laporan kerja praktek

Upload: heaven-angel

Post on 12-Oct-2015

170 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

LAPORAN KERJA PRAKTEK

TRANSCRIPT

  • 5/21/2018 LAPORAN KERJA PRAKTEK

    1/46

    LAPORAN KERJA PRAKTEK

    PROSES PEMBUATAN SHOULDERING DE PADA

    DISAMATIC 2013 LP

    Di PT. PINDAD

    Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan Mata Kuliah

    Kerja Praktek Program Sarjana Jurusan Teknik Elektro

    Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer

    Disusun oleh :

    Nama : Ahmad Z. Ridho

    NIM : 13105006

    JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

    FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

    UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

    2008

  • 5/21/2018 LAPORAN KERJA PRAKTEK

    2/46

    LEMBAR PENGESAHAN

    PROSES PEMBUATAN SHOULDERING DE PADA

    DISAMATIC 2013 LP

    Di PT. PINDAD

    LAPORAN KERJA PRAKTEK

    Disusun oleh:

    Nama :Ahmad Z. Ridho

    NIM : 13105006

    Telah disetujui dan disahkan di Bandung sebagai Laporan Kerja Praktek

    Pada Tanggal

    Mengetahui,

    Pembimbing Jurusan Ketua Jurusan Teknik Elektro

    Tri Rahajoeningroem, M.T Muhammad Aria, S.T

    NIP : 4127.70.04.015 NIP : 4127.70.04.008

  • 5/21/2018 LAPORAN KERJA PRAKTEK

    3/46

    LEMBAR PENGESAHAN

    PROSES PEMBUATAN SHOULDERING DE PADA

    DISAMATIC 2013 LP

    Di PT. PINDAD

    LAPORAN KERJA PRAKTEK

    Disusun oleh:

    Nama :Ahmad Z. Ridho

    NIM : 13105006

    Telah disetujui dan disahkan di Bandung sebagai Laporan Kerja Praktek

    Pada Tanggal

    Mengetahui,

    PT. PINDAD (PERSERO) Pembimbing Lapangan

    An. Kepala Divisi Tempa & Cor

    KADEPMINKU

    u.b.

    HENDRADI TRIBOWO Dindin Hunadi

    KASUBDEP MINPERS & URDAL NIK :

  • 5/21/2018 LAPORAN KERJA PRAKTEK

    4/46

    KATA PENGANTAR

    Bismillahirahmanirrahim,

    Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan

    rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Kerja Praktek

    yang berjudul PROSES PEMBUATAN SHOULDERING DE PADA

    DISAMATIC 2013 LP Di PT. PINDAD.

    Kerja Praktek ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Mata Kuliah

    Kerja Praktek Program Sarjana Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik dan Ilmu

    Komputer Universitas Komputer Indonesia

    Penulis menyadari Kerja Praktek ini masih terdapat banyak kekurangan,

    dalam hal ini semata-mata karena keterbatasan baik dalam hal kemampuan dan

    pengetahuan. Dengan bantuan dan dukungan dari berbagai pihak maka penulis

    dapat menyelesaikan Kerja Praktek ini.

    Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih

    yang sebesar-besarnya pada semua pihak yang telah membantu penulis dalam

    menyelesaikan Kerja Praktek ini, kepada :

    1. Bapak Dr. Ir. Eddy Suryanto Soegoto, M.Sc selaku Rektor UNIKOM

    2.

    Bapak Prof. Dr. Ir. Ukun Sastraprawira, M.Sc selaku Dekan Fakultas

    Teknil dan Ilmu Komputer

    3. Bapak Muhammad Aria, S.T selaku Ketua Jurusan

    4. Ibu Tri Rahajoeningroem, M.T selaku Pembimbing Jurusan

    5. Bapak Dindin Hunadi sebagai Pembimbing Lapangan di PT. Pindad

  • 5/21/2018 LAPORAN KERJA PRAKTEK

    5/46

    6. Bapak, Ibu tercinta, kakak-kakakku tersayang, dan teman-teman yang

    selalu memberikan kasih sayang , dorongan, semangat, materil dan doa

    kepada penulis.

    Semoga Yang Maha Kuasa memberikan ganjaran yang setimpal atas

    segala jasa, bantuan dan dorongan yang diberikan kepada penulis.

    Akhirnya penulis berharap semoga apa yang penulis buat dapat bermanfaat

    bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

    Bandung, Desember 2008

    Penulis

  • 5/21/2018 LAPORAN KERJA PRAKTEK

    6/46

    DAFTAR ISI

    LEMBAR PENGESAHAN i

    KATA PENGANTAR ... iii

    DAFTAR ISI ... v

    DAFTAR GAMBAR vii

    DAFTAR TABEL .... viii

    BAB I PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang ... 1

    1.2 Maksud dan Tujuan .... 2

    1.2.1 Maksud ...... 2

    1.2.2 Tujuan .... 2

    1.3 Batasan Masalah . 3

    1.4 Sistem Pelaksanaan .... 3

    1.5 Lokasi dan Waktu .. 3

    1.6 Sistematika Penulisan . 4

    BAB II RUANG LINGKUP PERUSAHAAN

    2.1 Sejarah Perusahaan .. 5

    2.2 Logo Perusahaan . 6

    2.3 Visi Perusahaan ... 6

    2.4 Misi Perusahaan .. 6

    2.5 Struktur Organisasi Perusahaan .. 7

  • 5/21/2018 LAPORAN KERJA PRAKTEK

    7/46

    2.6 Barang Produksi .. 7

    2.7 Tahapan Pengembangan Kemampuan Teknologi di PT. Pindad .. 10

    BAB III TINJAUAN PUSTAKA

    3.1 Pengertian Besi Cor 13

    3.2 Membuat Pola Cetakan .. 14

    BAB IV PROSES PEMBUATAN SHOULDERING DE

    4.1 Pengertian Disamatic 2013 LP 21

    4.2 Disamatic Molding Machine (DMM).. 23

    4.3 Automatic Mold Conveyor (AMC) . 27

    4.4 Core Setter (CSE) .... 29

    4.5 Pengertian Shouldering DE . 30

    4.6 Proses Pembuatan Shouldering DE pada Disamatic 2013 LP ........ 31

    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

    5.1 Kesimpulan .. 36

    5.2 Saran 37

    DAFTAR PUSTAKA.... 38

    LAMPIRAN

  • 5/21/2018 LAPORAN KERJA PRAKTEK

    8/46

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1 Logo Perusahaan . 6

    Gambar 2.2 Struktur Organisasi Perusahaan...... 7

    Gambar 4.1 Prinsip Kerja Disamatic . 22Gambar 4.2 Bagian-bagian Disamatic ............................................................... 22

    Gambar 4.3 Bagian-bagian Alat Pencetak......................................................... 24

