laporan akhir pkm 03

Upload: linna-faiztyan

Post on 30-Oct-2015

293 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

PKM

TRANSCRIPT

LAPORAN AKHIR PKM-P

UJI DAN IDENTIFIKASI ZAT ANTI BAKTERI DARI BATANG KECOMBRANG (Nicolaia Speciosa, Horan.) UNTUK MENGHAMBAT PERTUMBUHAN Salmonella thyposa Dan Staphylococcus aureusOleh :

WINDA ARIYANI

G1F008049 (2008)

ONENG IFAYANI

O1A006046 (2006)BANU AJI WIJAYANTO

G1F008004 (2008)ULYA RAHMAWATI

G1F008048 (2008)

SHINTA ANGRESTI P.

G1F008053 (2008)

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

PURWOKERTO

2010

HALAMAN PENGESAHANPROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA PENELITIAN

LAPORAN AKHIR

1. Judul Kegiatan: Uji dan Identifikasi Zat Anti Bakteri dari Batang Kecombrang (Nicolaia speciosa, Horan) untuk Menghambat Pertumbuhan Salmonella thyposa dan Staphylococcus aureus.2. Bidang Kegiatan: PKM-P

3. Bidang Ilmu: Kesehatan

4. Ketua Pelaksana Kegiatan

a. Nama Lengkap: Winda Ariyani

b. NIM: G1F008049

c. Jurusan: Farmasi

d. Universitas: Universitas Jenderal Soedirman

e. Alamat Rumah/HP: Kauman RT 01/04 Salem, Brebes/085647631668

f. Alamat email: [email protected]. Anggota Pelaksana Kegiatan: 4 orang

6. Dosen Pendamping

a. Nama Lengkap dan Gelar : Eka Prasasti Nur Rachmani, M. Sc, Apt.

b. NIP : 197901292005012003c. Alamat Rumah/HP: Tambaksari RT 01/03 Kembaran, Banyumas/081391280002

7. Biaya Kegiatan Total:

a. Dikti : Rp. 7.000.000,-

b. Sumber lain: Rp. -

8. Jangka Waktu Pelaksanaan : 4 bulan

Purwokerto, Juni 2010

Pembantu Dekan III

Bidang Kemahasiswaan

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Ilmu Kesehatan

Drs. Bambang Hariyadi, M.Kes

NIP. 196004111986031001Ketua Pelaksana Penelitian

Winda Ariyani

NIM. G1F008049

Menyetujui,

Pembantu Rektor III

Bidang Kemahasiswaan

Universitas Jendral Soedirman

Drs. Kusbiyanto, M.Si

NIP.195606071984031004Dosen Pendamping

Eka Prasasti N., M. Sc, Apt.

NIP. 197901292005012003

ABSTRAK

Batang keombrang secara traditional banyak digunakan sebagai obat demam tifoid dan gastroentritis, namun belum banyak dilakukan penelitian ilmiah mengenai efek antibakteri batang kecombrang tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menguji aktivitas batang kecombrang sebagai antibakteri dan mengidentifikasi golongan senyawa kimia yang memiliki aktivitas antibakteri. Pengujian efek antibakteri dilakukan secara in vitro pada bakteri Salmonella thyposa dan staphylococcus aureus dengan metode difusi agar. Parameter yang diukur adalah adalah zona jernih yang dihasilkan pada kedua isolat bakteri tersebut dan dihitung nilai IC50 untuk tiap isolat.

Penelitian ini dimulai dengan beberapa tahap, yaitu ekstraksi, uji metabolit sekunder, uji aktivitas antibakteri, dan analisis senyawa dengan pereaksi warna dan GC-MS. Tahap pertama adalah ekstraksi batang kecombrang secara maserasi dengan pelarut etanol, kemudian diekstraksi bertingkat dengan n-heksana dan kloroform. Ekstrak yang didapat diuji aktivitas antibakterinya dan didapat aktivitas antibakteri terbesar pada fraksi n-heksan untuk kedua isolat. Hasil analisis probit didapat nilai IC50 pada isolat Salmonella thyposa yaitu pada konsentrasi 3,2% sedangkan pada staphylococcus aureus yaitu pada konsentrasi 3,9%. Tiap fraksi kemudian diuji metabolit sekunder dan didapat ekstrak batang kecombrang mengandung senyawa alkaloid, triterpenoid dan flavonoid. Senyawa jenis flavonoid yang diduga memiliki aktivitas antibakteri karena menunjukan hasil yang positif pada tiap fraksi.

KATA PENGANTARSyukur Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian yang berjudul Uji dan Identifikasi Zat Anti Bakteri dari Batang Kecombrang (Nicolaia speciosa, Horan) untuk Menghambat Pertumbuhan Salmonella thyposa dan Staphylococcus aureus. Penulis menyampaikan terima kasih kepada :1. Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat DIKTI (DP2M DIKTI) yang telah membiayai penelitian ini.

2. Bagian pengabdian masyarakat Universitas Jenderal Soedirman yang telah membantu memfasilitasi proses penelitian.

3. Ibu Eka prasasti Nur Rachmani, M.Sc, Apt. selaku sebagai dosen pembimbing yang telah memberikan petunjuk, saran, arahan, bimbingan, dan motivasi selama proses penelitian ini.4. Ibu Trisnowati, M.Si., Apt. selaku ketua jurusan Farmasi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Ilmu Kesehatan Universitas Jenderal Soedirman.5. Teman-teman mahasiswa farmasi yang telah memberikan motivasi, ide, dan inspirasi selama penelitian.

6. Semua pihak yang telah memberikan motivasi dan bantuan dalam penelitian ini.Penulis menyadari penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik dan saran dari para pembaca yang bersifat membangun senantiasa penulis harapkan demi kesempurnaan penelitian di masa yang akan datang. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Purwokerto, Juni 2010

PenulisI. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang MasalahSejak ribuan tahun yang lalu, manusia telah memanfaatkan tumbuhan sebagai bahan obat-obatan secara tradisional. Bahkan, dewasa ini pengobatan dengan cara tradisional semakin populer karena tumbuhan obat tidak menimbulkan efek samping, sumber bahan obat tersebar luas, dan harganya terjangkau oleh masyarakat (Ma`at, 2004). Mengingat besarnya potensi tumbuhan sebagai obat-obatan maka penelitian mengenai tumbuhan sebagai obat terus meningkat. Salah satunya adalah pada tanaman Kecombrang.

