laporan kerja praktek (imam)

97
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia industri dan manufaktur sering kita jumpai berbagai macam proses dalam menghasilkan suatu produk. Hal ini membuktikan bahwa selalu terjadi perkembangan dan kemajuan dalam bidang teknologi. Pembangunan dan kemajuan industri dan manufaktur di indonesia berkembang dengan pesat dan kini di hadapkan pada persaingan yang tajam di era globalisasi. Kemajuan teknologi telah membuat perubahan yang sangat berarti dalam kehidupan masyarakat. Hal ini membutuhkan sumber daya manusia yang handal dan profesional di bidangnya. Peningkatan ini dapat di capai melalui lembaga-lembaga pendidikan formal maupun informal melalui peningkatan kualitas pendidikan dan sarana serta prasarana pendukung yang baik.Universitas IBA Palembang merupakan salah satu lembaga pendidikan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan pada 4

Upload: sidik-kiansya

Post on 20-Nov-2015

74 views

Category:

Documents


11 download

DESCRIPTION

teknik mesin

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar Belakang Dalam dunia industri dan manufaktur sering kita jumpai berbagai macam proses dalam menghasilkan suatu produk. Hal ini membuktikan bahwa selalu terjadi perkembangan dan kemajuan dalam bidang teknologi. Pembangunan dan kemajuan industri dan manufaktur di indonesia berkembang dengan pesat dan kini di hadapkan pada persaingan yang tajam di era globalisasi. Kemajuan teknologi telah membuat perubahan yang sangat berarti dalam kehidupan masyarakat. Hal ini membutuhkan sumber daya manusia yang handal dan profesional di bidangnya. Peningkatan ini dapat di capai melalui lembaga-lembaga pendidikan formal maupun informal melalui peningkatan kualitas pendidikan dan sarana serta prasarana pendukung yang baik.Universitas IBA Palembang merupakan salah satu lembaga pendidikan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan pada 4 fakultas. Salah satunya adalah fakultas Teknik dengan 2 Program studi yaitu Teknik Mesin dan Teknik Sipil. Program studi (prodi) Teknik Mesin merupakan salah satu program pendidikan yang berusaha membentuk sarjana yang memiliki keahlian di bidang pemesinan dengan kemampuan analitik dan rekayasa yang kreatif, inovatif, dan mandiri, memiliki integritas kepribadian dan keilmuan yang tinggi serta memiliki motivasi untuk mengikuti perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan. Lama Studi Teknik Mesin adalah 9 semester dengan beban studi sebanyak 154 sks termasuk di dalamnya kerja praktek (KP) dan Tugas Akhir. Pada semester VIII terdapat mata kuliah Kerja Praktek (KP) berbobot 2 sks yang mewajibkan mahasiswa/i melaksanakan pembelajaran di Industri/Instansi. Dari proses industrialisasi ternyata ada kendala pada proses pemesinan itu sendiri terutama dalam menghasilkan suatu produk terutama pada proses pembentukan benda kerja. Dengan adanya kasus ini kami mencoba menganalisa dan membandingkan proses pembentukan benda kerja pada CV. ANUGRAH TEKNIK dengan teori-teori dan ilmu pengetahuan yang kami pelajari dari bangku kuliah. Dari analisa ini di harapkan dapat memberikan sesuatu yang bermanfaat bagi CV. ANUGRAH TEKNIK dan sekaligus kami juga mendapatkan pelajaran yang sangat berarti sehingga dapat berguna bagi kami pada masa yang akan datang. Oleh karena itu, saya mengajukan permohonan kepada pihak CV ANUGRAH TEKNIK untuk dapat memberikan kesempatan untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran di CV ANUGRAH TEKNIK.

1.2 Tujuan 1.2.1 Tujuan umumAdapun tujuan umum dari kerja praktek tersebut antara lain :1. Mempelajari ilmu dan teknologi manufaktur terutama dalam penggunaan mesin perkakas.2. Menambah wawasan dan pemahaman terhadap teknologi yang sangat erat kaitannya dalam bidang industri.3. Menambah kemampuan dalam menciptakan sesuatu yang sangat simple namun sangat bermanfaat dan lebih efisien dengan kualitas yang baik.

1.2.2 Tujuan khususAdapun tujuan khusus dari kerja praktek tersebut antara lain :1. Untuk mengetahui jenis bahan apa saja yang di gunakan dalam pembuatan poros.2. Mengetahui peralatan dan mesin apa saja yang di gunakan dalam proses pembuatan poros.3. Mengetahui langkah-langkah proses pembuatan poros.4. Mengetahui berapa waktu yang di butuhkan dalam proses pembuatan poros.

1.3 Perumusan Masalah Adapun perumusan masalah yang akan dikemukakan dalam kegiatan ini adalah sebagai berikut:1. Proses pembuatan poros pada pengerjaan bubut2. Proses finishing pada pembubutan poros dengan hasil yang presisi

1.4 Jadwal Kerja Praktek Adapun jadwal kegiatan yang akan dilaksanakan di CV ANUGRAH TEKNIK sesuai dengan surat permohonan yang di ajukan, kami akan melaksanakan kerja praktek selama 2 bulan, yaitu dari 10 maret 2014 10 mei 2014. Dengan perincian pelaksanaan sebagai berikut :Tabel 1. Jadwal Kegiatan Kerja PraktekKegiatan Kerja Praktek Minggu ke

IIIIIIIVVVIVIIVIII

1.Orientasi pengenalan

2.Kepustakaan

3.Praktek lapangan

4.Identifikasi masalah

5.Tugas Khusus

BAB IIPROFIL PERUSAHAAN2.1 Sejarah Perusahaan CV PROINDO adalah perusahaan yang bergerak di bidang teknik perbengkelan, bubut, las dan pengerjaan logam khususnya pada pembuatan dan reparasi komponen mesin Industri mechanical, Electrical, General Overhoul Engine Alat-alat Berat dan lain-lainnya. Yang di dukung dengan berdirinya Bengkel / Workshop ANUGRAH TEKNIK yang mempunyai fasilitas mesin-mesin yang mampu memenuhi/ melayani berbagai macam kebutuhan akan komponen yang terus meningkat. Perusahaan ini didirikan oleh Minarni Ali yang berlokasi di Jln. Husni Thamrin dengan nama bengkel Anugrah Teknik di sini usahanya mulai maju. Untuk mempercepat penyelesaian pekerjaan dan memberi kepuasaan pada pelanggannya, bengkel ini membeli beberapa alat modern dengan peralatan modern ini usahanya mulai dengan pesat.Adapun sejarah berdirinya bengkel adalah sebagai berikut :1. Nama Perusahaan : CV. PROINDO2. Alamat : JLN. PETANANG NO. 1/1097 RT.016 RW.004 KEL. 20 ILIR KEC. ILIR TIMUR 1 PALEMBANG 3. Nama Pemilik : MINARNI ALI4. Alamat Pemilik : JLN. PETANANG NO. 1/1097 RT.016 RW.004 KEL. 20 ILIR KEC. ILIR TIMUR 1 PALEMBANG 5. Nama Workshop : ANUGRAH TEKNIK6. Alamat Workshop : JLN. HUSNI THAMRIN NO.1440 SUKABANGUN 1 PALEMBANG7. Nama Pemilik : WILIMENA FADELI8. Alamat : JLN. PETANANG NO.1/1097 RT.016 RW.004 KEL. 20 ILIR KEC. ILIR TIMUR 1 PALEMBANG9. No. telp : 0711-41312310. NPWP : 01.443.106.8-301.00011. Kegiatan Usaha : PERDAGANGAN DALAM NEGERI12. Bidang Usaha : PERDAGANGAN BARANG DAN JASA TEKNIK, MEKANIKAL, ELEKTRIKAL, LISTRIK, KONSTRUKSI. Dalam operasinya workshop Anugerah Teknik mempunyai sarana-sarana dan peralatan pendukung yang digunakan dalam proses pengerjaan perbengkelan antara lain :6

1. 2. Mesin Bubut3. Mesin Frais4. Mesin Sekrap5. Mesin Bor Radial6. Mesin Center Block7. Mesin Slip Askruk8. Mesin Reamer Block9. Mesin Polish10. Mesin reparasi stang piston11. Mesin press hidrolik12. Mesin kalibrasi injection pump13. Mesin las

Dan di samping itu terdapat juga beberapa peralatan-peralatan pendukung ringan lainnya seperti alat penngangkat, katrol, dan lain-lain. Sampai sekarang Workshop Anugrah Teknik telah melakukan pengerjaan produksi berdasarkan permintaan dan pesanan dari dalam maupun luar kota Palembang seperti, Bangka, Jambi, dan Lampung. Dengan jenis permintaan yang beragam seperti permintaan pembuatan roda gigi, poros bertingkat, poros berulir dan sebagainya. Sedangkan untuk permintaan pemesanan pengerjaan logam yang berasal dari dalam kota Palembang di antaranya pesanan dari PT.PUSRI, PT.TRAKINDO, PT.PERTAMINA, PT.PLN, PT.PERKEBUNAN NUSANTARA dan permintaan yang berasal dari perorangan.

