laporan akhir

Upload: iqbal-firman-pranata

Post on 05-Jan-2016

18 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

pengantar teknik peledakan pertambangan

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN1.1Latar Belakang

Seiring dengan banyaknya sumber daya alam yang terdapat di bumi ini, terutama di Indonesia, maka alat yang menunjang dalam mengkaji suber daya tersebut, salah satu dari sumber daya alam ini merupakan bahan galian tambang yang bersifat unrenewable resources serta berada didalam kerak bumi. tetapi bahan galian akan bernilai ekonomis apabila dilakukan penambangan dengan cara yang tepat. Terlepas dari hal tersebut, selain dari jumlahnya yang terbatas, tiap bahan galian memiliki sifat fisik maupun mekanik yang berbeda beda. Diantaranya adalah kekerasan batuan (strength), tidak semua batuan dapat dihancurkan atau digali begitu saja dengan alat. Maka cara lain yang bisa dilakukan untuk memecahkan batuan, salah satunya yaitu dengan peledakan.Dengan adanya peledakan yang dapat memecah suatu material (batuan) dengan menggunakan bahan peledak. Dengan ukuran batuan yang lebih kecil maka dapat diangkut dan dilanjutkan ke proses penambangan yang berikutnya (pengolahan). Dalam suatu kegiatan peledakan perlu diketahui peralatan peledakan serta faktor faktor yang mempengahuri kegiatan peledakan agar aman dan efisien. Pada dasarnya peralatan peledakan adalah perangkat pembantu peledakan yang nantinya dapat dipakai berulang kali. Dan ini merupakan hal yang penting dalam pelaksanaan kegiatan peledakan

1.2Maksud dan Tujuan

1.2.1Maksud

Maksud dari praktikum ini adalah untuk memenuhi salah satu kewajiban dalam mengikuti program Praktikum Peledakan di Teknik Pertambangan Universitas Islam Bandung Periode 2015 20161.2.2 Tujuan

1. Agar praktikan dapat mengetahui Metode Pemberaian Batuan.

2. Memahami tentang cara yang paling efektif dalam pemberaian batuan berdasarkan data kemampugalianBAB II LANDASAN TEORI

2.1PeledakanSecara umum peledakan merupakan salah satu kegiatan pemecahan suatu material (batuan) dengan menggunakan bahan peledak agar batuan tersebut menjadi ukuran yang diharapkan. Dalam kegiatan peledakan perlu diketahui peralatan peledakan serta bahan peledaknya. Pada dasarnya peralatan peledakan adalah perangkat pembantu peledakan yang nantinya dapat dipakai berulang kali (blasting machine, detonator, dll). Dan ini merupakan hal yang penting dalam pelaksanaan kegiatan peledakan. Karena tanpa ada peralatan peledakan tidak mungkin terjadi kegiatan peledakan. Maka dari itu, selain bahan peledakn juga penting untuk mengetahui peralatan peledakan dalam kegiatan peledakan. Operasi peledakan merupakan salah satu kegiatan pada penambangan bijih untuk melepaskan batuan dari massa batuan induknya. Demikan pula halnya dengan tambang batubara, peledakan di tambang batubara umumnya diterapkan pada lapisan penutup (overburden).

Kegiatan peledakan adalah pekerjaan yang penuh bahaya. Salah satu dampak negatif dari kegiatan peledakan yaitu adanya flying rock yang bisa membahayakan pekerja maupun alat tambang disekitarnya. Oleh karena itu, harus dilakukan dengan penuh perhitungan dan hati hati agar tidak terjadi kegagalan atau bahkan kecelakaan juga diperlukan adanya jarak aman pada saat kegiatan peledakan berlangsung. Untuk itu operator yang melakukan pekerjaan peledakan harus mengerti benar tentang cara kerja, sifat dan fungsi dari peralatan yang digunakan. Karena persiapan peledakan yang kurang baik akan menghasilkan bisa menyebabkan hasil yang tidak sempurna serta mengandung resiko bahaya terhadap keselamatan pekerja maupun peralatan. Dalam hal ini pemilihan metode peledakan, pemilihan serta penggunaan peralatan dan perlengkapan juga berpengaruh terhadap hasil yang dicapai.Peralatan peledakan (Blasting equipment) seperti blasting machine, crimper dan sebagainya memiliki perbedaan dengan perlengkapan peledakan yang hanya dipergunakan dalam satu kali proses peledakan atau tidak bisa digunakan berulang kali. Untuk setiap metode peledakan, perlengkapan dan peralatan yang diperlukan berbeda-beda.