Kecombrang (Nicolaia speciosa, Horan.) merupakan tanaman asli Indonesia. Kecombrang merupakan slah satu tanaman yang belum banyak diteliti kandungan kimianya. Selama ini kecombrang hanya dimanfaatkan di bidang pangan, sebagai rujak dan sambel, untuk menambah nilai ekonomisnya cincau perlu dimanfaatkan di bidang lainya seperti di bidang farmasi.

Menurut penelitian, Beberapa komponen aktif kecombrang memiliki nilai fungsional diantaranya dari golongan polifenol, saponin, flavonoid maupun alkaloid lainnya (Anonim, 2005a). Salah satu senyawa aktif yang terkandung didalam kecombrang ialah flavonoid yang salah satu fungsinya sebagai zat antibakteri. Tanaman-tanaman yang mengandung senyawa golongan flavonoid yaitu senyawa yang sudah diketahui mempunyai banyak aktivitas seperti analgesik, antiinflamasi, antipiretik bahkan sampai aktivitas antikanker (Cody, 1988). Senyawa flavonoid yang terkandung di dalam batang kecombrang ini, diduga berfungsi sebagai antibakteri.

Salmonella thyposa merupakan bakteri penyebab penyakit tipus, sedangkan Staphylococcus aureus merupakan salah satu bakteri penyebab gastroenteritis (penyakit perut) (Soekarsono, 2004). Penyakit tifus atau demam tifoid masih menjadi masalah kesehatan di negara-negara berkembang, umumnya di daerah tropis dan khususnya di Indonesia, di mana angka kejadiannya meningkat pada musim kemarau panjang dan di awal musim hujan. Selain memerlukan perawatan dan masa pemulihan yang cukup lama, tidak jarang penyakit tersebut disertai dengan komplikasi dan berakhir dengan kematian. Angka kejadian penyakit tifus di Indonesia rata-rata 900.000 kasus/tahun dengan angka kematian lebih dari 20.000 di mana 91% kasus terjadi pada usia 3-19 tahun (Anonim, 2007). Pada perkembangan resistensi Salmonella typhi selanjutnya, beberapa negara melaporkan adanya strain multi drug resistance (MDR) Salmonella typhi yang resisten terhadap dua atau lebih antibiotika yang lazim digunakan yaitu ampisilin, kloramfenikol dan kotrimoksazol (Musnelina, 2003).

Obat obat anti bakteri yang mengalami resistensi, perlu diganti dengan obat baru yang lebih efektif. Oleh karena itu perlu dilakukan pencarian senyawa baru yang memiliki aktivitas sebagai antibakteri khususnya dari tumbuhan. Dalam hal ini kecombrang diduga memiliki kemampuan sebagai antibakteri sehingga perlu dilakukan penelitian mengenai senyawa senyawa antibakteri yang ada dalam tumbuhan kecombrang.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas diambil perumusan masalah sebagai berikut:

1. Dari fraksi n-heksan, kloroform dan etanol batang kecombrang (N. speciosa, Horan.), fraksi mana yang memiliki aktivitas antibakteri yang optimal?2. Senyawa apakah dari batang kecombrang (N. speciosa, Horan.) yang memiliki aktivitas antibakteri dengan GCMS?

3. Bagaimana potensi antibakteri yang terdapat dalam tumbuhan kecombrang (N. speciosa, Horan.)?

3. Tujuan Program1. Mengetahui fraksi dari n-heksan, kloroform dan etanol ekstrak kecombrang yang mampu bersifat sebagai senyawa antibakteri.

2. Mengetahui jenis kandungan senyawa dalam ekstrak kecombrang yang berkhasiat sebagai antibakteri.

3. Mengetahui potensi antibakteri yang terdapat dalam tumbuhan kecombrang (N. speciosa, Horan.).4. Luaran yang Diharapkan

Target luaran yang ingin dicapai dari program kegiatan PKM ini adalah:

1. Mahasiswa diharapkan dapat mengidentifikasi senyawa antibakteri yang terkandung dalam ekstrak kecombrang (N. speciosa, Horan.)

2. Hasil penelitian diharapkan dapat dimanfaatkan dalam pemanfaatan tanaman kecombrang (N. speciosa, Horan.) sebagai bahan obat alami.

5. Kegunaan Program

1. Mengembangkan minat mahasiswa agar kritis dalam melihat permasalahan yang timbul di masyarakat berkaitan dengan bidang keahlianya.

2. Memberikan informasi mengenai jenis senyawa yang terkandung dalam tumbuhan kecombrang (N. speciosa, Horan.) sehingga dapat digunkan sebagai bahan obat alami.

II. TINJAUAN PUSTAKA1. Kecombrang (Nicolaia speciosa, Horan.)Klasifikasi dari kecombrang yaitu :

Kerajaan

:PlantaeDivisi

:MagnoliophytaKelas

:LiliopsidaOrdo

:ZingiberalesFamili

:ZingiberaceaeGenus

:NicolaiaSpesies

:Nicolaia speciosa, Horan.

Kecombrang dikenal dengan nama daerah honje, katimbang, asm situ, puar kinjung, rombeh, antimego dan salah hawa. Tanaman kecombrang hampir bisa di jumpai diseluruh wilayah di nusantara. Herba ini biasanya tumbuh didaerah hutan tropis dan sub tropis (Winarto,2006).

