laporan pkm-p bahaya jajanan sekolah

Download Laporan Pkm-p Bahaya Jajanan Sekolah

If you can't read please download the document

Upload: fatkhurrohman-ilham-fuadi

Post on 23-Oct-2015

34 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

LAPORAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWABAHAYA JAJANAN SEKOLAHBIDANG KEGIATAN:PKM PENELITIANOleh:FATKHURROHMAN ILHAM FUADIJ200110014AMALIATUS SOLIKHAH J200110015KUNCORO MURTI SUWARDIJ200110013UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTASURAKARTA2011HALAMAN PENGESAHANJudul Kegiatan: Bahaya Jajanan SekolahBidang Kegiatan: PKM-PBidang Ilmu: KesehatanKetua Pelaksana Kegiatan/Penulis UtamaNama Lengkap: Fatkhurrohman Ilham FuadiNIM: J200110014Jurusan: D III KeperawatanUniversitas: Universitas Muhammadiyah SurakartaAlamat Rumah: Plumbon RT 01 RW 07, Ngadirejo, Eromoko, Wonogiri, Jawa Tengah.No Tel.Hp: 085725161600Alamat email: [email protected] Pelaksana Kegiatan/Penulis: 2 OrangDosen pendampingNama Lengkap dan Gelar: Ardiani Kusumaningrum, M. Pd.NIP: -Alamat Rumah: Perum Randusari Permai RT 10 RW 02, Teras, BoyolaliNo Tel.Hp: 081840487171Biaya Kegiatan Total: Rp 60.000,00Jangka waktu pelaksanaan: 4 bulanSurakarta, -- Desember 2011Menyetujui Ketua Program Studi D III Keperawatan(___________________________)NIP.Ketua Pelaksana Kegiatan(Fatkhurrohman Ilham Fuadi)NIM. J200110014Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan(___________________________)NIP.Dosen Pendamping(Ardiani Kusumaningrum, M. Pd.)NIP.ABSTRAKBahaya jajanan sekolah semakin merajalela di berbagai kalangan, terutama kalangan anak-anak sekolah. Mengonsumsi makanan jajanan saat bersekolah sudah jadi aktivitas rutin siswa SMA Al-Islam 1 Surakarta, sehingga untuk mengetahui bahaya jajanan sekolah diperlukan adanya penelitian.Metode yang digunakan ialah observasi, wawancara dan analisis dokumen. Sasaran penelitian kami ialah siswa SMA Al-Islam 1 Surakarta, wali murid dan para penjual jajanan sekolah.Hasil penelitian menunjukkan bahwa jajanan sekolha di SMA Al-Islam tergolong berbahaya. Saus pada jajanan mereka ditambah dengan air mentah yang bisa menyebabkan diare meskipun resikonya kecil. Pada jajanan yang menggunakan penggorengan, mereka jarang mengganti minyak goreng hingga warnanya hampir menjadi hitam. Dan yang lebih parah ialah yang menjual mie cup, air yang digunakan untuk merebus mie instant tidak diganti, air bekas rebusan itu masih digunakan untuk merebus mie berkali-kali.Jajanan sekolah di SMA Al-Islam 1 Surakarta perlu mendapat perhatian besar dari orang tua siswa dan pihak sekolah serta para siswa dan penjual jajanan sekolah itu sendiri. Meskipun bahaya jajanan sekolah di SMA Al-Islam 1 Surakarta tidak terlalu mengancam, tp kalau di biarkan terus menerus akan berakibat fatal pada kesehatan siswa SMA Al-Islam 1 Surakarta, karena tidak menutup kemungkinan para siswa mengkonsumsi jajanan tersebut setiap hari.Disarankan pada pihak sekolah untuk mengontrol kegiatan siswanya, terutama dalam hal jajan. Karena jajanan sekolah yang mengandung bahan-bahan berbahaya akan berdampak buruk pada kesehatan siswa.Kata kunci: bahaya jajanan sekolah, siswa SMA Al-Islam 1 Surakarta, saus, minyak goreng, air bekas rebusan, kesehatan. KATA PENGANTARAssalamualaikum Wr. Wb.Syukur Alhamdulillah kami ucapkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan PKM ini dengan baik hingga tersusunnya laporan ini.Pada kesempatan kali ini penulis mengangkat