laporan akhir

Upload: hidayatulfitri

Post on 13-Oct-2015

59 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 5/23/2018 LAPORAN AKHIR

    1/46

    FARM EXPERIENCE

    LAPORAN AKHIR

    FAKULTAS PETERNAKAN

    UNIVERSITAS ANDALAS

    Kampus Limau Manis, Padang. Kode Pos 25163

    Telp/ Fax. 0751-71464

    Email.faternaunand.ac.id

    2014

  • 5/23/2018 LAPORAN AKHIR

    2/46

    LAPORAN FARM EXPERIENCE

    Pada Unit Pelaksana Teknis (UPT)

    Fakultas Peternakan Universitas Andalas

    Oleh :

    Nama : Hidayatul Fitri

    BP : 1010612037

    Periode FE : 23-10 s/d 9-12 2013

    Menyetujui :

    Waka UPT Bid. Diklat Koordinator Lapangan

    Kusnaididi Subekti, S.Pt, MP Sumedi, S.Pt

    NIP. 197907132006041003 NIP.196812291989011001

    Mengetahui :

    Kepala UPT Fak. Peternakan

    Dr. Ir. Arief, MS

    NIP. 196208131987121001

  • 5/23/2018 LAPORAN AKHIR

    3/46

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa atas segala petunjuk, kemampuan, dan

    kekuatan yang telah diberikan-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan akhir Farm

    Experience ini.

    Dalam menyusun laporan ini, penulis sangat banyak mendapat bantuan , sumbangan

    gagasan dan pikiran dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih

    kepada:

    1. Yth. Bapak Dr. Ir. Arief, MS selaku kepala UPT

    2. Bapak Kusnadidi Subekti, S.Pt, MP selaku wakil UPT bidang Diklat

    3. Teman-teman anggota farm kelompok H3 dan H4

    4. Serta semua pihak baik secara langsung maupun tidak langsung telah membantu

    sehingga laporan ini dapat diselesaikan.

    Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu demi

    kesempurnaan laporan ini penulis mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak yang

    sifatnya membangun.

    Akhir kata penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca

    khususnya dan masyarakat pada umumnya.

    Padang, 3 Januari 2014

    Penulis

  • 5/23/2018 LAPORAN AKHIR

    4/46

    DAFTAR ISI

    Pengesahan............................................................................................................i

    Kata Pengantar......................................................................................................ii

    Daftar Isi................................................................................................................iii

    Daftar Gambar.......................................................................................................iv

    BAB I PENDAHULUAN

    1.1Latar Belakang................................................................................................11.2Tujuan.............................................................................................................11.3Manfaat...........................................................................................................2BAB II TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Hijauan Makanan Ternak (HMT)..................................................................3

    2.2 Ternak Potong................................................................................................8

    2.3 Ternak Perah..................................................................................................13

    2.4 Unggas............................................................................................................21

    BAB III PELAKSANAAN KEGIATAN

    3.1 Hijauan Makanan Ternak (HMT).................................................................26

    3.2 Ternak Potong................................................................................................28

    3.3 Ternak Perah...................................................................................................30

    3.4 Unggas............................................................................................................30

    BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1 Hijauan Makanan Ternak (HMT)..................................................................32

    4.2 Ternak Potong................................................................................................33

    4.3 Ternak Perah...................................................................................................34

    4.4 Unggas............................................................................................................35

  • 5/23/2018 LAPORAN AKHIR

    5/46

    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

    5.1 Kesimpulan....................................................................................................36

    5.2 Saran..............................................................................................................36

    DAFTAR PUSTAKA

  • 5/23/2018 LAPORAN AKHIR

    6/46

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 1 : photo unit hijauan makanan ternak................................................32

    Gambar 2 : photo unit sapi potong....................................................................33

    Gambar 3 : photo unit sapi perah......................................................................34

    Gambar 4 : photo unit unggas...........................................................................35

  • 5/23/2018 LAPORAN AKHIR

    7/46

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1Latar BelakangSeiring kemajuan teknologi yang sangat pesat pada saat sekarang ini, dibutuhkan

    tamatan sarjana yang tidak hanya mempunyai kemampuan intelektual, tetapi juga

    mempunyai keterampilan dalam mengembangkan ilmu yang didapatnya. Maka itu,

    mahasiswa perlu diberi bekal yang cukup, tidak hanya berupa teori tetapi juga berupa

    bentuk pengalaman praktek kerja dilapangan sebelum mahasiswa bersangkutan

    menyelesaikan studinya. Hal ini diperlukan dalam memperkuat disiplin ilmu peternakan.

    Farm Experience adalah pengalaman praktek kerja lapangan yang sejak awal

    merupakan salah satu bentuk mata kuliah wajib bagi mahasiswa dan merupakan bagian

    dari kurikulum yang pada saat ini perlu dilakukan peningkatan, dalam rangka menunjang

    kemampuan profesi dalam menghadapi tantangan dan persaingan dunia kerja yang

    semakin berat.

    Pada Fakultas Peternakan Universitas Andalas pengalaman praktek kerja lapangan

    atau disebut juga dengan Farm Experience sejak awal merupakan salah satu bentuk mata

    kuliah wajib bagi mahasiswa dan merupakan bagian dari kurikulum yang pada saat ini

    perlu dilakukan peningkatan, dalam rangka menunjang kemampuan profesi dalam

    menghadapi tantangan dan persaingan dunia kerja yang semakin berat.

    Farm Experience merupakan aplikasi teori, karena itu pelaksanaannya pun terbagi

    menjadi kelompok-kelompok yang masing masingnya mewakili unit - unit yangterdapat di Fakultas Peternakan. Adapun unitunit tersebut atara lain : Unit Ternak Sapi

    Perah, Unit Ternak Unggas, Unit Hijauan Makanan Ternak, Unit Ternak Sapi Potong.

    1.2TujuanAdapun tujuan dari pelaksanaan Farm Experience ini adalah :

    a. Agar mahasiswa lebih memahami bagaimana cara pengelolaan suatu usahapeternakan yang lebih intensif.

    b. Mahasiswa mendapatkan ilmu yang praktis dilapangan seperti : mendapatkan carapengobatan tradisional, menghilangkan anggapan bahwa teori tidak selalu singkron

  • 5/23/2018 LAPORAN AKHIR

    8/46

    dengan praktek, serta melatih kemampuan dan ketrampilan sebagai bekal untuk masa

    depan mereka.

    c. Dapat memberikan pengalaman dan keterampilan kepada mahasiswa tentang praktekkerja lapangan diberbagai bidang peternakan sehingga mahasiswa memiliki

    kemampuan untuk menunjang keahliannya.

    d. Memberikan dan melatih menerapkan kedisiplinan, tanggung jawab, dan kerjasamayang baik dalam kelompok melalui farm experience

    1.3ManfaatMahasiswa akan memiliki pengalaman dan keterampilan dalam melakukan pengelolaan,

    pemeliharaan, dan penanganan usaha peternakan, sekaligus melatih diri membiasakan

    disiplin, rasa tanggung jawab dan rasa kerjasama yang baik.

  • 5/23/2018 LAPORAN AKHIR

    9/46

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Hijauan Makanan Ternak (HMT)

    2.1.1 Pengertian Hijauan Makanan Ternak

    Pakan merupakan kebutuhan yang paling tinggi dalam suatu manajemen

    peternakan, yaitu sekitar 60-70% biaya produksi adalah untuk pakan. Dalam ransum

    ternak ruminansia, rumput lebih banyak digunakan karena selain lebih murah juga

    lebih mudah diperoleh. Disamping itu rumput mempunyai produksi yang lebih tinggi

    dan lebih tahan terhadap tekanan defoliasi (pemotongan dan renggutan). Salah satu

    upaya dalam meningkatkan produksi dan produktivitas ternak, ketersediaan dan

    kontinyuitas HMT sangat diperlukan, untuk itu perlu diwujudkan adanya lahan yang

    digunakan sebagai kebun HMT.

    Tanaman makanan ternak yaitu semua jenis tanaman yang dapat dikonsumsi

    oleh ternak yang dapat memenuhi kebutuhan hidup ternak serta tidak menimbulkan

    gangguan kesehatan bagi ternak. Hijauan makanan ternak yaitu semua jenis hijauan

    yang digunakan untuk makanan ternak yang dapat memenuhi kebutuhan hidup ternak

    dan tidak menganggu kesehatan ternak yang menkonsumsinya.

    2.1.1.1 Rumput

    Klasifikasi Rumput

    Dunia :Plantae

    Divisi : Spermatophyta

    Sub-divisi :Angiospermae

    Kelas :Monocotyledoneae

    Bangsa : Glumiflora

    Suku : Graminae

    Sub-suku :Panicode

    Terdiri dari :

    1. Rumput AlamiRumput alami yaitu rumput yang penanaman dan pengelolaannya tidak ada

    campur tangan manusia.

  • 5/23/2018 LAPORAN AKHIR

    10/46

    Ciri-ciri rumput alami yaitu :

    biasanya mempunyai nilai gizi yang rendah produksinya rendah pertumbuhan lambat tidak respon terhadap pemupukan penurunan nilai gizi lebih cepat perkembangan secara alamiahBeberapa contoh rumput yang termasuk rumput alami diantaranya yaitu

    rumput Pahit ( Axonophus compressus ), rumput Banto (Lersia lexandra ), alangi (

    Imperata cylindrica ) dan rumput Ayam ( Thermeda arguena ).

