laporan akhir

42
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM ANALISIS FARMASI II PENETAPAN KADAR ZAT AKTIF DALAM PENETAPAN KADAR ZAT AKTIF DALAM SEDIAAN TUNGGAL (PENETAPAN NATRIUM DIKLOFENAK DALAM TABLET DENGAN SPEKTROFOTOMETRI UV- VIS) Kelompok I Golongan III I Kadek Yudiastra (1208505068) Ni Kadek Ayu Suryani (1208505069) Ni Nyoman Tri Nur Permata Sari.S (1208505070) Simasti Ainnurrahmah (1108505003)

Upload: ikadekastra

Post on 19-Jul-2016

88 views

Category:

Documents


21 download

DESCRIPTION

penetapan kadar natrium diklofenat dengan metode spektrofotometriuv-visible

TRANSCRIPT

Page 1: laporan akhir

LAPORAN AKHIR

PRAKTIKUM ANALISIS FARMASI II

PENETAPAN KADAR ZAT AKTIF DALAM

PENETAPAN KADAR ZAT AKTIF DALAM SEDIAAN

TUNGGAL (PENETAPAN NATRIUM DIKLOFENAK

DALAM TABLET DENGAN SPEKTROFOTOMETRI

UV-VIS)

Kelompok I

Golongan III

I Kadek Yudiastra (1208505068)

Ni Kadek Ayu Suryani (1208505069)

Ni Nyoman Tri Nur Permata Sari.S (1208505070)

Simasti Ainnurrahmah (1108505003)

JURUSAN FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU

PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS UDAYANA

2014

Page 2: laporan akhir

PENETAPAN KADAR ZAT AKTIF DALAM SEDIAAN TUNGGAL

(PENETAPAN NATRIUM DIKLOFENAK DALAM TABLET DENGAN

SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS)

I. TUJUAN

Menetapkan kadar natrium diklofenak dalam tablet dengan metode

spektrofotometri uv-visibel.

II. DASAR TEORI

2.1 Natrium Diklofenak

Natrium Diklofenak Tablet Extended-Rilis mengandung tidak kurang dari

90,0% dan tidak lebih dari 110.0% berlabel jumlah natrium diklofenak, dikemas

dalam wadah tertutup baik, dan disimpan pada suhu kamar, serta terlindung dari

cahaya. Natrium Diklofenak Tablet Extended-Rilis memiliki pemerian berwarna

putih, higroskopis, bubuk Kristal, meleleh pada suhu ± 284°, larut dalam

methanol, larut dalam etanol, sedikit larut dalam air, praktis tidak larut dalam

kloroform dan eter (USP, 2006).

Gambar 1.Struktur kimia sodium diklofenat

(Monzón, C. M., M. C. Sarno and M. R. Delfino, 2012)

Natrium diklofenak (2-[2-[(2,6-dichlorophenyl) amino] fenil] asetat)

memiliki nama lain Sodium diklofenat adalah Obat Non-steroid Anti-inflamasi

(NSAID) yang digunakan untuk mengurangi peradangan, dan sebagai analgesic

mengurangi rasa sakit, di kondisi medis seperti osteoarthritis, rheumatoid arthritis

dan ankylosing spondylitis. Natrium diklofenak memiliki volume distribusi

sebesar 1,4 L/Kg, dimana 99% terikat dengan protein serum manusia dan

1

Page 3: laporan akhir

berdifusi dalam cairan synovial (cairan sendi) serta obat ini dieliminasi melalui

urin (Monzón, C. M., M. C. Sarno and M. R. Delfino, 2012; Hassan, S. S., S.

H.Yunus, and A.Latif, 2010).

Bentuk senyawa yang aktif sebagai anti-inflamasi adalah bentuk garam

natrium dan garam dietil amonium. Diklofenak dapat mengiritasi lambung dan

mengalami first past metabolism sehingga hanya 50% obat yang mencapai

sirkulasi sistemik bila diberikan peroral. Natrium diklofenak memiliki spectrum

ultraviolet pada panjang gelombang 275 nm dengan nilaiA11= 351 b pada larutan

alkali dan A11= 309 b pada larutan asam (Anggraeni, Y., et al., 2012; Moffat, et

al., 2005).

2.2 Spektrofotometri UV-Vis

Prinsip spektrofotometri UV-Vis berdasarkan pengukuran serapan cahaya

atau radiasi elektromagnetik oleh suatu senyawa atau analit pada daerah

ultraviolet dan sinar tampak. Spektrum UV-Vis yang merupakan korelasi antara

absorbansi (sebagai ordinat) dan panjang gelombang sebagai (absis) bukan

merupakan garis spektrum akan tetapi merupakan suatu pita spektrum.

Terbentuknya pita spektrum UV-Vis tersebut disebabkan oleh terjadinya eksitasi

elektronik lebih dari satu macam pada gugus molekul yang sangat kompleks

(Gandjar dan Rohman, 2007).

Penyerapan (absorpsi) sinar UV dan sinar tampak pada umumnya dihasilkan

oleh eksitasi elektron-elektron ikatan, akibatnya panjang gelombang pita yang

mengabsorbsi dapat dihubungkan dengan ikatan yang mungkin ada dalam suatu

molekul. Dalam kebanyakan molekul organik (kebanyakan senyawa obat adalah

senyawa organik), elektron yang terlibat pada penyerapan radiasi UV-Vis ini ada

tiga, yaitu elektron sigma (δ), elektron phi (π) , dan elektron bukan ikatan atau non

bonding electron (n). Elektron phi (π) terdapat dalam ikatan rangkap. Dalam

molekul organik yang berikatan rangkap, terdapat dua macam orbital, yaitu orbital

sigma (mengandung sepasang elektron) dan orbital phi (mempunyai sepasang

elektron). Sementara itu, elektron bukan ikatan (elektron n = non bonding

elektron) merupakan elektron yang tidak ikut serta dalam pembentukan ikatan

2

Page 4: laporan akhir

kimia dalam molekul. Non bonding elektron ini biasanya terdapat disekitar atom

N, O, S, dan halogen (Gandjar dan Rohman, 2012).

