laporan akhir
DESCRIPTION
penetapan kadar natrium diklofenat dengan metode spektrofotometriuv-visibleTRANSCRIPT
LAPORAN AKHIR
PRAKTIKUM ANALISIS FARMASI II
PENETAPAN KADAR ZAT AKTIF DALAM
PENETAPAN KADAR ZAT AKTIF DALAM SEDIAAN
TUNGGAL (PENETAPAN NATRIUM DIKLOFENAK
DALAM TABLET DENGAN SPEKTROFOTOMETRI
UV-VIS)
Kelompok I
Golongan III
I Kadek Yudiastra (1208505068)
Ni Kadek Ayu Suryani (1208505069)
Ni Nyoman Tri Nur Permata Sari.S (1208505070)
Simasti Ainnurrahmah (1108505003)
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS UDAYANA
2014
PENETAPAN KADAR ZAT AKTIF DALAM SEDIAAN TUNGGAL
(PENETAPAN NATRIUM DIKLOFENAK DALAM TABLET DENGAN
SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS)
I. TUJUAN
Menetapkan kadar natrium diklofenak dalam tablet dengan metode
spektrofotometri uv-visibel.
II. DASAR TEORI
2.1 Natrium Diklofenak
Natrium Diklofenak Tablet Extended-Rilis mengandung tidak kurang dari
90,0% dan tidak lebih dari 110.0% berlabel jumlah natrium diklofenak, dikemas
dalam wadah tertutup baik, dan disimpan pada suhu kamar, serta terlindung dari
cahaya. Natrium Diklofenak Tablet Extended-Rilis memiliki pemerian berwarna
putih, higroskopis, bubuk Kristal, meleleh pada suhu ± 284°, larut dalam
methanol, larut dalam etanol, sedikit larut dalam air, praktis tidak larut dalam
kloroform dan eter (USP, 2006).
Gambar 1.Struktur kimia sodium diklofenat
(Monzón, C. M., M. C. Sarno and M. R. Delfino, 2012)
Natrium diklofenak (2-[2-[(2,6-dichlorophenyl) amino] fenil] asetat)
memiliki nama lain Sodium diklofenat adalah Obat Non-steroid Anti-inflamasi
(NSAID) yang digunakan untuk mengurangi peradangan, dan sebagai analgesic
mengurangi rasa sakit, di kondisi medis seperti osteoarthritis, rheumatoid arthritis
dan ankylosing spondylitis. Natrium diklofenak memiliki volume distribusi
sebesar 1,4 L/Kg, dimana 99% terikat dengan protein serum manusia dan
1
berdifusi dalam cairan synovial (cairan sendi) serta obat ini dieliminasi melalui
urin (Monzón, C. M., M. C. Sarno and M. R. Delfino, 2012; Hassan, S. S., S.
H.Yunus, and A.Latif, 2010).
Bentuk senyawa yang aktif sebagai anti-inflamasi adalah bentuk garam
natrium dan garam dietil amonium. Diklofenak dapat mengiritasi lambung dan
mengalami first past metabolism sehingga hanya 50% obat yang mencapai
sirkulasi sistemik bila diberikan peroral. Natrium diklofenak memiliki spectrum
ultraviolet pada panjang gelombang 275 nm dengan nilaiA11= 351 b pada larutan
alkali dan A11= 309 b pada larutan asam (Anggraeni, Y., et al., 2012; Moffat, et
al., 2005).
2.2 Spektrofotometri UV-Vis
Prinsip spektrofotometri UV-Vis berdasarkan pengukuran serapan cahaya
atau radiasi elektromagnetik oleh suatu senyawa atau analit pada daerah
ultraviolet dan sinar tampak. Spektrum UV-Vis yang merupakan korelasi antara
absorbansi (sebagai ordinat) dan panjang gelombang sebagai (absis) bukan
merupakan garis spektrum akan tetapi merupakan suatu pita spektrum.
Terbentuknya pita spektrum UV-Vis tersebut disebabkan oleh terjadinya eksitasi
elektronik lebih dari satu macam pada gugus molekul yang sangat kompleks
(Gandjar dan Rohman, 2007).
Penyerapan (absorpsi) sinar UV dan sinar tampak pada umumnya dihasilkan
oleh eksitasi elektron-elektron ikatan, akibatnya panjang gelombang pita yang
mengabsorbsi dapat dihubungkan dengan ikatan yang mungkin ada dalam suatu
molekul. Dalam kebanyakan molekul organik (kebanyakan senyawa obat adalah
senyawa organik), elektron yang terlibat pada penyerapan radiasi UV-Vis ini ada
tiga, yaitu elektron sigma (δ), elektron phi (π) , dan elektron bukan ikatan atau non
bonding electron (n). Elektron phi (π) terdapat dalam ikatan rangkap. Dalam
molekul organik yang berikatan rangkap, terdapat dua macam orbital, yaitu orbital
sigma (mengandung sepasang elektron) dan orbital phi (mempunyai sepasang
elektron). Sementara itu, elektron bukan ikatan (elektron n = non bonding
elektron) merupakan elektron yang tidak ikut serta dalam pembentukan ikatan
2
kimia dalam molekul. Non bonding elektron ini biasanya terdapat disekitar atom
N, O, S, dan halogen (Gandjar dan Rohman, 2012).
