laporan akuntabilitas kinerja badan pengawas …bappebti.go.id/resources/docs/lak2018.pdf ·...
TRANSCRIPT
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA BAPPEBTI
TAHUN 2018
BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJABADAN PENGAWAS PERDAGANGAN
BERJANGKA KOMODITI(BAPPEBTI)
TAHUN 2018
i
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa , karena atas berkah
dan rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAK) Bappebti
Tahun 2018. Laporan ini merupakan bentuk pertanggungjawaban Bappebti atas
pelaksanaan tugas pokok dan fungsi sebagai unit Eselon I di Kementerian Perdagangan
Republik Indonesia, sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Perdagangan Nomor
57/M-DAG/PER/8/2012 tentang Perubahan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 31/M-
DAG/PER/7/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perdagangan.
Penyusunan LAK ini telah mengikuti pedoman yang berlaku yaitu sesuai dengan
Keputusan Menteri Perdagangan Nomor 794/M-DAG/KEP/8/2015 tentang Pedoman
Penyusunan Dokumen Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) di
lingkungan Kementerian Perdagangan. Kami berharap laporan ini dapat dipergunakan oleh
berbagai pihak terkait dalam menilai kinerja Bappebti selama Tahun 2018 dan dapat
dijadikan pedoman bagi kami sendiri dalam meningkatkan kinerja di tahun berikutnya,
sehingga tujuan dan sasaran Bappebti dapat tercapai sesuai dengan target yang ditetapkan.
Akhir kata kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah
berpartisipasi dalam proses penyusunan laporan ini sehingga Laporan Akuntabilitas Kinerja
(LAK) Bappebti Tahun 2018 ini dapat selesai tepat pada waktunya.
Jakarta, Februari 2019
KEPALA BAPPEBTI
INDRASARI WISNU WARDHANA
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA BAPPEBTI TAHUN 2018 i
ii
RINGKASAN EKSEKUTIF
Sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, peran strategis BAPPEBTI dalam
pembangunan sektor perdagangan adalah membina, mengatur, mengawasi dan
mengembangkan Perdagangan Berjangka Komoditi, Sistem Resi Gudang dan Pasar
Lelang.
Penilaian capaian kinerja Bappebti Tahun 2018 dapat dilihat dari perbandingan hasil
realisasi Indikator Kinerja Utama (IKU) dengan target yang telah ditetapkan di awal Tahun
2018 melalui Perjanjian Kinerja Bappebti. Berikut capaian IKU Bappebti Tahun 2018 :
No Indikator Kinerja Target Realisasi 2018 Prosentase Capaian (%)
1 Pertumbuhan nilai Resi Gudang yang diterbitkan secara kumulatif
6% 19.21 320.16
2 Presentase kepuasan pengguna layanan dukungan teknis dan manajemen di lingkungan Bappebti
80 % 85 106.25
3 Persentase kepatuhan pelaku usaha terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perdagangan berjangka komoditi, sistem resi gudang, dan pasar lelang komoditas
85 % 120.43 141.68
4 Persentase Kepuasan pelayanan publik bidang perizinan perdagangan berjangka komoditi, sistem resi gudang dan pasar lelang komoditas
80 % 80.39 100.48
5 Pertumbuhan pengguna pasar lelang komoditas 5 % 9.40 188
6 Pertumbuhan volume transaksi Perdagangan Berjangka Komoditi 3% 25.2 840
Rata-rata Capaian 282,76
Capaian target indikator kinerja utama (IKU) Bappebti di Tahun 2018 secara rata-rata
adalah sebesar 282,76% atau tergolong sangat baik, karena nilai rata-ratanya menunjukkan
angka di atas 100%. Keberhasilan pencapaian indikator kinerja tersebut tidak terlepas dari
faktor-faktor utama dalam mencapai keberhasilan dimaksud. Faktor-faktor utama yang
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA BAPPEBTI TAHUN 2018 ii
iii
menjadi keberhasilan tersebut yaitu terlaksananya koordinasi dan kerjasama baik internal
maupun eksternal, tersedianya kapasitas dan kualitas Sumber Daya Manusia yang cukup
memadai, serta penyediaan anggaran yang sudah cukup sesuai dengan beban kerja.
Dengan memperhatikan capaian kinerja di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa bila
dilihat dari rata-rata capaian kinerja pada Tahun 2018 yang sebesar 282,76%, Bappebti
telah mencapai target yang telah ditetapkan. Keberhasilan pencapaian indikator kinerja
tersebut tidak terlepas dari faktor-faktor utama dalam mencapai keberhasilan dimaksud yaitu
terlaksananya koordinasi dan kerjasama baik internal maupun eksternal, tersedianya
kapasitas dan kualitas Sumber Daya Manusia yang cukup memadai, serta penyediaan
anggaran yang sudah sesuai dengan beban kerja.
Jika dibandingkan dengan capaian IKU di Tahun 2017, yang secara rata-rata sebesar
76,57%, maka terlihat adanya peningkatan capaian atas kinerja IKU. Peningkatan capaian
itu lebih dikarenakan 6 (enam) indikator telah mencapai dan melampaui dari target yang
ditetapkan pada awal Tahun 2018.
Dengan memperhatikan hal tersebut di atas, maka tetap perlu dilakukan evaluasi lebih
lanjut terhadap perencanaan dan pelaksanaan program, serta penganggaran agar kinerja
Bappebti menjadi lebih baik pada tahun-tahun mendatang.
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA BAPPEBTI TAHUN 2018 iii
iv
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... i
RINGKASAN EKSEKUTIF ............................................................................................. ii
Daftar Isi ....................................................................................................................... iv
Daftar Tabel ................................................................................................................. v
Daftar Gambar .............................................................................................................. vii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
A. Latar Belakang dan Peran Strategis Organisasi ....................................... 1
B. Struktur Organisasi ................................................................................... 2
C. Isu Strategis Organisasi ............................................................................. 4
BAB II PERENCANAAN KINERJA ............................................................................ 6
A. Perencanaan Strategis ................................................................................ 6
B. Rencana Kinerja Tahunan ........................................................................ 8
C. Perjanjian Kinerja ........................................................................................ 10
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ........................................................................... 13
A. Capaian Kinerja Organisasi ................................................................ 13
B. Kinerja Anggaran ............................................................................ 59
BAB IV PENUTUP....................................................................................................... 63
LAMPIRAN 1. Bagan Struktur Organisasi 2. Dokumen Kontrak Kinerja 3. Lembar Pengukuran Pencapaian Sasaran 4. Formulir Indikator Kinerja Utama 5. Formulir Rencana Kinerja Tahunan
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA BAPPEBTI TAHUN 2018 iv
v
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Data Pegawai Bappebti Tahun 2018 berdasarkan Tingkat Pendidikan ....... 3
Tabel 2.1 Rencana Kinerja Tahunan Bappebti Tahun 2018 ......................................... 8
Tabel 2.2 Perjanjian Kinerja Bappebti Tahun 2018 ...................................................... 10
Tabel 3.1 Capaian Indikator Kinerja Utama Bappebti Tahun 2018 ............................... 13
Tabel 3.2 Capaian Indikator Kinerja Sasaran 1 ............................................................ 15
Tabel 3.3 Capaian Indikator Kinerja Sasaran Menurut Perjanjian Kinerja………………...15
Tabel 3.4 Target dan Realisasi Pertumbuhan Nilai Resi Gedung Yang Diterbitkan
Secara Akumulatif Tahun 2017-2018 ……………………………….................. 16
Tabel 3.5 Perkembangan Jumlah Lembaga SRG dari Tahun 2010-2018……………. 16
Tabel 3.6 Rekapitulasi Penerbitan Resi Gudang Tahunan …………………………….. 17
Tabel 3.7 Realisasi dan Capaian Kinerja IK-2 ……………………………………………… 19
Tabel 3.8 Realisasi dan Capaian Kinerja IK-3…………………………………………….. 19
Tabel 3.9 Capaian Kegiatan Pendukung Unit Eselon II Terhadap Capaian
Kinerja IK-3 …………………………………………………………………….. 19
Tabel 3.10 Penyampaian Laporan Kegiatan Pelaku Usaha PBK ..................................... 21
Tabel 3.11 Hasil Rekapitulasi Laporan Keuangan Pialang Berjangka …………………… 24
Tabel 3.12 Hasil Rekapitulasi Laporan Keuangan Pialang Berjangkadan
Pedagang Penyelenggara SPA………………………………………………… . 25
Tabel 3.13 Penerbitan dan Pembiayaan Resi Gudang (Kumulatif) dari Tahun
2014-2018 ..................................................................................................... 29
Tabel 3.14 Perkembangan Pembiayaan SRG Tahun 2014 sampai dengan Tahun 2018
....................................................................................................................... 31
Tabel 3.15 Total Transaksi Komoditi Pasar Lelang Tahun 2018 ………………………. .. 32
Tabel 3.16 Perkembangan Transaksi Pasar Lelang 2016-2018 ..................................... 32
Tabel 3.17 Realisasi dan Capaian Kinerja IK-4 …..……………………………............... 38
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA BAPPEBTI TAHUN 2018 v
vi
Tabel 3.18 Persentase Pelayanan Publik di Bidang Perizinan PBK, SRG dan PL …… 39
Tabel 3.19 Capaian Indikator Kinerja Sasaran 2 Tahun 2018………................................. 43
Tabel 3.20 Perkembangan Transaksi Pasar Lelang 2015-2018 …................................. 45
Tabel 3.21 Realisasi dan Capaian Kinerja IK-6 Berdasarkan Sasaran Kinerja Strategis
( Renstra ) 2015 – 2019 ………………………………………………………..... 46
Tabel 3.22 Realisasi dan Capaian Kinerja IK-6 Berdasarkan Perjanjian Kinerja Strategis
( Perkin ) 2018 ……………………………………………………………………. 47
Tabel 3.23 Perbandingan Data Kinerja Pertumbuhan Volume Transaksi PBK ………… 48
Tabel 3.24 Perkembangan Volume Transaksi PBK Tahun 2015 – 2018 ………………… 48
Tabel 3.25 Perusahaan yang diundercover/identifikasi sampai dengan Triwulan III
Tahun 2018 ………………………………………………………………………… 52
Tabel 3.26 Perusahaan/Nasabah yang diperiksa sampai dengan Triwulan III
Tahun 2018 ……………………………………………………………………….... 53
Tabel 3.27 Pengenaan Sanksi sampai dengan Triwulan III 2018 ………………………… 54
Tabel 3.28 Sanksi Administratif Berupa Denda
(Kewajiban Penyampaian Laporan Keuangan) ……………………………… 55
Tabel 3.29 Realisasi Anggaran Bappebti Berdasarkan Kegiatan Tahun 2018................. 59
Tabel 3.30 Realisasi Anggaran Bappebti Berdasarkan Sasaran dan Indikator
Kinerja Utama Tahun 2018............................................................................. 60
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA BAPPEBTI TAHUN 2018 vi
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Rumus Pengukuran Capaian Kinerja secara Umum ............................... 14
Gambar 3.2 Gudang SRG Rumput Laut di Makassar ………………………................... 18
Gambar 3.3 Gambar Perhitungan Pencapaian IKU-2 ………………………................... 20
Gambar 3.4 Pengawasan Pasar Lelang Komoditas di Manado .................................... 28
Gambar 3.5 Pengawasan Sistem Resi Gudang di Sumbawa …………………………… 28
Gambar 3.6 Pemantauan Pelaksanaan Pembiayaan Sistem Resi Gudang di Kabupaten
Lampung Selatan........................................................................................ 30
Gambar 3.7 Pertemuan Teknis Implementasi Ketentuan di Bali tahun 2018 ………….. 36
Gambar 3.8 Pertemuan Teknis Implementasi Ketentuan di Semarang ………………... 36
Gambar 3.9 Pertemuan Teknis Implementasi Ketentuan di Batam …………………….. 37
Gambar 3.10 Pertemuan Teknis Implementasi Ketentuan di Surabaya ………………… 37
Gambar 3.11 Pertemuan Teknis Implementasi Ketentuan di Manado …………………... 38
Gambar 3.12 Penyelenggaraan Pasar Lelang di Propinsi Lampung ................................. 46
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA BAPPEBTI TAHUN 2018 vii
LAK BAPPEBTI 2018 1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang dan Peran Strategis Organisasi
Berdasarkan UU No 10 Tahun 2011, UU No 9 Tahun 2011, UU No 7 Tahun 2014 dan
Kepmenperindag No 650/MPP/Kep/10/2004 Tahun 2004, Badan Pengawas
Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) memiliki kewenangan membina,
mengatur, mengawasi dan mengembangkan kegiatan Perdagangan Berjangka
Komoditi (PBK), Sistem Resi Gudang (SRG), Pasar Lelang (Forward) Komoditi Agro
di Indonesia.
Peran Bappebti untuk mewujudkan kegiatan PBK yang teratur, wajar, efisien, dan
efektif serta dalam suasana persaingan yang sehat. PBK juga untuk melindungi
kepentingan semua pihak dari ancaman resiko dan fluktuasi harga yang tidak pasti
melalui kegiatan lindung nilai (hedging) sebagai sarana pengelolaan risiko harga dan
pembentukan harga yang transparan.
Sistem Resi Gudang merupakan salah satu instrument penting dan efektif dalam
sistem pembiayaan perdagangan. SRG harus dapat memfasilitasi pemberian kredit
bagi dunia usaha dengan agunan inventori atau barang yang disimpan di gudang.
SRG juga bermanfaat dalam menstabilkan harga pasar dengan memfasilitasi cara
penjualan yang dapat dilakukan sepanjang tahun. Untuk itu, SRG dapat digunakan
oleh Pemerintah dalam hal pengendalian harga dan persediaan stok secara nasional.
Pasar Lelang sebagai sarana pemasaran komoditi yang efisien dan berperan dalam
pembentukan harga yang wajar, adil dan transparan, dan keberadaannya dapat
menjadi sarana untuk mempertemukan secara langsung pembeli dengan penjual
dalam upaya memperpendek mata rantai perdagangan dengan harapan terwujudnya
sistem perdagangan nasional yang efektif dan efisien. Pasar Lelang juga sebagai
sarana untuk pengendalian inflasi atas harga kebutuhan pokok.
Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi tersebut di atas, maka susunan
organisasi Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi terdiri atas 1 (satu)
orang Kepala Bappebti yang dibantu oleh 1 (satu) orang Sekretaris dan 4 (empat)
orang Kepala Biro.
Sebagaimana diketahui Indonesia sebagai penghasil komoditi ekspor utama dunia
seperti kopi, karet, kakao, lada, batubara, CPO, dll. Selama ini referensi harga para
pelaku usaha mengacu kepada harga-harga di Bursa Luar Negeri. Untuk itu diperlukan
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA BAPPEBTI TAHUN 2018 1
01 Pendahuluan
LAK BAPPEBTI 2018 2
langkah-langkah konkrit dalam upaya pengembangan Bursa-bursa Komoditi di
Indonesia yang dapat mengakomodasi kepentingan-kepentingan Pelaku Usaha mulai
dari eksportir, pedagang, petani produsen menjadikan bursa sebagai sarana untuk
melakukan transaksi dan hedging.
Dengan banyaknya Pelaku Usaha yang aktif dalam kegiatan Bursa Berjangka Komoditi
diharapkan likuiditas transaksi PBK di Bursa Berjangka akan meningkat sehingga pada
akhirnya dapat membentuk suatu harga yang wajar (price discovery) dan transparan
dan lebih jauh dijadikan sebagai harga acuan (price reference) bagi pelaku usaha.
Sulitnya petani mengakses sumber pembiayaan untuk kepentingan usahanya pada
umumnya dikarenakan para petani tidak mempunyai jaminan (collateral) yang dapat
diagunkan ke lembaga pembiayaan dan perbankan. Dengan adanya Sistem Resi
Gudang, komoditi yang dihasilkan dapat dijadikan sebagai agunan untuk memperoleh
pembiayaan. Selain itu, melalui penyimpanan komoditi SRG di Gudang Petani dapat
meningkatkan mutu dan nilai tambah pendapatannya dari produk komoditi yang
disimpan di Gudang SRG.
Dalam upaya memperpendek mata rantai perdagangan maka diperlukan sarana untuk
mempertemukan secara langsung penjual dan pembeli dalam suatu Pasar Fisik
Terorganisir melalui wadah Pasar Lelang untuk melakukan transaksi jual beli. Karena
terbukanya akses pasar bagi para produsen dan pelaku usaha yang pada akhirnya
efisiensi perdagangan dapat terwujud.
B. Struktur Organisasi Sesuai dengan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 31/M-DAG/PER/7/2010
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perdagangan sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 57/M-DAG/PER/8/2012,
disebutkan bahwa tugas Bappebti adalah melaksanakan Pembinaan, Pengaturan dan
Pengawasan Kegiatan Perdagangan Berjangka serta Pasar Fisik dan Jasa. Dalam
melaksanakan tugas tersebut Bappebti menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:
1. Perumusan, pelaksanaan, pengamanan pelaksanaan kebijakan teknis, dan
evaluasi di bidang pembinaan, pengaturan, dan pengawasan perdagangan
berjangka, sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku;
2. Perumusan, pelaksanaan dan pengamanan pelaksanaan kebijakan teknis dan
evaluasi di bidang pembinaan, pengaturan, dan pengawasan pasar fisik dan jasa;
3. Perumusan standar, norma, pedoman, kriteria, dan prosedur serta pemberian
bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pembinaan, pengaturan, dan pengawasan
di bidang pasar fisik dan jasa;
4. Pelaksanaan administrasi badan;
01 Pendahuluan
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA BAPPEBTI TAHUN 2018 2
01 Pendahuluan
LAK BAPPEBTI 2018 3
Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi tersebut di atas, maka susunan
organisasi Bappebti terdiri atas 5 (lima) Unit Eselon II, yaitu Sekretariat, Biro Peraturan
Perundangan-undangan dan Penindakan, Biro Pengawasan Pasar Berjangka dan
Fisik, Biro Pembinaan dan Pengembangan Pasar serta Biro Pembinaan dan
Pengawasan Sistem Resi Gudang dan Pasar Lelang Komoditas. Tabel 1.1 Data Pegawai Bappebti Tahun 2018
Berdasarkan Tingkat Pendidikan Kelompok Jabatan Jabatan Pendidikan Jumlah
Stuktural
Eselon I S2 1
Eselon II S2 5
Eselon III S2 12
S1 3
Eselon IV S2 26
S1 12
Pelaksana
S2 8
S1 43
D3 3
SLTA 0
SLTP 0
Jumlah 113
Secara umum dapat dijabarkan tugas dari masing-masing unit Eselon II di Bappebti,
yaitu: 1. Sekretariat, yang mempunyai tugas melaksanakan pelayanan teknis dan
administrasi kepada seluruh satuan organisasi di lingkungan Bappebti.
Dalam menjalankan kegiatannya, Sekretariat Bappebti didukung oleh Sumber
Daya Manusia (SDM) sebanyak 37 (tiga puluh tujuh) orang pegawai.
2. Biro Peraturan Perundangan-undangan dan Penindakan, yang
mempunyai tugas untuk melaksanakan koordinasi perumusan dan penyusunan
peraturan perundang-undangan, pemberian pelayanan hukum, litigasi,
pemeriksaan, penyidikan dan penetapan sanksi terhadap pelanggaran administratif
di bidang Perdagangan Berjangka, Pasar Fisik Komoditi di Bursa Berjangka,
Sistem Resi Gudang, Pasar Lelang dan Jasa.
Untuk menunjang tugas tersebut, Biro Peraturan Perundangan-undangan dan
Penindakan memiliki kekuatan SDM sebanyak 18 (delapan belas) orang pegawai.
3. Biro Pengawasan Pasar Berjangka dan Fisik, yang mempunyai tugas
melaksanakan koordinasi pembinaan usaha, pemantauan, pengawasan, audit
01 Pendahuluan
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA BAPPEBTI TAHUN 2018 3
01 Pendahuluan
LAK BAPPEBTI 2018 4
kepatuhan dan keuangan serta evaluasi pelaksanaan kegiatan usaha di bidang
perdagangan berjangka.
Dalam menjalankan tugasnya, Biro Pengawasan Pasar Berjangka dan Fisik
didukung oleh SDM sebanyak 20 (dua puluh) orang pegawai.
4. Biro Pembinaan dan Pengembangan Pasar , mempunyai tugas melaksanakan
koordinasi pembinaan usaha, pengawasan, pengembangan dan sistem informasi
pasar di bidang Perdagangan Berjangka, Sistem Resi Gudang dan Pasar Fisik
Terorganisir.
Untuk dapat menyelesaikan tugasnya, Biro Pembinaan dan Pengembangan Pasar memiliki SDM sebanyak 16 (enam belas) orang pegawai.
5. Biro Pembinaan dan Pengawasan Sistem Resi Gudang dan Pasar Lelang Komoditas, yang mempunyai tugas melaksanakan koordinasi pembinaan,
pengawasan, pemantauan, evaluasi pelaksanaan kegiatan usaha di bidang Pasar
Lelang, Pasar Fisik dan Sistem Resi Gudang.
Dalam melaksanakan tugas tersebut, Biro Pembinaan dan Pengawasan Sistem
Resi Gudang dan Pasar Lelang Komoditas memiliki jumlah SDM sebanyak 22 (dua
puluh dua ) orang pegawai.
C. Isu Strategis Organisasi
1. Transaksi multilateral di bidang PBK masih kurang likuid
PBK pada dasarnya adalah sebuah industri yang seharusnya dapat dijadikan
sebagai sarana lindung nilai (hedging) para eksportir maupun importir dari adanya
fluktuasi harga komoditi. Selain itu, diharapkan PBK juga dapat dijadikan sebagai
sarana pembentukan harga yang efektif dan transparan sehingga harga yang ada
di Bursa Berjangka dapat dimanfaatkan bagi para pemangku kepentingan
(stakeholder) dan pelaku usaha dalam mencari referensi harga dan juga sebagai
salah satu alternatif investasi bagi para spekulan.
Namun demikian, pada kenyataannya transaksi multilateral masih jauh dari
harapan karena volume transaksi dan peningkatan transaksinya masih kecil
dibandingkan dengan transaksi (SPA) bilateral, meskipun sudah didukung dengan
adanya peraturan Kepala Bappebti Nomor 69/Bappebti/PER/6/2009 tentang
Pergerakan Pasar (Market Maker) dan kewajiban melakukan transaksi kontrak
berjangka di Bursa Berjangka sebagaimana telah diubah terakhir dengan
Peraturan Kepala Bappebti Nomor 85/Bappebti/Per/10/2010.
Perkembangan Transaksi Multilateral yang kurang memuaskan, terlihat dari
peningkatan transaksi multilateral hanya sebesar 14,2%, sedangkan transaksi SPA
mengalami peningkatan sebesar 27,76% dan share transaksi multilateral terhadap
01 Pendahuluan
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA BAPPEBTI TAHUN 2018 4
01 Pendahuluan
LAK BAPPEBTI 2018 5
total transaksi PBK pada tahun 2018 hanya sebesar 17,25 yang apabila
dibandingkan dengan tahun 2017 mengalami penurunan sebesar 3,94%.
2. Pemanfaatan Gudang SRG yang masih belum optimal
SRG sudah berjalan di Indonesia sejak Tahun 2008, meskipun UU mengenai SRG
telah diterbitkan pada Tahun 2006 dan PP-nya pada Tahun 2007.