Kecombrang di beberapa daerah di Indonesia, secara turun temurun digunakan sebagai bumbu masak dan obat tradisional. Bagian kecombrang yang dipergunakan adalah buah, batang dan bunganya. Orang Simalungun menggunkan kecombrang untuk bahan obat dan sejenis mandian beruap. Mempunyai khasiat untuk menghilangkan bau badan, memperbanyak keluarnya Air Susu Ibu (ASI), membersihkan darah dan menghilangkan nafas yang tidak sedap (Winarto, 2006). 2. BakteriBakteri, dari kata Latin bacterium (jamak, bacteria), adalah kelompok raksasa dari organisme hidup. Mereka sangatlah kecil (mikroskopik) dan kebanyakan uniselular (bersel tunggal), dengan struktur sel yang relatif sederhana tanpa nukleus/inti sel, cytoskeleton, dan organel lain seperti mitokondria dan kloroplas. Bakteri adalah yang paling berkelimpahan dari semua organisme. Mereka tersebar di tanah, air, dan sebagai simbiosis dari organisme lain. Banyak patogen merupakan bakteri. Kebanyakan dari bakteri kecil, biasanya hanya berukuran 0,5-5 m, meski ada jenis dapat menjangkau 0,3 mm dalam diameter (Thiomargarita). Banyak yang bergerak menggunakan flagela, yang berbeda dalam strukturnya dari flagela kelompok lain (Schlegel, 1994).

a. Salmonella thyposa Salmonella merupakan kuman gram negatif, tidak berspora dan panjangnya bervariasi. Kebanyakan species bergerak dengan flagel peritrik. Salmonella tumbuh cepat pada pembenihan biasa tetapi tidak meragikan sukrosa dan laktosa. Kuman ini merupakan asam dan beberapa gas dari glukosa dan manosa. Kuman ini bisa hidup dalam air yang dibekukan dengan masa yang lama. Salmonella resisten terhadap zat-zat kimia tertentu misalnya hijau brilian, natrium tetrationat, dan natrium dioksikholat (Brooks et all, 2005).Salmonella thyposa merupakan penyebab infeksi pada manusia dan infeksi dari bakteri ini bersumber dari manusia. Kebanyakan salmonellae merupakan pathogen pada binatang yang merupakan reservoir pada manusia (Brooks et all, 2005).

Salmonella merupakan salah satu bakteri penyebab demam enterik atau demam tifus. Ketika salmenella mencapai usus kecil, kemudian masuk ke getah bening dan kemudian ke aliran darah. Mereka dibawa oleh darah kebeberapa organ termasuk usus. Organisme tersebut meningkat dalam jaringan getah bening intestinal dan dikeluarkan dalam tina (Brooks et all, 2005).

b. Staphylococcus aureusStaphylococcus aureus yang merupakan kelompok bakteri Gram positif memiliki struktur dengan banyak peptidoglikan dan relatif sedikit lipid sedang pada Escherichia coli relatif lebih banyak mengandung lipid ( Hugo and Russell, 1998).

Staphylococcus aureus merupakan penyebab dan beragam penyakit yang mempunyai rentang gejala mulai dan infeksi pada luka yang terlokalisir, sampai dengan infek sistimik yang mengancam jiwa. Sejak akhir tahun delapan puluhan S.aurezi kembali menjadi salah satu penyebab infeksi nosokomial yang penting. Strain S. aureus yang diisolasi dan infeksi nosokomial, hampir 30% merupakan methicillin-resistant S. aureus (MRSA). Sebagian besar MRSA mengembangkan resistensi terhadap antibiotika yang tidak segolongan dengan mendapatkan determinan resistensi tambahan atau dan mutasi yang merubah tempat sasaran untuk antibiotika. MRSA berkembang dan menyebar ke seluruh dunia dan menjadi masalah di rumah sakit oleh karena mudah menyebar dan sulit untuk dikendalikan.3. Senyawa Antibakteri Dalam Batang KecombrangKecombrang yang mempunyai nama latin Nicolaia speciosa ini tergolong dalam famili Zingiberaceae, mengandung senyawa kimia Saponin, flavonoida, Polifenol dan minyak atsiri.Flavonoid merupakan golongan senyawa bahan alam dari senyawa fenolik yang banyak merupakan pigmen tumbuhan. Saat ini lebih dari 6.000 senyawa yang berbeda masuk ke dalam golongan flavonoid. Flavonoid merupakan bagian penting dari diet manusia karena banyak manfaatnya bagi kesehatan. Fungsi kebanyakan flavonoid dalam tubuh manusia adalah sebagai antioksidan sehingga sangat baik untuk pencegahan kanker selain itu flavonoid juga berperan sebagai antibiotik dan antivirus (Saputro, 2008)

Minyak atsiri yang aktif sebagai antibakteri pada umumnya mengandung gugus fungsi hidroksil (-OH) dan karbonil. Turunan fenol berinteraksi dengan sel bakteri melalui proses adsorpsi yang melibatkan ikatan hidrogen. Pada kadar rendah terbentuk kompleks protein fenol dengan ikatan yang lemah dan segera mengalami peruraian, diikuti penetrasi fenol ke dalam sel dan menyebabkan presipitasi serta denaturasi protein. Pada kadar tinggi fenol menyebabkan koagulasi protein dan membrane sel mengalami lisis (Parwata, 2008)

4. Ekstraksi dengan Metode Maserasi.Menurut Soedjadi (1988) ekstraksi dan isolasi adalah proses pemisahan yang dilakukan secara fisika atau kimia. Secara umum, proses ekstraksi terjadi karena adanya pelepasan senyawa dari serbuk simplisia secara difusi. Prinsip dasar dari ekstraksi yaitu adanya distribusi zat terlarut di antara dua pelarut yang tak saling bercampur. Peristiwa ini melibatkan perpindahan zat terlarut dari dua pelarut tidak saling campur dan dikenal dengan ekstraksi cair-cair. Zat terlarut yang diekstraksi umumnya tidak larut atau sedikit larut dalam suatu pelarut, tapi mudah larut dalam pelarut yang lain (Soedjadi, 1988).