permasalahan bahaya jajanan sekolah, karena tidak sedikit anak-anak sekolah yang mempunyai kebiasaan lebih cenderung memilih jajanan sekolah yang mudah didapat dengan harga yang sesuai dengan uang saku mereka. Hal ini sudah menjadi kebiasaan, bahkan mereka merasa tidak puas jika tidak membeli jajanan tersebut. Pertimbangan inilah yang kemudian penulis angkat menjadi topik dalam laporan ini. Oleh karena itu dalam kesempatan ini saya ingin mengucapkan terima kasih atas bantuan, pengarahan, dan bimbingan yang telah diberikan kepada kami dalam menyusun laporan ini, yaitu kepada:Kedua orang tua kami yang selalu memberikan motivasi dan semangat bagi kami. Teman-teman seperjuangan terimakasih atas semuanya.Rekan-rekan mahasiswa jurusan Ilmu Kesehatan yang telah memberikan dukungannya.Serta semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu baik langsung maupun tidak langsung yang telah ikut membantu dalam penyelesaian laporan ini.Penyusun menyadari masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan di dalam penyusunan laporan ini. Oleh karena itu, penyusun mengharapkan adanya saran serta kritik yang bisa membangun. Semoga apa yang penulis sampaikan dalam laporan ini dapat berguna bagi penulis, rekan-rekan mahasiswa maupun siapa saja yang membutuhkannya.Wassalamualaikum wr. Wb.Surakarta, Desember 2011Penyusun,PenulisBAB IPENDAHULUANLatar Belakang MasalahBelakangan ini, kita temui kasus yang menimpa anak-anak sekolah yang menyebabkan mereka tidak mau makan di rumah dan sering terganggu pencernaannya. Ternyata akhir-akhir ini uang jajan dan kebiasaan jajan di sekolah semakin bertambah. Kegiatan di sekolah menyita waktu terbesar dari aktifitas keseluruhan anak sehari hari, termasuk aktifitas makan. Makanan jajanan di sekolah ternyata sangat beresiko terjadi cemaran biologis atau kimiawi yang banyak mengganggu kesehatan baik jangka pendek atau jangka panjang.Anak usia sekolah adalah investasi bangsa, karena mereka adalah generasi penerus bangsa. Kualitas bangsa di masa depan ditentukan kualitas anak-anak saat ini. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia harus dilakukan sejak dini, secara terorganisir dan berkelanjutan. Tumbuh berkembangnya anak usia sekolah yang optimal tergantung pemberian nutrisi dengan kualitas dan kuantitas yang baik serta benar. Dalam masa tumbuh kembang tersebut pemberian nutrisi atau asupan makanan pada anak tidak selalu dapat dilaksanakan dengan sempurna. Sering timbul masalah terutama dalam pemberian makanan yang tidak benar dan menyimpang. Penyimpangan ini mengakibatkan gangguan pada banyak organ-organ dan sistem tubuh anak. Foodborne diseases penyakit yang umumnya bersifat infeksi atau racun, yang disebabkan oleh agent yang masuk ke dalam tubuh melalui makanan yang dicerna. atau penyakit bawaan makanan merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama di banyak negara. Penyakit ini dianggap bukan termasuk penyakit yang serius untuk jangka pendek, sehingga seringkali kurang diperhatikan baik oleh orang tua, masyarakat atau instansi yang terkait dengan masalah ini.Makanan jajanan (street food) sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat, baik di perkotaan maupun di pedesaan. Konsumsi makanan jajanan di masyarakat di perkirakan terus meningkat mengingat makin terbatasnya waktu anggota keluarga untuk mengolah makanan sendiri. Keunggulan makanan jajanan adalah murah dan mudah di dapat, serta cita rasanya yang enak dan