dpt anggrek hitam
DESCRIPTION
tugasTRANSCRIPT
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ……………………………………………………………………i
KATA PENGANTAR …………………………………………………………………....ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………....1
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................2
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................2
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................3
1.3 Tujuan Penulisan......................................................................................................3
1.4 Manfaat Penulisan....................................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................................4
2.1 Bioteknologi.............................................................................................................4
2.2 Anggrek Hitam.........................................................................................................4
2.2.1 Identitas Anggrek Hitam...................................................................................4
2.2.2 Karakteristik Anggrek Hitam............................................................................5
2.2.3 Klasifikasi Tanaman Anggrek Hitam................................................................5
2.3 Gen yang Terlibat.....................................................................................................6
2.3.1 Gen KNAT1 (Knotted1-like from Arabidopsis thaliana)....................................6
2.3.2 Gen HAHB4......................................................................................................6
2.4 Teknologi DNA Rekombinan...................................................................................7
BAB III PEMBAHASAN....................................................................................................8
BAB IV PENUTUP...........................................................................................................12
3.1 Kesimpulan............................................................................................................12
3.2 Saran......................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................13
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tanaman anggrek merupakan tanaman yang memiliki nilai ekonomis
tinggi, selain itu juga beberapa jenisnya termasuk tanaman yang langka dan
dilindungi oleh negara, terlebih anggrek hitam. Namun, upaya pelestarian
dengan cara memperbanyak jumlahnya terkendala oleh keberhasilan
perbanyakan yang hanya menghasilkan tanaman-tanaman anggrek hitam
dengan jumlah sedikit. Oleh karena itu, muncul sebuah gagasan untuk
menggunakan suatu metode yang termasuk dalam bioteknologi, yakni
teknologi DNA rekombinan untuk perbanyakan anggrek hitam ini. Selain
dapat menumbuhkan banyak tunas karena disisipkan gen pengendali
pertumbuhan tunas dari Arabidobsis thaliana dan gen pengendali respon
terhadap kekeringan, menggunakan metode ini memiliki keuntungan dapat
menghasilkan tanaman-tanaman anggrek hitam baru yang tidak
membutuhkan waktu yang lama untuk berbunga.
Dengan gagasan yang telah dikemukakan tersebut, diharapkan upaya
pelestarian tanaman langka ini mendapatkan dukungan dalam hal metode
yang memiliki keuntungan-keuntungan lebih. Dan diharapkan pula ketika
tujuan pelestarian anggrek hitam yang langka ini tercapai dengan baik,
anggrek hitam ini setidaknya dapat menjadi salah satu tanaman yang
komersil. Seperti halnya tanaman anggrek bulan yang terkenal indah dan
telah berhasil dengan baik untuk diperbanyak, menjadi tanaman yang
komersil dengan nilai ekonomis tinggi.
Memang telah ada penelitian yang mencoba menerapkan metode yang
kurang lebih serupa seperti ini dan berhasil menghasilkan tunas-tunas yang
banyak dari tanaman anggrek hitam ini. Namun, pasti ada pula
penyempurnaan-penyempurnaan dari apa yang pernah dilakukan. Adanya
tanaman anggrek hitam super yang dapat menghasilkan banyak tunas-tunas
baru, tahan kekeringan atau tidak harus dibudidayakan di tempat yang
lembab, dan cepat berbunga bukanlah sesuatu yang mustahil.
2
1.2 Rumusan Masalah Apa kegunaan dan peran dari gen KNAT1 dan HAHB4?
Mengapa menggunakan teknologi DNA rekombinan?
Bagaimana cara menerapkan teknonolgi DNA rekombinan dan
menyisipkan gen-gen baru untuk memperoleh anggrek hitam super?
Bagaimana hasil yang diharapkan setelah dilakukan teknologi DNA
rekombinan?
1.3 Tujuan PenulisanMemberikan gagasan untuk dilakukannya teknologi DNA rekombinan
dalam upaya perbanyakan anggrek hitam yang memiliki beberapa kelebihan
dan mendapatkan tanaman anggrek hitam SUPER yang memiliki sifat anakan
tunas banyak, toleran terhadap kondisi kering, dan cepat berbunga.
1.4 Manfaat PenulisanDapat menjadi gagasan untuk sebuah solusi terhadap permasalahan
dalam upaya pelestarian tanaman anggrek hitam di Indonesia.
3
Gambar 1. Anggrek Hitam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Bioteknologi Secara definisi, istilah bioteknologi mempunyai pengertian : penerapan
prinsip-prinsip biologi, biokimia, dan rekayasa dalam pengolahan bahan
dengan memanfaatkan agensia jasad hidup dan komponen-komponennya
untuk menghasilkan barang dan jasa. Bioteknologi selalu berkaitan dengan
reaksi-reaksi biologis yang dilakukan oleh jasad hidup sebagai suatu individu
atau komponen-komponennya yang dapat berupa organel, sel atau jaringan,
atau bahkan molekul-molekul tertentu, misalnya DNA, RNA, protein atau
enzim. Secara umum, bioteknologi dapat diklasifikasikan menjadi dua aras
(level) yaitu bioteknologi konvensional dan bioteknologi modern (Yuwono,
2008).