2.2 Struktur organisasi Suatu perusahaan baik besar maupun kecil di dalam melakukan tugasnya pasti memerlukan organisasi. Selain itu pula dengan organisasi tergantung dari aktivitasnya. jika aktitas yang di lakukannya kecil, maka struktur organisasinya sederhana. Tetapi sebaliknya jika aktivitas yang di lakukan besar, maka struktur organisasi yang di perlukan akan semakin luas dan kompleks. Dengan adanya struktur organisasi, maka di peroleh gambaran mengenai struktur organisasi seperti berikut :1. Besar kecilnya yang bersangkutan2. Jalur perintah dan rentang pengawasan dari atasan sampai bawahan 3. Jabatan dalam organisasi 4. Saluran batasan-batasan organisasiUntuk lebih jelasnya struktur organisasi perusahaan dapat dilihat pada Gambar 1 :

DIREKTUR UTAMA

MANAGER

BAGIAN PEMASARANBAGIAN PRODUKSIBAGIAN KEUANGAN

KASIRBAGIAN PEMBUKUAN

LINE BORINGSEKRAPSLIPLASREAMERFRAISSBUBUT

Gambar 1. Struktur organisasi workshop Anugrah

2.2.1 Peraturan perusahaan1. Jam kerja.Tabel 2. Jam kerja workshop Anugrah HariPukulKeterangan

Senin-Kamis08.15-12.0012.00-13.0013.00-163016.30Jam KerjaJam IstirahatJam KerjaPulang

Jumat08.15-11.3011.30-13.0013.00-17.0017.00

Jam KerjaJam IstirahatJam KerjaPulang

Sabtu08.15-12.0012.00Jam KerjaPulang

MingguLibur

2. Setiap karyawan wajib melakukan absensi dengan cara login dan logout.3. Ketidak hadiran pada saat jam kerja harus disertai alasan yang tepat dan tertulis.4. Seluruh karyawan harus menggunakan APD (alat pelindung diri) jika memasuki area workshop.

2.2.2 Proses Produksi Proses produksi pada workshop anugrah teknik ini berdasarkan pemesanan dari konsumen dan tidak memproduksi suatu produk secara massal untuk di pasarkan atau di jual, dengan kata lain perusahaan merupakan perusahaan jasa yang melayani kebutuhan pesanan dari konsumen baik itu pesanan produk maupun perbaikan produk yang rusak. Proses pemesanan dari konsumen harus di setujui oleh pimpinan, dicatat oleh bagian penerimaan. Produk yang akan di perbaiki di beri sebuah (berisi catatan tentang prosedur perbaikan, tanggal pengambilan produk perbaikan yang sudah dijanjikan) dan di gantungkan pada produk yang rusak tersebut, kemudian dibawa ke ruang produksi untuk di lakukan perbaikan oleh operator produksi. Selama beroperasi sudah lebih dari beberapa tahun, workshop Anugrah Teknik telah melakukan kerja sama dengan perusahaan dan toko penyediaan material logam yang sangat membantu mengurangi hambatan dalam penyediaan suplai material yang didatangkan khusus dari jakarta. Material yang banyak digunakan dala produksi antara lain :1. 2. Baja karbon rendah3. Baja karbon tinggi4. Baja paduan rendah5. Baja tahan karat6. Paduan tembaga7. Paduan kuninganAdapula dari pelanggan yang menyediakan bahan sendiri sehingga lebih memudahkan dan mempercepat dalam proses pengerjaan pemesanan tersebut.

2.3 Layout Perusahaan Dalam menunjang kegiatan-kegiatan kerja, CV. ANUGRAH TEKNIK memiliki tata letak dalam penempatan pemesinan. Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat pada gambar 2 Layout Perusahaan.

11 125 35 3726

24313334

2332

2230 29

21 201528

18 27

13191217

814

16

67

36911

5410

3

2

Gambar 2. Layout

Keterangan :1. Halaman Parkir2. Ruang Kantor3. Mesin Frais Vertikal4. Mesin Frais Horizontal5. Mesin Frais Roda Gigi Dalam6. Mesin Bubut Panjang7. Mesin Bubut Panjang8. Mesin Sekrap9. Mesin Sekrap Deksel10. Mesin Center Block11. Mesin Bor Radial12. Mesin Slip Askruk13. Mesin Gergaji14. Mesin Las15. Mesin Press Hydraulic16. Mesin Reamer Block17. Mesin Reamer Block18. Mesin polish19. Mesin Center Block20. Lantai 1 Gudang21. Lantai 2 Ruang Direktur22. Mesin Las23. Mesin Bubut24. Mesin Las 25. Kerja Bangku26. Mesin Bor Horizontal27. Mesin Slip Askruk28. Mesin Frais Universal29. Mesin Bubut Panajng30. Mesin Bubut Sedang31. Mesin Bubut Sedang32. Mesin Bor Radial33. Mesin Bubut Sedang34. Mesin Bubut Sedang35. Mesin Bubut Sedang36. Mesin Gerinda Pahat37. Toilet

BAB IIIKEGIATAN PENGAMATAN

3.1 Sistem kerja mesin perkakasMesin perkakas adalah suatu alat atau mesin, dengan energi yang diberikan dipergunakan untuk mendeformasi dan selanjutnya memotong material kedalam bentuk dan ukuran sesuai dengan ukuran yang diinginkan. Dalam proses pemotongan ini mesin menggunakan alat untuk menyayat benda kerja yang disebut pahat potong. Bentuk dan kehalusan permukaan yang dihasilkan dalam pemotongan dipengaruhi oleh dua faktor : bentuk dari pahat dan arah gerak relatif antara pahat dan benda kerja.Bila gerakan relatif antara benda kerja dan pahat linier maka bidang datar biasa dihasilkan. Jika saat benda kerja berputar pada porosnya dan perkakas bergerak pada satu arah tertentu terhadap sumbu benda kerja, maka dihasilkan bidang silindris atau sejenisnya. Macam-macam proses pemesinan dikelompokkan menurut salah satu atau kombinasi adalah sebagai berikut :1. Bentuk dari bidang yang dihasilkan2. Bentuk dari pahat3. Sifat dari gerakkan relatif yang terjadi4. Tipe atau macam kehalusan permukaan

3.2 Jenis-jenis mesin perkakas3.2.1 Jenis-jenis mesin perkakas di tinjau dari benda kerja yang di hasilkan :1. Mesin yang menghasilkan benda silindris, Misalnya messin bubut, mesin koter, mesin gerinda tanpa penyenter dan sebagainya.2. Mesin yang menghasilkan permukaan rata atau bentuk memanjang.Untuk jenis ini dapat di bagi menjadi dua yaitu :a. Mesin dengan gerak potong bolak balik (reciprocating) seperti mesin sekrap dan sekrap meja, mesin brot.b. Mesin dengan gerak rotasi atau translasi-rotasi seperti mesin freis, mesin gerinda rata dan sebagainya.3. Mesin untuk membuat atau melebarkan lubang seperti mesin Drill, mesin Bubut,mesin Koter, mesin Honing, mesin Brot.4. Mesin untuk membuat gigi seperti mesin Freis, mesin pemotong Gigi Rek, mesin Bubut Pinion, mesin Hob.5. Mesin untuk membuat ulir seperti mesin Bubut, mesin Bubut Ulir, mesin Tap, mesin Freis, mesin Gerinda Ulir, mesin Rol Ulir.