Foto 2.1

Kegiatan PeledakanSumber : www.nicomm.com

Alat pemicu pada peledakan listrik dinamakanblasting machine(BM) atauexploder merupakan sumber energi penghantar arus listrik menuju detonator. Cara kerjaBM pada umumnya didasarkan atas penyimpanan atau pengumpulan arus pada sejenis kapasitor dan arus tersebut dilepaskan seketika pada saat yang dikehendaki. Pengumpulan arus listrik dapat dihasilkan melalui Putaran engkol yang akan menandakan pemberian arus sudah maksimum dan siap dilepaskan ataupun Melalui cara yang umum digunatakn yaitu baterai untuk tipe kapasitor dengan cara mengontakkan kunci kearahstarterdan setelah lampu indikator menyala yang menandakan arus sudah terkumpul maksimum dan siap dilepaskan.

Peledakan di industry komersil, digunakan juga pada industry peledakan, pembangunan, pembuatan tunnel dan aplikasi aplikasi yang berguna lainnya hingga telah menjadi sejarah yang mendunia. Umumnya kegiatan peledakan telah memiliki keterkaitan dengan kehidupan orang yang dalam beberapa cara untuk mendapatkan material dengan menggunakan peledakan atau untuk membuat infrastruktur lainnya (jalan, terowongan, suplai air, rel kereta, dll) dimana terdapat hal hal yang sulit untuk dilaksanakan tanpa menggunakan peledakan. Panas dari gas yang dihasilkan reaksi peledakan tersebut sekitar 4000 C. Adapun tekanannya bisa mencapai lebih dari 100.000 atm setara dengan 101.500 kg/cm atau 9.850 MPa ( 10.000 MPa)2.2Bahan PeledakanBahan peledakan tambang merupakan suatu bahan kimia maupun campurannya yang apabila diberi reaksi atau pemicu (panas, gesekan, dll) akan menghasilkan reaksi berupa ledakan dari bahan tersebut yang menghasilkan tekanan dengan suhu yang tinggi. Bahan peledak merupakan bahan yang sangat bebahaya dan sensitif, sehingga untuk tujuan tertentu perlu ada monitoring dan kontrol tertentu. Bahan Peledak Komersial merupakan campuran bahan kimia yang dapat digunakan sebagai bahan peledak untuk pekerjaan pertambangan, pekerjaan konstruksi sipil atau dalam produksi tertentu untuk tujuan komersil lainnya.Pada dasarnya bahan peledak (eksplosive) terdiri dari campuran 3 bahan utama yaitu :

Zat kimia yang mudah bereaksi yang berfungsi sebagai bahan peledak dasar (eksplosive best) misalnya : NG (Nitrogileshering, c3H5(No3)3, TNT (Trinitrowena, c6H2CH3(No3)3, Etilene Glyolnitrate c3H4(No3)2. Oksidator berfungsi memberikan oksigen misalnya KCLO3, NaClO3, NH4NO3. Zat penyerap/tambahan misalnya serbuk kayu, serbuk batubara, chalt (CaCo3) kiesel guhr (SiO2) dsb