    2. Rumput Budidaya ( rumput unggul )Rumput bididaya ( rumput unggul ) adalh rumput yang sengaja ditanam dan

    penanaman, pemupukan, dan penyebarannya dilakukan oleh manusia. Rumput

    budidaya ada dua :

    Rumput PotongCiri-ciri rumput potong adalah tumbuhnya berumpun, pertumbuhan secara

    vertikal, mempunyai nilai gizi tinggi dan produksi tinggi, respon terhadap

    pemupukan, disukai oleh ternak ( palatable), mempunyai toleransi yang tinggi

    terhadap lingkungan, banyak anakan ( tiller ).

    Beberapa contoh yang termasuk rumput potong adalah Rumput Raja (

    Pennisetum purpupoides ), rumput Gajah ( Pennisetum purpureum ), rumput

    Setaria ( Setaria Sp ) dan rumput Mexico ( Euglena americana ).

    Rumput GembalaCiri-ciri rumput gembala adalah tumbuh pendek, pertumbuhan menjalar

    dengan stolon, tahan dengan renggutan, akar kuat dan tahan, sifatnya tahan

    kekeringan, respon terhadap pemupukan, nilai gizi tinggi, produksi tinggi,

    palatable ( disukai ternak ).

    Beberapa contoh yang termasuk rumput gembala adalah Brachiara mutica,

    brachiara decumbens, Brachiara ruziziensis, dan Digitaria decumbens.

    2.1.1.2. Leguminosa

    1. Klasifikasi leguminosa

  • 5/23/2018 LAPORAN AKHIR

    11/46

    Divisio/Phylum : Spermatophyta

    Sub divisio/Subphylum : Angiospermae

    Classis :Dicptyledoneae

    Ordo :Rosales

    Sub ordo :Rosinae

    Familia :Leguminoseae

    Familia leguminosa dibagi menjadi tiga sub familia:

    1. Sub familiaPapilionaceae2. Sub familiaMimosaciae3. Sub familia Caesal piniaceaE

    Ciri-ciri Leguminosa adalah Berbuah polong, memiliki bintil akar karena

    adanya kerja sama dengan bachteri Rhyzobium, dan daun legum biasanya membentuk

    majemuk yang terdiri dari satu tangkai.

    Leguminosa terbagi dua yaitu leguminosa alami dan leguminosa unggul. Contoh

    leguminosa alami yaitu Mimosa pudica dan Mimosa invisa. Sedangkan contoh

    leguminosa unggul yaitu Centrasuma pubescens dan Leucaena leucocephala.

    2.1.2. Lokasi HMT

    Adapun kriteria untuk lokasi hijauan makanan ternak adalah :

    Lahan yang digunakan untuk kebun adalah tanah milik peternak/kelompokpeternak, tanah desa, tanah adat/ulayat atau tanah milik Pemerintah /

    Pemerintah Daerah yang dalam penggunaannya mendapat persetujuan dari

    bupati/walikota. Dimungkinkan menggunakan lahan UPT/UPTD tertentu

    setelah mendapat rekomendasi dari Ditjen PLA.

    Status tanah dan batas kepemilikannya jelas, tidak dalam sengketa dantidak tumpang tindih dengan proyek / kegiatan lainnya.

    Terdapat kelompok peternak yang bersedia memelihara danmengembangkan kebun HMT.

    Lokasi mudah dijangkau dan diharapkan terdapat jalan yang mudahdiakses, serta tersedia petugas yang membina.

    2.1.3. Jenis HMT

  • 5/23/2018 LAPORAN AKHIR

    12/46

    Jenis Hijauan Makanan Ternak (HMT) yang ditanam pada lokasi kebun HMT

    Fakultas Peternakan Universitas Andalas adalah jenis rumput lapangan dan rumput

    gajah.

    2.1.4. Tata Cara Penanaman

    1. Pengolahan Tanah

    Pengolahan tanah bertujuan mempersiapkan media tumbuh yang

    optimum bagi suatu tanaman. Tanah yang diolah secara baik menyangkut

    pengertian : Membersihkan tanah dari tumbuhan-tumbuhan pengganggu

    (weed), menjamin perkembangan sistem perakaran yang sempurna dan

    memperhatikan kelestarian kesuburan tanah dan persediaan air.

    Tahapan pengolahan tanah adalah sebagai berikut:

    Pembersihan (land clearing)Dimaksudkan dengan pembersihan areal yang bersangkutan

    terhadap faktor - faktor, pohon yang tidak diperlukan, semak belukar atau

    alang-alang. Apabila pohon-pohon disekitar sungai/ sumber air dan

    tempat - tempat kritis sebaiknya tidak diganggu. Pembersihan areal

    seyogyanya dilakukan tanpa pembakaran melainkan melalui cara manual

    dan atau cara mekanis.Cara manual maupun mekanis dilakukan melalui

    tahapan sebagai berikut yaitu membabat rintisan dan mengimas,

    menebang dan merencek, membuat pancang jalur tanam, membersihkan

    jalur tanam.

    Pembajakan (ploughing)Bertujuan untuk memecahkan lapisan tanah menjadi bongkah-

    bongkah untuk mempermudah penggemburan selanjutnya.

    Penggaruan (Harrowing)Penggaruan adalah penggemburan tanah yang dilakukan melalui

    penghancuran bongkahan-bongkahan besar menjadi struktur yang lemah

    dan sekaligus membebaskan tanah dari sisa-sisa perakaran

    tumbuhtumbuhan liar.

    2. Pembuatan guludanSetelah tanah digemburkan, kemudian dibuat bedengan atau digulud

    sesuai dengan kebutuhan penanamannya. Untuk penanaman rumput yang

  • 5/23/2018 LAPORAN AKHIR

    13/46

    berasal dari stek dibuat guludan, sedangkan untuk penanaman dengan

    leguminosa atau penanaman campuran (rumput merayap (creeping grasses) +

    legum) yang menggunakan biji sebagai bahan tanam sangat disarankan

    menggunakan bedengan. Bedeng dan guludan tidak berlaku untuk lahan yang

    akan digunakan untuk padang penggembalaan Gambar di bawah ini adalah

    contoh bedengan dan guludan Bedengan untuk legume, tanaman campuran

    dan rumput merayap (creeping grasses) Guludan untuk rumput dan

    leguminosa tega.

    3. Pemupukan dasarPemberian pupuk kandang maupun kompos akan sangat bermanfaat

    bagi kondisi fisik tanah tersebut, karena akan memperbaiki struktur tanah.

    Pemberian pupuk dasar dilakukan pada saat pengolahan lahan. Yang termasuk

    pupuk dasar adalah pupuk kandang, kompos, atau pupuk yang lambat larut.

    Disamping itu dapat pula diberikan pupuk anorganik seperti KCl, Sp-36 dan

    urea, disesuaikan dengan jenis tanah setempat.

    4. PenanamanPenanaman dapat dimulai setelah hujan pertama, hal yang perlu

    diperhatikan terlebih dahulu ialah jenis hijauan yang akan ditanam.

    Penanaman dapat dilakukan dengan stek ataupun sobekan rumput (powls),

    untuk jenis yang membentuk stolon ataupun rhizoma penanaman dapat

    dilakukan dengan potonganpotongan stolon dan rhizoma. Penanaman

    leguminosa menggunakan benih, dapat dilakukan secara langsung disebar

    (broadcast) pada lahan, atau dibibitkan terlebih dahulu pada polybag untuk

    leguminosa pohon. Sistem penanaman HMT disesuaikan dengan kondisi

    kemiringan tanah dan kebiasaan masyarakat setempat.

    5. PemagaranPagar yang digunakan terdiri dari tiang penguat, tiang semu dan kawat

    berduri. Tiang penguat dapat berupa besi atau kayu yang kuat disesuiakan

    dengan bahan yang ada di daerah setempat. Jarak antara tiang penguat adalah

    20 meter dengan tinggi 1,35 1,5 meter. Tiang semu berupa pagar hidup

    (legume) dapat berupa tanaman turi, lamtoro dan lain-lain dengan jarak tanam

  • 5/23/2018 LAPORAN AKHIR

    14/46

    1 meter. Tiang penguat dan tiang semu dihubungkan dengan kawat berduri

    yang bersusun 3 (tiga).

    2.2 Sapi Potong

    Pengembangan sapi potong merupakan salah satu strategi pembangunan

    peternakan yang memiliki prospek yang baik karena sapi potong merupakan

    sumber daya penghasil bahan makanan berupa daging yang memiliki nilai

    ekonomis tinggi. Konsumsi daging sapi di Indonesia terus mengalami

    peningkatan, namun peningkatan tersebut belum diimbangi dengan penambahan

    produksi yang memadai.

    Rendahnya jumlah produksi sapi potong disebabkan karena kurangnya

    lahan untuk padang pengembalaan, kurangnya pengetahuan dalam manajemen

    pemeliharaan, serta masih rendahnya penggunaan inovasi teknologi. Untukmengatasi permasalahan tersebut, diperlukan suatu manajemen perbaikan sistem

    pemeliharaan dan penerapan manajemen, pemanfaatan teknologi yang memadai,

    berpeluang untuk memacu peningkatan produktivitas dan kenaikan populasi

    ternak sapi potong.

    Oleh sebab itu,di Fakultas Peternakan Universitas Andalas terdapat satu

    mata kuliah wajib mahasiswa yaitu praktik lapangan atau farm experience. Farm

    experince merupakan mata kuliah wajib dimana mahasiswa berada dilapangan

    untuk melakukan praktik secara langsung terhadap objek yaitu salah satunya yaitu

    pengelolaan sapi potong, sehingga nantinya bisa membantu perkembangan

    jumlah populasi sapi potong agar dapat mencukupi kebutuhan daging nasional.

    2.1.1 Pola Usaha Sapi Potong

    PembibitanSapi potong pembibitan merupakan pemeliharaan sapi potong dengan

    tujuan untuk reproduksi. Usaha pembibitan dilakukan di dataran rendah dan

  • 5/23/2018 LAPORAN AKHIR

    15/46

    memiliki pakan yang relatif kurang. Usaha pembibitan relatif tidak

    memerlukan banyak pakan karena tujuan utamanya yaitu menghasilkan pedet.