cocok dengan selera kebanyakan masyarakat (Mudjajanto, 2005).Sorotan penelitian kita di sini adalah anak SMA Al-Islam 1 Surakarta. Karena dalam kenyataannya, tidak sedikit anak-anak yang mempunyai kebiasaan lebih cenderung memilih jajanan sekolah yang mudah mereka dapatkan dan harga yang sesuai dengan uang saku mereka. Hal ini sudah menjadi kebiasaan, bahkan mereka merasa tidak puas jika tidak membeli jajanan tersebut. Maka dari semua uraian di atas, penulis bermaksud untuk melakukan sebuah penelitian dengan judul Bahaya Jajanan Sekolah.Perumusan MasalahRumusan masalah dilakukan agar permasalahan tetap berada pada lingkup yang sesuai serta selalu terarah, diperlukan beberapa pertanyaan yang membatasi masalah, sehingga dapat dicapai secara tepat permasalahan penelitian tersebut. Adapun pertanyaan-pertanyaan yang peneliti ajukan adalah sebagai berikutApa itu jajanan sekolah?Mengapa jajanan sekolah harus kita perhatikan kualitas dan kuantitasnya?Bagaimana asupan gizi seimbang pada anak SD, SMP dan SMA di wilayah Surakarta?Apa bahaya jajanan sekolah?Apa bahan tambahan makanan yang ada pada jajanan sekolah di SD, SMP dan SMA di wilayah Surakarta?Bagaimana upaya perbaikan makanan pada anak SD, SMP dan SMA di wilayah Surakarta?Demikianlah beberapa rumusan masalah yang akan kita kaji dan kita bahas lebih dalam lagi dalam penelitian ini, sehingga semuanya akan terlihat jelas tentang hal tersebut.Tujuan PenelitianTujuan umumUntuk mengetahui bahaya jajanan sekolah di SMA Al-Islam 1 Surakarta.Tujuan khususUntuk mengetahui asupan gizi anak SMA Al-Islam 1 Surakarta.Untuk mengetahui bahaya jajanan sekolah di SMA Al-Islam 1 Surakarta.Untuk mengetahui kandungan-kandungan jajanan sekolah yang merusak organ tubuh di SMA Al-Islam 1 Surakarta.Mengupayakan perbaikan makanan pada anak SMA Al-Islam 1 Surakarta. Luaran Yang DiharapkanAdapun luaran yang diharapkan dari penelitian ini adalahPemberian nutrisi pada anak sekolah semakin baik dan benar.Upaya perbaikan makanan untuk anak sekolah.Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia.Kesadaran penjual jajanan sekolah akan bahaya zat-zat kimia yang mereka campurkan ke dalam jajanan mereka.KegunaanDari penelitian ini ada beberapa kegunaan yang kami paparkan, diantaranya adalahMemberikan sumbangan pemikiran tentang bahaya jajanan sekolah yang saat ini telah beredar luas dan sangat mudah sekali kita temui di sekolah-sekolah.Hasil penelitian dapat digunakan sebagai sumbangan pemikiran dalam rangka penyempurnaan konsep-konsep atau teori-teori yang sudah ada tentang bahaya jajanan sekolah.Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua anak bangsa, khusunya di Indonesia sebagai bahan evaluasi sekaligus sebagai masukan dalam menyikapi bahaya jajanan sekolah agar kita tidak salah dalam memilih makanan yang baik dan bergizi sebagai penunjang kesehatan tubuh kita.Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan perspektif yang benar dalam hal kesehatan yang berkaitan dengan jajanan sekolah yang akhir-akhir ini banyak mengandung senyawa-senyawa kimia yang membahayakan tubuh.BAB IITINJAUAN PUSTAKAPenelitian yang RelefanHasil penelitian BPOM terhadap 163 sampel makanan dari 10 propinsi dan sebanyak 80 sampel (80%) tidak memenuhi persyaratan mutu dan keamanan produk. Dari produk makanan jajanan itu banyak ditemukan penggunaan bahan pengawet dan pewarna yang dapat mengganggu kesehatan anak sekolah seperti penyakit kanker dan ginjal.Sebuah penelitian