3.2.2 Proses pemotongan logam Pemotongan logam yang konvensional dilakukan pada sebuah mesin perkakas potong dengan sebuah perkakas. Pemotongan logam akan menimbulkan geram (Chip) sebagai akibat gerak potong dan gerak makan yang masing-masing gerak ini dapat dilakukan oleh benda kerja dan / atau perkakas serta kombinasi-kombinasinya. Proses pemotongan dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu pemotongan kontinyu pemotongan terputus-putus dengan kondisi pemotongan meliputi :1. Sifat-sifat dari material benda kerja.2. Ukuran dan bentuk dari penampang pemotongan seperti pemakanan, kedalaman potong, perbandingan antara dua faktor dan sudut potong.3. Bentuk dari mata potong pahat, khususnya sudut punggung dan besarnya tergantung pada material benda kerja.4. Kecepatan potong. Semua proses pemotongan sifat-sifatnya ditentukan oleh elemen-elemen pemotongan antara lain:a. Kecepatan potong, V (m/min)b. Gerak makan, S (mm/putaran)c. Kedalaman potong, t (mm)d. Waktu pemotongan per produke. Volume pemotongan per menit, V (cm/min) Dasar dari macam-macam proses pemotongan dapat diturunkan dari proses-proses dasar yaitu membubut, sekrap, dan mengefreis (milling). Proses pemotongan adalah sebagai hasil dari dua gerakan relatif antara perkakas potong (Cutting Tool) dengan benda kerja.

3.2.3 Syarat-Syarat Umum Mesin Perkakas Mesin perkakas yang baik dalam pemakaian harus dapt memenuhi persyaratan sebagai berikut :1. Dalam batas-batas tertentu, ketelitian dalam bentuk, ketelitian ukuran dan kehalusan permukaan dari benda kerja dapat di buat dengan konsisten dan sedapat mungkin bebas dari keahlian operator. Kualitas pemotongan dipengaruhi oleh faktor-faktor.a. Tool (pahat) yang meliputi bentuk dan material, sudut punggung, kualitas permukaan dan hasil potongan.b. Tool Carrier yang mencakup kekakuan dari milling arbor, batang bor, kualitas dari pemegang pahat dan sebagainya.c. Benda kerja dan pemegangnya.d. Kondisi pemotongan yang dipilih : kecepatan potong, kedalaman potong, kecepatan makan dan sebagainya.2. Mesin harus dapat menjamin produktivitas yang tinggi dan mampu melayani kemajuan dalam bidang proses pemotongan dimasa depan agar mesin tidak lekas ketinggalan kemajuan zaman dengan kata lain mesin perkakas di buat untuk menghasilkan sejumlah maksimum benda kerja dengan ukuran dan ketelitian tertentu secara ekonomis. Di tinjau dari sudut pemotongan secara ekonomis, terutama untuk pemotongan kasar.3. Mesin harus dapat menunjukkan efisiensi yang tinggi baik secara teknik maupun ekonomis yang meliputi efisiensi kerja mesin, efisiensi penggunaan mesin dan efisiensi pemeliharaan. Dalam mengejar produktivitas mesin yang tinggi, efisiensi mesin merupakan faktor penentu.

3.3 Hasil Pengamatan3.3.1 Mesin Bubut Mesin bubut adalah suatu mesin perkakas yang berfungsi sebagai pengubah bentuk dan ukuran benda dengan jalan penyayat benda tersebut dengan suatu pahat penyayat, posisi benda kerja berputar sesuai dengan sumbu mesin dan pahat diam bergerak ke kanan atau ke kiri searah dengan sumbu mesin bubut menyayat benda kerja. Ukuran dari mesin ini di ukur dari jarak senter dari kepala tetap sampai senter kepala lepas, ini merupakan jarak terpanjang dari benda kerja yang biasa di bubut. Dan tergantung pula tinggi atau jarak dari ujung senter ke permukaan landasan mesin (bed) yakni sebagai setengah diameter benda kerja.

Gambar 3. Mesin Bubut3.3.1.1. Bagian-bagian utama mesin bubut1. Bed mesin (Landasan)2. Kepala tetap3. Kepala lepas4. Eretan

3.3.1.1.1. Bed Mesin (Landasan) Yang di maksud dengan bed mesin adalah kerangka utama mesin bubut, yang di atas kepala tersebut eretan serta kepala lepas bertumpu serta bergerak, adapun di bawah ini contoh alas mesin berbentuk V.

Gambar 4. Bed Mesin

3.3.1.1.2. Kepala Tetap Kepala tetap berfungsi untuk menampung dan menyangga spindle kerja dan unsur penggeraknya. Unsur ini tidak hanya untuk menyalurkan daya gerak motor, melainkan juga harus memungkinkan perubahan putaran. Untuk spindle kerja (pemilihan kecepatan sayat yang ekonomis pada garis tengah benda kenda kerja tertentu), selanjutnya juga laju otomatis di salurkan dari spindle kerja melalui pennghubung roda gigi perantara. Di dalam kepala tetap spindle utama terpasang pada bantalan fungsinya untuk memindahkan putaran benda kerja, spindle harus terpasang kuat dan terbuat dari baja, pada umumnya bagian dalam spindle di buat berlubang.

Gambar 5. Kepala Tetap

3.3.1.1.3. Kepala Lepas Kepala lepas di pakai sebagai penyangga benda kerja yang panjang, mengebor dan meluaskan lubang, kepala lepas dilengkapi dengan kerucut morse gunanya untuk memasang alat-alat yang akan dipasang pada kepala lepas seperti bor, senter jalan dan lain-lain. Kepala lepas dapat di angkat dari alas mesin dan dapat dipasang terkunci dengan baut pengikat, roda pada kepala lepas dapat dipakai untuk menggerakkan konis, dengan konis itu selubung dapat terkunci, ada kepala lepas yang selubungnya digerakkan dengan hidrolik atau kompresor udara, untuk ini tekanan pada udara dapat di sama ratakan.

Gambar 6. Kepala Lepas3.3.1.1.4. Eretan (carriage/sadle) Eretan adalah suatu bagian dari mesin bubut yang berfungsi menggerakkan pahat yang terpasang pada tool post. Arah pergerakkan pahat ini dapat bergerak kearah memanjang dan tegak lurus atau mirinng terhadap sumbu benda kerja. Pada setiap eretan di lengkapi dengan roda-roda pemutar dan skala, agar dapat di gerakkan secara manual dan di kontrol sejauh mana pengeraknya.

Gambar 7. Eretan (carriage/sadle)

Eretan terdiri atas 2 bagian yaitu :1. Eretan AtasEretan atas merupakan eretan tempat kedudukan tool post sebagai penjepit pahat. Eretan hanya dapat di gerakkan dengan tangan (manual) dan dapat di putar arahnya untuk membubut bentuk-bentuk kerucut (tirus). Eretan ini terpasang pada eretan lintang.2. Eretan MemanjangEretan memanjang bergerak atau meluncur sepanjang landasan mesin (bed). Eretan memanjang ini menggerakkan pahat, eretan atas, eretan lintang, sekaligus ke arah memanjang.

3.3.1.2 Pahat Bubut1. Pahat bubut digunakan untuk memotong / menyayat benda kerja, pahat di jepit / di pasang pada penjepit pahat (tool post).2. Macam-macam pahat adalah seperti gambar di bawah ini :

Gambar 8. Macam-macam PahatKeterangan :

1. Pahat poles pucuk 2. Pahat kikis lurus kiri 3. Pahat bubut bentuk 4. Pahat pucuk kanan 5. Pahat kikis lurus kanan 6. Pahat kikis tekuk kanan 7. Pahat bubut rata kanan 8. Pahat poles pucuk 9. Pahat bubut rata kiri 10. Pahat poles lebar11. Pahat alur12. Pahat ulir pucuk13. Pahat potong14. Pahat kikis kanan 15. Pahat bubut dalam16. Pahat sudut dalam17. Pahat kait18. Pahat kait19. Pahat ulir dalam

Macam-macam pahat dengan logam keras yang terpasang pada tangkainya.

Gambar 9. Pahat Dengan Logam Keras Pemasangan harus di pasang setinggi ujung senter seperti gembar berikut :

Gambar 10. Pemasangan Pahat3.3.1.3 Pekerjaaan MembubutDasar-dasar pekerjaan membubut dapat diklasifikasiakn sebagai berikut:1. Membubut lurus

Gambar 11. Membubut Lurus

Pada pembubutan memanjang gerak jalan pahat sejajar dengan poros benda kerja, sedangkan untuk pembubutan yang datar pahat ini pada benda kerja. Dalam pembubutan yang otomatis pahat dapat digeserkan maju dan mundur kearah melintang. Cara pembubutan lurus ini adalah cara kerja yang paling sederhana di dalam pengerjaan membubut.2. Membubut Tirus

Gambar 12. Membubut Tirus Yang di maksud dengan tirus adalah diameter ujung yang satu dengan yang lain tidak sama. pembubutan tirus dapat di lakukan dengan tiga cara :a. Dengan memiringkan posisi eretan atasb. Dengan menggeser kepala lepasc. Dengan menggunakan Taper Attachment Kalau kita tinjau dari cara penggunaan yang sifatnya massal dan hasil yang dapat di capai dari beberapa cara di atas, metode pembubutan tirus dengan dengan menggunakan mesin bubut copy akan lebih efektif dan efisien. Disamping dapat di gunakan dalam pembubutan dalam bentuk tirus dapat juga di gunakan untuk pembubutan ulir,bentuk silinder dan lain-lain.