Spektra UV-Vis dapat digunakan untuk informasi kualitatif dan sekaligus
dapat digunakan untuk analisis kuantitatif. Dalam aspek kuantitatif, suatu berkas
radiasi dikenakan pada cuplikan (larutan sampel) dan intensitas sinar radiasi yang
diteruskan diukur besarnya. Radiasi yang diserap oleh cuplikan ditentukan dengan
membandingkan intensitas sinar yang diteruskan dengan intensitas sinar yang
diserap jika tidak ada spesies penyerapan lainnya. Intensitas atau kekuatan radiasi
cahaya sebanding dengan jumLah foton yang melalui satu satuan luas penampang
perdetik. Serapan dapat terjadi jika foton atau radiasi yang mengenai cuplikan
memiliki energi yang sama dengan energi yang dibutuhkan untuk menyebabkan
terjadinya perubahan tenaga. Kekuatan radiasi juga mengalami penurunan dengan
adanya penghamburan dan pemantulan cahaya, akan tetapi penurunan karena hal
ini sangat kecil dibandingkan dengan proses penyerapan (Gandjar dan Rohman,
2007).
Transisi-transisi elektronik yang terjadi di antara tingkat-tingkat energi di
dalam suatu molekul ada 4, yaitu transisi sigma-sigma star (σ® σ*) yang
melibatkan elektron sigma: transisi n-sigma star (n® σ*); transisi n-phi star (n®
π*) yang melibatkan elektron tidak berpasangan dan transisi phi-phi star (π® π*)
yang melibatkan elektron phi (Gandjar dan Rohman, 2012).
Spektrofotometri adalah sebuah metode analisis untuk mengukur
konsentrasi suatu senyawa berdasarkan kemampuan senyawa tersebut
mengabsorbsi berkas sinar atau cahaya. Spektrofotometri adalah alat yang terdiri
dari spektrofotometer dan fotometer. Spektrofotometer menghasilkan sinar dari
spektrum dengan panjang gelombang tertentu, sementara fotometer adalah alat
pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau diabsorpsi. Istilah
spektrofotometri berhubungan dengan pengukuran energi radiasi yang diserap
oleh suatu sistem sebagai fungsi panjang gelombang dari radiasi maupun
pengukuran panjang absorpsi terisolasi pada suatu panjang gelombang tertentu
(Day dan Underwood, 1981).
3
Hukum Lambert–Beer menyatakan bahwa intensitas yang diteruskan oleh
larutan zat penyerap berbanding lurus dengan tebal dan konsentrasi larutan, yang
dapat dirumuskan dengan :
Keterangan :
A = absorban
ε = absorptivitas (M-1cm-1)
b = tebal kuvet (1cm)
c = konsentrasi (M)
Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dalam analisis spektrofotometri
UV-Vis adalah :
a. Pembentukan molekul yang dapat menyerap sinar UV-Vis
b. Waktu Operasional
c. Pemilihan Panjang Gelombang
d. Pembuatan Kurva Baku
e. Pembacaan Absorbansi Sampel atau Cuplikan
(Gandjar dan Rohman, 2007).
III. ALAT DAN BAHAN
3.1 Alat
- Spektrofotometri UV-visible
- Kuvet
- Gelas beaker
- Pipet tetes
- Ball filler
- Labu ukur 10 mL, 25 mL, 100 mL
- Alat sonifikasi
3.2 Bahan
- Metanol
- Tablet natrium diklofenak
4
A = ε.b.c
IV. PROSEDUR KERJA
4.1 Penyusunan Larutan Stok Standar 1 mg/ml
Larutan standar natrium diklofenak dibuat dengan melarutkan natrium
diklofenak 10 mg dalam 10 ml metanol dimasukkan ke dalam labu ukur
10 mL dan volume dibuat sampai dengan 10 mL dengan pelarut. Larutan
yang dihasilkan kira-kira 1000 μg/mL.
4.2 Penyusunan Larutan Stok Standar 500 μg/mL
4.2.1 Perhitungan pembuatan 10 mL larutan natrium diklofenak 500 µg/mL dari
larutan stok natrium diklofenak 1000 µg/mL
Diketahui : Konsentrasi stok natrium diklofenak = 1000 µg/mL
Konsentrasi natrium diklofenak yang dibuat = 500 µg/mL
Volume natrium diklofenak 500 µg/mL = 10 mL
Ditanya : Volume larutan stok natrium diklofenak yang dipipet = ?
Penyelesaian :
C1 x V1 = C2 x V2
1000 µg/mL x V1 = 500 µg/mL x 10 mL
V1 =
V1 = 5 mL
4.2.2 Cara Kerja :
Larutan standar natrium diklofenak dibuat dengan mengambil dengan
pipet 5 ml larutan sok natrium diklofenat 1000 µg/mL diencerkan dalam
10 ml metanol dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL dan volume dibuat
sampai dengan 10 mL dengan pelarut. Larutan yang dihasilkan kira-kira
500 μg/mL.
4.3 Pembuatan Larutan Seri4.3.1 Penentuan Rentang Larutan Seri
Berdasarkan literatur, rentang absorbansi dengan kesalahan terkecil pada
metode validasi adalah 0,2 – 0,8 (Gandjar dan Rohman, 2007), sehingga
5
dalam praktikum ini akan dibuat beberapa larutan standar yang
memberikan nilai absorbansi dalam rentang 0,2 – 0,8.
Larutan stok natrium diklofenat 500 µg/mL
Rentang konsentrasi :
Absorbansi minimum = 0,2
A = .b.c
0,2 = 309 L mol -1 cm -1 × 1 cm × c
C =
C = 6,4 x 10-4 g/100 mL
C = 6,4 µg/mL
Volume larutan stok 10 µg/mL yang diperlukan untuk membuat larutan
konsentrasi 6,4 µg/mL yaitu :
C1 x V1 = C2 x V2
500 µg/mL x V1 = 6,4 µg/mL x 10 mL
V1 =
V1 = 0,64 mL
Absorbansi maksimum = 0,8
A = .b.c
0,8 = 309 L mol -1 cm -1 × 1 cm × c
C =
C = 2,58 x 10-3 g/100 mL
C = 25 µg/mL
Volume larutan stok 10 µg/mL yang diperlukan untuk membuat larutan
konsentrasi 25 µg/mL yaitu :
C1 x V1 = C2 x V2
500 µg/mL x V1 = 25 µg/mL x 10 mL
6
V1 =
V1 = 0,5 mL
Namun untuk memudahkan dalam pemipetan, maka dibuat larutan standar
dengan konsentrasi yaitu 5 µg/mL; 10 µg/mL; 15 µg/mL; 20 µg/mL; dan
25 µg/mL.
