laporan 8 suhu

25
LEMBAR PENGESAHAN Laporan lengkap praktikum Biologi Dasar Bab VIII dengan judul “Pengaruh Suhu Terhadap Aktivitas Organisme” Nama : Lilis yuliana Nim : 1212040011 Kelas : A (Pendidikan Fisika) Kelompok : VII Telah diperiksa oleh asisten dan koordinator asisten maka dinyatakan diterima. Makassar, Januari2013 Koordinator Asisten Asisten (Syamsu Rijal S.Pd) ( Asriadi ) NIM:091404040 Mengetahui, Dosen penanggungjawab

Upload: lilisyulianaidris

Post on 16-Jan-2017

135 views

Category:

Education


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan 8 suhu

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan lengkap praktikum Biologi Dasar Bab VIII dengan judul “Pengaruh

Suhu Terhadap Aktivitas Organisme”

Nama : Lilis yuliana

Nim : 1212040011

Kelas : A (Pendidikan Fisika)

Kelompok : VII

Telah diperiksa oleh asisten dan koordinator asisten maka dinyatakan

diterima.

Makassar, Januari2013

Koordinator Asisten Asisten

(Syamsu Rijal S.Pd) ( Asriadi )NIM:091404040

Mengetahui,

Dosen penanggungjawab

(Dr. Ir. Muhammad Junda M.si)NIP: 19621108 1991031 002

Page 2: Laporan 8 suhu

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Suhu merupakan salah satu factor fisik lingkungan yang paling jelas, mudah

diukur dan sangat beragam.Suhu tersebut mempunyai peranan penting dalam

mengatur aktivitas organisme, baik hewan maupun tumbuhan karena suhu

mempengaruhi kecepatan reaksi kimiawi dalam tubuh dan sekaligus menentukan

kegiatan metabolik, misalnya dalam hal respirasi.Berdasarkan penjelasan tersebut

diatas maka kita akan melakukan percobaan untuk menguji pengaruh suhu terhadap

aktivitas organisme. Pada percobaan yang akan kita lakukan maka kita akan

menggunakan sampel dari hewan berupa ikan karena mudah untuk diamati aktivitas

respirasinya melalui gerakan operculum. Selain itu, dengan menggunakan ikan maka

kita dapat lebih mudah mengatur suhu yang kita inginkan dalam percobaan ini karena

ikan hidup di air sehingga kita bisa mengatur suhu dari air tersebut yang tidak lain

adalah lingkungan hidup/habitat dari ikan dengan memanaskan atau mendinginkan

airnya dibandingkan harus menggunakan hewan darat karena sulit untuk mengatur

suhu lingkungannya dan membutuhkan waktu yang lama.

Ikan yang akan digunakan adalah ikan mas koki karena harganya terjangkau

(murah) dan mudah dijangkau serta bentuknya yang kecil sehingga mudah

disesuaikan dengan bentuk alat yang digunakan pada saat praktikum.Percobaan ini

dilakukan karena dianggap sangat penting untuk membuktikan pengaruh suhu

terhadap aktivitas organisme dan lebih meyakinkan kita pada teori-teori yang selama

ini mengenai kaitan suhu pada aktivitas organisme khususnya pada saat respirasi.

Melalui percobaan ini pula maka kita dapat lebih mudah dalam memahami konsep

mengenai pengaruh suhu terhadap aktivitas organisme.

Lingkungan suatu organisme tersebut yang menjadi kondisi atau persyaratan

organisme untuk hidup, lingkungan digelar dalam alam sebagai lingkungan fisik

Page 3: Laporan 8 suhu

abiotik dan biotik.Keduanya sangat mempengaruhi distribusi (pembesaran)

organisme dalam habitatnya yang berbeda-beda.Dalam rangka menyesuaikan diri

dengan lingkungannya, hewan memiliki toleransi dan resistensi pada kisaran tertentu

dari variasi lingkungan.Kemampuan mentolerir variable lingkungan ini erat

kaitannya dengan faktor genetik dan sejarah hidup sebelumnya.Kisaran ekstrim dari