    Gambar 4.4 Pengisian Pasir Pada Cetakan (Molding Chamber) ... 25

    Gambar 4.5 Menekan Cetakan (Squeezing the Molds) ..................................... 25

    Gambar 4.6 Membuka Cetakan Molding Chamber ........................................... 26

    Gambar 4.7 Proses Mengeluarkan Cetakan (Mold) ... 26

    Gambar 4.8 Plat Pendorong Kembali ke Posisi Semula .................................... 27

    Gambar 4.9Plat Bagian Depan Kembali ke Posisi Semula ............................... 27

    Gambar 4.10 Mesin Automatic Mold Conveyor (AMC) ... 28

    Gambar 4.11 Prinsip Kerja Automatic Mold Conveyor (AMC) . 29Gambar 4.12 Prinsip Kerja Dari Mesin Core Setter (CSE) .... 30

    Gambar 4.13 Shouldering DE .. 31

    Gambar 4.14 Proses Pembuatan Shouldering DE Pada Disamatic 2013 LP ... 32

    Gambar 4.15 a) Pasir Baru Silika, b) Cold Duct, c) Bentonite, d) Pasir Bekas ... 32

    Gambar 4.16 Shilo ... 33

    Gambar 4.17 Shouldering DE Pada Cetakan ... 33

    Gambar 4.18 Shake Out ... 34

    Gambar 4.19 Sand Cooler 35

  • 5/21/2018 LAPORAN KERJA PRAKTEK

    9/46

    DAFTAR TABEL

    Tabel 3.1 Tambahan Penyusutan yang Disarankan . 27

  • 5/21/2018 LAPORAN KERJA PRAKTEK

    10/46

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1Latar Belakang

    Sehubungan dengan berkembangnya perusahaan industri maju dan

    ketatnya persaingan usaha, maka banyak perusahaan yang mengembangkan hasil

    produknya. Salah satunya adalah yang terdapat pada PT. Pindad yang

    memproduksi berbagai macam produk militer yang digunakan TNI seperti senjata

    berkaliber kecil dan besar, mobil tempur, bom dan nuklir, serta produk non militer

    lainnya seperti mesin industri dan jasa.

    Untuk menghasilkan produk yang bermutu dan berkualitas tinggi, maka

    diperlukan peningkatan kualitas yang baik dengan cara memperbaiki proses

    produksi. Untuk itu maka kita harus mengetahui bagaimana cara memproduksi

    barang yang baik dan bahan-bahan yang digunakan serta ukuran bahan yang

    digunakan sehingga dapat menghasilkan barang produksi yang baik dan bermutu

    tinggi.

    Dengan adanya Kerja Praktek yang dilaksanakan di PT. Pindad ini,

    diharapkan dapat mengetahui dunia kerja secara langsung. Sehubungan dengan

    PT. Pindad sebagai badan usaha yang bergerak di bidang produksi, maka

    diharapkan penulis dapat mengetahui proses produksi yang tengah berlangsung di

    PT. Pindad saat ini. Kerja Praktek yang dilaksanakan di PT. Pindad bertempat

    pada bagian divisi Tempa dan Cor, khususnya di bagian Cor. Pada divisi ini

  • 5/21/2018 LAPORAN KERJA PRAKTEK

    11/46

    terdapat produksi pembuatan Shouldering DE, yaitu salah satu produk yang

    digunakan pada rel kereta api.

    Berdasar hal di atas, maka pada kesempatan kali ini akan dibahas

    mengenai proses produksi yang ada di Perusahaan tersebut. Dengan mengambil

    judul PROSES PEMBUATAN SHOULDERING DE PADA DISAMATIC

    2013 LP DI PT. PINDAD.

    1.2

    Maksud dan Tujuan

    1.2.1 Maksud

    Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas,

    maka terdapat beberapa masalah yaitu tentang :

    1. Bagaimana proses kerja dari mesin Disamatic 2013 LP yang berada

    di PT. Pindad.

    2. Bagaimana proses pembuatan Shouldering DE dengan menggunakan

    mesin Disamatic 2013 LP.

    1.2.2 Tujuan

    Adapun tujuan pembuatan laporan ini adalah :

    1

    Untuk mempelajari proses kerja dari mesin Disamatic 2013 LP yang

    berada di PT. Pindad.

    Mempelajari proses pembuatan Shouldering DE dengan

    menggunakan mesin Disamatic 2013 LP.

  • 5/21/2018 LAPORAN KERJA PRAKTEK

    12/46

    1.3Batasan Masalah

    Berdasarkan pembahasan di atas, terdapat batasan masalah yaitu tidak

    tersedianya software pengontrol mesin Disamatic 2013 LP, sehingga tidak

    membahas sistem kontrol mesin Disamatic 2013 LP. Pada kesempatan ini hanya

    membahas proses kerja dan proses pembuatan Shouldering DE pada Disamatic

    2013 LP.

    1.4

    Sistem Pelaksanaan

    Dalam penyusunan laporan ini, dengan mendapatkan data yang diperoleh

    dari divisi Tempa dan Cor yang menggunakan mesin Disamatic 2013 LP. Untuk

    memperoleh data tersebut dilakukan berbagai metoda, diantaranya :

    1. Observasi

    Mengadakan peninjauan langsung ke tempat kerja dibidang produksi dan

    cor yang berkaitan dengan pembahasan masalah.

    2. Interview (Wawancara)

    Dengan mencari informasi yang berkaitan dengan pembahasan secara

    langsung kepada karyawan dan operator dengan cara berbaur dan

    mengajukan berbagai pertanyaan yang berkaitan dengan masalah yang

    dibahas.

    1.5Lokasi dan Waktu

    Kerja Praktek ini dilakukan di PT. Pindad (Persero) Jl. Gatot Subroto

    N0.517 Bandung di Divisi Tempa dan Cor. Pelaksanaan Kerja Praktek terhitung

    dari tanggal 1 Agustus sampai dengan 30 Agustus 2008.

  • 5/21/2018 LAPORAN KERJA PRAKTEK

    13/46

    1.6Sistematika Penulisan

    Untuk memudahkan dalam pembahasan laporan ini, maka dibuat

    sistematika penulisan yang meliputi Lima Bab pembahasan, yaitu :

    BAB I : PENDAHULUAN

    Latar Belakang, Maksud dan Tujuan, Batasan Masalah,

    Sistem Pelaksanaan, Lokasi dan Waktu dan Sistematika

    Penulisan.

    BAB II : RUANG LINGKUP PERUSAHAAN

    Sejarah Perusahaan, Logo Perusahaan, Visi Perusahaan,

    Misi Perusahaan, Struktur Organisasi Perusahaan, Barang

    Produksi, Tahapan Pengembangan Kemampuan Teknologi

    di PT. Pindad.