    Usaha pembibitan memerlukan banyak pakan pada masa kebuntingan dan

    masa laktasi agar pertumbuhan janin dan pedet tetap normal selama masa

    prasapih.

    KremanKreman merupakan sistem pemeliharaan sapi potong dengan tujuan

    untuk penggemukan. metode penggemukan sapi dengan kreman merupakan

    hasil modofikasi dari metode dry lot fattening. Beberapa kondisi sudah

    mengalami penyesuaian dengan kondisi lokal. Misalnya, pakan konsentrat

    yang diberikan hanya satu atau dua jenis seperti dedak padi dan ampas tahu.

    Sistem kreman ini sapi-sapi dipelihara dalam kandang sederhana dan

    hijauan siap konsumsi diberikan setiap hari. Sapi-sapi itu dipelihara dalam

    waktu tidak lebih dari 6 bulan, dan sama sekali tidak dikeluarkan dari kandang

    untuk digembalakan atau dipekerjakan

    2.2.2 Metode Penggemukan Ternak Potong

    Metoda yang dapat dilakukan dalam penggemukan ternak potong

    (Soeprapto, 2006) yaitu:

    a. Penggemukan di Padang PenggembalaanMetode penggemukan ini pada umumnya dilaksanakan di lokasi-

    lokasi yang tidak padat penduduk. metode ini dilakukan dengan cara sapi-

    sapi dilepaskan disuatu padang penggembalaan. Jenis rumput yang biasa

    ditanam adalah rumput kolonjono (Brachiaria mutica), rumput pangola

    (Brachiaria decumbens), rumput ruzi (Brachiaria ruziziensis) dan rumput

    Australia (Paaspalum dilatatum). Selain itu, untuk keseimbangan zat-zat

    gizi yang dikonsumsi, perlu juga ditanam pakan ternak dari jenis

    leguminosa seperti turi (Sesbania grandiflora), petai cina (Leucaena

    glauca) dan lamtoro.

    Metode penggemukan ini, sapi-sapi tidak diberi pakan berupakonsentrat. Jadi, satu-satunya pakan yang diberikan adalah rumput dan

  • 5/23/2018 LAPORAN AKHIR

    16/46

    atau leguminosa yang tumbuh di padang tersebut. Lama pemeliharaan

    sapi-sapi di padang penggembalaan umumnya tidak didasarkan pada

    waktu tertentu, tetapi lebih pada penilaian atau penampilan secara fisik.

    b. PenggemukanDry Lot FatteningSistem penggemukan seperti ini, sapi-sapi dipelihara di kandang

    khusus dan tidak pernah digembalakan. Penggemukan dengan metode ini

    kenal sebagai metode penggemukan dengan biaya tinggi. Pada awalnya,

    metode ini diterapkan di lahan-lahan pertanian jagung di Amerika Serikat,

    yang produksi jagungnya mellimpah. Saat itu, pakan sapi hanya dibatasi

    pada jagung. Namun, sekarang sapi-sapi juga diberi pakan hijauan dan

    pakan penguat atau biasa disebut konsentrat. Seluruh bahan pakan tersebut

    diberikan kepada sapi-sapi dalam bentuk yang sudah siap dikonsumsi di

    kandang. Di negeri asalnya, metode ini biasanya diberlakukan pada

    sekelompok sapi muda yang berumur 8-12 bulan. Selanjutnya sapi tersebut

    dipelihara selama 120-150 hari. Harapannya, pada umur tersebut sapi-sapi

    bisa tumbuh secara optimal. Dalam sistem ini biasanya berlaku sistem all

    in out. Artinya, sapi-sapi yang dipelihara masuk dan keluar bersama-sama.

    c. Penggemukan Sistem KombinasiPenggemukan system ini merupakan kombinasi dari metode

    penggembalaan dan dry lot fattening. Dalam metode ini sapi-sapi

    dipelihara disutu kandang tertentu dan pada periode tertentu sapi-sapi

    tersebut digembalakan di padang penggembalaan. Penggembalaan

    terutama dilakukan saat musim hujan, yakni saat hijauan tumbuh subur.

    Sementara itu, saat tidak tersedia pakan hijauan yang cukup, sapi-sapi

    diberi pakan konsentrat.

    2.2.3 Pakan Sapi Potong

    Pakan merupakan salah satu hal yang mempengaruhi kebutuhan hidup

    pokok ternak ruminansia. Kebutuhan hidup pokok (maintenance) yaitu

    kebutuhan nutrien basal yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup

    yang minimal tanpa melakukan suatu aktivitas/produksi. Zat makanan yang

    dibituhkan dalam penyusunan ransum sapi potong yaitu:

    a.

    Bahan kering

  • 5/23/2018 LAPORAN AKHIR

    17/46

    Bahan kering adalah hasil atau sisa bahan makanan sesudah diuapkan

    airnya di dalam almari pemanas (oven). BK suatu bahan terdiri atas zat

    organis (protein, karbohidrat danlemak) dan zat anorganis (mineral). Kadar

    BK didalam ransum akan mempengaruhi tinggi atau rendahnya kadar

    lemak air susu. Kadar lemak air susu menjadi rendah apabila kadar BK-

    nya turun atau berkurang.

    b. Protein dapat dicernaMerupakan hasil pencernaan protein kasar yang terdapat dalam suatu bahan

    makanan yang dapat diabsorpsi oleh dinding usus.

    c. Martabat Pati (MP)Martabat Pati adalah angka yang menunjukkan jumlah pati murni yang

    sama dayanya dengan 100 kg bahan makanan untuk membentuk lemak

    yang sama banyaknya di dalam tubuh.

    Bahan makanan yang digunakan sebagai ransum ternak potong adalah:

    a. Makanan KasarMakanan kasar ialah makanan yang mempunyai kadar serat kasar

    yang tinggi, terdiri dari makanan hijauan yang berupa rumput atau

    leguminose dalam bentuk yang masih segar ataupun yang telah diawetkan,

    seperti silase atau hay. Makanan kasar ini merupakan bahan makanan

    utama bagi sapi potong. Hijauan berasal dari tanaman sebangsa rumput

    (graminiaea) dan sebangsa polong-polongan (leguminosae) atau yang

    lainnya (Lubis, 1992). Pakan hijauan merupakan pakan dasar bagi ternak

    ruminansia khususnya bagi sapi perah. Hijauan minimal mengandung 17%

    serat kasar dalam bentuk bahan kering. Sebaiknya daun leguminosa

    diberikan bersama-sama rumput, dan paling banyak 50% dari rumput

    (Soetarno, 2003).

    b. Makanan Penguat (Konsetrat)Makanan penguat atau konsentrat merupakan makanan dengan

    kandungan serat kasar rendah (dibawah 18%) dan mudah dicerna.

    Konsentrat dibedakan menjadi dua yaitu sebagai sumber energi dan sumber

    protein. Konsentrat sumber energi apabila kadar protein kurang dari 20%.

    Sedangkan apabila kadar protein lebih dari 20% disebut konsentrat sumber

  • 5/23/2018 LAPORAN AKHIR

    18/46

    protein. Nutrisi utama dari konsentrat berupa protein dan energi (Soetarno,

    2003).

    Cara pemberian pakan pada ternak potong berdasarkan besarnya skala usaha,

    yaitu:

    a. Peternakan TradisionalPeternakan tradisional hanya memberikan pakan berupa rumput

    lapangan atau jerami. Dalam kondisi ini, sapi hanya mampu menghasilkan

    pertambahan berat badan harian (PBBH) dibawah 0,3 kg karena faktor

    lama pemeliharaan tidak menjadi pertimbangan utama. Hal itu karena

    tujuan pemeliharaan sapi umumnya hanya sebagai simpanan, atau sapi

    dijual ketika peternak membutuhkan uang dalam waktu cepat.

    b. Peternakan SemikomersialUsaha peternakan sapi potong yang sudah memasuki skala

    semikomersial atau komersial, waktu pemeliharaan menjadi pertimbangan

    utama. Hal itu karena faktor tersebut berkaitan erat dengan biaya produksi

    yang harus dikeluarkan. Agar waktu pemeliharaan sapi potong yang

    digemukkan relative singkat, dicari alternative metode pemberian pakan

    yang lebih efektif dan efisien. Beberapa peternak skala semikomersial

    tetap memberikan hijauan sebagai pakan utama, tetapi ada tambahan pakan

    berupa konsentrat. Hijauan yang diberikan pun kualitas gizinya sudah cuup

    tinggi, seperti rumput gajah atau rumput benggala. Namun, konsentrat

    yang diberikan bukanlah konsentrat yang sebenarnya, hanya berupa

    campurn ampas tahu dan dedak padi.

    c. Peternakan KomersialPeternakan sapi potong skala komersial, pakan hijauan diberikan

    dalam jumlah terbatas. Artinya, pakan utamanya adalah konsentrat dengan

    kadar protein kasar sebesar 15-16%. Pada peternakan seperti ini, rasio

    pakan hijauan dan konsentrat bisa 20:80, 25:75, 30:70 atau bahkan 0:100

    (full konsentrat). Dengan pola pemberian pakan seperti ini, laju

    pertambahan bobot badan sapi potong bisa dipacu dengan kisaran 0.6-1.2

    kg/hari. Pertambahan berat badan ini juga tergantung pada kondisi

  • 5/23/2018 LAPORAN AKHIR

    19/46

    wilayah, kadar zat gizi pakan dan potensi genetik masing-masing sapi

    (Soeprapto, 2006).