3. Membubut ulir/sekrup Untuk membubut ulir sekrup dengan mesin bubut di gunakan bahan khusus yang berbagai bentuk seperti pahat ulir segitiga, segi empat, trapesium, bulat dan jenis khusus lainnya. Untuk memeriksa pahat ulir digunakan mal ulir.

Gambar 13. Membubut Ulir/Sekrup

3.3.1.4 Proses Pemotongan Pada Mesin Bubut Proses bubut terjadi dengan gerak potong oleh benda kerja yang berputar dengan pahat yang melakukan gerak makan yang lurus mendatar. Dengan adanya kombinasi gerakan ini maka geram terbentuk dan bergesekan dengan muka pahat. Berikut adalah rumus dari proses pemotongan pada mesin :

Kecepatan potonng : v .........(m /menit) Waktu pemotongan : Tc = .......(menit) Volume pemotongan : V = s.t.v .........( cm / menit ) Gerakan makan Sm per menit : Sm = S.n ...........( mm/menit ) Kedalaman potong : t = ....................(mm) Sudut potong : p = 90-s...................... Lebar pemotongan : b = = ...........

3.3.2 Mesin Freis Mesin freis adalah mesin perkakas untuk mengerjakan/menyelesaikan suatu benda kerja dengan menggunakan pisau freis atau cutter sebagai bahan penyayat yang berputar pada sumbu mesin. Mesin freis termasuk mesin perkakas yang mempunyai gerak utama berputar, pisau freis di pasang pada sumbu atau argor mesin yang di dukung dengan alat pelindung arbor.

Gambar 14. Mesin Frais

Jenis-jenis Mesin Freis Mesin Freis Mendatar Mesin Freis Penyerut Mesin Freis Vertikal Mesin Freis Universal Mesin Freis Produksi3.3.2.1Bagian-bagian Utama Mesin Freis1. Arbor (Poros Tempat Cutter/Pahat Frais) Arbor adalah tempat memasang atau memegang pisau frais pada setiap mesin, sepanjang arbor dibuat alur pasak yang sama ukurannya dengan alur pasak yang terdapat pada ring penjepit pahat yang juga sesuai dengan alur pasak yang terdapat pada pahat frais. Arbor juga di namakan poros frais, yaitu perlengkapan yang berguna sebagai tempat kedudukan pisau frais dan ditempatkan pada sumbu mesin, bentuk alat ini bulat panjang dan sepanjang badannya diberi alur pasak, bagian ujungnya berbentuk tirus dan ujung lainnya berulir, poros ini dilengkapi dengan cincin (ring penekan) yang di namakan collar.

Gambar 15. Arbor (Poros Tempat Cutter/Pahat Freis)

2. Pahat (Pisau Freis)Pisau ini mempunyai berbagai macam bentuk disesuaikan dengan kebutuhan sehingga nama pahat pun di sesuaikan dengan bentuk dan kegunaannya misalnya pisau freis roda yakni pisau khusus untuk memfreis alur-alur roda gigi, pisau freis mantel di mana sisi-sisi pemotongnya hanya terdapat pada mantel (kelilingnya) saja, pisau freis jari yakni pisau freis yanng kecil dan ramping bertangkai kecil di pasang pada ujungnya.Pisau freis kepala hampir serupa dengan pisau mantel yang sisi pemotongnya di tambah pada salah satu muka lubang arbornya di bagian yang berisi pemotong dibuat beringkat. Pisau freis sudut dimana sisi-sisi pemotongnya membentuk sudut yang lebih kecil dari 90 atau disebut juga pisau sudut. Macam-macam bentuk pisau freis adalah sebagai berikut :

Gambar 16. Cutter (Pisau Frais) dan Endmill

3. Kepala Lepas Pekerjaan yang akan di kerjakan pada mesin freis dapat diikat dengan cekam seperti halnya pada mesin bubut atau di tempelkan pada meja frais dengan jalan mengklem pada alur meja dengan menggunakan baut-baut berkepala segi empat, sedangkan untuk memfreis alur pasak, roda gigi lurus, alur helix atau segi banyak beraturan, benda kerjanya dipegang antara dua senter, salah satu diantaranya pada kepala lepas.

Gambar 17. Kepala Lepas

4. Kepala Pembagi Benda kerja dapat dipasang antara dua senter, satu senter dipasang dalam lubang spindle kepala pembagi dan senter lainnya di pasang pada kepala lepas, untuk menahan benda kerja yang panjang biasanya di gunakan kepala lepas. Untuk membuat roda-roda gigi, segi banyak beraturan, alur-alur poros digunakan kepala pembagi, kebanyakan roda gigi cacing yang terdapat pada kepala pembagi bergigi 40 dan poros cacing berulir tunggal sehingga untuk memutar satu putaran benda kerja memerlukan engkol putar diputar 40 kali. Kepala pembagi ini berfungsi untuk membuat pembagian atau mengerjakan benda kerja yang berbidang-bidang tadi dalam sekali pemakanan.

Gambar 18. Kepala Pembagi

3.3.2.2. Pekerjaan Memfreis Dasar pekerjaan memfreis adalah sebagai berikut, juga memfreis roda-roda gigi segi banyak beraturan antara lain sebagi berikut : Beram yang terjadi dikarenakan oleh gerakan pisau freis, sisi potongnya membentuk sebuah lingkaran, pisau freis merupakan pahat potong yang berganda. Agar supaya pisau freis dapat memotong benda kerja sisi potongny juga mempunyai sudut baji seperti halnya pada pahat bubut, unutk mendapatkan beram benda kerja bergerak lurus, gerakan utama dan gerakan pemotong dijalankan oleh mesin, selama pengerjaan setiap mata pahat memakan benda kerja hanya pada waktu berputar dan harus mendapatkan pendinginan, oleh sebab itu tekanan tidak seberat pada pahat bubut dan sisi potongnya akan memotong secara konstan. Pada pengerjaan yang sederhana sumbu pahat pararel dengan permukaaan benda kerja yang dikerjakan, pahat berbentuk silinder dan mempunyai sisi potong pada kelilingnya. Pada pengerjaan yang kedua sumbu pahat tegak lurus dengan permukaan benda kerja. Pisau freis bukan hanya memotong dengan gigi-gigi pada kelilingnya saja tetapi juga dengan muka pisau freis. Pisau freis yang digunakan untuk muka rata adalah tergantung dari tebal bagian yang di freis. Jika bagian yang tebal yang akan di freis maka pisau yang digunakan adalah pisau rata, sedangkan jika bagian yang akan di freis adalah bidang yang tidak tebal maka pisau yang di gunakan adalah pisau heliks, ukuran pisau freis yang digunakan harus lebih besar dari pada benda kerja yang akan di freis. Memfreis alur maka pisau yang digunakan pisau ujung atau pisau alur dengan kedudukan tegak mendatar, sebelum di frais benda kerja harus di gambar terlebih dahulu, selama memfreis pisau freis selalu didinginkan dengan minyak untuk mengurangi panas sehingga tidak cepat tumpul. Sebelum membuat roda gigi pada mesin freis, biasanya perlu pengerjaan tambahan seperti membubut dan sebagainya, persiapan dasar ini meliputi pembuatan poros baru dan bahan roda gigi di persiapkan sesuai dengan ukuran yang telah di perhitungkan. Setelah di kerjakan pada mesin bubut barulah beralih pada pengerjaan mesin frais di kerjakan.

3.3.2.3. Proses Pemotongan Pada Mesin Frais Kecepatan potong dalam memfrais merupakan kecepatan gerakan putar pahat, kecepatan dinyatakan dalam metere per menit atau ft per menit. kecepatan gerak pahat ini tergantung dari beberapa faktor yaitu :a. Bahan benda kerja yang akan di fraisb. Bahan pahat potongc. Umur ekonomis pahat potong sampai pahat tersebut harus di asah kembali Faktor lain yang biasa menyebabkan variasi kecepatan potong adalah besar kecepatan makan yang di inginkan, hubungan kecepatan pemakanan dan kecepatan pemotongan dan kondisi mesin.