Sampai dengan akhir Tahun 2018, pemerintah sudah membangun sebanyak 121
(seratus dua puluh satu) Gudang SRG baik melalui dana Stimulus Fiskal, APBN-P
dan Dana Alokasi Khusus (DAK). Namun demikian, sampai dengan akhir Tahun
2018 baru terdapat 88 (delapan puluh delapan) gudang SRG milik pemerintah
yang telah mengimplementasikan SRG. Hal ini tentu menjadi perhatian dimana
sebanyak 33 (tiga puluh tiga) gudang yang dibangun oleh pemerintah masih belum
mengimplementasikan SRG dan harus segera dicari solusi pemecahannya.
3. Pasar Lelang belum menjadi sarana Pemasaran yang efektif dan efisien
Penyelenggaraan Pasar Lelang di Indonesia merupakan sebuah upaya positif
dalam memajukan sektor perdagangan dan pertanian, khususnya para petani
produsen yang selama ini cenderung terpinggirkan oleh mekanisme sistem
perdagangan konvensional.
Pasar Lelang sendiri saat ini belum menjadi sarana pemasaran yang efektif dan
efisien. Hal ini dapat tercermin dari setiap penyelenggaraan Pasar Lelang, dimana
pelaku transaksi (penjual/pembeli) didominasi oleh orang-orang yang sama. Selain
itu komposisi penjual lebih banyak dari pembeli. Kendala lain yang dihadapi Pasar
Lelang saat ini adalah Buyer/pembeli masih kesulitan menemukan Seller/Penjual
yang mampu menyediakan barang yang dibutuhkan dalam skala besar.
Selain beberapa kendala diatas, pelaksanaan revitalisasi pasar lelang yang belum
optimal serta masih ditemui adanya gagal serah atau gagal bayar masih menjadi
permasalahan yang harus segera ditindaklanjuti dalam rangka terciptanya
perdagangan yang fair dan dapat dipercaya.
01 Pendahuluan
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA BAPPEBTI TAHUN 2018 5
LAK BAPPEBTI 2018 6
BAB II PERENCANAAN KINERJA
A. Perencanaan Strategis 1. Visi dan Misi
Sesuai dengan Perencanaan Strategis (Renstra) Bappebti yang telah disusun
dengan mengacu pada kebijakan Kementerian Perdagangan dan Kebijakan
Presiden dalam hal ini pemerintah, maka telah ditetapkan visi Pemerintah yaitu
”Terwujudnya Indonesia yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian berlandaskan gotong royong.”
Untuk dapat mewujudkan visi di atas, maka Kementerian Perdagangan telah
menetapkan misi yang telah tercantum dalam Renstra Kementerian Perdagangan
Tahun 2015 - 2019, yaitu:
a. Meningkatkan pertumbuhan kinerja perdagangan luar negeri yang
berkelanjutan;
b. Meningkatkan perdagangan dalam negeri yang bertumbuh dan berkualitas; dan
c. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik di Sektor Perdagangan.
Dari 3 (tiga) misi yang telah ditetapkan oleh Kemendag, Bappebti mendukung
tercapainya misi Kemendag yang ke 2, meningkatkan perdagangan dalam negeri
yang bertumbuh dan berkualitas.
2. Tujuan dan Sasaran
Sebagai penjabaran dari visi dan misi di atas, maka Kementerian Perdagangan
menetapkan tujuan yang akan dicapai pada Tahun 2015 – 2019 sebagai berikut:
a. Peningkatan ekspor barang non migas yang bernilai tambah dan jasa;
b. Peningkatan pengamanan perdagangan;
c. Peningkatan akses dan pangsa pasar internasional;
d. Pemantapan promosi ekspor dan nation branding;
e. Peningkatan efektivitas pengelolaan impor barang dan jasa;
f. Pengintegrasian dan perluasan pasar dalam negeri;
g. Peningkatan penggunaan dan perdagangan produk dalam negeri;
h. Optimalisasi/penguatan pasar berjangka komoditi, SRG dan pasar lelang;
i. Peningkatan kelancaran distribusi dan jaminan pasokan barang kebutuhan
pokok dan barang penting;
j. Peningkatan perlindungan konsumen;
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA BAPPEBTI TAHUN 2018 6
02 Perencanaan Kinerja
02 Perencanaan Kinerja
LAK BAPPEBTI 2018 7
k. Peningkatan iklim usaha dan kepastian berusaha;
l. Peningkatan kualitas kinerja organisasi;
m. Peningkatan dukungan kinerja perdagangan;
n. Peningkatan kebijakan perdagangan yang harmonis dan berbasis kajian.
Dari 14 (empat belas) tujuan tersebut, Bappebti memiliki peran untuk mewujudkan
optimalisasi/penguatan pasar berjangka komoditi, SRG dan pasar lelang.
Dalam rangka mencapai tujuan yang diinginkan, maka Bappebti telah menetapkan
sasaran, yaitu “meningkatnya pembinaan, pengaturan, pengawasan dan
pengembangan di bidang Perdagangan Berjangka Komoditi, Sistem Resi Gudang
dan Pasar Lelang”, yang di dukung oleh:
a. Meningkatnya Pelayanan Dukungan Teknis dan Administratif Badan Pengawas
Perdagangan Berjangka Komoditi;
b. Meningkatnya hasil pembinaan dan pengawasan terhadap pelaku usaha di
bidang Perdagangan Berjangka Komoditi;
c. Meningkatnya pembinaan dan pengawasan Pasar lelang dan Sistem Resi
Gudang;
d. Meningkatnya hasil pelayanan hukum terhadap pelaku usaha di bidang
Perdagangan Berjangka, Sistem Resi Gudang dan Pasar Lelang; dan
e. Meningkatnya hasil Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan Berjangka
Komoditi, Sistem Resi Gudang dan Pasar Lelang.
3. Kebijakan dan Strategi
Sesuai arah kebijakan Pemerintah dan Kementerian Perdagangan serta mengacu
kepada arah pembangunan dalam RPJMN 2015 2019 bidang perdagangan,
Bappebti telah menetapkan 3 (tiga) kebijakan, yaitu:
a. Mendorong Perdagangan Berjangka Komoditi;
b. Mendorong perkembangan Sistem Resi Gudang dan Pasar Lelang Komoditas,
sebagai sarana dan prasarana perdagangan yang menunjang sistem distribusi
nasional untuk mengatasi kelangkaan stok serta disparitas dan fluktuasi harga;
dan
c. Meningkatkan kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana penunjang
perdagangan, dalam artian adalah dukungan manajemen dan operasional
Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi.
Berdasarkan pokok pikiran tersebut di atas, Bappebti menetapkan beberapa
langkah strategis, yaitu:
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA BAPPEBTI TAHUN 2018 7
02 Perencanaan Kinerja
02 Akuntabilitas Kinerja02 Perencanaan Kinerja
LAK BAPPEBTI 2018 8
a. Mengoptimalkan manfaat dan mekanisme Perdagangan Berjangka Komoditi
(PBK) sebagai sarana lindung nilai dan pembentukan harga yang transparan
sebagai pengamanan pasar domestik untuk meningkatkan daya saing produk
nasional;
b. Mengoptimalkan manfaat dan mekanisme Pasar Lelang Komoditas (PLK) dan
Sistem Resi Gudang (SRG) sebagai sarana efisiensi distribusi, tunda jual, dan
alternatif pembiayaan sehingga terciptanya efisiensi sistem dan distribusi
logistik nasional;
B. Rencana Kinerja Tahunan
Pada tahun 2018 Bappebti telah menetapkan Program, yaitu Peningkatan Perdagangan Berjangka Komoditi, serta Bappebti telah menetapkan Rencana
Kinerja Tahunan seperti terlihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 2.1 Rencana Kinerja Tahunan Bappebti Tahun 2018
OUTCOME/OUTPUT
No Uraian/Sasaran Indikator Kinerja Rencana Tingkat Capaian
Unit Es. II
1
Meningkatnya hasil pengawasan terhadap pelaku usaha di bidang Perdagangan Berjangka Komoditi
Jumlah pelaku usaha PBK dan pasar fisik yang diselenggarakan di Bursa Berjangka yang diawasi transaksinya
16 perusahaan
Biro Pengawasan
Pasar Berjangka dan
Fisik
Jumlah pelaku usaha PBK yang dievaluasi kegiatannya dan Pelaporan Keuangannya
76 perusahaan
Jumlah pelaku usaha PBK yang di audit
24 perusahaan
2
Meningkatnya pembinaan dan pengawasan Sistem Resi Gudang dan Pasar lelang komoditas
Jumlah gudang yang telah mengimplementasikan SRG (kumulatif)
123 gudang
Biro Pembinaan
Dan Pengawasan Sistem Resi Gudang Dan Pasar Lelang
Komoditas
Jumlah Nilai Resi Gudang yang diterbitkan secara kumulatif
660 milyar
Jumlah penyelenggaraan Pasar Lelang 85 kali
Jumlah peserta pelatihan teknis penyelenggara SRG dan PLK
240 Orang
Jumlah pemantauan, evaluasi dan pengawasan SRG dan Pasar Lelang
130 Kali
Jumlah hari penyelesaian 16 Hari
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA BAPPEBTI TAHUN 2018 8
02 Perencanaan Kinerja
02 Akuntabilitas Kinerja02 Perencanaan Kinerja
LAK BAPPEBTI 2018 9
OUTCOME/OUTPUT
No Uraian/Sasaran Indikator Kinerja Rencana Tingkat Capaian
Unit Es. II
perizinan pelaku usaha SRG dan Pasar Lelang setelah dokumen lengkap
3
Meningkatnya hasil pelayanan hukum terhadap pelaku usaha di bidang Perdagangan Berjangka, Sistem Resi Gudang dan Pasar Lelang
Penyusunan peraturan perundang-udangan di bidang PBK, SRG dan PL
9 peraturan
Biro Peraturan Perundang-
Undangan dan Penindakan
Penegakan hukum terhadap pelaku usaha di bidang PBK, SRG dan PL
83 kali
Pemberian Pelayanan Hukum 29 kali
Penanganan perkara (PTUN, PN, BAKTI, Praperadilan)
15 kali
4
Meningkatnya hasil pembinaan dan pengembangan perdagangan berjangka komoditi, sistem resi gudang dan pasar lelang komoditas
Jumlah hasil análisis pengembangan kelembagaan dan produk perdagangan berjangka/sistem resi gudang/pasar lelang
6 analisis
Biro Pembinaan dan Pengembangan
Pasar
Penyelesaian Perizinan Pelaku Usaha Setelah Dokumen Lengkap dan Benar
19 hari
Cakupan Komoditi dalam sistem informasi harga 12 Komoditi
Jumlah Peserta Pelatihan Teknis Pelaku Usaha PBK 400 orang
5
Meningkatnya Pelayanan Dukungan Teknis dan Administratif Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi
Dukungan manajemen dan pelaksanaan program Bappebti
4 Dokumen
Sekretariat
Pembinaan dan Pengelolaan Keuangan Bappebti
3 Laporan
Pengelolaan dan Pengembangan SDM Bappebti
10 Kegiatan
Penyelenggaraan dan pembinaan komunikasi dan informasi publik di bidang PBK, SRG dan PL
21 Laporan
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA BAPPEBTI TAHUN 2018 9
02 Perencanaan Kinerja
02 Akuntabilitas Kinerja02 Perencanaan Kinerja
LAK BAPPEBTI 2018 10
C. Perjanjian Kinerja Dalam rangka mencapai sasaran strategis yang telah ditetapkan dalam dokumen
Renstra, Bappebti telah menetapkan Perjanjian Kinerja Tahun 2018 dengan berbagai
indikator output seperti tabel dibawah ini.
Tabel 2.2 Perjanjian Kinerja Bappebti Tahun 2018
No Sasaran Program Indikator Kinerja Target
1 Meningkatnya Pemanfaatan Sistem resi Gudang (SRG)
Pertumbuhan nilai Resi Gudang yang diterbitkan secara kumulatif
6%
2 Mewujudkan layanan internal yang sesuai dengan kriteria
Presentase kepuasan pengguna layanan dukungan teknis dan manajemen di lingkungan Bappebti
80 %
3 Terwujudnya Perdagangan Berjangka Komoditi, Sistem Resi Gudang, dan Pasar Lelang yang teratur, wajar,efektif dan efisien.
Persentase kepatuhan pelaku usaha terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perdagangan berjangka komoditi, sistem resi gudang, dan pasar lelang komoditas
85 %
Persentase Kepuasan pelayanan publik bidang perizinan perdagangan berjangka komoditi, sistem resi gudang dan pasar lelang komoditas
80 %
Pertumbuhan pengguna pasar lelang komoditas 5 %
Pertumbuhan volume transaksi Perdagangan Berjangka Komoditi 3%
Dari tabel di atas terlihat bahwa Bappebti telah menetapkan 6 (enam) indikator kinerja
dalam mendukung tercapainya sasaran program yang tercantum dalam Perjanjian
Kinerja Tahun 2018.
1. Pertumbuhan Nilai Resi Gudang Yang Diterbitkan Secara Kumulatif Sistem Resi Gudang merupakan salah satu alternatif pembiayaan bagi petani di
Indonesia, dimana dengan menyimpan barangnya di gudang SRG maka pengelola
gudang akan menerbitkan resi gudang yang dapat dijadikan agunan ke Bank
sehingga petani akan mendapat pembiayaan. Pada Tahun 2018 Bappebti telah
menetapkan target pertumbuhan nilai Resi Gudang yang diterbitkan secara
kumulatif sebesar 6% dari nilai Resi Gudang yang diterbitkan pada Tahun 2018.
2. Persentase Kepuasan Pengguna Layanan Dukungan Teknis dan Manajemen di Lingkungan Bappebti. Survei dilakukan dilingkungan Bappebti kepada pengguna Layanan Dukungan
Teknis dan Manajemen dari Sekretariat Bappebti yaitu Penyusunan Rencana
Program, Penyusunan Rencana Anggaran, Pelaksanaan Pemantauan dan
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA BAPPEBTI TAHUN 2018 10
02 Perencanaan Kinerja
02 Akuntabilitas Kinerja02 Perencanaan Kinerja
LAK BAPPEBTI 2018 11
Evaluasi, Pengelolaan Data dan informasi, Pengelolaan Keuangan, Pengelolaan
Perbendaharaan, Pengelolaan Kepegawaian, Pelayanan Umum & Perlengkapan,
Penyusunan Annual Report, Penerbitan Buletin Bappebti, Pokja Reformasi
Birokrasi, Penatausahaan BMN, Pengelolaan informasi melalui website , On job
training luar negeri, Partisipasi Workshop Seminar & Sosialisasi, Partisipasi Sidang
kerjasama PBK PL SRG, Alat Pengolah Data & Peralatan Elektronik, Layanan
Internal Organisasi, Operasional dan Pemeliharaan Kantor, dan Dukungan
Kunjungan Luar Negeri. 3. Persentase kepatuhan pelaku usaha terhadap ketentuan peraturan
perundang-undangan di bidang perdagangan berjangka komoditi, sistem resi gudang, dan pasar lelang komoditas. Kepatuhan para pelaku usaha PBK, SRG dan PLK dalam menjalankan usahanya
sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan-undangan yang telah ditetapkan
dengan menggunakan 3 (tiga) dasar dalam perhitungannya yaitu, Jumlah pelaku
usaha PBK yang dievaluasi kegiatannya dan Pelaporan Keuangannya,
Pemantauan dan Evaluasi Pengawasan SRG & PLK, dan Pengkajian,
Penyempurnaan & Penyusunan Peraturan Perundang-undangan di Bidang PBK,
SRG, dan PLK (Laporan APU-PPT dan Proliferasi).
4. Persentase Kepuasan pelayanan publik bidang perizinan perdagangan berjangka komoditi, sistem resi gudang dan pasar lelang komoditas. Persentase Kepuasan pelayanan publik bidang perizinan perdagangan berjangka
komoditi, sistem resi gudang dan pasar lelang dilakukan dengan melihat capaian 3
(tiga) kegiatan, yaitu : Perizinan Perdagangan Berjangka Komoditi,
Perijinan/Persetujuan sebagai Gudang Sistem Resi Gudang dan Pengelola
Gudang 5. Pertumbuhan jumlah Penyelenggaraan PL
Pasar Lelang Komoditas berfungsi sebagai sarana pemasaran komoditi yang
efisien dan berperan dalam pembentukan harga yang wajar, adil dan transparan.
Keberadaan Pasar Lelang Komoditas dapat menjadi wadah untuk mempertemukan
secara langsung pembeli dengan penjual dalam upaya memperpendek mata rantai
perdagangan dengan harapan terwujudnya sistem perdagangan nasional yang
efektif dan efisien. Untuk Tahun 2018 Bappebti telah menetapkan target
pertumbuhan jumlah penyelenggaraan PL sebesar 5 %.
6. Pertumbuhan volume transaksi PBK Industri Perdagangan Berjangka Komoditi (PBK) sudah ada di Indonesia sejak
Tahun 2000 memiliki potensi yang baik dalam menunjang perekonomian bangsa
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA BAPPEBTI TAHUN 2018 11
02 Perencanaan Kinerja
02 Akuntabilitas Kinerja02 Perencanaan Kinerja
LAK BAPPEBTI 2018 12
khususnya dalam memfasilitasi para pelaku usaha (eksportir/importir) dalam
melakukan lindung nilai (hedging) atas transaksinya.
Pada Tahun 2018 Bappebti telah menetapkan target atas indikator ini sebesar 3%
dengan memperbandingkan volume transaksi PBK di Tahun 2017.
Untuk dapat melakukan program dan kegiatan dalam rangka mendukung capaian
sasaran kinerja yang telah ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja Tahun 2018, Bappebti
memiliki anggaran sebesar Rp 70.426.317.000
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA BAPPEBTI TAHUN 2018 12
02 Perencanaan Kinerja
LAK BAPPEBTI 2018 12
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
A. Capaian Kinerja Organisasi
Sebagai pelaksanaan dari Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara Nomor PER/09/M.PAN/05/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator
Kinerja Utama di Lingkungan Instansi Pemerintah, maka Bappebti telah menetapkan
Indikator Kinerja Utama (IKU) Tahun 2018. IKU Bappebti disusun dengan mengacu
pada Rencana Strategis Kementerian Perdagangan Tahun 2015 - 2019, Rencana
Strategis Bappebti Tahun 2015 - 2019, serta diwujudkan dalam dokumen Perjanjian
Kinerja Kepala Bappebti dengan Menteri Perdagangan.
Kinerja Bappebti dalam waktu satu Tahun menunjukkan hasil pengukuran kinerja yang
baik terhadap target yang telah ditetapkan dalam IKU pada Perjanjian Kinerja Tahun
2018. Kilas capaian kinerja Bappebti dari Januari 2018 sampai dengan Desember
2018 berdasarkan dokumen Perjanjian Kinerja adalah adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1 Capaian Indikator Kinerja Utama BAPPEBTI Tahun 2018
No Indikator Kinerja Utama Target 2018 Realisasi 2018
Prosentase Capaian (%)
1 Pertumbuhan nilai Resi gudang yang
diterbitkan secara kumulatif. 6% 19.21 320.16
2 Persentase Kepuasan Pengguna
Layanan Dukungan Teknis Dan
Manajemen dilingkungan Bappebti
80 % 85 106.25
3 Persentase Kepatuhan Pelaku
Usaha Terhadap Ketentuan
Peraturan Perundagan – Undangan
Di bidang Perdagangan Berjangka
Komoditi Sistem Resi Gudang Dan
Psar Lelang Komoditas
85 % 120.43 141.68
4 Persentase kepuasaan Pelayanan
Publik Di bidang Perizinan
Perdagangan Berjangka Komoditi
Sistem Resi Gudang Dan Pasar
Lelang Komoditas
80 % 80.39 100.48
5 Pertumbahan Pengguna Pasar
Lelang Komoditas 5 % 9.40 188
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA BAPPEBTI TAHUN 2018 13
03 Akuntabilitas Kinerja
03 Akuntabilitas Kinerja
LAK BAPPEBTI 2018 13
6 Pertumbuhan Volume Transaksi
Perdagangan Berjangka Komiditi 3% 25.2 840
Rata-rata Capaian 282,76
Dengan memperhatikan capaian kinerja di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa bila
dilihat dari rata-rata capaian kinerja pada Tahun 2018 yang sebesar 282,76%,
Bappebti telah mencapai target yang telah ditetapkan. Keberhasilan pencapaian
indikator kinerja tersebut tidak terlepas dari faktor-faktor utama dalam mencapai
keberhasilan dimaksud yaitu terlaksananya koordinasi dan kerjasama baik internal
maupun eksternal, tersedianya kapasitas dan kualitas Sumber Daya Manusia yang
cukup memadai, serta penyediaan anggaran yang sudah cukup sesuai dengan beban
kerja.
Jika dibandingkan dengan capaian IKU di Tahun 2017, yang secara rata-rata sebesar
206,19%, maka terlihat adanya peningkatan capaian atas kinerja IKU. Peningkatan
capaian itu lebih dikarenakan 6 (tiga) indikator telah mencapai dan melampaui dari
target yang ditetapkan pada awal Tahun 2018
Capaian IKU ini bersama dengan indikator-indikator kinerja lainnya akan dibahas lebih
lanjut di bagian B tentang analisis dan evaluasi.
Metodologi pengukuran pencapaian dalam indikator kinerja secara umum digunakan
dua jenis rumus yang tersedia, yaitu rumus I dan II, dipakai dengan
mempertimbangkan karakteristik komponen realisasi yang dihadapi. Komponen rumus
dapat dilihat pada Gambar 3.1.
Penggunaan rumus I, rumus ini akan tepat digunakan apabila kondisi capaian realisasi
mencerminkan semakin tinggi/rendah realisasi, menunjukkan pencapaian kinerja yang
semakin baik/buruk, hubungan baik/buruk realisasi capaian menunjukkan hubungan
linear. Sedangkan rumus II akan tepat digunakan apabila kondisi capaian realisasi
mencerminkan semakin tinggi/rendah realisasi menunjukkan pencapaian kinerja yang
semakin buruk/baik atau mempunyai hubungan terbalik, sebagai berikut:
Gambar 3.1 Rumus Pengukuran Capaian Kinerja secara Umum.
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA BAPPEBTI TAHUN 2018 14
03 Akuntabilitas Kinerja
03 Akuntabilitas Kinerja
LAK BAPPEBTI 2018 14
IK-1: Pertumbuhan nilai Resi Gudang yang diterbitkan secara kumulatif
Resi Gudang mulai hadir di Indonesia sejak tahun 2008, setelah sebelumnya pada
tahun 2006 Pemerintah bersama dengan DPRD menerbitkan Undang-Undang No. 9
tentang Sistem Resi Gudang. Pada tahun 2007 mulai disusun Peraturan Pemerintah
mengenai Pelaksanaan Sistem Resi Gudang, kemudian menyusul peraturan kepala
Bappebti yang mengatur teknis penyelenggaraan Sistem Resi Gudang. Pada tahun
2008, kemudian mulailah pilot project Sistem Resi Gudang dilakukan di Indramayu dan
Jombang. Sejak saat itu, implementasi Sistem Resi Gudang terus mengalami
perkembangan, baik dari sisi jumlah pelaku, kelembagaan maupun sebaran gudang
atau daerah pelaksanaann SRG. Tercatat, sampai dengan tahun 2018 penerbitan Resi
Gudang sudah dilakukan di 83 kabupaten/kota yang tersebar di 21 propinsi.
