alat ukur suhu
DESCRIPTION
tugas mata kuliah alat ukurTRANSCRIPT
BAB I
PENDAAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Suhu adalah besaran yang menyatakan derajat panas dingin suatu benda dan alat
yang digunakan untuk mengukur suhu adalah termometer. Dalam kehidupan sehari-
hari masyarakat untuk mengukur suhu cenderung menggunakan indera peraba. Tetapi
dengan adanya perkembangan teknologi maka diciptakanlah termometer untuk
mengukur suhu dengan valid. Pada abad 17 terdapat 30 jenis skala yang membuat
para ilmuan kebingungan. Hal ini memberikan inspirasi pada Anders Celcius (1701 -
1744) sehingga pada tahun 1742 dia memperkenalkan skala yang digunakan sebagai
pedoman pengukuran suhu. Skala ini diberinama sesuai dengan namanya yaitu Skala
Celcius. Apabila benda didinginkan terus maka suhunya akan semakin dingin dan
partikelnya akan berhenti bergerak, kondisi ini disebut kondisi nol mutlak. Skala
Celcius tidak bisa menjawab masalah ini maka Lord Kelvin (1842 - 1907) menawarkan
skala baru yang diberi nama Kelvin. Skala kelvin dimulai dari 273 K ketika air membeku
dan 373 K ketika air mendidih. Sehingga nol mutlak sama dengan 0 K atau -273°C.
Selain skala tersebut ada juga skala Reamur dan Fahrenheit. Untuk skala Reamur air
membeku pada suhu 0°R dan mendidih pada suhu 80°R sedangkan pada skala
Fahrenheit air membuka pada suhu 32°F dan mendidih pada suhu 212°F.
Termometer dan termokopel, merupakan alat yang untuk digunakan mengukur
suhu demikian halnya juga dengan kalorimeter dan thermostat. Kalorimeter dan
termostat adalah alat yang menggunakan prinsip perubahan suhu untuk kemajuan
dibidang teknologi. Ke empat alat ini terdiri dari beragam macam jenis sesuai dengan
fungsinya. Oleh karena itu pada makalah ini ke empat alat tersebut akan dibahas,
berdasarkan prinsip kerja, jenis jenisnya, hingga cara pengukurannya.�
1.2. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan thermometer ?
2. Apakah yang dimaksud dengan kalorimeter ?
3. Apakah yang dimaksud dengan termokopel ?
4. Apakah yang dimaksud dengan thermostat ?
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu thermometer
2. Untuk mengetahui apa itu thermometer kalorimeter
3. Untuk mengetahui apa itu thermometer termokopel
4. Untuk mengetahui apa itu thermometer thermostat
BAB II
ISI
TERMOMETER
A. Sejarah Penemuan Termometer
Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat untuk mengukur suhu cenderung
menggunakan indera peraba. Tetapi dengan adanya perkembangan teknologi maka
diciptakanlah termometer untuk mengukur suhu dengan valid. Pada abad 17 terdapat 30
jenis skala yang membuat para ilmuan kebingungan. Hal ini memberikan inspirasi pada
Anders Celcius (1701 - 1744) sehingga pada tahun 1742 dia memperkenalkan skala yang
digunakan sebagai pedoman pengukuran suhu. Skala ini diberi nama sesuai dengan
namanya yaitu Skala Celcius. Apabila benda didinginkan terus maka suhunya akan semakin
dingin dan partikelnya akan berhenti bergerak, kondisi ini disebut kondisi nol mutlak. Skala
Celcius tidak bisa menjawab masalah ini maka Lord Kelvin (1842 - 1907) menawarkan skala
baru yang diberi nama Kelvin. Skala kelvin dimulai dari 273 K ketika air membeku dan 373 K
ketika air mendidih. Sehingga nol mutlak sama dengan 0 K atau -273°C. Selain skala tersebut
ada juga skala Reamur dan Fahrenheit. Untuk skala Reamur air membeku pada suhu 0°R dan
mendidih pada suhu 80°R sedangkan pada skala Fahrenheit air membuka pada suhu 32°F
dan mendidih pada suhu 212°F.
Termometer adalah alat untuk mengukur suhu. Termometer Merkuri adalah jenis
termometer yang sering digunakan oleh masyarakat awam. Merkuri digunakan pada alat
ukur suhu termometer karena koefisien muainya bisa terbilang konstan sehingga perubahan
volume akibat kenaikan atau penurunan suhu hampir selalu sama.
Alat ini terdiri dari pipa kapiler yang menggunakan material kaca dengan kandungan
Merkuri di ujung bawah. Untuk tujuan pengukuran, pipa ini dibuat sedemikian rupa
sehingga hampa udara. Jika temperatur meningkat, Merkuri akan mengembang naik ke arah
atas pipa dan memberikan petunjuk tentang suhu di sekitar alat ukur sesuai dengan skala
yang telah ditentukan. Skala suhu yang paling banyak dipakai di seluruh dunia adalah Skala
Celcius dengan poin 0 untuk titik beku dan poin 100 untuk titik didih.
Termometer Merkuri pertama kali dibuat oleh Daniel G. Fahrenheit. Peralatan
sensor panas ini menggunakan bahan Merkuri dan pipa kaca dengan skala Celsius dan
Fahrenheit untuk mengukur suhu.
B. Pengertian
Termometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur suhu (temperatur),
ataupun perubahan suhu. Istilah termometer berasal dari bahasa Latin thermo yang berarti
panas dan meter yang berarti untuk mengukur. Prinsip kerja termometer ada bermacam-
macam, yang paling umum digunakan adalah termometer air raksa. Thermometer yang kita
kenal sebagai alat pengukur suhu tersebut terdiri dari empat skala yaitu, skala Celcius,skala
Fahrenheit skala Reamur, dan skala Kelvin. Namun skala yang paling sering kita gunakan
adalah skala celcius.
C. Skala Skala Termometer�Beberapa ilmuwan telah menentukan titik acuan dalam termometer. Skala yang
mereka tentukan menjadi dasar penentuan skala suhu. Ilmuwan yang dimaksud antara lain:
a. Anders Celcius (1701 1744). la membuat termometer dengan titik beku air pada�
skala 0 dan titik didih air pada skala 100. Termorneter buatannya dikenal sebagai
termometer Celcius dengan satuan suhu dalarn dcrajat Celcius (°C). Jadi, termometer
celsius mcmpunyai titik bawah 100 C dan titik atasnya 1000 C.
b. Gabriel Daniel Fahrenheit (1686 1736). Ia menetapkan titik beku air pada skala 32°�
sebagai titik acuan bawah dan titik didih air pada skala 2120 sehagai titik acuan atas.
Termometer hasil rancangannya disebut termometer Fahrenheit dengan satuan
suhu derajat Fahrenheit (°F).
c. Antoine Ferchault de Reamur (1683 1757). Termometer rancangannya disebut�
sebagai termometer Reamur dengan titik acuan hawah 00 R dan titik acuan atas 800
R.
d. Lord Kelvin (1824 1904). ia merancang termometer yang dikenal sebagai�
termometer Kelvin. Termometer ini mempunyai titik acuan bawah 273 dan titik
acuan atas 373. Skala satuan suhu termometer ini dinyatakan dalam Kelvin (K).
Berdasarkan penetapan dan ilmuwan ilmuwan ini, kita dapat mengenal 4 macam�
skala (derajat) dalam suhu, yaitu Celcius (°C), Fahrenheit (°F), Rearnur (°R, dan Kelvin
(K). Perhatikan penetapan skala beberapa termometer pada Gambar skema skala suhu C, R,
F dan K.
Gambar : skema skala suhu C, R, F dan K
Perbandingan skala antara temometer Celcius, termometer Reaumur, dan
termometer Fahrenheit adalah:
C : R : F = 100 : 80 : 180
C : R : F = 5 : 4 : 9 (±32)
D. Jenis Jenis Terometer�Berdasarkan penggunaannya, thermometer dibagi atas berikut :
a. Termometer klinis
Termometer ini khusus digunakan untuk mendiaknosa penyakit dan bisanya diisi
dengan raksa atau alkhohol. Termometer ini mempunyai lekukan sempit diatas
wadahnya yang berfungsi untuk menjaga supaya suhu yang ditunjukkan setelah
pengukuran tidak berubah setelah termometer diangkat dari badan pasien. Skala
pada termometer ini antara 35°C sampai 42°C.
b. Termometer laboratorium
Termometer ini menggunakan cairan raksa atau alkhohol. Jika cairan bertambah
panas maka raksa atau alkhohol akan memuai sehingga skalanya bertambah. Agar
termometer sensitif terhadap suhu maka ukuran pipa harus dibuat kecil (pipa
kapiler) dan agar peka terhadap perubahan suhu maka dinding termometer
(reservoir) dibuat setipis mungkin dan bila memungkinkan dibuat dari bahan yang
konduktor.
c. Termometer ruangan
Termometer ini berfungsi untuk mengukur suhu pada sebuah ruangan. Pada
dasarnya termometer ini sama dengan termometer yang lain hanya saja skalanya
yang berbeda. Skala termometer ini antara -50°C sampai 50°C .
d. Termometer digital
Karena perkembangan teknologi maka diciptakanlah termometer digital yang prinsip
kerjanya sama dengan termometer yang lainnya yaitu pemuaian. Pada termometer
digital menggunakan logam sebagai sensor suhunya yang kemudian memuai dan
pemuaiannya ini diterjemahkan oleh rangkaian elektronik dan ditampilkan dalam
bentuk angka yang langsung bisa dibaca.
e. Termokpel
Merupakan termometer yang menggunakan bahan bimetal sebagai alat pokoknya.