3.3.3 Mesin Las Listrik Pengelasan merupakan salah satu bagian yang tak terpisahkan dari proses manufaktur. Proses manufaktur lainnya yang telah dikenal antara lain proses-proses pengecoran (metal casting), pembentukan (metal forming), pemesinan (machining), dan metalurgi serbuk (powder metallurgi). Produk dengan bentuk yang rumit dan berukuran besar dapat dibuat dengan teknik pengecoran. Produk-produk seperti pipa, pelat lembaran, dan baja-baja konstruksi di buat dengan proses pembentukan, produk-produk dengan dimensi yang ketat dan teliti dapat dibuat dengan pemesinan. Bagaimana dengan proses pengelasan ? proses pengelasan yang pada prinsipnya adalah menyambungkan dua atau lebih komponen, lebih tepat ditujukan untuk merakit (assembly) beberapa komponen menjadi suatu bentuk benda. Komponen yang dirakit mungkin saja berasal dari produk hasil pengecoran, pembentukan atau pemesinan, baik dari logam yang sama maupun yang berbeda-beda. Las listrik atau nama lengkapnya disebut las busur listrik adalah salah satu proses penyambungan logam dengan logam lainnya dengan cara mencairkan logam induk dengan logam pengisian yang memanfaatkan tenaga listrik sebagai sumber panasnya. Pada umumnya pengelasan sumber panasnya atau sumber kalornya didapat dari arus listrik dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu :1. Mengelas tahanan listrik 2. Mengelas busur nyala listrik Penegrtian dari mengelas tahan listrik adalah proses pengelasan yang dilakukan dengan jalan mengalirkan arus listrik melalui bidang-bidang dari benda kerja yang akan di las atau disambung, dimana tahanan yang ditimbulkan oleh arus listrik pada bidang-bidang sentuhan akan menimbulkan panas yang tinggi dan berguna untuk melunakan atau mencairkan bagian atau bidang yang akan di sambung atau di las. Macam-macam pengelasan tahanan listrik dapat dibedakan sebagai berikut ini :1. Mengelas Titik2. Mengelas Roda3. Mengelas Cair4. Mengelas proyeksi

3.3.3.1. Proses Pengelasan Busur Listrik Proses peneglasan busur listrik dengan elektroda terbungkus di kenal juga dengan istilah proses SMAW (Manual Metal Arc Welding). Dalam pengelasan ini logam induk mengalami pencairan akibat pemanasan dari busur listrik yang timbul antara ujung elektroda dan permukaan benda kerja. Busur listrik yang ada di bangkitkan dari suatu pesawat las. Elektroda yang di pakai berupa kawat yang di bungkus oleh pelindung berupa fluks dan karena itu elektroda las kadang-kadang di sebut kawat las. Elektroda ini selama pengelasan akan mengalami pencairan bersama-sama dengan logam induk yang menjadi bagian dari kampu las. Dengan adanya pencairan ini maka kampu las akan terisi oleh logam cair yang berasal dari elektroda dan logam induk. Selain mencairkan kawat las yang nantinya membeku menjadi logam las, unsur listrik juga ikut mencairkan fluks. Karena massa jenisnya yang lebih kecil dari logam las maka fluks ini berada diatas logam las pada saat cair. Kemudian setelah membeku, fluks cair ini menjadi terak yang menutupi logam las. Dengan demikian, fluks cair akan melindungi kubangan las selama mencair dan terak melindungi logam las selama pembekuan. Terak ini nantinya harus di hilangkan dari permukaan logam las dengan menggunakan palu atau gerinda. Berikut ini adalah skema dari proses pengelassan busur listrik elektroda terbungkus lengkap dengan bagian-bagiannya.

Gambar 19. Skema Proses Pengelasan Busur Listrik

Untuk dapat mengelas dengan proses pengelasan busur listrik di perlukan beberapa peralatan seperti, mesin las atau pesawat bangkit tenega listrik, kabel elektroda dan pemegang elektroda, kabel logam induk dan penjepit logam induk dan elektroda. Serta peralatan pendukung lain yang harus disediakan. Macam-macam perlengkapan yang harus disediakan untuk mengelas busur listrik terdiri dari bagian-bagian sebagai berikut :1. Pesawat Pembangkit Las2. Elektroda Las3. Kabel Las dan Selang Las4. Penjepit

3.3.3.1.1 Pesawat Pembangkit Las Pesawat ini berguna untuk membagi dan mengatur tegangan listrik yang berasal dari gardu induk atau jaringan listrik dari PLN. Setelah diproses melalui pesawat ini dengan menggunakan peralatan lain akan menghasilkan panas yang dapat digunakan untuk mencairkan benda-benda yang akan di las.Macam-macam mesin atau pesawat pembangkit las listrik dapat di jelaskan sebagai berikut :1. Mesin Las Arus Bolak Balik (AC)Aliran Listrik dari gardu induk atau jaringan listrik PLN, mempunyai arus listrik yang sangat tinggi, untuk itu perlu di ubah dahulu tegangannya agar dapat di gunakan untuk keperluan pengelaasan. Peralatan di dalam pesawat las yang berfungsi mrubah arus listrik dari gardu listrik tersebut di namakan transformator. Transforator ini mempunyai dua buah kumparan, yaitu kumparan primer dan kumparan skunder, dengan peralatan transformator ini arus listrik dari jaringan PLN dapat di ubah menjadi arus bolak-balik (AC). Transformator ini letaknya ada yang menjadi satu dengan peralatan mekanik lain di dalam pesawat las, ada juga letaknya terpisah berdiri sendiri sehingga mudah di lihat.2. Mesin Las Arus Searah (DC)Mesin las busur yang nyalanya di peroleh dari arus listrik yang berasal dari dinamo motor listrik arus searah. Dinamo ini dapat di gerakkan atau di putar oleh motor listrik, motor bensin atau motor diesel. Dengan demikian mesin las ini sangat berguna di pakai pada proyek-proyek di lapangan atau pada bengkel-bengkel yang tidak ada jaringan listriknya.

Gambar 20. Pesawat Pembangkit Las

3.3.3.1.2 Elektroda Las Pada umumnya bahan tambahan ini di dalam proses pengelasan busur nyala listrik di sebut dengan elektroda atau lebih di kenal dengan nama kawat las. Elektroda ini terdiri dari bagian inti dan zat pelindung atau fluks. Lapisan fluks pada bagian inti elektoda dapat dilakukan dengan cara destrusi, semprot atau fluks.

Gambar 21. Elektroda Las

Fungsi zat pelindung atau fluks yang terdapat pada elektroda tersebut adalah :1. Untuk mencegah terbentuknya oksida-oksida dan nitrida logam, sewaktu proses pengelasan berlangsung.2. Memberikan sifat-sifat khusus kepada hasil lasan dengan cara menambahkan zat-zat tertentu yang terkandung dalam fluks.3. Memperbaiki sifat-sifat las, seperti bentuk rigi-rigi dan kualits las yang di capai.4. Menstabilkan dan mengarahkan busur nyala api.5. Memperlambat proses pendinginan daerah ynag di las, sehingga bahan induk tetap terjaga.

Selama proses pengelasan yang menggunakan las busur nyala listrik dan elektrodanya adalah elektroda berselaput. Busur listrik yang terjaadi di antara ujung elektroda dan bahan dasar akan mencair dan menghasilkan gas yang melindungi ujung elektroda, kawat las, busur listrik dan daerah las sekitar busur listrik terhadap pengaruh udara luar.

3.3.3.1.3. Kabel Las Dan Selang Las Kabel las di gunakan sebagai perantara atau penghubung mengalirnya arus listrik dari gardu atau jarum listrik ke mesin las dan dari mesin las ke elektroda las dan kembali ke mesin las melalui massa. Selang las ini berfungsi sebagai saluran gas dari generator ke pembakar atau brander. Saluran las ini harus kuat, tetapi lemas tidak kaku. Selang ini biasanya berwarna hijau, biru atau merah. Warna hijau dan biru biasanya di pergunakan untuk selang zat asam, sedangkan yang berwarna merah di pergunakan unutk selang gas asetilia.

Gambar 22. Kabel dan Selang Las

3.3.3.1.4. PenjepitDi dalam proses pengelasan di kenal ada 3 macam penjepit :1. Penjepit elektrodaPenjepit ini dibuat dari logam yang mempunyai daya hantar dan tahan terhadap panas yang tinggi.2. Penjepit massaAlat ini berrguna untuk menghubungkan kabel massa ke benda kerja yang akan di las.3. Penjepit atau pemegang benda kerja yang akan di lasAlat ini pada pemegangnya di bungkus oleh karet atau di isolasi.