Spektra UV-Vis dapat digunakan untuk informasi kualitatif dan sekaligus

dapat digunakan untuk analisis kuantitatif. Dalam aspek kuantitatif, suatu berkas

radiasi dikenakan pada cuplikan (larutan sampel) dan intensitas sinar radiasi yang

diteruskan diukur besarnya. Radiasi yang diserap oleh cuplikan ditentukan dengan

membandingkan intensitas sinar yang diteruskan dengan intensitas sinar yang

diserap jika tidak ada spesies penyerapan lainnya. Intensitas atau kekuatan radiasi

cahaya sebanding dengan jumLah foton yang melalui satu satuan luas penampang

perdetik. Serapan dapat terjadi jika foton atau radiasi yang mengenai cuplikan

memiliki energi yang sama dengan energi yang dibutuhkan untuk menyebabkan

terjadinya perubahan tenaga. Kekuatan radiasi juga mengalami penurunan dengan

adanya penghamburan dan pemantulan cahaya, akan tetapi penurunan karena hal

ini sangat kecil dibandingkan dengan proses penyerapan (Gandjar dan Rohman,

2007).

Transisi-transisi elektronik yang terjadi di antara tingkat-tingkat energi di

dalam suatu molekul ada 4, yaitu transisi sigma-sigma star (σ® σ*) yang

melibatkan elektron sigma: transisi n-sigma star (n® σ*); transisi n-phi star (n®

π*) yang melibatkan elektron tidak berpasangan dan transisi phi-phi star (π® π*)

yang melibatkan elektron phi (Gandjar dan Rohman, 2012).

Spektrofotometri adalah sebuah metode analisis untuk mengukur

konsentrasi suatu senyawa berdasarkan kemampuan senyawa tersebut

mengabsorbsi berkas sinar atau cahaya. Spektrofotometri adalah alat yang terdiri

dari spektrofotometer dan fotometer. Spektrofotometer menghasilkan sinar dari

spektrum dengan panjang gelombang tertentu, sementara fotometer adalah alat

pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau diabsorpsi. Istilah

spektrofotometri berhubungan dengan pengukuran energi radiasi yang diserap

oleh suatu sistem sebagai fungsi panjang gelombang dari radiasi maupun

pengukuran panjang absorpsi terisolasi pada suatu panjang gelombang tertentu

(Day dan Underwood, 1981).

3

Page 5: laporan akhir

Hukum Lambert–Beer menyatakan bahwa intensitas yang diteruskan oleh

larutan zat penyerap berbanding lurus dengan tebal dan konsentrasi larutan, yang

dapat dirumuskan dengan :

Keterangan :

A = absorban

ε = absorptivitas (M-1cm-1)

b = tebal kuvet (1cm)

c = konsentrasi (M)

Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dalam analisis spektrofotometri

UV-Vis adalah :

a. Pembentukan molekul yang dapat menyerap sinar UV-Vis

b. Waktu Operasional

c. Pemilihan Panjang Gelombang

d. Pembuatan Kurva Baku

e. Pembacaan Absorbansi Sampel atau Cuplikan

(Gandjar dan Rohman, 2007).

III. ALAT DAN BAHAN

3.1 Alat

- Spektrofotometri UV-visible

- Kuvet

- Gelas beaker

- Pipet tetes

- Ball filler

- Labu ukur 10 mL, 25 mL, 100 mL

- Alat sonifikasi

3.2 Bahan

- Metanol

- Tablet natrium diklofenak

4

A = ε.b.c

Page 6: laporan akhir

IV. PROSEDUR KERJA

4.1 Penyusunan Larutan Stok Standar 1 mg/ml

Larutan standar natrium diklofenak dibuat dengan melarutkan natrium

diklofenak 10 mg dalam 10 ml metanol dimasukkan ke dalam labu ukur

10 mL dan volume dibuat sampai dengan 10 mL dengan pelarut. Larutan

yang dihasilkan kira-kira 1000 μg/mL.

4.2 Penyusunan Larutan Stok Standar 500 μg/mL

4.2.1 Perhitungan pembuatan 10 mL larutan natrium diklofenak 500 µg/mL dari

larutan stok natrium diklofenak 1000 µg/mL

Diketahui : Konsentrasi stok natrium diklofenak = 1000 µg/mL

Konsentrasi natrium diklofenak yang dibuat = 500 µg/mL

Volume natrium diklofenak 500 µg/mL = 10 mL

Ditanya : Volume larutan stok natrium diklofenak yang dipipet = ?

Penyelesaian :

C1 x V1 = C2 x V2

1000 µg/mL x V1 = 500 µg/mL x 10 mL

V1 =

V1 = 5 mL

4.2.2 Cara Kerja :

Larutan standar natrium diklofenak dibuat dengan mengambil dengan

pipet 5 ml larutan sok natrium diklofenat 1000 µg/mL diencerkan dalam

10 ml metanol dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL dan volume dibuat

sampai dengan 10 mL dengan pelarut. Larutan yang dihasilkan kira-kira

500 μg/mL.

4.3 Pembuatan Larutan Seri4.3.1 Penentuan Rentang Larutan Seri

Berdasarkan literatur, rentang absorbansi dengan kesalahan terkecil pada

metode validasi adalah 0,2 – 0,8 (Gandjar dan Rohman, 2007), sehingga

5

Page 7: laporan akhir

dalam praktikum ini akan dibuat beberapa larutan standar yang

memberikan nilai absorbansi dalam rentang 0,2 – 0,8.