4.3.2 Perhitungan
4.3.2.1 Pembuatan 10 mL larutan natrium diklofenak 5 µg/mL dari larutan stok
natrium diklofenak 500 µg/mL
Diketahui : Konsentrasi stok natrium diklofenak = 500 µg/mL
Konsentrasi natrium diklofenak yang dibuat = 5 µg/mL
Volume natrium diklofenak 5 µg/ml = 10 mL
Ditanya : Volume larutan stok natrium diklofenak yang dipipet = ?
Penyelesaian :
C1 x V1 = C2 x V2
500 µg/mL x V1 = 5 µg/mL x 10 mL
V1 =
V1 = 0,1 mL
4.3.2.2 Pembuatan 10 mL larutan natrium diklofenak 10 µg/mL dari larutan stok
natrium diklofenak 500 µg/mL
Diketahui : Konsentrasi stok natrium diklofenak = 500 µg/mL
Konsentrasi natrium diklofenak yang dibuat = 10 µg/mL
Volume natrium diklofenak 10 µg/mL = 10 mL
Ditanya : Volume larutan stok natrium diklofenak yang dipipet = ?
Penyelesaian :
7
C1 x V1 = C2 x V2
500 µg/mL x V1 = 10 µg/mL x 10 mL
V1 =
V1 = 0,2 mL
4.3.2.3 Pembuatan 10 mL larutan natrium diklofenak 15 µg/mL dari larutan stok
natrium diklofenak 500 µg/mL
Diketahui : Konsentrasi stok natrium diklofenak = 500 µg/mL
Konsentrasi natrium diklofenak yang dibuat= 15 µg/mL
Volume natrium diklofenak 15 µg/mL = 10 mL
Ditanya : Volume larutan stok natrium diklofenak yang dipipet = ?
Penyelesaian :
C1 x V1 = C2 x V2
500 µg/mL x V1 = 15 µg/mL x 10 mL
V1 =
V1 = 0,3 mL
4.3.2.4 Pembuatan 10 mL larutan natrium diklofenak 20 µg/mL dari larutan stok
natrium diklofenak 500 µg/mL
Diketahui : Konsentrasi stok natrium diklofenak = 500 µg/mL
Konsentrasi natrium diklofenak yang dibuat =20 µg/mL
Volume natrium diklofenak 20 µg/mL = 10 mL
Ditanya : Volume larutan stok natrium diklofenak yang dipipet = ?
Penyelesaian :
C1 x V1 = C2 x V2
8
500 µg/mL x V1 = 20 µg/mL x 10 mL
V1 =
V1 = 0,4 mL
4.3.2.5 Pembuatan 10 mL larutan natrium diklofenak 25 µg/mL dari larutan stok
natrium diklofenak 500 µg/mL
Diketahui : Konsentrasi stok natrium diklofenak = 500 µg/mL
Konsentrasi natrium diklofenak yang dibuat = 25 µg/mL
Volume natrium diklofenak 25 µg/mL = 10 mL
Ditanya : Volume larutan stok natrium diklofenak yang dipipet = ?
Penyelesaian :
C1 x V1 = C2 x V2
500 µg/mL x V1 = 25 µg/mL x 10 mL
V1 =
V1 = 0,5 mL
4.3.3 Cara Kerja
Dibuat maisng – masing 10 ml larutan seri dengan cara dipipet larutan stok
natrium diklofenak stok standar (500 μg/ml) ditambahkan dengan methanol
sehingga memberikan beberapa pengenceran sebesar 5, 10, 15, 20, 25
μg/ml.
4.4 Persiapan Larutan Stok Sampel
4.4.1 Perhitungan pengenceran :
4.4.1.1 Pembuatan 10 mL larutan natrium diklofenak 100 µg/mL dari larutan
sampel natrium diklofenak 1 mg/mL
9
Diketahui : Konsentrasi sampel natrium diklofenak = 1 mg/mL
Konsentrasi natrium diklofenak yang dibuat = 100 µg/mL
Volume natrium diklofenak 100 µg/mL = 10 mL
Ditanya: Volume larutan sampel natrium diklofenak yang dipipet = ?
Penyelesaian :
C1 x V1 = C2 x V2
1 mg/mL x V1 = 100 µg/mL x 10 mL
V1 =
V1 = 1 mL
4.4.2 Cara Kerja :
Tablet natrium diklofenak ditimbang kemudian digerus dan diayak. Serbuk
dilarutkan dalam 25 ml metanol. larutan disonikasi selama 5 menit untuk
benar-benar melarutkan sisa obat dalam bentuk bubuk. Kadar yang
diperoleh diperkirakan 1000 μg/ml. Larutan disaring menggunakan kertas
saring. Larutan di encerkan dengan memipet 1 ml larutan sampel 1000
μg/ml yang volumenya dibuat sampai 10 ml. Kemudian diambil dengan
memipet 1,5 ml larutan sampel 100 μg/ml yang volumenya dibuat sampai
10 ml.