Ketika terkena panas maka bimetal akan bengkok ke arah yang koefesiennya lebih
kecil. Pemuaian ini kemudian dihubungkan dengan jarum dan menunjukkan angka
tertentu. Angka yang ditunjukkan jarum ini menunjukkan suhu benda.
Seperti kita ketahui bahwa zat cair sebagai bahan pengisi thermometer ada dua
macam, yaitu air raksa dan alkohol. Ternyata zat cair tersebut memiliki beberapa
keuntungan dan kerugian, yang ditulis sebagai berikut :
a. Termometer air raksa.
Berikut ini beberapa keuntungan air raksa sebagai pengisi termometer, antara lain :
Air raksa tidak membasahi dinding pipa kapiler, sehingga pengukurannya
menjadi teliti.
Air raksa mudah dilihat karena mengkilat.
Air raksa cepat mengambil panas dari suatu benda yang sedang diukur.
Jangkauan suhu air raksa cukup lebar, karena air raksa membeku pada suhu � 40 0C dan mendidih pada suhu 360 0 C.
Volume air raksa berubah secara teratur.
Selain beberapa keuntungan, ternyata air raksa juga memiliki beberapa kerugian,
antara lain:
Air raksa harganya mahal.
Air raksa tidak dapat digunakan untuk mengukur suhu yang sangat rendah.
Air raksa termasuk zat beracun sehingga berbahaya apabila tabungnya pecah.
b. Termometer alkohol
Keuntungan menggunakan alkohol sebagai pengisi termometer, antara lain :
Alkohol harganya murah.
Alkohol lebih teliti, sebab untuk kenaikan suhu yang kecil ternyata alkohol
mengalami perubahan volume yang besar.
Alkohol dapat mengukur suhu yang sangat rendah, sebab titik beku alkohol
130� 0C.
Kerugian menggunakan alkohol sebagai pengisi termometer, antara lain :
Membasahi dinding kaca.
Titik didihnya rendah (78 0C)3) Alkohol tidak berwarna, sehingga perlu
memberi pewarna dahulu agar dapat dilihat.
Mengapa air tidak dipakai untuk mengisi tabung termometer? Alasannya karena
air membasahi dinding kaca, jangkauan suhunya terbatas, perubahan volumenya kecil,
penghantar panas yang jelek. Termometer air raksa banyak dipakai dalam kehidupan
sehari-hari, misalnya untuk mengukur panas badanmu digunakan thermometer demam.
Sedangkan untuk mengukur suhu suatu ruangan digunakan termometer dinding.
E. Prinsip Kerja Termometer
Thermometer yang paling umum digunakan adalah thermometer air raksa. Oleh
karena itu, pada bagian berikut ini akan dibahas prinsip kerja thermometer raksa. Alat ini
terdiri dari pipa kapiler yang menggunakan material kaca degan kandungan air raksa di
ujung bawah. Untuk tujuan pengukuran pipa ini dibuat sedemikian rupa sehingga hampa
udara. Jika temperature meningkat, merkuri akan mengembang naik kearah atas pipa
dan memberikan petunjuk tentang suhu di sekitar alat ukur sesuai dengan skala yang
telah ditentukan. Adapun cara kerja secara umum adalah sebagai berikut :
Adapun cara kerja termometer secara umum adalah :
1. Sebelum terjadi perubahan suhu, volume air raksa berada pada kondisi awal.
2. Perubahan suhu lingkungan disekitar termometer direspon air raksa dengan
perubahan volume.
3. Volume merkuri akan mengembang jika suhu meningkat dan akan menyusut ketika
suhu menurun.
4. Skala pada termometer akan menunjukkan nilai suhu sesuai keadaan lingkungan.
F. Cara Mengukur Suhu Tubuh dengan Termometer
Mengukur suhu tubuh dengan thermometer biasanya dengan meletakannya pada lipatan
lipatan tubuh.� Ada 3 cara untuk mengukur suhu tubuh, yaitu: melalui dubur, mulut dan di
bawah ketiak. Yang perlu diingat adalah suhu yang diukur melalui dubur lebih tinggi 0,5
derajat celcius dibandingkan suhu yang diukur melalui mulut. Suhu yang diukur di bawah
ketiak lebih rendah 0,5 derajat celcius dibandingkan suhu yang diukur melalui mulut. Cara
yang mana saja dapat digunakan sesuai situasi dan kondisi yang mungkin. Yang penting saat
berkonsultasi dengan dokter jangan lupa disebutkan bagaimana cara mengukur suhu
tubuhnya.
a. Langkah-langkah untuk mengukur suhu tubuh melalui dubur (untuk bayi):
beri jeli atau pelumas pada ujung thermometer
baringkan bayi dalam posisi tengkurap
masukkan ujung termometer ke dalam dubur bayi kurang lebih sedalam 3,5 cm
diamkan selama 3 menit, bayi tetap dalam posisi tengkurap
keluarkan termometer dari dubur bayi dan bacalah hasilnya
b. Langkah-langkah untuk mengukur suhu tubuh melalui mulut:
letakkan ujung termometer di bawah lidah
tutup mulut selama 3 menit
keluarkan termometer dari mulut dan bacalah hasilnya
c. Langkah-langkah untuk mengukur suhu tubuh di bawah ketiak:
letakkan termometer di bawah ketiak dengan posisi lengan ke arah bawah
silangkan lengan di depan dada
tunggu sekitar 5 menit
G. Pembacaan Hasil Dan Penulisan Hasil
Cara membaca skala termometer sama halnya seperti penggunaan alat ukur pada
umumnya, yakni dengan melihat angka pada skala termometer, biasanya skala dapat
langsung dibaca pada batas air raksa yang naik (jika menggunakan termometr raksa).
Demikian halnya dengan jenis thermometer yang lain.
Untuk penulisan hasil thermometer biasanya dituliskan dalam skala celcius, tetapi
thermometer juga dapat dituliskan dengan dua skala lainnya yaitu reamur, dan Fahrenheit.
Kita dapat menentukan sendiri skala suatu termometer. Skala termometer yang kita buat
dapat dikonversikan ke skala termometer yang lain apabila pada saat menentukan titik
tetap kedua termometer berada dalam keadaan yang sama. Misalnya, kita akan
menentukan skala termometer X dan Y. Termometer X dengan titik tetap bawah Xb dan
titik tetap atas Xa. Termometer Y dengan titik tetap bawah Yb dan titik tetap atas Ya. Titik
tetap bawah dan titik tetap atas kedua termometer di atas adalah suhu saat es melebur dan
suhu saat air mendidih pada tekanan 1 atmosfer.Dengan membandingkan perubahan
suhu dan interval kedua titik tetap masing-masing termometer, diperoleh hubungan
sebagai berikut.
Keterangan:
Xa = titik tetap atas termometer X
Xb = titik tetap bawah termometer X
Tx = suhu pada termometer X
Ya = titik tetap atas termometer Y
Yb = titik tetap bawah termometer Y
Ty = suhu pada termometer Y
Atau dengan menggunakan rumus perbandingan skala satuan suhu antara
temometer Celcius, termometer Reaumur, dan termometer Fahrenheit adalah:
C : R : F = 100 : 80 : 180
C : R : F = 5 : 4 : 9 (±32)
Tambahan :
Satuan derajat temperatur suhu adalah dengan lambang derajat, yaitu pangkat nol
setelah angka suhu dan diikuti dengan jenis standarnya. Misalnya C untuk celcius, R
untuk reamur dan F untuk fahrenheit. Namun untuk Kelvin tidak membutuhkan pangkat
nol setelah angka satuan suhu.
Biasanya terdapat dua macam skala, yaitu skala dalam satuan newton (N) dan dalam
satuan gram (g). untuk menentukan besarnya gaya, langsung dapat dilihat pada skala dalam
newton. Batas ketelitian atau nilai skala terkecil pada dinamometer berbeda-beda, namun
biasanya yang sering digunakan dilaboratorium adalah 0,1 N. misalnya pada skala penunjuk
memperlihatkan hasil 0,6 N. maka, besarnya gaya adalah 0,6 ± 0,1 N (batas ketelitian).
H. Kalibrasi Termometer
Kalibrasi termometer adalah proses membuat skala pada sebuah termometer. Pada
tahun 1742 Anders Celsius mempublikasikan sebuah buku berjudul Penemuan Skala�
Temperatur Celsius yang diantara isinya menjelaskan � metode kalibrasi alat termometer
seperti dibawah ini:
Letakkan silinder termometer di air yang sedang mencair dan tandai poin termometer
disaat seluruh air tersebut berwujud cair seluruhnya. Poin ini adalah poin titik beku
air.
Dengan cara yang sama, tandai poin termometer disaat seluruh air tersebut mendidih
seluruhnya saat dipanaskan.
Bagi panjang dari dua poin diatas menjadi seratus bagian yang sama.