Ekstraksi maserasi merupakan proses perendaman sampel dengan pelarut organik yang digunakan pada temperatur ruangan. Proses ini sangat menguntungkan dalam isolasi senyawa bahan alam karena dengan perendaman sampel tumbuhan, akan terjadi pemecahan dinding dan membran sel akibat perbedaan tekanan antara di dalam dan di luar sel. Hal ini menyebabkan senyawa metabolit sekunder yang ada dalam sitoplasma akan terlarut dalam pelarut organik dan ekstraksi senyawa akan sempurna karena dapat diatur lama perendaman yang dilakukan. Pemilihan pelarut dalam proses maserasi akan memberikan efektifitas yang tinggi dengan memperhatikan kelarutan senyawa bahan alam pelarut tersebut. Pelarut metanol secara umum merupakan pelarut yang paling banyak digunakan dalam proses isolasi senyawa bahan alam, karena dapat melarutkan seluruh golongan senyawa metabolit sekunder (Lenny, 2006).5. Uji Aktivitas AntibakteriSalah satu metode uji antibakteri adalah metode autobiografi. Bioautografi adalah suatu metode untuk memisahkan senyawa-senyawa dalam suatu campuran dan mengidentifikasi senyawa mana yang memiliki aktivitas sebagai antimikroba. Metoda ini melibatkan dua kegiatan, yaitu pemisahan campuran senyawa dan pengujian aktivitas senyawa sebagai antimikroba. Pemisahan sampel pada autobiografi dilakukan dengan metode kromatografi lapis tipis (KLT). Lempeng tersebut ditanam pada koloni bakteri mikroba tertentu pada suatu media. Bagian depan diletakkan pada permukaan media, sehingga senyawa-senyawa yang telah dipisahkan dapat berinteraksi dengan media dan mikroba didalamnya. Media tersebut selanjutnya diinkubasi selma kurang 2x24 jam. Setelah diinkubasi, dilihat apakah terjadi zona penghambatan pada media. Zona hambatan akan muncul disekitar bercak lempeng senyawa yang memiliki aktivitas antimikroba (Lenny, 2006).

III. METODE PENDEKATANa. Persiapan sampel

Batang kecombrang pada penelitian diambil dari Kecamatan Baturaden pada bulan Februari, kemudian dilakukan pembuatan simplisia kecombrang. Langkah yang dilakukan yaitu sortasi basah, perajangan dan pengeringan. Setelah sampel kering kemudian dilakukan sortasi kering untuk mendapatkan simplisia yang berkualitas.b. EkstraksiEkstraksi simplisia batang kecombrang dilakukan dengan cara maserasi dengan menggunakan pelarut etanol. Simplisia batang kecombrang sebanyak 300 gr direndam dengan etanol selama 24 jam dan sekali-kali diaduk kemudian disaring cepat dengan penyaring buchner, dan residu tersebut dimaserasi kembali selama 24 jam. Maserasi dihentikan sampai larutan tampak jernih (3x maserasi). Semua filtrat dikumpulkan sehingga diperoleh ekstrak etanol, kemudian dipekatkan dengan rotary evaporator sampai diperoleh ekstrak pekat etanol. Ekstrak pekat etanol diekstraksi kembali dengan heksana dan kloroform.

c. Uji Senyawa Metabolit Sekunder (Ardian, 2002)

1. Uji AlkaloidSebanyak 1 mL ekstrak pekat dilarutkan dalam 2 mL asam klorida 2% (b/v), dipanaskan 5 menit dan disaring. Filtratnya ditetesi 2-3 tetes pereaksi Maeyer dan Dragendorff. Adanya senyawa alkaloid ditunjukan dengan terbentuknya endapan putih dari pereaksi Maeyer dan jingga dengan pereaksi Dragendroff.

2. Uji Triterpenoid dan Steroid (Uji Lieberman Burchard)Sebanyak 1 mL ekstrak dilarutkan dalam 5 mL eter diuapkan, ditambah pereaksi lieberman burchard. Uji posistif ditandai dengan terbentuknya warna ungu untuk triterpenoid dan hijau untuk steroid.

3. Uji Flavonoid (Uji Shinoda)Sebanyak 1 mL ekstrak pekat dilarutkan dalam 2 mL metanol, kemudian ditambah serbuk Mg dan 4-5 tetes HCl pekat. Warna merah atau ungu menunjukan adanya senyawa aglikon flavonoid.

d. Pembuatan Media Pertumbuhan dan Inokulasi Bakteri (Lay,1994)

1. Pembuatan Media Nutrient Agar (NA)

Agar dimasukan ke dalam 50 mL akuades dan direbus sampai larut . Sebanyak 0,3 gram beef ekstrak dan 0,5 gram pepton dilarutkan dalam 50 mL akuades kemudian dididihkan. Selanjutnya kedua bagian tersebut dicampur. Media kemudian disterilisasi dengan autoklaf pada suhu 121 0C, tekanan 2 atm selama 15 menit.2. Pembuatan Media Nutrient Broth (NB)

Beef ekstrak 0,3 gram dan 0,5 gram pepton dilarutkan ke dalam 100 mL akuades, kemudian dipanaskan hingga larut. Media kemudian disterilisasi dengan autoklaf pada suhu 121 0C, tekanan 2 atm selama 15 menit.

3. Inokulasi Bakteri

Isolat bakteri yang sudah diremajakan diinokulasi dengan mengambil isolat sebanyak satu mata ose, kemudian ditumbuhkan pada media NB secara aseptis. Media yang telah ditanami, diinkubasi dalam inkubator selama 24 jam. Sel yang telah berkembang ditandai dengan kekeruhan dalam media.e. Uji Aktivitas Antibakteri Pendahuluan

Uji pendahuluan aktivitas antibakteri dilakukan dengan metode difusi medium Nutrient Agar (NA). 15 mL media NA steril yang masih hangat dimasukkan cawan petri dan dibiarkan membeku. Permukaan medium diswap dengan kapas yang sudah dicelupkan ke medium bakteri. Media diinkubasi selama 1X24 jam dan jernih yang timbul disekitar silinder diukur diameternya.f. Identifikasi Senyawa Aktif

Identifikasi senyawa aktif antibakteri hasil isolasi dianalisis menggunakan Gas Cromathography- Mass Spectroskopi (GCMS ). Spektrum yang dihasilkan dianalisi untuk mendapat gambaran struktur senyawa aktif tersebut.IV. PELAKSANAAN PROGRAM

1. Waktu dan Tempat PelaksanaanPenelitian akan dilaksanakan selama 4 bulan, di Laboratorium Biologi Farmasi Jurusan Farmasi dan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jenderal Soedirman. 2. Tahapan PelaksanaanNoKegiatanBulan ke-