Bahan ledak high explosives memiliki berberapa macam, salah satunya adalah nitroglycerin. Pada saat Asciano Sobrero menemukan nitroglycerin (NG), beliau menemukan suatu benda yang tak dapat disangka bahwa benda tersebut merupakan bahan peledak. Namun penjelasan tentang kekuatan dari salah satu blasting agent ini dilakukan pada saat penghargaan nobel di swedia oleh investor Immanuel dan anaknya Alfred dan pada tahun 1861 nobel tersebut dibuat perusahaan dan pabrik kecil di daerah Helenborg, swedia. Nitroglyserin sebagai peledakan digunakan pertama kali dengan menaburkannya pada suatu lubang dan diberi pemicu dengan black powder. Metode pemicu peledakan pertama ternyata hasilnya gagal, hal tersebut disimpulkan oleh Alfred, ternyata nitroglycerin tidak sama seperti halnya black powder karena nitroglycerin memerlukan inisiasi awal yang lebih kuat. Hal tersebut merupakan hal yang mungkin menjadi penemuan yang sangat penting. Setelah penemuan tersebut nitroglycerin sukses digunakan dalam banyak kegiatan baik di eropa maupunn di Amerika Utara. Patut disadari bahwa perkembangan teknik peledakan saat ini berjalan dengan sangat cepat, perkembangan bahwa peledak mulai dari black powder, nitrogiseria, ammonium nitrat, yang dicampur dengan fuel oil sampai kepada wather gel explosive. System inisiasi penyelaan yang tradisional yaitu metode cap and face telah banyak diganti dengan system yang lebih aman dan fleksibel dari system elektrik dan non elektrik yang memakai sitem tunda (the like). Berikut ini merupakan macam macam bahan peledak, seperti :

ANFO (Ammonium Nitrate Fuel Oil)ANFO adalah suatu campuran berbentuk butiran yang terdiri dari bahan bakar (sensitizing agent) dan bahan pengoksidasi (intensive oxidizing agent) yang dimaksudkan untuk peledakan, dimana semua bahan-bahan campuran tersebut tidak terdapat bahan yang bahan diklasifikasikan sebagai bahan peledak. Alat Coxan ANFO Mixer dapat dioperasikan tangan atau tenaga listrik. Bila dioperasikan tangan, maka dipasang engkol di bagian ujung pipa pengeluaran produk ANFO dan laju pengeluaran ANFO bisa mencapai 1000 kg/jam. Sedangkan bila dioperasikan oleh tenaga listrik, diperlukan energi 1100 watt, dan laju produk ANFO antara 40 100 kg/menit.

Foto 2.2

Bahan Peledak High ExplosivesSumber : www.maxam.com.tr

Sebagai zat pengoksida dansebagai zat pengoksida dan fuel oil (FO) sebagai (FO) sebagai bahan bakar. Setiap bahan bakar berunsur karbon,bahan bakar. Setiap bahan bakar berunsur karbon, baik berbentuk serbuk maupun cair, dapat digunakanbaik berbentuk serbuk maupun cair, dapat digunakan sebagai pencampur dengan segala keuntungan dansebagai pencampur dengan segala keuntungan dan kerugiannya. Dengan perkataan sifat dan karakter bahan peledak industri tidak jauh berbeda dengan bahan peledak militer, bahkan saat ini bahan peledak industri lebih banyak terbuat dari bahan peledak yang tergolong ke dalam bahan peledak berkekuatan tinggi (high explosives). Slurry

Adalah camuran oksidator foel sensitizer dan sekitar 15-20 % air, kemudian ditambah bahan engikat (gelling agent) yang menyebabakan slurry tahan terhadap air. Pada emulsi, pengikatnya adalah sejenis oli dan parifin/lilin.