Sampai saat ini tiga poin kalibrasi diatas masih digunakan untuk mencari rata-rata
skala Celsius pada Termometer Merkuri. Poin-poin tersebut tidak dapat dijadikan
metoda kalibrasi yang akurat karena titik didih dan titik beku air berbeda-beda seiring
beda tekanan. Berikut ini beberapa langkah melakukan kalibrasi termometer.
1. siapkan sebuah termometer air raksa atau termometer alkohol tanpa skala.
2. siapkan es secukupnya.
3. siapkan air secukupnya.
4. siapkan sebuah pemanas air yang bisa digunakan untuk memanaskan air hingga
mendidih.
5. masukkan es dan air ke dalam sebuah wadah (air dan es mempunyai massa yang
sama). Setelah itu, masukkan termometer ke dalam wadah yang berisi air dan
es.Pada mulanya termometer bersentuhan dengan udara sehingga termometer
lebih panas dari es. Setelah dimasukkan ke dalam wadah, panjang kolom air
raksa akan berkurang karena campuran air dan es lebih dingin. Biarkan hingga
panjang kolom air raksa tidak berubah (permukaan atas air raksa tidak
bergerak). Ketika panjang kolom air raksa tidak berubah, campuran es batu dan
air telah berada dalam kesetimbangan termal. Tandai posisi kolom air raksa
tersebut (tandai bagian ujung atas kolom air raksa). Ini adalah suhu titik es atau
titik beku air.
6. didihkan air menggunakan pemanas listrik atau kompor.
7. Masukkan termometer ke dalam wadah yang berisi air yang sedang dipanaskan.
Ketika air semakin panas atau suhu air meningkat, panjang kolom air raksa juga
semakin bertambah (permukaan air raksa bergerak ke atas). Setelah air
mendidih, permukaan atas raksa berhenti bergerak.
8. Tandai ujung kolom air raksa tersebut. Ini adalah temperatur titik didih air atau
titik uap.
Apabila anda ingin membuat skala Celcius, jarak antara kedua tanda dibagi menjadi
100 garis di mana jarak antara setiap garis harus sama. Tanda bagian bawah = 0o C,
sedangkan tanda bagian atas = 100o C.
Suhu titik es dan suhu titik uap bergantung pada tekanan udara. Karenanya
termometer yang dikalibrasi di tempat yang tekanan udaranya berbeda akan memberikan
hasil berbeda. Termometer raksa yang biasa digunakan dikalibrasi pada tekanan udara 1
atmosfer sehingga suhu titik beku air adalah 0 oC dan suhu titik didih adalah 100 oC.
Termometer biasa seperti termometer raksa atau termometer alkohol, biasanya
bersifat terbatas. Termometer tersebut tidak bisa digunakan untuk mengukur suhu yang
sangat rendah (lebih rendah dari 0oC) atau suhu yang sangat tinggi (lebih tinggi dari
100oC). Antara lain skala celcius dan skala Fahrenheit. Skala yang paling banyak digunakan
saat ini adalah skala celcius (nama lain skala celcius adalah skala centigrade. Centigrade =
seratus langkah). Skala Fahrenheit paling banyak digunakan di Amerika Serikat, mungkin
pingin beda sendiri kali ;) Skala suhu yang cukup penting dalam bidang sains adalah skala
mutlak alias skala Kelvin
KALORIMETER
A. Sejarah Penemuan Kalorimeter
Penemu alat ukur Kalorimeter adalah Joseph
Black. Joseph Black adalah seorang ahli kimia-fisika
dari Skotlandia, menjabat profesor di Universitas
Edinburgurh, kelasnya selalu dipenuhi murid-murid
dari seluruh Eropa yang inginmendengarkan kuliahnya
yang sering disertai demonstrasi percobaan yang
menarik. Beberapa percobaan yang Black lakukan
ketika mengajar masih sering dilakukan oleh guru
kimia sekolah saat ini, misalnya menambahkan karbon
dioksida ke lilin yang menyala di dalamstoples, dan mengeluarkannya melalui selang ke
larutan kalsium.
Joseph Black menghabiskan banyak waktunya untuk mengamati perpindahan kalor.
Karena sering berkutat di laboratorium, ia berhasil mendapatkan penemuan yang sangat
penting di tahun 1761, yaitu kalor laten. Kalor laten adalah kalor yang diserap oleh suatu
zat, bukan untukmenaikkan suhu zat tersebut, tetapi digunakan untuk mengubah wujudnya.
Kita dapat mengamati kalor laten dalam kehidupan sehari-hari, misalnya, ketika air (zat cair)
yangdipanaskan berubah menjadi uap air (zat gas).
Joseph Black juga membuktikan bahwa setiap benda menyerap kalor yang berbeda
untukmenaikkan suhunya sebanyak satu derajat. Inilah yang sebenarnya kita ukur
ketikamenggunakan kalorimeter, alat yang diciptakan oleh Balck. Black jugalah orang
yangdianggap sebagai penemu gas karbon dioksida. Joseph Black adalah guru dari James
Watt, penemu mesin uap yang justru lebih terkenaldaripada Black sendiri. temuan-tenuan
black terbukti bermanfaat bagi Watt untuk semakinmeningkatkan kinerja mesin uapnya.
B. PENGERTIAN KALORIMETER
Kalorimeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur jumlah kalor yang terlibat
dalam suatu perubahan atau reaksi kimia. Pada kalorimeter terjadi perubahan energi dari
energi listrik menjadi energi kalor sesuai dengan Hukum Kekekalan energi yang menyatakan
energi tidak dapat diciptakan dan energi tidak dapat dimusnahkan.
C. FUNGSI KALORIMETER
Kalorimeter tidak hanya digunakan untuk mengukur kalor jenis bahan logam,
melainkan dapat juga digunakan untuk keperluan lain yang berkaitan dengan kalor (jumlah
kalor). Beberapa kegunaan Kalorimeter yang lain adalah untuk menunjukkan asas Black,
mengukur kesetaraan kalor listrik, mengukur kalor lebur es, mengukur kalor uap, dan
mengukur kalor jenis cairan.
D. JENIS JENIS KALORIMETER�Kalorimeter dibedakan menjadi 2 yaitu :
1. Kalorimeter Bom
Kalorimeter Bom (Bomb Kalorimeter) adalah alat yang digunakan untuk mengukur
jumlah kalor (nilai kalori) yang dibebaskan pada pembakaran sempurna (dalam 02 berlebih)
suatu senyawa, bahan makanan, bahan bakar. Pengukuran calorimeter bom dilakukan pada
kondisi volume konstan tanpa aliran atau dengan kata lain reaksi pembakaran dilakukan
tanpa menggunakan nyala api melainkan menggunakan gas oksigen sebagai pembakar
dengan volume konstan atau tegangan tinggi. Karena reaksi yang berlangsung dalam
Kalorimeter bom ini merupakan reaksi yang berlangsung pada volume tetap, perubahan
kalor yang terjadi didalam sistem akan sama dengan perubahan energi dalamnya.
Kalorimeter terdiri dari sebuah bom (wadah tempat berlangsungnya reaksi pembakaran,
biasanya terbuat dari bahan stainless steel), dan sejumlah air yang dibatasi dengan wadah
kedap panas. Berikut adalah Bagian bagian kalorimeter Bom :�
Keterangan :
a) Thermometer berguna untuk mengukur suhu
b) Pengaduk berguna untuk mengaduk air pendingin
c) Katup oksigen berguna untuk memasukkan oksigen dari tabung
d) Cawan untuk meletakkan bahan / sampel yang akan di bakar
e) Kawat penyala untuk membakar
f) Bom yaitu tempat terjadinya pembakaran
g) Jacket air yaitu jacket untuk peletakkan bom
Cara Kerja Kalorimeter Bom :
a) Sejumlah tertentu zat yang akan diuji ditempatkan dalam cawan platina dan sebuah
kumparan besi yang diketahui beratnya (yang juga akan dibakar) ditempatkan pula� �
pada cawan platina sedemikian sehingga menempel pada zat yang akan diuji.
b) Kalorimeter bom kemudian ditutup dan tutupnya lalu dikencangkan
c) Setelah itu bom diisi dengan O� � 2 sehingga tekanannya mencapai 25 atm
d) Kemudian bom dimasukkan ke dalam Kalorimeter yang diisi air� �e) Setelah semuanya tersusun, sejumlah tertentu aliran listrik dialirkan ke kawat besi
dan setelah terjadi pembakaran, kenaikan suhu diukur sebagai fungsi waktu setelah
penyalaan. Pada saat pembakaran suhu bomb tinggi, oleh karena itu keseragaman
suhu air disekeliling bomb harus dijaga dengan suatu pengaduk. Selain itu dalam
beberapa hal tertentu diberikan pemanasan dari luar melalui selubung air untuk
menjaga supaya suhu seragam agar kondisi bejana air diabatic.
f) Kapasitas panas (atau harga air) bom, calorimeter, pengaduk, dan thermometer� �
ditentukan dengan percobaan terpisah dengan menggunakan zat yang diketahui
panas pembakarannya dengan tepat (Biasanya asam benzoat).
Contoh Kalorimeter Bom
Contoh Kalorimeter bom adalah Kalorimeter makanan. Kalorimeter makanan adalah
alat untuk menentukan nilai kalor zat makanan karbohidrat, protein, atau lemak.