2.2 Anggrek Hitam
2.2.1 Identitas Anggrek Hitam
Anggrek hitam (Coelogyne pandurata Lindl.) adalah anggrek alam
endemik Kalimantan timur. Anggrek ini memiliki karakteristik kelopak
dan mahkota bunga berwarna hijau cerah dengan labelum berbentuk
seperti violin berwarna ungu kehitaman sampai hitam dengan beberapa
bagian berwarna hijau (Cullen, 1992).
4
2.2.2 Karakteristik Anggrek HitamAnggrek hitam (Coelogyne pandurata) adalah spesies Anggrek
yang hanya tumbuh di pulau Kalimantan. Anggrek hitam adalah maskot
flora propinsi Kalimantan Timur. Karakteristik Anggrek hitam adalah
memiliki lidah (labellum) berwarna hitam dengan sedikit garis-garis
berwarna hijau dan berbulu. Inilah alasan mengapa dinamakan Anggrek
hitam. Sepal dan petal berwarna hijau muda. Bunganya cukup harum
semerbak dan biasa mekar pada bulan Maret hingga Juni. Anggrek hitam
merupakan Anggrek epifit yang hidupnya menumpang pada tanaman
inang. Penyebaran marga tanaman ini adalah Kalimantan dan Sumatera,
dengan habitat hidup di pohon-pohon tua dekat sungai di hutan primer
(kelembaban relatif tinggi). Tanaman ini tumbuh di dataran rendah
maupun daerah pegunungan (dipertocarpt) dengan ketinggian 1.000-
1.500 dpl. Kelembaban nisbi (RH) yang diperlukan untuk Anggrek
berkisar antara 60-85% (Hendaryono, 2000).
2.2.3 Klasifikasi Tanaman Anggrek Hitam
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Kelas : Liliidae
Ordo : Orchidales
5
Gambar 2. Coelogyne pandurata
Famili : Orchidaceae (suku anggrek-anggrekan)
Genus : Coelogyne
Spesies : Coelogyne pandurata
Kerabat Dekat : Anggrek Mutiara (Coelogyne asperata), Anggrek
coklat (Coelogyne verrucosa)
(anonymousa, 2012)
2.3 Gen yang Terlibat
2.3.1 Gen KNAT1 (Knotted1-like from Arabidopsis thaliana)(Knotted1-like from Arabidopsis thaliana) 1 merupakan salah
satu anggota knox homeobox gene family yang diisolasi dari
Arabidopsis thaliana (Lincoln et al., 1994). Gen KNAT1 (Knotted1-like
from Arabidopsis thaliana) 1 merupakan Gen yang mengarah pada
pembentukan multitunas, misalnya pada tembakau (Lincoln et al.,
1994).
Arabidopsis thaliana adalah
tanaman dari famili Brassicaceae
yang dipilih menjadi tanaman yang
paling sesuai untuk menjadi model
studi perkembangan tanaman. Seluruh
materi genetik atau genom
tanaman ini telah diketahui melalui proses sekuensing karena tanaman
ini dinilai paling cocok menjadi sumber studi informasi genetik
tanaman (anonymousb, 2012).
2.3.2 Gen HAHB4HAHB4 milik subfamili bunga matahari I protein dan terlibat
dalam respon toleran kekeringan (Manavella, 2008).
Protein Homeodomain-leusin ritsleting merupakan keluarga
faktor transkripsi hanya ditemukan pada tumbuhan. Hahb-4 adalah
anggota Helianthus annuus (bunga matahari) subfamili I. diatur pada
6
Gambar 3. Arabidopsis thaliana
tingkat transkripsi oleh ketersediaan air dan asam absisat. Untuk
menentukan apakah gen ini memainkan peran fungsional dalam respon
kekeringan (Dezar et al, 2005).
2.4 Teknologi DNA RekombinanSejak keberhasilan penyambungan molekul DNA secara in
vitro yang dilakukan pertama kali oleh Paul Berg pada awal tahun tujuh
puluhan, maka kemudian berkembang tekonologi baru dalam pengubahan
sifat-sifat genetik suatu jasad yang dikenal dengan teknologi DNA
rekombinan, atau secara umum disebut sebagai rekayasa genetik (genetic
engineering) atau kloning DNA. Teknologi ini pada dasarnya adalah teknik
untuk menggabungkan molekul-molekul DNA secara in vitro sehingga
diperoleh molekul DNA rekombinan sesuai dengan yang diharapkan
(Yuwono, 2008).
