laporan hasil pkm di pppgl
TRANSCRIPT
PENGOLAHAN DATA SEISMIK LAUT FLORES LINTASAN 14 MENGGUNAKAN SOFTWARE “ProMAX” DI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN GEOLOGI KELAUTAN (PPPGL) BANDUNG, JAWA
BARAT
PRAKTIK KERJA MAGANG PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN
JURUSAN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN DAN KELAUTAN
Oleh:
MASAJI FAIZ DANI AGUS SETIANI NIM. 135080600111058
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG 2016
PENGOLAHAN DATA SEISMIK LAUT FLORES LINTASAN 14 MENGGUNAKAN SOFTWARE “ProMAX” DI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN GEOLOGI KELAUTAN (PPPGL) BANDUNG, JAWA
BARAT
PRAKTIK KERJA MAGANG PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN
JURUSAN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN DAN KELAUTAN
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Kelautan di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Brawijaya
Oleh:
MASAJI FAIZ DANI AGUS SETIANI NIM. 135080600111058
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG 2016
PRAKTIK KERJA MAGANG
PENGOLAHAN DATA SEISMIK LAUT FLORES LINTASAN 14 MENGGUNAKAN SOFTWARE “ProMAX” DI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN GEOLOGI KELAUTAN (PPPGL) BANDUNG, JAWA
BARAT
Oleh:
MASAJI FAIZ DANI AGUS SETIANI NIM. 135080600111058
telah dipertahankan di depan pembimbing pada tanggal 19 Oktober 2016
dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Megetahui, Menyetujui, Sekretaris Jurusan, Dosen Pembimbing,
Oktiyas Muzaky Luthfi, S.T., M.Sc. Muliawati Handayani, S.Pi., M.Si.
NIP. 19791031 200801 1 007 NIP. 2013098810052001 Tanggal : Tanggal :
ii
PERNYATAAN ORISINALITAS
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam laporan hasil Praktik Kerja
Magang yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, dan
sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali yang tertulis dalam naskah
ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan laporan hasil Praktik
Kerja Magang ini hasil penjiplakan (plagiasi), maka saya berdia menerima sanksi
atas perbuatan tersebut, sesuai hukum yang berlaku di Indonesia.
Malang, 23 September 2016
Mahasiswa
Masaji Faiz Dani Agus Setiani
iii
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Kedua orang tua penulis, Bapak Hartono, S.E. dan Ibu Nugro Menik
Nurhayati, S.Pt., M.M. beserta adik penulis, Martani Maharani yang selalu
memberikan kasih sayang, nasihat, motivasi, doa serta dukungan kepada
penulis
2. Ibu Muliawati Handayani, S.Pi., M.Si. selaku dosen pembimbing Praktik
Kerja Magang yang telah memberikan bimbingan dan arahan sehingga
penulis dapat menyelesaikan laporan Praktik Kerja Magang
3. Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan (PPPGL)
Bandung dan Cirebon yang telah memberikan izin, sarana dan prasarana
kepada penulis untuk dapat melaksanakan kegiatan Praktik Kerja
Magang
4. Bapak Subarsyah, S.Si. selaku pembimbing lapang di Pusat Penelitian
dan Pengembangan Geologi Kelautan (PPPGL) Bandung yang telah
meluangkan waktu dan memberikan bimbingan saat pelaksanaan
kegiatan Praktik Kerja Magang
5. Rekan seperjuangan Praktik Kerja Magang di PPPGL yaitu Widya,
Junika, Sofar, Irlan, Tyo, Mauli dan Albert yang saling memberi semangat
dan bantuan selama pelaksanaan Praktik Kerja Magang
6. Mas Amri Yogi Priambodo yang telah bersedia berbagi ilmu mengenai
seismik dan segala bantuannya selama pelaksanaan Praktik Kerja
Magang
iv
7. Rekan seperjuangan bimbingan Praktik Kerja Magang yaitu Tino dan
Bram yang saling memberi semangat dan bantuan selama proses
pengerjaan dan bimbingan laporan Praktik Kerja Magang
8. Saudara Dian Ramaniya, Refilian Al Rani dan Ella Kurnia Sari yang telah
memberikan motivasi, tempat berbagi cerita dan bertukar pikiran
9. Teman-teman Ilmu Kelautan 2013
10. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang banyak
membantu hingga terselesaikannya Laporan Hasil Praktik Kerja Magang
v
RINGKASAN
MASAJI FAIZ DANI AGUS SETIANI. PENGOLAHAN DATA SEISMIK LAUT FLORES LINTASAN 14 MENGGUNAKAN SOFTWARE “ProMAX” DI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN GEOLOGI KELAUTAN (PPPGL) BANDUNG, JAWA BARAT (dibawah bimbingan MULIAWATI HANDAYANI, S.Pi., M.Si.)
Praktik Kerja Magang dilaksanakan di Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan pada tanggal 18 Juli hingga 31 Agustus 2016 selama kurang lebih 30 Hari Orang Kerja (HOK). Kegiatan pembelajaran dan pengolahan data seismik sebagian besar dilakukan di Laboratorium Seismik Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan. Partisipasi aktif yang dilakukan selama melaksanakan Praktik Kerja Magang di Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan secara garis besar yaitu mempelajari dasar-dasar teori seismik laut sebagai salah satu bentuk aplikasi dalam akustik kelautan, cara akuisisi data seismik laut, dasar pengolahan data seismik, pengenalan perangkat lunak ProMAX, dan pengaplikasian pengolahan data seismik pada perangkat lunak ProMAX. Tidak hanya kegiatan pembelajaran dan pengolahan data saja yang dilakukan, melainkan peserta magang juga mengikuti kegiatan yang diselenggarakan oleh pihak kantor seperti kegiatan upacara hari Senin dan senam kebugaran jasmani setiap hari Jumat serta melakukan kunjungan ke kantor PPPGL Cirebon untuk melihat secara langsung peralatan survei lapang kelautan beserta contoh sampelnya. Pengolahan data seismik diawali dengan perolehan data hasil rekaman seismik saat di lapang. Data hasil rekaman seismik yang diolah saat Praktik Kerja Magang yaitu wilayah perairan Laut Flores pada lintasan 14 yang diperoleh dari Laboratorium Seismik Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan. Data tersebut kemudian dilakukan proses pengolahan dasar data seismik yang terdiri dari tahap koreksi geometri, tahap pre-processing (filtering, True Amplitude Recovery (TAR), autokorelasi dan dekonvolusi) dan tahap main-processing (analisa kecepatan, stacking dan migrasi). Tujuan akhir dari pengolahan data seismik ini ialah untuk melihat tampilah morfologi geologi dasar laut (seabed). Kendala yang dialami selama melaksanakan Praktik Kerja Magang yaitu dikarenakan masih baru mengenal mengenai dunia seismik laut beserta perangkat lunaknya maka diharuskan melakukan studi literatur terlebih dahulu mengenai dasar teori seismik laut, cara melakukan akuisisi seismik di laut, dasar pengolahan data seismik laut dan cara pengoperasian perangkat lunak ProMAX. Selama melakukan proses pengolahan data pun terdapat berbagai parameter-parameter yang dibutuhkan sebagai sumber masukan informasi yang dibutuhkan untuk melakukan proses pengolahan selanjutnya sehingga harus memahami dan mempersiapkan parameter-parameter yang dibutuhkan selama proses pengolahan data seismik. Beberapa kali sering menemukan istilah-istilah asing pada perangkat lunak dan saat melakukan processing/running data sering terjadi error akibat kesalahan dalam memasukkan data ataupun perintah, sehingga perlu mempelajari lebih lagi dan bertanya kepada peneliti atau orang yang lebih mengerti. Saran yang bisa diberikan saat hendak melaksanakan Praktik Kerja Magang yaitu sebelum memulai Praktik Kerja Magang sebaiknya perlu belajar terlebih dahulu mengenai topik yang diajukan saat magang.
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala
limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga laporan hasil Praktik Kerja Magang
mengenai “Pengolahan Data Seismik Laut Flores Lintasan 14 Menggunakan
Software “ProMAX” di Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan
(PPPGL) Bandung, Jawa Barat” dapat diselesaikan. Di dalam laporan ini,
disajikan beberapa pokok bahasan hasil kegiatan selama melakukan Praktik
Kerja Magang yaitu hasil pembelajaran mengenai dasar seismik laut, cara
melakukan akuisisi seismik di laut dan pengolahan data seismik laut.
Sangat disadari bahwa masih terdapat kekurangan dan keterbatasan
penulis dalam laporan ini. Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu selama pelaksanaan Praktik Kerja Magang dan
dalam penyusunan laporan sehingga dapat terselesaikan. Apabila terdapat kata-
kata yang kurang berkenan dari segi penulisan maupun isi laporan, penulis
memohon maaf. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca Kritik dan
saran yang membangun dari pembaca sangat dibutuhkan oleh penulis untuk
memperbaiki kedepannya supaya lebih baik.