Di sisi lain, program pemerintah terkait percepatan implementasi SRG melalui
pembangunan Gudang – Gudang SRG di daerah sentra produksi sejumlah 121
gudang di 105 Kabupaten/Kota yang tersebar di 25 propinsi selama kurun waktu tahun
2009 sampai dengan 2016 belum semuanya berjalan seperti yang diharapkan, dimana
baru 92 Gudang yang telah aktif sebagai Gudang SRG, sedangkan sisanya sebanyak
29 gudang masih belum aktif sampai dengan saat ini. Selain gudang – gudang yang
telah dibangun oleh pemerintah tersebut, Bappebti sampai saat ini telah memberikan
persetujuan Gudang SRG kepada 65 gudang milik BUMN/swasta.
Tabel 3.2 Capaian Indikator Kinerja Sasaran menurut Rancangan Strategis
( Renstra ) Tahun 2014 - 2019
No Indikator Kinerja Rencana Tingkat Capaian
Realisasi Capaian (%)
1. Pertumbuhan Nilai Resi Gudang Yang diterbitkan Secara Kumulatif
14 % 19,21 % 137,21
Sumber: Pusat Registrasi (diolah Biro Pembinaan Dan Pengawasan Sistem Resi Gudang Dan Pasar
Lelang Komoditas)
Tabel 3.3 Capaian Indikator Kinerja Sasaran Menurut Perjanjian Kinerja ( Perkin ) Tahun 2018
No Indikator Kinerja Rencana Tingkat Capaian
Realisasi Capaian (%)
1. Pertumbuhan Nilai Resi Gudang Yang diterbitkan Secara Kumulatif
6 % 19,21 % 320.16
Sumber: Pusat Registrasi (diolah Biro Pembinaan Dan Pengawasan Sistem Resi Gudang Dan Pasar
Lelang Komoditas)
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA BAPPEBTI TAHUN 2018 15
03 Akuntabilitas Kinerja
03 Akuntabilitas Kinerja
LAK BAPPEBTI 2018 15
Tabel 3.4 Target dan Realisasi Pertumbuhan Nilai Resi Gudang Yang Diterbitkan Secara Kumulatif Tahun 2017-2018 ( Perkin )
Indikator Kinerja Utama
2017 2018
Target Realisasi % Capaian Target Realisasi % Capaian
Pertumbuhan Nilai Resi Gudang Yang Idterbitkan Secara Kumulatif
14% 6% 43 6% 19,21% 320,16
Sumber Biro Pembinaan Dan Pengawasan Sistem Resi Gudang Dan Pasar Lelang Komoditas
Pada tahun 2018, berbagai upaya terus dilakukan oleh Bappebti dalam rangka
mendorong pelaksanaan SRG di Indonesia. Berbagai program dilaksanakan seperti
pelatihan kepada pelaku usaha, peningkatan koordinasi dan kerjasama lintas
Kementerian/Lembaga dan sosialisasi kebijakan SRG dengan tujuan untuk
mengoptimalkan pemanfaatan Gudang SRG yang telah dibangun pemerintah serta
meningkatkan partisipasi pelaku usaha, khususnya di sektor pertanian, dalam
memanfaatkan Sistem Resi Gudang.
Terkait dengan indikator kinerja, pada tahun 2018 pertumbuhan nilai resi gudang
secara kumulatif mencapai 19,21% atau melebihi target yang telah ditetapkan sebesar
6%, sehingga capaian kinerja pada tahun 2018 sebesar 320,16%. Capaian ini
menunjukkan bahwa telah terjadi peningkatan kinerja SRG dibandingkan pada tahun
2017 yang hanya mencapai pertumbuhan kumulatif 6% atau 43% dari target yang
ditetapkan. Peningkatan pertumbuhan nilai transaksi Resi Gudang ini didorong oleh
semakin meningkatnya partisipasi pelaku usaha untuk memanfaatkan skema SRG.
Selain itu dengan semakin bertambahnya jumlah pengelola Gudang SRG yang
tercatat pada tahun 2018 sejumlah 47 pengelola gudang aktif dan peningkatan volume
komoditas yang diresigudangkan memiliki nilai tinggi seperti seperti Lada, rumput laut
dan kopi juga ikut berkontribusi pada peningkatan nilai transaksi resi gudang.
Tabel 3.5 Perkembangan Jumlah Lembaga SRG dari Tahun 2010-2018 (kumulatif)
Lembaga SRG 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Pengelola Gudang 6 6 8 11 15 15 21 29 47
Gudang yg sdh SRG (kumulatif)
22 45 67 79 92 117 128 147 157
Pusat Registrasi 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Lembaga Penilaian
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA BAPPEBTI TAHUN 2018 16
03 Akuntabilitas Kinerja
03 Akuntabilitas Kinerja
LAK BAPPEBTI 2018 16
Kesesuaian
- Uji Mutu Komoditi 7 8 8 12 17 22 25 31 31
- Inspeksi Gudang 3 3 3 3 3 3 3 3 3
- Manajemen Mutu 1 1 1 2 2 2 2 2 2
Sumber : Robinwas SRG & PLK 2018 (Diolah)
Tabel 3.6 Rekapitulasi Penerbitan Resi Gudang Tahunan
Tahun Jumlah Volume (ton) Nilai Barang Jenis Barang
2008 16 508,83 Rp 1.431.616.200 Gabah, Jagung
2009 13 214,11 Rp 552.962.240 Gabah, Jagung
2010 57 2.299,94 Rp 8.678.733.500 Gabah
2011 271 8.895,62 Rp 40.067.723.608 Gabah, Beras, Jagung, Kopi
2012 379 18.144,16 Rp 93.183.187.979 Gabah, Beras, Jagung, Kopi
2013 532 20.796,23 Rp 108.948.556.100 Gabah, Beras, Jagung, Kopi, Rumput Laut
2014 605 21.649,27 Rp 116.514.391.200 Gabah, Beras, Jagung, Kopi, Rumput Laut
2015 300 8.931,92 Rp 81.171.788.490 Gabah, Beras, Jagung, Kopi, Rumput Laut, Kakao, Rotan
2016 250 6.428,69 Rp 42.644.699.900 Gabah, Beras, Jagung, Kopi, Rumput Laut, Rotan
2017 165 3.327,18 Rp 27.258.651.500 Gabah, Beras, Jagung, Kopi, Rumput Laut, Rotan, Garam, Lada
2018 374 8.357,33 Rp 99.959.402.266 Gabah, Beras, Jagung, Kopi, Rumput Laut, Lada
TOTAL 2.962 99.553,27 Rp. 620.411.712.983
Sumber: Bappebti
Dengan semakin meluasnya jenis komoditi yang disimpan dan semakin meningkatnya
jumlah pelaku usaha yang berpartisipasi memanfaatkan SRG termasuk didalamnya
jumlah Pengelola Gudang SRG, ternyata berkorelasi dengan angka transaksi tahunan
yang mengalami kenaikan. Pada tahun 2018, Resi Gudang yang diterbitkan mencapai
374 Resi dengan volume barang sebesar 8.357 ton dan nilai transaksi sebesar
Rp 99,96 milyar, sedangkan nilai pembiayaan yang disalurkan mencapai Rp 49,42
Milyar. Jika dibandingkan tahun 2017 (year to year), pada tahun 2018 nilai transaksi
dalam SRG mengalami kenaikan baik jumlah Resi Gudang yang diterbitkan (127%),
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA BAPPEBTI TAHUN 2018 17
03 Akuntabilitas Kinerja
03 Akuntabilitas Kinerja
LAK BAPPEBTI 2018 17
volume barang (151%), nilai transaksi SRG (267%), serta nilai pembiayaan SRG
(211%).
Gambar 3.2 Gudang SRG Rumput Laut di Makassar
IK-2: Presentase kepuasan pengguna layanan dukungan teknis dan manajemen di lingkungan Bappebti
Dalam konteks organisasi Bappebti yang dimaksud Pengguna Layanan Dukungan
Teknis Dan Manajemen adalah seluruh pegawai yang ada di lingkungan Bappebti
yang mendapatkan dan menggunakan layanan dukungan teknis dan manajemen.
Tujuan dilaksanakannya pengukuran ataupun survei kepuasan pengguna layanan
dukungan teknis dan manajemen di lingkungan Bappebti adalah sebagai berikut:
1) Untuk mengetahui tingkat kepuasan yang dirasakan oleh pegawai Bappebti
terutama di unit / biro teknis terhadap kualitas layanan yang diberikan oleh Unit
Sekretariat;
2) Sebagai umpan balik bagi Unit Sekretariat terhadap kinerja layanan yang diberikan;
3) Sebagai masukan bagi manajemen dalam rangka meningkatkan dan
mempertahankan kualitas layanan terutama di Unit Kerja Sekretariat.
Adapun capaian Presentase kepuasan Pengguna Layanan Dukungan Teknis Dan
Manajemen untuk triwulan III belum ada di karenakan pelaksanaan survey kepuasaan
akan di lakukan di akhir tahun atau Triwulan IV Tahun 2018. Hal ini dikarenakan
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA BAPPEBTI TAHUN 2018 18
03 Akuntabilitas Kinerja
03 Akuntabilitas Kinerja
LAK BAPPEBTI 2018 18
survey tersebut meliputi berbagai aspek dan faktor-faktor yang paling berpengaruh
terhadap tingkat kepuasan Pegawai Bappebti terhadap Layanan Dukungan Teknis
Dan Manajemen selama tahun 2018.
Tabel 3.7 Realisasi dan Capaian Kinerja IK-2
Indikator Kinerja Target Tahun 2018
Realisasi Tahun 2018
Capaian %
Presentase kepuasan Pengguna Layanan Dukungan Teknis Dan Manajemen
80 % 85 106.25
Sumber: Sekretariat Bappebti
IK-3: Persentase Kepatuhan Pelaku Usaha Terhadap Ketentuan Peraturan Perundang-Undangan Di Bidang Perdagangan Berjangka Komoditi, Sistem Resi Gudang, Dan Pasar Lelang Komoditas
IK 3 merupakan kepatuhan para pelaku usaha PBK, SRG dan PLK dalam menjalankan
usahanya sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan-undangan yang telah
ditetapkan.
Tabel 3.8 Realisasi dan Capaian Kinerja IK-3
Indikator Kinerja Target Tahun 2018
Realisasi Tahun 2018
Capaian %
Persentase kepatuhan pelaku usaha terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perdagangan berjangka komoditi, sistem resi gudang, dan pasar lelang komoditas
85 % 120.43 141.68
Sumber: Bappebti
Tabel 3.9 Capaian Kegiatan Pendukung Unit Eselon II
Terhadap Capaian Kinerja IK-3
No Unit Eselon II
Kegiatan Pendukung IK 3
Target Tahun 2018
Realisasi Tahun 2018
Capaian %
1 Biro Pengawasan Pasar Berjangka
Jumlah pelaku usaha PBK yang dievaluasi kegiatannya dan
85 % (76 Prshn)
77 perusahaan
101,31%
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA BAPPEBTI TAHUN 2018 19
03 Akuntabilitas Kinerja
03 Akuntabilitas Kinerja
LAK BAPPEBTI 2018 19
No Unit Eselon II
Kegiatan Pendukung IK 3
Target Tahun 2018
Realisasi Tahun 2018
Capaian %
dan Fisik Pelaporan Keuangannya
2 Biro Pembinaan & Pengawasan SRGPLK
Pemantauan dan Evaluasi Pengawasan SRG & PLK
85 % (130 kali)
203 156.15%
3 Biro Peraturan Perundang - undangan dan Penindakan
Pengkajian, Penyempurnaan & Penyusunan Peraturan Perundang-undangan di Bidang PBK, SRG, dan PLK (Laporan APU-PPT dan Proliferasi)
85 % (52 Prshn)
54 Perusahaan
151.25%
Sumber: Bappebti
Uraian terhadap Capaian Kegiatan Pendukung adalah sebegai berikut :
1. Jumlah pelaku usaha PBK yang dievaluasi kegiatannya dan Pelaporan Keuangannya Adapun Pencapaian Indikator Kinerja Jumlah pelaku usaha PBK yang dievaluasi
kegiatannya dan Pelaporan Keuangannya berdasarkan pada rata-rata capaian 2
(dua) kegiatan utama yaitu kegiatan pengawasan kepatuhan Laporan Direktur
Kepatuhan Pialang Berjangka yang rata-rata capaiannya pada tahun 2018
sebanyak 58 perusahaan dan kegiatan Analisa dan Verifikasi Laporan Keuangan
Pelaku Usaha PBK yang terdiri dari Pialang Berjangka yang rata-rata capaiannya
sebanyak 60 perusahaan dan Pedagang Penyelenggara Sistem Perdagangan
Alternatif yang rata-rata capaiannya sebanyak 18 perusahaan.
Gambar 3.3 Gambar Perhitungan Pencapaian IKU-2
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA BAPPEBTI TAHUN 2018 20
03 Akuntabilitas Kinerja
03 Akuntabilitas Kinerja
LAK BAPPEBTI 2018 20
Indikator Kinerja ini didukung oleh 3 (tiga) kegiatan pendukung lainnya yaitu:
pengawasan kepatuhan Laporan Tahunan Pelaku Usaha PBK, FKT Pengawasan
Kepatuhan Kegiatan Pelaku Usaha PBK dan Pengelolaan Ketatausahaan Biro.
a. Pengawasan Kepatuhan Laporan Direktur Kepatuhan Pialang Berjangka Kegiatan ini bertujuan untuk menghimpun berbagai informasi tentang kegiatan
para pelaku usaha PBK sehingga didapatkan gambaran mengenai
perkembangan kegiatan setiap pelaku usaha selama periode tertentu. Untuk
mengetahui perkembangan kegiatan pelaku usaha PBK salah satunya adalah
dengan memantau penyampaian laporan Direktur kepatuhan Pialang Berjangka
setiap bulannya.
Target untuk jumlah perusahaan pialang berjangka yang menyampaikan Laporan
Direktur Kepatuhan adalah pelaku usaha PBK yang aktif yang saat ini berjumlah
60 (enam puluh) perusahaan. Pada tahun 2018 rata-rata pencapaian jumlah
pelaku usaha PBK yang dievaluasi kegiatannya hanya 58 perusahaan, yang
artinya masih terdapat perusahaan yang belum atau tidak menyampaikan
laporan Direktur Kepatuhan. Untuk itu, perlu adanya pembinaan yang lebih baik
lagi terhadap para Direktur Kepatuhan (DK) Pialang Berjangka dengan
membangun komunikasi melalui kunjungan kerja yang dilakukan oleh Biro
Pengawasan Pasar Berjangka dan Fisik Bappebti secara berkesinambungan.
Capaian jumlah pelaku usaha PBK yang menyampaikan Laporan Direktur
Kepatuhan dihitung dari akumulasi rata-rata perbulan dari laporan yang
disampaikan oleh pelaku usaha baik yang Tepat Waktu (TW) maupun Tidak
Tepat Waktu (TTW) dibagi 12 (dua belas) bulan.
Berikut tabel capaian rata-rata kepatuhan penyampaian laporan kegiatan pelaku
usaha PBK selama tahun 2018:
Tabel 3.10 Penyampaian Laporan Kegiatan Pelaku Usaha PBK
NO. Periode WL TW TTW TM TW + TTW
1 Bulan Januari 59 58 0 1 58 2 Bulan Februari 59 52 5 2 57 3 Bulan Maret 59 50 8 1 58 4 Bulan April 59 53 6 0 59 5 Bulan Mei 60 49 6 6 55 6 Bulan Juni 61 56 0 5 56 7 Bulan Juli 60 56 0 4 56 8 Bulan Agustus 61 59 0 2 61 9 Bulan September 62 58 2 2 60 10 Bulan Oktober 62 58 2 2 60
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA BAPPEBTI TAHUN 2018 21
03 Akuntabilitas Kinerja
03 Akuntabilitas Kinerja
LAK BAPPEBTI 2018 21
NO. Periode WL TW TTW TM TW + TTW
11 Bulan November 61 59 0 2 59 12 Bulan Desember 60 58 1 1 59
Rata-Rata 60 56 2 2 58 Sumber Data : Biro Pengawasan Pasar Berjangka dan Fisik, 2018
Keterangan : WL : Wajib Lapor, TW : Tepat Waktu, TTW : Tidak Tepat Waktu, TM : Tidak Menyampaikan
Dalam rangka Pengawasan kepatuhan Laporan Direktur Kepatuhan Pialang
Berjangka juga dilakukan pengawasan ke Lapangan yang sampai dengan November
Tahun 2018 telah dilakukan pengawasan Laporan Direktur Kepatuhan terhadap 41
(empat puluh satu) Perusahaan yaitu:
1. PT Askap Futures di Jakarta
2. PT SagaFX Sentra Berjangka di Jakarta
3. PT Kresna Investa Futures di Surabaya
4. PT Inter Pan Pasifik Futures di Medan
5. PT Rifan Financindo Berjangka di Jakarta
6. PT Victory International Futures di Medan
7. PT Victory International Futures di Yogyakarta
8. PT Topgrowth Futures di Surabaya
9. PT Millennium Penata Futures di Cirebon
10. PT Mahadana Asta Berjangka di Jakarta
11. PT Central Capital Futures di Surabaya
12. PT Cerdas Indonesia Berjangka di Jakarta
13. PT Garuda Berjangka di Jakarta
14. PT Victory International Futures di Palu
15. PT Rifan Financindo Berjangka di Pekanbaru
16. PT Artamas Futures di Jakarta
17. PT Solid Gold Berjangka di Palembang
18. PT Trijaya Pratama Futures di Batam
19. PT Asia Trade Point Futures di Solo
20. PT Global Artha Futures di Jakarta
21. PT Topgrowth Futures di Jakarta
22. PT Bestprofit Futures di Bandung
23. PT Victory International Futures di Malang
24. PT Soegee Futures di Jakarta
25. PT Java Global Futures di Palembang
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA BAPPEBTI TAHUN 2018 22
03 Akuntabilitas Kinerja
03 Akuntabilitas Kinerja
LAK BAPPEBTI 2018 22
26. PT Rifan Financindo Berjangka di Solo
27. PT Equityworld Futures di Jakarta
28. PT Kontakperkasa Futures di Yogyakarta
29. PT Inter Pan Pasifik Futures di Pontianak
30. PT Global Kapital Investama Berjangka di Jakarta
31. PT Trijaya Pratama Futures di Makassar
32. PT Millennium Penata Futures di Malang
33. PT Esandar Arthamas Berjangka di Jakarta
34. PT CGS-CIMB Futures di Jakarta
35. PT Central Capital Futures di Jakarta
36. PT Sinarmas Futures
37. PT Midtou Aryacom Futures di Makassar
38. PT Multi Mulia Investama Berjangka
39. PT Pialang Jepang Berjangka di Jakarta
40. PT United Asia Futures di Jakarta
41. PT Pruton Mega Berjangka di Jakarta
b. Analisa dan Verifikasi Laporan Keuangan Pelaku Usaha PBK Dalam rangka meningkatkan pengawasan terhadap integritas Pelaku Usaha dan
kepatuhan penyampaian laporan keuangan Pialang Berjangka, peran yang
dilakukan oleh Biro Pengawasan Pasar Berjangka dan Fisik di dalam melakukan
analisis laporan keuangan pelaku usaha menjadi sangat penting untuk
mewujudkan kepatuhan Pialang Berjangka terhadap peraturan perundang-
undangan yang dilihat dari aspek integritas keuangan para Pelaku Usaha
sebagaimana tercantum dalam Pasal 6 huruf k. UU No 10 Tahun 2011 yaitu
menetapkan persyaratan keuangan minimum dan kewajiban pelaporan bagi
Pihak yang memiliki izin usaha berdasarkan ketentuan Undang-undang ini
dan/atau peraturan pelaksanaannya.
Maksud dan tujuan pelaksanaan analisa terhadap laporan keuangan Pialang
Berjangka dalam Perdagangan Berjangka Komoditi adalah :
1. Mewujudkan kegiatan Perdagangan Berjangka yang teratur, wajar, efesien,
efektif, dan terlindunginya masyarakat dari tindakan yang merugikan serta
memberikan kepastian hukum kepada semua pihak dalam suasana
persaingan yang sehat;
2. Melakukan pembinaan terhadap Pialang Berjangka dan Pedagang
Penyelenggara SPA;
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA BAPPEBTI TAHUN 2018 23
03 Akuntabilitas Kinerja
03 Akuntabilitas Kinerja
LAK BAPPEBTI 2018 23
3. Mengetahui tingkat kepatuhan Pialang Berjangka dan Pedagang
Penyelenggara SPA terhadap peraturan di bidang Perdagangan Berjangka
Komoditi khususnya yang terkait dengan pelaporan keuangan dan
persyaratan keuangan minimum (integritas keuangan) dan kewajiban
pelaporan keuangan Pialang Berjangka dan Pedagang Penyelenggara
SPA;
Target untuk jumlah Pelaku Usaha yang menyampaikan Laporan keuangan
adalah semua pelaku usaha PBK yang masih aktif melaksanakan kegiatan
usahanya yang saat ini berjumlah 78 (tujuh puluh delapan) perusahaan yang
terdiri dari 60 Pialang Berjangka dan 18 Pedagang Penyelenggara SPA.