Modifikasi genetik tanaman anggrek hitam dilakukan dengan
menyisipkan gen KNAT1 yang dikontrol dengan promotor konstitutif 35S
dari virus Cauliflower Mosaic Virus (CaMV) ke dalam protocorm anggrek
hitam dengan anak panah menunjukkan panjang fragmen yang diamplifikasi
enzim Taq dengan primer spesifik KNAT1 F1R1 (Semiarti et al., 2007).
7
BAB III
PEMBAHASAN
Selama ini, perbanyakan tanaman anggrek menggunakan sistem split
anakan atau dengan teknik kultur jaringan. Kedua metode ini hanya menghasilkan
satu anakan. Sementara dengan teknologi DNA rekombinan ini, satu embrio akan
menghasilkan 90 tanaman baru. Salah satu kendala budidaya anggrek adalah
lamanya waktu pertumbuhan. Dengan teknologi alami atau perbanyakan anakan,
anggrek hitam butuh waktu tiga tahun sampai berbunga sedangkan jika
menggunakan teknik kultur jaringan, hanya dibutuhkan waktu dua tahun.
Sementara dengan teknologi DNA rekombinan hanya butuh waktu satu tahun
(Semiarti, 2010).
Metode ini bertujuan untuk meningkatkan potensi pembentukan tunas
dalam perbanyakan massal (mikropropagasi) tanaman anggrek hitam dengan
penyisipan gen kunci penumbuh tunas Knotted1-like Arabidopsis-thaliana
(KNAT1) (Lincoln et al., 1994).
Selain untuk menumbuhkan tunas baru, kita juga menyisipkan gen ketahan
pada lingkungan kering yang bernama HAHB4, gen yang berasal dari bunga
matahari ini mempengaruhi sistem jaringan tanaman pada tanaman anggrek untuk
tahan pada daerah yang kering.
Menurut Yuwono (2006) proses penyisipan gen asing terdiri dari beberapa
tahapan diantaranya :
1. Isolasi DNA
Untuk menyisipkan gen tertentu ke dalam sel jasad target, maka
terlebih dahulu perlu diadakan isolasi DNA yang mencangkupi gen yang akan
dimasukkan tersebut. Sumber DNA yang akan dimasukkan bisa berasal dari sel
eukariotik maupun prokariotik.
Pada prinsipnya, sel harus pecah dahulu agar dapat diambil DNA-nya.
Pemecahan sel dapat dilakukan secara fisik maupun kimia. Pemecahan secara
fisik misalnya menggunakan sonicator yaitu suatu alat yang mampu
menghasilkan gelombang suara dengan frekuensi ultra tinggi sehingga mampu
memecah sel (Tribowo, 2006).
8
Pemecahan sel juga dapat dilakukan dengan menggunakan enzim
lisozim yang mampu memecah dinding sel. Senyawa yang sering digunakan
untuk isolasi DNA dari jaringan tanaman adalah CTAB (Cetyl Trimethyl
Ammonium Bromide).
Setelah sel dipecah, selanjutnya dilakukan isolasi dan pemurnian DNA
menggunakan kit. Kit adalah suatu partikel halus yang mampu mengikat DNA
tetapi tidak mengikat molekul lainnya yang ada di dalam sel. Kit
membersihkan DNA dari RNA, protein dan sisa-sisa sel yang lain.
DNA yang sudah didapat, kemudian dipecah atau dipotong
menggunakan enzim endonuklease restriksi. Enzim ini mampu memecah DNA
pada bagian tertentu yang dapat dikenali. Sinyal pengenal itu berasal dari
urutan basa nukleotidanya. Pemutusan DNA ini menghasilkan fragmen-
fragmen DNA yang panjangnya berbeda-beda. Di antara fragmen DNA
tersebut bisa jadi ada gen yang diharapkan..
2. Penyisipan Fragmen DNA Pada DNA Vektor
DNA vector merupakan molekul DNA yang secara khusus dirancang
untuk DNA asing yang akan dimasukkan ke dalam jasad target dalam bentuk
plasmid (molekul DNA fungsional).
Komponen-Komponen Penting DNA Vektor, yaitu:
1. ORI (Origin Of Replication, titik awal replikasi)
2. Sisi penyisipan fragmen DNA asing
3. Penanda genetik
4. Sinyal transkipsi dan translasi
ORI adalah suatu urutan nukleotida pada vector yang digunakan untuk
mengawali proses replikasi DNA vector tersebut. Replikasi DNA vector sangat
penting untuk mempertahankan keberadaan vector tersebut didalam sel.