Bahan yang dicampur biasanya disebut peledakan. Bila ANFO dipergunakan sebagai agen peledakan, maka diperlukan alat untuk mencampur AN dan FO. Alat yang paling sederhana adalah penakar kedua bahan tersebut dan tempat untuk mengaduk bahan-bahan tersebut menjadi campuran yang homogen. Ada yang menggunakan alat pencampur bahan cor (semen, pasir dan air), yaitu concentrate mixer atau molen, sebagai alat untuk mencampur AN dan FO. Alat tersebut cukup baik untuk menghasilkan campuran yang homogen, namun pelaksanaannya harus penuh kehati-hatian, sebab molen tidak dirancang untuk mengaduk bahan peledak. Alat pencampur bahan peledak harus memenuhi beberapa persyaratan, sebab hasilnya berupa bahan peledak kuat yang berbahaya bagi keselamatan kerja. Pada umumnya bahan pencampur untuk peledakan saat terjadi kontak dengan AN terbuat dari stainless-steel atau diberi lapisan epoxy agar pada waktu bekerja tidak menimbulkan panas yang berlebih atau listrik statis.

2.3 Macam - Macam Pemisahan Tanah PenutupSering kali Tanah penutup atau overburden memiliki kekerasan yang berbeda beda. Dalam pengupasan tanah ini, overburden terbagi menjadi ke dalam enam kelas, yaitu:

1. Material yang mudah sekali digali (sangat lunak) merupakan material yang mengandung sedikit air, misalnya pasir, tanah biasa, kerikil, campuran pasir dengan tanah biasa atau juga material yang banyak mengandung air, misalnya pasir lempungan, lempung pasiran, lumpur dan "quick sand".

2. Material yang lebih keras (lunak) Misalnya tanah biasa yang bercampur kerikil, pasir yang bercampur kerikil, pasir kasar dan loose rocks.

3. Material yang setengah keras (sedang) Misalnya batubara shale (clay yang sudah mulai kompak) , batuan kerikil yang disemen dan kompak, batuan beku yang sudah mulai melapuk, batuan beku yang sudah banyak rekahan-rekahan (cracks).4. Material yang keras; Misalnya sandstone, limestone,slate (metamorfic rock), vulcanic tuff, breccia, batuan beku yang agak lapuk dan bahan yang disemen dan kompak.5. Material sangat keras; Misalnya batuan beku dan batuan metamorf seperti granit, andesit, slate, kwarsit, silicified limestone.

6. Batuan yang massif; Yaitu batuan yang keras dan kompak, seperti batuan beku yang berbutir halus dan silicified rocks.

Untuk jenis batuan satu dan dua (1 & 2) tidak perlu peledakan, cukup dengan menggunakan alat gali seperti dragline, power shovel, backhoe dan lain-lain. Untuk tiga (3) biasanya alat gali di atas dibantu dengan menggunakan ripper/ rooter. Untuk kelas selanjutnya harus menggunakan pemboran dan peledak. Hal lain yang perlu diperhatikan dalam peledakan yaitu Sifat-sifat batuan yang penting seperti : Kekerasan Tahanan dari suatu bidang permukaan halus terhadap abrasi. Serta tingkat abrasi dari tiap komposisi batuan. Keausan mata bor sebanding dengan komposisi batuan tersebut. Kandungan kuarsa dalam batuan biasanya dianggap sebagai petunjuk yang dapat dipercaya untuk mengukur keausan mata bor (drill bit). Tekstur Struktur butiran dari batuan dan dapat diklasifikasikan berdasarkan sifat-sifat porositas, looseness density dan ukuran butir. Tekstur juga mempengaruhi kecepatan pemboran.

Struktur Rekahan, patahan, bidang perlapisan schistosity dan jenis batuan, dip, strike.

Breaking characteristic: menggambarkan sifat batuan apabila dipukul dengan palu. Setiap jenis batuan mempunyai sifat khusus dan derajat kerusakan yang berhubungan dengan dengan tekstur, komposisi mineral dan strukturnya.