1234

1.Persiapan dan SamplingXX

2.PenelitianXX

3.Analisis DataXX

4.Penyususnan LaporanX

3. Instrumen pelaksanaana. Materi penelitianMateri yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: batang kecombrang yang diambil di Kecamatan Baturaden, pelarut etanol, n-heksana, kloroform, medium Nutrient Agar (NA), medium Nutrient Broth (NB), aquades, alkohol, pepton, aluminium foil, kapas, biakan agar salmonella thyposa dan staphylococcus aureus, pereaksi maeyer dan dragendroff, eter, asetat anhidrida, asam sulfat pekat, metanol, serbuk Mg, dan HCl pekat.

b. Alat

Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah pisau, alas untuk mengeringkan dan kantung plastik, timbangan, kertas saring, perangkat alat ekstraksi, alat-alat gelas, pengaduk magnetik, penyaring buchner dan rotary evaporator, oven, evaporator, Spektrofotometer UV, GCMS, alat sterilisasi, bejana. timbangan, tabung sentrifuge dan rak, sentrifuge dan alat alat gelas.4. Rancangan dan Realisasi Biaya

a. RancanganNo.SpesifikasiJumlah

SatuanHarga Satuan

(Rp....,00)Jumlah Satuan

(Rp....,00)

1.Bahan Habis Pakai

a. Batang Kecombrang

b. Pelarut etanol

c. n-heksana

d. Metanol

e. Etil asetat

f. Medium NA

g. Medium NB

h. Alkohol 70%

i. Kloramfenikol

j. methicillin

k. CMC Na

l. Peptonm. Aquades

n. Biakan agar

Salmonella thyposa

o. Biakan agar

Staphylococcus

Aureus

o. Pereaksi Meyer dan

Dragendroff

p. HCl pekat

q. H2SO4 pekat

r. Serbuk Mg

s. Asetat anhidrida25 Batang

10 liter

1 liter

1 liter

1 liter

20 gram

1 liter

2 liter

3 tablet

3 tablet

1 liter

100 ml

15 liter

2 biakan

2 biakan

10 mL

10 mL

10 mL

10 g

10 g 5.000

60.000

400.000

200.000

340.000

7.500

100.000

50.000

10.000

10.000

200.0001.0005.000

200.000

200.000

15.000

10.000

10.000

5.000

5.000125.000

600.000

400.000

200.000

340.000

150.000

100.000

50.000

30.000

30.000

200.000

100.00075.000

400.000

400.000

150.000

100.000

100.000

50.000

50.000

Jumlah 3.700.000

2.Peralatan

a. Sewa laboratorium

mikrobiologi

b. Sewa laboratorium

biologi farmasi

c. Sewa Alat

d. Tissue

e. Sarung tangan

f. Kapas

g. Kertas Whatman

h. Plat KLT

i. Analisis UV

j. Analisis IR

k. Analisis GCMS5 roll

5 pasang

3 bks

25 lembar

3 lembar

2 sampel

2 sampel

2 sampel6.000

10.000

5.000

2.000

475.000

150.000

150.000

300.000350.000

350.000

750.000

30.000

50.000

30.000

50.000

1.425.000

300.000

300.000

600.000

Jumlah 4.235.000

3. Pembuatan Laporan

a. Draft laporan

b. Draft proposal

c. Pengetikan

d. Dokumentasi

e. Penggandaan

f. Flashdisk 2 GB

g. Tinta printer

h. Kertas kuarto

i. Literatur dan studi pustaka4 buah

4 buah

100 lbr

1 roll

8 expl

1 buah

1 set

2 rim 25.000

25.000

1.500

100.000

25.000

150.000

40.000

35.000100.000

100.000

150.000

100.000

100.000

150.000

40.000

70.000

300.000

Jumlah 1.110.000

4.Transportasi 4 orang150.000600.000

Jumlah 600.000

Jumlah Total9.620.000

b. Realisasi

No.SpesifikasiJumlah

SatuanHarga Satuan

(Rp....,00)Jumlah Satuan

(Rp....,00)

1.Bahan Habis Pakai

a. Batang Kecombrang

b. Pelarut etanol

c. n-heksana

d. Kloroforme. Medium NA

f. Medium NB

g. Alkohol 70%

h. Kertas Cakrami. Aquades

j. Biakan agar Salmonella thyposa k. Biakan agar Staphylococcus Aureusl. Pereaksi Meyer dan Dragendroff

