sebanyak 5 eksemplar.

e. Executive Summary A1 sebanyak 10 buku.

f. Draft Raperda RDTR dan Peraturan Zonasi Kecamatan Winong

sebanyak 10 buku.

g. Peta Lampiran Raperda dalam format A3 sebanyak 10 buku.

h. Copy Laporan dalam bentuk DVD sebanyak 10 keping.

Page 26: Laporan Kerja Praktek

26 Laporan Kerja Praktik

BAB III

KEGIATAN DAN PENGALAMAN PRAKTIS KERJA PRAKTIK

3.1 Kegiatan Kerja Praktik

Awal mula kerja praktik, bersama rekan saya untuk mengadakan pertemuan

dengan beberapa tim ahli dan tim pendukung dalam penyusunan rencana detail tata

ruang Kecamatan Winong terkait kontrak kerja praktek yang akan dilakukan selama 30

hari mendatang. Dalam pertemuan tersebut praktikan diberikan arahan berupa jadwal

untuk kehadiran atau absensi setiap hari. Selain pembahasan mengenai absensi,

praktikan diberikan outline penyusunan RDTR Kecamatan Winong. Pemahaman

materi berupa outline tersebut terdiri dari pendahuluan, kebijakan regional yang

berpengaruh terhadap wilayah RDTR, karakteristik wilayah perencanaan, analisis

bagian perkotaan, dan konsep dan strtegi pengembangan wilayah. Tugas pertama

yang diberikan oleh praktikan yaitu penyusunan laporan yang berdasar dari outline

tersebut. Selain itu praktikan menginput data untuk delineasi wilayah perencanaan.

Adapun data yang di input berupa:

Banyaknya Dukuh, Rukun Warga,

Rukun Tetangga Tiap Desa Di

Kecamatan Winong

Banyaknya Penduduk Menurut

Kelompok Umur Dan Jenis

Kelamin Di Kecamatan Winong

Banyaknya Pemeluk Agama Tiap

Desa Di Kecamatan Winong

Banyaknya Pemeluk Agama Tiap

Desa Di Kecamatan Winong

Banyaknya Rumah Tangga Dan

Rata-Rata Jiwa Per Rumah Tangga

Tiap Desa Di Kecamatan Winong

Proyeksi Penduduk

Tahun 2007-2011 Menurut Jenis

Kelamin Tiap Desa Di Kecamatan

Winong

Proyeksi Kepadatan Penduduk

Tahun 2007-2011 Menurut Jenis

Kelamin Tiap Desa Di Kecamatan

Winong

Administrasi dan Karakteristik

Sosial Masyarakat

Page 27: Laporan Kerja Praktek

27 Laporan Kerja Praktik

Selanjutnya, praktikan mengolah data mengenai kondisi fisik wilayah perencanaan.

Data yang diolah berupa peta. Peta tersebut diperoleh dari BAPPEDA Kabupaten Pati

dan diolah kembali oleh drafter. Adapun peta fisik dasar Kecamatan Winong meliputi:

Tahap selanjutnya praktikan mendekripsikan karakteristik budaya masyarakat.

Dalam memberikan gambaran budaya masyarakat yang terdapat di Kecamatan

Winong berdasarkan data monogafi Kecamatan Winong dan foto hasil observasi.

Karakteristik budaya masyarakat terbagi menjadi tiga bagian yaitu kondisi sosial

budaya masyarakat, sejarah arsitektur dan budaya kawasan serta tingkat partisipasi

masyarakat terhadap lingkungan dan pembangunan. Dalam mendesripsikan

karakteristik budaya masyarakat praktikan dibantu oleh tim ahli. Kemudian parktikan

mengolah data pertumbuhan ekonomi terkait PDRB Kabupaten Pati dengan teknik

desriptif kualitatif agar mendapatkan gambaran karakteristik perekonomian Kecamatan

Winong. Setelah itu praktikan mengolah data penggunaan lahan berdasarkan data

Kecamatan Winong Dalam Angka 2012. Pengolahan data penggunaan lahan meliputi

penggunaan lahan sawah dan bukan sawah.