    2.2.4 Kandang Sapi PotongMenurut Soetarno (2000), bangunan kandang sapi potong diusahakan

    mendapat sinar matahari yang cukup terutama cahaya matahari pagi karena

    cahaya matahari pagi bisa melumpuhkan aktivitas bakteri penyebab penyakit.

    Pada pagi hari (saat cuaca baik) sebaiknya sapi dilepaskan di luar kandang,

    karena sinar matahari pagi baik untuk kesehatan sapi. Sinar matahari pagi

    tidak begitu panas dan lebih banyak mengandung sinar ultraviolet, yang

    berfungsi sebagai desinfektan dan membantu pembentukan vitamin D.

    Konstruksi kandang dibangun sedemikian rupa, sehingga semua

    pekerjaan bisa dilaksanakan dengan praktis, misalnya: pemberian makan,

    pembersihan kandang, pemerahan dan lain-lainnya. Terutama kandang sapi

    pejantan, konstruksinya harus lebih kuat. Bagi sapi-sapi betina cukup

    diikatkan pada tonggak.

    Bahan pembuat kandang antara lain:

    a)

    Kerangka kandangKandang dapat dibuat dengan kerangka dari bahan: besi, besi

    beton, kayu ataupun bambu.

    b). Atap kandang

    Untuk atap bias digunakan: genting, seng, asbes, rumbia, ijuk

    atau alang-alang. Bahan atap kandang yang ideal di Negara kita adalah

    genting

    c). Lantai

    Bahan-bahan dari tanah, batu, atau semen.

    d). Dinding

    Bahan dari bambu, papan, tembok, lembaran pastik.

    2.3 Sapi perah

    Berbagai hal yang dibahas mengenai peternakan sapi perah ini adalah :

    A. Bangunan

  • 5/23/2018 LAPORAN AKHIR

    20/46

    Usaha Pembibitan Sapi Perah harus memiliki bangunan yang memenuhi persyaratan

    sebagai berikut:

    1. Bangunan PerkantoranBangunan perkantoran harus terletak dalam satu lokasi dengan tempat usaha

    pembibitan, yang berfungsi untuk kegiatan administrasi dan pengolahan data.

    2. Bangunan PerkandanganBangunan kandang terdiri dari kandang sapi laktasi, kandang kering, kandang

    sapi bunting, kandang beranak, kandang pedet, kandang dara, kandang pejantan,

    kandang kawin, dan kandang isolasi. Sedangkan bangunan lainnya antara lain gudang

    pakan dan peralatan, unit pemerahan, unit kamar susu, unit pengolah susu, unit

    penampungan dan pengolahan limbah, unit sanitasi, sterilisasi, penanganan kesehatan,

    unit perkawinan ternak, dan instalasi air bersih.

    3. Peralatan yang diperlukanAdapun peralatan penting yang dibutuhkan pada peternakan sapi perah adalah

    diantaranya tempat pakan dan tempat minum, alat pemotong dan pengangkut rumput,

    alat pembersih kandang dan pembuatan kompos, peralatan kesehatan hewan,

    peralatan pemerahan dan pengolahan susu, peralatan sanitasi kebersihan, dan

    peralatan pengolahan limbah.

    4. Persyaratan kandangPersyaratan kandang yang harus dipenuhi adalah :

    konstruksi harus kuat sirkulasi udara dan sinar matahari cukup drainase dan saluran pembuangan limbah baik, serta mudah dibersihkan lantai dengan kemiringan 2 - 5 derajat, tidak licin, tidak kasar, mudah kering

    dan tahan injakan

    luas kandang sesuai peruntukannya kandang isolasi dibuat terpisah dekat sumber air, atau mudah dicapai aliran air; dan tidak mengganggu fungsi lingkungan dan aman.

    B. Bibit

    Ada 3 jenis :

    Bibit dasar (foundation stock), diperoleh dari proses seleksi rumpun atau galur, yangmempunyai nilai pemuliaan diatas nilai rata-rata

    Bibit induk (breeding stock) diperoleh dari proses pengembangan bibit dasar

  • 5/23/2018 LAPORAN AKHIR

    21/46

    Bibit sebar (commercial stock) diperoleh dari proses pengembangan bibit induk.C. Pakan

    Persyaratan pakan yang harus dipenuhi adalah :

    a. pakan hijauan harus berkualitas dan tidak ada zat toksik, dapat berasal dari rumput,leguminosa, sisa hasil pertanian dan dedaunan yang mempunyai serat kasar yang

    relatif tinggi dan kadar energi rendah

    b. pakan konsentrat merupakan pakan dengan kadar serat rendah dan kadar energi tinggi,tidak terkontaminasi dengan mikroba, penyakit stimulan pertumbuhan, hormon, bahan

    kimia, obat-obatan, mycotoxin sesuai standar yang telah ditetapkan

    c. pakan tambahan (feed additive) dan pakan pelengkap (feed supplement) harusmemenuhi persyaratan yang telah ditetapkan.

    D. Air Minum

    Air yang digunakan harus memenuhi baku mutu air yang sehat dan tersedia sepanjang

    tahun dalam jumlah yang mencukupi dan disediakan tidak terbatas.

    E. Obat Hewan

    a. obat hewan yang digunakan meliputi sediaan biologik, farmasetik, premiks dan obatalami.

    b. obat hewan yang digunakan seperti bahan kimia dan bahan biologic harus memilikinomor pendaftaran, untuk sediaan obat alami tidak dipersyaratkan memiliki nomor

    pendaftaran.

    c. penggunaan obat keras harus dibawah pengawasan dokter hewan sesuai ketentuanperaturan perundang-undangan di bidang obat hewan.

    d. penggunaan desinfektan dalam bentuk foot deeping untuk pencegah masuknyapenyakit dari luar.

    e. vaksinasi dan obat cacing diberikan secara berkala sesuai kebutuhan.

    F. Sumber Daya Manusia

    Sumber Daya Manusia yang dibutuhkan untuk mengoperasikan usaha pembibitan sapi

    perah :

    a. memiliki keahlian di bidang pemuliaan ternak, pakan ternak, reproduksi, manajemenpastura, penanganan dan prosessing susu, penyakit hewan, manajemen ternak,

    pengolahan data base, dan lingkungan.

  • 5/23/2018 LAPORAN AKHIR

    22/46

    b. memiliki karyawan yang sehat jasmani dan rohani serta tidak memiliki luka terbuka.c. telah mengikuti pelatihan teknis pembibitan sapi perah, kesehatan hewan, dan

    keselamatan kerja.

    G. Manajeman Pemeliharaan

    Meliputi :

    1) Pemeliharaan pedetSetelah pedet dilahirkan :

    lendir dibersihkan dari mulut, lubang hidung dan bagian tubuh lainnya,sehingga pedet dapat bernafas dengan baik

    tali pusar dipotong 5 cm dari pangkal dengan pisau atau gunting yang sterildan segera beri antiseptic

    pedet dipisahkan dari induknya paling lambat 12 24 jam setelah lahir dandimasukkan dalam kandang individual yang sudah dibersihkan dan

    didisinfektan

    pemberian identitas dan pemotongan tanduk (de-horning) dilakukan sebelumberumur satu bulan

    pencatatan meliputi nama sapi, nomor telinga, tanggal lahir, jenis kelamin,berat lahir, identitas tetuanya, tipe dan status kelahiran.

    Pemberian kolostrum :

    kolostrum diberikan setelah dilahirkan (jangan lebih dari satu jam) sebanyak 2liter sekali pemberian atau maksimal 10% dari berat lahir

    pedet dilatih minum kolostrum dengan menggunakan jari tangan sampai pedetdapat mengkonsumsi dengan baik

    kolostrum diberikan 2 sampai 4 kali sebanyak 3-4 liter per hari sampai umur 7hari dengan menggunakan tempat minum yang bersih.

    Pemberian susu :

    susu diberikan mulai hari ke delapan sampai umur tiga bulan dan diberikandua kali dalam sehari

    jumlah susu yang diberikan sesuai dengan umur pedet dengan menggunakantempat yang bersih;

    Pemberian pakan padat (calf starter dan rumput) dan air minum :

  • 5/23/2018 LAPORAN AKHIR

    23/46

    pakan padat (calf starter dan rumput kering/hay) diberikan mulai harikedelapan, yang jumlahnya disesuaikan dengan umur dan berat badan pedet

    calf starter dan rumput kering/hay ditempatkan pada tempat yang bersih air bersih diberikan secara ad libitum dengan menggunakan tempat yang

    bersih.

    Penggembalaan pedet :

    exercise dilakukan pada pedet umur dua minggu exercise dilakukan tiga kali seminggu selama satu jam setiap hari dan

    selanjutnya tiga jam setiap hari.

    Pengukuran pertumbuhan :

    penimbangan dilakukan pada berat lahir, umur 3 bulan dan umur 6 bulan; pengukuran pertumbuhan meliputi tinggi gumba, lingkar dada dan panjang

    badan dilakukan bersamaan dengan penimbangan.

    2). Pemeliharaan sapi dara dan jantan muda

    Perawatan :

    sapi di kelompokkan berdasarkan umur, jenis kelamin dan berat badan sapi dimandikan minimal satu kali sehari terutama pada pagi hari tempat pakan dan bak air dibersihkan lantai kandang dibersihkan secara rutin pemotongan kuku di lakukan enam bulan sekali exercise dilakukan seminggu sekali pada pagi hari selama dua jam.

    Pemberian pakan :

    konsentrat diberikan sebanyak 1% dari berat badan dengan kandungan nutrisisesuai standar

    hijauan diberikan dua kali sehari sebanyak 10 % dari berat badan setelahpemberian konsentrat

    air minum diberikan secara ad libitum.