m. HCl pekat

n. H2SO4 pekat

o. Serbuk Mg

p. Asetat anhidrida25 Batang

10 liter

2 liter

2 liter

100 gram

30 gram

2 liter

150 buah

50 liter

1 biakan

1 biakan

5 mL

5 mL

5 mL

5 g

5 g 5.000

80.000

100.000

200.000

5.000

10.000

80.000

4.000

5.000

200.000

200.000

15.000

5.000

5.000

5.000

5.000125.000

800.000

200.000

400.000

500.000

300.000

160.000

600.000

250.000

200.000

200.000

75.000

25.000

25.000

25.000

25.000

Jumlah 3.910.000

2.Peralatan

a. Sewa laboratorium

mikrobiologi

b. Sewa laboratorium

biologi farmasi

c. Sewa Alat

d. Tissue

e. Sarung tangan

f. Kapas

g. Kertas Whatmanh. Analisis GC-MS5 roll

5 pasang

5 bks

5 lembar1 sampel6.000

10.000

5.000

2.000300.000250.000

250.000

500.000

30.000

50.000

25.000

10.000300.000

Jumlah 1.415.000

3. Pembuatan Laporan

j. Draft laporan

k. Draft proposal

l. Pengetikan

m. Penggandaan

n. Flashdisk 2 GB

o. Tinta printer

p. Kertas kuarto

q. Literatur dan studi pustaka4 buah

4 buah

100 lbr

4 expl

1 buah

1 set

1 rim 25.000

25.000

1.500

25.000

100.000

40.000

35.000100.000

100.000

150.000

100.000

100.000

40.000

35.000

300.000

Jumlah 925.000

4.Transportasi 5 orang150.000750.000

Jumlah 750.000

Jumlah Total7.000.000

V. HASIL DAN PEMBAHASAN1. Uji Aktivitas Zat Antibakteri Ekstrak Batang Kecombrang

Sampel kecombrang pada penelitian diambil dari Kecamatan Baturaden, kemudian dilakukan pembuatan simplisia kecombrang. Simplisia yang sudah didapat kemudian diekstraksi dengan pelarut etanol.Proses ekstraksi serbuk simplisia dilakukan dengan metode maserasi yaitu dengan perendaman. Serbuk simplisia batang kecombrang diektraksi dengan menggunakan etanol dan direndam selama 24 jam. Maserasi dihentikan sampai larutan tampak jernih. Semua filtrat dikumpulkan sehingga diperoleh ekstrak etanol. Ekstrak etanol dipekatkan dengan rotary evaporator dan diperoleh ekstrak kental berwarna coklat.. Ekstrak etanol kemudian dipartisi dengan metode kromatografi cair cair dengan menggunakan pelarut yang ditingkatkan kepolarannya yaitu berturut-turut n-heksana dan kloroform. Ekstraksi bertingkat ini bertujuan agar senyawa-senyawa yang terdapat pada ekstrak etanol batang kecombrang dapat diekstraksi menurut tingkat kepolarannya dan memudahkan dalam identifikasi senyawa khususnya senyawa antibakteri. Sel-sel pada jaringan mengandung bagian-bagian non polar seperti lipid pada dinding sel. Oleh karena itu, ekstrak etanol diekstraksi menggunakan n-Heksana yang merupakan pelarut non polar. Flavonoid dan terpenoid yang larut pada pelarut semi polar dapat berada pada ekstrak kloroform serta alkaloid yang terlarut pada pelarut polar. Oleh karena itu, ekstraksi bertingkat merupakan cara yang sangat efektif untuk memisahkan senyawa-senyawa metabolit sekunder berdasarkan kepolarannya. Uji aktivitas antibakteri pendahuluan dilakukan untuk mengetahui secara kualitatif efek ekstrak etanol dalam fungsi sebagai antibakteri. Uji pendahuluan ini dilakukan dengan memasukkan kertas cakram yang sudah mengandung ekstrak etanol secara aseptis ke dalam medium NA yang telah ditumbuhkan isolat Salmonella dan Staphylococcus selama 1x24. Hasil penelitian menunjukkan adanya zona jernih pada sekitar kertas cakram dalam medium NA yang ditumbuhi isolat Salmonella dan Staphylococcus. Hal ini menunjukkan ekstrak etanol mampu digunakan sebagai antibakteri.Uji aktivitas antibakteri dilakukan dengan memasukan kertas cakram yang sudah mengandung ekstrak kedalam medium NA yang sudah diswap dengan isolat Salmonella dan Staphylococcus lalu diinkubasi pada suhu 37oC selama 1 x 24 jam. Zona jernih yang terbentuk disekitar kertas cakram kemudian diukur dan hitung persen daya hambatnya. Cara menghitung persen daya hambat yaitu :

Dimana d1 merupakan diameter zona jernih dan d2 adalah diameter kertas cakram. Persen daya hambat yang didapat kemudian dianalisis dengan analisis probit untuk mendapatkan IC50.

Tabel 1. Hasil pengamatan uji daya hambat pada isolat Staphylococcus aureusEkstrakI (cm)II (cm)III (cm)x (cm)%

etanol 5%1,1111,0372,22

etanol 4%0,90,90,90,9050,00

etanol 3%1111,0066,67

n-heksana 5%1,11,11,151,1286,11

n-heksana 4%0,9110,9761,11

n-heksana 3%0,90,80,90,8744,44

Kloroform 5%110,90,9761,11

Kloroform 4%0,80,80,80,8033,33

Kloroform 3%0,70,80,70,7322,22

Residu 5%0,80,950,80,8541,67

Residu 4%0,750,80,850,8033,33

Residu 3%0,70,750,80,7525,00

Tabel 2. Hasil pengamatan uji daya hambat pada isolat Salmonella thyposa

EkstrakI (cm)II (cm)III (cm)x (cm)%

etanol 5%1,1111,0372,22

etanol 4%0,80,80,90,8338,89

etanol 3%0,80,80,80,8033,33

n-heksana 5%1,11,1511,0880,56

n-heksana 4%0,950,90,80,8847,22

n-heksana 3%0,80,750,80,7830,56

Kloroform 5%0,90,950,80,8847,22

Kloroform 4%0,80,80,70,7727,78

Kloroform 3%0,80,70,750,7525,00

Residu 5%0,80,70,80,7727,78

Residu 4%0,750,80,80,7830,56

Residu 3%0,70,80,70,7322,22

Hasil % daya hambat untuk fraksi n-heksana yang memiliki daya hambat terbesar selanjutnya dianalisis dengan menggunakan analisis probit dan dibuat persamaan regresi linearnya. Ekstrak n-heksana pada isolat Salmonella thyposa menghasilkan persamaan regresi yaitu :

Persamaan diatas kemudian digunakan untuk menghitung nilai IC50 untuk ekstrak n-heksana batang kecombrang. Hasilnya didapat ekstrak n-heksana batang kecombrang mempunyai nilai IC50 pada konsentasi 3,2%. Hasil ini menunjukan bahwa pada ekstrak n-heksana konsentrasi 3,2% mampu menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella thyposa sebesar 50%. Sedangkan Ekstrak n-heksana pada isolat Staphylococcus aureus menghasilkan persamaan regresi yaitu:

Hasil perhitungan didapat nilai IC50 untuk ekstrak n-heksana pada isolat Staphylococcus aureus yaitu sebesar 3,9%. Hasil ini menunjukan bahwa pada konsentrasi 3,9% ekstrak n-heksana batang kecombrang mampu menghambat pertumbuhan bateri Staphylococcus aureus sebesar 50%.2. Identifikasi Zat Antibakteri dari Batang KecombrangEkstrak kering yang didapat yaitu ekstrak etanol, n-heksana, kloroform dan residu kemudian di uji senyawa metabolit sekundernya dengan pereaksi warna. Keempat ekstrak yang diperoleh yaitu ekstrak etanol, ekstrak n-heksana, ekstrak kloroform, dan residu selanjutnya diuji kandungan senyawa metabolit sekundernya. Uji senyawa metabolit sekunder ini dilakukan secara kualitatif untuk mengidentifikasi golongan dari senyawa tersebut. Uji senyawa metabolit sekunder yang dilakukan adalah uji alkaloid dengan menggunakan pereaksi Dragendorff, uji terpenoid dan steroid dengan menggunakan pereaksi Liebermann Burchad, uji flavonoid menggunakan pereaksi Shinoda.Tabel 3. Hasil uji senyawa metabolit sekunder pada ekstrak kecombrang.