1. Lahan sawah

Irigasi Teknis

Irigasi Setengah Teknis

Irigasi Sederhana

Irigasi Desa

Tadah Hujan

Lainnya

2. Lahan bukan sawah

Pekarangan

Tegalan

Padang Rumput

Hutan Rakyat

Hutan Negara

Lainnya

Input data serta kompilasi karakteristik wilayah perencanaan berlangsung kurang

lebih 14 hari. Dalam input data ini praktikan mengolah data bersama rekan kerja

praktik sehingga dapat berlangsung dengan efektif. Untuk jaringan prasarana yang

meliputi jaringan energi, jaringan telekomunikasi, jaringan air minum, jaringan drainase,

Peta Topografi

Peta Hidrologi

Peta Geologi

Peta Klimatologi

Peta Jenis Tanah

Karakteristik Fisik

Dasar

Page 28: Laporan Kerja Praktek

28 Laporan Kerja Praktik

air limbah/sanitasi dan persampahan didapatkan melalui data BPS, Kecamatan

Winong dalam Angka 2012. Tetapi untuk gambaran mengenai sistem jaringan

pergerakan, kondisi fasilitas dilihat berdasarkan foto observasi wilayah perencanaan.

Dalam penyusunan laporan ini praktikan dititikberatkan pada input serta kompilasi

data dibagian Bab III, untuk Bab I dan Bab II praktikan tidak diikutserakan. Selanjutnya

praktikan membantu dalam penyusunan Bab IV. Pada Bab IV ini merupakan tahapan

analisis bagian perwilayahan perkotaan. Analisis terdiri dari analisis peruntukan lahan,

analisis kawasan lindung, analisis kawasan budidaya, analisis jaringan prasarana,

analisis tingkat pelayanan dan analisis kelembagaan. Dalam penyusunan Bab IV ini

praktikan memiliki kendala. Kendala yang dihadapi praktikan yaitu tim ahli yang kurang

untuk proyek penyusunan RDTR. Jangka waktu pengerjaan laporan Bab IV menjadi

sangat lama. Terkadang leader hanya memberikan arahan untuk praktikan

mengerjakan sesuai kemampuan namun wawasan mengenai beberapa analisis yang

belum dikuasi praktikan menyebabkan penyusunan Bab IV ini kurang maksimal dan

banyak sekali revisi. Berjalan beberapa minggu deadline hasil pengerjaan praktikan

dilalukan koreksi oleh leader agar penyusunan analisis tersebut maksimal. Untuk tugas

selanjutnya praktikan diajarkan cara-cara dalam menganalisis laporan seperti analisis

mengenai kecenderungan penggunaan lahan. Dalam beberapa analisis di Bab IV

tersebut praktikan tidak mengerjakan analisis Carrying Capacity Ratio, analisis

kecenderungan perubahan penggunaan lahan dikarenakan peta untuk 10 tahun

sebelumnya belum dibuat oleh drafter.

Akhir dari laporan penyusunan RDTR ini praktikan dilibatkan dalam membantu

melakukan pengecekan ulang laporan antara dari Bab I sampai Bab V. Adapun yang

akan di evaluasi yaitu redaksional, membuat daftar Isi, dan print laporan antara serta

membantu merevisi laporan antara dari Bab III sampai Bab IV. Hal terberat yang

dirasakan oleh praktikan yaitu dalam proses fiksasi laporan. Dalam proses ini dari

keseluruhan dilakukan oleh praktikan, mulai editing sampai dengan print laporan.

Untuk fiksasi laporan tidak sebentar melainkan membutuhkan waktu yang lama, saat

itu praktikan menyelesaikan perkuliahan sore hari dan langsung menuju kantor. Proses

penyusunan di kantor berlangsung hingga dini hari. Hanya terdapat 2 orang praktikan,

praktikan mengerjakan fiksasi tersebut dari sore hari pulang kuliah sampai dengan Jam

03.00 WIT dini hari. Beberapa kali praktikan mengerjakan laporan tersebut hingga larut

malam bahkan dini hari. Hal ini menjadi kendala terberat untuk praktikan. Namun,

praktikan lakukan sebagai pembelajaran sikap professional.

Page 29: Laporan Kerja Praktek

29 Laporan Kerja Praktik

3.2 Pengalaman Kerja Praktik

Pengalaman yang dapat di ambil selama kerja praktik di instansi swasta CV.