Larutan stok natrium diklofenat 500 µg/mL

Rentang konsentrasi :

Absorbansi minimum = 0,2

A = .b.c

0,2 = 309 L mol -1 cm -1 × 1 cm × c

C =

C = 6,4 x 10-4 g/100 mL

C = 6,4 µg/mL

Volume larutan stok 10 µg/mL yang diperlukan untuk membuat larutan

konsentrasi 6,4 µg/mL yaitu :

C1 x V1 = C2 x V2

500 µg/mL x V1 = 6,4 µg/mL x 10 mL

V1 =

V1 = 0,64 mL

Absorbansi maksimum = 0,8

A = .b.c

0,8 = 309 L mol -1 cm -1 × 1 cm × c

C =

C = 2,58 x 10-3 g/100 mL

C = 25 µg/mL

Volume larutan stok 10 µg/mL yang diperlukan untuk membuat larutan

konsentrasi 25 µg/mL yaitu :

C1 x V1 = C2 x V2

500 µg/mL x V1 = 25 µg/mL x 10 mL

6

Page 8: laporan akhir

V1 =

V1 = 0,5 mL

Namun untuk memudahkan dalam pemipetan, maka dibuat larutan standar

dengan konsentrasi yaitu 5 µg/mL; 10 µg/mL; 15 µg/mL; 20 µg/mL; dan

25 µg/mL.

4.3.2 Perhitungan

4.3.2.1 Pembuatan 10 mL larutan natrium diklofenak 5 µg/mL dari larutan stok

natrium diklofenak 500 µg/mL

Diketahui : Konsentrasi stok natrium diklofenak = 500 µg/mL

Konsentrasi natrium diklofenak yang dibuat = 5 µg/mL

Volume natrium diklofenak 5 µg/ml = 10 mL

Ditanya : Volume larutan stok natrium diklofenak yang dipipet = ?

Penyelesaian :

C1 x V1 = C2 x V2

500 µg/mL x V1 = 5 µg/mL x 10 mL

V1 =

V1 = 0,1 mL

4.3.2.2 Pembuatan 10 mL larutan natrium diklofenak 10 µg/mL dari larutan stok

natrium diklofenak 500 µg/mL

Diketahui : Konsentrasi stok natrium diklofenak = 500 µg/mL

Konsentrasi natrium diklofenak yang dibuat = 10 µg/mL

Volume natrium diklofenak 10 µg/mL = 10 mL

Ditanya : Volume larutan stok natrium diklofenak yang dipipet = ?

Penyelesaian :

7

Page 9: laporan akhir

C1 x V1 = C2 x V2

500 µg/mL x V1 = 10 µg/mL x 10 mL

V1 =

V1 = 0,2 mL

4.3.2.3 Pembuatan 10 mL larutan natrium diklofenak 15 µg/mL dari larutan stok

natrium diklofenak 500 µg/mL

Diketahui : Konsentrasi stok natrium diklofenak = 500 µg/mL

Konsentrasi natrium diklofenak yang dibuat= 15 µg/mL

Volume natrium diklofenak 15 µg/mL = 10 mL

Ditanya : Volume larutan stok natrium diklofenak yang dipipet = ?

Penyelesaian :

C1 x V1 = C2 x V2

500 µg/mL x V1 = 15 µg/mL x 10 mL

V1 =

V1 = 0,3 mL

4.3.2.4 Pembuatan 10 mL larutan natrium diklofenak 20 µg/mL dari larutan stok

natrium diklofenak 500 µg/mL

Diketahui : Konsentrasi stok natrium diklofenak = 500 µg/mL

Konsentrasi natrium diklofenak yang dibuat =20 µg/mL

Volume natrium diklofenak 20 µg/mL = 10 mL

Ditanya : Volume larutan stok natrium diklofenak yang dipipet = ?

Penyelesaian :

C1 x V1 = C2 x V2

8

Page 10: laporan akhir

500 µg/mL x V1 = 20 µg/mL x 10 mL

V1 =

V1 = 0,4 mL

4.3.2.5 Pembuatan 10 mL larutan natrium diklofenak 25 µg/mL dari larutan stok

natrium diklofenak 500 µg/mL

Diketahui : Konsentrasi stok natrium diklofenak = 500 µg/mL

Konsentrasi natrium diklofenak yang dibuat = 25 µg/mL

Volume natrium diklofenak 25 µg/mL = 10 mL

Ditanya : Volume larutan stok natrium diklofenak yang dipipet = ?

Penyelesaian :

C1 x V1 = C2 x V2

500 µg/mL x V1 = 25 µg/mL x 10 mL

V1 =

V1 = 0,5 mL

4.3.3 Cara Kerja

Dibuat maisng – masing 10 ml larutan seri dengan cara dipipet larutan stok

natrium diklofenak stok standar (500 μg/ml) ditambahkan dengan methanol

sehingga memberikan beberapa pengenceran sebesar 5, 10, 15, 20, 25

μg/ml.

4.4 Persiapan Larutan Stok Sampel

4.4.1 Perhitungan pengenceran :

4.4.1.1 Pembuatan 10 mL larutan natrium diklofenak 100 µg/mL dari larutan

sampel natrium diklofenak 1 mg/mL

9

Page 11: laporan akhir

Diketahui : Konsentrasi sampel natrium diklofenak = 1 mg/mL

Konsentrasi natrium diklofenak yang dibuat = 100 µg/mL

Volume natrium diklofenak 100 µg/mL = 10 mL

Ditanya: Volume larutan sampel natrium diklofenak yang dipipet = ?

Penyelesaian :

C1 x V1 = C2 x V2

1 mg/mL x V1 = 100 µg/mL x 10 mL

V1 =

V1 = 1 mL

4.4.2 Cara Kerja :

Tablet natrium diklofenak ditimbang kemudian digerus dan diayak. Serbuk

dilarutkan dalam 25 ml metanol. larutan disonikasi selama 5 menit untuk

benar-benar melarutkan sisa obat dalam bentuk bubuk. Kadar yang

diperoleh diperkirakan 1000 μg/ml. Larutan disaring menggunakan kertas

saring. Larutan di encerkan dengan memipet 1 ml larutan sampel 1000

μg/ml yang volumenya dibuat sampai 10 ml. Kemudian diambil dengan

memipet 1,5 ml larutan sampel 100 μg/ml yang volumenya dibuat sampai

10 ml.