    Pengukuran pertumbuhan :

    penimbangan dilakukan sebulan sekali sampai umur 15 bulan pengukuran pertumbuhan meliputi tinggi gumba, lingkar dada dan panjang

    badan dilakukan bersamaan dengan penimbangan.

    Pemeliharaan calon induk :

  • 5/23/2018 LAPORAN AKHIR

    24/46

    pola pemeliharaan, pemberian pakan dan perawatan sapi calon induk relatifsama dengan pemeliharaan sapi dara

    sapi calon induk dikawinkan minimal sesudah mengalami dua kali birahi danatau berumur sekitar 15 bulan dengan berat badan minimal 300 kg;

    pengembangbiakan dilakukan dengan metode Inseminasi Buatan (IB) danTransfer Embrio (TE) dan apabila teknik tersebut mengalami kegagalan, maka

    dapat dilakukan sistem perkawinan alam dengan rasio jantan banding betina 1

    : 8-10 ekor

    dalam pelaksanaan perkawinan harus dilakukan pengaturan penggunaansemen beku atau pejantan untuk menghindari terjadi kawin sedarah

    (inbreeding).

    3). Pemeliharaan induk bunting

    Perawatan :

    sapi dikelompokkan berdasarkan umur kebuntingannya pola pemeliharaan dan perawatan sapi induk bunting relatif sama dengan

    pemeliharaan sapi dara

    pada kebuntingan 8 bulan dipisahkan di kandang beranak yang bersih, keringdan terang.

    Pemberian pakan :

    pada umur kebuntingan muda (3-5 bulan) diberikan konsentrat sebanyak d1% dari berat badan

    pada umur kebuntingan mulai 8 bulan, diberikan konsentrat sebanyak e 1%dari berat badan.

    4). Pemeliharaan sapi laktasi

    Perawatan :

    ternak dikelompokkan berdasarkan kemampuan produksi susu pola pemeliharaan dan perawatan sapi laktasi relatif sama dengan

    pemeliharaan sapi induk

    nilai BCS perlu diperhatikan , agar tidak kurang dari 2,75 dan menjelang sapikering nilai BCS harus mencapai 3,5-4,0.

    Pemberian pakan :

  • 5/23/2018 LAPORAN AKHIR

    25/46

    konsentrat diberikan sebanyak 1,5-3% dari berat badan, disesuaikan denganproduksi susu, diberikan 2-3 kali dalam sehari sesudah pemerahan

    pakan hijauan diberikan sebanyak 10% dari berat badan dalam bentuk sudahdicacah dengan ukuran 3-5 cm

    pakan hijauan diberikan sebelum sapi diberi konsentrat untuk menghindariasidosis

    air minum diberikan secara ad libitum.

    5). Pemeliharaan Sapi bunting kering

    Perawatan :

    pola pemeliharaan dan perawatan sapi bunting kering sama denganpemeliharaan sapi induk

    memperhatikan kemampuan sapi dalam megkonsumsi pakan; nilai BCS tidak kurang dari 3 dan diupayakan terus meningkat sampai

    menjelang melahirkan dengan nilai BCS mencapai 3,54,0

    memindahkan sapi kekandang beranak pada 2-3 minggu sebelum melahirkan.Pemberian pakan :

    memberikan pakan sesuai dengan standar yang ditentukan dalam jumlah yangcukup

    kandungan nutrisi pada konsentrat sesuai dengan PTM yang telah ditetapkan apabila nilai BCS telah mencapai 3,5-4 pemberian pakan sebaiknya hanya

    hijauan

    air minum diberikan secara ad libitum;

    6). Pemeliharaan calon pejantan

    pemeliharaan sapi calon pejantan relatif sama dengan pemeliharaan sapi betinacalon induk

    sapi calon pejantan dipisahkan dengan kelompok sapi betina.

    Pemeliharaan pejantan

    Perawatan :

    perawatan relatif sama dengan perawatan sapi calon pejantan pejantan digunakan sebagai pemacek mulai umur 18 bulan.

    Pemberian pakan :

  • 5/23/2018 LAPORAN AKHIR

    26/46

    Pemberian konsentrat dengan jumlah dan mutu sesuai kebutuhan,denganpemberian 1% bobot badan

    Pemberian hijauan dengan jumlah dan mutu sesuai kebutuhan denganpemberian 10% bobot badan.

    H. Manajemen Kesehatan Hewan

    Untuk memperoleh hasil yang baik, harus memperhatikan persyaratan kesehatan

    hewan sebagai berikut :

    a. Situasi penyakitLokasi harus terletak di wilayah yang tidak terdapat gejala klinis atau rentan

    penyakit radang limpa (Anthrax), kluron menular (Brucellosis), TBC (tuberculosis),

    anaplasmosis, leptospirosis, salmonelosis, piroplasmosis, IBR (Infectious Bovine

    Rhinotracheitis) dan BVD (Bovine Viral Diarrhea), Leptospirosis, SE (Septichaemia

    Epizootica), Jones Disease (Para Tubercolosis), Parasit cacing dan Parasit Darah

    b. Pencegahan/VaksinasiBibit sapi perah divaksinasi dan dilakukan pengujian/test laboratorium

    terhadap penyakit hewan menular tertentu yang ditetapkan oleh instansi yang

    berwenang;

    I. Manajemen Pembibitan

    Dalam upaya memperoleh bibit sapi perah yang memenuhi persyaratan teknis dan

    atau standar mutu bibit diperlukan manajemen pembibitan ternak yang meliputi :

    a. Program pemulia-biakan (breeding program) yang dilakukan adalah pemurnian untukmempertahankan karakteristik/sifat genetik dan fenotip ternak.

    b. Pengembangbiakan perkawinan dengan teknik IB menggunakan semen beku yang mutunya

    sesuai dengan SNI 4869.1-2008

    teknik TE dengan embrio beku atau embrio segar hasil in-vivo yangsudah teruji

    dalam pelaksanaan perkawinan harus dilakukan pengaturanpenggunaan semen beku untuk menghindari terjadi kawin sedarah

    (inbreeding).

    J. Pencatatan (Recording)

  • 5/23/2018 LAPORAN AKHIR

    27/46

    Pencatatan harus dilakukan pada setiap individu ternak secara teratur dan

    terus-menerus oleh petugas pencatat (recorder), dimasukkan dalam buku induk

    registrasi sapi perah yang meliputi :

    pemberian tanda berupa nomor telinga dan nomor registrasi ternak untukidentifikasi

    rumpun, identitas ternak dan sketsa (foto individu ternak) silsilah, identitas dan produktivitas tetua perkawinan (tanggal, kode semen, PKB, tanggal bunting) kelahiran (tanggal, berat badan, jenis kelamin, tipe kelahiran, calvingease) penyapihan (tanggal dan bobot badan) pengukuran (performans, pertumbuhan, produksi susu) pakan (jenis,konsumsi) vaksinasi, pengobatan (tanggal, perlakuan/treatmen) mutasi (pemasukan dan pengeluaran ternak).

    K. Seleksi Bibit

    Seleksi bibit sapi perah dilakukan berdasarkan performan anak dan individu

    calon bibit sapi perah tersebut, dengan menggunakan kriteria seleksi sebagai berikut :

    seleksi dilakukan terhadap bibit ternak yang akan dikembangkan dipeternakanatau pun terhadap keturunan/bibit ternak yang diproduksi

    seleksi calon bibit jantan dilakukan melalui uji performan dan uji zuriat seleksi calon bibit betina diambil 90% dari keturunan hasil perkawinan (1-5%

    pejantan terbaik) dengan betina unggul (7085%) dari populasi

    hasil seleksi dilakukan uji performan

    L. Afkir (Culling)

    Pengeluaran ternak yang sudah dinyatakan tidak memenuhi persyaratan bibit

    (afkir/culling), dengan ketentuan sebagai berikut :

    sapi induk yang tidak produktif harus segera dikeluarkan keturunan jantan yang tidak terpilih sebagai calon bibit (tidak lolos seleksi)

    dikeluarkan, dapat dikastrasi dan dijadikan sapi bakalan

    Anak betina yang pada saat sapih atau pada umur muda menunjukkan tidakmemenuhi persyaratan bibit harus dikeluarkan.

  • 5/23/2018 LAPORAN AKHIR

    28/46

    2.4 Ternak Unggas

    Masyarakat semakin menyadari akan pentingnya protein hewani bagi

    pertumbuhan jaringan tubuh. Salah satu sumber protein adalah daging ayam broiler.

    Ditinjau dari nilai gizinya, daging ayam broiler tidak kalah dibandingkan dengan

    daging dari ternak lain. Selain itu daging ayam broiler mudah didapatkan dan

    harganya relatif murah, karena pemeliharaan ayam broiler.

    Tingkat konsumsi akan daging ayam masyarakat Indonesia sudah tinggi,

    namun belum diiringi dengan kenaikan populasi dan produksi ayam broiler itu sendiri.

    Hal ini disebabkan karena manajemen pemeliharaan yang belum baik dan efektif.

    Salah satu kendala dalam pemeliharaan ayam pedaging adalah fluktuasiharga pakan

    yang tidak menentu. Faktor pakan tersebut tidak bisa diabaikan karena pakan dapat

    disebut sebagai factor pembiayaan yang paling penting dalam suatu peternakan ayam

    pedaging.

    2.4.1 Bibit Ayam Broiler

    Ayam broiler merupakan hasil genetik yang memiliki karakteristik ekonomis,

    pertumbuhan yang cepat sebagai penghasil daging, konversi pakan rendah, dipanencepat karena pertumbuhannya yang cepat, dan sebagai penghasil daging dengan serat

    lunak (Murtidjo, 1987). Ayam broiler adalah galur ayam hasil rekayasa genetik yang

    memiliki karakteristik ekonomis dengan ciri khas pertumbuhan cepat sebagai

    penghasil daging, masa panen pendek dan menghasilkan daging berserat lunak,

    timbunan daging baik, dada lebih besar dan kulit licin (North and Bell, 1990). Ayam

    broiler dalam klasifikasi ekonomi memiliki sifat-sifat antara lain : ukuran badan besar,

    penuh daging yang berlemak, temperamen tenang, pertumbuhan badan cepat serta

    efisiensi penggunaan ransum tinggi (Siregaretal., 1980).