Malang, 19 Agustus 2016
Masaji Faiz Dani Agus Setiani
vii
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ORISINALITAS ........................................................................... ii
UCAPAN TERIMA KASIH .................................................................................... iii
RINGKASAN ....................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ........................................................................................... vi
DAFTAR ISI ........................................................................................................ vii
DAFTAR TABEL ................................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. x
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xii
1. PENDAHULUAN .......................................................................................... 13
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 13
1.2 Tujuan .................................................................................................. 15
2. METODOLOGI............................................................................................. 16
2.1 Lokasi Praktik Kerja Magang dan Akuisisi Data Seismik Laut ............... 16
2.1.1 Lokasi Praktik Kerja Magang ...................................................... 16
2.1.2 Lokasi Survei Seismik Laut ......................................................... 16
2.2 Waktu Pelaksanaan Praktik Kerja Magang ........................................... 18
2.3 Prosedur Administrasi PKM .................................................................. 20
2.4 Prosedur Saat Pelaksanaan PKM ......................................................... 22
3. HASIL .......................................................................................................... 24
3.1. Profil Instansi ........................................................................................ 24
3.1.1 Sejarah PPPGL .......................................................................... 24
3.1.2 Struktur Organisasi PPPGL ........................................................ 25
3.1.3 Visi dan Misi PPPGL ................................................................... 27
3.1.4 Tugas dan Fungsi PPPGL .......................................................... 28
viii
3.2 Partisipasi Aktif yang Dilakukan di PPPGL............................................ 29
3.2.1 Kegiatan Kunjungan ke Kantor PPPGL Cirebon ......................... 29
3.2.2 Pembelajaran Mengenai Kegiatan Survei di Laut Flores ............. 35
3.2.3 Pembelajaran Mengenai Software ProMAX ................................ 38
3.2.4 Pengolahan Data Seismik Laut Flores pada Software ProMAX .. 41
3.3. Kesimpulan, Kendala dan Saran ........................................................... 52
3.3.1 Kesimpulan ................................................................................. 52
3.3.2 Kendala ...................................................................................... 53
3.3.3 Saran .......................................................................................... 54
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 55
LAMPIRAN ........................................................................................................ 56
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Praktik Kerja Magang ......................................... 19
Tabel 2. Pejabat Struktural PPPGL .................................................................... 27
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Peta Lokasi Praktik Kerja Magang di PPPGL ................................... 16
Gambar 2. Peta Lokasi Survei Seismik di Laut Flores ....................................... 17
Gambar 3. Lintasan survei penelitian di Laut Flores (Sumber: Purwanto, 2012) 18
Gambar 4. Prosedur Pengurusan Administrasi PKM ......................................... 20
Gambar 5. Alur Pelaksanaan Praktik Kerja Magang .......................................... 23
Gambar 6. Kantor PPPGL Bandung (Sumber: PPPGL, 2016) ........................... 24
Gambar 7. Kapal Geomarin III (Sumber: PPPGL, 2016) .................................... 25
Gambar 8. Struktur Organisasi PPPGL (Sumber: PPPGL, 2016) ...................... 26
Gambar 9. Gedung-gedung laboratorium di kantor PPPGL Cirebon (Sumber:
Dokumentasi Pribadi) .................................................................... 30
Gambar 10. Streamer milik PPPGL (Sumber: Dokumentasi Pribadi) ................. 31
Gambar 11. Tail buoy milik PPPGL (Sumber: Dokumentasi Pribadi) ................. 32
Gambar 12. Digibird milik PPPGL (Sumber: Dokumentasi Pribadi) .................... 32
Gambar 13. Bird Controller milik PPPGL (Sumber: Dokumentasi Pribadi) ......... 33
Gambar 14. Airgun milik PPPGL (Sumber: Dokumentasi Pribadi) ..................... 33
Gambar 15. Gun Controller milik PPPGL (Sumber: Dokumentasi Pribadi) ......... 34
Gambar 16. Boomer milik PPPGL (Sumber: Dokumentasi Pribadi) ................... 34
Gambar 17. Sparker milik PPPGL (Sumber: Dokumentasi Pribadi) ................... 35
Gambar 18. Kegiatan survei seismik di laut (Sumber: FishSAFE, 2016) ............ 37
Gambar 19. Konfigurasi penyusunan array airgun saat survei seismik Laut Flores
(Sumber: Purwanto, 2012) ............................................................. 37
Gambar 20. Konfigurasi penyusunan seluruh komponen survei seismik di Laut
Flores (Sumber: Purwanto, 2012) .................................................. 38
Gambar 21. Mouse Button tiga tombol (Sumber: Jusri, 2005) ............................ 39
xi
Gambar 22. Ruang kerja pengolahan data seismik laut Flores pada software
ProMAX ......................................................................................... 40
Gambar 23. Jendela Editing Flow beserta available process pada ProMAX ...... 41
Gambar 24. Alur Pengolahan Data Seismik pada Software ProMAX ................. 41
Gambar 25. Hasil editing flow input data pada software ProMAX ...................... 42
Gambar 26. Hasil tampilan rawdata ................................................................... 43
Gambar 27. Hasil editing flow koreksi geometri pada software ProMAX ............ 43
Gambar 28. Hasil tampilan informasi data setelah dilakukan proses koreksi
geometri ........................................................................................ 44
Gambar 29. Hasil tampilan data setelah dilakukan proses bandpass filtering .... 45
Gambar 30. Hasil tampilan data setelah dilakukan proses True Amplitude
Recovery (TAR) ............................................................................. 46
Gambar 31. Hasil tampilan data setelah dilakukan proses dekonvolusi ............. 47
Gambar 32. Hasil tampilan data saat dilakukan picking velocity analysis ........... 48
Gambar 33. Hasil tampilan data setelah dilakukan proses stacking ................... 50
Gambar 34. Hasil tampilan data setelah dilakukan proses migrasi .................... 51
Gambar 35. Hasil editing flow SEG-Y Output pada software ProMAX ............... 51
Gambar 36. Hasil tampilan dasar laut (seabed) Laut Flores lintasan 14 ............ 52
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Keterangan Telah Melakukan PKM dari Instansi................... 56
Lampiran 2. Log Book Kegiatan PKM ................................................................ 57
Lampiran 3. Dokumentasi Kegiatan ................................................................... 69
13
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap individu khususnya mahasiswa saat ini dituntut untuk mampu
mempertahankan dan selalu mengembangkan daya saingnya untuk menghadapi
dunia pekerjaan. Berbagai upaya dilakukan untuk dapat siap menghadapi dunia
pekerjaan, salah satu upaya yang dilakukan yaitu dengan mengikuti program
Praktik Kerja Magang (PKM). Program PKM pada Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan Universitas Brawijaya merupakan suatu kegiatan yang memiliki tujuan
agar mahasiswa dapat beradaptasi dan belajar melakukan pekerjaan nyata
dalam perusahaan, industri, instansi pemerintah atau swasta serta dapat
mengaplikasikan ilmu-ilmu yang telah mahasiswa peroleh selama melaksanakan
perkuliahan.
Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang memiliki potensi
sumber daya alam minyak dan gas bumi yang jumlah cadangannya masih cukup
besar. Minyak dan gas bumi hingga saat ini masih memiliki peranan sangat
penting untuk memenuhi kebutuhan energi. Akibat tuntutan ini, kegiatan untuk
mengeksplorasi kekayaan bawah laut saat ini semakin digiatkan. Metode untuk
dapat melakukan eksplorasi bawah laut yaitu seismik karena metode ini memiliki
tingkat akurasi dan resolusi yang tinggi serta memiliki tingkat penetrasi yang
cukup dalam untuk dapat menentukan prospek minyak dan gas bumi pada
kegiatan eksplorasi bawah laut (Rusli, 2006).
Metode eksplorasi seismik laut tidak hanya dapat digunakan untuk
menentukan prospek minyak dan gas bumi saja, metode ini juga dapat
digunakan untuk membantu melakukan pemetaan terkait sedimentasi,
mengetahui struktur geologi pada bagian permukaan bawah laut suatu wilayah
14
perairan. Menurut Sofianti dan Mandang (2015), pada dasarnya menggambarkan
penampang geologi bawah permukaan sangat diperlukan untuk keperluan
pengembangan wilayah suatu daerah. Bentuk penggambaran geologi bawah
permukaan dapat yang dihasilkan dapat berupa penggambaran keadaan
stratigrafi dan geomorfologi. Dengan mengetahui keadaan geologi bawah
permukaan tersebut maka dapat dijadikan sebuah bahan pertimbangan dalam
merencanakan pengembangan suatu daerah atau pantai yang aman dan
terpadu.
Pada survei seismik laut terdiri dari tiga tahap utama yaitu proses akuisisi
data, pengolahan data dan interpretasi data. Data mentah hasil akuisisi data di
lapang tidak dapat langsung diinterpretasikan, data tersebut harus melalui proses
pengolahan data terlebih dahulu untuk kemudian dapat interpretasikan. Proses
pengolahan data mentah tersebut dilakukan pada perangkat lunak ProMAX.
Menurut Jusri (2005), ProMAX merupakan suatu perangkat lunak yang biasa
digunakan untuk melakukan proses pengolahan data seismik. Dasar pengolahan
data seismik laut pada perangkat lunak ini terdiri dari beberapa tahapan penting
yaitu input data, koreksi geometri, tahap pre-processing (filtering, True Amplitude
Recovery (TAR), autokorelasi dan dekonvolusi) dan tahap main-processing
(analisa kecepatan, stacking dan migrasi) hingga akhirnya didapatkan hasil
tampilan morfologi geologi struktur dasar laut (seabed) yang dapat digunakan
untuk interpretasi hasil.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan (PPPGL)
Bandung, Jawa Barat merupakan salah satu instansi yang bekerja dalam bidang
penelitian, penyelidikan dan pemetaan geologi kelautan. Kegiatan penyelidikan
dan pemetaan geologi kelautan yang dilakukan oleh PPPGL pada dekade
terakhir ini makin ditingkatkan terutama untuk mencari sumber daya mineral yang
15
bernilai strategis dan ekonomis dalam menunjang pembangunan nasional serta
mengatasi permasalahan keterbatasan sumber daya mineral dan energi yang
ada di darat. Menurut Purwanto (2012), kegiatan penyelidikan dan pemetaan
geologi kelautan yang dilakukan oleh PPPGL saat ini lebih diprioritaskan pada
wilayah perairan Indonesia bagian timur salah satunya Laut Flores, karena
kegiatan penyelidikan dan pemetaan geologi kelautan wilayah perairan Indonesia
bagian barat telah banyak dilakukan. Gunawan (2014) menyatakan bahwa
penelitian pada wilayah perairan Kepulauan Nusa Tenggara khususnya Laut
Flores sangat diperlukan mengingat pada wilayah ini memiliki kompleksitas
tektonik akibat interaksi dari tiga lempeng tektonik utama yaitu Indo-Australia,
Eurasia dan Lempeng Pasifik yang terdapat di kepulauan Indonesia. Kepulauan
Nusa Tenggara sebagian besar terbentuk akibat dari subduksi Lempeng Indo-
Australia. PPPGL juga memiliki beberapa publikasi seperti jurnal dan buku yang
membahas setiap hasil penelitiannya sehingga dapat digunakan sebagai acuan
dalam pembelajaran. Maka dari itu PPPGL menjadi instansi yang dipilih sebagai
tempat pelaksanaan Praktik Kerja Magang.