variable lingkungan yang menyebabkan kematian bagi organisme disebut zone

lethal.Kisaran intermedier dimana suatu organisme masih dapat hidup disebut zone

toleransi.Namun demikian posisi dari zone-zone tersebut dapat berubah selama hidup

suatu organisme.Lingkungan abiotik meliputi segala sesuatu yang tidak secara

langsung terkait pada keberadaan organisme tertentu yaitu suhu, air, cahaya,

kelembapan, angin, pH dan seterusnya.Faktor-faktor lingkungan sering berfluktuasi,

baik yang bersifat harian maupun musiman, kadang-kadang ditemukan kondisi yang

ekstrim.Fluktuasi faktor lingkunganakan mempengaruhi kehidupan organisme,

proses-proses fisiologis, tingkah lakunya dan mortalitas.  Untuk mengurangi

pengaruh buruk dari lingkungannnya maka ikan melakukan adaptasi.

Suhu merupakan salah satu faktor fisik lingkungan yang paling jelas, mudah

diukur dan sangat beragam. Suhu tersebut mempunyai peranan yang penting dalam

mengatur aktivitas biologis organisme.Berdasarkan uraian tersebut diatas maka perlu

dilakukan percobaan mengenai pengaruh suhu terhadap aktivitas organisme. Sebagai

sampel diambil ikanmas.hal ini yang diamati adalah gerakan buka tutup Operculum

ikan mas yang menandakan bahwa ikan tersebut menghirup oksigen.

B. Tujuan Percobaan

Mahasiswa diharapkan dapat membandingkan kecepatan penggunaan

oksigen oleh organisme pada suhu yang berbeda.

C. Manfaat Percobaan

Dengan adanya praktikum ini, maka mahasiswa dapat mengetahui

kecepatan oksigen yang digunakan oleh organisme pada suhu yang berbeda.

Page 4: Laporan 8 suhu

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

Suhu merupakan salah satu factor fisik lingkungan yang paling jelas, mudah

diukur dan sangat beragam.Suhu tersebut mempunyai peranan penting dalam

mengatur aktivitas organisme, baik hewan maupun tumbuhan karena suhu

mempengaruhi kecepatan reaksi kimiawi dalam tubuh dan sekaligus menentukan

kegiatan metabolik, misalnya dalam hal respirasi.Sebagaimana halnya dengan faktor

lingkungan lainnya, suhu mempunyai rentang yang dapat ditolelir oleh setiap jenis

organisme.Masalah ini dijelaskan dalam kajian ekologi, yaitu “Hukum Toleransi

Shelford”.Dengan alat yang relatif sederhana, percobaan tentang pengaruh suhu

terhadap aktivitas respirasi organisme tidak sulit dilakukan, misalnya dengan

menggunakan respirometer sederhana (Tim Pengajar, 2012).

Suhu media berpengaruh terhadap aktivitas enzim pencernaan. Pada proses

pencernaan yang tak sempurna akan dihasilkan banyak feses, sehingga banyak

energiyang terbuang. Suhu media juga berpengaruh terjadap aktivitas enzim yang

terlibat proses katabolisme dan anabolisme. Enzim metabolisme berpengaruh

terhadap proses katabolisme (menghasilkan energi) dan anabolisme (sintesa nutrien

menjadi senyawa baru yang dibutuhkan tubuh). Suhu media yang optimum akan

mendorong enzim-enzim pencernaan dan metabolisme untuk bekerja secara efektif.

Konsumsi pakan yang tinggi yang disertai dengan proses pencernaan dan

metabolisme yang efektif, akan menghasilkan energi yang optimal untuk

pertumbuhan. Proses metabolisme ikan umumnya meningkat jika suhu naik hingga

dibawah batas yang mematikan. Berdasarkan hukum van’t Hoff, kenaikan suhu

sebesar 10oC akan menyebabkan kecepatan reaksi metabolisme meningkat 2-3 kali

lipat dibandingkan pada kondisi normal (Anonim, 2012).

Page 5: Laporan 8 suhu

Menurut Anonim (2012), pengaruh lingkungan terhadap organisme dapat

dibedakan kepada 5 kategori, yaitu :

1. Lethal factor, yaitu faktor lingkungan yang merusak system integrasi dari suatu

organisme dan dapat menyebabkan kematian.