4.5 Penentuan Kadar Natrium DiklofenakDibuat larutan dengan konsentrasi yang memberikan absorbansi 0,434 dimana

pada absorbansi tersebut terjadi kesalahan relatif minimal. Konsentrasi larutan

natrium diklofenat yang harus dibuat adalah :

Natrium diklofenat dalam larutan asam memiliki nilai A11=309

A = b c

10

Page 12: laporan akhir

0,434 = 309 L mol -1 cm -1 × 1 cm × c

c =

c = 1,405 x 10-3 g/100 mL

c = 14 µg/mL

Cara Kerja :

- Diukur absorbansi salah satu larutan seri natrium diklofenak (15 μg/ml)

pada rentang panjang gelombang 220 - 290 nm, ditentukan panjang

gelombang maksimumnya.

- Dilakukan pengukuran absorbansi masing-masing seri larutan standar

pada panjang gelombang maksimum kemudian dibuat kurva kalibrasi dan

persamaan regresi liniernya.

- Diukur absorbansi sampel natrium diklofenak pada panjang gelombang

maksimumnya.

- Ditetapkan kadar natrium diklofenak dengan memanfaatkan persamaan

regresi linear dari 5 variasi larutan standar dan dihitung persentase

perolehan kembali.

V. SKEMA KERJA

5.1 Pembuatan Larutan Stok Natrium Diklofenak

11

Natrium diklofenak 10 mg dilarutkan dalam 10 ml metanol.

Dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL dan volume dibuat

sampai dengan 10 mL.

Larutan yang dihasilkan kira-kira 1000 μg/ml

Diambl dengan pipet 5 ml larutan stok 1000 μg/ml, dimasukkan ke

dalam labu ukur 10 mL dan volume dibuat sampai dengan 10 mL.

Page 13: laporan akhir

5.2 Penyiapan Larutan Sari

5.3 Persiapan Larutan Stok Sampel

Suspensi disonikasi 5 menit kemudian larutan disaring

menggunakan kertas saring.

12

Serbuk sampel natrium diklofenak dilarutkan dalam 25 ml

metanol

Larutan stok standar diencerkan sampai konsentrasi seri 5, 10, 15, 20, 25 μg/ml

Diambil dengan pipet larutan stok standar 500 μg/ml

sebanyak 0,1, 0,2, 0,3, 0,4, dan 0,5 ml

Larutan diencerkan dengan memipet 1 ml larutan sampel 1

mg/ml kemudian di masukkan kedalam labu ukur 10 ml

Masing-masing larutan seri dimasukkan ke dalam labu ukur 10 ml dan ditambahkan etanol sampai tanda batas

Ditambahkan methanol sampai tanda batas sehingga didapat kadar

sampel sebesar 100 μg/ml

Larutan yang dihasilkan kira-kira 500 μg/ml

Page 14: laporan akhir

Larutan diambil dengan memipet 1,5 ml larutan sampel 100 μg/ml

kemudian di masukkan kedalam labu ukur 10 ml

5.4 Penentuan Panjang Gelombang Maksimum Natrium Diklofenak

VI. Data Pengamatan

6.1 Tabel peimbangan dan pengukuran bahan

Tabel 1. Penimbangan bobot tablet natrium diklofenat

Nama Penimbangan (gram)

Tablet 1 0,1813

13

Diukur absorbansi salah satu larutan seri natrium diklofenak

(15 μg/ml)pada rentang panjang gelombang 220 - 290 nm, ditentukan

panjang gelombang maksimumnya.

Dilakukan pengukuran absorbansi masing-masing seri larutan standar

pada panjang gelombang maksimum kemudian dibuat kurva kalibrasi.

Diukur absorbansi sampel natrium diklofenak pada panjang

gelombang maksimum.

Ditetapkan kadar natrium diklofenak dengan persamaan regresi linear

dari 5 variasi larutan standar dan dihitung persentase perolehan

kembali.

Ditambahkan methanol sampai tanda batas

Page 15: laporan akhir

Tablet 2 0,1811

Tablet 3 0,1795

Total 0,5419

Rata-rata 0,180633

6.2 Tabel penentuan λ max

Tabel 2. Pengamatan λ max Larutan Seri Natrium Diklofenak pada rentang

Panjang Gelombang 200 nm - 300 nm dengan konsentrasi 15 µg/ml.

Λ Absorbansi Λ Absorbansi

220 1,455 246 0,284

221 1,396 247 0,269

222 1,355 248 0,257

223 1,272 249 0,250

224 1,219 250 0,245

225 1,155 251 0,245

226 1,088 252 0,247

227 1,020 253 0,253

228 0,949 254 0,262

229 0,889 255 0,271

230 0,821 256 0,286

231 0,760 257 0,301

232 0,702 258 0,320

233 0,648 259 0,341

234 0,608 260 0,364

235 0,568 261 0,388

236 0,532 262 0,413

237 0,499 263 0,439

238 0,470 264 0,466

239 0,443 265 0,491

240 0,419 266 0,521

14

Page 16: laporan akhir

241 0,393 267 0,551

242 0,368 268 0,581

243 0,343 269 0,611

244 0,321 270 0,635

245 0,302 271 0,663

272 0,690 283 0,816

273 0,713 284 0,810

274 0,735 285 0,802

275 0,753 286 0,791

276 0,771 287 0,776

277 0,780 289 0,759

278 0,780 290 0,742

279 0,808

280 0,815

281 0,818

282 0,818

6.3 Data Pengamatan Nilai Absorbansi Sampel dan Masing-Masing Larutan Seri Natrium Diklofenak

Table 3. Nilai absorbansi sampel dan seri

λmax

(nm)

Absorbansi larutan Seri

5

µg/mL

10

µg/mL

15

µg/mL

20

µg/mL

25

µg/mL

Absorbansi

sampel

282 0,362 0,517 0,818 1,045 1,024 0,238

VII. PERHITUNGAN

7.1 Kurva kalibarasi 5 larutan seri

15

Page 17: laporan akhir

7.2 Perhitungan kadar natrium dikofenat pada sampel

Diketahui :

Faktor pengenceran :

F1 =

F2 =

Persamaan regresi linier yang diperoleh dari data diatas :

y = bx + a

y = 0,047x + 0,098

R2 = 0,9867

Absorbansi sampel = 0,238

Ditanya : Konsentrasi sampel ?