4.5 Penentuan Kadar Natrium DiklofenakDibuat larutan dengan konsentrasi yang memberikan absorbansi 0,434 dimana
pada absorbansi tersebut terjadi kesalahan relatif minimal. Konsentrasi larutan
natrium diklofenat yang harus dibuat adalah :
Natrium diklofenat dalam larutan asam memiliki nilai A11=309
A = b c
10
0,434 = 309 L mol -1 cm -1 × 1 cm × c
c =
c = 1,405 x 10-3 g/100 mL
c = 14 µg/mL
Cara Kerja :
- Diukur absorbansi salah satu larutan seri natrium diklofenak (15 μg/ml)
pada rentang panjang gelombang 220 - 290 nm, ditentukan panjang
gelombang maksimumnya.
- Dilakukan pengukuran absorbansi masing-masing seri larutan standar
pada panjang gelombang maksimum kemudian dibuat kurva kalibrasi dan
persamaan regresi liniernya.
- Diukur absorbansi sampel natrium diklofenak pada panjang gelombang
maksimumnya.
- Ditetapkan kadar natrium diklofenak dengan memanfaatkan persamaan
regresi linear dari 5 variasi larutan standar dan dihitung persentase
perolehan kembali.
V. SKEMA KERJA
5.1 Pembuatan Larutan Stok Natrium Diklofenak
11
Natrium diklofenak 10 mg dilarutkan dalam 10 ml metanol.
Dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL dan volume dibuat
sampai dengan 10 mL.
Larutan yang dihasilkan kira-kira 1000 μg/ml
Diambl dengan pipet 5 ml larutan stok 1000 μg/ml, dimasukkan ke
dalam labu ukur 10 mL dan volume dibuat sampai dengan 10 mL.
5.2 Penyiapan Larutan Sari
5.3 Persiapan Larutan Stok Sampel
Suspensi disonikasi 5 menit kemudian larutan disaring
menggunakan kertas saring.
12
Serbuk sampel natrium diklofenak dilarutkan dalam 25 ml
metanol
Larutan stok standar diencerkan sampai konsentrasi seri 5, 10, 15, 20, 25 μg/ml
Diambil dengan pipet larutan stok standar 500 μg/ml
sebanyak 0,1, 0,2, 0,3, 0,4, dan 0,5 ml
Larutan diencerkan dengan memipet 1 ml larutan sampel 1
mg/ml kemudian di masukkan kedalam labu ukur 10 ml
Masing-masing larutan seri dimasukkan ke dalam labu ukur 10 ml dan ditambahkan etanol sampai tanda batas
Ditambahkan methanol sampai tanda batas sehingga didapat kadar
sampel sebesar 100 μg/ml
Larutan yang dihasilkan kira-kira 500 μg/ml
Larutan diambil dengan memipet 1,5 ml larutan sampel 100 μg/ml
kemudian di masukkan kedalam labu ukur 10 ml
5.4 Penentuan Panjang Gelombang Maksimum Natrium Diklofenak
VI. Data Pengamatan
6.1 Tabel peimbangan dan pengukuran bahan
Tabel 1. Penimbangan bobot tablet natrium diklofenat
Nama Penimbangan (gram)
Tablet 1 0,1813
13
Diukur absorbansi salah satu larutan seri natrium diklofenak
(15 μg/ml)pada rentang panjang gelombang 220 - 290 nm, ditentukan
panjang gelombang maksimumnya.
Dilakukan pengukuran absorbansi masing-masing seri larutan standar
pada panjang gelombang maksimum kemudian dibuat kurva kalibrasi.
Diukur absorbansi sampel natrium diklofenak pada panjang
gelombang maksimum.
Ditetapkan kadar natrium diklofenak dengan persamaan regresi linear
dari 5 variasi larutan standar dan dihitung persentase perolehan
kembali.
Ditambahkan methanol sampai tanda batas
Tablet 2 0,1811
Tablet 3 0,1795
Total 0,5419
Rata-rata 0,180633
6.2 Tabel penentuan λ max
Tabel 2. Pengamatan λ max Larutan Seri Natrium Diklofenak pada rentang
Panjang Gelombang 200 nm - 300 nm dengan konsentrasi 15 µg/ml.
Λ Absorbansi Λ Absorbansi
220 1,455 246 0,284
221 1,396 247 0,269
222 1,355 248 0,257
223 1,272 249 0,250
224 1,219 250 0,245
225 1,155 251 0,245
226 1,088 252 0,247
227 1,020 253 0,253
228 0,949 254 0,262
229 0,889 255 0,271
230 0,821 256 0,286
231 0,760 257 0,301
232 0,702 258 0,320
233 0,648 259 0,341
234 0,608 260 0,364
235 0,568 261 0,388
236 0,532 262 0,413
237 0,499 263 0,439
238 0,470 264 0,466
239 0,443 265 0,491
240 0,419 266 0,521
14
241 0,393 267 0,551
242 0,368 268 0,581
243 0,343 269 0,611
244 0,321 270 0,635
245 0,302 271 0,663
272 0,690 283 0,816
273 0,713 284 0,810
274 0,735 285 0,802
275 0,753 286 0,791
276 0,771 287 0,776
277 0,780 289 0,759
278 0,780 290 0,742
279 0,808
280 0,815
281 0,818
282 0,818
6.3 Data Pengamatan Nilai Absorbansi Sampel dan Masing-Masing Larutan Seri Natrium Diklofenak
Table 3. Nilai absorbansi sampel dan seri
λmax
(nm)
Absorbansi larutan Seri
5
µg/mL
10
µg/mL
15
µg/mL
20
µg/mL
25
µg/mL
Absorbansi
sampel
282 0,362 0,517 0,818 1,045 1,024 0,238
VII. PERHITUNGAN
7.1 Kurva kalibarasi 5 larutan seri
15
7.2 Perhitungan kadar natrium dikofenat pada sampel
Diketahui :
Faktor pengenceran :
F1 =
F2 =
Persamaan regresi linier yang diperoleh dari data diatas :
y = bx + a
y = 0,047x + 0,098
R2 = 0,9867
Absorbansi sampel = 0,238
Ditanya : Konsentrasi sampel ?