yang pernah dilakukan oleh Ravianto ( 2000 ) di kota Makassar menunjukkan bahwa semua sampel (100%) makanan dan minuman jajanan yang dijual di lapangan Karebosi mengandung siklamat.Dalam sebuah penelitian yang dilakukan Nova Scotia Fifth siswa yang banyak mengkonsumsi buah, sayuran, protein, fiber, dan segala makanan yang menyehatkan jarang ada yang gagal dalam ujian. Siswa sekolah yang makan teratur menunjukkan peningkatan kecerdasan yang lebih baik di sekolah (Hakiono, 2008).Pengertian Makanan JajananMakanan jajanan adalah makanan dan minuman yang di persiapkan atau di jual oleh pedagang kaki lima di jalan dan tempat-tempat keramaian umum lain yang langsung di makan atau dikonsumsi kemudian tanpa pengolahan atau di persiapkan lebih lanjut (Judarwanto, 2004).Gizi Seimbang Anak SekolahGizi seimbang adalah keadaan yang menjamin tubuh memperoleh makanan yang cukup mengandung semua zat gizi dalam jumlah yang di butuhkan. Khusus anak usia sekolah gizi seimbang di dapat dari protein 9-15%, karbohidrat 45-55%, dan lemak 35-45%. Dengan gizi seimbang yang diberikan pada anak di harapkan mampu mengoptimalkan tumbuh kembang anak (Sedioetama, 1987).Makanan seorang anak harus mengandung protein, karbohidrat, air, mineral dan trace element. Energi yang metabolisme di hitung dalam kilo kalori (Kka), berasal dari protein (4 kka/gm), kerbohidrat (4 (kka/gm), dan lemak (9 kka/gm). Distribusi kalori pada makanan seimbang harus 7-15% berasal dari protein, 30-35& dari lemak, dan 40-50% dari karbohidrat. Energi makanan harus memenuhi kebutuhan basal metabolisme rote (BMR) (Depkes, 1990).Bahaya Makanan JajananPada umumnya kebiasaan yang sering menjadi masalah adalah kebiasaan makan di kantin atau warung di sekitar sekolah dan kebiasaan makan fast food. Makanan jajanan yang di jual oleh pedagang kaki lima atau dalam bahasa Inggris disebut street food menurut FAO di definisikan sebagai makanan yang di persiapkan dan dijual oleh pedagang kaki lima di jalanan dan tempat-tempat keramaian umum lainnya langsung dimakan atau dikonsumsi tanpa pengolahan dan persiapan lebih lanjut. Jajanan kaki lima dapat menjawab tantangan masyarakat terhadap makanan yang murah, mudah, menarik dan bervariasi. Anak-anak sekolah umumnya setiap hari menghabiskan waktunya di sekolah (Widodo, 2007). Kebanyakan pedagang kaki lima mempunyai pengetahuan yang rendah tentang penanganan pangan yang aman, mereka juga kurang mempunyai kepedulian terhadap air bersih serta fasilitas cuci dan buang sampah. Terjadinya penyakit bawaan makanan pada jajanan kaki lima dapat berupa kontaminasi baik dari bahan baku, penjamah makanan yang tidak sehat atau peralatan yang kurang bersih, juga waktu dan temperatur penyiapan yang tidak tepat (Judarwanto, 2004).Upaya Perbaikan Makanan JajananUpaya mengurangi paparan anak sekolah terhadap makanan jajanan yang terlihat sehat dan tidak aman perlu dilakukan usaha promosi keamanan pangan baik kepada pihak sekolah, guru, orangtua murid, serta pedagang. Materi kontaminasi tentang makanan pangan yang sudah pernah dilakukan oleh badan POM dan departemen kesehatan, dapat ditingkatkan pelaksanaannya sebagai alat bantu penyuluhan keamanan pangan ke sekolah-sekolah. Perlu diupayakan pemberian makanan ringan atau makan siang dilakukan di lingkungan sekolah, persatuan orang tua murid untuk dapat menyajikan makanan ringan pada waktu keluar istirahat yang dapat di atur porsi dan nilai gizinya (Anita N, 2002).Upaya ini