1.2 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian Praktik Kerja Magang ini
yaitu:
- Memiliki kemampuan dasar dalam melakukan pengolahan data seismik laut
- Memiliki kemampuan untuk dapat menjalankan software ProMAX
- Mengetahui cara dan alat yang digunakan dalam pengambilan data seismik
laut
- Berpartisipasi aktif dalam kegiatan yang diselenggarakan oleh kantor Pusat
Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan (PPPGL)
16
2. METODOLOGI
2.1 Lokasi Praktik Kerja Magang dan Akuisisi Data Seismik Laut
2.1.1 Lokasi Praktik Kerja Magang
Praktik Kerja Magang (PKM) akan dilaksanakan di kantor Pusat
Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan (PPPGL) Bandung, Jawa Barat.
Letak kantor PPPGL yaitu di Jalan Dr. Junjunan No. 236 Bandung, Jawa Barat.
Lokasi Praktik Kerja Magang dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Peta Lokasi Praktik Kerja Magang di PPPGL
2.1.2 Lokasi Survei Seismik Laut
Laut Flores merupakan laut yang terletak pada bagian utara Pulau Flores,
Nusa Tenggara Timur (NTT). Laut Flores memiliki kedalaman laut hingga 5.123
meter dan memiliki luasan kurang lebih 240.000 km2 dari keseluruhan luasan
perairan Indonesia (Gunawan, 2014). Adapun lokasi survei pada saat penelitian
di Laut Flores yang dapat di lihat pada Gambar 2.
17
Gambar 2. Peta Lokasi Survei Seismik di Laut Flores
Menurut Purwanto (2012), kegiatan survei telah dilakukan oleh Kelompok
Program Pemetaan Geologi Kelautan Pusat Penelitian dan Pengembangan
Geologi Kelautan menggunakan kapal riset Geomarin III di Laut Flores, Nusa
Tenggara Timur (NTT) pada tanggal 11 Mei – 30 Mei 2012. Wilayah survei pada
Laut Flores terletak pada koordinat 6°00’00” - 8°00’00” Lintang Selatan dan
121°30’00” - 123°00’00” Bujur Timur. Survei dilakukan disebanyak 20 lintasan
dengan total panjang lintasan 1971 km. Peta lokasi survei Laut Flores dapat
dilihat pada Gambar 2 sedangkan lintasan surveinya dapat dilihat pada Gambar
3.
18
Gambar 3. Lintasan survei penelitian di Laut Flores (Sumber: Purwanto, 2012)
Pada saat pelaksanaan PKM data yang diolah ialah pada lintasan 14. Lintasan
14 pada peta lintasan diberi nama “FLRS-14”. Lintasan 14 membentang dari arah
selatan menuju ke arah utara Laut Flores. Data pada lintasan ini nantinya akan
dilakukan pengolahan data menggunakan perangkat lunak ProMAX untuk
menghasilkan penampang dasar laut (seabed) sepanjang lintasan 14.
2.2 Waktu Pelaksanaan Praktik Kerja Magang
Praktik Kerja Magang (PKM) telah dilaksanakan selama lebih kurang 30
Hari Orang Kerja (HOK) yang terhitung mulai tanggal 18 Juli hingga 31 Agustus
2016. Kantor PPPGL memiliki hari efektif kerja yaitu pada hari Senin hingga
Jumat mulai pukul 08.00 hingga 16.00 WIB. Adapun jadwal pelaksanaan Praktik
Kerja Magang dapat dilihat pada Tabel 1.
Lintasan 14 “FLRS 14” lokasi pengolahan data
19
Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Praktik Kerja Magang
No Kegiatan Maret April Juli Agustus September Oktober
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan surat pengantar PKM
2 Pengajuan dosen pembimbing
3 Pembagian dosen pembimbing
4 Survei instansi
5 Pengajuan judul PKM
6 Penyusunan proposal
7 Pengajuan surat izin PKM ke dekan
7 Pengajuan izin dan proposal ke instansi
8 Pelaksanaan PKM
9 Penyusunan dan revisi laporan
10 Ujian PKM
20
2.3 Prosedur Administrasi PKM
Untuk dapat melaksanakan Praktik Kerja Magang (PKM), mahasiswa
diharuskan melalui berbagai prosedur PKM yang telah ditetapkan baik dari pihak
kampus maupun instansi tempat magang. Prosedur administrasi PKM secara
garis besar dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4. Prosedur Pengurusan Administrasi PKM
Untuk dapat melaksanakan PKM diawali dengan pengurusan administrasi
di kampus. Mahasiswa yang hendak melaksanakan PKM diwajibkan untuk
memprogram mata kuliah Praktik Kerja Magang (PKM) terlebih dahulu.
Mahasiswa memprogram mata kuliah praktik kerja magang
Pengajuan surat pengantar PKM
Pengajuan dosen pembimbing PKM
Penentuan dosen pembimbing PKM
Penyusunan dan konsultasi proposal PKM dengan dosen pembimbing
Pengajuan surat izin PKM ke Dekan
Surat izin dan proposal PKM disetujui
Pengiriman surat izin dan proposal PKM ke instansi
Instansi menyetujui proposal
Pelaksanaan PKM di instansi
Pengurusan administrasi telah selesai melaksanakan PKM di instansi
Penyusunan laporan PKM untuk fakultas dan instansi
Laporan disetujui oleh pembimbing
Ujian akhir PKM
Revisi laporan
Nilai akhir PKM
21
Mahasiswa yang telah memprogram PKM kemudian mengajukan surat
pengantar PKM yang menyatakan bahwa mahasiswa tersebut berhak untuk
melaksanakan PKM dan mengurus segala administrasi lanjutan. Administrasi
lanjutan yang perlu dilalui oleh mahasiswa yaitu mengajukan dosen pembimbing
PKM, mengajukan judul PKM pada dosen pembimbing dan setelah judul PKM
telah disetujui oleh dosen pembimbing mahasiswa mulai menyusun proposal
serta mengajukan surat izin PKM ke dekan.
Permohonan izin untuk dapat melaksanakan PKM di Pusat Penelitian dan
Pengembangan Geologi Kelautan (PPPGL) Bandung, Jawa Barat dilakukan
dengan mengajukan surat permohonan izin magang yang ditandatangani oleh
Dekan dan surat ditujukan kepada Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan
Geologi Kelautan. Surat permohonan PKM dari mahasiswa harus melampirkan
TOR (Term of Reference) rencana kegiatan magangnya. Berkas-berkas serta
surat permohonan izin kemudian dikirimkan ke kantor PPPGL yang beralamatkan
di Jalan Dr. Junjunan No. 236 Bandung.
Ketentuan yang telah dibuat oleh pihak instansi mengenai persyaratan
mahasiswa yang berencana melaksanakan magang di instansinya menjadi
pedoman mahasiswa untuk dapat memenuhi ketentuan tersebut. Mahasiswa
kemudian menyusun proposal sebagai TOR (Term of Reference) rencana
kegiatan magangnya dibawah bimbingan dosen pembimbing dan mengajukan
surat izin PKM ke dekan. Proposal yang telah disetujui oleh pembimbing dan
jurusan beserta surat izin PKM yang telah disetujui oleh dekan kemudian siap
untuk dikirim ke instansi tempat PKM yaitu PPPGL.
Mahasiswa kemudian menunggu pihak instansi menyetujui proposal
rencana PKM. Jika proposal telah disetujui oleh pihak instansi maka mahasiswa
mempersiapkan keperluan PKM dan melaksanakan PKM sesuai jadwal yang
22
telah dibuat yaitu selama 30 Hari Orang Kerja (HOK). Selama pelaksanaan PKM
setiap kegiatan PKM harus tercatat dalam logbook PKM yang ditandatangani
oleh pembimbing PKM saat di instansi. Tujuan dari pengisisn logbook yaitu agar
pihak fakultas mengetahui kegiatan apa saja yang dilakukan selama
melaksanakan PKM. Hasil pengisian logbook selama melaksanakan PKM dapat
dilihat pada Lampiran 2. Selain itu, setiap kegiatan PKM perlu didokumentasikan
sebagai bukti bahwa mahasiswa benar-benar turut berpartisipasi aktif dalam
kegiatan yang diselenggarakan oleh instansi, hasil dokumentasi kegiatan selama
pelaksanaan PKM dapat dilihat pada Lampiran 3. Saat selesai melaksanakan
PKM, mahasiswa juga diharuskan melakukan pengurusan administrasi telah
selesai melaksanakan PKM dengan dibuktikan oleh surat keterangan telah
melaksanakan PKM dari instansi yang dapat dilihat pada Lampiran 1 dan telah
memperoleh nilai PKM dari pembimbing instansi.
. Setelah pelaksanaan PKM mahasiswa diwajibkan menyusun laporan
hasil PKM untuk fakultas dan instansi. Laporan yang telah disetujui oleh
pembimbing kemudian dapat digunakan untuk mengajukan ujian akhir PKM.
Persayaratan untuk mengikuti ujian akhir PKM yaitu melakukan bimbingan
laporan dengan dosen pembimbing, melampirkan logbook PKM dan hasil
penilaian dari instansi. Setelah semua syarat terpenuhi mahasiswa dapat
mengajukan ujian PKM untuk mendapatkan nilai akhir PKM.