    BAB III : TINJAUAN PUSTAKA

    Pengertian Besi Cor, Membuat Pola Cetakan.

    BAB IV : PROSES PEMBUATAN SHOULDERING DE

    Pengertian Disamatic 2013 LP, Disamatic Molding

    Machine (DMM), Automatic Mold Conveyor (AMC),

    Core Setter (CSE), Pengertian Shouldering DE, Proses

    Pembuatan Shouldering DE pada Disamatic 2013 LP

    BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

    Kesimpulan dan Saran.

  • 5/21/2018 LAPORAN KERJA PRAKTEK

    14/46

    BAB II

    RUANG LINGKUP PERUSAHAAN

    2.1Sejarah Perusahaan

    PT. Pindad adalah perusahaan industri dan manufaktur yang bergerak

    dalam pembuatan produk militer dan komersial di Indonesia.

    Pada tahun 1808 didirikan sebuah bengkel peralatan militer di Surabaya

    dengan nama Artillerie Constructie Winkel (ACW), bengkel ini berkembang

    menjadi sebuah pabrik dan sesudah mengalami perubahan nama pengelola

    kemudian dipindahkan lokasinya ke Bandung pada tahun 1923.

    Pemerintah Belanda pada tahun 1950 menyerahkan pabrik tersebut kepada

    Pemerintah Indonesia, kemudian pabrik tersebut diberi nama Pabrik Senjata dan

    Mesiu (PSM) yang berlokasi di PT. PINDAD sekarang ini.

    Sejak saat itu PT. PINDAD berubah menjadi sebuah industri alat peralatan

    militer yang dikelola oleh Angkatan Darat. PT. PINDAD berubah status menjadi

    Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan nama PT. PINDAD (Persero) pada

    tanggal 29 April 1983, kemudian pada tahun 1989 perusahaan ini berada di bawah

    pembinaan Badan Pengelola Industri Strategis (BPIS) yang kemudian pada tahun

    1999 berubah menjadi PT. Pakarya Industri (Persero) dan kemudian berubah lagi

    namanya menjadi PT. Bahana Pakarya Industri Strategis (Persero).

    Tahun 2002 PT. BPIS (Persero) dibubarkan oleh Pemerintah, dan sejak itu

    PT. PINDAD beralih status menjadi PT. PINDAD (Persero) yang langsung berada

    di bawah pembinaan Kementerian BUMN.

  • 5/21/2018 LAPORAN KERJA PRAKTEK

    15/46

    2.2Logo Perusahaan

    Gambar 2.1Logo Perusahaan

    Ini adalah logoyang dilindungi undang-undang dan atau telah dilindungi

    peraturan hak cipta. Menurut undang-undang hak cipta Amerika Serikat, logo-

    logo boleh dipertunjukkan di Wikipedia di bawah ketentuan Fair Use.

    Penggunaan logo di sini tidak menandakan pengesahan terhadap sang perusahaan

    oleh Wikipediaatau Yayasan Wikimedia, dan juga sebaliknya.

    2.3Visi Perusahaan

    Adapun visi perusahaan adalah menjadi perusahaan sehat yang

    mempunyai inti usaha terpadu beroperasi secara fleksibel serta mandiri secara

    finansial.

    2.4

    Misi Perusahaan

    Misi perusahaan adalah melaksanakan kegiatan usaha dalam bidang alat

    dan peralatan untuk mendukung kemandirian pertahanan dan keamanan negara,

  • 5/21/2018 LAPORAN KERJA PRAKTEK

    16/46

    alat dan peralatan industri, dengan mendapatkan laba untuk pertumbuhan

    perusahaan, melalui keunggulan teknologi dan efisiensi.

    2.5

    Struktur Organisasi Perusahaan

    Untuk menjalankan fungsi-fungsinya dalam meraih visi dan misi di atas,

    maka dibentuk struktur organisasi di PT. Pindad seperti di bawah ini.

    Gambar 2.2 Struktur Organisasi Perusahaan

    2.6Barang Produksi

    1. Produksi Militer

    PT Pindad telah sukses memproduksi berbagai senjata ringan yang sudah

    digunakan TNI dan Polri, misalnya:

  • 5/21/2018 LAPORAN KERJA PRAKTEK

    17/46

    a. Senapan serbu SS-1 (kaliber 5,56 mm x 45)

    b. Pistol P-1 (kaliber 9 mm x 19)

    c.

    SBR-1 untuk polisi (7,62 mm x 45)

    d. Revolver R-1

    e. R-2 (kaliber .38)

    f. SPM2

    g. SS-2 (5,56 mm x 45) - belum digunakan

    h. Pistol P-2 (9 mm x 19) - belum digunakan

    i. Senjata otomatis regu SM3 kaliber 5,56 mm x 45 - belum digunakan

    j. Meriam 105 Pindad - belum digunakan

    2. Kendaraan Militer

    a. RANTIS APC (Kendaraan TAKTIS ARMOURED PERSONAL

    CARRIER)

    b. 6X6 Pindad

    c. Combat VEHICLE

    d. Water Cannon M1W-40

    e. Kendaraan RPP-M

    f.

    Special function Vehicles

    3. Produksi non-Militer

    Mesin industri dan jasa

    1) lini produk Air brake prods

    a.

    Air reservoir

  • 5/21/2018 LAPORAN KERJA PRAKTEK

    18/46

    b. Brake cylinder

    c. Compressor set

    d.

    Dual chamber air dryer

    e. Dummy coupling

    f.

    Isolating cock

    g. distributor valve

    h. Operating valve

    i. Pipe brake coupling

    j. Slack adjuster

    2)

    Peralatan kelautan

    a. Naval seat

    b. Jasa Steering gears

    c. Towing winch Kelautan

    d.

    Tuna long line equipment

    e. Crane

    f. Dbl drum mooring winch

    g. Electric anchor winch

    3) lain-lain

    a.

    Generator alternator (elektronika)

    b. Vacuum Circuit Breaker (elektronika)

    c. Laboratorium (Multi-industri)

    d. Palm Oil Refinery and Mill Plant (multi industri-EPC)

    e. Motor traksi (Transportasi)

    f.

    Perlengkapan rel kereta

  • 5/21/2018 LAPORAN KERJA PRAKTEK

    19/46

    g. Produk-produk cor

    h. Produk-produk stamping

    i.

    Produk-produk tempa

    2.7Tahapan Pengembangan Kemampuan Teknologi di PT. PINDAD

    Pembelajaran dan inovasi teknologi adalah proses besar yang dinamis,

    butuh waktu, biaya dan tidak terjadi secara otomatis. Pengalaman PT PINDAD

    sebagaimana akan diuraikan berikut ini setidaknya memberikan gambaran tentang

    dinamika itu.

    a. Pembentukan Kemampuan Dasar (1808 - 1950)

    Untuk menunjang kemampuan manufaktur senjata diadakanlah investasi

    alat-alat produksi. Pengecoran merupakan kemampuan yang utama pada saat

    itu karena pembuatan senjata banyak melibatkan proses ini. Sebut saja

    misalnya senjata laras panjang maupun pendek, meriam dan pelurunya yang

    berbentuk bulat. Ini semua membutuhkan keahlian pengecoran yang akurat.