Berdasarkan hasil evaluasi pelaporan keuangan yang dilakukan, Kepatuhan
Penyampaian Laporan Keuangan Pialang Berjangka dan Pedagang
Penyelenggara SPA pada tahun 2018 adalah sebagaimana pada tabel berikut:
Tabel 3.11 Hasil Rekapitulasi Laporan Keuangan Pialang Berjangka
NO. Periode WL TW TTW TM TW + TTW
1 Bulan Januari 59 57 2 0 59 2 Bulan Februari 59 56 3 0 59 3 Bulan Maret 59 57 2 1 59 4 Bulan April 59 57 1 1 58 5 Bulan Mei 60 56 2 2 58 6 Bulan Juni 61 55 4 2 59 7 Bulan Juli 60 58 2 0 60 8 Bulan Agustus 61 58 3 0 61 9 Bulan September 62 61 0 1 61 10 Bulan Oktober 62 59 2 1 61 11 Bulan November 61 59 2 0 61 12 Bulan Desember 60 58 2 0 60
Rata-Rata 60 58 2 1 60 Sumber Data : Biro Pengawasan Pasar Berjangka dan Fisik, 2018
Keterangan : WL : Wajib Lapor, TW : Tepat Waktu, T : Tidak Tepat Waktu, dan TM : Tidak Menyampaikan
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA BAPPEBTI TAHUN 2018 24
03 Akuntabilitas Kinerja
03 Akuntabilitas Kinerja
LAK BAPPEBTI 2018 24
Tabel 3.12 Hasil Rekapitulasi Laporan Keuangan Pedagang Penyelenggara SPA
NO. Periode WL TW TTW TM TW + TTW
1 Bulan Januari 16 16 0 0 16 2 Bulan Februari 16 16 0 0 16 3 Bulan Maret 16 16 0 0 16 4 Bulan April 16 16 0 0 16 5 Bulan Mei 16 16 0 0 16 6 Bulan Juni 16 16 0 0 16 7 Bulan Juli 18 18 0 0 18 8 Bulan Agustus 18 18 0 0 18 9 Bulan September 18 18 0 0 18 10 Bulan Oktober 18 17 0 1 17 11 Bulan November 18 17 1 0 18 12 Bulan Desember 18 18 0 0 18
Rata-Rata 18 17 1 1 18 Sumber Data : Biro Pengawasan Pasar Berjangka dan Fisik, 2018
Keterangan : WL : Wajib Lapor, TW : Tepat Waktu, T : Tidak Tepat Waktu, dan TM : Tidak
Menyampaikan
Dalam rangka Analisa dan Verifikasi Laporan Keuangan Pelaku Usaha PBK
juga dilakukan pengawasan ke Lapangan yang sampai dengan November
Tahun 2018 telah dilakukan Analisa dan Verifikasi Laporan Keuangan terhadap
17 (tujuh belas) Perusahaan yaitu:
1. PT Trijaya Pratama Futures di Jakarta
2. PT Premier Equity Futures di Jakarta
3. PT Cyber Futures di Jakarta
4. PT Inter Pan Pasifik Futures di Jakarta
5. PT Royal Trust Futures di Jakarta
6. PT Pasific Duaribu Futures di Jakarta
7. PT Didi Max Berjangka di Bandung
8. PT. Millennium Penata Futures di Jakarta
9. PT Indosukses Futures di Jakarta
10. PT Maxco Futures di Jakarta
11. PT Arta Mas Futures di Jakarta
12. PT International Business Futures di Bandung
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA BAPPEBTI TAHUN 2018 25
03 Akuntabilitas Kinerja
03 Akuntabilitas Kinerja
LAK BAPPEBTI 2018 25
13. PT Victory International Futures di Surabaya
14. PT Jasa Mulia Forexindo di Jakarta
15. PT Sinarmas Futures di Jakarta
16. PT Gatra Mega Berjangka di Surabaya
17. PT Java Global Futures di Banten
Berdasarkan hasil verifikasi atas laporan keuangan Pialang Berjangka, diperoleh
hasil antara lain sebagai berikut:
1) Adanya pemberian pinjaman kepada pihak yang terafiliasi/pemegang
saham;
2) Masih ditemui adanya kesalahan dalam penghitungan nilai Modal Bersih
Disesuaikan (MBD); dan
3) Adanya kesalahan dalam melakukan penilaian (pengukuran) nilai deposito
berjangka dan surat berharga yang dimiliki oleh Pialang Berjangka.
Untuk tahun 2019 target jumlah pelaku usaha PBK yang dievaluasi kegiatannya
dan Pelaporan Keuangannya yang akan ditetapkan disesuaikan dengan Renstra
Tahun 2015-2019 yaitu 78 perusahaan. Untuk mencapai target tersebut,
langkah yang akan diambil antara lain :
- meningkatkan pemantauan dan evaluasi Laporan kegiatan dan membangun
komunikasi yang baik dengan Pelaku Usaha untuk selalu menyampaikan
laporan kegiatannya sesuai dengan aturan yang berlaku;
- meningkatkan jumlah perusahaan yang dievaluasi kegiatan dan Pelaporan
Keuangannya serta membuat rencana penjadwalan sesuai dengan yang
ditargetkan dan berkomitmen menjalankan jadwal tersebut
c. Pengawasan Kepatuhan Laporan Tahunan Pelaku Usaha PBK Menindaklanjuti laporan sesuai dengan Peraturan Kepala Badan Pengawas
Perdagangan Berjangka Komoditi No. 42/BAPPEBTI/PER/1/2003 tentang
Perubahan atas Keputusan Kepala Bappebti No. 35/Bappebti/KP/IIII/2002
tentang Penyusunan Laporan Tahunan Mengenai Keadaan dan Perkembangan
Kegiatan Usaha Bursa Berjangka, Lembaga Kliring Berjangka, Pialang
Berjangka, Penasihat Berjangka, Pengelola Sentra Berjangka, Pedagang
Berjangka dan Bank Penyimpan Marjin, Biro Pengawasan Pasar Berjangka dan
Fisik – Bappebti melakukan pengolahan dan analisa data serta informasi yang
selanjutnya menjadi hasil laporan Pemantauan dan Evaluasi Laporan Tahunan
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA BAPPEBTI TAHUN 2018 26
03 Akuntabilitas Kinerja
03 Akuntabilitas Kinerja
LAK BAPPEBTI 2018 26
Pelaku Usaha PBK yang memuat informasi keadaan dan perkembangan
kegiatan pelaku usaha PBK selama 1 (satu) tahun.
Dalam rangka Pengawasan kepatuhan Laporan Tahunan Pelaku Usaha PBK
dilakukan pengawasan ke Lapangan yang sampai dengan November Tahun
2018 telah dilakukan Pengawasan kepatuhan Laporan Tahunan Pelaku Usaha
PBK terhadap 8 (delapan) Perusahaan yang terdiri dari 3 perusahaan di dalam
kota dan 5 perusahaan di luar kota.
Dalam Kota
1. PT PT Pan Emperor di Jakarta
2. PT Aperdi di Jakarta
3. PT. Pacific Duaribu Futures di Jakarta
Luar Kota
1. CV. Venus Inti Perkasa di Pangkal Pinang
2. PT Capital Megah Mandiri di Medan
3. PT Royal Assetindo di Batam
4. PT Musim Mas di Medan
5. PT Menacom di Medan
d. FKT Pengawasan Kepatuhan Kegiatan Pelaku Usaha PBK Kegiatan ini berupa forum komunikasi antara Bappebti selaku Regulator dan
Pelaku Usaha dengan melakukan evaluasi untuk mendukung keberhasilan
Pengawasan Kepatuhan Pelaku Usaha PBK selama ini. Dalam Tahun Anggaran
2018, Bappebti telah melaksanakan seluruh program FKT pada bulan April 2018
di Yogyakarta dan bulan November 2018 di Medan.
e. Pengelolaan Ketatausahaan Biro Kegiatan ini dilakukan untuk menampung kebutuhan rutin Biro maupun
kebutuhan yang tidak dapat diprediksi sehingga kebutuhan Biro tetap dapat
terpenuhi serta untuk memastikan bahwa pelaksanaan urusan tata usaha dan
rumah tangga Biro dapat terlaksana dengan baik. Pada Tahun 2018, kegiatan
yang telah dilaksanakan dalam rangka Pengelolaan Ketatausahaan Biro adalah
35 (tiga puluh lima) kali perjalanan dinas dalam kota dalam rangka Pengelolaan
Ketatausahaan dan 5 (lima) kali Perjalanan Dinas Luar Kota dalam rangka
kegiatan di Palangkaraya, Provinsi Kalimantan Tengah.
2. Pemantauan dan Evaluasi Pengawasan SRG & PLK Pada tahun 2018, untuk kegiatan pemantauan, evaluasi dan pengawasan SRG
dan Pasar Lelang tercatat sebanyak 203 kali dari target 130 kali sehingga
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA BAPPEBTI TAHUN 2018 27
03 Akuntabilitas Kinerja
03 Akuntabilitas Kinerja
LAK BAPPEBTI 2018 27
prosentase capaian kinerjanya tercatat sebesar 156,15%. Pemantauan, evaluasi
dan pengawasan SRG dan Pasar Lelang didukung melalui 7 kegiatan yaitu
Evaluasi dan Asistensi Pelaksanaan SRG, Pengawasan Lembaga dan Transaksi
SRG, Mekanisasi Sistem Pengawasan pada SRG (CCTV), Pengawasan Pasar
Lelang Komoditas, Pemeliharaan Sistem Penunjang Pengawasan SRG,
Evaluasi dan Asistensi PLK serta Pemantauan Pelaksanaan Pembiayan Resi
Gudang.
Gambar 3.4 Pengawasan Pasar Lelang Komoditas di Manado F
o
t
o
D
o
k
u
m
e
n
t Foto Dokumentasi Robinwas SRG & PLK 2018
Gambar 3.5 Pengawasan Sistem Resi Gudang di Sumbawa
Foto Dokumentasi Robinwas SRG & PLK 2018
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA BAPPEBTI TAHUN 2018 28
03 Akuntabilitas Kinerja
03 Akuntabilitas Kinerja
LAK BAPPEBTI 2018 28
Kegiatan pengawasan SRG merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan dalam
rangka menjaga kepatuhan Lembaga SRG terhadap peraturan-peraturan yang
telah ditetapkan. Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan dengan melakukan
kunjungan langsung ke gudang-gudang SRG, Pengelola Gudang, Lembaga
Penilaian Kesesuaian dan Pusat Registrasi. Kunjungan yang dilakukan bersifat
rutin ataupun sewaktu-waktu berdasarkan kebutuhan informasi yang diperlukan
oleh Badan Pengawas Resi Gudang. Hasil dari pengawasan lembaga ini
tertibnya lembaga SRG dalam melakukan pengadministrasian dokumen transaksi
Resi Gudang dan Penyampaian laporan terkait transaksi Resi Gudang yang
dilakukannya.
Selain pengawasan lembaga SRG, Biro Pembinaan dan Pengawasan SRG dan
PLK juga melakukan Pengawasan Transaksi SRG. Pengawasan Transaksi SRG
dilakukan dengan cara melakukan pengawasan rutin terhadap ISWARE (Sistem
Informasi Resi Gudang) dan pengawasan melalui CCTV. Setiap proses transaksi
Resi Gudang mulai dari penerbitan Resi Gudang, pembebanan hak jaminan
sampai dengan penyelesaian transaksi yang tercatat dalam ISWARE dipantau
oleh pengawas Resi Gudang yang kemudian akan diselaraskan denganh
aktivitas fisik di gudang yang terpantau melalui CCTV.
Jumlah Nilai Resi Gudang yang diterbitkan sampai dengan Desember 2018
secara kumulatif dapat dilihat dalam tabel dibawah ini :
Tabel 3.13 Penerbitan dan Pembiayaan Resi Gudang (Kumulatif) dari Tahun 2014-2018
Tahun
Penerbitan Pembiayaan
Jumlah resi gudang
Volume (ton) Nilai Barang (Rp) Jumlah Resi Nilai Barang (Rp)
2008-2014
1.873 72.508,15 369.377.170.827,- 1603 230.158.670.013,-
2008-2015
2.173 81.440,08 450.548.959.317,- 1.811 275.756.354.603,-
2008-2016
2.423 87.868,77 493.193.659.217,- 1.946 291.348.276.693,-
2008-2017
2.588 91.195,94 520.452.310.717,- 2.055 307.241.400.593,-
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA BAPPEBTI TAHUN 2018 29
03 Akuntabilitas Kinerja
03 Akuntabilitas Kinerja
LAK BAPPEBTI 2018 29
Tahun
Penerbitan Pembiayaan
Jumlah resi gudang
Volume (ton) Nilai Barang (Rp) Jumlah Resi Nilai Barang (Rp)
2008-2018
2.962 99.553,27 620.411.712.983,- 2.263 353.019.346.943,-
Sumber Data Robinwas SRG & PLK 2018 (Diolah) Disamping itu, berdasarkan amanat PMK 171 Tahun 2009 Bappebti melalui Biro
Pembinaan dan Pengawasan SRG dan PLK juga melakukan pemantauan
pelaksanaan pemantauan pembiayaan Resi Gudang. Kegiatan pemantauan ini
dilakukan dengan mendatangi Bank Penyalur Pembiayaan, para pemilik barang
dan para penerima pembiayaan dengan Skema Subsidi Resi Gudang.
Gambar 3.6 Pemantauan Pelaksanaan Pembiayaan Sistem Resi Gudang di Kabupaten Lampung Selatan
Foto Dokumen Dokumentasi Robinwas SRG & PLK 2018
Pembiayaan SRG pada tahun 2018 mencapai total penyaluran sebesar Rp.
45.777.946.350,- (Empat puluh lima milyar tujuh ratus tujuh puluh tujuh sembilan
ratus empat puluh enam tiga ratus lima puluh rupiah) yang disalurkan melalui 7
(Tujuh) Bank yaitu Bank BRI, Bank BJB, Bank Jatim, Bank Kalsel, Bank Jateng,
Bank Lampung, Bank Sumsel Babel, BPRS Bangka Belitung, dan PKBL seperti
terlihat di tabel 3.14. Berdasarkan tabel 3.14. dapat dilihat bahwa bank BRI
memiliki nilai penyaluran pembiayaan SRG yang terbesar diikuti Bank BJB, PKBL
dan Bank Jateng. Berdasarkan hasil pemantauan penyaluran SSRG oleh ke tujuh
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA BAPPEBTI TAHUN 2018 30
03 Akuntabilitas Kinerja
03 Akuntabilitas Kinerja
LAK BAPPEBTI 2018 30
Bank Penyalur SSRG tersebut dapat dikatakan tepat sasaran karena penerima
SSRG seluruhnya adalah petani, kelompok tani, koperasi tani dan gabungan
kelompok tani yang memenuhi persyaratan.
Tabel 3.14 Perkembangan Pembiayaan SRG Tahun 2014 sampai dengan Tahun 2018
No
Bank dan Lembaga Penyalur
Pembiayaan
Tahun 2014 (Rp)
Tahun 2015 (Rp)
Tahun 2016 (Rp)
Tahun 2017 (Rp)
Tahun 2018 (Rp)
1. BRI 39.549.565.613 24.328.451.680 2.159.900.000 3.880.000.000 15.894.850.000
2. Bank BJB 103.208.209.800 10.914.958.000 5.416.050.000 5.377.790.000 12.666.950.000
3. Bank Jatim 67.119.795.700 1.995.310.000 485.802.000 275.000.000 -
4. Bank Kalsel 2.637.796.950 1.048.500.000 1.231.000.000 1.165.000.000 642.000.000
5. Bank Jateng 149.809.500 710.640.000 979.000.000 188.000.000 5.783.200.000
6. Bank Lampung
- 130.000.000 - - 55.077.750
7. Bank Sumsel Babel
- - - 76.200.000 421.000.000
8. BPRS Bangka Belitung
291.808.000
8. PKBL - - 5.250.270.000 4.931.133.900 10.023.060.600
TOTAL 212.665.177.563 39.127.859.680 15.591.922.000 15.893.123.900 45.777.946.350
Sumber :Data ROBINWAS SRG & PLK 2018
Pengawasan Pelaksanaan Pasar Lelang Komoditas juga merupakan salah satu
kegiatan yang menyasar IK 5. Pengawasan Pelakasanaan Pasar lelang
komoditas biasanya dilakukan ketika penyelenggara lelang daerah melakukan
penyelenggaraan Pasar Lelang Komoditas. Ruang lingkup pengawasan
pelaksanaan pasar lelang komoditas meliputi pengawasan pra penyelenggaraan
(penjadwalan, pencatatan peserta atau keanggotaan), pengawasan transaksi dan
monitoring realisasi. Berdasarkan hasil pengawasan pelaksanaan Pasar Lelang
Komoditas diketahui bahwa Jumlah Transaksi Pasar Lelang pada tahun 2018
sebesar Rp. 604.629.576.000,- dengan rincian sebagaimana terlihat dalam tabel
3.15. di bawah ini :
03 Akuntabilitas Kinerja
LAK BAPPEBTI 2018 30
Bank Penyalur SSRG tersebut dapat dikatakan tepat sasaran karena penerima
SSRG seluruhnya adalah petani, kelompok tani, koperasi tani dan gabungan
kelompok tani yang memenuhi persyaratan.
Tabel 3.14 Perkembangan Pembiayaan SRG Tahun 2014 sampai dengan Tahun 2018
No
Bank dan Lembaga Penyalur
Pembiayaan
Tahun 2014 (Rp)
Tahun 2015 (Rp)
Tahun 2016 (Rp)
Tahun 2017 (Rp)
Tahun 2018 (Rp)
1. BRI 39.549.565.613 24.328.451.680 2.159.900.000 3.880.000.000 15.894.850.000
2. Bank BJB 103.208.209.800 10.914.958.000 5.416.050.000 5.377.790.000 12.666.950.000
3. Bank Jatim 67.119.795.700 1.995.310.000 485.802.000 275.000.000 -
4. Bank Kalsel 2.637.796.950 1.048.500.000 1.231.000.000 1.165.000.000 642.000.000
5. Bank Jateng 149.809.500 710.640.000 979.000.000 188.000.000 5.783.200.000
6. Bank Lampung
- 130.000.000 - - 55.077.750
7. Bank Sumsel Babel
- - - 76.200.000 421.000.000
8. BPRS Bangka Belitung
291.808.000
8. PKBL - - 5.250.270.000 4.931.133.900 10.023.060.600
TOTAL 212.665.177.563 39.127.859.680 15.591.922.000 15.893.123.900 45.777.946.350
Sumber :Data ROBINWAS SRG & PLK 2018
Pengawasan Pelaksanaan Pasar Lelang Komoditas juga merupakan salah satu
kegiatan yang menyasar IK 5. Pengawasan Pelakasanaan Pasar lelang
komoditas biasanya dilakukan ketika penyelenggara lelang daerah melakukan
penyelenggaraan Pasar Lelang Komoditas. Ruang lingkup pengawasan
pelaksanaan pasar lelang komoditas meliputi pengawasan pra penyelenggaraan
(penjadwalan, pencatatan peserta atau keanggotaan), pengawasan transaksi dan
monitoring realisasi. Berdasarkan hasil pengawasan pelaksanaan Pasar Lelang
Komoditas diketahui bahwa Jumlah Transaksi Pasar Lelang pada tahun 2018
sebesar Rp. 604.629.576.000,- dengan rincian sebagaimana terlihat dalam tabel
3.15. di bawah ini :
03 Akuntabilitas Kinerja
LAK BAPPEBTI 2018 30
Bank Penyalur SSRG tersebut dapat dikatakan tepat sasaran karena penerima
SSRG seluruhnya adalah petani, kelompok tani, koperasi tani dan gabungan
kelompok tani yang memenuhi persyaratan.
Tabel 3.14 Perkembangan Pembiayaan SRG Tahun 2014 sampai dengan Tahun 2018
No
Bank dan Lembaga Penyalur
Pembiayaan
Tahun 2014 (Rp)
Tahun 2015 (Rp)
Tahun 2016 (Rp)
Tahun 2017 (Rp)
Tahun 2018 (Rp)
1. BRI 39.549.565.613 24.328.451.680 2.159.900.000 3.880.000.000 15.894.850.000
2. Bank BJB 103.208.209.800 10.914.958.000 5.416.050.000 5.377.790.000 12.666.950.000
3. Bank Jatim 67.119.795.700 1.995.310.000 485.802.000 275.000.000 -
4. Bank Kalsel 2.637.796.950 1.048.500.000 1.231.000.000 1.165.000.000 642.000.000
5. Bank Jateng 149.809.500 710.640.000 979.000.000 188.000.000 5.783.200.000
6. Bank Lampung
- 130.000.000 - - 55.077.750
7. Bank Sumsel Babel
- - - 76.200.000 421.000.000
8. BPRS Bangka Belitung
291.808.000
8. PKBL - - 5.250.270.000 4.931.133.900 10.023.060.600
TOTAL 212.665.177.563 39.127.859.680 15.591.922.000 15.893.123.900 45.777.946.350
Sumber :Data ROBINWAS SRG & PLK 2018
Pengawasan Pelaksanaan Pasar Lelang Komoditas juga merupakan salah satu
kegiatan yang menyasar IK 5. Pengawasan Pelakasanaan Pasar lelang
komoditas biasanya dilakukan ketika penyelenggara lelang daerah melakukan
penyelenggaraan Pasar Lelang Komoditas. Ruang lingkup pengawasan
pelaksanaan pasar lelang komoditas meliputi pengawasan pra penyelenggaraan
(penjadwalan, pencatatan peserta atau keanggotaan), pengawasan transaksi dan
monitoring realisasi. Berdasarkan hasil pengawasan pelaksanaan Pasar Lelang
Komoditas diketahui bahwa Jumlah Transaksi Pasar Lelang pada tahun 2018
sebesar Rp. 604.629.576.000,- dengan rincian sebagaimana terlihat dalam tabel
3.15. di bawah ini :
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA BAPPEBTI TAHUN 2018 31
03 Akuntabilitas Kinerja
03 Akuntabilitas Kinerja
LAK BAPPEBTI 2018 31
Tabel 3.15 Total Transaksi Komoditi Pasar Lelang Tahun 2018
NO KOMODITAS TOTAL (Rp)
1 GKR 369.965.830.000
2 Jagung 37.758.400.000
3 Kopi 28.845.910.000
4 Beras 21.242.401.000
5 Kelapa 14.636.000.000
6 Casiavera 13.320.000.000
7 Arang 11.070.000.000
8 Lada 11.036.990.000
9 Bawang Merah 6.364.940.000
10 Gula Kelapa 6.075.935.000
11 Lainnya 4.313.170.000
TOTAL 604.629.576.000 Sumber : Robinwas SRG&PLK 2018
Tabel 3.16 Perkembangan Transaksi Pasar Lelang 2016-2018
Tahun Nilai (Rp.) Jumlah Penyelenggara
Frekuensi Lelang 3 Besar Komoditi
2016 283.419.294.700 19 86 Jagung, Beras dan Mente
2017 268.099.593.950 20 130 Jagung, Cabe dan Kopra
2018 604.629.576.000 16 85 GKR, Jagung, Kopi
Sumber : Robinwas SRG & PLK 2018
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai transaksi pasar lelang pada
tahun 2018 mengalami peningkatan yang tinggi yaitu sebesar 125,52% dari tahun
2017. Hal ini disebabkan oleh adanya minat calon pembeli atas komoditi GKR.
Pada tahun 2017 mengalami penurunan dari tahun sebelumnya (2016)
dikarenakan komoditi yang ditawarkan banyak yang tidak sesuai dengan minat
dari calon pembeli sehingga menyebabkan tidak terjadi kesepakatan transaksi.
3. Pengkajian, Penyempurnaan & Penyusunan Peraturan Perundang-undangan di Bidang PBK, SRG, dan PLK (Laporan APU-PPT dan Proliferasi)
Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan perlindungan pada kepentingan
masyarakat dari praktek-praktek perdagangan yang merugikan serta memberikan
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA BAPPEBTI TAHUN 2018 32
03 Akuntabilitas Kinerja
03 Akuntabilitas Kinerja
LAK BAPPEBTI 2018 32
kepastian hukum kepada semua pihak yang terlibat dalam perdagangan
berjangka. Oleh karena itu, maka Bappebti harus mengikuti perkembangan pasar
berjangka serta melakukan pengkajian terhadap keadaan yang terjadi tersebut
terkait dengan peraturan yang ada, untuk kemudian dipergunakan sebagai bahan
penyusunan peraturan baru atau penyempurnaan peraturan yang ada.