2.4 Prosedur Saat Pelaksanaan PKM
Pelaksanaan Praktik Kerja Magang (PKM) diawali dengan
mengidentifikasi permasalahan yang terdapat pada instansi tersebut maupun
permasalahan terkait PKM. Pada saat PKM permasalah yang muncul yaitu
pengolahan data seismik laut hasil akusisi data seismik di wilayah Laut Flores
khususnya pada lintasan 14. Berdasarkan permasalahan tersebut, dilakukan
23
studi pendahuluan untuk mengatasi permasalahan. Studi pendahuluan dilakukan
dengan mempelajari literatur dari jurnal, buku atau sumber kepustakaan lainnya.
Selama studi pendahuluan pemagang membutuhkan studi mengenai dasar teori
seismik laut, pembelajaran mengenai cara akuisisi data seismik laut saat di
lapang dikarenakan pengambilan data tidak dilakukan secara langsung oleh
pemagang dan telah dilakukan oleh tim peneliti Pusat Penelitian dan
Pengembangan Geologi Kelautan (PPPGL), studi mengenai dasar pengolahan
data seismik laut dan cara mengoperasikan perangkat lunak ProMAX sebagai
media pengolahan data seismik. Studi pendahuluan yang telah dilakukan
kemudian digunakan sebagai bekal untuk dapat melakukan pengolahan data
seismik laut.
Data yang digunakan untuk pengolahan data seismik laut yaitu hasil
akuisisi data seismik di wilayah perairan Laut Flores untuk lintasan 14. Data hasil
akuisisi tersebut diperoleh dari arsip Laboratorium Seismik Pusat Penelitian dan
Pengembangan Geologi Kelautan Bandung. Data yang telah diperoleh tersebut
kemudian dilakukan prosedur pengolahan data. Pengolahan data ini memiliki
tujuan agar dapat melihat tampilan dasar laut (seabed) wilayah Laut Flores
khususnya pada lintasan 14. Garis besar alur selama pelaksanaan PKM dapat
dilihat pada Gambar 5.
Gambar 5. Alur Pelaksanaan Praktik Kerja Magang
Identifikasi Masalah
Studi Pendahuluan
Pengumpulan Data
Pengolahan Data
Hasil
24
3. HASIL
3.1. Profil Instansi
3.1.1 Sejarah PPPGL
Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Keluatan (PPPGL) seperti
yang dapat dilihat pada Gambar 6 terbentuk diawali dengan adanya Seksi
Geologi Marin dan Seksi Geofisika Marin tahun 1979. Pada saat itu PPPGL
masih bernama Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi (P3G). Kedua
Seksi tersebut kemudian ditingkatkan menjadi Pusat Pengembangan Geologi
Kelautan (PPGL) pada tanggal 6 Maret 1984 di bawah Direktorat Jenderal
Geologi dan Sumber Daya Mineral berdasarkan SK Menteri Pertambangan dan
Energi No. 1092 Tahun 1984.
Gambar 6. Kantor PPPGL Bandung (Sumber: PPPGL, 2016)
Awal mula berdirinya PPGL didukung oleh empat bidang teknis yang
terdiri dari Bidang Geologi Kelautan, Bidang Geofisika Kelautan, Bidang Sarana
Operasi Kelautan, Bidang Manajemen Informasi dan Bagian Umum dengan
sarana dan prasarana yang sebagian besar berasal dari P3G. PPGL selama
kiprahnya telah membangun Kapal Riset Geomarin I yang memiliki berbagai
peralatan survei pantai. Kapal tersebut dioperasikan untuk mendukung kegiatan
pemetaan geologi kelautan pada perairan dangkal. Peralatan survei pantai
dioperasikan untuk mendukung pengajian geologi kelautan tematik pada
25
kawasan pesisir. Berdasarkan SK Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No.
150 Tahun 2001, PPGL kemudian dikembangkan lagi menjadi Pusat Penelitian
dan Pengembangan Geologi Kelautan (PPPGL) di bawah Badan Penelitian dan
Pengembangan Energi dan Sumber Daya Mineral.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan (PPPGL) memiliki
dua kantor yang terdapat di kota Bandung dan Cirebon. Kantor PPPGL Bandung
terletak di Jalan Dr. Junjunan No. 236 Bandung yang merupakan kantor pusat
administrasi, perencanaan dan pengolahan data. Kantor PPPGL Cirebon terletak
di Jalan Kalijaga No. 101 Cirebon yang merupakan unit sarana penyimpanan
peralatan survei lapang kelautan, laboratorium dan tempat penyimpanan sampel
dari lapang. Saat ini PPPGL melakukan risetnya dengan menggunakan kapal
Geomarin III yang kapalnya dapat dilihat pada Gambar 7.
Gambar 7. Kapal Geomarin III (Sumber: PPPGL, 2016)
3.1.2 Struktur Organisasi PPPGL
Berdasarkan Peraturan Menteri ESDM No. 18 Tahun 2010, tanggal 22
November 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, PPPGL merupakan salah satu unit yang berada di bawah
Badan Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumber Daya Mineral. PPPGL
dipimpin oleh Dr. Ediar Usman, Ir, M.T. dengan struktur orgasisasi yang terdiri
dari Bidang Tata Usaha, Bidang Program, Bidang Penyelenggaraan dan Sarana
Penelitian dan Pengembangan, Bidang Afiliasi dan Informasi dan Kelompok
26
Pelaksana Litbang. Adapun struktur organisasi PPPGL secara lebih jelasnya
dapat dilihat pada Gambar 8.
Gambar 8. Struktur Organisasi PPPGL (Sumber: PPPGL, 2016)
Bagian Tata Usaha dipimpin oleh Ir. Joni Widodo, M.Si. memiliki tugas
melaksanakan urusan kepegawaian, keuangan, rumah tangga dan
ketatausahaan pusat. Pada bagian ini terdiri dari Subbagian Umum dan
Kepegawaian serta Subbagian Keuangan.
Bidang Program dipimpin oleh Ir. Eri Wahyu Nugroho memiliki tugas
melaksanakan penyiapan rencana dan program, penyusunan akuntabilitas
kinerja, pelaporan dan dokumentasi kegiatan penelitian dan pengembangan.
Pada bidang ini terdiri dari Subbidang Penyiapan Rencana dan Subbidang
Analisis dan Evaluasi.
Bidang Penyelenggaraan dan Sarana Litbang dipimpin oleh Andy
Hermanto Sianipar, Ir., M.T. memiliki tugas melaksanakan pengelolaan sarana
dan prasarana penelitian dan pengembangan. Pada bidang ini terdiri dari
Subbidang Penyelenggaraan Litbang dan Subbidang Sarana Litbang.
27
Bidang Afiliasi dan Informasi dipimpin oleh Pujito Sarwono, Drs., M.M.
memiliki tugas melaksanakan kerjasama dan penyebarluasan informasi hasil
penelitian dan pengembangan. Pada bidang ini terdiri dari Subbidang Afiliasi dan
Subbidang Informasi. Adapun nama-nama pejabat struktural di PPPGL dapat
dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Pejabat Struktural PPPGL
NO JABATAN PEJABAT
1 Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan
Dr. Ediar Usman, Ir, M.T.
2 Kepala Bagian Tata Usaha Ir. Joni Widodo, M.Si.
3 Kepala Bidang Program Ir. Eri Wahyu Nugroho
4 Kepala Bidang Penyelenggaraan dan Sarana Penelitian dan Pengembangan
Andy Hermanto Sianipar, Ir., M.T.
5 Bidang Afiliasi dan Informasi Pujito Sarwono, Drs., M.M.,
3.1.3 Visi dan Misi PPPGL
Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan (PPPGL) memiliki
visi dan misi sebagai berikut:
- Visi
Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan (PPPGL) memiliki
visi yaitu menjadi pusat penelitian dan pengembangan geologi kelautan yang
professional, unggul dan mandiri di bidang energi dan sumber daya mineral.
- Misi
Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan (PPPGL) memiliki
beberapa misi sebagai berikut:
1. Melaksanakan libang dan pemetaan geologi kelautan dan potensi energi
sumber daya mineral kawasan pesisir dan laut
2. Melaksanakan pengelolaan dan pengembangan sarana-prasarana litbang
28
3. Memberikan kontribusi dalam perumusan evaluasi dan rekomendasi
kebijakan potensi energi dan sumber daya mineral di wilayah landas
kontinen Indonesia
4. Memberikan pelayanan jasa teknologi dan informasi hasil litbang
5. Melaksanakan pengembangan sistem mutu kelembagaan dan HAKI
litbang
3.1.4 Tugas dan Fungsi PPPGL
Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan (PPPGL) di
bawah Badan Litbang Energi dan Sumber Daya Mineral mengemban tugas dan
fungsi sebagai berikut:
- Tugas
Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan (PPPGL) memiliki
tugas menyelenggarakan penelitian dan pengembangan bidang geologi
kelautan.