Alat ini terdiri dari sebuah tabung kaca
yang tingginya kurang lebih 19 cm dan garis
menengahnya kurang lebih 7,5 cm. Bagian
dasarnya melengkung ke atas membentuk
sebuah penyungkup. Penyungkup ini disumbat
dengan sebuah sumbat karet yang berlubang
di bagian tengah. Bagian atas tabung kaca ini
ditutup dengan lempeng ebonit yang bundar.
Di dalam tabung kaca itu terdapat sebuah
pengaduk, yang tangkainya menembus tutup
ebonit, juga terdapat sebuah pipa spiral dari
tembaga. Ujung bawah pipa spiral itu
menembus lubang sumbat karet pada penyungkup dan ujung atasnya menembus tutup
ebonit bagian tengah. Pada tutup ebonit itu masih terdapat lagi sebuah lubang, tempat
untuk memasukkan sebuah termometer ke dalam tabung kaca. Tabung kaca itu diletakkan
di atas sebuah keping asbes dan ditahan oleh 3 buah keping. Keping itu berbentuk bujur
sangkar yang sisinya kurang lebih 9,5 cm. Di bawah keping asbes itu terdapat kabel listrik
yang akan dihubungkan dengan sumber listrik bila digunakan. Di atas keping asbes itu
terdapat sebuah cawan aluminium. Di atas cawan itu tergantung sebuah kawat nikelin yang
berhubungan dengan kabel listrik di bawah keping asbes. Kawat nikelin itulah yang akan
menyalakan makanan dalam cawan bila berpijar oleh arus listrik. Dekat cawan terdapat pipa
logam untuk mengalirkan oksigen.
2. Kalorimeter sederhana / kalorimeter larutan
Pengukuran kalor reaksi selain kalor reaksi pembakaran dapat dilakukan dengan
menggunakan kalorimeter pada tekanan tetap yaitu dengan kalorimeter sederhana yang
dibuat dari gelas stirofoam.Kalorimeter ini biasanya dipakai untuk mengukur kalor reaksi
yang reaksinya berlangsung dalam fase larutan ( misalnya reaksi netralisasi asam basa /�
netralisasi, pelarutan dan pengendapan ).Pada kalorimeter ini, kalor reaksi = jumlah kalor
Gambar : Kalorimeter Makanan
yang diserap / dilepaskan larutan sedangkan kalor yang diserap oleh gelas dan lingkungan
diabaikan.
Dengan : = kapasitas kalor kalorimeter ( J / oC ) atau ( J / K )
= perubahan suhu ( oC atau K )
Jika harga kapasitas kalor kalorimeter sangat kecil maka dapat diabaikan sehingga
perubahan kalor dapat dianggap hanya berakibat pada kenaikan suhu larutan dalam
kalorimeter.
Dengan :
m = Massa air dalam kalorimeter ( g )
c = Kalor jenis air dalam kalorimeter (J / g.oC ) atau ( J / g. K )
= Perubahan suhu ( oC atau K )
Pada kalorimeter ini, reaksi berlangsung pada tekanan tetap ( = nol ) sehingga
perubahan kalor yang terjadi dalam sistem = perubahan entalpinya.
Suatu benda yang mempunyai suhu lebih tinggi dari fluida bila dicelupkan kedalam fluida,
maka benda tersebut akan melepaskan kalor yang akan diserap oleh fluida hingga tercapai
keadaan seimbang (suhu benda = suhu fluida).
Fenomena diatas sesuai dengan azas black yang menyatakan bahwa jumlah kalor
yang dilepaskan oleh benda sama dengan jumlah kalor yang diserap fluida. Jika diukur panas
jenis benda padat berupa logam dengan menggunakan kalorimeter. mula-mula benda dapat
dipanaskan dalam gelas kimia sehingga diasumsikan bahwa tempratur benda sama dengan
tempratur uap. Titik didih air tergantung pada tekanan udara dan kemudian menentukan
titik didih air berdasarkan tabel yang ada massa jenis zat padat dapat dihitung menggunakan
persamaan :
Dengan : = massa benda
= panas jenis benda
= temperatur benda mula-mula (setelah dipanaskan)
= temperatur air mula-mula
= temperatur kalorimeter saat keadaan seimbang
= massa air
= harga air kalorimeter
Adapun untuk menentukan massa air mula-mula ( ) dan massa air setelah di
panaskan ( ) adalah sebagai berikut :
= (Massa kalorimeter + pengaduk + air) (massa kalorimeter + pengaduk)�
(Massa gelas beker + air) (massa gelas beker)�Untuk menentukan harga air kalorimeter (H) dapat ditentukan dengan rumus
sebagai berikut :
Dengan : = massa benda (kg)
= panas jenis benda (J/kg.°K)
= suhu setelah dipanaskan (°K)
= suhu saat setimbang (°K)
= masa benda mula-mula (kg)
= suhu mula-mula (°K)
= Harga air kalorimeter
= 4200 J/kg.K
Didapatkan bahwa kalor merupakan bentuk energi yaitu energi panas. oleh karena
itu pada kalor berlaku hukum setelah energi jika dua buah benda yang suhunya barlainan
hukum kekelan energi jika dua buah benda yang suhunya berlainan disentukan atau
dicampur, benda yang bersuhu tinggi akan melepaskan kalor dan benda yang bersuhu
rendah akan menyerap kalor. banyaknya kalor yang dilepas sama dengan banyaknya kalor
yang diserap. pernyataan ini sesuai dengan pernyataan/azas blask yang menyatakan: Q
lepas = Q terima.
Dimana kalor jenis merupakan perbandingan diantara kapasitas panas dengan massa
benda = c = Q/(M . ∆t)Dimana c adalah kalor jenis, Q adalah jumlah kalor, adalah massa
benda dan ∆T adalah perubahan suhu perubahan suhu ini dapat dicari dengan T2 – T1.
Dimana suhu saat setimbang kurang dengan suhu mula – mula, kalor jenis zat disebut
dengan kalorimeter.
Semakin tinggi suatu benda maka semakin rendah massa benda. kapasitas kalor juga
disebut harga air (H) atau di sebut juga harga air kalorimeter. harga air kalorimeter dapat
ditentukan dengan persamaan rumus yang di dapat melalui persamaan azas black yaitu :
3. Kalorimeter Elektrik
Pada kalorimeter terjadi perubahan energi dari energi listrik menjadi energi sesuai
dengan hukum kekekalan energi yang menyatakan energi tidak dapat diciptakan dan energi
tidak dapat dimusnahkan. Pada percobaan ini kita tidak membuat energi kalor / panas
melainkan kita hanya merubah energi listrik menjadi energi kalor / panas.
Prinsip kerja dari kalorimeter elektrik adalah mengalirkan arus listrik pada kumparan
kawat penghantar yang dimasukan ke dalam air suling. Pada waktu bergerak dalam kawat
penghantar (akibat perbedaan potenial) pembawa muatan bertumbukan dengan atom
logam dan kehilangan energi. Akibatnya pembawa muatan bertumbukan dengan kecepatan
konstan yang sebanding dengan kuat medan listriknya. Tumbukan oleh pembawa muatan
akan menyebabkan logam yang dialiri arus listrik memperoleh energi yaitu energi kalor /
panas.
E. Prinsip Kerja Kalorimeter
Prinsip kerja dari kalorimeter adalah mengalirkan arus listrik pada kumparan kawat
penghantar yang dimasukan ke dalam air suling. Pada waktu bergerak dalam kawat
penghantar (akibat perbedaan potensial) pembawa muatan bertumbukan dengan atom
logam dan kehilangan energi. Akibatnya pembawa muatan bertumbukan dengan kecepatan
konstanyang sebanding dengan kuat medan listriknya. Tumbukan oleh pembawa muatan
akanmenyebabkan logam yang dialiri arus listrik memperoleh energi yaitu energi kalor /
panas.Diketahui bahwa semakin besar nilai tegangan listrik dan arus listrik pada suatu bahan
makatara panas listrik yang dimiliki oleh bahan itu semakin kecil. Kita dapat melihat seolah
pengukuran dengan menggunakan arus kecil menghasilkan nilai yang kecil. Hal
inimerupakan suatu anggapan yang salah karena dalam pengukuran pertama perubahan
suhuyang digunakan sangatlah kecil berbeda dengan data yang menggunakan arus besar.
Tapi jika perubahan suhu itu sama besarnya maka yang berarus kecil yang mempunyai tara
panaslistrik yang besar.
F. Cara Pengukuran
kalorimeter biasanya digunakan untuk mengukur kalor jenis suatu zat. Berikut adalah
cara pengukuran kalor jenis zat menggunakan kalorimeter :
Kalorimeter terdiri atas bejana logam yang jenisnya telah diketahui, dinding
penyekat dari isolator yang berfungsi untuk mencegah terjadinya perambatan kalor ke
lingkungan sekitar thermometer dan pengaduk.
Bejana logam berisi air yang suhu awalnya dapat diketahui dari thermometer. Jika
sebuah bahan yang belum diketahui kalor jenisnya dipanaskan, kemudian, dimasukkan ke
dalam kalorimeter dengan cepat, kalor jenis itu dapat dihitung.