Jawab :
Absorbansi = 0,238
y = 0,047x + 0,098
0,238 = 0,047x + 0,098
16
0,047x = 0,238 – 0,098
x =
x = 2,978723 µg/ml
Jadi, konsentrasi natrium diklofenat pada sampel yang diperoleh sebesar
2,978723 µg/mL
Konsentrasi natrium diklofenat dalam ekstraknya:
= Kadar yang diperoleh x F1 x F2
= 2,978723 µg/ml x 10 x 6,667
= 198,5915 µg/ml
Kadar natrium diklofenat tiap tablet :
=
=
= 0,198591 x berat tablet rata-rata
= 0,198591 x 0,180633 gr
= 0,035872 gram
= 35,87215 mg
Jadi, kadar natrium diklofenat tiap tablet adalah 35,87215 mg
Menentukan % Perolehan Kembali
=
=
17
= 71,7443086 %
VIII. Pembahasan
Natrium diklofenak memiliki nama lain Sodium diklofenat adalah Obat
Non-steroid Anti-inflamasi (NSAID) yang digunakan untuk mengurangi
peradangan, dan sebagai analgesic mengurangi rasa sakit, di kondisi medis seperti
osteoarthritis, rheumatoid arthritis dan ankylosing spondylitis (Monzón, C. M.,
M. C. Sarno and M. R. Delfino, 2012; Hassan, S. S., S. H.Yunus, and A.Latif,
2010). Monografi natrium diklofenak baik sebagai bahan baku maupun dalam
bentuk sediaan tablet tidak dijumpai dalam Farmakope Indonesia edisi IV, 1995.
Tetapi dalam USP, monografi Natrium Diklofenak Tablet Extended-Rilis
mengandung tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110.0% yang tertera
pada etiket dan natrium diklofenak penetapan kadarnya dilakukan secara
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (USP, 2006).
Praktikum ini dilakukan untuk menetapkan kadar natrium diklofenak
dalam tablet dengan metode spektrofotometri uv-visibel. Penetapan kadar natrium
diklofenat dilakukan karena obat ini tersedia dalam bentuk tablet lepas lambat.
Sediaan dalam bentuk tablet harus memenuhi persyaratan yang berlaku seperti
kesesuaian kadar zat aktifnya. Pada pembuatan obat, pemeriksaan kadar zat aktif
merupakan persyaratan yang harus dipenuhi untuk menjamin kualitas sediaan
obat. Sediaan obat yang berkualitas baik akan menunjang tercapainya efek
terapeutik yang diharapkan. Salah satu persyaratan mutu adalah kadar yang
dikandung harus memenuhi persyaratan kadar seperti yang tercantum dalam
Farmakope Indonesia atau buku standar lainnya. Uji kesesuaian kadar zat aktif
penting mengingat hal ini akan berkaitan langsung dengan dosis yang akan
diterima oleh pasien dan dengan dilakukan pengukuran kadar tablet natrium
diklofenat ini bermanfaat dalam kontrol kualitas produk tablet natrium diklofenat
tunggal yang beredar di pasaran. Sehingga akan memudahkan produsen untuk
menarik tablet-tablet tersebut dari pasaran bila terdapat penyimpangan kualitas
hingga menimbulkan perbedaan kadar zat aktif dari yang seharusnya pada tablet-
18
tablet tersebut. Tablet natrium diklofenat tunggal yang digunakan adalah pada
etiket tertera kadar tiap tabletnya adalah 50 mg.
Penetapan kadar natrium diklofenat dilakukan dengan metode
spektrofotometri UV-visible. Metode ini dipilih karena berdasarkan srtuktur kimia
natrium diklofenat memiliki gugus kromofor dan gugus auksokrom sehingga
senyawa ini dapat menyerap radiasi pada daerah UV dan visible. Kromofor
merupakan semua gugus atau atom dalam senyawa rganik yang mempu menyerap
sinar ultraviolet dan sinar tampak. Auksokrom merupakan gugus fungsional yang
mempunyai elektron bebas, seperti: OH; -O; -NH2; dan –OCH3 yang memberikan
transisi n π* (Gandjar dan Rohman, 2007). Natrium diklofenat memiliki gugus
kromofor yaitu ikatan rangkap terkonjugasi yang terdapat pada 2 (dua) cincin
benzene selain itu senyawa ini juga memiliki gugus kromofor yaitu: -O dan -N.
Selain itu penetapan kadar dengan spektrofotometri UV-Visible, dari segi
peralatan dan pengerjaan relatif lebih sederhana dan lebih mudah bila
dibandingkan dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (HPLC) dan analisis yang
akan dilakukan hanya analisis kuantitatif komponen tunggal sehingga penetapan
kadar natrium diklofenat dapat dilakukan dengan metode spektrofotometri UV-
visible. Spektrofotometri UV-visible dapat digunakan untuk analisis kuantitatif
berdasarkan hasil spectra absorbs yang diperoleh dimana spectra ini muncul
berdasarkan benyaknya sinar yang diabsorpsi pada panjang gelombang tertentu
sebanding dengan banyaknya molekul yang menyerap radiasi (Gandjar dan
Rohman, 2007).
Pada analisis komponen tunggal, jika absorpsi suatu seri konsentrasi
larutan diukur pada panjang gelombang, suhu, kondisi pelarut yang sama; dan
absorbansi masing-masing larutan diplotkan terhadap konsentrasinya maka suatu
garis lurus akan teramati sesuai dengan persamaan A = єbc. Grafik ini disebut
dengan plot hukum Lambert-Beer dan jika garis yang dihasilkan merupakan suatu
garis lurus maka dapat dikatakan bahwa hukum Lambert-Beer dipenuhi pada
kisaran konsentrasi yang diamati (Gandjar dan Rohman, 2007).