- Fungsi
Dalam melaksanakan tugasnya Pusat Penelitian dan Pengembangan
Geologi Kelautan (PPPGL) memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut:
1. Perumusan pedoman dan prosedur kerja
2. Perumusan rencana, program penelitian dan pengembangan berbasis
kinerja
3. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan pemetaan geologi,
geokimia dan geofisika kelautan, serta pengelolaan sarana dan prasarana
penelitian dan pengembangan
4. Perumusan rekomendasi batas landas kontinen Indonesia
29
5. Pengelolaan kerja sama kemitraan penerapan hasil penelitian dan
pelayanan jasa teknologi, serta kerja sama penggunaan sarana dan
prasarana penelitian dan pengembangan
6. Pengelolaan sistem informasi dan layanan informasi, serta sosialisasi dan
dokumentasi hasil penelitian dan pengembangan teknologi
7. Penanganan masalah hukum dan hak atas kekayaan intelektual, serta
pengembangan sistem mutu kelembagaan penelitian dan pengembangan
teknologi
8. Pembinaan kelompok jabatan fungsional pusat
9. Pengelolaan ketatausahaan, rumah tangga, administrasi keuangan dan
kepegawaian pusat
10. Evaluasi pelaksanaan penelitian dan pengembangan bidang geologi
kelautan
3.2 Partisipasi Aktif yang Dilakukan di PPPGL
Kegiatan yang dilakukan di PPPGL selama Praktik Kerja Magang yaitu
sebagian besar melakukan proses pembelajaran dan pengolahan data seismik
laut. Adapun kegiatan-kegiatan yang dilakukan yaitu mempelajari dasar-dasar
teori seismik laut, cara melakukan survei seismik laut, pengenalan perangkat
lunak ProMAX, dan pengaplikasian pengolahan data seismik menggunakan
perangkat lunak ProMAX. Selain kegiatan-kegiatan tersebut, mahasiswa magang
juga turut berpartisipasi aktif dengan melakukan kunjungan ke kantor PPPGL
Cirebon dan mengikuti kegiatan yang diselenggarakan oleh kantor seperti
upacara hari Senin dan senam setiap hari Jumat.
3.2.1 Kegiatan Kunjungan ke Kantor PPPGL Cirebon
Kunjungan ke kantor Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi
Kelautan (PPPGL) Cirebon dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 16 Agustus
30
2016. Kantor PPPGL Cirebon memiliki tiga laboratorium yang berisi peralatan
survei lapang beserta hasil sampel yang telah di dapat dari survei lapang.
Laboratorium yang terdapat di kantor PPPGL Cirebon yaitu laboratorium geologi,
oseanografi dan geofisika yang gedungnya dapat dilihat pada Gambar 9. Pada
setiap laboratorium dibimbing oleh para teknisi ahli sesuai pada bidangnya.
Gambar 9. Gedung-gedung laboratorium di kantor PPPGL Cirebon (Sumber:
Dokumentasi Pribadi)
Laboratorium Geologi
Pada laboratorium geologi terdapat peralatan survei lapang untuk
pengambilan sampel sedimen laut, tempat melakukan pengolahan sampel
sedimen untuk proses pengukuran butir sedimen dan identifikasi jenis sedimen,
serta cold storage yaitu tempat penyimpanan sampel-sampel sedimen.
Laboratorium Oseanografi
Pada laboratorium oseanografi merupakan tempat penyimpanan
peralatan untuk melakukan servei lapang oseanografi seperti pengukuran arus,
pasang surut, gelombang dan angin.
Laboratorium Geofisika
Pada laboratorium geofisika sebagian besar berisi peralatan survei
lapang seismik, namun peralatan survei lapang batimetri juga dapat ditemukan
pada laboratorium ini. Peralatan survei lapang seismik yang terdapat pada
laboratorium geofisika meliputi:
31
1. Streamer
Streamer seperti yang dapat dilihat pada Gambar 10 merupakan alat
yang digunakan untuk menerima sinyal seismik atau yang diasa disebut dengan
sistem penerima (receiver). Pada operasionalnya, streamer akan dibentangkan
dibelakang kapal dan diletakkan pada kedalaman tertentu dari permukaan air
laut. Streamer terdiri dari dua macam yaitu streamer multichannel dan single
channel, PPPGL memiliki kedua macam streamer tersebut. Jenis streamer
multichannel yang dimiliki oleh PPPGL yaitu Baby Seal merk Sercel buatan
Prancis. Streamer ini memiliki kapasitas maksimum 10 section dimana tiap
section terdiri dari 12 channel sehingga jumlah maksimum channel yang dapat
digunakan untuk menerima sinyal yaitu 120 channel. Pada prinsipnya menurut
teknisi pada laboratorium geofisika, semakin panjang streamer yang digunakan
akan semakin baik dalam menerima sinyal seismik untuk dapat mengoptimalkan
dalam pendeteksi minyak bumi, mineral dan gas.
Gambar 10. Streamer milik PPPGL (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
2. Tail Buoy
Tail Buoy seperti yang dapat dilihat pada Gambar 11 merupakan alat
yang diletakkan pada bagian paling ujung streamer yang telah dibentangkan
pada bagian belakang kapal. Alat ini berfungsi untuk menahan supaya ujung
streamer tidak semakin turun ke dalam kolom perairan, karena idealnya dalam
survei seismik streamer harus membentang secara horizontal lurus meskipun
tidak sepenuhnya horizontal lurus dikarenakan oleh pengaruh gelombang yang
32
ada di perairan laut. Alat ini dilengkapi radio dan lampu bahaya. Radio berfungsi
untuk memberikan informasi posisi streamer paling ujung. Lampu bahaya
berfungsi untuk memberi peringatan supaya nelayan tidak melintas saat sedang
dilakukan survei seismik.
Gambar 11. Tail buoy milik PPPGL (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
3. Digibird
Digibird seperti yang dapat dilihat pada Gambar 12 merupakan alat yang
digunakan untuk menjaga streamer agar tetap sesuai pada kedalaman yang
diinginkan pada saat melakukan survei. Biasanya kedalaman streamer yang
digunakan pada saat survei seismik yang dilakukan oleh PPPGL yaitu streamer
diletakkan pada kedalaman 7 meter dari permukaan air laut. Digibird pada saat di
lapang dipasang pada setiap section yang ada pada streamer. Pada operasional
di lapang alat ini memiliki sistem pengaturan menggunakan wing yang dapat
mengatur naik atau turunnya streamer. Pengaturan wing Digibird diatur oleh Bird
Control seperti yang dapat dilihat pada Gambar 13 melalui komputer serta
perangkat lunak khusus, pengaturan ini digunakan supaya kita dapat mengatur
kedalaman serta sudut streamer.
Gambar 12. Digibird milik PPPGL (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
33
Gambar 13. Bird Controller milik PPPGL (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
4. Airgun
Airgun seperti yang dapat dilihat pada Gambar 14 merupakan salah satu
sumber suara dalam survei seismik. Alat ini bekerja dengan menggunakan
tekanan udara yang cukup tinggi untuk dapat menghasilkan sumber suara yang
dapat menembus hingga dasar laut. Tekanan udara yang digunakan biasanya
2000 psi. Pada alat ini terdiri dari beberapa komponen yaitu lubang angin,
chamber dan sistem pemicu. Lubang angin berfungsi untuk memampatkan angin
atau udara sebelum dilakukan penembakan, chamber berfungsi untuk
menyimpan angin atau udara sebelum dilakukan penembakan dan sistem
pemicu berfungsi untuk memicu peledakan atau pengeluaran sumber suara
dengan menggunakan sistem buka tutup saluran udara.
Gambar 14. Airgun milik PPPGL (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Penggunaan alat ini dikontrol oleh Gun Controller seperti yang dapat
dilihat pada Gambar 15 memiliki fungsi untuk mengatur interval waktu dan jarak
saat pengiriman sumber suara. Airgun yang dimiliki oleh PPPGL yaitu airgun
dengan ukuran 40, 60 dan 120 cuin (cubic inch). Pada prinsipnya menurut teknisi
34
pada laboratorium geofisika, semakin besar sumber yang dimiliki maka daya
tembus akan makin dalam selain itu airgun array juga dapat berpengaruh dalam
kekuatan sumber, sebab makin banyak airgun array kekuatan sumber suara
yang dimiliki akan semakin kuat dan daya tembus yang dihasilkan akan semakin
dalam.
Gambar 15. Gun Controller milik PPPGL (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
5. Boomer
Boomer seperti yang dapat dilihat pada Gambar 16 merupakan salah satu
sumber suara dalam survei seismik selain airgun. Alat ini dipasang mengapung
dibagian belakang kapal. Pengoperasian alat ini dikontrol pada Graphic Recorder
dimana kita dapat mengatur interval waktu penembakan, biasanya penembakan
menggunakan alat ini dilakukan setiap 1 detik sekali.
Gambar 16. Boomer milik PPPGL (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
6. Sparker
Sparker seperti yang dapat dilihat pada Gambar 17 merupakan salah satu
sumber suara dalam survei seismik selain airgun dan boomer. Alat ini
memanfaatkan energi listrik pada elektroda untuk menghasilkan sumber suara.
35
Alat ini dipasang mengapung dibagian belakang kapal. Contoh sparker yang
terdapat pada laboratorium geofisika PPPGL dapat dilihat pada Gambar 17.
Gambar 17. Sparker milik PPPGL (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
3.2.2 Pembelajaran Mengenai Kegiatan Survei di Laut Flores
Menurut Purwanto (2012), kegiatan yang dilakukan saat melakukan
survei di Laut Flores meliputi penentuan posisi dan navigasi, pengukuran
kedalaman laut dan kegiatan akuisisi data seismik multichannel.
Penentuan Posisi dan Navigasi
Penentuan posisi kapal saat survei di Laut Flores dilakukan dengan
menggunakan sistem DGPS (Differential Global Positioning System) C-NAV
yang memiliki ketelitian pengukuran posisi hingga 0,1 meter. Data posisi dari C-
Nav selanjutnya akan disalurkan pada perangkat keras dan lunak navigasi
GeoNav, Maxsea dan Echosounder. Data arah hanya disalurkan pada GeoNav.
GeoNav digunakan untuk merencanakan lintasan survei, memberikan data
nomor serial peledakan pada rekaman seismik dan lokasi pengambilan contoh
sedimen. Maxsea digunakan untuk membantu perencanaan detil lintasan dan
berisi data hidrografi daerah penelitian. Echosounder digunakan untuk
menyimpan data-data survei batimetri.
Pengukuran Kedalaman Laut
Pengukuran kedalaman laut saat survei di Laut Flores dengan
menggunakan Echosounder Quest Bathy 2010 dengan frekuensi sekitar 3,5 kHz.