EkstrakAlkaloidTriterpenoidSteroidFlavonoid

Etanol++-+

n-Heksana++-+

Kloroform+--+

Residu+--+

Berdasarkan Tabel 3 semua ekstrak memberikan hasil positif terhadap flavonoid. Adanya flavonoid dalam suatu ekstrak batang kecombrang maka ekstrak tersebut mampu dijadikan sebagai antibakteri. Cody, (1988) menyatakan flavonoid merupakan senyawa yang sudah diketahui mempunyai banyak aktivitas seperti analgesik, antiinflamasi, antibakteri bahkan sampai aktivitas antikanker. Menurut Harborne (1987) flavonoid merupakan golongan senyawa fenol dimana senyawa fenol cenderung larut dalam air atau pelarut polar. Umumnya, sering berikatan dengan gula sebagai glikosida, dan biasanya terdapat dalam vakuola sel. Senyawa flavonoid yang terkandung di dalam ekstrak diduga berfungsi sebagai antibakteri.

VI. KESIMPULAN DAN SARAN1. Kesimpulan a. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa fraksi n-heksana dari ekstrak batang kecombrang mampu menghambat aktivitas dari bakteri Salmonella thyposa dan staphylococcus aureus.

b. Berdasarkan analisis probit didapat IC50 untuk ekstrak n-heksana pada isolate Salmonella thyposa yaitu pada konsentrasi 3,2% sedangkan pada staphylococcus aureus yaitu pada konsentrasi 3,9%.c. Hasil analisis dari pereaksi warna dan GC-MS terdapat kandungan senyawa turunan flavonoid yang berfungsi sebagai senyawa antibakteri.2. Saran Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk identifikasi senyawa antibakteri turunan flavonoid ini dengan metode spektroskopi IR dan NMR, serta bentuk sediaan yang cocok untuk ekstrak batang kecombrang agar dapat digunakan sebagai obat herbal.VII. DAFTAR PUSTAKA

Adnan, M. 1997. Teknik Kromatografi untuk Analisis Bahan Makanan. Penerbit Andi. Yogyakarta.

Anonim. 2005. Potensi Cincau. Http://jabar.litbang.deptan.go.id/html/bun_011.html. Diakses tanggal 2 Maret 2009.

Anonim. 2007. Mengapa Demam Panas. myscienceblogs. com/kids/2007/05/03/ mengapa-demam-panas/. Diakses tanggal 2 Maret 2009.

Ardian, M. 2002. Identifikasi Ekstrak Cacing Tanah Lumbricus rubellus dan Pleretima aspergillum yang memiliki Efek Antipiretik Pada Tikus Putih. Skripsi S1. Fakultas MIPA IPB Bogor (tidak dipublikasikan).

Cody V. et al. 1988. Plant Flavonoids in Biology and Medicine II, Alan R. Liss, inc. NewYork. p. 1-17.Harborne, J. B. 1987. Metode Fitokimia Edisi Ke-2. Diterjemahkan Oleh Kosasih Padmawinata. Penerbit ITB. Bandung.

Hugo, W.B., dan Russell, A.D., 1998, Pharmaceutical Microbiology, sixth edition, Blackwell Science, Oxford.

Lay, B.W. 1994. Analisis Mikroba di Laboratorium. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Lenny, S. 2006. Senyawa Flavonoida, Fenilpropanoida, dan Alkaloida. http://www.usu.ac.id/lenny. Diakses tanggal 25 Maret 2009.

Maat, S. 2004. Obat Tradisional Untuk Pelayanan Kesehatan Formal. Prosiding Seminar Nasional Tanggal 5 September 2004 di Surabaya pp. 45-49.

Musnelina, L, Afdhal, A.F, Ascobat, G, dan Anadayani, P. Analisis Efektivitas Biaya Pengobatan Demam Tifoid Anak Menggunakan Kloramfenikol Dan Seftriakson Di Rumah Sakit Fatmawati Jakarta Tahun 2001 2002. Makara kesehatan, 8(2), 59-64, 2004.Parwata, O.A dan Fanny, S.D. 2008. Isolasi dan Uji Aktivitas Minyak Atsiri dari Rimpang Lengkuas (Alpinia galanda . L). Jurnal Kimia, 2(2), 100-104,2008.

Praptiwi dan Harapini, M. Pengujian antibakteri dan antioksidan ekstrak kulit batang siuri (Koordersiodendron pinnatum (Blanco) Merr). Majalah Farmasi Indonesia, 15(3), 151-157, 2004.

Purwantini, I., dan S. Wahyuono. 2003. Isolasi dan Identifikasi Senyawa Antijamur (Candida albicans) dari Kulit Buah Delima (Punica Granatum L.). Majalah Farmasi Indonesia, 14 (3), 150-159.

Saputro, Hendro. 2008. Kandungan Sarang Semut. http://www.deherba.com/kandungan-sarang-semut.html. diakses tanggal 17 April 2009

Stahl, E,. 1985. Analisis Obat Secara Kromatografi dan Mikroskopi. Penerbit ITB Bandung.

Winarto, P. 2005. Memanfaatkan Bumbu Dapur untuk Aneka Macam Penyakit. Jakarta: Agromedia.