    Dengan pembelajaran terus menerus melalui proses maka sedikit demi sedikit

    kemampuan pengecoran yang baik dimiliki oleh PT PINDAD.

    b. Produksi Senjata Militer Berkaliber Kecil (1950 - 1983)

    Pada tahun 50-an dimulailah kegiatan produksi senjata militer berkaliber

    kecil dengan fasilitas produksinya diimpor dari Italia. Aktivitasnya dimulai

    dengan memproduksi peluru kaliber 12.7 mm pada tahun 1968, diikuti dengan

    kaliber 7.62 mm dan kaliber 9 mm pada tahun 1970 serta kaliber 3.56 mm

    pada tahun 1973. Mereka Juga membuat Pistol P1 yang di-reverse

  • 5/21/2018 LAPORAN KERJA PRAKTEK

    20/46

    engineeringdari model yang telah ada seperti Colt. Senjata jenis Sniperjuga

    mereka buat dengan cara yang sama.

    c.

    Produksi Senjata dan Produk Komersial dengan Lisensi (1983 - 1988)

    Pada tanggal 29 April 1983 industri militer ini dimasukkan ke dalam

    industri strategis dengan nama PT PINDAD (Persero) yang berada di bawah

    kendali BJ Habibie. Pada masa inilah proses alih dan akumulasi teknologi

    dilakukan secara sistematis, dinamis dan terprogram. Dengan empat tahap

    transformasi teknologi, Habibie memulai dengan tahap pertama yaitu produksi

    senjata dengan lisensi. PT PINDAD kemudian melakukan program

    manufaktur senjata baru yaitu senapan serbu FNC dengan lisensi dari

    Fabrique Nationale Herstal(FNH), Belgia. Senapan serbu ini lebih maju dari

    yang pemah dibuat Pindad karena memenuhi standar NATO. Untuk mencapai

    kesempurnaan dalam tahap pertama transformasi teknologi yaitu produksi di

    bawah lisensi maka diterapkanlah apa yang disebut Progressive

    Manufacturing Plan(PMP) dengan empat fase yaitu introduction, assembling,

    partial manufacturingdan terakhirfull manufacturing.

    d. Adaptasi Desain Senjata dan Produk Komersial (1988 - 1992)

    Dengan produksi di bawah lisensi FN Herstal, PT PINDAD melakukan

    pembelajaran. Dari sini mereka memperoleh kesempatan untuk mempelajari

    karakteristik senjata tersebut. Mereka juga dapat melakukan perbandingan dari

    segi desain khususnya dengan senapan buatan Amerika Serikat yang terkenal,

    M-16. Sehingga pada tahap ini PT. PINDAD sudah mampu melakukan

    adaptasi desain senjata FNC menjadi senapan serbu SS1 berkaliber 5.56 mm

    yang sekarang menjadi salah satu senjata organik TNI. Senapan SS1 tentu saja

  • 5/21/2018 LAPORAN KERJA PRAKTEK

    21/46

    bukan senapan biasa karena kemampuan operasinya bisa sekali dan dua kali

    tembakan. Berdasarkan basil pengujian SSI masih optimal beroperasi pada

    jarak 600 meter. Beratnya sekitar 4,71 kg dalam keadaan kosong, sementara

    kalau peluru terisi penuh sekitar 5,07 kg. SS1 juga terbukti memiliki sedikit

    dampak dan kebisingan.

    e. Pengembangan Produk Baru dengan Kegiatan Riset, Desain dan Rekayasa

    (1996-Sekarang)

    Dari kemampuan membuat mesin yang cukup memadai dan didorong

    akibat krisis ekonomi yang kemudian menyebabkan perubahan politik

    nasional, PT PINDAD kemudian mencoba melirik pasar baru. Mereka

    mengembangkan dan membuat mesin kayu Equator yang dapat melakukan 5

    jenis pekerjaan seperti memotong, membubut, menyerut, membor dan lain-

    lain. Mesin sebanyak 35 buah ini dijual ke industri rumah tangga. Krisis

    ekonomi ternyata merupakan berkah bagi Pindad dan juga BUMMIS pada

    umumnya karena mereka menjadi lebih rasional dalam perhitungan

    ekonomisnya.

  • 5/21/2018 LAPORAN KERJA PRAKTEK

    22/46

    BAB III

    TINJAUAN PUSTAKA

    3.1 Pengertian Besi Cor

    Besi cor merupakan paduan besi yang mengandung Karbon, Silisium,

    Mangan, Fosfor dan Belerang. Struktur mikro dari besi cor terdiri dari Ferit atau

    Pelit dan serpih Karbon Bebas. Karbon dan Silisium ternyata mempengaruhi

    struktur mikro, ukuran serta bentuk karbon bebas dan keadaan struktur dasar

    berubah sesuai dengan mutu dan kuantitasnya. Disamping itu ketebalan dan laju

    pendinginan mempengaruhi struktur mikro. Walaupun kekuatan tarik besi cor

    kelabu kira-kira 10-30 kgf/mm2, namun besi cor ini agak getas, titik cairnya kira-

    kira 12000C dan mempunyai mampu cor sangat baik serta murah, sehingga besi

    cor kelabu ini banyak digunakan untuk benda-benda coran.

    Keadaan panas pada logam dengan kondisi tertentu dapat memperoleh

    sifat-sifat mekanis sesuai dengan kebutuhan. Seperti logam-logam yang harus

    mempunyai keuletan, struktur ukuran butir yang halus dan mempunyai kekuatan

    tinggi. Adapun salah satu cara adalah dengan melakukanAnnealing.

    Proses Annealing yang dilakukan pada FC25 adalah dengan cara

    memanaskan spesimen tersebut sampai 5000C lalu ditahan 30 menit, setelah itu

    suhu dinaikkan sampai 9000C, lalu ditahan 3 jam, untuk meratakan panas yang

    ada lalu didinginkan dengan cara pendinginan tungku selama 8 jam.

    Dari hasil percobaan diperoleh nilai kekuatan lelah (Umur Fatik) setelah

    Annealing lebih tinggi dibanding nilai kekuatan lelah spesimen tanpa perlakuan

    panas (Annealing).

  • 5/21/2018 LAPORAN KERJA PRAKTEK

    23/46

    3.2 Membuat Pola Cetakan

    Pola yang digunakan untuk pembuatan cetakan benda cor, dapat

    digolongkan menjadi pola logam dan pola kayu (termasuk pola plastik). Pola

    logam dipergunakan agar dapat menjaga ketelitian ukuran benda cor, terutama

    dalam masa produksi, sehingga umur pola bisa lebih lama dan produktivitas lebih

    tinggi.