Penyusunan Peraturan Perundang-Undangan di Bidang PBK, SRG, dan PLK terbagi atas 2 kegiatan yaitu:
a) Peraturan Perundang-undangan di Bidang PBK, SRG, dan PLK
Pada tahun 2018, terdapat 13 (tiga belas) Peraturan dan 8 (delapan) Surat
Edaran yang telah ditandatangani dan diundangkan, yaitu:
13 (tiga belas) Peraturan yang telah ditetapkan adalah:
1) Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 33 Tahun 2018 tentang
Perubahan Ketiga Permendag Nomor 37 Tahun 2011 tentang Barang
yang dapat disimpan di Gudang SRG;
2) Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 54 Tahun 2018 tentang
Pencabutan Permendag Nomor 16/M-DAG/PER/3/2017 tentang
Perdagangan GKR;
3) Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 99 Tahun 2018 tentang
Kebijakan umum Penyelenggaraan Aset Kripto;
4) Peraturan Kepala Bappebti Nomor 1 tahun 2018 tentang Penetapan
Jenis Biaya dan Besaran Biaya Yang Dikenakan Oleh Penyelenggara
Pasar Lelang Gula Kristal Rafinansi Kepada Peserta Lelang;
5) Peraturan Kepala Bappebti Nomor 2 tahun 2018 tentang Izin Wakil
Pialang Berjangka;
6) Peraturan Kepala Bappebti Nomor 3 tahun 2018 tentang Izin Usaha
Pialang Berjangka dan Persetujuan Pembukaan Kantor Cabang Pialang
Berjangka;
7) Peraturan Kepala Bappebti Nomor 4 tahun 2018 tentang Ketentuan
Teknis Perilaku Pialang Berjangka;
8) Peraturan Kepala Bappebti Nomor 5 tahun 2018 tentang Perubahan
Kedua Atas Peraturan badan Pengawas Perdagangan Berjangka
Komoditi Nomor 99/Bappebti/Per/11/2012 tentang Penerimaan Nasabah
Secara Elektronik On-line di Bidang Perdagangan Berjangka Komoditi;
9) Peraturan Kepala Bappebti Nomor 6 tahun 2018 tentang Persetujuan Lembaga Kliring dan Penjaminan Pasar Lelang Komoditas;
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA BAPPEBTI TAHUN 2018 33
03 Akuntabilitas Kinerja
03 Akuntabilitas Kinerja
LAK BAPPEBTI 2018 33
10) Peraturan Kepala Bappebti Nomor 7 tahun 2018 tentang Persetujuan Penyelenggara Pasar Lelang Komoditas;
11) Peraturan Kepala Bappebti Nomor 8 tahun 2018 tentang Persetujuan Sebagai Gudang Sistem Resi Gudang;
12) Peraturan Kepala Bappebti Nomor 9 tahun 2018 tentang Persetujuan Sebagai Pengelola Gudang Sistem Resi Gudang; dan
13) Peraturan Kepala Bappebti Nomor 10 tahun 2018 tentang Persetujuan
Sebagai Lembaga Penilaian Kesesuaian Sistem Resi Gudang.
8 (delapan) Surat Edaran yang telah ditetapkan adalah:
1) Surat Edaran Menteri Perdagangan Nomor 2 Tahun 2018 tentang Uji Coba Pelaksanaan Perdagangan Gula Kristal Rafinansi Melalui Pasar Lelang Komoditas;
2) Surat Edaran Menteri Perdagangan Nomor 3 Tahun 2018 Tentang
Penetapan Harga Batas Bawah Penjualan dan Harga Batas Atas
Penjualan Gula Kristal Rafinasi Melalui Pasar Lelang Komoditas;
3) Surat Edaran Kepala Bappebti Nomor 42/BAPPEBTI/SE/01/2018 tentang
Penegasan Pelaksanaan Perdagangan Gula Kristal Rafinansi Bagi
Penjual dan Pembeli Selama Uji Coba Pelaksanaan Perdagangan Gula
Kristal Rafinansi Melalui Pasar Lelang Komoditas;
4) Surat Edaran Kepala Bappebti Nomor 55/BAPPEBTI/SE/02/2018 tentang
Pencabutan Pembatasan Perizinan Dalam Sistem Perdagangan
Alternatif (SPA);
5) Surat Edaran Kepala Bappebti Nomor 76/BAPPEBTI/SE/03/2018 tentang
Penyampaian Pelaporan Informasi Keuangan Oleh Pialang Berjangka
Untuk Kepentingan Perpajakan;
6) Surat Edaran Kepala Bappebti Nomor 111.1/Bappebti/SE/04/2018
tentang Pemberlakuan Aplikasi Laporan Bulanan Direktur Kepatuhan
Secara Elektronik Online dan Sanksi Denda Keterlambatan Penyampaian
Laporan Bulanan Direktur Kepatuhan Pialang Berjangka;
7) Surat Edaran Kepala Bappebti Nomor 187/BAPPEBTI/SE/11/2018
tentang Himbauan Untuk Menjadi Anggota Badan Arbitrase Perdagangan
Berjangka Komoditi; dan
8) Surat Edaran Kepala Bappebti Nomor 214/BAPPEBTI/SE/12/2018
tentang Penyampaian Laporan Keuangan Harian Pialang Berjangka
Selama Cuti Bersama Hari Raya Natal 2018.
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA BAPPEBTI TAHUN 2018 34
03 Akuntabilitas Kinerja
03 Akuntabilitas Kinerja
LAK BAPPEBTI 2018 34
Sehubungan adanya kewajiban Pialang Berjangka untuk menyampaikan
Action Plan terkait program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan
Pendanaan Terorisme (APU-PPT) sebagaimana diatur didalam Pasal 47
Peraturan Kepala Bappebti Nomor 8 Tahun 2017 tentang Penerapan
Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme Pada
Pialang Berjangka, maka kami laporkan hal-hal sebagai berikut:
1) bahwa Bappebti telah menyampaikan Surat Dinas Nomor
323/BAPPEBTI.2/SD/12/2017 kepada Pialang Berjangka perihal
Pemberitahuan Pelaksanaan Kewajiban Pialang Dalam Penyusunan dan
Penyampaian Action Plan Penerapan Program APU-PPT tanggal 12
Desember 2017.
2) bahwa dari 61 (enam puluh satu) Pialang Berjangka yang aktif sampai
dengan saat ini, yang telah menanggapi surat tersebut sekaligus
menyampaikan laporan Action Plan sebanyak 54 (lima puluh empat)
Pialang Berjangka sedangkan sisanya sebanyak 7 (tujuh) Pialang
Berjangka belum menyampaikan laporan Action Plan.
Dengan demikian capaian Persentase kepatuhan pelaku usaha terhadap
ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perdagangan berjangka
komoditi, sistem resi gudang, dan pasar lelang komoditas pada Triwulan III
sebesar 151.25%
Adapun kendala yang di hadapi adalah:
1) Perusahaan Pialang belum memahami proses verifikasi, screning dan
penilaian resiko, sehingga masih ada perusahaan pialang yang belum
merespon program APPU-PPT dan proliferasi.
2) Karena APU-PPT dan Proliferasi merupakan sesuatu hal yang baru untuk
Perdagangan Berjangka Komoditi
b) Pertemuan teknis implementasi ketentuan di bidang PBK, SRG dan PL
Kegiatan pertemuan teknis implementasi ketentuan di bidang PBK, SRG dan
PL ini dilaksanakan untuk meningkatkan pemahaman dan menyamakan
persepsi antara Bappebti dengan para pelaku usaha terkait dengan
pemahaman tentang ketentuan perdagangan berjangka, ketentuan-ketentuan
baru di bidang perdagangan berjangka, invetarisasi permasalahan terkait
dengan penerapan peraturan dan sanksi atas pelanggaran ketentuan.
Kegiatan Pertemuan Teknis pada Triwulan III 2018 telah dilaksanakan
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA BAPPEBTI TAHUN 2018 35
03 Akuntabilitas Kinerja
03 Akuntabilitas Kinerja
LAK BAPPEBTI 2018 35
sebanyak 5 (lima) kali yaitu1 (satu) kali di Bali, 1 (satu) kali di Batam, 1 (satu)
kali di Semarang, 1 (satu) kali di Surabaya dan 1 (satu) kali di Manado.
Foto2 kegiatan
Gambar 3.7 Pertemuan Teknis Implementasi Ketentuan di Bali tahun 2018
Sumber Data: Biro Peraturan Perundang-undangan dan Penindakan Bappebti
Gambar 3.8 Pertemuan Teknis Implementasi Ketentuan di Semarang
Sumber Data: Biro Peraturan Perundang-undangan dan Penindakan Bappebti
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA BAPPEBTI TAHUN 2018 36
03 Akuntabilitas Kinerja
03 Akuntabilitas Kinerja
LAK BAPPEBTI 2018 36
Gambar 3.9 Pertemuan Teknis Implementasi Ketentuan di Batam
Sumber Data: Biro Peraturan Perundang-undangan dan Penindakan Bappebti
Gambar 3.10 Pertemuan Teknis Implementasi Ketentuan di Surabaya
Sumber Data: Biro Peraturan Perundang-undangan dan Penindakan Bappebti
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA BAPPEBTI TAHUN 2018 37
03 Akuntabilitas Kinerja
03 Akuntabilitas Kinerja
LAK BAPPEBTI 2018 37
Gambar 3.11 Pertemuan Teknis Implementasi Ketentuan di Manado
Sumber Data: Biro Peraturan Perundang-undangan dan Penindakan Bappebti
IK-4: Persentase Kepuasan pelayanan publik bidang perizinan perdagangan berjangka komoditi, sistem resi gudang dan pasar lelang komoditas
Bappebti sebagai Badan Pengawas memiliki kewenangan untuk menerbitkan
perizinan di bidang PBK SRG & PLK kepada para pelaku usaha.
Capaian Persentase Kepuasan pelayanan publik bidang perizinan perdagangan
berjangka komoditi, sistem resi gudang dan pasar lelang komoditas untuk triwulan III
belum ada di karenakan pelaksanaan survey kepuasaan dari pelayanan publik akan di
lakukan di akhir tahun. Hal ini dikarenakan survey tersebut meliputi berbagai aspek
penilaian perizinan yang diajukan oleh pelaku usaha PBK selama tahun 2018.
Tabel 3.17 Realisasi dan Capaian Kinerja IK-4
Indikator Kinerja Target Tahun 2018
Realisasi Tahun 2018
Capaian %
Persentase Kepuasan pelayanan publik bidang perizinan perdagangan berjangka komoditi, sistem resi gudang dan pasar lelang komoditas
80 % 80.39% 100.48
Sumber: Bappebti
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA BAPPEBTI TAHUN 2018 38
03 Akuntabilitas Kinerja
03 Akuntabilitas Kinerja
LAK BAPPEBTI 2018 38
Pencapaian Persentase Kepuasan pelayanan publik bidang perizinan perdagangan
berjangka komoditi, sistem resi gudang dan pasar lelang didukung oleh 3 (tiga)
kegiatan, yaitu : Perizinan Perdagangan Berjangka Komoditi, Perijinan/Persetujuan
sebagai Gudang Sistem Resi Gudang dan Pengelola Gudang.
Tabel 3.18 Persentase Pelayanan Publik di Bidang Perizinan PBK, SRG dan PL
No Unit Eselon II Kegiatan Pendukung IK 4
Target Tahun 2018
Realisasi Tahun 2018 Capaian %
1 Biro Pembinaan dan Pengembangan Pasar
Pengelolaan Perizinan Online dan Profilling Pelaku Usaha
Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan Pelaku Usaha PBK
Melakukan Persetujuan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan Bursa Berjangka dan Lembaga Kliring Berjangka
500
425
726
500
145,2%
125%
2 Biro Pembinaan & Pengawasan SRGPLK
Perijinan Persetujuan sebagai Gudang Sistem Resi Gudang dan Pengelola Gudang
16 hari 6 hari 162,5
Sumber : Ronabangsar dan Robinwas SRG dan PLK
Perizinan Perdagangan Berjangka Komoditi terdiri dari:
a. Pengelolaan Perizinan Online dan Profilling Pelaku Usaha. Kegiatan ini ditujukan untuk mengelola system perizinan online dan profiling data
pelaku usaha PBK dalam rangka meningkatkan pelayanan perizinan.
b. Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan Pelaku Usaha PBK
Kegiatan ini meliputi pelaksanaan pemeriksaan prasarana dan sarana fisik kantor
Pialang Berjangka di dalam dan luar kota serta pelaksanaan fit & proper test
pelaku usaha.
c. Melakukan Persetujuan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan Bursa Berjangka
dan Lembaga Kliring Berjangka
Kegiatan ini adalah evaluasi terhadap Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan
Bursa Berjangka dan Lembaga Kliring Berjangka yang bertujuan agar kegiatan
yang akan dilakukan oleh Bursa Berjangka dan Lembaga Kliring Berjangka dapat
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA BAPPEBTI TAHUN 2018 39
03 Akuntabilitas Kinerja
03 Akuntabilitas Kinerja
LAK BAPPEBTI 2018 39
berjalan secara proporsional, terukur, wajar dan akuntabel serta mempunyai
program-program kerja yang tepat.
Pada Triwulan III (Januari - September) 2018, telah dilakukan kegiatan yaitu:
1) Pemeriksaan prasarana dan sarana fisik kantor Pialang Berjangka di luar kota
sebanyak 25 (dua puluh lima) kali ke daerah Surabaya (7 kali), Yogyakarta (2
kali), Solo, Banjarmasin, Bandung (4 kali), Medan, (2 kali), Makassar, Manado (2
kali), Semarang, Bali, Palembang, Lampung, Tangerang.
2) Pelaksanaan fit & proper test pelaku usaha terhadap PT. Straits Futures (2 kali);
PT. Java Global Futures (3 kali); PT. Indosukses Futures; PT. PG Berjangka (3
kali); PT. United Asia Futures; PT. Inter Pan Pasifik Futures; PT. Realtime
Futures (2 kali); PT. Didi Max Berjangka; PT. Esandar Arthamas Berjangka (3
kali); PT. Victory International Futures; PT. Kresna Investama Futures (2 kali); PT.
Adhikarya Cipta Persada; PT. Century Investment Futures; PT. Cgs Cimb Futures;
PT. Monex Investindo Futures; PT. Kontak Perkasa Futures; PT. HFX
International Berjangka; PT. Maxco Futures (2 kali), PT. Hanson Semesta
Berjangka (2 kali)
Sedangkan di bidang SRG pada tahun 2018 telah menerbitkan 2 jenis
Perijinan/Persetujuan yaitu Persetujuan sebagai Gudang Sistem Resi Gudang dan
Pengelola Gudang dengan total sebanyak 54 persetujuan. Adapun rinciannya
sebagai berikut:
a. Persetujuan sebagai Pengelola Gudang SRG diberikan kepada:
(1) Koperasi Pegawai Negeri Multi Niaga
(2) Koperasi Asosiasi UPJA Sumedang Jaya
(3) Koperasi Pertanian Gema Palagung
(4) Perusahaan Daerah Bumi Wilarodra Indramayu
(5) Koperasi Serba Usaha Sarana Hidup Sejahtera
(6) Perusahaan Daerah Tuah Sepakat
(7) KSU Mandiri Tasti
(8) Koperasi Kelompok Usaha Serbajadi
(9) Koperasi Tani Bontolempangan
(10) Koperasi Tani Ere Mattika
(11) Koperasi Banyu Lalan Sejahtera
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA BAPPEBTI TAHUN 2018 40
03 Akuntabilitas Kinerja
03 Akuntabilitas Kinerja
LAK BAPPEBTI 2018 40
(12) Koperasi Produsen Mutiara Laut Mandiri
(13) KUD Sepakat
(14) Perusahaan Daerah Sumber Bhakti
(15) Koperasi Produsen Garam Sumber Rejeki Agung
(16) Koperasi Garam Rakyat Muara Djati
(17) PT. Lembu Nusantara Jaya Wijaya
(18) Koperasi Lada Bangka Belitung
(19) Koperasi Mappatuwo
(20) KSU Guyub Rukun
(21) Koperasi Pugar Ronggolawe
(22) PD Sindangkasih Multi Usaha
(23) Koperasi Serba Usaha Mitra Setia
(24) Koperasi Serba Usaha Kota Santri
b. Persetujuan sebagai Gudang SRG diberikan untuk Gudang:
(1) Gudang SRG Milik Pemerintah Kabupaten Sumbawa
(2) Gudang SRG Milik Pemerintah Kabupaten Kupang
(3) Gudang SRG Milik Pemerintah Kabupaten Tanah Datar
(4) Gudang SRG Milik Pemeirntah Kabupaten Cianjur di Haurwangi
(5) Gudang SRG Milik Pemerintah Kabupaten Sumedang
(6) Gudang SRG Milik Pemerintah Kabupaten Indramayu
(7) Gudang SRG Milik Pemerintah Kabupaten Grobogan
(8) Gudang SRG Milik Pemerintah Kabupaten Pagar Alam
(9) Gudang SRG Milik Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan di Natar
(10) Gudang SRG Milik Pemerintah Kabupaten Gowa
(11) Gudang SRG Milik Pemerintah Kabupaten Bantaeng
(12) Gudang Lada Milik Pemerintah Provinsi Bangka Belitung
(13) Gudang SRG Milik Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin
(14) Gudang Garam Milik Koperasi Produsen Mutiara Laut Mandiri
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA BAPPEBTI TAHUN 2018 41
03 Akuntabilitas Kinerja
03 Akuntabilitas Kinerja
LAK BAPPEBTI 2018 41
(15) Gudang SRG Milik Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan di
Candipuro
(16) Gudang SRG Milik Pemerintah Kabupaten Ngawi
(17) Gudang Garam Milik Koperasi Produsen Garam Rezeki Agung
(18) Gudang Gabah/Beras/Jagung Milik CV Fiona Benih Mandiri
(19) Gudang Gabah/Beras/Jagung Milik CV Mitra Tani Sejahtera
(20) Gudang Garam Milik Koperasi Garam Rakyat Muara Djati
(21) Gudang SRG Milik Pemerintah Kabupaten Blitar
(22) Gudang Lada Milik H Suhardi Bangka
(23) Gudang Lada Milik Pemprov Bangka Belitung (Beralih Pengelola
Gudang)
(24) Gudang Garam Milik Koperasi Mappatuwo
(25) Gudang Garam Milik KSU Guyub Rukun
(26) Gudang Garam Milik Koperasi Pugar Ronggolawe
(27) Gudang SRG Milik Pemerintah Kabupaten Majalengka
(28) Gudang Kopi Milik PT. Ketiara
(29) Gudang SRG Milik Pemerintah Kabupaten Luwu Utara
(30) Gudang SRG Milik Pemerintah Kabupaten Pekalongan
Dari 30 Gudang SRG yang mendapat persetujuan 20 diantaranya adalah
Gudang yang sebelumnya telah mendapat persetujuan sebagai gudang SRG
namun beralih pengelola gudang sehingga secara kumulatif gudang yang telah
mengimplemntasikan SRG pada tahun 2018 hanya bertambah 10 gudang baru.
IK-5: Pertumbuhan pengguna pasar lelang komoditas`
Pasar Lelang Komoditas berfungsi sebagai sarana pemasaran komoditi yang efisien
dan berperan dalam pembentukan harga yang wajar, adil dan transparan. Keberadaan
Pasar Lelang Komoditas dapat menjadi wadah untuk mempertemukan secara
langsung pembeli dengan penjual dalam upaya memperpendek mata rantai
perdagangan dengan harapan terwujudnya sistem perdagangan nasional yang efektif
dan efisien
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA BAPPEBTI TAHUN 2018 42
03 Akuntabilitas Kinerja
03 Akuntabilitas Kinerja
LAK BAPPEBTI 2018 42
Tabel 3.19 Capaian Indikator Kinerja Sasaran 2 Tahun 2018
No Indikator Kinerja Rencana Tingkat Capaian
Realisasi Capaian (%)
1. Pertumbuhan Jumlah Pengguna PLK 5 % 9,40 % 188
Sumber: Biro Pembinaan Dan Pengawasan SRG dan PLK
Pada tahun 2018 terdapat perubahan Indikator Kinerja yang semula adalah
pertumbuhan jumlah penyelenggaraan Pasar Lelang berubah menjadi pertumbuhan
jumlah penguna pasar lelang komoditas. Sejak Tahun 2017 transaksi Pasar Lelang
Komoditas telah menggunakan sistem aplikasi baru yaitu Sistem Pasar Lelang
Terpadu. Sistem Pasar lelang terpadu yang dibangun BAPPEBTI sejak Tahun 2015
ini merupakan penyempurnaan sistem perdagangan Pasar Lelang Komoditas yang
lama. Apabila Sistem Perdagangan Komoditas yang lama transaksi dilakukan secara
offline sehingga basis data transaksi, kenaggotaan, penjual dan pembeli berada di
masing-masing penyelenggara maka dalam Sistem Pasar Lelang Terpadu ini
transksi dilakukan secara online karena aplikasi ini dibuat web based sehingga
memungkinkan untuk dioperasikan dimana saja dengan perangkat apa saja, selain
itu dalam sistem yang baru ini database transaksi terpusat diu BAPPEBTI sehingga
BAPPEBTi dapat mengakses data transaksi, kenaggotaan dan pengguna secara
realtime tanpa menunggu laporan dari penyelenggara.
Berdasarkan data yang tersimpan dalam Aplikasi Sistem Pasar Lelang Terpadu,
tercatat bahwa pada tahun 2017 terdapat 617 penguna pasar lelang komoditas baik
sebagai penjual maupun pembeli yang menggunakan aplikasi pasar lelang
dimaksud. Sedangkan pada tahun 2018 terdapat peningkatan pengguna sebanyak
58 pengguna (675 pelaku). Capaian realisasi dapat dilihat pada tabel 3.19
Dalam pencapaian target terdapat beberapa kendala ataupun hambatan di lapangan,
yaitu:
1. Belum semua penyelenggara mempunyai operator sistem pasar lelang terpadu
yang fasih menggunakan sistem tersebut dan melek teknologi sehingga jadwal
lelang online menunggu kesiapan 2. Belum seluruh penyelenggara pasar lelang menggunakan Sistem Pasar Lelang
Terpadu. 3. Belum seluruh penyelenggara Pasar Lelang Komoditas menerapkan sistem
penjaminan transaksi sehingga masih terbuka kemungkinan terjadinya gagal
serah / gagal bayar;
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA BAPPEBTI TAHUN 2018 43
03 Akuntabilitas Kinerja
03 Akuntabilitas Kinerja
LAK BAPPEBTI 2018 43
4. Ketergantungan biaya untuk mendatangkan peserta/pembeli yang
mengindikasikan bahwa pelaku usaha masih belum melihat Pasar Lelang
komoditas sebagai suatu sarana perdagangan yang menarik;
5. Belum diterapkannya standar mutu atas komoditas yang diperdagangkan
sehingga daya tawar petani / penjual cenderung rendah dan tidak dapat
memperoleh nilai tambah yang tinggi;
6. Kelembagaan penyelenggaraan Pasar Lelang Komoditas belum terbentuk
sempurna dan ketergantungan APBN/APBD untuk biaya operasional;
Upaya/tindak lanjut yang diperlukan untuk mencapai target adalah:
1. Penyempurnaan Peraturan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor
650/MPP/Kep/10/2004 melalui Peraturan Presiden sebagaimana amanat UU No
7/2014;
2. Melakukan Revitalisasi Pasar Lelang meliputi kelembagaan dan penjaminan
transaksi pada seluruh penyelenggara Pasar Lelang Komoditas;
3. Mengoptimalkan sinergitas Pasar Lelang dengan Sistem Resi Gudang, antara lain
melalui implementasi Pasar Lelang Online yang dapat memasarkan seluruh
komoditas yang disimpan dalam gudang SRG;
4. Peningkatan literasi Pasar Lelang melalui Sosialisasi dan diseminasi informasi
dan
5. Mendorong Pemda untuk menerbitkan Perda yang mengatur perdagangan
komoditas melalui Pasar Lelang Komoditas.
Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan pada Tahun 2018 untuk mendukung pencapaian
target indikator tersebut adalah: Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan pada Tahun
2018 untuk mendukung pencapaian target indikator tersebut adalah:
1) Pertemuan Teknis Pasar Lelang Komoditas Nasional.
Pertemuan ini dihadiri para kepala dinas yang menyelenggarakan Pasar Lelang
Komoditas serta Pengurus Penyelenggara Pasar Lelang Mandiri yang
dilaksanakan sebanyak 1 (satu) kali. Pertemuan ini bertujuan untuk
mengkoordinasikan, menyusun dan menentukan langkah-langkah strategisdalam
rangka pengembangan pasar lelang komoditas di Indonesia. Keluaran dari
kegiatan ini addalah rencana aksi pengembangan PLK secara nasional.
2) Pertemuan Teknis Pasar Lelang Komoditas tingkat Propinsi di 14 daerah yang
dilaksanakan sebanyak 14 kali. Pertemuan ini dilakukan di Kantor DInas yang
membidangi Perdagangan Propinsi setempat. Acara dilakukan dengan
mengundang Satuan Perangkat Kerja Daerah (SKPD) terkait lainnya seperti Dinas
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA BAPPEBTI TAHUN 2018 44
03 Akuntabilitas Kinerja
03 Akuntabilitas Kinerja
LAK BAPPEBTI 2018 44
Pertanian, Dinas Koperasi, Badan Ketahanan Pangan, stakeholder PLK setempat
(penyelenggara lelang, lembaga penjamin), dan pelaku usaha yang memanfaatkan
PLK. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menindaklanjuti rencana aksi yang telah
disusun pada saat pertemuan teknis nasional dengan menyesuaikan kondisi dan
kendala yang dihadapi di daerah setempat.
3) Pertemuan Teknis Antar Instansi Terkait Pasar Lelang Komoditas, yang
dilaksanakan sebanyak 1 (satu) kali. Pertemuan Teknis ini melibatkan
Kementerian/Lembaga lain yang terkait pengembangan PLK secara nasional.
Tujuan pertemuan teknis ini adalah untuk membangun sinergi antara K/L dalam
penyusunan program/anggaran/kegiatan untuk mencapai tujuan bersama.
4) Pemeliharaan Sistem Informasi Pasar Lelang Terpadu selama 12 bulan.
Bappebti pada tahun 2016 telah membangun SIstem Pasar Lelang Terpadu yang
memungkinkan penyelenggaraan pasar lelang di daerah dilakukan secara online.
Sehingga pada Tahun 2018 dilakukan pemeliharaan sistem tersebut dengan tujuan
untuk menjaga agar sistem dapat berfungsi deengan baik dan optimal sehingga
dapat diandalkan oleh pelaku usaha maupun BAPPEBTI.
Tabel 3.20 Perkembangan Transaksi Pasar Lelang 2015-2018
Tahun Nilai (Rp.) Jumlah Penyelenggara
Frekuensi Lelang 3 Besar Komoditi
2015 240.545.069.850 15 82 Jagung, Beras dan Jahe
2016 283.419.294.700 19 86 Jagung, Beras dan Mente
2017 268.099.593.950 20 79 Jagung, Cabe dan Kopra
2018 604.629.576.000 21 85 GKR. Jagung, Kopi
Sumber : Robinwas SRG & PLK 2018
Dilihat dari tabel diatas nampak terjadi peningkatan nilai transaksi yang cukup
signifikan di tahun 2018. Hal ini disebabkan karena keluarnya Peraturan Menteri
Perdagangan nomor 16/M-DAG/PER/3/2017 tentang Perdagangan Gula Kristal
Rafinasi Melalui Pasar Lelang Komoditas, sehingga Komoditas Gula Kristal Rafinasi
mulai diperdagangkan di Pasar lelang Komoditas. Akan tetapi pada 16 April 2018
melalui Peraturan Menteri Perdagangan nomor 54 Tahun 2018 peraturan tersebut
dicabut sehingga perdagangan GKR melalui pasar lelang komoditas berubah
statusnya dari wajib menjadi tidak wajib. Namun demikian, melihat target indikator ini
dalam beberapa tahun ke depan yang tercantum dalam dokumen RENSTRA Bappebti
Tahun 2015 – 2019, dimana pada tahun 2018 dan tahun 2019 ditargetkan sebesar
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA BAPPEBTI TAHUN 2018 45
03 Akuntabilitas Kinerja
03 Akuntabilitas Kinerja
LAK BAPPEBTI 2018 45
9% dan berdasarkan capaiannya dari tahun ke tahun, maka Bappebti optimis dapat
memenuhi target yang ditetapkan.
Gambar 3.12 Penyelenggaraan Pasar Lelang di Propinsi Lampung
Sumber: Bappebti
IK-6: Pertumbuhan Volume Transaksi Perdagangan Berjangka Komoditi
Industri Perdagangan Berjangka Komoditi (PBK) sudah ada di Indonesia sejak tahun
2000 yang ditandai dengan berdirinya Bursa Berjangka pertama di Indonesia, yaitu PT
Bursa Berjangka Jakarta yang kemudian diikuti dengan berdirinya Bursa Berjangka
yang kedua, yaitu PT Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia pada tahun 2009. Hal
tersebut menunjukkan bahwa industri PBK di Indonesia memiliki potensi yang baik
dalam menunjang perekonomian bangsa khususnya dalam memfasilitasi para pelaku
usaha (eksportir/importir) dalam melakukan lindung nilai (hedging) atas transaksinya.
Tabel 3.21 Realisasi dan Capaian Kinerja IK-6 Berdasarkan Sasaran Kinerja Strategis ( Renstra ) 2015 - 2019
Indikator Kinerja Target Tahun 2018
Realisasi Tahun 2018
Capaian (%)
Pertumbuhan Volume Transaksi Perdagangan Berjangka Komoditi
7 % 25.2% 360
Sumber: Biro Pengawasan Pasar Berjangka dan Fisik
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA BAPPEBTI TAHUN 2018 46
03 Akuntabilitas Kinerja
03 Akuntabilitas Kinerja
LAK BAPPEBTI 2018 46
Tabel 3.22 Realisasi dan Capaian Kinerja IK-6 Berdasarkan Perjanjian Kinerja ( Perkin ) 2018
Indikator Kinerja Target Tahun 2018
Realisasi Tahun 2018 Capaian (%)
Pertumbuhan Volume Transaksi Perdagangan Berjangka Komoditi 3 % 25.2% 840
Sumber: Biro Pengawasan Pasar Berjangka dan Fisik
Pada periode Tahun 2018 realisasi pencapaian target indikator Pertumbuhan Volume
Transaksi Perdagangan Berjangka Komoditi (PBK) adalah sebesar 25.20 %. Angka
tersebut didapatkan dengan membandingkan total volume transaksi PBK pada periode
tahun 2018 yang sebesar 8,821,762 lot dengan total volume transaksi PBK periode
tahun 2017 sebesar 7,046,179 lot.
Pada Tahun 2018 Bappebti telah menetapkan target atas indikator ini sebesar 3%.
Dalam perjalanannya sampai dengan 31 Desember 2018, jumlah volume transaksi
PBK telah tercatat sebanyak 8,821,762 lot atau bertumbuh sebesar 25.20 % dari
volume transaksi pada periode yang sama di Tahun 2017 yaitu sebanyak 7,046,179 lot
atau dengan kata lain, sudah memenuhi target yang ditetapkan sebesar 3 %. Realisasi
Capaian atas indikator ini pada Tahun 2018 adalah sebesar 25.20 % dengan
persentase capaian sebesar 840 %.
Kenaikan yang cukup signifikan ini disebabkan oleh beberapa hal, yang diantaranya
adalah
1. Pertumbuhan perekonomian Indonesia yang cukup stabil;
2. Karena banyak investor yang mulai beralih dari perdagangan di bursa ilegal ke
sistem legal dan memiliki peraturan baku.
3. Trend suku bunga tinggi pada tahun 2018 menyebabkan resiko global
meningkat, hal ini membuat investor beralih ke investasi emas yang resikonya
lebih kecil sehingga pertumbuhan kontrak berjangka emas meningkat.
4. Pencabutan Moratorium, sehingga sejak awal tahun 2018 telah ada beberapa
kantor cabang pialang baru yang memicu pertumbuhan transaksi.
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA BAPPEBTI TAHUN 2018 47
03 Akuntabilitas Kinerja
03 Akuntabilitas Kinerja
LAK BAPPEBTI 2018 47
Tabel 3.23 Perbandingan Data Kinerja Pertumbuhan Volume Transaksi PBK
Indikator Kinerja Utama
Target Realisasi Capaian Perbandingan Dengan Target Jangka Menengah
2017 2018 2017 2018 2017 2018 Target Kumulatif s.d 2019
Realisasi Kumulati
f s.d 2018
Capaian s.d 2018
Pertumbuhan volume transaksi PBK
5 % 3 % 0.48% 25.20% 9.6 % 840 %
8% 25.20% 33 %
Sumber: Biro Pengawasan Pasar Berjangka dan Fisik Capaian indikator Target dan Realisasi Pertumbuhan Volume Transaksi PBK di Tahun
2018 bila dibandingkan dengan pencapaian di Tahun 2017 mengalami kenaikan dari
0.48% menjadi 25.20%. Hal ini dipengaruhi oleh kenaikan transaksi kontrak berjangka
multilateral yaitu sebesar 14.20% dan kenaikan transaksi kontrak berjangka bilateral
yaitu sebesar 27.76%.
Selain itu dapat dilihat bahwa persentase capaian Pertumbuhan Volume Transaksi
PBK di Tahun 2018 mengalami kenaikan yang signifikan bila dibandingkan dengan
Tahun 2017 yang disebabkan oleh naiknya transaksi kontrak berjangka SPA di BBJ
sebesar 31.91% . Kenaikan ini juga dipengaruhi oleh meningkatnya transaksi kontrak
berjangka di BBJ dan BKDI. Dimana kontrak berjangka produk ACF di BBJ meningkat
sebesar 108.06%, sedangkan di BKDI produk OLEINTR meningkat sebesar
2,066.89%. Dengan demikian apabila dibandingkan dengan target pertumbuhan
Tahun 2019 sebesar 8 % dengan realisasi kumulatif Tahun 2018 sebesar 25.20%
maka capaian Pertumbuhan volume transaksi PBK sudah sebesar 33 % .
Tabel 3.24 Perkembangan Volume Transaksi PBK Tahun 2015 – 2018
Sumber : PT BBJ dan PT BKDI (diolah Biro Pengawasan Pasar Berjangka dan Fisik) s.d
Desember 2018
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA BAPPEBTI TAHUN 2018 48
03 Akuntabilitas Kinerja
03 Akuntabilitas Kinerja
LAK BAPPEBTI 2018 48
Berdasarkan tabel diatas, pada Tahun 2018, transaksi multilateral secara keseluruhan
mengalami kenaikan sebesar 14.20 % (189,177 lot) bila dibandingkan dengan total
kontrak multilateral pada Tahun 2017 sebesar 1,521,388 lot, dengan perincian kontrak
multilateral BBJ naik sebesar 22.46 % ( 245,033 lot) dan kontrak multilateral BKDI
turun sebesar 23.14 % (55,856 lot). Transaksi SPA secara keseluruhan naik sebesar
27.76 % (1,586,406 lot) bila dibandingkan dengan total kontrak SPA pada Tahun 2017
sebesar 5,713,968 lot, dengan perincian kontrak SPA BBJ naik sebesar 31.91 %
(1,305,849 lot) dan kontrak SPA BKDI naik sebesar 17.30 % (280,587 lot).
Kegiatan yang dilaksanakan dalam pada Tahun 2018 untuk mendukung pencapaian
target adalah melalui :
1. Pengawasan transaksi PBK
Pada tahun 2018, Jumlah pelaku usaha PBK dan pasar fisik yang diselenggarakan
di Bursa Berjangka yang diawasi transaksinya menargetkan sebanyak 16
perusahaan, dimana realisasi pada tahun 2018 adalah 27 perusahaan dengan
capaian sebesar 168,75%.
Tujuan dari pelaksanaan kegiatan ini adalah untuk memastikan bahwa transaksi
yang tercatat oleh pelaku pasar sesuai dengan data dan informasi yang dimiliki oleh
regulator. Selain itu, untuk memantau dan mengawasi indikasi-indikasi pelanggaran
transaksi yang dilakukan oleh para pelaku pasar tersebut baik Pialang Berjangka
maupun Pedagang Berjangka.
Tujuan dari pelaksanaan kegiatan ini adalah untuk memastikan bahwa transaksi
yang tercatat oleh pelaku pasar sesuai dengan data dan informasi yang dimiliki oleh
regulator. Selain itu, untuk memantau dan mengawasi indikasi-indikasi pelanggaran
transaksi yang dilakukan oleh para pelaku pasar tersebut baik Pialang Berjangka
maupun Pedagang Berjangka.
Pada tahun 2018, target pelaksanaan kegiatan pengawasan transaksi adalah 16
Perusahaan dan dapat terealisasi sebanyak 27 Perusahaan atau tercapai 168,75%.
Kegiatan pengawasan transaksi telah dilaksanakan di 27 (dua puluh tujuh) perusahaan di Luar Kota yang terdiri dari :
1. PT Trijaya Pratama Futures Cabang Makassar;
2. PT Topgrowth Futures Cabang Surabaya;
3. PT Central Capital Futures Cabang Yogyakarta;
4. PT Kontak Perkasa Futures Cabang Balikpapan;
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA BAPPEBTI TAHUN 2018 49
03 Akuntabilitas Kinerja
03 Akuntabilitas Kinerja
LAK BAPPEBTI 2018 49
5. PT Valbury Asia Futures Cabang Yogyakarta
6. PT Midtou Aryacom Futures Cabang Palembang
7. PT Gatra Mega Berjangka (Kantor Pusat) di Surabaya
8. PT International Mitra Futures (Kantor Pusat) di Bandung
9. PT First State Futures Cabang Bali
10. PT Bestprofit Futures Cabang Bandung
11. PT Kontakperkasa Futures Cabang Yogyakarta
12. PT Bestprofit Futures Cabang Medan
13. PT Victory International Futures Cabang Semarang;
14. PT Valbury Asia Futures Cabang Makassar;
15. PT Inter Multiinvest Fortuna di Medan;
16. PT Rifan Financindo Cabang Bandung;
17. PT Solid Gold Berjangka Cabang Semarang;
18. PT Arta Mas Cabang Surabaya;
19. PT Bestprofit Futures Cabang Pontianak;
20. PT Nine Stars Futures (Kantor Pusat);
21. PT HFX International Berjangka;
22. PT Bestprofit Futures Cabang Malang;
23. PT Agrodana Futures;
24. PT First State Futures;
25. PT Topgrowth Futures Cabang Banjarmasin;
26. PT Trijaya Pratama Futures Cabang Medan dan
27. PT Bestprofit Futures Cabang Banjarmasin
2. Penegakan Hukum Terhadap Pelaku Usaha Di Bidang PBK Dan SRG Penegakan hukum terhadap pelaku usaha di bidang PBK dan SRG melalui rapat
koordinasi, monitoring, identifikasi, pemeriksaan, penyidikan di bidang PBK, SRG,
dan PL merupakan indikator kinerja utama yang bertujuan untuk:
a. Memverifikasi informasi yang diperoleh tentang dugaan adanya pelanggaran
dan mencari bukti-bukti ada tidaknya pelanggaran yang dilakukan oleh pihak-
pihak yang diduga melakukan pelanggaran, serta melaporkan dan memberikan
rekomendasi atas hasil dari verifikasi dan pencarian bukti tersebut. Jika diyakini
terdapat bukti-bukti yang kuat tentang adanya pelanggaran akan dilakukan ke
tahap pemeriksaan atau penyidikan;
b. Mengetahui pihak-pihak yang diduga melakukan pelanggaran di bidang PBK
dan SRG untuk kemudian Bappebti dapat mengenakan sanksi administratif
sesuai pelanggaran yang dilakukan;
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA BAPPEBTI TAHUN 2018 50
03 Akuntabilitas Kinerja
03 Akuntabilitas Kinerja
LAK BAPPEBTI 2018 50
c. Memastikan adanya suatu pelanggaran tindak pidana di bidang PBK dan SRG
yang terjadi serta menemukan tersangkanya berdasarkan bukti-bukti yang
diperoleh. Dalam pelaksanaanya kegiatan penyidikan ini selain dilakukan oleh
PPNS Bappebti sendiri juga dilakukan bekerjasama dengan aparat penegak
hukum di daerah.
Penegakan hukum terhadap pelaku usaha di bidang PBK dan SRG terbagi atas 5
kegiatan, yaitu:
1. Rapat koordinasi dengan aparat penegak hukum
Kegiatan ini bertujuan untuk menyamakan persepsi diantara para aparat
penegak hukum baik Kepolisian, Kejaksaan dan intansi terkait lainnya dalam
rangka penanganan kasus-kasus di bidang PBK. Pada Triwulan III tahun 2018,
kegiatan Rapat Koordinasi ini telah dilaksanakan sebanyak 4 (empat) kali yang
dilaksanakan 1 (satu) kali di Banjarmasin, 1 (satu) kali di Malang, 1 (satu) kali di
Palembang dan 1 (satu) kali di Jakarta.
2. Monitoring sanksi administratif yang dikenakan kepada pelaku usaha
Perdagangan Berjangka Komoditi.
Kegiatan monitoring pengenaan sanksi administrative bertujuan untuk
mengetahui apakah setiap pelaku usaha PBK yang telah dikenakan sanksi
administratif telah melakukan langkah-langkah perbaikan yang dipersyaratkan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan di bidang PBK. Pada Triwulan III
tahun 2018 kegiatan Monitoring telah dilaksanakan sebanyak 2 (dua) kali di
Jakarta.
3. Identifikasi Pihak yang melanggar hukum di bidang PBK dan SRG
Kegiatan ini ditujukan untuk memperoleh informasi dan bukti awal yang cukup
atas dugaan pelanggaran yang dilakukan oleh pelaku usaha PBK dan SRG.
kegiatan Identifikasi ini telah dilaksanakan sebanyak 33 (tiga puluh tiga) kali yang dilaksanakan 1 (Satu) kali di Solo, 5 (lima) kali di Bandung,1 (satu) kali di Batam, 11 (sebelas) kali di Jakarta, 1 (satu) kali di Lombok, 1 (satu) kali di Medan, 1 (satu) kali di Banjarmasin, 2 (dua) kali di Yogyakarta, 1 (satu) kali di Makassar, 2 (dua) kali di Pekanbaru, 1 (satu) kali di Manado, 1 (satu) kali di Batam, 1 (satu) kali di Surabaya, 1 (satu) kali di Depok, 1 (satu) kali di Ambon, 1 (satu) kali di Semarang dan 1 (satu) kali di Cirebon.
4. Pemeriksaan di bidang PBK, SRG dan PL
Dalam rangka pelaksanaan fungsi pengawasan, Biro Peraturan Perundang-
undangan dan Penindakan Bappebti melakukan penegakan hukum terhadap
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA BAPPEBTI TAHUN 2018 51
03 Akuntabilitas Kinerja
03 Akuntabilitas Kinerja
LAK BAPPEBTI 2018 51
setiap pihak yang diduga baik secara langsung maupun tidak langsung
melakukan pelanggaran dan/atau yang terlibat dalam pelanggaran terhadap
peraturan perundang-undangan. Kegiatan ini diarahkan untuk mencari,
mengumpulkan dan mengolah data dan/atau keterangan lain yang dilakukan
oleh pemeriksa untuk menentukan ada atau tidak adanya pelanggaran di bidang
PBK dan SRG. kegiatan Pemeriksaan ini telah dilaksanakan sebanyak 31 (tiga puluh satu) kali yang dilaksanakan 14 (empat belas) kali di Jakarta, 1 (satu) kali di Pekanbaru, 5 (lima) kali di Surabaya, 5 (lima) kali di Bandung, 1 (satu) kali di Medan, 2 (dua) kali di Yogyakarta, 1 (satu) kali di Semarang, 1 (satu) kali di Palembang dan 1 (satu) kali di Banjarmasin.
5. Penyidikan di bidang PBK, SRG dan PL
Kegiatan Penyidikan yang dilakukan oleh Biro Hukum diarahkan untuk
memperoleh bukti-bukti awal yang cukup tentang adanya tindak pidana di bidang
PBK dan SRG serta menemukan tersangkanya berdasarkan bukti-bukti yang
diperoleh. Kegiatan penyidikan pada Triwulan III 2018 telah dilaksanakan
sebanyak 24 (dua puluh empat) kali yaitu 2 (dua) kali di Medan, 1 (satu) kali di Sumbawa, 1 (satu) kali di Yogyakarta, 1 (satu) kali di Lombok, 15 (lima belas) kali di Jakarta, 1 (satu) kali di Surabaya, 2 (dua) kali di Bandung dan 1 (satu) kali di Tangerang Selatan.