Untuk mempercepat terciptanya keseimbangan termal, bersamaan dengan
dimasukkannya bahan ke dalam kalorimeter, air dalam bejana diaduk. Keseimbangan termal
terjadi jika suhu yang ditunjukkan oleh termometer sudah konstan. Pada saat terjadi
keseimbangan termal itulah kalor jenis bahan dapat dihitung berdasarkan asas black.
Pengukuran kalor jenis dengan kalorimeter didasarkan pada asas Black, yaitu kalor
yang diterima oleh kalorimeter sama dengan kalor yang diberikan oleh zat yang dicari kalor
jenisnya. Hal ini mengandung pengertian jika dua benda yang berbeda suhunya saling
bersentuhan, maka akan menuju kesetimbangan termodinamika. Suhu akhir kedua benda
akan sama.
Dalam penggunaan kalorimeter ini kita membutuhkan termometer untuk mengukur
suhu yang diletakkan pada tutup kalorimeter. Suhu yang tercantum pada thermometer
itulah yang digunakan dan yang menjadi acuan.
Cara mengukur kalor jenis dengan kalorimeter dengan melakukan percobaan sebagai
berikut :
Menimbang massa kalorimeter dan pengaduk (mkal) dengan neraca teknis.
Memasukkan air ke dalam kalorimeter, menimbang kembali massa kalorimeter +
pengaduk + air (mkal + mair) tersebut dengan neraca teknis.
Memasukkan termometer ke dalam kalorimeter, menutup kalorimeter tersebut ,
setelah itu menentukan suhu awal kalorimeter dan air (tk-a). setelah termometer
menyentuh air dalam kalorimeter beberapa saat lamanya.
Menimbang massa logam yang akan ditentukan massa jenisnya (mzat) dengan neraca.
Merebus logam tersebut ke dalam air panas selama kira kira beberapa menit,�
kemudian mengukur suhu air panas tersebut. Dengan mencatat suhu pada
thermometer dan membandingkannya dengan suu awal.
Membuka tutup kalorimeter. Lalu mengangkat pengaduk dan dengan segera logam
yang telah direbus tadi dimasukkan ke dalam kalorimeter dengan menggunakan
penjepit. Lalu menutup kalorimeter dengan segera pula. Mengaduk air dengan
batang pengaduk sampai suhu konstan.
Dari data yang telah didapatkan maka cp logam dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan asas black.
Mengulangi percobaan sebanyak 3 x untuk hasil yang lebih akurat.
G. Pembacaan Hasil dan Penulisan Hasil Pengukuran
Cara membaca hasil pengukuran kalor jenis suatu zat yaitu dengan terlebih dahulu
menghitung kalor jenis zat yang dicari menggunakan persamaan Asas Black, seperti yang
telah dijelaskan diatas. Dengan menggunakan asas Black, kita dapat menghitung kalor jenis
zat
Qair panas = Qair dingin + Qkalorimeter
m1c( Tp Tc) = m2c (Tc Td) + C (Tc-Td)� �
keterangan:
m1 = massa air panas
m2 = massa air dingin
c = kalor jenis air
C = kapasitas kalorimeter
Tp = suhu air panas
Tc = suhu air campuran
Td = suhu air dingin
Penulisan hasil pengukuran kalor jenis suatu zat ditulis dengan satuan
H. Kalibrasi Kalorimeter
Kalibrasi alat kalorimeter dengan membiarkan suhu air dalam kalorimater normal
(kembali ke suhu awal). Apabila air yang berada di suatu gelas kemudian diukur suhunya
dengan menggunakan termometer, kemudian air tersebut dipindahkan ke kalorimeter, lalu
suhunya diukur kembali dengan termometer. Kemudian kita membandingkan suhu
keduanya, apabila suhu air di gelas beda atau berubah maka kalorimeter telah
terkontaminasi. Sedangkan sebaliknya apabila suhu keduanya sama maka kalorimeter sudah
dalam keadaan standar.
TERMOKOPEL
A. Sejarah Termokopel
Pada tahun 1821 ilmuwan Jerman, Thomas Johann Seebeck menemukan fenomena
thermoelectric pertama kali, Ia menghubungkan tembaga dan besi dalam sebuah rangkaian.
Di antara kedua logam tersebut lalu diletakkan jarum kompas.
Gambar : Rangkaian dasar termokopel
Ketika sisi logam (T1) tersebut dipanaskan, jarum kompas ternyata bergerak. Ini di karenakan
aliran listrik yang terjadi pada logam menimbulkan medan magnet. Medan magnet inilah
yang menggerakkan jarum kompas. Fenomena tersebut dikenal dengan efek Seebeck.
B. Pengertian Termokopel
Secara harafiah Termokopel berasal dari kata Thermo yang berarti energi panas dan
Couple yang berarti pertemuan dari dua buah benda.
Termokopel terdiri dari dua konduktor atau termoelemen yang berbeda, dihubungkan� �
menjadi satu rangkaian seperti yang terlihat pada gambar 1. Rangkaian ini kemudian dikenal
dengan nama termokopel (thermocouple), yang merupakan kependekan dari thermo-electri
couple.
Termokopel merupakan salah satu sensor besaran suhu yang terdiri dari sepasang kawat
yang terbuat dari bahan yang berbeda. Kedua kawat tersebut disambungkan pada salah
satu ujungnya sementara ujung yang lain disambungkan ke alat ukur tegangan melalui
kawat tembaga, seperti gambar dibawah ini :
Gambar : Diagram rangkaian termokopel
Kawat yang disambung disebut sambungan ukur (measuring junction) atau sambungan
panas (hot junction) sementara pada ujung yang lain dibiarkan terbuka dan disebut
sambungan acuan (reference junction) atau sambungan dingin (cold junction).
Bagian-Bagian Termkopel
Probe : menghubungkan antara thermometer controller dengan thermocouple.
Stick : yang terdiri dari 2 buah logam, sebagai variabel pendeteksi suhu.
Pemegang : tempat dimana tangan saat melakukan pengukuran.
Termokopel berfungsi untuk mengubah perbedaan suhu kedua sambungan ke
tegangan listrik.
Suatu logam apabila dipanaskan maka akan mengalami pemuaian, baik memuai
panjang maupun memuai lebar (volum). Pemuaian ini diakibatkan oleh pergerakan atom-
atom atau elektron dari suhu tinggi menuju ke suhu yang lebih rendah.Pergerakan ini banyak
sedikitnya atau cepat lambatnya tergantung pada bahan logam itu sendiri, artinya logam satu
dengan logam lainnya memiliki kecepatan muai yang berbeda-beda. Hal ini dapat kita amati
pada bimetal (dua keping logam yang dipadu), ketika bimetal ini dipanaskan maka yang
tadinya lurus akan membengkok kearah logam yang pemuaiannya lebih lambat. Jadi, pada
logam termokopel yang berbeda jenis akan memiliki kecepatan alir elektron yang berbeda
pula, hal inilah yang kemudian menyebabkan beda potensial di ujung-ujung logam tersebut,
yang mana telah dihubungkan ke alat ukur listrik sehingga timbul tegangan listrik di ujung-
ujung logam tersebut.
Output yang dihasilkan adalah tegangan dc. Output dapat diukur menggunakan
voltmeter, tetapi mengharuskan penggunaan eksternal kompensator untuk cold junction
dimana hal ini tidak efisien karena memerlukan penggunaan tabel untuk mengkonversi
tegangan menjadi besaran temperatur. Saat ini output termokopel dihubungkan ke
thermometer controller selain tidak memerlukan media isotermal, kelebihan lain adalah
keluaran termokopel langsung terbaca dalam besaran temperatur
C. Jenis Jenis Termostat�Jenis jenis � termokopel dibagi menjadi 2 spesifikasi utama yaitu
1. Berdasarkan hot junction termokopel pada umumnya dibagi menjadi 3 yaitu:
a. Eksposed junction (dimana kawat termokopel tidak terproteksi tetapi memiliki
waktu tanggap yang cepat)
b. Ungrounded junction (kawat terproteksi dengan baik tetapi memiliki waktu
tanggap yang lebih lambat);
c. Grounded junction (kawat terproteksi dan waktu tanggap cepat).