ditentukan akan lebih murah dibandingkan anak jajan di luar sekolah yang tidak ada jaminan gizi dan kebersihannya. Dengan menyelenggarakan kegiatan makanan tambahan tersebut, diharapkan dapat mendapatkan keuntungan, misalnya : anak sudah ada jaminan makan makanan sekolah, sehingga orang tua tidak khawatir makanan yang dimakan anaknya di sekolah. Ibu yang selalu khawatir biasanya memberi bekal makanan pada anaknya. Kalau makanan yang baik dan bergizi tersedia di sekolah, akan meringankan tugas ibu (Anita N, 2002).BAB IIIMETODE PENDEKATANJenis dan Metode PendekatanJenis pendekatan ini adalah dengan menggunakan deskriptif kualitatif, karena peneliti bertujuan untuk membuat gambaran secara sistematis, factual, dan akurat. Menurut Moleong (2004), penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi dan tindakan, secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. Tujuan dari penelitian ini, adalah memahami fenomena sosial melalui gambaran holistik dan memperbanyak pemahaman mendalam. Penelitian ini, peneliti secara aktif berinteraksi secara pribadi. Proses pengumpulan data dapat diubah dan hal itu bergantung pada situasi. Peneliti bebas menggunakan intuisi dan dapat memutuskan bagaimana merumuskan pertanyaan atau bagaimana melakukan pengamatan. Individu yang diteliti dapat diberi kesempatan agar secara sukarela mengajukan gagasan dan persepsinya dan malah berpartisipasi dalam analisis data.Pertimbangan menggunakan metode ini adalahLebih mudah menyesuaikan apabila berhadapan dengan kenyataan.Menyajikan secara langsung hubungan antara peneliti dengan subjek.Lebih sensitif dan adaptif terhadap peran dan berbagai pengaruh yang timbul (Moleong, 2000).Sumber dataJenis Data yang digunakan untuk penelitian ini adalah data primer yang meliputiIdentitas responden yang terdiri dari nama, umur, jenis kelamin.Data tentang kontribusi zat gizi dari makanan jajanan.Data status gizi.Data bahan tambahan makanan.Data sekunder meliputi populasi dan keadaan umum lokasi penelitian yang diperoleh.Cara pengumpulan dataBerdasarkan pada bentuk penelitian kualitatif dan jenis sumber data yang akan digunakan, maka cara pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:Wawancara Mendalam (in depth interview)Wawancara adalah suatu cara pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya. Wawancara ini digunakan bila ingin mengetahui dari informan secara lebih mendalam serta jumlah informan sedikit (Riduwan, 2002). Dalam penelitian ini, peneliti memperoleh data melalui wawancara secara langsung dan mendalam dengan informan. Dalam wawancara tersebut, diajukan beberapa pertanyaan yang dapat dipakai sebagai pedoman dalam mengidentifikasi apa dan bagaimana gejala yang timbul pada anak sekolah tersebut setelah mengkonsumsi makanan jajanan yang mengandung bahan tambahan makanan. Alat yang digunakan untuk mempermudah proses wawancara adalah buku catatan, alat perekam dan panduan wawancara.Observasi (participant observation as observer)Observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan. Observasi dilakukan terhadap tindakan baik verbal, non verbal dan aktivitas individual. Teknik observasi akan menghasilkan gambaran yang lebih lengkap dan menyeluruh mengenai objek yang sedang diteliti. Alat yang digunakan untuk mempermudah proses observasi adalah panduan observasi dan kamera digital untuk mepermudah proses pendokumentasian obeservasi.Pendokumentasian ditujukan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, film dokumenter, dan data yang relevan dengan penelitian (Riduwan, 2002).Analisis dokumenMerupakan cara yang dilakukan peneliti dengan meneliti dan menganalisis dokumen-dokumen yang ada maupun arsip-arsip yang dapat mendukung penelitiannya. Analisis dokumen tersebut kemudian dibandingkan dengan hasil wawancara maupun observasi.Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variable yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, agenda, dan sebagainya (Arikunto, 1997 : 236). Sedangkan menurut Arikunto metode dokumentasi yaitu cara pengambilan data menggunakan barang-barang tertulis, buku-buku, majalah, dokumen peraturan, notulen rapat, catatan harian yang berhubungan dengan masalah penilitian.Dalam alat dan teknik pengumpulan data, peneliti menggunakan tiga metode yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi. Peneliti menggunakan ketiga metode ini karena cukup relevan dalam pengumpulan data.Analisis dataMoleong (2004), analisis data merupakan proses mengolah data, mengorganisasikan dalam bentuk suatu pola dan menyusunnya sesuai kategori tujuan penelitian dan satuan uraian dasar. Terdapat tiga komponen analisis dalam penelitian ini, yaitu reduksi data, sajian data dan penarikkan kesimpulan yang dilakukan dalam bentuk interaktif atau interactive of analysis model.Reduksi data adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, abstraksi dan transformasi data kasar yang muncul dicatatan-catatan tertulis di lapangan. Penyajian data diartikan sebagai pemaparan informasi yang tersusun untuk memberikan peluang terjadinya sebuah kesimpulan. Sedangkan penarikan kesimpulan atau verifikasi merupakan suatu proses yang telah mencakup tahap final. Proses analisis ini berjalan terus menerus seperti sebuah siklus (Moleong, 2004).Penafsiran dan penyimpulan hasil penelitianPenafsiran dan penyimpulan hasil penelitian ini dengan cara membandingkan hasil-hasil dari wawancara, analisis data observasi maupun dokumentasi. Kemudian mengambil kesimpulan dari masing-masing cara tersebut serta mengkolaborasikan agar hasil yang diperoleh lebih jelas dan sesuai dengan yang diharapkan. Setelah hasil didapat, peneliti akan mencari solusi dari hasil penelitian tersebut sehingga penelitian tersebut lebih efektif dengan hasil dan solusi. Pelaksanaan ProgramPenelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan, mulai bulan September 2011 sampai bulan Desember 2011.Waktu PelaksanaanNOKEGIATANWAKTU PELAKSANAANSEPTEMBEROKTOBERNOVEMBERDESEMBER1.Pembuatan Judul2.Pembuatan Proposal3.Seminar Proposal4.Penelitian5.Pembuatan Laporan6.Seminar HasilTempatKami memilih SMA Al-Islam 1 Surakarta sebagai tempat penelitian karena disana banyak penjual jajanan sekolah. Para siswa pun tertarik dan menjadi konsumen setia jajanan sekolah tersebut. Tempat yang strategis juga mendukung penjual jajanan sekolah untuk lebih mudah dalam berjualan, karena di depan SMA Al-Islam 1 Surakarta ada tempat parkir kosong yang biasa dimanfaatkan para penjual jajanan sekolah untuk berjualan.BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANHasil PenelitianBerdasarkan penelitian yang kami lakukan dengan metode wawancara dan observasi di SMA Al-Islam 1 Surakarta memberikan hasil terhadap bahaya jajanan sekolah di SMA tersebut. Berawal dari observasi lapangan, di sana terdapat banyak jajanan sekolah yang dijual di depan sekolah dan kami mengamati tiap-tiap jajanan tersebut satu persatu. Diantaranya