Praktikum penetapan kadar natrium diklofenat dilakukan dengan metode
spektrofotometri UV-visible yang diawali dengan membuatan larutan stok baku
19
pembanding dengan konsentrasi 1 dan pelarut yang digunaan adalah
metanol. Metanol digunakan sebagai pelarut karena Natrium Diklofenak larut
dalam methanol, larut dalam etanol, sedikit larut dalam air, praktis tidak larut
dalam kloroform dan eter (USP, 2006). Selain itu metanol juga tidak menyerap
cukup banyak dalam daerah ultraviolet dan cahaya tampak yaitu memiliki titik
batas transparansi minimum sebesar 210 nm pada daerah ultraviolet dan cahaya
tampak sehingga pelarut metanol yang digunakan dalam prosedur
spektrofotometrik tidak menimbulkan masalah saat pengukuran pada daerah
spektrum natrium diklofenat (Underwood and Day, 1998). Gugus OH dari
metanol juga bertindak sebagai auksokrom yang membantu menciptakan
delokalisasi dalam struktur benzene natrium diklofenat sera dapat
mengoptimalkan penyerapan radiasi elektromagnetik oleh molekul natrium
diklofenat (Gandjar dan Rohman, 2007).Larutan stok standar yang telah dibuat
selanjutnya akan digunakan untuk membuat larutan seri. Pembuatan larutan seri
berfungsi sebagai plot dalam pembauatan kurva kalibrasi selain itu larutan seri
dibuat dari larutan standar sehingga korva yang dihasilkan dapat digunakan untuk
menentukan kadar anait pada sampel.
Untuk menentukan rentang larutan seri dilakukan perhitungan dengan
rumus A = є.b.c dimana absorbansi yang digunakan adalah absorbansi yang
menunjukkan terjadinya kesalahan terkecil, yaitu pada 0,434 A. Konsentrasi
larutan yang diperoleh adalah 14 µg/mL. Selain itu untuk menentukan rentang
larutan seri dilakukan uji uji linearitas dengan pembuatan seri larutan standar
natrium diklofenat yang memberikan rentang absorbansi 0,2 - 0,8. Linieritas
merupakan kemampuan suatu metode untuk memperoleh hasil-hasil uji yang
secara langsung proporsional dengan konsentrasi analit pada kisaran yang
diberikan (Gandjar dan Rohman, 2007). Rentang absorbansi ini dipilih karena
absorban yang terbaca pada spektrofotometer hendaknya antara 0,2 sampai 0,8
atau jika dibaca dengan transmitan sebesar 15% sampai 70%, di mana pada nilai
tersebut terjadi kesalahan pembacaan transmitan terkecil, yaitu 0,005 atau 0,5%
20
(kesalahan fotometrik) (Gandjar dan Rohman, 2007). Dari perhitungan, diperoleh
rentang konsentrasi dari 6,4 µg/mL - 25 µg/mL. untuk memudahkan pengambilan
maka rentang keelima seri larutan standar yang dibuat memiliki konsentrasi
berturut-turut 5 µg/mL, 10 µg/mL, 15 µg/mL, 20 µg/mL, dan 25 µg/mL. Pada
praktikum ini kadar sampel yang dibuat sebesar 15 µg/mL sehingga kadar ini
berada pada rentang seri standar natrium dklofena yang dibuat. Untuk membuat
larutan seri ini dilakukan pengenceran yaitu, diambil dengan pipet larutan baku
natrium diklofenat 500 µg/mL, berturut-turut sebanyak 0,1 mL; 0,2 mL; 0,3 mL;
0,4 mL; dan 0,5 mL kemudian dimasukkan ke dalam labu takar 10 mL,
ditambahkan metanol hingga tanda batas dan digojog hingga homogen.
Dari kelima larutan seritersebut dipilh salah satu larutan seri yang
selanjutnya dilakukan penentuan panjang gelombang maksimum, yang mana
panjang gelombang ini akan digunakan untuk pengukuran ddalam menentukan
absorbansi sehingga konsentrasi sampel dapat ditentukan. Pemilihan panjang
gelombang maksimum untuk pengukuran didasarkan atas beberapa alasan yaitu;
pada panjang gelombang maksimal kepekaannya juga maksimal karena pada
panjang gelombang maksimal tersebut, perubahan absorbansi untuk setiap satuan
konsentrasi adalah yang paling besar. Di sekitar panjang gelombang maksimal,
bentuk kurva absorbansi datar dan pada kondisi tersebut hukum Lambert-Beer
akan terpenuhi. Jika dilakukan pengukuran ulang maka kesalahan yang
disebabkan oleh pemasangan ulang panjang gelombang akan kecil sekali ketika
digunakan panjang gelombang maksimal (Gandjar dan Rohman, 2007). Pada
panjang gelombang maksimum kurva absorbansi vs panjang gelombang berbentuk
datar sehingga jika dilakukan pengukuran ulang dengan memasang panjang
gelombang maksimum ini akan memberikan perbedaan absorbansi yang tidak
signifikan. Jika diukur pada panjang gelombang di lembah, akan terjadi perbedaan
besar dari hasil absorbansinya dan data yang diperoleh menjadi tidak akurat.