    Pertumbuhan ayam dipengaruhi oleh bangsa, jenis kelamin, umur,kualitas ransum,

    dan lingkungan. Zat pakan yang penting bagi pertumbuhan ternak adalah kalsium yang

    berfungsi untuk pertumbuhan tulang, produksi, reproduksi normal, pembentukan sel darah

    merah, dan berperan dalam systemsyaraf (Wahju, 1991).

    2.4.2 Manajemen Pakan dan Air Minum

    Pakan adalah campuran dari berbagai macam bahan organik maupun

    anorganik untuk ternak yang berfungsi sebagai pemenuhan kebutuhan zat-zat

  • 5/23/2018 LAPORAN AKHIR

    29/46

    makanan dalam proses pertumbuhan (Suprijatnaet all.,2005). Menurut Kartasudjana

    dan Suprijatna (2006), ayam mengkonsumsi ransum untuk memenuhi kebutuhan

    energinya, sebelum kebutuhan energinya terpenuhi ayam akan terus makan. Jika ayam

    diberi makan dengan kandungan energi rendah maka ayam akan makan lebih banyak.

    Dibandingkan dengan kandungan energi tinggi , maka semakin rendah konsumsi

    pakannya, karena ayam makan untuk memenuhi kebutuhan energinya. Ayam Broiler

    untuk keperluan hidupnya memerlukan zat makanan seperti karbohidrat, lemak,

    mineral, protein, vitamin, dan air.

    Air merupakan senyawa penting dalam kehidupaan. Dua per tigabagian tubuh hewan

    adalah air dengan berbagai peranan untuk kehidupan(Parakkasi, 1999). Menurut Scottet all.,

    (1982) , air mempunyai fungsisebagai berikut :

    (1) Zat dasar dari darah, cairan interseluler dan intraseluler yang bekerja aktif dalam

    transformasi zat- zat makanan

    (2) Penting dalam mengatur suhu tubuh karena air mempunyai sifat menguap danspecific

    heat

    (3) Membantu mempertahankan homeostatis dengan ikut dalam reaksi dan perubahan

    fisiologis yang mengontrol pH, tekanan osmotis, konsentrasielektrolit.

    Beberapa istilah yang perlu diketahui:

    a. Konsumsi PakanKonsumsi pakan adalah kemampuan ternak dalam mengkonsumsi sejumlah

    ransum yang digunakan dalam proses metabolisme tubuh (Anggorodi, 1985).

    Konsumsi pakan menurut Siregaret all.,(1982) adalah konsumsi pakan dipengaruhi

    oleh beberapa faktor antara lain besar tubuh, bentuk pakan, jenis kelamin, aktivitas

    sehari-hari, temperatur lingkungan, serta kuantitas dan kualitas pakan yang diberikan.

    Sedangkan menurut Tillman et al (1991), konsumsi diperhitungkan dari jumlah

    makanan yang dimakan oleh ternak dimana zat makanan yang dikandungnya akan

    digunakan untuk mencukupi kebutuhan hidup pokok dan untuk produksi hewan

    tersebut. Ternak akan dapat mencapai tingkat penampilan produksi tertinggi sesuai

    dengan potensi genetiknya bila memperoleh zat-zat makanan yang dibutuhkannya. Zat

    makanan tersebut diperoleh ternak dengan jalan mengkonsumsi sejumlah makanan

    (Sutardi,1980).

    b. Konversi Pakan

  • 5/23/2018 LAPORAN AKHIR

    30/46

    Konversi pakan atau feed convertion ratio( FCR ) adalahperbandingan antara

    jumlah pakan ( kg ) yang dikonsumsi dengan berathidup ( kg ) sampai ayam itu dijual (

    Siregar dkk., 1980 ). Sehingga semakin kecil angka konversi pakan menunjukkan

    semakin baik. efisiensi penggunaan pakan. Bila angka perbandingan kecil berarti

    kenaikan berat badan memuaskan atau ayam makan tidak terlalu banyak untuk

    meningkatkan berat badannya (North, 1984).

    Konversi pakan merupakan ukuran membandingkan antara jumlah pakan yang

    dihabiskan dengan produksi (telur atau daging) dalam satu satuan waktu yang sama.

    Konversi pakan banyak digunakan oleh peternak guna mengukur kemampuan ternak

    dalam memanfaatkan pakan menjadi produk baik daging atau telur. Konversi pakan

    pada ayam adalah banyaknya pakan yang dihabiskan oleh ayam dalam waktu tertentu

    untuk memperoduksi telur atau daging (Sarwono, 1991).

    2.4.3 Manajemen pemeliharaan

    Persiapan yang baik merupakan modal pertama yang harus dimiliki sebelum

    mendatangkan bibit ayam broiler yang akan dipelihara. Tersedianya sarana yang

    lengkap akan memudahkan dalam pengelolaan secara baik dan sempurna. Persiapan

    yang diperlukan antara lain yaitu tersedianya boks atau kandang DOC, boks ini

    diletakkan di atas lantai kandang, tirai plastic dipasang pada keempat sisi boks, lampu

    pemanas digantung 15 cm dari lantai boks, termometer untuk mengontrol panas bisa

    digantung atau diikat pada kandang (Murtidjo, 1987). Untuk menciptakan suhu udara

    di dalam kandang stabil maka digunakan pemanas kandang. Pada peternakan broiler,

    biasanya pemanas kandang digunakan saat broiler berumur 1 hari sampai dengan 20

    hari (fase awal dan fase pertumbuhan, atau disesuaikan dengan kebutuhan. Berbagai

    pemanas yang biasa digunakan pada peternakan broiler adalah: Pemanas kompor

    minyak tanah adalah pemanas sederhana yang biasa digunakan pada peternakan

    broiler di daerah tropis. Prinsip kerjanya yaitu api yang timbul dari kompor akan

    memanasi katel yang berada di atasnya sehingga kalor yang dihasilkan dapat

    memanasi area yang lebih luas.

    Pemeliharaan saat DOC tiba merupakan awal dari pemeliharaan selanjutnya.

    DOC yang baru datang biasanya mengalami stress dan kemunduran kondisi. Oleh

    karena itu, pemberian air minum dilakukan setelah DOC beristirahat kira-kira 2-3

    jam. Air minum yang diberikan pertama kali biasanya diberi tambahan gula jawa

  • 5/23/2018 LAPORAN AKHIR

    31/46

    sebagai suplay energi. Pemberian air harusad libitumdan ditempatkan secara merata

    disekitar sumber pemanas.

    Kandang DOC harus diberi pemanas karena pada umumnya sistem kekebalan

    tubuh DOC belum stabil dalam fungsinya. Pada keesokan harinya, air minum di

    tambah suplemen (vitamin) (Murtidjo, 1987). Program sanitasi harus terarah serta

    tergantung dari cara memilih desinfektan yang sesuai dengan mikroorganisme yang

    dijadikan sasaran. Desinfektan adalah bahan kimia yang dapat membasmi

    mikroorganisme, khususnya mikoorganisme yang membahayakan peternakan ayam.

    Bahan dari desinfektan adalah dengan mencampur Kalium Permanganat dengan

    formalin yaitu dosis 37% - 40% Formaldehid gas yang dilarukan dalam air atau

    dengan cara memanaskanFormaldehidtersebut (Murtidjo, 1992).

    2.4.4. Kesehatan dan Penyakit

    Vaksinasi adalah suatu usaha untuk memberikan kekebalan pada ayam, agar

    ayam tersebut kebal terhadap serangan suatu penyakit (Murtidjo, 1992). Lebih lanjut

    dikatakan vaksinasi dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti injeksi, air minum,

    tetes mata atau hidung, semprot ataupun tusuk sayap. Program vaksinasi untuk ayam

    broiler relatif paling sedikit dibandingkan dengan ayam petelur maupun ayam bibit

    sebab pemeliharaan ayam broiler hanya membutuhkan waktu relatif lebih singakat

    yakni sekitar 6-8 minggu.

    Beberapa penyakit yang sering menjangkit ayam antara lain cacar unggas, ND,

    Ifectious Bronchitis, Gumboro dan lain-lain. Jasad renik yang menyebabkan hewan

    sakit dapat dikelompokkan menjadi beberapa macam kelompok yaitu virus, bakteri,

    cendawan, protozoa, dan parasit lain. Semua jasad renik ini rentan terhadap obat dan

    anti biotika, kecuali virus, maka pengendalian penyakit virus sepenuhnya tergantung

    dari program pencegahan melalui perbaikan sanitasi, pengasingan hewan yang sakit

    dan vaksinasi (Akoso, 1993).

    Penyakit ngorok atau CRD pada ayam merupakan suatu penyakit yang

    menyerang saluran pernapasan dimana sifatnya kronis. Disebut kronis karena

    penyakit ini berlangsung secara terus menerus dalam jangka waktu lama dan sulit

    untuk disembuhkan. Penyebab utamanya adalah Mycoplasmagallisepticum, yang

    salah satu gejala khas dari penyakit ini adalah ngorok, sehingga peternak lebih umum

  • 5/23/2018 LAPORAN AKHIR

    32/46

    menyebutnya dengan penyakit ngorok (Murtidjo, 1992).