2. Berdasarkan logam pembentuknya.
Termokopel paduan nikel
a. Tipe E (Chromel - constantan)
Termokopel tipe E terdiri dari nikel dan kromium pada sisi positif
(Thermocouple Grade) sedangkan sisi negatif negatif (Extension Grade) nikel dan
tembaga. Thermocouple ini memiliki output yang besar (68 µV/°C) membuatnya
cocok digunakan pada temperatur antara 0 °C hingga +800 °C. Properti lainnya
tipe E adalah tipe non magnetik.
b. Tipe J (Iron / Constantan)
Termokopel tipe J terdiri dari Besi pada sisi positif (Thermocouple
Grade) sedangkan sisi negatif negatif (Extension Grade) sekitar nikel dan
tembaga. Rentangnya terbatas (-40 hingga +700 °C) tetapi memiliki sensitivitas
sekitar ~52 µV/°C
c. Tipe K (Nikel Chromel)�Termokopel tipe K terdiri dari; nikel dan kromoium pada sisi positif
(Thermocouple Grade) sedangkan sisi negatif negatif (Extension Grade) terdiri
dari nikel dan alumunium. Thermocouple jenis ini sering dipakai pada tujuan
umum dikarenakan cenderung lebih murah. Tersedia untuk rentang suhu 0 °C
hingga +1100 °C.
d. Tipe N (Nicrosil - Nisil)
Termokopel tipe N terdiri dari nikel , 14 kromium dan 1.4 silikon pada sisi positif
(Thermocouple Grade) sedangkan sisi negatif negatif (Extension Grade) nikel,
silicon dan magnesium . Stabil dan tahanan yang tinggi terhadap oksidasi
membuat tipe N cocok untuk pengukuran suhu yang tinggi tanpa platinum. Dapat
mengukur suhu di atas 1200 °C. Sensitifitasnya sekitar 39 µV/°C pada 900 °C,
sedikit di bawah tipe K. Tipe N merupakan perbaikan tipe K.
e. Tipe T (Copper / Constantan)
Termokopel tipe T terdiri dari Tembaga dan pada sisi positif (Thermocouple
Grade) sedangkan sisi negatif negatif (Extension Grade) Constanta. Cocok untuk
pengukuran antara −200 to 350 °C. Konduktor positif terbuat dari tembaga, dan
yang negatif terbuat dari constantan. Sering dipakai sebagai alat pengukur
alternatif sejak penelitian kawat tembaga. Type T memiliki sensitifitas ~43 µV/°C
Termokopel paduan platina / rhodium
Termokopel jenis B, R, dan S menggunakan platinum atau paduan platina / rhodium
untuk setiap konduktor. Termokopel jenis ini adalah termokopel logam mulia yang
memiliki karakteristik yang hampir sama dan termokopel yang paling stabil, tetapi
memiliki sensitivitas yang lebih rendah dibandingkan jenis lainnya, sekitar 10 µV/°C.
Tipe B, R, dan S termokopel biasanya hanya digunakan untuk pengukuran suhu tinggi
(>300 °C).karena biaya yang tinggi dan sensitivitas rendah.
a. Tipe B (Platinum-with 30% Rhodium /Platinum-with 6% Rhodium)
Termokopel tipe B terdiri dari Rhodium dan platinum 30% pada sisi positif
(Thermocouple Grade) sedangkan sisi negatif negatif (Extension Grade)
platinum. Cocok mengukur suhu di atas 1800 °C. Tipe B memberi output yang
sama pada suhu 0 °C hingga 42 °C sehingga tidak dapat dipakai di bawah suhu
50 °C.a
b. Tipe R (Rhodium with Platinum 13% / Platinum )
Termokopel tipe R terdiri dari Rhodium dan platinum 13% pada sisi positif
(Thermocouple Grade) dan sisi negatif negatif (Extension Grade) Platinum. Cocok
mengukur suhu di atas 1600 °C. sensitivitas rendah (10 µV/°C) dan biaya tinggi
membuat mereka tidak cocok dipakai untuk tujuan umum.
c. Tipe S (Platinum with 10% Rhodium/Platinum )
Termokopel tipe S terdiri dari Rhodium dan platinum 10% pada sisi positif
(Thermocouple Grade) dan sisi negatif negatif (Extension Grade) nikel dan
tembaga. Cocok mengukur suhu di atas 1600 °C. sensitivitas rendah (10 µV/°C)
dan biaya tinggi membuat mereka tidak cocok dipakai untuk tujuan umum.
Karena stabilitasnya yang tinggi Tipe S digunakan untuk standar pengukuran titik
leleh emas (1064.43 °C).
D. Prinsip Kerja
Prinsip kerja yang terjadi pada termokopel ialah dilakukan penggabungan dua ujung-
ujung kawat logam (yang dilas) lalu pada titik sambungan tersebut diberikan sebuah sumber
panas untuk menaikkan suhu pada ujung sambungan kawat tersebut.Titik sambungan ujung
kawat ini sering disebut dengan hot junction. Setiap jenis logam apabila dipanaskan pada
temperatur tertentu akan menghasilkan tegangan(beda potensial) yang berbeda-beda.
Artinya apabila suatu kawat konduktor I dipanaskan pada suhu yang sama, kawat konduktor
I akan memiliki tegangan yang berbeda dengan kawat konduktor jenis II, sehingga terjadi
suatu perbedaan tegangan yang dapat diukur. Berikut diberikan gambar penampang
termokopel di bawah ini
Gambar : Prinsip Kerja Termokopel
Apabila sebuah batang logam dipanaskan pada salah satu ujungnya, maka elektron-
elektron yang terdapat pada ujung logam tersebut akan bergerak dan saling mendesak
bertumbukan, sehingga nantinya akan bergerak ke arah ujung logam yang tidak dipanaskan.
Elektron-elektron bergerak, akan membentuk suatu kerumunan dalam suatu daerah yang
disebut daerah kerapatan electron. Kerapatan electron untuk setiap jenis bahan logam
berbeda-beda, Elektron lebih nyaman berada pada daerah dengan kepadatan elekron yang
rendah dari pada kepadatan tinggi, oleh sebab itu electron akan senantiasa bergerak dari
batang logam yang memiliki kepadatan electron tinggi ke batang yang kepadatannya
rendah. Sehingga hal tersebut akan memicu terjadinya perbedaan tegangan antar ujung-
ujung logam yang dipanaskan. Beda tegangan ini memiliki hubungan yang linier dengan
perubahan arus yang membentuk suatu gaya electromagnet (termolistrik). Besaran amper
dari arus listrik yang ditimbulkan oleh ujung-ujung logam tersebut akan dapat dikonversikan
dalam besaran temperatur yang ditunjukkan oleh termokopel.
E. Cara Pengukuran
1) Pastikan kedua kaki pada alat ini berbeda jenisnya (misalnya kromium dengan
aluminium).kromium sebagai kaki dingin, sedangkan aluminium sebagai kaki
panas.
2) Pastikan menghubungkan probe dengan konektor pada bagian atas thermometer
controller
3) Masukkan stik pada objek yang akan diukur temperaturnya dan pastikan tangan
kita berada pada pemegang termokopel
4) Lalu putar kenop posisi ke ⁰C atau ⁰F (tergantung tipe).
5) Layar pada thermometer controller menampilkan angka
6) Untuk mematikan thermometer controller, putar kenop ke OFF.
F. Pembacaan Hasil
Pada termokopel digital, angka hasil pengukuran langsung terlihat.
Pada termokopel analog, menggunakan rumus:
ΔV =S×ΔT
ΔV =perubahan tegangan ( Volt )S = koefisien Seebeck ΔT =perubahan suhu (∘C )
G. Ketelitian Termokopel
Ketelitian dari termokopel bergantung pada jenis termokopel yang digunakan
dan biasanya terdapat petunjuk penggunaan.
H. Kalibrasi Termometer
Setting alat untuk melakukan kalibrasi termokopel yaitu, misal kita sebut saja logam
A dan logam B merupakan bahan logam pada termokopel. Ujung logam A dan B
disambung dan ujung-ujung yang lain dihubungkan ke alat ukur listrik dan dimasukkan
ke dalam kondisi suhu dingin, dan untuk ujung yang dikopel ditempatkan pada kondisi
suhu panas.
Setelah setting alat diatas selesai maka langkah awal adalah mengukur suhu air yang
didalamnya diletakkan bagian persambungan (kopel) dari termokopel dengan
termometer, setelah termometer menunjukkan suhu puncak air maka langkah
selanjutnya adalah mengamati besarnya tegangan yang ditimbulkan termokopel pada
voltmeter. Langkah berikutnya yaitu membandingkan suhu yang ditunjukkan oleh
termometer dengan tegangan yang ditimbulkan termokopel, nilai tegangan itulah
konversi suhu yang diukur. Jadi, nilai tegangan itu setara dengan suhu yang terukur oleh
termometer, sehingga didapatkan nilai tegangan sekian = suhu sekian, dan proses
kalibrasi telah selesai. Dan untuk menentukan suhu berikutnya maka suhu air diturunkan
dan disetarakan dengan tegangan yang timbul, jadi akan didapatkan nilai tegangan dan
nilai suhu pada setiap penurunan suhu air. Proses pengkalibrasian dilakukan seperti
pada langkah awal yaitu, tegangan sekian setara suhu sekian. Hasil akhirnya kita
mendapatkan alat ukur baru yaitu termokopel yang telah sesuai nilainya dengan
termometer yang digunakan untuk mengkalibrasi.
TERMOSTAT
A. Sejarah Termostat
Pertama kali sebuah thermostat control dibuat oleh Cornelius Drebbel sekitar tahun
1620 di Inggris. Dia menciptakan termostat merkuri untuk mengatur suhu inkubator ayam.
kemudian termostat modern dikembangkan di tahun 1830-an oleh Andrew Ure, seorang
ahli kimia Skotlandia, yang menemukan termostat bimetal. Waktu itu suatu pabrik tekstil
membutuhkan alat untuk membuat suhu konstan dan mantap untuk beroperasi secara
optimal, sehingga untuk mencapai hal ini, Ure merancang termostat bimetal, yang mana
akan logam pada thermostat akan membengkok ketika menanggapi peningkatan suhu dan
memotong pasokan energi.