    Bahan dari pola logam bisa bermacam-macam sesuai dengan

    penggunaannya. Sebagai contoh, logam tahan panas seperti besi cor, baja cor dan

    paduan tembaga adalah cocok untuk pola pada pembuatan cetakan kulit,

    sedangkan paduan ringan adalah mudah diolah dan dipilih untuk pola yang

    dipergunakan dalam masa produksi dimana pembuatan cetakan dilakukan dengan

    tangan.

    Pola kayu dibuat dari kayu, murah, cepat dibuatnya dan mudah diolahnya

    dibanding dengan pola ragam. Oleh karena itu pola kayu umumnya dipakai untuk

    cetakan pasir. Sekarang sering dipakai pola kayu yang permukaannya diperkuat

    dengan lapisan plastik.

    1.

    Gambar Untuk Pengecoran

    Hal pertama yang harus dilakukan pada pembuatan pola adalah

    mengubah gambar perencanaan menjadi gambar untuk pengecoran. Dalam

    hal ini dipertimbangkan bagaimana membuat coran yang baik, bagaimana

    menurunkan biaya pembuatan cetakan, bagaimana membuat pola yang

    mudah, bagaimana menurunkan menstabilkan inti-inti dan bagaimana cara

  • 5/21/2018 LAPORAN KERJA PRAKTEK

    24/46

    mempermudah pembongkaran cetakan, kemudian menetapkan arah kup dan

    drag, posisi permukaan pisah, bagian yang dibuat oleh cetakan utama dan

    bagian yang dibuat oleh inti. Selanjutnya menetapkan tambahan penyusutan,

    tambahan untuk penyelesaian dengan mesin, kemiringan pola dan seterusnya,

    dan dibuat gambar untuk pengecoran yang kemudian diserahkan kepada

    pembuat pola.

    2. Menetapkan Kup, Drag dan Permukaan Pisah

    Penentuan kup, drag dan permukaan pisah adalah hal yang paling

    penting untuk mendapatkan coran yang baik. Hal ini membutuhkan

    pengalaman yang luas dan pada umumnya harus memenuhi-ketentuan di

    bawah ini :

    a. Pola harus mudah dikeluarkan dari cetakan. Permukaan pisah lebih

    baik satu bidang. Pada dasarnya kup dibuat agak dangkal.

    b. Penempatan inti harus mudah. Tempat inti dalam cetakan utama harus

    ditentukan secara teliti.

    c. Sistem saluran harus dibuat sempurna untuk mendapatkan aliran logam

    cair yang optimum.

    d. Terlalu banyak permukaan pisah akan mengambil banyak waktu dalam

    proses pembuatan cetakan yang akan menyebabkan tonjolan-tonjolan

    sehingga pembuatan pola menjadi mahal. Penghematan jumlah

    permukaan pisah itu harus dipertimbangkan.

  • 5/21/2018 LAPORAN KERJA PRAKTEK

    25/46

    3. Penetapan Tambahan Penyusutan

    Tabel 3.1 Tambahan Penyusutan yang Disarankan

    Tambahan Penyusutan Bahan

    8/1000 Besi cor, baja cor tipis

    9/1000 Besi cor, baja cor tipis yang banyak menyusut

    10/1000 Sama dengan atas dan aluminium

    12/1000 Paduan aluminium, brons, baja cor tebal (5 7 mm)

    14/1000 Kuningan kekuatan tinggi, baja cor

    16/1000 Baja cor tebal ( > 10 mm)

    20/1000 Coran baja yang lebih besar

    25/1000 Coran baja besar dan tebal

    Karena coran menyusut pada waktu pembekuan dan pendinginan,

    maka pembuatan pola perlu mempergunakan mistar susut yang telah

    diperpanjang sebelumnya sebanyak tambahan penyusunan pada ukuran pola.

    Besarnya penyusutan sering tidak isotropis sesuai dengan: bahan coran,

    bentuk, tempat, tebal coran, atau ukuran dan kekuatan inti. Kemudian

    mengingat bentuknya kadang-kadang mistar susut dirubah sesuai dengan arah

    tegak atau mendatar. Oleh karena itu persyaratan harus dituliskan pada

    gambar untuk pengecoran. Tabel 3.1. memberikan harga-harga angka yang

    khas untuk tambahan penyusutan.

    4. Penentuan Tambahan Penyelesaian Mesin

    Tempat dimana memerlukan penyelesaian mesin setelah pengecoran

    harus dibuat dengan kelebihan tebal selanjutnya. Kemudian tebal ini berbeda

    menurut bahan, ukuran, arah kup dan drag, dan keadaan pekerja mekanik.

  • 5/21/2018 LAPORAN KERJA PRAKTEK

    26/46

    5. Kemiringan Pola

    Permukaan-permukaan tegak dari pola dimiringkan mulai dari

    permukaan pisah, untuk memudahkan pengangkatan pola dari cetakan:

    meskipun dalam hal mempergunakan pola logam, pola ditarik dengan

    pengarah dari pena-pena. Bagian membutuhkan kemiringan 1/200, demikian

    juga pola kayu membutuhkan kemiringan 1/30 sampai 1/100.

    6. Tambahan Pelenturan

    Penyusutan coran pada waktu pembekuaan dan pendinginan, kadang-

    kadang bukan saja mengecilkan keseluruhannya, tetapi juga mengakibatkan

    pelenturan yang tergantung pada bentuknya.

    Untuk menghindari pelenturan pada coran, maka pola dengan sengaja

    dilenturkan dengan membuat petunjuk dalam rencana pembuatan pola, agar

    disimpangkan kearah yang berlawanan, seperti dengan jalan menempatkan

    rusuk-rusuk atau penambahan tebal sesuai dengan besar pelenturan yang

    diharapkan. Tambahan tersebut dinamakan tambahan pelenturan.

    7.

    Pembuatan Pola

    a. Perhatian pada Pembuatan Pola

    Setelah penentuan macam pola, maka gambarnya dibuat. Pola dibagi

    menjadi pelat bulat, silinder, setengah lingkaran, segi empat siku, paralel

    pipidum atau pelat biasa menurut bentuk dari setiap bagian pola.

  • 5/21/2018 LAPORAN KERJA PRAKTEK

    27/46

    Penentuan struktur pola dibuat dengan mempergunakan sifat kayu

    (lingkaran tahun) dan memperhitungkan kekuatannya.

    b. Mesin dan Perkakas Untuk Pembuatan Pola

    Pada pembuatan pola, berbagai mesin dan perkakas dipakai. Untuk

    membuat pola dibutuhkan pengalaman, keahlian dan hati-hati demi

    keselamatan, karena mesin-mesin berputar cepat dan perkakas mempunyai

    ujung yang tajam.

    c. Pemeriksaan Pola

    Pembuatan pola adalah membuat bentuk masip dari sebuah gambar

    pada bidang, dengan memperhitungkan berbagai persyaratan dalam

    pengecoran. Karena itu pemeriksaan pola boleh dikatakan sukar.