ialah, CakueMie cupBatagorSiomayPempekRoti bakarEs dogerJagung manisBerdasarkan pengamatan kami, batagor, cakue dan pempek tidak mengganti minyak goreng sampai minyak gorengnya berwarna hampir hitam. Saus yang dipakai pun ada yang ditambah air mentah. Pada mie cup, air yang digunakan untuk merebus tidak diganti dan digunakan berkali-kali.Dari hasil observasi kami belum menemukan hasil yang maksimal, kami mencoba untuk masuk pada tahap wawancara. Sasaran peneliti pada tahap ini adalah para penjual, orang tua dan siswa SMA Al-Islam 1 Surakarta.Hasil wawancara tentang bahaya jajanan sekolah di SMA Al-Islam 1 Surakarta dapat disampaikan sebagai berikut.Menurut Ratna Novianti, seorang siswa SMA Al-Islam 1 Surakarta, menyebutkan bahwasaya lebih suka jajan di sekolah, karena untuk mengganjal perut saya saat lapar. Terutama waktu saya ada tambahan mata pelajaranLain pula dengan Miftah Farid, siswa SMA Al-Islam 1 Surakarta ini beranggapan bahwa jajanan sekolah lebih praktis dan mudah didapatkan dibandingkan harus membawa bekal sendiri dari rumah. Kegiatan ekstrakurikuler yang diikutinya juga menyita waktu di sekolah, sehingga untuk mengganti makan siang, dia lebih memilih jajan di sekolah.saya memilih jajanan sekolah karena kadang saya merasa tidak ada kerjaan saat istirahat, sewaktu teman-teman saya mengajak saya untuk jajan di depan sekolah, saya ikut saja, lagipula tak ada salahnya sehari sekali jajan di depan sekolah, ujar Taufik, seorang siswa kelas XII SMA Al-Islam 1 Surakarta.Salah seorang wali murid yang sempat kami wawancara menyatakan bahwa sebenarnya mereka khawatir tentang jajanan sekolah yang sering dikonsumsi anak-anaknya. Akan tetapi beliau tidak terlalu mempermasalahkan, malah memanjakan anak-anaknya dengan member uang saku lebih agar anak-anaknya bias jajan dan tidak kelaparan saat di sekolah.Para penjual jajanan sekolah pun tidak terlalu memikirkan tentang kualitas dari jajanan yang mereka jual, yang penting mereka bisa berjualan dan bisa mencukupi kehidupan mereka sehari-hari.PembahasanDari hasil penelitian di atas, maka peniliti akan melakukan pembahasan berdasarkan hasil dari metode observasi dan wawancara. Para penjual jajanan yang biasa mangkal di SMA Al-Islam 1 Surakarta kebanyakan takut menggunakan bahan-bahan berbahaya pada jajanan mereka. Akan tetapi setelah kami melakukan pendekatan lagi, ternyata pada saus jajanan mereka ditambah dengan air mentah yang bisa menyebabkan diare meskipun resikonya kecil. Pada jajanan yang menggunakan penggorengan, mereka jarang mengganti minyak goreng hingga warnanya hampir menjadi hitam.Minyak jelantah dapat menimbulkan karsinogenik seperti kanker dan penyempitan pembuluh darah apabila pengkonsumsiannya dalam jumlah yang banyak dan berulang-ulang, karena jumlah ALB pada minyak jelantah amat tinggi dapat menyebabkan penyumbatan pada sel-sel pembuluh darah (Anonimous, 2007).Dan yang lebih parah ialah yang menjual mie cup, air yang digunakan untuk merebus mie instant tidak diganti, air bekas rebusan itu masih digunakan untuk merebus mie berkali-kali.Kebanyakan siswa yang membeli jajanan tersebut ternyata tidak memikirkan bahaya jajanan yang mereka konsumsi, yang penting perut terisi untuk mengganjal lapar sampai pulang sekolah, terutama jika ada tambahan mata pelajaran dan ada kegiatan ekstrakurikuler sampai sore. Mereka beranggapan jajanan sekolah lebih enak dari pada makanan di rumah atau di warung karena jajanan-jajanan