Kemudian Albert Butz menemukan termostat listrik dan dipatenkan pada tahun
1886. Salah satu kegunaan pertama termostat bagi industry adalah dalam regulasi suhu
dalam inkubator unggas. Charles Hearson, seorang insinyur Inggris, yang merancang
inkubator modern pertama untuk telur, yang diambil untuk digunakan pada peternakan
unggas di tahun 1879. Termostat inkubator akurat untuk mengatur suhu sehingga tepat
mensimulasikan pengalaman telur yang menetas secara alami.
B. Pengertian dan Fungsi
Termostat adalah suatu piranti pengatur suhu yang bekerja secara otomatis berdasarkan
prinsip umpan balik. Termostat berfungsi untuk mengendalikan kerja suatu perangkat
lainnya pada suatu ambang suhu tertentu. Alat ini banyak digunakan pada elemen produksi
pada industri maupun rumah tangga. Termostat berasal dari kata Yunani termos panas dan� �
statos berdiri. Termostat bekerja dengan cara beralih dari pemanasan atau pendingin suatu� �
alat atau mengatur aliran perpindahan panas fluida yang diperlukan, untuk menjaga suhu
yang benar. Sebuah termostat bisa menjadi pengontrol suatu unit untuk pemanas atau
pendingin suatu komponen.
Termostat bisa dibangun dalam banyak cara dan dapat menggunakan berbagai
sensor untuk mengukur suhu. Output dari sensor kemudian mengontrol peralatan pemanas
atau pendingin. Thermostat dirancang untuk dapat menunjukkan besarnya suatu besaran
suhu dalam skala pengukuran dan dapat mengendalikan suatu perangkat external dimana
pengendaliannya dapat kita program pada suatu ambang suhu tertentu, sesuai dengan
karakteristik kebutuhan serta karakteristik kerja alat yang akan dikendalikan.
Dalam thermostat dikenal dengan stilah fluktuasi. Fluktuasi adalah kisaran kerja atau
jarak dari on ke off atau sebaliknya, jadi apabila suhu sudah mencapai titik panas/dingin
yang di tentukan termostat akan mati, ketika termostat mati otomatis suhu akan turun,
karena pemanas/pendingin di putuskan arusnya oleh termostat, ketika suhu turun
termostat akan hidup kembali pada titik penurunan suhu, nah disinilah letak fluktuasi
tersebut, berapa derajat jarak atara hidup dan matinya system yang dibuat termostat
tersebut.
C. Jenis jenis Termostat �Termostat memiliki bermacam macam jenis, antara lain :�
1. Termostat Mekanik
Wax Pelet
Gambar : termostat wax pelet
contoh yang paling umum dari teknologi termostat mekanik yang digunakan
saat ini adalah mesin pembakaran sistem pendingin termostat internal yang
digunakan untuk menjaga mesin mendekati suhu operasi optimal dengan
mengatur aliran pendingin ke radiator. Jenis termostat ini beroperasi
menggunakan ruang tertutup (silinder). Silinder ini berisi wax atau semacan lilin,
yang mengembang kalau terkena panas. Ketika wax mengembang, batang dalam
silinder akan bergerak menekan katup termostat untuk membuka.
Suhu mesin yang terlalu dingin akan menyebabkan konsumsi bensin menjadi
boros. Sebaliknya, suhu tinggi membuat kepala silinder mesin melengkung. Di
sinilah peranti termostat memiliki peranan penting agar mesin tidak overheated
dan cepat mencapai suhu optimum.
Termostat memiliki fungsi untuk menjaga kestabilan suhu mesin. Tugasnya
adalah menutup dan membuka sirkulasi aliran air pendingin mesin yang menuju
radiator. Posisi alat ini berada antara mesin dan selang radiator. Ketika suhu
mesin mobil berada di bawah angka ideal, termostat akan menahan aliran air
dari mesin menuju radiator. Saat itu, aliran air akan berputar di dalam blok mesin
saja. Pada suhu air mencapai antara 82 derajat hingga 93 derajat, katup
termostat otomatis akan terbuka kecil.
Begitu pula bila suhu meningkat di atas 93 derajat dan mesin menjadi panas,
termostat akan membuka katupnya lebar-lebar. Air panas pun mengalir masuk
ke radiator untuk didinginkan. Selanjutnya air dari radiator yang telah dingin
disalurkan oleh water pump menuju blok mesin. Katup termostat akan terus
membuka selama mesin panas, dan menutup kembali saat suhu mesin berubah
dingin.
Termostat Pneumatik
Sebuah termostat pneumatik adalah termostat yang mengontrol pemanasan
atau pendinginan sistem melalui serangkaian tabung kontrol berisi udara. Sistem
"kontrol udara" ini merespon perubahan tekanan (karena suhu) dalam tabung
control untuk mengaktifkan pemanasan atau pendinginan jika diperlukan.
Termostat pneumatik ini diciptakan oleh Warren Johnson pada tahun 1895
segera setelah ia menemukan termostat listrik.
Pnumatik thermostat juga menggunakan elemen bimetal sebagai sensor
suhu. Pada desain lain kadang digunakan bulb yang berisi liquid refrigeran.
Tenaga gerak yang ditimbulkan oleh elemen deteksinya digunakan untuk
mengontrol port (katub) udara yang ada di dalam suatu sistem pemipaan
tekanan udara, sehingga tekanan udara dari kompresor dapat mengalir secara
proportional ke suatu alat aktuasi atau operator.
Thermostat Kapsul
Perhatikan gambar yang disebut kapsul adalah benda berbentuk lingkaran
yang ditunjukkan dengan tanda panah. Thermostat ini biasanya digunakan untuk
mesin penetas telur. Cara kerjanya adalah, ketika suhu dalam mesin tetas naik,
maka kapsul akan mengembang dan menyentuh sakelar yang berada di atas
kapsul yang akan memadamkan lampu. Setelah lampu padam, maka suhu dalam
mesin tetas akan turun. Kapsul akan mengempis dan lampu akan kembali
menyala. Dan kejadian itu akan berulang secara terus menerus hingga telur
menetas.
2. Termostat Elektronik Listrik dan Analog
Termostat Bimetal
Termostat bimetal merupakan termostat yang sederhana. Seperti namanya
thermostat ini merupakan thermostat yang bekerja karena bahan logam. Apabila
thermostat mencapai suhu tinggi pada suhu ambangnya maka akan menyebabkan
bimetal tersebut melengkung sehingga kontak listriknya terputus. Terputusnya
kontak listrik menyebabkan suhu setrika menurun dan bersamaan dengan itu
bimetal kembali lurus sehingga kontak listrik terhubung lagi. Dengan cara kerja
alat seperti itu tingkat panas tidak akan melampaui batas panas maksimum yang
ditetapkan, dan menjaga kestabilan suhu.
Termostat Tegangan
Termostat tegangan adalah yang paling sering digunakan untuk pemanas
ruang listrik seperti pemanas alas tiang atau tanur listrik langsung kabel. Jika
tegangan thermostat digunakan, daya sistem (di Amerika Serikat, 120 atau 240
volt) langsung diaktifkan oleh thermostat. Termostat tegangan kadang-kadang
digunakan dalam aplikasi lain, seperti kontrol fan-coil (fan didukung dari
tegangan bertiup melalui kumparan pipa yang baik dipanaskan atau didinginkan
oleh sistem yang lebih besar) unit dalam sistem yang besar menggunakan boiler
terpusat dan pendingin, atau untuk mengontrol pompa sirkulasi dalam aplikasi
pemanasan hydronic.
3. Termostat Elektronik Digital
Termostat digital yang lebih baru memiliki bagian yang bergerak untuk
mengukur suhu dan bukan mengandalkan pada termistor atau perangkat
semikonduktor lain seperti resistensi termometer (resistensi detektor suhu).
Termostat digital menggunakan relay atau perangkat semikonduktor seperti triac
untuk bertindak sebagai saklar untuk mengontrol HVAC unit. Unit dengan relay akan
beroperasi pada sistem millivolt, dan sering membuat terdengar suara "klik" ketika
menyalakan atau mematikan.
Model yang lebih mahal memiliki kontroler PID built-in, sehingga thermostat tahu ke
depan bagaimana sistem akan bereaksi terhadap perintah-perintahnya. Misalnya,
pengaturan suhu di pagi hari pukul 7 pagi harus 21 ° C, memastikan bahwa pada saat
itu suhu akan 21 ° C, di mana termostat konvensional hanya akan mulai bekerja pada
waktu itu. PID kontroler memutuskan pada apa waktu sistem harus diaktifkan untuk
mencapai suhu yang diinginkan pada waktu yang diinginkan. Hal ini juga memastikan
bahwa suhu sangat stabil. Kebanyakan termostat digital digunakan perumahan
umum di Amerika Utara dan Eropa, yang biasanya akan memberikan penghematan
30% energi jika dibiarkan dengan program bawaan mereka; penyesuaian ke default
ini dapat meningkatkan atau mengurangi penghematan energi.