    Penyakit Snot disebabkan oleh bakteri Hemophilus paragallinarum dan

    digolongkan penyakit akut yang mudah menyebar. Gejala awal ayam selalu

    menggeleng-geleng kepalanya untuk menghilangkan lendir dari hidungnya, yang

    lama-lama menjadi kental dan bau busuk. Bagian muka dan mata ayam tampak

    membengkak, dapat menimbulkan bunyi ngorok danmenyulitkan pernafasan, nafsu

    makan berkurang sehingga berat badan ayammenurun. Di Penyebarannya melalui air

    minum, pakan, udara, atau kontaklangsung dengan ayam yang sakit. Pencegahannya

    dengan menjaga sanitasi lingkungan kandang, hindari kandang yang kotor dan

    lembab. Diusahakanagar kandang selalu mendapat sinar matahari yang cukup. Ayam

    yang sakitharus diisolasi dan diobati dengan injeksi antibiotik streptomisin dengan

    dosis 150 mg/kg berat badan ayam selama 2-3 hari (Murtidjo, 1992). Kolibasilosis

    merupakan penyakit yang dapat menimbulkan berbagai kerugian pada peternakan

    ayam sehubungan dengan terjadinya kematian, gangguan pertumbuhan atau

    produksi, faktor pendukung timbulnya berbagai penyakit lainnya, respon yang kurang

    optimal terhadap vaksinasi danpeningkatan biaya pengobatan, pakan, desinfektan

    serta tenaga kerja. Dampak penting lainnya pada industri perunggasan akibat

    kolibasilosis antara lain adanya peningkatan jumlah ayam yang diafkir, penurunan

    kualitas karkas dan telur, penurunan daya tetas telur dan kualitas anak ayam dan

    mendukung timbulnya penyakit kompleks yang sulit ditanggulangi (Charles, 2000).

  • 5/23/2018 LAPORAN AKHIR

    33/46

    BAB III

    PELAKSANAAN KEGIATAN

    3.1Hijauan Makanan TernakPelaksanaan kegiatan Farm Experience pada unit Hijauan Makanan

    Ternak yaitu :

    Hijauan makanan ternak 1 yaitu pada hari 2 Desember sampaidengan 9 Desember 2013

    Hijauan makanan ternak 2 yaitu pada hari Kamis, 24 Oktobersampai dengan hari Rabu 30 Oktober 2013, dan kemudian

    menyisip 3 hari di Unit Pelaksana Teknis ( UPT) Atas Fakultas

    Peternakan Universitas Andalas

    Hijauan makanan ternak 3 yaitu pada hari Kamis 31 Oktobersampai dengan hari Kamis 7 November 2013 di Unit Pelaksana

    Teknis (UPT) Bawah Fakultas Peternakan Univesitas Andalas

    Kegiatan yang dilakukan meliputi :

  • 5/23/2018 LAPORAN AKHIR

    34/46

    HMT 2a. Pembersihan lahan

    b. Membuat lobang untuk ditanami rumputc. Pemupukan lahand. Pengumpulan dan pengolahan bibite. Penanamam

    HMT 1 dan HMT 3a. Menyabit rumput untuk ternak

    b. Membersihkan lahan dan membuat lobang serta memupuk lahanRumput yang dipanen terdiri dari rumput potong dan rumput

    gembala. Rumput potong yang ditemukan pada lahan UPT adalah :

    Rumput Gajah dan rumput raja sedangkan rumput gembala yang

    ditemukan pada lahan UPT adalah : Rumput Teki. Selain rumput

    potong dan rumput gembala, ada juga beberapa jenis leguminosa yang

    juga ikut dipanen yaitu Putri malu dan Lamtoro.

    Alatalat yang digunakan :

    Peralatan yang digunakan saat pemanenan dilakukan antara lain :

    1. Sabit2. Sarung tangan3. Pakaian lapangan

    4. Topi atau caping

    5. Sepatu Bot

    6. Traktor gerobak dan batu asahan

    Cara Kerja :

    HMT 1 dan HMT 31. Persiapkan semua peralatan kerja2. Asah sabit terlebih dahulu jika sabit kurang tajam3. Memotong rumput gajah dan rumput lapangan (rumput teki).

    Pemotongan rumput gajah dilakukan serendah mungkin atau sejajar

    dengan tanah.

  • 5/23/2018 LAPORAN AKHIR

    35/46

    4. Naikkan rumput gajah dan rumput lapangan ke atas gerobak sampaigerobak benar-benar penuh.

    5. Setelah penuh, gerobak berisi rumput tersebut ditarik oleh traktor danrumput dibawa ke kandang untuk diberikan pada sapi.

    6. Membersihkan dan menyimpan peralatan kerja. HMT 2

    1. Persiapkan semua peralatan kerja2. Lahan yang masih belum bersih atau semak dibersihkan3. Kemudian rumput-rumput yang sudah dibersihkan tersebut di

    bakar, jika memungkinkan untuk di konsumsi oleh ternak maka di

    asingkan

    4. Pembuatan lobang sesuai dengan ukuran yang sudah dijelaskan5. Menabur pupuk kandang6. Menanami lahan

    3.2Sapi PotongKegiatan Farm Experience pada Unit Ternak Potong dilaksanakan pada

    hari 8 November sampai dengan 15 November 2013 di kandang sapi

    Potong UPT atas Fakultas Peternakan Universitas Andalas.

    Ternak sapi yang dipelihara di UPT Fakultas Peternakan terdiri

    dari beberapa jenis, yaitu: sapi simental, sapi bali, sapi peranakan ongole

    dan sapi pesisir. 6 ekor jantan dewasa, dan 8 ekor betina.

    Bahan-bahan yang digunakan selama melaksanakan farm di unit ternak

    potong adalah:

    1. Hijauan.a. Rumput Gajah.b. Rumput Lapangan.c. Leguminosa.

    2. Konsentrat yaitu Dedak3. Air

    Alat-alat yang digunakan selama melaksanakan farm di unit ternak perah

    adalah:

  • 5/23/2018 LAPORAN AKHIR

    36/46

    1. Gerobak sorong : Untuk mengangkut hijauan yang akandiberikan kepada ternak dan untuk mengangkut

    kotoran ternak dari kandang ke tempat

    penampungan.

    2. Baskom: Untuk tempat pemberian dedak dan tempatminum ternak.

    3. Selang air: Untuk menyemprot kandang serta memandikansapi

    4. Sekop: untuk membersihkan kotoran sapi di kandang.5. Sapu lidi: untuk membersihkan kandang.Yang dilakukan adalah :

    1. Persiapan semua alat yang akan digunakan2. Pembersihan kandang dan tempat pakan ternak serta memandikan

    sapi.

    3. Memberikan kosentrat pada ternak.4. Memberikan hijauan makanan ternak.5. Pada siang hari ternak diberi air minum.6. Memberikan hijauan makanan ternak pada siang dan sore harinya.7. Menyapu kandang pada sore hari.8. Menyimpan dan pengecekan alat.

    3.3Ternak perahKegiatan Fam Experience di unit perah dilaksanakan pada tanggal 16

    November 2013 sampai dengan tanggal 23 November 2013. Ternak sapi perah

    yang dipelihara di UPT Fakultas Peternakan yaitu : sapi FH (Fries Holland). Bahan

    pakan yang digunakan yaitu:

    1. Hijauan.a. Rumput Gajah.

    b. Rumput Lapangan.2. Konsentrata. Dedak dan ampas Tahu3. Air

    Alat-alat yang digunakan selama melaksanakan farm di unit ternak perah adalah:

  • 5/23/2018 LAPORAN AKHIR

    37/46

    1. Gerobak sorong : untuk mengangkut hijauan yang akandiberikan kepada ternak dan untuk mengangkut kotoran ternak

    dari kandang ke tempat penampungan.

    2. Baskom : untuk tempat pemberian dedak dan ternak.3. Selang air : untuk menyemprot kandang serta memandikan

    sapi.

    4. Sekop : untuk membersihkan kotoran sapi di kandang.5. Sapu lidi : untuk membersihkan kandang

    Yang dilakukan adalah :

    1. Persiapan alat2. Pembersihan kandang dan tempat pakan ternak serta memandikan sapi.3. Memberikan kosentrat pada ternak.4. Memberikan hijauan makanan ternak.5. Pada siang hari ternak diberi air minum.6. Memberikan hijauan makanan ternak pada siang dan sore harinya.7. Menyapu kandang pada sore hari.8. Menyimpan dan pengecekan alat.

    3.4Ternak UnggasKegiatan Fam Experience di unit unggas dilaksanakan pada tanggal 24 november

    2013 sampai dengan tanggal 1 desember 2013.

    Bahan dan Alat yang diperlukan adalah :

    1. Kandang2. Pakan3. Lampu4. Tempat makan dan minum ayam5. Sekam6. Air7. TiraiYang dilakukan adalah pemeliharaan ayam broiler dikandang unggas.

  • 5/23/2018 LAPORAN AKHIR

    38/46

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1Hijauan Makanan TernakHasil yang didapat selamat pelaksanaan farm experience pada unit HMT adalah :

    HMT 2Setelah melakukan serangkaian kegiatan pada unit HMT 2 selama 8

    hari, hasil yang didapat berupa lahan yang terdapat pada UPT atas

    dapat dibersihkan, kemudian dibuat lobang dengan ukuran yang sudah

    ditentukan, kemudian di manfaatkan bibit-bibit rumput gajah yang

    terdapat di sekitar UPT. Selain itu dengan kegiatan ini dapat

    memahami bagaimana cara memotong bibit rumput gajah yang benar

    beserta dengan cara menanam yang benar juga.

  • 5/23/2018 LAPORAN AKHIR

    39/46

    Selain hal diatas, pemanfaatan pupuk kandang sebagai penyubur lahan

    juga dilakukan, dimana pupuk kandang tersebut diambil dari unit

    ternak potong dan kemudian ditabur pada lobang-lobang yang sudah

    dibuat.