sekolah lebih unik dan bermacam-macam. Ada juga siswa yang membeli jajanan sekolah karena ikut-ikutan atau diajak temannya, istilahnya gengsi kalau ndak ikut jajan.Orang tua mereka sebenarnya khawatir dengan jajanan sekolah yang belum tentu menyehatkan bagi anak-anak mereka, akan tetapi kekhawatiran itu tidak ada tindak lanjut untuk mengantisipasi hal itu. Mereka terlalu sibuk dengan urusan mereka sehingga anak-anak mereka tidak mendapat perhatian lebih terhadap bahaya jajanan sekolah. Mereka malah memanjakan anaknya dengan member uang saku banyak agar anaknya tidak kelaparan saat di sekolah tanpa memperhatikan untuk apa uang yang di berikan tersebut. Kondisi seperti ini perlu diwaspadai bersama. Dari pihak SMA Al-Islam 1 Surakarta sudah ada tindakan untuk mengantisipasi bahaya jajanan sekolah, akan tetapi fokus sasarannya hanya anak-anak kelas XII agar kesehatan mereka tetap terjaga demi kelancaran menghadapi ujian-ujian kelulusan. Mereka dilarang jajan di luar sekolah dan dianjurkan membeli makan di kantin sekolah karena kualitas keamanannya lebih terjaga. Hal ini sangat disayangkan karena siswa kelas X dan XI masih terlihat bebas untuk mengkonsumsi jajanan sekolah.BAB VPENUTUPSimpulanDari semua hasil observasi dan wawancara, peneliti menyimpulkan bahwa bahaya jajanan sekolah di SMA Al-Islam 1 Surakarta perlu mendapat perhatian besar dari orang tua siswa dan pihak sekolah serta para siswa dan penjual jajanan sekolah itu sendiri. Meskipun bahaya jajanan sekolah di SMA Al-Islam 1 Surakarta tidak terlalu mengancam, tp kalau di biarkan terus menerus akan berakibat fatal pada kesehatan siswa SMA Al-Islam 1 Surakarta, karena tidak menutup kemungkinan para siswa mengkonsumsi jajanan tersebut setiap hari.SaranMarilah kita biasakan untuk selektif dalam membeli jajanan-jajanan sekolah yang mudah kita dapati di sekolah-sekolah agar kesehatan kita tetap terjaga saat ini maupun yang akan datang. Biasakan juga untuk mengkonsumsi dan sayur-sayuran, itu lebih dari pada jajanan sekolah. DAFTAR PUSTAKAAnita N.2002.Mutu mikrobiologis minuman jajanan kantin di tiga sekolah wilayah Bogor.Institut Pertanian Bogor: Bogor.Arikunto, Suharsimi. 1993. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik). Jakarta: Rineka Cipta.Depkes, RI. 1990. Aspek Gizi Makanan Jajanan. Jakarta: Direktorat Jenderal Pembinaan Kesehatan Masyarakat.Depkes, RI.1998.Pemantauan Nilai Keracunan Makanan.Depkes press:JakartaDepkes,RI.2007.Dampak dan Penggolongan BTP. Jakarta: Depkes press.Effendi.2004.Keamanan Makanan. Jakarta: ol.Moleong, L.J.2000.Metode Penelitian Kualitatif. PT Remaja Rosdakarya:Bandung.Moleong, L.J.2004.Metode Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.Ravianto.2000.Kesehatan Anak Sekolah. Makasar: carebossi.Riduwan. 2000.Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Bandung: AFABETA.Sediaoetama, AD.1991.Ilmu Gizi untuk Mahasiswa dan Pofesi Jilid I. Jakarta: Dian Rakyat.Winarno, FG. Peranan Positif Makanan Jajanan. Pusat pegembangan teknologi Pangan. Bogor: IPB.Adnan. Dampak Mengkonsumsi Saus pada Jajanan. http://kesmas-unsoed.blogspot.com/2011/01/dampak-mengkonsumsi-saus-pada-jajanan.html(diakses 01 Oktober 2011 jam 18:58)Muklis. Antisipasi Perilaku Makan Anak Sekolah. http://muklis-superband.blogspot.com/2011/03/antisipasi-perilaku-makan-anak-sekolah.html (diakses 02 Oktober 2011 jam 05:15)Hakiono. Makanan dan Kecerdasan Anak. http://www.indofamily.net(diakses 09 Desember 2011 jam 06:02)