Tabel 3.25 Perusahaan yang diundercover/identifikasi sampai dengan Triwulan III Tahun 2018
No. Perusahaan Daerah
1. PT. Starpeak Equity Futures Solo
2. PT. Didi Max Berjangka Bandung
3. PT.Esun International Utama Indonesia Batam
4. PT. Premier Equity Futures Jakarta
5. PT. Interpan Pasifik Berjangka Lombok
6. PT. Jalatama Artha Berjangka Jakarta
7. PT. Equlibrium Komoditi Berjangka Jakarta
8. PT. Sentratama Investor Berjangka Medan
9. PT. Jireh Trilions Berjangka Jakarta
10. Java Pusat Edukasi Banjarmasin
11. Pasar Rakyat dan Ritel Modern Yogyakarta
12. PT. Bestprofit Futures Jakarta
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA BAPPEBTI TAHUN 2018 52
03 Akuntabilitas Kinerja
03 Akuntabilitas Kinerja
LAK BAPPEBTI 2018 52
13. Indonesia Investor Club Jakarta
14. Global Financial Solutions Asia Jakarta
15. FBS dan JFX Indonesia Jakarta
16. Olym Trade Jakarta
17. Forextime FXTM Pekanbaru
18. PT. CMI Berjangka Jakarta
19. PT. Universal Futures Bandung
20. FBS Makassar
21. PT. Asia Natura Futures Batam
22. PT. Indo Sukses Futures Bandung
23. PT. Interpan Fasifik Futures Manado
24. PT. Investasi Asia Futures Jakarta
25. Nusa FX Yogyakarta
26. CV Supermega Profit Surabaya
27. PT. Java Global Futures Depok
28. OJK (Mendampingi Pimpinan Sosialisasi) Ambon
29. Grafity Forex Bandung
30. Ramza Malay Gemilang Pekan Baru
31. PT. Rex Capital Futures Semarang
32. PT. Midtou Aryacom Futures Bandung
33. GBP-JPY Community Cirebon
Sumber data: Biro Peraturan Perundang-undangan dan Penindakan Bappebti
Tabel 3.26 Perusahaan/Nasabah yang diperiksa sampai dengan Triwulan III Tahun 2018
No. Perusahaan Daerah 1. PT. Global Kapital Investama Berjangka Jakarta
2. PT. Rifan Financindo Berjangka Pekanbaru
3. PT. Halim Mitradana International Jakarta
4. PT. Bestprofit Futures Surabaya
5. PT. Victory International Futures Jakarta
6. PT. Bandhawa Tri Tirta Jakarta
7. PT. International Bussines Futures Bandung
8. PT. International Bussines Futures Jakarta
9. PT. Harta Internasional Investama Jakarta
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA BAPPEBTI TAHUN 2018 53
03 Akuntabilitas Kinerja
03 Akuntabilitas Kinerja
LAK BAPPEBTI 2018 53
No. Perusahaan Daerah 10. PT. Bestprofit Futures Medan
11. PT. Jogja Camp Yogyakarta
12. PT. Askap Futures Jakarta
13. PT. Millennium Penata Futures Bandung
14. PT. Gatra Mega Berjangka Surabaya
15. PT. Millennium Penata Futures Jakarta
16. PT. Equity World Futures Jakarta
17. Gainman Capital Limited Bandung
18. PT. Millennium Penata Futures Jakarta
19. Indonesia Investor Club Jakarta
20. PT. Nine Star Futures Semarang
21. Gainman Capital Limited Bandung
22. PT. Didimax Berjangka Bandung
23. PT. Victory International Futures Surabaya
24. PT. Premier Equity Futures Jakarta
25. PT. Rifan Financindo Berjangka Palembang
26. PT. Central Capital Futures Banjarmasin
27. Traders Family Surabaya
28. PT. Victory International Futures Surabaya
29. PT. Valbury Asia Futures Yogyakarta
30. PT. Midtou Aryacom Futures Jakarta
31. PT. Mentari Mulia Berjangka Jakarta
Sumber data: Biro Peraturan Perundang-undangan dan Penindakan Bappebti
Tabel 3.27 Pengenaan sanksi sampai dengan Triwulan III 2018
No. Perusahaan Daerah
1. PT. Bestprofit Futures Medan
2. Operasi Pasar Sumbawa
3. Pemantauan Ke Pasar Rakyat dan Ritel Modern Yogyakarta
4. Pasar Murah Pondok Pesantren Riyadhul Anwar Lombok
5. Gainman Capital Limited Bandung
6. PT. Monex Investindo Futures Medan
7. PT. Rex Capital Futures Surabaya
8. Gainmax Capital Limited Bandung
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA BAPPEBTI TAHUN 2018 54
03 Akuntabilitas Kinerja
03 Akuntabilitas Kinerja
LAK BAPPEBTI 2018 54
No. Perusahaan Daerah
9. PT. Rex Capital Futures (5 kali) Jakarta
10. PT. Monex Investindo Futures (5 kali) Jakarta
11. PT. Danagraha Futures (5 kali) Jakarta
12. Fumo Invesment Tangerang
Selatan
Sumber data: Biro Peraturan Perundang-undangan dan Penindakan Bappebti
Tabel 3.28 Sanksi Administratif Berupa Denda (Kewajiban Penyampaian Laporan Keuangan)
Tahun Jumlah Sanksi Administratif Berupa Denda Triwulan III 2018 Total 25 Perusahaan
Nilai 60.400.000
Sumber data: Biro Peraturan Perundang-undangan dan Penindakan Bappebti
Alasan capaian target yang cukup fantastis, kendala dan tindak lanjut atau upaya
yg dilakukan dalam menghadapi kendala
3. Analisis Pengembangan Kelembagaan dan Produk Perdagangan Berjangka/Sistem Resi Gudang/Pasar Lelang
Dalam rangka mendukung pertumbuhan Volume Transaksi Perdagangan
Berjangka Komoditi (PBK), telah dilakukan kegiatan Analisis Pengembangan
Kelembagaan dan potensi komoditi. Kegiatan ini bertujuan untuk menyediakan
bahan (rekomendasi) analisis serta menyediakan hasil kajian komoditi PBK, SRG
dan PL terkait pengembangan kelembagaan, dan produk PBK, SRG dan PL yang
dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi Bappebti untuk pengembangan
kelembagaan dan komoditi PBK, SRG, dan PL.
Kegiatan (utama dan pendukung) untuk mencapai kinerja tersebut adalah sebagai
berikut :
1. Melakukan Analisis Pengembangan Kelembagaan dan Potensi Komoditi.
a. Analisis Pengembangan Kelembagaan Perdagangan Berjangka Komoditi.
Kegiatan ini dilakukan untuk menyediakan bahan (rekomendasi) analisis
kelembagaan PBK, SRG, dan PL yang dapat dijadikan acuan/referensi
bagi pengembangan perdagangan berjangka di Indonesia. Tema analisis
pengembangan kelembagaan pada tahun 2018 adalah Penyusunan
Kelembagaan dan Standar Kompetensi Penasihat Berjangka. Kegiatan ini
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA BAPPEBTI TAHUN 2018 55
03 Akuntabilitas Kinerja
03 Akuntabilitas Kinerja
LAK BAPPEBTI 2018 55
dilakukan dengan swakelola dibantu oleh tenaga ahli dibidangnya.
Analisis Pengembangan Kelembagaan sampai dengan triwulan III ini telah
dilakukan pengumpulan data di beberapa daerah dan dilaksanakan 2 (dua)
kali FGD di Bandung dan Makassar
b. Analisis Pengembangan Potensi Komoditi SRG dan PL.
Kegiatan ini bertujuan untuk menyediakan hasil kajian Komoditi SRG dan
PL yang dapat dijadikan acuan/referensi bagi pengembangan SRG dan PL
di Indonesia. Tema Analisis Pengembangan Potensi Komoditi SRG dan PL
pada tahun 2018 adalah potensi komoditi kedelai sebagai subyek komoditi
resi gudang. Kegiatan ini dilakukan dengan swakelola dibantu oleh tenaga
ahli dibidangnya. Analisis tersebut sampai dengan triwulan III telah
dilakukan pengumpulan data di beberapa daerah dan dilaksanakan FGD di
3 (tiga) daerah yaitu Grobogan, Banyuwangi dan Lombok.
c. Analisis Pengembangan Potensi Komoditi PBK.
Kegiatan ini bertujuan untuk menyediakan hasil kajian Komoditi PBK yang
dapat dijadikan acuan/referensi bagi pengembangan perdagangan
berjangka di Indonesia. Tema Analisis Pengembangan Potensi Komoditi
PBK pada tahun 2018 adalah Cryptocurrency sebagai komoditi. Kegiatan
ini dilakukan dengan swakelola dibantu oleh tenaga ahli dibidangnya.
Analisis Cryptocurrency sebagai komoditi telah selesai dikerjakan.
2. Melakukan Analisis PTT Bursa, Kliring, dan Pasar Lelang Komoditas atau
Pasar Fisik. Kegiatan ini bertujuan untuk menyediakan peraturan dan tata
tertib Bursa Berjangka dan Lembaga Kliring Berjangka yang sesuai dengan
kebutuhan pelaku pasar dan perubahan kondisi lingkungan strategis yang
mempengaruhi perlunya penyesuaian peraturan yang berlaku.
Sampai dengan Triwulan III telah diberikan 6 (enam) persetujuan untuk
Peraturan dan Tata Tertib (PTT), yaitu:
a. Persetujuan No. 06.1/BAPPEBTI/SD/01/2018 tanggal 15 Januari 2018
tentang Persetujuan Perubahan PTT GKR PT. KBI;
b. Persetujuan No. 69/BAPPEBTI/SD/02/2018 tanggal 23 Februari 2018
tentang Persetujuan Perubahan PTT Penyelenggara Pasar Lelang GKR
PT. PKJ.
c. 135/BAPPEBTI/SD/05/2018 tanggal 31 Mei 2018 tentang Persetujuan PTT
Pasar Lelang Nusantara.
d. 136/BAPPEBTI/SD/05/2018 tanggal 31 Mei 2018 tentang Persetujuan PTT
Lembaga Kliring dan Penjaminan Pasar Lelang ICH.
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA BAPPEBTI TAHUN 2018 56
03 Akuntabilitas Kinerja
03 Akuntabilitas Kinerja
LAK BAPPEBTI 2018 56
e. 137/BAPPEBTI/SD/05/2018 tanggal 31 Mei 2018 tentang Persetujuan
perubahan PTT Pasar Lelang PT. PKJ.
f. 141/BAPPEBTI/SD/05/2018 tanggal 31 Mei 2018 tentang Persetujuan PTT
Pasar Fisik Timah Murni Batangan BKDI.
3. Melakukan Analisis Kontrak PBK dan Komoditi SRG atau PLK
Kegiatan ini bertujuan untuk mengkaji dan kemudian memberikan persetujuan
atas usulan kontrak PBK.
Sampai dengan Triwulan III, telah diberikan 10 (sepuluh) persetujuan untuk
kontrak dan 1 (satu) pembatalan Kontrak, yaitu:
a. Persetujuan No. 64/BAPPEBTI/SD/02/2018 tanggal 23 Februari 2018
tentang Persetujuan Kontrak Berjangka minyak Mentah (Crude oil) PT.
BKDI
b. Persetujuan No. 65/BAPPEBTI/SD/02/2018 tanggal 23 Februari 2018
tentang Persetujuan Perubahan trading code CFD Single Stock PT. BKDI
c. Persetujuan No. 66/BAPPEBTI/SD/02/2018 tanggal 23 Februari 2018
tentang Persetujuan Perubahan Kontrak Gulir Harian Emas Rupiah
(GOLDID) PT. BKDI
d. Persetujuan No. 67/BAPPEBTI/SD/02/2018 tanggal 23 Februari 2018
tentang Persetujuan Perubahan Kontrak Mata Uang Asing PT. BKDI
e. Persetujuan No. 68/BAPPEBTI/SD/02/2018 tanggal 23 Februari 2018
tentang Persetujuan Persetujuan Perubahan Kontrak Gulir Harian Emas
US Dollar (GOLDUD) PT. BKDI
f. 112/BAPPEBTI/SD/05/2018 tanggal 4 Mei 2018 tentang Persetujuan
Penambahan Kontrak CFD Indeks Kurs IDR 12.000 PT BKDI.
g. 113/BAPPEBTI/SD/05/2018tanggal 4 Mei 2018 tentang Persetujuan
Penambahan Kontrak CFD Single Stock Kurs IDR 12.000 PT BKDI.
h. 114/BAPPEBTI/SD/05/2018 tanggal 4 Mei 2018 tentang Persetujuan
Perubahan Jam Perdagangan Kontrak CFD Komoditi PT. BKDI.
i. 115/BAPPEBTI/SD/05/2018 tanggal 4 Mei 2018 tentang Persetujuan
Perubahan Jam Perdagangan Kontrak CFD Mata Uang Asing PT. BKDI.
j. 140/ BAPPEBTI/SD/05/2018 tanggal 31 Mei 2018 tentang Persetujuan
kontrak Berjangka timah PT. BKDI.
k. 167/BAPPEBTI/SD/09/2018 tanggal 12 September tentang Pembatalan
persetujuan Kontrak Berjangka Emas PAMP (PAMPGRID dan
PAMPKGUD) PT. BKDI
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA BAPPEBTI TAHUN 2018 57
03 Akuntabilitas Kinerja
03 Akuntabilitas Kinerja
LAK BAPPEBTI 2018 57
Prosedur Pelaksanaan Pemrosesan Persetujuan PTT/Kontrak, adalah :
i.1). Permohonan diajukan kepada Kepala Bappebti dan kemudian di
disposisikan kepada Biro Pembinaan dan Pengembangan Pasar;
2). Usulan diproses dengan tahapan :
a) Pembahasan internal melibatkan biro teknis terkait di lingkungan
Bappebti atau unit terkait di Kementerian Perdagangan
b) Pembahasan eksternal dilakukan oleh Bappebti/Kemendag dengan
mengundang semua instansi terkait baik dari Bappebti Bursa/Kliring
Berjangka, stakeholder, dan nara sumber lainnya
3). Setelah di sepakati sesuai pembahasan, Biro Pembinaan dan
Pengembangan Pasar menyiapkan draft surat jawaban beserta draft final
atas usulan PTT/Kontrak yang kemudian diparaf oleh semua unit terkait
Bappebti untuk ditandatangani oleh kepala Bappebti sebagai bentuk
persetujuan terhadap permohonan tersebut.
4. Melakukan Desk Research dalam Rangka Penyiapan Bahan Kebijakan
Strategis di Bidang PBK, SRG dan Pasar Lelang Komoditas/Pasar Fisik
Kegiatan ini diperlukan untuk menyediakan hasil Desk Research dalam rangka
pengembangan perdagangan berjangka komoditi, sistem resi gudang dan
pasar lelang yang dapat dijadikan referensi bagi bahan kebijakan strategis
sewaktu dibutuhkan. Kegiatan ini terdiri dari 3 (tiga) topik. Namun, kegiatan ini
masih belum dapat dilaksanakan karena masih dalam posisi dibintangi/diblokir
oleh Kementerian Keuangan.
5. Melakukan Pertemuan dalam Rangka Pengembangan Pasar Komoditi
Pertemuan teknis asosiasi komoditi diperlukan dapat menampung aspirasi para
pelaku pasar, khususnya dalam rangka untuk menggalang informasi/data dari
stakeholder serta membangun sinergi dan persepsi dalam rangka
pengembangan pasar komoditi sehingga berperan dalam mendukung
pengembangan yang memenuhi beberapa aspek diantaranya aspek legalitas,
aspek teknis dan aspek finansial. Pada triwulan 1 telah dilakukan persiapan
untuk pelaksanaan kegiatan tersebut serta pengumpulan data di daerah. Pada
triwulan 2 telah dilakukan pengumpulan data di daerah. Pada triwulan 3 telah
dilakukan FGD di daerah.
6. Evaluasi PTT di Bidang PBK/PL/Pasar Fisik
Kegiatan ini bertujuan untuk mengevaluasi PTT Di Bidang PBK/PL/Pasar Fisik
yang telah disetujui. Evaluasi PTT Di Bidang PBK/PL/Pasar Fisik sangat
diperlukan untuk mengevaluasi PTT dan meningkatkan kinerja di bidang
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA BAPPEBTI TAHUN 2018 58
03 Akuntabilitas Kinerja
03 Akuntabilitas Kinerja
LAK BAPPEBTI 2018 58
PBK/PL/Pasar Fisik, sehingga diharapkan lebih baik ke depannya. Pada
triwulan 1 telah dilakukan persiapan untuk pelaksanaan kegiatan tersebut serta
pengumpulan data di daerah. Pada triwulan 2 telah dilakukan pengumpulan
data di daerah. Pada triwulan 3 telah dilakukan FGD di daerah.
7. Evaluasi Implementasi Kontrak/Produk PBK/Pasar Fisik dan Komoditi SRG/PL
Kegiatan ini bertujuan untuk mengevaluasi Implementasi Kontrak/Produk PBK
atau Pasar Fisik yang telah berjalan selama ini. Evaluasi Implementasi
Kontrak/Produk PBK atau Pasar Fisik sangat diperlukan untuk meningkatkan
perdagangan berjangka komoditi PBK, SRG, dan PL Indonesia, sehingga
diharapkan Perdagangan Berjangka Komoditi lebih baik ke depannya. Pada
triwulan 1 telah dilakukan persiapan untuk pelaksanaan kegiatan tersebut serta
pengumpulan data di daerah. Pada triwulan 2 telah dilakukan pengumpulan
data di daerah. Pada triwulan 3 telah dilakukan FGD di daerah
B. Kinerja Anggaran
Pada Tahun 2018, Bappebti dengan program “Peningkatan Perdagangan Berjangka
Komoditi” memiliki pagu anggaran sebesar Rp 70.426.317.000 .Dari anggaran sebesar
itu, Bappebti telah merealisasikan sebesar Rp 62,129,114,687atau sebesar 88,22%
dari total anggaran yang disediakan dalam pagu.
Tabel 3.29 Realisasi Anggaran Bappebti Berdasarkan Kegiatan Tahun 2018
No KEGIATAN Realisasi s/d 31 Desember 2018
Unit PAGU Realisasi %
1 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya BAPPEBTI
38,926,317,000 34,002,270,159 87,35 Sekretariat
2 Peningkatan Pelayanan Hukum 4,750,000,000 4,323,272,064 91,02 Rorundak
3 Pengawasan Perdagangan Berjangka Komoditi 4,750,000,000 4,295,904,696 90,44 Rowaspaberfi
4 Peningkatan Pembinaan dan Pengembangan PBK, SRG dan PL
9,000,000,000 7,775,899,609 86.40 Ronabangsar
5 Peningkatan Pembinaan dan Pengawasan PL dan SRG
13,000,000,000 11,731,768,159 90.24 RobinwasSRG
PLK
TOTAL 70,426,317,000 62,129,114,687 88.22
Sumber: Aplikasi Siska (diolah Bappebti)
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA BAPPEBTI TAHUN 2018 59
03 Akuntabilitas Kinerja
03 Akuntabilitas Kinerja
LAK BAPPEBTI 2018 59
Dari tabel di atas terlihat bahwa Realisasi Anggaran Bappebti Tahun 2018 hanya
mencapai 88,22 %, hal ini disebabkan antara lain:
1. Terdapat jabatan kosong yang tidak terisi sampai akhir tahun 2018, untuk kenaikan
tunjangan kinerja (tunkin) sudah dialokasikan dari Januari 2018, sedangkan
Keputusan Presiden (Kepres) baru dibayarkan pada bulan April 2018;
2. Bappebti telah menganggarkan kenaikan gaij pokok sebesar 5%, namun pada
pelaksanaanya tidak ada kenaikan gaji pokok, sehingga pagu yang sudah
dialokasikan tidak terealisasi;
3. Adanya pagu blokir yang tidak dapat dibuka blokirnya, sehingga untuk
pelaksanaan kegiatan tidak dapat dilaksanakan;
4. Adanya Output Cadangan yang tidak bisa dipergunakan sebesar ± 3 %.
Agar realisasi anggaran Bappebti di Tahun berikutnya mengalami peningkatan maka
ada beberapa faktor yang harus diperbaiki yaitu sebagai berikut:
1. Perlu adanya komitmen dan konsistensi atas jadwal yang telah disepakati
sebelumnya ;
2. Meningkatkan koordinasi antar unit Eselon II di lingkungan Bappebti; dan
3. Mengidentifikasi kegiatan-kegiatan prioritas di unitnya, sebagai antisipasi jika
terjadi perubahan anggaran sewaktu-waktu, unit tetap dapat melaksanakan
kegiatannya, tanpa mempengaruhi pencapaian indikator kinerja utama dan
kegiatannya.
Berikut disampaikan data mengenai realisasi keuangan Bappebti berdasarkan
Sasaran dan Indikator Kinerja Utama di Tahun 2018.
Tabel 3.30 Realisasi Anggaran Bappebti Tahun 2018 Berdasarkan Sasaran dan Indikator Kinerja Utama
No Uraian/Sasaran Indikator Kinerja Realisasi s/d 31 Desember
2018
Pagu Realisasi %
1
Meningkatnya hasil pengawasan terhadap pelaku usaha di bidang Perdagangan Berjangka Komoditi
Jumlah pelaku usaha PBK dan pasar fisik yang diselenggarakan di Bursa Berjangka yang diawasi transaksinya
1.541.401.000 1.423.218.696 92,33
Jumlah pelaku usaha PBK yang dievaluasi kegiatannya dan Pelaporan Keuangannya
2.030.066.000 1.759.013.200 86,65
Jumlah pelaku usaha PBK yang di audit
1.178.533.000 1.113.672.800 94,50
2 Meningkatnya Jumlah gudang yang 1.952.878.000 1.860.221.000 95,25
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA BAPPEBTI TAHUN 2018 60
03 Akuntabilitas Kinerja
03 Akuntabilitas Kinerja
LAK BAPPEBTI 2018 60
No Uraian/Sasaran Indikator Kinerja Realisasi s/d 31 Desember
2018
Pagu Realisasi % pembinaan dan pengawasan Sistem Resi Gudang dan Pasar lelang komoditas
telah mengimplementasikan SRG (kumulatif)
Jumlah Nilai Resi Gudang yang diterbitkan secara kumulatif
221.710.000 219.816.000 99,14
Jumlah penyelenggaraan Pasar Lelang
1.210.770.000 1.158.721.000 95.70
Jumlah peserta pelatihan teknis penyelenggara SRG dan PLK
695.850.000 653.545.000 93,92
Jumlah pemantauan, evaluasi dan pengawasan SRG dan Pasar Lelang
787.180.000 692.912.000 91,90
Jumlah hari penyelesaian perizinan pelaku usaha SRG dan Pasar Lelang setelah dokumen lengkap
400.000.000 376.705.000 94,17
3
Meningkatnya hasil pelayanan hukum terhadap pelaku usaha di bidang Perdagangan Berjangka, Sistem Resi Gudang dan Pasar Lelang
Penyusunan peraturan perundang-udangan di bidang PBK, SRG dan PL
1.167.227.000 1.011.317.780 86,64
Penegakan hukum terhadap pelaku usaha di bidang PBK, SRG dan PL
2.333.791.000 2.207.742.000 94,59
Pemberian Pelayanan Hukum 671.458.000 649.462.334 96.72
Penanganan perkara (PTUN, PN, BAKTI, Praperadilan)
577.524.000 449.149.550 77,77
4
Meningkatnya hasil pembinaan dan pengembangan perdagangan berjangka komoditi, sistem resi gudang dan pasar lelang komoditas
Jumlah hasil análisis pengembangan kelembagaan dan produk perdagangan berjangka/sistem resi gudang/pasar lelang
3.570.614.000 2.827.346.679 79,18
Penyelesaian Perizinan Pelaku Usaha Setelah Dokumen Lengkap dan Benar
1.307.196.000 1.274.958.477 97,53
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA BAPPEBTI TAHUN 2018 61
03 Akuntabilitas Kinerja
03 Akuntabilitas Kinerja
LAK BAPPEBTI 2018 61
No Uraian/Sasaran Indikator Kinerja Realisasi s/d 31 Desember
2018
Pagu Realisasi % Cakupan Komoditi dalam system informasi harga
2.626.962.000 2.408.446.711 91,68
Jumlah Peserta Pelatihan Teknis Pelaku Usaha PBK
1.495.228.000 1.255.285.542 83,95
5
Meningkatnya Pelayanan Dukungan Teknis dan Administratif Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi
Dukungan manajemen dan pelaksanaan program Bappebti
253,560,000 246,375,749 97.16
Pembinaan dan Pengelolaan Keuangan Bappebti
372,359,000 364,278,047 97.82
Pengelolaan dan Pengembangan SDM Bappebti
563,047,000 546,881,000 97.12
Penyelenggaraan dan pembinaan komunikasi dan informasi publik di bidang PBK, SRG dan PL
2,765,817,000 2,705,775,658 97.82
Sumber: Aplikasi Siska (diolah Bappebti)
Berdasarkan data di atas dapat disampaikan bahwa tingkat realisasi keuangan
Bappebti dalam menggunakan anggarannya untuk melaksanakan kegiatan yang
mendukung tercapainya IKU Bappebti adalah sebesar Rp 19,048,718,527 atau
93,40% dari pagu anggaran.
