laporan akhir diagnosa wan

60
LAPORAN AKHIR Nama : Eddy Gandhi Gunawan Kelas : 3 TKJ A

Upload: eddy-gandhi-gunawan

Post on 04-Jul-2015

121 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

don copas

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Akhir Diagnosa Wan

LAPORAN AKHIR

Nama : Eddy Gandhi Gunawan

Kelas : 3 TKJ A

Page 2: Laporan Akhir Diagnosa Wan

Daftar isi

1. Laporan Dedicated Router

2. Laporan PPP Authetication PAP

3. Laporan PPP Authentication CHAP

4. Laporan PAP dan CHAP

5. Laporan PAP dan CHAP Fisik

6. Laporan Frame Relay

7. Laporan Frame Relay Real

8. Laporan VPN

Page 3: Laporan Akhir Diagnosa Wan

Nama : Eddy Gandhi Gunawan Tugas Dedicated Router

Tanggal : 23 Januari 2010 Kelas : 3 TKJ A Mata Pelajaran: Diagnosa WAN

SMKN 1 Cimahi Pemateri: Bpk Rudi & Ibu Netty 1.TUJUAN

Dapat mengetahui fungsi dari dedicated router

Mampu mengenali dedicated router tersebut

Mengetahui perbedaan dari core layer, distribution layer dan access layer

Megetahui fungsi dan cara kerja dari masing-masing layer

Mengetahui spesifikasi perangkat pada setiap layer

2. PENDAHULUAN

Dedicated router adalah Perangkat router yang dibuat dengan desain dan fungsi - fungsi

oleh vendor. Contohnya yaitu cisco router.

Model Hierarki Cisco

Cisco telah mendefinisikan sebuah model hierarki yang dikenal sebagai model internetworking

hierarkis, yaitu :

1. Core Layer (Backbone)

Adalah lapisan yang sering disebut backbone dan lapisan ini mencakup switch high-end dan kabel

berkecepatan tinggi seperti kabel serat. Dan tidak ada manipulasi paket dilakukan oleh perangkat di

lapisan ini. Sebaliknya, lapisan ini berkaitan dengan kecepatan dan memastikan pengiriman paket

dapat diandalkan.

Lapisan ini :

• bertanggung jawab untuk kecepatan transportasi data melalui jaringan.

• bertujuan untuk mengurangi waktu latency dalam penyampaian paket.

• kegagalan pada layer core dapat mempengaruhi setiap pengguna.

Pada lapisan ini terdapat sesuatu yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan

diantaranya :

• Jangan dilakukan :

1. Jangan gunakan access list, packet filtering, atau VLAN Routing.

2. Jangan mendukung workgroup akses di sini.

3. Jangan memperluas (yaitu router lebih), perangkat upgrade bukan (lebih cepat dengan kapasitas

lebih).

• Yang dilakukan :

1. Desain untuk keandalan tinggi (FDDI, Fast Ethernet dengan redundant link, atau ATM).

2. Desain untuk kecepatan dan latency rendah.

3. Gunakan routing protocol dengan waktu konvergensi rendah.

Page 4: Laporan Akhir Diagnosa Wan

Faktor-faktor yang harus diperhatikan saat merancang perangkat yang akan digunakan pada core

layer adalah :

• High data transfer rate

• Low latency period

• High reliability

Contoh peralatan pada lapisan ini :

# Cisco switch seperti 7000,, 7200 7500, dan 12000 (untuk digunakan WAN)

# Catalyst switch seperti 6000, 5000, dan 4000 (untuk menggunakan LAN)

# T-1 dan-1 E baris, koneksi frame relay, jaringan ATM, Multimegabit Switched Data Service (SMDS)

2. Distribution Layer

Lapisan distribusi bertanggung jawab untuk routing. Lapisan ini juga disebut lapisan Workgroup. Ini

juga menyediakan konektivitas jaringan berbasis kebijakan, termasuk:

* Packet filtering (firewall): Proses paket dan mengatur pengiriman paket berdasarkan

sumber dan informasi tujuan untuk menciptakan batas-batas jaringan.

* QoS: router atau layer 3 switch dapat membaca paket dan memprioritaskan pengiriman,

berdasarkan kebijakan yang ditetapkan.

* Access Point Agregasi Layer: lapisan melayani titik agregasi untuk switch lapisan desktop.

* Kontrol Broadcast dan Multicast: lapisan ini berfungsi sebagai batas untuk domain broadcast dan

multicast.

* Application Gateways: layer ini memungkinkan Anda untuk membuat gateway protokol ke dan dari

arsitektur jaringan yang berbeda.

* Lapisan distribusi juga melakukan antrian dan menyediakan manipulasi paket dari

lalu lintas jaringan.

Contoh peralatan distribusi Cisco-spesifik lapisan termasuk 2600,4000, 4500 router series.

3. Access Layer

Pada lapisan ini memungkinkan kelompok kerja dan pengguna untuk menggunakan layanan yang

diberikan oleh lapisan distribution dan core. Pada lapisan akses, Anda memiliki kemampuan untuk

memperluas atau collision domain kontrak menggunakan repeater, hub, atau switch standar.

Pada lapisan akses, Anda dapat:

* Aktifkan penyaringan alamat MAC: Hal ini dimungkinkan untuk program beralih

untuk memungkinkan sistem hanya tertentu untuk mengakses LAN terhubung.

* Membuat collision domain yang terpisah: Switch dapat membuat collision domain

yang terpisah untuk setiap node dihubungkan untuk meningkatkan kinerja.

* Berbagi Bandwidth: Anda dapat memungkinkan koneksi jaringan yang sama untuk menangani

semua data.

* Bandwidth beralih Handle: Anda dapat memindahkan data dari satu jaringan ke yang lain untuk

melakukan load balancing.