    Pemeriksaan ini memerlukan penentuan urutan.

    d. Pengertian Gambar dari Referensi Pola

    Perincian dari gambar, yaitu bahan coran, jumlah produksi, macam

    pola, tambahan penyusutan, tambahan penyelesaian mesin, tambahan

    pembetulan, permukaan pisah, bentuk telapak inti, tahanan tekanan

    hidrolis atau perlakuan panas semua itu harus dimengerti.

    e. Pemeriksaan dengan Penglihatan

    Pemeriksaan dengan penglihatan dilakukan sejak dari pola sampai ke

    kotak inti. Rencana, pandangan muka, pandangan samping dari gambar

  • 5/21/2018 LAPORAN KERJA PRAKTEK

    28/46

    ditempatkan disamping pola pada arah yang sama, dicek dengan memutar

    dan membandingkannya. Pengecekan kekanan dan akhirnya dari atas

    kebawah.

    f. Pemeriksaan Umum

    Setelah mempersiapkan mistar susut, pengukur permukaan, jangka

    ukur, dan alat pengukur umum lainnya yang diperlukan untuk

    pemeriksaan, maka pemeriksaan ukuran dilakukan. Garis tengah atau

    permukaan pisah ditentukan sebagai garis asal, dan setiap ukuran yang

    dinyatakan dalam gambar dicek dengan pengukuran, tentu saja dengan

    tidak melupakan urutan yang sama seperti pada pemeriksaan dan

    penglihatan. Pada tempat dimana ketebalan irisan ditentukan angka harga

    pengukuran harus dicatat dalam (+) atau (-) dalam arah dari (+) atau (-).

    Kotak inti juga dicek dengan cara yang sama seperti pengecek pola.

    Kalau ada lebih dari dua kotak inti, mereka diberi nomor mulai dari yang

    terbesar. Umpamanya kalau ada lima kotak inti, dituliskan 1/5 - 5/5

    diatasnya untuk menunjukkan nomor kotak inti secara jelas.

    Sebagai hasil dari pemeriksaan yang diutarakan diatas, kesalahan yang

    ditemukan dicatat pada daftar pemeriksaan (daftar pengontrol kwalitas).

    Pengubahnya harus diperintahkan kepada pembuat pola. Setelah pengubahan

    harus dicek kembali dan disahkan

  • 5/21/2018 LAPORAN KERJA PRAKTEK

    29/46

    BAB IV

    PROSES PEMBUATAN SHOULDERING DE

    4.1 Pengertian Disamatic 2013 LP

    Pada zaman sekarang ini, terdapat banyak perusahaan yang memproduksi

    barangnya dengan menggunakan sistem cor. Salah satu bahan produksinya terbuat

    dari logam. Dengan menggunakan sistem cor untuk alat yang rumit pun dapat

    dengan mudah dibuat hanya dengan suatu operasi saja menggunakan mesin.

    Hal ini telah membuat orang menciptakan mesin otomatis yang disebut

    Disamatic. Disamatic 2013 LP adalah suatu mesin yang digunakan untuk

    mencetak suatu barang dengan menggunakan pasir yang telah dibentuk. Disamatic

    2013 LP merupakan perkembangan dari mesin Disamatic 2013 Mk4. Alat ini

    sudah banyak digunakan pada perusahaan-perusahaan yang memproduksi bahan

    logam. Keunggulan mesin Disamatic 2013 LP, yaitu :

    1. Mesinnya dibuat sangat sederhana dan mencetak dengan hasil yang baik.

    Mesin ini bekerja dari awal pencetakan hingga pemisahan dari pasir

    cetak.

    2. Mesin Disamatic dibuat dengan alat-alat yang bermutu dan dibuat

    dengan sebaik mungkin tanpa ada kesalahan.

    Prinsip kerja Disamatic, yaitu :

    A. Pengisian, yaitu memasukkan pasir pada alat cetakan (Molding

    Chamber).

    B. Memadatkan pasir yang ada pada cetakan dengan menekannya.

    C.

    Melepaskan alat cetak dan mendorong hasil cetakan (Gambar 4.1).

  • 5/21/2018 LAPORAN KERJA PRAKTEK

    30/46

    Gambar 4.1 Prinsip Kerja Disamatic

    Gambar 4.2Bagian-bagian Disamatic

  • 5/21/2018 LAPORAN KERJA PRAKTEK

    31/46

    Disamatic 2013 LP terdiri dari beberapa bagian, diantaranya adalah :

    1. Disamatic Molding Machine(DMM),

    Mencetak pasir dan memindahkannya kebagian Automatic Mold

    Conveyor(AMC).

    2. Automatic Mold Conveyor (AMC),

    Memindahkan hasil cetakan dari DMM.

    3. The Core Setter(CSE),

    Berfungsi sebagai pemberian inti pada cetakan.

    4. Tempat kontrol DMM, AMC, CSE.

    4.2 Disamatic Molding Machine (DMM)

    Yang paling utama saat pengisian pasir adalah saat memberikan tekanan

    udara dan mengatur tekanan udara yang diberikan. Antara Sand Hopper dan

    Compresed Airterdapat penghubung Shot Valve, yang berfungsi untuk membuka

    dan menutup Compresed Air.

    Sand Hopper adalah tempat penampung pasir semantara sebelum pasir

    dicetak. Sand Hopperterbuat dari besi baja tahan karat agar pasir tidak menempel

    pada dinding-dinding Sand Hopper. Sand Hopperberada di atas alat cetak yang

    diantaranya terdapat Slot yang berfungsi sebagai penghubung pasir pada alat

    cetak. Besar lubang Slottelah ditentukan ukurannya agar pasir dapat melewatinya.

    Pada waktu pengisian, pasir ditekan dengan Compressed Air.

    Beberapa komponen penting dalam mencetak, yaitu :

    a. Menyiapkan alat cetakan dengan mengatur posisi atas, bawah, dan bagian

    luar,

  • 5/21/2018 LAPORAN KERJA PRAKTEK

    32/46

    b. Plat cetakan,

    c. Wadah penampung pasir (Sand Hopper),

    d.

    Pendorong pasir (Compresed Air), dan

    e. Conveyor dengan sistem hidrolik yang dapat memadatkan pasir dan

    mendorong hasil cetakan.

    Gambar 4.3Bagian-bagian Alat Pencetak

    Untuk memudahkan operator dalam penggunaan dan pemeliharaan.