2. Controlling factor, yaitu faktor lingkungan yang mempengaruhi aktivitas

molekuler pada mata rantai metabolism.

3. Limiting factor, yaitu faktor lingkungan yang mempengaruhi laju metabolisme

tetapi melalui pembatasan penyediaan nutrien atau pembuangan sisa

metabolisme.

4. Masking factor, yanitu faktor lingkungan yang merubah atau menghambat

bekerjanya faktor lain (tidak langsung)

5. Directive factor, yaitu faktor lingkungan yang menyebabkan gerakan atau

terganggunya aktivitas suatu organisme.

Menurut Campbell (2004), adaptasi fisiologis hewan terhadap temperatur

lingkungan meliputi tiga hal :

1. Adaptasi untuk hidup di lingkungan bertemperatur rendah.

2. Adaptasi untuk hidup pada lingkungan bertemperatur tinggi.

3. Adaptasi untuk mengatasi perubahan temperatur tubuh sebagai akibat perubahan

temperatur lingkungan.

Berdasarkan responnya terhadap perubahan temperatur lingkungan, hewan

dikelompokkan menjadi hewan homeoterm dan hewan poikiloterm.Hewan

homeoterm dapat mempertahankan temperatur tubuh meskipun temperatur

lingkungan berubah.Hewan yang bersifat homeotermik adalah mamalia dan burung.

Hewan poikilotermik adalah reptil,amfibi,ikan hewan hewan avertebrata. Diantara

sifat homeotermik dan poikilotermik ada perkecualiaan.Hewan mamalia yang

mengalami hibernasi,temperature tubuhnya turun sampai mendekati 0OC pada musim

dingin, dan suhunya berada di atas suhu lingkungan pada musim panas.Salah satu

hewan yang mempunyai sifat itu adalah beruang kutub. Hewan yang suatu ketika

mempertahankan temperatur tubuh diatas temperature lingkungan dan pada

Page 6: Laporan 8 suhu

saatlainbersifat poikilotermik disebut heteroterm. Semua hewan berusaha

memanaskan tubuh agar temperatur tubuh tidak banyak berubah sebagai akibat

penurunan temperatur lingkungan, tetapi caranya berbeda beda. Hewan hewan

hemeoterm memanaskan tubuh dengan cara memproduksi panas. Hewan itu

meningkatkan metabolisme tubuh, yaitu meningkatkan respirasi karbohidrat. Dengan

kata lain panas tubuh hewan homeoterm berasal dari dalam tubuhnya sendiri. Sifat

seperti itu disebut endotermik. Hewan poikiloterm meningkatkan panas tubuh dengan

cara ektotermik (Yudani, 2003).

Jika hewan homeoterm dihadapkan kepada suhu lingkungan yang ekstrem,

maka tingkat aktivitas termoregulatori untuk memelihara kekonstanan suhu tubuhnya

meningkat sesuai denagn perubahan suhu lingkungan yang ekstrem tadi. Bila suhu

lingkungan diturunkan, hewan endoterm akan merespon dengan berbagai refleks

yang cenderung mengkonservasi panas. Pembuluh darah dikulit akan menyempit,

rambut dan bulu dapat berdiri, dan hewan akan mempersempit permukaan tubuhnya

yang bersinggungan dengan udara, misalnya dengan menekuk tubuhnya,

menyembunyikan anggota tubuh, dan sebagainya (campbell, 2004).

Bila suhu tubuh pusat meningkat maka perubahan suhu ini akan diterima

oleh termoreseptor pusat (dalam hipotalamus, korda spinalis atau organ abdominal).