Page 5: Laporan Akhir Diagnosa Wan

3. ALAT DAN BAHAN

1 PC

Software Packet Tracer

Software Pengolah Kata

Spesifikasi Router

4. LANGKAH KERJA

Pertama cari spesifikasi perangkat yang akan digunakan pada core layer, distribution layer

dan access layer

Setelah menemukan spesifikasi perangkat maka lalu nuat sebuah topologi menggunakan

simulator Packet Tracer

Lalu konfigurasikan setiap perangkat yang ada di dalam topologi tersebut

Beri ip pada setiap user

Page 6: Laporan Akhir Diagnosa Wan

Konfigurasi dedicated router di access layer

Konfigurasi dedicated router di distribution layer

Konfigurasi dedicated router di core layer

Page 7: Laporan Akhir Diagnosa Wan

Kemudian lakukan uji coba dengan menggunakan perintah ping dan tracert

1. Menggunakan perintah ping dari user ke access layer

2. Menggunakan perintah ping dari user ke distribution layer

3. Menggunakan perintah ping dari user ke core layer

Page 8: Laporan Akhir Diagnosa Wan

4. Hasil tracert dari user ke core layer

5. SPESIFIKASI PERANGKAT

No Dedicated router Layer Spesifikasi Keterangan

1 Cisco 7600 Router

Core layer High performance, with up to 720 Gbps in a single chassis, or 40 Gbps capacity per slot

A choice of form factors purpose-built for high availability

Cisco I-Flex design: A portfolio of shared port adapters (SPAs) and SPA interface processors (SIPs) that controls voice, video, and data experiences

Scalable and extensible suite of hardware and software capabilities to enable intelligent Carrier Ethernet services

Integrated Video Call Admission Control with innovative visual quality of experience for both broadcast and video on demand (VoD)

Intelligent Services Gateway, providing scalable subscriber and application awareness with multidimensional identity capabilities and policy controls

Integrated Session Border Control with quality of experience in both Session Initiated Protocol (SIP) and non-SIP applications

Karena memiliki performa tinggi dan memiliki kapasitas yang besar untuk digunakan sebagai dedicated router di core layer

Page 9: Laporan Akhir Diagnosa Wan

2 Cisco 7200 Router

Core Layer WAN edge: Award-winning quality of service (QoS) feature performance

Broadband aggregation: Up to 16,000 PPP sessions per chassis

Multiprotocol Label Switching (MPLS): Leading choice for provider-edge deployment

IP Security (IPsec) VPN: Scalable to 5000 tunnels per chassis

High-end customer premises equipment (CPE)

IP-to-IP gateway support: Provides a network-to-network interface point for signaling interworking (H.323, SIP), media interworking, address and port translations (privacy and topology hiding), billing and CDR normalization, and bandwidth management (QoS marking using TOS)

Voice, video, and data integration: TDM-enabled VXR chassis and voice port adapters

Modular design: 3RU footprint with broad range of flexible, modular interfaces (from DS0 to OC-3)

Flexibility: Support for Fast Ethernet, Gigabit Ethernet, Packet over SONET and more

Karena memiliki fleksibilitas yang sangat bagus dengan adanya fast Ethernet, gigabit Ethernet, packet atas Sonet sehingga cocok digunakan di core layer

3 Cisco 7201 Router

Core Layer Provides up to twice the performance compared to the Cisco 7301—up to two million packets per second (mpps) in Cisco Express Forwarding (CEF)

Offers four built-in Gigabit Ethernet (GE) ports

Provides one dedicated 10/100-Mbps copper Ethernet port for management

Provides one USB port for

Karena pada cisco router 7201 ini memiliki kecepatan CEF dan juga terdapat gigabit Ethernet sehingga pantas digunakan di core layer

Page 10: Laporan Akhir Diagnosa Wan

general storage and security token storage

Provides a single Cisco 7000 Series port adapter slot

Offers front-to-back airflow and single-sided management

4 Cisco 2800

Router Distribution Layer

Built-in security

Cisco Configuration Professional (CCP) for simplified management

A modular platform with a broad range of interface options

Up to 2 10/100/1000 Mbps built-in routed ports

Up to 64 10/100 Mbps switch ports with optional Power over Ethernet (PoE), for providing DC power to network devices such as IP phones

Up to 1500 VPN tunnels

Cisco CallManager Express (CME) call-processing support for up to 96 Cisco IP phone users

Cisco Survivable Remote Site Telephony (SRST) support for up to 96 Cisco IP phone users, allowing the router to provide call-processing functionality to keep voice service in operation should the connection to Cisco CME be lost

Support for wireless LAN standards 802.11a/b/g

Support for a Small Form-Factor Pluggable (SFP) port for Gigabit Ethernet (except 2801)

Built-in redundant power supply connector (except 2801)

Karena dalam router ini dapat melakukan penyaringan/packet filtering dan bertindak sebagai firewall

5 Cisco ASR 1000 Distribution Layer

Offer Stratum-3 clock circuitry, BITS input and output (BITS output available on ASR1000 RP2 only)

Karena dalam router ini dapat melakukan penyaringan/packet

Page 11: Laporan Akhir Diagnosa Wan

Offer memory scalability up to 4 GB DRAM on the ASR1000-RP1 and 16GB DRAM on the ASR1000-RP2

Offer field-replaceable and hot-swappable capabilities to help ensure minimal service disruption

Offer buil t-in eUSB memory support (1GB on ASR1000-RP1; 8 GB on the built-in RP1 on the Cisco ASR 1002 Router (partitioned: 1 GB for bootflash; 7 GB for mass storage)

Provide USB port for 1-GB Compact Flash memory support

Provide a hard disk drive (HDD) for code storage, boot, configuration, logs, and so on

Provide optional redundant-processor support and dual Cisco IOS Software support for singl e route-processor solutions for the industry’s most compact, fully redundant, high- availabi lity solution, improving network resiliency, management, and costs

Run with the modular Cisco IOS XE Software for the Cisco ASR 1000 Series

Integrate full range of industry-leading Cisco IOS

filtering dan bertindak sebagai firewall

6 Cisco 4000 Router

Distribution Layer

The Cisco 4000 Series, which includes the 4000-M, the 4500-M, and the 4700, offers solutions to the tremendous increases in network size, complexity, and bandwidth needs.