D. Prinsip Kerja Termostat
Pada sistem umpan balik yang menggunakan termostat, tinggi atau rendahnya suhu
yang diatur dibandingkan dengan suatu acuan. Apabila suhu yang diindera tidak tepat sama
dengan suhu acuan, elemen pengindera pada termostat akan bekerja dan kemudian
mengirim isyrat (biasanya berupa isyarat listrik) untuk menurunkan atau menaikkan suhu
sesuai kebutuhan. Sistem umpan balik semacam ini biasanya digunakan pada pengatur suhu
ruangan, setrika listrik, pemanas listrik, dan perangkat yang memerlukan pembatas panas
lainnya.
Termostat bimetal merupakan termostat yang sederhana tetapi sangat efektif. Pada
seterika listrik, misalnya, tingkat panas tertentu akan menyebabkan bimetal tersebut
melengkung sehingga kontak listriknya terputus. Terputusnya kontak listrik menyebabkan
suhu setrika menurun dan bersamaan dengan itu bimetal kembali lurus sehingga kontak
listrik terhubung lagi. Dengan cara kerja alat seperti itu tingkat panas pada setrika tidak akan
melampaui batas panas maksimum yang ditetapkan.
Termostat yang biasa melengkapi kulkas memanfaatkan suatu cairan asiri. Uap cairan ini
akan memberi tekanan yang merupakan umpan balik bagi relai untuk menjalankan atau
mematikan kompresor. Pesawat AC untuk rumah tangga menggunakan termostat yang
memberikan umpan balik berupa selisih tegangan listrik kepada pemanas atau kompresor
pendingin. Untuk gedung besar, lazimnya digunakan termostat pneumantik berupa tabung
tembaga yang berisi udara. Isyarat tekanan-udara akan merupakan umpan balik bagi
pemanas atau kompresor pendingin.
Demikian halnya dengan prinsip kerja thermostat untuk jenis lainnya, yakni untuk
menstabilkan suhu yang kita inginkan dengan batasan dingin atau panas yang kita inginkan
dan tentukan.
E. Cara Pengukuran, Pembacaan Hasil, dan Penulisan Hasil Termostat
Termostat merupakan suatu piranti pengatur suhu yang bekerja secara otomatis
berdasarkan prinsip umpan balik yang digunakan untuk mengendalikan kerja suatu
perangkat lainnya pada suatu ambang suhu tertentu. Sehingga pengukuran yang dilakukan
termostat adalah secara otomatis yang bilamana sudah mencapai suhu yang disetkan pada
tiap-tiap produk barang barang industri, maka termostat akan memberikan isyarat yang�
dibutuhkan oleh komponen pada tiap masing masing barang industri, seperti yang telah�
dijelaskan pada contoh sebelumnya.
Oleh sebab termostat yang bekerja secara otomatis maka pembacaan hasil pengukuran
merupakan kisaran antara suhu ruang sampai suhu ambang yang ditentukan. Misalnya saja
cara kerja termostat pada mesin mobil, Ketika mesin mobil baru dihidupkan suhu air pada
radiator berkisar pada suhu ruang yaitu sekitar 23 C. Ketika mesin mencapai suhu kerja,
temperatur air pada sistem sirkulasi fase pendinginan pun naik hingga 85-90 derajat celsius.
Ketika air dengan temperatur tersebut sampai ke rumah thermostat, thermostat yang oleh
pabrikan diatur untuk membuka pada suhu antara 85-90 derajatpun akan celsius membuka.
Demikian pula penulisan hasil thermostat hanya akan dapat ditentukan berdasarkan kisaran
suhu ambang yang telah ditetapkan, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.
F. Kalibrasi Termostat
Thermostat mempunyai batas cut in dan cut out tertentu. Perbedaan antara batas
cut in dan cut out tergantung dari pengaturanndifferensialnya. Besar kecilnya differensial
tergantung pada penggunaan dan lokasi alat sensor suhu (bulb).
Dalam banyak hal, bila bulb dijepitkan pada evaporator, sehingga temperatur
pendinginan dideteksi secara langsung oleh temperaturevaporator, maka dalam kasus ini
pengaturan differensial harus besar untuk menjaga adanya Short Cycling pada kopresor.� �
Biasanya differensial diatur 8° 10°C. Untuk kasus lain bisa 1° 2°C atau 4° 5°C, tergantung� � �
penempatan bulb. Pengaturan thermostat ada 2 macam, yaitu:
1. Pengaturan Range
Mengatur range adalah cara pengaturan cut in dan cut out thermostat yang
menghasilkan daerah pengaturan amplitudo. Cut on dan cut off akan kembali
bersamaan tetapi dengan differensial yang tetap sama. Biasanya pada baut pengaturan
range ada petunjuk arah putaran baut pengatur range yang memberikan pengaturan
sebagai berikut :
a. Memutar baut searah jarum jam suhu kerja naik�b. Memutar baut rangge melawan jarum jam suhu kerja turun�c. Memutar baut range satu putaran akan mengubah suhu kerja antara 5° 8°C�
2. Pengaturan Diferential
Fungsi utama thermostat adalah menjalankan motor kompresor baik suhu
pendinginan meningkat (naik) pada batas tertentu. Batas ini disebut Cut in temperatur� �
setting dan menghentikan motor kompresor saat suhu pendinginan mencapai titik
terendah sesuai pengaturannya titik suhu terendah ini disebut Cut on temperature� �
setting. Mengatur differensial adalah mengatur kerja thermostat atau mengatur
perbedaan titik cut in dan titik cut out. Perbedaan (differensial) ini tergantung pada
aplikasi atau kondisi pendinginannya. Meskipun begitu perlu berhati-hati waktu
melakukan pengaturan ini sebab bila perbedaan ini terlalu kecil maka sistemnya akan
dapat mengalami short cycle.� �Short cycle adalah selang waktu cut ini dan cut out yang sangat singkat sehingga
kerja kompresor terputus-putus. Hal ini dapat membahayakan kompresor. Namun bila
perbedaan ini terlalu besar maka temperatur pendinginan akan meningkat menjadi
tinggi sebelum terjadi cut in. Hanya dengan banyak berlatih maka akan dapat
menentukan differensial yang tepat sesuai keinginan pada setiap kondisi yang berbeda.
Memutar baud differensial ke dalam, differensial makin kecil dan memutar baud
differensial ke luar, differensial makin besar.
Thermostat diatur pada cut ini + 7°C dan 1°C cut out dengan differensial 6 K.
Thermostat ini dapat diubah rangenya menjadi lebih tinggi atau lebih rendah sesuai
keinginan kita, misalnya diubah menjadi + 10°C cut in dan + 4°C cut out tanpa merubah
differensialnya.
Penentuan setting thermostat dilakukan dengan terlebih dahulu menentukan
temperatur rata-rata yang harus dipertahankan tetap konstan dan juga keinginan atau
keperluan untuk mempunyai temperatur maksimum dan minimum yang dikehendaki.
Bila hal ini sudah didapatkan maka differensial dapat dihitung. Sebaliknya bila
differensialnya yang diketahui, maka untuk menghitung setting thermostatnya (cut in)
dapat dilakukan dengan membagi dua nilai differensial tersebut dan kemudian
menambahkannya dengan temperatur rata-rata yang diinginkan dan kemudian
mengkurangkannya untuk menentukan cut out temperaturnya.
Elemen-elemen Fungsional dari Sistem Termometer
Air raksa Pipa kapiler Skala
Cairan
Temperatur
Besaran yang diukur
Termometer air raksa bekerja dengan air raksa pada tabung bertindak sebagai
elemen perasa utama dan pengubah variabel karena perubahan temperatur
mengakibatkan merkuri dalam tabung akan mengembang naik ke atas yang
ditransmisikan melalui pipa kpiler. Skala bertindak sebagai penyajian data.
Medium yang diukur
Elemen pengubah variabel
Elemen transmisi
data
Elemen penyaji
data
Pengamat Elemen Perasa utama
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1. Termometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur suhu (temperatur),
ataupun perubahan suhu. Istilah termometer berasal dari bahasa Latin thermo yang
berarti panas dan meter yang berarti untuk mengukur. Prinsip kerja termometer ada
bermacam-macam, yang paling umum digunakan adalah termometer air raksa.
Thermometer yang kita kenal sebagai alat pengukur suhu tersebut terdiri dari empat
skala yaitu, skala Celcius,skala Fahrenheit skala Reamur, dan skala Kelvin.
2. Kalorimeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur jumlah kalor yang terlibat
dalam suatu perubahan atau reaksi kimia. Pada kalorimeter terjadi perubahan energi
dari energi listrik menjadi energi kalor sesuai dengan Hukum Kekekalan energi yang
menyatakan energi tidak dapat diciptakan dan energi tidak dapat dimusnahkan.
3. Secara harafiah Termokopel berasal dari kata Thermo yang berarti energi panas dan
Couple yang berarti pertemuan dari dua buah benda. Termokopel terdiri dari dua
konduktor atau termoelemen yang berbeda, dihubungkan menjadi� � satu rangkaian.
Rangkaian ini kemudian dikenal dengan nama termokopel (thermocouple), yang
merupakan kependekan dari thermo-electri couple.
4. Termostat adalah suatu piranti pengatur suhu yang bekerja secara otomatis
berdasarkan prinsip umpan balik. Termostat berfungsi untuk mengendalikan kerja
suatu perangkat lainnya pada suatu ambang suhu tertentu. Alat ini banyak
digunakan pada elemen produksi pada industri maupun rumah tangga.