Jawab :

Absorbansi = 0,238

y = 0,047x + 0,098

0,238 = 0,047x + 0,098

16

Page 18: laporan akhir

0,047x = 0,238 – 0,098

x =

x = 2,978723 µg/ml

Jadi, konsentrasi natrium diklofenat pada sampel yang diperoleh sebesar

2,978723 µg/mL

Konsentrasi natrium diklofenat dalam ekstraknya:

= Kadar yang diperoleh x F1 x F2

= 2,978723 µg/ml x 10 x 6,667

= 198,5915 µg/ml

Kadar natrium diklofenat tiap tablet :

=

=

= 0,198591 x berat tablet rata-rata

= 0,198591 x 0,180633 gr

= 0,035872 gram

= 35,87215 mg

Jadi, kadar natrium diklofenat tiap tablet adalah 35,87215 mg

Menentukan % Perolehan Kembali

=

=

17

Page 19: laporan akhir

= 71,7443086 %

VIII. Pembahasan

Natrium diklofenak memiliki nama lain Sodium diklofenat adalah Obat

Non-steroid Anti-inflamasi (NSAID) yang digunakan untuk mengurangi

peradangan, dan sebagai analgesic mengurangi rasa sakit, di kondisi medis seperti

osteoarthritis, rheumatoid arthritis dan ankylosing spondylitis (Monzón, C. M.,

M. C. Sarno and M. R. Delfino, 2012; Hassan, S. S., S. H.Yunus, and A.Latif,

2010). Monografi natrium diklofenak baik sebagai bahan baku maupun dalam

bentuk sediaan tablet tidak dijumpai dalam Farmakope Indonesia edisi IV, 1995.

Tetapi dalam USP, monografi Natrium Diklofenak Tablet Extended-Rilis

mengandung tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110.0% yang tertera

pada etiket dan natrium diklofenak penetapan kadarnya dilakukan secara

Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (USP, 2006).

Praktikum ini dilakukan untuk menetapkan kadar natrium diklofenak

dalam tablet dengan metode spektrofotometri uv-visibel. Penetapan kadar natrium

diklofenat dilakukan karena obat ini tersedia dalam bentuk tablet lepas lambat.

Sediaan dalam bentuk tablet harus memenuhi persyaratan yang berlaku seperti

kesesuaian kadar zat aktifnya. Pada pembuatan obat, pemeriksaan kadar zat aktif

merupakan persyaratan yang harus dipenuhi untuk menjamin kualitas sediaan

obat. Sediaan obat yang berkualitas baik akan menunjang tercapainya efek

terapeutik yang diharapkan. Salah satu persyaratan mutu adalah kadar yang

dikandung harus memenuhi persyaratan kadar seperti yang tercantum dalam

Farmakope Indonesia atau buku standar lainnya. Uji kesesuaian kadar zat aktif

penting mengingat hal ini akan berkaitan langsung dengan dosis yang akan

diterima oleh pasien dan dengan dilakukan pengukuran kadar tablet natrium

diklofenat ini bermanfaat dalam kontrol kualitas produk tablet natrium diklofenat

tunggal yang beredar di pasaran. Sehingga akan memudahkan produsen untuk

menarik tablet-tablet tersebut dari pasaran bila terdapat penyimpangan kualitas

hingga menimbulkan perbedaan kadar zat aktif dari yang seharusnya pada tablet-

18

Page 20: laporan akhir

tablet tersebut. Tablet natrium diklofenat tunggal yang digunakan adalah pada

etiket tertera kadar tiap tabletnya adalah 50 mg.

Penetapan kadar natrium diklofenat dilakukan dengan metode

spektrofotometri UV-visible. Metode ini dipilih karena berdasarkan srtuktur kimia

natrium diklofenat memiliki gugus kromofor dan gugus auksokrom sehingga

senyawa ini dapat menyerap radiasi pada daerah UV dan visible. Kromofor

merupakan semua gugus atau atom dalam senyawa rganik yang mempu menyerap

sinar ultraviolet dan sinar tampak. Auksokrom merupakan gugus fungsional yang

mempunyai elektron bebas, seperti: OH; -O; -NH2; dan –OCH3 yang memberikan

transisi n π* (Gandjar dan Rohman, 2007). Natrium diklofenat memiliki gugus

kromofor yaitu ikatan rangkap terkonjugasi yang terdapat pada 2 (dua) cincin

benzene selain itu senyawa ini juga memiliki gugus kromofor yaitu: -O dan -N.

Selain itu penetapan kadar dengan spektrofotometri UV-Visible, dari segi

peralatan dan pengerjaan relatif lebih sederhana dan lebih mudah bila

dibandingkan dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (HPLC) dan analisis yang

akan dilakukan hanya analisis kuantitatif komponen tunggal sehingga penetapan

kadar natrium diklofenat dapat dilakukan dengan metode spektrofotometri UV-

visible. Spektrofotometri UV-visible dapat digunakan untuk analisis kuantitatif

berdasarkan hasil spectra absorbs yang diperoleh dimana spectra ini muncul

berdasarkan benyaknya sinar yang diabsorpsi pada panjang gelombang tertentu

sebanding dengan banyaknya molekul yang menyerap radiasi (Gandjar dan

Rohman, 2007).