The Cisco 4000 Series defines the standard for modular access routers, offering a broader set of connectivity features and a more powerful internetworking software set than any other modular router system in the market. The modularity of the 4000 Series offers connectivity choices

Karena dalam router ini dapat melakukan penyaringan/packet filtering dan bertindak sebagai firewall

Page 12: Laporan Akhir Diagnosa Wan

migration paths that protect legacy system investments as network needs evolve.

7 Cisco 2000 series Access Layer

Rugged industrial design and substation compliance with IEC-61850-3 and IEEE 1613 for utility substation environments

Integrated security to help utilities address compliance with critical infrastructure protection mandates

High availability design for optimum network up time and redundancy

Network and device management tools for deployments, upgrades, and remote monitoring

Advanced quality of service (QoS) capabilities to support mission-critical substation communications such as SCADA (Supervisory Control and Data Acquisition)

Comprehensive network security features based on open standards

Karena device yang terpasang merupakan penghubung antar user dan meneruskan transfer data ke layer berikutnya

8 Cisco 1900 Router

Access Layer

Services On-Demand: The Cisco 1900 Series Integrated Services Routers reduce total cost of ownership by decoupling the delivery of software from hardware on optional service modules. In addition, you receive a Universal IOS image capable of enabling all of Cisco's rich IOS features and allowing you to quickly deploy new services.

Investment Protection: The Cisco 1900 Series reduces deployment costs and increases flexibility. The platform also offers investment protection with support for a majority of existing WICs and HWICs.

Energy Efficiency: The Cisco

Karena device yang terpasang merupakan penghubung antar user dan meneruskan transfer data ke layer berikutnya

Page 13: Laporan Akhir Diagnosa Wan

1900 Series architecture incorporates higher-efficiency power supplies with intelligent power management.

High Performance: The Cisco 1900 Series offers significant performance improvements over previous-generation ISRs.

9 Cisco 2900 Router

Access Layer

Services On-Demand: The Cisco 2900 Series Integrated Services Routers reduce initial capitaloutlays by decoupling the delivery of software from hardware on optional servi ce modules. In addition, you receive a Universal IOS image capable of enabling all of Cisco's rich IOS features and allowing you to quickly deploy new services.

Investment Protection: The Cisco 2900 Series reduces deployment costs and increases flexibility. The platform also offers investment protection with support for many existing ISR modules.

Energy Efficiency: The Cisco 2900 architecture incorporates higher-efficiency power supplies with intelligent power management, with full Cisco EnergyWise support in the future.

High Performance: The Cisco 2900 Series offers significant performance improvements over previous-generation ISRs

Karena device yang terpasang merupakan penghubung antar user dan meneruskan transfer data ke layer berikutnya

Persamaan dan perbedaan antara Access Layer, Distribution Layer dan Core Layer

No Persamaan Perbedaan

1 Sama-sama berfungsi untuk meforward paket data

Berdasarkan tujuan Pada Core Layer: berperan sebagai highsoed backbone dan internetwork sehingga memerlukan bandwith yang besar agar cepat dalam memforward data dan men-switch trffic secepat

Page 14: Laporan Akhir Diagnosa Wan

mungkin Pada Distribution Layer: mengontrol dan menerima forward data dari access layer menuju ke core layer Pada Access Layer : menyediakan sarana dalam menghubungkan devices ke dalam jaringan dan mengontrol device manakah yang diperbolehkan untuk berkomukiasi dalam jaringan

2 Model network yang digunakan untuk membangun komunikasi data

Berdasarkan penghubung Pada Core Layer: sebagai perangkat utama menuju ke internet Pada Distribution Layer: sebagai penghubung antara core layer dan access layer Pada Access Layer: sebagai penghubung pertama dengan user/client

3 Penyenderhana model internetwork yang baik dan dapat di andalkan

Berdasarkan fungsi Pada Core Layer: menyediakan transportasi menuju jaringan yang lebih luas Pada Distribution Layer: menyediakan konetifitas yang dibutuhkan access layer Pada Access Layer: memberikan akses kepada user/client untuk menuju jaringan lebih luas

4 Berdasarkan routing Pada Core Layer: protocol routing dengan waktu konvergensi yang rendah. Pada Distribution Layer: routing antar VLAN Pada Access Layer: routing statis

5 Berdasarkan mesin Pada Core Layer: di tangani mesin core.uad.ac.id BSD Minded dipadukan denganCisco Catalyst L3 (support multilayer) [118.97.x.x] dimana menangani jalur backbone utama ke ISP dan jalur Inherent Pada Distribution Layer: di tangani mesin router Mikrotik 3.23 level 6 menangani routing terpusat, jadi semua unit /lokasi tidak ada NAT kecuali untuk Lab, sehingga kita bisa terhubung ke semua device pada masing-masing unit Pada Access Layer: ditangani mesin Mikrotik Router 3.23 level 6 dengan di bantumanagable switch besutan Nortel dengan spesifikasi Nortel 2550T menangani VLAN di masing-masing daerah.

6. KESIMPULAN

Dengan melakukan kegiatan ini kami mampu mengetahui pengertian dari dedicated router

dan dapat mengetahui fungsinya pada hierarchy topologi dan mengetahui spesifikasi tiap router

yang digunakan dalam tiap layer. Setiap perangkat memiliki spesifikasi sesuai dengan vendor

perangkat tersebut.

Page 15: Laporan Akhir Diagnosa Wan

Nama : Eddy Gandhi G LAPORAN PRAKTIKUM PPP

Tanggal : 7 Februari 2011 Kelas : 3 TKJ A Pemateri : Bpk. Rudi & Ibu. Neti

No. Absen : 08 Diagnosa WAN

I. TUJUAN

Siswa dapat memahami materi PPP.