Sinyal ini diteruskan ke pengintegrasi termoregulatori hipotalamik yang kemudian

mengurangi pengiriman sinyalnya lewat saraf simpatetik ke pembuluh darah bagian

kulit. Akibat dari kejadian ini adalah bahwa pembuluh darah bawah kulit

vasodilatasi, sehingga banyak darah panas mengalir ke bawah kulit. Di samping itu

sinyal juga disampaikan ke kelenjar keringat untuk mengeskresikan keringat ke

permukaan kulit. Proses berikutna adalah menguapkan keringat dengan mengambil

panas dari darah yang mengakibatkan suhu pusat tubuh kembali normal. Proses yang

sama terjadi apabila tubuh menghadapi suhu lingkungan yang panas, hanya

perubahan suhu ini mula-mula diterima oleh termoreseptor periferal pada

kulit.selanjutnya termoreseptor periferal akan menyampaikan sinyalnya ke pusat

Page 7: Laporan 8 suhu

pengintegrasi termoregulatori hipotalamik yang meneruskannya ke pembuluh darah

(Yudani, 2003).

Faktor lingkungan mempengaruhi organisme secara fisiologis dalam

berbagai cara. Faktor lingkungan yang sama menghasilkan pengaruh yang berbeda

pada saat yang berbeda di bawah kondisi yang berbeda pula.Uuntuk setiap spesies

terdapat rentang dalam faktor lingkungan sehingga fungsi-fungsi dalam spesies

optimum. Setiap hewanmempunyai kisaran toleransi tertentu untuk suatu faktor

lingkungan abiotik. Dalam kisaran kondisi yang ditolerirnya itu, hewan mempunyai

prefensi terhadap kisaran kondisi yang paling cocok baginya, yaitu prefensinya.

Spesies bemacam-macam dalam batas toleransinya terhadap waktu yang sama.

Apabila sejenis hewan mobile dihadapkan pada suatu gradien faktor lingkungan

berupa suhu,maka hewan akan bergerak menuju zona dengan kondisi suhu yang

paling cocok. Dengan begitu maka individu-individu hewan akan paling banyak

didapatkan pada pada zona prefensi itu. Preferendum hewan untuk suatu faktor

lingkungan tertentu di habitat alaminya sukar untuk menentukannya. Salah satu

sebabnya adalah lingkungan alaminya. Sehingga, fungsi sutu makhluk hidup

dikendalikan atau dibatasi olehfaktor lingkungan yang esensial atau gabungan faktor

yang ada dalam jumlah yang paling tidak layak kecilnya dengan kata lain,

penyebaran spesies dikendalikan oleh aktor lingkungan dengan kisaran adaptasilitas

yang paling sempit (Campbell, 2004).

Page 8: Laporan 8 suhu

BAB IIIMETODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada:

Hari / Tanggal : Kamis / 27Desember 2012

Waktu : Pukul 07:30 s.d 09:40 WITA

Tempat : Laboratorium Jurusan Biologi FMIPA UNM

B. Alat dan bahan

Alat:

1. Termometer, 1 buah

2. Becker glass/Toples, 2 buah

3. Stopwatch, 1 buah

Bahan:

1. Ikan mas koki, 1 ekor

2. Es batu

3. Air panas (38oC)

4. Air kran

C. Prosedur kerja

1. Menyiapkan Alat dan Bahan yang diperlukan.

2. Mengambil 1 ekor ikan mas koki dan masukkan ke dalam becker glass/toples

A yang berisi air kran 27oC, dan aklimatisasi selama 5 menit. Menghitung dan

mencatat frekuensi gesekan (buka tutup) operculum dalam 1 menit selama 5

menit.

3. Mengambil ikan mas koki pada becker glass/toples A dan memasukkan ke

dalam becker glass/toples B yang berisi air dingin, memasukkan es batu

hingga suhunya mencapai16oC, aklimatisasi selama 5 menit. Menghitung dan

mencatat frekuensi gerakan (buka tutup) operculum dalam 1 menit selama 5

menit.

Page 9: Laporan 8 suhu

4. Mengeluarkan ikan mas koki pada becker glass/toples B dan memasukkan

pada becker glass/toples A yang berisi air panas 38oC, mengaklimatisasi

selama 5 menit. Menghitung dan mencatat frekuensi gerakan (buka tutup)

operculum dalam 1 menit selama 5 menit.