Pada analisis komponen tunggal, jika absorpsi suatu seri konsentrasi

larutan diukur pada panjang gelombang, suhu, kondisi pelarut yang sama; dan

absorbansi masing-masing larutan diplotkan terhadap konsentrasinya maka suatu

garis lurus akan teramati sesuai dengan persamaan A = єbc. Grafik ini disebut

dengan plot hukum Lambert-Beer dan jika garis yang dihasilkan merupakan suatu

garis lurus maka dapat dikatakan bahwa hukum Lambert-Beer dipenuhi pada

kisaran konsentrasi yang diamati (Gandjar dan Rohman, 2007).

Praktikum penetapan kadar natrium diklofenat dilakukan dengan metode

spektrofotometri UV-visible yang diawali dengan membuatan larutan stok baku

19

Page 21: laporan akhir

pembanding dengan konsentrasi 1 dan pelarut yang digunaan adalah

metanol. Metanol digunakan sebagai pelarut karena Natrium Diklofenak larut

dalam methanol, larut dalam etanol, sedikit larut dalam air, praktis tidak larut

dalam kloroform dan eter (USP, 2006). Selain itu metanol juga tidak menyerap

cukup banyak dalam daerah ultraviolet dan cahaya tampak yaitu memiliki titik

batas transparansi minimum sebesar 210 nm pada daerah ultraviolet dan cahaya

tampak sehingga pelarut metanol yang digunakan dalam prosedur

spektrofotometrik tidak menimbulkan masalah saat pengukuran pada daerah

spektrum natrium diklofenat (Underwood and Day, 1998). Gugus OH dari

metanol juga bertindak sebagai auksokrom yang membantu menciptakan

delokalisasi dalam struktur benzene natrium diklofenat sera dapat

mengoptimalkan penyerapan radiasi elektromagnetik oleh molekul natrium

diklofenat (Gandjar dan Rohman, 2007).Larutan stok standar yang telah dibuat

selanjutnya akan digunakan untuk membuat larutan seri. Pembuatan larutan seri

berfungsi sebagai plot dalam pembauatan kurva kalibrasi selain itu larutan seri

dibuat dari larutan standar sehingga korva yang dihasilkan dapat digunakan untuk

menentukan kadar anait pada sampel.

Untuk menentukan rentang larutan seri dilakukan perhitungan dengan

rumus A = є.b.c dimana absorbansi yang digunakan adalah absorbansi yang

menunjukkan terjadinya kesalahan terkecil, yaitu pada 0,434 A. Konsentrasi

larutan yang diperoleh adalah 14 µg/mL. Selain itu untuk menentukan rentang

larutan seri dilakukan uji uji linearitas dengan pembuatan seri larutan standar

natrium diklofenat yang memberikan rentang absorbansi 0,2 - 0,8. Linieritas

merupakan kemampuan suatu metode untuk memperoleh hasil-hasil uji yang

secara langsung proporsional dengan konsentrasi analit pada kisaran yang

diberikan (Gandjar dan Rohman, 2007). Rentang absorbansi ini dipilih karena

absorban yang terbaca pada spektrofotometer hendaknya antara 0,2 sampai 0,8

atau jika dibaca dengan transmitan sebesar 15% sampai 70%, di mana pada nilai

tersebut terjadi kesalahan pembacaan transmitan terkecil, yaitu 0,005 atau 0,5%

20

Page 22: laporan akhir

(kesalahan fotometrik) (Gandjar dan Rohman, 2007). Dari perhitungan, diperoleh

rentang konsentrasi dari 6,4 µg/mL - 25 µg/mL. untuk memudahkan pengambilan

maka rentang keelima seri larutan standar yang dibuat memiliki konsentrasi

berturut-turut 5 µg/mL, 10 µg/mL, 15 µg/mL, 20 µg/mL, dan 25 µg/mL. Pada

praktikum ini kadar sampel yang dibuat sebesar 15 µg/mL sehingga kadar ini

berada pada rentang seri standar natrium dklofena yang dibuat. Untuk membuat

larutan seri ini dilakukan pengenceran yaitu, diambil dengan pipet larutan baku

natrium diklofenat 500 µg/mL, berturut-turut sebanyak 0,1 mL; 0,2 mL; 0,3 mL;

0,4 mL; dan 0,5 mL kemudian dimasukkan ke dalam labu takar 10 mL,

ditambahkan metanol hingga tanda batas dan digojog hingga homogen.

Dari kelima larutan seritersebut dipilh salah satu larutan seri yang

selanjutnya dilakukan penentuan panjang gelombang maksimum, yang mana

panjang gelombang ini akan digunakan untuk pengukuran ddalam menentukan

absorbansi sehingga konsentrasi sampel dapat ditentukan. Pemilihan panjang

gelombang maksimum untuk pengukuran didasarkan atas beberapa alasan yaitu;

pada panjang gelombang maksimal kepekaannya juga maksimal karena pada

panjang gelombang maksimal tersebut, perubahan absorbansi untuk setiap satuan

konsentrasi adalah yang paling besar. Di sekitar panjang gelombang maksimal,

bentuk kurva absorbansi datar dan pada kondisi tersebut hukum Lambert-Beer

akan terpenuhi. Jika dilakukan pengukuran ulang maka kesalahan yang

disebabkan oleh pemasangan ulang panjang gelombang akan kecil sekali ketika

digunakan panjang gelombang maksimal (Gandjar dan Rohman, 2007). Pada

panjang gelombang maksimum kurva absorbansi vs panjang gelombang berbentuk

datar sehingga jika dilakukan pengukuran ulang dengan memasang panjang

gelombang maksimum ini akan memberikan perbedaan absorbansi yang tidak

signifikan. Jika diukur pada panjang gelombang di lembah, akan terjadi perbedaan

besar dari hasil absorbansinya dan data yang diperoleh menjadi tidak akurat.