Gambar 23. Penjepit Elektroda dan Penjepit Massa

BAB IVTUGAS KHUSUSPEMBUATAN POROS UTAMA MESIN PENGGILING

4.1 Tinjauan Pustaka4.1.1 Dasar Teori Proses pemotongan logam merupakan suatu proses yang digunakan untuk mengubah bentuk suatu produk dari logam (komponen mesin) dengan cara memotong. Selain itu proses pemotongan logam merupakan kegiatan terbesar yang dilakukan pada industri manufaktur, proses ini mampu menghasilkan komponen yang memiliki bentuk yang komplek dengan akurasi geometri dan dimensi tinggi. Prinsip pemotongan logam dapat didefinisikan sebagai sebuah aksi dari sebuah alat potong yang dikontakkan dengan sebuah benda kerja untuk membuang permukaan benda kerja tersebut dalam bentuk geram. Meskipun definisinya sederhana akan tetapi proses pemotonngan logam adalah sangat komplek. Salah satu proses pemesinan yang digunakan pada pemotongan logam adalah proses bubut. Proses ini bertujuan untuk membuang material dimana benda kerja dicekam menggunakan sebuah chuck atau pencekam dan berputar pada sebuah sumbu, alat potong bergerak arah aksial dan radial terhadap benda kerja sehingga terjadi pemotongan dan menghasilkan permuakaan yang konsentris dengan sumbu putar benda kerja. Gambar 4.1 adalah skematis dari proses bubut dimana N adalah putaran poros utama, f adalah laju pemakanandan a adalah kedalaman potong. Bagian-bagian serta penamaan dari alat potong yang digunakan pada proses bubut di jelaskan pada Gmbar 4.2 Radius pahat potong menghubungkan sisi dengan ujung potong (cutting edge) dan berpengaruh terhadap umur pahat , gaya radial, dan permukaaan akhir.

4.1.2 Operasi Mesin Bubut Prinsip kerja mesin bubut adalah proses penghilangan bagian dari benda kerja untuk memperoleh bentuk tertentu, dimana benda kerja diputar dengan kecepatan tertentu bersamaan dengan di lakukannya proses pemakanan oleh pahat yang digerakkan secara translasi sejajar dengan sumbu putar dari benda kerja. Gerakan putar dari benda kerja disebut gerak potong relatif dan gerakkan translasi dari pahat disebut gerak pemakanan. Dalam operasi mesin bubut atau pengerjaan bubut faktor-faktor yang peerlu diperhatikan adalah jenis operasi pada mesin bubut, pemilihan pahat potong , menentukan parameter operasi dan urutan pelaksanaan serta keamanan.

Gambar 24. Proses Bubut

Gambar 25. Penamaan (nomenclature) pahat kanan

Ada tiga parameter utama yang berpengaruh terhadap gaya potong, peningkatan panas, keausan, dan integritas permukaan benda kerja yang di hasilkan. Ketiga parameter itu adalah laju pemotongan (V), laju pemakanan (f), dan kedalaman potong (5a). Laju pemotongan adalah kecepatan keliling benda kerja dengan satuan (m/min), laju pemakanan adalah perpindahan atau jarak tempuh pahat tiap satu putaran benda kerja dengan satuan (mm/put), kedalaman potong adalah tebal material terbuang pada arah radiala dengan satuan (mm). Beberapa proses dasar yang dimaksud merupakan elemen penting dalam menghitung setiap proses pemesinan, namun dalam hal ini ada beberapa penambahan persamaan untuk mengetahui beberapa parameter-parameternya yaitu gaya-gaya pemotongan dan temperatur pemotongan. Pada setiap proses pemesinan ada lima elemen dasar yang perlu dipahami, :1. Laju pemotongan (cutting speed): V (m/min)2. Kecepatan makan (feeding speed): Vf (mm/min)3. Kedalaman potong (depth of cut): a (mm)4. Waktu pemotongnan (cutting time): tc (min)5. Laju pembuanagan geram (material removal rate): MRR (cm/min) Pada proses pembubutan memiliki beberapa elemen dasar yang dapat dihitung secara teori menggunakan beberapa persamaan sehingga dapat diketahui parameter yang berkaitan dengan laju pemotongan, kedalaman potong, waktu pemotongan, kedalaman potong dan laju pembuangan geram. Elemen dasar pada proses bubut dapat diketahui menggunakan rumus yang dapat diturunkan berdasarkan Gambar 26. berikut ini:

Gamba 26. Elemen Dasar Proses

Geometri benda kerja : do = diameter awal (mm) dm = diameter akhir (mm) lt = Panjang pemesinan (mm)Geometri pahat : kr = sudut potong utama (o) o = sudut geram (o)Kondisi pemesinan: a = kedalaman potong a = ...................(mm) f = laju pemakanan (mm/putaran) N = putaran poros utama (rpm) Dengan diketahuinya besaran-besaran di atas sehingga kondisi pemotongan dapat di peroleh sebagai :

1. Laju pemotongan V = ................. Dimana d = diameter rata-rata d = ................(mm)2. Laju pemakanan vf = f.N ...............(mm/min)3. Waktu pemotongan tc = ..................(min)4. laju pembuangan geram MRR = A.V ...............(cm/min) Dimana A = penampang geram sebelum terpotong A= f.a................ () Maka MRR = V.f.a .............(cm/min) Sudut potong utama (principal cutting eddge angle/Kr) adalah sudut antara mata potong utama dengan laju pemakanan (Vf), besarnya sudut tersebut ditentukan oleh geometri pahat dan cara pemasangan pada mesin bubut. Untuk nilai laju pemakanan (f) dan kedalaman potong (a) yang tetap maka sudut ini akan mempengaruhi lebar pemotongan (b) dan tebal geram sebelum terpotong (h) sebagai berikut :1. Lebar pemotongan b = .................(mm)2. Tebal geram sebelum terpotong h = .................(mm)Dengan demikian penampang geram sebelum terpotong adalah : A = f.a = b.h ...............(mm)

4.1.3 Material Pahat Proses pembentuken geram dengan cara pemesinan berlangsung dengan cara mempertemukan dua jenis material. Untuk menjamin kelangsungan proses ini maka jelas di perlukan material pahat yang lebih unggul daripada material benda kerja. Keunggulan tersebut dapat dicapai karena pahat dibuat dengan memperhatiakn berbagai segi yaitu :1. Kekerasan: kekerasan yang cukup tinggi melebihi kekerasan benda kerja tidak saja pada temperatur ruang melainkan juga pada temperatur tinggi pada saat proses pembentukan geram berlangsung.2. Keuletan : keuletan yang cukup besar untuk menahan beban kejut yang terjadi sewaktu pemesinan dengan interupsi maupun sewaktu memotong benda kerja yang mengandung partikel/bagian yang keras (hard spot).3. Ketahanan beban kejut thermal : diperlukan bila terjadi perubahan temperatur yang cukup besar secara besar secara berkala/periodik.4. Sifat adhesi yang rendah : Untuk mengurangi afinitas benda kerja terhadap pahat mengurangi laju keausan, serta penurunan gaya pemotongan.5. Daya larut elemen/komponen material pahat yang rendah : dibutuhkan demi untuk memperkecil laju keausan akibat mekanisme difusi. Kekerasan yang rendah dan daya adhesi yang tinggi tidak diinginkan sebab mata potong akan terdeformasi, terjadi keausan tepi dan keausan kawah yang besar. Keuletan yang rendah serta ketahanan beban kejut termal yang kecil mengakibatkan rusaknya mata potong maupun retak mikro yang menimbulkan kerusakan fatal. Pada umumnya kekerasan dan daya tahan thermal yang di pertinggi selalu diikuti oleh penurunan keuletan. Berbagai penelitian dilakukan untuk mempertinggi kekerasan dan menjaga supaya keuletan tidak terlalu rendah sehingga pahat tersebut dapat digunakan pada kecepatan tinggi. Hal ini dapat dimaklumi karena peninggian laju pemotongan berarti menaikkan produktivitas. Pada mulanya untuk memotong baja digunakan baja karbon tinggi sebagai bahan perkakas potong dimana laju pemotongan pada waktu itu hanya boleh mencapai sekitar 10 m/menit. Berkat kemajuan teknologi, laju pemotongan ini dapat dinaikkan sehingga mencapai sekitar 700 m/menit yaitu dengan menggunakan CBN (Cubic Boron Nitride) selain itu (taufiq rohim, 1993) pahat karbida dan keramik juga berfungsi dengan baik untuk laju pemotongan dan temperatur kerja yang tinggi. Jenis-jenis pahat yang di pakai pada proses pemesinan adalah:1. Baja Karbon (High Carbon Steels)2. HSS (High Speed Steels)3. Paduan Cor Nonferro (Cast Nonferrous Alloys)4. Karbida (Cemented Carbides)5. Keramik (Ceramics)6. CBN (Cubic Boron Nitride)7. Intan (Sinteran Diamonds and Natural Diamonds) Dalam hal ini pahat di fokuskan pada CBN (Cubic Boron Nitride) untuk proses pemesinan dengan laju pemotongan yang tinggi. CBN termasuk jenis keramik. Diperkenalakan oleh GE (Barozan, 1957). Di buat dengan perlakuan penenkanan panas (HIP, 60 kbar, 1500) sehingga serbuk grafit putih Nitride Boron dengan struktur atom heksagonal berubah menjadi struktur kubik. Pahat sisipan CBN dapat dibuat dengna menyinter serbuk BN tanpa atau dengan material pengikut A12O3 TiNatau Co. Hard hardenes CBN ini sangat tinggi, CBN ini dapat digunakan untuk pemesinan berbagai jenis baja dalam keadaan dikeraskan (Hardeneed Steel), besi tuang, HSS maupun karbida semen. Afinitas terhadap baja sengat kecil dan terhadap perubahn reaksi kimiawi sampai dengan temperatur pemotongan 1300 (laju pemotongan yang tinggi).