Larutan standar seri yang telah siap lalu diukur dari panjang gelombang
220 nm hingga 290 nm. Pengukuran dilakukan pada panjang gelombang ini
karena pada rentang panjang gelombang tersebut terdapat panjang gelombang
maksimum natrium diklofenat pada 275 nm dengan nilaiA11= 351 b pada larutan
21
alkali dan A11= 309 b pada larutan asam (Moffat et al, 2005). Sebelum dilakukan
pengukuran alat spektrofotometri terlebih dahulu dikalibrasi dengan
menggunakan larutan blanko. Tujuan digunakannya larutan blanko adalah untuk
koreksi serapan yang disebabkan oleh pelarut, pereaksi, ataupun pengaturan alat
(Depkes RI, 1979). Larutan blanko yang digunakan harus sama dengan pelarut
yang digunakan dalam melarutkan sampel, dan dalam hal ini larutan blanko yang
digunakan adalah metanol.
Dari pengukuran diperoleh panjang gelombang maksimum natrium
diklofenat sebesar 282 nm dengan absorbansi 0,818 A. Panjang gelombang
maksimum yang diperoleh idak sama dengan pustaka tetapi sudah mendekati
panjang gelombang di pustaka, dimana panjang gelombang maksimum untuk
natrium diklofenat adalah 275 nm (Moffat et al, 2005). Terjadinya pergeseran
panjang gelombang maksimum ini disebabkan oleh beberapa hal yaitu; pelarut
dan struktur molekul kimia yang mengandung kromofor (gandjar dan rohman,
2007). Pelarut mempengaruhi pergeseran pita absorpsi menuju kepanjang
gelombang yang lebih besar karena metanol yang di gunakan sebagai pelarut
memiliki gugus –OH yang memberikan transisi transisi n π* dan Natrium
diklofenat memiliki 2 (dua) cincin benzene yang dapat mengalami efek
delokalisasi sehingga menyebabkan penurunan tingkat energy π* dan memberikan
pengurangan karakter anti ikatan selain itu senyawa ini juga memiliki gugus
auksokrom yaitu: -O dan –N yang menyebabkan terjadinya pergeseran
batokromik.
Pada panjang gelombang maksimum yang diperoleh dilakukan
pengukuran absorbansi untuk kempat larutan seri yang lain. Adapun nilai
absorbansi larutan standar natrium diklofenat pada panjang gelombang 282 nm
berturut-turut adalah 0,362 A; 0,517 A; 0,818 A; 1,045 A; dan 1,024 A.
Berdasarkan absorbansi tersebut dibuat kurva kalibrasi antara absorbansi dengan
konsentrasi larutan standar seri natrium diklofenat, sebagai berikut:
22
Kurva kalibrasi larutan seri di atas menggunakan empat titik konsentrasi
karena apabia menggunakan 5 titik konsentrasi maka hasil absorbansi yang
didapat tidak linier sedangkan jika garis yang dihasilkan merupakan suatu garis
lurus maka dapat dikatakan bahwa hukum Lambert-Beer dipenuhi pada kisaran
konsentrasi yang teramati (Gandjar dan Rohman, 2007). Dari 4 titik pada kurva
diatas didapatkan garis yang cukup linier dengan nilai R2 = 0,9867. Dari nilai
koefisien korelasi (r) dapat dikatakan bahwa konsentrasi dari larutan standar
sudah memenuhi linieritas. Menurut Harmita (2004) hubungan linier yang ideal
dicapai jika nilai b = 0 dan r = + 1 atau -1 tergantung dari arah garis. ). Adanya
sedikit penyimpangan pada kurva diakibatkan oleh kekuatan ion yang tinggi,
perubahan suhu, serta reaksi ikutan yang terjadi (Gandjar dan Rohman, 2007).
Persamaan regresi digunakan untuk menghitung kadar sampel. Sebelum
dilakukan penetapan kadar sampel, terlebih dahulu dilakukan preparasi sampel
yaitu ekstraksi tablet natrium diklofenat. Ekstraksi ini dilakukan untuk menarik
zat aktif dari tabletnya sehingga berada dalam bentuk larutan, selain itu ekstraksi
juga dilakukan untuk menghilangkan komponen-komponen penyusun tablet yang
lain seperti bahan pengikat, pengeras,dan lain-lain, sehingga tidak mengganggu
serapannya ketika dilakukan pengukuran pada spektrofotometri UV-Vis. Tiga
tablet paracetamol ditimbang masing-masing untuk mengetahui keseragaman
bobot tablet dan untuk mengetahui massa tablet yang mengandung sejumlah zat
23
aktif. Tiga tablet tersebut digerus bersamaan dan diambil sebanyak 25 mg.
Penggunaan 3 tablet natrium diklofenat bertujuan meningkatkan kehomogenan
kandungan zat aktif pada setiap tablet, karena antara satu tablet dengan tablet lain
belum tentu mengandung zat aktif dalam jumlah yang sama dan apabila
menggunakan satu tablet, belum dapat mewakili kadar natrium diklofenat pada
sebagian besar tablet, karena dalam tablet masih mengandung beberapa zat
tambahan yang dapat mengganggu hasil analisis. Proses selanjutnya dilakukan
dengan teknik ekstraksi untuk memisahkan natrium diklofenat dari eksipien yang
digunakan dalam pembuatannya. Pelarut yang digunakan dalam praktikum kali ini
adalah metanol kaena zat aktif (natrium diklofenat) larut dalam methanol, larut
dalam etanol, sedikit larut dalam air, praktis tidak larut dalam kloroform dan eter
(USP, 2006). Serbuk yang diperoleh dimasukkan kedalam erlenyer 25 ml
kemudian ditambahkan 25 ml metanol selanjutnya disonifikasi selama 5 menit.
Sonifikasi bertujuan untuk memperluas kontak antara pelarut dengan sampel
sehingga mempercepat pelarutan dari serbuknatrium diklofenat. Ekstrak yang
diperoleh disaring dengan kertas saring whatman. Tujuan penyaringan disini
karena sampel yang digunakan dalam bentuk tablet maka terdapat salut-salut yang
dapat mengganggu dalam proses analisis selanjutnya dan untuk memisahkan zat-
zat pengotor atau zat tambahan yang tidak terlarut oleh metanol sehingga tidak
mengganggu pembacaan serapan dalam spektrofotometri.