Tampomas 15 yaitu mendapat pengetahuan yang baru secara langsung mengenai

proses penyusunan Rencana Detail Tata Ruang. Pemahaman tersebut sesuai dengan

bidang perencanaan, sehingga dapat menjadi bekal untuk diterapkan didunia kerja

yang lebih nyata. Selain pemahaman, sikap professional dalam menjalankan tugas

sangat dituntut bagi praktikan. Hal ini dikarenakan proyek tersebut berlangsung

dengan melibatkan beberapa tim ahli dan tim pendukung. Diperlukan sikap

professional dan juga etika dalam bersosialisasi. Pada dasarnya kerja praktik tidak

lepas untuk melatih praktikan agar dapat bekerja dilapangan dan mampu mengatur

waktu dalam menjalankan tugasnya. Sehingga menumbuhkan rasa disiplin dan

tanggung jawab. Selain itu, terdapat pula beberapa kendala dalam menjalankan kerja

praktik diantaranya, masih sulit membagi waktu antara tugas kuliah dengan tugas kerja

praktik, dikarenakan kerja praktik ini dilakukan pada periode dimana perkuliahan sudah

mulai aktif. Selain itu setiap fiksasi praktikan selalu pulang dini hari, dikarenakan

diperbolehkan pulang jika semua redaksional hinga print laporan selesai. Kemudian

kurangnya anggota dari tim ahli maupun tim pendukung di dalam penyusunan proyek

RDTR. Letak CV. Tampomas 15 yang tidak terjangkau angkutan umum menjadi salah

satu kendala bagi praktikan. Namun, semua kendala tersebut dapat praktikan atasi

dengan sebaik-baiknya dan menjadi pelajaran bagi penulis untuk terus berusaha

dalam melaksanakan tugas kerja praktik ini dengan professional.

Page 30: Laporan Kerja Praktek

30 Laporan Kerja Praktik

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Kerja praktik merupakan salah satu syarat kelulusan bagi mahasiswa wajib

sebelum mengajukan proyek akhir. Adanya kuliah kerja praktik, mahasiswa diharapkan

mampu menerapkan ilmu-ilmu yang telah dipelajari selama perkuliahan. Pelaksanaan

kerja praktik merupakan tahapan dalam penyelarasan serta penyesuaian antara teori

yang didapat selama perkuliahan dengan lingkungan kerja.

Kerja praktik dilakukan pada instansi swasta yaitu CV. Tampomas 15. Adapun

judul kerja praktik mengenai Penyusunan Detail Tata Ruang Kecamatan Winong

(RDTRK). Lama waktu proyek adalah 5 bulan terhitung dari Surat Perintah Mulai Kerja

(SPMK). Melalui kerja praktik, mahasiswa pun ikut terlibat dalam proses

berlangsungnya penyusunan rencana detail tata ruang. Pengalaman dalam

melaksananakan alur serta sistematika penyusunan suatu proyek merupakan ilmu

nyata karena mahasiswa terlibat langsung didalamnya dan ikut terlibat oleh berbagai

pihak.

4.2 Saran

• Saran kepada CV. Tampomas 15

Sesuai dengan kerangka acuan kerja dimana dalam proses penyusunan RDRK

membutuhkan tim ahli dan tim pendukung. Namun, pada kegiatan penyusunan

proyek tersebut terdapat kendala kurangnya anggota baik dari tim pendukung

maupun tim ahli. Hal ini menjadikan proyek tersebut kurang maksimal

dijalankan. Walaupun demikian, kegiatan yang berlangsung di CV. Tampomas

15 sudah berjalan dengan baik. Adanya kendala tersebut diharapkan dapat

menjadi masukan agar kedepannya dapat meningkatkan kualitas dalam

penyusunan proyek.

• Saran kepada kordinator program studi dalam penyelenggaraan kerja praktik.

Saran untuk panitia kerja praktik tidak ada, karena panitia kerja praktik maupun

proyek akhir sudah memberikan arahan kepada mahasiswa dengan baik.

Selain itu mahasiswa juga diberikan buku pedoman dalam pelaksanaan kerja

praktik dan penyusunan proyek akhir.

Page 31: Laporan Kerja Praktek

31 Laporan Kerja Praktik

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2011) Buku Pedoman Program Studi 2011/2012. Semarang: 2011.

Kerangka Acuan Kerja Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Winong 2013.

Dokumen Pemilihan Pengadaan Jasa Konsultansi Pekerjaan Penyusunan Rencana

Detail Tata Ruang Wilayah Kecamatan Winong 2013.

http://www.academia.edu. Kerja Praktik. Diakses pada 4 Maret 2014.