Page 10: Laporan 8 suhu

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

Daftar frekuensi gerakan Operculum ikan mas koki pada suhu air berbeda

Toplessuhu awal air

Waktu (menit ke … )Rerata

1 2 3 4 5

A

(air panas38oC)70 59 45 43 36 50,6

B

(air kran27oC)66 62 77 88 97 78

C

(air dingin16oC)83 80 85 81 78 80,8

B. Analisis Data

VA= jumlah gerakanoperculumjumlahwaktu

=70+59+45+43+365

=2535

=50,6

VB= jumlah gerakan operculumjumlahwaktu

=66+62+77+88+975

=3905

=78

VC= jumlah gerakanoperculumjumlahwaktu

=83+80+85+81+785

=4075

=81,4

C. Pembahasan

Berdasarkan pengamatan pada toples A yang berisi air panas (38oC)

diperoleh data jumlah gerakan operculum ikan mas koki yang dimasukkan ke

dalam air kran panas adalah pada menit pertama sebanyak 70 kali, menit kedua

sebanyak 59 kali, menit ketiga sebanyak 45 kali, menit keempat sebanyak 43 kali,

dan menit kelima sebanyak 36 kali. Dari kelima data tersebut maka diperoleh rata-

Page 11: Laporan 8 suhu

rata gerakan operculum adalah sebanyak 50,6 kali. Hal ini berarti bahwa dalam

setiap satu menit gerakan buka tutup berlangsung kurang lebih 50,6 kali.

Berdasarkan hasil pengamatan, maka dapat disimpulkan bahwa pada toples A(air

panas 38oC) menunjukkan bahwa pada air dengan suhu yang tinggi ikan

melakukan respirasi cukup lambat. Menurut teori, kebutuhan oksigen suatu

organisme pada suhu tinggi cukup besar. Besarnya kebutuhan oksigen ini karena

pada suhu yang panas ikan membutuhkan banyak energi dalam respirasinya

karena pada suhu tersebut aktivitas meningkat, hal ini bisa saja disebabkn oleh

kesalahan praktikan saat menghitung pergerakan operculum pada ikan tersebut.

Pada toples B yang berisi air kran (27oC) diperoleh frekuensi gerakan

operculum ikan mas koki pada menit pertama yaitu sebanyak 66 kali, menit kedua

62 kali, menit ketiga 77, menit keempat 88, dan menit kelima sebanyak 97 kali.

Dari kelima data tersebut maka diperoleh rata-rata gerakan operculum adalah

sebanyak 78 kali.Hal ini berarti bahwa dalam setiap satu menit gerakan buka tutup

berlangsung kurang lebih 78 kali. Menurut teori pada suhu tersebut aktivitas ikan

tidak begitu tinggi sehingga kebutuhan oksigennya stabil dan gerakan operculum

atau proses respirasinya juga ikut stabil karena insang ikan tidak menimbang

terlalu besar dan berkerut seperti halnya pada suhu dingin atau panas.

Pada toples C yang berisi air dingin (16oC) diperoleh frekuensi gerakan

operculum ikan mas koki pada menit pertama yaitu sebanyak 83 kali, menit kedua

80 kali, menit ketiga 85 kali, menit keempat 81 kali, dan menit kelima 78 kali.

Dari kelima data tersebut maka diperoleh rata-rata gerakan operculum adalah

sebanyak 81,4 kali. Hal ini berarti bahwa dalam setiap satu menit gerakan buka

tutup berlangsung kurang lebih 81,4 kali. Berdasarkan hasil pengamatan, maka

dapat disimpulkan bahwa pada toples C (air dingin 16oC) menunjukkan bahwa

pada air dengan suhu yang dingin ikan melakukan respirasi dengan cepat. Gerakan

operculum ikan mas koki pada air dingin lebih besar dibandingkan pada suhu air

panas. Hal ini menunjukkan bahwa pada suhu yang rendah ikan mas koki

melakukan respirasi lebih cepat dibandingkan pada suhu yang lebih tinggi. Tidak

Page 12: Laporan 8 suhu

sesuai dengan teori bahwa respirasi ikan mas koki pada suhu dingin aktivitasnya

lebih ringan dibandingkan pada suhu yang panas sehingga kebutuhan oksigennya

juga lebih sedikit karena energi yang diperlukan juga tidak begitu banyak.