Larutan yang telah disaring diambil 1 mL lalu ditambahkan larutan
metanol sampai 10 mL kemudian larutan sampel diencerkan kembali dengan
mengambil dengan pipet 1,5 larutan sampel hasil pengenceran 1 kemudian
ditambah dengan metanol sampai 10 ml. Tujuan dua kali dilakukan pengenceran
adalah untuk mengkondisikan larutan sampel supaya konsentrasi dari larutan
sampel dapat dengan teliti diukur absorbansinya dengan metode spektrofotometri
uv-visibel Hasil ekstraksi sampel natrium diklofenat diukur absorbansinya pada
panjang gelombang maksimumnya yaitu 282 nm. Absorbansi sampel yang
diperoleh yakni 0,238 A. Dari nilai absorbansi ini dapat dihitung kadar natrium
diklofenat dengan menggunakan persamaan regresi linear yang diperoleh pada
kurva kalibrasi larutan standar natrium diklofenat.
24
Nilai absorbansi sampel yang diperoleh (0,238 A) tidak berada berada
rentang absorbansi seri yang digunakan. Hal ini di sebabkan oleh tidak
dilakukannya pengukuran penyetaraan konsentrasi sampel yang digunakan dalam
sampel. 1 tablet natrium diklofenat memiliki kekuatan sebesar 50 mg dengan
bobot rata-rat 0,180633 gram. Perlu diingat bahwa pada tablet terdapat zat
tambahan lain seperti zat pengisi, zat sehingga bobot 1 tablet sampel bukan bobot
kekuatan zat aktif pada sampel tersebut. Penyetaraan kosentrasi sampel dilakukan
dengan kekuatan zat aktif dalam suatu tablet dibagi dengan rata-rata bobot tiap
tablet kemudian di kali dengan serbuk tablet yang akan dianalisis.
Dari nilai absorbansi ini dapat dihitung kadar natrium diklofenat dengan
menggunakan persamaan regresi linear yang diperoleh pada kurva kalibrasi
larutan standar. Kadar natrium diklofenat pada sampel sebesar 2,978723 µg/mL.
Selanjutnya dilakukan konversi akibat proses pengenceran sehingga didapat kadar
natrium diklofenat dalam tiap tablet untuk sampel sebesar 35,87215 mg.
Persen recovery yang diperoleh sebesar 71,7443086 %. Persen recovery
adalah parameter yang digunakan untuk menilai derajat kecermatan atau
kedekatan hasil ana]lisis dengan kadar analit sebenarnya. Suatu metode dikatakan
teliti jika nilai recoverynya antara 90-100% (Gandjar dan Rohman, 2007).
Persentase yang didapatkan pada sampel ntrium diklofenat tidak sesuai
dengan USP, dimana disebutkan bahwa Natrium Diklofenak Tablet Extended-
Rilis mengandung tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110.0% dari
jumlah yang tertera pada etiket. Perolehan kembali yang kurang dari 90% antara
lain disebabkan karena dalam preparasi sampel tidak dilakukan penyetaraan
terhadap serbuk yang digunakan dengan zat aktif yang terdapat dalam serbuk
tersebut; proses penggerusan tablet yang kurang homogen sehingga masih ada
partikel serbuk yang berukuran besar yang tidak dapat tersaring dengan baik pada
proses penyaringan ekstrak; dan proses ektraksi analit dalam metanol yang kurang
sempurna. Proses penyaringan yang tidak sempurna akibat penggunaan kertas
saring yang tidak dijeuhkan terlebih dahulu dengan metanol menyebabkan
tertahannya partikel natrium diklofenat pada kertas saring sehingga sedikit analit
yang menyerap sinar, lalu memberikan absorbansi yang rendah, dan akhirnya
25
diperoleh kadar analit hasil analisis yang lebih kecil daripada kadar analit
sebenarnya.
AYUK BWT KESIMPULANNYA …
HEHEHEHE
Isiin gambar yang kamu bilang…..
Foto absorbansinya
26
DAFTAR PUSTAKA
Anggraeni, Y., et al. 2012. Karakteristik Sediaan dan Pelepasan Natrium
Diklofenak dalam Sistem Niosom dengan Basis Gel Carbomer 940.
PharmaScientia, Vol.1, No.1.
Day, R.A. dan A.L. Underwood. 1981. Analisa Kimia Kuantitatif Edisi Keempat.
Jakarta: Penerbit Erlangga.
Depkes RI, 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta : Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.
Gandjar, Ibnu Gholib dan Abdul Rohman. 2007. Kimia Farmasi Analisis.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Gandjar, Ibnu Gholib dan Abdul, Rohman. 2012. Kimia Analisis Obat.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Hassan, S. S.,S. H.Yunus, and A.Latif. 2010. Study And Improvement Of
Methods For The Determination OfDiclofenac Sodium In Pharmaceutical
Preparations. Pak. J. Pharm. 20-23. Pp 7-10.
Moffat, A. C., M. D.Osselton, B.Widdop. 2005. Clarke’s Analysis of Drug and
Poisons Third Edition. Pharmaceutical Press.
Monzón, C. M.,M. C. Sarno and M. R. Delfino. 2012. Kinetic Spectrophotometric
Method for Diclofenac Quantification. IOSR Journal of Pharmacy Vol. 2
Issue 5.pp.13-17.
The United State Pharmacopeial Convention. 2006. The United States
Pharmacopeia (USP). 30th Edition. Washington, D.C.: United States.
27