BAB III

TUGAS DAN PEMBAHASAN3.1Tugas

Menentukan system penggalian yang digunakan yang paling optimal dari data data nilai Point Load Index dan Jarak struktur (bidang diskontinu)

3.2Pembahasan

Foto 3.1

Metode Franklin

Sumber :Kegiatan Praktikum

Foto 3.2Metode Pettier and FookesSumber :Kegiatan Praktikum

BAB IV

ANALISA

Pada litologi lempung dengan metode Franklin, terlihat bahwa litologi CM, CU, CS paling efektif dapat dilakukan dengan metode pemberaian batuan dengan cara penggaruan sedangkan litologi CC dan CI efektif dilakukan dengan cara peledakan pembongkaran. Sedangkan untuk litologi batuan kapur, jenis kapur LS dan LL memiliki tekanan dan jarak struktur yang sangat tinggi. Maka paling efektif dilakukan dengan cara peledakan pembongkaran, sedangkan untuk litologi kapur CR, LM dan LR efektif digunakan dengan system penggaruan.

Pada Litologi lempung dengan metode Pettifer and Fookes, lempung CM, CU, dan CS efektif dilakukan dengan cara penggalian Hard digging dengan alat excavator backhoe maupung power shovel. Sedangkan lempung CC dapat dilakukan pemberaian dengan cara extremely hard ripping. Selain itu pada litologi lemping CI efektif dilakukan pemberaian dengan cara peledakan (blasting required).

Pada kedua metode baik Franklin maupun Pettifer and Fookes, Nilai IPL (Index Point Load) dan nilai Js (Jarak Struktur) memiliki perbandingan yang lurus dimana semakin besar nilai kekuatan (strength) serta nilai jarak struktur, maka potensi system pemberaian yang dilakukan akan semakin sulit (dibutuhkan peledakan). Namun apabila dibandingkan, metode Pettifer dan Fookes lebih baik digunakan karena dalam penentuan system pemberaian batuannya lebih detail, contohnya pada system penggalian yang terbagi menjadi 2 bagian (Hard digging, Easy Digging)BAB III

KESIMPULAN

Kegiatan Peledakan merupakan salah satu cara dalam pemisahan bahan galian baik itu mineral bijih serta campurannya maupun pada pengupasan lapisan overburden maupun pada bahan galiannya itu sendiri. Berdasarkan kemampugalian, Metode Pettifer and Fookes relatif lebih baik digunakan karena pada dari metode tersebut penentuan system penambangan yang lebih efektif digunakan lebih detail dibandingkan dengan metode Franklin.

Pada metode Franklin, terdapat 2 litologi lempung yang efektif digunakan dengan cara peledakang pembongkaran (CC, CL) dan 3 litologi lempung yang efektif digunakan penggaruan (CM, CU, CS). Pada litologi Kapur terdapat 2 Litologi kapur yang efektif digunakan dengan cara peledakan pembongkaran (LS, LL) dan 3 litologi kapur lainnya yang cocok digunakan system pemberaian dengan cara penggaruan (CR, LR, LM)

Pada Metode Pettifer dan Fookes terdapat 3 litologi lempung yang efektif digunakan pemberaian dengan cara hard digging (CM, CU, CS) dan 1 litologi dengan cara hard ripping (CC) serta 1 litologi lainnya dengan cara peledakan (blasting required). Untuk litologi batu kapur semua litologinya efektif digunakan dengan cara pemberaian hard rippingMaka tidak semua jenis batuan dapat dipecah dengan cara peledakan, hanya batuan batuan yang memiliki kekerasan tinggi (batuan beku, batuan metamorf) yang dapat dilakukan peledakan dengan alas an efisiensi dan ekonomis.

DAFTAR PUSTAKA

Dian, Fernan. 2010. Peledakan. http://fernandian.blogspot.com/2010/07/p eledakan.html. Diakses pada tanggal 1 Oktober 2015.

Abi. 2012. Bahan Peledak. http://ips-abi.blogspot. com/2012/10/macam- macam bahan peledak.html. Diakses pada tanggal 1 Oktober 2015.

Abi. 2012. Definisi Peledakan . http://ips-abi.blogspot. com/2 012/10/Definisi-peledakan.html. Diakses pada tanggal 1 Oktober 2015.Hermawan, Beni. 2012. Peralatan & Perlengkapan Peledakan . www.s lideshare.n et/BeniHerma wan/peralatan-perlengkapan-peledakan. Diakses pada tanggal 1 Oktober 2015.