LAMPIRAN

Lampiran 1. Nama Dan Biodata Dosen Pendamping

1. Nama lengkap dan gelar :Eka Prasasti Nur Rachmani, M.Si, Apt.

2. Golongan, Pangkat dan NIP:III B/Penata Muda Tk 1/132316273

3. Jabatan Fungsional

:Asisten Ahli

5. Fakultas/Program Studi:Kedokteran dan Ilmu Ilmu Kesehatan / Farmasi

6. Perguruan Tinggi

:Universitas Jenderal Soedirman

7. Bidang Keahlian

:Biologi Farmasi

9. Alamat

:Tambaksari RT 01/03 Kembaran, Banyumas/081391280002

Purwokerto, Juni 2010Eka Prasati N, M.Sc., Apt.

Lampiran 2. Daftar Riwayat Hidup Penyusun1. Ketua Pelaksana Program

Nama

: Winda Ariyani

Temapat, tanggal lahir : Brebes, 19 oktober 1989

Agama

: Islam

Jenis Kelamin

: Perempuan

Alamat Asal

: Kauman Rt. 01/IV Bentar, Salem, Brebes

Alamat Kos

: Jl. Dr. Soeparno 123 Karangwangkal, Purwokerto

Phone

: 085647631668

e-mail

: [email protected] Pendidikan

:

1. SD N. BENTAR 1 Th 1995 2001

2. SMP N I Salem Th 2001 2004

3. SMA N I Purwokerto Th 2004 2007

4. Universitas Jenderal Soedirman Th 2008 sekarang

Karya Ilmiah

:

1. Fotoreduksi Logam Berat Kromium (Cr) dalam Limbah Industri Knalpot di Kabupaten Purbalingga Menggunakan Fotokatalis TiO2 dengan Modifikasi Arang Aktif Jerami Padi

2. Pemanfaatan Flavonoid pada daun jati (Tectona grandis) sebagai antidiabetes.

Riwayat Organisasi

:

1. Anggota Unit Bantu Pertolongan Pramuka Kwartir Cabang Banyumas

Purwokerto, Juni 2010Winda Ariyani

2. Staf bidang jurnalistik ikatan senat mahasiswa farmasi seluruh indonesia (ISMAFARSI) Unsoed periode 2009

3. Staff bidang Riset UKM Pelayanan Informasi Obat Farmasi Unsoed periode 2009.

2. Anggota Pelaksana Program :

Nama

: Oneng Ifa Yani

Tempat Tanggal Lahir

Banyumas, 14 Desember 1987

Agama

Islam

Jenis Kelamin

Perempuan

Alamat

Cibangkong RT 01/03 pekuncen, Banyumas.

Phone

: 085291011193

Email

: [email protected]

Riwayat Pendidikan

:

1. SD N 1 Cibangkong Th 1994 2000

2. SMP N 2 Ajabarang Th 2000 2003

3. SMA N 2 Purwokerto Th 2003 2006

4. Universitas Jenderal Soedirman Th. 2006 sekarang

Pertemuan Ilmiah

1. Seminar Nasional Peranan dan Tantangan Farmasis Klinik dan Komunitas pada Era Global Jurusan Farmasi UNSOED Th 2008

Purwokerto, Juni 2010Oneng Ifa Yani

Nama

: Banu Aji Wijayanto

Temapat, tanggal lahir : Banyumas, 17 Februari 1991

Agama

: Islam

Jenis kelamin

: Laki - Laki

Alamat asal :Desa Wiradadi RT03/01 Kec.Sokaraja, Kab.Banyumas

Phone

: 081328834465

e-mail

: [email protected]

Hobi

: Baca Buku, Menyanyi

Riwayat Pendidikan

:

1. SD N 2 Wiradadi Th 1996 - 2002

2. SMP N 1 Sokaraja Th 2002 - 2005

3. SMA N 1 Sokaraja Th 2005 - 2008

4. Universitas Jenderal Soedirman Th 2008 sekarang

Riwayat Organisasi

1. Staff bidang Informasi Obat UKM Pelayanan Informasi Obat ( PIO ) Farmasi UNSOED periode 2009

2. Staff bidang Kewirausahaan UKM KHALIFA ( Keluarga Mahasiswa Muslim Farmasi ) UNSOED periode 2009

Purwokerto, Juni 2010Banu Aji W

Nama

: Ulya Rahmawati

Temapat, tanggal lahir : Klaten, 31 Agustus 1990

Agama

: Islam

Jenis Kelamin

: Perempuan

Alamat Asal

: Rt 02/IV Pelemkerep, Mayong, Jepara

Alamat Koss: Jl. Dr. Soeparno no.118, Karangwangkal, Purwokerto

Phone

: 085640839290

e-mail

: [email protected]

Hobi

: Baca Buku, nonton film

Riwayat Pendidikan

:

1. SD N. Pelemkerep 01 1996-2002

2. SMP N I Mayong Th 2002 2005

3. SMA N I Kudus Th 2005 2008

4. Universitas Jenderal Soedirman Th 2008 sekarang

Riwayat Organisasi

:

1. Staf bidang internal dan kaderisasi ikatan senat mahasiswa farmasi seluruh indonesia (ISMAFARSI) Unsoed periode 2009

2. Staf bidang Hubungan Masyarakat UKM KHALIFA Unsoed periode 2009

Purwokerto, Juni 2010Ulya Rachmawati

Nama

: Shinta Angresti Purnamasari

Temapat, tanggal lahir : Purwokerto, 5 September 1990

Agama

: Islam

Jenis Kelamin

: Perempuan

Alamat Asal:Jl. Jenderal Sutoyo Gg.1 RT 04/08 No.23 Kedungwuluh, Purwokerto

Phone

: 081327493839

e-mail

: [email protected]

Hobi

: Baca Buku, Nonton film

Riwayat Pendidikan

:

1. SD N. 3 Kedungwuluh Th.1996 - 2002

2. SMP N 8 Purwokerto Th. 2002 - 2005

3. SMA N I Purwokerto Th 2005 2008

4. Universitas Jenderal Soedirman Th 2008 sekarang

Riwayat Organisasi

:

1. Anggota Palang Merah Remaja (PMR) SMA N 1 Purwokerto periode 2007

Purwokerto, Juni 2010Sinta Angresti P.

EMBED Word.Picture.8

iix

_1338711586.doc