    Berikut ini adalah proses membuat cetakan (Mold) pada Disamatic Molding

    Machine(DMM) dibagi menjadi 6 macam, yaitu :

    1. Pengisian pasir pada cetakan (Molding Chamber)

    Ketika melakukan pengisian pada alat cetak (Molding Chamber),

    penutup pada Sand Hopper tertutup. Kemudian Shot Valve terbuka pada

    waktu yang telah ditentukan untuk mengatur besar tekanan udara, sehingga

    pasir di dalam Sand Hopper dapat mengalir melalui Slot dan mengisi

    Molding Chamber(Gambar 4.4). Mengatur kecepatan pengisian pasir juga

  • 5/21/2018 LAPORAN KERJA PRAKTEK

    33/46

    sangat penting, jika tidak akan mempengaruhi bagian dinding cetakan dan

    kualitas cetakan.

    Gambar 4.4 Pengisian Pasir Pada Cetakan (Molding Chamber)

    2. Menekan cetakan (Squeezing the Molds)

    Setelah pengisian pasir padaMolding Chamber, lalu Shot Valveakan

    menutup sedangkan saluran pembuangan pada Sand Hopper terbuka. Plat

    bagian dalam (Squeeze Plate) menekan pasir dengan menggunakan gaya

    hidrolik. Dengan cara seperti ini cetakan ditekan dari kedua sisi, yaitu dari

    sisi depan dan belakang cetakan dengan ketebalan cetakan (Mold) setebal

    400 mm (Gambar 4.5).

    Gambar 4.5Menekan Cetakan (Squeezing the Molds)

  • 5/21/2018 LAPORAN KERJA PRAKTEK

    34/46

    3. Membuka cetakanMolding Chamber

    Plat bagian depan Molding Chamberbergerak kebelakang dan plat

    akan membentuk posisi horizontal agar dapat dilewati cetakan (Mold). Pada

    saat bersamaan, Sand Hopperakan terisi pasir (Gambar 4.6).

    Gambar 4.6Membuka Cetakan Molding Chamber

    4. Mengeluarkan cetakan (Mold)

    Slot akan tertutup dan plat bagian belakang akan mendorong

    cetakan (Mold) pada Conveyor(Gambar 4.7)

    Gambar 4.7 Proses Mengeluarkan Cetakan (Mold)

    5. Plat pendorong kembali ke posisi semula

  • 5/21/2018 LAPORAN KERJA PRAKTEK

    35/46

    Setelah cetakan berada pada posisinya, maka Plattersebut kembali

    pada posisi semula (Gambar 4.7). Sehubungan dengan itu, berakhir pula

    pengisian pasir pada Sand Hopper.

    Gambar 4.8 Plat Pendorong Kembali ke Posisi Semula

    6. Plat bagian depan kembali ke posisi semula

    Ketika plat bagian belakang berada pada posisi semula, maka plat

    bagian depan pun kembali keposisinya semula dengan membentuk posisi

    vertikal dan lubang pasir pada Sand Hopperkembali tertutup (Gambar 4.9).

    Gambar 4.9Plat Bagian Depan Kembali ke Posisi Semula

  • 5/21/2018 LAPORAN KERJA PRAKTEK

    36/46

    4.3 Automatic Mold Conveyor (AMC)

    Automatic Mold Conveyor (AMC) yaitu mesin yang berfungsi sebagai

    penghantar di dalam pembuatan hasil cetakan di dalam pembuatan, merekatkan

    antara Mold dan pendinginan.

    AMC yaitu mesin yang menggunakan sistem hidrolik. Mesin AMC

    memiliki dua ukuran, AMC-12 dengan panjang 12 m dan AMC-18 dengan

    panjang 18 m.

    Gambar 4.10Mesin Automatic Mold Conveyor (AMC)

    Prinsip kerjaAutomatic Mold Conveyor(AMC)

    Pada mesin Automatic Mold Conveyor (AMC) terdapat dua buah

    papan jepit yang tebuat dari besi yang berfungsi untuk menjepit

    cetakan pada bagian sisi-sisinya (Gambar 4.10 Langkah 1).

    Setelah cetakan dijepit pada bagian sisi-sisinya, maka penjepit akan

    bergerak maju mendorong cetakan dengan tekanan hidrolik (Gambar

    4.10 Langkah 2).

  • 5/21/2018 LAPORAN KERJA PRAKTEK

    37/46

    Setelah cetakan bergeser dengan jarak tertentu, lalu penjepit itu

    melepaskan jepitannya (Gambar 4.10 Langkah 3).

    Ketika penjepit melepas cetakan, maka jepitan akan bergerak mundur

    kembali ke posisi semula (Gambar 4.10 Langkah 4).

    Langkah 1 Langkah 2

    Langkah 3 Langkah 4

    Gambar 4.11 Prinsip KerjaAutomatic Mold Conveyor(AMC)

    4.4 Core Setter (CSE)

    Core Setter(CSE) adalah proses pemasangan inti padaMold. Pemasangan

    inti dilakukan secara manual, yaitu ketika Mold dibuat maka operator

    memasangkan inti pada bagian Mold dengan mengontrol dahulu agar mesin

    berhenti sesaat saat pemasangan inti.

  • 5/21/2018 LAPORAN KERJA PRAKTEK

    38/46

    Langkah 1 Langkah 2

    Langkah 3 Langkah 4

    Gambar 4.12 Prinsip Kerja Dari MesinCore Setter (CSE)

    Prinsip kerja dari mesin Core Setter(CSE)yaitu :

    Inti diletakkan pada plat bagian depan dengan posisi yang telah

    ditentukan. Pemasangan ini dilakukan secara manual oleh operator.

    Plat bagian depan mendorong inti tersebut hingga menempel (pada

    posisi yang telah ditentukan) dengan cetakan sebelumnya. Hal ini

    dilakukan untuk merekatkan antara cetakan dengan inti tersebut.

    Setelah inti tersebut merekat pada cetakan, maka Plat bagian depan

    kembali ke posisi semula.

    Lalu Platbagian belakang mendorong cetakan pasir tersebut sehingga

    merekat pada cetakan sebelumnya yang telah diberikan inti.

  • 5/21/2018 LAPORAN KERJA PRAKTEK

    39/46

    4.5 Pengertian Shouldering DE

    ShoulderingDE adalah salah satu komponen yang terdapat pada Rel

    Kereta Api. Bahan utama untuk membuat Shouldering DEadalah besi baja. Untuk

    proses pembuatannya dilakukan melalui proses pengecoran yang dilakukan

    dengan menggunakan mesin Disamatic.