Dengan memperhatikan tingkat capaian IKU Bappebti yang mencapai sebesar 282,76
% hal ini dapat diartikan bahwa dalam melaksanakan kegiatan yang mendukung
capaian IKU, Bappebti hanya menggunakan 93,40% dari total pagu yang disediakan
untuk mendukung tercapainya IKU Bappebti. Ini berarti bahwa Bappebti efisien dan
efektif menggunakan anggarannya dalam mencapai target IKU Bappebti.
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA BAPPEBTI TAHUN 2018 62
03 Akuntabilitas Kinerja
LAK BAPPEBTI 2018 62
BAB IV PENUTUP
Tahun 2018 ini, sasaran-sasaran yang ditetapkan oleh Rencana Strategis dan
Perjanjian Kinerja Bappebti menjadi pedoman kerja dan menjadi prinsip dasar pelayanan
prima yang harus diberikan oleh institusi Bappebti terhadap seluruh lini aktifitas seperti
kemudahan transaksi, investasi, serta perlindungan-perlindungan dalam rangka persaingan
yang sehat.
Berdasarkan capaian Indikator Kinerja Sasaran Bappebti sebagaimana telah diuraikan
di Bab III diperoleh informasi bahwa di Tahun 2018 Bappebti secara umum mampu
menyelesaikan seluruh target indikator yang sudah ditetapkan dalam Renstra. Hal tersebut
tercermin dari rata-rata pencapaian indikator kinerja sasaran yaitu sebesar 282,76 % yang
dapat dikatakan sangat baik sebab tingkat capaiannya diatas 100%, dimana 6 (enam)
indikator telah mencapai dan melampaui dari target yang ditetapkan pada awal Tahun 2018.
Demikian Laporan Akuntabilitabilitas Kinerja (LAK) ini disusun dengan harapan dapat
bermanfaat dan dapat menjadi referensi peristiwa-peristiwa penting berkaitan dengan kinerja
Bappebti Tahun 2018. Metode kuantitatif, penetapan indikator kinerja, serta analisis
deskriptif terhadap hasil capaian diharapkan dapat membantu mengarahkan pembaca untuk
memberikan penilaian dan masukkan terhadap kesempurnaan LAK ini. Dengan demikian,
laporan akuntabilitas ini dapat menjadi alat untuk menginventarisasi keberhasilan dan
permasalahan-permasalahan yang ada, sehingga akan dapat dimanfaatkan untuk proses
perencanaan selanjutnya.
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA BAPPEBTI TAHUN 2018 63
03 Akuntabilitas Kinerja
Lam
pira
n
LAK
BAPP
EBTI
201
8
LAM
PIR
AN
1.
Bag
an S
truk
tur O
rgan
isas
i Bap
pebt
i
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA BAPPEBTI TAHUN 2018 64
Lampiran
Lam
pira
n
LAK
BAPP
EBTI
201
8
2.
Dok
umen
Per
janj
ian
Kine
rja B
appe
bti T
ahun
201
8
No
Sasa
ran
Prog
ram
In
dika
tor K
iner
ja
Targ
et
1 M
enin
gkat
nya
Pem
anfa
atan
Si
stem
re
si
Gud
ang
(SR
G)
Pertu
mbu
han
nila
i R
esi
Gud
ang
yang
di
terb
itkan
se
cara
ku
mul
atif
(Res
ntra
201
5-20
19)
14%
Pertu
mbu
han
nila
i R
esi
Gud
ang
yang
di
terb
itkan
se
cara
ku
mul
atif
(Per
kin
Bapp
ebti)
6%
2 M
ewuj
udka
n la
yana
n in
tern
al
yang
se
suai
de
ngan
krit
eria
Pr
esen
tase
kep
uasa
n pe
nggu
na la
yana
n du
kung
an te
knis
dan
m
anaj
emen
di l
ingk
unga
n Ba
ppeb
ti 80
%
3 Te
rwuj
udny
a Pe
rdag
anga
n Be
rjang
ka
Kom
oditi
, Si
stem
R
esi
Gud
ang,
da
n Pa
sar
Lela
ng y
ang
tera
tur,
waj
ar,e
fekt
if da
n ef
isie
n.
Pers
enta
se k
epat
uhan
pel
aku
usah
a te
rhad
ap k
eten
tuan
per
atur
an
peru
ndan
g-un
dang
an d
i bid
ang
perd
agan
gan
berja
ngka
kom
oditi
, si
stem
resi
gud
ang,
dan
pas
ar le
lang
kom
odita
s 85
%
Pers
enta
se K
epua
san
pela
yana
n pu
blik
bid
ang
periz
inan
per
daga
ngan
be
rjang
ka k
omod
iti, s
iste
m re
si g
udan
g da
n pa
sar l
elan
g ko
mod
itas
80 %
Pertu
mbu
han
peng
guna
pas
ar le
lang
kom
odita
s 5
%
Pertu
mbu
han
volu
me
trans
aksi
Per
daga
ngan
Ber
jang
ka K
omod
iti
(Ren
stra
201
5-20
19)
7 %
Pertu
mbu
han
volu
me
trans
aksi
Per
daga
ngan
Ber
jang
ka K
omod
iti
(Per
kin)
3%
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA BAPPEBTI TAHUN 2018 65
Lampiran
Lam
pira
n
LAK
BAPP
EBTI
201
8
K
egia
tan
Angg
aran
1
Duk
unga
n m
anaj
emen
dan
duk
unga
n te
knis
lain
nya
Bada
n Pe
ngaw
as
Perd
agan
gan
Berja
ngka
Kom
oditi
R
p 38
,926
,317
,000
2 Pe
ngaw
asan
Per
daga
ngan
Ber
jang
ka K
omod
iti
Rp
4,75
0,00
0,00
0
3 Pe
ning
kata
n pe
mbi
naan
dan
pen
gaw
asan
Pas
ar L
elan
g da
n Si
stem
R
esi G
udan
g R
p 13
,000
,000
,000
4 Pe
ning
kata
n pe
laya
nan
huku
m
Rp
4,75
0,00
0,00
0
5 Pe
ning
kata
n Pe
mbi
naan
dan
Pen
gem
bang
an P
BK, S
RG
dan
PL
Rp
9,00
0,00
0,00
0
Rp
70
,426
,317
,000
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA BAPPEBTI TAHUN 2018 66
Lampiran
Lam
pira
n
LAK
BAPP
EBTI
201
8
3.
Lem
bar P
engu
kura
n Pe
ncap
aian
Sas
aran
(PPS
) U
nit
: B
adan
Pen
gaw
as P
erda
gang
an B
erja
ngka
Kom
oditi
(BAP
PEB
TI)
Tahu
n An
ggar
an
: 20
18
Sasa
ran
Prog
ram
In
dika
tor K
iner
ja
Targ
et
Rea
lisas
i %
C
apai
an
Prog
ram
/Keg
iata
n An
ggar
an
Rea
lisas
i %
C
apai
an
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
Men
ingk
atny
a Pe
man
faat
an
Sist
em re
si
Gud
ang
(SR
G)
Pertu
mbu
han
nila
i R
esi G
udan
g ya
ng
dite
rbitk
an s
ecar
a ku
mul
atif
(Res
ntra
20
15-2
019)
14%
19
.21
137.
14
1. P
erte
mua
n Te
knis
SR
G
2.17
4.58
8.00
0
2,
080,
037,
000
95
,65
Pertu
mbu
han
nila
i R
esi G
udan
g ya
ng
dite
rbitk
an s
ecar
a ku
mul
atif
(Per
kin
Bapp
ebti)
6%
19.2
1 32
0.16
2.
Per
tem
uan
Kel
ompo
k Ke
rja S
RG
Mew
ujud
kan
laya
nan
inte
rnal
yan
g se
suai
den
gan
krite
ria
Pres
enta
se k
epua
san
peng
guna
laya
nan
duku
ngan
tekn
is d
an
man
ajem
en d
i lin
gkun
gan
Bapp
ebti
80 %
85
10
6.25
1. P
enyu
suna
n R
enca
na P
rogr
am
16.9
87.6
00.0
00
14.3
93.6
55.0
17
84.7
3
2. P
enyu
suna
n R
enca
na
Angg
aran
3. P
elak
sana
an P
eman
taua
n da
n Ev
alua
si
4. P
enge
lola
an D
ata
dan
info
rmas
i
5. P
enge
lola
an K
euan
gan
6. P
enge
lola
an P
erbe
ndah
araa
n
7. P
enge
lola
an K
epeg
awai
an
8. P
elay
anan
Um
um &
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA BAPPEBTI TAHUN 2018 67
Lampiran
Lam
pira
n
LAK
BAPP
EBTI
201
8
Perle
ngka
pan
9. P
enyu
suna
n An
nual
Rep
ort
10. P
ener
bita
n Bu
letin
Bap
pebt
i
11. P
okja
Ref
orm
asi B
irokr
asi
12. P
enat
ausa
haan
BM
N
13. P
enge
lola
an in
form
asi m
elal
ui
web
site
14. O
n jo
b tra
inin
g lu
ar n
eger
i
15. P
artis
ipas
i Wor
ksho
p Se
min
ar
& So
sial
isas
i
16. P
artis
ipas
i Sid
ang
kerja
sam
a PB
K PL
SR
G
17. A
lat P
engo
lah
Dat
a &
Pera
lata
n El
ektro
nik
18. L
ayan
an In
tern
al O
rgan
isas
i
19. O
pera
sion
al d
an P
emel
ihar
aan
Kant
or
20. D
ukun
gan
Kunj
unga
n Lu
ar
Neg
eri
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA BAPPEBTI TAHUN 2018 68
Lampiran
Lam
pira
n
LAK
BAPP
EBTI
201
8
Terw
ujud
nya
Perd
agan
gan
Berja
ngka
Ko
mod
iti,
Sist
em R
esi
Gud
ang,
dan
Pa
sar L
elan
g ya
ng te
ratu
r, w
ajar
,efe
ktif
dan
efis
ien.
Pers
enta
se
kepa
tuha
n pe
laku
us
aha
terh
adap
ke
tent
uan
pera
tura
n pe
rund
ang-
unda
ngan
di
bid
ang
perd
agan
gan
berja
ngka
kom
oditi
, si
stem
resi
gud
ang,
da
n pa
sar l
elan
g ko
mod
itas
85 %
12
0.43
14
1.68
Jum
lah
pela
ku u
saha
PBK
yan
g di
eval
uasi
keg
iata
nnya
dan
Pe
lapo
ran
Keua
ngan
nya
7.14
7.84
0.00
0 6.
319.
633.
980
88.4
1
Pem
anta
uan
dan
Eval
uasi
Pe
ngaw
asan
SR
G &
PLK
Peng
kajia
n, P
enye
mpu
rnaa
n &
Peny
usun
an P
erat
uran
Per
unda
ng-
unda
ngan
di
Bida
ng P
BK, S
RG
, da
n PL
K (L
apor
an A
PU-P
PT d
an
Prol
ifera
si)
Pers
enta
se K
epua
san
pe
laya
nan
publ
ik
bida
ng p
eriz
inan
pe
rdag
anga
n be
rjang
ka k
omod
iti,
sist
em re
si g
udan
g da
n pa
sar l
elan
g ko
mod
itas
80 %
80
.39
100.
48
Pem
rose
san
Perm
ohon
an
Pers
etuj
uan
Lem
baga
SR
G &
PLK
1.70
7.19
6.00
0 1.
651.
663.
477
96.7
4 Pe
rijin
an p
elak
u us
aha
PBK
Pertu
mbu
han
peng
guna
pas
ar
lela
ng k
omod
itas
5 %
9.
40
188
Perte
mua
n Te
knis
PLK
1.61
0.77
0.00
0 1.
556.
013.
000
96.6
0 Pe
mba
ngun
an S
iste
m P
elap
oran
PL
K
Pertu
mbu
han
volu
me
trans
aksi
Pe
rdag
anga
n Be
rjang
ka K
omod
iti
(Ren
stra
201
5-20
19)
7 %
25
.2
360
Peng
awas
an T
rans
aksi
Pel
aku
Usa
ha
6.27
9.39
5.00
0 5.
477.
226.
679
87.2
2 An
alis
is P
enge
mba
ngan
Ke
lem
baga
an d
an P
rodu
k Pe
rdag
anga
n Be
rjang
ka
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA BAPPEBTI TAHUN 2018 69
Lampiran
Lam
pira
n
LAK
BAPP
EBTI
201
8
Pertu
mbu
han
volu
me
tra
nsak
si
Perd
agan
gan
Berja
ngka
Kom
oditi
(P
erki
n)
3%
25.2
84
0 Pe
nega
kan
huku
m te
rhad
ap
pela
ku u
saha
di b
idan
g PB
K da
n SR
G
Ja
karta
,
Fe
brua
ri 20
19
K
EPAL
A B
APPE
BTI
,
IND
RAS
ARI W
ISN
U W
ARD
HAN
A
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA BAPPEBTI TAHUN 2018 70
Lampiran
Lam
pira
n
LAK
BAPP
EBTI
201
8
4.
Form
ulir
Indi
kato
r Kin
erja
Uta
ma
(IKU)
U
nit O
rgan
isas
i :
Bada
n Pe
ngaw
as P
erda
gang
an B
erja
ngka
Kom
oditi
Tuga
s da
n Fu
ngsi
:
Mel
aksa
naka
n Pe
mbi
naan
, Pen
gatu
ran
dan
Peng
awas
an K
egia
tan
Perd
agan
gan
Berja
ngka
ser
ta P
asar
Fis
ik d
an J
asa
No
Sasa
ran
Prog
ram
In
dika
tor K
iner
ja
CAR
A PE
NGHI
TUNG
AN*
SUM
BER
DATA
1 M
enin
gkat
nya
Pem
anfa
atan
Si
stem
resi
Gud
ang
(SRG
) Pe
rtum
buha
n ni
lai
Resi
Gud
ang
yang
di
terb
itkan
se
cara
kum
ulat
if (R
esnt
ra 2
015-
2019
) Ru
mus
1
Biro
Pem
bina
an D
an P
enga
was
an S
iste
m R
esi
Gud
ang
Dan
Pasa
r Lel
ang
Kom
odita
s
Pertu
mbu
han
nila
i Re
si G
udan
g ya
ng
dite
rbitk
an
seca
ra k
umul
atif
(Per
kin
Bapp
ebti)
Ru
mus
1
Biro
Pem
bina
an D
an P
enga
was
an S
iste
m R
esi
Gud
ang
Dan
Pasa
r Lel
ang
Kom
odita
s
2 M
ewuj
udka
n la
yana
n in
tern
al
yang
se
suai
de
ngan
krit
eria
Pr
esen
tase
kep
uasa
n pe
nggu
na la
yana
n du
kung
an
tekn
is d
an m
anaj
emen
di l
ingk
unga
n Ba
ppeb
ti Ru
mus
1
Sekr
erta
riat
3 Te
rwuj
udny
a Pe
rdag
anga
n Be
rjang
ka K
omod
iti, S
iste
m
Resi
G
udan
g,
dan
Pasa
r Le
lang
ya
ng
tera
tur,
waj
ar,e
fekt
if da
n ef
isie
n.
Pers
enta
se k
epat
uhan
pel
aku
usah
a te
rhad
ap
kete
ntua
n pe
ratu
ran
peru
ndan
g-un
dang
an d
i bid
ang
perd
agan
gan
berja
ngka
kom
oditi
, sis
tem
resi
gu
dang
, dan
pas
ar le
lang
kom
odita
s
Rum
us 1
Bi
ro P
erat
uran
Per
unda
ng-U
ndan
gan
dan
Peni
ndak
an, B
iro P
enga
was
an P
asar
Ber
jang
ka
dan
Fisi
k
Pers
enta
se K
epua
san
pela
yana
n pu
blik
bid
ang
periz
inan
per
daga
ngan
ber
jang
ka k
omod
iti, s
iste
m
resi
gud
ang
dan
pasa
r lel
ang
kom
odita
s
Rum
us 1
Bi
ro P
embi
naan
dan
Pen
gem
bang
an P
asar
, Biro
Pe
mbi
naan
Dan
Pen
gaw
asan
Sis
tem
Res
i G
udan
g Da
n Pa
sar L
elan
g Ko
mod
itas
Pertu
mbu
han
peng
guna
pas
ar le
lang
kom
odita
s Ru
mus
1
Biro
Pem
bina
an D
an P
enga
was
an S
iste
m R
esi
Gud
ang
Dan
Pasa
r Lel
ang
Kom
odita
s
Pertu
mbu
han
volu
me
trans
aksi
Per
daga
ngan
Be
rjang
ka K
omod
iti (R
enst
ra 2
015-
2019
) Ru
mus
1
Biro
Pen
gaw
asan
Pas
ar B
erja
ngka
dan
Fis
ik,
Biro
Pem
bina
an d
an P
enge
mba
ngan
Pas
ar, B
iro
Pera
tura
n Pe
rund
ang-
Unda
ngan
dan
Pen
inda
kan
Pertu
mbu
han
volu
me
trans
aksi
Per
daga
ngan
Be
rjang
ka K
omod
iti (P
erki
n)
Rum
us 1
Bi
ro P
enga
was
an P
asar
Ber
jang
ka d
an F
isik
, Bi
ro P
embi
naan
dan
Pen
gem
bang
an P
asar
, Biro
Pe
ratu
ran
Peru
ndan
g-Un
dang
an d
an P
enin
daka
n
Ja
karta
,
Fe
brua
ri 20
19
KE
PALA
BAP
PEBT
I,
INDR
ASAR
I WIS
NU W
ARDH
ANA
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA BAPPEBTI TAHUN 2018 71
Lampiran
Lam
pira
n
LAK
BAPP
EBTI
201
8
5.
Fo
rmul
ir R
enca
na K
iner
ja T
ahun
an
OU
TCO
ME/
OU
TPU
T
No
Ura
ian/
Sasa
ran
Indi
kato
r Kin
erja
R
enca
na T
ingk
at
Cap
aian
U
nit E
s. II
1
Men
ingk
atny
a ha
sil
pem
bina
an d
an
peng
awas
an te
rhad
ap
pela
ku u
saha
di b
idan
g PB
K
Jum
lah
pela
ku u
saha
PBK
dan
pas
ar fi
sik
yang
dis
elen
ggar
akan
di B
ursa
Be
rjang
ka y
ang
diaw
asi t
rans
aksi
nya
16 p
erus
ahaa
n
Biro
Pen
gaw
asan
Pa
sar B
erja
ngka
dan
Fi
sik
Jum
lah
pela
ku u
saha
PBK
yan
g di
eval
uasi
keg
iata
nnya
dan
Pel
apor
an
Keua
ngan
nya
76 p
erus
ahaa
n
Jum
lah
pela
ku u
saha
PBK
yan
g di
aud
it 24
per
usah
aan
2
Men
ingk
atny
a ha
sil
pem
bina
an d
an
peng
awas
an P
asar
lela
ng
dan
Sist
em R
esi G
udan
g
Jum
lah
guda
ng y
ang
tela
h m
engi
mpl
emen
tasi
kan
SRG
(kum
ulat
if)
123
guda
ng
Biro
Pem
bina
an D
an
Peng
awas
an S
iste
m
Res
i Gud
ang
Dan
Pa
sar L
elan
g Ko
mod
itas
Jum
lah
Nila
i Res
i Gud
ang
yang
dite
rbitk
an s
ecar
a ku
mul
atif
660
mily
ar
Jum
lah
peny
elen
ggar
aan
Pasa
r Lel
ang
(kal
i) 85
kal
i
Jum
lah
pese
rta p
elat
ihan
tekn
is p
enye
leng
gara
SR
G d
an P
asar
Lel
ang
240
Ora
ng
Jum
lah
pem
anta
uan,
eva
luas
i dan
pen
gaw
asan
SR
G d
an P
asar
Lel
ang
130
Kali
Jum
lah
hari
peny
eles
aian
per
izin
an p
elak
u us
aha
SRG
dan
Pas
ar L
elan
g se
tela
h do
kum
en le
ngka
p 20
izin
3
Men
ingk
atny
a ha
sil
pela
yana
n hu
kum
terh
adap
pe
laku
usa
ha d
i bid
ang
Perd
agan
gan
Berja
ngka
, Si
stem
Res
i Gud
ang
dan
Pasa
r Lel
ang
Peny
usun
an p
erat
uran
per
unda
ng-u
dang
an d
i bid
ang
PBK,
SR
G d
an P
L 9
pera
tura
n Bi
ro P
erat
uran
Pe
rund
ang-
Und
anga
n da
n Pe
nind
akan
Pene
gaka
n hu
kum
terh
adap
pel
aku
usah
a di
bid
ang
PBK,
SR
G d
an P
L 83
kal
i
Pem
beria
n Pe
laya
nan
Huk
um
29 k
ali
Pena
ngan
an p
erka
ra (P
TUN
, PN
, BAK
TI, P
rape
radi
lan)
15
kal
i
4 M
enin
gkat
nya
hasi
l Ju
mla
h ha
sil a
nális
is p
enge
mba
ngan
kel
emba
gaan
dan
pro
duk
6 an
alis
is
Biro
Pem
bina
an d
an
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA BAPPEBTI TAHUN 2018 72
Lampiran
Lam
pira
n
LAK
BAPP
EBTI
201
8
OU
TCO
ME/
OU
TPU
T
No
Ura
ian/
Sasa
ran
Indi
kato
r Kin
erja
R
enca
na T
ingk
at
Cap
aian
U
nit E
s. II
Peng
kajia
n da
n Pe
ngem
bang
an
Perd
agan
gan
Berja
ngka
Ko
mod
iti, S
iste
m R
esi
Gud
ang
dan
Pasa
r Lel
ang
perd
agan
gan
berja
ngka
/sis
tem
resi
gud
ang/
pasa
r lel
ang
Peng
emba
ngan
Pa
sar
Jum
lah
Cak
upan
Kom
oditi
dal
am s
yste
m in
form
asi h
arga
12
Kom
oditi
Jum
lah
Har
i Pen
yele
saia
n Pe
rizin
an P
elak
u U
saha
PBK
Set
elah
Dok
umen
Le
ngka
p da
n Be
nar
19 h
ari
Jum
lah
Pese
rta P
elat
ihan
Tek
nis
Pela
ku U
saha
PBK
40
0 or
ang
5
Men
ingk
atny
a Pe
laya
nan
Duk
unga
n Te
knis
dan
Ad
min
istra
tif B
adan
Pe
ngaw
as P
erda
gang
an
Berja
ngka
Kom
oditi
Duk
unga
n m
anaj
emen
dan
pel
aksa
naan
pro
gram
Bap
pebt
i 4
Dok
umen
Sekr
etar
iat
Pem
bina
an d
an P
enge
lola
an K
euan
gan
Bapp
ebti
3 La
pora
n
Peng
elol
aan
dan
Peng
emba
ngan
SD
M B
appe
bti
10 K
egia
tan
Peny
elen
ggar
aan
dan
pem
bina
an k
omun
ikas
i dan
info
rmas
i pub
lik d
i bi
dang
PBK
, SR
G d
an P
L
21 L
apor
an
Ja
karta
,
Fe
brua
ri 20
19
K
EPAL
A B
APPE
BTI
,
IN
DR
ASAR
I WIS
NU
WAR
DH
ANA
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA BAPPEBTI TAHUN 2018 73
Lampiran