Frekuensi tersebut dipilih mengingat daerah survei tergolong ke dalam laut dalam
36
yang memiliki kedalaman perairan lebih dari 1000 m. Alat ini bekerja dengan cara
mengirimkan sumber suara yang kemudaian sumber suara tersebut akan
terpantul oleh dasar laut hingga kemudian dihitung kedalaman lautnya
berdasarkan asumsi cepat rambat suara di air laut yaitu 1500 m/s. Data hasil
pemeruman digunakan untuk memperoleh informasi kedalaman laut untuk
pembuatan peta batimetri, mengetahui morfologi dasar laut dan pengontrol hasil
rekaman seismik serta pengambilan contoh sedimen permukaan dasar laut.
Akuisisi Data Seismik Multichannel
Komponen utama yang digunakan dalam survei seismik saat survei di
Laut Flores yaitu airgun (sumber suara), streamer (sistem penerima) dan
recording system (sistem perekaman). Komponen alat ini bekerja dengan cara
melakukan penembakan sumber suara ke dalam kolom perairan yang kemudian
akan terjadilah gerakan gelombang di dalam medium (tanah/batuan) yang
memenuhi hukum elastisitas ke segala arah dan mengalami pemantulan
(refleksi) maupun (refraksi) karena adanya perbedaan kecepatan dan massa
jenis batuan. Kemudian hasil pantulan gelombang suara akan diterima dan
direkam oleh sistem penerima (receiver) dalam fungsi waktu. Berdasarkan data
rekaman tersebut yang nantinya akan diolah dan diperkirakan bentuk
lapisan/struktur dasar laut (seabed). Gambaran kegiatan survei di lapang dapat
dilihat pada Gambar 18.
37
Gambar 18. Kegiatan survei seismik di laut (Sumber: FishSAFE, 2016)
Airgun pada survei seismik berfungsi untuk mengirim sumber suara.
Airgun yang digunakan saat survei seismik sebanyak 4 buah yang terpasang
pada rangkaian array dengan rubber floater (pelampung). Penyusunan array
airgun dapat dilihat pada Gambar 19. Saat di lapang airgun tersebut ditarik 40 m
di belakang kapal dan jaraknya terhadap streamer di belakangnya sejauh 110 m.
Pengiriman suara atau peledakan dilakukan setiap 25 m dengan kcepatan kapal
4 hingga 5 knot. Peledakan airgun dikontrol oleh Gun Controller TTS yang
terdapat pada Laboratorium Geofisika Kapal Survei Geomarin III.
Gambar 19. Konfigurasi penyusunan array airgun saat survei seismik Laut Flores
(Sumber: Purwanto, 2012)
Streamer pada survei seismik digunakan untuk menerima gelombang suara yang
terpantul oleh bawah permukaan dasar laut. Streamer yang digunakan saat
survei di Laut Flores yaitu Streamer Sercel Seal dengan panjang 1075 m
dengan jumlah channel yang aktif sebanyak 60 channel yang dibagi menjadi 5
section dan pada masing-masing channel terdapat 16 hidrofon yang aktif. Di
sepanjang streamer pada tiap section dipasang alat yang bernama Ion Digibird
5010. Alat ini digunakan untuk mengontrol kedalaman streamer supaya tetap
berada pada kedalaman 5-7 m dari permukaan air laut. Posisi kedalaman
streamer dalam survei sangat berpengaruh terhadap noise data, jika terlalu
dekat dengan permukaan air laut noise akan semakin tinggi akibat riak
38
gelombang permukaan air laut dan dapat menutupi sinyal yang terpantul dari
dasar laut, sedangkan jika terlalu dalam sensitivitas streamer akan berkurang
akibat tingginya tekanan hidrostatis dan secara otomatis akan mati bila
kedalamannya memasuki lebih dari 30 m. Seismic recording system digunakan
untuk merekam setiap hasil rekaman data seismik. Proses perekaman ini
dilakukan di Laboratorium Geofisika Kapal Survei Geomarin III melalui perangkat
lunak komputer kapal. Konfigurasi penyusunan seluruh komponen survei
seismik di Laut Flores secara lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 20.
Gambar 20. Konfigurasi penyusunan seluruh komponen survei seismik di Laut
Flores (Sumber: Purwanto, 2012)
3.2.3 Pembelajaran Mengenai Software ProMAX
ProMAX merupakan suatu perangkat lunak yang biasa digunakan untuk
melakukan proses pengolahan data seismik. Perangkat lunak ini dikeluarkan oleh
perusahaan bernama Landmark. Perusahaan Landmark merupakan sebuah
perusahaan yang mengeluarkan produk berupa perangkat lunak khusus untuk
bidang geologi dan geofisika. Perangkat lunak ProMAX termasuk perangkat
lunak berbayar dan harus memiliki hak izin (license) terlebih dahulu untuk dapat
menggunakannya (Jusri, 2005).
39
Perangkat lunak ProMAX memiliki ketetapan khusus dalam
penggunaannya seperti tombol mouse (mouse button) dan pembuatan ruang
kerja sebelum melakukan proses pengolahan data seismik. Untuk dapat
menggunakan perangkat lunak ini perlu diperhatikan bahwa kita sebagai
pengguna (user) diharuskan mempersiapkan mouse yang memiliki tiga tombol
(three botton mouse). Pada perangkat lunak ini, ketiga tombol mouse memiliki
nama berdasarkan ketentuan ProMAX yaitu MB1 untuk tombol mouse paling kiri,
MB2 untuk tombol mouse tengah, dan MB3 untuk tombol mouse paling kanan.
MB disini merupakan singkatan dari Mouse Button (Tombol Mouse). Adapun
penggambaran secara visual dari mouse tiga tombol yang dapat dilihat pada
Gambar 21.
Gambar 21. Mouse Button tiga tombol (Sumber: Jusri, 2005)
ProMAX juga memiliki ketentuan khusus sebelum pengguna (user)
melakukan proses pengolahan data seismik menggunakan perangkat lunak ini
yaitu user diharuskan membuat ruang kerjanya terlebih dahulu. Ruang kerja
pada ProMAX memiliki tiga ruang yang terdiri dari ruang AREA, LINE dan FLOW.
Ruang kerja AREA berisi informasi mengenai nama daerah survei seismik yang
akan diolah. Ruang kerja LINE berisi informasi mengenai nama lintasan daerah
survei seismik yang akan diolah karena pada umumnya daerah survei seismik
memiliki beberapa lintasan dalam satu kali survei. Ruang kerja FLOW berisi
40
informasi mengenai proses apa saja yang user lakukan selama pengolahan data
seismik. Pada saat Praktik Kerja Magang, ruang kerja yang perlu dibuat yaitu
ruang kerja AREA dengan nama “MASAJI-ALOR” yang mana Alor merupakan
daerah survei seismik pada Laut Flores yang akan diolah, ruang kerja LINE
dengan nama “LINE-14” yang mana lintasan yang akan diolah yaitu pada
lintasan 14 dan ruang kerja FLOW yang berisi setiap tahapan proses pengolahan
data seismik yang dilakukan. Adapun gambaran ruang kerja yang dibuat pada
saat Praktik Kerja Magang dapat dilihat pada Gambar 22.
Gambar 22. Ruang kerja pengolahan data seismik laut Flores pada software
ProMAX
Saat kita pilih salah satu FLOW atau membuat FLOW baru dan kita klik maka
akan muncul jendela ruang kerja baru yaitu Editing Flow yang mana pada bagian
kanan jendela editing flow akan tersedia pilihan proses yang akan dipilih untuk
digunakan selama pengolahan data seismik (available process) dan pada bagian
kiri jendela merupakan hasil pilihan dari available process yang berupa susunan
perintah yang akan diterapkan selama proses pengolahan data. Jendela Editing
Flow beserta available processnya dapat dilihat pada Gambar 23.
41
Gambar 23. Jendela Editing Flow beserta available process pada ProMAX
3.2.4 Pengolahan Data Seismik Laut Flores pada Software ProMAX
Saat Praktik Kerja Magang pengolahan data seismik laut yang dilakukan
yaitu pengolahan data seismik dasar yang alur prosesnya dapat dilihat pada
Gambar 24.
Gambar 24. Alur Pengolahan Data Seismik pada Software ProMAX
Input Data
Koreksi Geometri
Filtering
True Amplitude Recovery (TAR)
Dekonvolusi
Analisa Kecepatan
Stacking
Migrasi
SEG-Y Output
Hasil
Editing Flow Available Process
42
Input Data
Input data dilakukan untuk memasukkan data mentah dari hasil akuisisi
data seismik ke dalam software untuk selanjutnya dilakukan proses pengolahan
data seismik serta untuk melihat data mentah hasil rekaman data seismik di
lapang. Pada hasil penampilan data mentah berbagai jenis gelombang dapat
terekam. Jenis gelombang yang dapat terekam ialah gelombang refleksi dari
hasil rekaman serta noise. Proses input data meliputi pemanggilan data yaitu file
data mentah rekaman seismik di Laut Flores lintasan 14 yang akan diolah dalam
format file SEG-D, kemudian dilakukan proses penyimpanan output raw data
tersebut. Data yang telah disimpan tersebut kemudian dipanggil kembali
menggunakan Disk Data Input dan dilakukan trace display untuk dapat melihat
hasil tampilan raw data. Pembutan flow input data pada software ProMAX dapat
dilihat pada Gambar 25.
Gambar 25. Hasil editing flow input data pada software ProMAX
Berdasarkan hasil input data rekaman seismik di Laut Flores lintasan 14
diperoleh hasil tampilan rawdata dapat dilihat pada Gambar 26.
43
Gambar 26. Hasil tampilan rawdata
Pada proses input data diperoleh hasil tampilan rawdata yang masih terdapat
cukup banyak noise dan sinyal mulai mucul pada time 5000 ms atau yang setara
dengan 5 detik.