Siswa dapat mempraktikkan PPP.

Memenuhi salah satu nilai tugas Diagnosa WAN.

II. PENDAHULUAN

Point-to-Point Protocol (sering disingkat menjadi PPP) adalah

sebuah protokol enkapsulasi paket jaringan yang banyak digunakan pada wide area network (WAN). Protokol ini merupakan standar industri yang berjalan pada lapisan data-link dan dikembangkan pada awal tahun 1990-an sebagai respons terhadap masalah-masalah yang terjadi pada protokol Serial Line Internet Protocol (SLIP), yang hanya mendukungpengalamatan IP statis kepada para kliennya. Dibandingkan dengan pendahulunya (SLIP), PPP jauh lebih baik, mengingat kerja protokol ini lebih cepat, menawarkan koreksi kesalahan, dan negosiasi sesi secara dinamis tanpa adanya intervensi dari pengguna. Selain itu, protokol ini juga mendukung banyak protokol -protokol jaringan secara simultan. PPP didefinisikan pada RFC 1661 dan RFC 1662. •fitur kunci dari PPP protocol ini:

1. PPP protocol beroperasi melalui koneksi interface piranti Data Communication Equipment (DCE) dan piranti Data Terminal Equipment (DTE).

2. PPP protocol dapat beroperasi pada kedua modus synchronous (dial-up) ataupun asynchronous dan ISDN.

3. Tidak ada batas transmission rate 4. Keseimbangan load melalui multi-link 5. LCP dipertukarkan saat link dibangun untuk mengetest jalur dan setuju karenanya. 6. PPP protocol mendukung berbagai macam protocol layer diatasnya seperti IP; IPX; AppleTalk

dan sbgnya.

7. PPP protocol mendukung authentication kedua jenis clear text PAP (Password Authentication Protocol) dan enkripsi CHAP (Chalange Handshake Authentication Protocol)

8. NCP meng-encapsulate protocol layer Network dan mengandung suatu field yang mengindikasikan protocol layer atas.

Cara konfigurasi PPP ada 2 macam yaitu One Way dan Two Way

III. ALAT DAN BAHAN

PC

Software Packet Tracer

Page 16: Laporan Akhir Diagnosa Wan

IV. LANGKAH KERJA

Siapkan topologi yang akan di konfigurasikan

Set ip address lalu konfigurasi routing

Page 17: Laporan Akhir Diagnosa Wan

yang pertama konfigurasi Two-way PAP authentication router eddy (config) # username eddy password 123 / set up the database side to verify router eddy (config) # int s1 / 0 router eddy (config-if) # encapsulation ppp / for PPP package router eddy (config-if) # ppp authentication pap / realize PPP using PAP authentication router firma (config) # int s1 / 0 router firma (config-if) # encapsulation ppp router firma (config-if) # ppp pap sent-username r2 password 123 / Send authentication information

yang pertama konfigurasi One-way PAP authentication

router dwiki (config) # username dwiki password 342 router dwiki (config) # int s1 / 0 router dwiki (config-if) # encapsulation ppp router dwiki (config-if) # ppp authentication pap

Page 18: Laporan Akhir Diagnosa Wan

router dwiki (config-if) # ppp pap sent-username dwiki password 342 / attention at this time to send the password router eddy (config) # username eddy password 456 router eddy (config) # int s1 / 0 router eddy (config-if) # encapsulation ppp router eddy (config-if) # ppp authentication pap router eddy (config-if) # ppp pap sent-username eddy password 456 / attention at this time to send the password

HASIL KERJA

Page 19: Laporan Akhir Diagnosa Wan

atau dapat di lihat di link berikut ini

http://www.youtube.com/watch?v=2maAguMp-Z0&feature=player_embedded

KESIMPULAN

Jadi dengan melakukan konfigurasi PPP ini kita dapat melakukan konfigurasi point to point

protocol dengan one way dan two way dengan baik dan benar.

Page 20: Laporan Akhir Diagnosa Wan

Nama : Eddy Gandhi Gunawan Laporan PPP Authentication

CHAP

Tanggal : 14 Februari 2011 Kelas : 3 TKJ A Pemateri : Bpk Rudi & Ibu Netty

No Absen : 08 Diagnosa WAN

1. Tujuan Dapat mengetahui perintah konfigurasi PPP Authentication CHAP

Dapat mengetahui fungsi dari PPP Authentication CHAP

Mempraktekan materi tentang PPP Authentication CHAP

2. Pendahuluan

Challenge Handshake Authentication Protocol (CHAP) merupakan salah satu protokol Point -

to-Point yang menyediakan layanan otentikasi dengan menggunakan suatu identifier yang

berubah-ubah dan suatu variabel challenge. CHAP digunakan secara periodic untuk

memverifikasi pengguna atau host network menggunakan suatu metode yang dinamakan 3-way

handshake. Proses ini dilakukan selama inisialisasi link establishment. Dan sewaktu-waktu bisa

saja diulang setelah hubungan telah terbentuk.

CHAP memberikan perlindungan terhadap serangan pemutaran oleh peer melalui

penggunaan secara bertahap mengubah pengenal dan nilai tantangan variabel. Penggunaan

tantangan berulang dimaksudkan untuk membatasi waktu pajanan terhadap setiap serangan

tunggal. Authenticator ini mengendalikan frekuensi dan waktu dari tantangan. Metode

otentikasi ini tergantung pada sebuah "rahasia" yang hanya diketahui oleh authenticator dan

rekan itu.

CHAP direkomendasikan sebagai metoda authentication PPP protocol, yang memberikan

suatu authentication terenkripsi dua arah yang mana lebih secure daripada PAP. Jika jalur sudah

tersambung, kedua server di masing-2 ujung saling mengirim pesan ‘Challenge’. Segera setelah

pesan ‘Challenge’ terkirim, sisi remote yang diujung akan merespon dengan fungsi ‘hash’ satu

arah menggunakan Message Digest 5 (MD5) dengan memanfaatkan user dan password mesin

local. Kedua sisi ujung router harus mempunyai konfigurasi yang sama dalam hal PPP protocol ini

termasuk metoda authentication yang dipakai.