Perbedaan rata-rata frekuensi gerakan operculum ikan mas koki ini terjadi

karena adanya perbedaan suhu. Hal ini dapat kita lihat pada hasil pengamatan

bahwa pada setiap suhu ikan mas koki memiliki perbedaan jumlah gerakan

operculum. Dapat kita lihat bahwa pada suhu yang tinggi (air panas) rata-rata

gerakan operculum ikan mas koki setiap menitnya cepat dibandingkan pada suhu

normal dan suhu dingin.Tidak sesuai dengan teori bahwa semakin panas suhu

maka semakin besar pula aktivitas organisme khususnya proses respirasi pada

ikan mas koki karena kecepatan penggunaan oksigen ikan mas koki pada suhu

panas lebih besar dibandingkan suhu dingin dan suhu normal.

BAB VPENUTUP

A. Kesimpulan

Page 13: Laporan 8 suhu

Kecepatan penggunaan oksigen organisme dalam hal ini diwakili oleh ikan mas

selalu disesuaikan dengan lingkungannya. Menurut teori kecepatan penggunaan

oksigen ikan mas pada suhu tinggi selalu lebih besar bila dibandingkan kecepatan

penggunaan oksigen pada suhu rendah. Hal ini pula dipengaruhi oleh kadar oksigen

yang terkandung dalam air semakin banyak kandungan oksigennya gerakan

operculum melambat dan akan cepat jika kandungan oksigennya sedikit. Namun

pada praktikum yang kami lakuan berbeda dengan teori, hal ini mungkin disebabkan

oleh kesalahan praktikan pada saat menghitung pergerakan operculumnya, ataukah

karena air yang digunakan suhunya berbeda dengan yang telah ditetapkan karena

sebelum menghitung pergerakan operculum ikan mas koki, ikan tersebut diberikan

waktu selama 5 menit untuk aklimatisasi.

B. Saran

1. Untuk Praktikan: Sebaiknya para praktikan dalam melaksanakan praktikum

hendaknya memenuhi segala peraturan dan tata tertib yang telah ditetapkan,

serta berhati-hati dalam menggunakan alat praktikum agar tidak jatuh dan

pecah, serta praktikum dapat berjalan lancar.

2. Untuk Asisten: Sebaiknya asisten dapat memberi contoh terlebih dahulu dalam

menggunakan alat praktikum agar praktikan tidak membuat kesalahan dalam

praktikum tersebut.

3. Untuk Laboran: Sebaiknya Laboran menyediakan ikan mas koki yang cukup

untuk setiap kelompok.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2012.suhu. H ttp://wikipedia.org/suhu / . Diakses pada tanggal 30 Desember 2012.

Page 14: Laporan 8 suhu

Campbell, 2004.Pengontrolan Lingkungan Internal. Jakarta: Erlangga

Tim Pengajar. 2012. Penuntun Praktikum Biologi Dasar. Makassar: Jurusan biologi FMIPA UNM

Yudani, Titi. 2003. Fisiologi Manusia. Jakarta: Dirjen Pendidikian Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

LAMPIRAN I

PERTANYAAN-JAWABAN

Page 15: Laporan 8 suhu

1. Mengapa terjadi perbedaan frekuensi gerakan Operculum ikan pada masing-

masing becker glass?

Jawaban: Terjadi perbedaan frekuensi gerakan Operculum ikan disebabkan oleh

adanya perbedaan suhu air pada masing-masing becker glass. Dimana

ikan mas pada becker glass yang bersuhu panas memiliki frekuensi

gerakan Operculum yang cepat, ikan pada becker glass yang berisi air

kran memiliki frekuensi gerakan Operculum yang normal, dan ikan

pada becker glass yang bersuhu dingin memiliki frekuensi yang lambat.

Hal ini disebabkan oleh penggunaan energi yang berbeda pada setiap

suhu untuk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

2. Pada suhu berapa frekuensi gerakan (buka tutup) operculum tertinggi ?

Jawaban: Pada suhu dingin (160C) dengan frekuensi gerakan rata-rata 81,4.