Koreksi Geometri
Koreksi geometri dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan informasi
navigasi data di laut, mengetahui koordinat penembakan, lokasi receiver, untuk
mengelompokkan data-data hasil penembakan untuk mengetahui CDP (Common
Depth Point). Pembutan flow koreksi geometri pada software ProMAX dapat
dilihat pada Gambar 27.
Gambar 27. Hasil editing flow koreksi geometri pada software ProMAX
Berdasarkan hasil koreksi geometri rekaman seismik di Laut Flores lintasan 14
diperoleh hasil yang dapat dilihat pada Gambar 28.
Noise Noise
Signal
44
Gambar 28. Hasil tampilan informasi data setelah dilakukan proses koreksi
geometri
Pada proses koreksi geometri, hasil tampilan trace display tidak terdapat
perubahan yang cukup signifikan dari tampilan awal raw data, perubahan hanya
terjadi pada dataset informasi geometri. Hasil pada informasi geometri data dapat
dilihat pada dataset geometri yaitu jika data geometri sudah kita sudah
dimasukkan dengan benar maka akan muncul keterangan “Geometry matches
database” yang mana artinya informasi geometri telah sesuai dengan database.
Informasi tersebut berbeda pada dataset rawdata karena masih belum diketahui
informasi geomterinya dan pada keterangan dataset geometri masih tertuliskan
“Geometry does not match database”.
Filtering
Filtering digunakan untuk meningkatkan maupun memperkuat sinyal
gelombang seismik. Dalam pengolahan data seismik filter bandpass paling
banyak digunakan karena pada hasil rekaman seismik biasanya mengandung
noise berfrekuensi rendah dan beberapa noise berfrekuensi tinggi. Frekuensi
yang biasanya digunakan yaitu 10-70 Hz dengan frekuensi dominan 30 Hz.
45
Berdasarkan hasil filtering rekaman seismik di Laut Flores lintasan 14 diperoleh
hasil yang dapat dilihat pada Gambar 29.
Gambar 29. Hasil tampilan data setelah dilakukan proses bandpass filtering
Pada proses filtering dengan menggunakan bandpass filtering diperoleh hasil
tampilan bahwa sinyal data seismik yang terletak mulai dari time 5000 ms hingga
6500 ms semakin menguat.
True Amplitude Recovery (TAR)
TAR bertujuan untuk memunculkan amplitudo yang sebenarnya dari data
seismik akibat pelemahan gelombang. TAR perlu dilakukan melihat sifat
gelombang yang semakin gelombang tersebut memasuki kolom perairan yang
makin dalam maka gelombang tersebut akan semakin melemah, maka dari itu
diperlukan untuk menyamakan energi gelombang yang lemah tersebut dengan
energi gelombang pada lapisan di atasnya untuk memperkuat sinyalnya.
Berdasarkan hasil TAR rekaman seismik di Laut Flores lintasan 14 diperoleh
hasil yang dapat dilihat pada Gambar 30.
46
Gambar 30. Hasil tampilan data setelah dilakukan proses True Amplitude
Recovery (TAR)
Sinyal gelombang seismik yang memiliki energi cukup besar terlihat pada
area Time 5000 ms hingga 6500 ms akibat adanya efek filter bumi, sifat sinyal
gelombang semakin memasuki dalam kolom perairan akan semakin melemah,
untuk memperkuat sinyal gelombang yang melemah dibawahnya dilakukan
proses True Amplitude Recovery (TAR). Pada proses ini diperoleh hasil tampilan
bahwa sinyal data seismik dibawah area Time 6500 ms yang awalnya energi
gelombangnya lemah menjadi lebih kuat sinyal gelombangnya.
Dekonvolusi
Dekonvolusi merupakan suatu proses untuk menghilangkan pengaruh
wavelet sumber dari suatu trace seismik. Tipe dekonvolusi ada tiga macam yaitu
spiking deconvolution, predictive deconvolution dan wavelet shaping
deconvolution. Predictive deconvolution pada umumnya digunakan untuk
mendesain wavelet yang dapat merepresentasikan filter di dalam bumi, dapat
menekan reverberasi (perulangan) dan memperbaiki resolusi. Berdasarkan hasil
47
dekonvolusi rekaman seismik di Laut Flores lintasan 14 diperoleh hasil yang
dapat dilihat pada Gambar 31.
Gambar 31. Hasil tampilan data setelah dilakukan proses dekonvolusi
Pada proses dekonvolusi dengan menggunakan tipe dekonvolusi prediktif
diperoleh hasil bahwa pengaruh wavelet sumber seismik mulai menghilang dan
resolusi sinyal terlihat lebih jelas dan kuat.
Analisa Kecepatan
Analisa kecepatan merupakan upaya untuk memprediksi kecepatan
gelombang seismik hingga kedalaman tertentu. Upaya tersebut dilakukan
dengan cara melakukan picking pada area yang memiliki energi gelombang
seismik (semblance) yang cukup besar dimana dicirikan dengan warna merah
dan juga dapat dengan melihat lengkungan hiperbola hasil refleksinya.
Berdasarkan hasil picking velocity analysis rekaman seismik di Laut Flores
lintasan 14 diperoleh hasil yang dapat dilihat pada Gambar 32.
48
Gambar 32. Hasil tampilan data saat dilakukan picking velocity analysis
Pada proses picking velocity analysis diperoleh hasil prediksi kecepatan
rambat gelombang di air yaitu pada kecepatan 1300 ft/s hingga 3300 ft/s yang
setara dengan 390 m/s hingga 990 m/s. Dimana pantulan pertama dengan energi
yang paling tinggi diasumsikan terekam pada time 5000 ms yang setara dengan
5 sekon. Hasil prediksi kecepatan ini dapat digunakan untuk mengetahui
informasi kedalaman perairan dan kedalaman sumber seismik tersebut dapat
menembus lapisan dasar laut (seabed). Untuk mengetahui informasi kedalaman
tersebut dapat diperoleh dengan menggunakan rumus:
dimana:
s : kedalaman (m)
v : kecepatan rambat gelombang (m/s)
t : waktu (s)
sehingga:
s = v x t
49
s = 390 m/s x 5 s
s = 1950 m
berdasarkan nilai perhitungan kedalaman perairan dan kedalaman maksimum
sumber suara dapat menembus lapisan dasar laut di Laut Flores pada lintasan
14 diperoleh hasil kedalaman perairan yaitu 1950 m. Menurut Purwanto (2012),
perairan yang memiliki kedalaman lebih dari 1000 m tergolong ke dalam perairan
laut dalam. Berdasarkan pernyataan tersebut, maka Laut Flores pada lintasan
14 tergolong ke dalam perairan laut dalam. Sedangkan untuk kedalaman
maksimum sumber suara dapat menembus lapisan dasar laut (seabed) yaitu
3990 m dari permukaan dasar laut.
Stacking
Proses stacking merupakan proses menjumlahkan amplitudo dari
sejumlah tras tertentu untuk menjadi suatu kumpulan data tertentu (gather).
Proses ini bertujuan untuk meningkatkan rasio sinyal terhadap noise dalam suatu
data. Berdasarkan hasil stacking rekaman seismik di Laut Flores lintasan 14
diperoleh hasil tampilan dasar laut (seabed) yang dapat dilihat pada Gambar 33.
50
Gambar 33. Hasil tampilan data setelah dilakukan proses stacking
Migrasi
Migrasi merupakan suatu proses yang dilakukan dengan tujuan
memindahkan reflector (data seismik) yang miring ke posisi sebenarnya. Posisi
data seismik yang tidak tepat disebabkan oleh efek difraksi yang terjadi saat
gelombang seismik mengenai ujung atau lipatan struktur geologi. Beberapa
metode migrasi yang dapat digunakan yaitu Metode Kirchhoff dan metode F-K
(Frekuency-Wave Number). Metode Kirchhoff dapat digunakan untuk meresolusi
struktur dengan kemiringan yang curam, akan tetapi metode ini tidak bisa
diterapkan pada data yang memiliki sinyal noise yang rendah atau data yang
buruk. Metode F-K dapat digunakan untuk meresolusi struktur kemiringan yang
curam dan data yang memiliki sinyal noise rendah, akan tetapi metode ini tidak
dapat diterapkan pada data yang memiliki variasi kecepatan yang tinggi dan
kecepatan rata-rata yang digunakan harus rendah dan tergolong lambat.
Berdasarkan hasil stacking rekaman seismik di Laut Flores lintasan 14 diperoleh
hasil tampilan dasar laut (seabed) yang dapat dilihat pada Gambar 34.
51
Gambar 34. Hasil tampilan data setelah dilakukan proses migrasi
Pada proses migrasi dengan menggunakan migrasi Kirchhoff diperoleh
hasil tampilan dimana pada proses ini reflector data seismik yang tidak tepat
telah dikembalikan pada posisi sebenarnya sesuai dengan struktur geologi
seabed.
SEG-Y Output
SEG-Y Output digunakan untuk menyimpan file output hasil pengolahan
data pada software ProMAX sehingga nantinya dapat diolah lebih lanjut
menggunakan software lainnya. Proses pembuatan SEG-Y Output dilakukan
dengan membuat editing flow yang berisi available process yaitu disk data input
yang berisi hasil stack, melakukan trace muting pada hasil stack yang mana hal
ini dilakukan dengan tujuan menghilangkan noise yang tidak diinginkan secara
keseluruhan sehingga hasil yang ditampilkan hanya berupa tampilan dasar
lautnya saja dan proses penyimpanan yaitu SEG-Y Output. Pembutan SEG-Y
Output pada software ProMAX dapat dilihat pada Gambar 35.