4.2 Definisi Poros Poros adalah suatu benda kerja yang berbentuk silindris, yang biasa digunakan dalam komponen pemesinan. Dalam setiap komponen mesin selalu menggunakan poros baik itu poros utama maupun poros transportir/penggerak. Penggunan poros pada setiap mesin sangatlah penting, karena fungsi poros adalah untuk menggerakkan mesin. Selain untuk menggerakkan mesin poros juga untuk menggerakkan komponen pendukung suatu mesin. Misalnya, eretan pada mesin bubut dan lain-lain. Poros utama lebih sering mengalami keausan dibandingkan dengan poros transportir, karena poros utama lebih banyak bekerja ketika mesin sedang beroperasi. Pembuatan poros haruslah dengan ketelitian yang akurat, karena ketelitian dalam menentukan ukuran poros akan berpengaruh pada efisiensi kerja mesin.

4.3 Langkah-langkah pembuatan poros Proses pembuatan poros utama pada mesin penggiling ini menggunakan beberapa mesin atau alat bantu yang sesuai dengan bentuk dari komponen yang akan dibuat. Adapun mesin atau alat yang digunaakn dalam proses pembuatan poros utama ini antara lain sebagai berikut :1. Gergaji Mesin.2. Mesin Bubut.3. Pahat Bubut.4. Bor Senter.5. Senter Putar.6. Kunci Pahat dan Kunci Cekam.7. Alat Ukur.8. Alat Bantu Pembuatan.9. Keselamatan Kerja

4.3.1 Memotong bahan dengan Gergaji Mesin Mesin gergaji adalah alat untuk memotong suatu benda yang menggunakan motor listrik sebagai penggerak utama. Mesin gergaji ini digunakan untuk memotong bahan dalam pembuatan poros utama pada mesin penggiling. Mesin gergaji ini pada umumnya mempunyai pisau gergaji antara 1 sampai 6 gigi per inchi serta terbuat dari HSS (high speed steel).

Penggunaaan messin ini dalam pembuatan poros adalah untuk memotong bahan yang akan digunakan. Karena kemungkinan benda kerja masih terlalu panjang, sehingga akan lebih efisien jika dipotong dengan gergaji messin terlebih dahulu. Pada waktu pemotongan bahan di cekam pada suatu ragum yang ada pada mesin gergaji dan digunakan cairan pendingin untuk mengurangi keausan yang disebabkan karena gesekan bahan yang dipotong dan mata sergaji.

4.3.2 Membubut benda kerja yang sudah dipotong Pada proses pembuatan poros utama pada mesin penggiling ini terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu: mempersiapkan gambar kerja, mempersiapkan bahan yang akan digunakan, persiapan alat dan mesin, dan proses pembuatan komponen yang di buat. Adapun tindakan dan keselamatan kerja dalam proses pembuatan komponen ini adalah melakukan proses sesuai dengan prosedur dan langkah kerja yang diinstruksikan, mengenakan baju kerja dan alat perlengkapan keselamatan kerja, meletakkan semua alat ukur pada tempat yang aman/terpisah dari barang kasar, dan jangan membersihkan tatal benda kerja selama mesin berjalan. Semuanya sudah dicantumkan pada tabel Standart Operational Production (SOP).1. Mempersiapkan gambar kerjaMerupakan tahap awal dari pembuatan poros utama mesin penggiling. Persiapan ini sangatlah pentingv untuk dilakukan karena tanpa gambar kerja kita akan mengalami kesulitan dalam pembuatan poros utama mesin penggiling.2. Persiapan Bahan Bahan poros utama yang digunakan adalah Besi dengan pendinginan udara dengan ukuran awal 50 mm x 700 mm.3. Persiapan Alat dan MesinAlat dan mesin yang digunakan dalam proses pembuatan poros utama antara lain sebagai berikut :a. b. Mesin Gergaji c. Mesin Bubutd. Pahat Bubut Sisi Kanane. Pahat Ulirf. Senter Putar g. Bor Senterh. Jangka Sorongi. Micrometerj. Mistar Bajak. Penggores l. Jangka Sorong 1000 mm4. 5. Proses Pembuatan Poros Utama Langhkah kerja proses pembuatan poros utama mesin penggiling ini di jelaskan pada tabel sebagai berikut dibawah ini :

Tabel 3. Standart Operational Production (SOP).NoJenis Pekerjaan Dan Ilustrasi Gambar PembuatanAlat Dan MesinParameter PemesinanLangkah KerjaKeselamatan Kerja

1.Memotong benda kerja

Mesin Gergaji Penggores Jangka Sorong 1000 mmD = 50 mmL = 700 mm1. Persiapan Bahana. Pengukuran benda kerja b. Pemasangan benda kerja pada mesin gergajic. Menghidupkan mesin dan membuka saluran aird. Pemotongan benda kerja dengan ukuran panjang 700 mm dan 50mm Menggunakan pakaian kerja Letakkan alat ukur pada tempat yang aman Daun gergaji dan benda kerja dikunci dengan kuat agar tidak oleng saat memotong

2.Seting Putaran Mesin

Mesin Bubut Kunci Chuck Kunci Tool Post2.Persiapan pembubutana. Mempersiapkan peralatan dan perlengkapan mesinb. Menyeting pahat bubut setinggi centerc. Mengatur putaran mesin3. Memasang benda kerja pada mesin bubut dan mengencangkan chuck. Chuck benda kerja yang kuat Jangan terlalu panjang memasang benda kerja pada pencekam

3.Buubut muka (facing)

Mesin Bubut Pahat Bubut Rata Kanan Kunci Tool Post Senter Kepala Lepas Jangka SorongV = 30 m/min(Lampiran 1)d = 50 mmn = n = n = 191,08n = 150 rpm4. Lakukan Pembubutan facing dengan tebal. permukaan 1 mm5. Lakukan Pembubutan 2 Kali dengan Tebal 1 mm dan 1 kali dengan tebal 0,1 mm. Jangan mengubah putaran mesin pada saat mesin berputar Jangan meninggalkan mesin pada saat mesin hidup

4.Pembuatan lubang senter

Mesin Bubut Kunci Chuck Kunci Tool Post Bor SenterV = 11 m/min(Lampiran 1)d = 5mmn = n = n = 700,63n = 900 rpm6. Pemasangan bor Senter pada kepala lepas.7. Pembuatan Lubang senter dengan (n) 750 rpm, kedalaman pengeboran 4 mm pengeboran mesin bubut ini dilakukan secara manual, jadi untuk feeding tidak dihitung Menggunakan pakaian kerja Letakkan alat ukur pada tempat yang aman

5.Pembubutan Lurus

Mesin Bubut Pahat rata kanan Senter kepala lepas Jangka sorongV = 30 m/min(Lampiran 1)d = 50 mmn = n = 191,08n = 150 rpm=50 = 46L = 690 mma = 1 mm s= 0,2i = = = = 2 kaliT = .i = = 46 menit8. Memasang Senter kepala lepas agar putaran benda kerja stabil9. Mengatur Putaran mesin bubut10. Jepit benda Kerja pada 2 senter11. Lakukan pembubutan lurus dari 50- 46 mm dengan Panjang bubutan 560 mm Gunakan air pendingin pada saat pembubutan Jangan mengubah putaran mesin pada saat mesin berputar Jangan meninggalkan mesin pada saat masih hidup