    Gambar 4.13 Shouldering DE

    Bahan utama yang digunakan dalam pembuatan Shouldering DE adalah

    besi baja. Proses pembuatannya yaitu dengan meleburkannya terlebih dahulu pada

    Tungku Pelebur yang pemanasannya dengan menggunakan induksi

    elektromagnetik. Tungku pelebur ini biasa disebut Koi, yang terbuat dari baja

    yang dilapisi dengan pasir anti panas. Dalam satu kali peleburan menghasilkan

    cairan baja seberat kurang lebih 400 kg.

    4.6 Proses Pembuatan Shouldering DE pada Disamatic 2013 LP

    Sebelum cetakan dibuat, langkah yang paling utama yaitu kita harus

    menyiapkan bahan-bahan yang digunakan dalam membuat cetakan. Bahan-bahan

    yang digunakan dalam membuat cetakan tersebut adalah Pasir Baru Silika, Pasir

    bekas, Bentonite dan Coal Dust (Gambar 4.15). Setelah bahan-bahan disiapkan,

  • 5/21/2018 LAPORAN KERJA PRAKTEK

    40/46

    maka bahan-bahan tersebut dimasukkan ke dalam mesin Disamatic. Disamatic

    akan memprosesnya sehingga terbentuknya cetakan pasir. Cetakan pasir tersebut

    akan diisi dengan leburan bahan Shouldering DE, Gambar 4.14 menunjukkan

    proses pembuatan Shouldering DEpada Disamatic 2013 LP.

    Gambar 4.14 Proses Pembuatan Shouldering DE Pada Disamatic 2013 LP

    a b

    Shilo

    Shake Out

    Sand Cooler

    Disamatic

  • 5/21/2018 LAPORAN KERJA PRAKTEK

    41/46

    c d

    Gambar 4.15a) Pasir Baru Silika, b) Coal Dust, c) Bentonite, d) Pasir Bekas

    Setelah disiapkan, bahan-bahan tersebut dimasukan kedalam Shilo

    (Gambar 4.16). Shilo tersebut berfungsi sebagai wadah pencampur bahan-bahan

    tersebut. Sebelum bahan dimasukkan kedalam Shilo, bahan tersebut ditimbang

    sesuai dengan ukuran yang ditentukan. Proses ini dilakukan secara otomatis.

    Gambar 4.16 Shilo

    Campuran yang terdapat pada Shilokemudian dimasukkan ke dalam mesin

    cetak Disamatic Molding Machine (DMM). Setelah beberapa lama, campuran

    pasir tersebut selesai dicetak. Cetakan tersebut akan diteruskan lewat Automatic

    Mold Conveyor (AMC).

  • 5/21/2018 LAPORAN KERJA PRAKTEK

    42/46

    Gambar 4.17 Shouldering DE Pada Cetakan

    Pada AMC inilah cetakan pasir akan diisi dengan leburan baja tersebut

    yang siap dicetak membentuk Shouldering DE (Gambar 17). Setelah cetakan diisi

    dengan leburan baja, cetakan tersebut dibiarkan beberapa lama pada AMC untuk

    menghilangkan panas yang ditimbulkan.

    Setelah dingin cetakan tersebut akan dimasukkan ke mesin Shake Out

    (Gambar 4.18). Shake Outberfungsi sebagai panghancur dan pemisah. Di dalam

    Shake Out cetakan Shouldering DE diberi air agar mudah dihancurkan dan

    digetarkan untuk memisahkan Shouldering DEdengan pasir cetak.

    Gambar 4.18 Shake Out

  • 5/21/2018 LAPORAN KERJA PRAKTEK

    43/46

    Pasir yang sudah dipisahkan tersebut akan dimasukkan ke dalam Sand

    Cooler (Gambar 4.19). Tetapi sebelum masuk Sand Cooler, terdapat magnet yang

    berfungsi untuk memisahkan serpihan baja yang ada pada pasir. Pada mesin ini,

    pasir diberi air dan angin untuk didinginkan kembali sehingga mencapai suhu

    yang normal. Pasir yang sudah dingin akan dimasukkan kembali ke dalam Shilo

    untuk dijadikan bahan pembuat cetakan kembali.

    Shouldering DE yang sudah terpisah dari pasir cetak tersebut dibawa

    untuk melakukan pengecekan terhadap kualitas mutunya sehingga Shouldering

    DEsiap untuk digunakan.

    Gambar 4.19 Sand Cooler

  • 5/21/2018 LAPORAN KERJA PRAKTEK

    44/46

    BAB V

    KESIMPULAN DAN SARAN

    5.1 Kesimpulan

    Berdasarkan pembahasan yang telah penulis uraikan pada bab sebelumnya

    mengenai Proses Pembuatan Shouldering DE pada Disamatic 2013 LP di PT.

    PINDAD, maka dapat dikemukakan suatu kesimpulan sebagai berikut :

    1.

    Shouldering DE adalah salah satu komponen yang terdapat pada Rel

    Kereta Api.

    2. Untuk membuat Shouldering DE dilakukan melalui proses pengecoran

    dengan menggunakan mesin Disamatic 2013 LP.

    3. Bahan utama Shouldering DE adalah baja.

    4. Bahan untuk membuat pasir cetak yaitu Pasir Baru Silika, Coal Dust,

    Bentonite dan Pasir Bekas.

    5. Proses peleburan menggunakan medan elektomagnetik dengan alat yang

    disebut Koi.

  • 5/21/2018 LAPORAN KERJA PRAKTEK

    45/46

    5.2 Saran

    Berdasarkan dari kesimpulan di atas, berikut adalah beberapa saran yang

    diharapkan dapat memberikan manfaat, yaitu sebagai berikut :

    1. Penulis menyarankan agar mesin-mesin yang digunakan harus

    ditingkatkan agar membantu peningkatan mutu dan kemampuan produksi

    sehingga hasil produksi dapat bersaing dengan negara-negara yang maju.

    2. Peneliti mengharapkan agar dalam penggunaan program dalam simulasi

    kerja menggunakan software yang programnya dapat kita pakai langsung

    ke mesin-mesin yang akan kita teliti.

  • 5/21/2018 LAPORAN KERJA PRAKTEK

    46/46

    DAFTAR PUSTAKA

    Ali Wildan, Sistem Pengaturan Otomatisasi Pompa Air, 2008

    Budi Susanto, Pengaruh Biaya Kualitas Terhadap Tingkat Profitabilitas

    Perusahaan, 2005

    Dian Dessyana, Program Aplikasi Pengolahan Data Penjualan di Pusat

    Penelitian Teh dan Kina Gambung, 2007.

    Januari 1985,DISAMATIC 2013 LP, Denmark by DISA, No 4113/E-85.

    WWW.Google.com (1 Desember 2008, 14.00 WIB)

    WWW.Wapedia.com (1 Desember 2008, 14.00 WIB)

    [email protected](28 Januari 2009, 17.00 WIB)

    WWW.INDOSKRIPSI.com(28 Januari 2009, 17.00 WIB)