Gambar 35. Hasil editing flow SEG-Y Output pada software ProMAX
Hasil Pengolahan Data Seismik
Pada tahap akhir dari pengolahan data seismik ialah penampilah hasil
pengolahan data seismik dari file hasil SEG-Y Output. Untuk dapat menampilkan
hasil dari SEG-Y Output menggunakan bantuan software SeiSee. Software
SeiSee digunakan untuk menampilkan dan memperbaiki resolusi hasil tampilan
dasar laut dari software ProMAX sehingga nantinya dapat diidentifikasi lebih baik
52
lapisan dasar lautnya. Hasil tampilan dasar laut Flores lintasan 14 melalui
software SeiSee dapat dilihat pada Gambar 36.
Gambar 36. Hasil tampilan dasar laut (seabed) Laut Flores lintasan 14
3.3. Kesimpulan, Kendala dan Saran
3.3.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapatkan setelah melaksanakan Praktik Kerja
Magang dan pengolahan data seismik laut yaitu:
- Pengolahan data seismik laut memiliki beberapa tahapan dasar yaitu tahap
input data, koreksi geometri, filtering, True Amplitude Recovery (TAR),
dekonvolusi, stack, migrasi dan penyimpanan hasil.
- ProMAX merupakan suatu perangkat lunak yang dikeluarkan oleh
perusahaan Landmark untuk melakukan proses pengolahan data seismik.
- Peralatan utama yang dibutuhkan dalam survei seismik laut di lapang untuk
akuisisi data yaitu sumber suara (airgun), sistem penerima (streamer), dan
sistem perekaman pada kapal untuk merekam hasil survei seismik.
- Partisipasi aktif yang dilakukan selama melaksanakan Praktik Kerja Magang
yaitu mengikuti kegitan upacara hari Senin dan senam kebugaran jasmani
setiap hari Jumat yang diselenggarakan oleh kantor PPPGL Bandung,
kunjungan ke kantor PPPGL Cirebon dan melakukan pembelajaran
mengenai pengolahan data seismik laut.
53
3.3.2 Kendala
Kendala yang dialami selama melaksanakan Praktik Kerja Magang yaitu:
- Masih kurangnya pengetahuan mengenai seismik laut beserta perangkat
lunaknya sehingga pemagang harus melakukan studi literature terlebih
dahulu mengenai dasar teori seismik laut, cara melakukan akuisisi
seismik di laut, dasar pengolahan data seismik laut dan cara
pengoperasian perangkat lunak ProMAX.
- Selama melakukan proses pengolahan data pun terdapat berbagai
parameter-parameter yang dibutuhkan sebagai sumber masukan
informasi yang dibutuhkan untuk melakukan proses pengolahan
selanjutnya sehingga harus memahami dan mempersiapkan parameter-
parameter yang dibutuhkan selama proses pengolahan data seismik.
- Beberapa kali sering menemukan istilah-istilah asing pada perangkat
lunak dan saat melakukan processing/running data sering terjadi error
akibat kesalahan dalam memasukkan data ataupun perintah, sehingga
perlu mempelajari lebih lagi dan bertanya kepada peneliti atau orang yang
lebih mengerti.
- Masih minimnya informasi mengenai prosedur untuk dapat mengunjungi
kapal Geomarin III yang kebetulan sedang berlabuh di pelabuhan Cirebon
sehingga kami belum dapat mengunjungi kapal tersebut karena
diharuskan untuk mengurus surat perizinan kepada pihak pelabuhan,
kantor PPPGL Cirebon dan Kapten Kapal supaya dapat memasuki kapal,
sedangkan surat perizinan yang telah dibuat hanya berlaku untuk
mengunjungi kantor PPPGL Cirebon saja.
54
3.3.3 Saran
Saran yang bisa diberikan saat hendak melaksanakan Praktik Kerja
Magang sehingga dimasa mendatang persiapan beserta pelaksanaan Praktik
Kerja Magang dapat berjalan dengan lebih baik yaitu:
- Sebelum memulai Praktik Kerja Magang sebaiknya perlu belajar terlebih
dahulu mengenai topik yang diajukan saat magang
- Saat menemui kesulitan ataupun kendala selama pelaksanaan PKM
jangan malu untuk bertanya kepada peneliti atau orang yang lebih
mengerti
55
DAFTAR PUSTAKA
FishSAFE. 2016. Fish Safe: Seismic Surveys. http://www.fishsafe.eu/en/offshore-structures/seismic-surveys.aspx. Diakses pada 18 Agustus 2016
Google Earth. 2016. Peta Laut Flores. https://www.google.com/earth/. Diakses pada 7 Agustus 2016
Gunawan, Gun Gun. 2014. Metode Kirchhoff Pre-Stack Time Migration untuk Mengatasi Efek Difraksi Hasil Stacking Data Seismik Refleksi Multichannel 2D di Laut Flores Nusa Tenggara Timur. Universitas Pendidikan Indonesia
Jusri, Tomi A. 2005. Panduan Pengolahan Data Seismik Menggunakan ProMAX. Institut Teknologi Bandung
PPPGL. 2016. Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan. http://www.mgi.esdm.go.id. Diakses pada 7 Agustus 2016
Purwanto, Catur. 2012. Laporan Pemetaan Geologi dan Geofisika Bersistem Lembar Peta 2208 dan 2209, laut Flores dengan Menggunakan Kapal Geomarin 3. Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan
Rusli, Saifatur. 2006. Geoseismik Survey and Technique: Upaya Industri Perminyakan untuk Menemukan Cadangan Baru Minyak dan Gas Bumi. Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi III di Surabaya tanggal 4 Februari 2006: hlm. 1-5
Pemerintah Provinsi Jawa Barat. 2016. Peta Provinsi Jawa Barat. http://www.jabarprov.go.id . Diakses pada 7 Agustus 2016
Sofianti, Wahyuni dan Idris Mandang. 2015. Studi Interpretasi Struktur Geologi Bawah Permukaan Laut di Perairan Pepela Kabupaten Rote Ndao Provinsi Nusa Tenggara Timur Berdasarkan Interpretasi Seismik Refleksi Single Channel. Prosiding Seminar Sains dan Teknologi FMIPA Universitas Mulawarman di Samarinda tanggal 1 September 2015: hlm. 1-5
56
LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Keterangan Telah Melakukan PKM dari Instansi
57
Lampiran 2. Log Book Kegiatan PKM
BUKU CATATAN HARIAN (LOG BOOK)
PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA MAGANG (PKM)
Judul : Pengolahan Data Seismik Laut Flores Lintasan 14
Menggunakan Software “ProMAX” di Pusat Penelitian dan
Pengembangan Geologi Kelautan (PPPGL) Bandung, Jawa
Barat
Nama : Masaji Faiz Dani Agus Setiani
NIM : 135080600111058
Program Studi : Ilmu Kelautan
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
TAHUN AKADEMIK 2015/2016
58
Keterangan PKM
Judul : Pengolahan Data Seismik Laut Flores Lintasan 14
Menggunakan Software “ProMAX” di Pusat Penelitian
dan Pengembangan Geologi Kelautan (PPPGL)
Bandung, Jawa Barat
Nama Mahasiswa : Masaji Faiz Dani Agus Setiani
NIM : 135080600111058
Nama tempat PKM : Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan
(PPPGL) Bandung, Jawa Barat
Alamat tempat PKM : Jalan Dr. Djunjunan No. 236 Bandung, Jawa Barat
Bidang Studi : Ilmu Kelautan
Tahun Pelaksanaan : 2016
Tujuan Kegiatan : 1. Memiliki kemampuan dasar dalam melakukan
pengolahan data seismik laut
2. Memiliki kemampuan untuk dapat menjalankan
software ProMAX
3. Mengetahui cara dan alat yang digunakan dalam
pengambilan data seismik laut
4. Berpartisipasi aktif dalam kegiatan yang
diselenggarakan oleh kantor Pusat Penelitian dan
Pengembangan Geologi Kelautan (PPPGL)
Sasaran Kegiatan : 1 Mahasiswa
2. Peneliti Pusat Penelitian dan Pengembangan
Geologi Kelautan (PPPGL)
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
Lampiran 3. Dokumentasi Kegiatan
Instansi tempat melaksanakan PKM
yaitu PPPGL Bandung Seperangkat komputer untuk
melakukan pengolahan data seismik
Kegiatan pengolahan data seismik di
laboratorium seismik Kegiatan senam pagi setiap hari Jumat
di kantor PPPGL Bandung
Kunjungan ke kantor PPPGL Cirebon untuk melihat peralatan survei lapang
Mahasiswa PKM bersama teknisi ahli di laboratorium geologi PPPGL Cirebon
Oven untuk mengeringkan sampel
sedimen Sieve shaker untuk mengayak sampel
sedimen
70
Tabung volum dan pipet untuk analisis
sedimen metode pipet Multi Sensor Core Logger (MSCL)
untuk mengetahui konsentrasi suatu unsur pada sedimen
Tempat penyimpanan sampel sedimen
kering Cold storage tempat untuk menyimpan
sampel sedimen basah
Grab sampler untuk mengambil sampel
sedimen Mahasiswa PKM bersama teknisi ahli di laboratorium oseanografi PPPGL
Cirebon
ADCP (Acoustic Doppler Current
Profiler) untuk mengukur gelombang dan arus
CTD (Conductivity, Temperature, Depth) untuk mengukur konduktivitas,
suhu dan kedalaman laut
71
Multibeam untuk mengetahui profil
kedalaman laut Tide master untuk mengukur pasang
surut secara otomatis
Tide staff untuk mengukur pasang
surut secara konvensional Mahasiswa PKM bersama teknisi ahli di laboratorium geologi fisika PPPGL
Cirebon
Echosounder Qwest Bathy 1500-C
untuk survei batimetri Transducer untuk mengubah sumber
energi listrik menjadi gelombang akustik pada survei batimetri
Pak Subarsyah selaku pembimbing
PKM di instansi selama melaksanakan PKM di PPPGL Bandung
Mahasiswa PKM Program Studi Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya di
PPPGL Bandung