6.Pembubutan rata bertingkat

Mesin Bubut Pahat Rata Kanan Senter Kepala Lepas Jangka SorongV = 30 m/min(Lampiran 1)d = 46 mmn = = 207, 6 = 250 rpm= 46 =39a = 0,5 s= 0,2L = 200 mmi = = = 7 kaliT = .i = .7 = 28 menit12. Mengatur putaran mesin13. Lakukan pembubutan bertingkat dari 46-39 dengan panjang 200 mm Gunakan air pendingin pada saat pembubutan Jangan mengubah putaran mesin pada saat mesin berputar Jangan meninggalkan mesin pada

7.Pembubutan rata bertingkat

Mesin Bubut Pahat Rata Kanan Senter Kepala Lepas Jangka SorongV = 30 m/min(Lampiran 1) d = 39 mmn = = 244, 46 = 250 rpm = 39 = 36a = 0,5 s=0,2L = 70 mmi = = = 3 kaliT = .i = . 3 = 4,2 menit14. Lakukan pembubutan bertingkat dari 39-36 mm dengan panjang 70 mm Gunakan air pendingin pada saat pembubutan Jangan mengubah putaran mesin pada saat mesin berputar Jangan meninggalkan mesin pada saat mesin bekerja

8.Bubut rata bertingkat

Mesin Bubut Pahat Rata Kanan Pahat rata kiri Senter Kepala Lepas Jangka Sorong Micrometer 25-50 mmV = 30 m/min (Lampiran 1) d = 46n = = 207,6 = 250 rpm= 46 = 39a = 0,5 s= 0,2L = 130 mmi = = = 7 kaliT = .i = . 7 = 18,2 menit15. Bubut 36- 35,05 mm sepanjang 70 mm16. Bubut 39- 38,05 mm dengan panjang 130 mm17. Bubut rata Bertingkat dari 46-45,05 dengan panjang 360 mm18. Lakukan pembubutan bertingkat dari jarak 560 mm dari 50- 38,05 mm dengan panjang 130 mm Gunakan air pendingin pada saat pembubutan Jangan mengubah putaran mesin pada saat mesin berputarJangan meninggalkan mesin pada saat mesin bekerja

9.Proses finishing Mesin Bubut Pahat Rata Kanan Pahat rata kiri Senter Kepala Lepas Jangka Sorong Micrometer 25-50 mmV= 30 m/min(Lampiran 1)d = 46 n= = 207,6 = 250 rpm= 46 = 45a = 0,25 s= 0,2L = 360i = = = 2T = .i = = 14,4 menit

d = 39 L=130=39 = 38i = = = 2T = .i =. 2 = 5,2 menit

d = 36 L = 70 =35i = = = 2T = . i = .2 = 2,28 menit

19. Ukur benda Kerja yang berdiameter menggunakan micrometer, panjang menggunakan jangka sorong.20. Setiap 1 kali pemakanan selalu ukur benda kerja agar tidak terjadi kesalahan ukuran.21. Jika dari hasil pengukuran masih menunjukkan ukuran yang belum tepat, lakukan pembubutan seperti proses di atas dengan kedalaman pemakanan 0,1 sampai mendapatkan ukuran yang tepat. Jangan melakukan pengukuran pada saat mesin masih dalam keadaan berputar Letakkan alat ukur pada tempat yang aman

4.3.3 Diagram alir proses pembuatan poros

Mulai

Persiapan Gambar kerja

Persiapan AlatPersiapan Bahan

Proses Pembuatan

BuangPerbaikanProses Perakitan KomponenSelesai

Pemeriksaan Ukuran sesuai dengan Gambar Kerja NO GO (+)

Uji FungsionalUji Kinerja Mesin NO GO (-)

GO

Gambar 2.7 Diagram alir proses pembuatan poros4.3 Pembahasan Ada beberapa hal yang perlu dibahas terkait dengan alir proses pembuatan poros utama antara lain :1. Identifikasi Gambar Kerja Identifikasi gambar kerja merupakan langkah awal dalam pembuatan produk kerja praktek ini. Langkah ini bertujuan untuk mengetahui apakah produk dari gambar kerja tersebut dapat dikerjakan di proses pemesinan atau tidak. Hasil identifikasi gambar kerja ini memberikan informasi antara lain tentang dimensi, toleransi dan bahan yang digunakan untuk pembuatan produk sesuai dengan gambar kerja tersebut yaitu berupa poros utama pada mesin penggiling.2. Persiapan Alat dan Bahan Mempersiapkan alat dan bahan merupakan langkah kedua setelah proses identifikasi gambar kerja selesai. Langkah ini bertujuan untuk mempermudah dan memperpendek waktu non produktif dari proses pembuatan produk proyek akhir ini.3. Proses Pembuatan Komponen Proses pembuatan komponen merupakan langkah yang paling utama karena pada proses ini akan dibuat sebuah produk yang sesuai dengan gambar kerja dengan menggunakan mesin tertentu dan peralatan tertentu dimana bahan yang digunakan telah disiapkan terlebih dahulu. Proses pembuatan poros utama mesin penggiling yaitu dengan proses penggergajian dan proses pembubutan. Pemotongan bahan poros utama dengan menggunakan gergaji mesin dengan ukuran bahan 50 x 700 mm. Dalam proses pemotongan poros ini bahan harus diberi sedikit kelebihan dari ukuran benda kerja yang sesungguhnya, karena proses selanjutnya akan mengalami proses pengurangan bahan melalui proses pembubutan. Dalam proses pembubutan ini meliputi beberapa metode yaitu : pembubutan muka (facing), pembubutan rata, dan pembubutan bertingkat. Dngan ukuran komponen akhir poros utama 50 x 700 mm dengan bubut bertingkat 38 mm panjang 130 mm, 45 mm panjang 360 mm, 38 mm panjang 130 mm, 35 mm panjang 70 mm.4. Kesulitan yang dihadapi Kesulitan yang dihadapi dalam pembuatan poros utama mesin penggiling adalah ketika menjepit benda kerja yang agak panjang maka menjadi tidak stabil. Dan panasnya benda kerja dan pisau pahat bubut. Untuk menahan benda kerja agar tetap stabil saat mesin berputar, harus menggunakan senter putar. Dan untuk mengurangi panasnya benda kerja dan pahat bubut digunakan cairan pendingin (coolant).

BAB VKESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan Setelah melakukan pembuatan poros, dapat disimpulkan beberapa hal di antaranya :1. Pada pembuatan poros utama, mesin yang digunakan untuk membuat komponen tersebut adalah messin bubut, mesin gergaji potong, dan alat perlengkapan kerja bangku. Mesin utama pada proses pembuatan komponen ini adalah mesin bubut.2. Secara keseluruhan, garis besar pembuatan komponen ini melaui tahapan-tahapan tertentu. Tahapan tersebut adalah pembacaan gambar kerja, persiapan alat dan bahan, persiapan mesin-mesin yang digunakan, proses pengerjaan, pengukuran dimensi dan finishing.

5.2 SaranSetelah melakukan praktik langsung pembuatan poros ini, tentunya penulis dapat memberikan beberapa saran, meliputi:1. Sebelum mulai menggunakan mesin, jika belum mengerti cara kerja mesin tersebut tanyakan pada operator yang sedang bertugas.2. Pastikan peralatan serta mesin-mesin yang di gunakan dalam kondisi baik dan dapat bekerja maksimal.3. Konsentrasilah pada saat pengerjaan, jangan bermain-main pada saat bekerja karena akan menumbulkan kecelakaan kerja.4. Ikuti aturan pengoprasian mesin, atau baca dan pahami SOP pada tiap-tiap mesin yang akan di gunakan.5. Selalu konsultasikan dengan dengan pembimbing bila menemui kendala-kendala pada saat pengerjaan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Daryanto, 1992, Mesin Perkakas Bengkel, Penerbit, Bineka Cipta, Jakarta2. Rochim, Taufiq. (1993). Teori dan teknologi Proses Pemesinan, Penerbit: Higher Education Development Support Project. Bandung3. Sonawan ,Hery, 2003, Pengelasan Logam,Penerbit, Alfabeta. Bandung.4. Soraya, Solih, 1994, Bagian Bagian Mesin, Penerbit, Armico, Bandung