Berikut di bawah ini proses yang terjadi pada protokol CHAP :

1. Setelah fase link establishment selesai, otentikator mengirimkan sebuah pesan challenge ke

peer atau pasangan usernya.

2. Peer meresponnya dengan menghitung suatu nilai hash-nya

3. Otentikator merespon nilai hash tersebut, kemudian membandingkannya. Jika nilai hash-

nya sama, maka otentikasi valid, sebaliknya koneksi bisa saja diputus..

4. Pada interval tertentu (ditentukan secara acak), otentikator mengirimkan suatu challenge

baru kepada peer dan peer meresponnya seperti pada tahap (2).

5. Begitupun dengan otentikator merespon nilai hash tersebut seperti pada tahap (3).

Page 21: Laporan Akhir Diagnosa Wan

3. Alat dan Bahan 1 PC

Simulator Packet Tracert

4. Langkah Kerja Buat topologi di simulator packet tracer

Konfigurasikan ip pada setiap host

Konfigurasikan static routing pada tiap router

Router 7.1

Page 22: Laporan Akhir Diagnosa Wan

Router 7.2

Masukkan ip dan clock rate pada tiap router

Router 7.1

Router 7.2

Page 23: Laporan Akhir Diagnosa Wan

Konfigurasikan chap one way pada tiap router

Router 7.1

Router 7.2

Konfigurasikan chap two way pada tiap router

Router 7.1

Router 7.2

Lakukan uji koneksi

Page 24: Laporan Akhir Diagnosa Wan

5. Hasil Kerja Ping host 1 ke gateway

Ping host 2 ke gateway

Ping router 7.1 chap one way

Ping router 7.2 chap one way

Page 25: Laporan Akhir Diagnosa Wan

Ping router 7.1 chap two way

Ping router 7.2 chap two way

6. Kesimpulan

Dari pratikum PPP Authentication CHAP ini kita dapat:

1) Mengetahui perintah konfigurasi PPP Authentication CHAP

2) Mengetahui fungsi dari PPP Authentication CHAP

3) Mempraktekan materi tentang PPP Authentication CHAP

Page 26: Laporan Akhir Diagnosa Wan

Nama : Eddy Gandhi Gunawan Laporan praktikum topologi chap-pap pada simulator

packet tracer

Tanggal : 24 Februari 2011 Kelas : 3 TKJ A Pelajaran : Diagnosa WAN

SMKN 1 Cimahi Pemateri : Bpk Rudi & Ibu Netty

1. TUJUAN

Untuk lebih memahami dan mempelajari Point to Point Protocol (PPP)

Mengetahui dan memahami cara kerja dari autentikasi ppp menggunakan Password

Authentication Protocol (PAP)

Mengetahui dan memahami cara kerja dari autentikasi ppp menggunakan Challenge

Handshake Authentication Protocol (CHAP)

Dapat melakukan konfigurasi pap dan chap di router cisco pada simulator packet tracer

2. PENDAHULUAN

PPP protocol yang merupakan salah satu jenis koneksi WAN , adalah protocol point-to-point

yang pada awalnya di kembangkan sebagai method encapsulation pada komunikasi point-to-

point antara piranti yang menggunakan protocol suite. PPP protocol menjadi sangat terkenal

dan begitu banyak diterima sebagai metoda encapsulation WAN khususnya dikarenakan

dukungannya terhadap berbagai macam protocol seperi IP; IPX; AppleTalk dan banyak lagi.

PAP protokol merupakan sejenis authentication yang biasa melalui dua tingkat . Client

membuat authentication dengan mengirim username dan passwordnya kepada server yang

kemudiannya akan membandingkan pesan tersebut dengan datanya apakah sah atau tidak.

Pesan username dan password yang dikirim tersebut ditetapkan dalam bentuk encrypted untuk

meningkatkan keamanan.

Ciri PAP:

Sangat simple, skema otentikasi yang clear text(unencrypted).

Network Access Server (NAS) request user name & pass, dan PAP mengembalikannya

dengan clear text

Sangat tidak secure karena bisa di attack dan tidak ada proteksi sama sekali

Challenge Handshake Authentication Protocol (CHAP) merupakan salah satu protokol Point

to-Point yang menyediakan layanan otentikasi dengan menggunakan suatu identifier yang

berubah-ubah dan suatu variabel challenge. CHAP digunakan secara periodik untuk

memverifikasi pengguna atau host network menggunakan suatu metode yang dinamakan 3-way

handshake. Proses ini dilakukan selama inisialisasi l ink establishment. Dan sewaktu-waktu bisa

saja diulang setelah hubungan telah terbentuk. Berikut di bawah ini proses yang terjadi pada

protokol CHAP :

1. Setelah fase link establishment selesai, otentikator mengirimkan sebuah pesan

challenge ke peer atau pasangan usernya.

2. Peer meresponnya dengan menghitung suatu nilai hash-nya.

Page 27: Laporan Akhir Diagnosa Wan

3. Otentikator merespon nilai hash tersebut, kemudian membandingkannya. Jika nilai

hash-nya sama, maka otentikasi valid, sebaliknya koneksi bisa saja diputus.

4. Pada interval tertentu (ditentukan secara acak), otentikator mengirimkan suatu

challenge baru kepada peer dan peer meresponnya seperti pada tahap (2).