Larutan standar seri yang telah siap lalu diukur dari panjang gelombang

220 nm hingga 290 nm. Pengukuran dilakukan pada panjang gelombang ini

karena pada rentang panjang gelombang tersebut terdapat panjang gelombang

maksimum natrium diklofenat pada 275 nm dengan nilaiA11= 351 b pada larutan

21

Page 23: laporan akhir

alkali dan A11= 309 b pada larutan asam (Moffat et al, 2005). Sebelum dilakukan

pengukuran alat spektrofotometri terlebih dahulu dikalibrasi dengan

menggunakan larutan blanko. Tujuan digunakannya larutan blanko adalah untuk

koreksi serapan yang disebabkan oleh pelarut, pereaksi, ataupun pengaturan alat

(Depkes RI, 1979). Larutan blanko yang digunakan harus sama dengan pelarut

yang digunakan dalam melarutkan sampel, dan dalam hal ini larutan blanko yang

digunakan adalah metanol.

Dari pengukuran diperoleh panjang gelombang maksimum natrium

diklofenat sebesar 282 nm dengan absorbansi 0,818 A. Panjang gelombang

maksimum yang diperoleh idak sama dengan pustaka tetapi sudah mendekati

panjang gelombang di pustaka, dimana panjang gelombang maksimum untuk

natrium diklofenat adalah 275 nm (Moffat et al, 2005). Terjadinya pergeseran

panjang gelombang maksimum ini disebabkan oleh beberapa hal yaitu; pelarut

dan struktur molekul kimia yang mengandung kromofor (gandjar dan rohman,

2007). Pelarut mempengaruhi pergeseran pita absorpsi menuju kepanjang

gelombang yang lebih besar karena metanol yang di gunakan sebagai pelarut

memiliki gugus –OH yang memberikan transisi transisi n π* dan Natrium

diklofenat memiliki 2 (dua) cincin benzene yang dapat mengalami efek

delokalisasi sehingga menyebabkan penurunan tingkat energy π* dan memberikan

pengurangan karakter anti ikatan selain itu senyawa ini juga memiliki gugus

auksokrom yaitu: -O dan –N yang menyebabkan terjadinya pergeseran

batokromik.

Pada panjang gelombang maksimum yang diperoleh dilakukan

pengukuran absorbansi untuk kempat larutan seri yang lain. Adapun nilai

absorbansi larutan standar natrium diklofenat pada panjang gelombang 282 nm

berturut-turut adalah 0,362 A; 0,517 A; 0,818 A; 1,045 A; dan 1,024 A.

Berdasarkan absorbansi tersebut dibuat kurva kalibrasi antara absorbansi dengan

konsentrasi larutan standar seri natrium diklofenat, sebagai berikut:

22

Page 24: laporan akhir

Kurva kalibrasi larutan seri di atas menggunakan empat titik konsentrasi

karena apabia menggunakan 5 titik konsentrasi maka hasil absorbansi yang

didapat tidak linier sedangkan jika garis yang dihasilkan merupakan suatu garis

lurus maka dapat dikatakan bahwa hukum Lambert-Beer dipenuhi pada kisaran

konsentrasi yang teramati (Gandjar dan Rohman, 2007). Dari 4 titik pada kurva

diatas didapatkan garis yang cukup linier dengan nilai R2 = 0,9867. Dari nilai

koefisien korelasi (r) dapat dikatakan bahwa konsentrasi dari larutan standar

sudah memenuhi linieritas. Menurut Harmita (2004) hubungan linier yang ideal

dicapai jika nilai b = 0 dan r = + 1 atau -1 tergantung dari arah garis. ). Adanya

sedikit penyimpangan pada kurva diakibatkan oleh kekuatan ion yang tinggi,

perubahan suhu, serta reaksi ikutan yang terjadi (Gandjar dan Rohman, 2007).

Persamaan regresi digunakan untuk menghitung kadar sampel. Sebelum

dilakukan penetapan kadar sampel, terlebih dahulu dilakukan preparasi sampel

yaitu ekstraksi tablet natrium diklofenat. Ekstraksi ini dilakukan untuk menarik

zat aktif dari tabletnya sehingga berada dalam bentuk larutan, selain itu ekstraksi

juga dilakukan untuk menghilangkan komponen-komponen penyusun tablet yang

lain seperti bahan pengikat, pengeras,dan lain-lain, sehingga tidak mengganggu

serapannya ketika dilakukan pengukuran pada spektrofotometri UV-Vis. Tiga

tablet paracetamol ditimbang masing-masing untuk mengetahui keseragaman

bobot tablet dan untuk mengetahui massa tablet yang mengandung sejumlah zat

23

Page 25: laporan akhir

aktif. Tiga tablet tersebut digerus bersamaan dan diambil sebanyak 25 mg.

Penggunaan 3 tablet natrium diklofenat bertujuan meningkatkan kehomogenan

kandungan zat aktif pada setiap tablet, karena antara satu tablet dengan tablet lain

belum tentu mengandung zat aktif dalam jumlah yang sama dan apabila

menggunakan satu tablet, belum dapat mewakili kadar natrium diklofenat pada

sebagian besar tablet, karena dalam tablet masih mengandung beberapa zat

tambahan yang dapat mengganggu hasil analisis. Proses selanjutnya dilakukan

dengan teknik ekstraksi untuk memisahkan natrium diklofenat dari eksipien yang

digunakan dalam pembuatannya. Pelarut yang digunakan dalam praktikum kali ini

adalah metanol kaena zat aktif (natrium diklofenat) larut dalam methanol, larut

dalam etanol, sedikit larut dalam air, praktis tidak larut dalam kloroform dan eter

(USP, 2006). Serbuk yang diperoleh dimasukkan kedalam erlenyer 25 ml

kemudian ditambahkan 25 ml metanol selanjutnya disonifikasi selama 5 menit.