    HMT 1 dan HMT 3Pemanfaatan rumput gajah dan rumput lapangan sebagai pakan ternak

    sapi potong dan sapi perah yang bisa di panen di UPT atas maupun

    bawah.

    Pemotongan dilakukan pada pagi hari, dan rumput lapangan yang

    tumbuh disekitar rumput gajah dimanfaatkan untuk pakan ternak pada

    pagi hari setelah terlebih dahulu diberi konsentrat. Kemudian pada pagi

    menjelang siang sekitar pukul 10 rumput gajah yang sudah dipanen

    tadi di potong-potong atau di choper sekaligus penyisihan batang-

    batangnya untuk dijadikan bibit kembali.

    Gambar 1

    4.2Ternak Potong

    Pada UPT unit potong sistem kandang ynag digunakan adalah sistem face toface (berhadap-hadapan).

    Atap yang digunakan di UPT unit perah adalah atap seng. Lantai kandang terbuat dari semen. Pembersihan kandang, tempat makan dan bak minum dilakukan pada pagi hari

    dan sore hari.

    Sapi dimandikan pada pagi hari. Setelah semua sapi dimandikan, ada sebagiandari sapi di lepas keluar untuk merumput di lahan sekitar kandar. Kemudian

    semua lantai kandang dibersihkan dan disapu dengan sapu lidi. Kotoran ternak

  • 5/23/2018 LAPORAN AKHIR

    40/46

    di buang dengan menggunakan gerobak dan kemudian di buang ketempat

    pembuangan yang nantinya kotoran tersebut dapat dijadikan pupuk kandang

    Pemberian hijauan makanan ternak dilakukan pada pagi dan sore hari. Padapagi hari, sebelum memberikan hijauan pada ternak, terlebih dahulu diberikankonsentrat berupa dedak.

    Pada siang hari diberikan air minum.

    Gambar 2

    4.3Ternak PerahJumlah sapi perah yang ada adalah 6 ekor, kemudian terdapat 1 ekor sapi fistula,

    dan 2 ekor sapi simental.

    Selama berada di unit perah yang dilakukan adalah :

    4 hari pertama pada unit perah kelompok H3 dan H4 dibagi 2, dimana 4

    hari pertama H3 bergabung dengan kelompok yang ada di unit HMT 3 yaitu untuk

    memotong rumput yang akan diberikan pada sapi perah, dan sore harinya ke lahan

    untuk menggali lobang dan menanam rumput gajah seperti yang dilakukan pada

    unit HMT lainnya.

    Setelah itu 4 hari berikutnya melaksanakan kegiatan pada unit sapi perah,

    yaitu Pada pagi hari semua peralatan dipersiapkan, sebelumnya terlebih dahulu

    mengecek kran air apakah airnya ada atau tidak, setelah itu sapi-sapi perah

    dimandikan. Banyak dari jumlah keseluruhan sapi tersebut terdapat caplak pada

    tubuhnya, sehingga harus dibersihkan dan kemudian caplak tersebut dibakar.

    Setelah semua sapi dimandikan, kegiatan berikutnya adalah membersihkan

    semua petak-petak kandang sapi. Sementara itu sapi diberi konsentrat berupa

  • 5/23/2018 LAPORAN AKHIR

    41/46

    dedak dan ampas tahu. Sekitar pukul 9.30 sapi perah diberi hijauan, dan air

    minum.

    Sore hari sekitar pukul 15.00 sapi-sapi perah kembali diberi konsentrat

    dengan jenis yang sama, kemudian kandangnya juga dibersihkan. Setelah itu

    diberi hijauan dengan jumlah yang lebih banyak daripada yang diberikan pada

    pagi hari.

    Setelah semua pekerjaan selesai, maka semua peralatan dibersihkan dan

    disimpan kembali.

    Gambar 3

    4.4UnggasJumlah unggas yang dipelihara adalah 105 ekor. Grup H3 dan H4

    melaksanakan kegiatan pada unit unggas yaitu ketika ayam broiler yang dipelihara

    sudah berumur lebih dari 3 minggu atau sudah mendekati masa pemanenan.

    Kegiatan yang dilakukan adalah yaitu pada hari sekitar pukul 07.30 sudah

    harus berada di kandang broiler. Hal yang pertama kali dilakukan adalah

    membuka tirai kandang, kemudian memadamkan listrik. Setelah itu air minum

    yang tersisa dari pemberian sore hari sebelumnya diganti, dimana tempat air

    minum dibersihkan terlebih dahulu dan di isi kembali dengan air bersih yang

    sudah dicampur dengan air gula. Pakan yang masih tersisa ditambahkan sampai

    penuh. Jika sekam alas broiler sudah basah maka harus diganti dengan yang

    kering.

    Pada hari kedua farm di unit unggas, kegiatan yang dilakukan adalah

    membersihkan tempat pemasaran atau penjualan broiler. Dan besok harinya

    dilakukan penjualan ayam broiler dengan harga Rp 22.000 per ekornya. Selain

  • 5/23/2018 LAPORAN AKHIR

    42/46

    belajar memotong ayam, juga didapat ilmu bagaimana cara memasarkn dari suatu

    produk yang dihasilkan.

    gambar 4

    BAB V

    KESIMPULAN DAN SARAN

    5.1Kesimpulan5.1.1 Hijauan Makanan Ternak

    Dilihat dari segi lahan Unit Pelaksana Teknis ( UPT ) baik dibawah maupun diatas

  • 5/23/2018 LAPORAN AKHIR

    43/46

    tersedia lahan yang sangat luas yang dapat dijadikan lahan penanaman rumput

    sebagai pakan ternak.

    Selain itu, di lahan tersebut juga banyak terdapat rumput lapangan yang juga dapat

    digunakan sebagai pakan ternak.

    5.1.2 Ternak Potong

    Kegiatannya antara lain yaitu membersihkan kandang, tempat makan dan bak

    minum ternak, memandikan ternak, pemberian konsentrat (dedak), pemberian

    hijauan makanan ternak pada ternak, pemberian air minum dan pada sore harinya

    membersihkan alat-alat dan menyimpan peralatan didalam gudang.

    5.1.3Ternak Perah

    Pada intinya pemeliharaan ternak sapi perah memerlukan penanganan yang

    khusus serta manajemen yang teratur dalam segala hal terutama pakan.

    5.1.4 Ternak Unggas

    Untuk memelihara broiler harus memiliki waktu yang banyak dalam

    penanganannya, karena ayam mudah stress, oleh karena iitu semua proses

    penanganannya memang harus benar-benar diperhatikan

    5.2Saran5.2.1 Hijauan makanan ternak

    Untuk pelaksanaan farm experience yang lebih baik maka diperlukan perhatian

    terhadap jumlah peralatan yang tersedia saat ini seperti sabit, sepatu boot, cangkul

    yang sudah banyak rusak

    5.2.2 Ternak potong1. Sebaiknya disediakan timbangan untuk menimbang pakan hijauan dan konsentrat,

    sehingga mahasiswa dapat mengetahui berapa banyak hijauan yang diberikan

    setiap harinya agar dapat mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh selama

    proses perkuliahan.

    2. Terdapat beberapa kerusakan pada kandang. Sebaiknya lebih memperhatikankondisi kandang sehingga layak digunakan untuk beternak sapi potong.

    5.2.3 Ternak perahMasalah yang ada seperti air yang adanya tidak terus menerus sehinggamenghambat kerja khususnya untuk membersihkan kandang

  • 5/23/2018 LAPORAN AKHIR

    44/46

    5.2.4 UnggasPeralatan yang ada sudah mencukupi, hanya diperlukan keseriusan dari kita

    sebagai pemelihara ayam, karena memeliha broiler butuh penanganan yang

    sangat bagus.

  • 5/23/2018 LAPORAN AKHIR

    45/46

    DAFTAR PUSTAKA

    KBK Hijauan Makanan Ternak. 2003. Agrostologi. Jurusan Nutrisi dan Makanan Ternak,

    Fakultas Peternakan Universitas Andalas, Padang.

    KBK Hijauan Makanan Ternak. 2007. Penuntun Praktikum Ilmu Tanaman Makanan Ternak.

    Jurusan Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas Peternakan Universitas Andalas,

    Padang.

    Soeprapto, H., Abidin, Z. 2006. Cara Tepat Penggemukan Sapi Potong. PT. Agromedia

    Pustaka. Jakarta.

    Soetarno, Timan. 2000. Budidaya Ternak Potong. Universitas Terbuka. Jakarta.

    Sudono AF, Rosdiana, Setiawan BS. 2003. Beternak Sapi Perah Secara Intensif. Depok: Agromedia

    Pustaka.Sukmapradita M. 2008. Analisis Kelayakan Finansial Usaha Ternak Sapi Perah di Wilayah Kerja

    KPSBU Lembang Kabupaten Bandung. [Skripsi]. Bogor: Fakultas Peternakan, Institut

    Pertanian Bogor.

    Sutardi T. 1981. Sapi Perah dan Pemberian Makanannya. Di dalam [anonim], editor. Diktat Kuliah

    Jurusan Ilmu Makanan Ternak. Bogor: Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor.

    Usman, A. N. R. 2010. Pertumbuhan ayam broiler (melalui sistem pencernaanya) yang diberi

    pakan nabati dan komersial dengan penambahan dysapro. Skripsi. Fakultas

    Peternakan, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

  • 5/23/2018 LAPORAN AKHIR

    46/46

    V.2003. Manajemen Ternak Potong. Fakultas Peternakan Universitas Gadjah

    Mada. Yogyakarta.

    Wahju, J. 2004. Ilmu Nutrisi Ternak Unggas. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.