5. Begitupun dengan otentikator merespon nilai hash tersebut seperti pada tahap (3).

3. ALAT DAN BAHAN

PC

OS Windows

Packet Tracer

4. LANGKAH KERJA

Buat Topologi yang akan dikonfigurasi :

Setting IP pada masing-masing client :

Topologi CHAP-PAP

Page 28: Laporan Akhir Diagnosa Wan

Topologi CHAP-PAP-CHAP

Topologi PAP-CHAP-PAP

Konfigurasi ip , clock rate ,serta autentikasi ppp pada tiap-tiap Router :

Topologi CHAP-PAP Router smkn1

Page 29: Laporan Akhir Diagnosa Wan

Router tkj

Router tkja35

Page 30: Laporan Akhir Diagnosa Wan

Topologi CHAP-PAP-CHAP

Router dwiki

Router eddy

Page 31: Laporan Akhir Diagnosa Wan

Router firma

Router mpijar

Page 32: Laporan Akhir Diagnosa Wan

Topologi PAP-CHAP-PAP

Router Dwiki

Router Eddy

Page 33: Laporan Akhir Diagnosa Wan

Router Firma

Router Mpijar

Page 34: Laporan Akhir Diagnosa Wan

Lakukan Uji Koneksi dan lihat hasilnya

5. HASIL KERJA

Video hasil chap pap :

http://www.youtube.com/watch?v=f5wMa1DcSzU&feature=player_embedded

Video hasil chap pap chap :

http://www.youtube.com/watch?v=hYaxeZDcs00&feature=player_embedded

Video hasil pap chap pap :

http://www.youtube.com/watch?v=anuCy5M_8cM&feature=player_embedded

Ping Dari Client 1 ke Client 2

Ping Dari Client 3 ke Client 4

Page 35: Laporan Akhir Diagnosa Wan

Ping Dari Client 5 ke Client 6

6. KESIMPULAN

Praktikum chap-pap ini berhasil dengan baik.Dengan melakukan praktikum ini , kami lebih

paham bagaimana cara kerja autentikasi ppp baik Password Authentication Protocol (PAP)

maupun Challenge Handshake Authentication Protocol (CHAP)

Page 36: Laporan Akhir Diagnosa Wan

Nama : Eddy Gandhi Gunawan Laporan praktikum topologi chap-pap pada Router cisco

Tanggal : 24 Februari 2011 Kelas : 3 TKJ A Pelajaran : Diagnosa WAN

SMKN 1 Cimahi Pemateri : Bpk Rudi & Ibu Netty

1. TUJUAN

Untuk lebih memahami dan mempelajari Point to Point Protocol (PPP)

Mengetahui dan memahami cara kerja dari autentikasi ppp menggunakan Password

Authentication Protocol (PAP)

Mengetahui dan memahami cara kerja dari autentikasi ppp menggunakan Challenge

Handshake Authentication Protocol (CHAP)

Dapat melakukan konfigurasi pap dan chap di router cisco pada simulator packet tracer

2. PENDAHULUAN

PPP protocol yang merupakan salah satu jenis koneksi WAN , adalah protocol point-to-point

yang pada awalnya di kembangkan sebagai method encapsulation pada komunikasi point-to-

point antara piranti yang menggunakan protocol suite. PPP protocol menjadi sangat terkenal

dan begitu banyak diterima sebagai metoda encapsulation WAN khususnya dikarenakan

dukungannya terhadap berbagai macam protocol seperi IP; IPX; AppleTalk dan banyak lagi.

PAP protokol merupakan sejenis authentication yang biasa melalui dua tingkat . Client

membuat authentication dengan mengirim username dan passwordnya kepada server yang

kemudiannya akan membandingkan pesan tersebut dengan datanya apakah sah atau tidak.

Pesan username dan password yang dikirim tersebut ditetapkan dalam bentuk encrypted untuk

meningkatkan keamanan.

Ciri PAP:

Sangat simple, skema otentikasi yang clear text(unencrypted).

Network Access Server (NAS) request user name & pass, dan PAP mengembalikannya

dengan clear text

Sangat tidak secure karena bisa di attack dan tidak ada proteksi sama sekali

Challenge Handshake Authentication Protocol (CHAP) merupakan salah satu protokol Point

to-Point yang menyediakan layanan otentikasi dengan menggunakan suatu identifier yang

berubah-ubah dan suatu variabel challenge. CHAP digunakan secara periodik untuk

memverifikasi pengguna atau host network menggunakan suatu metode yang dinamakan 3-way

handshake. Proses ini dilakukan selama inisialisasi l ink establishment. Dan sewaktu-waktu bisa

saja diulang setelah hubungan telah terbentuk. Berikut di bawah ini proses yang terjadi pada

protokol CHAP :

1. Setelah fase link establishment selesai, otentikator mengirimkan sebuah pesan challenge

ke peer atau pasangan usernya.

2. Peer meresponnya dengan menghitung suatu nilai hash-nya.

Page 37: Laporan Akhir Diagnosa Wan

3. Otentikator merespon nilai hash tersebut, kemudian membandingkannya. Jika nilai hash-nya

sama, maka otentikasi valid, sebaliknya koneksi bisa saja diputus.

4. Pada interval tertentu (ditentukan secara acak), otentikator mengirimkan suatu challenge

baru kepada peer dan peer meresponnya seperti pada tahap (2).

5. Begitupun dengan otentikator merespon nilai hash tersebut seperti pada tahap (3).

3. ALAT DAN BAHAN

2 PC

OS WINDOWS

2 Router Cisco

1 Kabel Serial

1 Converter Male dan 1 Female port

2 buah Kabel UTP dengan susunan Straight Thru

4. LANGKAH KERJA

Buat Topologi yang akan dikonfigurasi :

Persiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

Koneksikan kedua Pc yang akan menjadi remote dengan Cisco Router

Pada pc remote , masuk ke hyper terminal dan konfigurasi seperti di bawah ini :

Page 38: Laporan Akhir Diagnosa Wan
Page 39: Laporan Akhir Diagnosa Wan

Lalu konfigurasi Router seperti di bawah ini :

CHAP Two way :

a. Router 1

b. Router 2

Page 40: Laporan Akhir Diagnosa Wan

PAP Two way :

a. Router 1

b. Router 2

Lakukan uji koneksi menggunakan tools ping

Page 41: Laporan Akhir Diagnosa Wan

5. HASIL KERJA

CHAP Two way

PAP Two way

6. KESIMPULAN

Praktikum chap-pap ini berhasil dengan baik.Dengan melakukan praktikum ini , kami lebih

paham bagaimana cara kerja autentikasi ppp baik Password Authentication Protocol (PAP)

maupun Challenge Handshake Authentication Protocol.