Sisi penyisipan fragmen DNA
asing adalah bagian DNA pada
vector yang dipotong oleh suatu
enzim restriksi tertentu sehingga
9Gambar 4. Origins of Replication
dapat digunakan untuk menyisipkan fragmen DNA asing yang diklon. sisi
penyisipan tersebut sering disebut sebagai sisi cloning ( cloning side). sisi
cloning dirancang khusus sehingga tidak terletak pada bagian vector yang
penting untuk replikasi.
Penanda genetik (genetic marker) adalah suatu gen tertentu pada vector
yang digunakan untuk menentukan koloni sel yang membawa DNA vector
tersebut, misalnya gen ketahan terhadap antibiotic.
Sinyal transkripsi dan translasi adalah urutan nukleotida yang ditambahkan
pada vector yang secara khusus digunakan untuk mengekspresikan gen asing
yang disisipkan.
3. Transformasi Sel Inang
Setelah plasmid DNA vector terbentuk selanjutnya adalah proses
mentransfer DNA vector tersebut pada sel inang agar gen asing yang kita sisipkan
tersebut dapat diekspresikan. proses transformasi sel inang menggunakan bakteri
Agrobacterium tumefaciens. cara kerja dari bakteri ini adalah mereka mampu
menginfeksi tanaman dikotil sehingga terbentuk tumor yang disebut Crown Gall.
jaringan tumor inimenghasilkan senyawa turunan asam amina yang disebut opine.
Opine digunakann sebagai sumber karbon dan nitrogen oleh A. tumefaciens.
kemampuan membentuk tumor serta metabolism opine disebabkan oleh suatu
plasmid Tiyang ada di dalam sel A. tumefaciens. fragmen DNA dalam plasmid Ti
yang bertanggung jawab terhadap penginduksian pembentukan tumor serta
sintesis opine adalah T-DNA. Daerah T-DNA inilah yang dapat direkayasa untuk
menyisipkan DNA asing. Pada waktu sel A. tumefaciens. yang membawa plasmid
TI. Rekombinan tersebut digunakan untuk menginveksi sel tanaman, maka bagian
T-DNA nya akan diintegrasikan DNA inti sel tanaman. Dengan cara demikian
maka DNA asing tersebut akan ikut masuk atau terintegrasi ke dalam DNA
genom tanaman. Sel tanaman yang telah sukses mengalami transformasi genetik
selanjutnya dikembangkan dengan cara kultur sel.
10
Proses penyisipan gen asing pada Coelogyne pandurata
11
Sumber DNA
Pemecah Sel
Isolasi dan Pemurnian
Fragmen-fragmen DNA
Pemecahan DNA oleh Enzim
Plasmid DNA Vektor terbentuk
Mentransfer DNA Vektor ke Inang
Kultur Sel
BAB IV
PENUTUP
3.1 KesimpulanDalam pembudidayaan anggrek, untuk dapat menghasilkan bunga
yang dapat menjadi cirri khas dan keindahan dari anggrek tersebut,
membutuhkan waktu yang cukup lama, yaitu ± 3 tahun.
Dalam hal ini, teknologi rekombinasi DNA dengan metode penyisipan
gen KNAT 1 yang berfungsi untuk mempercepat pertumbuhan tunas, serta
gen HAHB 4 yang memberikan gen ketahanan kering pada anggrek tersebut.
Hal ini juga didukung dari sifat tanaman anggrek yang tumbuh di tempat-
tempat yang berkelembaban tinggi. Sehingga dengan adanya penyisipan gen
KNAT 1 dan HAHB 4, tanaman anggrek lebih cepat berkembangbiak dan
tidak mudah kering.
3.2 SaranDari hasil pembahasan mengenai teknologi DNA Rekombinan untuk
perakitan anggrek hitam super yang telah kita buat, terdapat banyak kesalahan
dalam penulisan makalah ini, semoga untuk makalah-makalah selanjutnya
dapat diperbaiki untuk lebih baik lagi.
12
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous,2012http://kalteng.litbang.deptan.go.id/ind/index.php?
option=com_content&view=article&id=197:anggrek-
hitam&catid=49:info-teknologi&Itemid=149
Cullen, J. 1992. The Orchid Book. Cambridge University Press. Great Britain.
Dezar et al. 2005. Hahb-4, a sunflower homeobox-leucine zipper gene, is a
developmental regulator and confers drought tolerance to Arabidopsis
thaliana plants. Universidad Nacional del Litoral, Santa Fe, Argentina
Semiarti, E., A. Purwantoko, S. Isminingsih, N. Suseno, T. Ishikawa, Y.
Yoshioka, Y. Machida, C. Machida. 2007. Agrobacterium-mediated
transformation of the wild orchid species Phalaenopsis amabilis. Plant
Biotechnology 2, 265-272
Yuwono, 2008.Bioteknologi Pertanian. Gajah Mada University Press.
Yogyakarta.
13