3. Pada suhu berapa frekuensi gerakan (buka tutup) operculum terendah ?

Jawaban : Pada suhu dingin (380C) dengan fekuensi gerakan rata-rata 50,6.

4. Mengapa terjadi perbedaan frekuensi gerakan (buka tutup) operculum ikan

berdasarkan suhu air ?

Jawaban : Karena pada suhu panas oksigennya sedikit (terurai)sehingga

memacu tubuh ikan untuk tetap memenuhi kebutuhan oksigen

dalam tubuhnya dengan meningkatkan (buka tutup) operculum

ikan dan sebaliknya pada suhu dingin yang oksigennya lebih

banyak dan kecepatan respirasinya lebih rendah karena karena

aktivitas organisme yang kurang aktif.

LAMPIRAN 2

Dari internet

Suhu

Page 16: Laporan 8 suhu

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebasBelum Diperiksa

Langsung ke: navigasi, cari

Air akan mulai membeku pada suhu 0° Celsius (di gambar ini suhu udara -17° C)

Suhu menunjukkan derajat panas benda. Mudahnya, semakin tinggi suhu suatu benda, semakin panas benda tersebut. Secara mikroskopis, suhu menunjukkan energi yang dimiliki oleh suatu benda. Setiap atom dalam suatu benda masing-masing bergerak, baik itu dalam bentuk perpindahan maupun gerakan di tempat berupa getaran. Makin tingginya energi atom-atom penyusun benda, makin tinggi suhu benda tersebut.

Faktor-faktor yang mempengaruhi adaptasi hewan air terhadap lingkungannya

Posted Sat, 09/27/2008 - 21:47

Pengaruh lingkungan terhadap  organisme akuatik

Page 17: Laporan 8 suhu

Faktor-faktor lingkungan sering berfluktuasi, baik yang bersifat harian maupun musiman, kadang-kadang ditemukan kondisi yang ekstrim.  Fluktuasi faktor lingkungan akan mempengaruhi kehidupan organisme, proses-proses fisiologis, tingkah lakunya dan mortalitas.  Untuk mengurangi pengaruh buruk dari lingkungannnya maka ikan melakukan adaptasi.  Adaptasi adalah suatu proses penyesuaian diri secara bertahap yang dilakukan oleh suatu organisme terhadap kondisi baru.

Dalam rangka menyesuaikan diri dengan lingkungannya, hewan memiliki toleransi dan resistensi pada kisaran tertentu dari variasi lingkungan.Kemampuan mentolerir variable lingkungan ini erat kaitannya dengan faktor genetik dan sejarah hidup sebelumnya.Kisaran ekstrim dari variable lingkungan yang menyebabkan kematian bagi organisme disebut zone lethal.Kisaran intermedier dimana suatu organisme masih dapat hidup disebut zone toleransi.Namun demikian posisi dari zone-zone tersebut dapat berubah selama hidup suatu organisme.

Ikan akan melakukan mekanisme homeostasi yaitu dengan berusaha untuk membuat keadaan stabil sebagai akibat adanya perubahan variabel lingkungan.  Mekanisme homeostasis ini terjadi pada tingkat sel yaitu dengan pengaturan metabolisme sel, pengontrolan permeabilitas membran sel dan pembuangan sisa metabolisme.

Suhu ekstrim, perbedaan osmotik yang tinggi, racun, infeksi dan atau stimulasi sosial dapat menyebabkan stress pada ikan. Jika terjadi stress, maka ikan akan merespon dengan cara:

1. penurunan volume darah,2. penurunan jumlah leucosit,3. penurunan glikogen hati,4. peningkatan glukosa darah,5. menyusutnya diameter lambung6. menipisnya lapisan mukosa7. Secara kualitatif, kita dapat mengetahui bahwa suhu adalah sensasi dingin

atau hangatnya sebuah benda yang dirasakan ketika menyentuhnya. Secara kuantitatif, kita dapat mengetahuinya dengan menggunakan termometer. Suhu dapat diukur dengan menggunakan termometer yang berisi air raksa atau alkohol. Kata termometer ini diambil dari dua kata yaitu thermo yang artinya panas dan meter yang artinya mengukur (to measure).

Page 18: Laporan 8 suhu