Page 42: Laporan Akhir Diagnosa Wan

Nama : Eddy Gandhi Gunawan Laporan Frame Relay

Pemateri : Bpk Rudi & Ibu Netty Kelas : 3 TKJ A Pelajaran : Diagnosa WAN

SMK N 1 Cimahi Teknik Komputer Dan Jaringan

1. TUJUAN

Mengetahui cara kerja dari frame relay

Mengetahui fungsi dlci pada frame relay

Dapat mengimplementasikan frame relay pada sebuah topologi

Untuk memenuhi tugas mata pelajaran Diagnosa WAN

2. PENDAHULUAN

Frame Relay adalah protokol WAN yang beroperasi pada layer pertama dan kedua dari

model OSI, dan dapat diimplementasikan pada beberapa jenis interface jaringan. Frame relay

adalah teknologi komunikasi berkecepatan tinggi yang telah digunakan pada ribuan jaringan di

seluruh dunia untuk menghubungkan LAN, SNA, Internet dan bahkan aplikasi suara/voice.

Frame relay adalah cara mengirimkan informasi melalui wide area network (WAN) yang

membagi informasi menjadi frame atau paket. Masing-masing frame mempunyai alamat yang

digunakan oleh jaringan untuk menentukan tujuan. Frame-frame akan melewati switch dalam

jaringan frame relay dan dikirimkan melalui “virtual circuit” sampai tujuan.

Fitur Frame Relay

Beberapa fitur frame relay adalah sebagai berikut:

1. Kecepatan tinggi

2. Bandwidth Dinamik

3. Performansi yang baik/ Good Performance

4. Overhead yang rendah dan kehandalah tinggi (High Reliability)

DTE: Data Terminating Equipment

DTE adalah node, biasanya milik end-user dan perangkat internetworking. Perangkat DTE ini

mencakup “endpoint” dan perangkat akses pada jaringan Frame Relay. DTE yang memulai suatu

pertukaran informasi.

DCE: Data Communication Equipment

DCE adalah perangkat “internetworking” pengontrol “carrier”. Perangkat-perangkat ini juga

mencakup perangkat akses, teatpi terpusat di sekitar perangkat jaringan. DCE merespon

pertukaran informasi yang dimulai oleh perangkat DTE

3. ALAT DAN BAHAN

1 Perangkat PC

Simulator packet tracer

Topologi

Page 43: Laporan Akhir Diagnosa Wan

4. LANGKAH KERJA

Buat topologi yang akan diberi frame relay pada simulator packet tracer

Buat scenario untuk topologi tersebut

Konfigurasikan setiap router

Konfigurasi router k7

Page 44: Laporan Akhir Diagnosa Wan

Konfigurasi router k7.1

Konfigurasi router k7.2

Page 45: Laporan Akhir Diagnosa Wan

Konfigurasikan cloud

Konfigurasi cloud serial 0

Konfigurasi cloud serial 1

Page 46: Laporan Akhir Diagnosa Wan

Konfigurasi cloud serial 2

Frame Relay pada cloud

Page 47: Laporan Akhir Diagnosa Wan

5. HASIL KERJA

Uji koneksi dari tiap router

Uji koneksi router k7

Uji koneksi router k7.1

Uji koneksi router k7.2

6. KESIMPULAN

Penggunaan frame relay itu yang paling penting adalah pemberian dlci dan maping yg

menentukan dlci mengrimkan paket ke tujuan. Pada proses pemberian nama dlci pun harus

sama hanya 1 pasang saja karena jika nama dlci sama semua akan menyulitkan pada proses

pengiriman data.

Page 48: Laporan Akhir Diagnosa Wan

Nama : Eddy Gandhi Gunawan Laporan Frame Relay Topologi

Real

Tanggal : 2 Mei 2011 Kelas : 3 TKJ A Pemateri : Bpk Rudi & Ibu Netty

SMK Negeri 1 Cimahi Diagnosa WAN

1. TUJUAN

Mengetahui cara kerja dari frame relay

Mengetahui fungsi dlci pada frame relay

Dapat mengimplementasikan frame relay pada sebuah topologi

Untuk memenuhi tugas mata pelajaran Diagnosa WAN

2. PENDAHULUAN

Frame Relay adalah protokol WAN yang beroperasi pada layer pertama dan kedua dari

model OSI, dan dapat diimplementasikan pada beberapa jenis interface jaringan. Frame relay

adalah teknologi komunikasi berkecepatan tinggi yang telah digunakan pada ribuan jaringan di

seluruh dunia untuk menghubungkan LAN, SNA, Internet dan bahkan aplikasi suara/voice.

Frame relay adalah cara mengirimkan informasi melalui wide area network (WAN) yang

membagi informasi menjadi frame atau paket. Masing-masing frame mempunyai alamat yang

digunakan oleh jaringan untuk menentukan tujuan. Frame-frame akan melewati switch dalam

jaringan frame relay dan dikirimkan melalui “virtual circuit” sampai tujuan.

Fitur Frame Relay

Beberapa fitur frame relay adalah sebagai berikut:

5. Kecepatan tinggi

6. Bandwidth Dinamik

7. Performansi yang baik/ Good Performance

8. Overhead yang rendah dan kehandalah tinggi (High Reliability)

DTE: Data Terminating Equipment

DTE adalah node, biasanya milik end-user dan perangkat internetworking. Perangkat DTE ini

mencakup “endpoint” dan perangkat akses pada jaringan Frame Relay. DTE yang memulai suatu

pertukaran informasi.