Sonifikasi bertujuan untuk memperluas kontak antara pelarut dengan sampel

sehingga mempercepat pelarutan dari serbuknatrium diklofenat. Ekstrak yang

diperoleh disaring dengan kertas saring whatman. Tujuan penyaringan disini

karena sampel yang digunakan dalam bentuk tablet maka terdapat salut-salut yang

dapat mengganggu dalam proses analisis selanjutnya dan untuk memisahkan zat-

zat pengotor atau zat tambahan yang tidak terlarut oleh metanol sehingga tidak

mengganggu pembacaan serapan dalam spektrofotometri.

Larutan yang telah disaring diambil 1 mL lalu ditambahkan larutan

metanol sampai 10 mL kemudian larutan sampel diencerkan kembali dengan

mengambil dengan pipet 1,5 larutan sampel hasil pengenceran 1 kemudian

ditambah dengan metanol sampai 10 ml. Tujuan dua kali dilakukan pengenceran

adalah untuk mengkondisikan larutan sampel supaya konsentrasi dari larutan

sampel dapat dengan teliti diukur absorbansinya dengan metode spektrofotometri

uv-visibel Hasil ekstraksi sampel natrium diklofenat diukur absorbansinya pada

panjang gelombang maksimumnya yaitu 282 nm. Absorbansi sampel yang

diperoleh yakni 0,238 A. Dari nilai absorbansi ini dapat dihitung kadar natrium

diklofenat dengan menggunakan persamaan regresi linear yang diperoleh pada

kurva kalibrasi larutan standar natrium diklofenat.

24

Page 26: laporan akhir

Nilai absorbansi sampel yang diperoleh (0,238 A) tidak berada berada

rentang absorbansi seri yang digunakan. Hal ini di sebabkan oleh tidak

dilakukannya pengukuran penyetaraan konsentrasi sampel yang digunakan dalam

sampel. 1 tablet natrium diklofenat memiliki kekuatan sebesar 50 mg dengan

bobot rata-rat 0,180633 gram. Perlu diingat bahwa pada tablet terdapat zat

tambahan lain seperti zat pengisi, zat sehingga bobot 1 tablet sampel bukan bobot

kekuatan zat aktif pada sampel tersebut. Penyetaraan kosentrasi sampel dilakukan

dengan kekuatan zat aktif dalam suatu tablet dibagi dengan rata-rata bobot tiap

tablet kemudian di kali dengan serbuk tablet yang akan dianalisis.

Dari nilai absorbansi ini dapat dihitung kadar natrium diklofenat dengan

menggunakan persamaan regresi linear yang diperoleh pada kurva kalibrasi

larutan standar. Kadar natrium diklofenat pada sampel sebesar 2,978723 µg/mL.

Selanjutnya dilakukan konversi akibat proses pengenceran sehingga didapat kadar

natrium diklofenat dalam tiap tablet untuk sampel sebesar 35,87215 mg.

Persen recovery yang diperoleh sebesar 71,7443086 %. Persen recovery

adalah parameter yang digunakan untuk menilai derajat kecermatan atau

kedekatan hasil ana]lisis dengan kadar analit sebenarnya. Suatu metode dikatakan

teliti jika nilai recoverynya antara 90-100% (Gandjar dan Rohman, 2007).

Persentase yang didapatkan pada sampel ntrium diklofenat tidak sesuai

dengan USP, dimana disebutkan bahwa Natrium Diklofenak Tablet Extended-

Rilis mengandung tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110.0% dari

jumlah yang tertera pada etiket. Perolehan kembali yang kurang dari 90% antara

lain disebabkan karena dalam preparasi sampel tidak dilakukan penyetaraan

terhadap serbuk yang digunakan dengan zat aktif yang terdapat dalam serbuk

tersebut; proses penggerusan tablet yang kurang homogen sehingga masih ada

partikel serbuk yang berukuran besar yang tidak dapat tersaring dengan baik pada

proses penyaringan ekstrak; dan proses ektraksi analit dalam metanol yang kurang

sempurna. Proses penyaringan yang tidak sempurna akibat penggunaan kertas

saring yang tidak dijeuhkan terlebih dahulu dengan metanol menyebabkan

tertahannya partikel natrium diklofenat pada kertas saring sehingga sedikit analit

yang menyerap sinar, lalu memberikan absorbansi yang rendah, dan akhirnya

25

Page 27: laporan akhir

diperoleh kadar analit hasil analisis yang lebih kecil daripada kadar analit

sebenarnya.

AYUK BWT KESIMPULANNYA …

HEHEHEHE

Isiin gambar yang kamu bilang…..

Foto absorbansinya

26

Page 28: laporan akhir

DAFTAR PUSTAKA

Anggraeni, Y., et al. 2012. Karakteristik Sediaan dan Pelepasan Natrium

Diklofenak dalam Sistem Niosom dengan Basis Gel Carbomer 940.

PharmaScientia, Vol.1, No.1.

Day, R.A. dan A.L. Underwood. 1981. Analisa Kimia Kuantitatif Edisi Keempat.

Jakarta: Penerbit Erlangga.

Depkes RI, 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta : Departemen Kesehatan

Republik Indonesia.

Gandjar, Ibnu Gholib dan Abdul Rohman. 2007. Kimia Farmasi Analisis.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Gandjar, Ibnu Gholib dan Abdul, Rohman. 2012. Kimia Analisis Obat.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Hassan, S. S.,S. H.Yunus, and A.Latif. 2010. Study And Improvement Of

Methods For The Determination OfDiclofenac Sodium In Pharmaceutical

Preparations. Pak. J. Pharm. 20-23. Pp 7-10.

Moffat, A. C., M. D.Osselton, B.Widdop. 2005. Clarke’s Analysis of Drug and

Poisons Third Edition. Pharmaceutical Press.

Monzón, C. M.,M. C. Sarno and M. R. Delfino. 2012. Kinetic Spectrophotometric

Method for Diclofenac Quantification. IOSR Journal of Pharmacy Vol. 2

Issue 5.pp.13-17.

The United State Pharmacopeial Convention. 2006. The United States

Pharmacopeia (USP). 30th Edition. Washington, D.C.: United States.

27