DCE: Data Communication Equipment

DCE adalah perangkat “internetworking” pengontrol “carrier”. Perangkat-perangkat ini juga

mencakup perangkat akses, teatpi terpusat di sekitar perangkat jaringan. DCE merespon

pertukaran informasi yang dimulai oleh perangkat DTE

3. ALAT DAN BAHAN

1 Perangkat PC

Simulator packet tracer

Topologi Real

Page 49: Laporan Akhir Diagnosa Wan

4. LANGKAH KERJA

1. Topologi

2. Skenario

Hubungkan kedua router tersebut sesuai dengan scenario diatas

Page 50: Laporan Akhir Diagnosa Wan

3. Konfigurasi

Konfigurasikan ip , clock rate , serta frame relay pada router_browsing sesuai

dengan data di atas seperti dibawah ini :

Konfigurasikan ip , clock rate , serta frame relay pada router_game sesuai

dengan data di atas seperti dibawah ini :

Page 51: Laporan Akhir Diagnosa Wan

Konfigurasikan frame relay pada cloud seperti gambar dibawah ini :

Page 52: Laporan Akhir Diagnosa Wan

5. HASIL KERJA

Ping dari router_browsing ke router_game

Page 53: Laporan Akhir Diagnosa Wan

Ping dari router_game ke router_browsing

6. KESIMPULAN

Dengan melakukan praktikum ini kita dapat memahami materi frame relay lebih banyak lagi.

Selain dari pada itu kita dapat menkonfigurasi dengan menggunakan simulator (packet tracer) dan

mengimplementasikan materi frame relay pada topologi implementasi yang telah kita dapatkan.

Page 54: Laporan Akhir Diagnosa Wan

Nama : Eddy Gandhi Gunawan VPN(VIRTUAL PRIVATE NETWORK) PADA

UBUNTU 10.04

Tanggal : 3 Juni 2011

Kelas : 3 TKJ A Pemateri : Pak Rudi & Ibuu Netty

No Absen : 08 DIAGNOSA WAN

1. TUJUAN

Mengetahui fungsi dari vpn

Mengetahui cara kerja dari vpn

Mampu mengimplementasikan vpn tersebut

2. PENDAHULUAN

VPN adalah singkatan dari virtual private network, yaitu jaringan pribadi (bukan untuk akses umum) yang menggunakan medium nonpribadi (misalnya internet) untuk

menghubungkan antar remote-site secara aman. Perlu penerapan teknologi tertentu agar walaupun menggunakan medium yang umum, tetapi traffic (lalu lintas) antar remote-site tidak dapat disadap dengan mudah, juga tidak memungkinkan pihak lain untuk menyusupkan traffic yang tidak semestinya ke dalam remote-site.

3. ALAT & BAHAN

Virtualbox

Iso Ubuntu Server 10.04

Iso Mikrotik

4. LANGKAH KERJA

Topologi yang akan digunakan ialah :

Page 55: Laporan Akhir Diagnosa Wan

Skenario :“Network A dan Network B ingin terkoneksi satu sama lain

menggunakan vpn”

Install 4 buah ubuntu server(2 router dan 2 client )dan 1 mikrotik pada Virtual Box

Pastikan untuk setiap os yang menjadi router (2 ubuntu, 1 mikrotik) menggunakan

2 buah interface

Setting agar setiap os baik router maupun client menggunakan “Host Only

Adapter” pada interfacenya

Setelah selesai menginstall mikrotik , login dan buat konfigurasi ip serta routing

seperti di bawah ini :

Pada Router vpn 1, masukan modul ip_gre agar os dapat melakukan

tunneling dengan cara mengedit file /etc/rc.local/ seperti gambar dibawah

ini :

Nama Interface Alamat IP

Mikrotik ether 1 192.168.100.1/24 ether2 190.168.200.1/24

Router vpn1 eth7 10.10.10.1/24 eth1_rename 192.168.100.2/25

tun1 172.16.1.1/30 Router vpn2 eth8 20.20.20.1/24

eth1_rename 192.168.200.2/24

tun1 172.16.1.2/30

Client1 eth0 20.20.20.2/24 Client2 eth0 10.10.10.7/24

Page 56: Laporan Akhir Diagnosa Wan

Gunakan perintah #/etc/init.d/rc.local untuk merestart file /etc/rc.local

Jika berhasil, maka setelah menggunakan perintah# ifconfig -a akan muncul

interface gre

Selanjutnya konfigurasi masing-masing interface , tambahkan konfigurasi

interface tun, dan static routing pada file /etc/network/interfaces menggunakan

nano :

Restart networking dengan perintah #/etc/init.d/networking restart

Page 57: Laporan Akhir Diagnosa Wan

Jika berhasil maka interface tun1 akan muncul

Tambahkan ip forwarding dengan mengedit file /etc/sysctl.conf edit baris

Restart kembali networking

Lakukan hal yang sama seperti Router vpn 1,pada Router vpn 2 , masukan modul

ip_gre

restart /etc/rc.local

edit file /etc/network/interfaces

Page 58: Laporan Akhir Diagnosa Wan

Restart networking

Tambahkan ip forwarding pada /etc/sysctl.conf

restart kembali networking

konfigurasikan ip pada client 1 dengan mengedit file /etc/network/interfaces

Page 59: Laporan Akhir Diagnosa Wan

restart networking

konfigurasikan ip pada client 2 dengan mengedit file /etc/network/interfaces

restart networking

5. HASIL KERJA

Lakukan ping dan traceroute dari client1 ke client2

Sebelum

VPN

Setelah VPN

Page 60: Laporan Akhir Diagnosa Wan

Lakukan ping dan traceroute dari client2 ke client1

6. KESIMPULAN

Dengan melakukan praktek ini kami mampu membuat jalur cepat dalam proses

pengiriman data dari LAN 1 ke LAN 2 serta dapat mengurangi hop dengan menggunakan

VPN

Sebelum

VPN

Setelah VPN